tugas 3

34
CANDI CANDI PENINGGALAN SEJARAH DISUSUN OLEH : M.MUHANDIS AR ROSYADI SDN 15 SERANG

Upload: fiqra-ar-rahman

Post on 11-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas keponakan

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS 3

CANDI CANDI

PENINGGALAN SEJARAH

DISUSUN OLEH :

M.MUHANDIS AR ROSYADI

SDN 15 SERANG

Page 2: TUGAS 3

1. Candi BorobudurMagelang Jawa Tengah

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, [1][2] sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.[3]

Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.[3] Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Page 3: TUGAS 3

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5] Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.

Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.[6] Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.[3]

Borobudur kini masih digunakan

sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.[7][8][9]

Page 4: TUGAS 3

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesiayang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha(bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten,[1]kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desaBokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Page 5: TUGAS 3

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.[3]Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.[4]

Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

Page 6: TUGAS 3

3. Candi Gedongsongo.Dekat Semarang, Jawa Tengah

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).

Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)

Page 7: TUGAS 3

Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda

4. Candi Muara Takus.

Di Sebelah barat Magelang, Jawa Tengah.

Situs Candi Muara Takus adalah sebuah situs candi Buddha yang terletak di di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia. Situs ini berjarak kurang lebih 135 kilometer dariKota Pekanbaru.

Situs Candi Muara Takus dikelilingi oleh tembok berukuran 74 x 74 meter, yang terbuat dari batu putih dengan tinggi tembok ± 80 cm, di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer, mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir Sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi yang disebut dengan Candi sulung /tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka.

Page 8: TUGAS 3

Para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan situs candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad keempat, ada yang mengatakan abad ketujuh, abad kesembilan bahkan pada abad kesebelas. Namun candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarahwan menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat pemerintahan dari kerajaan Sriwijaya.[1][2]

Pada tahun 2009 Candi Muara Takus dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO

5. Candi Kalasan

Di sebelah timur Yogyakarta.

Page 9: TUGAS 3

Candi Kalasan atau Candi Kalibening[1] merupakan sebuah candi yang dikategorikan sebagai candi umatBuddha terdapat di desa Kalasan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta, Indonesia.

Candi ini memiliki 52 stupa dan berada di sisi jalan raya antara Yogyakarta dan Solo serta sekitar 2 km daricandi Prambanan.

Pada awalnya hanya candi Kalasan ini yang ditemukan pada kawasan situs ini, namun setelah digali lebih dalam maka ditemukan lebih banyak lagi bangunan bangunan pendukung di sekitar candi ini. Selain candi Kalasan dan bangunan - bangunan pendukung lainnya ada juga tiga buah candi kecil di luar bangunan candi utama, berbentuk stupa.

Berdasarkan prasasti Kalasan bertarikh 778 yang ditemukan tidak jauh dari candi ini menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati Bodhisattva wanita, Tarabhawana dan sebuah vihara untuk para pendeta.[2][1] Penguasa yang memerintah pembangunan candi ini bernama Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai Panangkaran) dari keluarga Syailendra. Kemudian dengan perbandingan dari manuskrip pada prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra [3]  atau dengan prasasti Nalanda adalah ayah dari Samaragrawira [4] . Sehingga candi ini dapat menjadi bukti kehadiran Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera atas Jawa.[5]

Dalam Prasasti Kalasan berhuruf Pre Nagari, berbahasa Sanksekerta ini menyebutkan para guru sang raja Tejapurnapana Panangkaran dari keluarga Syailaendra berhasil membujuk raja untuk membuat bangunan suci bagi Dewi Tara beserta biaranya bagi para pendera sebagai hadiah dari Sangha.

Profesor Dr Casparis. menafsir berdasarkan prasasti Kalasan itu, Candi Kalasan dibangun bersama antara Budha dan Hindu. Sementara itu Van Rumond, sejarahwan dari Belanda meyakini bahwa di situs yang sama pernah ada bangunan suci lain yang umurnya jauh lebih tua dibanding Candi Kalasan, sesuai hasil penelitian yang dilakukannya pada tahun 1928. Bangunan suci itu berbentu wihara yang luasnya 45 x 45 meter. Ini berarti bangunan candi mengalami tiga kali perbaikan. Sebagai bukti, menurutnya, terdapat empat sudut kaki candi dengan bagian yang menonjol.

Pada bagian selatan candi terdapat dua relief Bodhisattva, sementara pada atapnya terdiri dari 3 tingkat. Atap paling atas terdapat 8 ruang, atap tingkat dua berbentuk segi 8, sedangkan atap paling bawah sebangun dengan candi berbentuk persegi 20 yang dilengkapi kamar-kamar setiap sisinya

Page 10: TUGAS 3

6. Candi Sewu.

Magelang, Jawa Tengah.

Candi Sewu atau Manjusrighra adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 yang berjarak hanya delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang.

Secara administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Page 11: TUGAS 3

 

7. Candi Pawon.Magelang, Jawa Tengah.

Nama Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. Ahli epigrafi J.G. de Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa

Jawa awu yang berarti 'abu', mendapat awalan pa- dan akhiran -an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa Jawa sehari-hari kata pawon berarti 'dapur', akan tetapi de Casparis mengartikannya sebagai 'perabuan' atau tempat

abu. Penduduk setempat juga menyebutkan Candi Pawon dengan nama Bajranalan. Kata ini mungkin berasal dari kata bahasa Sanskerta vajra =yang

berarti 'halilintar' dananala yang berarti 'api'. Candi Pawon dipugar tahun 1903.

Page 12: TUGAS 3

Magelang, Jawa Tengah.Candi sari

Candi Sari juga disebut Candi Bendah adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Sambi Sari, Candi Kalasan dan Candi Prambanan, yaitu di bagian sebelah timur laut dari kota Yogyakarta, dan tidak begitu jauh dariBandara Adisucipto. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kunodengan bentuk yang sangat indah. Pada bagian atas candi ini terdapat 9 buah stupa seperti yang nampak pada stupa di Candi Borobudur, dan tersusun dalam 3 deretan sejajar.

Bentuk bangunan candi serta ukiran relief yang ada pada dinding candi sangat mirip dengan relief di Candi Plaosan. Beberapa ruangan bertingkat dua berada persis di bawah masing-masing stupa, dan diperkirakan dipakai untuk tempat meditasi bagi para pendeta Buddha (bhiksu) pada zaman dahulunya. Candi Sari pada masa lampau merupakan suatu Vihara Buddha, dan dipakai sebagai tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu

Page 13: TUGAS 3

9. Candi Ngawen.Magelang, Jawa Tengah.

Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan,Kabupaten

Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. MenurutSoekmono keberadaan candi Ngawen

ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M, yaituVenuvana (Sanskerta: 'Hutan Bambu').

Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa reliefpada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara,Kinnari, dan kala-makara

.

Page 14: TUGAS 3

10. Candi Dieng.di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah

Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara danDieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah

Page 15: TUGAS 3

11. Candi Kidal.Jawa Timur.

Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.

Candi Kidal secara arsitektur, kental dengan budaya Jawa Timuran, telah mengalami pemugaran pada tahun 1990. Candi kidal juga memuat cerita Garudeya, cerita mitologi Hindu, yang berisi pesan moral pembebasan dari perbudakan. Sampai sekarang candi masih terjaga dan terawat.

Page 16: TUGAS 3

12. Candi Jago.

Malang, Jawa Timur.

Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat  8°0′20.81″S   112°45′50.82″E .

Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

Pada candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan Arca Manjusri seperti yang disebut pada Prasasti Manjusri. Sekarang Arca ini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.

Page 17: TUGAS 3

13. Candi Singasari Jawa Timur.

Candi Singhasari atau Candi Singasari atau Candi Singosari adalah candi Hindu - Buddha peninggalan bersejarahKerajaan

Singhasari yang berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur,Indonesia.

Cara pembuatan candi Singhasari ini dengan sistem menumpuk batu andhesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru

turun ke bawah. (Bukan seperti membangun rumah seperti saat ini). Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, (sekitar

10km dari Kota Malang) terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512 m di atas permukaan laut.

Page 18: TUGAS 3

14. Candi Penataran.Blitar, Jawa Timur.

Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candibersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utaraBlitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut

Page 19: TUGAS 3

Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candibersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utaraBlitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.[1]

Pada tahun 1995 candi ini diajukan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO dalam daftar tentatifnya

Page 20: TUGAS 3

15. Candi Banyunibo.

Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah timur dari kota Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas

agama Buddha.Ciri-cirinya:

Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran relief kala-makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yang mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan

sekarang berada di tengah wilayah persawahan.

.

Page 21: TUGAS 3

16. Candi Sumberjati.Blitar, Jawa Timur.

Candi Simping atau disebut juga dengan nama Candi Sumberjati, karena candi ini terletak di

Dusun Krajan Desa Sumberjati, Kec. Kademangan. Berada kira-kira tujuh kilo meter dari pusat

Kota Blitar ke arah selatan. Tak seberapa jauh menyempal ke selatan sekitar satu setengah kilo

meter dari ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Blitar dengan Kabupaten

Tulungagung setelah melewati Jembatan Kademangan di atas Kali Brantas.

Karena berada tak jauh dari pusat kota Kec. Kademangan, akses untuk mencapai lokasi candi

ini cukup mudah. Didukung infrastruktur jalan yang memadahi, keberadaan atau lokasi candi ini

pun sangat mudah dijangkau dan ditemukan. Sebab kompleks Candi Simping atau Candi

Sumberjati ini berada di tengah-tengah wilayah pemukiman warga.

Page 22: TUGAS 3

Tetapi bila sudah sampai di lokasi Candi Simping, anda jangan kaget. Sebab bukan lagi sebuah

bangunan candi yang masih tegak dan anggun berdiri yang akan anda temui disana. Candi

Simping ini kondisinya sudah tidak utuh lagi dan bahkan nyaris semua bagaiannya rata dengan

tanah. Namun begitu, dari reruntuhan yang ada ini masih bisa kita nikmati sisa-sisa kemegahan

dan nilai sejarah dari candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini.

Kondisinya hanya tinggal bagian batur atau kaki atau lantai pondasi candi saja yang masih

terlihat utuh dan berada ditempatnya. Sedangkan bagian yang lain yaitu tubuh dan atap candi

hanya berupa batu-batu reruntuhan yang tertata rapi di sekeliling lantai pondasi candi tadi.

Edy Suworo - Juru Kunci Candi yang ditemui di lokasi candi mengaku tidak tahu mengapa Candi

Simping kondisinya sudah tidak utuh lagi. Ia mengatakan, apa yang dilihat nenek moyangnya

dulu dan apa yang kita lihat saat ini sama, Keadaannya ya sudah seperti itu. Dalam sejarahnya,

Candi Simping ini bukan tempat untuk melakukan ibadah atau melakukan tapa brata atau

semedi. Melainkan, candi ini merupakan tempat untuk menyemayamkan jenazah Raden Wijaya

atau Bhre Wijaya, Raja Majapahit yang pertama,kata Edy Suworo.

Sedikit mengingat sejarah kejayaan masa lampau, jauh sebelum Maha Patih Gajah Mada

berhasil menyatukan Nusantara atau pada masa keemasan pemerintahan Prabu Hayam Wuruk,

siapakah yang mendirikan Kerajaan Majapahit? Ya, dia adalah Raden Wijaya atau Bhre Wijaya,

pendiri dan sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit.

Bagian kaki candi ini menghadap ke barat yang ditandai dengan adanya tangga atau flight step

yang pada jaman dahulu digunakan sebagai jalan masuk ke ruang utama candi. Ukuran batur

Candi Simping sendiri cukup besar dengan panjang 7,5 meter, lebar 6 meter dan tinggi 0,75

meter yang pada bagian luarnya dihiasi dengan berbagai macam relief binatang yang

diantaranya berupa relief Singa, Angsa, Merak , Burung Garuda, Babi Hutan dan Kera.

Ditengah-tengah kaki candi ini terdapat batu berbentuk kubus yang ukuran panjang, lebar dan

tingginya 75 cm. Pada bagian atas batu tersebut terdapat relief bulus atau kura-kura dan naga

yang saling mengkait satu sama lain mengitari batu itu.Dan di batu kubus inilah tempat abu

jenazah dari Raden Wijaya disemayamkan, pungkas Juru Kunci.

Page 23: TUGAS 3

Di candi ini ada patung atau arca-nya. Arca ini disebut dengan Arca Hariharayang merupakan

perwujudan dari Raja Majapahit yang pertama. Arca yang tingginya kurang lebih dua meter itu

sekarang disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta. Selain faktor keamanan,

Dipindahkannya Arca Harihara ini juga terkait dengan nilai-nilai sejarah yang ada pada benda

purbakala tersebut, tutur Edy Suworo.

Dan dari konstruksi gambar yang dibuat oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3),

tutur Juru Kunci,Candi Simping ini konon merupakan bangunan candi yang sangat megah dan

indah. Bangunannya sebagaimana candi-candi yang berarsitektur khas Jawa Timur-an,

bentuknya ramping meninggi dengan banyak sekali ukiran pada tubuh dan atap candinya.

Reruntuhan Candi Sumberjati sebagaian besar diletakkan disebelah barat batur candi dalam

kondisi yang masih bagus dan terawat. Reruntuhan itu terdiri dari balok-balok batu andesit

berukiran yang bertumpuk-tumpuk dan tertata rapi, sehingga sangat mungkin kalau tubuh dan

atap dari Candi Simping ini dibangun dari bebatuan itu.

Sedangkan di sebelah utara kaki candi diletakkan empat buah Makara atau lambang penyucian,

Pahatan Kepala Raksasa yang diletakkan diatas pintu masuk candi. Sebagian tubuh dan atap

candi yang lain diletakkan di timur lantai pondasi. Diantaranya disana terdapat batu-batu andesit

yang dipahat bunga teratai, Dan dari relief itulah ditunjukkan candi ini merupakan candi

Hindu,kata Juru Kunci. Sedangkan dibagian selatan atau didekat pintu masuk (gapura), terdapat

sebuah Linggabenda purbakala yang melambangkan atau simbul jenis kelamin laki-laki.

Dari buku tamu yang disediakan oleh Juru Kunci, terlihat disana candi ini cukup ramai dikunjungi.

Setiap hari pasti ada yang datang, sehingga tak kurang dari dua ratus orang yang berkunjung

dalam sebulan. Kebanyakan memang berasal dari luar kota, namun warga asli Blitar tidak sedikit

yang berkunjung. Ramainya pengunjung, menurut Juru Kunci, karena lokasi candi ini tak jauh

dari jalur menuju ke pantai Tambakrejo. Kebanyakan mereka hanya sekedar mampir karena

penasaran, namun tak jarang serombongan siswa dalam acara study tour juga kerap singgah.

Seperti apapun bentuk dan rupanya, keberadaan Candi Simping tetap patut untuk kita cermati.

Karena bagaimanapun disana telah dimakamkan Raja Majapahit yang pertama yang tentunya

memiliki peran dalam sejarah nusantara ini. Raden Wijaya atau Bhre Wijaya ini bisa dikatakan

sebagai foundingfather-nya Kerajaan Majapahit setelah runtuhnya kerajaan Singosari yang

Page 24: TUGAS 3

bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana atau lengkapnya Nararya Sanggramawijaya Sri

Maharaja Kertarajasa Jayawardhana yang memerintah Tahun 1293-1309 M. (moza)

17. Candi Tegawangi.Pare, Jawa Timur.

Candi Tegowangi merupakan candi yang terletak di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia.

Menurut Kitab Pararaton, candi ini merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab Negarakertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada tahun 1400 M

Page 25: TUGAS 3

dimasa Majapahit karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.

18. Candi Surawana.Pare, Jawa Timur.

Candi Surawana terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri. Candi yang nama sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini

Page 26: TUGAS 3

diperkirakan dibangun pada abad 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagama diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana.

Ukuran Candi Surawana tidak terlalu besar, hanya 8 X 8 m2. Candi yang seluruhnya dibangun menggunakan batu andesit ini merupakan candi Syiwa. Saat ini seluruh tubuh dan atap candi telah hancur tak bersisa. Hanya kaki candi setinggi sekitar 3 m yang masih tegak di tempatnya. Untuk naik ke selasar di atas kaki candi terdapat tangga sempit yang terletak di sisi barat. Menilik letak tangga, dapat disimpulkan bahwa candi ini menghadap ke barat.

Seperti yang terdapat di Candi Rimbi, kaki Candi Surawana tampak seperti bersusun dua, terbagi oleh pelipit yang menonjol keluar. Bagian kaki yang terletak di atas pelipit agak menjorok ke dalam sehingga ukurannya menjadi kebih kecil dibandingkan dengan kaki bagian bawah.

berbeda dengan yang terdapat di Candi Rimbi, panel-panel relief yang memuat berbagai cerita tidak hanya terjajar rapi di sekeliling kaki candi bagian bawah. Kaki candi bagian atas bahkan dipenuhi oleh panel-panel relief dalam ukuran yang lebih besar dan dengan pahatan yang lebih halus.

di kaki bagian bawah menceritakan kisah-kisah Tantri, sedangkan yang terdapat pada bagian atas kaki memuat kisah Sri Tanjung, Arjunawiwaha, serta kisah Bubuksah dan Gagak Aking. Kisah-kisah semacam itu terdapat pada candi-candi yang dibangun untuk tujuan peruwatan, seperti Candi Bajangratu di Trowulan dan Candi Tegawangi, yang letaknya juga di Pare.

Melihat lingkungannya yang telah tertata apik, tampaknya candi Surawana telah pernah mengalami pemugaran. Akan tetapi, hasilnya masih jauh dari sempurna, mengingat bahwa saat ini hanya bagian kaki candi yang tersisa. Di halaman candi masih banyak bebatuan dan arca yang belum berhasil dikembalikan ketempatnya semula. Batu-batu dan arca tersebut ditata rapi di atas lajur-lajur yang terbuat dari semen untuk menghambat proses kerusakan oleh resapan air.

Page 27: TUGAS 3

19. Candi Tikus.Mojokerto, Jawa Timur.

Candi Tikus adalah sebuah peninggalan purbakala yang terletak di dukuh Dinuk, Desa Temon, KecamatanTrowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Candi Tikus terletak di di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten

Mojokerto, Jawa Timur, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Dari jalan raya

Mojokerto-Jombang, di perempatan Trowulan, membelok ke timur, melewati Kolam Segaran dan

Candi Bajangratu yang terletak di sebelah kiri jalan. Candi Tikus juga terletak di sisi kiri jalan,

sekitar 600 m dari Candi Bajangratu.

Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914.

Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro,

tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara

menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama 'Tikus' hanya merupakan

sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi

tersebut berada merupakan sarang tikus.

Belum didapatkan sumber informasi tertulis yang menerangkan secara jelas tentang kapan,

untuk apa, dan oleh siapa Candi Tikus dibangun. Akan tetapi dengan adanya miniatur menara

diperkirakan candi ini dibangun antara abad 13 sampai 14 M, karena miniatur menara

merupakan ciri arsitektur pada masa itu.

Page 28: TUGAS 3

Bentuk Candi Tikus yang mirip sebuah petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar

sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini

merupakan petirtaan, tempat mandi keluarga raja, namun sebagian pakar ada yang berpendapat

bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan

penduduk Trowulan. Namun, menaranya yang berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa

bangunan candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan atau pemandian, yaitu sebuah kolam

dengan beberapa bangunan di dalamnya. Hampir seluruh bangunan berbentuk persegi empat

dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m ini terbuat dari batu bata merah. Yang menarik, adalah

letaknya yang lebih rendah sekitar 3,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling

atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun

sekitar 1 m, terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi

terdapat di sisi utara, berupa tangga selebar 3,5 m menuju ke dasar kolam.

Page 29: TUGAS 3

20. Candi Jabung.Kraksan, Jawa Timur.

Candi Jabung adalah salah satu candi hindu peninggalan kerajaan Majapahit. Candi hindu ini terletak di DesaJabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun. Menurut keagamaan, Agama Budha dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja. [1]

Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera Utara.

Page 30: TUGAS 3

21. Candi Cangkuwang.Jawa Barat.

candi Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, KecamatanLeles, Garut, Jawa Barat.[1] Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang

Page 31: TUGAS 3

22. Candi Ijo.Kalimantan Selatan.

Candi Ijo adalah sebuah kompleks percandian bercorak Hindu, berada 4 kilometer arah tenggara dari Candi Ratu Boko atau kita-kira 18 kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun antara kurun abad ke-10 sampai dengan ke-11 Masehi pada saat zaman Kerajaan Medang periode Mataram[

.

23.candi lumbung

Candi Lumbung adalah salah satu kompleks percandian Buddha yang berada di dalam kompleks Taman WisataCandi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Meskipun demikian, Candi ini telah masuk ke wilayah Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Klaten. [1] wikimapia

Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno