tugas penggunaan teknologi informasi
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM BIDANG KESEHATAN
Perkembangan teknologi informasi telah merambah ke seluruh lapisan
masyarakat. Tidak terkecuali pada bidang kesehatan, khususnya pada manajemen
rumah sakit. Pada awalnya, rumah sakit mengandalkan tenaga manual baik untuk
menyimpan database pasien, inventaris, penggajian dokter dan karyawan, pembuatan
dokumen, administrasi dan lain lain.
Seaat ini, rumah sakit mengandalkan berbagai kemajuan teknologi informasi
untuk memudahkan manajemen administrasi di rumah sakit, memudahkan
administrasi keluar masuk pasien, manajemen kasir, memudahkan pencarian
database pasien, mencatat inventaris rumah sakit baik berupa sarana maupun obat
obatan, sistem akuntansi untuk memudahkan penggajian, dan sebagainya.
Pencetakan kartu pasien, surat keterangan dan surat surat lain juga menjadi
lebih mudah dengan adanya teknologi informasi. Penggunaan sistem jaringan juga
semakin memudahkan antar dokter atau divisi dalam rumah sakit untuk bertukar
data, karena setiap database akan mudah diakses dari seluruh komputer di rumah
sakit tersebut, tanpa harus berjalan jauh menuju ruang arsip dan tanpa harus susah
payah mencari dokumen dalam lemari, karena sudah dimudahkan dengan komputer
dan jaringan. Apalagi bila memnggunakan jaringan nir kabel atau biasa disebut
wireless, rumah sakit tidak perlu susah payah merapikan kabel yang berseliweran
karena tinggal menyediakan access point di setiap sudut ruangan.
Keberadaan internet juga memudahkan dokter dan pihak rumah sakit untuk
mempublikasikan rumah sakit melalui internet. Bahkan juga melalui internet, pihak
rumah sakit bisa menyediakan berbagai fasilitas penting misalnya konsultasi online,
pendaftaran pemeriksaan, pembayaran online, dan sebagainya.
1. E-HEALTH
E-Health merupakan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi
yang mencakup keseluruhan cakupan fungsi yang mempengaruhi sektor
kesehatan. E-Health memiliki arti yang luas bukan hanya sekedar internet atau
dotcom saja. E-Health merupakan solusi Enterprise di bidang kesehatan
Pengantar Teknologi Informasi | 0
karena melibatkan banyak pihak mulai dari masyarakat sampai
dengan Produsen Obat atau Farmasi.
E-Health dalam berbagai hal dapat meningkatkan akses ke pelayanan
kesehatan dan meningkatkan kualitas dan efektifitas dari pelayanan yang
diberikan. Aplikasi atau solusi e-Health meliputi produk, sistem dan pelayanan
yang menjadi lebih sederhana dengan aplikasi berbasis internet. E-Health
meliputi aplikasi untuk para profesional dan otoritas kesehatan yang lebih baik
daripada sistem kesehatan pribadi untuk masyarakat dan pasien. Sebagai contoh
adalah health information networks, electronic medical records, telemedicine
services, personal wearable and portable communicable systems, health portals,
dan banyak teknologi komunikasi dan informasi lain yang bertujuan membantu
pencegahan, diagnosa, perawatan, monitoring kesehatan, dan manajemen gaya
hidup.
2. TELEMEDICINE
Telemedicine adalah layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak jauh.
Telemidicine adalah transfer data medik elektronik dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. Telemedicine adalah praktek kesehatan dengan memakai komunikasi
audio, visual dan data. termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi dan pengobatan
serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh. Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas, dapat kita pahami bahwa cakupan telemedicine
cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis,
pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi
(audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi
(audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan melibatkan
dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine
sesungguhnya telah diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua dokter
membicarakan masalah pasien lewat telepon.
Manfaat telemedicine mencakup ke dalam 3 aspek yang saling terkait satu
sama lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien
adalah:
Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
Pengantar Teknologi Informasi | 1
Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung
dari dokter-dokter pribadi.
Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat
dapat memberikan dukungan langsung.
Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan
pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di
rumah.
Contoh aplikasi yang digunakan dalam telemedicine:
Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via ETS-V (AMINE – Asia Pacific
Medical Information Network via ETS-V).
Setelah selama empat tahun beroperasi (1992-1996) ternyata 80% traffik
adalah trafik non-klinis seperti masalah-masalah administrasi, manajemen
rumah sakit, dan urusan logistik. Oleh Karena itu, AMINE
merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan datang
turut memperhitungkan trafik-trafik non-klinis seperti ini. Hasil yang
nyata adalah AMINE telah berhasil menyelamatkan banyak pasien
terutama di negara berkembang di asia pasifik.
Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology
Satellite ) – NASA.
ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan telemedicine
via satelit. Salah satu eksprimen telemedicine yang dilakukan adalah
telemammography, yang mendemontrasikan pengiriman citra
mammografi resolusi tinggi dari daerah pedesaan ke kota menggunakan
jaringan akses satelit.
Mammografi adalah citra radiologi yang dapat membantu pendeteksian
kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan ahli radiologi
yang berpengalaman untuk menginterpretasikan citra tersebut yang tidak
selalu tersedia didaerah pedesaan atau kota kecil. Eksprimen ini
menghubungkan tempat screening di kota kecil atau pedesaan dengan
suatu institusi medis di kota besar. Keberhasilan program ini
Pengantar Teknologi Informasi | 2
membutuhkan integrasi antara satelit dan infrastruktur terestrial di
fakultas kedokteran kampus atau rumah sakit, pemoresan citra, keamanan
data pasien, juga perangkat lunak yang mengontrol proses screening.
Salah satu kesulitan yang dihadapi pada telemammografi ini adalah citra
yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik mammography direct
digital, kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat ditransmisikan kurang
dari 1 menit dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi sebanyak ini
mengorbankan beberapa data pada citra. Karena itu eksprimen ini
menyarankan pengembangan teknik kompresi citra disamping perbaikan
sistem yang mampu mentransmisikan citra lebih cepat.
3. TELEHEALTH
Terdapat dua teknologi dalam telehealth, yaitu: store forward dan real time
teknologi.
1. Teknologi simpan dan sampaikan (store and forward)
Misalnya adalah gambar yang didapatkan dari elektonik seperi teknologi x
ray, dapat dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi. Gambar tersebut
saja yang berpindah. Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh
spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan teknologi ini.
2. Teknologi real time
Real time adalah teknologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi
dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi
komunikasi dua arah menggunakan teknologi real time dalam telehealth.
Tekhnologi realtime juga dapat membuat alat untuk menstransimisikan
gambar dari tempat yng berbeda. Misalnya kamera untuk mengobservasi
keadaan klien. Tekhnologi realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik
audio maupun video, yang bisa digunakan dalam telehealth
Sebagai kombinasi realtime dan robotik, seorang dokter bedah dapat
melakukan operasi dengan alat operasi khusus dari jarak tertentu. Prosedur ini
disebut dengan telepresence. Telepresence menjadi salah satu sub bagian dari
telehealth.
Pengantar Teknologi Informasi | 3
Salah satu contoh program telehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan
audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan
telehealth perawat. Perawat memasukkan data-data pasien secara elektronik dan
menganalisanya, jika perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan
kunjungan ke pasien.
4. TELENURSING
Telenursing merupakan praktek keperawatan di dunia maya dan
digunakan dalam rangka pemberian pelayanan keperawatan antara pasien dan
register ners. Telenursing juga diartikan sebagai penggunaan teknologi
telemedicine dalam memberikan pelayanan keperawatan dan praktek
keperawatan.
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian dalam pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau
antara beberapa perawat. Telenursing sebagai bagian dari telehealth dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan,
follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan
dukungan pada keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta
kolaborasi. Selain itu, dalam praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian
lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan, dan
perawat juga menggunakan teknologi seperti internet, komputer, telepon, alat
pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring sistem audio-video, satelit
dan sistem komunikasi yang lain. Penggunaan komputer dan teknologi informasi
untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif.
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien
terhubungkan secara langsung menggunakan sistem transmisi elektronik.
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada
berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan),
mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah
Pengantar Teknologi Informasi | 4
cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan
meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home
care). Selain itu telenursing juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan
klien.
5. MSCT-128 Slice
MSCT-128 Slice yang mampu mendeteksi sel ukuran 5 mm dan
merekam degup jantung dalam keadaan aritmia. MSCT sudah berkembang dari
slice (potongan) 16, 64, dan yang terakhir adalah 128. MSCT-128 Slice baru
diperkenalkan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (RSPIK) sekitar pertengahan
Juli 2010 lalu. Bertepatan dengan hari jadi ke-8 rumah sakit tersebut dan
penyelenggaraan seminar awam bertema “Sehatkan Jantung Anda & Deteksi
Dini Jantung Sehat dengan Multi Slice CT – 128”.
Tidak seperti generasi sebelumnya, MSCT – 128 Slice memiliki
beberapa kelebihan yang bermanfaat untuk urusan diagnostik. Alat ini dapat
membuat potongan sangat tipis dan cepat mengambil gambar (dari kepala sampai
kaki pada orang dengan ketinggian 2 meter hanya dalam waktu 10 detik).
Sehingga sangat cepat dan akurat bila harus melakukan pemeriksaan seluruh
tubuh.
Alat ini dapat menghasilkan detail gambar sangat jelas. Batas dan
perbedaan struktur jaringan normal dan abnormal dapat dengan jelas terlihat Pengantar Teknologi Informasi | 5
sehingga bermanfaat untuk mendeteksi penyebaran tumor. Bahkan, perbedaan
fungsi dan karakteristik struktur jaringan organ dapat diberi warna serta dapat
dibuat tampilan gambar 3 dan 4 dimensi. Sehingga diagnosa yang selama ini
hanya terbatas diagnosa morfologi organ, dengan alat ini, dapat juga digunakan
untuk menilai secara fungsional.
Lebih dari itu, MSCT – 128 Slice pun dapat membuat detail gambar
struktur pembuluh darah organ tubuh dengan jelas. Hal ini sangat bermanfaat
dalam penilaian pembuluh darah organ seluruh tubuh. Alat ini memiliki akurasi
dan ketajaman dalam mendeteksi kelainan organ lebih baik, cepat dan tepat
dibading generasi sebelumnya. Proteksi radiasi alat ini pun cukup baik dengan
Adaptive Dose Shield yang mampu menurunkan 50% radiasi yang diterima
pasien. Di samping itu, dosis radiasi dapat dikontrol dan disesuaikan dengan
kebutuhan.
Rongga MSCT – 128 Slice cukup luas dan lebar. Sehingga bisa
digunakan untuk pasien gemuk (BB 300 kg), dan pasien yang tidak kooperatif
(anak, pasien tidak sadar). Apalagi pemeriksaan berlangsung dengan sangat
cepat.
Begitu juga pada pemeriksaan jantung, dengan keadaan denyut yang cepat atau
tidak teratur (aritmia) yang selama ini menjadi masalah pada alat generasi
sebelumnya, tidak lagi menjadi masalah. Karena alat ini dapat lebih cepat
mengambil gambar dari denyut jantung. Pengambilan gambar menyesuaikan
dengan denyut jantung sehingga pada keadaan aritmia tidak menjadi kendala.
Juga tidak perlu menunggu denyut jantung di bawah 70 kali/menit.
6. TEKNOLOGI ABLASI
Pengantar Teknologi Informasi | 6
Teknologi ablasi kini telah dimanfaatkan dalam dunia kedokteran di
Indonesia. Teknologi ini sangat bermanfaat untuk mengatasi gangguan irama
jantung.
Melalui pemetaan tiga dimensi dari struktur jantung, teknologi ini dapat
memetakan secara sistematis konduksi listrik jantung sehingga dapat diketahui
letak sumber aliran listrik abnormal dengan lebih tepat. Sistem navigasi ablasi
terdiri dari dua jenis, yakni dengan carto XP navigation dan EnSite NavX
navigation.
Dokter Muhammad Munawar yang bekerja di rumah sakit yang terletak
di Jalan TB Simatupang Jakarta itu menyatakan bahwa gangguan irama jantung
merupakan kelainan denyut jantung yang terlalu cepat atau terlalu lamban pada
seseorang. Normalnya, kecepatan jantung seseorang yakni 60-100 detak/ detik.
Menurutnya, tingkat keberhasilan teknik ablasi mencapai 95 persen. Bahkan
kelebihan lainnya, pasien tidak perlu mengonsumsi obat-obatan lagi.
7. TRANDUCER
Tranducer adalah alat tambahan yang digunakan untuk pemeriksaan
penyakit dengan menggunakan komputer. Dengan Komputer, dokter dapat
memanfaatkannya sebagai alat untuk pemeriksaan pada pasien. Dan saat ini
komputer mempunyai kegunaan yang banyak dalam menunjang untuk ilmu
maupun sebagai alat pemeriksaan kedokteran.
Dengan bantuan alat yang dipegang tangan yang disebut transducer
tersebut ditempatkan diatas kaki dan digerakkan maju mundur diatas area yang
berpengaruh. Tranducer mengeluarkan gelombang-gelombang ultrasond dan
mendeteksi gema-gema, setelah itu gema-gema tersebut dipantul balikkan oleh
dinding vena dan sel darah oleh tranducer. Kemudian komputer akan
Pengantar Teknologi Informasi | 7
membalikkan gema-gema dari gelombang-gelombang suara kedalam suatu
gambar pada layar komputer, dimana dokter akan dapat melihat aliran darah di
kaki pasien.
Dengan bantuan tranducer tersebut, kita dapat mengetahui aliran darah
manusia, mungkin tranducer tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan
lainnya, misalnya organ tubuh dalam manusia, kelainan genetic, dan sebagainya.
Jika dengan bantuan alat tersebut dapat digunakan untuk pemeriksaan-
pemeriksaan lainnya dokter bisa lebih terbantu. Namun semua itu masih perlu
penelitian yang lebih lanjut guna pembuktian.
Untuk itu, dokter harus memahami, mengembangkan dan dapat
memanfaatkan seefektif mungkin IT. Perkembangan-perkembangan teknologi
juga berguna dan bermanfaat bagi dunia kedokteran. Jika dalam dunia IT tetap
terus dikembangkan maka ini sangat membantu para dokter dalam menjalankan
profesinya
8. AIR ABRASION
Air Abrasion termasuk teknologi kedokteran gigi modern. Air abrasion
bukanlah teknologi baru dalam dunia kedokteran gigi. Mengobati gigi dengan air
abration pertama kali dicoba pada tahun 1940,dan mesin komersial disebut
Airdent itu dipasarkan oleh SS White. Namun pada saat itu, alat ini terkenal
sangat berisik dan menakutkan sehingga tidak menarik perhatian kalangan dokter
gigi.
Air abrasion dahulu kala dengan yang sekarang ditemukan banyak
perbaikan. Ditambah dengan kemajuan besar dalam perawatan gigi dan saling
Pengantar Teknologi Informasi | 8
melengkapi dengan teknik yang lebih modern dan bahan-bahan yang tersedia
sekarang.
Pada dasarnya alat ini bekerja dengan meniup 27 mikron bubuk
alumunium oksida menggunakan kompresi udara. Beberapa sistem ada yang
menambahkan air ke dalam bubuk dan yang lain berusaha meng-inertkan gas
daripada tekanan udara. Ketika bubuk itu mengalir di gigi, secara harfiah akan
menipiskan permukaan gigi dengan lembut tetapi efisien.
Abrasi udara tidak disarankan untuk menghapus tambalan perak tua,
tetapi bisa menghapus tambalan putih cukup baik, dan sangat ideal untuk gigi
yang belum pernah diisi, seperti pada anak-anak. Hal yang paling buruk adalah
bahwa perangkat meniupkan bubuk ke dalam mulut, tetapi kebanyakan orang
tidak terganggu oleh rasa berpasir. Ketika mereka bilas, semua kembali normal.
Keuntungan menggunakan air abrasion adalah pasien seperti tidak
adanya dekat kebisingan, dan tidak adanya getaran total. Tidak seperti bor gigi,
air abrasion tidak menyebabkan bau hangus karena gigi tidak bisa panas. Selain
itu, perangkat air abrasion dapat digunakan untuk lembut menghapus bidang
pembusukan sangat awal sebelum lubang bahkan bisa dilihat. Banyak lubang
yang lebih kecil dapat diisi lebih awal dengan cara ini, daripada menunggu
sampai lubang jauh lebih besar, atau lebih buruk, memotong banyak gigi sehat
untuk sampai ke lubang kecil.
9. RADIOISOTOP
Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran telah dimulai pada tahun
1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan
penyakit tubercolusis pada kulit. Namun yang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran
Nuklir adalah George C. de HEVESSY, dialah yang meletakkan dasar prinsip
Pengantar Teknologi Informasi | 9
perunut dengan menggunakan radioisotop alam Pb-212. Dengan ditemukannya
radioisotop buatan, maka radioisotop alam tidak lagi digunakan.
Radioisotop buatan yang banyak dipakai pada masa awal perkembangan
kedokteran nuklir adalah I-131. Akan tetapi pemakaiannya kini telah terdesak
oleh Tc-99m selain karena sifatnya yang ideal dari segi proteksi radiasi dan
pembentukan citra juga dapat diperoleh dengan mudah serta relatif murah
harganya. Namun demikian I-131 masih sangat diperlukan untuk diagnostik dan
terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid.
Perkembangan ilmu kedokteran nuklir yang sangat pesat tersebut
dimungkinkan berkat dukungan dari perkembangan teknologi instrumentasi
untuk pembuatan citra terutama dengan digunakannya komputer untuk
pengolahan data sehingga sistem instrumentasi yang dahulu hanya menggunakan
detektor radiasi biasa dengan sistem elektronik yang sederhana, kini telah
berkembang menjadi peralatan canggih kamera gamma dan kamera positron yang
dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun tiga dimensi serta
statik maupun dinamik.
Dewasa ini, aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan telah
memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis
maupun terapi berbagai jenis penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti
ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit syaraf, ilmu penyakit jantung, dan
sebagainya telah mengambil manfaat dari teknik nuklir ini.
Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida
buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga
dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada
kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi
invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah,
cairan lambung, urine dan sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih
dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).
Pengantar Teknologi Informasi | 10
Pada studi in-vivo, setelah radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh
pasien melalui mulut atau suntikan atau dihirup lewat hidung dan sebagainya
maka informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa:
a. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang dapat diperoleh
dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera
positron (teknik imaging)
b. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan
angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau
bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan
kamera gamma atau kamera positron.
c. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine dsb)
yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan
pada detektor radiasi (teknik non-imaging).
Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging
memberikan informasi mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan
(imaging) pada kedokteran nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan pencitraan
dalam radiologi.
Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan
biologis misalnya 1 ml darah. Cuplikan bahan biologis tersebut kemudian
direaksikan dengan suatu zat yang telah ditandai dengan radioisotop.
Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor radiasi gamma yang
dirangkai dengan suatu sistem instrumentasi. Studi semacam ini biasanya
dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam darah
pasien seperti insulin, tiroksin dan sebagainya.
Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang
diagnosis berbagai penyakit, seperti penyakit jantung koroner, penyakit kelenjar
gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan
mendeteksi penyebarannya pada tulang, mendeteksi pendarahan pada saluran
pencernaan makanan dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang
dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat
ini berkembang pesat.
Pengantar Teknologi Informasi | 11
Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga
berperanan dalam terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar
gondok, hiperfungsi kelenjar gondok yang membandel terhadap pemberian obat-
obatan non radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan)sendi yang
sulit dikendalikan dengan menggunakan terapi obat-obatan biasa. Bila untuk
keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka
dalam terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis yang besar terutama
dalam pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk melenyapkan
sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu.
Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960an,
yaitu setelah reaktor atom Indonesia yang pertama mulai dioperasikan di
Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh tenaga ahli dari luar
negeri merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung. Unit ini merupakan cikal bakal Unit
Kedokteran Nuklir RSU Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Menyusul kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP,
RS Gatot Subroto) dan di Surabaya (RS Sutomo). Pada tahun 1980-an didirikan
unit-unit kedokteran nuklir berikutnya di RS sardjito (Yogyakarta) RS Kariadi
(Semarang), RS Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS Fatmawati (Jakarta).
Dewasa ini di Indonesia terdapat 15 rumah sakit yang melakukan pelayanan
kedokteran nuklir dengan menggunakan kamera gamma, di samping masih
terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya mengoperasikan alat penatah ginjal
yang lebih dikenal dengan nama Renograf
10. PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG
KESEHATAN YANG LAIN
Teknologi Informasi di bidang kesehatan atau kedokteran komputer juga
telah memperlihatkan peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa
manusia, dan riset di bidang kedokteran. Komputer digunakan untuk
mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat, serta menganalisis organ
tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat. Teknologi informasi berupa
Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar
Pengantar Teknologi Informasi | 12
struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak
bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak
menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat
digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh.
Computerized Axial Tomography
Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT), merupakan sistem
komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel
tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar. Bentuk lain adalah Position
Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem komputer yang dapat
menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif. Selain itu Nuclear
Magnetic Resonance merupakan teknik mendiagnosis dengan cara
memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hidrogen.
Saat ini telah ada temuan baru yaitu komputer DNA, yang mampu mendiagnosis
penyakit sekaligus memberi obat. Ehud Shapiro beserta timnya dari institut Sains
Weizmann, Rehovot, Israel, telah membuat komputer DNA ultrakecil yang
mempu mendiagnosis dan mengobati kanker tertentu. Komponen penyusun
komputer DNA adalah materi genetik yang diketahui urutan basanya. Seperti
diketahui bahwa urutan gen secara intrinsik mempunyai kemampuan inheren
untuk mengolah informasi layaknya komputer. Oleh karena itu trilyunan mesin
biomolekul yang bekerja dengan ketepatan lebih dari 99,8% itu, dapat dikemas
dalam setetes larutan. Komputer DNA menggunakan untai nukleotida sebagai
masukan data, dan molekul biologi aktif sebagai larutan data dapat menghasilkan
sistem kendali logis dari proses-proses biologi.
Pengantar Teknologi Informasi | 13
DAFTAR PUSTAKA
http://fanni.suyuti.com/2010/03/01/pemanfaatan-teknologi-informasi-pada-bidang-
kesehatan-khususnya-rumah-sakit/ diakses 29 Maret 2011.
http://yanuwarsa.co.cc/?p=39 diakses 29 Maret 2011.
http://eprints.ums.ac.id/1028/1/2008v1n1-09.pdf diakses 29 Maret 2011.
http://teknik-informatika.com/teknologi-informasi-bidang-kesehatan/ diakses 29
Maret 2011.
http://ardiardo.wordpress.com/2008/08/12/mengenal-alat-diagnosis-tercanggih/
diakses 12 Maret 2011.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2010/08/09/511/Metode-Tepat-
untuk-Gangguan-Irama-Jantung# diakses 12 April 2011.
http://tyadesti.wordpress.com/2011/01/ diakses 12 April 2011.
http://indiralarasputri.blogspot.com/2010/11/air-abrasion.html diakses 12 April 2011.
http://alifis.wordpress.com/2009/06/28/seri-fisika-kesehatan__radiasi-manfaatnya-
dalam-kedokteran-kesehatan/ diakses 12 April 2011.
Pengantar Teknologi Informasi | 14