tugas 4 teknologi herbal.doc

5
Tugas 4 Teknologi Herbal Oleh Berry Elen – 1006706151 Menurut Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, seorang pakar pengobatan tradisional dalam buku “Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit”. Setiap ramuan herbal masing-masing memiliki karakteristik khusus untuk dipersiapkan hingga dapat dikonsumsi. Ramuan herbal tersebut pada umumnya dipisahkan dengan proses ekstraksi. Secara umum, ekstraksi pada tumbuhan herbal hingga dapat dikonsumsi dapat dilakukan dengan langkah seperti berikut : 1. Mencuci simplisia tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih. 2. Menggunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis agar saat perebusan zat-zat yang terkandung didalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. Bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk) dengan cara ditumbuk dan dikeringkan. Pengeringan dapat langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung. Dapat juga diangin-anginkan, tergantung dari ketebalan atau kandungan airnya. 3. Menyeduh langsung bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) dengan air panas atau mendidih. 4. Untuk bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya hancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum memasukkan bahan lain.

Upload: cebokan

Post on 20-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 4 Teknologi Herbal.doc

Tugas 4 Teknologi HerbalOleh Berry Elen – 1006706151

Menurut Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, seorang pakar pengobatan tradisional dalam buku “Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit”. Setiap ramuan herbal masing-masing memiliki karakteristik khusus untuk dipersiapkan hingga dapat dikonsumsi. Ramuan herbal tersebut pada umumnya dipisahkan dengan proses ekstraksi. Secara umum, ekstraksi pada tumbuhan herbal hingga dapat dikonsumsi dapat dilakukan dengan langkah seperti berikut :

1. Mencuci simplisia tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih.

2. Menggunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis agar saat perebusan zat-zat yang terkandung didalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. Bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk) dengan cara ditumbuk dan dikeringkan. Pengeringan dapat langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung. Dapat juga diangin-anginkan, tergantung dari ketebalan atau kandungan airnya.

3. Menyeduh langsung bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) dengan air panas atau mendidih.

4. Untuk bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya hancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum memasukkan bahan lain.

5. Menggunakan air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya untuk merebus. Pastikan jumlahhnya cukup sehingga seluruh bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3cm.

6. Untuk merebus bahan berkhasiat obat, menggunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci beling. Tidak menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan. Logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide. Zat tersebut menimbulakan endapan pada air dalam mengobati penyakit. Selama proses perebusan, tidak terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.

7. Menggunakan api sesuai dengan jenis herbal yang direbus.

Page 2: Tugas 4 Teknologi Herbal.doc

* Api kecil: Digunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum, seperti ginseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya terserap kedalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam). Api kecil dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar kandungan toksinnya berkurang.* Api besar: Menggunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.

8. Jika tidak ada ketentuan lain, maka perebusan dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula, misalnya 800 cc menjadi 400 cc. Jika bahan yang direbus kebanyakan berupa bahan keras, seperti biji atau batang maka air rebusan disisakan sepertiganya, misalnya 600 cc menjadi 200 cc.

9. Jika mengandung bahan kering, umumnya dosis (takaran) setengah dari jumlah bahan segar. Misalnya, pemakaian daun sendok segar pemakaiannya 90 gram dan jika kering 15 gram.

10. Memastikan dosis tumbuhan obat sesuai dengan yang dianjurkan. Umumnya, 1 resep tumbuhan obat dibagi untuk 2 kali minum sehari. Sisa ampas rebusan pertama dapat direbus sekali lagi untuk 1 kali minum pada sore atau malam hari.

11. Meminum rebusan sari tumbuhan obat dalam keadaan hangat dan setelahnya pakai baju tebal atau selimut. Namun, untuk jenis herbal tertentu, seperti rebusan biji pinang harus diminum dingin untuk menghindari kotraksi dengan lambung yang mengakibatkan mual, muntah, dan kram perut.

12. Umumnya, rebusan herbal diminum sebelum makan agar mudah terserap. Namun, untuk ramuan obat yang dapat merangsang lambung, minum setelah makan. Minum ramuan obat yang berkhasiat sebagai penguat (tonikum) pada waktu pagi hari sewaktu perut kosong. Untuk ramuan yang berkhasiat sebagai penenang, misalnya untuk insomnia, minum menjelang tidur.

13. Lakukan pengobatan secara teratur. Yang perlu diingat, pengobatan herbal membutuhkan kesabaran karena tidak langsung terasa manfaatnya, tetapi bersifat konstruktirf (memperbaiki/ membangun). Efek obat kimiawi memang terasa cepat,

Page 3: Tugas 4 Teknologi Herbal.doc

tetapi bersifat desktruktif. Karena sifatnya itu, herbal tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama penyakit-penyakit infeksi yang bersifat akut (medadak), seperti demam berdarah, muntaber, dan lainnya yang harus segera mendapat pertolongan medis. Tanaman obat lebih diutamakan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang bersifat kronis (menahun).

14. Pengobatan herbal dapat dikombinasikan dengan obat kimiawi, terutama untuk penyakit kronis yang susah disembuhkan, seperti kanker agar diperoleh hasil pengobatan yang lebih efektif. Aturan minum obat herbal sekitar 2 jam setelah pemakaian obat kimiawi

Sedangkan bila objektif yang ingin dipenuhi, hanyalah untuk menggekstraksi tanaman Ginkgo maka tidak seluruh langkah-langkah diatas harus dipenuhi. Mengingat bahwa seluruh tumbuhan Ginkgo aman dikonsumsi oleh manusia.

Cara Mengolah Daun Ginkgo Biloba (Ekstraksi)1. Mencuci Ginkgo Biloba dengan air mengalir sampai bersih.

2. Menumbuk daun Ginkgo kemudian seduh langsung dengan air panas atau mendidih.

3. Menggunakan air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya untuk merebus. Memastikan jumlahhnya cukup sehingga seluruh bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3cm.

4. Menggunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci beling. Jangan menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan. Logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide. Zat tersebut menimbulakan endapan pada air dalam mengobati penyakit. Selama perbusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.

5. Menggunakan api sesuai dengan jenis herbal yang direbus.- Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.

6. Ginkgo Biloba siap diminum dan berkhasiat untuk tubuh.

Referensi :

Wijayakusuma, Hembing. 2004. Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Jakarta : Balai Pustaka