tugas 2 outcome

Upload: gallarranganca

Post on 14-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mengukur Outcome

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Tugas 2 Outcome

    1/5

    Tugas 2 : Akuntansi Manajemen Pemerintahan Dosen : Prof. Dr. Gagaring P., SE.,Ak.,MS.,CA

    Hamzah_P3400213345 1

    PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH DENGAN

    PENDEKATAN OUTCOME

    Source: Shah, Anwar, editor (2003), Measuring Government Performance in the Delivery of

    Public Services, Vol. 2 of Handbook on Public Sector Performance Reviews.Washington D.C.: The World Bank.

    A. Defenisi Pengukuran OutcomePengukuran Outcome adalah pengukuran rutin terhadap hasil pelaksanaan dan

    pelaporan kegiatan pemerintah. Pengukuran harus dilakukan setiap tahun bahkan

    sebaiknya lebih sering lagi misalnya triwulanan.

    Pengukuran outcome meliputi pengukuran hasil pelaksanaan program dan

    kualitas pelayanan yang diberikan kepada mayarakat. Pengukuran outcome terkadang

    dikaitkan dengan efisenesi. Istilah "efisiensi" didefinisikan sebagai rasio dari jumlah

    input dengan jumlah produk yang dihasilkan. Input dapat dinyatakan dalam satuan

    moneter.

    B. Tujuan Pengukuran OutcomeAdapun tujuan pengukuran outcome adalah

    a) Membantu para pengambil keputusan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki

    setiap daerah.

    b) Untuk melihat keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan program pemerintah

    c) Menggambarkan kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat

    d) Melihat ketepatan dalam pengalokasian anggaran

    e) Memamntau tingkat efisiensi anggaran

    f) Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik

    g) Meningkatkan kepercayaan publik,

    C. Kendala Pengukuran OutcomeAda beberapa masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dalam

    hal pengukuran outcome, diantaranya :

    Pendapatan yang sangat terbatas untuk mengukur outcome.

    Keterbatasan teknologi yang dimiliki sehingga lebih banyak melakukan manual

    yang lebih banyak menghabiskan waktu dan tenaga..

    Kurangnya pelatihan formal untuk peningkatan keahlian dalam teknik kuantitatif

    yang diperlukan untuk pengukuran outcome.

  • 5/24/2018 Tugas 2 Outcome

    2/5

    Tugas 2 : Akuntansi Manajemen Pemerintahan Dosen : Prof. Dr. Gagaring P., SE.,Ak.,MS.,CA

    Hamzah_P3400213345 2

    Pemerintah mungkin kurang memahami dan mengapresiasi akan pentingnya

    kualitas pelayanan.

    Pemerintah kurang mendapatkan informasi tentang ukuran pelayanan yang

    dibutuhkan oleh masyarakat.

    Negara-negara berkembang biasanya memiliki beberapa pendonor yang mungkin

    memiliki kepentingan yang berbeda dalam pengukuran outcome.

    Meskipun banyak keterbatasan dalam pengukuran outcome, namun negara-

    negara berkembang cenderung melakukan pengukuran outcome. Hal ini penting

    sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap peningkatan kesejahteraan

    masyarakatnya.

    Terlepas dari seberapa miskin suatu negara, pemerintahannya harus berupaya

    memberikan pelayanan yang terbaik, yaitu menghasilkan kualitas hasil pelayanan

    tinggi. Untuk melakukan hal ini, lembaga perlu informasi yang obyektif, valid, dan

    dapat diandalkan tentang seberapa baik kualitas pelayanan yang telah

    diberikan..kuncinya adalah bagaimana pemerintah memanfaatkan sumber daya yang

    terbatas tetapi tetap memberikan kualitas pelayanan yang terbaik.

    D. Langkah-langkah dalam Menerapkan Proses Pengukuran OutcomeUntuk mengimplementasikan pencapaian outcome, setiap karyawan pada lembaga

    harus berhati-hati dalam memahami visi dan misi organisasinya. Setiap lembaga

    memperjelas indicator pengukurannya termasuk proses pengumpulan datanya.

    E. Prosedur Pengukuran OutcomeProsedur yang digunakan oleh beberapa negara berkembang dalam memperoleh

    informasi tentang kualitas outcome yang dihasilkan sebagai berikut :

    1. Menghitung dengan cara mengidentifikasi dan mengelompokkan beberapa

    kejadian penting dalam masyarakat, seperti:

    Timbulnya berbagai penyakit, berdasarkan kategori;

    Kejadian kematian bayi, menurut penyebab;

    Jumlah kejahatan yang dilaporkan ke lembaga penegak hukum, berdasarkan

    kategori;

    Jumlah kecelakaan lalu lintas kendaraan, cedera, dan kematian, berdasarkan

    sebab;

    Tingkat pencapaian penyelesaian pendidikan

  • 5/24/2018 Tugas 2 Outcome

    3/5

    Tugas 2 : Akuntansi Manajemen Pemerintahan Dosen : Prof. Dr. Gagaring P., SE.,Ak.,MS.,CA

    Hamzah_P3400213345 3

    Jenis pencemaran sumber air minum.

    Menetapkan prosedur pengumpulan data ini dapat menjadi masalah bagi

    beberapa negara berkembang, tetapi harus dicoba meskipun sumber data tidak

    sepenuhnya dapat diandalkan bahkan kesulitan menetapkan prosedur dasar untuk

    pengumpulan data yang diinginkan dan ketepatannya.

    2. Survei kepada penerima layanan (masyarakat).

    Survei ini dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam pemerintahan. Ini

    adalah cara utama untuk memperoleh kredibel, umpan balik yang cukup akurat dari

    masyarakat. Survei perlu dilakukan dengan cukup responsden, secara profesional.

    Cakupan dari survei ini adalah :

    Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang mereka terima.;

    Tingkat ketepatan dan kegunaan jenis layanan yang diberikan.

    Informasi factual masyarakat mengenai kondisi, sikap, perilaku, kesehatan,

    penggunaan pelayanan public, tambahan biaya untuk memperoleh layanan

    Tanggapan masyarakat terhadap hambatan dalam penerimaan layanan.

    Saran masyarakat untuk peningkatan pelayanan.

    Informasi demografis untuk menyesuaikan jenis dan jumlah layanan yang

    diperlukan,

    Untuk beberapa evaluasi layanan, suatu instansi akan melakukan survei sampel

    dari seluruh rumah tangga, dan beberapa menggunakan sampel. Survei dapat dilakukan

    dengan pendekatan individu, rumah tangga, atau usaha/bisnis.

    Survey dengan pendekatan pada pelanggan bertujuan untuk melihat sejauhmana

    perubahan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat setelah pemerintah

    melakukan perubahan pelayanan.

    Survei ini sebaiknya dilakukan secara rutin misalnya tahunan, namun beberapa

    negara-negara berkembang sulit untuk mewujudkannya selain karena keterbatasan

    biaya juga sumber daya.

    Lembaga pendonor seperti Bank Dunia telah mendukung survei tersebut.

    Sebagai contoh, Bank Dunia telah mensponsori "Survei Delivery Service" di sejumlah

    negara. Survei ini telah memberikan umpan balik dari sampel perwakilan warga pada

    persepsi kualitas pelayanan individu dan tingkat korupsi dalam upaya untuk

    mendapatkan pelayanan publik. Sumber lain adalah organisasi non-pemerintah (LSM)

    yang memiliki kepentingan dalam pengukuran satu atau lebih layanan. LSM mungkin

  • 5/24/2018 Tugas 2 Outcome

    4/5

    Tugas 2 : Akuntansi Manajemen Pemerintahan Dosen : Prof. Dr. Gagaring P., SE.,Ak.,MS.,CA

    Hamzah_P3400213345 4

    memberikan pewawancara, entri data, dan / atau bantuan dalam tabulasi, analisis data,

    dan persiapan pendataan.

    Setelah kuesioner diisi oleh responden, badan publik perlu memproses

    informasi itu dan tabulasi secara akurat. Di negara maju, dan beberapa negara

    berkembang, pengolahan dan tabulasi tersebut dapat dilakukan dengan komputer,

    menggunakan entri baik manual atau otomatis data dari kuesioner. Jika peralatan

    tersebut tidak tersedia, tabulasi akan perlu dibuat secara manual. Ini jauh lebih

    memakan waktu dan kemungkinan akan menyebabkan lebih banyak kesalahan.Untuk

    mengendalikan biaya survei, lembaga-lembaga publik biasanya perlu survei hanya

    sampel kecil dari pelanggan yang mereka layani namun semakin kecil sampel maka

    berakibat pada tingkat kebiasan datanya.

    3. Fokus kelompok.

    Jika survei sampel kecil tidak representatif, pemerintah melakukan prosedur

    yang tidak memberikan kredibilitas statistik tetapi dapat memberikan beberapa umpan

    balik masyarakat yang berguna. Metode ini adalah penggunaan "fokus kelompok"

    dengan pelanggan layanan tertentu. Dalam prosedur ini, peneliti (instansi) mengundang

    sejumlah kecil pelanggan, sekitar sepuluh sampai lima belas, untuk sesi dua jam. Pada

    sesi ini, peserta ditanya tentang pengalaman mereka dengan layanan, bagaimana

    mereka akan menilai layanan pada berbagai karakteristik, dan mengapa mereka

    memberi mereka peringkat. Mereka juga dapat meminta saran untuk meningkatkan

    layanan.

    Temuan dari fokus kelompok adalah kualitatif, bukan kuantitatif. Namun

    demikian, informasi yang diperoleh harus memberikan umpan balik agar dapat

    meningkatkan pelayanan.

    4. Penilaian terhadap fasilitas utama masyarakat.

    Lembaga-lembaga publik harus memantau dan melacak kondisi fasilitas kunci

    yang merupakan tanggung jawab mereka. Hal ini berlaku untuk kondisi seperti berikut

    :jalan, kondisi air untuk kebutuhan sanitasi, kondisi rumah sakit, gedung sekolah,

    dalam melakukan perawatan, kondisi lingkungan bahkan sampai tempat tinggal

    masyarakat.

    Untuk membuat pengukuran ini, instansi tersebut perlu mengembangkan skala

    penilaian yang terdefinisi dengan baik, salah satu yang mengidentifikasi secara spesifikmasing-masing kategori penilaian untuk setiap kondisi bahwa instansi tersebut ingin

  • 5/24/2018 Tugas 2 Outcome

    5/5

    Tugas 2 : Akuntansi Manajemen Pemerintahan Dosen : Prof. Dr. Gagaring P., SE.,Ak.,MS.,CA

    Hamzah_P3400213345 5

    memantau.

    F. Pengukuran Tingkat KorupsiKorupsi dalam pelayanan publik merupakan perhatian utama saat ini bagi

    banyak negara dan pendonor mereka. Di mana pun uang menjadi sasarannya, beberapa

    korupsi kemungkinan besar akan terjadi. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah

    untuk menguranginya. Untuk memantau keberhasilan upaya ini, pemerintah (melalui

    agen-agen anti-korupsi mereka) perlu untuk melacak sejauh mana hal itu terjadi.

    Dengan demikian, indikator tingkat korupsi pada titik-titik tertentu harus menjadi

    bagian dari sistem pengukuran kinerja di negara berkembang.

    Pengukuran korupsi tersebut kemungkinan besar layak untuk negara-negara

    yang para pemimpinnya secara aktif menekan pengurangan korupsi dan yang memiliki

    audit / inspektur kantor umum yang independen. Sebagian besar data indikator ini akan

    datang dari catatan lembaga anti-korupsi. Setiap pemerintah harus menetapkan

    prosedur untuk merekam data yang diperlukan. Beberapa indikator ini cenderung

    mahal untuk mengumpulkan. Namun, karena kepekaan mereka, beberapa data ini

    cenderung kontroversial.

    Survei ini memang membutuhkan tenaga yang professional tentunyaberimplikasi pada besarnya biaya. Pemerintah sudah memberikan pendanann begitu

    pula Bank Dunia telah mensponsori sejumlah survei ini di banyak negara demikian

    pula beberapa LSM.