tugas penggunaan teknologi informasi

24
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KESEHATAN Perkembangan teknologi informasi telah merambah ke seluruh lapisan masyarakat. Tidak terkecuali pada bidang kesehatan, khususnya pada manajemen rumah sakit. Pada awalnya, rumah sakit mengandalkan tenaga manual baik untuk menyimpan database pasien, inventaris, penggajian dokter dan karyawan, pembuatan dokumen, administrasi dan lain lain. Seaat ini, rumah sakit mengandalkan berbagai kemajuan teknologi informasi untuk memudahkan manajemen administrasi di rumah sakit, memudahkan administrasi keluar masuk pasien, manajemen kasir, memudahkan pencarian database pasien, mencatat inventaris rumah sakit baik berupa sarana maupun obat obatan, sistem akuntansi untuk memudahkan penggajian, dan sebagainya. Pencetakan kartu pasien, surat keterangan dan surat surat lain juga menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi informasi. Penggunaan sistem jaringan juga semakin memudahkan antar dokter atau divisi dalam rumah sakit untuk bertukar data, karena setiap database akan mudah diakses dari seluruh komputer di rumah sakit tersebut, tanpa harus berjalan jauh menuju ruang arsip dan tanpa harus susah payah mencari dokumen dalam lemari, karena sudah dimudahkan dengan komputer dan jaringan. Apalagi bila memnggunakan jaringan nir kabel atau biasa Pengantar Teknologi Informasi | 0

Upload: anon752607862

Post on 05-Jul-2015

612 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

DALAM BIDANG KESEHATAN

Perkembangan teknologi informasi telah merambah ke seluruh lapisan

masyarakat. Tidak terkecuali pada bidang kesehatan, khususnya pada manajemen

rumah sakit. Pada awalnya, rumah sakit mengandalkan tenaga manual baik untuk

menyimpan database pasien, inventaris, penggajian dokter dan karyawan, pembuatan

dokumen, administrasi dan lain lain.

Seaat ini, rumah sakit mengandalkan berbagai kemajuan teknologi informasi

untuk memudahkan manajemen administrasi di rumah sakit, memudahkan

administrasi keluar masuk pasien, manajemen kasir, memudahkan pencarian

database pasien, mencatat inventaris rumah sakit baik berupa sarana maupun obat

obatan, sistem akuntansi untuk memudahkan penggajian, dan sebagainya.

Pencetakan kartu pasien, surat keterangan dan surat surat lain juga menjadi

lebih mudah dengan adanya teknologi informasi. Penggunaan sistem jaringan juga

semakin memudahkan antar dokter atau divisi dalam rumah sakit untuk bertukar

data, karena setiap database akan mudah diakses dari seluruh komputer di rumah

sakit tersebut, tanpa harus berjalan jauh menuju ruang arsip dan tanpa harus susah

payah mencari dokumen dalam lemari, karena sudah dimudahkan dengan komputer

dan jaringan. Apalagi bila memnggunakan jaringan nir kabel atau biasa disebut

wireless, rumah sakit tidak perlu susah payah merapikan kabel yang berseliweran

karena tinggal menyediakan access point di setiap sudut ruangan.

Keberadaan internet juga memudahkan dokter dan pihak rumah sakit untuk

mempublikasikan rumah sakit melalui internet. Bahkan juga melalui internet, pihak

rumah sakit bisa menyediakan berbagai fasilitas penting misalnya konsultasi online,

pendaftaran pemeriksaan, pembayaran online, dan sebagainya.

1. E-HEALTH

E-Health   merupakan   aplikasi   teknologi  informasi dan   komunikasi  

yang   mencakup   keseluruhan   cakupan   fungsi yang mempengaruhi sektor

kesehatan. E-Health memiliki arti yang luas bukan hanya sekedar internet atau

dotcom saja.   E-Health   merupakan     solusi  Enterprise  di  bidang   kesehatan  

Pengantar Teknologi Informasi | 0

Page 2: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

karena   melibatkan   banyak   pihak   mulai  dari masyarakat      sampai  

dengan    Produsen    Obat atau Farmasi.

E-Health dalam berbagai hal dapat meningkatkan akses ke pelayanan

kesehatan dan meningkatkan kualitas dan efektifitas dari pelayanan yang

diberikan. Aplikasi atau solusi e-Health meliputi produk, sistem dan  pelayanan

yang menjadi lebih sederhana dengan aplikasi berbasis internet. E-Health

meliputi aplikasi untuk para profesional dan otoritas kesehatan yang lebih baik

daripada sistem kesehatan pribadi untuk masyarakat dan pasien. Sebagai contoh

adalah health information networks, electronic medical records, telemedicine

services, personal wearable and portable communicable systems, health portals,

dan banyak teknologi komunikasi dan informasi lain yang bertujuan membantu

pencegahan, diagnosa, perawatan, monitoring kesehatan, dan manajemen gaya

hidup.

2. TELEMEDICINE

Telemedicine adalah layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak jauh.

Telemidicine adalah transfer data medik elektronik dari satu lokasi ke lokasi

lainnya. Telemedicine adalah praktek kesehatan dengan memakai komunikasi

audio, visual dan data. termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi dan pengobatan

serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh. Berdasarkan

pengertian-pengertian diatas, dapat kita pahami bahwa cakupan telemedicine

cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis,

pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi

(audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi

(audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan melibatkan

dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine

sesungguhnya telah diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua dokter

membicarakan masalah pasien lewat telepon.

Manfaat telemedicine mencakup ke dalam 3 aspek yang saling terkait satu

sama lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien

adalah:

Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.

Pengantar Teknologi Informasi | 1

Page 3: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung

dari dokter-dokter pribadi.

Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat

dapat memberikan dukungan langsung.

Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.

Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan

pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di

rumah.

Contoh aplikasi yang digunakan dalam telemedicine:

Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via ETS-V (AMINE – Asia Pacific

Medical Information Network via ETS-V).

Setelah selama empat tahun beroperasi (1992-1996) ternyata 80% traffik

adalah trafik non-klinis seperti masalah-masalah administrasi, manajemen

rumah sakit, dan urusan logistik. Oleh Karena itu, AMINE

merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan datang

turut memperhitungkan trafik-trafik non-klinis seperti ini. Hasil yang

nyata adalah AMINE telah berhasil menyelamatkan banyak pasien

terutama di negara berkembang di asia pasifik.

Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology

Satellite ) – NASA.

ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan telemedicine

via satelit. Salah satu eksprimen telemedicine yang dilakukan adalah

telemammography, yang mendemontrasikan pengiriman citra

mammografi resolusi tinggi dari daerah pedesaan ke kota menggunakan

jaringan akses satelit.

Mammografi adalah citra radiologi yang dapat membantu pendeteksian

kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan ahli radiologi

yang berpengalaman untuk menginterpretasikan citra tersebut yang tidak

selalu tersedia didaerah pedesaan atau kota kecil. Eksprimen ini

menghubungkan tempat screening di kota kecil atau pedesaan dengan

suatu institusi medis di kota besar. Keberhasilan program ini

Pengantar Teknologi Informasi | 2

Page 4: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

membutuhkan integrasi antara satelit dan infrastruktur terestrial di

fakultas kedokteran kampus atau rumah sakit, pemoresan citra, keamanan

data pasien, juga perangkat lunak yang mengontrol proses screening.

Salah satu kesulitan yang dihadapi pada telemammografi ini adalah citra

yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik mammography direct

digital, kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat ditransmisikan kurang

dari 1 menit dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi sebanyak ini

mengorbankan beberapa data pada citra. Karena itu eksprimen ini

menyarankan pengembangan teknik kompresi citra disamping perbaikan

sistem yang mampu mentransmisikan citra lebih cepat.

3. TELEHEALTH

Terdapat dua teknologi dalam telehealth, yaitu: store forward dan real time

teknologi.

1. Teknologi simpan dan sampaikan (store and forward)

Misalnya adalah gambar yang didapatkan dari elektonik seperi teknologi x

ray, dapat dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi. Gambar tersebut

saja yang berpindah. Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh

spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan teknologi ini.

2. Teknologi real time

Real time adalah teknologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi

dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi

komunikasi dua arah menggunakan teknologi real time dalam telehealth.

Tekhnologi realtime juga dapat membuat alat untuk menstransimisikan

gambar dari tempat yng berbeda. Misalnya kamera untuk mengobservasi

keadaan klien. Tekhnologi realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik

audio maupun video, yang bisa digunakan dalam telehealth

Sebagai kombinasi realtime dan robotik, seorang dokter bedah dapat

melakukan operasi dengan alat operasi khusus dari jarak tertentu. Prosedur ini

disebut dengan telepresence. Telepresence menjadi salah satu sub bagian dari

telehealth.

Pengantar Teknologi Informasi | 3

Page 5: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

Salah satu contoh program telehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan

audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan

telehealth perawat. Perawat memasukkan data-data pasien secara elektronik dan

menganalisanya, jika perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan

kunjungan ke pasien.

4. TELENURSING

Telenursing merupakan praktek keperawatan di dunia maya dan

digunakan dalam rangka pemberian pelayanan keperawatan antara pasien dan

register ners. Telenursing juga diartikan sebagai penggunaan teknologi

telemedicine dalam memberikan pelayanan keperawatan dan praktek

keperawatan.

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam

memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian dalam pelayanan

kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau

antara beberapa perawat. Telenursing sebagai bagian dari telehealth dan beberapa

bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,

telekonsultasi dan telemonitoring.

Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan,

follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan

dukungan pada keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta

kolaborasi. Selain itu, dalam praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian

lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan, dan

perawat juga menggunakan teknologi seperti internet, komputer, telepon, alat

pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring sistem audio-video, satelit

dan sistem komunikasi yang lain. Penggunaan komputer dan teknologi informasi

untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif.

Dalam rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien

terhubungkan secara langsung menggunakan sistem transmisi elektronik.

Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada

berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan),

mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah

Pengantar Teknologi Informasi | 4

Page 6: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat

dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)

dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan

meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan

yang diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home

care). Selain itu telenursing juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan

klien.

5. MSCT-128 Slice

MSCT-128 Slice yang mampu mendeteksi sel ukuran 5 mm dan

merekam degup jantung dalam keadaan aritmia. MSCT sudah berkembang dari

slice (potongan) 16, 64, dan yang terakhir adalah 128. MSCT-128 Slice baru

diperkenalkan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (RSPIK) sekitar pertengahan

Juli 2010 lalu. Bertepatan dengan hari jadi ke-8 rumah sakit tersebut dan

penyelenggaraan seminar awam bertema “Sehatkan Jantung Anda & Deteksi

Dini Jantung Sehat dengan Multi Slice CT – 128”.

Tidak seperti generasi sebelumnya, MSCT – 128 Slice memiliki

beberapa kelebihan yang bermanfaat untuk urusan diagnostik. Alat ini dapat

membuat potongan sangat tipis dan cepat mengambil gambar (dari kepala sampai

kaki pada orang dengan ketinggian 2 meter hanya dalam waktu 10 detik).

Sehingga sangat cepat dan akurat bila harus melakukan pemeriksaan seluruh

tubuh.

Alat ini dapat menghasilkan detail gambar sangat jelas. Batas dan

perbedaan struktur jaringan normal dan abnormal dapat dengan jelas terlihat Pengantar Teknologi Informasi | 5

Page 7: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

sehingga bermanfaat untuk mendeteksi penyebaran tumor. Bahkan, perbedaan

fungsi dan karakteristik struktur jaringan organ dapat diberi warna serta dapat

dibuat tampilan gambar 3 dan 4 dimensi. Sehingga diagnosa yang selama ini

hanya terbatas diagnosa morfologi organ, dengan alat ini, dapat juga digunakan

untuk menilai secara fungsional.

Lebih dari itu, MSCT – 128 Slice pun dapat membuat detail gambar

struktur pembuluh darah organ tubuh dengan jelas. Hal ini sangat bermanfaat

dalam penilaian pembuluh darah organ seluruh tubuh. Alat ini memiliki akurasi

dan ketajaman dalam mendeteksi kelainan organ lebih baik, cepat dan tepat

dibading generasi sebelumnya. Proteksi radiasi alat ini pun cukup baik dengan

Adaptive Dose Shield yang mampu menurunkan 50% radiasi yang diterima

pasien. Di samping itu, dosis radiasi dapat dikontrol dan disesuaikan dengan

kebutuhan.

Rongga MSCT – 128 Slice cukup luas dan lebar. Sehingga bisa

digunakan untuk pasien gemuk (BB 300 kg), dan pasien yang tidak kooperatif

(anak, pasien tidak sadar). Apalagi pemeriksaan berlangsung dengan sangat

cepat.

Begitu juga pada pemeriksaan jantung, dengan keadaan denyut yang cepat atau

tidak teratur (aritmia) yang selama ini menjadi masalah pada alat generasi

sebelumnya, tidak lagi menjadi masalah. Karena alat ini dapat lebih cepat

mengambil gambar dari denyut jantung. Pengambilan gambar menyesuaikan

dengan denyut jantung sehingga pada keadaan aritmia tidak menjadi kendala.

Juga tidak perlu menunggu denyut jantung di bawah 70 kali/menit.

6. TEKNOLOGI ABLASI

Pengantar Teknologi Informasi | 6

Page 8: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

Teknologi ablasi kini telah dimanfaatkan dalam dunia kedokteran di

Indonesia. Teknologi ini sangat bermanfaat untuk mengatasi gangguan irama

jantung.

Melalui pemetaan tiga dimensi dari struktur jantung, teknologi ini dapat

memetakan secara sistematis konduksi listrik jantung sehingga dapat diketahui

letak sumber aliran listrik abnormal dengan lebih tepat. Sistem navigasi ablasi

terdiri dari dua jenis, yakni dengan carto XP navigation dan EnSite NavX

navigation.

Dokter Muhammad Munawar yang bekerja di rumah sakit yang terletak

di Jalan TB Simatupang Jakarta itu menyatakan bahwa gangguan irama jantung

merupakan kelainan denyut jantung yang terlalu cepat atau terlalu lamban pada

seseorang. Normalnya, kecepatan jantung seseorang yakni 60-100 detak/ detik.

Menurutnya, tingkat keberhasilan teknik ablasi mencapai 95 persen. Bahkan

kelebihan lainnya, pasien tidak perlu mengonsumsi obat-obatan lagi.

7. TRANDUCER

Tranducer adalah alat tambahan yang digunakan untuk pemeriksaan

penyakit dengan menggunakan komputer. Dengan Komputer, dokter dapat

memanfaatkannya sebagai alat untuk pemeriksaan pada pasien. Dan saat ini

komputer mempunyai kegunaan yang banyak dalam menunjang untuk ilmu

maupun sebagai alat pemeriksaan kedokteran.

Dengan bantuan  alat yang dipegang tangan yang disebut transducer 

tersebut  ditempatkan diatas kaki dan digerakkan maju mundur diatas area yang

berpengaruh. Tranducer mengeluarkan gelombang-gelombang ultrasond dan 

mendeteksi gema-gema, setelah itu gema-gema tersebut dipantul balikkan oleh

dinding vena dan sel darah oleh tranducer. Kemudian komputer akan

Pengantar Teknologi Informasi | 7

Page 9: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

membalikkan gema-gema dari gelombang-gelombang suara kedalam suatu

gambar pada layar komputer, dimana dokter akan dapat melihat aliran darah di

kaki pasien.

Dengan bantuan tranducer tersebut, kita dapat mengetahui aliran darah

manusia, mungkin tranducer tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan

lainnya, misalnya organ tubuh dalam manusia, kelainan genetic, dan sebagainya.

Jika dengan bantuan alat tersebut dapat digunakan untuk pemeriksaan-

pemeriksaan lainnya dokter bisa lebih terbantu. Namun semua itu masih perlu

penelitian yang lebih lanjut guna pembuktian.

Untuk itu, dokter harus memahami, mengembangkan dan dapat

memanfaatkan seefektif mungkin IT. Perkembangan-perkembangan teknologi

juga berguna dan bermanfaat bagi dunia kedokteran. Jika dalam dunia IT tetap

terus dikembangkan maka ini sangat membantu para dokter dalam menjalankan

profesinya

8. AIR ABRASION

Air Abrasion termasuk teknologi kedokteran gigi modern. Air abrasion

bukanlah teknologi baru dalam dunia kedokteran gigi. Mengobati gigi dengan air

abration pertama kali dicoba pada tahun 1940,dan mesin komersial disebut

Airdent itu dipasarkan oleh SS White. Namun pada saat itu, alat ini terkenal

sangat berisik dan menakutkan sehingga tidak menarik perhatian kalangan dokter

gigi.

Air abrasion dahulu kala dengan yang sekarang ditemukan banyak

perbaikan. Ditambah dengan kemajuan besar dalam perawatan gigi dan saling

Pengantar Teknologi Informasi | 8

Page 10: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

melengkapi dengan teknik yang lebih modern dan bahan-bahan yang tersedia

sekarang.

Pada dasarnya alat ini bekerja dengan meniup 27 mikron bubuk

alumunium oksida menggunakan kompresi udara. Beberapa sistem ada yang

menambahkan air ke dalam bubuk dan yang lain berusaha meng-inertkan gas

daripada tekanan udara. Ketika bubuk itu mengalir di gigi, secara harfiah akan

menipiskan permukaan gigi dengan lembut tetapi efisien.

Abrasi udara tidak disarankan untuk menghapus tambalan perak tua,

tetapi bisa menghapus tambalan putih cukup baik, dan sangat ideal untuk gigi

yang belum pernah diisi, seperti pada anak-anak. Hal yang paling buruk adalah

bahwa perangkat meniupkan bubuk ke dalam mulut, tetapi kebanyakan orang

tidak terganggu oleh rasa berpasir. Ketika mereka bilas, semua kembali normal.

Keuntungan menggunakan air abrasion adalah pasien seperti tidak

adanya dekat kebisingan, dan tidak adanya getaran total. Tidak seperti bor gigi,

air abrasion tidak menyebabkan bau hangus karena gigi tidak bisa panas. Selain

itu, perangkat air abrasion dapat digunakan untuk lembut menghapus bidang

pembusukan sangat awal sebelum lubang bahkan bisa dilihat. Banyak lubang

yang lebih kecil dapat diisi lebih awal dengan cara ini, daripada menunggu

sampai lubang jauh lebih besar, atau lebih buruk, memotong banyak gigi sehat

untuk sampai ke lubang kecil.

9. RADIOISOTOP

Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran telah dimulai pada tahun

1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan

penyakit tubercolusis pada kulit. Namun yang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran

Nuklir adalah George C. de HEVESSY, dialah yang meletakkan dasar prinsip

Pengantar Teknologi Informasi | 9

Page 11: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

perunut dengan menggunakan radioisotop alam Pb-212. Dengan ditemukannya

radioisotop buatan, maka radioisotop alam tidak lagi digunakan.

Radioisotop buatan yang banyak dipakai pada masa awal perkembangan

kedokteran nuklir adalah I-131. Akan tetapi pemakaiannya kini telah terdesak

oleh Tc-99m selain karena sifatnya yang ideal dari segi proteksi radiasi dan

pembentukan citra juga dapat diperoleh dengan mudah serta relatif murah

harganya. Namun demikian I-131 masih sangat diperlukan untuk diagnostik dan

terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid.

Perkembangan ilmu kedokteran nuklir yang sangat pesat tersebut

dimungkinkan berkat dukungan dari perkembangan teknologi instrumentasi

untuk pembuatan citra terutama dengan digunakannya komputer untuk

pengolahan data sehingga sistem instrumentasi yang dahulu hanya menggunakan

detektor radiasi biasa dengan sistem elektronik yang sederhana, kini telah

berkembang menjadi peralatan canggih kamera gamma dan kamera positron yang

dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun tiga dimensi serta

statik maupun dinamik.

Dewasa ini, aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan telah

memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis

maupun terapi berbagai jenis penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti

ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit syaraf, ilmu penyakit jantung, dan

sebagainya telah mengambil manfaat dari teknik nuklir ini.

Kedokteran Nuklir

Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang

menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida

buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga

dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada

kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi

invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah,

cairan lambung, urine dan sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih

dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).

Pengantar Teknologi Informasi | 10

Page 12: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

Pada studi in-vivo, setelah radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh

pasien melalui mulut atau suntikan atau dihirup lewat hidung dan sebagainya

maka informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa:

a. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang dapat diperoleh

dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera

positron (teknik imaging)

b. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan

angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau

bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan

kamera gamma atau kamera positron.

c. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine dsb)

yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan

pada detektor radiasi (teknik non-imaging).

Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging

memberikan informasi mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan

(imaging) pada kedokteran nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan pencitraan

dalam radiologi.

Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan

biologis misalnya 1 ml darah. Cuplikan bahan biologis tersebut kemudian

direaksikan dengan suatu zat yang telah ditandai dengan radioisotop.

Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor radiasi gamma yang

dirangkai dengan suatu sistem instrumentasi. Studi semacam ini biasanya

dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam darah

pasien seperti insulin, tiroksin dan sebagainya.

Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang

diagnosis berbagai penyakit, seperti penyakit jantung koroner, penyakit kelenjar

gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan

mendeteksi penyebarannya pada tulang, mendeteksi pendarahan pada saluran

pencernaan makanan dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang

dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat

ini berkembang pesat.

Pengantar Teknologi Informasi | 11

Page 13: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga

berperanan dalam terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar

gondok, hiperfungsi kelenjar gondok yang membandel terhadap pemberian obat-

obatan non radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan)sendi yang

sulit dikendalikan dengan menggunakan terapi obat-obatan biasa. Bila untuk

keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka

dalam terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis yang besar terutama

dalam pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk melenyapkan

sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu.

Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960an,

yaitu setelah reaktor atom Indonesia yang pertama mulai dioperasikan di

Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh tenaga ahli dari luar

negeri merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung. Unit ini merupakan cikal bakal Unit

Kedokteran Nuklir RSU Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran. Menyusul kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP,

RS Gatot Subroto) dan di Surabaya (RS Sutomo). Pada tahun 1980-an didirikan

unit-unit kedokteran nuklir berikutnya di RS sardjito (Yogyakarta) RS Kariadi

(Semarang), RS Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS Fatmawati (Jakarta).

Dewasa ini di Indonesia terdapat 15 rumah sakit yang melakukan pelayanan

kedokteran nuklir dengan menggunakan kamera gamma, di samping masih

terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya mengoperasikan alat penatah ginjal

yang lebih dikenal dengan nama Renograf

10. PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG

KESEHATAN YANG LAIN

Teknologi Informasi di bidang kesehatan atau kedokteran komputer juga

telah memperlihatkan peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa

manusia, dan riset di bidang kedokteran. Komputer digunakan untuk

mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat, serta menganalisis organ

tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat. Teknologi informasi berupa

Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar

Pengantar Teknologi Informasi | 12

Page 14: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak

bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak

menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat

digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh.

Computerized Axial Tomography

Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT), merupakan sistem

komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel

tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar. Bentuk lain adalah Position

Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem komputer yang dapat

menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif. Selain itu Nuclear

Magnetic Resonance merupakan teknik mendiagnosis dengan cara

memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hidrogen.

Saat ini telah ada temuan baru yaitu komputer DNA, yang mampu mendiagnosis

penyakit sekaligus memberi obat. Ehud Shapiro beserta timnya dari institut Sains

Weizmann, Rehovot, Israel, telah membuat komputer DNA ultrakecil yang

mempu mendiagnosis dan mengobati kanker tertentu. Komponen penyusun

komputer DNA adalah materi genetik yang diketahui urutan basanya. Seperti

diketahui bahwa urutan gen secara intrinsik mempunyai kemampuan inheren

untuk mengolah informasi layaknya komputer. Oleh karena itu trilyunan mesin

biomolekul yang bekerja dengan ketepatan lebih dari 99,8% itu, dapat dikemas

dalam setetes larutan. Komputer DNA menggunakan untai nukleotida sebagai

masukan data, dan molekul biologi aktif sebagai larutan data dapat menghasilkan

sistem kendali logis dari proses-proses biologi.

Pengantar Teknologi Informasi | 13

Page 15: Tugas Penggunaan Teknologi Informasi

DAFTAR PUSTAKA

http://fanni.suyuti.com/2010/03/01/pemanfaatan-teknologi-informasi-pada-bidang-

kesehatan-khususnya-rumah-sakit/ diakses 29 Maret 2011.

http://yanuwarsa.co.cc/?p=39 diakses 29 Maret 2011.

http://eprints.ums.ac.id/1028/1/2008v1n1-09.pdf diakses 29 Maret 2011.

http://teknik-informatika.com/teknologi-informasi-bidang-kesehatan/ diakses 29

Maret 2011.

http://ardiardo.wordpress.com/2008/08/12/mengenal-alat-diagnosis-tercanggih/

diakses 12 Maret 2011.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2010/08/09/511/Metode-Tepat-

untuk-Gangguan-Irama-Jantung# diakses 12 April 2011.

http://tyadesti.wordpress.com/2011/01/ diakses 12 April 2011.

http://indiralarasputri.blogspot.com/2010/11/air-abrasion.html diakses 12 April 2011.

http://alifis.wordpress.com/2009/06/28/seri-fisika-kesehatan__radiasi-manfaatnya-

dalam-kedokteran-kesehatan/ diakses 12 April 2011.

Pengantar Teknologi Informasi | 14