tugas final akhir sammuel

Upload: lukman

Post on 06-Jul-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    1/73

     

    UNIVERSITAS INDONESIA

    AUDIT ATAS PIUTANG PINJAMAN PROGRAM

    KEMITRAAN PT BFM (PERSERO)

    KARYA AKHIR MAGANG

    SAMMUEL DES ANDRE

    0806407081

    PROGRAM VOKASI

    BIDANG STUDI AKUNTANSI

    DEPOK

    APRIL 2011

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    2/73

     

    UNIVERSITAS INDONESIA

    AUDIT ATAS PIUTANG PINJAMAN PROGRAM

    KEMITRAAN PT BFM (PERSERO)

    KARYA AKHIR MAGANG

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

    SAMMUEL DES ANDRE

    0806407081

    PROGRAM VOKASI

    BIDANG STUDI AKUNTANSI

    KEKHUSUSAN AKUNTANSI KEUANGAN

    DEPOK

    APRIL 2011

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    3/73

      i Universitas Indonesia

    HALAMAN PENGESAHAN

     Nama : Sammuel Des Andre

     NPM : 0806407081

    Program Studi : Vokasi Akuntansi

    Kekhususan : Akuntansi Keuangan

    Judul Laporan Magang : Audit Atas Piutang Pinjaman Program Kemitraan

    dan Bina Lingkungan PT BFM (Persero)

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

    sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli

    Madya pada Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia.

    DEWAN PENGUJI

     NAMA TANDA TANGAN

    Pembimbing : Sandra Aulia Z SE.Ak., M.S.Ak 

    Penguji : Sandra Aulia Z SE.Ak., M.S.Ak  

    Penguji : Marsdenia SE.Ak., MARS

    Ditetapkan di : Depok  

    Tanggal : 18 April 2011

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    4/73

      ii Universitas Indonesia

    KATA PENGANTAR 

    Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya

    dengan rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan magang

    ini yang berjudul “Audit Atas Akun Piutang Pinjaman Program Kemitraan dan

    Program Bina Lingkungan PT. BFM”. Penyusunan laporan magang ini dilakukan

    dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada

    Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia.

    Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan, do’a, dan bimbingan berbagai

     pihak, sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikan laporan magang ini. Untuk itu

     penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Dini Marina, SE, MComm., DEA selaku ketua Program Vokasi

    Akuntansi Universitas Indonesia dan seluruh staff Program Vokasi

    Akuntansi Universitas Indonesia.

    2. Ibu Sandra Aulia Z SE.Ak., M.S.Ak selaku dosen pembimbing. Terima

    kasih banyak telah menyediakan waktu, pikiran, dan kesabaran dalam

    memberikan bimbingan dan masukannya dalam menyelesaikan laporan

    magang ini.

    3. Keluarga penulis papa, mama, (alm) Raffael Des Andri, dan Ferdinand

    Des Lara, terima kasih yang tak terhingga atas dukungan, semangat dan

    do’a tiada henti yang kalian berikan kepada penulis sebelum, selama, dan

    sesudah menjalani program magang hingga dapat menyelesaikan laporan

    magang ini.

    4. Sahabat-sahabat terdekat Elgha, Gorbi, Haris, Rezano, yang selalumenyediakan waktu untuk berbagi cerita dan keceriaan. Terima kasih

    untuk selalu ada disaat penulis sedang jenuh menjalani magang dan

    membuat laporan yang sangat menyiksa karena harus membagi waktunya.

    Yang selalu pengertian karena telah mengorbankan waktu kalian demi

     penulis untuk menyelesaikan magang dan membuat laporan. Kalian sangat

    luar biasa.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    5/73

      iii Universitas Indonesia

    5. Seluruh dosen dan staff pengajar Program Vokasi Akuntansi Universitas

    Indonesia yang telah memberikan ilmu yang amat berharga selama ini.

    6. KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar dan Saptoto yang telah memberikan

    kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan magang dan

    memberikan banyak pengalaman baru.

    7. Keluarga baru di KAP KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar dan Saptoto

    (Indra, Bunga, Mas Joevan, Mas J-Lo, Mbak Maya, Wina, Freddy, Gafur,

    Yudi, Handi, Rahmat, Adit, Ika, Rini, Mbak Ute, Kak Ruth, Mbak Rini,

    Tirza, Fitri, Rizky, Aisyah, Mastur, Mas Jamil, Irwan, Joshua Bonar, Mas

    Beno). Terima kasih atas ilmu dan pengalaman baru yang telah diberikan

    selama magang.

    8. Teman-teman seperjuangan di KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar dan

    Saptoto (Vidya, Manda, Ratih, Abi, Mellisa, Nade, Ira, Ajeng, Yudha).

    Terima kasih atas semangat yang selalu kalian berikan.

    9. Teman-teman satu bimbingan Ibu Sandra yang merasakan perjuangan

     bersama sampai saat terakhir.

    10. Teman-teman angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

    Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

    11. Adik-adik junior angkatan 2009 dan 2010 atas bantuannya.

    12. Seluruh pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari dalam penulisan laporan magang ini masih banyak

    terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

    membangun agar penulis dapat mewujudkan sebuah laporan yang bisa lebih bagus

    lagi di kemudian hari. Semoga laporan magang ini memberikan manfaat bagi para pembacanya.

    Jakarta, 18 April 2011

    Penulis,

    Sammuel Des Andre

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    6/73

      iv Universitas Indonesia

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

    AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

     bawah ini :

     Nama : Sammuel Des Andre

     NPM : 0806407081

    Program Studi : Akuntansi Keuangan

    Departemen : Akuntansi

    Fakultas : Vokasi

    Jenis Karya : Laporan Magang

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-exclusive-Royalty-

    Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Audit Piutang Pinjaman

    Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT BFM (Persero)”  beserta perangkat

    yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini

    Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola

    dalam bentuk pangkalan data (database),merawat dan mempublikasikan tugas

    akhir saya tanpa meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Jakarta

    Pada tanggal : 18 April 2011

    Yang menyatakan

    (Sammuel De Andre)

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    7/73

      v Universitas Indonesia

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik

    yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Sammuel Des Andre

    NPM : 0806407081

    Tanda Tangan :

    Tanggal : 18 April 2011

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    8/73

      vi Universitas Indonesia

    ABSTRAK 

     Nama : Sammuel Des Andre

    Program Studi : Vokasi Akuntansi

    Judul : Audit Atas Piutang Pinjaman Program KemitraanPT BFM (Persero)

    Laporan magang ini berisi tentang bagaimana proses pengauditan piutang

     pinjaman pada Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PT BFM

    (Persero) yang bergerak di bidang pemproduksian vaksin. Piutang pinjaman yang

    diberikan oleh PT BFM (Persero) ditujukan kepada Usaha Kecil Menengah yang

    memerlukan modal pinjaman sebagai dasar modal kerja. Piutang pinjaman adalah

     bentuk daripada Corporate Social Responsibility perusahaan Pemerintah.

    Dalam melakukan prosedur audit, penulis memastikan bahwa, dana Program

    Kemitraan telah disalurkan secara benar dan telah disajikan secara wajar. Program

    Kemitraan dan Bina Lingkungan PT BFM (Persero) telah melakukan pengakuan,

     pencatatan, dan pengungkapan sesuai dengan peraturan Menteri BUMN,

    walaupun, penerapan PSAK 50 dan 55 edisi revisi 2006 belum diterapkan, penulis

    melihat itu bukanlah sebuah kesalahan yang material karena belum adanya

     peraturan yang sinergis antara Menteri BUMN dan PSAK bersifat mengikat

    terhadap pelaporan piutang pinjaman PKBL PT BFM (Persero).

    Kata Kunci :

    Program kemitraan, mitra binaan, piutang pinjaman, alokasi penyisihan piutang.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    9/73

      vii Universitas Indonesia

    ABSTRACT

     Name : Sammuel Des Andre

    Study Program : Vokasi Akuntansi

    Title : Audit on Loan Receivable Parthnership Programin PT BFM (Persero)

    This internship report contain about how to process audit on receivable loan in

    Parthnership and Environment Program PT BFM (Persero) which movement of 

    vaccine producing. The loan receivable which given by PT BFM (Persero) of

    whom is for small-intermediate labor who need financial capital as basic of

    working capital. The loan receivable is type of Government company corporate

    social responsibility.

    In doing audit procedure, the writer ensure that, fund of Parthnership program

    have been given in valid and have been fairly stated. Parthnership and

    Environment Construction Program PT BFM (Persero) have been perform

    admission, recording, and disclosure in agree with state-owned corporation

    minister, despite application of Statement of Financial Accounting Standard no.

    50 and 55 revision edition year 2006 has not applicable, writer saw it not a

    material mistake because there in no synergy regulation between The Minister and

    Statement of Financial Accounting Standart in which have the quality to bind

    concerning reporting loan receivable of Parthnership and Environtment Program

    PT BFM (Persero).

    Keyword :

    Parthnership program, construction parthner, loan receivable, allowance for

    receivable.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    10/73

      viii Universitas Indonesia 

    DAFTAR ISI 

    HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii

    KATA PENGANTAR...................................................................................iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................... v

    HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS.............................................vi

    ABSTRAK.................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI................................................................................................. ix

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang...................... 1

    1.2 

    Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .................................. 3

    1.3 Ruang Lingkup Penulisan........................................................... 3

    1.4 Sistematika Penulisan................................................................ 4

    BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN

    2.1 Profil Perusahaan Tempat Magang.............................................. 6

    2.1.1 Pendirian KAP AAJ.......................................................... 6

    2.1.2 Jasa-Jasa Yang Ditawarkan KAP AAJ.............................. 6

    2.1.3 Struktur Organisasi KAP AAJ.......................................... 8

    2.2 Profil Perusahaan Klien.............................................................. 9

    2.2.1 Tujuan Kegiatan Perusahaan............................................. 9

    2.2.2 PKBL................................................................................10

    2.2.3 Struktur Organisasi PKBL................................................12

    BAB 3 LANDASAN TEORI

    3.1 Piutang....................................................................................... 14

    3.1.1 Pengertian Piutang............................................................. 14

    3.2 Piutang PKBL

    3.2.1 Gambaran Umum Piutang PKBL....................................... 14

    3.2.2 Pihak-Pihak Terkait............................................................ 15

    3.2.3 Jenis-Jenis Piutang PKBL.................................................. 16

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    11/73

      ix Universitas Indonesia

    3.2.4 Klasifikasi Alokasi Penyisihan Piutang..............................22

    3.2.5 Pencatatan Jurnal atas Piutang PKBL................................ 25

    3.3 Pengendalian Internal Atas Piutang ........................................... 26

    3.4 Audit Atas Akun Piutang PKBL

    3.4.1 Pengertian Auditing.......................................................... 28

    3.4.2 Tujuan Audit Piutang......................................................... 28

    3.4.3 Bukti-Bukti Auditing......................................................... 29

    3.4.4 Prosedur Audit secara Umum............................................ 30

    3.6.5 ProsedurAudit Atas Akun Piutang................................... 32

    BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT

    4.1 Gambaran Umum Piutang PKBL PT BFM (Persero)................. 35

    4.1.1 Penyaluran Dana.................................................................. 35

    4.1.2 Penggolongan Jenis Piutang................................................ 36

    4.2 Audit Atas Piutang Program Kemitraan PT BFM (Persero)....... 40

    4.2.1 Pengendalian Internal Klien................................................ 40

    4.2.2 Tujuan Pemeriksaan Akun Piutang Dalam Program

    Kemitraan........................................................................... 41

    4.2.3 Prosedur Audit Atas Akun Piutang Dalam Program

    Kemitraan............................................................................43

    4.3 Temuan Audit.............................................................................. 46

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan.................................................................................. 49

    5.2 Saran............................................................................................ 505.2.1 Saran terhadap Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

    PT BFM (Persero).............................................................. 50

    5.2.2 Saran Terhadap KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar,

    dan Saptoto..........................................................................50

    5.2.3 Saran untuk Program Vokasi Akuntansi Universitas

    Indonesia............................................................................ 50

    DAFTAR REFERENSI...............................................................................52

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    12/73

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1. 1. Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang

    Dalam rangka menyelesaikan studi di Program Vokasi Bidang Studi

    Akuntansi Universitas Indonesia (UI), seluruh mahasiswa diwajibkan untuk

    memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dengan menyelesaikan tugas karya

    akhir. Dimana mahasiswa terlebih dahulu menjalani kegiatan magang yang

    diselenggarakan oleh Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi untuk menerapkan

    dan mempraktekkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat serta dipelajari

    selama mengikuti proses belajar di bangku perkuliahan.

    Program Vokasi adalah program pendidikan pada jenjang pendidikan

    tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan

    keahlian dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara

    global. Secara umum pendidikan vokasi (program diploma) bertujuan menyiapkan

     peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli

     profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi

    dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf

    kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Secara khusus,

    Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi Universitas Indonesia (UI) diarahkan

    untuk menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja

    tertentu sehingga dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja di industri/swasta,

    lembaga pemerintah atau berwiraswasta secara mandiri, hal ini karena beban

     pengajaran pada program pendidikan vokasi telah disusun lebih mengutamakan

     beban mata kuliah ketrampilan dibandingkan dengan beban mata kuliah teori.Mulai tahun 2008 pengelolaan administrasi program pendidikan vokasi dilakukan

    secara terpusat di Universitas Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melakukan

    efisiensi mengingat banyaknya jalur pendidikan yang ada di UI serta untuk

    merealisasikan visi Universitas Indonesia menjadi universitas riset kelas dunia

    dalam menghadapi tantangan global. Universitas Indonesia tetap menjalankan

    Program Vokasi UI dilandasi oleh tujuan untuk turut mencerdaskan kehidupan

     bangsa, dengan menyediakan pendidikan tinggi jalur profesional secara

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    13/73

    2

    Universitas Indonesia

     berdampingan dengan pendidikan tinggi pada jalur sarjana dan pascasarjana.

    Secara statistik, Program Vokasi di Universitas Indonesia sangat diperlukan oleh

    masyarakat, hal ini terlihat dari tingginya animo terhadap program-program yang

    ditawarkan maupun permintaan terhadap para lulusan. Selain itu, Program Vokasi

    Bidang Studi Akuntansi UI khususnya jurusan Akuntansi Keuangan juga

    memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan praktisi yang kompeten dalam

     penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan untuk sebuah unit usaha dalam 6

    (enam) bidang kompetensi inti yaitu:

    • Akuntansi keuangan dan manajemen

    • Auditing

    • Perpajakan

    • Komputer akuntansi

    • Manajemen keuangan

    • Keahlian khusus sesuai dengan minat (perdagangan luar negeri,

     perdagangan syariah, akuntansi syariah, asuransi, dan kewirausahaan)

    Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi UI menekankan beberapa

     pelaksanaan strategi, dan salah satu dari pelaksanaan strategi dalam usaha

     pencapaian visi dan misi tersebut adalah dengan diadakannya program magang

    yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan Program Vokasi Bidang Studi

    Akuntansi UI dalam mencapai visi dan misinya. Program Vokasi Bidang Studi

    Akuntansi UI mengadakan Program Magang yang wajib diikuti oleh setiap

    mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 106 sks, sebagai salah satu

     prasyarat kelulusan bagi mahasiswa Vokasi UI. Program ini sangat terarah untuk

    memberikan pelajaran praktek kerja, sehingga mahasiswa memiliki tambahan

    ilmu yang nyata dalam dunia kerja serta gambaran dan pengalaman sebelum

    memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

    Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi UI menyediakan Program

    Magang ini dengan terencana dan sangat memberikan manfaat di berbagai

    kalangan. Selain manfaat yang dirasakan mahasiswa itu sendiri, Program Magang

    ini memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan dalam memperoleh

    tenaga kerja berkualitas untuk membantu jalannya operasional usaha pada periode

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    14/73

    3

    Universitas Indonesia

    tertentu, serta memperkenalkan dunia usahanya, dan memberikan kontribusi pada

    dunia pendidikan untuk menghasilkan tenaga ahli yang siap kerja.

    1. 2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

    Penulis melaksanakan program magang di Kantor Akuntan Publik

    Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ) yang bertempat di Plaza

    Abda, 10th

     Floor , Jl. Jend. Sudirman Kav.59 Jakarta 12190–Indonesia. Periode

    magang yang penulis jalani adalah selama kurang lebih 3 (tiga) bulan. Terhitung

    dari tanggal 5 Januari 2011 s/d 12 April 2011.

    Kegiatan penulis dalam pelaksanaan magang sebagai junior auditor adalah

    langsung terjun ke perusahaan klien dalam melakukan audit laporan keuangan

    klien, yang hasilnya ditulis pada kertas kerja (working paper ) disertai lampiran

     beberapa dokumen penunjang audit. Dan hasil audit tersebut akan di-review oleh

     senior  atau manager  yang membantu  junior auditor  dalam melaksanakan  field

    work , sebagai data-data atau bukti audit untuk penyusunan laporan audit

    independen. Adapun dasar-dasar ilmu dari pelaksanaan audit telah diperoleh dari

    masa perkuliahan dan dari pengetahuan yang dipelajari sambil berlangsungnya

    kegiatan audit.

    1. 3. Ruang Lingkup Penulisan

    Pada akhir Program Magang, mahasiswa diwajibkan membuat suatu

    Laporan Magang yang berisi tentang kegiatan selama magang dan hasil yang

    diperoleh dari kegiatan tersebut. Ruang lingkup penulisan dalam laporan magang

    ini adalah membahas lebih dalam mengenai prosedur audit yang dilakukan atas

    akun piutang. Secara umum laporan ini menguraikan tentang latar belakang pelaksanaan program magang, gambaran umum perusahaan tempat magang dan

    membahas juga mengenai prosedur audit atas akun piutang. Audit yang dilakukan

    oleh penulis, merupakan audit tahunan (general audit) untuk periode yang

     berakhir 31 Desember 2010.

    Dalam laporan ini akan dibahas mengenai langkah-langkah yang harus

    dilakukan oleh auditor agar tidak terdapat salah saji yang material atas akun

     piutang dan menyatakan bahwa akun piutang telah disajikan secara wajar.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    15/73

    4

    Universitas Indonesia

    Pembahasan atas audit akun piutang ini berlandaskan kepada teori-teori yang

    didapat oleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Vokasi Bidang

    Studi Akuntansi UI dan praktek audit yang telah penulis lakukan selama

    melaksanakan program magang di KAP AAJ.

    1. 4. Sistematika Penulisan

    Penulis membagi penulisan laporan magang ini menjadi 5 (lima) bab,

    dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam menyelesaikan laporan

    magang serta mempermudah pembaca untuk mengerti isi atas laporan magang ini.

    Penulisan laporan ini terdiri atas rincian sebagai berikut:

    Bab 1: Pendahuluan

    Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilaksanakannya

     program magang dan tujuan pelaksanaan magang, tempat dan

    waktu serta kegiatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan

     program magang, ruang lingkup penulisan laporan dan juga

    sistematika penulisan laporan magang.

    Bab 2: Gambaran Umum Perusahaan

    Bab ini menjelaskan mengenai profil perusahaan (Kantor Akuntan

    Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto) tempat dimana

     penulis melaksanakan program magang selama ±3 (tiga) bulan

    dan gambaran umum mengenai profil perusahaan klien (PT BFM)

    yang menjadi sumber data dalam penulisan laporan magang ini.

    Bab 3 : Landasan Teori

    Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan yang digunakan

    dalam melaksanakan audit atas akun piutang usaha secara general

    dan piutang pinjaman Program Kemitraan dan Program BinaLingkungan secara khususnya yang penulis pisahkan, tetapi masih

    dalam satu bab. Landasan teori di bab ini meliputi pengertian

     piutang, karakteristik piutang, metode penilaian piutang, dan

    metode dalam melakukan pencatatan atas akun piutang, serta

     pengendalian internal persediaaan dan prosedur audit atas akun

     piutang.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    16/73

    5

    Universitas Indonesia

    Bab 4 : Pembahasan

    Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan akuntansi atas akun

     piutang yang digunakan oleh perusahaan klien. Serta menjelaskan

     juga mengenai pengendalian internal piutang pinjaman dan

     prosedur audit yang dilakukan penulis selama proses audit di

    lapangan atas akun piutang pinjaman Program Kemitraan.

    Bab 5: Kesimpulan dan Saran

    Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang penulis dapat dari

    seluruh isi karya akhir dan memuat saran yang ditujukan kepada

    Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi UI, perusahaan klien (PT

    BFM) yang diaudit dan KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar &

    Saptoto berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat

    oleh penulis selama kegiatan magang berlangsung.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    17/73

    6

    Universitas Indonesia

    BAB 2

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1. Profil Perusahaan Tempat Magang

    2.1.1. Pendirian KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto.

    Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto (KAP AAJ)

    didirikan di Jakarta pada tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf. KAP AAJ – berpusat

    di Jl. Jend Sudirman Kav. 59, lt. 10-11, Jakarta dan memiliki sebuah kantor

    cabang di Surabaya, memperoleh ijin usaha sebagai kantor akuntan publik dari

    Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Nomor: Kep.302/KM.17/1999.

    Saat ini, KAP AAJ sebagai bagian dari AAJ  Associates merupakaan salah satu

    kantor akuntan publik lokal terdepan di Indonesia. Sejak tahun 1992, AAJ

     Associates merupakan salah satu anggota RSM  International  dan telah banyak

    membantu berbagai perusahaan dan organisasi dengan memberikan berbagai jasa

     professional berstandar internasional.

    2.1.2. Jasa-jasa yang Ditawarkan oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar &

    Saptoto

    KAP AAJ yang terdiri dari sejumlah manager , senior , dan staf profesional

    yang berpengalaman serta berdedikasi dalam memberikan pelayanannya di bidang

     jasa audit, akuntansi, dan keuangan, memberikan jasa-jasa pelayanan sebagai

     berikut:

    1. Auditing and Assurance Service

    a. General Audit 

    b. Special Audit 

    c. Review and Compilation

    d. Attestation Engagement 

    e. Due Diligence

    2. Risk & Internal Audit Advisory

    a. Corporate Governance Advisory

    b. Internal Audit Advisory & Outsourcing 

    c. Risk Management Advisory

    6

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    18/73

    7

    Universitas Indonesia

    d. Internal Control & Sarbanes-Oxley Advisory

    e. IT Assurance & Advisory

     f. Performance Improvement 

     g. System & Procedures Development 

    3. Transaction Support & Capital Market 

    a. Transaction Analysis

    b. Business Solution

    c. Divestment and Mergers & Acquisition

    d. Business Turnaround 

    e. Pre IPO Advisory

     f. Fund Arranger 

     g. Valuation

    4. Bussiness Establishment & Corporate Secretarial 

    a. Business Establishment Services

    b. Corporate Secretarial Services

    c. Executive Search

    5. Taxation

    a. Tax Consulting 

    b. Tax Compliance

    6. Accounting and Administration

    a. Accounting Services

    b. Administration Services

    7. IFRS  

    a. IFRS Conversion Project 

    b. Due Diligence in an IFRS Environment c. Valuations relating to the Purchase Price Allocation Process

    d. Shared-Based Payments

    e. Audit on IFRS Financial Statements

     f. IFRS Training 

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    19/73

    8

    Universitas Indonesia

    Mayoritas industri yang menggunakan jasa pelayanan yang disediakan oleh KAP

    AAJ adalah:

    1. Bank dan Lembaga Keuangan

    2. Asuransi

    3. Minyak dan Gas

    4. Pemerintah dan Perusahaan Non Profit 

    5. Konstruksi dan real estate

    6. Rumah sakit

    7. Transportasi

    8. Telekomunikasi

    9. Manufakturing

    10. Wholesale/Retail Trade dan Distribusi

    2. 1. 3. Struktur Organisasi KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto

    Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan audit, KAP AAJ ini

    terdiri atas suatu tim audit yang terdiri dari signing partner, engagement partner,

     senior manager, manager, supervisor, senior, dan  staff, yang masing-masing

    memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam suatu proses audit. Dimana dalam

    SUPERVISOR

    SENIOR AUDITOR

     JUNIOR AUDITOR

    SENIOR MANAGER

    CHIEF EXECUTIVE

    SENIOR MANAGING

     PARTNER

     ASSISTANT MANAGER

    MANAGER

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    20/73

    9

    Universitas Indonesia

    kegiatan audit ini, penulis bertindak sebagai  staff  atau  junior auditor yang ikut

    mengambil bagian dalam suatu tim audit.

    2. 2. Profil Perusahaan Klien

    PT BFM (Persero) “Perusahaan”, yang didirikan berdasarkan Surat

    Keputusan Gubernur Hindia Belanda tahun 1890 dan diumumkan dalam

    Lembaran Negara tahun 1890. Perusahaan termasuk jawatan dalam lingkungan

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Mulai tahun 1955, Perusahaan

     berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) PST, kemudian dalam tahun

    1961 berubah menjadi PN BFM. Sesuai dengan Peraturan pemerintah (PP) tahun

    1978 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), status Perusahaan berubah

    menjadi Perusahaan Umum (Perum).

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 tahun 1997 dan no. 37 tahun

    1994 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan berubah

     bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Akta pendirian dan Anggaran

    Dasar atas perubahan bentuk perusahaan tersebut telah diaktakan dengan Akta

     Notaris pada tahun 1997, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik

    Indonesia dengan Surat Keputusan pada tahun 1998.

    2.2.1. Tujuan Kegiatan Usaha Perusahaan

    Sesuai dengan anggaran dasar Perusahaan bahwa tujuan Perusahaan

    adalah melakukan usaha di bidang penelitian, pengembangan, produksi dan

     pemasaran produk biologi, produk farmasi dan alat kesehatan serta optimalisasi

     pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang

    dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untukmendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan

    menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

    Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan

    melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut: penelitian dan

     pengembangan produk biologi dan farmasi, baik yang dilakukan sendiri maupun

    kerjasama dengan pihak lain;

    a. Produksi produk biologi dan produk farmasi, baik yang dilakukan sendiri

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    21/73

    10

    Universitas Indonesia

    maupun kerjasama dengan pihak lain;

     b. Pemasaran, perdagangan dan distribusi produk biologi, farmasi, alat

    kesehatan, termasuk barang umum, baik di dalam maupun di luar negeri;

    c. Pelayanan laboratorium kesehatan;

    d. Berusaha di bidang jasa yang ada hubungannya dengan yang tertera pada

    huruf a,b, c, dan d.

    Sifat usaha Perusahaan adalah melayani kebutuhan pasar domestik dan

    global, sebagai berikut:

    a. Pasar Pemerintah, yaitu kegiatan penjualan yang dilakukan dengan Direktorat

    Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), untuk

    keperluan program imunisasi, seperti vaksin BCG, DPT, DT, TT, Polio,

    Campak, Hepatitis B, DTP-Hepatitis B (vaksin EPI);

     b. Pasar bebas swasta nasional, yaitu penjualan kepada distributor, Pemerintah di

    luar keperluan program imunisasi, dan pembeli lainnya di dalam negeri untuk

     produk-produk seperti vaksin EPI, vaksin Yellow Fever , serum anti tetanus,

    serum anti difteri, serum anti bisa ular, produk diagnostika dan barang

    dagangan;

    c. Pasar bebas internasional, yaitu melayani kebutuhan program imunisasi

    negara-negara lainnya sesuai misi Perusahaan untuk meningkatkan devisa

    negara.

    2.2.2. PKBL ( Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan )

    Landasan Hukum

    PT BFM (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara

    (BUMN) yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.Sebagai sebuah BUMN, Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi

    nasional di samping usaha swasta dan koperasi yang mengemban misi pemerintah

    dalam mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta

    terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja,

    kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat. Dalam mengemban misi

    tersebut bentuk partisipasi Perusahaan dilakukan melalui Program Kemitraan

    dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Program Bina Lingkungan (PKBL).

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    22/73

    11

    Universitas Indonesia

    Melalui PKBL diharapkan peran aktif BUMN dalam memberdayakan dan

    mengembangkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya

    dapat ditingkatkan.

    Pembentukan unit PKBL PT BFM (Persero )  berdasarkan Nota Dinas

    Direksi PT BFM (Persero) tahun 1998 tentang pembinaan usaha kecil dan

    koperasi menjadi tanggung jawab Divisi Keuangan dan Akuntansi. Sedangkan

     pelaksanaan Program Bina Liingkungan berdasarkan Nota Dinas Direksi PT

    BFM (Persero) tahun 2003.

    Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan meliputi Program

    Kemitraan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh

    dan mandiri dan Program Bina Lingkungan untuk pemberdayaan kondisi sosial

    masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan

    dana dari bagian laba BUMN tersebut. Atau secara khususnya seperti dibawah ini:

    1. Program Kemitraan: adalah Program Kemitraan yang di peruntukkan

    kepada Usaha Kecil dan Menengah dengan cara pemberian pinjaman

    kepada mitra binaan yang telah disetujui proposalnya oleh Unit PKBL.

    2. Program Bina Lingkungan: adalah sebuah bentuk bantuan atau hibah

    yang diberikan oleh Unit PKBL dengan tujuan memberikan manfaat

    kepada masyarakat di wilyah usaha BUMN dalam bentuk:

    • Bantuan korban bencana alam.

    • Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan.

    • Bantuan pengembangan sarana dan prasarana umum.

    • Bantuan sarana ibadah.

    • Bantuan pelestarian alam.

    Dalam laporan magang ini, penulis berupaya untuk mengangkat tema

    tentang pinjaman Program Kemitraan Unit PKBL PT BFM (Persero).

    Sasaran dari Program Kemitraan adalah para pengusaha kecil. Pengusaha

    kecil yang dapat dibantu oleh PT. BFM (Persero) mereka yang memiliki kekayaan

     bersih antara lain paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak

    termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan

     paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) serta telah melakukan

    kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    23/73

    12

    Universitas Indonesia

    DIREKTURUTAMA

    DIREKTURKEUANGAN

    &SDM

    DivisiAnggaran &Akuntansi

    Divisi Keuangan

    BagianAdministrasi

    Keuangan

    Sie. AdministrasiHutang

    Sie KAs

    Sie. L/C danAsuransi

    Bagian Pajak

    Sie. AdministrasiPPN

    Sie AdministrasiPPH

    Divisi SDM Divisi Logistik Unit PKBL

    Sie.AdministrasiPKBL

    Sie.OperasionalPKBL

    Dana Program Kemitraan antara lain berasal dari penyisihan laba setelah

     pajak maksimal 2%. PT BFM (Persero) dalam menyalurkan kredit usaha kecilnya

    tidak ditujukan kepada sektor usaha tertentu, melainkan disalurkan kepada seluruh

    sektor terutama yang mengelola usahanya menggunakan padat karya. Karena

    upaya pemerintah ini bertujuan selain menghidupkan para pengusaha kecil juga

    dapat meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar. Persyaratan yang paling

     penting adalah para pengusaha memiliki semangat usaha dan keseriusan dalam

    mengelola aktivitas usaha.

    2.2.3. Struktur Organisasi PKBL

    Tabel 2.1 Struktur Organisasi

    Unit PKBL langsung dibawahi oleh Direktur Keuangan dan SDM dan bukan

    merupakan bagian dari Divisi Keuangan.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    24/73

    13

    Universitas Indonesia

    BAB 3

    LANDASAN TEORI

    3.1. Piutang

    3.1.1. Pengertian Piutang

    Piutang seringkali menjadi aset perusahaan paling besar karena nilai dan

    tingkat likuiditasnya yang tinggi. Tingkat likuiditas yang tinggi dengan melihat

    kecepatan aset tersebut dapat di konversi menjadi kas dalam operasi normal,

    seperti menjual barang atau jasa. Oleh sebab itu, nilai piutang sangat

    mempengaruhi aset lancar perusahaan. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel

    (2010) piutang memiliki pengertian hak yang didapat dari orang ataupun

     perusahaan yang diharapkan dapat ditagih sehingga menghasilkan kas.

    Pengertian lain mengenai piutang menurut Firdaus A. Dunia (2010) ialah

    klaim dalam bentuk uang terhadap perusahaan ataupun perseorangan yang timbul

    dari penjualan barang dan jasa secara kredit dan peminjaman uang. Piutang yang

    akan dibahas dalam laporan ini termasuk dalam pengertian piutang atas pinjaman.

    3.2. Piutang Pinjaman Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

    3.2.1 Gambaran Umum Piutang PKBL

    Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut

    Program Kemitraan adalah Program yang bertujuan untuk meningkatkan

    kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan

    dana dari bagian laba BUMN. Upaya peningkatan kemampuan usaha kecil

    melalui pemanfaatan dana tersebut dilakukan dengan cara pemberian dana

     pinjaman dari Perusahaan BUMN kepada usaha kecil, yang disebut sebagai piutang pinjaman PKBL.

    Menurut Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Program Bina

    Lingkungan (PKBL) BUMN tahun 2010, kualitas piutang pinjaman digolongkan

    sebagai berikut:

    1. Lancar  

    Apabila pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman

    dilakukan tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

    13

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    25/73

    14

    Universitas Indonesia

     pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga

     puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan

     perjanjian dengan pinjaman yang telah disetujui bersama.

    2. Kurang Lancar 

    Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa

    administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan

     belum belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal

     jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian dengan

     pinjaman yang telah disetujui bersama.

    3. Diragukan

    Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa

    administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh)

    hari dan belum melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh) hari dari tanggal

     jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian dengan

     pinjaman yang telah disetujui bersama.

    4. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa

    administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh)

    hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan

     perjanjian dengan pinjaman yang telah disetujui bersama.

    3.2.2 Pihak-Pihak Terkait

    Sesuai dengan Pedoman Akuntansi untuk Program Kemitraan dan

    Program Bina Lingkungan (PKBL) yang diterbitkan Kementerian Negara Badan

    Usaha Milik Negara tahun 2010, pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan Program

    Kemitraan dan Program Bina Lingkungan adalah sebagai berikut:a. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur.

    BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur

     bertanggung jawab untuk menyusun program penyaluran pinjaman,

    melakukan evaluasi terhadap proposal yang diterima, menyalurkan

     pinjaman kepada mitra binaan yang memenuhi persyaratan, serta

    melakukan monitoring dan pembinaan terhadap mitra binaan.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    26/73

    15

    Universitas Indonesia

     b. Koordinator BUMN Pembina

    Setiap tahun Menteri Negara BUMN menetapkan Koordinator BUMN

    Pembina pada masing-masing provinsi. Koordinator BUMN Pembina

    mempunyai kewajiban sebagai berikut:

    • Melakukan kordinasi atas perencanaan dan pengalokasian dana

    Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang

    dilakukan BUMN Pembina.

    • Memberikan informasi kepada BUMN Pembina mengenai

    calon mitra binaan untuk menghindari duplikasi penyaluran

     pinjaman dana Program Kemitraan.

    • Menyampaikan laporan triwulan dan tahunan pelaksanaan

    Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di wilayah

    koordinasi kepada Menteri Negara BUMN dan tembusan

    kepada BUMN Pembina di wilayahnya.

    c. Mitra Binaan

    Mitra binaan memperoleh pinjaman berdasarkan proposal pinjaman

    yang diajukan serta melakukan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:

    • Melaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah

    disetujui oleh BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau

    Lembaga Penyalur.

    • Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan

     perjanjian yang telah disepakati.

    • Menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik 

    kepada BUMN Pembina.

    3.2.3 Jenis-Jenis Piutang PKBL

    1. Piutang Penyisihan Laba Kepada BUMN Pembina

    Piutang penyisihan laba kepada BUMN Pembina adalah piutang Unit

    PKBL kepada BUMN Pembina atas alokasi laba untuk Program Kemitraan dan

    Program Bina Lingkungan BUMN Pembina yang bersangkutan yang telah

    ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Pembahasan

    Bersama (RPB) tetapi belum dibayarkan kepada Unit PKBL. Kebijakan

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    27/73

    16

    Universitas Indonesia

     pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan kepada BUMN

    Pembina:

    a. Prinsip Pengakuan Piutang

    Piutang penyisihan laba kepada BUMN Pembina diakui pada saat

    RUPS/RPB telah menetapkan besarnya prosentase alokasi laba BUMN

    untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan

    Piutang penyisihan laba kepada BUMN Pembina untuk periode tertentu

    diukur dan dicatat sebesar prosentase tertentu dari laba setelah pajak

    BUMN Pembina sesuai dengan keputusan RUPS/RPB, setelah dikurangi

    dengan jumlah yang telah dibayarkan kepada Unit PKBL.

    c. Kebijakan Penyajian

    Piutang penyisihan laba disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan pada

    kelompok aktiva lancar.

    d. Pengungkapan

    Informasi yang perlu diungkapkan dalam Catatan Laporan Keuangan

    diantaranya adalah besarnya prosentase alokasi laba yang telah disetujui

    oleh RUPS/RPB untuk masing-masing program, jumlah nominal alokasi

    laba, tahun buku laba yang dialokasikan, besarnya alokasi laba yang telah

    dipenuhi oleh BUMN Pembina, dan informasi lainnya yang relevan.

    2. Piutang Kepada BUMN Pembina lain/Lembaga Penyalur.

    Piutang kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur adalh pinjaman

    yang diberikan kepada unit PKBL lain/lembaga penyalur sebagai bentuk sinergi

    antar unit PKBL dan/atau lebaga keuangan lain tanpa dikenakan bunga/jasaadministrasi pinjaman. Kebijakan pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian,

    dan pengungkapan kepada BUMN Pembina:

    a. Kebijakan Pengakuan.

    Piutang kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur diakui pada saat

    terjadi penyerahan dana kepada unit PKBL lain/lembaga penyalur.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    28/73

    17

    Universitas Indonesia

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan.

    Piutang kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur diukur dan

    dicatat sebesar jumlah dana yang disserahkan kepada Unit PKBL

    lain/lembaga penyalur, setelah dikurangi dengan pengendalian yang telah

    diterima.

    c. Kebijakan Penyajian

    Piutang kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur disajikan dalam

    Laporan Posisi Keuangan pada kelompok aktiva lancar.

    d. Kebijakan Pengungkapan.

    Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah rincian pinjaman

    kepada masing-masing BUMN/lembaga penyalur dan informasi lainnya

    yang relevan.

    3. Piutang Sewa-Beli Syariah

    Piutang sewa beli syariah mengadopsi konsep  Ijarah Muntahiyah

     Bittamlik  yaitu akad sewa-menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa

    untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi

     perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu, sesuai dengan akad sewa

     beli syariah.

    Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam  Ijarah

    Muntahiyah Bittamik dapat dilakukan dengan:

    • Hibah.

    • Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding

    dengan sisa cicilan sewa.

    Penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yangdisepakati pada awal akad.

    • Penjualan secara bertahap sebesar tertentu yang disepakati dalam

    akad.

    Kebijakan pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian, dan

     pengungkapan pada piutang sewa-beli syariah:

    a. Kebijakan Pengakuan

    Piutang sewa-beli syariah diakui pada saat terjadinya serah terima barang.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    29/73

    18

    Universitas Indonesia

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan

    Piutang sewa-beli syariah diukur dan dicatat sebesar nilai pokok objek

    sewa beli syariah yang telah disepakati pada akad  Ijarah Muntahiyah

     Bittamik dikurangi dengan pembayaran pokok sewa berkala.

    c. Kebijakan Penyajian

    Piutang sewa-beli syariah disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan pada

    kelompok aktiva lancar.

    d. Kebijakan Pengungkapan

    Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah rincian jenis

     piutang, jumlah piutang, dirinci per setor, per wilayah, kualitas, dan

    informasi lainnya yang relevan.

    4. Piutang Lain-Lain

    Piutang lain-lain adalah klaim atau tagihan unit PKBL yang tidak terkait

    langsung dengan penyaluran Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

    yang diharapkan dapat dicairkan/realisasikan menjadi kas dalam satu periode

    akuntansi. Yang termasuk dalam piutang lain-lain ini adalah piutang bunga.

    Piutang bunga merupakan pendapatan bunga yang diperoleh PKBL dari hasil

     penggunaan aktiva PKBL oleh pihak-pihak lain, seperti bunga deposito dan lain-

    lain. Kebijakan pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian, dan

     pengungkapan pada piutang sewa-beli syariah:

    a. Kebijakan Pengakuan

    Piutang lain-lain diakui pada saat timbulnya tagihan.

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan

    Piutang lain-lain diukur diukur dan dicatat sebesar jumlah bersih yangdapat ditagih dari pihak lain, berdasarkan bukti tagihan yang bersangkutan.

    c. Kebijakan Penyajian

    Piutang lain-lain diukur dalam Laporan Posisi Keuangan pada kelompok

    aktiva lancar.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    30/73

    19

    Universitas Indonesia

    d. Kebijakan Pengungkapan

    Informasi yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

    diantaranya adalah rincian jenis piutang, jumlah masing-masing piutang,

    dan informasi lainnya yang relevan.

    5. Piutang Pendapatan bagi Hasil

    Piutang pendapatan bagi hasil adalah semua tagihan yang diharapkan akan

    diterima dalam bentuk penerimaan kas yang berasal dari hak atas laba usaha yang

    diperoleh mitra bagi hasil sebesar nisbah tertentu yang telah ditetapkan

    sebelumnya dalam akad pembiayaan bagi hasil. Kebijakan pengakuan,

     pengukuran, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan pada piutang bagi hasil:

    a. Kebijakan Pengakuan

    Piutang pendapatan bagi hasil diakui pada saat bagia laba atas pembiayaan

     bagi hasil telah dapat diterima yaitu sebesar nilai kas yang diharapkan.

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan

    Piutang pendapatan bagi hasil diukur dan dicatat sebesar nilai realisasi

     bersih yang diharapkan dapat diterima yaitu sebesar nilai kas yang

    diharapkan.

    c. Kebijakan Penyajian

    Piutang pendapatan bagi hasil disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

    dalam kelompok aktiva lancar.

    d. Pengungkapan.

    Informai yang diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan antara

    lain rincian pendapatan bagi hasil serta informasi lainnya yang relevan.

    6. Piutang Pinjaman Khusus

    Piutang pinjaman khusus adalah pinjaman kepada mitra binaan yang

    digunakan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha mitra

     binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan

    usaha mitra binaan. Perjanjian pinjaman dilaksanakan antara tiga pihak yaitu

    BUMN Pembina, mitra binaan dan rekanan usaha mitra binaan dengan kondisi

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    31/73

    20

    Universitas Indonesia

    yang ditetapkan oleh BUMN Pembina. Kebijakan pengakuan, pengukuran,

     pencatatan, penyajian, dan pengungkapan pada piutang pinjaman khusus:

    a. Kebijakan Pengakuan

    Pengakuan piutang pinjaman khusus mitra binaan dilakukan pada saat

     pinjaman khusus tersebut kepada mitra binaan melalui transfer maupun

    diserahkan secara tunai kepada mitra binaan.

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan

    Besarnya Piutang Pinjaman Khusus diukur dan dicatat sebesar jumlah

     bersih/pokok yang diharapkan dapat ditagih Mitra binaan.

    c. Kebijakan Penyajian

    Piutang Pinjaman Khusus disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

    dalam kelompok aktiva lancar.

    d. Kebijakan Pengungkapan

    Pengungkapan mencakup besarnya pinjaman pokok, per sektor, per 

    wilayah, dan kualitas pinjaman (lancar, kurang lancar, diragukan, dan

    macet).

    7. Piutang Pinjaman Mitra Binaan

    Piutang pinjaman mitra binaan adalah pinjaman yang disalurkan oleh Unit

    PKBL kepada mitra binaan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebijakan

     pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan pada piutang

     pinjaman mitra binaan:

    1. Kebijakan Pengakuan

    Piutang pinjaman mitra binaan diakui pada saat pinjaman tersebut

    disalurkan kepada mitra binaan memalui transfer maupun diserahkansecara tunai kepada mitra binaan.

    2. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan.

    Besarnya piutang pinjaman diukur dan dicatat sebesar jumlah

     bersih/pokok yang diharapkan dapat ditagih dari mitra binaan.

    3. Kebijakan Penyajian

    Piutang pinjaman mitra binaan disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

     pada kelompok aktiva lancar.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    32/73

    21

    Universitas Indonesia

    4. Kebijakan Pengungkapan

    Pengungkapan mencakup besarnya pinjaman pokok, per sektor, per

    wilayah, dan kualitas pinjaman (lancar, kurang lancar, diragukan, dan

    macet).

    8. Piutang Bermasalah

    Piutang bermasalah adalah piutang pinjaman macet yang telah diupayakan

     pemulihannya (rescheduling dan reconditioning ) namun tidak dapat terpulihkan,

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebijakan pengakuan, pengukuran,

     pencatatan, penyajian, dan pengungkapan pada piutang bermasalah:

    a. Kebijakan Pengakuan

    Piutang bermasalah diakui pada saat piutang pinjaman dikategorikan

    macet dan telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan.

     b. Kebijakan Pengukuran dan Pencatatan.

    Piutang bermasalah diukur dan dicatat sebesar jumlah pokok pinjaman.

    c. Kebijakan Pengungkapan

    Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan jumlah piutang

     bermasalah berdasarkan jumlah pokok pinjaman per wilayah dan per

    sektor.

    3.2.4. Klasifikasi Alokasi Penyisihan Piutang

    Klasifikasi alokasi penyisihan piutang Program Kemitraan dan Program

    Bina Lingkungan berdasarkan Kementerian BUMN adalah sebagai berikut:

    1. Alokasi Penyisihan Piutang Pinjaman Khusus.

    a. Pengakuan.Alokasi penyisihan piutang pinjaman khusus diakui saat akhir periode

    akuntansi.

     b. Pengukuran dan pencatatan

    Alokasi penyisihan piutang pinjaman khusus diukur dan dicatat sebesar 

     persentase tertentu dari saldo piutang, berdasarkan kualitas pinjaman yaitu:

    1. Piutang lancar sebesar 0%.

    2. Piutang kurang lancar sebesar 25%.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    33/73

    22

    Universitas Indonesia

    3. Piutang diragukan sebesar 75%, dan

    4. Piutang macet sebesar 100%.

    c. Penyajian

    Alokasi penyisihan piutang pinjaman khusus disajikan dalam Laporan

    Posisi Keuangan dalam kelompok aktiva lancar sebagai pengurang piutang

     pinjaman khusus.

    d. Pengungkapan

    Pengungkapan alokasi penyisihan piutang pinjaman khusus mencakup

     besarnya persentase yang dijadikan sebagai bahan dasar dalam

    menentukan besarnya jumlah penyisihan piutang pinjaman.

    2. Alokasi Penyisihan Piutang Pinjaman Mitra Binaan.

    a. Pengakuan

    Alokasi penyisihan piutang pinjaman mitra binaan dikui saat akhir periode

    akuntansi.

     b. Pengukuran dan Pencatatan

    Alokasi penyisihan piutang mitra binaan diukur dan dicatat sebesar

     persentase tertentu dari saldo piutang, berdasarkan kualitas pinjaman yaitu:

    1. Piutang lancar sebesar 0%.

    2. Piutang kurang lancar sebesar 25%.

    3. Piutang diragukan sebesar 75%, dan

    4. Piutang macet sebesar 100%.

    c. Penyajian

    Alokasi penyisihan piutang pinjaman mitra binaan disajikan dalam Laporan

    Posisi Keuangan dalam kelompok aktiva lancar sebagai pengurang piutang

     pinjaman mitra binaan.d. Pengungkapan

    Pengungkapan alokasi penyisihan piutang pinjaman mitra binaan mencakup

     besarnya persentase yang dijadikan sebagai dasar dalam menentukan

     besarnya jumlah penyisihan piutang pinjaman.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    34/73

    23

    Universitas Indonesia

    3. Alokasi Penyisihan Piutang Sewa-Beli Syariah.

    Besarnya penyisihan atas piutang sewa-beli syariah yang mungkin tidak

    tertagih yang dihitung berdasarkan persentase tertentu sesuai dengan kualitas

     pinjaman.

    a. Pengakuan

    Alokasi penyisihan piutang sewa-beli syariah diakui saat akhir periode

    akuntansi.

     b. Pengukuran dan Pencatatan

    Alokasi penyisihan piutang sewa-beli syariah diukur dan dicatat sebesar

     persentase tertentu dari saldo piutang, berdasarkan kualitas pinjaman yaitu:

    1. Piutang lancar sebesar 0%.

    2. Piutang kurang lancar sebesar 25%.

    3. Piutang diragukan sebesar 75%, dan

    4. Piutang macet sebesar 100%.

    c. Penyajian

    Alokasi penyisihan piutang sewa-beli syariah disajikan dalam Laporan

    Posisi Keuangan dalam kelompok aktiva lancar sebagai pengurang piutang

    sewa-beli syariah.

    d. Pengungkapan

    Pengungkapan alokasi penyisihan piutang sewa-beli syariah mencakup

     besarnya persentase yang dijadikan sebagai dasar dalam menentukan

     besarnya jumlah penyisihan piutang pinjaman.

    4. Alokasi Penyisihan Piutang Bermasalah.

    Besarnya penyisihan atas piutang pinjaman bermasalah yang mungkin tidak

    tertagih yang dihitung 100% dari saldo piutang bermasalah.a. Pengakuan

    Alokasi penyisihan piutang bermasalah diakui saat akhir periode akuntansi.

     b. Pengukuran dan Pencatatan

    Alokasi penyisihan piutang bermasalah diukur sebesar 100% dari saldo

     piutang bermasalah.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    35/73

    24

    Universitas Indonesia

    c. Penyajian

    Alokasi penyisihan piutang bermasalah disajikan dalam Laporan Posisi

    Keuangan pada kelompok aktiva lain-lain.

    3.2.5 Pencatatan Jurnal atas Piutang Pinjaman PKBL

    Adapun jurnal pencatatan piutang pinjaman PKBL PT BFM (Persero) adalah

    sebagai berikut:

    1. Piutang atas penyisihan Laba kepada BUMN Pembina

    Piutang penyisihan laba kepada BUMN Pembina di debet pada saat

    RUPS/RPB menetapkan besarnya alokasi laba untuk program Kemitraan

    dan Program Bina Lingkungan. Akun ini di kredit ketika dana tersebut

    diterima oleh Unit PKBL.

    a. Pencatatan atas pengakuan penyisihan laba:

    Dr.Piutang Penyisihan Laba kepada BUMN Pembina xxx

    Cr.Alokasi Bagian Laba dari BUMN Pembina xxx

     b. Pencatatan penerimaan penyisihan laba

    Dr.Bank – Program Kemitraan xxx

    Cr.Piutang penyisihan Laba kepada BUMN Pembina xxx

    2. Piutang kepada BUMN Pembina lain/Lembaga Penyalur

    Akun ini di debet jika terdapat penyaluran pinjaman melalui sinergi

    dengan Unit PKBL Lain. Akun ini di kredit jika terdapat pembayaran

    angsuran piutang tersebut.

    a.Pencatatan timbulnya piutang kepada Unit PKBL Lain

    Dr.Piutang kepada BUMN Pembina Lain lembaga penyalur xxx

    Cr.Bank – Program Kemitraan xxx b.Pencatatan penerimaan angsuran

    Dr.Bank – Program Kemitraan xxx

    Cr.Piutang kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur xxx

    3. Piutang Pinjaman Mitra Binaan

    Akun ini di debet jika terdapat penyaluran pinjaman kepada mitra binaan.

    Akun ini di kredit jika terdapat penerimaan angsuran atau reklasifikasi

    menjadi Piutang Bermasalah.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    36/73

    25

    Universitas Indonesia

    a. Pencatatan penyaluran pinjaman kepada mitra binaan.

    Dr.Piutang Pinjaman mitra binaan xxx

    Cr.Bank – Program Kemitraan xxx

     b. Pencatatan penerimaan angsuran.

    Dr.Bank – Program Kemitraan xxx

    Cr.Piutang Pinjaman mitra binaan xxx

    Cr.Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman xxx

    c. Pencatatan Reklasifikasi menjadi Piutang Bermasalah

    Dr.Piutang Bermasalah xxx

    Cr.Piutang Pinjaman mitra binaan xxx

    Dr.Alokasi Penyisihan Piutang Pinjaman mitra binaan xxx

    Cr.Alokasi Penyisihan Piutang bermasalah xxx

    4. Alokasi Penyisihan Piutang Pinjaman Mitra Binaan

    Akun ini di kreditkan untuk mencatat penyisihan piutang pinjaman mitra

     binaan yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Akun ini di debit ketika

     jumlah alokasi penyisihan piutang pada tahun berjalan lebih kecil daripada

     jumlah alokasi penyisihan piutang pada tahun sebelumnya atau ketika

    direklasifikasi menjadi alokasi penyisihan piutang bermasalah. Untuk diakui

    sebagai beban penyisihan piutang, maka dicatat:

    Dr. Beban Penyisihan Piutang xxx

    Cr.Alokasi Penyisihan Piutang Pinjaman Mitra binaan xxx

    5 .Pendapatan

    Pada saat Mitra binaan melakukan pembayaran, terdapat bunga yang harus

    dibayar kepada Unit PKBL, maka akun dicatat:

    Dr.Bank – Program Kemitraan xxxCr.Pendapatan Bunga xxx

    3.3. Pengendalian Internal atas Piutang

    Meminimalkan masalah piutang usaha tanpa harus kehilangan bisnis yang

    diinginkan adalah hal yang penting. Piutang seringkali tidak menghasilkan

     pendapatan bunga, dan biaya yang timbul dari piutang tersebut harus ditutupi oleh

    margin laba. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Stice, Stice, dan Skousen (2004)

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    37/73

    26

    Universitas Indonesia

    dikatakan bahwa semakin lama suatu piutang dimiliki tanpa adanya bunga yang

    dihasilkan, semakin kecil persentase pengembalian yang direalisasi atas modal

    yang diinvestasikan (p.487).

    Dari hal di atas, maka perlu ada pengendalian internal atas

     piutang.Beberapa aspek dari pengendalian internal yang baik atas piutang menurut

    Firdaus A. Dunia (2010) adalah sebagai berikut:

    1) Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi

     penjualan (operasi) dengan fungsi pegawai yang menangani transaksi

     piutang. Dengan demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk

     piutang usaha dan wesel tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek

    operasi seperti menyetujui kredit.

    2) Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus dipisahkan dari

    fungsi penerimaan hasil tagihan piutang.

    3) Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan, dan

     penghapusan piutang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang

     berwenang.

    4) Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (account

    receivables subsidiary ledger ). Total dari saldo-saldo buku tambahan

    ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan, paling

    tidak sebulan sekali. Di samping itu, pada akhir bulan para pelanggan

    (debitur ) harus dikirimkan surat pernyataan piutang bulanan (monthly

     statement of account ).

    5) Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umumnya

    (aging schedule).

    Berdasarkan 5 (lima) pengendalian internal atas piutang usaha yangdiungkapkan oleh Firdaus A. Dunia, penulis mengambil kesimpulan bahwa,

     pengendalian internal yang cocok untuk piutang pinjaman Program Kemitraan dan

    Program Bina Lingkungan adalah:

    1. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi

     penagihan terhadap fungsi pegawai yang menangani piutang

     pinjaman. Dengan demikian pegawai yang mencatat pembukuan

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    38/73

    27

    Universitas Indonesia

    keuangan piutang pinjaman PKBL tidak boleh terlibat dalam

     penagihan piutang.

    2. Pegawai yang mengotorisasikan pemberian pinjaman harus dipisahkan

    dari fungsi pencatatan pembukuan pinjaman.

    3. Semua transaksi pemberian pinjaman kemitraan harus mendapat

     persetujuan dari pejabat yang berwenang.

    4. Piutang harus dicatat dalam, buku-buku pembantu piutang. Dalam

     pencatatan piutang, petugas pencatatan harus mencocokkan dengan

    kartu mitra binaan yang dimiliki oleh mitra binaan.

    5. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umumnya

    (aging schedule).

    3.4 Audit atas Akun Piutang Pinjaman PKBL

    3.4.1 Pengertian Auditing

    Menurut Alvin A. Arens (2010), Auditing adalah pengumpulan serta

     pengevaluasian bahan bukti atas informasi yang dapat diukur oleh seorang

    kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian

    informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Sedangkan

    menurut Sukrisno Agus, Auditing adalah suatu pemeriksaaan yang dilakukan

    secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan

    keuangan yang telah disusun manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan

     bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

    mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

    3.4.2 Tujuan Audit atas PiutangSebelum auditor menentukan prosedur-prosedur pemeriksaan yang akan

    dijalankan, ia harus mengetahui dengan tepat tujuan pemeriksaannya, sehingga

    auditor memiliki tolak ukur apakah program pemeriksaan telah mencakup

     prosedur-prosedur yang dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.

    Ada 9 (sembilan) tujuan umum atas saldo piutang usaha menurut Alvin A.

    Arens (2010), yaitu sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    39/73

    28

    Universitas Indonesia

    1. Piutang usaha pada neraca saldo menurut umur cocok dengan jumlah

     pada file induk dan jumlah total telah ditambahkan dengan tepat dan

    cocok dengan buku besar (rincian-rincian pokok/detail tie-in).

    2. Piutang usaha yang dicatat adalah ada (keberadaan/existence or 

    occurrence).

    3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (kelengkapan/

    completeness).

    4. Piutang usaha secara mekanis adalah akurat (keakuratan/accuracy).

    5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan tepat (pengklasifikasian /

    /classification).

    6. Piutang usaha dicatat pada periode yang sesuai (pisah batas/cut off ).

    7. Piutang usaha dinilai dengan memadai pada nilai yang dapat direalisir 

    (realizable value).

    8. Piutang usaha benar-benar sah dimiliki oleh klien (right and

    obligation).

    9. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah memadai

    (presentation and disclosure).

    3.4.3. Bukti-bukti Auditing

    Dalam mengaudit, auditor memerlukan bukti untuk dapat menilai

    seberapa besar nilai yang disajikan dalam laporan keuangan telah dicatat dengan

     benar. Untuk itu dibutuhkan bukti-bukti audit dalam proses audit. Bukti-bukti

    audit dikelompokkan sebagai berikut:

    • Recalculation

    Auditor melakukan pengecekan ulang suatu sempel perhitungan dan perpindahan informasi yang dilakukan klien selama periode yang

    diaudit.

    • Physical examination (pemeriksaan secara fisik)

    Auditor melakukan inspeksi atau perhitungan terhadap aset yang dapat

    diperhitungkan secara langsung.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    40/73

    29

    Universitas Indonesia

    • Observation

    Auditor menggunakan perasaan dan pengamatan untuk menetapkan

    suatu aktifitas tertentu dengan melihat, mendengar, menyentuh, dan

    melakukan penciuman untuk mengevaluasi bermacam benda.

    • Confirmation

    Auditor menerima respon secara tertulis ataupun lisan dari pihak ketiga

    yang menyatakan keakuratan informasi yang diminta.

    • Documentation (pencatatan)

    Auditor memeriksa dokumen dan pencatatan klien dan untuk tambahan

    informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

    • Analytical Procedures

    Auditor menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai

    apakah saldo akun atau data terlihat masuk akal.

    • Inquiries of The Client 

    Auditor mendapatkan informasi secara tertulis maupun lisan dari klien

    terhadap pertanyaan spesifik selama audit.

    3.4.4. Prosedur Audit secara Umum

    Secara umum ada 5 (lima) jenis pengujian dasar audit yang dapat dipakai

    dalam menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, yaitu

    sebagai berikut:

    1. Pemahaman atas struktur pengendalian internal klien

    Pada tahap ini auditor harus memusatkan perhatiannya kepada rancangan

    dan operasi dari aspek-aspek yang berhubungan dengan struktur

     pengendalian internal perusahaan klien dengan tujuan agar auditor dapat

    melaksanakan proses audit secara efektif. Proses audit yang berhubungan

    dengan pemahaman auditor atas struktur pengendalian internal adalah:

    - Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap klien tersebut.

    - Melakukan tanya jawab dengan pegawai perusahaan yang di audit.

    - Pemeriksaan atas dokumen-dokumen dan data-data yang terkait dengan

    aktivitas perusahaan.

    - Melakukan pengamatan atas aktivitas dan kegiatan operasi klien.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    41/73

    30

    Universitas Indonesia

    2. Pengujian atas Pengendalian Internal

    Fungsi utama dari pemahaman auditor atas struktur pengendalian internal,

    yang telah dijelaskan diatas adalah untuk menetapkan resiko pengendalian

    atas berbagai tujuan audit terkait transaksi. Andaikata auditor percaya

     bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian dirancang dengan efektif dan

    dijalankan dengan efisien, auditor tersebut dapat menetapkan resiko

     pengendalian pada tingkat yang mencerminkan evaluasi tersebut.

    Meskipun demikian, tingkat resiko pengendalian yang ditetapkan harus

    dibatasi sampai tingkat yang didukung oleh bukti semacam ini disebut

     pengujian atas pengendalian.

    Pengujian ini mencakup:

    - Melakukan tanya jawab dengan pegawai perusahaan yang diaudit.

    - Pemeriksaan atas dokumen-dokumen dan data-data yang terkait dengan

    aktivitas perusahaan.

    - Pengamatan atas aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

     pengendalian internal.

    - Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap prosedur dan kebijakan klien.

    3. Pengujian Substantif atas Transaksi

    Prosedur ini dirancang untuk menguji kekeliruan atau salah saji dalam

     bentuk nominal (uang) yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo

    laporan keuangan. Tujuan dari ujian substantif atas transaksi ini adalah

    untuk menentukan apakah keenam sasaran hasil audit yang terkait dengan

    transaksi telah dipenuhi untuk masing-masing kelas transaksi. Untuk

    efisiensi, biasanya ujian pengendalian dilakukan bersamaan dengan ujian

    substantif transaksi ini.4. Prosedur Analitis

    Evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan sebuah studi

    hubungan masuk akal diantara data keuangan dan non keuangan yang

    melibatkan perbandingan dari jumlah tercatat dengan pengharapan yang

    dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan utama dari prosedur analitis dalam

    mengaudit saldo akun adalah menunjukan kehadiran kemungkinan salah

    saji dalam laporan keuangan dan mengurangi ujian rincian saldo. Jika

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    42/73

    31

    Universitas Indonesia

    auditor percaya bahwa prosedur analitis menunjukan adanya kemungkinan

    akan adanya salah saji, prosedur analitis tambahan mungkin dilakukan

    atau auditor bisa memutuskan untuk memodifikasi ujian rincian saldo.

    5. Pengujian Atas Rincian Saldo

    Ujian rincian saldo ini berfokus pada saldo akhir buku besar akhir baik

    untuk neraca saldo dan akun laporan penghasilan, tetapi penekanan utama

    dalam ujian rincian saldo adalah pada neraca lajur. Ujian saldo akhir ini

    adalah penting sebab bukti pada umunya diperoleh dari suatu sumber yang

    tidak terikat pada klien dan dengan begitu dianggap sangat dapat

    dipercaya.

    3.4.5. Prosedur Audit atas akun Piutang

    Adapun prosedur audit secara khusus atas akun Piutang yang

    dikemukakan oleh Sukrisno Agus adalah sebagai berikut:

    1. Pelajari dan evaluasi pengendalian internal atas piutang dan transaksi

     penjualan, piutang dan penerimaan kas.

    2. Buat top/lead schedule dan  supporting schedule  piutang per tanggal

    neraca.

    3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang

    antara lain menunjukan nama pelanggannya, saldo piutang, umur

     piutang dan penerimaan setelah tanggal neraca ( subsequent

    collections-nya). Selain itu, perlu juga diminta rincian piutang

     pegawai, wesel tagih, uang muka dan lain-lain pertanggal neraca.

    4. Periksa mathematical accuracy dan check individual balance  per 

     subledger lalu totalnya ke general ledger .5. Test check  umur piutang dari beberapa customer subledger  piutang

    dan sales invoice.

    6. Kirimkan konfirmasi piutang dengan:

    a. Menentukan dan menuliskan dasar pemilihan pelanggan yang

    akan dikirimi surat konfirmasi.

     b. Menentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau

    konfirmasi negatif.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    43/73

    32

    Universitas Indonesia

    c. Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun

    di surat konfirmasi.

    d. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada

    klien untuk dicari perbedaannya.

    e. Buat ikhtisar ( summary) dari hasil konfirmasi.

    7. Periksa  subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti

     penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai

    mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field

    work ). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai  subsequent collections

    hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang

    sedang diperiksa.

    8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan

    untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.

    9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah

     jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak

    terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

    10. Test sales cut-off  dengan jalan memeriksa  sales invoice, credit note

    dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah

    tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui

    invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca.

    Kalau belum dikirim cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur

     penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode

     berikutnya.

    11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,

    dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yangdijadikan sebagai jaminan.

    12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan

     prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

    13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    44/73

    33

    Universitas Indonesia

    Dengan mengacu kepada 13 (tiga belas) prosedur audit secara khusus atas

    akun piutang usaha, penulis menyimpulkan apa saja yang bisa diterapkan dalam

     prosedur audit atas akun piutang pinjaman PKBL:

    1. Pelajari dan evaluasi pengendalian internal atas piutang dan

    transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.

    2. Buat top/lead schedule dan  supporting schedule  piutang per

    tanggal neraca.

    3. Minta aging schedule dari piutang pinjaman per tanggal neraca

    yang antara lain menunjukan nama mitra binaan, saldo piutang

     pinjaman, umur piutang pinjaman dan kalau bisa  subsequent

    collections-nya yang dibayarkan oleh mitra binaan.

    4. Test umur piutang yang tercatat di dalam pembukuan dengan yang

    tercatat dalam pembukuan dibandingkan dengan yang ada di dalam

    kartu mitra binaan.

    5. Melakukan korfimasi piutang.

    a. Menentukan dan menuliskan dasar pemilihan pelanggan yang

    akan dikonfirmasi piutangnya.

     b. Buat ikhtisar ( summary) dari hasil konfirmasi.

    6. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, untuk melihat

     pinjaman yang diberikan kepada BUMN pembina/BUMN

     penyalur.

    7. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai

    dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

    8. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang

    diperiksa

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    45/73

    34

    Universitas Indonesia

    BAB 4

    PELAKSANAAN AUDIT

    4.1. Gambaran Umum Piutang Pinjaman Program Kemitraan PT BFM

    (Persero)

    Pada saat pelaksanaan magang, penulis hanya melakukan audit atas piutang

     pinjaman. Piutang dalam Program Kemitraan PT BFM (Persero) merupakan

     piutang yang berasal dari penyaluran dana yang diberikan oleh PT BFM (Persero)

    kepada pengusaha kecil dalam bentuk pinjaman lunak. Program kemitraan ini

    mendukung kegiatan usaha masyarakat ekonomi kelas bawah yang ingin

    memajukan usahanya tetapi kurang memiliki modal.

    4.1.1 Penyaluran Dana

    Penyaluran pinjaman modal kerja tahun 2010 sebesar Rp 8.245.000.000,-

    atau mencapai 111 % dari yang dianggarkan dengan perincian sebagai berikut:

    Tabel 4.1

    Penyaluran pinjaman modal kerja

     No Jenis usaha Jumlah Unit Jumlah Pinjaman1 Koperasi 12 Unit Rp. 390.000.000

    2 Usaha Kecil 204 Unit Rp. 4.355.000.000

    3 Kerjasama BUMN lain :

    a. PT SRN (Persero) Rp. 2.000.000.000

     b. PT GRM (Persero) Rp. 1.000.000.000

    Penyaluran dana pinjaman modal kerja lebih banyak ke Usaha Kecil dan

    Menengah (UKM) dengan pertimbangan pengusaha kecil dan menengah banyak 

    yang bergerak di bidang industri dan manufaktur yang padat karya sehingga lebih

    terasa manfaatnya pada masyarakat sekitar dalam hal peningkatan pendapatan.

    Sedangkan koperasi kebanyakan bergerak di bidang usaha simpan menyimpan

    yang relatif sedikit menggunakan tenaga kerja. Jumlah penyaluran pinjaman

    modal kepada koperasi lebih sedikit dibandingkan dengan penyaluran pinjaman

    kepada UKM, hal ini disebabkan jumlah pengajuan pinjaman (proposal) yang

    masuk dari koperasi relatif sedikit. Sebagai pembanding data proposal yang

    masuk dari koperasi dan UKM selama tahun 2010 sebagai berikut:

    34

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    46/73

    35

    Universitas Indonesia

    Uraian Jumlah Proposal Persentase

    1. Koperasi 30 10%

    2. UKM 250 90%

    Jumlah 280 100%

    Para pemohon dari kalangan mitra UKM yang belum menerima dana

     pinjaman digeser ke tahun berikutnya sesuai dengan waktu penyampaian

     proposal.

    Penyaluran dana pinjaman modal kerja dilakukan pula melalui sinergi

    dengan BUMN lain yaitu PT GRM (Persero) dan PT SRN (Persero) dengan pola

    executing , dimana BUMN Penyalur tersebut menjadi penanggung jawab (avalist)

    atas pinjaman dimaksud.

    4.1.2 Penggolongan Jenis Piutang Pinjaman dalam Program Kemitraan

    Kebijakan pembinaan maupun operasional terhadap mitra binaan tahun

    2010 sudah mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN No. Per 05/MBU/2007

    tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan

    Program Bina Lingkungan:

    • Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan adalah 6% per tahun

     flat dengan waktu pinjaman 3 (tiga) tahun.

    • Diberikan bantuan khusus/jangka pendek kepada mitra binaan yang akan

    menerima order dari rekanannya.

    • Peningkatan plafon pinjaman baik untuk pinjaman biasa maupun pinjaman

    khusus yang akan diberikan kepada mitra binaan sampai dengan Rp

    50.000.000,-

    • Wilayah binaan diperluas seluruh Propinsi di Pulau Jawa.

    Piutang pinjaman Program Kemitraan PT BFM (Persero) sendiri terbagi

    menjadi 3 (tiga), yaitu:

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    47/73

    36

    Universitas Indonesia

    1. Piutang Pada Koperasi

    Piutang pada koperasi pada saat ini masih terbatas untuk Propinsi Jawa

    Barat terutama Daerah Bandung dan sekitarnya. Proses untuk

    mendapatkan pinjaman ini adalah dengan mengajukan proposal yang

    diajukan kepada bagian PKBL PT BFM (Persero), selanjutnya PT BFM

    (Persero) akan melakukan survei terhadap calon mitra binaan nya tersebut,

    setelah syarat–syarat untuk menjadi mitra binaan terpenuhi, maka bagian

    PKBL pun akan mengucurkan dana sesuai dengan pinjaman yang diajukan

    oleh calon mitra binaannya tersebut. Persyaratan pengajuan permohonan

     pinjaman koperasi :

    a) Proposal dari bagian PKBL.

     b) Fotocopi kartu keluarga pengurus.

    c) Fotocopi KTP pengurus (yang masih berlaku).

    d) Pasfoto warna ukuran 4x6 (pengurus @ 3 lembar).

    e) Fotocopi surat jaminan atas nama pemohon/pengurus/koperasi

    (sertifikat hak milik/akta jual beli/akta hibah).

    f) Fotocopi rekening tabungan atas nama pemohon/pengurus/koperasi

    g) Fotocopi PBB jaminan.

    h) Fotocopi RAT tahun terakhir.

    i) Fotocopi Akta Pendirian koperasi/AD/ART.

    2. Piutang Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

    Piutang pada usaha kecil pada saat ini masih terbatas untuk Propinsi Jawa

    Barat terutama Daerah Bandung dan sekitarnya. Proses untuk

    mendapatkan pinjaman ini adalah dengan mengajukan proposal yangdiajukan kepada bagian PKBL PT BFM (Persero), selanjutnya PT BFM

    (Persero) akan melakukan survei terhadap calon mitra binaannya tersebut,

    setelah syarat–syarat untuk menjadi mitra binaan terpenuhi, maka bagian

    PKBL pun akan mengucurkan dana sesuai dengan pinjaman yang diajukan

    oleh calon mitra binaannya tersebut. Persyaratan pengajuan permohonan

     pinjaman UKM :

    a) Proposal dari bagian PKBL.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    48/73

    37

    Universitas Indonesia

     b) Fotocopi kartu keluarga.

    c) Fotocopi KTP yang masih berlaku (suami dan istri).

    d) Pasfoto warna ukuran 4x6 (suami dan istri @ 3 lembar).

    e) Fotocopi surat jaminan atas nama pemohon (sertifikat hak

    milik/akta jual beli/akta hibah).

    f) Fotocopi rekening tabungan atas nama pemohon.

    g) Fotocopi PBB jaminan.

    h) Surat keterangan serbaguna dari kelurahan tempat tinggal.

    3. Piutang Pada BUMN

    Piutang pada BUMN disini dimaksudkan adalah BUMN yangmendapatkan kucuran dana (PIHAK 2) oleh BUMN pemberi dana

    (PIHAK 1) yang bertugas sebagai penyalur dana kepada UKM yang

    menjadi mitra binaan PIHAK 2. Dasar hukumnya tertuang dalam Pasal 8

    Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per – 05 /MBU/2007 tentang PKBL

    dan SE-14/MBU/2008 tentang Optimalisasi Penyaluran Dana Program

    Kemitraan. Berikut ini adalah BUMN yang menjadi mitra PKBL PT BFM

    (Persero) sebagai penyalur dana:

    a. PT SRN (Persero)

    Perjanjian kerjasama antara PT BFM (Persero) dengan PT SRN

    (Persero) tentang Penyaluran Dana Program Kemitraan dituangkan

    dalam perjanjian yang ditandatangani pada 09 Agustus 2010. PT BFM

    (Persero) memberikan pinjaman sebesar Rp 2.000.000.000,- yang

    akan ditransfer ke rekening PT SRN (Persero) di Bank MND Cabang

    Jakarta An. PT SRN PKBL (Persero), sedangkan pengembalian

     pinjaman disetorkan ke PT Bank BKP (Persero) Tbk. Cabang

    Bandung atas nama PT BFM ( Persero), biaya transfer Bank

    ditanggung oleh penerima pinjaman. Perjanjian ini memiliki jangka

    waktu selama 2 tahun yaitu sampai dengan bulan September 2012,

    tanpa tenggang waktu atau  grace period , sedangkan mekanisme

     pengembalian pokok pinjaman dan jasa administrasi pinjaman

    dilakukan dengan cara diangsur setiap 3 (tiga) bulan sesuai jadwal

    angsuran.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    49/73

    38

    Universitas Indonesia

     b. PT GRM (Persero)

    Perjanjian antara PT BFM (Persero) dengan PT GRM (Persero) selaku

    BUMN Pembina dilakukan dengan 2 tahap pemberian pinjaman yaitu:

    • Perjanjian Pertama

    PT BFM (Persero) memberikan pinjaman sebesar Rp 250.000.000,-

    yang akan di transfer ke rekening PT GRM

    (Persero) di Bank MND Cabang An. PKBL PT GRM (Persero),

    sedangkan pengembalian pinjaman disetor kan ke PT BANK BKP

    (Persero) Tbk. Cabang Bandung atas nama PT BFM (Persero), biaya

    transfer Bank ditanggung oleh penerima pinjaman. Perjanjian ini

    memiliki jangka waktu selama 2 (dua) tahun atau 24 (dua puluh empat)

     bulan. Mekanisme pengembalian pokok pinjaman dan jasa administrasi

     pinjaman dilakukan dengan cara diangsur selama 24 (dua puluh tiga)

     bulan, sedangkan jasa administrasi pinjaman diangsur selama 24 (dua

     puluh empat) bulan dengan jadwal angsuran.

    • Perjanjian Kedua

    Perjanjian kedua antara PT BFM (Persero) dengan PT GRM

    (Persero) dimulai pada tanggal 24 Desember 2009, dengan jumlah

     pinjaman sebesar Rp 500.000.000,- dengan masa angsuran 2 tahun atau

    = 24 (dua puluh empat) bulan

    Kolektibilitas piutang dikategorikan sebagai lancar, kurang lancar,

    diragukan, dan macet. penyisihan piutang pinjaman mitra binaan dihitung dan

    dicatat sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas pinjaman yaitu:

    Piutang lancar sebesar 0%

    • Piutang kurang lancar sebesar 25%

    • Piutang diragukan sebesar 75%, dan

    • Piutang macet sebesar 100%

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    50/73

    39

    Universitas Indonesia

    Berikut ini adalah tabel penyisihan piutang pinjaman PT BFM (Persero)

    Dalam metode pembukuan piutang pinjaman, bagian PKBL tidak

    menghapus bukukan (write-off ) penyisihan piutang tak tertagih ( Allowance for

     Doubfull Acounts), bagian penagihan akan tetap menagih kewajiban yang harus

    dipenuhi oleh mitra binaannya tersebut.

    Persentase

    Penyisihan

    Rp

    Lancar s.d 30 hari 0% --Kurang Lancar > 30     180 hari 25% 325.000.000

    Diragukan > 180     270 hari 75% 130.500.000

    Macet > 270 hari 100% 1.290.000.000

    Jumlah 1.745.500.000

    Bermasalah > 270 hari 100% 6.256.634.180

    Jumlah 6.256.634.180

    Jumlah beban penyisihan 8.002.134.180

    11.764.000.000

    2010

    Kualitas Umur Piutang Saldo

    Pinjaman Piutang

    Rp

    9.000.000.0001.300.000.000

    174.000.000

    1.290.000.000

    6.256.634.180

    6.256.634.180

    Alokasi Penyisihan

    Piutang Pinjaman

    Persentase

    PenyisihanRp

    Lancar s.d 30 hari 0% --

    Kurang Lancar > 30   180 hari 25% 275.000.000

    Diragukan > 180   270 hari 75% 75.000.000

    Macet > 270 hari 100% 1.000.000.000

    Jumlah 1.350.000.000

    Bermasalah > 270 hari 100% 5.304.934.180

    Jumlah 5.304.934.180

    Jumlah beban penyisihan 6.654.934.180

    Pinjaman Piutang

    5.304.934.180

    5.304.934.180

    Alokasi Penyisihan

    Piutang Pinjaman

    10.700.000.000

    Rp

    8.500.000.000

    1.100.000.000

    100.000.000

    1.000.000.000

    2009

    Kualitas Umur Piutang Saldo

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    51/73

    40

    Universitas Indonesia

    Berikut ini adalah tabel piutang pinjaman bermasalah PT BFM (Persero) :

    2010 2009

    Tahun

    Rp Rp1994 7.000.000 7.000.000

    1995 36.000.000 36.000.000

    1996 67.500.000 67.500.000

    1997 123.400.000 123.400.000

    1998 176.101.000 176.101.000

    1999 318.119.000 318.119.000

    2000 253.000.200 253.000.200

    2001 134.660.000 134.660.000

    2002 314.000.000 314.000.000

    2003 414.500.000 414.500.0002004 795.883.480 795.883.480

    2005 689.670.500 689.670.500

    2006 714.560.000 714.560.000

    2007 1.260.540.000 1.260.540.000

    2008 951.700.000 --

    Jumlah 6.256.634.180 5.304.934.180

    4.1.3 Kebijakan Akuntansi PT BFM (Persero)

    Dalam melaksanakan proses audit terhadap program kemitraan PT BFM

    (Persero) penulis telah memastikan bahwa kebijakan akuntansi yang dilakukan PT

    BFM (Persero) telah sesuai dengan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan

    Program Bina Lingkungan yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Badan

    Usaha Milik Negara.

    4.2 Audit Atas Piutang Pinjaman Program Kemitraan PT BFM (Persero)

    4.2.1 Pengendalian Internal Klien

    Dalam sebuah perusahaan yang terdiri dari beberapa tingkatan manajemen,

    segala kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap tingkatan tersebut hendaknya

    diawasi oleh pimpinan dari tingkatan manajemen yang paling tinggi. Apabila

     perusahaan berjalan baik dalam arti tugas dan kewajiban dari tiap tingkatan

    laporan tersebut berjalan sesuai aturan yang berlaku, maka makin kecil campur

    tangan dari pimpinan untuk mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di dalam

     perusahaan.

  • 8/17/2019 Tugas Final Akhir Sammuel

    52/73

    41

    Universitas Indonesia

    Keadaan semacam ini memaksa seorang pimpinan untuk melimpahkan

    sebagian wewenangnya kepada bawahannya, tetapi tangungjawab tetap ada

    ditangannya. Oleh karena itu, ia membutuhkan suatu sistem pengendalian yang

    dapat mengamankan posisinya aktiva perusahaan dan dapat memonitor bahwa

    kebijaksanaan yang telah ditetapkan telah dijalankan.

    Dalam penerapan pengendalian internal terkait akun piutang pinjaman

    PKBL PT BFM (Persero), pihak manajemen menerapkan hal-hal sebagai berikut:

    • Fungsi yang dilakukan oleh pegawai yang menangani transaksi

     pendapatan dipisahkan dari fungsi yang menangani pembukuan.

    • Semua transaksi pemberian kredit, pemberian bantuan bina lingkungan,

    dan penghapusan piutang harus men