tugas akhir (lengkap)

100
ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN KEAIRAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - syarat Guna Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1)Teknik Sipil Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako Disusun & Diajukan Oleh : FRANGKY KAMPEY F 111 03 176 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2009

Upload: angkycelo

Post on 24-Jun-2015

6.681 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PADA

PROYEK BANGUNAN KEAIRAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - syarat Guna Menyelesaikan

Program Studi Strata Satu (S1)Teknik Sipil Pada Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Disusun & Diajukan Oleh :

FRANGKY KAMPEY

F 111 03 176

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2009

Page 2: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT

Tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya serta hanya

dengan ridhaNya sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tak lupa salawat dan salam dihanturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,

keluarga serta pengikut-pengikut beliau yang setia.

Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan guna untuk menyelesaikan

studi di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Program Studi Strata Satu (S-1)

Universitas Tadulako. Adapun judul tugas akhir ini adalah :

“Analisis Faktor Keterlambatan Pada Proyek Bangunan Keairan”

Dengan berbekal ilmu selama masa perkuliahan dan berbagai pengalaman

aktivitas yang diperoleh di luar, telah disadar kemampuan penulis masih sangat

terbatas, sehingga penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak demi kesempurnaan

penulisan ini.

Pada kesempatan ini penulis hanturkan banyak terima kasih sebesar-besarnya

dan diiringi do’a atas tuntunan dan bimbingan yang tulus hati kepada yang terhormat :

- Bapak Ir. Donny Mangitung, M.Sc, Ph.d selaku Pembimbing I.

- Bapak Adnan Fadjar, ST, Meng.Sc selaku Pembimbing II.

yang selama penulisan tugas akhir ini selalu meluangkan waktu dan perhatian dalam

memberikan arahan dan petunjuk sejak awal penyusunan proposal hingga tersusunnya

tugas akhir ini.

Selain itu terima kasih dan penghargaan yang tulus hati juga penulis

persembahkan kepada yang terhormat :

- Bapak H. Sahabuddin Mustafa, SE, MS selaku Rektor Universitas Tadulako.

- Bapak Ir. H. Andi Hasanudin Azikin, Msi selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Tadulako.

Page 3: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

- Bapak Ir. Burhan Tatong selaku Pembantu Dekan I, Ibu Ir. Hajatni Hasan,

M.Si selaku Pembantu Dekan II dan Bapak Ir. Faturrahman Mansyur Selaku

Pembantu Dekan II Fakultas Teknik Universitas Tadulako.

- Bapak Nur Hidayat, ST, MT selaku Ketua dan Ibu Sriyati Ramadhani, ST, MT

selaku sekertaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako.

- Bapak Kusnindar A. Chauf, ST, MT selaku Ketua dan Bapak Hendra Setiawan,

ST, MT selaku Sekertaris Program Studi Teknik Sipil Strata Satu Fakultas Teknik

Universitas Tadulako.

- Bapak Ir. James Nurtanio, M.Si ; Bapak Ir. Armin Basong, M.Si ; Bapak

Ruslan M. Yunus, ST, MT ; Ibu Mastura Labombang, ST, MT ; Bapak Andi

Asnudin, ST, MT dan Bapak Yassir Arafat, ST, MT selaku Dosen penguji.

- Seluruh Staf Pengajar dan Staf Pegawai yang berada di lingkungan Fakultas

Teknik Universitas Tadulako.

- Seluruh Teman-teman Fakultas Teknik, Teman-teman INSOMNIA TEKNIK

CAMP, dan Teman yang tidak sempat tersebutkan namanya satu persatu.

Teristimewa penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda terima kasih yang

sangat tulus serta sembah sujud penuh rasa hormat dan cintaku kepada kedua orang

tua tercinta Ibunda Maria Saroengoe dan Ayahanda Drs. Hasanuddin Kampey yang

telah melahirkan, membesarkan, mendidik serta selalu melantunkan do’a dan kasih

sayang yang tak akan pernah ternilai harganya. Kepada Kakak dan adikku Haris

Irawan, SP, Zulkifly, SH dan Handy Lesmana atas pengertian dan pengorbanan

yang diberikan selama ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada yang

tersayang Merry Vigrina. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekanku seperjuangan

Andy Rahmadi Herlambang, ST ; Ershanty Natsir, ST. Semoga Allah SWT,

memberikan balasan dari semua kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada

penulis. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat

dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, Amiin.

Palu, Desember 2009

Penulis,

Frangky Kampey, Amd

Page 4: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

Hidup adalah “Pilihan”, segeralah tentukan “Pilihanmu” …

atau “Pilihan” akan menentukan hidupmu

Don’t waste the time, or time will waste you

All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them

[email protected]

Page 5: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

ABSTRAK

FRANGKY KAMPEY, “Analisis Faktor-faktor Keterlambatan Pada Proyek

Bangunan Keairan”

(Dibimbing oleh Donny Mangitung dan Adnan Fadjar).

Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan

jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai,

kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta

bagaimana penyediaan sumber dayanya. Namun, tidak semua proyek konstruksi

dapat selesai tepat pada waktu sesuai yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

Untuk itu, dalam penelitian ini diteliti faktor-faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya keterlambatan pada proyek konstruksi bangunan keairan yang ada di Kota

Palu dan Donggala.

Respoden yang dipilih dala penelitian ini adalah pihak pemilik proyek,

konsultan pengawas serta kontraktor pelaksana yang terkait dengan proyek yang

sedang berjalan. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dan pengumpulan data

dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Data diolah dengan menggunakan

statistik nonparametric dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS) dan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai Relative Rank Index

(RRI) yang akan menunjukkan peringkat dari faktor-faktor yang berpengaruh

menyebabkan keterlambatan untuk proyek konstruksi bangunan keairan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan

menyebabkan keterlambatan pada proyek konstruksi adalah kondisi cuaca yang tak

terduga sebelumnya, tenaga kerja yang digunakan tidak terampil, kontraktor

menangani proyek di berbagai tempat, kekurangan tenaga kerja/personil, peralatan

yang digunakan sering mengalami kerusakan, kekurangan peralatan, ketidak patuhan

terhadap kontrak kerja, adanya perubahan kebijakan Pemerintah, keterlambatan yang

disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok, dan material yang digunakan jarang

ditemui dipasaran.

Kata kunci : Indeks Ranking Relatif (RRI), Keterlambatan, Proyek Bangunan

Keairan.

Page 6: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

ABSTRACT

FRANGKY KAMPEY, “Delay Factors Analysis on Water Building Project”

(Supervised by Donny Mangitung dan Adnan Fadjar).

Each construction project, generally has certain plan and schedule, when to

start the project, when to complete and how the project will be conducted, and how to

provide the resources. However, not all construction projects can be completed as

planned in contract document. Therefore, this research will study about delay factors

on water building project in Palu and Donggala.

The chosen respondents in this research were the project owner, site consultant

and contractor, who were involved in the on-going project. The methods used were

study literature and data collection which was conducted by giving out questionnaires.

The data were processed using non-parametric statistic and Statistical Product for

Service Solution (SPSS) and Microsoft Excel to get the Relative Rank Index value

which would show the rank of influencing factors that caused delay on water building

projects.

The result showed that the most dominant factors that caused delay on project

construction were unpredictable weather condition, unskillful labor, contractors who

handled many projects, insufficient amount of skilled labors, broken tools, insufficient

amount of tools, indiscipline towards contract, change in Government policy, delay

caused by the supplier and materials needed in project could not easily be found in

market.

Keywords : Relative Ranks Index (RRI), Delays, Water Building Projects.

Page 7: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Batasan Masalah .......................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

F. Metode Penelitian ........................................................................ 4

G. Sistimatika Penulisan .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Proyek Konstruksi ................................................... 7

B. Pelaksanaan Proyek ..................................................................... 11

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi ..................... 13

D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan

Keairan ........................................................................................ 21

Page 8: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Umum .......................................................................................... 24

B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 24

C. Sampel Penelitian ........................................................................ 24

D. Tahapan Penelitian ...................................................................... 25

E. Perancangan Kusioner dan Sampel ............................................. 26

F. Validasi Kusioner ........................................................................ 26

G. Proses Pengumpulan Data ........................................................... 27

a. Data Sekunder ......................................................................... 27

b. Data Primer ............................................................................. 27

H. Analisa Data ................................................................................ 28

a. Statistik Deskriptif .................................................................. 28

b. Statistik Inferensial ................................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Validasi Kusoner ......................................................................... 32

B. Proses Pengumpulan Data ........................................................... 33

C. Karateristik Responden ............................................................... 35

D. Analisa Faktor-faktor Yang Berpotensi Menyebabkan

Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan .................................. 39

1. Hasil Analisa Realibility Cronbach’s Alpha .......................... 40

2. Hasil Analisa Relative Rank Indeks dan Rangking ............... 40

3. Analisa Korelasi Spearman’s Rank ........................................ 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 51

B. Saran ............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53

Page 9: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ....................................................................... 55

Lampiran 2. Matriks Kusioner ............................................................................ 61

Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pengumpulan Data ........................................... 64

Lampiran 4. Data-data Proyek Yang Diteliti ...................................................... 66

Lampiran 5. Rekap Jawaban Responden ............................................................ 69

Lampiran 6. Tabel RRI dan Rangking Secara Umum (Overall) ........................ 73

Lampiran 7. Tabel Rangking Faktor Tiap Kategori ............................................ 74

Page 10: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tujuan dan motivasi peserta yang terlibat dalam proyek ................. 13

Tabel 2.2. Faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek

di Indonesia ...................................................................................... 17

Tabel 2.3. Faktor penyebab dari variasi kualitas ............................................... 18

Tabel 2.4. Faktor penyebab dari variasi biaya yang dapat disebabkan oleh

pengguna jasa ................................................................................... 18

Tabel 2.5. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh

Kontraktor ........................................................................................ 19

Tabel 2.6. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh

faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa

dan kontraktor ................................................................................... 19

Tabel 2.7. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh

pengguna jasa ................................................................................... 19

Tabel 2.8. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh

Kontraktor ........................................................................................ 20

Tabel 2.9. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh

faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa

dan kontraktor ................................................................................... 20

Tabel 2.10. Matriks Hubungan Antara Jenis Keterlambatan dengan

Sebab-sebab Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek untuk

proyek Bangunan Keairan ................................................................ 22

Tabel. 4.1. Hasil Pilot Studi terhadap kelayakan kuesioner yang telah

di sebarkan ........................................................................................ 32

Tabel 4.2. Realibility Statistics Untuk Tingkat Frekuensi Terjadinya Faktor ... 40

Tabel 4.3. Realibility Statistics Untuk Dampak Faktor Terhadap

Keterlambatan .................................................................................. 40

Tabel. 4.4. RRI dan Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Responden

secara Umum (Overall) .................................................................... 44

Page 11: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 4.5. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Faktor-faktor yang

Paling mempengaruhi keterlambatan Proyek Bangunan Keairan ... 47

Tabel 4.6. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Proyek

Yang Dikerjakan (U3) ...................................................................... 49

Tabel 4.7. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Sumber

Dana (U5) ......................................................................................... 49

Tabel 4.8. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Pendidikan

Terakhir (U6) .................................................................................... 49

Tabel 4.9. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Lama

Pengalaman Kerja (U7) .................................................................... 50

Tabel 4.10. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Status

Responden Di Proyek (U8) .............................................................. 50

Page 12: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Konsep/Proses manajemen dalam melaksanakan proyek ............ 9

Gambar 2.2. Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala

(triple constraint) ......................................................................... 11

Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Penelitian ........................................................ 25

Gambar 3.2. Skala Ordinal ................................................................................ 29

Gambar 4.1. Persentase Berdasarkan Pemilihan Kontraktor ............................ 35

Gambar 4.2. Persentase Berdasarkan Jenis Kontrak ......................................... 35

Gambar 4.3. Persentase Berdasarkan Proyek Yang Dikerjakan ....................... 36

Gambar 4.4. Persentase Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek ............................. 36

Gambar 4.5. Persentase Berdasarkan Sumber Dana ......................................... 37

Gambar 4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ................. 37

Gambar 4.7. Persentase Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja ........................ 38

Gambar 4.8. Persentase Berdasarkan Status Responden di Proyek .................. 39

Page 13: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Analisis faktor keterlambatan pada proyek bangunan keairan

f

ra

ng

ky

ka

mp

ey

*F

11

10

31

76

Page 14: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri kontruksi merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kontribusi industri melalui

penyediaan tenaga kerja kepada masyarakat dapat menurunkan jumlah pengangguran

atau meningkatkan jumlah pendapatan dan konsumsi masyarakat yang akhirnya akan

memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan. Agar industri kontruksi

memberikan nilai tambah bagi pembangunan maka sistim pengelolaan industri harus

dilakukan secara profesional dan efektif pada semua aspek yang terlibat dalam suatu

proyek konstruksi.

Setiap proyek konstruksi mempunyai jangka waktu pelaksanaan yang telah

ditetapkan di dalam dokumen kontrak pekerjaan. Namun, tidak semua proyek

konstruksi dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen

kontrak. Begitu juga di Kota Palu, dimana perusahaaan-perusahaan yang bergerak

dibidang jasa konstruksi yang sering menangani proyek-proyek bangunan keairan juga

terkadang mengalami keterlambatan. Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi

tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan terpenting, baik bagi pemilik maupun

kontraktor. Keterlambatan adalah sebuah kondisi yang sangat tidak dikehendaki,

karena akan sangat merugikan kedua belah pihak dari segi waktu dan biaya.

Proyek konstruksi juga semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan

dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang canggih, dan keinginan

owner untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan.

Suksesnya sebuah proyek tak lepas dari kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat

didalamnya yaitu owner, enginer dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai

kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga konflik/perselisihan dapat

mengakibatkan keterlambatan yang selalu timbul akibat perbedaan pendapat pada saat

perencanaan dan pembangunan proyek.

Page 15: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Semakin besar suatu proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya yang

berarti semakin banyak masalah yang harus di hadapi, jika tidak ditangani dengan

benar berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa keterlambatan

penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan membengkak,

pemborosan sumber daya, persaingan tidak sehat diantara para pelaksana, serta

kegagalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Ketidaklancaran pekerjaan akan menyebabkan kerugian, baik moril maupun

materil. Pihak yang terkena dampak tersebut adalah pihak pemakai, dalam hal ini

masyarakat pengguna jasa konstruksi. Disisi lain, pihak kontraktor dan pihak

konsultan pun juga akan mengalami kerugian. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan

juga tak luput berdampak pada pemilik proyek (project owner) yang mengakibatkan

kerugian terhadap waktu operasi proyek, sehingga penggunaan hasil pembangunan

proyek menjadi terlambat.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan berdasarkan penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wahyu waliansyah, Rahmat Hidayat dan

Rastuti Tamsil pada tahun 2007 tentang keterlambatan proyek bangunan keairan, akan

tetapi penelitian tersebut hanya mendefinisikan faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek secara umum berdasarkan pengalaman pribadi atau persepsi pengguna jasa,

kontraktor dan konsultan pengawas maka penulis akan melakukan penelitian lebih

lanjut dari peneliti sebelumnya berdasarkan jenis proyek secara detail, yaitu frekuensi

terjadinya faktor keterlambatan dan dampaknya terhadap jadwal proyek yang

berpotensi menyebabkan keterlambatan pada proyek bangunan keairan berdasarkan

persepsi dari kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner)

yang berada di Kota Palu dan sekitarnya untuk proyek yang sedang berlangsung pada

tahun anggaran 2008.

Page 16: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan

masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah potensi faktor-faktor yang

dapat menyebabkan keterlambatan proyek bangunan keairan berdasarkan persepsi dari

pengawas kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner) yang

berada di lokasi proyek.

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan pada potensi

faktor-faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek bangunan keairan

berdasarkan persepsi dari pengawas kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik

proyek (project owner) yang berada di lokasi proyek, dikaitkan dengan tingkat

keseringan dan level dampak faktor-faktor tersebut yang terjadi di lapangan untuk

proyek bangunan keairan yang sedang berlangsung pada tahun anggaran 2008 di Kota

Palu dan sekitarnya.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan keterlambatan

proyek bangunan keairan berdasarkan persepsi dari pengawas kontraktor, konsultan

pengawas dan pemilik proyek (project owner) yang berada di lokasi proyek untuk

Kota Palu dan sekitarnya.

Penelitian ini juga bertujuan menyusun peringkat dari masing-masing faktor

yang dapat menjadi faktor potensi penyebab terlambatnya proyek bangunan keairan.

Page 17: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang potensi-potensi faktor yang dapat menyebabkan

keterlambatan proyek bangunan keairan berdasarkan persepsi dari pengawas

kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner) yang berada

di Kota Palu dan sekitarnya.

2. Sebagai bahan atau referensi untuk menentukan kebijakan bagi pihak pengawas

kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner), sehingga

proyek yang ditangani dapat selesai tepat waktu.

F. Metode Penelitian

1. Studi pustaka yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat menyebabkan

keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek bangunan keairan.

2. Melakukan observasi di lapangan dan instansi-instansi yang terkait untuk

mendukung penyusunan kuesioner yang nantinya akan disebarkan ke responden.

Dalam hal ini responden adalah tenaga teknis yang pernah terlibat dalam

pelaksanaan pekerjaan proyek bangunan keairan.

3. Mengumpulkan data dari pengguna jasa (project owner) maupun pihak-pihak yang

pernah terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek bangunan keairan.

4. Analisa Data

Analisa data yang dipakai dengan mengunakan statistik Non-parametrik yang

digunakan untuk menguji hipotesis dengan mengunakan data ordinal berupa :

a. Deskriptif yaitu proses pengolahan data dalam bentuk tabulasi dan atau grafik.

b. Relatif Rank Indeks (RRI) atau perangkingan.

c. Hipotesis komparatif yang merupakan dugaan terhadap perbandingan dua

sample atau lebih, yang dipakai dalam penelitian ini yaitu Corelation

Spearmans Rank dengan menggunakan program Statistical Package For

Social Saince (SPSS) for windows versi 15.

Page 18: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

G. Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan ini terdiri dari lima bab dan tersusun sebagai berikut :

1. BAB I. Pendahuluan

Bab ini berisikan hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk mengetahui

potensi-potensi yang menyebabkan keterlambatan proyek bangunan keairan

yang berada di Kota Palu dan sekitarnya yang dapat mengakibatkan kerugian

bagi pihak-pihak yang terlibat.

Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah serta batasan-batasan

masalahnya, sedangkan bertolak dari adanya masalah, dapat dirumuskan tujuan

yang hendak dicapai melalui penelitian, serta berisi penjelasan singkat tentang

sistimatika penulisan tiap bab.

2. BAB II. Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat secara rinci acuan teori yang ada hubungannya dengan

penelitian penulis, yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, seperti

penjelasan manajemen secara umum, manajemen proyek, serta menjelaskan

tentang potensi faktor penyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek bangunan

keairan.

3. BAB III. Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan penelitian,

serta bagaimana mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan

keperluan penelitian

4. BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian serta pengolahan data yang didapat

dari penelitian, juga pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut sehubungan

dengan teori yang dibahas pada BAB II.

Page 19: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

5. BAB V. Penutup

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian

sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, serta saran-saran

yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan pertimbangan yang

ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai peranan dalam bidang

konstruksi bangunan keairan, juga kepada para peneliti untuk melanjutkan

ataupun mengembangkan penelitian tersebut.

Page 20: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Analisis faktor keterlambatan pada proyek bangunan keairan

f

ra

ng

ky

ka

mp

ey

*F

11

10

31

76

Page 21: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran

organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. (H. Koontz, 1982).

Pengertian proyek banyak terdapat dalam berbagai buku yang di kemukakan

oleh beberapa ahli, diantaranya adalah :

a. Proyek merupakan suatu kegiatan sementara (temporary activity) yang

berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan alokasi sumberdaya tertentu untuk

mencapai sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995).

b. Proyek adalah usaha-usaha khusus dan terperinci untuk mencapai tujuan tertentu

sesuai dengan tujuan program jangka panjang (Soehendradjati, RJB, 1987).

c.. Proyek adalah suatu upaya yang diorganisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan

harapan harapan penting dengan menggunakan anggaran serta sumber daya yang

tersedia, yang harus di selesaikan dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo,

1996)

Dari pengertian tersebut maka dapat di lihat bahwa ciri khas dari proyek

adalah (Dipohusodo, 1996):

1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan

tersebut telah ditentukan terlebih dahulu.

3. bersifat sementara, artinya umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan

akhir ditentukan dengan jelas.

4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang

proyek berlangsung.

Page 22: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Berdasarkan pengertian dari manajemen dan proyek, maka manajemen proyek

konstruksi dapat di definisikan sebagai suatu proses merencanakan (plan), mengelola

(organise), dan mengendalikan (control) sumber daya tenaga kerja (man), peralatan

(machine), material (material) dan biaya (money) dengan mengunakan metode

(method) dan ruang (space) yang tersedia secara efektif (effective) dan efisien

(efficient) dalam rangka menyelesaikan (complete) rangkaian kegiatan (activties)

untuk mencapai tujuan tertentu (objectives) dan memenuhi persyaratan (requirements)

tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya (defining). (Mangitung, 2006).

1. Tenaga kerja (man)

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan man adalah tenaga kerja dan orang yang

terlibat dalam pelaksanaan konstruksi. Tenaga kerja merupakan salah satu factor

yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Apabila

pengelolaan tenaga kerja kurang baik maka dapat menyebabkan terlambatnya

pekerjaan konstruksi.

2. Peralatan (machine)

Mesin atau peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi juga harus

dikelola dan di rawat dengan baik agar pelaksanaan proyek dapat berlangsung

sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan.

3. Material (material)

Material atau bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan

proyek. Apabila material yang digunakan sulit ditemui dipasaran maka hal

tersebut dapat menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan suatu proyek

konstruksi. Sehingga material yang digunakan harus diperhatikan demi kelancaran

suatu proyek.

4. Metode (method)

Method atau metode yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat

mempengaruhi waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi karena penggunaan

metode baru yang belum umum digunakan akan membutuhkan waktu untuk

penyesuaian terlebih dahulu.

Page 23: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

5. Biaya (money)

Money atau Uang, menjadi salah satu factor penting yang harus diperhatikan

pengaturannya selain keempat factor yang telah disebutkan sebelumnya. Apabila

pengaturan keuangan dalam pelaksaan proyek kurang baik maka dapat

menyebabkan terlambatnya proyek tersebut.

6. Ruang (space)

Dalam hal ini adalah ruang atau tempat, dimana ruang atau tempat tersebut

digunakan untuk meletakkan dan menyimpan bahan/material yang akan

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta tempat pelaksanaan

pekerjaan. Pemanfaatan ruang yang telah tersedia secara efektif dan efisien

membantu memperlancar pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Ruang atau tempat

yang akan dialokasikan bahan/material harus direncanakan sebaik-baiknya

sebelum memilih posisi yang paling sesuai untuk ditempatkan bahan/material,

pemilihan ruang harus sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan agar dapat

menghemat biaya transportasi material/bahan ke lokasi proyek, jika diperlukan

ruang/tempat tersebut di pagari, diberi lampu penerang, diberi atap dan dijaga oleh

staf dari kontraktor untuk menghindari dari pencurian, mengingat material/bahan

yang digunakan harganya cukup mahal. Kesalahan dalam perencanaan ruang

dapat mengakibatkan kekacauan ditempat tersebut, seperti ruang yang digunakan

untuk bahan/material lebih banyak dari pada ruang yang tersedia, bahan/material

yang akan digunakan terlebih dahulu berada pada tumpukan paling bawah.

Gambar 2.1. Konsep/Proses manajemen dalam melaksanakan proyek

Sumber : Mangitung, 2006

Input :

Man,

Material,

Machines,

Method,

Money and

Space

Management Process :

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Controlling

Output :

Physical of Building

Page 24: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Manajemen konstruksi mempunyai ruang lingkup yang cukup luas karena

mencakup tahapan kegiatan sejak awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan

yang berupa hasil pembangunan. Menurut Asnudin (2005), fungsi pokok manajemen

terdiri atas beberapa tahapan yaitu :

1. Penetapan tujuan

Tahapan ini merupakan langkah awal dalam proses manjemen dimana tujuan

merupakan sasaran yang ingin dicapai. Untuk menentukan tujuan yang akan

dicapai berdasarkan atas batasan-batasan yang telah ditetapkan seperti standar

mutu, jumlah biaya, dan waktu.

2. Perencanaan

Tahapan perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan

asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan

kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Suatu perencanaan yang lengkap di tandai oleh kesiapan dalam

menjawab pertannyaan-petanyan sebagai berikut :

a. Kegiatan apa yang akan dilakukan ?

b. Bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan ?

c. Siapa yang akan melakukan pekerjaan tersebut ?

d. Kapan kegiatan tersebut akan di kerjakan ?

3. Penyusunan (Staffing)

Staffing merupakan usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki

oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana

yang telah dibuat.

4. Pengarahan (Directing)

Pengarahan merupakan fungsi yang penting dalam pengelolaan kegiatan proyek.

Mengarahkan sumber daya manusia erat hubungannya dengan (1) motivasi yang

berupa pemberian bonus atau promosi jabatan, (2) pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan, dan (3) koordinasi dan konsultasi yang sangat bermanfaat untuk

mendapatkan masukan (input) ataupun alternatif-alternatif yang dapat

menguntungkan.

Page 25: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

5. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah proses untuk memantau, menganalisis, dan melakukan

koreksi agar kegiatan yang dilakukan dapat memenuhi apa yang telah di tetapkan

berdasarkan batasan-batasan seperti anggaran, standar mutu, dan jadwal

penyelesaian pekerjaan.

6. Pengawasan (Supervision)

Pengawasan di definisikan sebagai proses interaksi langsung antar individu-

individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja optimum dan tujuan

organisasi tersebut.

B. Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan dari suatu proyek biasanya berhubungan dengan biaya, waktu,

dan mutu. Ketiga hal ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kesuksesan suatu

proyek. Tingkat pelaksanaan dari suatu proyek dapat mempengaruhi tingkat kepuasan

dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut (Mangitung, 2005).

Menurut Soeharto (1995) setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses

mencapai tujuan tersebut telah ditentukan bartasan yaitu besar biaya (anggaran) yang

dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi.

Gambar 2.2. Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala (triple constraint)

(sumber : Soeharto, 1995)

Anggaran

Jadwal Mutu

Waktu

Biaya

Kinerja

Page 26: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Berdasarkan gambar 2.2 sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala,

yaitu Anggaran, Jadwal dan Mutu. Ketiga hal tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Anggaran.

Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.

Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal

bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi

dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu (misalnya per

kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,

penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per

periode.

2. Jadwal

Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang

telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak

boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.

3. Mutu

Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria

yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa

instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu

beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik, artinya jika ingin meningkatkan

kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti

dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi

anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi

dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan

dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.

Page 27: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 2.1. Tujuan dan motivasi peserta yang terlibat dalam proyek

Sasaran proyek Pemilik Konsultan Kontraktor

Jadwal penyelesaian

Cepat selesai agar hasil

proyek dapat segera

dipergunakan

Cepat selesai, minimal

sesuai kontrak

Cepat selesai, minimal

sesuai kontrak

Biaya proyek

Harga terendah,

memenuhi persyaratan

teknik. Minimal tidak

melewati anggaran

Mendapat keuntungan

sebaik mungkin

Mendapat keuntungan

sebaik mungkin

Mutu pekerjaan dan

peralatan

Berfungsi sesuai

harapan. Minimal

sesuai spesifikasi

Memenuhi spesifikasi

dan kriteria dalam

kontrak

Memenuhi spesifikasi

dan kriteria dalam

kontrak

Sumber : Soeharto, 1995.

Liu and Walker (1998) menggambarkan ada tiga hal untuk melihat kesuksesan

suatu proyek. Hal pertama, yaitu memenuhi tujuan dari suatu proyek, hal tersebut

dapat diartikan dengan selesainya suatu proyek sesuai dengan biaya yang

dianggarkan, waktu yang direncanakan, dan fungsi/mutu/spesifikasi teknis yang

diharapkan. Hal kedua, yaitu kepuasan dari klien, dan yang ketiga, yaitu persepsi dan

kesadaran dari klien, dimana klien dengan pandangan yang berbeda-beda dapat

membuat cara yang berbeda-beda pula tentang keberhasilan dari suatu proyek.

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah

perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Perencanaan proyek

yang baik adalah perencanaan yang disusun dengan perkiraan yang ideal dan logis

dalam merencanakan unsur-unsur yang akan terlibat di dalamnya, sehingga unsur-

unsur tersebut tidak menjadi faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan saat

pelaksanaan proyek.

Setiap proyek mempunyai sasaran dan tujuan yang berbeda-beda. Dalam

proses untuk mencapai tujuan tersebut telah di tentukan batasan-batasannya yaitu

besarnya biaya, jadwal, mutu, serta kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Page 28: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

1. Anggaran

Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk

proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah yang besar dan jadwal yang

sampai bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek,

tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau tiap periode tertentu yang

jumlahnya disesuaikan dengan keperluan.

2. Jadwal

Proyek harus dikerjakan sesuai kurun waktu dan tanggal akhir yang telah

ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh

melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

3. Mutu

Kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan di

dalam kontrak pekerjaan.

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk melindungi kesehatan

tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja

dan penyakit. Kelalaian terhadap K3 sangat berpengaruh terhadap keterlambatan

pekerjaan. Menurut H.W.Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui

adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, dan kondisi lingkungan yang tidak

aman sebesar 12%. Atau kedua hal tersebut (perilaku dan kondisi yang tidak

aman) dapat terjadi secara bersamaan.

Mangitung (2006), Hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan proyek

dapat disebabkan oleh pemilik proyek, kontraktor, dan hambatan yang disebabkan

oleh faktor-faktor lainnya. Ketiga hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Hambatan yang dapat disebabkan oleh pemilik proyek (project owner) :

a. Desain yang tidak lengkap

Kurang lengkapnya desain dapat menjadi hambatan yang menyebabkan

terlambatnya pelaksanaan suatu proyek karena pemilik proyek harus

mengadakan/melengkapi gambar terlebih dahulu sebelum dikerjakan oleh

kontraktor.

Page 29: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

b. Birokrasi

Birokrasi dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan konstruksi karena

apabila birokrasi yang terlalu kompleks dan administrasi yang belum lengkap

maka proyek belum dapat dilaksanakan.

c. Kemampuan keuangan

Dana merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat pekerjaan

konstruksi. Apabila suatu proyek mengalami kekurangan dana atau kurang

baik dalam mengatur keuangan maka hal tersebut akan berdampak pada

bertambahnya waktu pelaksanaan konstruksi dengan kata lain proyek tersebut

akan terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.

d. Pekerjaan tambah kurang (change order)

Dalam pelaksanaan suatu proyek tidak menutup kemungkinan terjadinya

perubahan sehingga tidak sesuai lagi dengan apa yang telah direncanakan. Hal

tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

penambahan waktu pelaksanaan sutu proyek.

2. Hambatan yang dapat disebabkan oleh kontraktor :

a. Pengadaan material

Dalam pelaksanaan konstruksi, material menjadi salah satu hal yang harus

diperhatikan. Apabila dilapangan kekurangan atau kehabisan stok material

yang akan digunakan maka dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada

pelaksanaan konstruksi tersebut.

b. Tenaga kerja/tukang

Selain material, pekerja/tukang juga dapat mempengaruhi terlambatnya suatu

pekerjaan konstruksi. Apabila pada pekerjaan konstruksi kekurangan tenaga

kerja/tukang maka akan berpengaruh terhadap produktivitas sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut semakin bertambah

lama. Selain jumlah tukang, keahlian dari tukang yang digunakan juga

mempengaruhi lamanya waktu pelaksamaam proyek tersebut.

Page 30: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

c. Staf manajerial

Apabila anggota didalam tim tidak dapat diajak bekerjasama untuk

mendapatkan hasil yang maksimal maka hal tersebut dapat menyebabkan

terlambatnya suatu pekerjaan pada proyek.

d. Pengalaman

Pengalaman dari kontraktor juga memegang peranan penting dalam

pelaksanaan suatu proyek. Semakin berpengalaman dan semakin beragam jenis

proyek yang pernah dikerjakan oleh kontraktor maka dapat membantu dalam

mengurangi resiko terjadinya keterlambatan yang mungkin dapat terjadi.

e. Kemampuan keuangan

Selain pemilik proyek (project owner), kontraktor juga harus memiliki dana

yang cukup dalam melaksanakan pembangunan pada suatu proyek. Dana yang

disediakan oleh kontraktor setidaknya dapat digunakan untuk membayar biaya

operasional dalam pelaksanaan suatu proyek. Apabila kontraktor tidak

memiliki dana yang cukup untuk membayar biaya operasional maka

kemungkinan proyek tersebut akan mengalami keterlambatan semakin besar.

3. Hambatan-hambatan yang tidak dapat dikendalikan oleh pemilik proyek maupun

kontraktor :

a. Cuaca

Cuaca merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

keterlambatan pada suatu proyek, dan hal tersebut tidak dapat dikendalikan

oleh kedua belah pihak baik itu dari pemilik proyek atau kontraktor.

b. Force majeure

Force majeure merupakan suatu kondisi yang terjadi pada pelaksanaan proyek

dimana pemilik proyek maupun kontraktor tidak dapat mengendalikannya.

c. Kondisi lapangan (khususnya yang berada di bawah permukaan tanah)

Kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan perkiraan juga dapat menyebabkan

terjadinya keterlambatan dari suatu proyek. Kondisi lapangan khususnya yang

berada di bawah permukaan tanah biasanya tidak sesuai dengan apa yang telah

diperkirakan, sehingga hal tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya

Page 31: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

keterlambatan dari suatu proyek karena harus melakukan perencanaan

kembali.

Sedangkan pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia, faktor perubahan

desain merupakan faktor yang paling berpengaruh di antara sepuluh faktor lainnya

yang dapat menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia,

dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2. Faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek di

Indonesia

Faktor Penyebab

Kondisi cuaca yang tidak tetap/berubah-ubah

Perkiraan material yang kurang akurat

Prediksi yang kurang akurat dari produktifitas rata-rata pekerja

Prediksi yang kurang akurat dari produktifitas rata-rata peralatan

Kekurangan material

Kekurangan peralatan

Kurangnya keterampilan pekerja

Pembatasan lokasi dari proyek

Perencanaan yang kurang lengkap

Kurangnya produktifitas pekerja

Perubahan desain

Sumber : Kaming dkk, 1997.

Antara waktu dan biaya saling berkaitan karena dengan dengan bertambahanya

waktu maka biaya yang akan dikeluarkan juga akan bertambah. Menurut Mangitung

(2005) bertambahnya biaya dan waktu pelaksanaan suatu proyek dapat disebabkan

oleh pemilik/klien, kontraktor, serta faktor-faktor yang di luar kendali (Neither party)

dari klien dan kontraktor.

Page 32: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 2.3. Faktor penyebab dari variasi kualitas

Variasi kualitas yang dapat disebabkan oleh pengguna jasa

Perubahan desain

Variasi kualitas yang dapat disebabkan oleh kontraktor

Pengerjaan yang dibawah standard

Kurangnya metode pelaksanaan pekerjaan/ buruknya pelaksanaan pekerjaan

Penyelesaian proyek yang kurang baik

Minimnya pengawas lapangan

Perubahan cuaca yang tidak terduga

kondisi yang tidak terlihat sebelumnya pada saat survey.

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.4. Faktor penyebab dari variasi biaya yang dapat disebabkan oleh

pengguna jasa

Pekerjaan tambahan/variasi peningkatan biaya

Faktor penyebab

Pekerjaan tambahan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat

sebelumnya pada saat survey.

Perubahan desain/kontrak/spesifikasi

Pekerjaan tambahan yang tidak masuk spesifikasi

Pengurangan pekerjaan/variasi penurunan biaya

Perubahan desain/kontrak/spesifikasi

Sumber : Mangitung, 2005.

Page 33: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 2.5. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh kontraktor

Faktor yang menyebabkan peningkatan biaya

Faktor penyebab

Estimasi yang kurang

Tambahan pekerjaan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat

sebelumnya pada saat survey. Perubahan desain

Faktor yang menyebabkan penurunan biaya

Menggunakan material alternatif

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.6. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh faktor yang

tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa dan kontraktor

Faktor yang menyebabkan penambahan biaya

Faktor penyebab

Perubahan cuaca yang tidak terduga

Pekerjaan tambahan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat

sebelumnya pada saat survey.

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.7. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh pengguna jasa

Faktor yang menyebabkan penambahan waktu

Faktor penyebab

Pekerjaan tambahan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat

sebelumnya pada saat survey. Perubahan desain/kontrak/spesifikasi

Sumber : Mangitung, 2005.

Page 34: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 2.8. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh kontraktor

Faktor yang menyebabkan penambahan waktu

Faktor penyebab

Kurangnya perencanaan dan koordinasi

Kurangnya sumber daya

Kurangnya waktu pelaksanaan

Minimnya metode pelaksanaan pekerjaan

Keterlambatan material

Faktor yang dapat mempersingkat waktu

Faktor penyebab

Manajemen sumber daya dan perencanaan yang baik

Perencanaan dan koordinasi yang baik

Metode pelaksanaan pekerjaan yang baik

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.9. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh faktor yang

tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa dan kontraktor

Faktor yang menyebabkan penambahan waktu

Faktor penyebab

Perubahan cuaca yang tidak terduga

kondisi yang tidak terlihat sebelumnya pada saat survey.

Sumber : Mangitung, 2005.

Page 35: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Keairan

Penelitian dalam temuan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan

diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pemilik atau kontraktor untuk menyusun

perencanaan dan penjadwalan proyek yang lebih seksama, sebagai upaya awal untuk

menghindari dan atau mengendalikan keterlambatan pelaksanaan proyek.

Penyusunan klasifikasi dan peringkat penyebab-penyebab ini diharapkan bisa

dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada proses

perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, sehingga keterlambatan dapat dikendalikan

lebih dini dalam tahap pelaksanaan proyek.

Menurut Kraiem dan Dickmann (1987), penyebab keterlambatan waktu

pelaksanaan proyek dapat dikategorikan dalam 3 kelompok besar yakni :

a. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay), yakni

keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik

proyek.

b. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non-Excusable Delay), yakni

keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan

Kontraktor.

c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan

yang disebabkan oleh kejadian-kejadian di luar kendali baik pemilik maupun

kontraktor.

Page 36: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 2.10. Matriks Hubungan Antara Jenis Keterlambatan dengan Sebab-sebab

Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek untuk proyek Bangunan

Keairan.

No Tinjauan Penyebab Keterlambatan

Kategori Sumber Keterlambatan

Pengguna

Jasa

Penyedia

Jasa

Non

Para Pihak

A Menurut Hasil Kusioner yang dilakukan oleh

Hidayat Rahmat (2007)

1 Tenaga kerja yang digunakan kurang terampil

2 Peluang terjadinya kejadian yang tak terduga

3 Peralatan yang digunakan sering mengalami

kerusakan

4 Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan

proyek

5 Alokasi dana konstrusi yang belum cukup

6 Adanya perubahan kebijakan pemerintah

7 Keterlambatan yang disebabkan oleh

subkontraktor atau pemasok

8 Perselisihan yang terjadi di lapangan

9 Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan proyek

10 Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya

11 Mobilisasi peralatan yang terlambat

B Menurut Hasil Kusioner yang dilakukan oleh

Tamsil Rastuti (2007)

1 Ketidakpatuhan terhadap kontrak kerja

2 Adanya perubahan kebijakan pemerintah

3 Perencanaan yang tidak lengkap

4 Buruknya monitoring dan kontrol

5 Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya

6 Cara pembayaran/penarikan Termin yang tidak

umum

Page 37: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 2.10. Matriks Hubungan Antara Jenis Keterlambatan dengan Sebab-sebab

Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek untuk proyek Bangunan

Keairan (Lanjutan)

No Tinjauan Penyebab Keterlambatan

Kategori Sumber Keterlambatan

Pengguna

Jasa

Penyedia

Jasa

Non

Para Pihak

7 Alokasi dana yang tidak cukup

8 Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan

proyek sehingga harus dikerjakan kembali

9 Material yang digunakan jarang ditemui

dipasaran

10 Kekurangan peralatan

C Menurut Hasil Kusioner yang dilakukan oleh

Waliansyah Wahyu (2007)

1 Peralatan yang digunakan sering mengalami

kerusakan

2 Terjadinya kejadian yang tak terduga

(mis:kerusuhan, bencana alam di lokasi proyek)

3 Kekurangan tenaga kerja

4 Jumlah peralatan yang tidak sesuai dengan

kontrak

5 Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja

6 Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis

: kenaikan BBM, nilai tukar mata uang)

7 Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan proyek

8 Perencanaan yang kurang lengkap

9 Tenaga kerja yang digunakan kurang terampil

10 Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan

proyek sehingga harus dikerjakan kembali

Page 38: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Analisis faktor keterlambatan pada proyek bangunan keairan

f

ra

ng

ky

ka

mp

ey

*F

11

10

31

76

Page 39: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Umum

Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan

jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai,

kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta

bagaimana penyediaan sumber dayanya. Mengacu pada judul penelitian tugas akhir

ini, maka dibutuhkan data primer dan data sekunder dalam menyusun penelitian ini.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui jawaban

kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak yang telah memiliki pengalaman dalam

pelaksanaan proyek konstruksi bangunan keairan di Kota Palu dan sekitarnya, dan

data inilah yang nantinya digunakan dalam penyusunan penelitian ini.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dipilih khusus hanya di Kota Palu dan sekitarnya, untuk

mengetahui faktor-faktor apa yang berpotensi menyebabkan keterlambatan Pekerjaan

Bangunan Keairan .

C. Sampel Penelitian

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor apakah yang paling

berpotensi meyebabkan terjadinya keterlambatan proyek konstruksi bangunan keairan

khususnya di Kota Palu dan sekitarnya, maka responden yang dipilih yaitu kontraktor

pengawas, konsultan pengawas dan pemilik proyek yang ada berada dilokasi proyek.

Adapun yang dijadikan sampel oleh penulis adalah proyek bangunan keairan untuk

nilai proyek konstruksinya dibawah 1 milyar dan diatas 1 milyar yang sedang

berlangsung di Palu dan sekitarnya pada tahun anggaran 2008.

Page 40: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

D. Tahapan Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka tahap-tahap kegiatan penelitian akan

mengikuti bagan alir penelitian seperti yang diperlihatkan pada bagan alir berikut

Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Penelitian

Latar Belakang Masalah

Tinjauan Pustaka

Validasi Kusioner

Survei/pengumpulan data

Data Primer Data Sekunder

Pengolahan/analisa data

Statistik Deskriptif Statistik Inferensial

Penyajian Data Dalam

Bentuk Table Dan Grafik

Relatif Rank Indeks Korelasi Spearman Rank

Analisis Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Statistik Nonparametrik

Perancangan Kusioner dan Sampel

Page 41: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

E. Perancangan Kuesioner dan Sampel

Kuesioner dibuat menjadi dua bagian, yaitu kuesioner bagian umum dan

kuesioner bagian utama. Pada kuesioner bagian umum ditanyakan mengenai data-

data proyek (seperti nama proyek, lokasi proyek, sumber dana, nilai proyek, institusi

pemilik proyek, sistem pemilihan kontraktor, jenis kontrak, jenis proyek yang

dikerjakan) dan data responden (seperti tingkat pendidikan terakhir, lama pengalaman

kerja, serta status responden pada proyek). Sedangkan bagian utama kuisioner berupa

pertanyaan-pertanyaan mengenai seberapa besar suatu faktor berpengaruh

menyebabkan terlambatnya suatu proyek bangunan keairan Pertanyaan terdiri dari 25

(dua puluh lima) pertanyaan/faktor.

Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan, maka dapat kami berikan

beberapa proyek bangunan keairan yang akan menjadi sampel penelitian kami

selanjutnya, antara lain proyek bernilai kecil (< Rp.1M) dan proyek bernilai non kecil

(> Rp.1 M )

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor apakah yang dapat

menjadi potensi penyebab terjadinya, maka responden yang dipilih yaitu pihak

pemilik proyek, kontraktor pelaksana, serta konsultan pengawas yang terkait dengan

proyek tersebut.

F. Validasi Kuesioner

Tujuan dilaksanakannya validasi kuesioner adalah untuk mengetahui apakah

pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mudah untuk dipahami oleh responden.

Untuk melakukan validasi kuesioner, maka responden yang dipilih, yaitu tenaga teknis

di instansi Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang telah sering terlibat dalam pelaksanaan

proyek konstruksi. Dari hasil validasi kuesioner dapat diketahui apakah kuesioner

layak untuk diedarkan atau perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum

kuesioner diedarkan.

Page 42: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

G. Proses pengumpulan data

Proses pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memudahkan memperoleh data

yang dibutuhkan guna menunjang penulisan tugas akhir ini. Data yang diambil

berupa data primer dan data sekunder.

a. Data Sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi yang sudah diolah oleh pihak lain. Data sekunder merupakan data

pendukung yang diperoleh dari instansi terkait yang menangani proyek tersebut,

untuk mengetahui proyek-proyek bangunan keairan yang sedang berlangsung pada

tahun anggaran 2008.

b. Data Primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran

kuesioner kepada responden, ada beberapa tahap yang ditempuh untuk

memperoleh data ini, di awali dengan melakukan survey kebutuhan dan

kemudian disusul dengan penyusunan kuesioner, validasi kuesioner dan

penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun responden yang dimaksud adalah kontraktor, konsultan pengawas dan

pemilik proyek (project owner) yang sedang melaksanakan paket proyek

bangunan keairan dibawah 1 milyar dan diatas 1 milyar di kota Palu dan

sekitarnya.

Jawaban kuisioner dari responden merupakan data primer yang masih

bersifat kualitatif, yaitu data yang masih berbentuk kalimat yang selanjutnya

harus diolah kedalam bentuk data kuantitatif atau data yang berbentuk angka

(skoring). Proses input data dilakukan dengan menggunakan program komputer

Microsoft Excel 2007 dan pengolahan menggunakan program komputer

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15. Output data yang

dihasilkan berupa nilai Relatif Rank Index (RRI) dan korelasi Spearmans Rank

dibuat dalam bentuk tabel, sedangkan output dari nilai frekuensinya dibuat

dalam penjelasan gambar/grafik.

Page 43: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Hasil nilai Relatif Rank Index (RRI) menghasilkan rangking secara

berurut faktor yang dominan berpotensi menyebabkan terlambatnya suatu

pekerjaan konstruksi. Nilai korelasi Spearsmans Rank menggambarkan tingkat

signifikasi data dalam hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang

lainnya sedangkan nilai frekuensi digunakan untuk melihat perbandingan

persentase setiap variabel dari setiap faktor.

H. Analisa Data

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau

cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan

data. Statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi

data, menyajikan, dan menganalisis data dengan cara membuat tabel, distribusi

frekuensi, dan diagram atau grafik dengan menggunakan program komputer

Microsoft Excel.

Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan,

peringkasan serta penyajian hasil peringkasan data (Santoso, 2002). Lebih lanjut

ia katakan bahwa, data-data statistik yang dikumpulkan umumnya masih acak,

mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus

diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi grafis

sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan. Statistik deskriptif

digunakan untuk analisis bagi variabel-variabel yang dinyatakan dengan sebaran

frekuensi, baik secara angka-angka mutlak maupun secara persentasi.

b. Statistik Inferensial

Statistika Inferensial disebut juga statistik penarikan kesimpulan, yaitu

statistika yang menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik kesimpulan

mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil. Dengan demikian dalam

statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (memperumum) dan hal yang

bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum).

Page 44: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

1). Statistik Nonparametrik

Statistik Nonparametrik digunakan untuk menganalisa data yang

berbentuk nominal dan ordinal. Data nominal, yaitu data yang hanya dapat

digolongkan secara terpisah secara diskrit atau kategori data ini diperoleh dari

hasil menghitung dan Data ordinal, yaitu data yang berbentuk rangking atau

peringkat, data ini bisa dinyatakan dalam skala, maka jarak satu data dengan

data yang lain tidak sama. Data hasil penelitian terbagi dua kelompok, yaitu

data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang

berbentuk kalimat, kata atau penggambaran, sedangkan data kuantitatif

adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan

(skoring).

Jawaban responden yang terkumpul dalam penelitian ini masih

merupakan data yang bersifat kualitatif sehingga diubah kedalam data

kuantitatif. Oleh karena itu, untuk mengkuantitatifkan data tersebut

diperlukan skala ordinal. Skala ordinal adalah data yang berbentuk ranking

atau peringkat. Data ini dinyatakan dalam skala, sehingga jarak antara satu

data dengan data yang lain tidak sama.

Gambar 3.2. Skala Ordinal

1.1). Pengujian Keandalan Jawaban (Reliability Analisis)

Azwar (2001) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan

penerjemahan dari kata reliability yang artinya keterpercayaan,

keterandalan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat

dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (selama

1 3 4 5 6 7 2

V VI VII I II III IV

Page 45: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

aspek yang diukur tidak berubah). Sebelum melakukan analisa, terlebih

dahulu dilakukan pengujian keandalan terhadap jawaban responden.

Keandalan menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur mengandung

kesalahan ukur. Faktor-faktor menyebabkan kesalahan dapat bersumber

dari kesalahan dalam instruksi yang diajukan peneliti, angket yang

membingungkan responden, atau kesulitan teknis lainnya (Ilyas dan Arif

Tiro, 2002).

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach, diukur berdasarkan skala alpha

Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas

dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat

diinterprestasikan sebagai berikut (Triton, 2005) :

1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel

2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel

3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel

4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel

5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel

Untuk melakukan pengujian tersebut, maka peneliti

menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service

Solution (SPSS).

1.2). Relatif Rank Indeks

Pada tahap ini data dianalisis menggunakan program statistik

SPSS dan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai Relative Rank

Index (RRI). Teknik ini digunakan untuk menentukan faktor-faktor

yang paling berpengaruh secara berurut atau berdasarkan rangking

guna memperoleh tujuan dari pada penelitian ini. Adapun faktor-faktor

yang akan di analisa di anggap tidak saling mempengaruhi atau bersifat

independen.

RRI =

∑=

i

i

iixlnN 1

1 ............................................... (pers 3.1)

Page 46: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Dimana :

n : Angka tertinggi skala Likert

N : Jumlah Responden

i : 1,2,3........n

li : Skala Likert dimana li skala paling rendah dan ln skala paling

tinggi

xi : Frekuensi nilai skala yang dipilih responden dari i = 1 sampai

dengan n

Relatif Rank Indeks (RRI) pada penelitian ini diuraikan menjadi :

a). Frekuensi kejadian penyebab keterlambatan

b). Level dampak terhadap keterlambatan proyek

c). Indeks Kritis, yang dihitung dengan persamaan :

Indeks Kritis = dampakLevelxKejadianFrekuensi

1.3). Corelation Spearmans Rho

Menurut Sugiono (2004), Corelation Spearmans Rho

digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi

hipotesis asosiasif, bila masing-masing variabel yang dihubungkan

berbentuk ordinal dan sumber data antara variabel nilainya tidak harus

sama. Corelation Spearmans Rho ini diuji dengan menggunakan

bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution

(SPSS).

Page 47: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Analisis faktor keterlambatan pada proyek bangunan keairan

f

ra

ng

ky

ka

mp

ey

*F

11

10

31

76

Page 48: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Validasi Kusioner

Dari hasil pilot studi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa kuesioner

yang dibuat layak diajukan/disebar kepada para responden, karena berdasarkan hasil

validasi sebagian besar responden tidak mengalami kesulitan serta telah mengerti

dalam melakukan pengisian kuesioner. Untuk lebih jelasnya berikut hasil validasi

terhadap kelayakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel. 4.1. Hasil Validasi Kusioner terhadap kelayakan kuesioner yang telah

disebarkan.

Responden Pertanyaan Validasi

1 2 3 4 5 6

Responden 1 ± 15 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya

Responden 2 ± 15 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya

Responden 3 ± 10 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya

Responden 4 ± 25 menit Ya Ya Tidak Ya Ya

Responden 5 ± 20 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya

Keterangan pertanyaan validasi :

1. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mengisi kuesioner ini ?

2. Apakah instruksi dalam kuesioner ini sudah cukup jelas ?

Y a Tidak

3. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini cukup jelas ?

Ya Tidak

4. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini sulit untuk di jawab ?

Ya Tidak

5. Apakah masih perlu penambahan pertanyaan ?

Ya Tidak

6. Apakah pertanyaan ini relevan dengan topik yang dibahas ?

Ya Tidak

Page 49: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Adapun data-data umum untuk masing-masing 5 orang responden yang

memberikan jawaban pilot study diatas, yaitu untuk Responden 1 memiliki latar

belakang tingkat pendidikan terakhir Strata I (S-I) dengan pengalaman kerja diatas 5

tahun, untuk Responden 2 memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir

Diploma III (D3) dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun, sedangkan untuk

Responden 3 memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir Diploma III (D3)

dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun, Responden 4 memiliki latar belakang tingkat

pendidikan terakhir Diploma III (D3) dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun, dan

untuk Responden 5 memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir Diploma III

(D3) dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun,

Dari hasil pilot studi diatas dapat dilihat jawaban dari responden kurang lebih

sama, hanya pada responden 4 pada pertanyaan validasi ke-5, responden

menginginkan perlunya penambahan pertanyaan, karena ia berpendapat semakin

banyak pertanyaan maka analisis semakin tajam. Namun responden yang lain

berpendapat faktor-faktor yang ada sudah cukup mewakili karena telah meliputi

sumber-sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen, berupa

unsur dasar atau sarana/alat yang meliputi : Tenaga Kerja (man), Peralatan

(machine), material (material) dan biaya (money) dengan mengunakan metode

(method) yang dikenal dengan singkatan 5M dan ditambah ruang (space).

B. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibagi atas 2, yaitu : Data

primer yang terdiri dari hasil wawancara peneliti terhadap responden untuk proyek

yang sedang mereka kerjakan, serta kuesioner berupa daftar pertanyaan yang di buat

oleh peneliti kemudian diedarkan kepada responden untuk diisi dengan harapan data

yang belum diperoleh melalui observasi dan wawancara dapat diperoleh dengan daftar

pertanyaan, untuk contoh kusioner penelitian proyek bangunan keairan yang

disebarkan oleh peneliti dapat dilihat lampiran halaman 55. Yang kedua adalah Data

Sekunder berupa data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait, berupa lokasi

pelaksanaan proyek, nilai proyek, nama-nama perusahaan kontraktor dan konsultan

Page 50: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

yang menangani proyek tersebut. Untuk lebih jelasnya proses pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran hal 64. Adapun jumlah kusioner

yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 25 kusioner dari 10 Proyek, hal tersebut

disebabkan ada 5 proyek yang tidak menggunakan jasa Konsultan Pengawas.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik peroyek, 5 proyek tersebut tidak

memerlukan pekerjaan yang spesifik sehingga lebih efesien bila di awasi dari pihak

pengelola proyek (Balai Wilayah Sungai Sulawesi III) yang kesemuanya rata-rata

sudah berpengalaman di atas 10 tahun. Adapun kusioner yang tidak kembali ada 1,

sehingga kusioner yang kembali berjumlah 24 kusioner. Data-data untuk kesepuluh

proyek yang kami teliti dapat dilihat pada lampiran halaman 66.

Lamanya penyebaran dan pengembalian kusioner disebabkan adanya kendala-

kendala yang di alami oleh peneliti. Kendala-kendala tersebut antara lain :

1. Keengganan beberapa responden untuk mengisi kusioner, walaupun peneliti sudah

menunjukkan Surat Permintaan Data dari Kampus dan telah dijelaskan oleh

peneliti maksud dan tujuan kusioner tersebut.

2. Kesibukan yang dimiliki oleh Responden, sehingga tidak memiliki waktu untuk

mengisi kusioner.

3. Beberapa kusioner yang telah diberikan kepada responden ada yang hilang,

sehingga peneliti harus memberikan kusioner kosong untuk di isi kembali.

4. Beberapa responden tidak mengerti cara pengisian kusioner sehingga peneliti harus

menjelaskannya, dan setelah di jelaskan masih ada yang salah cara pengisian

kusioner sehingga harus di berikan ulang kusioner yang baru untuk di isi, hal

tersebut dikarenakan akibat perbedaan pemahaman antara responden dengan

peneliti.

5. Sebagian besar kusioner yang telah di isi hanya di titip oleh responden kepada

orang yang berada dilapangan, sehingga peneliti harus mengatur lagi pertemuan

dengan responden untuk mewawancarainya.

Page 51: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

C. Karateristik Responden

1. Pemilihan Kontraktor (U1).

Gambar 4.1. Persentase Berdasarkan Pemilihan Kontraktor

Dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, Pemilihan Kontraktor terdiri

dari Pelelangan Prakualifikasi sebesar 62% (15 responden), Pelelangan

Pascakualifikasi sebesar 37,5% (9 responden) serta Penunjukan Langsung dan

Pemilihan Langsung masing-masing sebesar 0%.

2. Jenis Kontrak (U2).

Gambar 4.2. Persentase Berdasarkan Jenis Kontrak

PEMILIHAN KONTRAKTOR

Pelelangan

Prakualif ikasi

62,5%

Pelelangan

Pascakualif ikasi

37,5%

JENIS KONTRAK

Lump Sump

25%

Harga Satuan

75%

Page 52: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Dari Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa Jenis Kontrak yang digunakan pada

proyek yang diteliti adalah 75% untuk Harga Satuan (18 responden) dan 25%

untuk Lump Sump (6 responden).

3. Proyek Yang Dikerjakan (U3).

Gambar 4.3. Persentase Berdasarkan Proyek Yang Dikerjakan

Berdasarkan hasil pengisian kusioner oleh responden dari 10 proyek bangunan

keairan yang diteliti terdapat 92% Proyek Baru (22 responden), 8% Proyek

Lanjutan (2 responden) dan 0% untuk Proyek Rehabilitasi.

4. Nilai Kontrak Proyek (U4).

Gambar 4.4. Persentase Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek

PROYEK YANG DIKERJAKAN

Proyek Baru

92%

Proyek Lanjutan

8%

NILAI KONTRAK PROYEK

Kecil (< 1M)

25%

Non Kecil (> 1M)

75%

Page 53: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Gambar 4.4. memperlihatkan bahwa Nilai Kontrak Proyek untuk skala Non

Kecil (> 1M) sebesar 75% (18 responden) sedangkan untuk skala Kecil (< 1M)

sebesar 25% (6 responden).

5. Sumber Dana (U5).

Gambar 4.5. Persentase Berdasarkan Sumber Dana

Dari hasil distribusi kusioner, diperoleh hasil bahwa Sumber Dana berasal dari

APBN sebesar 88% (21 responden), DAU sebesar 13% (3 responden) sedangkan

sumber dana yang berasal dari APBD dan ADB sebesar 0%. Untuk proyek tahun

anggaran 2008, 88% sumber dananya berasal dari APBN.

6. Tingkat Pendidikan Terakhir (U6).

Gambar 4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

SUMBER DANA

APBN

88%

DAU

13%

TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR

STM dan

Sederajat

54%

D3

21%

S1

25%

Page 54: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Berdasarkan gambar 4.6. Tingkat Pendidikan Terakhir responden terdiri dari

STM dan Sederajat sebesar 54% (13 responden), D3 sebesar 21% (5 responden)

dan S1 sebesar 25% (6 responden) sedangkan untuk tingkat pendidikan S2 sebesar

0%. Tingkat pendidikan dalam pelaksanaan konstruksi banguan keairan di

dominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan STM dan sederajat, S1 dan

yang terakhir D3.

7. Lama Pengalaman Kerja (U7).

Gambar 4.7. Persentase Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja

Berdasarkan Pengalaman Kerja yang dimiliki oleh responden, sebesar 8% (2

responden) yang mempunyai pengalaman kerja 1 dan 2 tahun, sebesar 13% (3

responden) sebesar 5 tahun serta yang memiliki pengalaman kerja > 5 tahun

sebesar 71% (17 responden). Dari persentase dapat dilihat bahwa sebagian besar

pengalaman kerja (Konsultan Pengawas) sudah mempunyai pengalaman diatas 5

tahun.

LAMA PENGALAMAN KERJA

1 Tahun

8%

2 Tahun

8%

5 Tahun

13%

> 5 Tahun

71%

Page 55: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

8. Status Responden di Proyek (U8).

Gambar 4.8. Persentase Berdasarkan Status Responden di Proyek

Dari hasil distribusi kusioner, diperoleh hasil bahwa sebanyak 8% Pengawas

Pemilik Proyek (2 responden), 13% Konsultan Pengawas (3 responden), 33%

Pengelola Teknis PU (8 responden) dan 46% Tenaga Teknis Kontraktor (11

responden).

D. Analisa Faktor-Faktor Yang Berpotensi Menyebabkan

Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan

Analisis faktor-faktor hasil dari pengisian responden, kemudian dihubungkan

dengan apa yang dilihat langsung oleh peneliti kondisi di lapangan dengan hasil

wawancara terhadap responden, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat

kebenaran alat ukur (kusioner) terhadap subyek penelitian yang terjadi di lapangan.

Analisis tersebut dapat di ukur dengan cara membandingkan hasil pengisian kusioner

yang di lakukan responden dengan yang terjadi dilapangan, dari hasil perbandingan

tersebut dapat peneliti katakan bahwa hasil pengisian kusioner oleh responden dapat

dipercaya. Hal tersebut juga dapat dibuktikan dengan menggunakan program

komputer SPSS (Statistical Product And Service Solution). Hasilnya dapat dilihat

pada tabel 4.2 dan 4.3 dibawah ini.

STATUS RESPONDEN DI PROYEK

Konsultan

Pengaw as

13%Pengelola Teknis

(PU)

33%

Tenaga Teknis

Kontraktor

46%Pengaw as

Pemilik Proyek

8%

Page 56: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

1. Hasil Analisa Realibility Cronbach’s Alpha

Sebelum melakukan analisis RRI, maka dilakukan analisa Reliability

Cronbach’s Alpha. Teknik perhitungan koefisien Cronbach's Alpha digunakan

untuk menguji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas digunakan bantuan program

SPSS versi 15,0.

Tabel 4.2. Realibility Statistics Untuk Tingkat Frekuensi Terjadinya Faktor

Cronbach's

Alpha N of Items

.875 25

Tabel 4.3. Realibility Statistics Untuk Dampak Faktor Terhadap Keterlambatan

Cronbach's

Alpha N of Items

.906 25

Hasil pengujian reability indeks Cronbach’s Alpha cukup memuaskan karena

indeks yang di hasilkan sebesar 0,875 untuk frekuensi dan 0,906 untuk dampak,

dimana nilai tersebut berada di atas nilai indeks minimum yaitu sebesar 0,70.

2. Hasil Analisa Relative Rank Indeks dan Rangking

Berdasarkan hasil pengisian kusioner oleh responden, kemudian

datanya dianalisa untuk mencari 10 peringkat yang paling berpotensi terhadap

keterlambatan untuk tingkat keseringan dan level dampak pada proyek bangunan

keairan untuk tahun anggaran 2008 di kota Palu dan sekitarnya. Untuk mencari

kesepuluh peringkat tersebut dapat di lihat dari hasil pengisian kusioner pada

jawaban-jawaban responden yang dianggap ekstrim (skor 5 dan 6) untuk level

frekuensi dan level dampak. Berdasarkan hasil analisa jawaban responden tersebut,

peneliti dapat mengurut 10 peringkat untuk faktor yang berpotensi menyebabkan

keterlambatan, yang diperkuat dengan analisis menggunakan program komputer

SPSS, dengan cara jawaban responden terhadap kusioner diatas diolah dengan

mencari nilai Relative Rank Index (RRI) masing-masing jawaban untuk variabel

Page 57: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

tingkat frekuensi terjadinya faktor, level dampak terhadap keterlambatan proyek,

serta nilai indeks kritis, sehingga diperoleh hasil akhir berupa ranking dari faktor-

faktor tersebut dengan menggunakan program SPSS, disini peneliti mengunakan

SPSS versi 15,0. Kesepuluh faktor tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Dari hasil analisis kusioner dengan menggunakan program SPSS, diperoleh

hasil rangking faktor-faktor berdasarkan nilai indeks kritis faktor tersebut terhadap

masing-masing proyek yang diteliti, Kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya

berada pada peringkat pertama untuk nilai Indeks Kritis, tingkat frekuensi dan level

dampak. Kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya merupakan faktor yang

frekuensinya paling sering terjadi selama pelaksanaan proyek dan juga sangat

memberikan dampak terhadap keterlambatan proyek yang diteliti. Berdasarkan

hasil wawancara dengan responden, kondisi cuaca akhir-akhir ini sangat sulit untuk

diperkirakan hal tersebut terjadi akibat pemanasan global dan juga untuk proyek

irigasi 90% bahan konstruksinya menggunakan semen sehingga walaupun

hujannya tidak deras kontraktor enggan untuk bekerja akibatnya proyek menjadi

terlambat, juga terkadang di lokasi proyek tidak terjadi hujan tetapi di bagian hulu

sungai terjadi hujan sehingga permukaan air di lokasi proyek menjadi naik. (lihat

lampiran hal. 63).

Tenaga kerja yang digunakan kurang terampil berada pada peringkat kedua

berdasarkan nilai Indeks Kritis, sedangkan untuk tingkat frekuensi berada pada

peringkat keempat dan untuk level dampaknya berada pada peringkat kedua. Ini

menunjukkan walaupun frekuensinya jarang terjadi tetapi faktor tenaga kerja

sangat memberi dampak terhadap keterlambatan proyek. Menurut responden,

tenaga kerja yang digunakan rata-rata tenaga kerja yang masih minim pengalaman

akan pekerjaan bangunan keairan. Hal tersebut terjadi karena kontraktor

menginginkan pembayaran upah yang rendah untuk tenaga kerja yang digunakan,

akibatnya kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan yang

juga berakibat pada kecepatan proses pekerjaan. (lihat lampiran hal. 61).

Page 58: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Untuk Faktor Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat berada pada

peringkat ketiga untuk nilai Indeks Kritis, peringkat kedua untuk tingkat Frekuensi

dan peringkat ketujuh untuk level Dampak. Pada proyek bangunan keairan yang

kami teliti, kontraktor rata-rata dalam waktu yang bersamaan mengerjakan dua

proyek sekaligus bahkan lebih, akibatnya sangat berdampak keterlambatan proyek

yang sedang ditangani, hal tersebut terjadi karena ketidak jujuran pihak penyedia

jasa atau panitia tender pada proses pelelangan. Akibat dari kontraktor menangani

proyek diberbagai tempat terjadi keterbatasan tenaga kerja, peralatan, keuangan

sehingga mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan. (lihat lampiran hal. 62).

Pada peringkat keempat ditempati oleh faktor kekurangan tenaga

kerja/personil untuk nilai indeks kritis, sedangkan untuk tingkat Frekuensi berada

pada peringkat ketiga dan peringkat keempat untuk Level Dampak. Menurut

responden, dalam hal ini pengguna jasa (kontraktor) mengalami kekurangan tenaga

kerja/personil terjadi karena ketidakpatuhan terhadap kontrak kerja yang telah

disepakati bersama, lagi-lagi karena kontraktor menginginkan keuntungan yang

besar dengan cara mengurangi tenaga kerja/personil. Penyebab lain kekurangan

tenaga kerja/personil dikarenakan banyaknya proyek yang ditangani oleh

kontraktor, personil yang seharusnya digunakan dilokasi proyek ini masih

digunakan di proyek lain, akibatnya produktifitas menjadi menurun maka waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan juga menjadi semakin lama.

(lihat lampiran hal. 61).

Selanjutnya faktor peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan

berada pada peringkat kelima untuk nilai Indeks Kritis, peringkat enam besar untuk

tingkat Frekuensi dan peringkat ketiga untuk Level Dampak. Menurut responden,

seringnya peralatan yang digunakan mengalami kerusakan disebabkan karena

sebagian besar alat berat yang digunakan merupakan alat yang sudah cukup tua,

selain itu penyebab lain diakibatkan karena banyaknya proyek yang ditangani oleh

kontraktor dalam waktu yang bersamaan sehingga peralatan sering mengalami

kerusakan. Kerusakan alat berat sangat berdampak terhadap keterlambatan

pekerjaan karena harus menunggu perbaikannya terlebih dahulu. (lihat lampiran

hal. 61).

Page 59: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Faktor kekurangan peralatan berada pada peringkat keenam untuk nilai

Indeks kritis, peringkat kelima untuk tingkat frekuensi sedangkan level dampak

berada pada peringkat keenam. Akibat utama kekurangan peralatan dilokasi

pekerjaan terjadi akibat terlalu banyak proyek yang ditangani oleh kontraktor

sehingga peralatan yang digunakan di lokasi proyek jadi berkurang, akibatnya

keterlambatan terjadi karena harus menunggu peralatan selesai dipakai di lokasi

proyek yang lain dan terkadang alat menjadi rusak sehingga harus menunggu untuk

diperbaiki. Hal tersebut mengakibatkan faktor kekurangan peralatan masuk

kedalam sepuluh peringkat penyebab keterlambatan proyek bangunan keairan.

(lihat lampiran hal. 61).

Kemudian untuk faktor peringkat ketujuh untuk nilai Indeks kritis adalah

faktor Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja, peringkat kedelapan masing-masing

untuk tingkat frekuensi dan Level Dampak. Menurut responden, ketidak patuhan

terhadap kontrak kerja sering dilakukan oleh kontraktor, seperti menyediakan alat

berat kurang dari kontrak yang disetujui, juga tidak menggunakan tenaga kerja

telah di kualifikasi. Contoh lain ketidak patuhan terhadap kontrak kerja dapat

dilihat dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimulai tidak sesuai dari jadwal yang

telah dibuat dalam time schedulle, waktunya lambat dimulai hingga satu bulan.

(lihat lampiran hal. 62).

Adanya perubahan kebijakan pemerintah berada pada peringkat kedelapan

besar untuk nilai indeks kritis dan peringkat ketujuh belas untuk tingkat frekuensi

serta peringkat kelima untuk level dampak. Hal yang sangat dipengaruhi dari

perubahan kebijakan pemerintah yaitu menaikkan harga BBM sehingga terjadi

kenaikan harga barang material yang akan dipakai di lokasi proyek dan harga

produksi alat akibatnya pembengkakan terhadap biaya pelaksanaan tidak dapat

dihindari. (lihat lampiran hal. 62).

Selanjutnya keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau

pemasok berada pada peringkat kesembilan untuk nilai indeks kritis, sedang pada

tingkat frekuensi berada pada peringkat enam besar dan untuk level dampak berada

pada peringkat kesembilan belas. Hal yang menyebabkan keterlambatan dari

subkontraktor disebabkan dari perubahan kebijakan pemerintah yang menaikkan

Page 60: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

harga BBM sehingga material yang akan dipasok oleh subkontraktor seperti besi

dan semen menjadi terlambat. Penyebab lainnya adalah, karena faktor cuaca yang

tidak menentu sehingga proses pengiriman besi ulir melalui ekspedisi menjadi

terlambat. Pada faktor material yang digunakan jarang ditemui dipasaran berada

pada peringkat kesepuluh untuk nilai indeks kritis, peringkat kesembilan untuk

tingkat frekuensi, sedangkan level dampak berada pada peringkat ke-15 besar.

Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah seperti menaikkan harga

BBM pada saat itu berimbas kepada sulitnya material ditemui dipasaran.

a). Hasil Analisa Relative Rank Indeks dan Rangking Secara Umum

Berdasarkan SPSS

Tabel. 4.4. RRI dan Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Responden

Secara Umum (Overall).

Indeks Kritis Tingkat Frekuensi Level Dampak

No Kode

Faktor

Faktor-faktor Penyebab

Keterlambatan RRI Rank RRI Rank RRI Rank

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 C19 Kondisi cuaca yang tidak

terduga sebelumnya 0,7400 1 0,6800 1 0,8100 1

2 B7 Tenaga kerja yang

digunakan tidak terampil 0,6100 2 0,5200 4 0,7700 2

3 B11 Kontraktor menangani

proyek di berbagai tempat 0,5900 3 0,5800 2 0,6000 7

4 B6 Kekurangan tenaga kerja /

personil 0,5800 4 0,5300 3 0,6400 4

5 B8 Peralatan yang digunakan

sering mengalami kerusakan 0,5500 5 0,4800 6,5 0,6600 3

6 B3 Kekurangan peralatan 0,5300 6 0,4900 5 0,6100 6

Page 61: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel. 4.4. RRI dan Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Responden

Secara Umum (Overall). (Lanjutan)

Indeks Kritis Tingkat Frekuensi Level Dampak

No Kode

Faktor

Faktor-faktor Penyebab

Keterlambatan RRI Rank RRI Rank RRI Rank

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7 B9 Ketidak patuhan terhadap

kontrak kerja 0,4800 7 0,4300 8 0,5600 8

8 C16

Adanya perubahan kebijakan

pemerintah (mis : kenaikan

BBM, nilai tukar mata uang)

0,4600 8 0,3600 17 0,6300 5

9 C18

Keterlambatan yang

disebabkan oleh

subkontraktor atau pemasok

0,4500 9 0,4800 6,5 0,4300 19

10 C20 Material yang digunakan

jarang ditemui di pasaran 0.4300 10 0.4200 9 0.4600 15.5

Keterangan :

4 : Rangking faktor berdasarkan nilai Indeks Kritis ( Indeks Kritis = DampakLevelxFrekuensiTingkat )

5 : Rangking faktor berdasarkan tingkat frekuensi kejadian keterlambatan

6 : Rangking faktor berdasarkan level dampak terhadap proyek

Catatan :

Untuk Faktor Kondisi Cuaca yang tak terduga sebelumnya (C19) pada tabel 4.4 diatas, tidak dapat dijadikan

sebagai potensi maupun penyebab keterlambatan proyek, dikarenakan hal tersebut sudah dapat diketahui

berdasarkan perhitungan Hari Efektif Kerja (360 hari kalender - hari libur - hari hujan). Untuk itu jawaban

responden yang mengatakan faktor kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya dapat dikatakan jawaban yang

bersifat bias.

Untuk matriks sepuluh besar penyebab keterlambatan diatas berdasarkan hasil

wawancara peneliti terhadap responden lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran

halaman 61. Selanjutnya RRI dan Rangking keseluruhan secara umum untuk 25

faktor penyebab keterlambatan dapat dilihat pada lampiran halaman 74.

Dari hasil penelitian kami di atas, kemudian dibandingkan dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Waliansyah W, Hidayat

R, Tamsil H). Adapun hasil perbandingannya adalah, terdapat sembilan faktor

penyebab keterlambatan konstruksi bangunan keairan, yang juga termasuk kedalam

10 besar faktor-faktor penyebab keterlambatan berdasarkan penelitian sebelumnya.

Faktor-faktor tersebut yaitu tenaga kerja yang digunakan tidak terampil, kondisi

cuaca yang tak terduga sebelumnya, kekurangan tenaga kerja/personil, peralatan

Page 62: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

yang digunakan sering mengalami kerusakan, kekurangan peralatan, ketidak

patuhan terhadap kontrak kerja, adanya perubahan kebijakan pemerintah,

keterlambatan yang disebabkan oleh subkontrkator/pemasok dan material yang

digunakan jarang ditemui dipasaran.

Dari hasil perbandingan diatas, terlihat bahwa ke sembilan faktor

tersebut merupakan faktor-faktor yang berpengaruh untuk menyebabkan

keterlambatan pada proyek bangunan keairan.

3. Analisa Korelasi Spearman’s Rank

Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien korelasi

menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linier dan arah hubungan kedua

variabel acak. Jika koefisien positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan

searah. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel

mempunyai hubungan terbalik. Menurut Sarwono (2008), ada enam kriteria

untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara

dua variabel, yaitu :

1). 0 : Tidak ada korelasi antara dua varibel

2). > 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah

3). > 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup

4). > 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

5). > 0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat

6). 1 : Korelasi sempurna

Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara jenis proyek yang satu

dengan jenis proyek yang lainnya, maka di gunakanlah program (SPSS versi 15,0)

untuk melakukan korelasi berdasarkan metode spearman rho. Hasil korelasi

antara 10 (sepuluh) besar faktor-faktor yang paling berpotensi berpengaruh

terhadap keterlambatan proyek bangunan keairan, dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut ini:

Page 63: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 4.5. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Faktor-faktor yang Paling

Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan

B.3 B.6 B.7 B.8 B.9 B.11 C.16 C.18 C.19 C.20

Correlation

Coefficient

B.3

1

Sig. (2-tailed) .

Correlation

Coefficient

B.6

0,21274 1

Sig. (2-tailed) 0,31825 .

Correlation

Coefficient

B.7

0,28700 0,61395** 1

Sig. (2-tailed) 0,17391 0,00142 .

Correlation

Coefficient

B.8

0,46465* 0,19656 0,25391 1

Sig. (2-tailed) 0,02216 0,35727 0,23121 .

Correlation

Coefficient

B.9

0,47563* 0,13832 0,39582 0,72990** 1

Sig. (2-tailed) 0,01882 0,51920 0,05554 0,00005 .

Correlation

Coefficient

B.11

0,25224 0,53425** 0,64984** 0,31792 0,24702 1

Sig. (2-tailed) 0,23440 0,00716 0,00059 0,13005 0,24455 .

Correlation

Coefficient

C.16

0,16568 0,33671 0,30317 0,19143 0,41211* 0,28034 1

Sig. (2-tailed) 0,43909 0,10765 0,14984 0,37021 0,04538 0,18455 .

Correlation

Coefficient

C.18

0,05331 0,08458 0,14340 0,04132 0,20997 0,26254 0,76914** 1

Sig. (2-tailed) 0,80460 0,69435 0,50384 0,84798 0,32474 0,21519 0,00001 .

Correlation

Coefficient

C.19

0,07802 0,09421 0,48048* 0,06049 0,18593 0,23912 0,03763 0,07623 1

Sig. (2-tailed) 0,71708 0,66148 0,01748 0,77890 0,38438 0,26045 0,86142 0,72330 .

Correlation

Coefficient

C.20

0,69285** 0,35073 0,35905 0,59635** 0,53257** 0,43128* 0,34749 0,15550 0,11327 1

Sig. (2-tailed) 0,00017 0,09289 0,08488 0,00210 0,00738 0,03536 0,09616 0,46812 0,59820 .

* : Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

** : Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N = 24

Page 64: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Keterangan :

B3 = Kekurangan peralatan

B6 = Kekurangan tenaga kerja / personil

B7 = Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil

B8 = Peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan

B9 = Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja

B11 = Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat

C16 = Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis : kenaikan BBM)

C18 = Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok

C19 = Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya

C20 = Material yang digunakan jarang ditemui di pasaran

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat hasil korelasi faktor-faktor berdasarkan 10

faktor yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan, terdapat lima korelasi faktor

yang mempunyai hubungan yang signifikasi pada level 0,05 yaitu faktor kekurangan

peralatan memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor peralatan yang digunakan

sering mengalami kerusakan dan faktor ketidak patuhan terhadap kontrak kerja, faktor

tenaga kerja yang digunakan tidak terampil memiliki hubungan yang signifikasi

dengan faktor kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya, faktor ketidak patuhan

terhadap kontrak kerja memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor adanya

perubahan kebijakan pemerintah, faktor kontraktor menangani proyek diberbagai

tempat memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor material yang digunakan

jarang ditemui dipasaran.

Sedangkan untuk korelasi pada level 0,01 terdapat delapan korelasi faktor,

yaitu faktor kekurangan peralatan memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor

material yang digunakan jarang ditemui dipasaran, faktor kekurangan tenaga

kerja/personil memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor tenaga kerja yang

digunakan tidak terampil dan kontraktor menangani proyek di berbagai tempat, faktor

tenga kerja yang digunakan tidak terampil memiliki hubungan yang signifikasi dengan

faktor kontraktor menagani proyek diberbagai tempat, faktor peralatan yang

digunakan sering mengalami kerusakan memiliki hubungan yang signifikasi dengan

Page 65: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

faktor ketidak patuhan terhadap kontrak kerja dan faktor material yang digunakan

jarang ditemui di pasaran, faktor ketidak patuhan terhadap kontrak kerja memiliki

hubungan yang signifikasi dengan faktor material yang digunakan jarang ditemui di

pasaran, faktor Adanya perubahan kebijakan pemerintah memiliki hubungan yang

signifikasi dengan faktor Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau

pemasok.

Tabel 4.6. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Proyek Yang

Dikerjakan (U3)

Proyek Baru Proyek Lanjutan

Proyek Baru

Correlation Coefficient 1.000 .620(**)

Sig. (2-tailed) . 0.001

N 25 25

Proyek Lanjutan

Correlation Coefficient .620(**) 1.000

Sig. (2-tailed) 0.001 .

N 25 25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.7. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Sumber Dana (U5)

APBN DAU

APBN

Correlation Coefficient 1.000 1.000(**)

Sig. (2-tailed) . .

N 25 25

DAU

Correlation Coefficient 1.000(**) 1.000

Sig. (2-tailed) . .

N 25 25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.8. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Pendidikan Terakhir

(U6)

Non Sarjana Sarjana

Non Sarana

Correlation Coefficient 1.000 .722(**)

Sig. (2-tailed) . 0.000

N 25 25

Sarjana

Correlation Coefficient .722(**) 1.000

Sig. (2-tailed) 0.000 .

N 25 25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 66: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Tabel 4.9. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Lama Pengalaman

Kerja (U7)

1 - 5 Tahun > 5 Tahun

1 - 5 Tahun

Correlation Coefficient 1.000 .783(**)

Sig. (2-tailed) . 0.000

N 25 25

> 5 Tahun

Correlation Coefficient .783(**) 1.000

Sig. (2-tailed) 0.000 .

N 25 25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.10. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Status Responden Di

Proyek (U8)

Penyedia Jasa Pengguna Jasa

Penyedia Jasa

Correlation Coefficient 1.000 .847(**)

Sig. (2-tailed) . 0.000

N 25 25

Pengguna Jasa

Correlation Coefficient .847(**) 1.000

Sig. (2-tailed) 0.000 .

N 25 25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil korelasi pada tabel-tabel diatas, terlihat bahwa korelasi peringkat

dari faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek

konstruksi berdasarkan kategori proyek yang dikerjakan (U3), sumber dana (U5),

pendidikan terakhir (U6), lama pengalaman kerja (U7) serta status responden di

proyek (U8), masing-masing memiliki korelasi yang kuat/signifkan pada level

0,01. Hal ini menunjukkan bahwa hasil peringkat dari faktor-faktor penelitian ini

sudah mewakili untuk semua kategori yang telah kami susun sebelumnya.

Page 67: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Analisis faktor keterlambatan pada proyek bangunan keairan

f

ra

ng

ky

ka

mp

ey

*F

11

10

31

76

Page 68: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi faktor-

faktor yang menyebabkan keterlambatan Proyek Bangunan Keairan di Kota Palu

dan Sekitarnya secara keseluruhan (overall), faktor-faktor yang masuk dalam 10

(sepuluh) besar nilai indeks kritis adalah : Kondisi cuaca yang tidak terduga

sebelumnya(*), Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil, kontraktor

menangani proyek diberbagai tempat, kekurangan tenaga kerja/personil, peralatan

yang digunakan sering mengalami kerusakan, kekurangan peralatan,

ketidakpatuhan teradap kontrak kerja, adanya perubahan kebijakan pemerintah,

keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok, dan material

yang digunakan jarang ditemui dipasaran.

Untuk faktor material yang digunakan jarang ditemui dipasaran untuk proyek

bangunan keairan yang kami teliti seperti baja ulir yang harus dipesan di luar kota

Palu, ketersediaan bahan tersebut yang ada di kota Palu tidak mencukupi

kebutuhan proyek, sehingga kekurangannya harus dipesan dari luar kota Palu.

Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan pemesanan material jauh hari

sebelum material tersebut akan digunakan.

(*)Untuk Faktor Kondisi Cuaca yang tak terduga sebelumnya diatas, tidak dapat

dijadikan sebagai potensi maupun penyebab keterlambatan proyek, dikarenakan

hal tersebut sudah dapat diketahui berdasarkan perhitungan Hari Efektif Kerja

(360 hari kalender - hari libur - hari hujan). Untuk itu jawaban responden yang

mengatakan faktor kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya dapat dikatakan

jawaban yang bersifat bias.

2. Berdasarkan hasil korelasi terlihat bahwa korelasi peringkat dari faktor-faktor

yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek konstruksi berdasarkan

kategori proyek yang dikerjakan, Sumber dana, Pendidikan terakhir, lamanya

pengalaman pekerjaan, dan status responden di proyek masing-masing memiliki

Page 69: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

korelasi yang kuat / signifkan pada level 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

peringkat dari faktor-faktor penelitian ini sudah mewakili untuk semua kategori

yang telah kami susun sebelumnya.

B. Saran

1. Dari kesepuluh peringkat potensi penyebab keterlambatan proyek bangunan

keairan di kota Palu dan sekitarnya yang kami teliti, perlu di tambahkan faktor

ketersediaan suku cadang peralatan dikarenakan faktor tersebut juga sangat

berpotensi menyebabkan keterlambatan. Peralatan yang digunakan terutama alat

berat yang digunakan oleh kontraktor di kota Palu sebagian besar adalah alat yang

sudah cukup tua sehigga peralatan tersebut sering rusak, pemesanan suku cadang

peralatan tersebut membutuhkan waktu yang lama akibatnya pelaksanaan

pekerjaan proyek menjadi terlambat. Untuk itu faktor ketersediaan suku cadang

peralatan perlu untuk diperhatikan demi kelancaran dan kecepatan pelaksanaan

proyek dan perlu dimasukkan kedalam pertanyaan faktor pada kusioner untuk

penelitian selanjutnya.

2. Dalam penyebaran dan pengembalian kusioner, peneliti mengalami beberapa

kendala, agar hal tersebut tidak terjadi lagi kepada peneliti selanjutnya, salah satu

caranya, yaitu setelah memberikan kusioner kepada responden sebaiknya peneliti

meminta nomor handphone dan alamat kantor/rumah responden untuk

memudahkan mengatur pertemuan wawancara dan mempercepat pengembalian

kusioner.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih difokuskan pada satu jenis proyek

(penelitian studi kasus), dimulai dari pada saat pelelangan sampai proyek

berakhir, sehingga penyebab terjadinya faktor-faktor di atas lebih diketahui secara

detail.

Page 70: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1. Kanisius.

Yogyakarta.

Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 2. Kanisius.

Yogyakarta.

Elinwa, A. U., Joshua, M. (2001). ”Time-Overrun Factors In Nigerian Construction

Industry.” Journal Of Construction Engineering and Management., 419 –

425.

Gould, Frederick E. (1997). “Managing The Construction Process : Estimating,

Scheduling, and Project Control” Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River,

New Jersey.

Hidayat, Rahmat. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek

Konstruksi Berdasarkn Persepsi Kontraktor. Tugas Akhir Universitas

Tadulako. Palu

Kaming, P. F., Olomolaiye, P. O., Holt, G. D., Harris, F. C. (1997). ”Factors

Influencing Construction Time And Cost Oveerun On High-Rise Project In

Indonesia.” Construction Management and Economics., 83-94.

Mangitung, D. M., and Emsley, M. W. (2002a) "The characteristics of Periodic and

Project Prequalification Practices in the UK." The 10th International CIB

Symposium of the W65 Commission on Organisation and Management of

Construction: Construction Innovation and Global Competitiveness,

University of Cincinnati, Ohio, USA, 960-972.

Mangitung, D. M. (2005). ”Modelling the influence of periodic pregualification

criteria on project performance, “ Unpublished PhD thesis, School of

Mechanical, Aerospace and Civil Engineering. The University of

Manchester. Manchester. UK

Mangitung, D. M. (2006). ”Manajemen Konstruksi, Definisi, Konsep dan Taxonomi.”

Catatan Perkuliahan. Manajemen Konstruksi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas

Teknik. Universitas Tadulako.

Page 71: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Mangitung, D. M. (2006). ”Pengendalian Waktu Proyek.” Catatan Perkuliahan.

Manajemen Konstruksi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas

Tadulako.

Online. (http://www.damandiri.or.id/file/dasminsiduipbbab4.pdf), diakses 23/09/09

pukul 11:45 WITA)

Prabowo, Budiman. (1999). Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Klasifikasi

dan Peringkat dari Penyebab-Penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil Vol. 1

Sarwono, Jonathan. (2008). Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik.

Andi. Yogyakarta.

Siegel, S., and Castellan, N. J. (1988). Nonparametric statistics for the behavioral

sciences, 2nd ed. McGraw-Hill, New York, USA.

Soeharto, Imam. (1995). Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional.

Erlangga. Jakarta

Soehendradjati, RJB. (1987). Diktat Kuliah : ”Manajemen Konstruksi”. Jurusan

Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sugiyono (2008). Statistik Nonparametris. CV Alfabeta, Bandung.

Tamsil, Rastuti. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek

Konstruksi Berdasarkan Persepsi Konsultan Pengawas. Tugas Akhir

Universitas Tadulako. Palu

Waliansyah, Wahyu (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan

Proyek Konstruksi Berdasarkan Persepsi Pemilik Proyek. Tugas Akhir

Universitas Tadulako. Palu

Page 72: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Analisis faktor keterlambatan pada proyek bangunan keairan

f

ra

ng

ky

ka

mp

ey

*F

11

10

31

76

Page 73: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

KUESIONER PENELITIAN

Nama : FRANGKY KAMPEY

Judul TA : Analisa Potensi Penyebab Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan

Jurusan : Sipil (S1)

Fakultas : Teknik

No. HP : 085656500026 / 4775758

Maksud Penelitian :

Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi potensi penyebab

keterlambatan proyek Bangunan Keairan di Kota Palu dan sekitarnya. Hasil survey yang berdasarkan

persepsi dari pemilik proyek,kontraktor,dan konsultan pengawas yang sedang terlibat dalam proyek

konstruksi, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa yang dapat menjadi

potensi penyebab keterlambatan proyek Bangunan Keairan di Kota Palu dan sekitarnya, sehingga hasil

survey ini dapat memberikan masukkan kepada para pihak atau pemangku kepentingan jasa konstruksi.

Kuesioner ini adalah bagian dari Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Sipil program studi S-1,

Universitas Tadolako. Saya sebagai mahasiswa yang menyusun tugas akhir, memohon kepada

Bapak/Ibu untuk membantu penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner berdasarkan pengalaman

selama terlibat dalam proyek konstruksi.

Syarat-Syarat Pengisian Kuesioner

1. Data yang diisi oleh responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya rangkuman

data yang telah dianalisa yang disajikan dalam tugas akhir.

2. Kuesioner ini diisi oleh pihak - pihak yang terkait dengan proyek yang sedang diteliti yaitu

pihak pemilik proyek, kontraktor dan konsultan pengawas.

3. Setelah pengisian kuesioner, mohon lembar identitas responden diberi Stempel

Instansi/Perusahaan dan Tanda Tangan Responden untuk menjamin keaslian dari data

yang telah diberikan oleh responden.

4. Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih, semoga dapat menjadi masukan

yang sangat berharga bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Page 74: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Identitas Responden :

1. Nama Responden : ………………………………………….

2. Jabatan dalam perusahaan/instansi : ………………………………………….

3. Nama perusahaan : ………………………………………….

4. Tanggal Mengisi : ………………………………………….

Tanda Tangan Stempel

Kuesioner Bagian Umum (isilah titik-titik yang tersedia atau pilih salah satu dengan

memberi tanda kali: X atau lingkaran: O)

A. DATA PROYEK

1. Nama Proyek : ...........................................................................................

Lokasi Proyek : .........................................................................................

Institusi Pemilik Proyek : ..........................................................................................

2. Pemilihan Kontraktor : � Penunjukan Langsung � Pelelangan Prakualifikasi

� Pemilihan Langsung � Pelelangan Pascakualifikasi

Jenis Kontrak : � Lump Sump � Harga Satuan

Proyek yang dikerjakan : � Baru � Rehabilitasi � Lanjutan

Nilai proyek konstruksi : � < 1 Milyar � ≥ 1 Milyar

Sumber dana : � APBN � APBD � ADB

� DAU � ………………

Page 75: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

B. DATA RESPONDEN

1. Apakah tingkat pendidikan terakhir anda ?

� STM dan Sederajat � D3 � S1 � S2 � …………

2. Sudah berapa lama anda terlibat dalam pelaksanaan proyek (pengalaman kerja di

proyek) ?

� 1 tahun � 2 tahun � 3 tahun � 4 tahun � 5 tahun � >5 tahun

3. Status anda (responden) di Proyek ?

� Konsultan

Pengawas � Pengelola teknis (PU)

� Tenaga teknis

kontraktor �…………

Kuesioner Bagian Utama (pilih salah satu dengan memberi tanda kali : X atau

lingkaran : O)

Berdasarkan pengalaman di proyek untuk konstruksi Bangunan Keairan, Bapak/Ibu diminta

untuk memilih salah satu pilihan yang tersedia :

1 sampai 6 untuk tingkat frekuensi keterlambatan proyek konstruksi Bangunan Keairan :

1. Sangat Jarang

2. Antara 1 dan 3

3. Jarang

4. Sering

5. Antara 4 dan 6

6. Sangat Sering

1 sampai 6 untuk probabilitas dampak faktor terhadap keterlambatan proyek :

1. Sangat Tidak Memberi Dampak

2. Tidak Memberi Dampak

3. Hampir Memberi Dampak

4. Hampir Tidak Memberi Dampak

5. Memberi Dampak

6. Sangat Memberi Dampak

Bila ada tambahan hal-hal yang tidak disebutkan silahkan di isi dibaris kosong yang

tersedia.

Page 76: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

NO

Faktor-Faktor Yang Dapat

Menjadi Potensi Penyebab

Keterlambatan Proyek

Bangunan Keairan

Tingkat Frekuensi Penyebab

Keterlambatan

Level Dampak Terhadap

Keterlambatan Proyek

Bangunan Keairan

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

A. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Pengguna Jasa

1 Perencanaan yang kurang lengkap

2 Perubahan desain berdasarkan

keinginan pemilik proyek

B. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Kontraktor

3 Kekurangan Peralatan

4 Kesalahan yang terjadi selama

pelaksanaan proyek sehingga harus

dikerjakan kembali

5 Mobilisasi peralatan yang terlambat

6 Kekurangan tenaga kerja / personil

7 Tenaga kerja yang digunakan tidak

terampil

8 Peralatan yang digunakan sering

mengalami kerusakan

9 Ketidak patuhan terhadap kontrak

kerja

10 Terlambat membayar upah pekerja

11 Kontraktor menangani proyek di

berbagai tempat

12 Menggunakan metode/teknik

pelaksanaan yang baru dan belum

umum digunakan

13 Perkiraan penggunaan material

yang tidak akurat

14 Perselisihan yang terjadi di

lapangan

C. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Non-Para Pihak

15 Terjadinya kejadian yang tak

terduga (mis : kerusuhan, bencana

alam dilokasi proyek)

16 Adanya perubahan kebijakan

pemerintah (mis : Kenaikan BBM,

nilai tukar mata uang)

17 Banyaknya hambatan untuk menuju

ke lokasi proyek (mis: belum

adanya jalan yang memadai)

Page 77: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

NO

Faktor-Faktor Yang Dapat

Menjadi Potensi Penyebab

Keterlambatan Proyek

Bangunan Keairan

Tingkat Frekuensi Penyebab

Keterlambatan

Level Dampak Terhadap

Keterlambatan Proyek

Bangunan Keairan

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

18 Keterlambatan yang disebabkan

oleh subkontraktor atau pemasok

19 Kondisi cuaca yang tidak terduga

sebelumnya

20 Material yang digunakan jarang

ditemui di pasaran

D. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Pengguna Jasa dan Kontraktor

21 Alokasi dana yang tidak cukup

22 Buruknya koordinasi antara pihak-

pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan proyek

23

Cara pembayaran /penarikan termin

yang tidak umum (mis: termin

dapat ditarik setelah progres fisik

mencapai 60%).

24 Prediksi terhadap lokasi lapangan

atau goegrafis proyek yang tidak

akurat

25 Buruknya monitoring dan control

E. Faktor – Faktor tambahan

26 ……………………………………

……………………………………

27 ……………………………………

……………………………………

28 ……………………………………

……………………………………

29 ……………………………………

……………………………………

30 ……………………………………

……………………………………

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu, dengan mengisi kusioner ini.

Page 78: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Kuesioner Pilot Study

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masukkan/saran dan informasi mengenai kuesioner.

Hal umum mengenai kuesioner :

1. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mengisi kuesioner ini ?

..........................................................................................................................................

2. Apakah instruksi dalam kuesioner ini sudah cukup jelas ?

Ya Tidak

Jika tidak alasannya :

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

Mengenai pertanyaan kuesioner :

1. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini cukup jelas ?

Ya Tidak

Jika Tidak alasannya :

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

2. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini sulit untuk di jawab ?

Ya Tidak

Jika Ya alasannya :

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

3. Apakah masih perlu penambahan pertanyaan ?

Ya Tidak

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

4. Apakah pertanyaan ini relevan dengan topik yang dibahas ?

Ya Tidak

Jika tidak alasannya :

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

Tolong berikan kesan dan pesan jika ada :

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 79: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

MATRIKS KUSIONER Proyek Bangunan Keairan

Berdasarkan Keterangan Responden

No.

Kusioner Kode

Faktor Uraian

1, 2, 6, 7,

9, 14, 20 B.3

Keterlambatan terjadi karena proyek yang ditangani oleh kontraktor

lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga peralatan yang

digunakan di lokasi proyek jadi berkurang, akibatnya harus

menunggu peralatan selesai dipakai di lokasi proyek yang lain, dan

juga terkadang alat menjadi rusak sehingga harus menunggu untuk

diperbaiki.

1, 2, 6, 8, 9 B.5

Keterlambatan pada mobilisasi alat terjadi akibat dari banyaknya

proyek yang ditangani oleh kontraktor di tempat lain. Alat-alat berat

yang semestinya sudah harus digunakan di lokasi proyek namun

masih harus menunggu selesai digunakan di proyek lain.

1, 6, 8 B.6

Penyebab dari kekurangan tenaga kerja/personil di lapangan

diakibatkan karna tidak memenuhi kontrak kerja, yaitu tenaga kerja

yang disiapkan oleh kontraktor tidak sesuai/lebih kecil dari kontrak

kerja, ini juga diakibatkan karena banyaknya proyek yang sedang

ditangani.

11, 20, 22 Kekurangan tenaga kerja/personil dikarenakan kontraktor sedang

menangani proyek ditempat lain. 1, 2, 5, 6,

9, 12, 13, 14, 20,

22

B.7 Tenaga kerjanya (tukang) susah membaca gambar, disebabkan oleh

pengalaman kerja yang masih kurang.

3 Tenaga kerjanya (tukang) masih belum tau campuran beton K225

disebabkan oleh pengalaman kerja yang masih kurang.

11 Tenaga kerjanya (tukang) susah membaca gambar terutama gambar

penulangan dan potongan.

18, 19 Belum tau membaca gambar dikarenakan rata-rata tukang yang

dipakai tidak lulus Sekolah Dasar.

1, 2 B.8 Peralatan sering mengalami kerusakan dikarenakan proyek yang

dikerjakan terlalu banyak dan peralatan yang digunakan kebanyakan

peralatan tua.

3, 4

Alat berat excavator yang digunakan merupakan alat yang sudah

cukup tua, sedangkan alat tersebut merupakan alat utama dalam

pekerjaan proyek, yaitu untuk penanaman blok talud, alat yang

digunakan yang sering rusak juga yaitu molen karna molen yang

digunakan molen yang tua.

Page 80: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

No.

Kusioner Kode

Faktor Uraian

5, 6, 9 B.8 Molen dan alat berat excavator yang digunakan merupakan alat yang

sudah cukup tua, sehingga sering mengalami kerusakan.

20 Peralatan yang sering mengalami kerusakan, yaitu Concreate Mixer.

23 Peralatan yang sering mengalami kerusakan, yaitu Dozer.

3, 4, 5 B.9 Ketidak patuhannya yaitu terhadap SPEK yang ada, contohnya

pernah pasangan beton disuruh bongkar oleh pengawas PU karna

campuran betonnya dibuat tidak berdasarkan SPEK yang ada. 1, 6, 19,

20, 22, 23 B.11 Selain sedang mengerjakan proyek dilokasi ini Kontraktor juga

mengerjakan paket di lokasi lain.

1, 2, 3, 5,

9 B.14 Perselisihan tersebut kadang terjadi antar buruh harian dengan

pengawas kontraktor, terkadang juga antar pengawas kontraktor

dengan pengawas konsulltan, hal tersebut cukup berdampak terhadap

tertundanya pekerjaan.

1, 2 C.15

Kerusuhan antara orang yang ada dilapangan dengan masyarakat

dikarenakan proyek tersebut merupakan rangkaian dari pekerjaaan

proyek perpanjangan Landasan Pacu di bandara udara mutiara,

dimana proyek perpanjangan landasan pacu tersebut nantinya harus

menggusur beberapa rumah dan sebagian tanah warga yang nantinya

dijadikan area landas pacu sehingga proyek talud kena imbas dari

kemarahan warga yang mengakibatkan keterlambatan proyek.

3, 4, 5 Bencana alam yang pernah terjadi di lokasi yaitu banjir sehingga

proyek di tunda sampai beberapa hari.

6, 8, 9 C.15

Proyek Box Culvert tersebut merupakan 1 rangkaian dari pekerjaaan

perpanjangan Landasan Pacu di bandara udara mutiara,dimana proyek

perpanjangan landasan pacu tersebut nantinya harus menggusur

rumah masyarakat sehingga proyek Box Culvert tersebut kena imbas

dari kemarahan warga yang mengakibatkan keterlambatan proyek,

juga terjadinya banjir di lokasi proyek sehingga harus berhenti sampai

arus air di sungai cukup reda.

1, 2, 6, 7,

9 C.16

Kenaikan harga BBM merupakan salah satu yang penyebab

keterlambatan proyek, imbas dari kenaikan harga BBM yaitu naiknya

harga-harga meterial yang akan dipakai dilokasi proyek melebihi jauh

harga-harga material yang tertera dalam kontrak, sehingga utusan dari

pihak kontraktor meminta eskalasi harga kepada Pemerintah di

Jakarta, dalam masa waktu tersebut proyek jadi terlambat.

11, 13, 19,

22

Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap harga material

dan produksi alat sehingga terjadi pembengkakan pada biaya

pelaksanaan.

Page 81: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

No.

Kusioner Kode

Faktor Uraian

1, 2, 6, 9 C.17 Hambatan tersebut dikarenakan untuk memasuki ke lokasi proyek

harus melewati area bandara, dimana untuk memasuki area bandara

harus menunggu pesawat landing atau tackoff.

20 Membuat jalan inspeksi ke lokasi proyek, tetapi masyarakat setempat

tidak mau lahannya dijadikan jalan inspeksi.

1, 2, 4, 5,

6, 7, 8, 9,

10 C.19

Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat

kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak

hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air

dilokasi proyek menjadi naik.

11

Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat

kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak

hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air

dilokasi proyek menjadi naik.

12

Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat

kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak

hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air

dilokasi proyek menjadi naik.

13, 20, 21,

22, 23, 24

Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat

kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak

hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air

dilokasi proyek menjadi naik.

14, 15, 18,

19

Konstruksi bangunan keairan 90% menggunakan semen, sehingga

kontraktor enggan melanjutkan proyek apabila terjadi hujan

walaupun bukan hujan lebat, kontraktor menunggu sampai cuaca

kembali cerah baru pekerjaan dilanjutkan kembali.

1, 2, 6, 7 D.21 Alokasi dana yang tidak cukup berdampak terhadap pembelian

material, bahan bakar alat berat, dll. Sehingga dinilai berdampak

terhadap keterlambatan. 1, 2, 6, 7, 9 D.23

Termin 35% boleh ditarik oleh kontraktor setelah Progres fisik sudah

mencapai 50%.

Page 82: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Bagan Alir Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data-data dimulai oleh peneliti dari meminta nama-nama

proyek bangunan keairan yang sedang berlangsung di kantor-kantor PU dengan cara

memasukkan surat permintaan data dimiliki peneliti yang diperoleh dari Fakultas

Teknik Universitas Tadulako yang ditanda tangani oleh Pembantu Dekan I.

Membuat Surat

Permintaan Data

di Fakultas

Menunjukkan Surat

Permintaan Data

ke Instansi Terkait

Meminta Lokasi

Proyek-proyek Bangunan Keairan yang sedang

berlangsung dan Nama-nama Perusahaan yang

menangani proyek tersebut

Menyebarkan Kuesioner kepada Responden

yang berada di lapangan

(Pemilik Proyek, Pengawas Kontraktor, dan

Konsultan Pengawas

Mensinkronkan Jawaban responden di kuesioner

dengan apa yang peneliti lihat dilapangan dengan

cara wawancara untuk jawaban yang di anggap

ekstrim (skor 5 dan 6)

Page 83: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Kemudian surat tersebut diproses oleh pihak yang berwenang menangani surat-surat

di kantor PU tersebut, waktu untuk memproses surat tersebut berkisar antara 1 sampai

2 minggu.

Setelah mendapat jawaban maka barulah peneliti boleh bertemu dengan

Kepala Instansi tersebut, kemudian Kepala Instansi tersebut memberikan surat

disposisi kepada stafnya yang memegang file proyek-proyek keairan yang sedang

berlangsung dan nama-nama perusahaan konsultan dan kontraktor yang sedang

menangani proyek tersebut.

Setelah peneliti mengetahui dimana saja proyek-proyek yang sedang

berlangsung, kemudian peneliti mulai menyebarkan kusioner kepada Pemilik Proyek,

Konsultan dan kontraktor pengawas yang berada dilapangan dengan cara

mengunjungi langsung ke lokasi proyek. Hasil isian kusioner yang dilakukan oleh

responden kemudian di sinkronkan dengan apa yang diliat langsung oleh peneliti di

lapangan, mengenai jawaban-jawaban responden yang dianggap ekstrim (skor 5 dan

6) untuk level frekuensi dan dampak ditanya oleh peneliti alasannya responden

memberikan skor ekstrim.

Page 84: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

DATA-DATA PROYEK YANG DI TELITI

1. Nama Proyek : Pembuatan Talud Pada Daerah Perpanjangan

Landasan Pacu 2.732,5 m2

Lokasi Proyek : Bandar Udara Mutiara

Nilai Proyek : Rp. 998.700.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Departemen Perhubungan

Konsultan Pengawas : CV. Konsultan Citra Pratama

Kontraktor : PT. Lince Romawi Raya

2. Nama Proyek : Pembangunan Tanggul Sungai Palu Segmen VII

Lokasi Proyek : Sungai Palu

Nilai Proyek : Rp. 1.493.333.000

Sumber Dana : DAU

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas PU Pertambangan Dan Energi

Konsultan Pengawas : CV. Sarana Struktur

Kontraktor : PT. Dumori Dharma Perkasa

3. Nama Proyek : Pembuatan Box Culvert Sepanjang 170 m

Lokasi Proyek : Bandar Udara Mutiara

Nilai Proyek : Rp. 4.932.191.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Departemen Perhubungan

Konsultan Pengawas : CV. Geometrik Konsultan

Kontraktor : PT. Karya Putra Birawa

4. Nama Proyek : Perkuatan Tebing Sungai Palu

Lokasi Proyek : Sungai Palu

Nilai Proyek : Rp. 3.300.000.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)

Kontraktor : PT. Ariescont Perdana

Page 85: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

5. Nama Proyek : Pembuatan Check Dam DPS 3 C Sungai Sombe

Lewara

Lokasi Proyek : Sungai Sombe Lewara Kab. Donggala

Nilai Proyek : Rp. 2.700.000.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)

Kontraktor : PT. Masara Bulava Lestari

6. Nama Proyek : Pembuatan Embung Ngia

Lokasi Proyek : Ngata Baru Kab. Donggala

Nilai Proyek : Rp. 3.696.648.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : CV. Sarana Cipta

Kontraktor : PT. Cempaka Nusantara

7. Nama Proyek : Perbaikan Alur Sungai Desa Sidondo II

Lokasi Proyek : Desa Sidondo Kab. Donggala

Nilai Proyek : Rp. 2.420.927.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)

Kontraktor : PT. Indojaya Palu Makmur

8. Nama Proyek : Pembuatan Check Dam DPS 3 E Sungai Sombe

Lewara

Lokasi Proyek : Sungai Sombe Lewara Kab. Donggala

Nilai Proyek : Rp. 2.398.997.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)

Kontraktor : PT. Adas Sejahtera

Page 86: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

9. Nama Proyek : Pembuatan Embung Watutela

Lokasi Proyek : Watutela Kab. Donggala

Nilai Proyek : Rp. 3.808.407.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : CV. Mukti Nugraha

Kontraktor : PT. Karya Rejeki

10. Nama Proyek : Normalisasi Up Stream Bendung Gumbasa

Lokasi Proyek : Gumbasa Kab. Donggala

Nilai Proyek : Rp. 1.920.012.000

Sumber Dana : APBN

Tahun Anggaran : 2008

Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III

Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)

Kontraktor : PT. Torabangun Jaya

Keterangan :

(*) = Menurut Pemilik Proyek : Pekerjaan tersebut tidak menggunakan jasa

Konsultan Pengawas, dikarenakan pekerjaan ini tidak memerlukan pekerjaan

yang spesifik sehingga lebih efesien bila di awasi dari pihak pengelola proyek

(DINAS BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI III) yang kesemuanya rata-

rata sudah mempunyai pengalaman kerja di atas 10 tahun.

Page 87: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

HASIL DATA KUSIONER

N = 24

A A B B B B B B B B B B B B B C C C C C D D D D D

1F 2F 3F 4F 5F 6F 7F 8F 9F 10F 11F 12F 13F 14F 15F 16F 17F 18F 19F 20F 21F 22F 23F 24F 25F

4 1 1 1 1 1 6 4 1 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 1 3

4 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1

4 2 1 2 4 2 6 2 3 3 4 3 4 2 1 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

4 2 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 4 4 3 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 3 4 2 1 3 1 1 2

4 2 1 2 4 1 6 3 3 3 4 3 4 2 1 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

4 1 1 1 1 1 6 4 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 1 3

4 1 1 1 1 1 5 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4

4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 1 1 3 3 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 3 1

4 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1

3 2 3 2 1 1 6 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 1 2 4 3 3 2 2 2 2

3 2 3 2 1 3 6 3 3 3 3 3 2 5 5 3 3 3 4 2 3 3 1 2 2 3 5 3 3 3 2 2 4

3 2 1 2 1 3 6 2 2 1 2 2 1 3 4 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 3 4 2 3 2 2 1 2

3 2 1 2 1 1 6 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 3 2 2 3

3 2 1 2 1 2 6 2 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 1 1 1 1

3 2 1 2 1 2 6 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 1 2 1 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1

3 2 1 2 1 2 6 2 1 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 3 1 1 1 1 1

3 2 1 2 1 1 6 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 1 1 1 1 2

3 2 1 2 1 1 6 2 2 2 3 2 1 3 5 3 3 3 4 2 2 2 1 1 2 3 5 3 3 3 3 2 3

3 2 1 2 1 1 6 3 2 3 3 3 1 4 5 4 4 3 5 2 2 2 1 2 1 3 5 3 3 3 2 2 3

3 2 1 2 1 2 6 2 1 1 4 3 1 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 1 4 3 1 1 1 1 1

3 2 1 2 1 1 5 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 1

3 2 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 1 4 5 3 3 3 4 2 2 2 1 2 2 3 5 3 3 3 2 2 3

3 2 1 2 1 1 6 2 1 1 4 3 3 4 4 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1 1 1 1

3 2 1 2 1 1 6 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 1 1 1 1 3 2 5 2 1 2 2 1 124

U.8

22

23

Respon

den U.1 U.2 U.3

16

17

18

19

20

21

10

11

12

13

14

15

4

5

6

7

8

9

Pertanyaan Bagian Umum Frekuensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Keairan

1

2

3

U.4 U.5 U.6 U.7

Page 88: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

HASIL DATA KUSIONER

N = 24

A A B B B B B B B B B B B B B C C C C C D D D D D

1D 2D 3D 4D 5D 6D 7D 8D 9D 10D 11D 12D 13D 14D 15D 16D 17D 18D 19D 20D 21D 22D 23D 24D 25D

4 1 1 1 1 1 6 4 2 3 6 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 6 6 5 3 4 2 5 4 5 2 3

4 1 1 1 1 1 5 3 3 3 5 4 6 3 6 6 4 3 4 1 4 5 6 6 6 2 4 3 6 3 6 1 2

4 2 1 2 4 2 6 2 4 4 3 4 2 3 6 6 6 2 2 4 2 6 5 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4

4 2 1 2 4 3 1 1 4 3 4 4 3 2 4 5 5 3 4 4 3 3 6 4 2 2 5 4 4 4 3 4 2

4 2 1 2 4 1 6 3 4 4 3 4 2 3 6 6 6 2 2 4 3 6 5 2 2 2 5 3 3 4 4 3 3

4 1 1 1 1 1 6 4 2 3 5 3 5 5 5 6 3 4 5 3 4 2 6 6 5 3 5 4 5 4 5 3 4

4 1 1 1 1 1 5 3 4 3 6 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 6 2 3 5 3 6 4 6 2 3

4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 3 3 1 1 5 1 1 1 4 1 1 1 1 3 1

4 1 1 1 1 3 2 3 3 3 5 4 6 3 6 6 4 3 4 1 2 5 6 6 6 4 5 2 3 3 6 3 2

3 2 3 2 1 1 6 2 2 2 3 1 1 3 4 3 3 3 3 1 2 2 1 3 1 2 5 3 3 2 2 2 2

3 2 3 2 1 3 6 3 3 3 3 3 2 6 6 4 4 4 4 3 3 3 1 5 1 4 6 3 2 4 2 2 4

3 2 1 2 1 3 6 2 2 1 3 3 1 3 5 3 3 2 4 2 2 2 1 3 1 3 5 2 3 3 3 1 2

3 2 1 2 1 1 6 3 2 2 3 3 2 4 5 3 3 3 3 2 2 3 1 5 2 3 6 2 3 3 2 2 3

3 2 1 2 1 2 6 2 1 2 5 3 2 4 5 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 1 1 1 1 1

3 2 1 2 1 2 6 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 5 3 3 2 2 2 1

3 2 1 2 1 2 6 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 2 2 2 1 2 3 2 4 3 1 1 2 2 2

3 2 1 2 1 1 6 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2

3 2 1 2 1 1 6 2 2 2 3 2 1 3 5 3 3 4 4 2 2 2 1 4 1 2 5 2 3 3 3 2 3

3 2 1 2 1 1 6 3 2 3 3 4 1 4 5 4 4 3 5 2 2 2 1 5 1 3 5 3 3 3 2 2 3

3 2 1 2 1 2 6 2 1 1 6 4 1 6 6 5 4 4 5 3 3 3 3 1 6 1 5 4 1 1 1 1 1

3 2 1 2 1 1 5 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2

3 2 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 1 5 6 4 4 4 5 2 2 2 1 5 2 3 6 3 3 3 2 2 4

3 2 1 2 1 1 6 2 2 2 2 3 3 3 3 5 3 3 5 3 4 2 1 3 4 3 6 3 2 2 2 2 3

3 2 1 2 1 1 6 3 2 2 3 1 1 3 4 4 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 5 2 2 2 2 2 224

U.8

22

23

Respon

den U.1 U.2 U.3

16

17

18

19

20

21

10

11

12

13

14

15

4

5

6

7

8

9

Pertanyaan Bagian Umum Level Dampak Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi Keairan

1

2

3

U.4 U.5 U.6 U.7

Page 89: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Keterangan :

Kuesioner Bagian Umum

U.1 Pemilihan Kontraktor U.2 Jenis Kontrak

1 = Penunjukan Langsung 1 = Lump Sump

2 = Pemilihan Langsung 2 = Harga Satuan

3 = Pelelangan Prakualifikasi U.4 Nilai Proyek Konstruksi

4 = Pelelangan Pascakualifikasi 1 = Skala Kecil ( < Rp. 1 M)

U.3 Proyek yang Dikerjakan 2 = Skala non Kecil ( ≥ Rp. 1 M)

1 = Proyek Baru U.6 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden

2 = Proyek Rehabilitasi 1 = STM dan Sederajat

3 = Proyek Lanjutan 2 = D3

4 = Lain-lain 3 = S1

U.5 Sumber Dana 4 = S2

1 = APBN 5 = Lain-lain

2 = APBD U.8 Status Responden Di Proyek

3 = ADB 1 = Konsultan Pengawas

4 = DAU 2 = Pengelola Teknis (PU)

5 = Lain-lain 3 = Tenaga Teknis Kontraktor

U.7 Pengalaman Kerja Responden Di Proyek 4 = Lain-lain

1 = 1 Tahun Recode U6 : 1 = Non Sarjana (1,2)

2 = 2 Tahun 2 = Sarjana (3,4)

3 = 3 Tahun Recode U7 : 1 = ≤ 5 Tahun (1,2,3,4,5)

4 = 4 Tahun 2 = > 5 Tahun (6)

5 = 5 Tahun Recode U8 : 1 = Pengguna Jasa (2)

6 = > 5 Tahun 2 = Penyedia Jasa (1,3)

Page 90: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Kuesioner Bagian Utama

Tingkat Frekuensi (F) Level Dampak (D)

Pemilihan skala untuk frekuensi mulai dari : Pemilihan skala untuk probabilitas dampak mulai dari :

1 = Sangat Jarang 1 = Sangat tidak memberi dampak

2 = Antara 1 dan 3 2 = Hampir Tidak memberi dampak

3 = Jarang 3 = Tidak memberi dampak

4 = Sering 4 = Hampir memberi dampak

5 = Antara 4 dan 6 5 = Memberi dampak

6 = Sangat Sering 6 = Sangat memberi dampak

Page 91: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi

A1 = Perencanaan yang kurang lengkap

A2 = Perubahan desain berdasarkan keinginan pemilik proyek

B3 = Kekurangan peralatan

B4 = Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek sehingga harus dikerjakan kembali

B5 = Mobilisasi peralatan yang terlambat

B6 = Kekurangan tenaga kerja / personil

B7 = Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil

B8 = Peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan

B9 = Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja

B10 = Terlambat membayar upah pekerja

B11 = Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat

B12 = Menggunakan metode/teknik pelaksanaan yang baru dan belum umum digunakan

B13 = Perkiraan penggunaan material yang tidak akurat

B14 = Perselisihan yang terjadi di lapangan

C15 = Terjadinya kejadian yang tak terduga(mis:kerusuhan, bencana alam di lokasi proyek)

C16 = Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis : kenaikan BBM, nilai tukar mata uang)

C17 = Banyaknya hambatan untuk menuju ke lokasi proyek (mis: belum adanya jalan yang memadai)

C18 = Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok

C19 = Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya

C20 = Material yang digunakan jarang ditemui di pasaran

D21 = Alokasi dana yang tidak cukup

D22 = Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek

D23 = Cara pembayaran/penarikan Termin yang tidak umum (mis : termin dapat ditarik setelah progres fisik mencapai 60%)

D24 = Prediksi terhadap lokasi lapangan atau goegrafis proyek yang tidak akurat

D25 = Buruknya monitoring dan control

Page 92: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

No Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan RRI Rank RRI Rank RRI Rank

C19 1 Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya 0.7400 1 0.6800 1 0.8100 1

B7 2 Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil 0.6100 2 0.5200 4 0.7700 2

B11 3 Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat 0.5900 3 0.5800 2 0.6000 7

B6 4 Kekurangan tenaga kerja / personil 0.5800 4 0.5300 3 0.6400 4

B8 5 Peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan 0.5500 5 0.4800 6.5 0.6600 3

B3 6 Kekurangan peralatan 0.5300 6 0.4900 5 0.6100 6

B9 7 Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja 0.4800 7 0.4300 8 0.5600 8

C16 8 Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis : kenaikan BBM, nilai tukar mata uang) 0.4600 8 0.3600 17 0.6300 5

C18 9 Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok 0.4500 9 0.4800 6.5 0.4300 19

C20 10 Material yang digunakan jarang ditemui di pasaran 0.4300 10 0.4200 9 0.4600 15.5

B10 11 Terlambat membayar upah pekerja 0.4200 11 0.3900 12 0.4700 13.5

B4 12 Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek sehingga harus dikerjakan kembali 0.4200 12 0.3800 13 0.4900 10

B5 13 Mobilisasi peralatan yang terlambat 0.4100 13 0.4100 10 0.4400 18

C15 14 Terjadinya kejadian yang tak terduga (mis : kerusuhan, bencana alam di lokasi proyek) 0.4100 14 0.4000 11 0.4700 13.5

B14 15 Perselisihan yang terjadi di lapangan 0.4100 15 0.3800 14.5 0.4700 12

D21 16 Alokasi dana yang tidak cukup 0.4000 16 0.3500 21 0.4900 10

D22 17 Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek 0.4000 17 0.3500 18.5 0.4500 17

B12 18 Menggunakan metode/teknik pelaksanaan yang baru dan belum umum digunakan 0.3800 18 0.3800 14.5 0.4200 20

B13 19 Perkiraan penggunaan material yang tidak akurat 0.3800 19 0.3700 16 0.4100 21.5

C17 20 Banyaknya hambatan untuk menuju ke lokasi proyek (mis: belum adanya jalan yang memadai) 0.3800 20 0.3500 21 0.4600 15.5

D25 21 Buruknya monitoring dan control 0.3700 21 0.3500 21 0.4100 21.5

A2 22 Perubahan desain berdasarkan keinginan pemilik proyek 0.3700 22 0.3500 18.5 0.4000 23.5

D23 23 Cara pembayaran/penarikan Termin yang tidak umum (mis : termin dapat ditarik setelah progres fisik mencapai 60%) 0.3500 23 0.2800 24 0.4900 10

A1 24 Perencanaan yang kurang lengkap 0.3400 24 0.3100 23 0.4000 23.5

D24 25 Prediksi terhadap lokasi lapangan atau goegrafis proyek yang tidak akurat 0.3000 25 0.2700 25 0.3500 25

Indeks Kritis Frekuensi Dampak

RRI & RANGKING SECARA UMUM

Page 93: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

RANGKING FAKTOR TIAP KATEGORI

Pelelangan Prakualifikasi Pelelangan Pascakualifikasi

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C19 1 1 1 C19 1 4 1

B7 2 2 2 C15 4 1 2

B6 4 3 3 B5 2 8.5 3

B11 3 4 4 B11 4 14 4

B8 6 5 5 B8 9 2.5 5

B3 5 7 6 B3 8 7 6

B9 7 8 7 B6 7 12.5 7

B10 9.5 9 8 C16 15.5 5.5 8

C20 8 10 9 B9 11.5 10.5 9

C16 14.5 6 10 C18 4 25 10

C18 9.5 12 11 D21 15.5 8.5 11

B4 11 11 12 D22 10 15 12

B13 13 14 13 B12 6 19 13

B14 12 18.5 14 B14 15.5 10.5 14

C17 14.5 18.5 15 B7 24 2.5 15

D21 17 16.5 16 D23 24 5.5 16

D25 18.5 14 17 A2 15.5 17.5 17

D22 18.5 16.5 18 C17 19.5 12.5 18

A2 16 21 19 D25 11.5 22.5 19

B12 23 14 20 C20 15.5 20 20

A1 20.5 21 21 B4 21.5 16 21

B5 20.5 23.5 22 B13 15.5 22.5 22

D23 24 21 23 A1 24 17.5 23

D24 25 23.5 24 B10 21.5 22.5 24

C15 22 25 25 D24 19.5 22.5 25

Page 94: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Lump Sump Harga Satuan

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C15 2.5 1.5 1 C19 1 1 1

C19 1 6.5 2 B7 2.5 2 2

B5 6 3.5 3 B11 2.5 5 3

B11 4.5 12 4 B6 4 4 4

B6 7 10.5 5 B8 6 3 5

C16 10 1.5 6 B3 5 7.5 6

C18 2.5 19 7 B9 7 6 7

D21 10 8.5 8 C20 8.5 10 8

B3 15.5 5 9 B4 10 9 9

B7 20.5 6.5 10 C18 8.5 14.5 10

B8 15.5 8.5 11 C16 16.5 7.5 11

B12 4.5 24.5 12 B10 11 11 12

D22 10 14 13 B14 12.5 12 13

C17 20.5 10.5 14 B13 12.5 18 14

D23 24 3.5 15 D22 18 14.5 15

B14 10 13 16 A2 14.5 21 16

B10 15.5 17 17 D25 19.5 16.5 17

B9 15.5 15.5 18 D21 19.5 16.5 18

D25 10 22 19 B12 23 13 19

B13 15.5 19 20 C17 16.5 21 20

C20 15.5 22 21 A1 21.5 19 21

A2 20.5 19 22 B5 14.5 25 22

B4 23 15.5 23 D23 24 21 23

D24 20.5 24.5 24 C15 21.5 24 24

A1 25 22 25 D24 25 23 25

Page 95: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Proyek Baru Proyek Lanjutan

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C19 1 1 1 C19 1 1 1

B7 4 2 2 B7 2.5 2 2

B11 2 7 3 B6 2.5 3 3

B6 3 4.5 4 B11 4 6.5 4

B8 7 3 5 B8 7.5 6.5 6

B3 5 6 6 B9 7.5 6.5 6

B9 8.5 8 7 B10 7.5 6.5 6

C16 17.5 4.5 8 C16 14.5 4 8

C18 6 20 9 C20 7.5 11 10

C15 10 11.5 10 D25 7.5 11 10

B5 8.5 16 11 C18 14.5 11 12

B4 12 9.5 12 D22 14.5 11 12

C20 11 16 13 B3 14.5 11 14

B10 13.5 16 14 D21 7.5 16 14

B14 15 14 15 A1 14.5 16 17

C17 17.5 13 16 A2 14.5 16 17

D21 21.5 11.5 17 B13 14.5 16 17

D22 19.5 18 18 B14 14.5 16 17

B12 13.5 19 19 B4 20.5 20.5 20

B13 16 21 20 D23 20.5 20.5 20

A2 19.5 23.5 21 D24 20.5 20.5 20

D25 21.5 22 22 B12 20.5 20.5 22

D23 24 9.5 23 B5 23.5 23 23

A1 23 23.5 24 C17 23.5 24.5 24

D24 25 25 25 C15 25 24.5 25

Page 96: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Skala Kecil ( < Rp. 1M ) Skala Non Kecil ( ≥ Rp. 1M )

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C15 2.5 1.5 1 C19 1 1 1

C19 1 6.5 2 B7 2.5 2 2

B5 6 3.5 3 B11 2.5 5 3

B11 4.5 12 4 B6 4 4 4

B6 7 10.5 5 B8 6 3 5

C16 10 1.5 6 B3 5 7.5 6

C18 2.5 19 7 B9 7 6 7

D21 10 8.5 8 C20 8.5 10 8

B3 15.5 5 9 B4 10 9 9

B7 20.5 6.5 10 C18 8.5 14.5 10

B8 15.5 8.5 11 C16 16.5 7.5 11

B12 4.5 24.5 12 B10 11 11 12

D22 10 14 13 B14 12.5 12 13

C17 20.5 10.5 14 B13 12.5 18 14

D23 24 3.5 15 D22 18 14.5 15

B14 10 13 16 A2 14.5 21 16

B10 15.5 17 17 D25 19.5 16.5 17

B9 15.5 15.5 18 D21 19.5 16.5 18

D25 10 22 19 B12 23 13 19

B13 15.5 19 20 C17 16.5 21 20

C20 15.5 22 21 A1 21.5 19 21

A2 20.5 19 22 B5 14.5 25 22

B4 23 15.5 23 D23 24 21 23

D24 20.5 24.5 24 C15 21.5 24 24

A1 25 22 25 D24 25 23 25

Page 97: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

APBN DAU

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C19 1 1 1 C19 2 6 1

B7 3 2 2 B7 24.5 3.5 2

B11 2 5 3 B11 5 20.5 3

B6 4 3 4 B6 13.5 20.5 4

B3 6 6.5 5 B3 2 14.5 5

B8 7 6.5 6 B8 4 1.5 6

C16 16.5 4 7 C16 20 17.5 7

C18 5 16 8 C18 8 24 8

B9 8 8 9 B9 8 1.5 9

B10 10 9.5 10 B10 24.5 24 10

C20 9 14.5 11 C20 13.5 14.5 11

B4 11.5 12.5 12 B4 20 8.5 12

B5 13.5 14.5 13 B5 2 24 13

D21 18.5 9.5 14 D21 20 14.5 14

B14 13.5 17.5 15 B14 20 5 15

C15 11.5 19.5 16 C15 8 3.5 16

B13 16.5 19.5 17 B13 13.5 20.5 17

C17 18.5 12.5 18 C17 20 20.5 18

D22 21 17.5 19 D22 8 8.5 19

B12 15 22 20 B12 13.5 8.5 20

D25 21 21 21 D25 13.5 17.5 21

A2 21 23 22 A2 8 11.5 22

D23 24 11 23 D23 20 11.5 23

A1 23 24 24 A1 13.5 8.5 24

D24 25 25 25 D24 20 14.5 25

Page 98: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Non Sarjana Sarjana

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C19 1 1 1 C19 1 1 1

B7 4.5 2 2 B7 4 2 2

B11 2 7 3 B11 2.5 4 3

B6 4.5 4.5 4 B6 2.5 4 4

B8 4.5 3 5 B8 11 6 5

B3 4.5 4.5 6 B3 6.5 8.5 6

B9 8 8 7 B9 11 7 7

C16 16 6 8 C20 16 20.5 8

C18 7 20.5 9 B4 19.5 11 10

B5 10.5 20.5 10 B10 11 14 10

C15 10.5 16.5 11 C16 22 4 11

B14 12.5 12.5 12 C18 5 14 12

D21 20.5 9 13 C17 25 24.5 13

C20 9 14 14 B13 19.5 24.5 14

D22 20.5 16.5 15 B14 22 17 15

B10 14 15 16 D25 11 20.5 16

B4 12.5 12.5 17 B12 6.5 20.5 17

B12 18.5 18.5 18 A2 16 23 19

D25 22 22 19 D21 16 17 19

D23 23.5 10.5 20 D22 11 11 19

A2 18.5 23 21 A1 16 17 21

B13 16 18.5 22 B5 8 11 22

C17 16 10.5 23 D23 24 14 23

A1 23.5 24 24 C15 16 8.5 24

D24 25 25 25 D24 22 20.5 25

Page 99: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

1-5 Tahun > 5 Tahun

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C19 1 1 1 C19 1 1 1

B7 9 2.5 2 B7 3 2 2

B11 2 10.5 3 B11 2 5 3

B6 4 8 4 B6 4 4 4

B8 10.5 5.5 5 B8 5 3 5

B3 8 4 6 B3 6 6.5 6

C20 16 18 7 B9 8.5 8 7

B9 10.5 12 8 C16 14.5 6.5 8

B4 23.5 15.5 9 C18 7 17.5 9

B10 16 20 10 D22 20 14.5 10

C15 6 5.5 11 B14 11.5 11 11

C17 23.5 13 12 C20 8.5 12 12

B5 6 8 13 D21 20 14.5 13

C16 20.5 2.5 14 B10 11.5 10 14

C18 3 20 15 B4 10 9 15

B13 20.5 24 16 B5 14.5 23.5 16

B14 23.5 15.5 17 C15 17.5 21 17

D21 16 10.5 18 D25 20 19.5 18

B12 6 24 19 B12 22 14.5 19

A2 16 20 20 A2 17.5 22 20

D22 12 15.5 21 B13 13 19.5 21

D25 16 24 22 D23 24 17.5 22

D23 23.5 8 23 A1 23 23.5 23

A1 16 15.5 24 C17 16 14.5 24

D24 16 22 25 D24 25 25 25

Page 100: TUGAS AKHIR (LENGKAP)

Pengguna Jasa Penyedia Jasa

Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis

C19 1 1 1 C19 1 1 1

B7 4 2 2 B7 5.5 2 2

B8 6 4 3 B11 2 10 3

B6 3 5 4 B6 5.5 5 4

B11 2 3 5 B3 5.5 6 5

B3 5 6 6 B8 5.5 4 6

B9 10 7.5 7 B9 8 7.5 7

C16 16 7.5 8 B10 22.5 19 8

C18 7 22 9 C16 19.5 3 9

B4 16 12 10 C18 3 14 10

B14 12.5 15.5 11 B5 9 15 11

C20 8.5 13 12 C20 11 16.5 12

D22 20.5 19 13 C15 11 19 13

C15 12.5 10 14 D21 17 9 14

D21 20.5 15.5 15 B4 11 12.5 15

C17 18 10 16 B12 14 24 16

B5 12.5 19 17 B13 22.5 23 17

D25 22 21 18 D22 14 12.5 18

B10 8.5 10 19 A2 17 19 19

B13 12.5 19 20 B14 19.5 11 20

B12 16 14 21 C17 22.5 21.5 21

D23 24.5 17 22 D25 14 21.5 22

A2 19 23 23 D23 22.5 7.5 23

A1 23 24.5 24 A1 17 16.5 24

D24 24.5 24.5 25 D24 25 25 25