tugas bahasa indonesia konvensi naskah

27
KONVENSI NASKAH Oleh: 1. Benny Irawan 13010076 2. Desmonthutu Christ Nathanael 13010096 3. Dini Roslika Hertisa 13010103 4. Ekmal Adi Mahardika 13010111 5. Ferry Hardiyansah 13010131

Upload: ekmal-adi-mahardika

Post on 26-Dec-2015

414 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Tugas Bahasa Indonesia tentang Konvensi Naskah

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

KONVENSI NASKAH

Oleh:

1. Benny Irawan 13010076

2. Desmonthutu Christ Nathanael 13010096

3. Dini Roslika Hertisa 13010103

4. Ekmal Adi Mahardika 13010111

5. Ferry Hardiyansah 13010131

Page 2: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “KONVENSI NASKAH” ini, yang kami buat untuk memenuhi tugas

yang telah diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia Bapak Hadi

Purnawan, S.Pd.

Makalah ini disusun dengan harapan agar dapat menambah wawasan dan

ilmu bagi para pembaca dan juga kami selaku penyusun, dan khususnya dapat

membantu para mahasiswa/mahasiswi Akamigas Balongan dalam kegiatan belajar

mengajar tentang “KONVENSI NASKAH”, yang kami susun berdasarkan

pengamatan dari beberapa sumber.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah

membantu kami dalam penyelesaian makalah tentang “KONVENSI NASKAH”

ini, terutama kepada Bapak Hadi Purnawan, S.Pd yang telah membimbing kami

agar kami dapat menyusun makalah yang baik.

Semoga makalah tentang “KONVENSI NASKAH” ini dapat memberikan

banyak manfaat kepada para pembaca. Kami para penyusun juga menyadari

terdapat kelebihan dan kekurangan pada makalah ini. Maka dari itu, kami para

penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca

agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.

Indramayu, 7 Oktober 2014

Page 3: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konvensi Naskah................................................................. 3

2.2 Syarat-Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah................................... 4

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................13

3.2 Saran.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

Page 4: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dari Bangsa Indonesia.

Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa

pemersatu berbagai bahasa daerah yang ada di Indonesia. Namun bahasa

tidak hanya digunakan dalam komunikasi secara lisan, tetapi juga digunakan

dalam komunikasi secara tertulis. Begitu halnya dengan Bahasa Indonesia.

Dalam penggunaannya, Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan baku

Sebagai kalangan yang terpelajar, khususnya mahasiswa kita harus

dapat dengan pandai menuangkan gagasan atau pikiran kita dalam suatu

tulisan. Tak hanya harus dapat pandai memilih kata-kata yang tepat sehingga

dapat merangkai kata menjadi kalimat yang ringkas, jelas dan juga mudah

dipahami. Namun kita juga harus memahami persyaratan-persyaratan formal

yang sudah berdasarkan ketentuan, aturan yang lazim dan sudah disepakati

bersama dalam suatu penulisan agar tampak lebih bagus dengan segala

persyaratan yang meliputi bagian – bagian pelengkap dan kebiasaan

kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan, yang disebut juga

dengan Konvensi Naskah.

Dengan mempelajari konvensi naskah, maka kita dapat menciptakan

tulisan yang indah dalam mengungkapkan gagasan atau pikiran kita kedalam

kata-kata.

Page 5: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan konvensi naskah?

2. Apakah syarat-syarat formal dalam penulisan sebuah naskah?

1.3 Tujuan Penulisan

Pembuatan makalah tentang konvensi naskah ini bertujuan untuk

mengetahui cara-cara penulisan naskah dalam Bahasa Indonesia yang baik

dan benar dan dan menghasilkan tulisan yang indah serta sesuai dengan

aturan yang berlaku yang bertujuan juga untuk menarik minat dari para

pembaca. Selain hal tersebut, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk

memenuhi tugas pembuatan makalah tentang Konvensi Naskah.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat dihasilkan dari pembuatan dan juga membaca

makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pembaca dan khususnya mahasiswa/mahasiswi Akamigas Balongan dapat

mengetahui pengertian dari konvensi naskah.

2. Supaya pembaca dan khususnya mahasiswa/mahasiswi Akamigas

Balongan dapat membuat naskah, khususnya makalah sampai dengan

tugas akhir dengan tulisan yang menarik dan dengan aturan yang baik dan

benar.

Page 6: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konvensi Naskah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konvensi berarti pemufakatan

atau kesepakatan (terutama mengenai adat, tradisi, peraturan, dsb).

Sedangkan naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan atau

karangan seseorang yang belum diterbitkan.

Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah semua

persyaratan formal yang sudah berdasarkan ketentuan, aturan yang lazim dan

sudah disepakati bersama dalam suatu penulisan agar tampak lebih bagus

dengan segala persyaratan yang meliputi bagian – bagian pelengkap dan

kebiasaan kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan.

Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang

dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud

dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan

lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila

sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut

konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak

memenuhi syarat-syarat formalnya.

Jadi dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal, semi

formal, dan non formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub

bab naskah formal yang tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi

formal dan non formal.

Page 7: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

2.2 Syarat-Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah

Sebuah karangan harus memenuhi tiga aspek utama persyaratan formal,

yaitu:

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai

bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan

karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak

membahas sama sekali tentang isi dari karangan tersebut.

Bagian pelengkap pendahuluan ini memiliki beberapa komponen,

yaitu:

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul

Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan

atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah

halaman agak ke atas. Halaman ini hanya tercantum nama karangan,

penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan

identitas pengarang (kelas, nomor induk mahasiswa ), nama lembaga

(jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu

memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.

2. Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.

3. Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.

4. Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,

kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga,

nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau

skripsi).

Page 8: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

5. Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk

karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan

yang tidak terlalu formal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau

skripsi pada halaman judul:

1. Judul diketik dengan huruf kapital.

2. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat.

3. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital.

4. Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah

ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.

5. Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan,

fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf

kapital.

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan

formal:

1. Komposisi tidak menarik.

2. Tidak estetik.

3. Hiasan gambar tidak relevan.

4. Variasi huruf jenis huruf.

5. Kata “ditulis (disusun) oleh.”

6. Kata “NIM/NRP.”

7. Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.

8. Kata-kata yang berisi slogan.

9. Ungkapan emosional.

10. Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.

Page 9: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

b. Halaman Persembahan (Jika Ada)

Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu

halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan

berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan

dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan

halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan (Jika Ada)

Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa

karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing,

pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan

administratif sebagai karya ilmiah.

Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi

tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar

akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua

program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-

kanan dan atas-bawah.Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di

atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang harus dihindarkan:

1. Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.

2. Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.

3. Tulisan melampaui garis tepi.

4. Menulis nama tidak lengkap.

5. Menggunakan huruf yang tidak standar.

6. Tidak mencantumkan gelar akademis.

Page 10: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

d. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi

penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan

ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal

lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.

Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis

ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan

kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:

1. Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,

disertasi, atau laporan formal ilmiah).

3. Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,

disertasi, atau laporan formal ilmiah).

4. Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang,

sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.

5. Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau

organisasi/lembaga yang membantu.

6. Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap

penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.

7. Harapan penulis atas karangan tersebut.

8. Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

Hal-hal yang harus dihindarkan:

1. Menguraikan isi karangan.

2. Mengungkapkan perasaan berlebihan.

3. Menyalahi kaidah bahasa.

4. Menunjukkan sikap kurang percaya diri.

5. Menulis kata pengantar semacam sambutan.

6. Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca

tidak efektif.

Page 11: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

e. Daftar Isi

Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat

garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari

judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk

merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik.

Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f. Daftar Gambar (Jika Ada)

Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar

yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar.

Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.

g. Daftar Tabel (Jika Ada)

Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang

tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel

ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.

B. Bagian Isi Karangan

Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat

dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.

Bagian isi karangan ini memiliki beberapa komponen, yaitu:

a. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab I karangan. Pendahuluan bertujuan

menarik perhatian pembaca, dengan menginfokan masalah apa yang

akan dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar

belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan

teori, dan metode pembahasan.

Page 12: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu

memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-

masing unsur pendahuluan sebagai berikut:

1.  Latar belakang masalah.

2.  Tujuan penulisan berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak

dicapai.

3.  Ruang lingkup masalah berisi pembatasan masalah yang akan

dibahas.

4.  Landasan teori.

5.  Sumber data penulisan berisi data- data yang bersesuaian dengan

pembahasan.

6.  Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode yang

digunakan dalam pembahasan dan teknik penulisan menyajikan cara

pengumpulan data.

Sistematika penulisan berisi gambaran singkat penyajian isi

pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.

b. Tubuh Karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti

karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala

masalah yang akan dibahas secara sistematis. Bagian ini menguraikan

seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas.

Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-

unsur berikut ini:

1. Ketuntasan materi

Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis

pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder

(kajian teoretik) maupun data primer.

Page 13: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

2. Kejelasan uraian/deskripsi yang terbagi tiga yaitu :

a)Kejelasan konsep.

b) Kejelasan bahasa.

c)Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta.

Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan

(ilmiah):

1. Subjektivitas.

2. Pembuktian pendapat tidak mencukupi.

c. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian penutup dari isi karangan dan

merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga

akhir .Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:

1. Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat

ringkasan-ringkasan argumen yang penting yang sejalan dengan

perkembangan dalam tubuh karangan itu.

2. Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi

yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh

karangan itu.

Page 14: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

C. Bagian Pelengkap Penutup

Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal

bagi suatu karangan ilmiah.

Bagian pelengkap penutup ini memiliki beberapa komponen,

yaitu:

a. Daftar pustaka (Bibliografi)

Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul

buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai

pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan

ilmiah harus menggunakan daftar pustaka.

Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:

1. Penulisan nama pengarang dibalik dengan menggunakan koma.

2. Tahun terbit.

3. Judul buku: penulisannya bercetak miring.

4. Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..

5. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah,

jilid, nomor, dan tahun terbit.

Keterangan:

1. Jika disusun dua pengarang, nama pengarang kedua tidak dibalik.

2. Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang

dipakai untuk menggantikan nama pengarang.

3. Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor

yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’

4. Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.

5. Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf

awal nama belakang pengarang.

Page 15: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

b. Lampiran (Apendix)

Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang

fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki.Penyajian

dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika

disertakan dalam uraian.

c. Indeks

Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam

uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad).

d. Riwayat Hidup Penulis

Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat

hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar

riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau

pengarang.

Page 16: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konvensi naskah adalah semua persyaratan formal yang sudah

berdasarkan ketentuan, aturan yang lazim dan sudah disepakati bersama

dalam suatu penulisan agar tampak lebih bagus dengan segala persyaratan

yang meliputi bagian – bagian pelengkap dan kebiasaan kebiasaan yang harus

diikuti dalam dunia kepenulisan.

Berdasarkan persyaratan formal tersebut, dapat dibedakan lagi karya

yang dilakukan secara formal, semi formal dan non formal. Karya formal

sendiri berarti bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang

dituntut oleh konvensi naskah. Untuk semi formal sendiri berarti bahwa suatu

karya tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi

naskah. Sedangkan untuk non formal berarti bahwa suatu karya tidak

memenuhi syarat-syarat formal dari konvensi naskah.

3.2 Saran

Jurnalistik merupakan ilmu terapan yang bisa didapatkan secara otodidak, kursus, baca, dan latihan secara intensif. Namun jika hendak mendalaminya secara keilmuan/akademis, tentu saja harus masuk pendidikan formal. Dalam jurnalistik penyuntingan merupakan sebuah bagian atau proses dari terbitnya sebuah berita atau sebagainya. Dalam mendalami tentang dunia jurnalistik terutama penyuntingan, sangat dituntut pemahaman tentang penggunaan kaidah bahasa Indonesia. Karena hal ini akan menunjang profesionalisme seorang penyunting. Selain itu, pemahaman tentang teori atau ilmu tentang penyuntingan akan sangat bermanfaat.

Page 17: Tugas Bahasa Indonesia Konvensi Naskah

DAFTAR PUSTAKA

Maryani, Yani dkk.2005.Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung:Pustaka Setia

Widjono HS.2007.BAHASA INDONESIA:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.Jakarta:PT Grasindo