tugas final tik
DESCRIPTION
tugas tikTRANSCRIPT
I. HAKI dan UU ITE
a. UU ITE pasal 27 dan pasal 32.
PELANGGARAN UU ITE
Munculnya sebuah rekaman dari kamera CCTV yang dipasang pada salah satu ATM
milik Bank Aceh yang diupload ke media Youtube membuat heboh penghuni dunia maya
khususnya yang menjadi warga Kota Banda Aceh. Munculnya kehebohan tentu saja karena
video itu memperlihatkan sepasang remaja sedang berciuman di dalam salah satu ATM Bank
Aceh yang ada di Kota Banda Aceh. Durasi adegan tak senonoh itu kurang lebih 45 detik dari
keseluruhan durasi video itu adalah 1.57 menit. Ini akan menjadi musibah baru bagi
Manajemen Bank milik rakyat Aceh tersebut karena sebelumnya sudah ada kasus bobolnya
dana nasabah.
Kemunculan video semacam itu membuat kita sangat prihatin dengan prilaku moral anak
muda Aceh yang kian lupa pada kaidah atau norma-norma agama yang kita anut. Dan
sungguh disesalkan juga adalah kesalahan pihak pengelola Information Technology (IT) Bank
Aceh yang meloloskan video ini ke situs media sosial Youtube pada 28 Juni 2011 sehingga
masyarakat ramai pun mengetahuinya.
Pada hal, semua rekaman video yang diperoleh dari kamera CCTV di gerai ATM sebuah bank
atau instansi penting pemerintah tidak boleh dikomsumsi publik karena ia bersifat
konfidensial dan privasi. Tindakan penyebaran video ciuman tersebut telah melanggar
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pasal 27 dan pasal 32.
Ini yang seharusnya dipahami oleh pihak Bank Aceh sehingga pihak IT mereka tidak
melakukan kecerobohan fatal seperti penyebaran video ciuman bertajuk “Aceh cok jatah”
tersebut
Dalam UU ITE pasal 27 ayat 1, disebutkan, para pelanggar UU ITE adalah setiap
orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen Elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
Sedangkan pasal 32 ayat 2, menyebutkan pelanggar lainnya adalah setiap orang yang dengan
sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau
mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada sistem elektronik
orang lain yang tidak berhak.
Pelanggaran terhadap Pasal ini akan dikenakan pidana dengan hukuman penjara
paling lama 9 tahun dan denda paling banyak Rp3 miliar.
Bank Aceh sedang mengalami cobaan berat karena kasus memalukan seperti ini. Petaka
besar akan terjadi yang menurut analisa penulis, sah-sah saja pihak manajemen Bank Aceh
memberi alasan sebagai bentuk pembelaan atas kekonyolan mereka membagikan informasi
rahasia itu. Dan sejauh mana mereka serius menanggapi kesalahannya itu yang menarik
ditunggu.
Tentu saja, pihak kepolisian harus bertindak cepat agar kasus penyebaran video
berbau mesum cepat terungkap. Kita sepatutnya khawatir dan tak ingin kejadian serupa
terulang kembali pada Badan Usaha lainnya di wilayah Aceh yang menerapkan Hukum
Syariat Islam ini.
Pihak manajemen Bank Aceh tidak boleh menanggapi persoalan penyebaran video
ciuman di ATM mereka ini sebagai masalah yang ringan. Tidak serius! Mengapa? Pesan
moral dari video tersebut sangatlah buruk dan memiliki efek yang sangat berbahaya jika
telah dikonsumsi oleh para remaja lain. Sifat dari sebuah dokumen yang sudah terpublikasi
di dunia maya adalah milik umum. Siapapun yang terkoneksi ke Internet dapat dengan
mudah mengakses file tersebut. Tak peduli dimana mereka berada.
Penulis dan mungkin para pembaca sekalian menyimpan sebuah tanya dalam hati
kita masing-masing, “Mengapa manajemen Bank Aceh begitu rapuh?” Biarlah mereka yang
menjawabnya karena Bank Aceh berada diantara video ciuman dan pelanggaran UU ITE.
Semoga juga pihak kepolisian mau bekerja serius untuk membuat kasus ini terang
benderang agar kita semua bisa belajar lebih jauh dari kebobrokan moral remaja Aceh dan
pihak yang bertanggung jawab pada Bank Aceh itu.
b. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU ITE )
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang
berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia
maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah
hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia
c. Pengertian dalam undang-undang :
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami
oleh orang yang mampu memahaminya.
Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik
yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk
analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang
berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua
Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka. Agen
Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk
melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara
otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek
hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh
Penyelenggara Sertifikasi Elektronik. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah
badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang
memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.
Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh
profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan
kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi
Elektronik. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas
Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi
Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan
Tanda Tangan Elektronik.
Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik,
atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.
Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang
berdiri sendiri atau dalam jaringan. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol,
karakter lainnya atau kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk
dapat mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya. Kontrak
Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.
Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim. Nama Domain adalah
alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau
masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang
berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi
tertentu dalam internet. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara
Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum.
Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Pemerintah
adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden. Secara umum,
materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi
menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi
elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan
mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen
internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model
Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan
para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan
kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang
diatur, antara lain: 1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat
bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE); 2. tanda tangan elektronik
(Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE); 3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik
(certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan 4. penyelenggaraan
sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE); Sedangkan pengaturan mengenai
perbuatan yang dilarang (cybercrimes) mengacu pada ketentuan dalam EU
Convention on Cybercrimes, 2001. Beberapa materi perbuatan yang dilarang
(cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain: 1. konten ilegal, yang terdiri
dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik,
pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE); 2. akses
ilegal (Pasal 30); 3. intersepsi ilegal (Pasal 31); 4. gangguan terhadap data (data
interference, Pasal 32 UU ITE); 5. gangguan terhadap sistem (system
interference, Pasal 33 UU ITE); 6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of
device, Pasal 34 UU ITE); Penyusunan materi UUITE tidak terlepas dari dua
naskah akademis yang disusun oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI.
Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim
UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim
Unpad bekerjasama dengan para pakar di ITB yang kemudian menamai naskah
akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI).
Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU Informasi
Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan
kembali oleh tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah
Susilo Bambang Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.
d. Peran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Dalam Dunia Pendidikan
Seperti kutipan, “jika ada pelajaran selama setengah abad yang lalu
mengenai perkembangan ekonomi adalah bahwa sumber daya alam tidak
menggerakkan ekonomi; sumber daya manusia yang melakukan itu” (The
Washington Post edisi 28 April 2001). Maka dari itu pengembangan SDM mutlak
perlu, agar dapat memanfaatan SDA yang ada dan tidak hanya tergantung pada
keahlian atau pengetahuan SDM asing.
Presiden Nyrere pernah mengungkapkan, alih teknologi merupakan
kewajiban hukum dari negara maju ke negara berkembang; jadi bukan atas dasar
belas kasihan. Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights sendiri menekankan sistem HaKI dimaksudkan untuk “contribute to the
promotion of technology, to the mutual advantage of producers and users of
technological knowledge and in a manner conductive to social and economic
welfare, and to a balance of rights and obligations”.
Modal intellectual capital akan menjadi lebih penting dan strategis
fungsinya, bila dibandingkan dengan physical capital, yang sebelumnya menjadi
sumber utama proses produk barang-barang konsumsi untuk kesejahteraan
umat manusia.
Secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada di
Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo
dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun
waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukum-
hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di jaman
TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di
Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai
undang-undang paten tahun 1791.
Upaya harmonisasi dalam bidang HaKI pertama kali terjadi tahun 1883
dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten, merek dagang dan
desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak
cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain standarisasi,
pembahasan masalah baru, tukar menukar informasi, perlindungan mimimum
dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro
administratif bernama the United International Bureau for the Protection of
Intellectual Property yang kemudian dikenal dengan nama World Intellectual
Property Organisation (WIPO). WIPO kemudian menjadi badan administratif
khusus di bawah PBB yang menangani masalah HaKI anggota PBB.
Beberapa istilah yang penting dan terkait dengan HAKI. Hak Cipta adalah
hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke
dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Ciptaan adalah hasil setiap karya
Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan,
seni, atau sastra. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta,
atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut. Lisensi adalah
izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait kepada
pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak Ciptaannya atau
produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
Setidaknya ada beberapa keuntungan dalam penegakan HAKI, yang dapat
berpengaruh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia. Seperti adanya perlindungan karya tradisional bangsa Indonesia,
mencegah pencurian karya lokal yang umumnya masuk kategori paten
sederhana dan penemuan-penemuan baru. Adanya masukan pendapatan untuk
para penemu/pencipta. Meningkatkan intensif untuk terus berkarya bagi
penemu paten, baik yang dari kalangan pemerintah maupun yang swasta dan
agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi. Di
samping itu sistem HaKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik
atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan
dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau
mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih
tinggi lagi. Meningkatkan pemahaman hukum HAKI pada aparat hukum dan
masyarakat.
Pelanggaran HAKI berupa pembajakan (piracy), pemalsuan dalam konteks
Hak Cipta dan Merek Dagang (counterfeiting), pelanggaran hak paten
(infringement) jelas merugikan secara signifikan bagi pelaku ekonomi, terutama
akan melukai si pemilik sah atas hak intelektual tersebut. Begitupun konsumen
dan mekanisme pasar yang sehat juga akan terganggu dengan adanya tindak
pelanggaran HAKI.
Menurut Prof Philip Griffith, sesungguhnya hak cipta dikedepankan
pertama kali, untuk menciptakan balance antara beberapa kepentingan yang
saling terkait dan berkonflik di seputar karya sastra. "Pertama, kepentingan
penulisnya sendiri, yang pasti menganggap bahwa karya sastra adalah 'bagian
dari dirinya' yang dimaterialisasikan. Lalu, hak penerbit untuk ikut mendapat
keuntungan melalui jasanya mereproduksi karya sastra tersebut, dan ketiga hak
masyarakat untuk menikmati karya sastra itu,".
e. Penyebab utama masih rendahnya tingkat pengajuan paten oleh
peneliti Indonesia, yaitu antara lain:
Pertama, Faktor masih relatif rendahnya insentif atau penghargaan atas
karya penelitian oleh Pemerintah hingga pada akhirnya kurang memicu peneliti
dalam menghasilkan karya ilmiah yang inovatif.
Kedua, Porsi bidang riset teknologi yang kurang dari anggaran Pemerintah
- amat jauh tertinggal dari rata-rata angka riset negara-negara industri maju
umumnya - hanya akan mewariskan lingkungan yang tidak kondusif dalam
menumbuhkan SDM yang berkualitas kemampuan ilmu yang tinggi.
Ketiga, Para peneliti juga sering kurang menyadari pentingnya
perlindungan paten atas penemuannya.
Keempat, Jarak lokasi tempat kerja peneliti yang tersebar di berbagai
pelosok daerah menyebabkan pos pengeluaran biaya perjalanan untuk
pengurusan paten menjadi hambatan tersendiri.
Achmad Zen Umar Purba menandaskan pentingnya pembudayaan HAKI
dalam masyarakat. Masyarakat harus menyadari bahwa HAKI merupakan aset
yang secara hukum berada dalam kewenangan penuh pemiliknya. Temuan yang
sudah dijamin dengan HAKI-dalam bentuk paten atau hak cipta-tidak bisa diklaim
lagi oleh pihak lain. "Masyarakat tradisional masih beranggapan, bahwa semakin
banyak orang meniru karyanya akan semakin baik bagi dirinya. Ini hanya bisa
dihilangkan dengan penumbuhan budaya HAKI. Karena akan disayangkan apabila
sebuah temuan akhirnya diklaim pihak lain, termasuk orang asing gara-gara tidak
dipatenkan,".
Dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 tahun 2002, Ciptaan yang
dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang
mencakup: buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; ceramah, kuliah, pidato, dan
Ciptaan lain yang sejenis dengan itu; alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
pendidikan dan ilmu pengetahuan; lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; seni
rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni
pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan; arsitektur; peta; seni batik;
fotografi; sinematografi; terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database,
dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.
Undang-Undang Hak Cipta No. 19 tahun 2002, juga memuat tentang
Pembatasan Hak Cipta yang terkait dengan pendidikan. Yang terdapat pada BAB
II Lingkup Hak Cipta, Bagian Kelima Pembatasan Hak Cipta, Pasal 15. Dengan
syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap
sebagai pelanggaran Hak Cipta, Seperti : penggunaan Ciptaan pihak lain untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari Pencipta; pengambilan Ciptaan pihak lain, baik
seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk
tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; Perbanyakan suatu Ciptaan selain
Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses
yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau
pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk
keperluan aktivitasnya. Sedangkan dalam Pasal 16, Untuk kepentingan
pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kegiatan penelitian dan pengembangan,
terhadap Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra, Menteri setelah
mendengar pertimbangan Dewan Hak Cipta dapat: mewajibkan Pemegang Hak
Cipta untuk melaksanakan sendiri penerjemahan dan/atau Perbanyakan Ciptaan
tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia dalam waktu yang ditentukan;
atau mewajibkan Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan untuk memberikan
izin kepada pihak lain untuk menerjemahkan dan/atau memperbanyak Ciptaan
tersebut. Dan dapat juga menunjuk pihak lain untuk melakukan penerjemahan
dan/atau Perbanyakan Ciptaan tersebut.
II. Cybercrime
a. Pengertian Cyber Crime
Cybercrime adalah tidak criminal yang dilakkukan dengan menggunakan
teknologi computer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan
kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi computer khusunya
internet.
Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang
memanfaatkan teknologi computer yang berbasasis pada kecanggihan
perkembangan teknologi internet.
Karakteristik Cybercrime Dalam perkembangannya kejahatan konvensional
cybercrime dikenal dengan :
1. Kejahatan kerah biru
2. Kejahatan kerah putih
Cybercrime memiliki karakteristik unik yaitu :
1. Ruang lingkup kejahatan
2. Sifat kejahatan
3. Pelaku kejahatan
4. Modus kejahatan
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka
cybercrime diklasifikasikan :
Cyberpiracy : Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang
software atau informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut
lewat teknologi komputer.
Cybertrespass : Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan
akses pada system computer suatu organisasi atau indifidu.
Cybervandalism : Penggunaan teknologi computer untuk membuat
program yang menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data
dikomputer
b. JENIS-JENIS CYBERCRIME
Jenis-jenis cybercrime berdasarkan jenis kejahatannya
1).CARDING
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang
lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet.
2).HACKING
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain.
Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat
dan membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-
nya.
3).CRACKING
Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah
“hacker” bertopi hitam (black hat hacker).
4).DEFACING
Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti
yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs
KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk
kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat,
untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.
5).PHISING
Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar
mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya
(password) pada suatu website yang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan
kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital
6).SPAMMING
Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail)
yang tak dikehendaki
7).MALWARE
Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu
software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu
software atau operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu:
virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll.
c. PERBEDAAN HACKER DAN CRACKER
Di kalangan masyarakat dalam mengartikan hacker terkadang sering salah
arti.kebanyakan masyarakat menilai seorang hacker adalah orang yang
membobol data ataupun orang yang mencuri data melalui internet.Padahal
pemahaman yang seperti itu sungguh sangat keliru,berikut ini adalah perbedaan
hacker dan cracker sehingga kita tidak salah lagi memandang seorang hacker.
HACKER
1 Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs.
Sebagai contoh jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi
situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker
melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna.
2 Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang
berguna bagi siapa saja.
3 Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang
serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.
4 Hacker bangga akan profesinya hal ini ditunjukan dengan penggunaan
identitas asli sebagai pengenal jati diri di internet
CRACKER
1 Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan
bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagia
contoh Virus, Pencurian.
2 Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian
Password E-Mail/Web Server.
3 Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.
4 Mempunyai situs atau cenel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-
orang tertentu yang bisa mengaksesnya.
5 Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak.
6 Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit,
kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan.
Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak
bisa diakses dalam waktu yang lama.
Modus cybercrime yang sering terjadi di Indonesia adalah
1. Pencurian nomor kartu kredit
2. Pengambilan situs web milik orang lain
3. pencurian akses internet yang sering dialami oleh ISP
4. Kejahatan nama domain
5. Persaingan bisnis menimbulkan gangguan bagi situs saingannya,maka dari
itu,dalam pemanfaatan Teknologi Informasi kita selaku pengguna
informasi yang baik harus memiliki pandangan terhadap hak social dalam
penggunaan computer
d. KERUGIAN CYBERCRIME
Suatu kejahatan dalam hal ini kejahatan di dunia maya sudah pasti memiliki
kerugian-kerugian yang di rasakan oleh pihak korbannya.Kerugian-kerugian yang
ditimbulkan cybercrime diantaranya sebagai berikut:
- Pencemaran nama baik seperti kasus yang menimpa prita mulyasari yang
menulis keluh kesahnya terhadap pelayanan RS.Omni internasional sehingga
menyeretnya ke pengadilan walaupun akhirnya pihak penggugat membatalkan
gugatannya sehingga prita terbebas dari jeratan hukum dan denda.
- Kehilangan sejumlah data sehingga menyebabkan kerugian yang tak
ternilai harganya terutama data yang bersifat sangat rahasia dan penting.
- Kerusakan data akibat ulah cracker yang merusak suatu system komputer
sehingga kinerja suatu lembaga yang bersangkutan menjadi kacau.
- Kehilangan materi yang cukup besar akibat ulah carder yang berbelanja
dengan kartu kredit atas identitas milik korban.
- Rusaknya software dan program komputer akibat ulah seseorang dengan
menggunakan virus komputer.
e. PENANGGULANGAN CYBERCRIME
Cybercrime merupakan sebuah fenomena kejahatan yang sangat
merugikan sehingga pelaku kejahatannyapun harus dihukum sesuai kadar
kejahatannya.Negara Indonesia adalah Negara hukum sehingga dalam
menangani suatu tindak kejahatan tidak terkecuali cybercrime itu sendiri maka
pemerintah membuat sebuah undang-undang yang mengatur hukuman apa yang
pantas untuk para pelaku cybercrime ini.Sehingga dengan adanya penanganan
yang tepat terhadap setiap kasus cybercrime diharapkan dapat menghilangkan
atau paling tidak meminimalkan kasus-kasus cybercrime di negeri Indonesia
tercinta ini.
Undang-undang yang diharapkan adalah perangkat hukum yang
akomodatif terhadap perkembangan serta antisipatif terhadap permasalahan,
termasuk dampak negatif penyalahgunaan Internet dengan berbagai motivasi
yang dapat menimbulkan korban-korban seperti kerugian materi dan non
materi.Indonesia memiliki beberapa hukum positif yang berlaku umum dan
dapat dikenakan bagi para pelaku cybercrime terutama untuk kasus kasus yang
menggunakan komputer sebagai sarana.
Dengan diterapkannya undang-undang ini secara maksimal tentunya
pelaku-pelaku cybercrime akan berfikir dua kali untuk melakukan kejahatannya
mengingat sanksi yang diberikan tidak bisa dianggap ringan.Sanksi yang diberikan
memanglah sepadan dengan apa yang dilakukan para pelaku cybercrime
mengingat kerugian yang ditimbulkanpun berdampak besar bagi sang
korban.Berikut ini adalah beberapa undang-undang yang relevan dengan kasus-
kasus berbagai kejahatan di di dunia maya.
III. Forensik
Bidang ini terdiri dari Jaringan Komputer (Computer Networks),
Keamanan Komputer, Komputer Forensik, Kriptografi, dll. Kali ini yang akan saya
bahas adalah Komputer Forensik. Jadi istilah forensik, tidak hanya diterapkan
dalam bidang science atau istilah kedokteran, istilah IT pun mengenal komputer
Forensik.
Dalam kehidupan sehari-hari komputer lebih digunakan untuk
mendukung pekerjaan manusia, tapi disisi lain komputer merupakan suatu
sarana dan objek dari suatu tindak kriminal. Sebagai sarana komputer dapat
digunakan untuk mencuci uang oleh para tikus berdasi. Memanipulasi data
penjualan dan keuangan oleh pengemplang pajak, sebagai sarana kumunikasi
oleh para teroris dan lain-lain.
Sedangkan sebagai objek, komputer digunkan sebagai objek sasaran
serangan, pengrusakan data oleh para hacker atau cracker. Oleh karena itu
serangan-serangan seperti ini yang membuat para penguna komputer merasa
tidak nyaman dalam mengunakan komputer. Tindakan ini merupakan salah satu
tindak kriminal yang bisa disebut dengan cyber crime, sehingga banyak negara
yang telah meratifikasi komputer forensik sebagai bukti legal yang diterima oleh
hukum.
Bidang komputer forensik memang masih seumur jagung. Namun makin
berkembangnya metode-metode baru dalam melakukan cyber crime, komputer
forensik memang sangat dibutuhkan. Para penyidik menyadari perkembangan ini
bahwa mereka membutuhkan suatu alat yang dapat mengimbangi
berkembangnya cyber crime. Sehingga penyidik dapat menemukan bukti dari
kejahatan yang berhubungan dengan komputer. Bekerja sama dengan ahli dan
praktisi komputer, secara bertahap para penyidik membuat prosedur untuk
mendapatkan bukti dari komputer. Sekumpulan prosedur inilah yang akan
menjadi komputer forensik.
Definisi Komputer Forensik menurut salah seorang pembuat tool Anti
Forensik :
Computer Forensics: “Application of the scientific method to digital media
in order to establish factual information for judical review”.
Untuk memperoleh suatu bukti dari komputer, penyidik harus melakukan
langkah-langkah berikut ini. Suatu komputer harus diamankan dari pengubah
dan perusak untuk menjamin bahwa peralatan dan data dapat terselamatkan,
sehingga penyidik mendapatkan informasi yang sesungguhnya. Untuk itu
penyidik harus mengisolir suatu komputer dari sebuah jaringan atau koneksi
yang bisa menjadi cara untuk menghilangkan atau mengubah barang bukti.
Menemukan file yang dicurigai dalam komputer termasuk file yang ter-
enkripsi, dilindungi dengan password, disembunyikan atau dihapus. Penyidik
harus menyalin semua file yang ada dalam komputer. Dari salinan itulah penyidik
dapat mencari barangbukti yang diperlukan, karena file asli harus tetap dalam
kondisi yang ada sebelumnya.
Melakukan recovery dari data atau file yang telah dihapus sebanyak
mungkin, karena dari sinilah barang bukti dapat ditemukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengunakan aplikasi recovery. Membuka file atau data yang
dilindungi dengan password atau terenkripsi, dengan mengunakan aplikasi
enkripsi dan password reset.
Menganalisis area khusus dalam hardisk yang didesain untuk tidak dapat
diakses secara normal. Sehingga dapat digunakan sebagai area untuk
menyimpan file yang berhubungan dengan kasus. Mencata setiap langkah dalam
setiap proses penyidikan.
Untuk melakukan penyidikan seorang penyidik harus mempunyai Tool-
tool yang digunakan dalam penyidikan, sehingga dapat mempermudah dalam
pencarian barang bukti yang diperlukan. Berikut adalah software yang digunakan
: Software disk imaging digunakan untuk membuat salinan dari media
penyimpanan dengan bentuk yang serupa dengan aslinya. Software atau atau
hardware untuk merekontruksi sebuah hardisk bit demi bit. Tool hashing
digunakan untuk membandingkan hardisk original dengan salinannya. Aplikasi
recovery untuk mencari dan mengembalikan data-data yang telah terhapus,
selama lokasi data-data yang tersimpan dalam hardisk belum tetimpa dengan
data-data lainnya. Program khusus untuk membaca informasi yang ada dalam
RAM, walaupun komputer telah dimatikan. Software yang digunakan untuk
menganalisis konten dalam file. Software untuk me-decode encripsi dan meng-
enkripsi dan meng-crack password, guna mengakses data-data yang terlindungi.
Untuk info lebih lanjut tentang program ini dan IT pada umumnya, bisa
hubungi kantor SUN Education terdekat untuk konsultasi lebih lanjut.
IV. Publik Elektronik
Publik elektronik merupakan satu aplikasi terkemuka memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di daerah yang berbeda. Namun,
definisi yang tepat dari publik elektronik sulit didapat sebagian peneliti telah
menggunakan definisi yang berbeda untuk menggambarkan publik elektronik.
Meskipun definisi ini berbeda, dapat dikatakan bahwa mereka semua sepakat
tentang peran teknologi dalam memfasilitasi pelayanan yang membuat mereka
lebih dari publik elektronik.
Menurut Rowley (2006) publik elektronik di definisikan sebagai
perbuatan, usaha atau pertunjukan yang pengiriman di mediasi oleh teknologi
informasi. Publik elektronik tersebut meliputi unsur layanan e-tailing, dukungan
pelanggan, dan pelayanan. Definisi ini mencerminkan tiga komponen utama-
penyedia layanan, penerima layanan dan saluran pelayanan (yaitu, teknologi).
Misalnya, sebagai yang bersangkutan untuk layanan elektronik publik, badan
publik adalah penyedia layanan dan warga negara serta bisnis penerima layanan.
Saluran pelayanan adalah persyaratan ketiga dari publik elektronik. Internet
adalah saluran utama dari layanan pengiriman sementara saluran klasik lainnya
juga dipertimbangkan.(misalnya telepon, call center, kios publik, telepon
genggam, televisi)
Manfaat publik elektronik ada beberapa macam yaitu :
Lu (2001)[6] mengidentifikasi sejumlah manfaat untuk layanan elektronik,
beberapa di antaranya:
1. Mengakses basis pelanggan yang lebih besar
2. Memperluas jangkauan pasar
3. Menurunkan penghalang masuk ke pasar baru dan biaya mendapatkan
pelanggan baru
4. Alternatif saluran komunikasi ke pelanggan
5. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
6. Meningkatkan citra perusahaan
7. Mendapatkan keunggulan kompetitif
8. Potensi peningkatan pengetahuan pelanggan
V. Search Engine
Mesin pencari web (bahasa Inggris: web search engine) adalah program
komputer yang dirancang untuk melakukan pencarian atas berkas-berkas yang
tersimpan dalam layanan www, ftp, publikasi milis, ataupun news group dalam
sebuah ataupun sejumlah komputer peladen dalam suatu jaringan. Search
engine merupakan perangkat pencari informasi dari dokumen-dokumen yang
tersedia. Hasil pencarian umumnya ditampilkan dalam bentuk daftar yang
seringkali diurutkan menurut tingkat akurasi ataupun rasio pengunjung atas
suatu berkas yang disebut sebagai hits. Informasi yang menjadi target pencarian
bisa terdapat dalam berbagai macam jenis berkas seperti halaman situs web,
gambar, ataupun jenis-jenis berkas lainnya. Beberapa mesin pencari juga
diketahui melakukan pengumpulan informasi atas data yang tersimpan dalam
suatu basisdata ataupun direktori web.
Sebagian besar mesin pencari dijalankan oleh perusahaan swasta yang
menggunakan algoritma kepemilikan dan basisdata tertutup, di antaranya yang
paling populer adalah Google (MSN Search dan Yahoo!). Telah ada beberapa
upaya menciptakan mesin pencari dengan sumber terbuka (open source),
contohnya adalah Htdig, Nutch, Egothor dan OpenFTS.
a. Macam-macam search engine
1. Google
Google muncul pada akhir tahun 1997, dimana Google memasuki pasar
yang telah diisi oleh para pesaing lain dalam penyediaan layanan mesin pencari,
seperti Yahoo, Altavista, HotBot, Excite, InfoSeek dan Lycos, dimana perusahaan-
perusahaan tersebut mengklaim sebagian perusahaan yang bergerak dalam
bidang layanan pencarian di internet. Hingga akhirnya Google mampu menjadi
sebagai penyedia mesin pencari yang cukup diperhitungkan di dunia.
Saat tingginya persaingan antar mesin pencari yang ada, namun mesin pencari
lain tidak mampu menghentikan kesuksesan Google. Setelah Yahoo mampu pada
posisi puncak di sekitar tahun 2000, Google mampu menerobos liga besar
tersebut. sehingga Google dipandang sebagai mesin pencari yang utama seperti
yang kita ketahui pada hari ini.
2. Yahoo!
Yahoo! raja directori di internet, di samping para pengguna internet
melihat DMOZ serta LookSmart berusaha menurunkan nya dari posisi puncak
tersebut. Akhir-akhir ini, telah tumbuh secara cepat dalam ukurannya, mereka
pun sudah memiliki harga sehingga mudah untuk memasukinya, dengan
demikian, mendapatkan sebuah daftar pada direktori Yahoo memang memiliki
nilai yang tinggi.
Pada tahun 2001, mesin pencari Google berkembang besar. Keberhasilan
ini didasarkan pada bagian konsep dasar dari link popularity dan PageRank.
Setiap halaman diurutkan berdasarkan seberapa banyak situs yang terkait, dari
sebuah premis bahwa situs yang diinginkan pasti lebih banyak terhubung
daripada yang lain. Rangking situs (The PageRank)dari sebuah link halaman dan
jumlah link dari halaman-halaman tersebut merupakan masukan bagi Rangking
situs yang bersangkutan. Hal ini memungkinkan bagi Google untuk mengurutkan
hasilnya berdasarkan seberapa banyak halaman situs yang menuju ke halaman
yang ditemukannya. User interface Google sangat disukai oleh pengguna, dan hal
ini berkembang ke para pesaingnya.