tugas ansis final

27
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI PADA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Andriati Cahyaningsih NPM : 0906600030 Dosen : Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo M.Si JENJANG DOKTOR

Upload: andriati-cahyaningsih

Post on 24-Jul-2015

104 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ansis Final

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI

PADA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

Andriati Cahyaningsih

NPM : 0906600030

Dosen :

Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo M.Si

JENJANG DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA

JAKARTA, JUNI 2010

Page 2: Tugas Ansis Final

1. LATAR BELAKANG

Jakarta sebagai ibu kota negara menjadi pusat dari segala kegiatan ekonomi

dan pemerintahan. Dengan daya tarik ekonomi, laju arus urbanisasi di Jakarta

menjadi cukup tinggi. Permasalahan pun timbul, mulai dari kemiskinan,

kemacetan, pelanggaran pemanfaatan ruang, keterbatasan lahan, kejahatan,

dan masih banyak lagi masalah yang saat ini menjadi sulit untuk diatasi.

Jakarta dipandang sudah tidak mampu lagi menjamin kelayakan hidup seluruh

warganya, karena sudah melebihi daya tampung dan daya dukung. Hal ini

menjadi beban bagi warga dan bagi pengelola wilayah Jakarta.

Jalan keluar dari permasalahan ini antara lain dengan mengendalikan arus

urbanisasi yang masuk ke Jakarta. Pengendalian arus urbanisasi tidak akan

berhasil selama Jakarta masih menjadi daya tarik utama. Oleh sebab itu, perlu

diciptakan lokasi lain yang dapat menjadi daya tarik urbanisasi sebagai upaya

pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah dilakukan dengan

memperhatikan faktor utama pembentuk ruang wilayah, yaitu kondisi fisik,

sosial ekonomi, dan budaya. Pengembangan wilayah dicapai antara lain

melalui pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan semua potensi yang

ada, sekaligus sebagai salah satu daya tarik urbanisasi yang utama.

Salah satu daerah di sekitar Jakarta yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan adalah Provinsi Banten yang mempunyai luas wilayah 8.800,83

km² dan jumlah penduduk 9.083.144 orang. Laju pertumbuhan ekonomi

Provinsi Banten pada tahun 2006 sebesar 5,47% dengan total PDRB atas harga

konstan Rp 61,31 trilyun rupiah. Sektor industri manufaktur merupakan

penyumbang terbesar, yaitu sebesar 49,07%, sedangkan sektor pertanian

hanya 7,89%. Dengan kondisi ini, Provinsi Banten bisa dikembangkan untuk

menjadi pusat pertumbuhan (growth center) baru yang dapat mengalihkan

arus urbanisasi Jakarta.

Meskipun demikian, perlu dilihat lebih mendalam wilayah mana dari Provinsi

Banten yang masih cukup layak untuk dikembangkan. Berdasarkan data 6

kabupaten/kota yang ada, dapat dilihat bahwa saat ini yang merupakan

daerah padat adalah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, baik dari segi

penduduk maupun industri yang berlokasi di kabupaten/kota tersebut. Daerah

1

Page 3: Tugas Ansis Final

lainnya adalah Kabupaten Serang yang mempunyai luas 1.724,09 km² dan

jumlah penduduk 1.834.514 orang, serta laju pertumbuhan ekonomi sebesar

4,40%. Sektor industri manufaktur masih tetap merupakan penyumbang

terbesar dibandingkan sektor lainnya.

Dengan melihat potensi Provinsi Banten, kondisi secara detil di enam

kabupaten/kota, serta sektor yang mempunyai peran utama sebagai

pembangkit laju ekonomi, Kabupaten Serang dipandang sesuai untuk menjadi

pusat pertumbuhan baru melalui sektor industri.

2. PERUMUSAN MASALAH PERMODELAN

Sektor industri, baik industri besar, maupun industri kecil dan menengah,

merupakan salah satu penggerak ekonomi di daerah. Sektor industri di

Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Serang, merupakan sektor yang

mempunyai kontribusi terbesar dalam peningkatan PDRB. Oleh sebab itu,

upaya menjadikan Kabupaten Serang sebagai pusat pertumbuhan baru

dilakukan melalui sektor industri.

Di sisi lain, pembangunan industri selain mempunyai dampak positif juga

mempunyai dampak negatif. Terlebih lagi jika dalam pembangunan industri

menggunakan lahan yang mempunyai potensi sumberdaya alam tinggi. Dalam

hal ini, perlu diketahui keuntungan dan kerugian pengembangan industri bagi

masyarakat dan daerah yang selanjutnya dibandingkan dengan keuntungan

dan kerugian mempertahankan penggunaan lahan yang existing. Penulis

memandang bahwa masalah utama adalah belum adanya model yang dapat

digunakan untuk mengetahui manfaat pembangunan industri bagi masyarakat

Kabupaten Serang dan berapa lama manfaat tersebut dapat dinikmati.

3. SKENARIO AWAL

Dalam RTRW Kabupaten Serang telah ditetapkan lahan untuk industri seluas

258.000 hektar, dan saat ini telah digunakan seluas 82.500 hektar atau 30%

dari luas total. Industri yang berdiri di atas lahan tersebut telah menyerap

2

Page 4: Tugas Ansis Final

tenaga kerja sebanyak 77.929 orang. Setiap satu orang tenaga kerja

memberikan sumbangan ke PAD sebesar 15% dari penghasilan yang berupa

pajak penghasilan. Jumlah pengangguran yang masih tersisa adalah 68.614

orang, dan setiap pengangguran merupakan beban bagi pemerintah daerah

dan mengurangi PAD.

Pertumbuhan industri per tahun sebesar 2%. Pertumbuhan industri akan

membuka lapangan kerja, dimana setiap hektar industri manufaktur dapat

menampung 110 orang tenaga kerja, serta akan menurunkan pengangguran

sebesar 2%. Peningkatan pendapatan daerah akan digunakan untuk

pembangunan infrastruktur sebesar 10 persen, sehingga dapat menjadi daya

tarik untuk meningkatkan investasi dan mendorong pertumbuhan industri.

4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Sistem Dinamik dan Pemodelan

Raden Darmono (2005) menjelaskan bahwa sebagai salah satu pendekatan

dalam dalam permodelan kebijakan, methodology system dynamics

diperkenalkan pertama kali oleh Jay.W.Forrester pada dekade 50-an. Metode

ini muncul sewaktu kelompok Jay Forrester melakukan riset di MIT dengan

mencoba mengembangkan manajemen industri guna mendesain dan

mengendalikan sistem industri (yang merupakan sebuah sistem sosial yang

kompleks). Mereka mencoba mengembangkan metode manajemen untuk

perencanaan industri jangka panjang. Kemudian mereka mengembangkan

suatu sistem yang terdiri atas enam jaringan flow yang saling berinteraksi,

yaitu material, order, uang, personil, kapital, dan informasi. Sistem ini

kemudian diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1961 dengan judul

Industrial Dynamics.

Penelitian kedua setelah Industrial Dynamics yang dilakukan Jay Forrester

adalah upaya menjelaskan perkembangan kota yang dipublikasikan dalam

buku Urban Dynamics pada tahun 1969. Buku ini mencoba menjelaskan siklus

suatu kota melalui model yang dikembangkannya, serta menganalisis

beberapa penyebab pertumbuhan dan penurunan dalam perkembangan kota

serta menguji efek dari suatu program perbaikan kota, termasuk membangun

3

Page 5: Tugas Ansis Final

perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pelatihan kerja serta

pembangunan perusahaan-perusahaan baru terhadap pertumbuhan kota.

Dasar metode System Dynamics adalah analisis sistem. Suatu sistem diartikan

sebagai seperangkat elemen yang saling berinteraksi satu sama lain.

Komponen suatu sistem saling berkaitan dengan pola hubungan yang

berbeda, sedangkan antara sistem dengan lingkungannya (system

environment) mempunyai pola hubungan sangat terbatas.

Suatu sistem dapat terdiri atas beberapa sub-sistem, dimana definisi sistem

juga berlaku di dalamnya. Interaksi yang terjadi sepanjang waktu akan

mempengaruhi keadaan komponen-komponen sistem. Struktur sistem (system

structure) ditentukan oleh hubungan antara elemen-elemennya. Batas sistem

(system boundary) akan memisahkan sistem dari lingkungannya.

System Dynamics mencoba untuk menjelaskan perilaku dari berbagai tindakan

dalam sebagian sistem. Sistem semacam ini disebut sebagai sistem tertutup

(inherent/closed system). Hal ini bukan berarti mengabaikan hubungan antara

sistem dan lingkungannya, melainkan bahwa setiap variabel eksternal yang

tidak memiliki efek pada sistem juga tidak akan dipengaruhi oleh sistem itu

kembali.

Pada sistem tertutup terlihat ciri-ciri sifat dinamis dari suatu sistem, oleh

karena itu dalam metode System Dynamics lebih ditujukan pada sistem

tertutup atau sistem umpan balik. Sistem umpan balik tersebut menyatakan

hubungan sebab akibat variabel-variabel yang melingkar dan bukan hubungan

sebab-akibat searah. Berdasarkan pendekatan system thinking, struktur fisik

maupun struktur pengambilan keputusan dibangun oleh unsur-unsur yang

saling bergantung dan membentuk suatu lingkar tertutup (closed-loop atau

feedback-loop).

Terdapat dua macam hubungan kausal, yaitu hubungan kausal positif dan

hubungan kausal negatif. Umpan balik negatif merupakan suatu proses untuk

mencapai tujuan (goal seeking). Feedback cenderung menjadi penyeimbang

terhadap setiap gangguan dan selalu membawa sistem dalam keadaan yang

stabil. Umpan balik positif terjadi jika perubahan dalam komponen sistem akan

4

Page 6: Tugas Ansis Final

menyebabkan terjadinya perubahan di dalam komponen lainnya yang akan

memperkuat proses awalnya. Umpan balik positif merupakan proses yang

sifatnya tumbuh.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan model System Dynamics

adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi dan definisi masalah

2. Konseptulisasi sistem

3. Perumusan model

4. Analisis perilaku model

5. Pengujian dan Pengembangan model

6. Analisis kebijakan

4.2. Manajemen Kota

Hadi Sabari Yunus (2005) mengemukakan berbagai teori yang terkait dengan

manajemen spasial kota. Manajemen kota terbagi menjadi tiga bagian sesuai

pembagian kelas kota, yaitu manajemen spasial kota besar, manajemen

spasial kota sedang dan manajemen spasial kota kecil.

Salah satu cara untuk memberdayakan peranan kota-kota menengah adalah

dengan mendorong investasi ekonomi pada kota-kota ini. Kota-kota menengah

yang lokasinya jauh dari kota-kota besar menjadi prioritas utama, karena akan

mengangkat peran kota-kota menengah tersebut menjadi growth center baru

dan berperan sebagai katalisator pembangunan di wilayah sekitarnya.

Selanjutnya kota-kota menengah yang kemudian menjadi growth center baru

tersebut juga akan berperan sebagai kota-kota besar dan akan memunculkan

growth center yang baru pula, demikian seterusnya. Suatu growth center

adalah suatu kota yang merupakan konsentrasi industri dan perdagangan dan

mampu menjadi katalisator pembangunan ekonomi di wilayah sekitarnya.

Dalam hal ini dikenal ada dua macam growth center yaitu pusat pertumbuhan

alami (natural growth center/NGC) dan pusat pertumbuhan artisial (artificial

growth center/AGC). Natural Growth Center adalah pusat pertumbuhan yang

kemunculannya disebabkan oleh kekuatan mekanisme pasar dan operasi

investasi privat (private investments). Beberapa pengarang menyebutnya

5

Page 7: Tugas Ansis Final

sebagai spontaneous growth center yang kemunculannya terjadi secara

spontan dan merupakan konsekuensi spasial karena adanya faktor-faktor

pendukung perkembangan wilayah seperti sumberdaya alami maupun

manusia serta aksesibilitas yang tinggi.

Hal ini berbeda dengan AGC yang kemunculannya merupakan bentuk

rekayasa dan dirancang sedemikian rupa dengan tujuan tertentu. Dalam hal

ini investasi di kota-kota menengah tidak semata-mata merupakan private

investments namun juga terdapat banyak investasi publik (public investments)

yang berfungsi sebagai instrumen untuk mengarahkan pertumbuhan agar

tidak hanya terpusat di kota-kota besar saja. Adanya investasi baik private

maupun public ini diharapkan peranan kota-kota menengah yang telah dipilih

sebagai lokasi investasi tersebut akan berkembang dan mampu menjadi pusat

pertumbuhan baru serta berperan sebagai katalisator pembangunan bagi

daerah sekitar. Istilah lain dari AGC adalah induced growth center.

Investasi modal dan penempatan industri-industri besar di kota-kota yang

dipilih, khususnya kota-kota menengah tersebut diharapkan akan mampu

menimbulkan efek ganda (multiplier effects) yang terjadi karena cumulative

cautions. Pola pikir yang dapat dikemukakan adalah dengan munculnya

industri-industri baru tersebut akan memicu munculnya bidang pekerjaan baru

dan berkembangnya kesempatan kerja baru yang menarik penduduk untuk

bertempat tinggal di kota itu. Kondisi ini secara teoritis diharapkan akan

mampu mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat dan makin baiknya

prasarana kehidupan kota. Perbaikan prasarana kota pada tahapan berikutnya

akan menarik investasi modal dan industri baru dan demikian seterusnya

sehingga kota menengah tersebut akan terus berkembang semakin kuat

menjadi pusat pertumbuhan baru di wilayah yang dianggap terbelakang atau

miskin dan akan menimbulkan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.

Hal inilah yang disebut efek ganda dan persebaban kumulatif.

4.3. Kawasan Industri

Usaha industri manufaktur merupakan sektor yang sangat penting untuk

memajukan perekonomian nasional, menambah devisa negara dan

penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia

6

Page 8: Tugas Ansis Final

berkembang sangat pesat dan tersebar secara acak (sporadis) mengarah pada

kebutuhan industri untuk dekat dengan sumber bahan baku, pasar, pelabuhan

dan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Kondisi ini yang kemudian berkembang

menjadi masalah kerusakan lingkungan dan tata ruang.

Mengantisipasi dampak kerusakan lingkungan dan tata ruang, pemerintah

sejak tahun 1970-an telah mulai melakukan pembangunan kawasan industri.

Saat itu pembangunan kawasan industri hanya boleh dilakukan oleh

Pemerintah melalui BUMN. Pembangunan kawasan industri oleh pihak swasta,

baik asing maupun dalam negeri, dimulai sejak dikeluarkannya Keppres nomor

53 tahun 1989 tentang Kawasan Industri. Kebijakan ini merupakan antisipasi

kebutuhan lahan bagi kegiatan industri yang semakin meningkat sejalan

dengan meningkatnya investasi asing.

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, peningkatan jumlah industri,

peningkatan jumlah penduduk dan ketersediaan lahan yang semakin terbatas,

serta berbagai masalah yang dihadapi dalam pengembangan kawasan

industri, perlu suatu peraturan perundangan baru. Pada tahun 2009, terbit

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri.

Peraturan Pemerintah tersebut merupakan usaha pemerintah dalam

mendorong dan mengupayakan iklim investasi disektor industri manufaktur

yang lebih baik dan mampu bersaing dengan negara lainnya melalui peran

dan keberadaan kawasan industri sebagai sarana memajukan industri nasional

untuk menghadapi persaingan investasi yang semakin ketat.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan

Industri, setiap perusahaan industri yang akan menjalankan kegiatan industri

setelah terbitnya peraturan ini, wajib berlokasi di dalam kawasan industri,

yaitu kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan

sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh

Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.

Tujuan pembangunan kawasan industri adalah:

1. Mengendalikan pemanfaatan ruang;

2. Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan;

3. Mempercepat pertumbuhan industri di daerah;

7

Page 9: Tugas Ansis Final

4. Meningkatkan daya saing industri;

5. Meningkatkan daya saing investasi; dan

6. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan

infrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor terkait.

5. DIAGRAM SIMPAL KAUSAL

Diagram simpal kausal pengaruh kawasan industri pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Serang Provinsi Banten ini, terdiri dari

2 simpal kecil dan 1 simpal besar, dan ketiganya merupakan simpal positif

(reinforce loop). Simpal pertama (R1) menunjukkan hubungan sebab akibat

antara industri, lapangan pekerjaan, dan PAD. Simpal kedua (R2) menunjukkan

hubungan sebab akibat antara lapangan pekerjaan dan jumlah pengangguran.

Simpal ketiga (R3) yang merupakan simpal besar menunjukkan hubungan

sebab akibat antara industri, lapangan pekerjaan, jumlah pengangguran, dan

PAD.

Diawali dengan munculnya industri baru, akan memicu munculnya bidang

pekerjaan baru dan berkembangnya lapangan kerja baru yang menarik

penduduk untuk bertempat tinggal di kota itu. Lapangan kerja yang baru akan

mampu mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat yang dicerminkan

dengan kemampuan membayar pajak, dan selanjutnya menjadi tambahan

bagi pendapatan daerah (PAD). Dengan terbukanya lapangan kerja, jumlah

pengangguran menjadi berkurang dan sekaligus mengurangi beban

pemerintah daerah, sehingga PAD dapat ditingkatkan. Sebagian dari

pendapatan daerah (PAD) tersebut dapat digunakan untuk menambah dan

memperbaiki infrastruktur yang merupakan faktor daya tarik investasi,

sehingga jumlah industri bertambah.

8

Page 10: Tugas Ansis Final

Gambar 1. Diagram Simpal Kausal Pengaruh Kawasan Industri Terhadap

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Serang Provinsi Banten

6. ASUMSI

Asumsi yang digunakan dalam menyusun permodelan ini adalah:

1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diasumsikan dicapai melalui

berkurangnya jumlah pengangguran, peningkatan lapangan kerja, dan

peningkatan PAD.

2. Setiap 1 industri manufaktur diasumsikan menggunakan lahan seluas 1,5

hektar dan menampung 100 tenaga kerja.

3. Setiap lapangan kerja untuk 1 orang, diasumsikan menyumbang PAD

sebesar 15% dari UMR sesuai dengan pajak penghasilan.

4. Kerugian akibat pengangguran setiap 1 orang, diasumsikan mengurangi

PAD sebesar 15% dari UMR.

5. UMR di Kabupaten Serang diasumsikan sama dalam 10 tahun yaitu Rp.

1.030.00,00 per orang.

6. PAD diasumsikan digunakan untuk pembangunan sebesar 90%.

9

Page 11: Tugas Ansis Final

7. SIMULASI

7.1. Stock Flow Diagram (SFD)

Gambar 2. SFD Pengaruh Kawasan Industri Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Serang Provinsi Banten

7.2. Persamaan Powersim

init Industri = 82500

flow Industri = +dt*Industri_Tumbuh

doc Industri = Luas industri yang terdapat di Kabupaten Serang pada tahun

2006

unit Industri = hektar

init Jumlah_Pengangguran = 68614

flow Jumlah_Pengangguran = +dt*Laju_Jumlah_Pengangguran

unit Jumlah_Pengangguran = orang

init Lapangan_Kerja = 77929

flow Lapangan_Kerja = +dt*Laju_Jumlah_Lapangan_Kerja

unit Lapangan_Kerja = orang

init PAD = 7637022040

10

Page 12: Tugas Ansis Final

flow PAD = -dt*Penggunaan_PAD

+dt*Laju_Pertumbuhan_PAD

unit PAD = rupiah

aux Industri_Tumbuh = (Lahan_Industri-

(Industri*Fraksi_Industri_Tumbuh))*Peningkatan_Investasi_Oleh_PAD

unit Industri_Tumbuh = hektar per tahun

aux Laju_Jumlah_Lapangan_Kerja = Lapangan_Kerja+

(Konstanta_Laker_Industri*Industri)-Jumlah_Pengangguran

unit Laju_Jumlah_Lapangan_Kerja = orang per tahun

aux Laju_Jumlah_Pengangguran = Jumlah_Pengangguran-

(Lapangan_Kerja*Konstanta_Jumlah_Pengangguran)

unit Laju_Jumlah_Pengangguran = orang per tahun

aux Laju_Pertumbuhan_PAD = PAD+

(Lapangan_Kerja*Konstanta_Laker_PAD*UMR_Serang_2010)-

(Kerugian_Akibat_Pengangguran*UMR_Serang_2010)

unit Laju_Pertumbuhan_PAD = rupiah

aux Penggunaan_PAD = 0.9*PAD

aux Kerugian_Akibat_Pengangguran =

Jumlah_Pengangguran*Fraksi_Kerugian

unit Kerugian_Akibat_Pengangguran = persen

aux Lahan_Industri = Industri*Fraksi_Lahan_P_Industri

unit Lahan_Industri = hektar

aux Peningkatan_Investasi_Oleh_PAD =

GRAPH(PAD,7000000000,100000000000000,

[1,1.001,1.0012,1.0016,1.0021,1.0029,1.0044,1.0062,1.0085,1.011,1.02"Min:1

;Max:1.02;Zoom"])

const Fraksi_Industri_Tumbuh = 0.002

doc Fraksi_Industri_Tumbuh = Presentase pertumbuhan industri per tahun

unit Fraksi_Industri_Tumbuh = persen per tahun

const Fraksi_Kerugian = 0.15

unit Fraksi_Kerugian = persen per orang

const Fraksi_Lahan_P_Industri = 0.2

doc Fraksi_Lahan_P_Industri = fraksi lahan peruntukan industri

unit Fraksi_Lahan_P_Industri = persen per tahun

const Konstanta_Jumlah_Pengangguran = 0.02

11

Page 13: Tugas Ansis Final

doc Konstanta_Jumlah_Pengangguran = Presentase pengangguran per tahun

unit Konstanta_Jumlah_Pengangguran = persen per tahun

const Konstanta_Laker_Industri = 110

doc Konstanta_Laker_Industri = Jumlah orang yang dapat ditampung oleh

setiap industri per hektar

unit Konstanta_Laker_Industri = orang per hektar per tahun

const Konstanta_Laker_PAD = 0.15

unit Konstanta_Laker_PAD = persen

const UMR_Serang_2010 = 1030000

unit UMR_Serang_2010 = rupiah per orang

7.3. Analisis Dimensi

Analisis dimensi adalah suatu proses untuk melihat kesesuaian satuan dari

suatu variabel dengan variabel lain yang mempengaruhi variabel tersebut.

Analisis dimensi yang digunakan pada pemodelan ini adalah analisis laju

pertumbuhan industri tumbuh, yaitu:

Industri_Tumbuh = Lahan_Industri – (Industri x Fraksi_Industri_Tumbuh)

Ha = Ha – (Ha x persen)

Ha = Ha

8. ANALISIS GRAFIK SIMULASI

Model ini disusun berdasarkan teori pusat pertumbuhan artisial (artificial

growth center/AGC). Penerapan teori ini dilakukan pada penempatan kawasan

industri di Kabupaten Serang Provinsi Banten agar daerah ini tumbuh menjadi

pusat pertumbuhan (growth center). Simulasi dilakukan selama 10 tahun

untuk mengetahui pola pengaruh kawasan industri terhadap peningkatan dan

penurunan jumlah pengangguran.

12

Page 14: Tugas Ansis Final

Gambar 3. Hasil Simulasi Luas Kawasan Industri

Pertumbuhan industri sebesar 2% setiap tahun, dalam kondisi nyata

dipengaruhi oleh supply – demand. Berdasarkan grafik pada Gambar 3 yang

menunjukkan pola pertumbuhan industri yang terus meningkat setiap tahun,

dapat diartikan bahwa industri akan terus tumbuh untuk memenuhi kebutuhan

atau permintaan akan produk industri. Secara umum, permintaan akan

meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk.

Dalam jangka waktu 10 tahun, luas lahan yang digunakan untuk industri

mencapai 510.000 hektar. Di sisi lain, dalam RTRW Kabupaten Serang telah

ditetapkan lahan untuk industri seluas 258.000 hektar. Hal ini menunjukkan

bahwa pertumbuhan industri telah melampaui ketersediaan lahan untuk

industri. Dalam grafik dapat dilihat bahwa jumlah industri telah melampaui

ketersediaan lahan sejak tahun ke 6.

Pengaruh pertumbuhan industri yang terus meningkat setiap tahun

ditunjukkan oleh Gambar 4 dan Gambar 5. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa

jumlah lapangan kerja terus meningkat, bahkan pada tahun ke 8 hingga tahun

ke 10 terjadi peningkatan yang tajam. Hal ini sejalan dengan grafik jumlah

pengangguran pada Gambar 5. Jumlah pengangguran mulai terlihat menurun

setelah tahun ke 4 dan mulai menurun tajam pada tahun ke 8. Jumlah

pengangguran yang negatif menunjukkan bahwa lapangan kerja yang tersedia

tidak dapat dipenuhi oleh jumlah tenaga kerja (pengangguran) yang ada di

Kabupaten Serang, sehingga terbuka kesempatan kerja bagi pengangguran

yang ada di luar daerah.

13

Page 15: Tugas Ansis Final

Gambar 4. Hasil Simulasi Jumlah Lapangan Kerja

Gambar 5. Hasil Simulasi Jumlah Pengangguran

Sejalan dengan pertumbuhan industri yang berdampak pada peningkatan

lapangan kerja dan penurunan jumlah pengangguran, PAD di Kabupaten

Serang terlihat meningkat dan mengalami peningkatan tajam setelah tahun ke

9. Peningkatan PAD terjadi sebagai dampak bertambahnya lapangan kerja

yang berarti bertambahnya pemasukan dari pajak penghasilan. Peningkatan

PAD juga terjadi karena berkurangnya beban pemerintah daerah atas

pengangguran. Grafik peningkatan PAD dapat dilihat pada Gambar 6.

14

Page 16: Tugas Ansis Final

Gambar 6. Hasil Simulasi Pertumbuhan PAD

Tabel 1. Hasil Simulasi Pertumbuhan PAD dan Luas Kawasan Industri

Gambar 7. Hasil Simulasi Pertumbuhan PAD dan Luas Kawasan Industri

Tabel 1 dan Gambar 7 menunjukkan perbandingan antara peningkatan PAD

dan pertumbuhan industri. Setiap peningkatan PAD akan memberikan

pengaruh pada pertumbuhan industri. Logika yang digunakan dalam simulasi

ini adalah berdasarkan pada upaya yang ditempuh pemerintah daerah

mengalokasikan sekitar 10% dari PAD untuk membangun dan memperbaiki

infrastruktur sebagai daya tarik investasi. Angka pertumbuhan industri sebagai

akibat dari pembangunan infrastruktur dari dana PAD ditetapkan sebesar 2%

setiap kenaikan PAD sebesar 1 trilyun rupiah. Penetapan angka pertumbuhan

industri oleh PAD ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

15

Page 17: Tugas Ansis Final

Tabel 2 dan Gambar 8 merupakan perbandingan antara pertumbuhan industri,

jumlah lapangan kerja, jumlah pengangguran dan peningkatan PAD.

Semuanya menunjukkan bahwa pertumbuhan industri diikuti oleh peningkatan

lapangan kerja dan PAD, serta turunnya jumlah pengangguran. Pertumbuhan

industri yang meningkat secara tetap setiap tahun memberikan dampak yang

cukup besar pada ketersediaan lapangan kerja dan PAD setelah tahun ketiga.

Namun pengaruh besar pada pengangguran baru dimulai setelah tahun ke 5.

Tabel 2. Hasil Simulasi Luas Kawasan Industri, Jumlah Lapangan Kerja, Jumlah

Pengangguran, dan Pertumbuhan PAD

16

Page 18: Tugas Ansis Final

Gambar 8. Hasil Simulasi Luas Kawasan Industri, Jumlah Lapangan Kerja,

Jumlah Pengangguran, dan Pertumbuhan PAD

Dari proses pembuatan model dan analisis hasil simulasi, penulis menemukan

masalah baru yang memerlukan pemecahan dan sekaligus menjadi peluang,

yaitu:

1. Pertumbuhan industri di Kabupaten Serang dalam jangka waktu 6 tahun ke

depan telah melampaui ketersedian lahan untuk industri yang telah

ditetapkan.

2. Jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Serang tidak dapat

memenuhi ketersedian lapangan kerja yang terus meningkat sejalan

dengan pertumbuhan industri.

3. Belum ada angka pasti yang menyatakan korelasi antara peningkatan PAD

dengan pertumbuhan industri.

Pertumbuhan industri yang melampaui batas ketersediaan lahan memerlukan

pemecahan, karena pertumbuhan industri yang memberikan pengaruh positif

pada kesejahteraan masyarakat tidak boleh dihentikan pada waktu kurang

dari 10 tahun. Di sisi lain perlu diperhatikan juga bahwa pertumbuhan industri

tidak boleh merusak lingkungan melalui pelanggaran RTRW. Oleh sebab itu,

17

Page 19: Tugas Ansis Final

upaya yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan penghematan lahan dari

setiap industri. Penghematan lahan dapat ditempuh dengan mengembangkan

bangunan industri secara vertikal, yaitu dengan perluasan ke atas untuk

industri lama dan mengurangi batas maksimal penggunaan lahan untuk

industri baru. Upaya ini memerlukan penelitian yang lebih mendalam karena

perluasan industri secara vertikal sangat terkait dengan teknologi dan proses

produksi setiap jenis industri.

Jumlah pengangguran di Kabupaten Serang yang tidak dapat memenuhi

ketersediaan lapangan kerja merupakan suatu keuntungan, baik bagi

Kabupaten Serang maupun daerah lain di sekitarnya. Lapangan kerja yang

tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat Kabupaten Serang, dapat dipenuhi oleh

masyarakat dari daerah lain, sehingga dapat menjadi peluang untuk menarik

arus urbanisasi yang sebelumnya selalu menuju DKI Jakarta. Meskipun

demikian, perlu disusun kebijakan yang dapat mengantisipasi dampak negatif

dari perpindahan arus urbanisasi yang sudah dapat dipastikan akan

menimbulkan masalah lingkungan terutama dalam hal penggunaan lahan

yang tidak sesuai peruntukannya.

Secara keseluruhan, pertumbuhan industri dapat menjadi pemecahan masalah

pengendalian arus urbanisasi sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Namun masalah yang selalu timbul sebagai dampak negatif

adalah masalah lingkungan, yang dalam simulasi model ini ditunjukkan oleh

kesenjangan antara kebutuhan lahan dan ketersediaan lahan.

9. KESIMPULAN

Dari hasil simulasi dan analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan:

1. Pertumbuhan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan lapangan kerja.

2. Pertumbuhan industri dapat menjadikan Kabupaten Serang sebagai pusat

pertumbuhan baru dan dapat mengalihkan arus urbanisasi yang

sebelumnya selalu menuju DKI Jakarta.

3. Perlu dibuat kebijakan untuk mengantisipasi dampak negatif pertumbuhan

industri dan arus urbanisasi.

18

Page 20: Tugas Ansis Final

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh langsung

peningkatan PAD pada pertumbuhan industri.

19

Page 21: Tugas Ansis Final

DAFTAR PUSTAKA

Darmono, Raden. 2005. Pemodelan System Dynamics Pada Perencanaan

Penataan Ruang Kota. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Yogyakarta.

Dirdjojuwono, Roestanto W. 2003. Kawasan Industri Indonesia, Sebuah konsep

Perencanaan dan Aplikasinya. Pustaka Wira Usaha Muda, Bogor.

Djunaedi, Achmad. 2008. Proses Perencanaan Strategis Untuk Perkotaan

(Secara Umum). Bahan Kuliah. Program Magister Perencanaan Kota dan

Daerah (MPKD) Universits Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kartikasari, S.N. 2001. Mengelola Konflik, Keterampilan dan Strategi Untuk

Bertindak. The British Council of Indonesia, Jakarta.

Koestoer, Reldi Hendro. 2001. Dimensi Keruangan Kota, Teori dan Kasus.

Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Lingkungan Hidup, Kementerian Negara. 2009. Kajian Kritis Undang-undang

Terkait Penataan Ruang dan Sumberdaya Alam. Kementerian Negara

Lingkungan Hidup, Jakarta.

Lingkungan Hidup, Kementerian Negara. 2009. Pedoman Penentuan Daya

Dukung Lingkungan Hidup Wilayah. Kementerian Negara Lingkungan Hidup,

Jakarta.

Muhammadi. Aminullah, Erman. Soesilo, Budhi. 2001. Analisa Sistem Dinamis

Lingkungan Hidup, Sosial. Ekonomi, Management. UMJ Press, Jakarta.

Pekerjaan Umum, Departemen. 2007. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan

Umum, Jakarta.

Perindustrian, Departemen. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

2009 Tentang Kawasan Industri. Departemen Perindustrian, Jakarta.

Pontoh, Nia Kurniasih. 2002. Beberapa Pendekatan Perencanaan dan Contoh

Penerapannya di Berbagai Negara. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

20

Page 22: Tugas Ansis Final

Pradono, Haryo Winarso., Zulkaidi, Denny., Miharja, Miming. 2002. Pemikiran

dan Praktek Perencanaan dalam Era Transformasi di Indonesia. Institut

Teknologi Bandung, Bandung.

Ridwan, Juniarso. Sodik, Achmad. 2008. Hukum Tata Ruang Dalam Konsep

Kebijakan Otonomi Daerah. Nuansa, Bandung.

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah, Realita dan

Tantangan. Bumi Aksara, Jakarta.

Septiana, Tiara Citra. 2009. Aplikasi Teori Weber Dalam Menentukan Lokasi

Industri di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.

http://kasihdalamkata.blogspot.com/2009/07/ aplikasi-teori-weber-dalam-

menentukan.html

Yunus, Hadi Sabari. 2008. Manajemen Kota, Perspektif Spasial. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

21