tugas anestesi jurnal

Upload: dea-maulidia

Post on 01-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    1/7

    Pengalaman pasien yang menjalani kraniotomi terjaga untuk massa intracranial : ekspektasi,

    Ingatan, kepuasan, dan hasil fungsional.

    Abstrak :

    Pendahuluan : Kraniotomi terjaga adalah salah satu tekhnik operasi bedah saraf untuk lesi pada

    bagian korteks otak, namun, masih sedikit informasi mengenai pengalaman subjektif pasien padajenis operasi ini. Maka dari itu kami akan mengeksplor mengenai ekspektasi, ingatan, kepuasan

    dan hasil fungsional dari operasi kraniotomi terjaga.

    Metode : 3 semi struktur interie! menggunakan metode pertanyaan terbuka dan tertutup

    dilakukan pada "# pasien $%& orang laki'laki, ( !anita, usia antara %#'&) tahun* yang pertama

    kali menjalani operasi kraniotomi di antara tahun "++& dan "++(. & pasien interie! secara

    retrospektif dan %( secra prospektif. ata klinis termasuk di dalamnya.

    -asil : ema yang mengikuti muncul pada studi ini $%* kebanyakan pasien menunjukkan paham

    dengan baik mengenai alasan di balik kraniotomi terjaga, $"* pasien merasa protokol tindakan

    anastesi sedang tidur / terjaga / sedang tidur yang digunakan sesuai, $3*kepercayaan diri pasiendan kesiapan pasien pada operasi tinggi, dikaitkan dengan kesiapan dari tim operasil. & dari "#

    $"&0* pasien tidak memiliki ingatan telah terjaga. Kebanyakan pasien mendapat pengalaman

    positif anastesi dan operasi, ketika minoritas pasien melaporkan merasa sedikit nyeri $"1"#2)0*,

    tidak nyaman $31"#2%"0*, ketakutan $1"#2%40* atau klaustrofobia $%1"#20* saat menjalani

    operasi. Pada follo! up $# minggu post operasi*, kebanyakan fungsi pasien tidak terganggu,

    hanya ada % komplikasi neurologis permanen dari operasi. Kami menemukan "1"# $("0*

    pasien puas terhadap pengalaman ini, % pasien tidak memiliki opini dan % pasien merasa tidak

    puas. 4 dari "# $%(0* pasien masih melaporkan ketidak nyamanan dan 31"# $%"0* melaporkan

    sedikit nyeri pada operasi. 5ingkasan dari reie! literature pada pengalaman pasien dari

    kraniotomi terjaga telah digabung.

    Kesimpulan : 6tudi ini mengkonfirmasi bah!a kraniotomi terjaga menggunakan protokol

    anestesi 7tertidur'terjaga'tertidur8 terbukrti aman dan dapat ditoleransi prosedurnya sesuai

    dengan pengalaman kepuasan pasien dan hasil neurologis.

    Pendahuluan

    Kraniotomi terjaga adalah prosedur operasi massa intrakranial yang terbukti aman untuk region

    otak. Pada keadaan ini, pasien sadar dan fungsional nya dapat di tes selama prosedur.

    Keuntungan dari operasi kraniotomi terjaga ini adalah operator dapat meminimalisir resiko darikomplikasi neurologis dan mengetes fungsi neurologis selama prosedur reseksi. erdapat banyak

    lesi yang memiliki resiko tinggi mengalami defisit permanen berdasarkan lokasinya dan lebih

    menerima menggunakan tekhnik operasi ini $9ambar %*. erdasarkan penemuan retrospektif

    kelompok'sesuai, perbandingan dari kraniotomi terjaga ersus tertidur, uji coba klinis secara

    prospektif acak dilakukan untuk membandingkan ariabel seperti lama ra!at inap, keseluruhan

    biaya ra!at, dan kecacatan selama operasi diantara kelompok pasien kraniotomi terjaga dan

    tertidur.

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    2/7

    ;perasi intracranial terjaga dilaksanakan selama 4+ tahun dan terbukti di toleransi pada hampir

    semua pasien, beberapa studi menilai pengalaman operasi pasien. anberra dan uniersitas nasional

    Australia. 6etiap pasien dilakukan inform konsen.

    "." Populasi pasien

    Pada studi ini pasien telah di kelompokkan menjadi resiko sedang hingga resiko tinggi defisitneurologis post operasi berdasarkan lokasi patologis intracranial $9ambar %*. & pasien telah

    menjalani kraniotomi terjaga sebelumnya sebelum studi ini di mulai dan mereka direkruit secara

    retrospektif ia telefon. "% pasien lainnya menjalani operasi setelah studi dimulai dan direkruti

    secara prospektif. ari ") pasien tersebut, % pasien tidak termasuk, karena disfasia pada saat

    presentasi yang menghalangi interie! yang sesuai, lainnya menolak untuk berpartisipasi. " dari

    pasien terdaftar menjalani kraniotomi yang kedua kalinya selama studi ini. ?amun, mereka di

    surey hanya berdasarkan pengalaman operasi pertama nya. 5esonansi magnetic $M5* difusi

    tensor imaging $I* dari traktus putih subkortikal, ahasa, dan fungsi korteks motoric M5I dan

    M5 spektroskopi $M56* telah digunakan sebagai bagian dari preoperatie.

    ".3 Intra operatif prosedur

    Kranitomi terjaga telah dijalankan menggunakan tekhnik anestesi tertidur'terjaga'tertidur dengan

    melibatkan propofol dan infus remifentanil $total intraenous anesthesia, I@A* terapi tambahan

    adalah klonidin dan deametason. Posisi kepala diatur sedemikian rupa agar paparan selama

    operasi optimal, jalur napas pasien, dan kenyamanan pasien. Pada keadaan ini, kepala supinasi

    dengan maksimum rotasi kepala 4 derajat, fleksi leher minimal dan alat penyangga bahu

    berukuran kecil digunakan. I@A dihentikan kemudian dilakukan fiksasi kepala untuk mengecek

    apakah pasien nyaman, kemudian di lanjutkan lagi selama kraniotomi. Bntuk memfasilitasi

    kenyamanan pasien selama proses terjaga, pemasangan kateter urin, penggunaan manset tekanan

    darah, dan cairan I@ minimal diberikan. Ketika pembukaan dural, kedalaman anestesi diturunkansecara signifikan ke leel sedasi ringan dan prosedur intracranial dilakukan sesuai dengan respon

    pasien. Pengecualian pada pasien ke % dengan aneurisma, reseksi dan kliping dilakukan di

    ba!ah panduan M5I. 6timulasi korteks langsung tidak digunakan pada studi ini karena

    keterbatasan alat dan neurofisiologis. Pasien dengan massa parenkimal menjalani kortikal dan

    subkortikal mapping sebelum operasi dengan f'M5I dan I. ata studi ini menggunakan

    konjungsi tanpa frame stereotay untuk menolong perencanaan dan memerifikasi lokasi dari

    kortikotomi dan lintasan ke lesi. 6aat kortikotomi, dilakukan pengulangan test neurologis selama

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    3/7

    operasi oleh anestesi termasuk ekspresi ahasa, membaca, aritmatik, fungsi motoric dan fungsi

    sensorik. Ketika pekerjaan intracranial selesai, I@A dilanjutkan dan kraniotomi ditutup dengan

    anestesi umum. Proseal Caringeal Mask Air!ay $PCMA* digunakan daripada intubasi

    endotrakeal untuk meminimalisir batuk atau iritasi jalan napas selama pasien terbangun 6ebelum

    pasien bangun, terapi anestesi tambahan lainnya sering digunakan untuk mengoptimalisasi

    kenyamanan pasien termasuk analgesic seperti parasetamol I@ dan parecoib, dan profilaksisanti mual seperti ondansentron. ;perasi selesai dalam jam sejak pembukaan kulit kepala

    sampai penutupannya.

    ". Koleksi data

    "..% ata klinis

    ata klinis dan demografis diambil dari rekaman 56 dan dimasukkan kedalam lembaran data

    Dcel. Australia'modified Karnofsky skala status performansi $AKP6* digunakan untuk

    mengukur status fungsional pasien preoperatie dan memonitor progress post operasi. AKP6

    adalah %% point skala rating yang menggunakan 3 aspek dari kesehatan pasien $pera!atan diri,

    aktiitas dan kerja* dan jarak dari fungsi normal $%++* ke mati $+*. Bntuk beberapa pasien, AKP6

    ditentukan sesuai dengan penulis % hari pre'operatif, 3'4 hari post'operatif dan saat # minggu

    follo! up.

    ".." Interie! pasien

    Pasien berpartisipasi pada 3 semi stuktural interie! seperti preoperatif, selama operasi dan post

    operasi. 6eluruh interie! dilakukan oleh peneliti yang sama. Bntuk mendapatkan informasi

    yang dibutuhkan, kuosioner teridiri dari pertanyaan tertutup dengan skala point penilaian 4 dan

    pertanyaan terbuka yang sesuai diskusi. Pasien yang direkruit secara prospektif dipanggil %'"

    hari sebelum operasi untuk mendapatkan persetujuan, dan interie! part% dilakukan pada saat

    itu. Part" dilakukan 3'4 hari setelah operasi dan part 3 pada follo! up $ # minggu post op*.

    pasien yang direkruit retrospektif pada studi ini dikirimkan email =uosioner dan lembar

    persetujuan, kemudian dilakukan pertemuan untuk melakukan interie! 3 part secara bersamaan

    $melalui telepon atau mendatangi rumah sakit*. Bntuk setiap pasien seluruh koleksi data

    interie! dierifikasi oleh mereka pada interie! akhir untuk meyakinkan bah!a mereka puas

    dengan apa yang mereka katakan.

    ".4 Analisis

    5espon pasien kepada pertanyaan tertutup seperti nyeri, ketidaknyamanan, dan kepuasan

    dianalisis menggunakan Eilcoon 5ank'6um test untuk mengidentifikasi perbedaan dari

    kelompok retrospektif dan prospektif. idak ada perbedaan signifikan $p F +,+4 leel* dan keduakelompok telah dikumpulkan untuk semua data analisis berikutnya. 5espon pasien kepada

    pertanyaan terbuka telah dianalisis menggunakan analisis tematik modifikasi.

    3. -asil

    3.% Profil pasien

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    4/7

    otal "# pasien $%& laki'laki, ( perempuan* yang menjalani kraniotomi terjaga di antara "++& dan

    "++( telah terdaftar pada studi ini $table %*. Bsia rata'rata adalah # tahun $antara %#'&)*. erdiri

    dari %4 astrositoma, # kaernomas, % anaplastik oligodendroglioma, % serebral neuroblastoma, %

    atherosklerotik aneurisma, % arterioenosa fistula dan % metastasis karsinoma paru. Cesi ini

    menggerogoti struktur kritis yaitu area roka dan Eernicke, sensoris primer dan area motoric

    primer dan insula $gambar %*.

    3." -arapan pasien

    3.".% Prasangka

    Pasien berusaha untuk menghubungkan operasi otak ke pengalaman hidup sebelumnya antara

    kerja, media popular atau operasi sebelumnya.

    3."." 5eaksi a!al

    5eaksi a!al pada kebanyakan pasien adalah mereka syok dan tidak percaya bah!a ide terjaga

    tersebut pertama kalinya diuji kepada mereka. ?amun, mereka berharap dengan hal tersebut

    dirasakan dalam batas aman dibandingkan dengan standard kraniotomi. -anya ada % pasien yang

    berpikir bah!a seluruh operasi otak membuat pasien terjaga, dan kaget ketika mengetahui

    bah!a terdapat opsi untuk mendapat operasi tertidur.

    3.".3 Perhatian preoperatif

    Ketika ditanyakan kepada pasien apakah hal yang paling mereka perhatikan, mereka menja!ab

    tentang hasil dari operasi dan komplikasi seperti kematian, kecacatan permanen, dan reseksi

    yang kurang optimal. Mereka juga membicarakan mengenai target fungsional setelah operasi,

    kebanyakan berharap akan ada peningkatan kemampuan berbicara dan peningkatan fungsi

    lainnya.

    3.". Protokol anestesi

    6eluruh pasien sadar bah!a mereka tidak bias terbangun selama operasi. Ketika ditanyakan

    kenapa, respon kebanyakan menyatakan bah!a hal itu akan menjadi tidak penting dan tidak

    nyaman. -ampir seluruh pasien merasakan protokol anestesi 7tertidur'terjaga'tertidur8 sesuai

    untuk mereka. eberapa pasien acuh tak acuh mengenai protokol anestesi dan merasakan

    keputusan terbaik dibuat oleh tim yang mengobati atau berdasarkan keamanan.

    3.".4 Persiapan sebelum operasi

    6eluruh "# pasien percaya diri dengan operasi dan menyerahkan persiapan operasi ini kepada tim

    yang mengobati. Mereka merasa puas dengan jumlah informasi yang diterima dari tim mereka,termasuk diskusi mengenai kranitomi terjaga, tipe dari test selama operasi dan komplikasi yang

    kemungkinan terjadi. -al ini berhubungan dengan post operasi ketika pasien ditanyakan apakah

    terdapat informasi tambahan yang bias mereka dapatkan berdasarkan pengalaman yang mereka

    dapatkan. -ampir semua mengatakan tidak ada informasi tambahan yang dibutuhkan. 3 pasien

    mengatakan terlalu banyak informasi preoperatif yang mereka dapatkan. % pasien merasa gentar

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    5/7

    dengan data kemungkinan komplikasi operasi yang akan di dapat, tapi mengakui perlunya

    mendapat informasi.

    3.3 Kajian pasien

    Persepi yang merugikan, skala penilaian nya ringan sampai ke tidak ada. 3 dari "# $%"0* pasien

    menilai selama operasi sedikit dirasakan ketidaknyamanan, dan "1"# $)0* merasakan sedikitnyeri.sumber nyeri dan ketidak nyamanan selama operasi dikatakan pasien $termasuk a!al

    induksi dan masa'masa a!al setelah operasi* adalah kanula intraena $" pasien*, Kasur $%

    pasien*, dan Mayfield head >lamp $4 pasien*. dari "# pasien $%4 0* merasakan lebih dari

    sedikit ketakutan, dan 31"# mengatakan head'clamp menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa

    nyeri. % pasien melaporkan merasakan klaustrofobia dan % pasien merasakan kepanasan. & dari

    "# pasien $"&0* tidak memiliki ingatan merasa terjaga selama operasi, )1"# $3%0* sedikit ingat

    dan %%1"# $"0* memiliki ingatan besar. Ingatan pasien saat terjaga mengenai keberadaan staff

    member, pembicaraanya, dan instruksi yang diberikan oleh tim anestesi dan suasana keberisikan

    alat'alat di ruang operasi.

    3. Kepuasan pasien

    Masa'masa a!al post'op, %+1"# $+0* pasien merasakan sedikit nyeri dan %%1"# $"0*

    mengatakan sedikit tidak nyaman. -ampir seluruh pasien mengatakan mereka puas dengan

    pengalaman ini, % pasien tidak berkomentar. Pada # minggu post'op dilakukan follo! up, 31"#

    $%"0* masih melaporkan perasaan nyeri, dan 41"# $"+0* masih merasakan ketidaknyamanan.

    ?amun pada saat ini "1"# $("0* pasien merasakan puas pada pengalaman ini, % orang tidak

    berkomentar, dan % orang meras tidak puas. %# dari "# $#"0* pasien merasakan kualitas hidup

    mereka meningkat setelah menjalani operasi, dan &1"# $"&0* merasakan sama saja dan 31"#

    $%"0* merasakan perburukan.

    3.4 Indikator hasil klinis

    3.4.% efisit neurologis baru post operasi

    Pada &1"# $"&0* pasien reseksi operasi dibubah $di stop pada lokasi anatomi dimana ditemukan

    kemunculan defisit* karena mendeteksi defisit baru pada saat operasi selama test diulang, dan

    hanya terdapat % komplikasi permanen operasi $%1"#2 0* pada keadaan ini $pasien %3 di table

    %*: perdarahan intra operatif selama reseksi dari kaernoma besar di insula kiri. erdapat

    komplikasi post operatif signifikan yang tidak berhubungan dengan defisit neurologis permanen :

    % pasien $ pasien ke ) pada table %* mengalami infeksi pada luka dan serebritis, yang

    menghasilkan hemianopia yang terselesaikan saat follo! up. Pasien kedua $pasien %% di table %*

    dengan operasi tumor sebelumnya, radiasi dan steroid mendapatkan gangguan penyembuhanluka dan mengalami dehisens dan transien entrikulitis post operasi, berhasil disembuhkan

    dengan debridement luka dan antibiotic intraena. Pasien lainnya $pasien %4 pada table %*

    mengalami disfasia post op ringan dan dira!at lagi setelah " hari keluar dengan mual dan

    muntah. Pasien ini di ra!at secara konseratif dan pada saat follo! up fungsi neurologis intak.

    Pasien ke empat $pasien " pada table %* mengalami parsial transien hemianopia berhubungan

    dengan edema ringan post operatif yang sembuh dalam # minggu setelah operasi. Komplikasi

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    6/7

    anestesi terjadi pada " pasien, yaitu transien apneu selama sedasi untuk local anestesi infiltrasi

    kulit pada kedua kasus. Pada keadaan ini, posisi Proseal Caringeal Mask Air!ay gagal

    menyediakan jalur napas adekuat untuk entilasi manual dan karena itu endotrakeal intubasi

    dibutuhkan sementara. ransien bag'mask entilasi dibutuhkan. Kedua kasus ini berjalan tanpa

    kesulitan dan komplikasi.

    3.4." Australia'modified Karnofsky performa status

    6ebelum operasi, nilai median AKP6 adalah (+ $antara + sampai %++*, a!al post op )4 $antara

    4+ / %++*. % dari "# $40* menunjukkan peningkatan, 41"# $%(0* telahmendapat %++ pada

    AKP6 saat pre operatif dan tetap sampai follo! up. 3 pasien pada sub'maksimal AKP6 pre

    operatif dan tetap pada leel yang sama post op ketika 1"# $%40* menunjukkan perburukan

    pada AKP6 nya. 5ata'rata lama ra!at pada keadaan akut setelah operasi adalah 4 hari $antara 3'

    % hari*, dengan "'3 pasien pulang langsung ke rumah pada pera!atan akut.

    . iskusi

    Kraniotomi terjaga disajikan kami untuk pasien dengan lesi yang mengenai atau mele!ati batasregio otak dan yang memiliki resiko tinggi komplikasi operasi jika seluruh operasi dilakukan

    dalam keadaan tertidur. 6erebral elektrofisiologi merekam somatosensorik dan bangkitan

    potensial motor dapat menguntungkan pada operasi tertidur, seperti merekam umpan balik

    gangguan neurofisiologis yang lebih besar dan tidak memberikan spesifik informasi mengenai

    ahasa dan fungsi isual atau disfungsi neurologis. & defisit selama operasi ditemui selama

    operasi $table %*, # terlibat ahasa atau fungsi isual, dan penghentian segera resejsi pada lokasi

    anatomi tersebut, hanya % defisit yang permanen, mendukung keuntungan dari testing terjaga.

    Ealaupun, % pasien pada penelitian ini mengalami aneurisma arteri dan fistula A@ dura lainnya

    dengan aneurima ena, kami mengakui bah!a ini merupakan indikasi tidak biasa untuk

    kraniotomi terjaga, karena ini di indikasikan pada neoplasia konensional. Pasien harus merasa

    nyaman pada konsep terjaga selama operasi dan harus berkomunikasi lancar untuk melakukan

    test selama operasi. 6tudi ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman pribadi dan hasil

    fungsional dari "# pasien yang menjalani operasi kraniotomi terjaga pertama kalinya. 6ecara

    keseluruhan pengalaman subjektif dan hasil objektif yang dihasilkan baik. anyak dari data

    pencarian kami mengkonfirmasi terdapat " jenis tematik kraniotomi terjaga lainnya yang di

    publikasikan selama periode pengumpulan data. Perbandingan parameter studi kami dengan jenis

    lainnya pada literature Dnglish peer'reie! menjelaskan pengalaman dari pasien kraniotomi

    terjaga di table II. Kunci pesan studi kami di diskusikan disana.

    .% Dkspektasi, protokol

    Kepercayaan diri pasien mengenai persiapan operasi, dimana kita percaya bias di dapatkan

    ketika diskusi pre'operatif dari operasi dasar, anestesi, dan protokol neurologis, merupakan

    bagian penting pada kraniotomi terjaga. anyak laporan mengenai protocol 7tertidur'terjaga'

    tertidur8 yang dipakai pada studi ini, ditoleransi baik oleh pasien, hanya % studi sebelumnya yang

    melihat dari persepsi pasien dari operasi terjaga, dan kami menemukan bah!a operasi

    menggunakan protocol tersebut ditoleransi dengan baik $table II*. 6tudi kami mengkonfirmasi

  • 7/26/2019 TUGAS ANESTESI JURNAL

    7/7

    penemuan itu, hampir semua pasien melaporkan bah!a protocol anestesi ini layak bagi mereka.

    eberapa institusi menghindari penggunaan anestesi umum bersamaan, karena hal tersebut dapat

    menambah !aktu operasi dan meningkatkan resiko patensi jalan nafas selama fase mekanik

    transisi jalan nafas, bukan memilih untuk menjaga pasien terbius tapi masih berespon terhadap

    rangsangan sepanjang operasi. Memang, 4 dari & studi di table II menggunakan tehnik 7bius

    sadar8 dan hal itu dapat ditoleransi oleh pasien. ?amun, " dari studi ini melaporkan beberapapasien mengalami nyeri yang signifikan dan ketidak nyamanan selama manipulasi dural,

    kejadian ini dapat diminimalisir atau dihindaru melalui protocol 7tertidur'terjaga'tertidur8.

    ." Ingatan