tugas matematika informatika lengkap

69
TUGAS MATEMATIKA INFORMATIKA

Upload: atinnurani7117

Post on 04-Jul-2015

1.711 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATEMATIKA INFORMATIKA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Relasi Rekurensi

Persamaan rekurensi adalah persamaaan yang menentukan nilai suku n

dalam fungsi dari suku-suku sebelumnya yaitu n-1, n-2, ….. . Relasi Rekurensi yang

paling terkenal dan sering digunakan yaitu barisan fibonacci. Relasi ini adalah relasi

rekurensi yang paling tua di dunia, dibahas dalam buku Liber Abacci (thn. 1202) yang

ditulis oleh Leonardo of Pisa yang lebih dikenal dengan Fibonacci. Pada Saat itu

dicoba untuk menghitung jumlah pasangan kelinci yang ada, jika setiap pasangan

kelinci setiap bulan dapat menghasilkan sepasang anak kelinci baru.Bila syarat awal

diberikan a0 = 1 dan a1 = 1 maka bilangan yang diperoleh dengan menggunakan

rumus rekursi di atas untuk n = 2, 3, 4, ..... disebut Barisan Fibonacci dan suku a0

disebut bilangan fibbonacci, jadi barisan fibbonacci sebagai beikut ;

1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,233,…..

I.2 Relasi Rekursi

Relasi Rekursi adalah sebuah formula rekursif di mana setiap bagian dari

suatu barisan dapat ditentukan menggunakan satu atau lebih bagian sebelumnya. Jika

ak adalah banyak cara untuk menjalankan prosedur dengan objek,

untuk k = 0, 1, 2,….., maka Relasi Rekursi adalah sebuah persamaan yang

menyatakan an sebagai sebuah fungsi dari ak untuk k < n. Bentuk umum relasi rekursi

adalah

C0ar + C2ar-2 + … + Ckar-k = f(r)

Dimana ;

Setiap Ci adalah konstanta (tidak tergantung pada r)

Disebut relasi rekursi derajat ke k

C0 dan Ck tidak bernilai 0

I.3 Graf

Suatu graf adalah himpunan benda-benda yang disebut verteks (atau node)

yang terhubung oleh edge-edge (atau arc). Biasanya graf digambarkan sebagai

kumpulan titik-titik (melambangkan verteks) yang dihubungkan oleh garis-garis

(melambangkan edge). Secara fataumal, definisi dari graf sebagaimana yang terlihat

pada definisi dibawah ini.

Suatu graf tak berarah (Undirected graf) G adalah suatu pasangan terurut (V,E)

dengan V merupakan himpunan verteks (node) dan E adalah himpunan dari

multisetya yang terdiri dari dua elemen di V, elemen dari E dinamakan edge atau arc.

Graf tak berarah ini biasa disimbolkan dengan G=(V,E).

Himpunan vertex V biasa dituliskan dengan V = { V1, V2, ….., Vn} dalam hal ini V,

mempunyai n buah elemen yaitu V1, V2, ….., Vn. Begitu juga dengan himpunan E

bisa dituliskan dengan E= {e1, e2,….., em } dimana e1 = {vj , vk} Verteks u dan v

dikatakan adjacent jika ada sebuah edgee = {u, v }. Dalam hal ini, vertex u dan v

disebut titik ujung dari e, dan e dikatakan menghubungkan vertex u dan v . Atau

edgee dikatakan incident dengan vertek u dan v .

Suatu graf berarah (Directed graf) G adalah suatu pasangan terurut (V, E) dengan V

merupakan himpunan verteks (node) danE adalah relasi biner pada V atau E:V→V.

Elemen dari E dinamakan edge atau arc (busur). Graf berarah ini biasa disimbolkan

dengan G=(V,E)

Sebagaimana pada graf tak berarah, himpunan vertex V biasa dituliskan dengan;

V = { V1, V2, ….., Vn} dalam hal ini V, mempunyai n buah elemen yaitu

V1, V2, ….., Vn. Begitu juga dengan himpunan E bisa dituliskan dengan

E= {e1, e2,….., em } dimana e1 = {vj , vk} merupakan pasangan terurut vertex.

Ingat bahwa (vj , vk) ≠ (vk , vj).

Verteks u dan v dikatakan adjacent jika ada sebuah edgee = (u, v) atau e = (v, u).

Dalam hal e = (u, v), vertex u disebut verteks awal dari e dan vertex v disebut verteks

akhir dari e, dan e dikatakan menghubungkan dari (incident from) vertex u dan

menghubungkan ke (incedentto) verteks v.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 RELASI REKURENSI Kuliah Ke-1

Definisi

Relasi rekursi yang tergantung pada harga n adalah barisan bilangan a0, a1, a2, ..., an,

dengan an dapat dinyatakan sebagai fungsi dari n harga ai sebelumnya.

Contoh 1 :

Contoh relasi rekurensi yang diperoleh dari pengacakan suatu bilangan bulat

{1, 2, ..., n} yaitu :

Dn = (n-1) (Dn-2 + Dn-1) ....................(1. 1)

Atau :

Dn = n Dn-1 + (-1)n ....................(1. 2) n = 2, 3, 4, ...dst.

Pada relasi rekurensi (1. 1) bila ditentukan syarat awal D1 = 0 dan D2 = 1 maka

bilangan D3, D4, ..., Dn dapat dihitung.

Sedangkan pada relasi rekurensi (1. 2) harga Dn dapat dihitung bila harga Dn-1

diketahui. Sehingga hanya dibutuhkan 1 syarat awal D1 = 0.

Berdasarkan harga awal tersebut dapat dihitung barisan bilangan pengacakan

yang nilainya sama dengan yang dihitung dari persamaan (1. 1)

Contoh 2 :

Contoh relasi rekurensi an = n an-1 , n = 2, 3, 4, ....... dst

Syarat awal a1 = 1 dan dengan menggunakan iterasi didapat :

an = n an-1

= n(n-1) an-2

= n(n-1) (n-2) an-3

= n(n-1) (n-2) (n-3) ....... 3x2x1 = n!

Dari sini diperoleh an = n! adalah banyaknya permutasi himpunan yang terdiri

dari n bilangan bulat {1, 2, ..., n}

Contoh 3 :

Contoh relasi rekurensi dari barisan Fibonacci

an = an-1 + an-2 , n = 3, 4, ...... dst

Relasi ini adalah relasi rekurensi yang paling tua di dunia, dibahas dalam buku

Liber Abacci (thn. 1202) yang ditulis oleh Leonardo of Pisa yang lebih dikenal

dengan Fibonacci.

Definisi : Bila syarat awal diberikan a0 = 1 dan a1 = 1 maka bilangan yang

diperoleh dengan menggunakan rumus rekursi di atas untuk n = 2, 3, 4, .....

disebut Barisan Fibonacci

Dari perhitungan diperoleh barisan Fibonacci sebagai berikut :

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, ........

Sifat barisan Fibonacci dapat ditulis :

a0 + a1 + a2 + .......... + an = an+2 – 1

Buktikan dengan induksi lengkap !

Sifat bilangan Fibonacci memenuhi :

an = n - n

II.2 RELASI REKURSI Kuliah Ke-2

1. Relasi Rekurensi Linier Berkoefisien Konstan

Bentuk Umum

C0ar + C2ar-2 + … + Ckar-k = f(r)

Setiap Ci adalah konstanta (tidak tergantung pada r)

Disebut relasi rekursi derajat ke k

C0 dan Ck tidak bernilai 0

Contoh 1 :

Relasi Rekursi linier derajat 1 berkoefisien konstan :

2ar + 2ar-1 = 2r atau 3ar – 5ar-1 = 4r

Relasi Rekursi linier derajat 2 berkoefisien konstan :

3ar – 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5 atau ar + 7ar-2 = 0

Relasi Rekursi linier derajat 3 berkoefisien konstan :

2ar – 2ar-1 – 5ar-2 + 6ar-3 = r2 + 1

Contoh 2 :

Perhatikan relasi rekursi 3ar – 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5, yang berlaku untuk setiap

harga r = 2, 3, 4, … ; bila diberikan harga a3 = 3 dan a4 = 6

Maka dapat dihitung harga a5 sebagai ;

a5 = ( -5 x 6 + 2 x 3 – (52 + 5) ) = 18

a6 = ( -5 x 18 + 2 x 6 – (62 + 5) ) = dst

Dapat dihitung harga a2, a1, a0 sebagai ;

a2 = ( 3 x 6 – 5 x 3 – (42 + 5) ) =

a1 = ( 3 x 3 – 5 x 9 – (32 + 5) ) = 33

a0 = ( 3 x 9 – 5 x 25 – (22 + 5) ) =

Kesimpulan :

Bila diketahui relasi rekursi derajat ke-2 dan diketahui dua harga a3 = 3 dan

a4 = 6, maka dapat diperoleh hanya satu barisan bilangan yang memenuhi

relasi rekursi tersbut.

Secara Umum :

Untuk suatu relasi rekursi derajat ke k berkoefisien k harga ai yang berurutan

am-k, am-k-1, … , am-1, untuk suatu harga yang tertentu, maka setiap harga yang

lain pasti dapat ditentukan dengan rumus

am = ( C1am-1 + C2am-2 + … + ckam-k – f(m) )

Selanjutnya harga am+1 dapat dihitung sebagai ;

am+1 = ( C1 am + C2 am-1 + … + C2 am-k – f(m+1) )

Demikian pula untuk harga am+2, am+3 dan seterusnya

Dilain fihak harga am-k-1 dapat dihitung sebagai ;

am-k-1 = ( C0 am-1 + C1 am-2 + … + Ck-1 am-k – f(m-1) )

Dan harga amk-2 adalah ;

am-k-2 = (C0 am-1 + C2 am-3 + … + C2 am-k+1 – f(m-2) )

Analog untuk menghitung am-k-3 dan seterusnya

Untuk setiap relasi rekursi linier derajat ke – k berkoefisien konstan, bila

diketahui harga-harga k buah ai yang berurutan maka dapat ditentukan harga-

harga ai lainnya secara unik

Dengan perkataan lain, k buah harga-harga ai, yang diberikan merupakan

himpunan syarat batas yang harus dipenuhi oleh relasi rekursi tersbut untuk

dapat memperoleh harga-harga yang unik

Catatan :

1. Relasi rekursi linier derajat ke k berkoefisien konstan, dengan syarat batas

kurang dari k buah ai yang berurutan, maka hal ini tidak dapat menetukan

fungsi yang memenuhi relasi tersbut secara unik.

Perhatikan ar + ar-1 + ar-2 = 4 relasi rekursi derajat 2 koefisien konstan,

hanya diberikan satu syarat batas a0 = 2 maka aka nada banyak fungsi

numeric yang akan memenuhi relasi rekursi tersebut.

Berikut adalah contoh barisan bilang yang memenuhi kedua syarat tersbut

yaitu ar + ar-1 + ar-2 = 4 dengan a0 = 2

2,0,2,2,0,2,2,0,2,2,0,……

2,2,0,2,2,0,2,2,0,2,2,……

2,5,-3,2,5,-3,2,5,-3,2,……

2. Relasi rekursi linier derajat ke k berkoefisien konstan, paling banyak hanya

daoat ditentukan sejumlah k syarat batas

Pada relasi rekursi linier derajat 2 koefisien konstan berikut ;

ar + ar-1 + ar-2 = 4 bila diberikan syarat batas a0 = 2, a1 = 1 dan a3 = 2, maka

ketiga harga tadi tidak memenuhi relasi rekursi tersebut

2. Jawab Dari Relasi Rekursi

Terdiri atas

Jawab homogen dari relasi rekursi dengan mengambil f(r) = o dan

Jawab Khusus yang memnuhi relasi rekursi yang sebenarnya

Misal jawab homogen a(h) = (a0(h), a1

(h), …) dan

Jawab khusus a(k) = (a0(k), a1

(k), …) maka

Jawab umum a= a(h) + a(k)

3. Jawab Homogen dari Relasi Rekursi

Definisi Relasi Rekursi Homogen : C0ar + c2ar-2 + …+ Ckar-k = 0

Jawab homogeny dari suatu persmaan diferensi linier berkoefisien konstan

dapat ditulis dalam bentuk A r

akar karakteristik dan A adalah konstan yang akan ditentukan kemudian

untuk memnuhi syarat batas yang diberikan

Substitusi kepersamaan relasi rekursi homogeny diperoleh ;

C0 A r + C1 A r + … + Ck A r-k = 0

Atau :

C0 r + C1 r-1 + … + Ck r-k = 0

Bila 1 akar karakteristik dari persamaan tersebut, maka A 1r akan memenuhi

persamaan homogen

Jadi jawab homogen yang dicari berbentuk A 1r

Persamaan karakteristik ke- k akan mempunyai k buah akar karakteristik

Jika semua akar karakteristik berbeda, maka jawab homogen dari relasi rekursi

yang diberikan dapat ditulis dalam bentuk ;

Ar(h) = A1 1

r + A2 2r

+ … + Ak kr

Contoh 3 :

Diberikan relasi rekursi Fibonacci ar = ar-1 + ar-2

Persamaan karakteristik yang diperoleh adalah ;

2 - -1 = 0 dengan akar-akar 1 = ; 2 =

Jadi jawab homogen dari relasi rekursi Fibonacci adalah ;

Ar(h) = A1

r + A2 r

Konstanta A1 dan A2, ditentukan kemudian untuk memenuhi syarat batas

a0 = 1 dan a1 = 1

Sifat :

Misalakan adalah suatu bilang riil atau kompleks yang tidak nol

Maka an = n adalah jawab dari relasi rekursi C0ar + C1ar-1 + … + Ckar-k = 0 jika

dan hanya jika akar karakteristik dari polynomial C0Xr + C1Xr-1 + … +

CkXr-k = 0

4. Jawab Umum Persamaan Relasi Rekursi Homogen

Bila 1, 2, … , k k buah akar karakteristik yang berbeda dari persamaan

karakteristik C0ar + C2ar-2 + … + Ckar-k = 0 serta d1, d2, … , dk konstanta

sebarang, maka umum relasi rekursi homogen adalah ;

An = d1 1n + d2 2

n + … + dk kn Konstanta d1, d2, … , dk dapat ditentukan bila

syarat batas dari relasi rekursi diberikan.

Contoh 4 :

Diberikan relasi rekursi berikut ;

An – 2an-1 – an-2 + 2an-3 = 0

Persamaan karakteristik yang bersangkutan dengan relasi rekursi ini ;

x3 – 2x2 – x + 2 = 0

Akar karakteristik dari persamaan ini ;

1 = 1, 2 = -1, dan 3 = 2

Jawab umum dari relasi rekursi homogen di atas adalah ;

an = d11n + d2(-1)n + d3(2)n

5. Persamaan Karakteristik Berakar Ganda

Jawab Homogen dari relasi rekursi homogen berakar ganda

Bila persamaan karakteristik dari relasi rekursi yang diberikan mempunyai i

sebagai akar ganda m maka bentuk berikut merupakan jawab homogen dari

relasi rekursi

C0ar + C1ar-1 + … + Ckar-k = 0 ;

ar = (A1rm-1 + A2rm-2 + … + Am-2r2 + A m-1r + Am) 1r

Konstanta A1, A2, … , Am akan ditentukan oleh syarat batas yang diberikan

Contoh 5 :

Diberikan relasi rekursi ar + 6ar-1 + 12ar-2 + 8ar-3 = 0

Persamaan karakteristiknya 3 + 6 2 + 12 + 8 = 0

Didapat akar-akar karakteristik yaitu 1 = 2 = 3 = -2 atau harga kelipatan

akar ganda adalah m = 3

Jadi bentuk umum dari jawab homogen adalah ;

ar (h) = (A1r2 + A2r + A3)(-2)r

Conoh 6 :

Diberikan relasi rekursi 4ar - 20ar-1 + 17ar-2 - 4ar-3 = 0

Persamaan karakteristiknya 3 - 20 2 + 17 - 4 = 0

Diperoleh akar karakteristik , , dan 4 berarti 4 akar tunggal, sedangkan

adalah akar ganda 2

Jadi jawab uum relasi rekursi homogeny dapat ditulis ;

ar (h) = (A1r + A2) ar

(h) r + A3(4)r

II. 3 RELASI REKURSI Kuliah Ke-3

1. Jawab Khusus Relasi Rekursi

Tidak ada metode yang dapat menentukan jawab khusus relasi rekursi yang

non homogeny (relasi rekursi dengan f ( (r)≠0 )

Untuk masalah yang sederhana, dapat diterka hanya dengan melihat rekursi

relasi tersebut

Untuk memenetukan jawab khusus relasi rekursi tersebut, diberikan beberapa

model jawab tertentu, diberikan beberapa model jawab tertentu yang

disesuaikan dengan f(r) itu sendiri

Model yang sering diguankan adalah model polinom & model eksponen

2. Jawab Khusus Relasi Rekursi Dengan Model Polinom

Bila suatu relasi rekursi mempunyai f(r) yang berbentuk polynomial derajat t :

F1 rt + f2 rt-1 +……+ Ftr + Ft+1

Maka jawab khusus relasi rekursi ;

P1rt + P2rt-1 +…...+ Ptr + Pt+1

Contoh 1 :

Diberikan relasi rekursi ar + 5ar-1 + 6ar-2 = 3r2

Jawab khusus yang akan di coba adalah bentuk polinomial derajat 2, karena

f(r) berbentuk polynomial derajat 2 juga

Misalkan polynomial tersebut P1r2 + P2r + P3 , P1, P2, P3 akan ditentukan

Subtitusi polynomial ke dalam relasi rekursi, akan diperoleh ;

P1r2 + P2r + P3

5P1(r-1)2 + 5P2(r-1) + 5P3

6P1(r-2)2 + 6P2(R-2) + 6P3

Secara sederhana dapat ditulis dalam bentuk :

12 P1r2 – ( 34P1 – 12P2 )r + ( 29P1 – 17P2 + 12P3)

Bentuk terakhir merupakan polynomial derajat 2 yang besarnya 3r2 maka

dapat ditulis;

12 P1r2 – ( 34P1 – 12P2 )r + (29P1 – 17P2 + 12P3) = 3r2

Sehingga diperoleh :

12P1 = 3

34P1 – 12P2 = 0

29P1 – 17P2 + 12P3 = 0

Yang menghasilkan P1 = 1/4, P2 = 17/ 4 dan P3 = 115/228

Jadi bentuk khusus yang memenuhi relasi rekursi homegen adalah :

ar(k) = 1/4 r2 + 17/24 r + 115/228

3. Jawab Khusus Relasi Rekursi Dengan model Eksponen

Bila suatu relasi rekursi nonhomogen mampunyai f(r) yang berbentuk βr, maka

jawab khusus akan berbentuk P βr, β bukan akar karakteristik

Bila f(r) berbentuk ;

(F1 rt + F2 rt-1 +…..+ Ftr + Ft+1) βr

Maka jawab khusus relasi rekursi ini adalah :

(P1 rt + P2 rt-1 +…..+ Ptr + Pt+1) βr

Bila β bukan akar karakteristik dari persamaan diferensi yang terbentuk

Contoh 2 :

Diberikan relasi rekursi ar + 5ar-1 + 6 ar-2 = 42 x 4r

Jawab khusus persamaan diferensi nonhomogen akan dicoba dengan bentuk

eksponen P4r

subtitusikan P4r ke dalam relasi rekursi

Diperoleh P4r + 5P4r+1 + 6P4r-2 = 42 x 4r atau

21/8 P4r = 42 x 4r

21/8 P = 42

P = 16

Jadi jawab khusus relasi rekursi adalah : ar(k) = 16 x 4r

4. Jawab Keseluruhan Relasi Rekursi

Misalkan relasi rekursi yang diberikan merupakan relasi rekursi derajat t, dan

akar persamaan karakteristik semuanya mempunyai sejumlah t buah harga

yang berbeda

Maka jawab keseluruhan dari relasi rekursi tersebut dapat ditulis sebagai

ar = A1 1r + A2 2

r +…+ At tr + p(r)

p(r) adalah jawab khusus persamaan nonhomogen

untuk menentukan t buah konstanta A1, A2….At perlu diberi t buah syarat

batas

Contoh 4 :

rhatika relasi rekursi ar + 5ar-1 1 + 6ar-2 = 42 x 4r

Jawab keseluruhan akan berbentuk :

ar = A1(-2)r + A2(-3)r + 16 x 4r

Bila selanjutnya diberikan 2 buah syarat batas yang berbentuk a2 = 278 dan

a3 = 962 maka persamaan linier diperoleh :

278 = 4A1 + 9A2 + 256

962 = -8A1 – 27A2 + 1024

A1 = 1, A2 = 2

Jadi jawab keseluruhan relasi rekursi :

ar = (-2) + 2(-3) + 16 x 4r

II.4 RELASI REKURSI Kuliah Ke-4

1. Penyelesaiian Relasi Rekursi dengan Iterasi dan Induksi

Contoh 1 :

→ Perhatikan Relasi Rekursi an = 2 an-1 + 1 dengan syarat batas a0 = 0

jawab :

→ Selesaikan dengan cara iterasi :

an = 2 an-1 + 1

= 2(2an-2 + 1) + 1 = 22 an-2 + 2 + 1

= 22 (2n-3 + 1) + 2 + 1 = 2 an-3 + 2 + 1

= …...........

→ Dengan cara induksi :

n = 0, rumus benar a0 = 20 – 1 = 0,

asumsikan rumus benar untuk n = k, ak = 2k – 1

akan dibuktikan rumus benar untuk n = k + 1

Dari relasi rekursi ak+1 = 2 ak + 1

= 2(2k - 1) + 1

ak+1 = 2k+1 - 1 (rumus berlaku untuk semua n)

jadi an = 2n - 1 adalah solusi relasi rekursi an = 2 an-1 + 1 dengan syarat batas

a0 = 0

Contoh 2 :

Diketahui relasi rekursi an = an-1 + 3

Kondisi awal (syarat batas) a1 = 2

Jawab :

Dengan iterasi, ganti n dengan n-1, didapat :

an-1 = an-2 + 3

Bila an-1 di atas disubtitusi :

an = an-1 + 3

= an-2 + 3 + 3

= an-2 + 2 . 3

Ganti n dengan an-2 :

an-2 = an-3 + 3

Subtitusi an-2 :

an = an-2 + 2 . 3

= an-3 + 3 + 2 . 3

= an-3 + 3 . 3

Secara umum :

an = an-k + k . 3

Bila k = n – 1; an = a1 + (n – 1) . 3

karena a1 = 2, akan di dapat formula an = 2 + 3(n – 1) yang merupakan

solusi iterasi dari relasi rekursi

Selanjutnya harus dibuktikan dengan induksi matematika untuk n = 1,

rumus benar

a1 = 2 + 3(1 – 1) = 2

- Asumsikan formula benar untuk n = k

ak = 2 + 3(k – 1)

- Akan dibuktikan formula benar untuk n = k + 1

Dari relasi rekursi ak+1 = ak + 3

= 2 + 3(k – 1) + 3

ak+1 = 2 + 3(k+1 – 1)

= 2 + 3(k+1) – 3

= 3(k+1) – 1

ak+1 = 2 + 3k (formula berlaku untuk semua n)

Jadi an = 2 + 3(n – 1) adalah solusi relasi rekursi dengan syarat batas a1 = 2

2. Tabel diferensi

Kegunaan Tabel Diferensi

Untuk menyatakan suatu bentuk xk, dengan k adalah bilangan bulat positif

yang merupakan suatu perluasan dari bentuk koefisien binomial

Cara penulisan yang demikian ini dapat digunakan untuk melakukan

perhitungan jumlah pangkat k dari n buah bilangan asli pertama

Contoh 3 :

Perhatikan suatu fungsi p(x) yang didedinisikan pada bilangan riil x sebagai

p(x) = 2x2 + 3x + 1

Akan dihitung p(x) untuk x = 0,1,2,....

Bila harga ini ditulis dalam baris ke 0 maka akan diperoleh: 0 : 1 6 15 28

45 66 91 …

Pada baris berikutnya, yaitu baris ke 1, tuliskan diferensi dari suku-suku yang

berurutan pada baris 0

Didefinisikan fungsi baru Δp sbb. ;

Δp(x) = p(x + 1) – p(x)

Maka diferensi yang diperoleh adalah harga Δp(x) untuk x = 0, 1, 2,... Dan

seterusnya

Beda ini disebut dengan beda derajat pertama dari p

Maka baris 0 dan 1 dapat ditulis sebagai berikut :

0 : 1 6 15 28 45 66 91 …

1 : 5 9 13 17 21 25 …

Pada baris ke 2 dituliskan diferensi dari suku yang berurutan pada baris 1

Beda ini adalah diferensi yang diperoleh dari fungsi Δp(x), atau ditulis dengan

Δp2(x)

untuk harga x = 0,1,...

Jadi Δp2(x) didefinisikan sebagai :

Δp2(x) = Δ (Δp)(x) = Δp(x + 1) - Δp(x)

= p (x + 2) – p(x + 1) – (p(x + 1) - p(x))

= p(x + 2) – 2p(x + 1) – p(x)

Dari hasil perhitungan ini dapat dieroleh baris kedua yang berisi:

0 : 1 6 15 28 45 66 91 ...

1 : 5 9 13 17 21 25 …

2 : 4 4 4 4 4 …

Proses dapat dilanjutkan sehingga dari suatu baris yang telah ada akan

diperoleh baris berikutnya yang merupakan diferensi dari bilangan baris

sebelumnya

Secara umum table diferensi untuk fungsi p didefinisikan sebagai :

Δpk(x) = Δpk-1(x + 1) – Δpk-1(x)

Nilai-nilai Δpk(x) untuk x = 0,1,2,... disebut diferensi derajat ke k dari p(x)

Didefinisikan pula Δ0p = p disebut diferensi derajat 0 dari p

Catatan, bila dalam proses perhitungan baris ke -k diperoleh seluruh harga

baris ke k tersebut adalah 0 baris-baris selanjutnya pasti akan 0, jadi tidak

perlu dilanjutkan

Pada contoh 3, p(x) polinom derajat 2, maka diferensi derajat 3 dari p(x) akan

mempunyai baris dengan bilangan 0 semua

Misal diberikan polynomial p(x) derajat n dan sisi kiri dari tabel diferensi p(x)

adalah bilangan C0, C1, C2, ..., Cn. Maka diperoleh :

p(x) = C0 p0(x) + C1 p1(x) + C2 p2(x) ........ + Cn pn(x)

Atau :

p(x) = C0 + C1 + C2 + ..... + Cn

Contoh 4 :

Tuliskan polinomial p(x) = x4 sebagai penjumlahan dari polinomial p0(x),

p1(x), p2(x), ... pn(x)

Diperoleh Tabel diferensi polinomial p(x)

0 1 16 81 256 625 ...

1 15 65 175 369 ...

14 50 110 194 …

36 60 84 ….

24 24 ….

0

x4 = p(x) = C0 p0(x) + C1 p1(x) + C2 p2(x) ........ + Cn pn(x)

x4 = 0 + 1 + 14 + 36 + 24

II.5 GRAPH (GRAF) Kuliah Ke-5

1. Kelahiran Graph

Teori graph ditemukan pertama kali pada tahun 1736 oleh seorang

matematikawan berkebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler. Leonard Euler

berhasil mengungkapkan misteri jembatan Konigsberg di kota konisberg( sekaran

CC CC

Kalilingard), Rusia. Di kota tersebut mengalir sungai Pregel, yang di tengah

sungai tersebut terdapat dua buah pulau. Diantara kedua pulau dan kedua tepian

sungai terdapat jembatan (lihat gambar 5.1).

A

A & B : tepi sungai

C & D : pulau

B

(gambar 5.1 jembatan konisberg)

Konon katanya, penduduk kota tersebut yang pada saat libur sering

berjalan – jalan, menginginkan bagaimana caranya melewati jembatan masing –

masing hanya satu kali, dimulai dari sembarang tempat (A,B,C,D) dan kembali

ketempat semula. Karena itulah penduduk sekitar mengirimkan surat kepada

Euler. Akhirnya masalah tersebut dapat di pecahkan Euler, yaitu bahwa perjalanan

serupa itu tidak mungkin dilakukan diatas jembatan konisberg.Euler menyajikan

situasi jembatan konisberg tersebut dalam bentuk graf (lihat gambar 5.2).

CC DD

AA

(gambar 5.2 situasi jembatan konisberg dalam bentuk graf)

Suatu graf terdiri atas titik (simpul, vertex atau node) dan ruas ( rusuk, sisi, edge).

Setiap ruas menghubungkan 2 simpul. Ruas menandakan adanya relasi antara 2

simpul yang bersangkutan. Pada permasalahan diatas, daratan (tepian A dan B

serta pulau C dan D) dinyatakan sebagai simpul, dan jembatan sebagai ruas. Euler

mengemukakan teoremanya, bahwa perjalanan seperti itu aka nada apabila graf

tersebut terhubung, dan banyaknya ruas yang datang pada setiap simpul adalah

genap. Teorema tersebut dikenal sebagai perjalanan Euler.

2. Graph Secara Formal

Definisi Graf

Suatu graf G, ditulis G(V,E) adalah koleksi atau pasangan; (1) himpunan V

yangelemennya disebut simpul (titik, vertex point, node). (2) himpunan E

yang merupakan pasangan tak terurut dari simpul, disebut ruas.

Order dan kuran Graf

Banyaknya simpul (anggota V) disebut order graf G, sedangkan banyaknya

ruas (anggota E) disebut ukuran Graf G.

Simpul Berdampingan

Simpul u dan v disebut berdampingan, bila terdapat ruas(u,v). Graf dapat

dinyatakan secara geometri. Sebuah simpul dinyatakan sebuah titik, sedangkan

sebuah ruas dinyatakan sebagai sebuah garis yang menghubungkan 2 simpul.

Ruas Berganda atau Ruas Sejajar

Dua ruas r1 dab r2 yang mempunyai kedua simpul ujung yang sama, yakni r1

=(u,v) dan r2 = (u,v), disebut ruas berganda atau ruas sejajar.

Gelung atau Self Loop

Sebuah ruas r1 yang keedua simpul ujungnya sama, yakni r1 =(u,u) disebut

sebuah gelung atau self-loop.

Definisi Sub Graf

G’(V’,E’) disebut Subgraf dari G(V,E) bila E’ himpunan bagian dari E dan V’

himpunan bagian dari V. Jika E’ mengandung semua ruas di E yang kedua

BB

ujung di V’, dikatakan G’ adalah subgraf yang direntang oleh V’, atau disebut

juga Spanning Subgraph.

Definisi Graf Hingga

Suatu graf G disebut hingga apablia G mempunyai sejumlah hingga simpul

dan sejumlah hingga ruas.

3. Derajat Graf

Definisi Derajat Simpul

Derajat simpul suatu simpul v pada graf G, ditulis d(v) adalah banyaknya ruas

yang menghubungi atau insidensi v. Jumlah derajat semua simpul Graf G

disebut derajat graf G.

Simpul Bergantung & Simpul Terpencil

Simpul berderajat satu disebut simpul bergantung (simpul akhir). Simpul

berderajat nol disebut simpul terpencil (simpul terisolasi). Jumlah derajat

semua simpul graf (derajat graf) = 2 kali banyaknya ruas graf (ukuran graf).

Simpul Genap atau Ganjil

Suatu simpul disebut simpul genap atau ganjil tergantung apakah derajat

simpul tersebut genap atau ganjil. Bila pada simpul v terdapat gelung, maka

satu gelung dihitung dua kali pada derajat simpul v.

4. Keterhubungan

Perjalanan atau Walk

Perjalanan atau walk pada suatu graf G adalah barisan simpul dan ruas

berganti – ganti; v1, e1, v2,e2,…….en-1, vn ruas ei menghubungkan vi dan vi+1.

Perjalanan dapat ditulis sebagai barisan ruas e1,e2,…….en-1 atau barisan simpul

v1, v2, ………, vn-1,vn. v1 disebut simpul akhir dari perjalanan. Banyaknya ruas

dalam barisan disebut panjang perjalanan.

Perjalanan Tertutup & Perjalanan Terbuka

Disebut perjalanan terutup bila v1 = vn. Dalam hal lain disebut perjalanan

terbuka yang menghubungkan v1 dan vn.

Lintasan atau Trail

Adalah walk dengan semua ruas dalam barisan berbeda.

Jalur atau Patha

Adalah perjalanan yang semua simpul dalam barisan adalah berbeda. Jalur

pasti lintasan. Suatu jalur adalah suatu lintasan terbuka dengan derajat setiap

simpul dua, keculi simpul awal v1 dan simpul akhir vn berderajat satu. Jalur

dengan panjang k disebut jalur k atau k path.

Definisi Sirkuit atau Cycle

Adalah suatu lintasan tertutup dengan derajat setiap simpul dua. Sirkuit

dengan panjang k disebut sirkuit k ata k cycle.

Definisi ACYCLIC

Graf yang tidak mengandung sirkuit.

Teorema

Antara simpul u dan v, pada graf G terdapat jalur jika dan hanya jika terdapat

perjalanan antar simpul u dan v tersebut.

Definisi graf terhubung

Suatu graf G di katakana terhubung jika setiap dua simpul dari Graf G, selalu

terdapat jalur yang menghubungkan antara simpul tersebut.

Definisi komponen dari graf

Suatu terhubung K, dari suatu graf G, disebut Komponen dari G, bila subgraf

K tersebut tidak terkandung dalam subgraf terhubung lain yang lebih besar.

Definisi Jarak Antara Dua Simpul u dan v

Dimana yang dituliskan d(u,v) , Adalah panjang jalur terpendek antara kedua

simpul u dan v terebut.

Definisi diameter

Diameter suatu graf terhubung G adalah maksimum jarak antara simpul G.

Definisi Rank & Nullity

Jika Order dari G = n, ukuran dari G = e, dan banyaknya komponen = k, maka

dedefinisikan:> Rank(G) = n-k, Nullity(G) = e-(n-k)

5. Operasi Pada GRAF

Definisi

Pandang dua graf G1 = (E1,V1), dan G2 = (E2,V2)

Gabungan G1 G2 adalah graf dengan himpunan ruas E1UE2

Irisan G1 G2 adalah graf dengan himpunan ruas E1 E2

Selisih G1-G2 adalah graf dengan himpuna ruas E1-E2

Penjumlahan ring G1 G2 adalah graf dengan himpunan ruas ;

(E1 E2) – (E1 E2) atau (E1-E2)-(E2-E1)

Definisi Didekomposisi

Suatu graf G dikatakan didekomposisi menjadi subgraf K dan L bila G = KuL

& K

Definisi pemendekan (shorting)

Merupakan simpul yang dihubungi oleh dua ruas (simpul berderajat = 2) yang

saling terhubungan.

Definisi Matrik Ruas

Yaitu matriks ukuran (2xM) atau (Mx2) yang menunjukkan ruas dari graf.

Definisi matrik ajasensi

Matrik ajasensi graf G tanpa Ruas sejajar adalah A=aij , berukuran (N,N)

dengan ; aij [1 bila ruas (vi,Vj)] dan [0 dalam hal lain]

Merupakan matrik simetris

Untuk graf dengan ruas sejajar, matrik ajasensi didefiniskan sebagai berikut :

aij = p , bila ada p ruas ,menghubungkan (vi , V j)

Definisi matrik insidensi

Merupakan matrik M berukuran (N,M) yaitu mij = [ 1 bila ruas ej ,

menghubungi simpul vi ] dan [ 0 dalam hal lain

II.6 GRAPH (GRAF) Kuliah ke-6

1. Definisi Graf Berlabel

Suatu Graf G disebut graf berlabel(berbobot) jika ruas atau simpulnya

dikaitkan dengan suatu besaran tertentu.

Khususnya, G disebut graf terbobit jika setiap ruas e dari G dikaitkan dengan

suatu bilangan non negative disebut bobot atau panjang ruas e

Pada graf ini simpul

menyatakan kota dan label d(e) menyatakan jarak antar kedua kota.

Problema yang biasa ditanyakan adalah menghitung jarak terpendek antar dua

kota, yang berarti lintasan yang ditempuh memiliki nilai minimum dan harus

memiliki nilai.

Misalnya gambar diatas antar kota P dan kota Q , maka hasil yang diperoleh

adalah (P,A1,A2,A5,A3,A6,Q) = 3+3+3+1+2+1 = 14.

2. Graf Eurelian dan Transversebel

Suatu multigraf dikatakan traversable jika dapat digambarkan tanpa satu

patahanpun pada kurva dan dapat mengulang sisi manapun, yang berarti jika

ada suatu lintasan yang mengandung semua simpul dan menggunakan setiap

ruas tepat hanya satu kali. Lintasan merupakan suatu jejak traversal karena

tidak ada ruas yang dugunakan dua kali.

Misalkan suatu multigraf adalah traversable dan bahwa suatu jejak traversable

tidak dimulai atau diakhiri pada suatu simpul P. Asumsikan bahwa P suatu

simpul genap karena setiap kali jejak traversable memasuki P melalui suatu

ruas, pasti selalu ada ruas yg belum digunakan sebelumnyadan dapat

digunakan untuk meninggalkan simpul P. Jadi ruas-ruas dalam trail yang

insidensi dengan P harus muncul sebagai pasang-pasangan, sehingga P suatu

simpul genap

Dengan demikian Jika simpul Q adalah janjil, traversable trailnya harus

berawal dan berakhir pada simpul Q. Oleh karena itu, suatu multigraf dengan

lebih dari dua simpul ganjil tidak bisa menjadi traversable.

Suatu graf G disebut sebagai Graf Eulerian apabila ada suatu jejak

traversable tertutup yang disebut dengan jejak eulerian.

Berikut ini suatu algoritma salah satu lintasan (perjalanan) euler pada suatu graf.

Dengan catatan telah dipastikan bahwa graf tersebut memliki perjalan serupa itu,

yakni bahwa derajat setiap simpul graf adalah genap.

Algoritma perjalanan euler terdiri dari beberapa langkah yaitu :

Langkah 0 : Dimulai dengan suatu simpul awal perjalanan.

Langkah 1 : Kita tentukan suatu perjalanan berbentuk sirkuit dari simpul awal

tersebut dengan meneliti pasangan simpul berikutnya.

Langkah 2 : Mencari sirkuit selanjutnya , dengan sirkuit sebelumnya.Simpul

persekutuan tersebut selalu di letakkan pada simpul awal,dengan

merotasikan penulisan sirkuit , lalu menggabunggkan sirkuit-

sirkuit tersebut. Langkah ini diulangin sampai semua ruas selesai

membentuk perjalanan.

Contoh 1 :

1 2

3

4 5

Gambar 6.2

Perhatikan Graf { (1,2),(1,3),(2,3),(3,4),(3,5),(4,5) }

Jadi langkah graf terdiri dari beberapa yaitu :

Langkah 0 : ambil simpul awal, misalnya simpul 1

Langkah 1 : bentuk sirkuit { (1,2),(2,3),(3,1) }

Langkah 2 :

- Untuk sirkuit berikutnya hanya simpul 3 yang merupakan simpul persekutuan

dengan sirkuit sebelumnya

- rotasikan penulisan sirkuit diatas menjadi { (1,2),(2,3),(3,1) }

- Sirkuit berikutnya yang bersimpul awal di simpul 3 adalah : { (3,4),(4,5),(5,3) }

- Gabung kedua sirkuit diatas menjadi : { (3,1,),(1,2),(2,3),(3,4),(4,5),(5,3) }

Karena semua ruas garis telah di jalani, maka proses kita hentikan

Gabungkan sirkuit diatas adalah salah satu perjalanan Euler yang di cari.

3. Graf Halmilton

Nama sirkuit Hamiltonian diambil dari nama ahli matematika Irlandia yang hidup di

abad Sembilan belas William Hamilton (1803-1865)

Sirkuit Hamiltonian adalah suatu lintasan tertutup yang mengunjugi setiap simpul

dalam G tepat hanya 1 kali saja

Lintasan tertutup demikian pastilah merupakan suatu siklus.

Jika G memiliki sirkuit Hamilton , maka G disebut graf Hamiltonian

Teorema Graf Halmilton

Misal G suatu graf dengan n simpul

Jika jumlah derajat setiap pasang simpul-simpul dalam G adalah n-1 atau lebih besar,

maka terdapat lintasan Hamiltonian dalam G.

Contoh 2 :

Gambar 6.3 , Graf Hamilton dan bukan Euleri

Gambar 6.3 Graf Hamilton dan bukan Eulerian

Contoh: 3

Gambar 6.4 : Graf Eulerian dan bukan Hamiltonian

Gambar 6.4 Graf Hamilton dan bukan Eulerian

II.7 GRAPH (GRAF) Kuliah Ke-7

1. Graf Planar

Definisi Graf Planar

Suatu Graf yang digambarkan tanpa adanya ruas yang berpotongan disebut Graf

Planar.

Contoh 1 :

Graf lengkap K4 yang digambarkan dengan ruas yang berpotongan dapat

digambarkan tanpa ruas yang berpotongan (lihat Gbr.7.1 b)

Jadi K4 merupakan Graf Planar

Gbr. 7. 1 Contoh Graf lengkap K4 dan Graf Planar

Definisi Map atau Peta

Graf Planar hingga tanpa adanya ruas berpotongan disebut Representasi

(Penyajian) Planar, atau Map atau Peta.

Contoh :

Gambar 7. 1a bukan Map, sedangkan gambar 7.1b adalah Map

Definisi Region atau daerah

Sebuah Map disebut Terhubung, jika Graf yang bersangkutan Terhubung. Map

akan membagi-bagi bidang rata atas beberapa Region atau Daerah.Definisi

Derajat Region Derajat dari suatu Region adalah panjang Rerjalanan batas dari

Region tersebut.

Contoh 2 :

Perhatikan Graf Planar pada Gambar 7. 2

Gambar 7.2 Contoh Graf Planar terdiri atas 6 simpul dan 9 ruas

Gambar 7.2 suatu Graf Planar yang terdiri atas 6 simpul dan 9 ruas

Merupakan Map dengan 5 buah Refgon : yaitu r1, r2, r3, r4, dan r5

4 Region adalah terbatas, sedangkan region kelima r5 tidak terbatas

Pada unmumnya batas dari Region adalah suatu Sirkuit

Pengecualian untuk Region r3 dibatasi oleh walk (C,D,F,E,F,C)

Teorema Graf Planar

Jumlah derajat dari semua Region suatu Map sama dengan 2 kali jumlah ruas Graf

yang bersangkutan.

Derajat Region d(r1)=3 ; d(r2)= 3, d(r3)= 5, d(r4)= 4, d(r5)= 3

Jumlah Derajat Region di atas = 3+3+5+4+3 = 18

Formula Euler Untuk Graf Planar

Hubungan antara jumlah simpul V, jumlah ruas E serta jumlah region R suatu

Map terhubung dinyatakan oleh Formula Euler berikut :

V – E + R = 2

Pada Gambar 7.2 V = 6 , E = 9 , dan R = 5

2. Graf Non Planar

Gambar 7.3 contoh graf non planar

Gambar 7.3(a) disebut Graf Utilitas, menyatakan 3 rumah A1, A2, A3 yang

masing-masing dihubungkan dengan sumber gas, sumber air, serta listrik

Gambar 7.3(a) disebut Graf Utilitas, menyatakan 3 rumah A1, A2, A3 yang

masing-masing dihubungkan dengan sumber gas, sumber air, serta listrik B1,

B2, B3

Gambar 7.3(b) disebut Graf Bintang, yang merupakan Graf Lengkap dengan 5

simpul, K5

3. Pewarnaan Graf

Definisi Pewarnaan Simpul

Pewarnaan simpul (vertex coloring) atau graf pewarnaan (coloring), suatu Graf

adalah pemberian warna terhadap simpul sedemikian sehingga 2 simpul yang

berdampingan mempunyai warna yang berlainan.

Definisi Warna n

G berwarna n, bila terdapat perwarnaan dengan menggunakan n warna.

Definifi Bilangan Kromatis

Jumlah minimum warna yang dibutuhkan disebut bilangan kromatis dari G.

Ditulis : K(G)

Algoritma Welch-Powell

Digunakan untuk mewarnai sesuatu graf dengan banyak warna minimal.

Algoritmanya :

Mula-mula urutkan semua simpul berdasarkan derajatnya, dari derajat besar ke

derajat kecil

Ambil warna pertama, warna simpul pertama (dalam urutan)

Kemudian simpul berikutnya yang tidak berdampingan, terus menerus,

berdasarkan urutan

Kemudian lanjutkan dengan warna kedua dan seterusnya sampai semua

simpul telah diberi warna

Contoh 3 :

Mewarnai Graf pada gambar 7.4 mengukan algoritma Welch-Powel :

Gbr.7.4 Contoh Graf Planar terdiri dari 6 simpul dan 9 ruas

Kemudian urutkan simpul berdasarkan derajatnya: E, G, C, A, B, D, F, H

Ambil warna pertama, miasal warna hijau. Beri warna hijau simpul E

Kemudian warnai simpul A, karna A tidak berdampingan dengan simpul E

Urutkan simpul yang belum di beri warna : G, C, B, D, F, H

Kemudian ambil warna kedua, misal warna merah, beri warna merah simpul

G,B dan F

Urutkan simpul yang belum diberi nama C, D, H

Warna ketiga misalnya putih, beri warna putih simpul C, D, dan H

Pewarnaan telah selesai, Graf merupakan Graf berwarna 3. Jadi K(G)=3

4. Pewarnaan Map

Definisi Pewarnaan Map :

Yang dimaksud pewarnaan Map adalah pemberian warna Region sehingga region

yang berdampingan mempunyai warna yang berbeda.

Catatan :

Perhatikan suatu Map M. Dua Region dari M dikatakan berdampingan jika

mereka mempunyai suatu ruas persekutuan.

Suatu Map M berwarna n jika terdapat suatu pewarnaan dari M dengan

menggunakan n warna.

Contoh : 4

Graf pada gambar 7.5 berwarna 3, karena Region dapat diberi warna sebagai berikut

ini :

r1 merah, r2 putih, r3 merah, r4 putih, r5 merah, r6 biru

Definisi Dual Map :

Andaikan digambarkan sebuah simpul baru pada masing-masing Region suatu map

M. Kemudian dibuat sebuah ruas menghubungkan simpul 2 Region yang

berdampingan memotong setiap ruas batas atau persekutuan kedua region. Tanpa

adanya ruas baru yang berpotongan, maka akan terbentuk suatu Map M* yang disebut

dual dari Map M.

Contoh 5 :

Gbr.7.6 Map M dan M* yang disebut dual dari Map M

KET :

Map M

Map M*

Dapat dilihat bahwa masing-masding Region dari M* mengandung tepat satu

simpul dari M

Setiap ruas dari M memotong tepat satu ruas dari M*

Dapat pula dikatakan M adalah dual dari M*

Relasi dual adalah relasi simetris

Pewarnaan dari M sama artinya dengan pewarnaan simpul dari M*

Suatu Map M berwarna n jika dan hanya jika dualnya M* berwarna (simpul) n.

Teorema Map Bewarna 5 :

Suatu Map M adalah berwarna 5. Tetapi ada map yang dijumpai membutuhkan 5

warna pada setiap pewarnaan.

Teorema Map Bewarna 4 :

Setiap Map adalah berwarna (Region) 4 dan setiap Graf Planar adalah berwarna

(simpul) 4.

II.8 GRAPH (GRAF) Kuliah Ke-8

1. Pohon (Tree)

Definisi Pohon / Tree

Suatu Graf T disebut Pohon (Tree) jika T terhubung dan T tidak mengandung Sirkuit. Graf itu sendiri adalah Pohon jika dan hanya jika terdapat satu dan hany satu jalur di antara setiap pasang simpul dari G. Pohon yang mengandung suatu simpul tunggal tanpa ruas disebut Pohon Degenerasi.

Hutan / Forest

Suatu Hutan G adalah suatu graf tanpa Sirkuit.

Catatan :

Komponen-komponen terhubung dari suatu hutan G adalah pohon-pohon

Teorema Pohon / Tree

Misalkan G suatu graf dengan n > 1 simpul, maka G adalah suatu pohon G bebas Sirkuit dan memiliki n-1 ruas G terhubung dan memiliki n-1 ruas.

Contoh : 1

Gbr.8.1 Contoh Pohon

Gambar 8.1(a) pohon memiliki 9 simpul dan 8 ruas

Gambar 8.1(b) pohon memiliki 13 simpul dan 12 ruas

2. Pohon Rentangan (Spanning Tree)

Definisi Pohon Rentangan (Spanning Tree)

Suatu subgraf dari suatu graf G disebut sebagai pohon rentangan (spanning tree) dari G jika S adalah suatu pohon dan S mengandung semua simpul dari G.

Jika G mempunyai n simpul maka Pohon Rentangan S juga mempunyai n simpul, karena S adalah pohon, maka S mempunyai n-1 ruas.

Ruas dari Pohon Rentangan disebut sebagai Cabang (Branch). Banyak Cabang adalah n-1

Ruas dari G yang tidak memrupakan ruas dari Pohon Rentangan disebut Chord dari Pohon. Jika banyaknya ruas dari G adalah e, maka G-S mempunyai e-(n-1) ruas yang adalah banyak Chord dari pohon.

Contoh 2 :

Gambar 8.2 Suatu Graf terhubung G dan pohon – pohon rentangan S1, S2, S3.

3. Pohon Rentang Minilmal

Definisi Pohon Rentang Minimal

Apabila G suatu Graf terbobot (suatu Network), maka Pohon Rentangan Minimal dari G adalah Pohon Rentangan dengan jumlah bobot terkecil.

Cara Mendapatkan Pohon Rentang Minimal

1) Algoritma Solin

Urutkan ruas G dalam urutan bobot dari besar ke kecil

Lakukan berturut-turut penghapusan, masing-masing ruas yang tidak menyebabkan Graf menjadi tidak terhubung sampai tersisa n-1 ruas yang membentuk Pohon Rentangan Minimal

2) Algoritma Kruskal

Mula-mula buat Graf G hanya terdiri dari simpul saja

Urutkan ruas dari bobot kecil ke besar

Kemudian, berdasarkan urutan tersebut, tambahkan ruas dengan mencegah terjadi Sirkuit pada setiap penambahan ruas

Setelah n-1 penambahan, diperoleh Pohon Rentangan Minimal yang ditanyakan

Contoh 3 :

Tentukan Pohon Rentangan Minimal dari Graf terbobot G pada gambar 8.3 berikut ini :

a) Gunakan Algoritma Solin

b) Gunakan Algoritma Kruskal

Gbr.8.3 Graf terbobot G

Jawab :

a) Menggunakan Algoritma Solin

Ruas : BC AF AC BE CE BF AE DF BDBobot : 8 7 7 7 6 5 4 4 3Hapus : ya ya ya tidak tidak ya

Jadi Pohon Rentangan Minimal G yang diperoleh mengandung ruas : BE, CE, AE, DF, BD dengan bobot 24.

b) Menggunakan Algoritma Kruskal

Ruas : BD AE DF BF CE AC AF BF BCBobot : 3 4 4 5 6 7 7 7 8Menambah : ya ya ya tidak ya tidak ya

Jadi Pohon Rentangan Minimal G yang diperoleh mengandung ruas : BD, AE, DF, CE, AF dengan bobot 24.

II.9 GRAPH (GRAF) Kuliah Ke-9

1. Pohon Berakar (Rooted Tree)

Pohon Berakar

Suatu pohon berakar R adalah suatu pohon dengan suatu simpul tertentu

dirancang atau ditunjuk sebagai apa yang di sebut Akar atau Root dari R.

Suatu pohon dapat dijadikan pohon berakar cukup dengan mengangkat salah

satu simpul sebagai akar.

Definisi Level, Daun, Cabang

Panjang jalur antara akar R dengan simpul V disebut Level atau kedalaman

simpul V

Simpul bukan akar, yang berderaat 1 disebut daun

Jalur antara suatu simpul dengan suatu daun disebut cabang (branch)

Definisi Mendahului & mendahului langsung

Simpul U dikatakan mendahului simpul V, jika jalur dari akar R ke V melalui

U

U mendahului langsung V, bila U mendahului V, dan mereka berdampingan

Contoh 1

Pada gambar 9.1 a mendahului d, e, dan h, a mendahului langsung d dan e. Suatu

pohon berakar dapat digunakan untuk menelusuri semua kemungkinan dari

kejadian, dengan masing-masing dapat muncul dalam sejumlah hingga cara.

R

a b c

d e f g

h i j

gambar 9.1

2. Pohon Biner (Binary Tree)

Definisi Pohon Biner

Sebuah pohon biner T didefinisikan terdiri atas sebuah himpunan hingga simpul

sedemikian sehingga secara rekrusif :

a) T adalah hampa (disebut pohon nol)

b) T mengandung simpul R yang dipilih (dibedakan dari yang lain), disebut Akar

dari T, dan simpul sisanya membentuk 2 pohon binar (sub pohon kiri dan sub

pohon kanan dari R), T1 dan T2 yang saling lepas. Jika T1 (tidak hampa), maka

simpul akarnya disebut suksesor kiri dari R. Hal yang sama untuk akar dari

T2 (tidak hampa) disebut suksesor kanan dari R. Kembalikan suksesor adalah

predesesor.

Contoh 3:

gambar 9.1

Keterangan :

Pohon biner tersebut mempunyai 11 simpul yang diberi huruf A sampai L

tidak termasuk I

Simpul akar adalah simpul yang digambar pada bagian paling atas

Suksesor kiri dari A adalah B dan suksesr kanan dari A adalah C

Subpohon kiri dari A mengandung smpul D,E dan F

I

F

B C

A

G

J

E

H

K

D

Subpohon kanan dari A mengandung simpul C,G,H,J,K dan L

Jika N adalah sembarang simpul dari pohon biner T, maka N mempunyai 0,1

atau 2 buah suksesor

Suksesor sering disebut anak (child)

Simpul N tersebut dapat disebut ayah atau orang tua (perent) dari suksesornya

Pada contoh, simpul A,B,C, dan H mempunyai 2 anak

Sedang simpul E dan J mempunyai 1 anak

Simpul D, F, G, L dan K tidak mempunyai satu anakpun

Simpul yang tidak memepunyai anak disebut daun atau terminal

Jika simpul N adalah daun maka kedua subpohon kiri dan kanannya adalah

hampa

Dua pohon biner T dan U dikatakan serupa (similar) jika mereka memiliki

struktur atau bentuk yang sama

Bila pohon biner similar juga mempunyai elemen(isi) yang sama pada simpul

yang bersesuaian, maka pohon biner di sebut salinan (copy)

Contoh 4

A E A E

B F B F

C D G H C D G H

(1) (2) (3) (4)

Gambar 9.4

Pohon-pohon (1), (3), (4) serupa

Pohon-pohon (1), (3) salinan

Pohon (2) tidak serupa juga bukan salinan pohon (4)

3. Terminologi Pada Pohon Biner

Definisi Kedalaman / Ketinggian (Depth / Height)

Dari pohon T adalah banyak maksimum simpul dari cabang di T

Atau panjang maksimum jalur di T tambah 1

Gambar 9.5

Keterangan :

Pada gambar 9.5, simpul K adalah keturunan kanan dari D, tetapi bukan

keturunan dari F, E ataupun M

Simpul G adalah ayah dari K, dan L, K & L adalah bersaudara, masing-

masing anak kanan dan kiri dari G

Garis AD, ataupun GL adalah contoh luas

Barisan ruas (AD, DG, GL) adalah jalur dari simpul A ke simpul L

F

D D

A

G M

K L

Jalur ini sekaligus merupakan cabang, karena berakhir di simpul terminal

(daun) L

Jalur (AD, DG) bukan sebuah cabang

Simpul A mempunyai tingkat nol

Simpul D dan E berada pada generasi dengan tingkat = q

Generasi berikutnya F,G,M dengan tingkat = 2

Generasi terahir, simpul K dengan tingkat = 3

Pohon pada gambar 9.5 di atas mempunyai ketinggian = 4 (tingkat

tertinggi dari simpul ditambah 1 )

Cabang (AD, DG, GK) dan (AD, DG, GL) mengandung simpul dengan

jumlah maksimum yaitu = 4

Cabang(AE, EM) dan (AD, DF) hanya mengandung 3 simpul

I.10 Graph (Graf) Kuliah Ke-10

1. Graf Berarah

Definisi Graf berarah

Suatu graf berarah (directed graph atau diagraf) D terdiri atas 2 himpunan

Himpunan V, anggotanya disebut simpul.

Himpunan A merupakan himpunan pasangan terurut, yang disebut ruas

berarah atau arkus.

Ditulis D(V,A)

Graf berarah dapat digambarkan pada suatu bidang datar.

Simpul anggota V, digambarkan sebagai titik (lingkaran kecil)

Arkus a=(u,v), digambarkan sebagai garis dilengkapi dengan tanda panah

mengarah dari simpul u ke simpul v.

Simpul u disebut titik terminal dari arkus a tersebut.

Contoh 1:

Sebuah graf berarah D(V,A) lihat gambar 10.1

1 4

3

Gambar 10.1

Keterangan :

2

V mengandung 4 simpul, yakni 1, 2, 3, dan 4

A mengandung 7 arkus, yakni (1,4), (2,1). (2,1) (4,2), (2,3), (4,3) dan (2,2)

Arkus (2,2) disebut gelung (self-loop)

Arkus (2,1) muncul lebih dari satu kali, disebut arkus sejajar (arkus berganda)

Definisi Jaringan (Network)

Apabila arkus dan/atau simpul suatu Graf berarah menyatakan suatu bobot,

maka digraph tersebut dinamakan suatu jaringan atau Network

Graf semacam ini untuk menggambarkan situasi yang dinamis

Definisi Graf Berarah Hingga

Misalkan D(V,A) suatu Graf berarah.

D disebut hingga(finite|) bila baik V maupun A merupakan himpunan

hingga

Definisi Graf Bagian/Subgraf

Bila V’ himpunan bagian dari V serta A’ himpunan bagian dari A, dengan titik

ujung anggota A’ terletak di dalam V’, maka dikatakan bahwa D’(V’,A’)

adalah Graf Bagian/Subgraf

2. Beberapa Definisi Graf Berarah

Definisi Arkus

Misalkan D suatu Graf berarah

Arkus a = (u,v) adalah mulai pada titik awal u, dan berahir pada titik

terminal V

Definisi Derajat Ke Luar

Derajat ke luar (out degree) suatu simpul adalah banyaknya arkus yang mulai /

keluar dari simpul tersebut

Definisi Derajat Ke Dalam

Derajat ke dalam (in degree) suatu simpul adalah banyaknya arkus yang

berahir / masuk ke simpul tersebut

Definisi Sumber

Sumber berderajat ke dalam = 0 disebut sumber (source), dan bila berderajat

ke luar = 0 disebut muara (Sink)

Definisi Semi Perjalanan

Pada Graf berarah, D adalah suatu perjalanan tanpa memperhatikan arah dari

arkus

Pengertian yang serupa diberikan untuk semi jalur dan semi lintasan

3. Graf Berarah dan Matriks

Pandang D(V,A) suatu graf berarah tanpa ruas sejajar, maka A

adalah himpunan bagian dari V x V (produk Cartesis himpunan), jadi

merupakan Relasi pada V. Sebaliknya bila R adalah Relasi pada

suatu himpunan V, maka D(V,R) merupakan graf berarah tanpa ruas

sejajar. Jadi konsep Relasi dan konsep graf berarah tanpa ruas

sejajar adalah satu dan sama.

Misalkan D(V,A) suatu graf berarah dengan simpul v1, v2, … , vm.

Matriks M berukuran (mxm) merupakan matriks (matriks adjacency)

dari D, dengan mendefinisikan sebagai berikut :

M = (Mij), dengan mij banyaknya ruas yang mulai di vi dan

berakhir di vj

Bila D tidak mengandung ruas berganda, maka elemen M adalah 0

dan 1. Kalau Graf berarah mengandung ruas berganda, elemen M

merupakan bilangan bulat non negatif.

Jadi suatu matriks berukuran (mxm) yang elemennya bilangan bulat

non negatif menyatakan secara tunggal suatu graf berarah dengan

m simpul.

Contoh :

Teorema :

M adalah Matriks dari sutau graf berarah D, maka elemen baris ke i

kolom ke j dari Matriks Mn menyatakan banyaknya walk dengan

panjang n dari simpul vi ke simpul vj.

Problem Jalur Terpendek

Pandang D suatu Graf berarah yang hingga dengan tiap-tiap

ruas mempunyai bobot. Jadi D merupakan suatu Network. Kita

hendak menentukan Jalur Terpendek antara simpul u dan v.

Misalkan D tidak mengandung sirkuit.

Sebagai contoh, gambar berikut merupakan suatu Network. Kita

hendak menghitung Jalur terpendek dari simpul u ke v.

Simpul u disebut Sumber (Source).

Simpul v disebut Muara (Sink).

Untuk menentukan Jalur Terpendek tersebut, cara berikut dapat

digunakan :

• Buat tabel jarak :

u x y z a b c v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa = 3

yb =

2

yc =

1

zy =

2

zc =

5

ab =

2

av =

3

bv

= 3

cv =

3

Kita mulai dengan simpul u sebagai simpul awal. Beri harga = 0. Ambil simpul

dengan jarak terdekat dari u (dalam hal ini z = 2), kemudian lingkari uz. Semua ruas

lain yang berakhir di z kita hapus (dalam hal ini tidak ada ruas lain yang berakhir di z.

Beri nilai = 2 di belakang z. Simpul yang telah diberi harga ditandai dengan *.

u*(0) x y z*(2) a b c v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa = 3

yb = 2

yc = 1

zy = 2(4)

zc = 5(7)

ab = 2

av = 3

bv = 3 cv = 3

Dari simpul u dan z (yang telah ditandai *), dicari simpul lain yang jarknya terdekat

dihitung dari u. Jadi harus diperhitungkan nilai yang tertulis di simpul (0 untuk u dan

2 untuk z). Disini ux = 4 dan uzy = 2 + 2 = 4 merupakan nilai minimal. Boleh dipilih

salah satu, misalnya uzy. Beri nilai = 4 pada y. Lingkari zy dan hapus ruas yang lain

yang menuju y, yaitu uy dan xy.

u*(0) x y z*(2) a b c v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa = 3

yb = 2

yc = 1

zy = 2(4)

zc = 5(7)

ab = 2

av = 3

bv = 3 cv = 3

Demikian proses dilanjutkan berturut-turut :

u*(0) x*(4) y*(4) z*(2) a b c v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa =

3(7)

yb =

2(6)

yc =

1(5)

zy = 2(4)

zc = 5(7)

ab = 2

av = 3

bv =

3

cv =

3

u*(0) x*(4) y*(4) z*(2) a b c*(5) v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa =

3(7)

yb =

2(6)

yc = 1(5)

zy =

2(4)

zc =

5(7)

ab = 2

av = 3

bv = 3 cv =

3(8)

u*(0) x*(4) y*(4) z*(2) a b*(6) c*(5) v

ux = 4

uy = 6

xy = 3

xa =

yb =

2(6)

zy =

2(4)

ab = 2

av = 3

bv =

3(9)

cv =

3(8)

u*(0) x y*(4) z*(2) a b c v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa = 3

yb = 2(6)

yc = 1(5)

zy = 2(4)

zc = 5(7)

ab = 2

av = 3

bv =

3

cv =

3

uz = 2 3(7) yc = 1(5) zc =

5(7)

u*(0) x*(4) y*(4) z*(2) a*(7) b*(6) c*(5) v

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa =

3(7)

yb =

2(6)

yc = 1(5)

zy =

2(4)

zc =

5(7)

ab = 2

av =

3(10)

bv =

3(9)

cv =

3(8)

u*(0) x*(4) y*(4) z*(2) a*(7) b*(6) c*(5) v*(8)

ux = 4

uy = 6

uz = 2

xy = 3

xa =

3(7)

yb =

2(6)

yc = 1(5)

zy =

2(4)

zc =

5(7)

ab = 2

av =

3(10)

bv =

3(9)

cv =

3(8)

Maka, Diperoleh jalur minimal dari simpul u ke simpul v yang

panjangnya = 8 dengan urutan v ← c ← y ← z ← u

Algoritma diatas dapat pula dikenakan untuk Graf tidak

berarah.

BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan materi yang telah diberikan oleh Ibu Marama Namora pada mata kuliah

Matematika Informatika 4 sudah sesuai dengan SAP. Dimana Matematika Informatika

merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang berupa data

maupun informasi pada mesin berbasis komputasi yang mencakup kajian matematika. Ruang

lingkup pembahasan Matematika Informatika 4 adalah : Relasi Rekurensi, Relasi Rekursi dan

Graph (Graf). Berikut adalah simpulan dari pembahasan tersebut.

Relasi rekurensi untuk deretan {an} adalah persamaan yang menyatakan an kedalam

satu atau lebih suku sebelumnya, yaitu a0, a1, …, an-1, untuk seluruh bilangan bulat n, dengan

n ≥ n0, dimana n0 adalah bilangan bulat tak negatif. Suatu deretan disebut sebagai jawaban

dari relasi rekurensi jika suku-sukunya memenuhi relasi rekurensi. Dengan kata lain, relasi

rekurensi mirip dengan deretan yang didefinisikan secara rekursif, tetapi tanpa menyebutkan

nilai (kondisi) awalnya. Maka, relasi rekurensi bisa (dan biasanya) memiliki jawaban ganda

(multiple solution). Jika kondisi awal dan relasi rekurensi disebutkan dua-duanya, maka

deretan dapat ditentukan secara unik.

Relasi rekursi untuk suatu barisan real ( ) n x dikatakan barisan kontraktif jika terdapat

konstanta C, dengan 0 < C < 1 sehingga berlaku, n n n n x − x ≤ C x − x +2 +1 +1 , ∀n ∈ N .

Untuk menentukan nilai limit suatu barisan kontraktif dapat menggunakan relasi rekursif.

Relasi rekursif linier dengan koefisien konstanta order k dapat ditulis dalam bentuk ... ( ) 0 1 1 2

2 c x c x c x c x f n n n n k n k + + + + = − − − , dimana k c ,c ,c ,...,c 0 1 2 konstanta dan ≠ 0 k c , n

x fungsi diskret dan f (n) suatu fungsi terhadap n, ∀n ≥ 0 . Jika f (n) = 0 maka disebut relasi

rekursif homogen order k dan jika f (n) ≠ 0 disebut relasi rekursif tak homogen order k Nilai

limit barisan kontraktif dapat ditetukan dengan metode relasi rekursif yang mana solusi

umum dari relasi rekursif merupakan rumus umum suku ke-n barisan kontraktif.

Dalam himpunan edge untuk di graf, urutan pasangan verteks menentukan arah dari

edge tersebut. Dalam sebuah graph memungkinkan terdapat lebih dari satu resolving set.

Dalam teori graf, formalisasi ini untuk memudahkan ketika nanti harus membahas

terminologi selanjutnya yang berhubungan dengan graph. Beberapa terminologi berhubungan

dengan teori graf :

Degree atau derajat dari suatu node, jumlah edge yang dimulai atau berakhir pada

node tersebut. Node 5 berderajat 3. Node 1 berderajat 2.

Path suatu jalur yang ada pada graph, misalnya antara 1 dan 6 ada path

Cycle siklus ? path yang kembali melalui titik asal 2 kembali ke

2.

Tree merupakan salah satu jenis graf yang tidak mengandung cycle. Jika edge f dan a

dalam digraf diatas dihilangkan, digraf tersebut menjadi sebuah tree. Jumlah edge

dalam suatu tree adalah nV - 1. Dimana nV adalah jumlah vertex

Graf Tak Berarah (Undirected Graph) Graf G disebut graf tak berarah (undirected

graph) jika setiap sisinya tidak berarah. Dengan kata lain (vi,vj)=(vj,vi)

Graf Berarah (Directed Graph) Graf G disebut graf berarah (directed graph) jika

setiap sisinya berarah. Titik awal dari suatu sisi disebut verteks awal (initial vertex)

sedangkan titik akhir dari suatu sisi disebut verteks akhir (terminal vertex). Loop pada

graf adalah sisi yang verteks awal dan verteks akhirnya sama.

Daftar pustaka

http://dcenter.it-kosongsatu.com/?file_id=5

http://radar.ee.itb.ac.id/~suksmono/Lectures/el2009/ppt/6.%20Pencacahan%20Lanjut.pdf

http://data.artofproblemsolving.com/aops20/latex/texer/

936efc63466efd05bcbeb972192b6e09fac70c6c.pdf

tambah”in la ya bang jek, dari buku digital yg dr kampus k nada matif nya tuh