tugas 3 geoeko

Upload: wiwit-wahyuni

Post on 04-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Geografi Ekonomi

TRANSCRIPT

Nama: Wiwit WahyuniNIM: 4315120294Mata Kuliah: Geografi Ekonomi

AKTIVITAS PEREKONOMIAN DI KABUPATEN GARUTKabupaten Garut terletak di provinsi Jawa barat bagian Selatan dengan luas 306.519 Ha dan secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung. Merupakan daerah penyangga bagi pengembangan wilayah Bandung Raya sekaligus sebagai wilayah pendukung bagi daerah pusat pertumbuhannya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga kota dan Kabupaten Bandung. Kabupaten Garut sebelah utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian selatan sebagian besar permukaanya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan dibeberapa tempat labil. Iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat di katagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah. Berdasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan. Sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten Garut tersebut, peran sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) masih merupakan sektor andalan. Oleh karena itu Kabupaten Garut sanggup menyumbangkan produkpertanian sekitar 50% bagi Jawa Barat, dan sekitar 6% hingga 7% bagi nasional. Untuk komoditas padi sawah ditujukan untuk kota disekitar yakni Bandung dan Jakarta. Kabupaten Garut juga mengkontribusi jagung sebesar 40,44% bagi Provinsi Jawa Barat dan kontribusi terhadap Nasional sebesar 29% jagung hibrida.Garut merupakan daerah unggulan pertanian di Jawa Barat. Hal didukung oleh faktor fisik wilayahnya berupa tanah yang subur karena memiliki banyak gunung api aktif. Beberapa diantaranya adalah Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga Bodas dan Gunung Karacak. Kesuburan tanahnya juga didukung oleh terdapatnya 34 aliran sungai ke utara dan 19 aliran sungai ke selatan, menyebabkan sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk lahan pertanian. Selain itu juga dikarenakan struktur ekonomi Kabupaten Garut dari tahun ke tahun selalu didominasi oleh sektor pertanian, khususnya tanaman pangan. Ketersediaan lahan serta tingkat kesuburan yang tinggi menjadikan Kabupaten Garut sebagai daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan agrobisnis dan agroindustri. Kondisi fisik geografis serta kondisi iklim dan cuaca yang kondusif telah menempatkan Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah sentra produksi tanaman pangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan di Jawa Barat. Hal ini tercermin melalui pendapatan Kabupaten Garut dalam sektor pertanian yang cukup besar bila dibandingkan dengan sektor lain. Selain itu Kabupaten Garut juga memiliki komoditas spesifik lokal yaitu padi Sarinah yang menjadi unggulan khas daerah sejak tahun 1995. Berikut adalah tabel PDRB Kabupaten Garut Tahun 2009-2013, yaitu :

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (Milyar Rupiah)

Data tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tertinggi selalu dipegang oleh sektor pertanian berturut-turut dari tahun 2009-2013. Yang mana tingkat PDRB selalu berada diatas 4 juta dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013 hingga mencapai angka 5.803,60. Sektor pertanian menyumbang 44,04% dari total PDRB, selanjutnya diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (26,62%), industri pengolahan (7,7%) dan jasa (11,04%). Sampai dengan tahun 2013, sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan dalam menggerakkan perekonomian daerah. Dengan komposisi ini semakin memperkuat garut sebagai kabupaten berbasis pertanian.Tingginya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Garut tidak lepas dari beberapa keunggulan seperti kondisi tanah yang relatif lebih subur dan cocok untuk beragam komoditi pertanian dan jumlah penduduk yang besar yang berimplikasi pada sistem pertanian yang tampak sangat beragam dan hampir sebagian besar komoditi produk pertanian sangat dominan kontribusinya, seperti berbagai palawija, sayur-sayuran dan juga padi. Kontribusi sektor pertanian banyak disumbang oleh subsektor tanaman bahan makanan (Tabama), diikuti oleh sub sektor perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Untuk mengetahui keadaan penduduk Kabupaten Garut Tahun 2009-2012 yang bekerja menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 2. Persentase Penduduk Bekerja di Kabupaten Garut Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012

Perkembangan ketenagakerjaan selama tahun 2009-2012 turut menguatkan posisi sektor pertanian sebagai basis perekonomian Kabupaten Garut. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan sumber daya pertanian di Kabupaten Garut berbanding lurus dengan banyaknya tenaga kerja yang diserap pada sektor pertanian. Dilihat dari lapangan kerja, sektor pertanian merupakan sektor yang menampung paling banyak tenaga kerja tiap tahunnya walaupun mengalami penurunan. Pada tahun 2012, sektor pertanian menampung sebanyak 38,18%, kemudian sektor perdagangan sebanyak 21,78%, sektor jasa sebanyak 16,45%, dan sektor industri pengolahan sebanyak 9,80%. Dilihat dari tingkat pendidikan penduduk bekerja, selama periode tahun 2009-2012 paling banyak berpendidikan setingkat SD mencapai 64,67% pada tahun 2012 atau relatif tidak mengalami perubahan yang berarti dari kondisi tahun 2009 yang mencapai sebesar 64,14%, kemudian disusul dengan tingkat pendidikan setingkat SMP yang mencapai sebesar 16,38% pada tahun 2012. Kondisi tersebut berbanding lurus dengan dominasi penduduk bekerja pada sektor pertanian dan sebagian besar berada di daerah perdesaan mencapai 56,82% pada tahun 2012, sehingga kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Garut, khususnya bidang ekonomi, perlu terus diarahkan pada program-program yang dapat meningkatkan kinerja sektor pertanian secara makro diantaranya melalui peningkatan kualitas SDM penduduk bekerja khususnya yang bekerja pada sektor pertanian, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari pengelolaan sektor tersebut. Tabel 3. Penduduk Bekerja berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Garut Tahun 2009-2012

Dengan komposisi sumber daya alam pertanian yang besar maka hendaklah didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut tahun 2014-2019 diarahkan pada tata kelola pendidikan dan kesehatan yang berkualitas demi terciptanya sumber daya manusia yang lebih baik sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang dan terbukanya kesempatan kerja yang luas karena didukung oleh pendidikan yang memadai, sehingga mutu tenaga kerja tidak lagi setingkat dengan lulusan SD. Sebagai daerah unggulan pertanian di Jawa Barat maka RPJMD Kabupaten Garut 2014-2019 juga berkaitan dengan bidang pangan yakni peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian, perikanan dan kehutanan. Untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran maka prioritas pembangunan ekonomi dilakukan dengan berbasis agribisnis, agroindustri, pariwisata dan kelautan yang berdaya pelayanan publik dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat pada kegiatan perekonomian disektor agribisnis, agroindustri, pariwisata serta kelautan. Hal ini karena prospek pengembangan tanaman perkebunan di Kabupaten Garut sangat baik mengingat 24,05% wilayah Garut merupakan lahan berupa tegalan/kebun yang belum semuanya dikelola secara optimal. Kabupaten Garut memiliki potensi sumber daya alam untuk dikembangkan sebagai penunjang utama sektor industri, terutama agroindustri. Beberapa agroindusti yang dapat tumbuh dengan baik karena tersedia bahan bakunya antara lain industri minyak akar wangi, minyak cengkeh, sutra alam, dodol, dan anyaman bambu.Penggunaan sumber daya alam secara tidak bijaksana menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan sumber daya alam di Kabupaten Garut. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya alam terhadap kehidupan mayarakat.Kerusakan SDA dan lingkungan yang terjadi diantaranya :1. Peningkatan jumlah timbulan sampah tidak sebanding dengan pertambahan jumlah sarana angkutan sampah sehingga pelayanan persampahan cenderung menurun dari sebesar 43,2% pada tahun 2009 menjadi sebesar 33% pada tahun 20132. Tingkat status mutu air DAS Cimanuk adalah cemar berat. Kondisi tersebut terutama diakibatkan beban pencemaran dari kegiatan domestik, pertanian, perkebunan, peternakan, industri dan aktifitas lain yang berada di DAS Cimanuk yang air limbahnya di buang ke sungai3. Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap fungsi lingkungan yang masih rendah4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan5. Masih rendahnya cakupan dokumen lingkungan oleh pengusaha6. Masih rendahnya pengelolaan limbah domestik yang bersumber dari rumah tangga, pariwisata dan jasa pelayanan medis atau jasa usaha lainnya7. Menurunnya kualitas beberapa kawasan konservasi (hutan lindung, cagar alam dan taman wisata alam)8. Rusaknya 84.917 ha hutan termasuk kondisi lahan kritis menimbulkan dampak bagi kawasan hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, seperti Kabupaten Indramayu, Cirebon serta Pantai Utara Provinsi Jawa Barat. Minimnya kepemilikan lahan masyarakat juga mengakibatkan mereka terpaksa mendesak areal hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti berladang bahkan terpaksa merambah hutan9. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dalam upaya pengendalian pencemaran lingkunganPermasalahan yang dihadapi terkait sumber daya manusia, diantaranya :1. Tingkat pengangguran terbuka mencapai 46.781 orang atau 5,01%. Masih relatif tingginya jumlah pengangguran terbuka tersebut mengindikasikan bahwa angkatan kerja yang cukup besar belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor produksi sebagai akibat lapangan pekerjaan yang masih kurang dan tingkat kompetensi angkatan kerja yang masih rendah2. Terbatasnya kesadaran masyarakat dalam melaporkan dan mendaftarkan peristiwa kependudukan sehingga mempersulit program penataan administrasi kependudukan3. Rata-rata umur perkawinan pertama wanita masih rendah. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 menunjukkan bahwa angka rata-rata usia kawin pertama wanita di Kabupaten Garut berada pada kisaran angka 18,65 tahun. Keadaan demikian menimbulkan dampak pada meningkatnya angka kelahiran pada usia muda (ASFR 15-19 tahun) yang masih tinggi yaitu 30 orang kelahiran per 1000 wanita usia subur

SUMBER REFERENSIPemerintah Kabupaten Garut. 2014. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014-2019). [Online]. http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/141871-%5B_Konten_%5D-Konten%20C9957.pdf#. [diakses pada 3 Desember 2015].____________________. 2014. Pertanian. [Online]. http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sda_pertanian. [diakses pada 3 Desember 2015].Pemerintah Kabupaten Garut. 2014. Profil Ekonomi. [Online]. http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/ekonomi_profile_domestik. [diakses pada 3 Desember 2015].