tugas 3 kelompok 10 (agroindustri dan pemasaran stroberi)

Upload: lauravista-septy-ferlany

Post on 17-Jul-2015

392 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PAPER MANAJEMEN AGRIBISNIS Agroindustri dan Pemasaran Buah Stroberi

Oleh : Kelompok 10 Fattah Gyasi Tamtanus Heidy Ahadianti Mayang Nira Lauravista Septy F. I Gusti Agung A. Rizika Adhyanti Khansa Qonitah P. Adhi Karno Wibowo 240110090076 240110090078 240110090094 240110090096 240110090098 240110090099 240110090101 240110090108

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

1.1

Pascapanen

1.1.1 Pengumpulan Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan ditempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buahdi atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan diatas rak-rak penyimpanan. 1.1.2 Penyortiran dan Penggolongan Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan padavarietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu: Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam. Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi. Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik. 1.1.3 Pengemasan dan Penyimpanan Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kgdan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalamlemari pendingin 0-1 derajat C. 1.2 Strawberry Organik Strawberry hasil pengembangan organik memang berbeda. Strawberry organik warnanya lebih cerah walaupun ukurannya sama dengan strawberry hasil pemupukan dan pestisida kimia. Rasanya lebih manis dan dapat bertahan selama empat hari dibandingkan dengan yang memakai bahan kimia yang hanya dapat bertahan selama tiga hari. Kualitas ini dihargai tinggi hingga mencapai Rp 40.000 per kilogram, lebih tinggi ketimbang strawberry non organik yang dijual seharga Rp 30.000 per kilogram.Kualitas baik, harga jual tinggi, namun biaya produksi kecil menjadi buah unggul yang kompetitif. Untuk pupuk dan pestisida nabati, digunakan bahan-bahan alami, dengan memanfaatkan bahan alam dan limbah organik yang ada di sekitar.Limbah rumah tangga, kotoran hewan, air kelapa dan air biasa, diramu dalam satu drum.Rata-rata perhitungan setiap bulannya seorang petani

strawberry hanya mengeluarkan sekitar Rp 500.000 untuk biaya produksi 5.000 batang strawberry. Pemakaian unsur alami pada tanaman strawberry ini secara tidak langsung juga menjaga nilai ekologis terhadap lahan.Penggunaan pestisida alami (nabati) hanya berfungsi mengusir hama, bukan mematikan. Hal ini akan menjaga agar hama dan penyakit tidak kebal terhadap obat. Pemakaian pestisida kimia dapat membuat hama kebal, bukannya menyelesaikan masalah, namun pertumbuhan hama justru semakin banyak. Soal pasar dalam negeri, prospek bisnis strawberry masih berseri. Karena khasiatnya yang beragam untuk kesehatan terutama untuk mencegah kolesterol tinggi, stroke, diabetes, menghaluskan kulit dan memperlambat proses penuaan, strawberry organik selain dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga, juga sangat dibutuhkan oleh industri makanan, obat-obatan dan kecantikan. 1.3 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :

a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

1.4

Konsep Pemasaran Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi,

utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. 1.5 Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan. Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan tujuan organisasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai. 1.6 Manajemen Pemasaran PT. Ultrajaya Milk Industri susu di Indonesia saat ini sangat menggairahkan karena potensi pasar susu di Indonesia masih terbuka lebar mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan juga tingkat konsumsi susu di Indonesia yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Oleh karena itu, industri susu di Indonesia terus bertumbuh demikian halnya juga untuk industri susu cair. Akan tetapi,

pertumbuhan susu cair tersebut lebih disebabkan karena meningkatnya konsumsi susu di Indonesia bukan karena adanya perubahan pola konsumsi susu di Indonesia. Hal ini menjadi peluang bagi PT Ultrajaya untuk mengembangkan bisnisnya di masa mendatang karena saat ini PT Ultrajaya merupakan market leader di industri susu cair dan susu Ultra yang merupakan produk PT Ultrajaya sudah dikenal dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Agar dapat meraih peluang tersebut, PT Ultrajaya menghadapi tantangan bisnis untuk mengubah perilaku masyarakat Indonesia yang lebih memilih mengkonsumsi susu bubuk dibandingkan dengan susu cair. Perilaku tersebut dapat terbentuk karena adanya persepsi yang tidak tepat mengenai susu cair antara lain persepsi mengenai adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu cair dan bahkan dianggap kandungan pengawet di dalam susu cair lebih banyak dibandingkan dengan susu bubuk. Persepsi tersebut dapat terbentuk karena kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dan keunggulan susu cair. Untuk mengubah persepsi tersebut, maka diperlukan strategi komunikasi pemasaran untuk mengedukasi masyarakat mengenai tidak adanya bahan pengawet di dalam susu cair. Dalam proses edukasi tersebut, PT Ultrajaya perlu menargetkan terlebih dahulu kepada para mahasiswi karena mahasiswi merupakan calon ibu yang akan menjadi decision maker dalam pembelian susu. Sedangkan rencana implementasi untuk edukasi tersebut terdiri dari kegiatan komunikasi Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). Implementasi tersebut melibatkan pendapat ahli, pembuktian langsung, dan data yang menunjukkan bahwa susu cair UHT telah banyak dikonsumsi oleh negara-negara lain karena atribut tersebut dapat membentuk kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu. 1.7 Kelebihan Pemasaran PT. Ultrajaya Milk Kekuatan utama PT Ultrajaya terletak pada visi pemasaran yang terfokus terus menerus membangun merek yang kuat dan memerlebar ragam produk makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.Untuk melaksanakan hal ini, PT Ultrajaya telah melakukan investasi yang signifikan dalam aktivitas pemasaran, teknologi, pengembangan produk dan yang paling penting, distribusi. Perusahaan ini termasuk salah satu perusahaan di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi yang paling luas, mencakup seluruh daerah Indonesia, mulai dari Sumatera di ujung Barat hingga Papua di ujung Timur. Hal ini dapat dicapai oleh adanya sistem distribusi yang

terdiri dari 2,500 grosir yang bersama-sama melayani lebih dari 25,000 toko ritel (toko moderen dan tradisional), hotel dan pelanggan komersial. Jaringan distribusi ini juga didukung oleh jaringan penjualan PT Ultrajaya yang terdiri dari lebih 300 tenaga penjual, lebih dari 100 kendaraan, serta 9 depo dan kantor cabang di kota-kota besar, ditambah lagi oleh beberapa distributor lokal. Pasar utama PT Ultrajaya adalah Indonesia dengan populasi 200 juta orang yang memiliki tingkat daya beli yang meningkat. Pasar domestik mencapai 90 persen dari total produksi perusahaan ini. Namun sejak 1988, perusahaan ini mulai aktif memasuki pasar ekspor ke negaranegara tertentu. 1.8 Vins Berry Park (Cisarua, Lembang)

1.8.1 Bauran Pemasaran 1.8.1.1 Produk Produk yang dikembangkan Vins Berry Park adalah buah stroberi. Buah stoberi yang diproduksi merupakan stroberi dengan menggunakan bibit impor dari California sehingga hasil buahnya berukuran besar dan bentuk yang beranekaragam serta dengan tekstur khas stroberi California. Keunikan lainnya adalah budidaya stroberi ini menggunakan dua sistem yaitu hidroponik dalam green house dan secara organik di kebun terbuka sehingga menjadi keunggulan tersendiri bagi Vins Berry Park. Diantara buah stroberi ditanam juga beberapa jenis sayuran seperti wortel, bayam, dan bawang daun namun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Dalam menjual buah stroberi segar Vins berry Park memiliki standar sendiri untuk dapat dijual ke konsumen. Karakteristik buah yang dapat dijual antara lain : Warna buah sempurna (merah atau kuning kemerahan) Kematangan buah mencapai 80 90 persen Tekstur buah sempurna, tidak rusak atau cacat. Ukuran buah sesuai dengan bobot yang seharusnya dijual. Buah yang sudah siap jual dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan styrofoam dan ditutup dengan menggunakan plastik polyetilen. Buah yang telah dikemas disusun dengan rapi dan tidak ditumpuk untuk menghindari kerusakan akibat adanya gesekan. Buah dikemas dalam ukuran kg per kemasan dengan berbagai grade. Pengolahan buah stroberi juga menjadi kelebihan lain bagi Vins Berry Park. Berbagai buah stroberi yang afkir atau tidak masuk dalam

grade yang dapat dijual diolah menjadi berbagai produk olahan stroberi seperti selai, dodol, es krim, yoghurt, manisan, sari buah, ice cake, dll. Produk olahan yang dihasilkan menggunakan buah asli tanpa adanya penambahan rasa buah buatan (essence). Berbagai produk olahan ini dikemas dengan unik dan menarik yang menjadi ciri khas atau identitas dari perusahaan. Produk olahan yang dikemas dalam botol terlebih dahulu disterilisasi dengan bobot bersih 300 gr/botol. Rasa dari produk olahan yang dihasilkan juga terdiri dari berbagai rasa. Berbagai produk olahan yang telah dihasilkan sangat diminati oleh para konsumen dan dapat bersaing dengan produk olahan sejenis baik dari segi rasa, kualitas, dan harga. Produk olahan ini bukan merupakan produk utama dari Vins Berry Park, karena produk utamanya adalah buah segar. 1.9 Harga Dalam industri yang dimasuki Vins Berry Park, harga merupakan suatu hal yang sangat sensitif karena daya tawar konsumen yang tinggi akibat banyaknya pesaing yang dihadapi oleh Vins Berry Park. Hal ini berpengaruh kepada penetapan harga yang dilakukan Vins Berry Park. Harga yang ditentukan tentunya harus harga yang kompetitif. Vins Berry Park dalam penetapan harganya memandang perilaku pesaing dalam menetapkan harga sebagai dasarnya. Selain pertimbangan perilaku pesaing, penetapan harga yang dilakukan Vins Berry Park didasarkan pada tingkat pelayanan dan mutu produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum harga yang ditawarkan Vins Berry Park cukup bersaing dengan pesaing yang lain namun untuk beberapa produk, harga Vins Berry Park lebih tinggi dibanding pesaing. Harga yang lebih tinggi ini diikuti juga dengan kualitas produk yang lebih baik. Hal ini menurut perusahaan sangat wajar, namun bila informasi pasar yang diterima konsumen tidak sempurna, seringkali perbedaan harga ini menjadi penyebab konsumen beralih ke pesaing. Vins Berry Park menjual produk hasil budidayanya yaitu buah stroberi ke pasar dalam negeri. Buah stroberi segar dapat dijual secara langsung kepada konsumen rumah tangga di kebun atau melalui supermarket dan hotel serta agen-agen penjualan. Harga yang ditetapkan oleh Vins Berry Park dalam menjual buah segar sesuai dengan grade buah yang telah ditetapkan. Harga buah yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Grade A : Rp 70.000/kg Grade B : Rp 60.000/kg Grade C : Rp 50.000/kg

1.10 Distribusi Lokasi Vins Berry Park dapat dengan mudah diakses. Sejak pembangunan tol Cipularang, target pasar Vins Berry Park mencakup Bandung dan Jakarta. Pengunjung dapat menghemat beberapa jam dengan menggunakan jalur ini. Jalur distribusi penjualan Vins Berry Park bisa dilakukan dari berbagai lapisan yang ditenggarai dari event organizer (EO), travel biro,maupun distribusi langsung kepada end user. Terdapat empat lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran buah stroberi yaitu Vins Berry Park, agen penjualan Jakarta dan Bandung, supermarket, dan hotel. Penjualan secara langsung terdapat pada jalur pemasaran I dengan volume penjualan sebesar 58 persen dimana perusahaan langsung menjual produknya kepada konsumen akhir. Sedangkan pada jalur pemasaran II-IV produk dijual kepada konsumen akhir melalui perantara baik itu melalui agen sebesar 28 persen, supermarket sebesar 15 persen, dan hotel sebesar satu persen. Berdasarkan data tersebut jumlah penjualan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Vins Berry Park diperoleh dari konsumen yang melakukan kunjungan wisata sehingga dapat dikatakan bahwa penjualan buah stroberi Vins Berry Park berkatan erat dengan kegiatan wisata yang dilakukan konsumen. Sistem pembayaran produk dilakukan dengan dua cara yaitu cash and carry dan cash on delivery. Sistem pembayaran cash and carry adalah sistem pembayaran tunai yang dilakukan oleh pembeli, sedangkan sistem pembayaran cash on delivery adalah sistem pembayaran dengan menggunakan nota dan kemudian pembeli melakukan pembayaran melalui transfer sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan. Kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan dan konsumen tidak terikat artinya perusahaan tidak memiliki suatu bentuk kerjasama yang kontinu dengan salah satu konsumen dan hanya mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang diterima.

2

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Livy Winata Gunawan, Ir. Stroberi. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta

H.Rahmat Rukmana, Ir. 1998. Stroberi Budidaya dan Pascapanen. PenerbitKanisius Yogyakarta.

Onny Untung. 1999. Stroberi Pagi di Bali Sore di Jakarta. Trubus no. 350 hal. 52-53. Panji, Pratama. Skripsi : Analisis Strategi Buah Stroberi Vins Berry Park Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. 2008. Institut Pertanian Bogor.

Stroberi kebun. (2011, Desember 24). http://id.wikipedia.org/wiki/Stroberi_kebun diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 pukul 15.14 WIB

http://yuriberry.com/ diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 pukul 15.15 WIB

http://leosukmawijaya.wordpress.com/2010/04/09/analisis-strategi-pemasaran-pada-pt-ultrajayamilk/ diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 pukul 15.15 WIB

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/bedah-artikel-pt-ultrajaya/ diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 pukul 15.15 WIB