tugas-akhir-final

109
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM PROTEKSI KOROSI UNTUK PIPA PETROLEUM GAS, MATERIAL API-5L X52 (ø 20”, Sch. 40, 8560m) Study kasus di Hess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar Gresik Disususn Oleh : Maryanta Purwanta NIM : 2008040012 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GRESIK 2012

Upload: chamdani-achmad

Post on 25-Nov-2015

138 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

taugas akhir

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR

    ANALISIS SISTEM PROTEKSI KOROSI UNTUK PIPA PETROLEUMGAS, MATERIAL API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Study kasus diHess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar Gresik

    Disususn Oleh :

    Maryanta Purwanta

    NIM : 2008040012

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS GRESIK2012

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    i

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    LEMBAR PENGESAHAN

    ANALISIS SISTEM PROTEKSI KOROSI UNTUK PIPA PETROLEUMGAS, MATERIAL API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Study kasus diHess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar Gresik

    Oleh :

    Nama : Maryanta PurwantaNIM : 2008040012

    diterima dan disahkanpada tanggal

    Pembimbing I Pembimbing II

    Moch. Sochib, ST, MT. Dra. Adriyanti, MPd.

    Mengetahui :

    Dekan, Ka Prodi T. Mesin

    Ir. Sunarto, MT Wardjito, ST, MT.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    ii

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    ANALISIS SISTEM PROTEKSI KOROSI UNTUK PIPA PETROLEUMGAS, MATERIAL API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Study kasus diHess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar Gresik

    Telah dipertahankan didepan pengujiPada tanggal ..

    Dewan penguji

    Penguji I : Sugeng Hariyadi, ST, MT.

    Penguji II : Wardjito, ST, MT.

    Tugas Akhit ini telah diterima sebagaisalah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

    Dekan Ketua Program Studi

    Ir. Sunarto, MT Wardjito, ST, MT.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    iii

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkankehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnyasehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    Tugas Akhir sebagai persyaratan sebelum menyelesaikan studi padaSarjana Teknik Mesin, Universitas Gresik.

    Dalam pelaksanaan penelitian ini berbagai proses telah dilalui oleh penulisyang sampai akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik, harapanpenulis manfaat tesis ini dapat berguna bagi perusahaan Hess Indonesia PangkahLtd dan menambah jumlah penelitian ilmiah di Universitas Gresik serta bergunabagi semua pihak.

    Penulisan Tugas Akhir ini yang berjudul Analisis sistim proteksi

    korosi untuk pipa Petroleum Gas material API-5L X52 ( 20, Sch. 40,

    8560m) dari Hess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar ke PT. Pembangkitan Jawa

    Bali (PJB) di Gresik, tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak,

    baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka bersama ini saya

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. Sukiyat, SH, Msi. Rektor Universitas Gresik

    2. Ir. Sunarto, MT. Dekan Fakultas Teknik Universitas Gresik3. Moch. Sochib, ST, MT. selaku pembimbing I4. Dra. Adriyanti, MPd. selaku pembimbing II5. Sugeng Hariyadi, ST, MT. selaku dewan penguji I6. Wardjito, ST, MT. selaku dewan penguji II7. Staf Maintenance, Hess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar Gresik.8. Teman teman kuliah di Fakultas Teknik Universitas Gresik9. Istri dan anak kami tercinta

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    iv

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Namun secara keseluruhan penulis menyadari bahwa Tugas Akhir inimasih jauh dari sempurna sehingga segala kritik dan saran yang membangunsangat diharapkan.

    Gresik, Juni 2012

    Penulis

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    v

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    ABSTRAKSI

    Pipa under ground dan under water perlu diadakan perlindungan korosidan yang sesuai adalah Proteksi Katodik. Korosi itu sendiri sesungguhnya tidakdapat dihentikan namun hanya bisa dicegah atau diperlambat lajunya.

    Di Hess Indonesia Pangkah Ltd yang berlokasi di Manyar mensuplaiPetroleum Gas ke PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) di Gresik sepanjang 8560meter menggunakan pipa dengan material API-5L X52 ( 20, Sch. 40). Dari hasilpengukuran terjadi penurunan tegangan proteksi dibawah (-0,850 Volt DC). Makakondisi ini perlu dilakukan penelitian dan analisis yang mendalam, agar pipa tidakterjadi korosi.

    Kemudian diadakan penelitian dan perhitungan kembali desain yangterpasang adalah: Luas area yang diproteksi 670,29m2, arus proteksi yangdiperlukan 40,22 ampere, jumlah anode yang diperlukan 10,34 buah, makaberdasarkan besaran nilai tersebut desain telah sesuai dengan kebutuhan proteksiyang diperlukan, bahkan Panel Rectifier yang terpasang telah dinaikkan ke 125%dari perhitungan secara teoritis.

    Setelah diadakan penelitian yang mendalam menggunakan metodastandard internasional, ditemukan pada pipa unit-2 adanya kebocoran arus sebesar12 ~ 14 ampere pada Flange Isolasi IF-6 di Tie-In akhir pipa Hess yang menujuke PJB yang berlokasi di area PJB Gresik. Agar sistem proteksi katodik kembalinormal maka disarankan untuk melepas kabel jumper yang memisahkan proteksipipa unit-1 dan pipa unit-2 dengan maksud untuk mengamankan pipa unit-1sepanjang 8400 meter dan mengorbankan (sementara) pipa unit-2 sepanjang 160meter tanpa proteksi katodik, sambil menunggu perbaikan selanjudnya.

    Turunnya tegangan proteksi dibawah (-0,850 Volt DC) diakibatkan karenaterjadinya hubung singkat (short circuit) di Flange Isolasi IF-6, maka dari hasilpenelitian disarankan untuk memberikan proteksi tambahan secara terpisah padapipa unit-2 yang terjadi short circuit.

    Kata kunci: Pipa, korosi, katodik, proteksi

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    vi

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    ABSTRACT

    Pipes under ground and under water shall be protect from corrosion andthe appropriate corrosion protection is cathodic protection. Corrosion itself is infact not be stopped but can only be prevented or slowed the pace.

    At Hess Indonesia Pangkah Ltd. located in Manyar, Petroleum Gas deliverto PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) in Gresik, 8560 meters along the pipematerial using API-5L x52 ( 20 ", Sch. 40). From the measurement results underthe protection voltage decrease (-0.850 Volts DC). Then this condition needs to bedone in-depth research and analysis, in order to pipe corrosion does not occur.

    Then the research and design re-calculations are attached: a protectedarea of 670.29 m2, the current 40.22 amps of protection required, the necessaryamount of anode 10.34 each, then based on the calculations the design complieswith the requirements of protection required , Rectifier Panel mounted even beenraised to 125% of the theoretical calculations.

    Having conducted extensive research using the international standardmethod, was found the leakage current of 12 ~ 14 amperes in the pipe line unit-2on Flange Isolation of IF-6 (at the end of Tie-In the pipe line from Hess to PJBGresik area). To normalize cathodic protection system then it is advisable toremove the jumper wire that separates the protection of pipeline unit-1 and unit-2with a view to securing the pipe unit-1 along the 8400 meter and lets (temporary)pipe line units-2 along the 160 meters without cathodic protection, while waitingrepairs. Falling under the protection voltage (-0.850 Volts DC) caused by theoccurrence of short circuit in Isolation Flange of IF-6, then from the results of thestudy is recommended to provide additional protection to the pipeline unit-2separately.

    Key word: Pipes, corrosion, cathodic, protection

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    vii

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    DARTAR ISIHalaman

    Cover ............................................................................................................ iLembar pengesahan....................................................................................... iiLembar pengujian.......................................................................................... iiiKata pengantar .............................................................................................. ivAbstraksi ....................................................................................................... vDaftar isi........................................................................................................ viiDaftar gambar................................................................................................ ixDaftar lampiran ............................................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 11.1. Latar belakang................................................................................ 11.2. Rumusan masalah........................................................................... 21.3. Tujuan penelitian............................................................................ 21.4. Manfaat penelitian bagi perusahaan............................................... 31.5. Manfaat penelitian bagi perguruan tinggi ...................................... 31.6. Manfaat penelitian bagi mahasiswa ............................................... 31.7. Batasan masalah ............................................................................. 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 52.1. Dasar-dasar proteksi katodik.......................................................... 5

    A. Korosi Metal .................................................................................. 6B. Sistem Proteksi Katodik................................................................. 8C. Sistem Anoda korban ..................................................................... 9D. Sistem Injeksi Arus DC.................................................................. 11E. Sistem proteksi baja dalam tanah................................................... 13

    2.2. Prosedur Operasi ............................................................................ 16A. Sistem proteksi Anoda Korban ...................................................... 16B. Sisitem proteksi ICCP.................................................................... 21

    2.3. Material Pipa .................................................................................. 242.4. Jenis Isolasi .................................................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 293.1. Lokasi dan waktu penelitian........................................................... 293.2. Alur Penelitian ............................................................................... 303.3. Jenis penelitian dan permasalahannya ........................................... 313.4. Metoda troubleshooting untuk proteksi Anoda Korban ................ 323.5. Metoda troubleshooting untuk proteksi ICCP ............................... 343.6. Metoda pengecekan untuk Insulation Flange ................................ 38

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    viii

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Halaman3.7. Variabel penelitian ......................................................................... 44

    BAB IV ANALISA PEMBAHASAN MASLAH........................................ 454.1. Pembahasan Umum ....................................................................... 454.2. Perhitungan Desain proteksi katodik ............................................. 46

    A. Area yang akan diproteksi.............................................................. 46B. Arus Proteksi yang diperlukan ....................................................... 46C. Jumlah Anode yang diperlukan...................................................... 47D. Tahanan Pentanahan (Groundbed Resistance)............................... 48E. Tahanan Kabel (Cable resistance) ................................................. 49F. Rugi tegangan kabel (Cable voltage drop) .................................... 49G. Tegangan yang diperlukan untuk Rectifier .................................... 50H. Desain kapasitas Rectifier .............................................................. 51I. Distribusi potensial (Attenuation calculation) ............................... 51

    4.3. Hasil pengecekan yang telah dilakukan ......................................... 544.4. Ringasan hasil pengecekan ............................................................ 57

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 615.1. Kesimpulan hasil pengecekan ........................................................ 615.2. Saran-saran..................................................................................... 625.3. Biaya yang dibutuhkan................................................................... 67

    BAB VI DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 70

    DAFTAR GAMBAR2.2.1. Korosi sell dan jenis reaksi korosi Elekrokimia untuk baja dalam

    tanah / air........................................................................................ 62.1.2. Arus Korosi sell dari Anoda ke Katoda dalam tanah..................... 62.1.3. Jenis korosi sell yang terjadi pada pipa baja tertimbun didalam

    Tanah.............................................................................................. 72.1.4. Kurva Polarisasi Baja dalam lingkungan air netral........................ 82.1.5. Diagram Pourbaix Baja terendam dalam air.................................. 92.1.6. Arus korosi yang terjadi pada Anoda korban................................. 102.1.7. Sistim proteksi pada Sacrificial Anode Cathodic Protection......... 112.1.8. Arus korosi yang terjadi pada sistim Arus Injeksi ......................... 122.1.9. Sistim proteksi Impressed Current Cathodic Protection ............... 132.1.10. Pengukuran potensial Proteksi Katodik ......................................... 142.2.1. Pengukuran potensial pipa ke tanah............................................... 173.1.1. Lokasi Penelitian............................................................................ 293.2.1. Alur Penelitian ............................................................................... 30

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    ix

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.6.1. Gambar rangkaian pengetesan Insulation Flange.......................... 383.6.2. Gambar sekema pengetesan Insulation Flange.............................. 404.3.1. Gambar masalah short yang terjadi di PJB Tie-In area ............. 564.4.1. Gambar ICCP dalam keadaan Normal ........................................... 594.4.2. Gambar ICCP dalam keadaan IF-6 SHORT .............................. 60

    LAMPIRAN DATA1.1. Data pengukuran di IF-6 pada Januari 2012 .................................. 721.2. Data pengukuran di IF-5 pada Januari 2012 .................................. 741.3. Data pengukuran di IF-4 pada Januari 2012 .................................. 76

    LAMPIRAN FORM2.2.1. Form pengecekan SACP untuk pipa underground ........................ 772.2.2. Form pengecekan ICCP untuk pipa underground ......................... 78

    LAMPIRAN GAMBAR3.2.1. Insulating Flange Arrangement...................................................... 853.2.3. Gambar Wiring Diagram ICCP untuk pipa Gas Petroleum........... 86

    2

    LAMPIRAN TABELTabel 3.2.1 Tabel Material pipa dan yield strength...80Table 3.2.2 Pipe Seam Joint Factors....81Table 3.2.3 Desain Factors untuk Pipa Baja..82Tabel 3.2.4 Pipeline Internal Design Pressures and Test Pressures...83Tabel 2.1.1. Daftar potensial material dalam tanah dan air....84

    LAMPIRAN GAMBARGambar 3.2.1 Insulating Flange Arrangement......85Gambar 3.2.3 Gambar Wiring Diagram ICCP untuk pipa Gas Petroleum...86

    DAFTAR GAMBARGambar 2.1.1 Korosi sell dan jenis reaksi korosi Elekrokimia

    untuk baja dalam tanah / air.....6Gambar 2.1.2 Arus Korosi sell dari Anoda ke Katoda dalam tanah ..........6

    HalamanGambar 2.1.3 Jenis korosi sell yang terjadi pada pipa baja tertimbun didalam

    tanah.........7Gambar 2.1.4 Kurva Polarisasi Baja dalam lingkungan air netral......8Gambar 2.1.5 Diagram Pourbaix Baja terendam dalam air............9Gambar 2.1.6 Arus korosi yang terjadi pada Anoda korban.....10Gambar 2.1.7 Sistim proteksi pada Sacrificial Anode Cathodic Protection ....11Gambar 2.1.8 Arus korosi yang terjadi pada sistim Arus Injeksi.....12

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    x

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Gambar 2.1.9 Sistim proteksi Impressed Current Cathodic Protection.......13Gambar 2.1.10 Pengukuran potensial Proteksi Katodik .......14Gambar 2.2.1 Pengukuran potensial pipa ke tanah.......17Gambar 3.1.1. Lokasi Penelitian........29Gambar 3.2.1 Alur Penelitian........30Gambar 3.6.1. Gambar rangkaian pengetesan Insulation Flange......38Gambar 3.6.1 Gambar sekema pengetesan Insulation Flange..40Gambar 4.3.1 Gambar masalah short yang terjadi di PJB Tie-In area.56Gambar 4.4.1 Gambar ICCP dalam keadaan Normal...............59Gambar 4.4.2 Gambar ICCP dalam keadaan IF-6 SHORT...60

    LAMPIRAN PHOTO.............87Photo 1. Insulating Flange di PJB Tie-In Area yang diperkirakan telah terjadi

    short......87Photo 2. Peralatan yang digunakan untuk pengetesan kebocoran arus di

    Insulating Flange (Battery kering12V, Variable Resistor, Digital Multimeter, Digital DC Clampmeter dan Cu/CuSO4 Ref. Cell)..88Photo 3. Pengukuran Voltage Drop diantara sisi Flange dengan injeksi arus

    di IF-6 PJB Tie-In Area............89Photo 4. Pengukuran aliran arus yang melewati test circuit di IF-6. Nilai arus yang besar mengindikasikan resistansi yang rendah di flange....90Photo 5. Pengukuran aliran arus yang melewati test circuit di IF-6. Positive circuit di sambungkan ke baut, tidak ada arus yang mengalir, hal ini mengidikasikan bahwa baut insulation sleeve and washer

    kondisinya bagus........91Photo 6. Salah satu baut ditemukan tanpa Insulating Sleeve di IF-4 (Incoming

    Petroleum Gas Pipeline di Hess Metering Unit)....92Photo 7. Seluruh Hess Metering Unit structure mendapat ICCP Current dan menjadi terproteksi, karena terjadi kebocoran di insulation IF-4....93

    LAMPIRAN REFERENSI.94Referensi Standard ISO 15589-1.......94Referensi Standard NACE RP0200-2000 REV. No. 21001......96

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK1

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Hess Indonesia Pangkah Ltd, adalah sebuah peruasaah Minyak dan Gas

    Bumi. Korporasi Energi yang terpadu mencakupi eksplorasi, produksi dan kilang

    yang menghasilkan Minyak mentah (Crude Oil), LPG dan Gas.

    1. Minyak mentah (Crude oil) setelah melalui proses pemisahan

    (treater) ditampung di Tanki Minyak Mentah dan secara berkala

    akan dijual ke pembeli menggunakan Kapal Tanker melalui dermaga

    pelabuhan Maspion menggunakan pipa 10 sepanjang 3500 meter

    2. LPG (Liquefied Petroleum Gas) merupakan gas hasil produksi yang

    komponen utamanya adalah gas propane (C3 H8) dan butane (C4

    H10) yang dicairkan. Sementara itu, ELPIJI adalah merek dagang dari

    LPG yang dipasarkan oleh PERTAMINA kepada masyarakat

    sebagai kebutuhan atau penggunaan bahan bakar.

    3. Gas yang lainnya adalah setelah melalui fasilitas proses akan

    langsung dikirim meggunakan pipa sepanjang 8560 meter material

    API-5L X52 (Diameter 20, Sch. 40) dari Kawasan Industri

    Maspion di Manyar melewati jalur bawah laut dan bawah tanah ke

    PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) di Gresik Jawa Timur.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    2Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Khusus untuk jalur pipa gas dari Hess Indonesia Pangkah Ltd ke PJB

    Gresik, yang menggunakan meterial API-5L X52 diameter 20 dengan

    ketebalan 11,9mm / Schedule 40 yang melewati bawah laut dan bawah tanah

    sepanjang 8560 meter. Telah dilakukan proteksi korosi pada pipa dengan

    menggunakan lapisan coating wrapping tape Three Layer Polyethylene Coating

    3LPE (2,9 mm) dan sistim proteksi Impressed Current Cathodic Protection

    (ICCP).

    Pada saat ini tegangan proteksi tidak tercapai sehingga perlu diadakan

    analisis yang mendalam agar supaya proteksi korosi pipa menjadi bagus dan

    bekerja normal kembali sesuai desain.

    1.2 Perumusan masalah

    1. Apakah desain arus proteksi katodik sudah optimal dan bekerja dengan

    benar?

    Hal ini harus dilakukan analisis yang mendalam untuk menentukan

    proteksi katodik tersebut sudah tepat atau belum.

    2. Mengapa tegangan proteksi pada ujung pipa menurun dibawah 0,850

    Volt DC?

    Diperlukan kajian yang kongkret dan pengambilan data lapangan yang

    komplit untuk menentukan langkah apa saja yang harus dilakukan

    dengan terjadinya penurunan nilai proteksi katodik ini.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    3Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    1.3 Tujuan penelitian

    1. Untuk mengetahui kelayakan desain proteksi katodik pada pipa 20

    under ground dan under water yang dipakai untuk mensuplai

    Petroleum Gas dari Hess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar ke PT.

    Pembangkitan Jawa Bali di Gresik sepanjang 8560 meter.

    2. Untuk menganalisa dan megetahui penyebab turunnya tegangan pada

    daerah ujung pipa (yang berlokasi di area Metering unit PJB Gresik)

    1.4 Manfaat penelitian bagi perusahaan

    1. Untuk membantu perusahaan memberikan informasi tentang masalah

    yang terjadi pada pada pipa 20 under ground dan under water yang

    dipakai untuk mensuplai Petroleum Gas dari plant ke PT.

    Pembangkitan Jawa Bali di Gresik sepanjang 8560 meter.

    2. Memberikan pilihan-pilihan jalan keluar masalah tersebut dengan

    beberapa opsi dan pilihan terbaik kepada perusahaan

    3. Membantu perusahaan untuk menganalisa waktu dan biaya yang tepat

    dalam rencana perpaikan kedepan.

    1.5 Manfaat bagi Perguruan tinggi

    1. Penelitian ini dapat memperkaya referensi karya ilmiah dari

    mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, Universitas Gresik.

    2. Meningkatkan daya saing perguruan tingi di tanah air.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    4Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    1.6 Manfaat bagi Mahasiswa

    1. Mempertajam kemampuan analisis dan berfikir secara sistimatis.

    2. Berfikir secara praktis dan logika yang tepat.

    3. Menambah pengalaman untuk mencari sumber masalah dan jalan

    keluarnya yang sesungguhnya sering terjadi dalam industri.

    1.7 Batasan masalah

    1. Penelitian pada pipa under ground dan under water yang dipakai untuk

    mensuplai Petroleum Gas dari Hess Indonesia Pangkah Ltd di Manyar

    ke PT. Pembangkitan Jawa Bali di Gresik sepanjang 8560 meter

    dengan menggunakan metaerial API-5L X52 ( 20, Sch. 40).

    2. Kondisi tanah seragam.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    5

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 DASAR-DASAR PROTEKSI KATODIK

    A. Korosi metal (Metallic Corrision)

    Korosi logam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu korosi basah

    (wet corrosion) dan korosi kering (dry corrosion). Korosi basah disebabkan oleh

    kontak langsung antara permukaan logam dengan lingkungan korosif, misalnya

    air laut, tanah, atau elektrolit korosif lainnya. Sementara korosi kering terjadi bila

    permukaan logam untuk terkena ke atmosfer korosif atau atmosfer suhu tinggi.

    Korosi kering tidak dapat dicegah dengan menggunakan sistem perlindungan

    katodik.

    Pada dasarnya, dalam proses korosi basah, akan ada banyak sel galvanik

    mikro pada permukaan logam. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik logam

    yang berbeda (kimia / fisik), yang berbeda dari temperatur permukaan, dan

    berbeda konsentrasi oksigen pada elektrolit. Pada setiap sel galvanik mikro, akan

    ada bagian yang bertindak sebagai katoda dan anoda yang lainnya, di mana reaksi

    elektrokimia akan berlangsung secara terus menerus. Potensi bagian katoda

    menjadi lebih negatif, dan sebaliknya pada bagian anoda, karena itu arus galvanik

    akan mengalir dari bagian anoda ke katoda sebagai bagian ion logam, sesuai

    hukum Faraday. Di bagian lain, kata-kata yang bertindak sebagai anoda akan

    menjadi terkorosi.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    6Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Berikut ini beberapa gambaran ilustrasi yang sering terjadi dalam proses korosi

    yang biasanya terjadi pada pipa bawah tanah, perbedaan lingkungan, perbedaan

    konsentrasi oksigen, perbedaan konsentrasi air, tanah yang tidak homogen dan

    perbedaan material antara yang baru dan yang lama.

    Gambar 2.1.1. Korosi sell dan jenis reaksi korosi Elekrokimia untuk baja dalamtanah / air

    Gambar 2.1.2. Arus Korosi sell dari Anoda ke Katoda dalam tanah

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    7Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Corrosion Cell Caused by Different

    Environment

    Corrosion Cell Caused by Different

    Oxygen Concentration

    Corrosion Cell Caused by Different

    Water Concentration

    Corrosion Cell Caused by Non

    Homogenous Soil

    Corrosion Cell Caused by Different

    Environments

    Galvanic Corrosion Caused by New

    and Old Pipeline

    Gambar 2.1.3. Jenis korosi sell yang terjadi pada pipa baja tertimbun didalamtanah

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    8Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    B. Sistim Proteksi Katodik

    Sistem perlindungan katodik adalah metode untuk mencegah

    (menurunkan) laju korosi dengan memasok arus DC arah terbalik terhadap arus

    korosi galvanik. Arus proteksi katodik akan mengalir dari material lain (bertindak

    sebagai bagian anoda) ke struktur logam yang dilindungi, oleh karena itu semua

    permukaan.logam.yang.dilindungi.seakan.menjadi.bagian.katoda.

    Secara umum, perlindungan yang lebih baik dapat dihasilkan jika struktur

    yang dilindungi memiliki lapisan yang baik, karena lapisan ini akan mengurangi

    luas permukaan struktur logam yang secara langsung kontak dengan elektrolit

    korosif. Oleh karena itu dapat mengurangi jumlah perlindungan yang dibutuhkan

    saat ini dan juga biaya.

    Ada dua metode untuk memasok perlindungan saat ini, pertama dengan

    menggunakan Anoda Korban (Sarificial Anode) dan kedua dengan menggunakan

    Injeksi Arus DC (Impression Current Cathodic Protection).

    Gambar 2.1.4. Kurva Polarisasi Baja dalam lingkungan air netral

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    9Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Gambar 2.1.5. Diagram Pourbaix Baja terendam dalam air

    C. Sistim Anoda korban (System Sacrificial Anode)

    Sistem anoda korban secara alami menghasilkan arus DC yang dihasilkan

    dari pasangan galvanik antara logam harus dilindungi dan anoda korban itu

    sendiri. Material yang akan digunakan untuk anoda korban adalah logam yang

    secara alami memiliki potensial yang lebih negatif (lebih aktif), misalnya untuk

    melindungi struktur baja dapat menggunakan (1) Magnesium alloy, (2) paduan

    Aluminium, (3) paduan Seng. Anoda korban untuk terhubung langsung ke

    struktur baja dilindungi, baik dengan pengelasan, dibaut, atau menggunakan

    kabel, dan keduanya harus digabungkan.kedalam.elektrolit.yang.sama.

    Anoda korban (lebih elektronegatif) menjadi bertindak sebagai anoda dan

    akan dikonsumsi karena reaksi oksidasi logam menjadi ion (bentuk lebih lanjut

    tergantung pada jenis lingkungan). Reaksi ini akan digabungkan dengan reaksi

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    10Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    reduksi pada permukaan baja yang dilindungi, yang menghambat / mengganti

    reaksi korosi sebelumnya. Massa anoda korban akan dikonsumsi untuk mencegah

    baja menjadi berkarat. Tingkat konsumsi anoda tergantung pada jenis paduan

    anoda, perbandingan luas permukaan aktif antara anoda dan struktur dilindungi,

    dan juga Kekorosifan lingkungan.

    Gambar 2.1.6 Arus korosi yang terjadi pada Anoda korban (Pipa)

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    11Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Gambar 2.1.7. Sistim proteksi pada Sacrificial Anode Cathodic Protection

    (Structure / Steel)

    D. Sistem Injeksi Arus DC (System DC Impressed Current)

    Di dalam sistem Impressed Current, arus listrik disuplai dari sumber daya

    DC eksternal, biasanya menggunakan transformator penyearah yang

    mengkonversi satuan daya input AC menjadi output DC yang disesuaikan dengan

    keperluan yang diinginkan. Sebagai bahan anoda biasanya menggunakan "inert"

    (non-consumable/low rate consumable material). Impressed current anode

    terhubung ke terminal positif unit penyearah transformator, sementara struktur

    pipa yang untuk dilindungi dihubungkan ke terminal negatif. Tegangan DC yang

    berbeda pada unit transformator rectifier akan menyebabkan mengalir arus DC

    dari anoda ke surcafe struktur.yang.dilindungi.melalui.elektrolit.

    Saat ini ada beberapa tipe impressed current anode, misalnya high silicon chrome

    cast iron, mixed metal oxide, lead silver, platinized titanium, dll. Seleksi jenis

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    12Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    anoda arus cocok dengan kondisi struktur yang diproteksi dan juga lingkungan

    (elektrolit).

    Gambar 2.1.8. Arus korosi yang terjadi pada sistim Arus Injeksi

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    13Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Gambar 2.1.9. Sistim proteksi Impressed Current Cathodic Protection

    E. Sistim proteksi baja dalam tanah

    Potensial logam yang dikembangkan ketika kontak / tenggelam / terkubur

    dalam elektrolit (tanah, air, dll) disebutkan sebagai potensial alam dari logam itu.

    Nilai potensial alam menunjukkan kemudahan / tingkat kesulitan dari logam yang

    akan.terionisasi.pada.lingkungan.itu.

    Potensial alami Baja karbon dalam air tanah / netral umumnya sekitar (-0,5

    ~ -0,8 volt), diukur dengan menggunakan elektroda standar Cu/CuSO4 (Tembaga

    / Copper Sulfat). Baja umumnya mempunyai potensial lebih positif, menunjukkan

    tingkat tahan korosi yang lebih tinggi atau kondisi permukaan terkorosi lebih

    tinggi. Daftar praktis untuk logam yang berada ditanah netral dan air bias dilihat

    di Tabel 2.1.1.

    Jika arus DC yang akan dipasok ke baja (pada dasarnya harus diberikan

    dengan elektron), potensial logam menjadi bergeser menjadi lebih negatif. Nilai

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    14Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    potensial digunakan untuk kriteria perlindungan katodik. Baja dianggap

    mempunyai tingkat perlindungan yang cukup tercapai jika potensi baja dapat

    menurun sampai minimum -0,85 V vs Cu/CuSO4. Angka ini setara dengan -0,80

    V vs Ag / AgCl jika diukur dengan menggunakan Ag / AgCl (Silver / Perak

    Klorida) elektroda referensi atau setara dengan +0,25 V Zn vs, jika diukur dengan

    menggunakan elektroda referensi Seng kemurnian tinggi.

    (Kiri = Tidak terproteksi dan Kanan = Terproteksi)

    Gambar 2.1.10. Pengukuran potensial Proteksi Katodik

    Secara teoritis, lebih negatif potensial baja akan menghasilkan laju korosi

    yang lebih rendah. Namun, potensial yang terlalu negatif juga dapat menyebabkan

    kerusakan pada lapisan yang dilindungi dan dalam beberapa kasus, gas hydrogen

    berevolusi.bisa.menyebabkan.embrittlement.(penggetasan).baja.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    15Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Berikut adalah nilai potensial perlindungan yang direkomendasikan untuk

    pipa baja yang ditanam dalam tanah dilapisi oleh lapisan Three Layer

    Polyethylene atau Polyethylene Tape Wrapping (Petroleum Gas Pipeline,

    Condensate Pipe & Drain Pipeline):

    Nilai potensial untuk pipa baja underground dengan coating 3LPE

    Environment : Neutral Soil / Water

    Reference

    Electrode

    Minimum (Positive Limit) Maximum (Negative Limit) #1

    Cu/CuSO4 -0,85 V -2,00 V

    Dibawah ini nilai potensial proteksi yang direkomendasikan untuk Stuktur Baja

    dalam tanah / dalam air yang dilapisi / coating menggunakan cat epoxy / bare.

    Nilai potensial untuk struktur baja underground dengan coating cat epoxy / bareEnvironment : Neutral Soil / Water

    Reference Electrode Minimum (Positive Limit) Maximum (Negative Limit) #1

    Cu/CuSO4 -0,85 V -1,20 V

    Ag/AgCl -0,80 V -1,15 V

    Zinc +0,25 V -0,10 V

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    16Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    2.2 SISTEM OPERASI

    A. SISTEM PROTEKSI ANODA KORBAN SACP (Sacrificial Anode

    Cathodic Protection)

    Sistim Proteksi SACP adalah sistim Proteksi Katodik yang bekerja

    sendiri (self working Cathodic Protection system). Dalam keadaan normal,

    tegangan pipa yang diproteksi tidak bisa diatur (sekalipun di Test Station

    Box dipasang resistor), dan sangat tergantung dari desain, material anoda

    korban dan kondisi dari struktur lapisannya (structure coating condition).

    Apakah masih mampu untuk mensuplai arus yang dibutuhkan ke struktur

    dan hasilnya harus diukur apakah mencapai batasan minimal proteksi atau

    tidak.

    Berikut ini contoh data sistim pipa bawah tanah yang diproteksi

    menggunakan sistim SACP.

    No Description Location OutsideDiameter Length Coating TypePipe

    OperatingTemperature

    Closed Drain (DC/TD/WP) & Amine Drain (AD) Pipes

    1 Pipe 4 U/G 4.5 865 m PE WrappingTape 30C2 Pipe 3 U/G 3.5 100 m PE WrappingTape 30C3 Pipe 2 U/G 2.375 345 m PE WrappingTape 30C

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    17Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    1. Pengecekan Rutin

    Pengecekan rutin dan penggantian anoda (jika diperlukan) harus

    selalu dilakukan untuk mendapatkan keseluruhan struktur tetap selalu

    terproteksi dengan baik. Seorang operator / tehnisi harus melakukan

    pengecekan rutin sbb:

    a) Pengukuran potensial pipa yan diproteksi.

    Gambar 2.2.1. Pengukuran potensial pipa ke tanah

    1) Cek dan catat semua hasil pengukuran anode dan kabel yang

    tehubung ke pipa yang diproteksi yang berada di semua Test

    Station Box, diukur menggunakan portable DC Volt meter dan

    portable Cu/CuSO4 Ref. Cell. (Copper / Copper Sulphate

    Reference Electrode).

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    18Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    2) Taruh portable Cu/CuSO4 di tanah yang basah, dan ujung

    kabelnya disambungkan ke negative pole nya (warna hitam)

    portable DC Volt meter, dan kemudian kabel positive pole nya

    (warna merah) disambungkan ke terminal Pipa di Test Station

    Box.

    3) Yang terbaca dari pengukuran adalah POTENSIAL PIPA

    YANG DIPROTEKSI dilokasi tersebut.

    4) Catat semua hasil pengukuran dan disimpan sebagai dokumen

    referensi.

    b) Mengukur Potensial Dasar Pipa yang diproteksi (Pipe

    Natural Potential):

    1) Melepas kabel jumper (Resistor) yang menghubungkan antara

    terminal pipa dan terminal anode di Test Station Box.

    2) Ukur menggunakan portable DC Volt meter dan portable

    Cu/CuSO4 Ref. Cell. (Copper / Copper Sulphate Reference

    Electrode).

    3) Taruh portable Cu/CuSO4 di tanah yang basah, dan ujung

    kabelnya disambungkan ke negative pole nya (warna hitam)

    portable DC Volt meter, dan kemudian kabel positive pole nya

    (warna merah) disambungkan ke terminal Pipa di Test Station

    Box.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    19Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    4) Yang terbaca dari pengukuran adalah POTENSIAL DASAR

    PIPA dilokasi tersebut.

    5) Catat semua hasil pengukuran dan disimpan sebagai dokumen

    referensi.

    c) Mengukur Potensial Dasar Anode:

    1) Melepas kabel jumper (Resistor) yang menghubungkan antara

    terminal pipa dan terminal anode di Test Station Box.

    2) Ukur menggunakan portable DC Volt meter dan portable

    Cu/CuSO4 Ref. Cell. (Copper / Copper Sulphate Reference

    Electrode).

    3) Taruh portable Cu/CuSO4 di tanah yang basah, dan ujung

    kabelnya disambungkan ke negative pole nya (warna hitam)

    portable DC Volt meter, dan kemudian kabel positive pole nya

    (warna merah) disambungkan ke terminal Anode di Test

    Station Box.

    4) Yang terbaca dari pengukuran adalah POTENSIAL ANODE

    dilokasi tersebut.

    5) Catat semua hasil pengukuran dan disimpan sebagai dokumen

    referensi.

    d) Mengukur keluaran Arus Anode:

    1) Melepas kabel jumper (Resistor) yang menghubungkan antara

    terminal pipa dan terminal anode di Test Station Box.

    2) Ukur menggunakan portable DC milli Ampere meter.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    20Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3) Sambungkan kabel positive pole nya (warna merah) dari

    portable DC milli Ampere meter ke kabel pipa dan kemudian

    kabel positive pole nya (warna merah) disambungkan ke

    terminal Anode di Test Station Box.

    4) Yang terbaca dari pengukuran adalah ARUS KELUARAN

    ANODE dilokasi tersebut.

    5) Catat semua hasil pengukuran dan disimpan sebagai dokumen

    referensi.

    Bandingkan semua hasil pengecekan tersebut diatas dengan hasil

    pengecekan yang sebelumnya. Normalnya nilai potensial pipa yang di proteksi

    dan nilai potensial dasar anode tidak akan berbeda banyak dalam jangka waktu

    selama periode tiga bulan. Variasi hasil bacaan (penambahan / penurunan)

    seharusnya hanya disebabkan oleh perbedaan kondisi pentanahan (basah / kering /

    panas / dingin) dan juga posisi dari sell referensi.

    Contoh form lembar pengecekan rutin tiga bulanan untuk sistim pipa

    bawah tanah yang diproteksi menggunakan sistim SACP bisa dilihat di Form

    2.2.1

    2. JAWAL PENGECEKAN BERKALA

    Pengecekan secara berkala (pengukuran di Test Station Box)

    direkomendasikan dilakukan setiap tiga bulanan.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    21Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    B. SISTIM PROTEKSI ICCP (Impressed Current Cathodic Protection)

    Sistem proteksi ICCP (Impressed current cathodic protection) adalah

    sistem Proteksi Kotodik yang bisa diatur. Keluaran DC (DC Output Voltage &

    Current) dari Panel Kontrol diatur secara Manual atau secara Otomatis untuk

    mempertahankan tingkat pipa potensial terlindungi. Untuk pengecekan secara

    teratur dan penyesuaian (jika diperlukan) hal ini dilakukan untuk mempertahankan

    system proteksi bekerja dengan baik. Operator perlu melakukan pemeriksaan dan

    penyesuaian.

    1. Pengecekan Awal

    a) Periksa dan catat kondisi operasional dari Panel ICCP (DC Output

    Voltage, DC Output Current, Pipe Potential).

    b) Bandingkan pembacaan saat ini dengan pembacaan

    sebelumnya, dalam kondisi normal:

    1) Jika panel dioperasikan dalam mode Manual-Constant

    Current, Arus DC output saat ini akan menjadi sekitar konstan,

    sedangkan Tegangan DC dan Potensi Pipa tidak akan

    berfluktuasi banyak (misalnya variasi kurang dari 5%).

    2) Jika panel dioperasikan dalam mode Manual-Constant

    Voltage, Tegangan DC output akan menjadi sekitar konstan,

    sementara arus DC dan Potensi Pipa tidak akan berfluktuasi

    banyak (misalnya variasi kurang dari 5%).

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    22Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3) Jika Panel dioperasikan dalam Mode Automatic, potensi Pipa

    akan mendekati konstan (dalam variasi -100 mV sampai

    dengan + 100 mV dari nilai potensi preset), sementara Arus

    dan Tegangan DC tidak akan berfluktuasi banyak (misalnya

    variasi kurang dari 5 % dari preset) dalam kondisi seperti itu,

    sistem ICCP bekerja dengan baik dan tingkat potensi pipa

    akan menjadi sekitar sama dengan sebelumnya.

    c) Jika kondisi pengecekan nilainya mirip dengan kondisi pengecekan

    yang sebelumnya, sistem ICCP bekerja dengan bagus dan dalam

    kondisi operasi normal.

    d) Namun, jika ada banyak yang berbeda antara Arus DC, Tegangan

    DC, dan pembacaan Potensial Pipa (Kenaikan / penurunan), itu

    menunjukkan adanya masalah dalam sistem ICCP. Bisa jadi ada

    "short circuit" antara pipa yang dilindungi dan pipa di atas tanah,

    struktur atau kabel negatif / positif ICCP putus / rusak, atau

    masalah dalam anoda ICCP groundbed. Jika ada masalah dengan

    "short circuit" maka harus dilakukan troubleshooting (pencarian

    masalah) untuk mencari tahu masalah yang terjadi pada sistem

    proteksi katodik.

    2. Pengecekan Komplit

    a) Mengecek dan mencatat kondisi operasi Panel Kontrol (Tegangan

    keluaran DC, Arus keluaran DC, Potensial Pipa).

    b) Mengecek besarnya potensial di semua Test Station Box.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    23Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    c) Jika dalam pengecekan di Test Station Box ditemukan ada indikasi

    penurunan dari nilai potensial pipa, maka kondisi operasi dari Panel

    ICCP harus di adjust (disesuaikan) sampai nilai di semua Test

    Station Box menunjukkan kriteria normal seperti sebelumnya. Ikuti

    prosedur Manual for resetting the DC Current / DC Voltage (in

    Manual Mode) or Pipe Potential (Automatic Mode).

    d) Jika ditemukan ada perubahan yang signifikan dari nilai kriteria

    proteksi sehingga nilai minimum proteksi pipa tidak tercapai,

    meskipun Panel ICCP telah di adjust maximal. Ini berarti telah

    terjadi short (arus pendek) antara pipa underground yang

    diproteksi dengan pipa above ground / structure atau terjadi

    kerusakan kabel negative / positive nya system ICCP.

    Troubleshooting (pencarian masalah) harus segera dilakukan untuk

    mencari masalah yang terjadi pada system Proteksi Katodik.

    Contoh form lembar pengecekan rutin tiga bulanan untuk sistim pipa bawah

    tanah yang diproteksi menggunakan sistim ICCP, dapat dilihat di Tabel 2.2.2

    3. Jadwal Pengecekan.

    a). Pengecekan khusus (pada Panel ICCP) direkomendasikan dilakukan

    mingguan (satu minggu sekali) dan dilakukan oleh operator / teknisi

    yang berpengalaman.

    b) Pengecekan secara komplit (Panel ICCP, Test Station Box dan

    Positive/Negative Junction Box) direkomendasikan minimal setiap

    tiga bulan sekali.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    24Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    2.3 MATERIAL PIPA (API 5L X52)Yang dimaksud dengan material API 5L X52 adalah:

    A. API adalah kependekan dari American Petroleum Institute, yaitu

    standarisasi yang digunakan sebagai acuan untuk industri

    perminyakan dan gas bumi.

    B. API spec 5L adalah berisi standard spesifikasi untuk pipa yang

    bisa dipakai untuk pengiriman gas, air dan minyak didalam gas

    alam dan industri perminyakan.

    C. API spec 5L juga mencakup tentang pipa baja tanpa pengelasan

    (seamless) dan pipa baja dengan pengelasan (welded). Juga

    termasuk (plain-end, threaded-end, and belled-end pipe, as well as

    through-the-flowline (TFL) pipe), dan pipa yang ujung pipanya

    dipersiapkan untuk digunakan dengan sepesial kopling.

    D. Grade X 52 adalah mempunya minimum yield strength 52000 PSI

    dan Grade X 66 mempunyai minimum ultimate tensile strength

    66000 PSI.

    Selain dari hal tersebut diatas persyaratan keselamatan tertentu

    juga harus diperhitungkan sesuai peraturan negara dan kondisi didaerah

    yang didasarkan pada kedekatannya dengan pemukiman penduduk dan

    industri lainnya yang terkait.

    Daftar tabel grade dari material pipa dan yield strength dapat

    dilihat di Tabel 3.2.1 dan Tabel 3.2.2

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    25Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    2.4 JENIS ISOLASI

    Jenis Isolasi menggunakan 3LPE seperti berikut:

    3LPEThree Layer Polyethylene Coating

    1. Fusion Bonded Epoxy2. Copolymer Adhesive3. Polyethylene

    Bredero Shaw is the worlds leading provider of Three Layer PolyethyleneSystems (3LPE). Bredero Shaws 3LPE System is a multilayer coating composedof three functional components. This anti-corrosion system consists of a highperformance fusion bonded epoxy (FBE) followed by a copolymer adhesive andan outer layer of polyethylene which provides tough, durable protection. 3LPESystems provide excellent pipeline protection for small and large diameterpipelines with moderate to high operating temperatures.

    Long Term Corrosion Protection

    The FBE component provides excellent adhesion to steel, providingsuperior long term corrosion resistance and protection of pipelinesoperating at moderate temperatures.

    Excellent resistance to cathodic disbondment which reduces the total costof cathodic protection during the operation of the pipeline.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    26Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Engineered Solutions

    Advanced manufacturing techniques allow the 3LPE System to becustomized to your specific project.

    Can be applied to pipe diameters from 51 mm (2) to over 1220 mm(48).

    Can be applied in a wide range of thicknesses to cost effectively meet uniqueproject specifications and performance requirements

    Very Good Mechanical Protection

    The tough outer layer of PE protects pipelines during transportation andinstallation thereby reducing costly repairs while also providing added in-ground protection against shear forces, chemicals and abrasive soilconditions.

    By increasing the thickness of the PE outer layer, the 3LPE System canprovide a high level of mechanical protection across many diverseenvironments without requiring the use of costly select backfill.

    Global Availability

    Can be manufactured in a single plant or in multiple coating plants toimprove project logistics.

    High capacity within the Bredero Shaw plant network allows the client to benefitfrom single source advantages, providing more cost effective management of pipecoating needs.

    Oil & GasPipelines

    Large DiameterPipelines

    Small DiameterPipelines

    WaterworksPipelines

    CSA Z245.21-02 AS 1518

    DIN 30670 ISO 9001:2008

    For additional standards and specifications with which this productcomplies,please contact your Bredero Shaw representative.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    27Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    CAPABILITY/PROPERTY 3LPE

    Minimum Pipe Diameter 51 mm (2)

    Maximum Pipe Diameter 1220 mm + (48+)

    Minimum Pipe Length 5.5 m (18)

    Maximum Pipe Length 24.4 m (80)

    Minimum Recommended Operating Temperature -40C (-40F)

    Maximum Recommended Operating Temperature 85C (185F)

    Values shown are typical and may vary from plant to plant.Consult Bredero Shaw for special requirements.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    28Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Standard pemasangan isolasi pada pipa

    Standard pemasangan tersebut diatas banyak dipakai sebagai standardpemaasangan di beberapa Negara seperti dibawah ini:

    North AmericaFontana, CaliforniaPearland, Texas

    Latin AmericaMonterrey, MexicoVeracruz, MexicoBelo Horizonte, Brazil

    EMARLeith, ScotlandOrkanger, NorwayJubail, Saudi ArabiaRas Al Khaimah, UAE

    Asia PacificRayong, ThailandKuantan, MalaysiaKabil, Batam Island, IndonesiaKembla Grange, Australia

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    29

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan pada pipa 20 schedule 40 sepanjang

    8560 meter untuk mengirimkan Gas Petroleum dari Hess Indonesia

    Pangkah Ltd yang berlokasi di Kawasan Industri Maspion, Jl. Beta

    Maspion, Manyar Gresik, sampai ke PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Jl.

    Harun Thohir Gresik, yang dilakukan pada bulan Januari 2012.

    UniversitasUniversitas GresikGresikFasilitas Produksi HESS

    HESSHESS

    PipaPipa 2020, Sch. 40, 8560m, API, Sch. 40, 8560m, API--5LX2, 3LPE5LX2, 3LPE

    Gambar 3.1.1. Lokasi Penelitian

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    30Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.2 ALUR PENELITIAN

    Gambar. 3.2.1 Alur Penelitian

    Mulai

    Observasi Pendahuluan

    Identifikasi masalah Perumusan masalah Tujuan penelitian

    Kajian Pustaka

    Pengumpulan data

    Perhitungan desain

    Pengukuran di lapangan

    Analisa penyebab masalah

    Kesimpulan dan saran

    Selesai

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    31Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.3 JENIS PENELITIAN DAN PERMASALAHANNYA

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang

    terjadi pada jalur pipa gas petroleum underground dan underwater

    material API 5L X 52 ( 20, Sch 40, 8560m dengan lapisan coating

    3LPE) yang diproteksi menggunakan sistim ICCP (Impession Current

    Catodik Protection). Jalur pipa dari Hess Indonesia Pangkah di Manyar

    sepanjang 8650 meter menuju ke Hess Metering unit yang berlokasi di PT.

    PJB di Gresik pada saat ini tegangan proteksi minimalnya (-0,85 Volt DC)

    dipoin akhir tidak tercapai, sehingga diperlukan pencarian penyebab

    masalah (troubleshooting).

    Sisitim ICCP ini telah beropersai dengan bagus sesuai desain

    selama lima tahun mulai Juni 2007 dan bekerja tanpa ada masalah yang

    berarti. Kemudian pada bulan Januari 2012 sewaktu dilakukan pengecekan

    rutin tiga bulanan, diketahui telah terjadi ganguan yang serius di sistim

    ICCP sehingga kejadian ini dilaporkan ke management perusahaan. Sesuai

    prosedur maka management perusahaan mengeluarkan Work Order

    (perintah kerja) untuk menindak lanjuti kasus tersebut.

    Masalah tersebut harus dilakukan pengecekan yang mendalam

    untuk mengetahui dimanakah terjadinya SHORT atau hubungan pendek

    apakah di pipa, Insulation Flange, atau penyebab lainnya yang

    mengakibatkan jalur pipa yang seharusnya terproteksi menjadi tidak

    terproteksi.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    32Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.4 METODA TROUBLESHOOTING UNTUK PROTEKSI ANODA

    KORBAN

    Berikut ini adalah metoda yang dipakai untuk troubleshooting jika

    terjadi masalah pada proteksi pipa jenis Anoda Korban / Sacrificial Anode.

    Jika secara keseluruhan nilai proteksi pipa tiba-tiba berkurang signifikan

    jika dibandingkan dengan hasil pengukuran yang sebelumnya, investigasi

    yang lebih detil harus dilakukan. Kebanyakan masalah tersebut biasanya

    disebabkan oleh SHORT condition (terjadi hubung singkat) antara pipa

    bawah tanah yang diproteksi dengan material metal yang tidak diproteksi

    (termasuk dengan grounding bare copper yang ditanam). Kebanyakan dari

    kemungkinan yang terjadi adalah adanya kerusakan yang terjadi pada

    insulation flange kits. Hal ini karena adanya kerusakan pada insulating

    sleeve, hilang atau pemasangan yang salah pada insulation washer, atau

    terjadi kerusakan pada insulation gasket. Pengukuran harus dilakukan

    keseluruh Insulation Flange pada keadaan seperti dibawah ini:

    1. Pengukuran dilakukan menggunakan portable DC Volt meter di kedua

    belah sisi flange.

    2. Perbedaan tegangan (voltage) antara kedua sisi flange (yang diproteksi

    dan bagian yang tidak diproteksi) adalah mengindikasikan bagus

    tidaknya kondisi insulation flange. Insulation Flange dalam kondisi

    bagus jika perbedaan tegangannya minimal 150 milli Volt lebih

    negative jika dibandingkan dengan yang tidak diproteksi.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    33Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3. Pengukuran resistance (tahanan) juga harus dilakukan antara masing-

    masing baut dan antara kedua sisi flange. Insulating Washer dan

    Insulating Flange dinyatakan dalam kondisi bagus jika nilai bacaannya

    minimal 10 kilo Ohm.

    4. Jika terjadi short (hubung singkat) pada insulating flange harus

    segera diadakan perbaikan, untuk mengembalikan sistim SACP bagus

    kembali seperti kondisi seperti semula.

    Dikarenakan pada umumnya sistim proteksi katodik pipa bawah tanah

    adalah interkoneksi dengan anode bounding (termasuk juga bounding nya Test

    Station Box), dan dikarenakan semua grounding struktur juga interkoneksi dengan

    plant grounding system, maka jika terjadi short di salah satu Insulating Flange

    maka akan berdampak pada keseluruhan sistim SACP. Dengan demikian maka

    tidaklah mudah untuk mencari Insulating Flange manakah yang mengalami

    short.

    Pencarian masalah (troubleshooting) harus segera dilakukan jika terjadi

    hasil bacaan yang tidak normal.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    34Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.5 METODA TROBLESHOOTING UNTUK PROTEKSI ICCP

    Berikut ini adalah metoda yang dipakai untuk troubleshooting jika

    terjadi masalah pada proteksi pipa jenis Impression Curent Cathodic

    Protection (ICCP)

    1) Jika ditemukan ada perubahan pembacaan yang signifikan di Panel

    ICCP (kenaikan yang besar pada Tegangan dan Arus DC atau

    penurunan yang besar pada Potensial Pipa).

    a) Pertama check Panel ICCP nya.

    b) Buka pintu depan Panel ICCP.

    c) Menggunakan Multimeter portable ukur Tegangan AC Input,

    pastikan Tegangan AC Input normal (230V AC +/- 10%,

    50Hz).

    d) Mengukur Tegangan DC antara Positive dan Negative

    terminal, pastikan bacaannya sesuai dengan Tegangan DC

    yang ada di Panel meter.

    e) Mengukur Arus DC menggunakan DC mili volt meter di

    Shunt Resistor (60mV = 60A), kemudian hitung dan pastikan

    hasil perhitungannya sama dengan yang ada di DC Amps

    Panel meter. Jika memungkinkan diukur juga menggunakan

    portable DC Clamp Meter sebagai pembanding hasil

    bacaannya. Jika terjadi perbedaan bacaan yang besar, hal ini

    berarti ada masalah dengan Digital Meter yang ada di Panel

    Meter, Digital Meter harus diganti dengan yang bagus.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    35Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    2) Check kondisi Fuse (sekering) untuk AC Input, DC Output dan

    Diode). Jika ada fuse yang putus maka Panel ICCP akan terganggu

    operasinya.

    3) Turn Off (matikan) Panel ICCP, dan kemudian ukur Tegangan di

    Terminal Negative menggunakan portable Cu/CuSO4 reference cell.

    Jika bacaan dari natural pipe potential menunjukkan (-0.5 ~ -0.7

    Volts vs CSE), hal ini mengindikasikan bahwa Kabel utama

    Negative antara ICCP Panel dan Pipa tidak ada yang putus atau

    rusak. Perlu diketahui jika bacaanya sekitar (-0.1 ~ -0.3 Volts vs

    CSE), ini mengindikasikan bahwa Kabel utama Negative terjadi

    kerusakan atau putus karena bacaan tersebut adalah untuk natural

    potensal dari Cooper metal. Kemudian check kabel continuity

    menggunakan portable Ohm meter dan sambungan kabel yang

    panjang, hal ini unutk memastikan kabel putus atau tidak.

    4) Dalam kondisi Panel ICCP Off, ukur tahanan antara terminal pipa

    (negative), terminal anoda (positive) dengan terminal pentanahan

    (Grounding). Semua hasil bacaan tersebut haruslah mempunyai

    tahanan yang sangat tinggi (dalam kisaran Mega Ohm) hal ini untuk

    mengindikasikan tidak ada hubungan pendek (short) diantara

    komponen-komponen diatas. Jika dalam pengukuran tersebut ada

    ditemukan nilai tahanannya yang rendah (dalam kisaran Ohm)

    diantara pipa yang diproteksi dan pentanahan (grounding), hal ini

    mengindikasikan bahwa ada hubungan pendek (short) diantara pipa

    bawah tanah yang diproteksi (underground) dengan pipa / material

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    36Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    lainnya yang berada di atas tanah (uperground) / yang tidak

    diproteksi.

    5) Dalam hal yang seperti ini, harus diadakan pengecekan secara visual

    dan diukur semua tahanan Insulation Flange nya. Kemudian harus

    segera diperbaiki semua kondisi yang tahanannya rendah (short).

    6) Jika tidak disebabkan oleh adanya pekerjaan konstruksi baru

    (kususnya yang berhubungan dengan pekerjaan penggalian tanah

    atau ada pekerjaan modifikasi pipa), maka telah terjadi kerusakan

    kabel (bisa jadi kabel positive anode dan bounding antara pipa)

    tetapi hal seperti ini jarang sekali terjadi. Perlu diketahui sebenarnya

    hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pengecekan aliran

    arusnya menggunakan portable DC Clampmeter dijalur kabel

    tersebut atau di Shunt Resistor (yang terpasang di Positive /

    Negative Junction Box). Kalau terjadi kerusakan kabel hal ini

    diindikasikan oleh hasil bacaannya yaitu nol ampere (cek

    menggunakan As Built Drawing). Penggalian harus dilakukan untuk

    mengetahui kerusakan kabel yang terjadi dan juga untuk

    memperbaiki kabel di lokasi tersebut.

    7) Pembacaan yang tidak normal di Test Station Box (kebanyakan

    terlalu rendah dan tidak setabil) juga kemungkinannya disebabkan

    oleh rusaknya sambungan measurement kabel di lokasi pipa yang

    diproteksi (kabel terputus atau kabel tertarik disebabkan rusaknya

    sambungan cadweld). Untuk memastikan hal ini, cek kembali nilai

    potensialnya di dekat sambungan kabel tersebut.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    37Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    8) Gangguan yang bersifat sementara kadang-kadang juga disebabkan

    oleh pekerjaan pengelasan yang dilakukan didekat area pipa yang

    diproteksi. Pembacaan berfluktuasi (bisa jadi di Panel ICCP dan

    semua Test Station Box) dapat terjadi selama pekerjaan pengelasan

    berlangsung. Setelah pekerjaan pengelasan selesai maka sistim

    ICCP akan normal kembali, gangguan seperti hal tersebut tidak akan

    mengakibatkan kerusakan pada sistim ICCP. Perlu diketahui dan

    diperhatikan bahwa jangan penah menggunakan pipa yang

    dilengkapi proteksi katodik dipakai untuk menyambung grounding

    system dari mesin las.

    9) Diperlukan pengawasan sepesial jika ada pekerjaan pengelasan yang

    berlangsung pada pipa yang diproteksi katodik. Lebih baik Panel

    ICCP dimatikan sewaktu ada pekerjaan pengelasan pada pipa, hal

    ini untuk menghindari adanya pelepasan arus balik yang besar

    (reverse discharge current) yang dapat merusak komponen pada

    Panel ICCP.

    Pencarian masalah (troubleshooting) harus dilakukan langsung

    (secepatnya) jika terjadi pembacaan yang tidak normal, meskipun sudah

    dilakukan penyesuaian pengaturan (adjustment) di Panel ICCP.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    38Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.6 METODA PENGECEKAN INSULATION FLANGE

    Untuk memverifikasi performance dari insulation flange, hal ini

    dapat dilakukan dengan pengujian dengan metoda "resistor" yang

    diinjeksikan menggunakan arus DC yang konstan dan kemudian diukur

    voltage drop / penurunan tegangan DC diantara flange. Resistansi dapat

    dihitung dengan membagi tegangan drop dengan arus injeksi. Semakin

    tinggi nilai resistansi akan menunjukkan kinerja insulation flange masih

    bagus, dan sebaliknya semakin rendah nilai resistansi akan menunjukkan

    kinerja insulation flange adalah jelek.

    Gambar 3.6.1. Gambar rangkaian pengetesan Insulation Flange.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    39Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Rangkaian listrik diatas dapat diformulasikan seperti dibawah ini:

    VI = Rv + Rcp + Rf + Rp + Rcn

    Dimana

    I = Aliran Arus didalam sirkuit (Ampere) bervariasi

    V = Tegangan sumber dari battery (Volt) konstan

    Rv = Resistance dari variable resisitor (Ohm/) konstan

    Rcp = Resistance dari kabel positip (Ohm/) kecil/diabaikan

    Rf = Resistance dari Flange (Ohm/) bervariasi

    Rp = Resistance dari Pipa (Ohm/) kecil/diabaikan

    Rcn = Resistance dari kabel negatip (Ohm/) kecil/diabaikan

    Dari rumus di atas,akan terlihat, fungsi dari Insulation Flange terlihat

    bagus jika flange resistensi (Rf) akan tinggi, dan karena itu arus yang mengalir

    akan menajdi kecil. Dan sebaliknya, jika kinerja flange rendah, resistansi flange

    juga akan rendah sehingga aliran arus menjadi tinggi.

    Metode di atas diambil berdasarkan Standar NACE RP 0200-2000,

    Standard Recommended Practice Steel-Cased Pipeline Practices, Appendix-B.2

    Internal Resistance Test (Attachment-4). Aslinya, metode ini diambil untuk

    pengujian setiap ada "short" kondisi antara pipa bawah tanah dan baja casing di

    perlintasan jalan. Hal ini direkomendasikan jika hasil perhitungan kurang dari 0,01

    (= 10 milli ), casing dan pipa dianggap sebagai kondisi "short". Kriteria yang

    sama akan digunakan dalam permasalahan ini.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    40Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Perlu adanya tambahan pengukuran voltage drop dari pipa (seperti Current

    Span Metode) akan diambil untuk menentukan arah arus yang mengalir, yaitu arus

    melalui flange atau tidak melalui flange. Oleh karena itu, penyebab "short" dapat

    dikonfirmasikan.

    Skematik dari pengetesan Insulation Flange dapat dilakukan seperti

    digambarkan di bawah ini:

    Gambar 3.6.2. Gambar sekema pengetesan Insulation Flange.

    Langkah-langkah pengetesan dilakukan sebagai berikut:

    1. Pertama, sebelum injeksi arus dilakukan, mengukur Tegangan Drop pipa

    antara setiap titik dengan menggunakan DC Millivoltmeter. Dalam setiap

    pengukuran, kabel tes positif harus dihubungkan ke titik pertama dan

    kabel tes negatif harus dihubungkan ke titik yang kedua (misalnya VA-B,

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    41Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    kabel tes positif untuk titik A dan kabel tes negatif ke titik B). Oleh

    karena itu arah arus dapat didefinisikan dengan baik positive (+) ke

    negative (-)

    2. Ukur potensial pipa alami ke potensial tanah (tidak ada arus yang

    diinjeksi) dengan menggunakan portable Cu/CuSO4 sel referensi dan DC

    meter volt di Point A, B, C, D, E, F dan G. Dalam kesemua pengukuran,

    kabel tes negatif harus dihubungkan ke portable Cu/CuSO4 referensi sel,

    sedangkan kabel tes positif adalah untuk mengukur pada pipa.

    3. Baterai 12Vdc dirakit dengan variabel resistor dan kabel tes seperti

    gambar di atas. Sisi negatif terhubung ke terminal di Test Station Box

    164-CPTB-109 (pipa bawah tanah), dan sisi positif terhubung ke titik

    negative (- A) pipa atas tanah.

    4. Mengukur arus yang mengalir pada kabel positif dan negatif dengan

    menggunakan DC Clampmeter.

    5. Ukur tegangan drop antara flange (VA-B) dengan menggunakan DC

    Milivoltmeter. Resistance flange dapat dihitung dengan membagi

    Tegangan Drop (VA-B) dengan arus yang mengalirkan (I).

    6. Ukur tegangan drop (VC-D, VC-E, dan VF-G) untuk mengidentifikasi

    arah arus pada pipa. Jika tegangan drop dihasilkan dari titik C ke titik E

    dan tidak ada tegangan drop yang ada dari titik F ke titik G, maka

    tentunya arus telah melewati melalui flange dan tidak melalui struktur

    metalik bawah tanah lainnya, sesuai diduga sebelumnya. Namun jika

    tegangan drop berasal dari antara titik F ke titik G dan tidak ada tegangan

    drop yang ada antara titik C ke titik E, maka dapat dipastikan arus

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    42Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    mengalir melalui struktur logam asing bawah tanah, bukan melalui flange

    yang dicurigai. Besarnya penurunan tegangan pipa harus kira-kira sesuai

    perhitungan (Pipa Diameter luar 20 ", Tebal pipa 0,469", tegangan drop

    pipa sekitar 0,010 mV / m panjang dengan arus yang mengalir 1 Amps).

    7. Mengukur potensi pipa dengan menggunakan portable Cu/CuSO4

    referensi sel dan DC volt meter di Point A, B, C, D, E, dan G. Nilai yang

    terukur harus sesuai dengan tegangan drop yang diukur melalui flange.

    8. Mengubah koneksi baterai dengan sisi positif terhubung ke titik - B (pipa

    bawah tanah).

    9. Ulangi langkah pengukuran 4 - 7 untuk memeriksa apakah pengukuran

    sebelumnya sudah benar.

    10. Mengubah koneksi baterai dengan sisi positif ke masing-masing baut dan

    kemudia mengukur arus dengan menggunakan DC Clampmeter. Jika ada

    arus dapat mengalir, itu berarti bahwa baut short ke flange (baik karena

    sleeve atau washer). Dan ukur sebaliknya, jika tidak ada arus sama sekali,

    itu berarti insulation sleeve dan washer dalam kondisi bagus (tidak short

    sama sekali).

    11. Sebagai perbandingan, tes serupa dilakukan untuk Insulation Flange di

    Hess Metering Area (IF-5). Insulation Flange telah dikonfirmasi sebagai

    "tidak short", karena dapat memberikan tegangan yang berbeda

    signifikan dan resistance antara bawah tanah dan sisi atas tanah.

    Pengujian yang lainnya telah dilakukan dengan menggunakan sistim

    injeksi ICCP yang sudah terpasang dari plant Hess di Manyar, dengan

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    43Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    menghubungkan kembali kabel untuk bagian pipa ini di Junction Box 164-

    CPJB-104. Tes ini akan menunjukkan secara singkat, yang mengarah

    insulation flange itu bermasalah. Normalnya insulation flange dapat

    dinyatakan bagus jika terdapat minimal 100 mV tegangan yang berbeda

    antara sisi yang dilindungi (bawah tanah, lebih negatif) dan sisi tidak

    dilindungi (di atas tanah, kurang negatif), sesuai yang direkomendasikan oleh

    ISO Standard 15589-1 Petroleum and Natural Gas Industries-Cathodic

    Protection of Pipeline transportation systems- Part 1: On-Land Pipelines,

    Annex-A, Point A.3.2. Nilai yang sama juga direkomendasikan oleh NACE

    Standard RP 0200-2000, Standard Recommended Practice Steel-Cased

    Pipeline Practices, Appendix-B.1 Potential Survey (Attachment-4). Dalam

    beberapa kasus, jika ada kerugian arus melalui struktur lain logam atau sistem

    grounding, juga dapat dideteksi. Potensial dari struktur logam yang kontak

    dengan pipa yang dilindungi akan bergeser lebih negatif sesuai dengan pipa itu

    sendiri. Arus yang tinggi harus diinjeksikan (dan rugi), pergeseran potensial

    yang lebih besar ke struktur yang kontak dengan metalik. Aliran arus lainnya

    yang melalui kabel grounding juga dapat diukur pada setiap sambungan kabel

    grounding. Arah aliran arus harus menuju "titik short" dan kembali ke Panel

    ICCP.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    44Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3.7 VARIABEL PENELITIAN

    Luas area yang akan diproteksi (m)

    Arus proteksi yang diperlukan (Amper)

    Jumlah Anode yang diperlukan (Set)

    Tahanan Pentanahan / Groundbed (.cm)Tahanan Kabel / Cable resistance ()Rugi tegangan kabel / Cable voltage drop (Volt)

    Tegangan yang diperlukan untuk Rectifier (Volt)

    Desain kapasitas Rectifier (Volt/Amper)

    Distribusi potensial / Attenuation calculation

    Diameter pipa 20

    Jenis isolasi 3LPE

    Panjang pipa 8400 meter

    Ketebalan pipa 11,9 mm

    Kedalaman pipa dalam tanah -3 meter

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    45

    Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    BAB IV

    ANALISIS PEMBAHASAN MASALAH

    4.1 PEMBAHASAN UMUM

    Perlu diketahui bahwa sistim ICCP (Impression Current Cathodic

    Protection) untuk jalur pipa Gas Petroleum ( 20, Sch. 40, 8560m

    dengan material API 5L X 52 yang dilapisi coating 3LPE) dari Hess

    Indonesia Pangkah di Manyar menuju ke Hess Metering unit yang

    berlokasi di area PT. PJB di Gresik, pada saat ini tegangan proteksi

    minimalnya (-0,85 Volt DC) dipoin akhir tidak tercapai. Semua hasil

    pengecekan yang telah dilakukan pada bulan Januari 2012, diindikasikan

    adanya Insulating Flange (IF-6) di point akhir PJB area telah terjadi

    hubung singkat short sebagai penyebab utama. Penelitian ini pada

    dasarnya untuk memastikan penyebab short tersebut berasal dari

    Insulating Flange (IF-6) di area PJB atau mungkin disebabakn oleh faktor

    yang lainnya (seperti: terjadi kontak dengan struktur metal bawah tanah

    yang lainnya), sebagai dasar metoda perbaikan yang akan dilakukan sesuai

    dengan temuan sumber masalahnya.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    46Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    4.2 PERHITUNGAN DESAIN PROTEKSI KATODIK (ICCP)

    A. Area yang akan diproteksi

    Area yang akan diproteksi dapat dikalkulasikan sebagai berikut:

    A= x D x L x Cb (Underground pipe line)

    Dimana:A = Area yang akan diproteksi (m)D = Diameter pipa luar (m)L = Panjang pipa (m)Cb = Estimasi Final Coating breakdown (5%)

    A = x 0,508 x 8400 x 5%

    = 670,29 m

    B. Arus proteksi yang diperlukan

    Arus yang diperlukan untuk memproteksi pipa dapat dikalkulasikan

    sebagai berikut:

    Ip = A x CdCd = Cd30 + Cd30 x (Tp 30) x i/10

    Dimana:

    Ip = Arus proteksi yang diperlukan (Amper)A = Area yang akan diproteksi (m)Cd30 = Bare steel current density di 30C (20mA/ m)i = Increment bare steel current density di temp. >30C (25% / 10C)Tp = Rata-rata temperature di jalur pipa (C)Cd = Bare steel current density di TpC (mA/ m)

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    47Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Hasil perhitungannya adlah sebagai berikut:

    Cd = Cd30 + Cd30 x (Tp 30) x i/10

    = 0.030 + 0.030 x 1 x 1

    = 0.060 mA/ m

    Ip = A x Cd

    = 670.29 x 0.060

    = 40.22 Amper

    C. Jumlah Anode yang diperlukan

    Jumlah Anode yang diperlukan berdasarkan total arus proteksi

    yang diperlukan dan desain keluaran arus individu dari setiap Anode,

    dapat di formulakan sebagai berikut:

    N = I x SF / Ia

    Dimana:N = Jumlah Anode ynag diperlukan (Buah)I = Total arus proteksi yang diperlukan (Amper)SF = Safety Factor (1.25)Ia = Desain keluaran arus dari setiap Anode (5 Amper)

    Dan perhitungannya adalah sebagai berikut:

    N = I x SF / Ia

    = 41.35 x 1.25 / 5

    = 10.34

    = Dibulatkan menjadi 12 buah Anode

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    48Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    D. Tahanan Pentanahan / (Groundbed Resistance)

    Anoda groundbed telah direncanakan untuk pemasangan secara

    berjejer (parallel) secara tegak lurus (vertical). Tahanan pentanahan pada

    Groundbed yang dipasang berjejer vertical dapat dikalkulasi menggunakan

    formula sebagai berikut:

    8 x L 2 x LRa = { In () 1 + () In (0.656N) } (parallel shallow vertical)

    2 NL D S

    Dimana:R = Groundbed/Anode ke tahanan tanah ()a = Tahanan tanah (dikedalaman -3.0) (500-cm)L = Panjang dari Anode (152,4 cm)D = Diameter dari Anode (20 cm)N = Jumlah Anode (12 buah)S = Jarak diantara Anode (300 cm)

    Perhitungannya adalah sebagai berikut:

    500 8x152.4 2x152.4Ra = { In () 1 + () In (0.656x12) }

    2xx12x152.4 20 300

    = 0.227

    E. Tahanan Kabel (Cable resistance)

    Tahanan kabel harus dikalkulasi menggunakan formula sebagai berikut:

    Rcn = pcn x Ln

    Dimana:Rcn = Tahanan kabel Kontrol ()pcn = Tahanan kabel Konduktor (/m)Ln = Panjang Kabel (m)n = n1 untuk kabel dari Rectifier ke pipe line (Main Negative)p1 untuk kabel dari Rectifier ke Anode Junction Box (Main Positive)p2 untuk kabel dari Anode Junction Box ke Anode (Branch Positive)

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    49Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Berdasarkan kapasitas arus dari pada kabel, maka rangkaian

    tersebut dapat didiskripsikan sebagai berikut:

    Kabel untuk Rectifier (N), Rectifier (P) dan Positive Junction Box

    menggunakan ukuran kabel #4 (AWG), tahanan linier 0.833 (C/km),

    kapasitas arus dalam tanah 85Amper dan desain maksimum kabel

    41.35Amper

    F. Rugi tegangan kabel (Cable voltage drop)

    Rugi tegangan kabel dihitung berdasarkan resistansi kabel dan desain dari

    arus yang mengalir melalui kabel tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

    Vc = Rc x Ic

    Dimana:Vc = Kabel voltage drop (Volt)Rc = Resistansi kabel ()Ic = Desain arus yang mengalir(Amper)

    Hasil kalkulasi resistansi kabel dan tegangan drop dapat dihitung sebagai

    berikut:

    Vc = Rc x Ic

    = 0.0008 x 41.35

    = 0.033 (/m)G. Tegangan yang diperlukan untuk Rectifier

    Tegangan DC yang diperlukan untuk panel Rectifier dapat dihitung

    sebagai berikut:

    V = (Ia x Ra) + Vc + Vb

    Dimana:V = Tegangan DC Rectifier yang diperlukan (Volt)Ia = Arus Groundbed Anode (Amper)

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    50Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    Ra = Resistant Groundbed Anode ()Vc = Total voltage drop kabel (Volt)Vb = Tegangan balik Anode (2.0 volt)

    Dan hasil perhitungannya sebagai berikut:

    V = (Ia x Ra) + Vc + Vb

    = (41.35 x 0.227) + 6.84 + 2.0

    = 18.20 volt

    H. Desain kapasitas Rectifier

    Desain tegangan DC dan kapasitas arus untuk panel rectifier dapat

    dikalkulasikan sebagai berikut:

    VTR = V / UTR dan ITR = I / UTR

    Dimana:

    VTR = Desain dari kapasitas tegangan DC Transformer (Volt)ITR = Desain dari kapasitas arus DC Transformer (Amper)V = Tegangan DC Rectifier yang dibutuhkan (Volt)I = Arus DC Rectifier yang dibutuhkan (Amper)UTR = Faktor Utilisasi Transformer (0.80)

    Hasil perhitungannya sebagai berikut:

    VTR = V / UTR

    = 18.20 / 0.80 => 22.75 dibulatkan menjadi 45 volt

    ITR = I / UTR

    = 40.22 / 0.80 => 50.275 dibulatkan menjadi 60 Amper

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    51Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    I. Distribusi potensial (Attenuation calculation)

    Perhitungan distribusi dari potensial pipa (attenuation) dapat diselesaikan

    menggunakan formula sebagai berikut:

    1) Resistant Pipa

    pr =

    x tp x (ODp tp)

    Dimana:r = resistant pipa (.m1)p = resistant pipa linier (0.18 x 106 .m)tp = minimum ketebalan pipa (0.00635 m)ODp = diameter luar pipa (0.5080 m)

    2) Coating Conductance

    x ODpg =

    Dimana :r = pipe resistance (.m1)pp = linier pipe resistance (0.18 x 106 .m)tp = minimum pipe wall tickness (0.00635 m)ODp = pipe outside diameter (0.5080 m)

    3) Attenuation Konstan

    = r x g

    Dimana: = attenuation constant (m1)r = pipe resistance (.m1)g = coating conductance (1.m1)

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    52Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    4) Karakteristik resisitant pipa

    rp = r/g

    Dimana:rp = pipe characteristic resistance ()r = pipe resistance (.m1)g = coating conductance (1.m1)

    5) Shifting potensial pipa

    En Ea = cosh ( x Lp)En Eb

    Dimana:En = pipes potensial natural (-0.6 Volt, assumed)Ea = pipes natural nearest to groundbed (-2.0 Volt, maximum)Eb = pipes potential at end point (Volt) = attenuation constant (m-1)Lp = pipes length (8560 m)

    Batasannya: Ea -2.00 V vs Cu/CuSO4 (pipes potential rearest to groundbed/

    Drainage point

    Ea -0.85 V Cu/Cu SO4 (pipes potential at end point)

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    53Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    4.3 HASIL PENGECEKAN YANG TELAH DILAKUKAN

    Berdasarkan dari hasil pengecekan yang dilakukan pada Januari 2012,

    lihat lampiran pengukuran lapangan (Lampiran 1, 2 & 3)

    Sudah sangat jelas bahwa 20 pipa bawah tanah Gas Petroleum dari

    Hess Metering Unit yang menuju ke Tie-In point di PT. PJB Gresik

    sepanjang 160 meter telah terjadi "electrically short" (arus listrik hubung

    singkat) dengan struktur lain yang tidak dilindungi, sehingga terjadi

    kebocoran arus +/- 12 ~ 14 ampere pada sistim ICCP dan menyebabkan

    pipa secara keseluruhan menjadi tidak terlindungi secara memadai. Dengan

    demikian kebocoran arus saat ini sepertinya tidak hanya disebabkan oleh

    kerusakan isolasi kabel atau isolasi coating lapisan pipa, tetapi hal ini

    disebabkan oleh electrically short (arus listrik hubung singkat) yang dapat

    menyerap arus yang cukup besar pada sistim ICCP. Untuk mengetahui

    sumber masalah yang sesungguhnya, maka semua komponen yang berkaitan

    dengan jalur pipa harus diperiksa dan dianalisa.

    Di bawah ini adalah ringkasan dari hasil cek sebelumnya yang telah

    dilakukan oleh Hess Electrical Department pada bulan Januari 2012:

    1. Kabel dari Junction Box 164-CPJB-104 ke Pipa bawah tanah di Hess

    Metering Unit dinyatakan bagus. Dari hasil pengukuran tidak ada

    kondisi yang berbeda ketika kabel dilepas dan dihubungkan kembali.

    2. Kabel dari Test Box 164-CPTB-109 ke Pipa Bawah Tanah di daerah

    PJB dinyatakan bagus. Dari hasil pengukuran tidak ada kondisi yang

    berbeda ketika kabel dilepas dan dihubungkan kembali.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    54Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    3. Insulation Flange Kits (insulating gasket, insulating sleeve dan insulating

    washer) di sisi Hess Metering Unit (IF-5) dinyatakan bagus. Hal ini

    ditandai dengan perbedaan potensial yang cukup jelas dan resistansi

    yang cukup tinggi antara kedua sisi flange (sisi bawah tanah dan atas

    tanah).

    4. Terjadi kebocoran arus sebesar +/- 12 ~ 14 ampere pada sistim IF-6 hal

    ini ditandai dengan perbedaan potensial dan resistansi diantara flange

    ke flange pada IF-6 adalah sangat kecil, masing-masing hanya 20 mili

    Volt dan 0,09 . Angka-angka ini hanya mungkin terjadi melalui

    kontak logam langsung. Ini adalah alasan untuk membuat flange ini

    sebagai tersangka utama penyebab "short".

    5. Insulation Sleeve dan Insulation Washer di PJB Tie-In (IF-6)

    dinyatakan bagus. Hal ini ditandai dengan resistensi yang cukup

    tinggi antara masing-masing baut ke flange (kedua sisi). Nilai terkecil

    masih dalam kisaran k (kilo ohm).

    6. Kemungkinan lain yang tersisa, yaitu terhubung ke struktur metalik

    terdekat bawah tanah, kemudian diperiksa dengan mengukur resistansi

    antara flange di IF-6 (Kedua belah pihak Underground dan

    Aboveground) ke struktur terdekat metalik bawah tanah (Pipa Pemadam

    Kebakaran / Hydrant, kabel grounding). Semua hasil pengukuran

    menunjukkan nilai resistensi yang kecil yaitu bervariasi 10 - 30 ,

    tetapi masih jauh lebih tinggi dari resistensi Flange ke Flange di IF-6

    yang hanya (0,09 ). Secara teknis, lokasi "short" akan ditunjukkan

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    55Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    oleh nilai resistansi terkecil. Jadi, kemungkinan ini (short ke struktur

    logam asing bawah tanah) kecil, tetapi masih mungkin.

    Semua hasil pemeriksaan di atas hanya tersisa dua kemungkinan

    penyebab yang tersisa untuk masalah short ini, melalui Flange

    Gasket atau melalui struktur (terdekat) benda asing bawah

    tanah.

    Gambar 4.3.1. Gambar masalah short yang terjadi di PJB Tie-In area

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    56Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    4.4 RINGKASAN HASIL PENGECEKAN

    Tabulasi data hasil pengecekan ada di Lampiran-1. Kesimpulannya dapat

    diambil dan diformulasikan seperti dibawah ini:

    1. Masalah short di daerah PJB Tie-In disebabkan oleh "rendahnya

    kinerja Insulating Flange" di IF-6. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

    resistansi yang sangat kecil yang dihasilkan dari pengujian, yaitu 0,09 ,

    kurang dari yang direkomendasikan oleh Standar (> 10 ). Sebagai

    perbandingan, IF-5 (Hess Metering unit ke PJB) memiliki nilai resistansi

    yang jauh lebih tinggi sekitar 96 milli (> 10 ). Karena semua

    Insulating Sleeve dan Washer telah dikonfirmasi bagus, tidak ada short

    antara pipa 20 yang dilindungi dengan struktur terdekat logam asing

    dibawah tanah, maka satu-satunya kemungkinan adalah Insultion Flange.

    2. Terus terang kami tidak bisa menentukan model kegagalan Insulation

    Flange di (IF-6). Beberapa kemungkinan di bawah ini dapat,terjadi:

    a) Gasket yang terpasang saat ini adalah dengan model seperti

    Envelope Gasket tipe-F (tanpa lubang baut), jika posisi gasket

    tidak center, ada kemungkinan akan memberikan celah yang tidak

    simetris antara permukaan flange pada bagian tengah, dan karena

    itu tekanan yang diterima oleh gasket itu sendiri bisa menjadi

    tidak merata. Jika torsi kekencangan cukup tinggi, maka beberapa

    bagian lemah pada gasket bisa terjadi kerusakan (misalnya bagian

    yang bercelah), dan akhirnya terjadi short antara kedua

    permukaan flange.

  • Maryanta Purwanta, TUGAS AKHIR TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GRESIK

    57Anlisis sistem proteksi korosi untuk pipa Petroleum Gasmaterial API-5L X52 ( 20, Sch. 40, 8560m)

    b) Isolasi dari jenis gasket yang terpasang ini adalah thin layer

    PTFE envelope (jenis gasket yang tipis) pada kedua permukaan

    gasket, sementara filler nya terlihat seperti bukan bahan yang

    berkekuatan dielektrik tinggi (terlihat seperti sebagai bahan

    asbes?). Jika hal ini terjadi maka material yang mengandung

    cairan dapat terserap oleh filler yang terbuat dari bahan asbes

    tersebut, dan karena itu bisa terjadi short antara kedua sisi flange.

    c) Beberapa kotoran / puing-puing bisa terjebak pada celah anulus

    flange (di dalam / luar gasket isolasi). Apapun jenis kegagalan, itu

    telah menghasilkan kinerja Flange Isolasi menjadi rendah, dan

    karena itu gagal untuk memberikan isolasi untuk sistem proteksi

    katodik.

    3. Insulation Flange IF-4 (Pipa dari plant Hess) juga menunjukkan masalah.

    Potensi pipa atas tanah (di dalam metering unit) telah menjadi lebih

    negatif, -0,965 Volt Vs Cu/CuSO4, seolah-olah itu juga dilindungi.

    Perbandingan dengan da