tugas 4

29
Langkah-langkah Metode Ilmiah Browse » Home » KULIAH , PENDIDIKAN » Langkah-langkah Metode Ilmiah Langkah-langkah Metode Ilmiah Seperti kita ketahui berpikir ialah suatu kegiatan mental yang akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Secara sederhana proses berpikir bagi seorang ilmuan dimulai dengan ragu-ragu serta diakhiri dengan percaya ataupun tidak percaya Menurut Bapak Jujun Suriasumantri cara alur berpikir yang terdiri dalam metode ilmiah bisa dijabarkan dalam beberapa langkah yang memperlihatkan tahapan-tahapan dalam hal kegiatan ilmiah,karena kerangka berpikir ilmiah itu pada dasarnya berintikan proses logico-hypothetico verifikasi (berfikir hipotesa dan verifikasi) ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : 1. Perumusan masalah yang merupakan bagian dari pertanyaan mengenai obyek empiris yang sangat jelas batas-batasnya dan juga

Upload: iyank-andryanyy

Post on 10-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas 4

TRANSCRIPT

Langkah-langkah Metode Ilmiah

Browse » Home » KULIAH , PENDIDIKAN » Langkah-langkah Metode Ilmiah

Langkah-langkah Metode Ilmiah

Seperti kita ketahui berpikir ialah suatu kegiatan mental yang akan menghasilkan ilmu

pengetahuan. Secara sederhana proses berpikir bagi seorang ilmuan dimulai dengan ragu-ragu

serta diakhiri dengan percaya ataupun tidak percaya

Menurut Bapak Jujun Suriasumantri cara alur berpikir yang terdiri dalam metode ilmiah

bisa dijabarkan dalam beberapa langkah yang memperlihatkan tahapan-tahapan dalam hal

kegiatan ilmiah,karena kerangka berpikir ilmiah itu pada dasarnya berintikan proses logico-

hypothetico verifikasi (berfikir hipotesa dan verifikasi) ini terdiri dari langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Perumusan masalah yang merupakan bagian dari pertanyaan mengenai obyek empiris yang

sangat jelas batas-batasnya dan juga bisa diidentifikasikan dengan faktor-faktor yang terkait

yang ada didalamnya.

2. Penyusunan kerangka berpikir didalam pengajuan hipotesis yang memang merupakan

argumentasi(alasan) yang menerangkan hubungan yang mungkin ada diantara berbagai faktor

yang saling berkaitan dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun

secara rasional(masuk akal) berlandaskan premis-premis ilmiah yang sudah teruji kebenarannya

/keshahihannya dengan meninjau faktor-faktor empiris yang sangat sesuai dengan

permasalahan yang ada.

3. Pengajuan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang

diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

4.Pengujian hipotesis yang merupakan bagian dari pengumpulan fakta-fakta yang sesuai dengan

hipotesis yang disajikan untuk memeperlihatkan apakah ada fakta-fakta yang mendukung

hipotesis tersebut atau tidak ada sama sekali.

5.Penarikan kesimpulan adalah merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diberikan itu

ditolak atau diterima, Sekiranya pada proses pengujian terdapat fakta yang memang cukup

mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa diterima semua. Sebaliknya sekiranya pada proses

pengujian tidak terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itupun ditolak.

Hipotesis yang dapat di diterima lalu kemudian diakui bagian dari pengetahuan ilmiah itu sebab

sudah mencakup persyaratan keilmuan yakni memiliki kerangka penerangan yang konsisten

dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah diuji kebenarannya. Pengertian kebenaran di

sisni harus memang ditafsirkan secara pragmatis artinya bahwa sampai sekarang ini belum

terdapat fakta yang menyebutkan sebaliknya

             Menurut pendapat bapak Nugroho menyatakan bahwa langkah-langkah metode ilmiah ini

sebagai berikut dibawah ini:

1. Memilih dan juga mendefinisikan masalah yang akan diteliti.

2. Melakukan Survei terhadap data yang tersedia.

3. Memformulasikan hipotesa yang ada .

4. Membangun kerangka analisa dan alat-alat dalam menguji hipotesa.

5. Mengumpulkan data yang primair.

6. Mengolah serta menganalisa dan membuat interpretasi /penafsiran.

7. Membuat generalisasi serta kesimpulan.

8. Membuat suatu Laporan mengenai hasilpenelitian.

Setelah menjalani langkah-langkah dari metode ilmiah diatas tadi kemudian menghasilkan kesimpulan yang didapatkan maka hasil penelitian itu bisa diakui dan dijalankan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan,akan tetapi jika seandainya hasil dari suatu penelitian yang didapat bertolak belakang atau tidak bisa diterima maka bukan berarti hasinya itu dikatakan salah atau tidak benar akan tetapi harus dipatahkan lagi dengan penelitian-penelitian yang selanjutnya, agar supaya hasil yang dikatakan tidak sesuai tadi bisa dimentahkan dengan hasil penelitian lagi.

Diantara contoh yang sederhana dulu banyak sekali bahkan hampir semua orang beranggapan bahwa ketika bayi tidak di”bedong” (memakai pernel/kain buat selimut bayi itu) tidak baik bagi sibayi,akan tetapi menurut hasil penelitian pada saat ini apalagi didukung dengan

penemuan-penemuan ilmiah bahwa ‘bedong” pada bayi itu tidak baik buat sibayi karena mengganggu bagian pernapasan sibayai tersebut.

uzaeni Ridwan

http://huzaeniridwan.blogspot.com/2013/05/langkah-langkah-metode-ilmiah.html

Metode Ilmiah Posted by admin

Dec 3

A. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari kata Yunani methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui,mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos berarti: penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Sementara itu, metodologi berasal dari kata metode dan logos, yang berarti ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Melihat dari pengertiannya, metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan.Sementara itu metodologi disebut juga science of methods, yaitu ilmu yang membicarakan cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode atau dapat dikatakan sebagai cara untuk membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian. Bagi ilmu seperti sosiologi, antropologi, politik, komunikasi, ekonomi, hukum serta ilmu alam, metodologi merupakan dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu metode atau langkah praktis penelitian.B. Ilmu Sebagai ProsesProses terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi karena jawaban terhadap terjadinya pengetahuan akan membuat seseorang paham filsafatnya. Jawaban yang sederhana adalah berfilsafat a priori, yaitu ilmu yang terjadi tanpa melalui pengalaman, baik indera maupun batin, atau a posteriori yaitu ilmu yang terjadi karena adanya pengalaman. Dengan demikian pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif.Ada enam hal yang merupakan alat untuk mengetahui proses terjadinya pengetahuan, yaitu:1. Pengalaman Indera (Sense Experience)

Dalam filsafat, paham yang menekankan pada kenyataan disebut realisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah hanya kenyataan. Jadi ilmu berawal mula dari kenyataan yang dalam diserap oleh indera. Aristoteles adalah tokoh yang pertama mengemukakan pandangan ini, yang berpendapat bahwa ilmu terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek. Objek masuk dalam diri subjek melalui persepsi indera (sensasi).2. Nalar (Reason)Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Hal yang perlu diperhatikan dalam telaah ini adalah tentang asas pemikiran berikut:a. Principium Identitas, disebut juga asas kesamaan.b. Principium Contradictionis, disebut juga asas pertentangan.c. Principium Tertii Exclusi, disebut sebagai asas tidak adanya kemungkinan ketiga.3. Otoritas (Authority)Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber ilmu karena keompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi ilmu pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah ilmu yang terjadi melalui wibawa seseorang hingga orang lain mempunyai pengetahuan.4. Intuisi (Intuition)Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu membuat pernyataan yang berupa ilmu. Karena ilmu yang diperoleh melalui intuisi muncul tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu, maka tidak dapat dibuktikan seketika atau melalui kenyataan.5. Wahyu (Revelation)Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena manusia mengenal sesuatu melalui kepercayaannya.6. Keyakinan (Faith)Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara wahyu dan keyakinan hampir tidak dapat dibedakan karena keduanya menggunakan kepercayaan, perbedaannya adalah bahwa keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatic diikutinya adalah peraturan berupa agama, sedang keyakinan adalah kemampuan jiwa manusia yang merupakan pematangan (maturation) dari kepercayaan.C. Metode IlmiahMetode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif dalam membangun pengetahuan. Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasionil yang berkesuaian dengan objek yang dijelaskannya, dengan didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. Pendekatan rasional yang digabungkan dengan pendekatan empiris dalam langkah menuju dan dapat menghasilkan pengetahuan inilah yang disebut metode ilmiah. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-

verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah berikut:1. Perumusan masalahMerupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batasannya dan faktor yang terkait dapat diidentifikasi.2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesisMerupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan, yang disusun secara rasionil berdasarkan premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya.3. Perumusan hipotesisMerupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.4. Pengujian hipotesisMerupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan adanya fakta pendukung hipotesis.5. Penarikan kesimpulanMerupakan penilaian diterima atau tidaknya sebuat hipotesis. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai kerangka kejelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah teruji kebenarannya.Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Hubungan antara langkah yang satu dengan lainnya tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis dengan proses pengkajian ilmiah yang tidak semata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. Pentingnya metode ilmiah bukan saja dalam proses penemuah ilmu pengetahuan, namun terlebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat ilmuwan.

http://pph.staff.hukum.uns.ac.id/2009/12/03/metode-ilmiah/

Penelitian ilmiahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Tiga tahap penelitian ilmiah

Penelitian ilmiah biasanya melalui tiga tahap yaitu: konseptualisasi, operasionalisasi, dan observasi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_ilmiah

Pengertian dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah Labels: teori penelitian

Pengertian Metode Ilmiah dan Langkah-Langkahnya.

Sudah lama tidak menulis tentang teori penelitian, maka kali ini blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model-Model Pembelajaran akan kembali menguraikan salah satu topik terkait hal tersebut, yaitu Pengertian Metode Ilmiah dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah. Yuk kita simak.

Pengertian Metode Ilmiah Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.

Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalahMetode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematisDalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.

Metode ilmiah didasarkan pada data empirisSetiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.

Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrolDi saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya.

Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

Langkah-Langkah Metode IlmiahKarena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah.2. Merumuskan hipotesis.3. Mengumpulkan data.4. Menguji hipotesis.5. Merumuskan kesimpulan.

Merumuskan MasalahBerpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

Merumuskan HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Mengumpulkan DataPengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

Menguji HipotesisSudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf

signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

Merumuskan KesimpulanLangkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html

Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian Ilmiah

      50 Votes

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari

pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada

intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat

dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan

realitas yang ada pada objek.

Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan

pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap

pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya.

Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah.

Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu,

keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan prailmiah adalah hasil serapan indra

dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan

metode-metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat rebusan daun

jambu biji untuk mengurangi gejala diare.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu

dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk

meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan

yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan

koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah

(menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis

serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara

lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.

Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan

menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti dalam usaha

menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan

langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan

yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu

merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan

suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan

menggunakan metode ilmiah.

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:

1. Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.

2. Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.

3. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.

Pengertian Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para

ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan

langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini

melalui tahap-tahap berikut:

1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.

2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.

3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.

4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.6. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis

data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).

7. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh

setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :

1. Rasa ingin tahu2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)4. Tekun (tidak putus asa)5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

Penelitian Ilmiah

Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian

(research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti

mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha

untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah

didefinisikan sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyambung,

berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan

fenomena-fenomena.

Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara

sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi

salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah

membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian

ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan

sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).

4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Sains, suatu proses yang bekerja dengan metode ilmiah, telah banyak

memperbaiki pandangan-pandangan manusia. Salah satu keberhasilan itu adalah

koreksi atas teori generasi spontan yang telah ada sejak jaman pertengahan. Teori ini

menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup. Contohnya, katak

muncul dari lumpur, serangga dari sisa makanan, kain kotor yang ditaburi gandum

dapat memunculkan tikus, dan belatung berasal dari daging. Setelah bekerja keras

melalui penelitian yang panjang, Louis Pasteur, seorang ilmuwan kenamaan Prancis,

mengumumkan kesimpulannya yang menggugurkan teori generasi spontan maupun

teori evolusi Charles Robert Darwin.

Pasteur mengungkapkan hal berikut: ”Dapatkah materi melakukan pembentukan

dirinya sendiri? Tidak! Sampai saat ini tidak ada faktor-faktor yang dengannya orang

dapat membuktikan adanya makhluk hidup-makhluk hidup mikroskopis yang dapat

hidup di bumi tanpa adanya induk yang menyerupai sebelumnya.”Penemuan-

penemuan dibidang sains memperbaiki teknologi. Sementara itu, kemajuan teknologi

menunjang pencapaian penelitian.

http://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/

Penelitian Ilmiah dan Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah

Kembali membahas tentang teori penelitian, setelah sebelumnya menguraikan tentang metode ilmiah dan langkah-langkah metode ilmiah, blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model-Model Pembelajaran selanjutnya akan membahas tentang penelitian ilmiah dan langkah-langkah melakukan penelitian ilmiah. Yuk disimak.

Perbedaan Metode Ilmiah dengan Penelitian IlmiahMetode ilmiah dan penelitian ilmiah, dua frase yang terkesan memiliki pengertian sama ini ternyata memiliki perbedaan satu sama lain. Ada dua (2) hal paling tidak, yang membedakan antara metode ilmiah dengan penelitian ilmiah. Perlu dimengerti bahwa setiap penelitian ilmiah harus menerapkan metode ilmiah, akan tetapi setiap metode ilmiah belum tentu penelitian ilmiah. Maksudnya begini, prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode ilmiah digunakan pula dalam penelitian ilmiah.

Adapun letak kedua perbedaan metode ilmiah dengan penelitian ilmiah, sebagaimana telah disebut di atas adalah: (1) dalam hal rumusan masalah; dan (2) dalam hal cara kerja pemecahan masalah. Mari kita uraikan satu persatu.

Rumusan MasalahRumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat sederhana atau masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hari hujan, salah satu sudut lantai kamar di rumah anda menjadi menjadi basah. Untuk menyelesaikan masalah sederhana ini anda tidak perlu melakukan penelitian ilmiah, cukup berpikirdengan menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya dalam penelitian ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan kegiatan yang kompleks pula untuk menyelesaikan/ memecahkannya. Dalam penelitian ilmiah anda harus merancang instrumen untuk mengumpulkan data dengan benar, menganalisis data, dsb. Melakukan penelitian ilmiah memerlukan waktu yang lebih lama, tidak cukup hanya satu atau dua hari saja sebagaimana anda memecahkan masalah sehari-hari yang sederhana melalui metode ilmiah.Contoh masalah penelitian ilmiah yang cukup kompleks misalnya: Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan prestasi siswa-siswa kelas XA SMA SukaMoro? Untuk memecahkan masalah ini tidak dapat dilakukan secara sederhana melalui metode ilmiah, tetapi haruslah dengan penelitian ilmiah yang dalam pelaksanaannya tetap menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah.

Cara Kerja Pemecahan Masalah Secara singkat pada paragraf sebelumnya tentang rumusan masalahpun kita sudah dapat memahami bahwa cara kerja dalam penelitian ilmiah lebih kompleks dibanding cara kerja pada metode ilmiah. Selama melaksanakan penelitian ilmiah diperlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan keahlian khusus. Penelitian ilmiah dilakukan secara sadar, cermat dan sistematis mengenai subjek tertentu sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi. Penelitian ilmiah juga berkaitan dengan memperbaiki sesuatu yang sedang berjalan baik berupa fakta, teori atau kegiatan, dan tidak hanya mengungkap hal-hal yang bersifat baru. Penelitian ilmiah (scientific research) bukan hanya upaya yang dilakukan untuk pemuasan rasa ingin tahun, tetapi juga berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial ataupun kebendaan (alam).

Langkah-Langkah Penelitian IlmiahProses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:

1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah2. melakukan studi pendahuluan3. merumuskan hipotesis4. mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel5. menentukan rancangan dan desain penelitian6. menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian7. menentukan subjek penelitian8. melaksanakan penelitian9. melakukan analisis data10. merumuskan hasil penelitian dan pembahasan11. menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.

Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini.

Mengidentifikasi dan Merumuskan MasalahSebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).

Melakukan Studi PendahuluanDi dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan.

Merumuskan HipotesisHipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.

Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional VariabelSebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.

Menentukan Rancangan atau Desain PenelitianRancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti.

Menentukan dan Mengembangkan Instrumen PenelitianApakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.

Menentukan Subjek PenelitianOrang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.

Melaksanakan PenelitianPelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.

Melakukan Analisis DataBeragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data.

Merumuskan Hasil Penelitian dan PembahasanPada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.

Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan DesiminasiSeorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/langkah-langkah-penelitian-ilmiah.html

Pengertian, Karakteristik, dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)

2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)

3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)

4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Karakteristik Metode Ilmiah

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :

1.       Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2.       Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3.       Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :

a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).

b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.

c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.

4.      Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:

1. Memilih dan mendefinisikan masalah2. Survey terhadap data yang tersedia3. Memformulasikan hipotesa4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa5. Mengumpulkan data primer6. Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi7. Membuat generalisasi dan kesimpulan8. Membuat laporan

Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :

1. Merumuskan masalah.2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada

pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.3. Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data

atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk

menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.

6. Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html

Metode Ilmiah dan Penelitian

March 28, 2013 hendry 2 Comments

Metode Ilmiah dan Penelitian

oleh : Hendry

 

Metode ilmiah merupakan salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Metode ilmiah dianggap merupakan metode terbaik untuk mendapatkan pengetahuan karena metode ini menggunakan pendekatan yang sistematis, objektif, terkontrol, dan dapat diuji, yang dilakukan melalui metode induktif maupun deduktif. Beberapa metode lain yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan selain metode ilmiah adalah melalui intuisi, rasionalisme, dan empiris.

Beberapa perbedaan metode ilmiah dengan non ilmiah menurut Shaugnessy dan Zechmeister (dalam Liche Seniati, dkk, 2005:10) antara lain :

SPESIFIKASI NON ILMIAH ILMIAH

Pendekatan masalah Intuitif Empiris

Konsep/Teori Ambigu dengan arti yang berlebihan

Jelas, operasional dan spesifik

Hipotesis Tidak dapat dibuktikan Dapat dibuktikan

Observasi gejala Tidak terkontrol, seadanya Sistematis , terkontrol

Alat Ukur Tidak akurat Akurat, tepat, sesuai

Pengukuran Tidak Valid dan reliabel Valid dan reliabel

Kontrol Tidak ada Selalu dilakukan

Pelaporan Hasil Penelitian

Bias, Subjektif Tdk Bias, Objektif

Sikap Peneliti Apa adanya Kritis, Skeptis, mencari bukti

Sifat Penelitian Tidak dapat diulang Dapat diulang

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata kunci dari metode ilmiah adalah empiris, teori yang jelas, operasional dan spesifik, dapat dibuktikan, sistematis, alat ukur disesuaikan, perhatian terhadap validitas dan reliabilitas, objektif, sikap peneliti yang cenderung kritis dan mencari pembuktian, dan dapat diulang.

Empiris menekankan bahwa setiap pernyataan harus dapat dibuktikan. Artinya, suatu penjelasan dianggap benar jika sesuai dengan pengalaman atau observasi. Secara sederhana, empirisme akan selalu sesuai dengan kenyataan karena kenyataan selalu dapat dialami dan diobservasi. Misalnya pernyataan ”Langit Mendung Sebentar Lagi Akan Hujan”. Pernyataan ini didasarkan pada pengalaman terdahulu yang dapat diobservasi atau dialami semua orang.

Teori yang jelas, operasional dan spesifik artinya bahwa teori-teori yang digunakan haruslah jelas, operasional (dapat diukur) dan spesifik. Misalnya motivasi yang didefinisikan oleh Robbins sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya, motivasi ini dioperasionalisasi ke dalam lima dimensi (misalnya : kerja keras, orientasi masa depan, tingkat cita-cita tinggi, ketekunan, usaha untuk maju). Dari lima dimensi ini kemudian dijelaskan lagi secara spesifik dalam bentuk indikator.

Hipotesis yang dapat dibuktikan artinya hipotesis (dugaan sementara) yang diajukan oleh peneliti harus dapat dibuktikan melalui suatu pengujian hipotesis yang metode / teknik nya disesuaikan dengan jenis penelitian, jenis data, dan berbagai aturan dalam pengujian hipotesis ilmiah.

Observasi yang terkontrol artinya setiap tindakan observasi yang dilakukan terkontrol secara ketat dan sistematis. Misalnya penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap hasil belajar. Adanya kontrol yang ketat ini untuk meminimalisir pengaruh variabel lain (misalnya : Inteligensia) dengan cara memperhatikan homogenitas subjek penelitian atau subjek diambil dengan karakteristik yang relatif homogen baik dalam hal IQ, Usia, dll.

Alat ukur atau instrumen yang digunakan haruslah tepat. Misalnya untuk mengukur motivasi belajar maka instrumen yang digunakan dapat berupa angket atau lembar observasi, dll.

Perhatian terhadap validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ilmiah, validitas dan reliabitas merupakan pra-syarat penelitian. Salah satu penelitian yang mengalami kritikan karena aspek validitas dan reliabitas ini adalah penelitian mengenai Emotional Quotient oleh Goleman. Salah satu ahli yang mengkritiknya adalah Stolzt (penggagas teori AQ / Adversity Quotient) yang menganggap bahwa EQ tidak didasarkan pada standar pengukuran yang valid dan metode yang jelas untuk mengukurnya.

Bersikap kritis, skeptis dan mencari pembuktian. Dari sisi peneliti, sikap kritis, skeptis dan mencari pembuktian merupakan salah satu orientasi penelitian ilmiah. Artinya, seorang peneliti tidak boleh menerima begitu saja penjelasan dari hasil penelitian orang lain dan tetap mengembangkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dengan demikian, metode ilmiah selalu terbuka untuk menerima pendapat yang berbeda dan setiap pendapat terbuka untuk diuji ulang. (seperti keraguan Stolzt pada poin 6 di atas).

http://teorionline.net/metode-ilmiah-dan-penelitian/