tugas akhir studi eksperimental 2d runup dan … · 2017. 2. 28. · mulai dari pra-penelitian...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
STUDI EKSPERIMENTAL 2D RUNUP DAN RUNDOWN GELOMBANG
PADA PEREDAM GELOMBANG SISI MIRING BERPORI
OLEH:
ABDUL RAHMAN A
D 111 09 281
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
judul “STUDI EKSPERIMENTAL 2D RUNUP DAN RUNDOWN
GELOMBANG PADA PEREDAM GELOMBANG SISI MIRING
BERPORI” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Selanjutnya dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini , penulis banyak
sekali mendapatkan bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini izinkan kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. Ir H. Lawalenna Samang, MS, M.Eng. selaku Ketua Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Bapak Dr. Tri Harianto, ST. MT. selaku Sekretaris Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
Bapak Dr. Ir. M. Arsyad Thaha, MT.sebagai Dosen Pembimbing I dalam
penyusunan tugas akhir ini.
Bapak Silman Pongmanda, ST, MT. sebagai sebagai Dosen Pembimbing II
dalam penyusunan tugas akhir ini.
Bapak-Ibu staf dosen dan administrasi pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
iv
Bapak Dr.Eng. Mukhsan Putra Hatta, ST, MT. selaku Kepala Laboratorium
Hidrolika Jurusan sipil Fakultas Teknik.
Pak Fadli dan Pak Aswar selaku mahasiswa pascasarjana yang turut
membantu kami dalam persiapan mulai dari pra-penelitian sampai
pengambilan data.
Mas Kurniawan, selaku Laboran laboratorium jurusan sipil Kampus teknik
Gowa.
Wahyuddin darwis partner tugas akhir yang bersama melakukan persiapan
mulai dari pra-penelitian sampai pengambilan data.
Terima Kasih saya juga sampaikan yang sebesar-besarnya kepada HMS FT-
UH.
Saudara-saudara dan teman-teman kami khususnya Sipil Angkatan 09
Universitas Hasanuddin yang selalu memberikan bantuan, dorongan dan
motivasi kepada kami hingga tugas akhir ini selesai.
Saudariku yang telah banyak membantu indah dan yuli.
Terkhusus penulis persembahkan sujud dan rasa terima kasih kami
kepada kedua orang tua Drs. H. Amiruddin dan Hj. Andi Sri yang telah begitu
besar memberikan pengorbanannya baik materi maupun doa demi keberhasilan
penulis.
Penulis sadar bahwa sebagai manusia biasa penulis tidak luput dari segala
kesalahan dan kekurangan sehingga tidak mustahil dalam tugas akhir ini terdapat
kekeliruan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada, kami
akan menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun.
v
Akhirnya kami berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh
yang membacanya, Amin.
Makassar, Mei 2014
Penulis
vi
STUDI EKSPERIMENTAL 2D RUNUP DAN RUNDOWN
GELOMBANG PADA PEREDAM GELOMBANG SISI MIRING
BERPORI
Abdul Rahman A
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar
Email : [email protected]
Abstrak: Peredam gelombang sisi miring berpori adalah breakwater yang dirancang berada tegak
lurus garis pantai berguna untuk melindungi area pantai dari erosi dan abrasi yang disebabkan oleh
energi gelombang.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter-parameter yang
berpengaruh terhadap runup dan rundown pada peredam gelombang serta pengaruh ketebalan dan
besar sudut peredam gelombang terhadap besaran runup dan rundown. Penelitian dengan
pemodelan fisik 2D dilakukan di Laboratorium Hidraulika Teknik Universiats Hasanuddin.Metode
yang digunakan berbasis eksperimental dengan model skala yang digunakan 1:20 karaterisitk
gelombang yang dihasilkan terdiri dari tiga variasi periode dan tinggi gelombang serta kedalaman
air konstan .Tinggi gelombang dan runup/rundown didepan model diukur secara manual .Hasil
penelitian menunjukkan bahwa parameter-parameter yang mempengaruhi runup dan rundown
gelombang pada perdam gelombang sisi miring berpori adalah yang dipengaruhi parameter
struktur terdiri dari ketebalan peredam dan besar sudut peredam, parameter gelombang yang
berpengaruh adalah tinggi gelombang depan struktur dan panjang gelombang . keempat parameter
diatas ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap runup tetapi, tidak signifikan
berpengaruh terhadap rundown gelombang.
Kata kunci : runup , rundown , Peredam gelombang sisi miring berpori
Abstract
Side tilt porous wave absorbers are breakwater designed to be perpendicular the shoreline is
useful to protect coastal areas from erosion and abrasion caused by wave energy .This research
purposed to analyze the parameters that affect the runup and rundown on wave absorbers as well
as the influence of the thickness and wide angle instead of the value runup and rundown. Research
performed by physical modeling in 2D Hydraulics Laboratory Engineering in University of
Hasanuddin.Method used based on experimental with scale models 1:20 waves charateristic
generated consists of three variations of wave height and period and a constant water depth. Wave
height and runup and rundown in front of models measured manually. Results showed that the
parameters affecting the wave runup and rundown on side tilt wave absorbers is influenced porous
structure parameters consist of thickness of absorber and wide of angle, wave parameters that
influence is wave height in front of structure and wavelength. base on above four parameters have
provided a considerable influence on the runup However, no significant effect on the wave
rundown.have provided a considerable influence on the runup However, no significant effect on
the wave rundown
Keyword : runup , rundown , Side tilt porous wave absorber
Dr. Ir. M. Arsyad Thaha, MT
Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Silman Pongmanda, ST, MT
Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… ii
KATA PENGANTAR..........……………………………………………… iii
ABSTRAK....................…………………………………………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xi
DAFTAR NOTASI ……………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………….. ...... I-1
1.2. Rumusan Masalah..................…………………................ I-3
1.3. Pokok Bahasan dan Batasan masalah …............................... I-3
1.3.1. Pokok Bahasan……………………………………… I-3
1.3.2. Batasan Masalah……………………………………. I-3
1.4. Tujuan Penelitian............................................................. I-4
1.5. Manfaat Penelitian..........………………………………….. I-4
1.6. Sistematika Penulisan..........……………………………….. I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beberapa Hasil Penelitian Yang Relevan...………………… II-1
2.2. Beberapa Studi Perforated Breakwater…….………………… II-2
viii
2.3. Landasan Teori............…………………………………...... II-5
2.3.1. Teori Dasar Gelombang..........…………………….. II-5
2.3.2. Klasifikasi Teori Gelombang..…………………….. II-6
2.3.3. Parameter Gelombang……………………………… II-7
2.4. Teori Redaman Gelombang………………………………… II-8
2.5. Gelombang Berdiri Parsial…………………………….…… II-9
2.6. Runup dan rundown Gelombang…………..…….............. II-12
2.7. Hukum Dasar Model……………........……………….……. II-13
2.7.1. Sebangun Geometrik.................................................. II-14
2.7.2. Sebangun Kinematik..............................................… II-15
2.7.3. Sebangun Dinamik .................................................. II-15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………… III-1
3.2. Studi Awal…………………………………….…………… III-1
3.2.1. Saluran Pembangkit Gelombang..…………………. III-1
3.2.2. Unit Pembangkit Gelombang....…………………... III-2
3.2.3. Karakteristik Gelombang…………………………… III-3
3.3. Jenis Penelitian dan Sumber Data…………………………. III-3
3.3.1. Jenis Penelitian……………………………………... III-3
3.3.2. Sumber Data…….………………………………… III-4
3.4. Parameter Yang Diteliti……………………………………. III-4
3.5. Prosedur dan Rancangan Penelitian……………………….. III-5
3.5.1. Prosedur…………………………………………… III-5
ix
3.5.2. Perancangan Penelitian……………………………… III-5
3.5. Pelaksanaan Penelitian……………………………………. III-8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian.............................….……………………… IV-1
4.1.1. Panjang Gelombang………………………………. IV-1
4.1.2. Data Tinggi Gelombang…………………………… IV-1
4.1.3. Data Run-up/Run down Gelombang................….. IV-7
4.1.4. Nilai Irribaren untuk Runup dan Rundown......... IV-11
4.2. Pembahasan.............…..………………………………… IV-15
4.2.1. Hubungan Perbandingan Runup dan Rundown
dengan Bilangan Irribaren untuk tiap Model............ IV-15
4.2.2. Pengaruh (Hi/Lo) Terhadap Nilai Run-Up Dan
Run- Down Gelombang dalam beberapa variasi sudut IV-18
4.2.3. Pengaruh Tebal peredam berpori (S) Terhadap
Runup dan Rundown Gelombang....................... IV-21
4.2.4. Hubungan Parameter tak Berdimensi (Ir.S/L)
dengan Runup dan Rundown Gelombang............. IV-23
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………………………. V-1
5.2 Saran ……………………………………………………… V-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tabel Keuntungan dan kerugian tipe pemecah gelombang .............. II-6
Tabel 3.1. Karateristik Gelombang.................................................................... III-3
Tabel 3.2. Skala Model ...................................................................................... III-8
Tabel 3.3. Nama dan karateristik model yang digunakan .................................. III-8
Tabel 3.4. Rancangan Simulasi Model ............................................................... III-9
Tabel 4.1. Pengamatan tinggi gelombang porositas 80 % sudut 40° ............... IV-3
Tabel 4.2. Pengamatan tinggi gelombang porositas 80 % sudut 450................ IV-4
Tabel 4.3. Pengamatan tinggi gelombang porositas 80 % sudut 500................. IV-5
Tabel 4.4. Pengamatan Runup / Rundown porositas 80 % sudut 40° ................ IV-8
Tabel 4.5. Pengamatan Runup / Rundown porositas 80% sudut 450 ............... IV-9
Tabel 4.6. Pengmatan Runup / Rundown porosiats 80 % sudut 50° ............. IV-10
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Runup / Rundown porositas 80 % sudut 40° .. IV-12
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Runup / Rundown porositas 80% sudut 45° .... IV-13
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Runup / Rundown porositas 80 % sudut 50° ... IV-14
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Perforated-Wall Caison/ Breakwater (Takahashi, 1996 dalam
Indra, 2011)....................................................................................II-1
Gambar 2.2 Sketsa model perforated-wall caisson breakwater : (a) fully
perforated-wal l (b) partially perforated-wall (Suh dkk, 2006
dalam Indra 2011)........................................................................ II-2
Gambar 2.3 Sketsa konfigurasi penelitian Hollow Hemispherical Shape
Artificial Reefs (HSAR) oleh Armono dan Hall 2002 ................. II-3
Gambar 2.4. Sketsa percobaan perforated breakwater oleh Ariyarathne,
2007 (a) Tampak samping (b) Tampak depan ............................. II-4
Gambar 2.5 Sketsa Perforated Skirt Breakwater oleh Andojo dkk 2010 ......... II-5
Gambar 2.6 Gerakan orbital di bawah gelombang di perairan dangkal dan
perairan......... ............................................................................... II-6
Gambar 2.7 Profil gelombang berdiri parsial ................................................ II-10
Gambar 2.8 Definisi Runup Gelombang………………………………..... II-12
Gambar 2.9 Grafik Runup Gelombang.......... .........……………….............. II-13
Gambar 3.1 Tangki Pembangkit Gelombang (Wave Flume).......................... III-1
Gambar 3.2 Unit Pembangkit gelombang tipe flap......................................... III-2
Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Percobaan Penelitian..................................... III-5
Gambar 3.4 Sketsa model Peredam Gelombang Berpori................................ . III-7
Gambar 3.5 Pengukuran porositas bahan.......................................................... III-7
xii
Gambar 3.6 Model peredam Gelombang S-3..................................................... III-9
Gambar 3.7 Penempatan Model pada Flume .................................................... III-10
Gambar 3.7 Mistar Ukur pada Flume ................................................................ III-11
Gambar 4.1 Tinggi gelombang pada model ..................................................... IV-6
Gambar 4.2 Pengukuran gelombang pada model ............................................ IV-6
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan run-up dan run-down relatif untuk
model S-1 ( porositas 80% ) .................................................... IV-16
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan runup dan rundown relatif untuk
model S-2 (porositas 66,5% ) ................................................... IV-14
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan runup dan rundown relatif untuk
model S-3 ( porositas 60% ) ..................................................... IV-15
Gambar 4.6 Grafik pengaruh (Hi/Lo) terhadap terhadap Run-up/Run-down
gelombang variasi sudut model S-1 ( porositas 80% ).............IV-19
Gambar 4.7 Grafik pengaruh (Hi/Lo) terhadap terhadap Run-up/Run-down
gelombang variasi sudut model S-2 (porositas 66,5%) ........... IV-19
Gambar 4.8 Grafik pengaruh (Hi/Lo) terhadap terhadap Run-up/Run-down
gelombang variasi sudut model S-3 (porositas 60%)................ IV-20
Gambar 4.9 Grafik pengaruh tebal peredam berpori (S) terhadap
Run-up/Run-down gelombang ....................................................IV-21
Gambar 4.10 Grafik runup / rundown relatif pengaruh tebal peredam
berpori (S) pada grafik Irribaren................................................IV-22
Gambar 4.11 Grafik Hubungan Parameter tak berdimensi (Ir.S/L) Dengan
Run-up/Run-down Gelombang...................................................IV-23
xiii
DAFTAR ARTI NOTASI DAN SINGKATAN
B : Lebar Struktur
C : Kecepatan rambat gelombang
Ch : Koefisien Chesy
y : Kedalaman air
S : Ketebalan unit peredam
h : Kedalaman laut
η (x,t) : Fluktuasi muka air terhadap muka air diam
a : Amplitudo Gelombang
E : Energi rata-rata gelombang persatuan luas
Ek ; Energi kinetik persatuan lebar panjang gelombang
Ep : Energi potensial persatuan lebar panjang gelombang
Et : Energi total persatuan lebar panjang gelombang
f : Gaya gesek material
g : Percepatan gravitasi bumi
H : Tinggi gelombang
Ha : Tinggi gelombang absorbsi
HB : Tinggi gelombang selebar B (lebar bangunan)
Hi : Tinggi gelombang datang
Hmax : Tinggi gelombang maximum
Hmin : Tinggi gelombang minimum
Hs : Tinggi gelombang berdiri
Hp : Tinggi gelombang parsial
Hr : Tinggi gelombang refleksi
Ht : Tinggi gelombang transmisi
Hw : Tinggi gelombang pada dinding vertikal
k : Bilangan gelombang
Ka : Koefisien absorbsi gelombang
xiv
Kr : Koefisien refleksi gelombang
Kt : Koefisien transmisi gelombang
KEa : Koefisien energi absorbsi gelombang
KEr : Koefisien energi refleksi
KEt : Koefisien energi transmisi
L : Panjang gelombang
na : Skala percepatan model
ng : Skala gravitasi
nh : Skala tinggi model
nL : Skala panjang model
nT : Skala waktu model
P : Panjang alat peredam ombak
P : Transfer energi gelombang rata-rata
ρ : Rapat massa air
t : Waktu penjalaran gelombang
T : Periode gelombang
U : Kecepatan partikel air arah horizontal
u : Percepatan partikel air arah horizontal
V : Kecepatan partikel air arah vertikal
v : Percepatan partikel air arah vertikal
x : Jarak penjalaran gelombang
z : Jarak vertikal suatu titik yang ditinjau terhadap muka air diam
θ : Sudut kemiringan peredam
σ : Frekwensi sudut gelombang
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 2. Tabel Pengamatan Tinggi Gelombang
Lampiran 3. Tabel Pengamatan Runup dan Rundown Gelombang
Lampiran 4. Tabel Pengolahan Data Runup dan Rundown Gelombang
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pantai yang
cukup panjang. Panjang pantai yang dimiliki Indonesia sekitar 81.000 Km.
Indonesia berada pada urutan kedua dunia negara yang memiliki panjang pantai
cukup besar. hal ini merupakan potensi yang sangat baik sekaligus tantangan
untuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Namun tak dapat dipungkiri
bahwa banyaknya pantai di Indonesia yang mengalami kerusakan, contoh
kerusakan pantai yang paling mencolok adalah abrasi pantai. abrasi pantai
umumnya disebabkan oleh gempuran gelombang laut yang dapat menyebabkan
semakin menjoroknya garis pantai ke darat, yang mengakibatkan mundurnya garis
pantai.
Akibat mundurnya garis pantai maka, pembangunan struktur pantai untuk
menjaga garis pantai sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk melindungi garis
pantai dari gempuran ombak atau dengan mereduksi energi gelombang agar tidak
sampai ke daerah pantai. Salah satu struktur pantai yang dapat mereduksi energi
gelombang adalah struktur peredam gelombang atau breakwater.
Peredam Gelombang merupakan bangunan penahan gelombang yang
sangat efektif untuk digunakan sebagai pelindung pantai terhadap abrasi pantai
dengan menghancurkan energi gelombang sebelum mencapai pantai. Belakangan
ini telah banyak penelitian untuk mengembangkan struktur penahan gelombang
I-2
yang efektif yang dapat mereduksi energi gelombang serta memberikan
keuntungan-keuntungan positif. Struktur peredam gelombang telah mengalami
perkembangan yang signifikan sampai saat ini. Struktur peredam gelombang
secara umum dibagi atas dua tipe yaitu:
- “Overtopping Breakwater”, yaitu pemecah gelombang yang
direncanakan dengan memperkenankan atau mengijinkan air
melimpas diatas pemecah gelombang tersebut. Pemecah gelombang
tipe ini biasanya direncanakan apabila daerah yang dilindungi tidak
begitu sensitif terutama terhadap gelombang yang terjadi akibat
adanya overtopping (pemecah gelombang untuk melindungi alur
pelayaran, jetty ataupun groin). Jika pemecah gelombang
direncanakan boleh overtopping, maka lereng pemecah gelombang
bagian dalam (“inner portion”) harus terjamin tidak akan rusak pada
saat terjadi hempasan air pada saat overtopping.
- “Non overtopping breakwater”, yaitu pemecah gelombang yang
direncanakan dengan tidak memperkenankan atau mengiijinkan air
melimpas di atas pemecah gelombang tersebut. Dalam hal ini tinggi
mercu atau puncak pemecah gelombang harus direncanakan atau
ditentukan berdasarkan “wave run-up” yang akan terjadi. Ukuran batu
pelindung bagian lereng dalam, dalam hal ini dapat lebih kecil dari
lapis lindung lereng luar. Kadang-kadang ukuran batu dibuat sama
namun lereng dalam lebih tegak.
I-3
Dari permasalahan-permasalahan tersebut maka kami menuangkan dalam
bentuk penulisan tugas akhir atau skripsi dengan judul :
“STUDI EKSPERIMENTAL 2D RUNUP DAN RUNDOWN GELOMBANG
PADA PEREDAM GELOMBANG SISI MIRING BERPORI”
1.2. Rumusan Masalah
Dari analisa latar belakang diatas maka timbul beberapa perumusan
masalah dalam penelitian Tugas Akhir ini,yaitu:
1. Bagaimana pengaruh antar parameter Runup dan Rundown pada
peredam gelombang sisi miring berpori?
2. Bagaimana pengaruh ketebalan (S) dan sudut (θ) pada peredam
gelombang sisi miring berpori terhadap besaran Runup dan Rundown
gelombang?
1.3 Pokok Bahasan dan Batasan masalah
1.3.1. Pokok Bahasan
Pokok bahasan pada penelitian kali ini adalah mengetahui besaran runup
dan rundown gelombang yang terjadi pada peredam sisi miring berpori.
1.3.2. Batasan Masalah
Berdasarkan fasilitas dan kondisi yang ada, maka batasan penelitian
ditetapkan sebagai berikut :
1. Arah datang gelombang tegak lurus terhadap struktur.
2. Gelombang model yang dibangkitkan adalah gelombang teratur (reguler
wave) belum pecah.
3. Kedalaman air adalah tetap atau konstan
I-4
4. Gaya gelombang terhadap stabilitas model uji tidak dikaji.
5. Fluida yang digunakan dalam flume merupakan air tawar, salinitas dan
pengaruh mineral air tidak diperhitungkan.
6. Model yang digunakan adalah struktur yang di buat dengan sisi miring
yang terbuat dari bahan stainless steel, kemudian dikombinasikan dengan
peredam gelombang bepori berbahan karet sintetis permeable.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan Tugas akhir ini adalah :
1. Untuk menganalisis parameter-parameter yang berpengaruh terhadap
Runup dan Rundown gelombang (limpasan energi gelombang) pada
peredam gelombang sisi miring berpori.
2. Untuk menganalisis pengaruh ketebalan (S) dan sudut (θ) pada
peredam gelombang sisi miring berpori terhadap besaran Runup dan
Rundown gelombang.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini yaitu :
1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan struktur peredam
gelombang.
2. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan peredam gelombang
terhadap besaran runup dan rundown pada grafik Irribaren.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
I-5
1.6. Sistematika Penulisan
Guna memudahkan penyusunan skripsi serta untuk memudahkan pembaca
memahami uraian dan makna secara sistematis, maka skripsi disusun berpedoman
pada pola sebagai berikut;
Bab I : PENDAHULUAN
Merupakan bab yang memberikan penjelasan singkat tugas akhir
ini sebelum memasuki tahap pembahasan.penjelasan pada bab
ini terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penelitian.
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan mengenai kerangka acuan yang
memuat berisi tentang teori singkat yang digunakan dalam
menyelesaikan dan membahas permasalahan penelitian.
Bab III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan langka-langkah sistematis penelitian
terdiri atas lokasi dan waktu penelitian, langkah – langkah
kegiatan penelitian, jenis penelitian, perolehan data, hukum
dasar model, variabel yang diteliti, perancangan model,
perancangan simulasi, bahan dan alat penelitian, dan simulasi
model.
Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan.
I-6
Bab V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup dari keseluruhan isi penelitian berupa
kesimpulan dan saran atas permasalahan yang telah dibahas pada
babsebelumnya.
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan
Perforated wall breakwater pertama kali diusulkan pada tahun 1961 oleh G.
E. Jarlan. Breakwater jenis ini diadopsi dari breakwater bentuk kaison dengan
memodifikasi dinding vertikal bagian depan kaison (yang menghadap ke laut)
diberi perforasi, sedangkan dinding kaison bagian belakang adalah dinding
impermeable. Ruang yang ada diantara dinding depan dan belakang disebut wave
chamber.
Karena kemampuannya dalam menyerap energi gelombang dan stabilitas
yang tinggi terhadap gelombang, tipe kaison tersebut dimanfaatkan dan diadopsi
sebagai seawall dan breakwater. Meskipun pada awalnya perforated wall caisson
(kaison dinding berpori) ditujukan untuk laut yang relatif tenang, pada tahap
selanjutnya sudah dimanfaatkan untuk laut terbuka (Takahashi, 1996).
Gambar 2.1. Perforated-Wall Caison/Breakwater
(Takahashi, 1996 dalam Indra, 2011)
II-2
2.2. Beberapa Studi Perforated Breakwater
Suh dkk (2006) dalam Indra (2011) mengembangkan model numerik untuk
menghitung refleksi dari gelombang irreguler untuk breakwater kaison dengan
perforasi pada sebagian dindingnya. Mereka memodifikasi penelitian sebelumnya
tentang model numerik dari refleksi gelombang reguler pada breakwater kaison
dengan perforasi penuh pada dindingnya. Model numerik tersebut kemudian
diverifikasi dengan melakukan pengujian model fisik di laboratorium.
Dari pengujian model kaison dengan perforasi pada sebagian dindingnya
(partially perforated-wall caisson breakwater) diperoleh bahwa, koefisien refleksi
bernilai minimum baik untuk gelombang regular dan irregular pada saat B/Lc dan
B/Lcs adalah sekitar 0,2 dimana B adalah lebar wave chamber, Lc adalah panjang
gelombang didalam wave chamber dan Lcs adalah panjang gelombang signifikan
didalam wave chamber.
Gambar 2.2 Sketsa model perforated-wall caisson breakwater : (a) fully perforated-wall
(b) partially perforated-wall (Suh dkk, 2006 dalam Indra 2011)
Armono dan Hall 2002 dalam Ariyarathne 2007 dalam Andojo dkk 2010
melakukan penelitian terhadap terumbu karang berongga/Hollow Hemispherical
Shape Artificial Reef (HSAR), mengungkapkan pengurangan tinggi gelombang
II-3
dipengaruhi oleh kecuraman gelombang (wave steepness), kedalaman struktur
yang tenggelam dan geometri karang. Hasil penelitian mengungkapkan sekitar
60% energi gelombang yang datang dapat dikurangi. Konfigurasi penelitian oleh
Armono dan Hall dapat dilihat pada Gambar 2.3 beserta dengan parameter
penelitian, Adapun dalam penelitian tersebut, Armono dan Hall meletakkan
terumbu karang buatan berongga di atas struktur solid.
Gambar 2.3 Sketsa konfigurasi penelitian Hollow Hemispherical Shape Artificial
Reefs (HSAR) oleh Armono dan Hall 2002
Dimana :
B : lebar total dari beberapa terumbu karang
h : jarak dari dasar perairan hingga bagian teratas dari terumbu karang
d : kedalaman perairan
Ariyarathne 2007 dalam Andojo dkk 2010, melakukan penelitian terhadap
Perforated Breakwater. Dimana struktur breakwater terdiri dari struktur masif
dari dasar hingga ke bagian atas breakwater dengan bagian perforasi pada bagian
atas (gambar 2.4), Ariyarathne menemukan refleksi, transmisi dan energy disipasi
tergantung pada parameter B/L, dimana B adalah lebar struktur dan L adalah
panjang gelombang. Untuk kondisi gelombang yang diuji, energi disipasi berkisar
antara 56% dan 78%, dan untuk lebih dari 75% dari kasus yang diuji, energi
disipasinya di atas 69%. Ini berarti struktur sangat efektif untuk energy disipasi.
II-4
Sementara koefisien refleksi menurun dengan meningkatnya B/L sampai sekitar
0,225 dan nilai koefisien refleksi mulai meningkat kembali. Koefisien refleksi
minimum terjadi pada B/L ≈ 0,2 - 0,25. Hal ini sejalan dengan Kondo (1979),
Suh, dkk. (2006) dan Hagiwara (1984).
Gambar 2.4. Sketsa percobaan perforated breakwater
(a) Tampak samping (b) Tampak depan
( Sumber : Ariyarathne, 2007 )
Sementara itu Andojo Wurjanto, Harman Ajiwibowo, dan Rahmat
Zamzami 2010 dalam Jurnal Teknik Sipil vol.17 no.3 Desember 2010 Jurusan
Ilmu Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung,
meneliti Perforated Skirt Breakwater. Andojo dkk mendapatkan semakin besar
nilai draft breakwater (S), maka nilai koefisien transmisi semakin kecil (KT) atau
semakin besar energi disipasi yang terjadi. Semakin kecil nilai koefisien KT
berarti semakin baik fungsi dari breakwater. Sketsa Penelitian Andojo dkk dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
II-5
a.
b.
c.
d.
a.Tampak Samping b. Tampak Depan
Gambar 2.5 Sketsa Perforated Skirt Breakwater oleh Andojo dkk 2010
2.3. Landasan Teori
2.3.1 Teori Dasar Gelombang
Bentuk gelombang di alam sangat kompleks dan sulit digambarkan
secara matematis karena ketidak-linieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk
yang random. Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang
yang sederhana dan merupakan pendekatan gelombang alam.
Untuk menjelaskan fenomena gelombang laut para ilmuwan telah
mengembangkan beberapa teori gelombang, antara lain sebagai berikut :
1. Teori gelombang linier (Airy Wave Theory, Small-Amplitude Wave Theory)
2. Teori gelombang non linier (Finite-Amplitude Wave Theories), diantaranya :
Gelombang Stokes orde 2, orde 3, orde 4 dan seterusnya.
Gelombang Cnoidal
Gelombang Dean Stream Function
Gelombang Solitary
II-6
Masing-masing teori tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang
berbeda. Teori gelombang Airy merupakan gelombang amplitudo kecil, sedang
teori yang lain adalah gelombang amplitudo terbatas (finite amplitudo waves).
2.3.2 Klasifikasi teori gelombang
Jika ditinjau dari kedalaman perairan dimana gelombang menjalar, maka
gelombang dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu gelombang air dangkal, transisi
dan air dalam. Batasan dari ketiga kategori tersebut didasarkan pada rasio antara
kedalaman dan panjang gelombang (d/L). Batasan penggunaannya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Batasan gelombang air dangkal, air transisi dan air dalam
Kategori gelombang d/L 2πd/L Tanh(2πd/L)
Air dalam
Air transisi
Air dangkal
> 0,5
0,05 – 0,5
< 0,05
> π
0,25 – π
< 0,25
1
Tanh(2πd/L)
2πd/L
Sumber: Teknik Pantai(Triatmodjo, 1999)
Dalam gelombang terdapat partikel-partikel air yang berubah selama penjalaran
gelombang dari laut dalam sampai laut dangkal. Bentuk partikel yang terdapat
dalam gelombang yang bergerak menuju laut dangkal digambarkan pada gambar
berikut.
Gambar 2.6 Gerakan orbital di bawah gelombang di perairan dangkal dan
perairan dalam (Shore Protection Manual, 1984).
II-7
2.3.3 Parameter Gelombang
Berdasarkan teori Airy maka gerak gelombang dianggap sebagai kurva
sinus harmonis (sinusiodal progressive wave), gelombang dapat dijelaskan secara
geometris (Triatmojo, 1999) berdasarkan :
a. Tinggi gelombang (H), yaitu jarak antara puncak dan lembah gelombang
dalam satu periode gelombang.
b. Panjang gelombang (L), jarak antara dua puncak gelombang yang berurutan.
oL
dgTL
2tanh
2
2
(2.1)
Dengan menggunakan cara iterasi maka persamaan (2.1) dapat
diselesaikan untuk menentukan panjang gelombang (L). Pada persamaan (2.1)
diperlukan panjang gelombang awal (Lo) dengan menggunakan persamaan
berikut:
256,1 TLo (2.2)
c. Jarak antara muka air rerata dan dasar laut (d) atau kedalaman laut.
Ketiga parameter tersebut diatas digunakan untuk menentukan parameter
gelombang lainnya, seperti :
a. Kemiringan gelombang (wave steepness) = H/L
b. Ketinggian relatif (relative height) = H/d
c. Kedalaman relatif (relative depth) = d/L
Parameter penting lainnya seperti :
Amplitudo gelombang (A), biasanya diambil setengah tinggi
gelombang (2
H),
II-8
Periode gelombang (T), yaitu interval waktu yang dibutuhkan antara
2 puncak gelombang (wave crest),
Frekuensi (f), yaitu jumlah puncak gelombang yang melewati titik
tetap per-detik. Frekuensi berbanding terbalik dengan periode,
Tf
1 . Satu periode gelombang dapat juga dinyatakan dalam ukuran
sudut (θ) = 2π seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.
2.4 Teori Redaman Gelombang
Gelombang yang menjalar melalui suatu rintangan, sebagian dari energi
gelombang akan dihancurkan melalui proses gesekan, turbulensi dan gelombang
pecah, dan sisanya akan dipantulkan (refleksi), dihancurkan (disipasi) dan yang
diteruskan (transmisi) tergantung dari karakteristik gelombang datang (periode,
tinggi gelombang dan panjang gelombang), tipe perlindungan pantai (permukaan
halus atau kasar) dan dimensi serta geometri perlindungan (kemiringan, elevasi
dan lebar halangan) serta kondisi lingkungan setempat (kedalaman air dan kontur
dasar pantai) (CERC, 1984). Parameter refleksi gelombang biasanya dinyatakan
dalam bentuk koefisien refleksi (Kr) yang didefinisikan sebagai berikut :
Kr = Hi
Hr =
Ei
Er................................................................................
(2.3)
Dimana energi refleksi Er = pgHr8
1² dan energi gelombang datang adalah
Ei = pgHi8
1² dengan adalah rapat massa zat cair dan g adalah percepatan
II-9
gravitasi. Nilai Kr berkisar dari 1,0 untuk refleksi total dan 0 untuk tidak ada
refleksi. Sedangkan koefisien transmisi (Kt) dihitung dengan persamaan berikut :
Kt = Hi
Ht =
Ei
Et................................................................................. (2.4)
Dimana energi gelombang transmisi adalah Et = pgHt8
1²
Menurut Horikawa (1978) bahwa besarnya energi gelombang yang
didipasikan (dihancurkan/diredam) adalah besarnya energi gelombang datang
dikurangi energi gelombang yang ditransmisikan dan direflesikan (Kd = 1-Kr-Kt).
2.5 Gelombang Berdiri Parsial
Apabila gelombang yang merambat melewati suatu penghalang, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan kembali oleh penghalang tersebut. Apabila
pemantulanya sempurna atau gelombang datang dipantulkan seluruhnya, maka
tinggi gelombang di depan penghalang menjadi dua kali tinggi gelombang datang
dan disebut gelombang berdiri (standing wave). Akan tetapi jika penghalang
memiliki porositas atau tidak dapat memantulkan secara sempurna, maka tinggi
gelombang di depan penghalang akan kurang dari dua kali tinggi gelombang
datang dan pada kondisi ini disebut gelombang berdiri parsial (sebagian). Contoh
kejadian gelombang parsial adalah gelombang yang membentur pantai atau
pemecah gelombang (breakwater) mengalami pemantulan energi yang tidak
sempurna.
Jika suatu gelombang yang mengalami pemantulan yang tidak sempurna
membentur suatu penghalang, maka tinggi gelombang datang Hi akan lebih besar
II-10
dari tinggi gelombang yang direfleksikan Hr. Periode gelombang datang dan yang
dipantulkan adalah sama, sehingga panjang gelombangnya juga sama. Profil
gelombang total di depan penghalang adalah (Dean dan Dalrymple, 1994) :
tkxH
tkxH ri cos
2cos
2.......................................... (2.5)
Karena pemantulan yang tidak sempurna, menyebabkan tidak ada node
yang sebenarnya dari profil gelombang tersebut. Profil gelombang untuk
gelombang berdiri parsial ini dapat dilihat pada (Gambar 2.6).
Untuk memisahkan tinggi gelombang datang dan tinggi gelombang yang
direfleksikan, maka Persamaan (2.5) ditulis dalam bentuk lain seperti berikut :
tkxtkxH
tkxtkxH ri
t sin).sin(cos).cos(2
sin.sincoscos2
............................................................................................................................
(2.6)
tkxH
kxH
tkxH
kxH riri
t sin)sin(2
sin2
cos)cos(2
cos2
..................................................................................................................................
(2.7)
Gambar 2.7 Profil gelombang berdiri parsial
Hmax Hminx
L/4 L/4
Selubung atas (upper emplope)
Selubung bawah (lower
II-11
Dengan menguraikan persamaan (2.6) dan (2.7) diperoleh elevasi muka air
maksimum dan minimum untuk gelombang berdiri sebagian seperti berikut
(Pao’tonan.C, 2006) :
2
max
ri
t
HH ................................................................................. (2.8)
2
min
ri
t
HH ................................................................................. (2.9)
Dengan mengeliminasi Persamaan (2.21) dan (2.22) diperoleh :
2
minmax HHH i
............................................................................. (2.10)
2
minmax HHH r
............................................................................. (2.11)
Jika gelombang datang menghantam penghalang sebagian ditransmisikan,
maka gelombang yang lewatpun akan mengalami hal yang sama seperti ketika
membentur penghalang. Apabila gelombang yang ditransmisikan terhalang oleh
suatu penghalang, maka tinggi gelombang transmisi Ht dapat dihitung dengan
rumus :
2
minmax tt
t
HHH
.................................................................
(2.12)
Dengan demikian untuk eksperimen di laboratorium, dilakukan
pengukuran pada beberapa titik baik di depan model maupun di belakang model
guna menentukan tinggi gelombang maksimum dan minimum. Selanjutnya
dengan menggunakan persamaan (2.10) sampai (2.12) tinggi gelombang datang,
reflkesi dan transmisi dapat dihitung.
II-12
2.6 Runup dan Rundown Gelombang
Pada saat gelombang membentur penghalang dengan sisi miring, maka
sebagian energi gelombang diubah menjadi gerakan air yang meluncur ke lereng
penghalang, setelah mencapai elevasi maksimum akan terjadi aliran balik
(rundown) akibat pengaruh gravitasi. Runup tergantung pada bentuk dan
kekasaran bangunan, kedalaman air pada kaki bangunan, kemiringan dasar laut
depan bangunan, dan karakteristik gelombang (Bambang Triadmodjo,2012)..
Gambar 2.8 Definisi Runup
Berbagai penelitian tentang runup gelombang telah dilakukan di
laboratorium. Hasil penelitian tersebut berupa grafik-grafik yang dapat digunakan
untuk menentukan tinggi runup. Hasil percobaan yang paling sering digunakan
dalam penentuan tinggi runup gelombang pada bangunan miring adalah hasil
percobaan Irribaren.
II-13
5,0
0 )/( r
LH
tg I
............................................................................. (2.12)
Dengan Ir : bilangan Irribaren
θ : Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
H : tinggi gelombang di lokasi bangunan
L0 : panjang gelombang
Gambar 2.9 Grafik Runup Gelombang
Grafik tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung rundown (Rd), yaitu
turunnya permukaan air karena gelombang pada sisi bangunan pantai.
2.7 Hukum Dasar Model
Konsep dasar pemodelan dengan bantuan skala model adalah membentuk
kembali masalah atau fenomena yang ada di prototipe dalam skala yang lebih
kecil, sehingga fenomena yang terjadi di model akan sebangun (mirip) dengan
II-14
yang ada di prototipe. Kesebangunan yang dimaksud adalah berupa sebangun
geometrik, sebangun kinematik dan sebangun dinamik (Nur Yuwono, 1996).
Hubungan antara model dan prototipe diturunkan dengan skala, untuk
masing-masing parameter mempunyai skala tersendiri dan besarnya tidak sama.
Skala dapat disefinisikan sebagai rasio antara nilai yang ada di prototipe dengan
nilai parameter tersebut pada model.
2.7.1 Sebangun Geometrik
Sebangun geometrik adalah suatu kesebangunan dimana bentuk yang ada
di model sama dengan bentuk prototipe tetapi ukuran bisa berbeda. Perbandingan
antara semua ukuran panjang antara model dan prototipe adalah sama. Ada dua
macam kesebangunan geometrik, yaitu sebangun geometrik sempurna (tanpa
distorsi) dan sebangun geometrik dengan distorsi (distorted). Pada sebangun
geometrik sempurna skala panjang arah horisontal (skala panjang) dan skala
panjang arah vertikal (skala tinggi) adalah sama, sedangkan pada distorted model
skala panjang dan skala tinggi tidak sama. Jika memungkinkan sebaiknya skala
dibuat tanpa distorsi, namun jika terpaksa, maka skala dapat dibuat distorsi.
Sebangun geometrik dapat dinyatakan dalam bentuk :
m
p
LL
Ln ........................................................................................... (2.13)
m
p
hh
hn ........................................................................................... (2.14)
Dengan :
nL = skala panjang
nh = skala tinggi
II-15
Lp = ukuran panjang prototipe
Lm = ukuran panjang model
hp = ukuran tinggi pada prototipe
hm = ukuran tinggi pada model
2.7.2 Sebangun kinematik
Sebangun kinematik adalah kesebangunan yang memenuhi kriteria
sebangun geometrik dan perbandingan kecepatan dan percepatan aliran di dua
titik pada model dan prototipe pada arah yang sama adalah sama besar. Pada
model tanpa distorsi, perbandingan kecepatan dan percepatan pada semua arah
arah adalah sama, sedangkan pada model dengan distorsi perbandingan yang sama
hanya pada arah tertentu saja, yaitu pada arah vertikal atau horisontal. Oleh sebab
itu pada permasalahan yang menyangkut tiga dimensi sebaiknya tidak
menggunakan distorted model. Skala kecepatan diberi notasi nu, skala percepatan
na, dan skala waktu nT didefinisikan sebagai berikut :
T
L
m
p
un
n
u
un .................................................................................. (2.15)
2T
L
m
p
an
n
a
an ................................................................................. (2.16)
T
L
m
p
Qn
n
Q
Qn
3
................................................................................ (2.17)
m
p
TT
Tn ........................................................................................... (2.18)
II-16
2.7.3 Sebangun dinamik
Sebangun dinamik adalah kesebangunan yang memenuhi kriteria
sebangun geometrik dan kinematik, serta perbandingan gaya-gaya yang bekerja
pada model dan prototipe untuk seluruh pengaliran pada arah yang sama adalah
sama besar. Gaya-gaya yang dimaksud adalah gaya inersia, gaya tekanan, gaya
berat, gaya gesek, gaya kenyal dan tegangan permukaan.
Beberapa sebangun dinamik yaitu sebangun dinamik Reynold (Reynold
Number) yang diekspresikan sebagai perbandingan gaya inersia terhadap gaya
gesek, sebangun dinamik froude ( Froude Number) yaitu perbandingan gaya
inersia dan gaya gravitasi, bilangan Cauchy (Cauchy Number) yaitu perbandingan
gaya inersia dan gaya elastik serta bilangan Weiber (Weiber Number) yaitu
perbandingan antara gaya inersia dan gaya tegangan permukaan.
Untuk penelitian refleksi dan transmisi gelombang terhadap gelombang
yang merambat melalui pemecah gelombang terapung banyak dipengaruhi gaya
gravitasi sehingga digunakan kesebangunan Froud. Dengan pertimbangan fasilitas
yang ada di laboratorium, maka pada penelitian ini, akan menggunakan skala
panjang yang sama dengan skala tinggi (undistorted models) dan menggunakan
kesebangunan Froude.
gL
U
gL
LULFr
2
3
23 )/)((
............................................................. (2.19)
Dengan demikian bila gaya gravitasi memegang peranan penting dalam
permasalahan, maka perbandingan gaya inersia dan gaya gravitasi pada model dan
prototipe harus sama.
II-17
5,0L
UF
n
nn
r ...................................................................................... (2.20)
1
m
p
r
r
r
FF
Fn ................................................................................ (2.21)
Oleh karena digunakan model tanpa distorsi, maka skala panjang
gelombang nL, skala panjang struktur nB, skala kedalaman nd dan skala sarat ns
adalah sama seperti berikut :
sdHBL nnnnn ................................................................... (2.22)
Sedangkan skala waktu nT dan skala gravitasi ditulis seperti berikut:
nT = nL1/2 ........................................................................................... (2.23)
ng = 1 .............................................................................................. (2.24)
III-1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hidrolika kampus teknik Gowa Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, dengan waktu penelitian selama tiga
minggu.
3.2 Studi Awal
3.2.1 Saluran Pembangkit Gelombang (Wave Flume)
Penelitian dilakukan pada saluran gelombang multiguna berukuran panjang 15
m, lebar 0,30 m. Kedalaman efektif saluran 46 cm.
Gambar 3.1 Tangki Pembangkit Gelombang (Wave Flume)
III-2
3.2.2 Unit Pembangkit Gelombang
Mesin pembangkit terdiri dari mesin utama, pulley yang berfungsi mengatur
waktu putaran piringan yang dihubungkan pada stroke sehingga menggerakkan flap
pembangkit gelombang.
Gambar 3.2 Unit pembangkit gelombang tipe flap
Mesin utama
Flap
Panel
kontrol
Stroke Pulley
III-3
3.2.3 Karakteristik Gelombang
Karakteristik gelombang yang dihasilkan oleh wave generator terdiri dari 3
variasi periode dan tinggi gelombang. Periode gelombang dikontrol oleh putaran pulley.
Tinggi gelombang dikontrol oleh posisi stroke yang mengatur gerakan flap. Sedangkan
kedalaman air pada flume dibatasi konstan pada kedalaman 20 cm. Data karakteristik
diperoleh sebelum diletakkan model peredam gelombang.
Adapun karakteristik gelombang yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Karakteristik gelombang
Kedalaman
(cm)
Periode Gelombang
(detik)
Tinggi Gelombang
(cm)
Stroke 1 Stroke 2 Stroke 3
20
Pulley 1 2,42 6,3 6,4 6,6
Pulley 2 1,92 4,8 4,6 4,5
Pulley 3 1,56 4,5 4,5 4,2
3.3 Jenis Penelitian dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Moh. Nazir (1988)
mendefinisikan eksperimen yakni observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition),
dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur sedemikian rupa, dengan demikian penelitian
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap
obyek penelitian serta adanya kontrol, dengan tujuan untuk menyelidiki ada-tidaknya
hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan
menyediakan kontrol untuk perbandingan.
III-4
3.3.2 Sumber Data
Pada penelitian ini akan menggunakan dua sumber data yakni :
1. Data primer yakni data yang diperoleh langsung dari pengamatan di
lapangan.
2. Data Sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur dan hasil penelitian
yang sudah ada baik yang telah dilakukan di Laboratorium Hidrodinamika
Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin maupun
dilakukan di tempat lain yang berkaitan dengan penelitian Runup dan
Rundown.
3.4 Parameter Yang Diteliti
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka variabel yang diteliti adalah tinggi gelombang datang (Hi), periode gelombang (T),
Ketebalan unit peredam sisi miring (S), porositas (%),besaran runup (Ru) dan besaran
rundown (Rd).
III-5
3.5 Prosedur dan Rancangan Penelitian
3.5.1 Prosedur
Secara garis besar prosedur penelitian ini digambarkan pada flowchart berikut:
Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Percobaan Penelitian
3.5.2 Perancangan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan perancangan model
berdasarkan variabel yang akan diteliti. Perancangan model peredam gelombang
didasarkan pada beberapa spesifikasi sebagai berikut :
ya
tidak
Selesai
Analisis data hasil penelitian
memenuhi
Pengambilan data (data pengamatan)
Mulai
Persiapan Alat dan Bahan
Pembuatan Model
Simulasi Model
Studi Literatur, Parameter/variable
Hasil Akhir
III-6
a. Berdasarkan pertimbangan fasilitas di laboratorium, bahan yang tersedia dan
ketelitian pengukuran, maka digunakan kesebangunan geometrik dimana bentuk
yang ada dimodel sama dengan bentuk prototipe tetapi ukuran bisa berbeda.ada
bentuk sebangun yaitu distorsi dan tak terdistorsi,pada penelitian ini digunakan
sebangun geometrik tak distorsi dimana,skala panjang arah horisontal(skala
panjang) dan skala arah vertikal (skala tinggi) adalah sama.skala model 1:20, nilai
skala model selengkapnya Tabel 3.2
b. Model terbuat dari unit karet sintetis berpori sebagai komponen utama peredam
dan beri perkuatan struktur rang baja dengan ketebalan (S-1) = 3 cm ,(S-2) = 4,5
cm dan (S-3) = 6 cm.
III-7
Gambar 3.4 Sketsa model peredam Gelombang Berpori
c. Menentukan porositas bahan berdasarkan rumus porositas umum maka, diperoleh
hasil untuk ketebalan 3 cm nilai porositas 80%,ketebalan 4,5 cm nilai porositas
66,5% dan ketebalan 6 cm nilai porositas 60%
Gambar 3.5 Pengukuran porositas bahan
III-8
Tabel 3.2. Skala model
Variabel Notasi Skala
Skala tinggi
Skala Panjang
Kedalaman
Waktu (periode)
nH
nL
nd
nT
20
20
20
2,24
Pada penelitian ini, digunakan 3 buah model yang dibedakan berdasarkan ketebalan
peredam masing-masing model.
Berdasarkan gambar 3.4 di bawah, penamaan dan karakteristik model dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.3. Nama dan karakteristik model yang digunakan
Nama
Model
Porositas
(%)
Ketebalan unit
peredam (cm)
Besaran
sudut
(θ1)
Besaran
sudut
(θ2)
Besaran
sudut
(θ3)
S-1 80 3 40 45 50
S-2 66,5 4,5 40 45 50
S-3 60 6 40 45 50
III-9
Gambar salah satu model dapat dilihat seperti berikut:
Gambar 3.4 Model peredam Gelombang S-3 porositas 60%
Untuk photo model lainnya dapat dilihat pada lampiran 1.
Setelah pembuatan model kemudian dilakukan simulasi (penelitian). Adapun rancang
simulasi untuk model disusun seperti pada Tabel (3.3). Tinggi gelombang diukur pada 9
titik di depan model, dengan jarak tiap titik pengukuran adalah panjang gelombang dibagi
9. Pengukuran tinggi gelombang dilakukan pada saat gelombang yang dibangkitkan pada
kondisi stabil, yaitu beberapa saat setelah gelombang dibangkitkan.
Tabel 3.4.Rancangan Simulasi Model
Model Kedalaman Air
(d) (cm)
Variasi Tinggi
Gelombang
(Stroke)
Variasi Periode
Gelombang
S-1 20 3 3
S-2 20 3 3
S-3 20 3 3
III-10
3.5 Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar prosedur perolehan data adalah sebagai berikut
1. Mula-mula model diatur besar kemiringannya sesuai ketentuan.
2. Setelah model masuk ke dalam flume, posisi model diatur sedemikian hingga unit
lapis peredam berpori tidak mengambang akibat gaya apung oleh fluida dengan
cara,menjepit ujung unit dengan alas rangka stainless steel tersebut.
Gambar 3.6 Penempatan Model pada Flume
3. Atur tinggi muka air diam yang direncanakan dengan menggunakan mesin pompa
pada flume hingga tercapai kedalaman yang ditentukan.
4. Setelah semua komponen siap, running dimulai dengan membangkitkan
gelombang dengan menyalakan motor pada unit pembangkit gelombang,
5. Tinggi gelombang di depan model diukur pada masing-masing titik dengan jumlah
titik pengukuran 9 (sembilan) titik.
6. Pembacaan runup dan rundown gelombang diukur tepat disamping model peredam.
III-11
Gambar 3.7 Mistar Ukur pada flume
7. Prosedur 1 sampai 5 dilakukan berulang-ulang sesuai variasi ketebalan model yang
ada.
Data pembacaan tinggi gelombang selengkapnya dapat dilihat dilampiran 2
IV-1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Adapun uraian dari keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan akan
dipaparkan sebagai berikut ini,
4.1.1. Panjang Gelombang
Penentuan panjang gelombang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan pengukuran langsung dan metode iterasi dari persamaan panjang
geombang yang ada. Untuk pengukuran langsung di laboratorium dapat diketahui
dengan kasat mata dengan mengukur panjang gelombang langsung yang terdiri
dari 2 bukit dan 1 lembah. Sedangkan untuk metode iterasi kita cukup
membutuhkan data periode yang diperoleh pada saat pra-penelitian.
4.1.2. Data Tinggi Gelombang
Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa pengukuran tinggi gelombang
dilakukan 9 titik di depan model dimana pencatatan data diambil sebanyak 3 kali
pada tiap titiknya. Jarak antar titik pengukuran yang satu dengan lainnya sama dan
diatur pada satu panjang gelombang, yang dapat diketahui melalui kasat mata
yang terdiri dari 2 bukit dan 1 lembah.
Data utama yang diamati dan dicatat selama pengujian di laboratorium
adalah tinggi gelombang di depan model. Dari hasil eksperimen dan pencatatan
tinggi gelombang di tiap titik lokasi pengamatan diambil nilai maksimum Hmax
IV-2
dan tinggi gelombang minimum Hmin, di depan model. Pencatatan menggunakan
alat ukur berupa meteran yang dibuat sendiri menggunakan kalkir yang diprint
lengkap dengan skala pembacaan hingga ketelitian mm.Dari hasil pengujian tanpa
model diperoleh nilai Hmax = 89,0 mm dan Hmin = 15,0 mm, untuk tabel tinggi
gelombang ketebalan 3 cm sudut 40 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berikut
disajikan tabel tinggi gelombang untuk ketebalan 3 cm sudut 40o serta hasil untuk
tiap – tiap ketebalan dan besaran sudut.
IV-3
Tabel 4.1. Pengamatan tinggi gelombang porositas 80% sudut 40°
2,38
1,92
1,57
2,4
1,92
1,58
2,41
1,93
1,57
30,0 15,0
85,0 37,0
80,0 38,0
89,0 38,0
73,0 42,0
60,0
49,0 40,0
55,0 35,0
60,0 32,0
65,0
Hmax Hmin
30,0 19,0
3
3
3
3
3
3
H3
H2
T1
T2
T3
T2
T1
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
No. Data L (cm) S (cm) Sudut (°) d (mm)
1 331,193 3 40 200
2 331,193 3 40 200
3 331,193 3 40 200
6 259,122 3 40 200
7 206,420 3 40 200
4 259,122 3 40 200
5 259,122 3 40 200
10 331,193 40 200
11 331,193 40 200
12 331,193 40 200
8 206,420 3 40 200
9 206,420 3 40 200
15 259,122 40 200
16 206,420 40 200
17 206,420 40 200
13 259,122 3 40 200
14 259,122 3 40 200
200
20 331,193 3 40 200
21 331,193 3 40 200
18 206,420 3 40 200
19 331,193 3 40 200
27,0 15,0
26,0 15,0
60,0 35,0
88,0 39,0
86,0 44,0
80,0 39,0
80,0 54,0
80,0 53,0
39,0
75,0 50,0
69,0 45,0
200
24 259,122
26 206,420 3 40 200
27 206,420 3 40
36,0
62,0 42,0
3 40 200
25 206,420 3 40 200
22 259,122 3 40 200
23 259,122 3 40
75,0 60,0
66,0 50,0
69,0 50,0
35,0 18,0
30,0 20,0
IV-4
Tabel 4.2. Pengamatan tinggi gelombang porositas 80% sudut 45°
2,42
1,92
1,56
2,28
1,95
1,57
2,4
1,92
1,49
200
200
200
200
200
200
259,122 200
42 29
45 25
45
13 259,122
14
28
75 46
70 46
200
200
74 54
110 71
113 75
99 50
12 331,193
T (detik)
H1
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
H
45
45
45
45
45
4 259,122
15 259,122
18 206,420
d (mm)
1 331,193 200
2 331,193 200
3 331,193 200
S (cm)
3
3
3
Sudut (°)
45
45
No. Data L (cm)
200
16 206,420 200
17 206,420 2003
200
5 259,122 200
6 259,122 200
7 206,420 200
3
3
3
3
8 206,420
9 206,420
10 331,193
11 331,193
200
19 331,193 200
20 331,193
21 331,193
3
3
3
3
45
45
45
Hmax Hmin
29 15
30 20
31 20
69 20
70 43
75 49
68 17
75
25 206,420 200
26 206,420 200
27 206,420 200
3
3
45
45
22 259,122 200
23 259,122 200
24 259,122 200
16
65 39
70 42
52 40
100 50
78 52
61 43
70 43
85 40
77 49
70 44
3
45
45
H3
T1
T2
T3
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
45
45
IV-5
Tabel 4.3. Pengamatan tinggi gelombang porositas 80% sudut 50°
2,4
1,43
1,57
2,42
1,92
1,57
2,3
1,92
1,57
H3
H2
T1
T2
T3
T2
T1
T3
H T (detik)
H1
T1200
2 331,193 3 50 200
3 331,193 3 50 200
T2
T3
No. Data L (cm) S (cm) Sudut (°) d (mm)
1 331,193 3 50
7 206,420 3 50 200
8 206,420
5 259,122 3 50 200
6 259,122 3 50 200
4 259,122 3 50 200
19 331,193 3 50 200
12 331,193 3 50 200
9 206,420 3 50 200
10 331,193 3 50 200
15 259,122 3 50 200
200
40,0
53,0
16 206,420 3 50 200
13 259,122 3 50 200
14 259,122 3 50 200
3 50 200
11 331,193 3 50 200
25 206,420 3 50 200
26 206,420 3 50 200
23 259,122 3 50 200
24 259,122 3 50 200
3 50 200
22 259,122 3 50 200
50,0
36,0
52,0 28,0
55,0 21,0
52,0 24,0
90,0 50,0
20 331,193 3 50 200
17 206,420 3 50 200
18 206,420 3 50
27 206,420 3 50 200
Hmax Hmin
40,0 22,0
43,0 20,0
32,0 20,0
79,0 44,0
69,0 50,0
69,0 45,0
69,0 40,0
56,0
90,0 60,0
90,0 52,0
111,0 55,0
120,0 64,0
21 331,193
73,0 50,0
77,0 45,0
85,0 45,0
71,0 48,0
100,0 53,0
80,0 49,0
96,0 41,0
80,0 55,0
65,0 55,0
76,0
IV-6
Gambar 4.1. Tinggi gelombang pada model
Gambar 4.2. Pengukuran tinggi gelombang
Tabel lengkap pengamatan tinggi gelombang dapat dllihat di lampiran 2.
IV-7
4.1.3. Data runup dan rundown Gelombang
Selain data tinggi gelombang, data yang diamati dan dicatat selama
pengujian di laboratorium adalah runup/rundown gelombang. Pengamatan
runup/rundown diambil sebanyak 3 kali pembacaan. Pencatatan menggunakan
meteran yang diletakkan di bagian impermeabel model. Berikut disajikan tabel
data runup dan rundown gelombang untuk semua variasi ketebalan dan sudut:
IV-8
Tabel 4.4. Pengamatan runup / runrdown porositas 80% sudut 40°
2,38
1,92
1,57
2,4
1,92
1,58
2,41
1,93
1,57
H2
12
T213
14
15
H T (detik) No. Data
H1
T11
2
3
T24
5
6
T37
8
9
S (cm)Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
213 186
212 187
214 186
T316
17
18
H3
T119
20
21
T222
23
24
T325
26
27
T110
11
3 220 180
3 225 185
3 220 180
40 200
40 200
40 200
3 230 160
3 235 165
3 230 170
40 200
40 200
40 200
3 250 165
3 240 160
3 245 170
40 200
40 200
40 200
3 213 185
3 215 180
3 216 185
40 200
40 200
40 200
3 235 180
3 230 185
3 240 180
40 200
40 200
40 200
3 230 170
3 215 175
3 235 170
40 200
40 200
40 200
3 250 168
3 240 170
3 240 160
40 200
40 200
40 200
3 250 170
3 250 165
3 255 170
40 200
40 200
40 200
Sudut (°) d (mm)
3 40 200
3 40 200
3 40 200
IV-9
Tabel 4.5. . Pengamatan runup / runrdown porositas 80% sudut 45°
2,42
1,92
1,56
2,28
1,95
1,57
2,4
1,92
1,49
T110
11
12
T213
14
15
T (detik) No. Data
H1
T11
2
3
T24
5
6
T37
8
9
H
H2
T316
17
18
H3
T119
20
21
T222
23
24
T325
26
27
230 180
230 180
230 175
211 184
240 180
240 170
Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
211 185
210 185
235 150
225 170
220 175
215 185
245 160
230 155
230 180
220 180
225 185
230 160
270 180
260 160
240 180
240 160
250 170
220 170
250 180
260 183
265 165
S (cm) Sudut (°) d (mm)
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
3 45 200
IV-10
Tabel 4.6. . Pengamatan runup / runrdown porositas 80% sudut 50°
2,4
1,43
1,57
2,42
1,92
1,57
2,3
1,92
1,57
H
H2
T110
11
12
T213
14
15
T (detik) No. Data
H1
T11
2
3
T24
5
6
T37
8
9
T316
17
18
H3
T119
20
21
T222
23
24
T325
26
27
3 214 185
3 250 170
3 240 170
50 200
50 200
50 200
S (cm)Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
3 217 185
3 216 186
Sudut (°) d (mm)
50 200
50 200
220 175
3 213 180
3 215 185
50 200
50 200
50 200
3 255 170
3 220 170
3 220 180
50 200
50 200
50 200
250 180
3 250 160
3 250 165
50 200
50 200
50 200
3 214 183
3 240 170
3 235 170
50 200
50 200
50 200
250 170
3 258 172
3 250 166
50 200
50 200
50 200
3 245 170
3 260 180
3 260 175
50 200
50 200
50 200
270 170
3 270 160
3 268 160
3 265 165
50 2003
50 200
50 200
50 200
3
3
3
IV-11
Tabel pengamatan untuk runup / runrdown lainnya dapat dilihat di lampiran 3.
4.1.4. Nilai Irribaren Untuk runup / rundown
Nilai runup dan rundown gelombang yang terjadi tergantung pada
karakteristik gelombang yang datang serta kemiringan sisi bangunan yang ada.
Sehingga untuk menentukan hubungan antara besar runup dan rundown
gelombang pada model ini, digunakan persamaan fungsi bilangan Irribaren (2.12)
Salah satu contoh perhitungan fungsi bilangan Irribaren untuk ketebalan 3
cm sudut 40, yaitu sebagai berikut :
Diketahui : H = 24,5 mm
T = 2,38
α = 40°
2
0 56,1 TL
2
0 38,2.56,1L
L0 = 883,646
5,0
0 )/( r
LH
tg I
5,0)646,883/5,24(
40 r
tg I
Ir = 5,039
Berikut ini adalah salah satu tabel lengkap hasil perhitungan nilai fungsi
dari bilangan Irribaren dan runup / rundown tiap Model Peredam gelombang.
IV-12
.
2,3
8
1,9
2
1,5
7
2,4
1,9
2
1,5
8
2,4
1
1,9
3
1,5
7
-0,3
51
-0,2
59
-0,3
36
-0,4
72
-0,5
38
-0,5
04
-0,4
78
-0,4
51
-0,5
93
0,7
69
0,9
24
0,7
46
0,6
02
0,5
93
Rd
/H
-0,5
71
-0,6
19
-0,6
83
-0,8
42
-0,7
87
-0,6
67
-0,4
35
-0,2
97
-0,3
85
-0,5
66
-0,8
00
-0,6
67
-0,5
74
-0,6
78
-0,4
72
-0,5
22
-0,5
05
-0,4
80
2,0
02
Ru
/H
0,5
31
0,5
71
0,6
83
0,6
32
0,7
87
0,6
67
0,4
35
0,4
95
0,3
85
0,4
91
0,6
00
0,7
11
0,8
20
0,6
78
0,7
09
0,5
22
0,3
03
0,5
60
0,6
14
0,5
17
0,6
72
0,7
87
2,0
94
3,3
45
3,3
16
3,2
74
2,5
38
2,5
09
2,6
22
2,0
10
2,0
17
0,1
09
0,1
12
0,1
02
0,1
74
0,1
73
0,1
76
Ir
5,0
39
5,4
42
5,5
08
2,9
19
3,0
16
2,9
99
2,4
26
2,3
15
2,2
82
4,8
86
5,0
30
5,3
02
2,5
76
2,6
19
2,5
25
2,1
83
2,3
53
38
4,5
24
38
4,5
24
Hi/
Lo
0,0
28
0,0
24
0,0
23
0,0
83
0,0
77
0,0
78
0,1
20
0,1
31
0,1
35
0,0
29
0,0
28
0,0
25
0,1
06
0,1
03
0,1
10
0,1
48
0,1
27
0,1
60
0,0
63
0,0
64
0,0
66
38
9,4
38
38
9,4
38
90
6,0
64
90
6,0
64
90
6,0
64
58
1,0
84
58
1,0
84
58
1,0
84
38
4,5
24
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
Lo
88
3,6
46
88
3,6
46
88
3,6
46
57
5,0
78
57
5,0
78
57
5,0
78
38
4,5
24
38
4,5
24
38
4,5
24
89
8,5
60
89
8,5
60
89
8,5
60
57
5,0
78
57
5,0
78
57
5,0
78
38
9,4
38
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
0,8
39
-20
-15
-20
-30
-35
-30
-32
-30
-40
50
55
50
40
40
dru
n-d
ow
n
(mm
)
-14
-13
-14
-40
-35
-30
-20
-15
-20
-15
-20
-15
-35
-40
-30
-30
-25
-30
20
0
dru
n-u
p
(mm
)
13
12
14
30
35
30
20
25
20
13
15
16
50
40
45
30
15
35
35
30
40
50
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d (
mm
)
20
0
20
0
Ta
n θ
0,8
39
0,8
39
67
,52
40
16
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
67
,02
50
16
8
66
,52
40
17
0
65
,02
50
16
5
59
,52
55
17
0
59
,52
40
18
0
63
,52
50
17
0
57
,02
35
18
0
58
,02
30
18
5
49
,52
15
17
5
62
,52
35
17
0
63
,52
45
17
0
57
,52
30
17
0
61
,02
50
16
5
59
,02
40
16
0
18
6
47
,52
30
16
0
44
,52
35
16
5
25
,02
15
18
0
22
,52
16
18
5
52
,02
20
18
0
26
,52
13
18
5
Ru
n-u
p (
mm
)R
un
-Do
wn
(mm
)
24
,52
13
18
6
21
,02
12
18
7
H2
T1
T2
T3
23
01
70
46
,02
20
18
0
50
,52
25
18
5
21
4
H3
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
Hi
(mm
)
20
,5
45
,0
25
9,1
2
25
9,1
2
25
9,1
2
20
6,4
2
20
6,4
2
20
6,4
2
0,0
30
0,0
29
0,0
29
0,0
30
0,0
29
0,0
29
0,0
29
L (
cm
)
33
1,1
9
33
1,1
9
33
1,1
9
25
9,1
2
25
9,1
2
25
9,1
2
20
6,4
2
20
6,4
2
20
6,4
2
33
1,1
9
33
1,1
9
33
1,1
9
25
9,1
2
25
9,1
2
25
9,1
2
20
6,4
2
20
6,4
2
20
6,4
2
33
1,1
9
33
1,1
9
33
1,1
9
S (
cm
)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0,0
34
0,0
30
0,0
30
0,0
30
3
Ir.S
/L
0,0
46
0,0
49
0,0
50
0,0
34
0,0
35
0,0
35
0,0
35
0,0
34
0,0
33
0,0
44
0,0
46
0,0
48
0,0
30
0,0
30
0,0
29
0,0
32
3 3 3 3Tab
el 4
.7.
Has
il P
erh
itu
nga
n r
un
up
dan
ru
nd
ow
n p
oro
sita
s 8
0%
sud
ut
40
°
IV-13
2,4
2
1,9
2
1,5
6
2,2
8
1,9
5
1,5
7
2,4
1,9
2
1,4
9
T1
22
25
HT
(d
eti
k)
Hi
(mm
)
T1
T3
52
56
43
46
26
T2
45
0,0
24
6,4
44
0,5
00
-0,6
82
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
0,0
28
5,9
86
0,4
31
-0,6
27
0,0
27
6,0
45
0,4
00
-0,6
00
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
dru
n-u
p
(mm
)
dru
n-d
ow
n
(mm
)T
anθ
18
41
1
T3
91
65
64
57
T2
75
T1
63
63
52
57
57
T3
62
T2
75
94
61
58
35
37
46
36
H1
H2
H3
d (
mm
)R
un
-up
(m
m)
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
02
11
20
02
30
-16
11
20
02
10
18
51
0-1
51
20
02
11
18
5
20
02
40
17
04
0-3
01
20
02
40
18
04
0-2
01
11
-15
1
20
02
30
17
53
0-2
51
20
02
30
18
03
0-2
01
20
0-2
03
01
80
23
0
1
20
02
15
18
51
5-1
511
20
02
20
18
02
0-2
01
20
0
20
0-2
0
-15
25
30
18
5
18
0
22
5
23
0
-50
1
20
02
25
17
02
5-3
011
20
02
30
15
53
0-4
51
20
0-4
04
5
35
16
0
15
0
24
5
23
5
1
20
02
60
18
36
0-1
711
20
02
20
17
02
0-3
01
-25
-20
20
50
17
5
18
0
22
0
25
0
16
03
0-4
011
20
02
40
16
04
0-4
01
-20
-30
40
50
18
0
17
0
24
0
25
0
Lo
91
3,5
98
91
3,5
98
91
3,5
98
1
20
02
65
16
56
5-3
51
27
01
80
70
-20
1
20
02
60
16
06
0-4
0
1
81
0,9
50
81
0,9
50
81
0,9
50
59
3,1
90
59
3,1
90
59
3,1
90
57
5,0
78
57
5,0
78
57
5,0
78
37
9,6
42
37
9,6
42
37
9,6
42
57
5,0
78
57
5,0
78
57
5,0
78
34
6,3
36
34
6,3
36
34
6,3
36
38
4,5
24
38
4,5
24
38
4,5
24
89
8,5
60
89
8,5
60
89
8,5
60
0,0
44
0,0
43
0,0
45
0,1
02
0,0
98
0,0
95
0,0
77
0,0
74
0,0
79
0,1
37
0,1
48
0,1
21
0,1
30
0,1
13
0,1
11
0,2
61
0,2
71
0,1
61
0,1
35
0,1
47
0,0
70
0,0
70
0,0
63
0,6
52
0,5
33
0,7
69
0,4
69
0,7
73
0,6
38
0,8
72
0,4
03
0,3
85
0,3
54
0,8
00
0,9
52
0,7
02
3,5
95
3,6
78
3,5
55
2,7
02
2,6
04
2,8
73
2,7
69
2,9
74
2,9
98
1,9
56
1,9
19
-0,5
33
-0,4
62
-0,6
25
-0,2
21
-0,4
26
2,1
56
2,4
90
2,7
19
2,6
09
3,7
92
3,7
77
3,9
70
0,5
63
0,7
14
0,4
11
0,7
44
0,5
17
0,6
19
4,7
80
4,8
14
4,7
14
3,1
31
3,1
98
3,2
40
-0,4
84
-0,4
81
-0,5
31
-0,3
20
-0,2
70
-0,3
51
-0,5
63
-0,4
29
33
1,1
93
-0,4
11
-0,6
61
-0,7
76
-0,8
85
-0,4
49
-0,7
06
-0,4
40
-0,3
85
-0,4
46
-0,4
35
S (
cm
)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0,8
99
0,9
41
0,6
59
0,5
77
0,5
36
0,0
34
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
L (
cm
)
33
1,1
93
33
1,1
93
33
1,1
93
25
9,1
22
25
9,1
22
25
9,1
22
20
6,4
20
20
6,4
20
20
6,4
20
33
1,1
93
33
1,1
93
33
1,1
93
25
9,1
22
25
9,1
22
25
9,1
22
20
6,4
20
20
6,4
20
20
6,4
20
33
1,1
93
33
1,1
93
25
9,1
22
25
9,1
22
25
9,1
22
20
6,4
20
20
6,4
20
20
6,4
20
Ir.S
/L
0,0
58
0,0
55
0,0
54
0,0
42
0,0
43
0,0
41
0,0
39
0,0
38
0,0
42
0,0
43
0,0
44
0,0
43
0,0
36
0,0
37
0,0
38
0,0
36
0,0
40
0,0
38
0,0
34
0,0
34
0,0
36
0,0
32
-0,4
70
0,2
15
0,0
35
0,0
28
0,0
28
0,0
31
Tab
el 4
.8.
Has
il P
erh
itu
nga
n r
un
up
/ r
un
rdow
n p
oro
sita
s 80
% s
ud
ut
45
°
IV-14
2,4
1,4
3
1,5
7
2,4
2
1,9
2
1,5
7
2,3
1,9
2
1,5
7
0,0
44
0,0
43
0,0
40
0,0
40
0,0
38
0,0
43
0,0
38
0,0
38
0,0
40
0,0
37
0,0
35
Ir.S
/L
0,0
58
0,0
58
0,0
63
0,0
31
0,0
32
0,0
33
0,0
46
0,0
49
0,0
51
0,0
52
0,0
53
0,0
53
0,0
40
0,0
41
0,0
40
0,0
41
-0,3
25
-0,4
10
-0,4
62
-0,4
71
-0,4
44
-0,5
33
-0,5
63
-0,4
22
-0,3
26
0,6
54
0,9
33
0,9
58
0,7
83
0,7
61
Rd
/H
-0,4
84
-0,4
44
-0,5
77
-0,4
88
-0,5
04
-0,5
26
-0,5
50
-0,4
17
-0,5
62
-0,5
00
-0,3
95
-0,4
47
-0,4
29
-0,4
65
-0,2
92
-0,5
93
-0,5
83
-0,4
76
2,4
35
Ru
/H
0,5
48
0,5
08
0,5
38
0,8
13
0,6
72
0,9
65
0,3
67
0,4
17
0,4
49
0,3
25
0,3
95
0,3
68
0,5
71
0,5
43
0,7
30
0,7
41
0,8
33
0,7
14
0,9
76
0,9
84
0,7
69
0,9
75
2,9
42
4,3
63
4,3
81
4,2
44
3,7
03
3,2
65
3,2
98
2,7
72
2,5
64
3,5
01
5,6
92
5,8
40
5,8
40
3,4
14
3,5
56
3,4
51
2,8
43
3,0
15
Ir
6,4
12
6,3
61
7,0
02
2,7
13
2,7
58
2,8
18
3,1
64
3,3
71
0,0
75
0,0
74
0,0
79
0,1
03
0,1
33
0,1
30
0,1
85
0,2
16
0,2
39
57
5,0
78
57
5,0
78
38
4,5
24
38
4,5
24
38
4,5
24
Hi/
Lo
0,0
34
0,0
35
0,0
29
0,1
93
0,1
87
0,1
79
0,1
42
0,1
25
0,1
16
0,0
44
0,0
42
0,0
42
0,1
22
0,1
12
0,1
19
0,1
76
0,1
56
0,1
64
1,1
91
Lo
89
8,5
60
89
8,5
60
89
8,5
60
31
9,0
04
31
9,0
04
31
9,0
04
38
4,5
24
38
4,5
24
38
4,5
24
91
3,5
98
91
3,5
98
91
3,5
98
57
5,0
78
57
5,0
78
57
5,0
78
38
4,5
24
38
4,5
24
38
4,5
24
82
5,2
40
82
5,2
40
82
5,2
40
57
5,0
78
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
Ta
n θ
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
1,1
91
-20
-25
-30
-28
-34
-40
-40
-35
-30
50
70
68
65
70
dru
n-d
ow
n
(mm
)
-15
-14
-15
-30
-30
-30
-30
-20
-25
-20
-15
-17
-30
-30
-20
-40
-35
-30
20
0
dru
n-u
p
(mm
)
17
16
14
50
40
55
20
20
20
13
15
14
40
35
50
50
50
45
60
60
50
58
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d (
mm
)
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
83
,02
65
16
5
92
,02
70
17
0
75
,02
70
16
0
71
,02
68
16
0
59
,52
58
17
2
76
,52
50
16
6
61
,02
60
17
5
65
,02
50
17
0
63
,02
45
17
0
61
,52
60
18
0
67
,52
50
16
0
60
,02
50
16
5
64
,52
35
17
0
68
,52
50
18
0
38
,02
14
18
3
70
,02
40
17
0
40
,02
13
18
0
38
,02
15
18
5
48
,02
20
18
0
44
,52
20
17
5
57
,02
55
17
0
54
,52
20
17
0
61
,52
50
17
0
59
,52
40
17
0
31
,52
16
18
6
26
,02
14
18
5
Hi
(mm
)R
un
-up
(m
m)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
31
,02
17
18
5
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
33
1,1
93
25
9,1
22
L (
cm
)
33
1,1
93
33
1,1
93
33
1,1
93
25
9,1
22
25
9,1
22
25
9,1
22
20
6,4
20
20
6,4
20
20
6,4
20
33
1,1
93
33
1,1
93
20
6,4
20
20
6,4
20
20
6,4
20
33
1,1
93
33
1,1
93
33
1,1
93
25
9,1
22
25
9,1
22
25
9,1
22
20
6,4
20
20
6,4
20
20
6,4
20
S (
cm
)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25
9,1
22
3 3 3 3 3 3 3 3
25
9,1
22
3
Tab
el 4
.9.
Has
il P
erh
itu
nga
n r
un
up
da
n r
un
do
wn
po
rosi
tas
80
% s
ud
ut
50
°
IV-15
Tabel hasil pengolahan data runup / rundown lengkap untuk berbagai model dapat dilihat
pada lampiran 4.
4.2. Pembahasan
Pembahasan untuk hasil dari penelitian ini berupa grafik yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
4.2.1. Hubungan Perbandingan runup Dan rundown Dengan Bilangan Irribaren
Untuk Tiap Model
runup dan rundown gelombang diukur dalam penelitian untuk menentukan
perbandingan gelombang runup yang akan digunakan pada struktur pemecah gelombang.
Untuk menunjukkan hubungan perrbandingan runup dan rundown pada tiap model
digunakan bentuk tak berdimensi untuk runup relatif Ru/H atau Rd/H sebagai fungsi dari
bilangan Irribaren, di mana Ru dan Rd adalah runup dan rundown yang diamati pada
pengujian ini.
Jika fungsi dari bilangan Irribaren diplot dalam grafik runup/rundown gelombang
dengan mengambil nilai Ru/H dan Rd/H sebagai variabel sumbu Y dan bilangan Irribaren
sebagai sumbu X untuk setiap model maka akan dihasilkan grafik seperti gambar 4.3 - 4.5.
Grafik-grafik tersebut tersebut memberikan perbandingan antara nilai runup dan rundown
dari tiap-tiap model.
IV-16
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan runup dan rundown relatif untuk
model S-1 ( tebal 3 cm, porositas 80%)
Dari gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara Ru/H dan Rd/H dengan bilangan
Irribaren. Jika perbandingan ini di jabarkan secara matematis maka akan diperoleh
hubungan bahwa semakin tinggi gelombang maka runup dan rundown akan semakin besar,
dimana nilai Ru/H meningkat pada Ir 2,5-3,5 dan selanjutnya konstan pada nilai Ir yang
lebih rendah pada Rd/H nilai Ir meningkat diangka 4,0 dan selanjutnya konstan dinilai Ir
yang lebih tinggi . Hal ini juga ditunjukkan pada grafik dari model S-2 dan model S-3
dengan kenaikan besaran Ru/H dan Rd/H yang lebih tinggi pada tiap porositasnya. Berikut
adalah grafik untuk dua model yang berbeda.
-1,000
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0
Rd
/H d
an R
u/H
Ir
Ru untuk S = 3
Rd untuk S = 3
IV-17
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan runup dan rundown relatif untuk
model S-2 (tebal 4,5 cm,porositas 66,5%)
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan runup dan rundown relatif untuk
Model S-3 (tebal 6 cm, porositas 60%)
-1,000
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0
Rd
/H d
an R
u/H
Ir
Ru untuk S 4,5
Rd untuk S 4,5
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0,000 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000Rd
/H d
an R
u/H
Ir
Ru untuk S 6
Rd untuk S 6
IV-18
4.2.2. Pengaruh (Hi/Lo) Terhadap Nilai runup Dan rundown Gelombang dalam
beberapa variasi sudut
Untuk menyajikan hubungan besaran sudut dengan nilai runup dan rundown
digunakan parameter tak berdimensi Hi/Lo atau kecuraman gelombang sebagai
parameter yang mempresentasikan karateristik gelombang yang digunakan (θ)
sebagai parameter besar sudut.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada subbab sebelumnya diperoleh
kecuraman gelombang (Hi/Lo) dan runup relatif Ru/H serta rundown relatif Rd/H.
Jika nilai runup relatif dan rundown relatif diplot dengan mengambil Hi/Lo sebagai
variabel sumbu X dan Ru/H dan Rd/H sebagai variabel sumbu Y untuk tiap jenis
model maka akan didapatkan grafik seperti gambar 4.6. grafik tersebut menjelaskan
besaran runup terdistribusi secara linear seiring dengan semakin besar sudut yang
ditentukan berdasarkan penelitian “ yang menyelidiki interaksi gelombang dengan
pelat kaku yang ditempatkan di dalam air pada uji eksperimental dan perhitungan
numerik menghasilkan bahwa runup meningkat dengan kecuraman gelombang dan
fenomena ini adalah hasil dari interaksi antara
gelombang tersier yang terpantul dari dinding tegak” (Molin, dkk (2005)). Untuk
ketebalan lainnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
IV-19
Gambar 4.6. Grafik pengaruh (Hi/Lo) terhadap terhadap runup/rundown gelombang
dalam beberapa variasi sudut model S-1 ( tebal 3 cm, porositas 80 %)
Gambar 4.7. Grafik pengaruh (Hi/Lo) terhadap terhadap runup/rundown gelombang
dalam beberapa variasi sudut model S-2 (tebal 4,5 cm ,porositas 66,5%) .
-1,000
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30
Linear (run-up sudut 40) Linear (run-up sudut 45)Linear (run-up sudut 50) Linear (run-down sudut 40)Linear (run-down sudut 45) Linear (run-down sudut 50)
Rd
/H d
an R
u/H
Hi/Lo
-1,000
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20
Linear (run-up sudut 40) Linear (run-up sudut 45)Linear (run-up sudut 50) Linear (run-down sudut 40)Linear (run-down sudut 45) Linear (run-down sudut 50)
Rd
/H d
an R
u/H
Hi/Lo
IV-20
Gambar 4.8. Grafik pengaruh (Hi/Lo) terhadap terhadap runup/rundown gelombang
dalam beberapa variasi sudut model S-3 (tebal 6 cm, porositas 60 %) .
Gambar 4.7 dan 4.8 menunjukan bahwa kecuraman gelombang (Hi/Lo)
mempengaruhi besar runup relatif dan rundown relatif dimana semakin besar
kecuraman gelombang maka akan semakin besar pula nilai runup.hal lain yang
ditunjukkan bahwa semakin besar sudut (tan θ) maka semakin besar runup yang
dihasilkan. Hal ini memberikan pemahaman bahwa geometri perlindungan
(kemiringan, elevasi dan lebar halangan) mempengaruhi karateristik gelombang
(CERC, 1984).
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25
Linear (run-up sudut 40) Linear (run-up sudut 45)Linear (run-up sudut 50) Linear (run-down sudut 40)Linear (run-down sudut 45) Linear (run-down sudut 50)
Rd
/H d
anR
u/H
Hi/Lo
IV-21
4.2.3. Pengaruh Tebal peredam berpori (S) Terhadap runup dan rundown
Gelombang
Untuk menyajikan hubungan S dengan Runup/Rundown digunakan bentuk tak
berdimensi untuk runup relatif Ru/H atau Rd/H sebagai fungsi dari bilangan Irribaren, di
mana Ru dan Rd adalah Runup dan Rundown yang diamati pada pengujian ini.
Jika fungsi dari bilangan Irribaren diplot dalam grafik Runup/Rundown gelombang
dengan mengambil nilai Ru/H& Rd/H sebagai variabel sumbu Y dan bilangan Iribarn
sebaggai sumbu X untuk setiap model maka akan dihasilkan grafik seperti gambar 4.9.
Grafik tersebut memberikan perbandingan antara nilai runup/rundown yang dihasilkan dari
semua variasi tebal peredam berpori.
Gambar 4.9. Grafik pengaruh tebal peredam berpori (S) terhadap runup/rundown
gelombang .
-1,000
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0
Rd
/H d
an R
u/H
Ir
Ru untuk S = 3 Ru untuk S = 4,5 Ru untuk S = 6
Rd untuk S = 3 Ru untuk S = 4,5 Rd untuk S = 6
IV-22
Dari gambar 4.9.menunjukkan bahwa besaran nilai Ru/H dipengaruhi oleh tebal peredam
berpori dimana semakin tebal peredam maka besaran runup semakin besar, hal ini
dikarenakan semakin kecil persentase pori pada peredam maka semakin sedikit energi
gelombang yang ditansmisikan sehingga sebagian besar energi gelombang meluncur ke
arah dinding peredam . pada besaran Rd/H dimana dimana hasil ketiga kerapatan
memberikan nilai yang hampir sama atau dengan kata lain ketiga ketebalan tersebut tidak
signifikan berpengaruh untuk nilai rundown.hal ini memberikan pemahaman bahwa
peredam serat sintesis tersebut memiliki kemampuan untuk memperkecil nilai runup.
Gambar 4.10. Grafik runup dan rundown relatif pengaruh tebal peredam bepori (S)Pada
grafik Irribaren.
IV-23
Dari Gambar 4.10 menunjukkan nilai Ru/H dan Rd/H pada grafik lebih rendah dari kurva
pada penelitian sebelumnya.hal ini memperlihatkan peredam sisi miring ini efektif dalam
meredam gelombang.
4.2.4. Hubungan Parameter tak berdimensi (Ir.S/L) Dengan runup/rundown
Gelombang
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan parameter tak
berdimensi ,dimana Ir.S/L merupakan presentasi dari parameter gabungan dalam bentuk
tak berdimensi yang memberikan pengaruh secara bersama-sama terhadap Ru dan Rd.jika
parameter Ir.S/L diplot dan mengambilnya sebagai variabel sumbu X, kemudian
memploting Ru/H dan Rd/H sebagai variabel sumbu Y, maka akan terlihat hubungan
seperti gambar berikut.
Gambar 4.11. Grafik Hubungan Parameter tak berdimensi (Ir.S/L) Dengan
runup/rundown Gelombang.
-1,000
-0,800
-0,600
-0,400
-0,200
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12Rd
/H d
an R
u/H
Ir.S/L
Run-up (Ru)
Run-down (Rd)
IV-24
Gambar 4.11. menunjukkan bahwa parameter Ir.S/L dimana fungsi (S) ketebalan
peredam berpori,(L) panjang gelombang dan angka Irribaren (Ir) memberikan pengaruh
bersama-sama terhadap pertambahan Ru/H dimana semakin besar nilai Ir.S/L maka
semakin besar Ru/H kenaikan nilai runup sebagai fungsi logaritma namun, tidak signifikan
berpengaruh terhadap Rd/H cenderung konstan pada nilai parameter gabungan yang lebih
besar.
IV-15
V-1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Parameter-parameter yang mempengaruhi runup/rundown gelombang pada
peredam gelombang sisi miring berpori adalah yang dipengaruhi parameter struktur
yang terdiri dari ketebalan peredam (S), besar sudut peredam (θ), parameter
gelombang yang berpengaruh adalah tinggi gelombang depan struktur (Hi), panjang
gelombang (L).
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat parameter yang disebutkan pada
butir 1 di atas ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap Ru/H
tetapi, tidak signifikan berpengaruh terhadap Rd/H gelombang pada peredam sisi
miring berpori.
3. runup dan rundown yang dihasilkan oleh peredam sisi miring berpori cukup kecil
dibandingkan dengan teori Ru pada breakwater seperti Dolos dan Tetrapod
dengan demikian peredam sisi miring berpori ini cukup efektif dalam meredam
gelombang.
V-2
5.2 Saran
Kami sadar penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
menyarankan penelitian ini masih perlu dikaji untuk beberapa kondisi berikut :
- Variasi kedalaman air,variasi peletakan model,variasi arah gelombang sehingga
diharapakan ada peneliti lain yang mengkaji lebih lanjut.
- Menggunakan probe meter sebagai alat ukur pencataan tinggi gelombang sehingga
dapat yang didapat lebih teliti dan akurat serta mengurangi kesalahan error
pembacaan data.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyarathne. 2007. Efficiency of Perforated Breakwater And Associated Energy
Dissipation. Texas A&M University. Texas.
CERC,1984.Shore Protection Manual 4th
ed. Volume 1&II.Departementof The
Army WESCE: Vicksburg
Dean, R.G. Dalrymple, R.A. 2000. Water Wave Mechanics For Engineer and Scienties.
World Scientific. Singapore.
Horikawa, K. 1978. Dirgayusa. 1997 Coastal Engineering. University Of Tokyo Press.
Tokyo.
Mutiara,I.2011.Studi Eksperimental Transmisi Gelombang melalui Single Sreen
Perforated Breakwater.Universitas Hasanuddin: Makassar
Rineka Moh.Nazir,1988. metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
hlm :68-71
Thaha,A.M.,Surimiharja,A.D., Paotonan,C.2007.Usul Penelitian Hibah Bersaing
“Kajian Rangkaian Bambu sebagai Alat Peredam Ombak (APO) untuk
melindungi areal penanaman Mangrove”.Universitas Hasanuddin: Makassar
Triatmodjo, B. 2012. Perencanaan bangunan pantai. Beta Offset. Yogyakarta.
Triatmodjo, B. 1999. Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta.
Wurjanto, A. dkk. 2010. Jurnal Teknik Sipil. Pemodelan Fisik 2-D untuk mengukur
Tingkat Efektivitas Perforated Skirt Breakwater pada Kategori gelombang
Panjang. Institut Teknologi Bandung. Bandung
Yuwono, Nur. 1996. Perencanaan Model Hidraulik. Laboratorium Hidraulik dan
Hidrologi Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
MODEL PEREDAM S-1 3 CM MODEL PEREDAM S-2 4,5 CM
MODEL PEREDAM S-3 6 CM
TAMPAK SAMPING MODEL PADA SALURAN PEMBANGKIT GELOMBANG
RUN-UP PADA MODEL
RUN-DOWN PADA MODEL
LAMPIRAN 2
Tabel Pengamatan Tinggi gelombang ketebalan 4,5 cm sudut 40°
2,17
1,93
1,57
2,41
1,92
1,57
2,40
1,93
1,57
27
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
69,0 58,0
70,0 54,0
49,0 37,0
76,0 49,0
82,0 50,0
78,0 50,0
70,0 60,0
64,0 48,0
61,0 48,0
64,0 50,0
48,0 38,0
49,0 38,0
49,0 33,0
48,0 33,0
77,0 42,0
75,0 44,0
72,0 48,0
40 200
Hmax Hmin
51,0 38,0
51,0 38,0
50,0 39,0
54,0 22,0
55,0 27,0
54,0 28,0
52,0 36,0
50,0 33,0
53,0 38,0
48,0 35,0
40 200
206,420 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
40 200
259,122 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
206,420 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
259,122 4,5 40 200
L (cm) S (cm) Sudut (°) d (mm)
331,193 4,5 40 200
331,193 4,5 40 200
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
331,193 4,5
259,122 4,5
206,420 4,5
21
22
23
24
25
26
Tabel Pengamatan Tinggi gelombang ketebalan 4,5 cm sudut 45°
2,42
1,92
1,58
2,41
1,94
1,57
2,42
1,93
1,57
62,0 35,0
66,0 34,0
78,0 54,0
78,0 54,0
82,0 51,0
71,0 44,0
56,0 43,0
52,0 40,0
58,0 40,0
66,0 34,0
62,0 35,0
67,0 32,0
63,0 35,0
66,0 45,0
64,0 44,0
41,0
53,0 37,0
41,0 31,0
43,0 29,0
42,0 34,0
Hmax Hmin
31,0 25,0
30,0 24,0
32,0 23,0
79,0 38,0
65,0 39,0
66,0 37,0
56,0 38,0
54,0
26 206,420 4,5 45 200
27 206,420 4,5 45 200
23 259,122 45 200
24 259,122 45 200
25 206,420 4,5 45 200
21 331,193 4,5 45 200
22 259,122 45 200
19 331,193 4,5 45 200
20 331,193 4,5 45 200
17 206,420 4,5 45 200
18 206,420 4,5 45 200
15 259,122 4,5 45 200
16 206,420 4,5 45 200
13 259,122 4,5 45 200
14 259,122 4,5 45 200
45 200
11 331,193 4,5 45 200
12 331,193 4,5 45 200
7 206,420 4,5 45 200
8 206,420 4,5 45 200
5 259,122 4,5 45 200
6 259,122 4,5 45 200
2 4,5 45 200
3 4,5 45 200
4 4,5 45 200
No. Data L (cm) S (cm) Sudut (°) d (mm)
1 331,193 4,5 45 200
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
4,5
4,5
4,5
9 206,420 4,5 45 200
10 331,193 4,5
331,193
331,193
259,122
Tabel Pengamatan Tinggi gelombang ketebalan 4,5 cm sudut 50°
2,40
1,91
1,56
2,40
1,94
1,57
2,41
1,93
1,58
92,0 46,0
64,0 20,0
87,0 56,0
86,0 49,0
52,0 33,0
64,0 19,0
65,0 20,0
65,0 65,0
57,0 35,0
52,0 32,0
75,0 38,0
72,0 48,0
65,0 49,0
43,0 27,0
78,0 39,0
78,0 36,0
66,0 43,0
46,0 27,0
43,0 27,0
66,0 37,0
65,0 41,0
66,0 46,0
Hmax Hmin
27,0 21,0
28,0 21,0
28,0 19,0
59,0 38,0
61,0 36,0
26 206,420 4,5 50 200
27 206,420 4,5 50 200
24 259,122 4,5 50 200
25 206,420 4,5 50 200
22 259,122 4,5 50 200
23 259,122 4,5 50 200
20 331,193 4,5 50 200
21 331,193 4,5 50 200
18 206,420 4,5 50 200
19 331,193 4,5 50 200
16 206,420 4,5 50 200
17 206,420 4,5 50 200
14 259,122 4,5 50 200
15 259,122 4,5 50 200
12 331,193 4,5 50 200
13 259,122 4,5 50 200
10 331,193 4,5 50 200
11 331,193 4,5 50 200
8 206,420 4,5 50 200
9 206,420 4,5 50 200
6 259,122 4,5 50 200
7 206,420 4,5 50 200
4 259,122 4,5 50 200
5 259,122 4,5 50 200
2 331,193 4,5 50 200
3 331,193 4,5 50 200
No. Data L (cm) S (cm) Sudut (°) d (mm)
1 331,193 4,5 50 200
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
Tabel Pengamatan Tinggi gelombang ketebalan 6 cm sudut 40°
2,17
1,93
1,57
2,41
1,92
1,57
2,40
1,93
1,57
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
S (cm) Sudut (°)
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
62,0 33,0
67,0 51,0
68,0 51,0
69,0 51,0
6,0 40
6,0 40
6,0 40
6,0 40
63,0 44,0
52,0 32,0
53,0 41,0
64,0 30,0
64,0 25,0
61,0 38,0
61,0 33,0
56,0 47,0
58,0 44,0
58,0 48,0
56,0 44,0
41,0 32,0
41,0 30,0
42,0 27,0
62,0 40,0
200
200
200
200
200
200
Hmax Hmin
85,0 27,0
38,0 26,0
79,0 28,0
55,0 38,0
55,0 38,0
53,0 37,0
65,0 43,0
63,0 40,0
27
L (cm)
331,193
331,193
331,193
259,122
259,122
259,122
206,420
206,420
206,420
331,193
331,193
331,193
259,122
259,122
259,122
206,420
206,420
206,420
331,193
331,193
331,193
259,122
18
19
20
21
22
23
24
25
26
9
10
11
12
13
14
15
16
17
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
259,122
259,122
206,420
206,420
206,420
200
200
200
200
d (mm)
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
Tabel Pengamatan Tinggi gelombang ketebalan 6 cm sudut 45°
2,40
1,91
1,56
2,40
1,94
1,57
2,41
1,93
1,58
S (cm) Sudut (°)
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
6,0 50
84,0 52,0
143,0 51,0
92,0 52,0
57,0 42,0
62,0 42,0
67,0 42,0
76,0 42,0
76,0 42,0
99,0 36,0
68,0 44,0
68,0 45,0
63,0 48,0
60,0 42,0
52,0 32,0
52,0 34,0
51,0 32,0
63,0 38,0
60,0 38,0
52,0 25,0
54,0 28,0
62,0 42,0
62,0 41,0
62,0 36,0
Hmax Hmin
43,0 28,0
42,0 28,0
47,0 23,0
50,0 26,0
25 206,420 200
26 206,420 200
27 206,420 200
6,0 50
6,0 50
6,0 50
22 259,122 200
23 259,122 200
24 259,122 200
6,0 50
6,0 50
6,0 50
19 331,193 200
20 331,193 200
21 331,193 200
6,0 50
6,0 50
6,0 50
16 206,420 200
17 206,420 200
18 206,420 200
6,0 50
6,0 50
6,0 50
13 259,122 200
14 259,122 200
15 259,122 200
6,0 50
6,0 50
6,0 50
10 331,193 200
11 331,193 200
12 331,193 200
6,0 50
6,0 50
7 206,420 200
8 206,420 200
9 206,420 200
200
4 259,122 200
5 259,122 200
6 259,122 200
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
No. Data L (cm) d (mm)
1 331,193 200
2 331,193 200
3 331,193
Tabel Pengamatan Tinggi gelombang ketebalan 6 cm sudut 50°
2,42
1,92
1,58
2,41
1,94
1,57
2,42
1,93
1,576,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
6,0 45
S (cm) Sudut (°)
81,0 51,0
87,0 60,0
51,0 22,0
80,0 44,0
88,0 50,0
76,0 48,0
81,0 51,0
68,0 42,0
69,0 41,0
69,0 41,0
56,0 37,0
55,0 39,0
33,0
50,0 33,0
64,0 32,0
63,0 34,0
61,0 36,0
200
Hmax Hmin
54,0 30,0
84,0 32,0
43,0 26,0
50,0 20,0
50,0 17,0
46,0 18,0
65,0 38,0
57,0 39,0
61,0 35,0
51,0 34,0
50,0
200
200
200
200
200
200
200
200
200
259,122
259,122
259,122
206,420
206,420
206,420
d (mm)
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
26
27
L (cm)
331,193
331,193
331,193
259,122
259,122
259,122
206,420
206,420
206,420
331,193
331,193
331,193
259,122
259,122
259,122
206,420
206,420
206,420
331,193
331,193
331,193
17
18
19
20
21
22
23
24
25
H3
T1
T2
T3
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
H1
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
H T (detik)
LAMPIRAN 3
Tabel Pengamatan Run Up/Run Down ketebalan 4,5cm sudut 40°
2,17
1,93
1,57
2,41
1,92
1,57
2,40
1,93
1,57
4,5 40 200
40 200
40 200
40 200
40 200
40 200
4,5 40 200
4,5 40 200
Sudut (°) d (mm)
40 200
40 200
40 200
40 200
4,5 250 175
4,5 250 170
4,5 260 167
40 200
40 200
40 200
4,5 260 170
4,5 260 164
4,5 261 168
40 200
40 200
40 200
4,5 232 182
4,5 231 183
4,5 232 185
40 200
40 200
40 200
4,5 245 172
4,5 242 176
4,5 240 180
40 200
40 200
40 200
4,5 252 162
4,5 250 167
4,5 245 166
40 200
40 200
40 200
4,5 231 186
4,5 230 187
4,5 233 188
231 187
240 184
236 187
240 185
23
24
25
26
27
S (cm)Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
4,5 243 182
4,5 242 183
4,5 242 181
4,5 235 188
4,5 232 188
4,5
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
Tabel Pengamatan Nilai Run Up/Run Down ketebalan 4,5cm sudut 45°
2,42
1,92
1,58
2,41
1,94
1,57
2,42
1,93
1,57
260 179
260 173
259 176
250 184
245 183
240 172
242 172
242 168
231 165
245 176
244 174
243 173
250 183
232 186
231 188
230 187
232 172
231 170
252 163
245 180
235 180
239 178
240 175
Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
221 190
220 191
221 189
242 182
200
200
200
200
200
200
20027 4,5 45
d (mm)
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
24 4,5 45
25 4,5 45
26 4,5 45
21 4,5 45
22 4,5 45
23 4,5 45
18 4,5 45
19 4,5 45
20 4,5 45
15 4,5 45
16 4,5 45
17 4,5 45
12 4,5 45
13 4,5 45
14 4,5 45
9 4,5 45
10 4,5 45
11 4,5 45
6 4,5 45
7 4,5 45
8 4,5 45
3 4,5 45
4 4,5 45
5 4,5 45
No. Data S (cm) Sudut (°)
1 4,5 45
2 4,5 45
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
H2
Tabel Pengamatan Nilai Run Up/Run Down ketebalan 4,5cm sudut 50°
2,40
1,91
1,56
2,40
1,94
1,57
2,41
1,93
1,58
272 172
273 178
271 179
229 186
229 180
241 181
242 179
242 180
261 163
263 165
264 163
263 160
230 182
182
215 185
217 184
256 162
255 160
Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
212 188
213 185
214 186
242 187
245 180
243 173
232 172
245 170
241 168
221
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
27
S (cm) Sudut (°) d (mm)
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50 200
4,5 50
18
19
20
21
22
23
24
25
26
9
10
11
12
13
14
15
16
17
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
Tabel Pengamatan Nilai Run Up/Run Down ketebalan 6 cm sudut 40°
2,17
1,93
1,57
2,41
1,92
1,57
2,40
1,93
1,57
241 170
260 180
255 175
259 185
242 186
240 186
241 185
242 172
243 177
245 180
246 178
250 182
250 184
250 185
230 178
230 186
228 187
231 186
250 170
6,0 40 200
6,0 40 200
Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
235 184
232 185
234 183
235 180
240 177
240 180
240 182
235 180
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
27
S (cm) Sudut (°) d (mm)
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40 200
6,0 40
18
19
20
21
22
23
24
25
26
9
10
11
12
13
14
15
16
17
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
T3
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
Tabel Pengamatan Nilai Run Up/Run Down ketebalan 6 cm sudut 45°
2,42
1,92
1,58
2,41
1,94
1,57
2,42
1,93
1,57
20
21
22
23
24
25
26
27
270 168
270 166
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
240 180
261 170
265 168
262 170
272 172
260 188
258 185
261 180
240 187
241 186
232 186
233 187
248 177
249 170
250 178
228 180
250 183
250 188
250 188
232 188
235 187
237 186
235 186
228 180
227 179
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
T3
S (cm) Sudut (°) d (mm)
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
6,0 45 200
H T (detik)
H1
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
H3
T1
T2
Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
Tabel Pengamatan Nilai Run Up/Run Down ketebalan 6 cm sudut 50°
2,40
1,91
1,56
2,40
1,94
1,57
2,41
1,93
1,58
275 165
272 158
271 164
251 178
251 179
250 178
251 176
250 175
252 176
258 172
262 169
260 164
250 181
176
231 179
232 174
250 178
249 179
6,0 50 200
Run-up
(mm)
Run-Down
(mm)
225 178
226 178
225 177
231 178
232 176
231 174
253 175
255 179
254 179
232
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
6,0 50 200
S (cm) Sudut (°) d (mm)
6,0 50 200
6,0 50 200
26
27
17
18
19
20
21
22
23
24
25
H3
T1
T2
T3
No. Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
H1
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
H T (detik)
LAMPIRAN 4
2,1
7
1,9
3
1,5
7
2,4
1
1,9
2
1,5
7
2,4
0
1,9
3
1,5
7
-0,5
32
-33
0,8
39
38
3,7
90
0,1
62
2,0
87
0,9
68
-0,3
85
-30
0,8
39
38
3,7
90
0,1
65
2,0
63
0,7
87
-0,4
72
-25
0,8
39
38
3,7
90
0,1
69
2,0
39
0,7
69
-0,5
45
-32
0,8
39
57
8,6
78
0,1
11
2,5
23
0,9
53
-0,5
00
-36
0,8
39
57
8,6
78
0,1
14
2,4
84
0,9
09
-0,3
49
-30
0,8
39
57
8,6
78
0,1
08
2,5
53
0,9
60
-0,4
80
-15
0,8
39
90
1,1
83
0,0
48
3,8
41
0,7
44
-0,4
19
-17
0,8
39
90
1,1
83
0,0
48
3,8
19
0,7
13
-0,3
91
-18
0,8
39
90
1,1
83
0,0
48
3,8
41
0,7
44
-0,4
40
-20
0,8
39
38
3,0
56
0,1
49
2,1
75
0,7
02
-0,3
51
-24
0,8
39
38
3,0
56
0,1
42
2,2
24
0,7
71
-0,5
67
-28
0,8
39
38
3,0
56
0,1
46
2,1
94
0,8
04
-0,5
00
-34
0,8
39
57
2,3
86
0,1
05
2,5
91
0,7
50
-0,6
39
-33
0,8
39
57
2,3
86
0,1
04
2,6
02
0,8
40
-0,5
55
-38
0,8
39
57
2,3
86
0,1
04
2,6
02
0,8
74
-0,3
17
-12
0,8
39
90
9,0
74
0,0
45
3,9
75
0,8
15
-0,2
96
-13
0,8
39
90
9,0
74
0,0
45
3,9
51
0,7
32
-0,3
30
-14
0,8
39
90
9,0
74
0,0
46
3,9
27
0,7
47
-0,3
37
-15
0,8
39
38
3,0
56
0,1
19
2,4
34
0,8
79
-0,3
64
-13
0,8
39
38
3,0
56
0,1
08
2,5
49
0,8
67
-0,3
13
-16
0,8
39
38
3,0
56
0,1
15
2,4
76
0,9
09
-0,2
93
-13
0,8
39
58
1,3
86
0,0
71
3,1
59
0,7
56
-0,3
17
-12
0,8
39
58
1,3
86
0,0
71
3,1
59
0,7
80
-0,4
27
-12
0,8
39
58
1,3
86
0,0
65
3,2
82
0,9
21
-0,3
16
-19
0,8
39
73
4,5
88
0,0
61
3,4
09
0,9
44
73
4,5
88
0,0
61
3,4
09
0,9
44
-0,3
82
73
4,5
88
0,0
61
3,4
09
0,9
66
-0,4
04
Lo
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
61
50
50
60
dru
n-d
ow
n
(mm
)T
an
θ
-18
0,8
39
-17
0,8
39
40
32
31
32
60
60
33
52
50
45
45
42
31
40
36
40
31
30
dru
n-u
p (
mm
)
43
42
42
35
32
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d (
mm
)
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
63
,52
50
17
0
62
,02
60
16
7
64
,02
61
16
8
65
,02
50
17
5
62
,52
60
17
0
66
,02
60
16
4
43
,52
31
18
3
43
,02
32
18
5
57
,02
40
18
0
43
,02
32
18
2
56
,02
45
17
2
54
,52
42
17
6
59
,52
50
16
7
60
,02
45
16
6
40
,52
33
18
8
59
,52
52
16
2
41
,52
31
18
6
41
,02
30
18
7
41
,52
36
18
7
45
,52
40
18
5
41
,02
31
18
7
44
,02
40
18
4
38
,02
35
18
8
41
,02
32
18
8
44
,52
42
18
3
44
,52
42
18
1
Hi
(mm
)R
un
-up
(m
m)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
44
,52
43
18
2
H3
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
4,5
20
6,4
20
S (
cm
)L (
cm
)
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
Ir.S
/L
0,0
46
0,0
46
0,0
46
0,0
57
0,0
55
0,0
55
0,0
54
0,0
56
0,0
53
0,0
53
0,0
54
0,0
54
0,0
45
0,0
45
0,0
45
0,0
48
0,0
48
0,0
47
0,0
52
0,0
52
0,0
52
0,0
44
0,0
43
0,0
44
0,0
44
0,0
45
0,0
46
4,5
20
6,4
20
Tab
el P
engo
lah
an d
ata
Ru
n u
p/R
un
do
wn
ket
eb
alan
4,5
cm
su
du
t 4
0°
2,4
2
1,9
2
1,5
8
2,4
1
1,9
4
1,5
7
2,4
2
1,9
3
1,5
7
0,8
87
-0,3
61
59
-24
1,0
00
38
2,8
12
0,1
74
2,3
99
0,9
09
-0,3
18
60
-27
1,0
00
38
2,8
12
0,1
72
2,4
08
0,9
09
-0,4
09
60
-21
1,0
00
38
2,8
12
0,1
72
2,4
08
0,8
66
-0,5
77
42
-32
1,0
00
58
0,4
82
0,0
86
3,4
07
0,8
40
-0,6
40
42
-28
1,0
00
58
0,4
82
0,0
84
3,4
60
0,9
18
-0,3
47
40
-28
1,0
00
58
0,4
82
0,0
86
3,4
07
0,8
00
-0,5
60
45
-17
1,0
00
91
5,1
09
0,0
54
4,3
22
1,0
10
-0,3
43
50
-16
1,0
00
91
5,1
09
0,0
50
4,4
60
1,0
87
-0,3
48
50
-17
1,0
00
91
5,1
09
0,0
54
4,3
00
0,8
15
-0,4
81
43
-27
1,0
00
38
4,0
35
0,1
50
2,5
84
0,7
48
-0,4
70
44
-26
1,0
00
38
4,0
35
0,1
41
2,6
67
0,6
33
-0,7
14
45
-24
1,0
00
38
4,0
35
0,1
45
2,6
31
0,8
11
-0,4
32
31
-35
1,0
00
58
5,6
09
0,0
84
3,4
57
0,6
60
-0,5
77
31
-30
1,0
00
58
5,6
09
0,0
85
3,4
40
0,6
26
-0,6
06
32
-28
1,0
00
58
5,6
09
0,0
83
3,4
75
0,8
61
-0,3
33
30
-13
1,0
00
90
5,3
12
0,0
42
4,8
81
0,7
89
-0,3
42
31
-12
1,0
00
90
5,3
12
0,0
40
5,0
15
0,8
89
-0,5
56
32
-14
1,0
00
90
5,3
12
0,0
40
5,0
15
0,8
89
-0,3
89
40
-25
1,0
00
38
8,6
99
0,1
16
2,9
39
0,7
45
-0,4
26
39
-22
1,0
00
38
8,6
99
0,1
22
2,8
61
0,8
21
-0,4
63
35
-20
1,0
00
38
8,6
99
0,1
21
2,8
76
1,0
00
-0,7
12
45
-20
1,0
00
57
6,5
77
0,0
89
3,3
46
0,8
74
-0,3
88
52
-37
1,0
00
57
6,5
77
0,0
90
3,3
30
0,7
64
-0,4
00
42
-18
1,0
00
57
6,5
77
0,1
01
3,1
39
0,7
18
-0,3
08
21
-11
1,0
00
91
2,0
89
0,0
30
5,7
59
0,7
50
-0,3
57
20
-91
,00
09
12
,08
90
,03
05
,81
20
,74
1-0
,33
3
21
-10
1,0
00
91
2,0
89
0,0
31
5,7
07
dru
n-u
p (
mm
)d
run
-do
wn
(mm
)T
an
θLo
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d (
mm
)
20
0
50
,02
42
16
8
66
,02
60
17
9
50
,02
40
17
2
48
,52
42
17
2
66
,02
60
17
3
66
,52
59
17
6
46
,02
50
18
4
49
,02
45
18
3
57
,52
43
17
3
49
,52
50
18
3
55
,52
45
17
6
54
,02
44
17
4
49
,52
31
17
0
49
,02
31
16
5
38
,02
30
18
7
48
,52
32
17
2
36
,02
32
18
6
36
,02
31
18
8
47
,52
39
17
8
45
,02
40
17
5
51
,52
45
18
0
47
,02
35
18
0
58
,52
42
18
2
52
,02
52
16
3
27
,02
20
19
1
27
,52
21
18
9
Hi
(mm
)R
un
-up
(m
m)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
28
,02
21
19
0
H3
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
4,5
20
6,4
20
S (
cm
)L (
cm
)
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
Ir.S
/L
0,0
78
0,0
79
0,0
78
0,0
55
0,0
58
0,0
58
0,0
63
0,0
62
0,0
64
0,0
68
0,0
68
0,0
66
0,0
60
0,0
60
0,0
60
0,0
57
0,0
58
0,0
56
0,0
58
0,0
61
0,0
59
0,0
59
0,0
60
0,0
59
0,0
53
0,0
53
0,0
52
4,5
20
6,4
20
Tab
el P
engo
lah
an d
ata
Ru
n u
p/R
un
do
wn
ket
eb
alan
4,5
cm
su
du
t 4
5°
2,4
0
1,9
1
1,5
6
2,4
0
1,9
4
1,5
7
2,4
1
1,9
3
1,5
8
0,0
67
0,0
63
0,0
72
0,0
75
0,0
75
0,0
77
0,0
77
0,0
77
0,0
61
0,0
62
0,0
62
Ir.S
/L
0,0
99
0,0
98
0,1
00
0,0
71
0,0
71
0,0
69
0,0
69
0,0
67
0,0
68
0,0
80
0,0
82
0,0
82
0,0
65
0,0
66
0,0
67
0,0
66
1,0
29
-0,3
04
71
-21
1,1
91
38
8,6
99
0,1
78
2,8
27
1,0
07
-0,3
92
73
-22
1,1
91
38
8,6
99
0,1
74
2,8
58
1,0
81
-0,3
26
72
-28
1,1
91
38
8,6
99
0,1
84
2,7
77
0,9
88
-0,4
94
42
-20
1,1
91
58
2,5
91
0,0
72
4,4
36
1,0
00
-0,4
76
42
-21
1,1
91
58
2,5
91
0,0
73
4,4
10
0,6
82
-0,4
71
41
-19
1,1
91
58
2,5
91
0,0
71
4,4
62
0,9
88
-0,4
58
29
-20
1,1
91
90
4,5
60
0,0
47
5,4
95
0,6
52
-0,3
91
29
-14
1,1
91
90
4,5
60
0,0
46
5,5
27
0,6
90
-0,3
33
30
-18
1,1
91
90
4,5
60
0,0
51
5,2
81
1,1
23
-0,6
49
63
-40
1,1
91
38
4,2
80
0,1
69
2,8
96
0,9
69
-0,6
15
64
-37
1,1
91
38
4,2
80
0,1
48
3,0
92
1,0
80
-0,6
55
63
-35
1,1
91
38
4,2
80
0,1
56
3,0
14
1,0
50
-0,5
83
61
-37
1,1
91
58
6,5
16
0,0
96
3,8
37
0,9
57
-0,6
50
55
-40
1,1
91
58
6,5
16
0,0
97
3,8
20
0,9
65
-0,7
02
56
-38
1,1
91
58
6,5
16
0,1
00
3,7
71
0,4
29
-0,4
29
17
-16
1,1
91
89
9,6
84
0,0
39
6,0
38
0,4
86
-0,4
57
15
-15
1,1
91
89
9,6
84
0,0
39
6,0
38
0,7
52
-0,5
87
21
-18
1,1
91
89
9,6
84
0,0
41
5,9
13
0,5
75
-0,4
93
41
-32
1,1
91
37
7,6
97
0,1
44
3,1
35
0,6
04
-0,5
28
45
-30
1,1
91
37
7,6
97
0,1
48
3,0
93
0,8
04
-0,5
36
32
-28
1,1
91
37
7,6
97
0,1
40
3,1
79
0,9
28
-0,4
12
43
-27
1,1
91
56
7,0
20
0,0
91
3,9
52
0,8
35
-0,5
24
45
-20
1,1
91
56
7,0
20
0,0
86
4,0
72
0,5
96
-0,5
96
42
-13
1,1
91
56
7,0
20
0,0
86
4,0
72
0,8
66
-0,2
68
14
-14
1,1
91
90
0,4
33
0,0
26
7,3
72
0,5
00
-0,5
00
13
-15
1,1
91
90
0,4
33
0,0
27
7,2
20
0,5
31
-0,6
12
12
-12
1,1
91
90
0,4
33
0,0
27
7,2
95
dru
n-u
p (
mm
)d
run
-do
wn
(mm
)T
an
θLo
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d (
mm
)
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
67
,52
73
17
8
69
,02
71
17
9
42
,02
42
18
0
71
,52
72
17
2
41
,52
41
18
1
42
,52
42
17
9
42
,02
29
18
6
42
,52
29
18
0
65
,02
63
16
0
46
,02
30
18
2
60
,02
63
16
5
57
,02
64
16
3
57
,02
55
16
0
56
,52
61
16
3
35
,02
17
18
4
58
,52
56
16
2
36
,52
21
18
2
35
,02
15
18
5
56
,02
45
17
0
54
,52
41
16
8
51
,52
43
17
3
53
,02
32
17
2
48
,52
42
18
7
48
,52
45
18
0
24
,52
13
18
5
23
,52
14
18
6
H3
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
Hi
(mm
)R
un
-up
(m
m)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
24
,02
12
18
8
S (
cm
)L (
cm
)
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
33
1,1
93
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
25
9,1
22
4,5
20
6,4
20
4,5
20
6,4
20
Tab
el
Pen
gola
han
dat
a R
un u
p/R
un d
ow
n k
eteb
alan
4,5
cm
sud
ut
50°
2,1
7
1,9
3
1,5
7
2,4
1
1,9
2
1,5
7
2,4
0
1,9
3
1,5
7
0,9
83
-0,2
50
59
-15
0,8
39
38
3,7
90
0,1
56
2,1
22
1,0
17
-0,3
39
55
-25
0,8
39
38
3,7
90
0,1
55
2,1
31
0,9
24
-0,4
20
60
-20
0,8
39
38
3,7
90
0,1
54
2,1
40
0,9
66
-0,5
17
41
-30
0,8
39
57
8,6
78
0,0
82
2,9
28
0,8
63
-0,6
32
43
-23
0,8
39
57
8,6
78
0,0
77
3,0
26
0,8
72
-0,3
19
42
-28
0,8
39
57
8,6
78
0,0
81
2,9
44
0,8
94
-0,5
96
41
-15
0,8
39
90
1,1
83
0,0
52
3,6
74
0,7
85
-0,2
62
40
-14
0,8
39
90
1,1
83
0,0
47
3,8
86
0,9
52
-0,3
33
42
-14
0,8
39
90
1,1
83
0,0
59
3,4
43
0,9
80
-0,3
14
50
-15
0,8
39
38
3,0
56
0,1
38
2,2
56
0,9
43
-0,2
83
50
-16
0,8
39
38
3,0
56
0,1
33
2,2
99
0,9
79
-0,4
68
50
-18
0,8
39
38
3,0
56
0,1
34
2,2
88
0,9
71
-0,3
50
46
-22
0,8
39
57
2,3
86
0,0
82
2,9
28
0,9
80
-0,5
88
45
-20
0,8
39
57
2,3
86
0,0
86
2,8
53
0,9
09
-0,4
04
50
-30
0,8
39
57
2,3
86
0,0
89
2,8
11
0,7
89
-0,3
66
31
-14
0,8
39
90
9,0
74
0,0
38
4,3
07
0,8
99
-0,4
06
28
-13
0,8
39
90
9,0
74
0,0
39
4,2
46
0,6
00
-0,4
40
30
-14
0,8
39
90
9,0
74
0,0
40
4,1
87
0,8
22
-0,3
84
30
-22
0,8
39
38
3,0
56
0,1
31
2,3
22
0,7
41
-0,3
33
35
-20
0,8
39
38
3,0
56
0,1
31
2,3
22
0,7
00
-0,4
00
40
-18
0,8
39
38
3,0
56
0,1
41
2,2
35
0,8
60
-0,4
95
40
-20
0,8
39
58
1,3
86
0,0
77
3,0
16
0,8
89
-0,4
44
40
-23
0,8
39
58
1,3
86
0,0
80
2,9
67
0,6
36
-0,3
18
35
-20
0,8
39
58
1,3
86
0,0
80
2,9
67
0,7
53
-0,4
30
34
-17
0,8
39
73
4,5
88
0,0
73
3,1
09
0,8
39
73
4,5
88
0,0
44
4,0
20
1,0
00
-0,4
69
0,8
39
73
4,5
88
0,0
76
3,0
39
0,6
25
-0,2
86
Ta
n θ
Lo
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
20
0
20
0
20
0
20
0
dru
n-u
p
(mm
)
dru
n-d
ow
n
(mm
)
35
-16
32
-15
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
47
,52
41
17
0
59
,02
60
18
0
47
,02
42
17
2
44
,52
43
17
7
59
,52
55
17
5
60
,02
59
18
5
42
,02
40
18
6
47
,02
41
18
5
53
,02
50
18
5
53
,52
42
18
6
51
,52
50
18
2
51
,02
50
18
4
49
,52
45
18
0
47
,02
46
17
8
54
,02
40
18
2
34
,52
31
18
6
51
,02
50
17
0
36
,52
30
18
6
35
,52
28
18
7
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
46
,52
35
18
0
46
,52
40
17
7
32
,02
32
18
5
53
,52
34
18
3
50
,02
35
25
9,1
22
62
06
,42
0
62
06
,42
0
H3
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
18
0
50
,02
30
17
8
45
,02
40
18
0
Hi
Ru
n-u
p
(mm
)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
56
,02
35
18
4
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
06
,42
0
S (
cm
)L (
cm
)
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
6 62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
62
06
,42
0
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
Ir.S
/L
0,0
55
0,0
73
0,0
56
0,0
69
0,0
69
0,0
70
0,0
65
0,0
68
0,0
68
0,0
76
0,0
77
0,0
78
0,0
65
0,0
66
0,0
68
0,0
67
0,0
67
0,0
66
0,0
62
0,0
70
0,0
67
0,0
68
0,0
70
0,0
68
0,0
62
0,0
62
0,0
62
62
06
,42
0
Tab
el
Pen
gola
han
dat
a R
un u
p/R
un d
ow
n k
eteb
alan
6 c
m s
ud
ut
40°
2,4
2
1,9
2
1,5
8
2,4
1
1,9
4
1,5
7
2,4
2
1,9
3
1,5
7
0,9
52
-0,4
63
70
-34
1,0
00
38
2,8
12
0,1
92
2,2
82
1,0
91
-0,4
24
70
-32
1,0
00
38
2,8
12
0,1
72
2,4
08
1,0
61
-0,4
85
72
-28
1,0
00
38
2,8
12
0,1
72
2,4
08
0,9
42
-0,4
64
62
-30
1,0
00
58
0,4
82
0,1
07
3,0
60
1,0
00
-0,4
84
65
-32
1,0
00
58
0,4
82
0,1
19
2,9
00
1,0
96
-0,5
48
61
-30
1,0
00
58
0,4
82
0,1
07
3,0
60
0,9
84
-0,4
84
40
-20
1,0
00
91
5,1
09
0,0
40
5,0
07
0,8
60
-0,2
80
41
-14
1,0
00
91
5,1
09
0,0
51
4,4
13
0,8
72
-0,2
98
40
-13
1,0
00
91
5,1
09
0,0
51
4,4
36
1,0
55
-0,2
73
61
-20
1,0
00
38
4,0
35
0,1
43
2,6
42
1,1
09
-0,3
64
58
-15
1,0
00
38
4,0
35
0,1
43
2,6
42
1,0
31
-0,4
54
60
-12
1,0
00
38
4,0
35
0,1
43
2,6
42
1,0
91
-0,2
18
50
-22
1,0
00
58
5,6
09
0,0
83
3,4
75
1,0
00
-0,4
79
49
-30
1,0
00
58
5,6
09
0,0
83
3,4
75
1,0
10
-0,6
19
48
-23
1,0
00
58
5,6
09
0,0
82
3,4
93
0,7
71
-0,3
37
33
-13
1,0
00
90
5,3
12
0,0
46
4,6
71
0,7
95
-0,3
13
32
-14
1,0
00
90
5,3
12
0,0
46
4,6
71
1,0
42
-0,2
50
32
-12
1,0
00
90
5,3
12
0,0
47
4,6
15
0,7
53
-0,2
82
50
-12
1,0
00
38
8,6
99
0,1
23
2,8
46
0,9
71
-0,3
30
50
-12
1,0
00
38
8,6
99
0,1
23
2,8
46
1,0
42
-0,2
50
50
-17
1,0
00
38
8,6
99
0,1
32
2,7
47
0,8
06
-0,6
27
28
-20
1,0
00
57
6,5
77
0,0
55
4,2
45
0,8
75
-0,6
25
27
-21
1,0
00
57
6,5
77
0,0
58
4,1
49
1,0
14
-0,4
06
28
-20
1,0
00
57
6,5
77
0,0
61
4,0
59
0,8
00
-0,5
71
35
-14
1,0
00
91
2,0
89
0,0
38
5,1
42
0,8
33
-0,3
10
37
-14
1,0
00
91
2,0
89
0,0
64
3,9
66
0,6
38
-0,2
41
35
-13
1,0
00
91
2,0
89
0,0
46
4,6
60
dru
n-u
p
(mm
)
dru
n-d
ow
n
(mm
)T
an
θLo
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
62
,02
62
17
0
66
,02
72
17
2
62
,02
61
17
0
69
,02
65
16
8
66
,02
70
16
8
73
,52
70
16
6
47
,02
41
18
6
36
,52
40
18
0
55
,02
61
18
0
46
,52
40
18
7
55
,02
60
18
8
55
,02
58
18
5
48
,52
49
17
0
48
,52
50
17
8
41
,52
33
18
7
48
,02
48
17
7
42
,52
32
18
8
41
,52
32
18
6
48
,02
50
18
8
48
,02
50
18
8
32
,02
28
18
0
51
,52
50
18
3
35
,02
28
18
0
33
,52
27
17
9
58
,02
37
18
6
34
,52
35
18
6
H3
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
Hi
Ru
n-u
p
(mm
)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
42
,02
35
18
7
62
06
,42
0
S (
cm
)L (
cm
)
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
62
06
,42
0
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
Ir.S
/L
0,0
84
0,0
72
0,0
93
0,0
94
0,0
96
0,0
98
0,0
80
0,0
83
0,0
83
0,0
84
0,0
85
0,0
85
0,0
81
0,0
80
0,0
80
0,0
77
0,0
77
0,0
77
0,0
80
0,0
80
0,0
91
0,0
71
0,0
67
0,0
71
0,0
70
0,0
70
0,0
66
62
06
,42
0
Tab
el P
engola
han
dat
a R
un u
p/R
un d
ow
n k
eteb
alan
6 c
m s
ud
ut
45°
2,4
0
1,9
1
1,5
6
2,4
0
1,9
4
1,5
7
2,4
1
1,9
3
1,5
8
0,9
86
-0,5
00
71
-36
1,1
91
38
8,6
99
0,1
85
2,7
67
1,1
03
-0,5
15
72
-42
1,1
91
38
8,6
99
0,2
50
2,3
84
0,7
42
-0,4
33
75
-35
1,1
91
38
8,6
99
0,1
75
2,8
48
0,8
64
-0,4
07
50
-25
1,1
91
58
2,5
91
0,1
01
3,7
43
0,8
47
-0,4
24
51
-24
1,1
91
58
2,5
91
0,1
01
3,7
43
0,9
81
-0,4
04
50
-22
1,1
91
58
2,5
91
0,0
94
3,8
94
0,9
17
-0,4
04
51
-21
1,1
91
90
4,5
60
0,0
57
4,9
67
0,9
80
-0,3
73
51
-22
1,1
91
90
4,5
60
0,0
55
5,0
91
1,0
30
-0,4
44
50
-19
1,1
91
90
4,5
60
0,0
56
5,0
16
1,0
97
-0,5
49
60
-36
1,1
91
38
4,2
80
0,1
44
3,1
34
1,0
81
-0,6
49
62
-31
1,1
91
38
4,2
80
0,1
47
3,1
06
0,7
70
-0,3
56
58
-28
1,1
91
38
4,2
80
0,1
46
3,1
20
1,0
36
-0,5
00
52
-24
1,1
91
58
6,5
16
0,1
15
3,5
11
0,9
90
-0,4
36
49
-21
1,1
91
58
6,5
16
0,0
84
4,1
21
1,0
00
-0,4
29
50
-22
1,1
91
58
6,5
16
0,0
86
4,0
59
0,7
21
-0,4
88
32
-26
1,1
91
89
9,6
84
0,0
46
5,5
45
0,7
71
-0,6
27
31
-21
1,1
91
89
9,6
84
0,0
48
5,4
48
1,1
02
-0,4
29
32
-24
1,1
91
89
9,6
84
0,0
47
5,5
12
0,7
62
-0,5
71
54
-21
1,1
91
37
7,6
97
0,1
30
3,3
07
1,0
19
-0,4
81
55
-21
1,1
91
37
7,6
97
0,1
36
3,2
25
1,0
68
-0,4
08
53
-25
1,1
91
37
7,6
97
0,1
38
3,2
10
0,8
31
-0,6
23
31
-26
1,1
91
56
7,0
20
0,0
72
4,4
29
0,7
56
-0,6
34
32
-24
1,1
91
56
7,0
20
0,0
68
4,5
71
0,7
14
-0,6
57
31
-22
1,1
91
56
7,0
20
0,0
67
4,6
01
0,8
16
-0,5
79
25
-23
1,1
91
90
0,4
33
0,0
39
6,0
41
0,7
04
-0,6
20
26
-22
1,1
91
90
0,4
33
0,0
39
6,0
41
0,7
43
-0,6
29
25
-22
1,1
91
90
0,4
33
0,0
39
5,9
98
dru
n-u
p
(mm
)
dru
n-d
ow
n
(mm
)T
an
θLo
Hi/
Lo
IrR
u/H
Rd
/H
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
d
20
0
20
0
20
0
20
0
20
0
97
,02
72
15
8
72
,02
71
16
4
59
,02
50
17
5
68
,02
75
16
5
54
,52
50
17
8
59
,02
51
17
6
49
,52
51
17
8
52
,02
51
17
9
55
,52
60
16
4
51
,02
50
18
1
56
,02
58
17
2
56
,52
62
16
9
49
,02
49
17
9
67
,52
52
17
6
41
,52
32
17
4
50
,52
50
17
8
42
,02
32
17
6
43
,02
31
17
9
51
,52
55
17
9
49
,02
54
17
9
41
,02
31
17
4
52
,02
53
17
5
38
,02
31
17
8
38
,52
32
17
6
35
,02
26
17
8
35
,02
25
17
7
H3
T1
T2
T3
H2
T1
T2
T3
HT
(d
eti
k)
H1
T1
T2
T3
Hi
Ru
n-u
p
(mm
)
Ru
n-D
ow
n
(mm
)
35
,52
25
17
8
62
06
,42
0
S (
cm
)L (
cm
)
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
62
06
,42
0
63
31
,19
3
63
31
,19
3
63
31
,19
3
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
59
,12
2
62
06
,42
0
62
06
,42
0
Ir.S
/L
0,1
09
0,1
09
0,1
09
0,1
07
0,1
06
0,1
03
0,0
93
0,0
94
0,0
96
0,1
00
0,0
99
0,1
00
0,0
94
0,0
95
0,0
81
0,0
91
0,0
90
0,0
91
0,0
91
0,0
92
0,0
90
0,0
90
0,0
87
0,0
87
0,0
83
0,0
69
0,0
80
62
06
,42
0
Tab
el
Pen
gola
han
dat
a R
un u
p/R
un d
ow
n k
eteb
alan
6 c
m s
ud
ut
50