tugas 1 elektrodinamika
DESCRIPTION
elektodinamikaTRANSCRIPT
TUGAS ELEKTRODINAMIKA
A. Konsep-konsep Dasar Elektrodinamika dan Rumusan Maxwell.
Elekrodinamika merupakan cabang teori dari fisika. Elektrodinamika juga sering
disebut dengan elektromagnetik klasik atau elektrodinamik klasik, sesuai dengan
namanya elektrodinamika mengkaji tentang fenomena akibat gaya elektromagnetik
antara muatan listrik dan arus listrik. Hal ini menunjukkan bahwa fenonema ini berkaitan
dengan kelistrikan dan kemagnetan.
Gejala-gejala kelistrikan dan kemagnetan saling berkaitan antara satu sama
lainnya. Hal ini dapat dilihat pada gejala-gejala berikut :
1. Muatan listrik dapat menghasilkan medan listrik di sekitarnya, yang besarnya
diperlihatkan oleh hukum Coulomb.
2. Arus listrik atau muatan yang mengalir dapat, menghasilkan medan magnet
disekitarnya yang besar dan arahnya ditunjukkan oleh hukum Bio Savart atau hukum
ampere.
3. Perubahan medan magnetik dapat menimbulkan GGL induksi yang dapat
menghasilkan medan listrik dengan aturan yang ditunjukan oleh hukum induksi
Faraday
a. Teori Elektrostatik (ES)
Hukum Coulomb merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya
interaksi antara dua titik muatan (q dan q’) yang berada di dalam ruangan hampa dan
mempunyai jarak R. (1)
F=kq q '
4π ϵ0
R
R3 R=x−x '
R
0
qq’
x ' x
dengan ϵ 0=8.854 x10−12, Fm≅( 1
36 π )10−9 Fm
. Gaya yang dialami oleh muatan titik q
juga dapat dipandang sebagai gaya interaksi q dengan medan elektrostatik E yang
bersumber dari q ', dapat ditulis : (2)
F=q E
dengan (3)
E=Fq
= q'
4 π ϵ 0
RR3
Konsep medan ini juga memiliki pengertian mengenai penyebaran dan
perambatan perubahan/gangguan sifat yang bersumber dari sumber yang
bersangkutan. Sehingga bisa terlepas dari konsep “action at a distance” tentang
interaksi elektrodinamika pada umumnya.
Berdasarkan identitas, (4)
∇ ( 1
Rn )=−nR
Rn−2 =−∇' ( 1
Rn );∇ ( 1R )=−R
R3 =−∇' ( 1R )
dengan ∇= x̂1 ( ∂|∂ x1 )+ x̂2 (∂|∂ x2 )+ x̂3 ( ∂|∂ x3 ) dan
∇ '= x̂1 (∂|∂ x '1 )+ x̂2 (∂|∂ x '
2 )+ x̂3 (∂|∂ x '3),
sehingga (5)
E ( x )= −q'
4 π ϵ 0
∇( 1R )
Untuk sumber medan dengan distribusi kontinu ρ ( x ' ), persamaan 3 dan 5 tetap
berlaku untuk medan muatan yang terletak dalam bagian volume infinitesimal dV '.
Jadi,
d E= 14 π ϵ 0
ρ ( x' ) d V ' R
R3= −1
4 π ϵ 0
ρ ( x ' )∇ ( 1R )d V '
dapat dijabarkan dengan fungsi integral : (6)
E ( x )= −14 π ϵ 0
∫V '
❑
ρ ( x ' )∇( 1R )d V '
1) Divergensing, Div E (∝ rapat sumber monopol /muatan¿
Makna fisis divergensi adalah nilai kerapatan fluks. (7)
∇ . E ( x )= −14 π ϵ 0
∫V '
❑
ρ (x ' )∇2( 1R )dV '
dengan hubungan (P,R): (8)
∇2( 1R )≡∇ ' 2 1
R≡ 0 , R ≠ 0
tidak terdefinisi apabila R = 0, tetapi memenuhi persamaan: (8a)
∫V
❑
∇2( 1R )dV =∫
V '
❑
∇ ' 2( 1R )dV '=−4 π
dengan syarat x=x 'terdapat di dalam V atau x '=x terdapat dalam V '. Hal ini
menunjukan bahwa operasi dalam tanda integral berlaku ekuivalen: (8b)
∇2( 1R )=∇ '2( 1
R )=−4 πδ ( R )
Sehingga persamaan (7) menjadi,
∇ . E ( x )= 1ϵ 0
ρ ( x )
Persamaan ini disebut sebagai Hukum Gauss dalam bentuk diferensial.
Bentuk integralnya bisa didapat dari persamaan (9) dengan menggunakan dalil
Gauss dan dinyatakan dalam fluksi medan E: (10)
∮S
❑
E . dS=∫V
❑
∇ .E dV ,dS= n̂ dS , n̂ mengarah ke luar
dimana S sebagai permukaan tertutup yang membatasi ruang V. Persamaan (9)
disubstitusikan pada ruas kanan sehingga didapat persamaan integral: (11)
∮S
❑
E . dS= qϵ 0
, q=∫V
❑
ρ dV
Adapun makna fisis dari persamaan di atas adalah integral komponen
normal dari setiap medan vektor pada seluruh permukaan tertutup sama dengan
integral divergensi vektor tesebut dalam seluruh volume yang tercakup oleh
permukaan tertutup tersebut.
2) Rotasi/Curl, Curl E (∝ rapat sumber sirkulasi/arus ¿
Secara matematis operator curl ditulis dalam (∇× ). Jika operasi in
diterapkan di dalam vektor maka akan mendapatkan vektor baru. Adapun makna
fisis dari curl/rotasi suatu vektor adalah menghitung jumlah kerja total yang
dilakukan oleh vektor tersebut di dalam lintasan tertutup dibagi dengan luas
permukaan dalam lintasan tertutup itu sendiri.
Rotasi medan E di dapat dari persamaan (6) dengan menggunakan identitas
∇ x∇ ( 1R )=0. Sehingga didapat: (12)
∇× E=0
Jadi medan elektrostatik tidak mengenal sumber arus (sirkulasi) dan bersifat
konservatif. Dengan menggunakan dalil Stokes persamaan (12) dapat diubah
menjadi: (13)
∮C
❑
E . dl=0
Untuk setiap lintasan integral C yang tertutup.
b. Teori Magnetostatik (MS)
Gaya interaksi antara dua elemen arus yang mempunyai jarak R dalam ruang
hampa dapat ditentukan oleh Hukum Ampere. (14)
dF=μ0
4 πJ × ( J ' × R )
R3 d V ' dV
Medan magnet (induksi magnet) yang terhubung dari sumber elemen arus
J ' dV ' didefinisikan sebagai berikut: (15)
d F=J dV × d B
Atau (16)
d B=μ0
4 πJ ' × R
R3 dV '=−μ0
4 πJ ' ×∇( 1
R )dV '
Pada persamaan di atas, μ0 merupakan permeabilitas ruang hampa/bebas (
μ0=4 π ×10−7 H /m. Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Bio Savart. Bentuk
integral persamaan ini: (16a)
B (x )=μ0
4 π∫V
❑
J ( x ' )× RR3 d V '=
−μ0
4 π∫V '
❑
J ( x ' ) ×∇ ( 1R )dV
dan divergensi medan B yang diperoleh dari persamaan (16a):
∇ . B ( x )=−μ0
4 π ∫V '
❑
∇ [J (x ' ) ×∇( 1R )] dV '
∇ .B ( x )=−μ0
4 π ∫V '
❑
∇ [−∇×( JR )]dV '
karena J ( x ' )tidak bergantung pada variabel x, maka berdasarkan identitas
∇ .∇×( JR )≡ 0 persamaan tersebut dapat ditulis, (17)
∇ . B ( x )≡ 0
merupakan dalil Gaus untuk medan magnet. Dengan menggunakan dalil ini
didapatkan: (17a)
∮S
❑
B . dS=0
Dapat disimpulkan bahwa medan B tidak mengenal sumber monopol
(“muatan” magnetik). Sehingga rotasi medan B nya adalah: (18)
∇× B (x )=μ0
4π∫V '
❑
∇×∇×[ J ( x ' )R ]dV '
∇× B (x )=μ0
4π∫V '
❑ {∇ [∇ .( JR )]−∇2( J
R )}dV '
dengan menggunakan identitas: (19)
∇×∇× W=∇ (∇ .W )−∇2W
persamaan 18 dapat disederhanakan menjadi:
∇× B (x )=μ0
4π∇∫
V '
❑ [ ∇ ' . JR
−∇ ' ( JR )]dV '+μ0 J ( x )
Dalam keadaan stasioner (magnetostatik), ∇ ' . J ( x ' )=0 sesuai dengan syarat
∂ ρ∂t
=0 berdasarkan persamaan kontinuitas di dapatkan hasil: (20)
∇× B (x )=μ0 J ( x )
dengan menggunaka dalil Stokes didapat hubungan integral: (20a)
∮C
❑
B . dl=μ0 I
dimana I merupakan arus total yang mengalir melalui permukaan dengan batas C.
Berikut perangkat persamaan medan ES dan MS:
∇ . E= ρϵ 0
∇× E=0
∇ . B=0
∇× B=μ0 J
c. Persamaan Maxwell
Jika Faraday menemukan bahwa perubahan medan magnetik menghasilkan
medan listrik, sedangkan menurut Maxwell perubahan medan listrik menghasilkan
medan magnetik. Maxwell mengemukakan suatu hipotesis yaitu : Karena perubahan
medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaliknya, perubahan medan
listrik pun akan dapat menimbulkan medan magnet.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan
medium untuk perambatannya atau disebut juga sebagai peristiwa timbulnya medan
listrik dan medan magnetik secara berkala dan menjalar ke segala arah. Gelombang
elektromagnetik ditimbulkan oleh muatan yang dipercepat terdiri atas medan
magnetik B dan medan listrik E yang bergetar saling tegak lurus dan pada keduanya
tegak gelombang transversal.
Apabila fluksi magnet dalam luas yang dibatasi oleh loop kawat C berubah
dengan waktu, maka pada kawat tersebut akan terjadi gaya gerak listrik (ɛmf) yang
dapat diukur melalui arus I yang ditimbulkannya pada kawat tersebut. Gaya gerak
listrik ini arahnya selalu melawan perubahan fluksi B. Hubungan kuantitatif ini
dikenal dengan Hukum Faraday yang ditulis seperti persamaan berikut: (21)
εmf =−d ɸm
dt
menurut ketentuan εmf dan ɸm, persamaan di atas dapat ditulis: (21a)
∮C
❑
E . dl= ddt∫S
❑
B . dS
dengan menggunakan dalil Stokes, persamaan (21a) dapat ditulis ke dalam bentuk
persamaan diferensial: (22)
∇× E=−∂ B∂ t
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ∂ B∂ t
merupakan sumber sirklus/arus bagi
medan E yang tidak lagi bersifat statik maupun konservatif. Akibat keadaan
nonstasioner tidak hanya terbatas pada modifikasi persamaan 12 menjadi persamaan
22, melainkan juga menuntut perluasan persamaan Ampere (20). Untuk mengatasi hal
ini J.C. Maxwell mengemukakan dalam bentuk hipotesis perluasan ruas kanan
persamaan (20) J → J+J D dengan, (23)
J D=ϵ 0∂ E∂t
yang disebut dengan rapat arus perpindahan. Dengan demikian hukum Ampere
diperluas menjadi: (26)
∇× B=μ0 J +μ0 ϵ 0∂ E∂ t
Sebagaimana halnya ∂ B∂ t
, ∂ E∂t
juga merupakan kontribusi rapat arus bagi
medan B. Sebagai rangkuman pengaruh medan nonstatik dan sumber nonstasioner,
perangkat persamaan Maxwell sebagai berikut:
B. Aplikasi Elektrodinamika dalam Kehidupan Sehari-hari
Pada elektrodinamika terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi energi
listrik yang digunakan pada pembangkit pembangkit energi listrik. Pembangkit energi
listrik yang menerapkannya adalah generator dan dinamo. Di dalam generator dan
dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan atau magnet yang berputar
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan.
Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan. Energi
mekanik yang diberikan generator dan dinamo diubah dalam bentuk energi gerak rotasi.
Hal ini menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus dengan pola yang
berulang secara periodik.
C. Teorema-teorema Vektor dalam Kalkulus
a. Teorema Vektor
1. Teorema Divergensi
M 1 ∇ . E= ρϵ 0
M 2 ∇ . B=0
M 3 ∇× E=−∂ B∂ t
M 4 ∇× B=μ0 J +μ0 ϵ 0 ∂t
Teorema ini juga dikenal dengan teorema Gauss/teorema Ostrogradsky
yang menguhubungkan antara aliran (fluks) medan vektor ,elalui permukaan
dengan perilaku medan di dalam permukaan. Dengan kata lain fluks sebuah medan
vektor melalui permukaan tertutup sama dengan integral volume dari divergensi
pada daerah di dalam permukaan.
Jika V adalah volume yang dibatasi oleh suatu permukaan tertutup S dan
sebuah fungsi vektor dengan turunan-turunan yang kontinu, maka
Dari persamaan di atas, integral permukaan dari sebuah vektor yang
mengelilingi sebuah permukaan tertutup sama dengan integral dari divergensi
dalam volume yang diselubungi oleh permukaan di atas, dimana volume total per
detik dari fluida yang keluar dari permukaan tertutup S adalah
∇ . v dV merupakan volume per detik dari fluida yang keluar dari sebuah elemen
volume. Maka volume total per detik dari fluida yang keluar dari semua elemen
volume dalam permukaan tertutup S adalah
sehingga,
2. Teorema Green
Teorema Green merupakan teorema yang menghubungkan antara sebuah
integral garis pada kurva tertutup sederhana C dengan integral ganda pada daerah
bidang xy yang dibatasi oleh C.
Jika R adalah suatu daerah tertutup dalam bidang yang dibatasi oleh sebuah
kurva tertutup sederhana C, M dan N adalah fungsi-fungsi kontinu dari dan yang
memiliki turunan-turunan kontinu dalam R, maka
Jika A menyatakan medan gaya yang bekerja pada sebuah partikel dimana
A=M i+N j, maka ∮c
❑
A . d r adalah usaha yang dilakukan dalam menggerakkan
partikel tersebut mengelilingi suatu lintasan tertutup C,
dengan menggunakan teorema Green, maka usaha yang dilakukan adalah
Jadi, menentukan besar usaha yang dilakukan selain menggunakan integral
garis juga dapat menggunakan teorema Green.
3. Teorema Stokes
Misalkan S adalah permukaan berarah dalam ruang dengan batas-batasnya
adalah kurva C yang tertutup, dan misalkan adalah fungsi vektor kontinu yang
mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu dalam domain yang memuat S,
maka
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa integral garis dari sebuah
vektor yang mengelilingi sebuah kurva tertutup sederhana C sama dengan integral
permukaan dari curl melalui sebarang permukaan S dengan C sebagai batasnya.
4. Identitas I Green
B
A
∫V
❑
( ɸ∇2 ψ−∇ɸ .∇ψ ) d3 x=∫S
❑
ɸ n .∇ψ da
b. Aturan dalam Vektor
Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Besar atau
kecilnya vektor ditentukan oleh panjang atau pendeknya potongan garis. Sedangkan
arah vektor ditunjukkan dengan tanda anak panah. Skalar adalah suatu besaran yang
mempunyai besaran tetapi tidak mempunyai arah.
Dalam aljabar vektor, misalkan vektor a=a1i+a2 j dan vektor b=b1 i+b2 j maka
berlaku aturan:
1) a=b jika dan hanya a1i=b1i dan a2 j=b2 j
2) m . a=m . a1i+a2 j untuk m suatu skalar
3) a+b=( a1+b1) i+(a2+b2 ) j
4) a−b=(a1−b1 ) i+ (a2−b2 ) j
5) a .b=0 jika a=0 atau b=0 atau a tegak lurus dengan b
6) i .i= j . j=1dan i . j=0
7) a .b=(a1i+a2 j ) . (b1 i+b2 j )=a1 .b1+a2 .b2
8) |a|=√a12+a2
2
9) ∞=arc tan ( a2
a1)
10) a .b=|a||b|cos γ