tugas audit teknologi

17
Audit Teknologi KWH Meter Digital dengan KWH Meter Analog MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Audit Teknologi Dosen: Prof.Dr.rer.pol.Ir. Didik Notosudjono, Msc. Oleh : Alry Purwariyadi 0541 11 021 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2014

Upload: alry-purwariyadi

Post on 24-Nov-2015

112 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • Audit Teknologi KWH Meter Digital dengan KWH Meter Analog

    MAKALAH

    Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

    Audit Teknologi

    Dosen:

    Prof.Dr.rer.pol.Ir. Didik Notosudjono, Msc.

    Oleh :

    Alry Purwariyadi

    0541 11 021

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN

    BOGOR

    2014

  • 1

    Tema : Audit Teknologi KWH Meter Digital dengan KWH Meter Analog.

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Pertumbuhan

    ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

    berbanding lurus dengan pertumbuhan kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh

    masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk di Indonesia,

    Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun

    2012, konsumsi energi selalu tumbuh rata-rata 7,1% per tahun, dan konsumsi energi

    di Indonesia didominasi oleh sektor industri dan transportasi. Pola pemanfaatan energi

    primer di dalam negeri masih didominasi oleh minyak bumi sebesar 46,7%, gas bumi

    20,6%, batubara 27,4%, dan EBT 5,3%. Demikian pula pemanfaatan energi finalnya.

    Total kosumsi energi final yang mencapai 805,6 juta BOE masih didominasi oleh

    BBM sebesar 47,1 %.

    PLN sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan program pemasangan KWH

    meteran listrik sistem Pulsa (pra bayar). Setiap permohonan pemasangan listrik baru

    hanya tersedia satu pilihan, yaitu Listrik pra bayar. Meteran lama konvensional (pasca

    bayar) perlahan-lahan akan diganti dengan Pra bayar. Masyarakat dianjurkan

    bermigrasi dari sistem lama beralih ke Listrik sistem pulsa. PLN menyediakan layanan

    listrik prabayar dengan tujuan penghematan listrik negara. Karena pemakaian yang

    berlebihan dapat merugikan nilai subsidi listrik yang diberikan oleh pemerintah yang

    seharusnya bisa digunakan untuk meng-subsidi kebutuhan rakyat lainnya seperti

    bahan makanan pokok dan kebutuhan lainnya.

    Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik pasca bayar, yaitu

    Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan

    berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan

    rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang

    terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat

    atau tidak membayar rekaning listrik setelah waktu tertentu. Mekanisme tersebut di

    atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar (prabayar). Pada sistem listrik pintar,

    pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang

  • 2

    akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan

    ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem

    token (pulsa) atau stroom.

    MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa

    dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai

    kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan bisa lebih mudah

    mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah

    pembelian listrik. Dengan menggunakan Listrik Pintar, pelanggan tidak perlu

    berurusan dengan pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak

    perlu terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan.

    1.2. Tujuan Audit

    Tujuan makalah audit ini, yaitu :

    1. Memberi pemahaman tentang perbedaan penggunaan teknologi KWh meter

    digital pra-bayar dan KWh meter analog paskah-bayar.

    2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan daripada teknologi KWH meter Digital

    dan Analog

    3. Menjadi solusi penerapan penggunaan KWh meter pra-bayar dalam masalah

    pengimplementasiannya di lapangan.

    4. Mendukung program PT.PLN dalam upaya penghematan listrik negara.

    1.3. Ruang Lingkup

    Audit implementasi ini masih terbatas pada kebijakan program pemasangan KWH

    meteran listrik sistem Pulsa (pra-bayar). Pada sistem listrik pintar, pelanggan

    mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan

    dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke

    dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem

    token (pulsa). Permasalahan dilapangan yang sering terjadi adalah kendala teknis,

    karena KWH meter Pra-bayar memiliki Intelegensi digital yang akurat, dari mulai

    pendeteksian instalasi yang buruk, pemasangan Pentanahan (ground) yang tidak

    benar, kelebihan beban pada kabel yang kurang sesuai. Maka untuk memproteksi

    terjadinya konsleting (loncatan api) terkadang KWH Pra-bayar tidak bisa diisi pulsa

    dengan menunjukan kode error.

  • 3

    II. TEORI AUDIT TEKNOLOGI

    2.1. Audit Teknologi

    Audit Teknologi merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi titik-titik

    kelemahan yang terjadi pada suatu sistem guna merencanakan, menganalisa dan

    merekomendasikan langkah langkah dalam meningkatkan efisiensi kerja teknologi

    tersebut.

    Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh

    pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang

    seharusnya. Teknik audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-

    teknik audit digunakan dalam suatu prosedur audit untuk mencapai tujuan audit. Ada

    beberapa prosedur audit terhadap pengendalian yang harus dilakukan langsung oleh

    auditor (secara manual), dan beberapa prosedur yang dapat menggunakan dukungan

    komputer.

    Menurut Arens dalam bukunya Auditing Ana Assurance Services, 9th Edition, teknik audit

    ada tujuh, yaitu pengujian fisik(physical examination), konfirmasi ( confirmation ),

    dokumentasi( documentation),prosedur analitis analytical procedures ), wawancara kepada

    klien (inquiries of theclient ) , hitung uji ( reperfomance ) ,dan observasi ( observation).

    2.2. Pengukuran Besaran Listrik

    Dalam suatu rangkaian listrik, terdapat berbagai komponen listrik dengan besar

    dan satuannya masing-masing. Untuk mendapatkan besar nilai-nilai tersebut,

    diperlukan pengukuran besaran listrik. Pengukuran yang dilakukan pada pengujian

    ini adalah pengukuran arus dan tegangan efektif bolak-balik, pengukuran daya dan

    faktor daya serta pengukuran energi.

    2.2.1. Pengukuran arus dan tegangan efektif bolak-balik.

    Sumber tegangan yang tersedia untuk konsumen listrik, rumah tangga dan

    industri, adalah tegangan sinusoidal yang memiliki frekuensi 50 Hz dan tegangan

    220 V. ini berarti tegangan maksimumnya adalah 220 2 V atau sekitar 311,1 V

    sedangkan tegangan efektifnya adalah 220 V. Harga ini adalah ukuran

    keefektifan sumber tegangan bolak-balik dalam memberikan daya pada sebuah

    beban penahan.

    Nilai efektif dari setiap arus bolak-balik sama dengan nilai dari arus searah

    yang mengalir melalui tahanan R yang sama. Daya yang diberikan oleh arus searah

    terhadap tahanan R adalah sama dengan daya yang diberikan oleh arus bolak-

  • 4

    balik. Arus bolak-balik yang diberikan terhadap tahanan R memiliki daya sesaat

    sebesar i2R. Kemudian suatu arus searah mengalir melalui tahanan R yang sama dan

    menjaga agar arus searah dan memperoleh harga daya yang sama dengan rata-rata

    arus bolak-balik. Besar arus searah tersebut adalah arus efektif dari arus bolak-balik.

    Faktor 2 merupakan faktor perbandingan harga maksimum dari arus periodik

    dengan nilai efektifnya dan hanya dipakai jika fungsi periodik tersebut berupa

    sinusoidal.

    2.2.2. Pengukuran daya dan faktor daya

    Untuk sumber arus bolak-balik daya yang berubah terhadap waktu atau daya

    sesaat merupakan perkalian antara tegangan dan arus.

    S(t) = V(t) I(t)

    Untuk tahanan murni R, daya yang dipakai adalah positif sehingga daya yang

    dikembalikan ke sumber adalah 0. Untuk insuktansi, ketika mendapat energi bolak-

    balik, untuk setengah periode akan menyimpan energi elektromagnetis, dan

    mengembalikan energi tersebut pada sumbernya pada setengah periode berikutnya.

    Sehingga daya rata-ratanya adalah 0.Faktor daya adalah perbandingan antara

    daya aktif terhadap daya kompleks. Dapat dinyatakan dengan :

    Cos =

    Untuk pembebanan resistif murni, faktor dayanya adalah 1, untuk induktif

    murni dan kapasitif murni faktor dayanya adalah 0. Beban kapasitif memiliki

    faktor daya leading, dan beban induktif memiliki faktor daya lagging.

    2.2.3. Pengukuran Energi

    Energi dalam hal ini adalah energi listrik yang merupakan perkalian dari daya

    yang digunakan dengan waktu atau pemakaian daya selama waktu tertentu.

    E = P t

    E = (V I Cos ) t

    Alat ukur yang digunakan adalah KWhmeter yang umum digunakan untuk

    pengukuran pemakaian energi listrik komersil oleh perusahaan listrik. Jumlah

    pemakaian energi listrik oleh konsumen dicatat oleh perusahaan listrik

    menggunakan KWh-meter untuk kemudian ditagihkan kepada para konsumen listrik

    tersebut.

    KWh-meter, merupakan alat ukur energi listrik dalam satuan kWh (kilowatt- hour).

    Alat ini memiliki komponen pengukuran daya seperti Wattmeter, sehingga juga

  • 5

    memiliki komponen pengukur arus (dihubung seri) dan komponen pengukur

    tegangan (dihubung paralel), yang terlihat pada rangkaian di bawah :

    Gambar 2.1 Rangkaian kWh-meter satu fasa

    Gambar 2.2 Rangkaian kWh-meter tiga fasa

  • 6

    Komponen waktu pada pengukuran energi ini dinyatakan oleh durasi

    penggunaan kWh-meter. KWh-meter bekerja memanfaatkan arus yang mengalir

    untuk menggerakkan lempengan logam ferromagnetic bundar sehingga berputar.

    Perputaran lempengan ini diteruskan dengan hubungan roda gigi ke counter.

    Counter merupakan tampilan angka yang dikalibrasi sedemikian rupa sehingga

    penggunaan daya listrik sebesar 1(satu) kilowatt selama satu jam akan tepat

    memutar counter sebesar 1(satu) kWh atau 10 (sepuluh) skala perpuluhan kWh.

    Terlihat counter berupa tampilan angka pada bagian atas. Untuk mengetahui

    penggunaan energi listrik yang terpakai, dilakukan dengan menghitung selisih angka

    yang tertera sebelum dan sesudah pemakaian.

    KWh-meter satu fasa digunakan untuk mencatat pemakaian listrik pada

    konsumen perumahan dengan tegangan 220 Volt, sedangkan kWh-meter tiga fasa

    digunakan pada konsumen industri yang menggunakan jaringan listrik tiga fasa.

    KWh-meter tiga fasa mencatat seluruh penggunaan energi listrik pada jaringan

    tiga fasa yang diukur. Berdasarkan persamaan di atas, kWh-meter tiga f asa

    mencatat jumlah penggunaan pada ketiga fasanya. Pada konstruksinya, lempengan

    bundar pada kWh-meter tiga fasa dihubungkan ketiga fasa yang ada. Penggunaan

    hanya salah satu atau dua buah fasa tetap memutar lempengan bundar pada alat

    ini, sehingga penggunaannya tetap tercatat.

    III. IMPLEMENTASI AUDIT TEKNOLOGI

    Pada jaman modern seperti saat ini kehidupan manusia tidak bisa lepas dari

    energi listrik. Di Indonesia yang berwenang untuk menyediakan energi listrik adalah

    perusahaan listrik negara (PLN). Untuk mengetahui besaran energi listrik yang

    digunakan dibutuhkan sebuah alat yang disebut KWH meter. Pada umumnya KWH

    meter yang digunakan oleh PLN adalah KWH meter analog. Tetapi KWH ini

    mempunyai kelemahan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran paskabayar,

    dapat memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Untuk mengatasi hal

    tersebut maka dibuat sebuah KWH meter digital dengan sistem prabayar. Sehingga

    pelanggan harus membeli voucher khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PLN.

    Nilai voucher ini akan terus berkurang seiring dengan pemakaian listrik. Apabila nilai

    voucher hampir habis akan diberi indikator pemberitahuan dan sistem akan memutus

  • 7

    daya apabila nilai voucher habis. Agar dapat menggunakan kembali listrik, maka

    pelanggan harus membeli voucher khusus lagi.

    Pembayaran dengan sistem prabayar membuat KWH ini berbeda dengan KWH

    meter pada umumnya. KWH meter ini akan berfungsi setelah membeli sebuah voucher

    khusus yang berisi besaran digital (berfungsi sebagai pulsa) sebagai pembanding

    besaran energi yang digunakan. Sistem secara otomatis akan memutuskan tegangan

    rumah apabila bila besaran tersebut mencapai nol. Cara pembelian pulsa adalah

    dengan membeli di dealer-dealer penjual pulsa KWH. Dealer tersebut mengirim sms

    ke server PLN untuk mendapatkan kode voucher yang sudah terenkripsi. Kemudian

    dealer tersebut memberikan kode tersebut kepada konsumen.

    Metode enkripsi yang digunakan akan mengacu pada mesin enigma, teknologi

    enkripsi yang berupa simulasi penyambungan antara karakter yang satu dengan

    karakter yang lain mengunakan beberapa komponen yaitu, plugboard, stator, 3 buah

    rotor dan reflektor. Dalam metode ini dibuat beberapa modifikasi salah satunya yaitu

    apabila pada umumnya mesin enigma mengolah karakter huruf dan angka, disini

    metode enigma hanya digunakan untuk mengolah angka.

    Sedangkan pada pembuatan voucher diperlukan sebuah algoritma enkripsi

    supaya kode voucher tidak mudah ditebak, dalam hal ini metode enkripsi yang

    digunakan adalah metode skripsi enigma. Enigma sendiri pada dasarnya menggunakan

    logika paling sederhana dalam penyandian yaitu subtitusi, mengganti sebuah huruf

    asal menjadi tepat satu huruf yang berbeda. Namun, semua bisa menjadi berbeda

    apabila subtitusi satu ke satu itu dilakukan oleh 3 (atau lebih) rotor dengan 26 node

    yang masing-masing berputar layaknya odometer. Di sinilah keindahan enigma, tanpa

    mesin yang sama, pengaturan posisi rotor yang sama, dan tipe subtitusi yang sama,

    sebuah kode yang dibuat dengan mesin enigma akan sangat sulit untuk dipecahkan.

    IV. ANALISA AUDIT TEKNOLOGI

    4.1. KWH Meter Analog

    Penggunaan daya di Indonesia menggunakan satuan kilowatt hour, dimana KWH

    adalah sama dengan 3.6 MJ. Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan

    tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet tetap dan gear mekanik

    yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium. Apabila meter dihubungkan ke

    daya satu phasa maka piringan mendapat torsi yang dapat membuatnya berputar

  • 8

    seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Berikut diberikan gambar

    konstruksi KWh meter analog tipe induksi.

    Gambar 3.6 Konstruksi KWh meter analog tipe induksi

    Dari gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa arus beban I

    menghasilkan fluks bolakbalik c, yang melewati piringan aluminium dan

    menginduksinya, sehingga menimbulkan tegangan. Kumparan tegangan Bp juga

    mengasilkan fluks bolak-balik p yang memintas arus If. Karena itu piringan

    mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat piringan berputar. Torsi ini sebanding

    dengan fluks p dan arus IF serta harga cosinus dari sudut antaranya.

    Karena p dan IF sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka

    torsi motor sebanding dengan EI cos , yaitu daya aktif yang diberikan ke

    beban. Karena itu kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang

    terpakai. Semakin besar daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar,

    demikian pula sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di

    bedakan menjadi tiga macam, yaitu :

    Daya kompleks : S(VA) = V.I

    Daya reaktif : Q(VAR) = V.I sin

    Daya aktif : P(Watt) = V.I cos

    Hubungan dari ketiga daya diatas dapat dituliskan dengan menggunakan rumus sebagai

    berikut :

    S = 2 + 2

    S = (V. I)2. (sin2 + cos2 )

    S = V. I

  • 9

    Dari ketiga daya diatas, yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang dinyatakan

    dengan satuan Watt. Sedangkan daya reaktif dapat diketahui besarnya dengan

    menggunakan alat ukur Varmeter. Untuk pemakaian pada rumah, biasanya hanya

    digunakan KWH meter.

    4.2. KWH Meter Digital

    KWh-meter digital merupakan suatu alat pengukuran yang memiliki fungsi

    utama sama seperti kWh-meter analog yakni mengukur jumlah pemakaian energi atau

    jumlah pemakaian daya dalam satuan waktu. Jika pada kWh-meter analog bekerja

    berdasarkan induksi, kWh-meter digital bekerja berdasarkan program yang

    dirancang pada mikroprosesor yang terdapat di dalam piranti kWh-meter digital

    tersebut. Berikut gambar prinsip kerja dari kWh-meter digital :

    Gambar 2.3 Prinsip dasar KWh-meter digital

    Tegangan dan arus yang diterima oleh kWh-meter digital ini akan dibaca

    terpisah. Tegangan yang masuk akan dibaca dan kemudian akan diteruskan ke dalam

    suatu mikrokontroler. Arus yang dibaca juga akan diteruskan ke dalam

    mikrokontroler. Di dalam mikrokontroler sudah di atur suatu program untuk

    mengolah tegangan dan arus yang masuk menjadi suatu besaran. Besaran yang

    dimaksud adalah daya aktif dan energi. Sehingga dengan kWh-meter digital ini dapat

    dibaca jumlah pemakaian energi yang terpakai.

    Kelebihan kWh-meter digital ini dibandingkan kWh-meter analog adalah

    kemampuan untuk membaca daya reaktif dan jumlah pemakaian daya reaktif per

    satuan waktu (energi reaktif). Di dalam mikrokontroler ini juga terdapat program

    untuk mengukur besaran tegangan (voltmeter), arus (amperemeter), dan faktor

  • 10

    daya (cos meter). Sehingga untuk pengukuran menggunakan kWh-meter digital,

    tidak perlu menggunakan piranti tambahan untuk mengukur besaran-besaran

    tersebut.

    KWh-meter yang digunakan adalah :

    1. KWh-meter 1 fasa yang digunakan adalah buatan Indonesia merk

    Schlumberger tahun 2002 jenis M2XS4V3 kelas 2, merk Actaris oleh PT.

    Mecoindo tahun 2002 jenis M2XS4V3 kelas 2.

    Gambar 4.1 KWh-meter satu fasa Schlumberger

    Gambar 4.2 KWh-meter satu fasa Actaris

  • 11

    Gambar 4.3 KWh-meter satu asa digital PRIMA 1110

    2. KWh-meter tiga fasa analog yang digunakan buatan Indonesia oleh

    PT.Limaputra Vilindo tahun 1997 tipe LPV 530520 kelas 2.0 untuk

    teganganAC tiga fasa, 4 kawat.

    Gambar 4.4 KWh-meter tiga fasa PT. Limaputra Vilindo

    3. KWh-meter tiga fasa digital yang digunakan adalah buatan Indonesia oleh PT.

    Indo Electric Instrument tipe DTSD63 kelas 1.0 untuk tegangan AC 3 fasa 4

    kawat.

  • 12

    Gambar 4.5 KWh-meter tiga fasa PT. Indo Electric instrumen

    4.3. Permasalahan KWh Meter Digital

    Permasalahan dilapangan yang sering terjadi adalah kendala teknis. Karena

    KWH meter token memiliki Intelegensi digital yang akurat, dari mulai pendeteksian

    instalasi yang buruk, pemasangan arde ground yang tidak benar, kelebihan beban pada

    kabel yang kurang sesuai. Maka untuk memproteksi terjadinya konsleting (loncatan

    api) terkadang KWH token tidak bisa diisi pulsa dengan menunjukan error kode

    seperti dibawah ini.

    Jika pengguna memahami maka bisa mencoba memperbaikinya sendiri dengan

    kode-kode dibawah ini. Jika tidak bisa ditangani sendiri maka hubungi pihak kendala

    teknis PLN terdekat (penting). Tambahan yang terpenting lagi jangan sekali-kali

    mencoba membuka cover MCB depan. Bagi yang belum tahu. Didalam cover itu ada

    sebuah sensor yang jika sekrup cover terbuka. Maka KWH meter digital akan langsung

    protek (temper).

    Jika ini terjadi. KWH meter tidak akan bisa dimasukkan kode apapun dan listrik

    dirumah anda akan padam. Salah satunya jalan anda harus menghubungi petugas

    teknis PLN karena hanya beliau yang mempunyai kode resetnya.

    ERROR Kode KWH Token PLN yang sering muncul di Merck

    (HEXING,CONLOG,STAR,ITRON dan merk lainya) adalah Kode : Periksa, salah,

    reject, error : (Pastikan angka token yang dimasukan dengan benar) jika nomor token

    sudah benar tapi masih ada kendala dalam menginput token lakukan hal dibawah ini :

  • 13

    Matikan KWH 1-3 menit, lalu masukan no token.

    PLN ada masalah pada Instalasi KWH Token lakukan reset dengan menekan 00

    enter jika KWH token tanpa ada tombol enter maka cukup masukan 00, maka

    KWH akan restart dan masukan kembali No token (Kebanyakan metode ini

    berhasil).

    Jika masih tdk bisa Hub. Kendala teknis PLN karena KWH mendeteksi

    kesalahan pada instalasi listrik anda.

    Kode-kode KWH meter token secara umum :

    00 > enter > reset meteran

    07 > enter >batas daya

    09 > enter >daya yang digunakan

    90 > enter >jumlah meteran tukar nyala

    71 > enter >energi yang dibagi

    03 > enter > sisa kwh

    12399 mematikan Alarm buzzer (pada merk tertentu hanya mematikan 10 menit

    saja)

    Kode KWH Meteran PLN token (merk Hexing)

    800 -> Stand Meter

    801 -> Sisa Kredit (KWH)

    802 -> Tanggal

    803 -> Jam

    804 -> Nomor Seri KWH meter

    805 -> SGC

    806 -> Alasan pemadaman

    807 -> Status meter

    808 -> Konstanta Meter (pulse/Kwh)

    809 -> Berapa kali pemadaman

    812 -> Matikan buzzer (jika diterapkan pada merk ITRON hanya mati 5-10 menit)

    813 -> Pemakaian KWH kemaren

    814 -> Pemakaian KWH berjalan

    815 -> Tanggal pengisian Credit terakhir

    816 -> Waktu pengisian terakhir

  • 14

    817 -> Jumlah Credit dimasukan terakhir

    818 -> NOMOR TOKEN TERAKHIR

    820 -> Token yang dimasukan terakhir

    821 -> Pemakaian KWH 1 bulan lalu

    822 -> Pemakaian KWH 2 bulan lalu

    823 -> Pemakaian KWH 3 bulan lalu

    824 -> Pemakaian KWH 4 bulan lalu

    825 -> Pemakaian KWH 5 bulan lalu

    831 -> Jumlah pengisian Credit 1 bulan lalu

    832 -> Jumlah pengisian Credit 2 bulan lalu

    833 -> Jumlah pengisian Credit 3 bulan lalu

    834 -> Jumlah pengisian Credit 4 bulan lalu

    835 -> Jumlah pengisian Credit 5 bulan lalu

    851 -> Total credit yang dimasukan ke Meter

    852 -> Token yang dimasukan 2 terakhir

    853 -> Token yang dimasukan 3 terakhir

    854 -> Token yang dimasukan 4 terakhir

    855 -> Token yang dimasukan 5 terakhir

    CREDIT STATUS

    WARNA HIJAU -> CREDIT MASIH SANGAT BANYAK.

    WARNA KUNING -> CREDIT MASIH CUKUP BANYAK.

    WARNA MERAH -> CREDIT SUDAH HAMPIR HABIS.

    WARNA MERAH BERKEDIP -> CREDIT SUDAH SANGAT KRITIS.

    4.4. Analisa Perbandingan

    Dilihat dari beban yang tidak seimbang, didapatkan adanya arus yang

    mengalir pada netral sistem (pengujian) secara keseluruhan. Arus yang mengalir

    pada netral ini menyebabkan mengalirnya panas pada netral. Panas yang muncul

    diakibatkan oleh arus berlebih karena netral dirancang untuk dialiri arus sekecil

    mungkin. Di dalam suatu sistem netral merupakan sebuah referensi, referensi

    sebaiknya ideal pada saat tidak ada gangguan. Jadi ketika sebuah referensinya

    mulai terganggu maka sistem pun ikut terganggu.

    Ketidakseimbangan beban mempengaruhi pembacaan kWh-meter analog.

    Ketika beban tidakseimbang, arus yang masuk ke dalam kWh meter pun tidak

  • 15

    seimbang, sehingga menimbulkan 3 buah medan listrik yang berbeda. Seperti

    prinsip kerja kWh 1 fasa analog, kWh 3 fasa analog juga bekerja dengan prinsip

    induksi. Ketiga medan ini secara vektor akan saling mengurangi sehingga putaran

    piringan kWh-meter analog berkurang kecepatannya dari yang seharusnya.

    Sedangkan pada kWh digital, penggunaan mikrokontroler mengurangi

    kesalahan pembacaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan medan listrik.

    Karena itu pembacaan kWh-meter analog lebih rendah dibandingkan pembacaan

    kWh-meter digital.

    Berdasarkan presentase kesalahan yang didapatkan dari perhitungan di atas,

    didapatkan rata-rata kesalahan pembacaan oleh kWh-meter analog adalah 5-10%.

    Ini berarti produsen listrik, PLN, memiliki kerugian sebesar 5-10% daya terpakai

    yang tidak dibayar oleh pelanggan. Sedangkan dengan menggunakan kWh-meter

    digital, rata rata presentase kesalahan pembacaannya adalah sekitar 3-6%. Dari

    segi financial, terlihat bahwa penggunaan kWh-meter digital lebih menguntungkan

    dari pihak produsen listrik. Sebaliknya, penggunaan kWh-meter analog jelas lebih

    menguntungkan bagi pihak konsumen. Para konsumen hanya perlu membayar

    sekitar 90% dari energi yang mereka gunakan.

    Kelebihan kWh-meter digital :

    1. Tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan kWh-meter analog

    2. Dapat dimonitor dari pusat kontrol

    3. Mampu membaca daya reaktif

    Kekurangan kWh-meter digital :

    1. Biaya alat yang mahal.

    2. Lebih mudah rusak dibandingkan kWh-meter analog karena menggunakan

    peralatan elektronik.

  • 16

    V. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Keunggulan dari KWh-meter digital adalah memiliki tingkat ketelitian yang

    lebih baik daripada KWh-meter analog.

    2. Ketidakseimbangan beban memiliki dampak pada panasnya arus netral.

    3. Pembacaan menggunakan kWh-meter digital lebih besar dibandingkan

    dengan kWh-meter analog.

    4. Penggunaan kWh-meter digital mempermudah dalam penganalisaan

    penggunaan daya yang terpakai.

    5. Ketelitian kWh-meter digital berkisar antara 0 6 %, sedangakan ketelitian

    kWh-meter analog berkisar antara 5 13 %.

    B. Saran

    Penggunaan kWh-meter digital juga dapat mengatasi krisis energi yang ada

    sekarang ini. Krisis yang terjadi karena adanya pemakaian energi yang

    tidak sesuai dengan jumlah yang dibayarkan. Penggunaan kWh-meter

    digital merupakan salah satu solusinya. KWH-meter digital mencegah

    terjadinya kecurangan dalam pemakaian listrik, seperti pencurian-pencurian

    listrik, karena sistem yang ada dalam kWh-meter digital ini mencatat semua

    pemakaian daya dan energi oleh konsumen. Untuk itu perlu adanya

    pergantian instalasi pemasangan kWh-meter analog dengan kWh-meter

    digital.