tugas anestesi jurnal
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
1/7
Pengalaman pasien yang menjalani kraniotomi terjaga untuk massa intracranial : ekspektasi,
Ingatan, kepuasan, dan hasil fungsional.
Abstrak :
Pendahuluan : Kraniotomi terjaga adalah salah satu tekhnik operasi bedah saraf untuk lesi pada
bagian korteks otak, namun, masih sedikit informasi mengenai pengalaman subjektif pasien padajenis operasi ini. Maka dari itu kami akan mengeksplor mengenai ekspektasi, ingatan, kepuasan
dan hasil fungsional dari operasi kraniotomi terjaga.
Metode : 3 semi struktur interie! menggunakan metode pertanyaan terbuka dan tertutup
dilakukan pada "# pasien $%& orang laki'laki, ( !anita, usia antara %#'&) tahun* yang pertama
kali menjalani operasi kraniotomi di antara tahun "++& dan "++(. & pasien interie! secara
retrospektif dan %( secra prospektif. ata klinis termasuk di dalamnya.
-asil : ema yang mengikuti muncul pada studi ini $%* kebanyakan pasien menunjukkan paham
dengan baik mengenai alasan di balik kraniotomi terjaga, $"* pasien merasa protokol tindakan
anastesi sedang tidur / terjaga / sedang tidur yang digunakan sesuai, $3*kepercayaan diri pasiendan kesiapan pasien pada operasi tinggi, dikaitkan dengan kesiapan dari tim operasil. & dari "#
$"&0* pasien tidak memiliki ingatan telah terjaga. Kebanyakan pasien mendapat pengalaman
positif anastesi dan operasi, ketika minoritas pasien melaporkan merasa sedikit nyeri $"1"#2)0*,
tidak nyaman $31"#2%"0*, ketakutan $1"#2%40* atau klaustrofobia $%1"#20* saat menjalani
operasi. Pada follo! up $# minggu post operasi*, kebanyakan fungsi pasien tidak terganggu,
hanya ada % komplikasi neurologis permanen dari operasi. Kami menemukan "1"# $("0*
pasien puas terhadap pengalaman ini, % pasien tidak memiliki opini dan % pasien merasa tidak
puas. 4 dari "# $%(0* pasien masih melaporkan ketidak nyamanan dan 31"# $%"0* melaporkan
sedikit nyeri pada operasi. 5ingkasan dari reie! literature pada pengalaman pasien dari
kraniotomi terjaga telah digabung.
Kesimpulan : 6tudi ini mengkonfirmasi bah!a kraniotomi terjaga menggunakan protokol
anestesi 7tertidur'terjaga'tertidur8 terbukrti aman dan dapat ditoleransi prosedurnya sesuai
dengan pengalaman kepuasan pasien dan hasil neurologis.
Pendahuluan
Kraniotomi terjaga adalah prosedur operasi massa intrakranial yang terbukti aman untuk region
otak. Pada keadaan ini, pasien sadar dan fungsional nya dapat di tes selama prosedur.
Keuntungan dari operasi kraniotomi terjaga ini adalah operator dapat meminimalisir resiko darikomplikasi neurologis dan mengetes fungsi neurologis selama prosedur reseksi. erdapat banyak
lesi yang memiliki resiko tinggi mengalami defisit permanen berdasarkan lokasinya dan lebih
menerima menggunakan tekhnik operasi ini $9ambar %*. erdasarkan penemuan retrospektif
kelompok'sesuai, perbandingan dari kraniotomi terjaga ersus tertidur, uji coba klinis secara
prospektif acak dilakukan untuk membandingkan ariabel seperti lama ra!at inap, keseluruhan
biaya ra!at, dan kecacatan selama operasi diantara kelompok pasien kraniotomi terjaga dan
tertidur.
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
2/7
;perasi intracranial terjaga dilaksanakan selama 4+ tahun dan terbukti di toleransi pada hampir
semua pasien, beberapa studi menilai pengalaman operasi pasien. anberra dan uniersitas nasional
Australia. 6etiap pasien dilakukan inform konsen.
"." Populasi pasien
Pada studi ini pasien telah di kelompokkan menjadi resiko sedang hingga resiko tinggi defisitneurologis post operasi berdasarkan lokasi patologis intracranial $9ambar %*. & pasien telah
menjalani kraniotomi terjaga sebelumnya sebelum studi ini di mulai dan mereka direkruit secara
retrospektif ia telefon. "% pasien lainnya menjalani operasi setelah studi dimulai dan direkruti
secara prospektif. ari ") pasien tersebut, % pasien tidak termasuk, karena disfasia pada saat
presentasi yang menghalangi interie! yang sesuai, lainnya menolak untuk berpartisipasi. " dari
pasien terdaftar menjalani kraniotomi yang kedua kalinya selama studi ini. ?amun, mereka di
surey hanya berdasarkan pengalaman operasi pertama nya. 5esonansi magnetic $M5* difusi
tensor imaging $I* dari traktus putih subkortikal, ahasa, dan fungsi korteks motoric M5I dan
M5 spektroskopi $M56* telah digunakan sebagai bagian dari preoperatie.
".3 Intra operatif prosedur
Kranitomi terjaga telah dijalankan menggunakan tekhnik anestesi tertidur'terjaga'tertidur dengan
melibatkan propofol dan infus remifentanil $total intraenous anesthesia, I@A* terapi tambahan
adalah klonidin dan deametason. Posisi kepala diatur sedemikian rupa agar paparan selama
operasi optimal, jalur napas pasien, dan kenyamanan pasien. Pada keadaan ini, kepala supinasi
dengan maksimum rotasi kepala 4 derajat, fleksi leher minimal dan alat penyangga bahu
berukuran kecil digunakan. I@A dihentikan kemudian dilakukan fiksasi kepala untuk mengecek
apakah pasien nyaman, kemudian di lanjutkan lagi selama kraniotomi. Bntuk memfasilitasi
kenyamanan pasien selama proses terjaga, pemasangan kateter urin, penggunaan manset tekanan
darah, dan cairan I@ minimal diberikan. Ketika pembukaan dural, kedalaman anestesi diturunkansecara signifikan ke leel sedasi ringan dan prosedur intracranial dilakukan sesuai dengan respon
pasien. Pengecualian pada pasien ke % dengan aneurisma, reseksi dan kliping dilakukan di
ba!ah panduan M5I. 6timulasi korteks langsung tidak digunakan pada studi ini karena
keterbatasan alat dan neurofisiologis. Pasien dengan massa parenkimal menjalani kortikal dan
subkortikal mapping sebelum operasi dengan f'M5I dan I. ata studi ini menggunakan
konjungsi tanpa frame stereotay untuk menolong perencanaan dan memerifikasi lokasi dari
kortikotomi dan lintasan ke lesi. 6aat kortikotomi, dilakukan pengulangan test neurologis selama
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
3/7
operasi oleh anestesi termasuk ekspresi ahasa, membaca, aritmatik, fungsi motoric dan fungsi
sensorik. Ketika pekerjaan intracranial selesai, I@A dilanjutkan dan kraniotomi ditutup dengan
anestesi umum. Proseal Caringeal Mask Air!ay $PCMA* digunakan daripada intubasi
endotrakeal untuk meminimalisir batuk atau iritasi jalan napas selama pasien terbangun 6ebelum
pasien bangun, terapi anestesi tambahan lainnya sering digunakan untuk mengoptimalisasi
kenyamanan pasien termasuk analgesic seperti parasetamol I@ dan parecoib, dan profilaksisanti mual seperti ondansentron. ;perasi selesai dalam jam sejak pembukaan kulit kepala
sampai penutupannya.
". Koleksi data
"..% ata klinis
ata klinis dan demografis diambil dari rekaman 56 dan dimasukkan kedalam lembaran data
Dcel. Australia'modified Karnofsky skala status performansi $AKP6* digunakan untuk
mengukur status fungsional pasien preoperatie dan memonitor progress post operasi. AKP6
adalah %% point skala rating yang menggunakan 3 aspek dari kesehatan pasien $pera!atan diri,
aktiitas dan kerja* dan jarak dari fungsi normal $%++* ke mati $+*. Bntuk beberapa pasien, AKP6
ditentukan sesuai dengan penulis % hari pre'operatif, 3'4 hari post'operatif dan saat # minggu
follo! up.
".." Interie! pasien
Pasien berpartisipasi pada 3 semi stuktural interie! seperti preoperatif, selama operasi dan post
operasi. 6eluruh interie! dilakukan oleh peneliti yang sama. Bntuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan, kuosioner teridiri dari pertanyaan tertutup dengan skala point penilaian 4 dan
pertanyaan terbuka yang sesuai diskusi. Pasien yang direkruit secara prospektif dipanggil %'"
hari sebelum operasi untuk mendapatkan persetujuan, dan interie! part% dilakukan pada saat
itu. Part" dilakukan 3'4 hari setelah operasi dan part 3 pada follo! up $ # minggu post op*.
pasien yang direkruit retrospektif pada studi ini dikirimkan email =uosioner dan lembar
persetujuan, kemudian dilakukan pertemuan untuk melakukan interie! 3 part secara bersamaan
$melalui telepon atau mendatangi rumah sakit*. Bntuk setiap pasien seluruh koleksi data
interie! dierifikasi oleh mereka pada interie! akhir untuk meyakinkan bah!a mereka puas
dengan apa yang mereka katakan.
".4 Analisis
5espon pasien kepada pertanyaan tertutup seperti nyeri, ketidaknyamanan, dan kepuasan
dianalisis menggunakan Eilcoon 5ank'6um test untuk mengidentifikasi perbedaan dari
kelompok retrospektif dan prospektif. idak ada perbedaan signifikan $p F +,+4 leel* dan keduakelompok telah dikumpulkan untuk semua data analisis berikutnya. 5espon pasien kepada
pertanyaan terbuka telah dianalisis menggunakan analisis tematik modifikasi.
3. -asil
3.% Profil pasien
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
4/7
otal "# pasien $%& laki'laki, ( perempuan* yang menjalani kraniotomi terjaga di antara "++& dan
"++( telah terdaftar pada studi ini $table %*. Bsia rata'rata adalah # tahun $antara %#'&)*. erdiri
dari %4 astrositoma, # kaernomas, % anaplastik oligodendroglioma, % serebral neuroblastoma, %
atherosklerotik aneurisma, % arterioenosa fistula dan % metastasis karsinoma paru. Cesi ini
menggerogoti struktur kritis yaitu area roka dan Eernicke, sensoris primer dan area motoric
primer dan insula $gambar %*.
3." -arapan pasien
3.".% Prasangka
Pasien berusaha untuk menghubungkan operasi otak ke pengalaman hidup sebelumnya antara
kerja, media popular atau operasi sebelumnya.
3."." 5eaksi a!al
5eaksi a!al pada kebanyakan pasien adalah mereka syok dan tidak percaya bah!a ide terjaga
tersebut pertama kalinya diuji kepada mereka. ?amun, mereka berharap dengan hal tersebut
dirasakan dalam batas aman dibandingkan dengan standard kraniotomi. -anya ada % pasien yang
berpikir bah!a seluruh operasi otak membuat pasien terjaga, dan kaget ketika mengetahui
bah!a terdapat opsi untuk mendapat operasi tertidur.
3.".3 Perhatian preoperatif
Ketika ditanyakan kepada pasien apakah hal yang paling mereka perhatikan, mereka menja!ab
tentang hasil dari operasi dan komplikasi seperti kematian, kecacatan permanen, dan reseksi
yang kurang optimal. Mereka juga membicarakan mengenai target fungsional setelah operasi,
kebanyakan berharap akan ada peningkatan kemampuan berbicara dan peningkatan fungsi
lainnya.
3.". Protokol anestesi
6eluruh pasien sadar bah!a mereka tidak bias terbangun selama operasi. Ketika ditanyakan
kenapa, respon kebanyakan menyatakan bah!a hal itu akan menjadi tidak penting dan tidak
nyaman. -ampir seluruh pasien merasakan protokol anestesi 7tertidur'terjaga'tertidur8 sesuai
untuk mereka. eberapa pasien acuh tak acuh mengenai protokol anestesi dan merasakan
keputusan terbaik dibuat oleh tim yang mengobati atau berdasarkan keamanan.
3.".4 Persiapan sebelum operasi
6eluruh "# pasien percaya diri dengan operasi dan menyerahkan persiapan operasi ini kepada tim
yang mengobati. Mereka merasa puas dengan jumlah informasi yang diterima dari tim mereka,termasuk diskusi mengenai kranitomi terjaga, tipe dari test selama operasi dan komplikasi yang
kemungkinan terjadi. -al ini berhubungan dengan post operasi ketika pasien ditanyakan apakah
terdapat informasi tambahan yang bias mereka dapatkan berdasarkan pengalaman yang mereka
dapatkan. -ampir semua mengatakan tidak ada informasi tambahan yang dibutuhkan. 3 pasien
mengatakan terlalu banyak informasi preoperatif yang mereka dapatkan. % pasien merasa gentar
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
5/7
dengan data kemungkinan komplikasi operasi yang akan di dapat, tapi mengakui perlunya
mendapat informasi.
3.3 Kajian pasien
Persepi yang merugikan, skala penilaian nya ringan sampai ke tidak ada. 3 dari "# $%"0* pasien
menilai selama operasi sedikit dirasakan ketidaknyamanan, dan "1"# $)0* merasakan sedikitnyeri.sumber nyeri dan ketidak nyamanan selama operasi dikatakan pasien $termasuk a!al
induksi dan masa'masa a!al setelah operasi* adalah kanula intraena $" pasien*, Kasur $%
pasien*, dan Mayfield head >lamp $4 pasien*. dari "# pasien $%4 0* merasakan lebih dari
sedikit ketakutan, dan 31"# mengatakan head'clamp menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa
nyeri. % pasien melaporkan merasakan klaustrofobia dan % pasien merasakan kepanasan. & dari
"# pasien $"&0* tidak memiliki ingatan merasa terjaga selama operasi, )1"# $3%0* sedikit ingat
dan %%1"# $"0* memiliki ingatan besar. Ingatan pasien saat terjaga mengenai keberadaan staff
member, pembicaraanya, dan instruksi yang diberikan oleh tim anestesi dan suasana keberisikan
alat'alat di ruang operasi.
3. Kepuasan pasien
Masa'masa a!al post'op, %+1"# $+0* pasien merasakan sedikit nyeri dan %%1"# $"0*
mengatakan sedikit tidak nyaman. -ampir seluruh pasien mengatakan mereka puas dengan
pengalaman ini, % pasien tidak berkomentar. Pada # minggu post'op dilakukan follo! up, 31"#
$%"0* masih melaporkan perasaan nyeri, dan 41"# $"+0* masih merasakan ketidaknyamanan.
?amun pada saat ini "1"# $("0* pasien merasakan puas pada pengalaman ini, % orang tidak
berkomentar, dan % orang meras tidak puas. %# dari "# $#"0* pasien merasakan kualitas hidup
mereka meningkat setelah menjalani operasi, dan &1"# $"&0* merasakan sama saja dan 31"#
$%"0* merasakan perburukan.
3.4 Indikator hasil klinis
3.4.% efisit neurologis baru post operasi
Pada &1"# $"&0* pasien reseksi operasi dibubah $di stop pada lokasi anatomi dimana ditemukan
kemunculan defisit* karena mendeteksi defisit baru pada saat operasi selama test diulang, dan
hanya terdapat % komplikasi permanen operasi $%1"#2 0* pada keadaan ini $pasien %3 di table
%*: perdarahan intra operatif selama reseksi dari kaernoma besar di insula kiri. erdapat
komplikasi post operatif signifikan yang tidak berhubungan dengan defisit neurologis permanen :
% pasien $ pasien ke ) pada table %* mengalami infeksi pada luka dan serebritis, yang
menghasilkan hemianopia yang terselesaikan saat follo! up. Pasien kedua $pasien %% di table %*
dengan operasi tumor sebelumnya, radiasi dan steroid mendapatkan gangguan penyembuhanluka dan mengalami dehisens dan transien entrikulitis post operasi, berhasil disembuhkan
dengan debridement luka dan antibiotic intraena. Pasien lainnya $pasien %4 pada table %*
mengalami disfasia post op ringan dan dira!at lagi setelah " hari keluar dengan mual dan
muntah. Pasien ini di ra!at secara konseratif dan pada saat follo! up fungsi neurologis intak.
Pasien ke empat $pasien " pada table %* mengalami parsial transien hemianopia berhubungan
dengan edema ringan post operatif yang sembuh dalam # minggu setelah operasi. Komplikasi
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
6/7
anestesi terjadi pada " pasien, yaitu transien apneu selama sedasi untuk local anestesi infiltrasi
kulit pada kedua kasus. Pada keadaan ini, posisi Proseal Caringeal Mask Air!ay gagal
menyediakan jalur napas adekuat untuk entilasi manual dan karena itu endotrakeal intubasi
dibutuhkan sementara. ransien bag'mask entilasi dibutuhkan. Kedua kasus ini berjalan tanpa
kesulitan dan komplikasi.
3.4." Australia'modified Karnofsky performa status
6ebelum operasi, nilai median AKP6 adalah (+ $antara + sampai %++*, a!al post op )4 $antara
4+ / %++*. % dari "# $40* menunjukkan peningkatan, 41"# $%(0* telahmendapat %++ pada
AKP6 saat pre operatif dan tetap sampai follo! up. 3 pasien pada sub'maksimal AKP6 pre
operatif dan tetap pada leel yang sama post op ketika 1"# $%40* menunjukkan perburukan
pada AKP6 nya. 5ata'rata lama ra!at pada keadaan akut setelah operasi adalah 4 hari $antara 3'
% hari*, dengan "'3 pasien pulang langsung ke rumah pada pera!atan akut.
. iskusi
Kraniotomi terjaga disajikan kami untuk pasien dengan lesi yang mengenai atau mele!ati batasregio otak dan yang memiliki resiko tinggi komplikasi operasi jika seluruh operasi dilakukan
dalam keadaan tertidur. 6erebral elektrofisiologi merekam somatosensorik dan bangkitan
potensial motor dapat menguntungkan pada operasi tertidur, seperti merekam umpan balik
gangguan neurofisiologis yang lebih besar dan tidak memberikan spesifik informasi mengenai
ahasa dan fungsi isual atau disfungsi neurologis. & defisit selama operasi ditemui selama
operasi $table %*, # terlibat ahasa atau fungsi isual, dan penghentian segera resejsi pada lokasi
anatomi tersebut, hanya % defisit yang permanen, mendukung keuntungan dari testing terjaga.
Ealaupun, % pasien pada penelitian ini mengalami aneurisma arteri dan fistula A@ dura lainnya
dengan aneurima ena, kami mengakui bah!a ini merupakan indikasi tidak biasa untuk
kraniotomi terjaga, karena ini di indikasikan pada neoplasia konensional. Pasien harus merasa
nyaman pada konsep terjaga selama operasi dan harus berkomunikasi lancar untuk melakukan
test selama operasi. 6tudi ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman pribadi dan hasil
fungsional dari "# pasien yang menjalani operasi kraniotomi terjaga pertama kalinya. 6ecara
keseluruhan pengalaman subjektif dan hasil objektif yang dihasilkan baik. anyak dari data
pencarian kami mengkonfirmasi terdapat " jenis tematik kraniotomi terjaga lainnya yang di
publikasikan selama periode pengumpulan data. Perbandingan parameter studi kami dengan jenis
lainnya pada literature Dnglish peer'reie! menjelaskan pengalaman dari pasien kraniotomi
terjaga di table II. Kunci pesan studi kami di diskusikan disana.
.% Dkspektasi, protokol
Kepercayaan diri pasien mengenai persiapan operasi, dimana kita percaya bias di dapatkan
ketika diskusi pre'operatif dari operasi dasar, anestesi, dan protokol neurologis, merupakan
bagian penting pada kraniotomi terjaga. anyak laporan mengenai protocol 7tertidur'terjaga'
tertidur8 yang dipakai pada studi ini, ditoleransi baik oleh pasien, hanya % studi sebelumnya yang
melihat dari persepsi pasien dari operasi terjaga, dan kami menemukan bah!a operasi
menggunakan protocol tersebut ditoleransi dengan baik $table II*. 6tudi kami mengkonfirmasi
-
7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL
7/7
penemuan itu, hampir semua pasien melaporkan bah!a protocol anestesi ini layak bagi mereka.
eberapa institusi menghindari penggunaan anestesi umum bersamaan, karena hal tersebut dapat
menambah !aktu operasi dan meningkatkan resiko patensi jalan nafas selama fase mekanik
transisi jalan nafas, bukan memilih untuk menjaga pasien terbius tapi masih berespon terhadap
rangsangan sepanjang operasi. Memang, 4 dari & studi di table II menggunakan tehnik 7bius
sadar8 dan hal itu dapat ditoleransi oleh pasien. ?amun, " dari studi ini melaporkan beberapapasien mengalami nyeri yang signifikan dan ketidak nyamanan selama manipulasi dural,
kejadian ini dapat diminimalisir atau dihindaru melalui protocol 7tertidur'terjaga'tertidur8.
." Ingatan