tuan guru antara idealitas normatif dengan realitas sosial pada masyarakat lombok

Upload: lalu-ahmad-faisal

Post on 07-Aug-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    1/33

    TUAN GURU ANTARA IDEALITAS NORMATIF DENGAN REALITAS

    SOSIAL PADA MASYARAKAT LOMBOK

    Oleh: Fahrurrozi Dahlan *

     Abstrak: Abstract: Tuan Guru: Normative Ideas and Social Realities In SasakneseSociet! Shifting paradigm and societal labeling towards tuan guru  in Lombok havecommonly led to ambiguity and overlap caused by varied contributing factors such asone’s status of tuan guru, one’s sole teaching activity in the pesantren, madrasahteachers, preachers, teaching religious books in general, and even political interest.There is, then, no wonder there are lots of tuan gurus. Considering those, this researchaims at decribing the epistemology of tuan guru in the normative ideas and mapping thesocial realities of tuan guru label at the societal level. The research employs sociologicalapproach and phenomena analysed with inductive-descriptive analysis. esults showthat tuan gurus as religious missionaries should command deep knowledge mastery,

    have individual and social piety, be fluent in book reading, organi!e an educationcentre, have done the pilgrimage, be socially acceptable, be highly committed tosocietal issues, posses power and uni"ue charm, and be well behaved.

    "e #ords: normative$ social realities$ tuan %uru$ catei%ories$ re&osition$t&olo%$ a&&ro&riateness!

     

    Abstrak: #ergeseran paradigma dan penyebutan masyarakat tentang tuan guru diLombok sering mengalami kerancuan dan tumpang tindih karena beberapa hal$ status

    ketuanguruannya, keilmuan, sikap dan prilaku, serta antara orang yang aktivitasnyamurni menga%ar masyarakat di pesantren, guru madrasah, da’i, dan orang yangaktivitasnya menga%arkan kitab-kitab keagamaan secara umum, bahkan karena faktor kepentingan politik, tuan guru di setiap pelosok bak %amur di musim hu%an. &erangkatdari persoalan tersebut, penelitian ini bertu%uan untuk mendeskripsikan epistimologituan guru dalam tataran normatif sekaligus memotret realitas sosial tentang fenomenapenyebutan gelar tuan guru. 'paya ke arah tersebut, penelitian ini menggunakanpendekatan sosiologis-fenomenalogis dengan analisa deskriptif-induktif. (engandemikian temuan penelitian ini membuktikan bahwa tuan guru sebagai fungsionarisagama semestinya memiliki$ integritas keilmuan mendalam, kesalehan individual dansosial, ahli membaca kitab, memiliki lembaga pendidikan, pernah berha%i, adanyapenerimaan sosial, memiliki komitmen tinggi terhadap masyarakat, memiliki kharismakhas yang membedakan dirinya dengan orang lain, serta berakhlak mulia.  "ata "unci: normati'$ realitas sosial$ tuan %uru$ kate%ori$ re&osisi$  ti&olo%i$ kelaakan!

    ()NDA+,+AN

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    2/33

    (i tengah-tengah perubahan sosial dewasa ini, banyak gugatan yang dilontarkan

    kepada tuan guru. Secara umum gugatan-gugatan tersebut berkisar pada posisi dan

    sikap yang dipilih dan dimainkan oleh tuan guru  di tengah dinamika hubungannya

    dengan)

    #ertama$ status ketuanguruannya$ dipertanyakan karena adanya kecenderungan

    pelembagaan status ketuanguruannya. 'nsur-unsur nasabiyah  dalam konsep

    keulamaan memperoleh penekanan yang konsisten, sementara fungsi-fungsi

    normatifnya kurang mendapat penilaian. #ada gilirannya, status ketuanguruan

    dise%a%arkan dengan tidak ada bedanya dengan status kebangsawanan, di mana

    seorang tuan guru dapat menganakpinakkan tuan guru, cukup dengan genetik, tanpa

    tuntutan standar kualitas obyektif dalam keilmuan dan kemampuan. *ang semula

    konsep keulamaan merupakan status achievtive  +prestasi berubah men%adi status

    ascribtive  +keturunan. ekecewaan terhadap penampilan tuan guru dewasa ini dapat

    dimaklumi, mengingat banyaknya diantara mereka yang menikmati sebutan tuan guru

    itu di samping memperoleh statusnya semata-mata melalui %alur keturunan, tanpa

    memiliki kualitas yang memadai yang dituntut oleh standar a%aran +ilmunya tidak dalam,

    ibadahnya tidak tekun, dan tidak men%adi pengayom umat dan kontroversi men%adi

    semakin ruwet ketika berbagai lembaga yang tidak mempunyai sangkut paut dengan

     %alur tradisi dan akar se%arah ketuanguruan ikut terlibat men%adi promotor/ tuan guru,untuk menciptakan citra legitimate +pengakuan bagi kepentingan dan keberadaannya

    sendiri.

    edua, keilmuan tuan guru$ digugat dengan penilaian bahwa tuan guru  kurang

    memiliki kemauan untuk beran%ak dari orientasi simbol menu%u orientasi substansi

    dalam menyikapi doktrin dan a%aran agama.012  3isi keilmuan yang dikembangkan

    cenderung berorientasi untuk mengkonversi +muhâfazhah tradisi yang diwariskan dari

    tuan guru  pendahulunya semata, tanpa mempunyai keberanian melakukan

    pengembangan dan aktualisasi sesuai dengan tantangan perubahan yang ter%adi,

    sehingga kualitas keilmuan tuan guru  hanya terbatas pada ilmu-ilmu keislaman

    tradisional dan kurang memiliki wawasan sosial yang luas dan transformatif 

    +mutathawwirah. 4enghadapi perubahan yang ter%adi kebanyakan tuan guru  hanya

    berperan memberikan bimbingan moral-etik dan men%awab soal-soal keilmuan dan

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn2https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn2

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    3/33

    kemasyarakatan dengan hukum fiqhiyyah yang mengacu pada teks-teks yang tersurat

    dalam kitab-kitab kuning, tanpa memahami kompleksitas perubahan sosial dan

    keilmuan yang ter%adi dewasa ini, dan kurang mengusai realitas persoalan yang

    menyentuh hakekat hidup dan dasar kemanusiaan sekarang.

    etiga, sikap dan perilaku tuan guru$ kalau dulu tuan guru sebagai pemimpin dan

    pengayom masyarakat bawah, hidup di tengah-tengah keperihatinan mereka, men%adi

    penampung dan perumus aspirasi mereka, men%adi pembela kepentingan kaum lemah,

    obsesinya yang begitu kuat dalam pemberdayaan masyarakat. 4aka sekarang citra

    tuan guru yang demikian itu semakin memudar. 5da semacam tuduhan, bahwa citra

    kebanyakan tuan guru  dewasa ini tertarik untuk berkoalisi dengan penguasa atau

    kelompok kuat, daripada menyantuni kelompok masyarakat yang lemah. Lebih merasa

    bangga berada di tengah-tengah kehidupan kaum elit, daripada bergumul bersama-

    sama masyarakat bawahan yang menderita tergusur hak-hak yang seharusnya

    dimilikinya. Tuan guru  dipandang kurang tanggap terhadap masalah-masalah

    kemanusiaan, keadilan, dan ketimpangan sosial.

    Tuan guru  adalah kelompok terbatas yang dipersepsikan oleh orang awam

    sebagai elit, karena ada nilai tambah dalam dirinya, mereka mempunyai kelebihan ilmu

    pengetahuan. Seseorang akan disebut tuan guru  oleh masyarakat, bukan

    diproklamirkan sendiri oleh penyandangnya. &erbeda dengan predikat formal sepertisar%ana, ia merupakan hak setiap orang yang selesai menempuh prosedur administratif 

    di suatu fakultas. 6a tempuh melalui %en%ang-%en%ang kesar%anaan, seperti S1, S7, S8.

    Sedangkan yang bersifat informal, elit informal, semacam ulama, kyai, tuan guru, ia

    meniscayakan adanya social recognation +keberterimaan masyarakat.072

    (ahulu, tuan guru  memang identik dengan pemimpin pesantren yang

    mempunyai pengetahuan yang luas tentang agama. ata-kata tuan guru  dianggap

    sebagai fatwa yang notabene harus dilakukan. Tuan guru  memiliki komitmen yang

    besar terhadap nilai-nilai kebenaran. Sebagai orang yang ahli dalam bidang agama,

    mereka selalu berusaha untuk mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu

    salah. 6tulah sebabnya tuan guru dianggap sebagai panutan bagi masyarakat.082 

    Tuan guru  sering di%uluki berpaham tradisional, memang tidak selalu

    mengandung arti negatif. Tuan guru yang tampil dengan penuh kesederhanaan, dengan

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn3https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn4https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn3https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn4

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    4/33

    memakai sandal, sarung dan memegang tasbih, sesungguhnya mengandung nilai

    budaya yang tinggi.092

    (alam konteks kekinian gelar tuan guru  terdapat perbedaan nilai dalam

    masyarakat bila dibandingkan dengan tahun :;-an atau tahun-tahun sebelumnya.

    4asyarakat sekarang adalah kaum terpela%ar yang memiliki keilmuan agama hampir 

    sepadan dan seragam. Cukup banyak orang-orang yang pintar, termasuk lulusan

    4akkah, 4adinah, 4esir yang di%adikan semacam persyaratan untuk menyebut

    seseorang sebagai tuan guru. 2

    eberadaan tuan guru  dalam masyarakat khususnya masyarakat pesantrensangat sentral. Suatu lembaga pendidikan 6slam disebut pesantren apabila memiliki

    tokoh sentral yang disebut tuan guru. ?adi tuan guru di dalam dunia pesantren sebagai

    penggerak dalam mengemban dan mengembangkan pesantren sesuai dengan pola

    yang dikehendaki. (i tangan seorang tuan gurulah pesantren itu berada. @leh karena

    itu, tuan guru dan pesantren merupakan dua sisi yang selalu ber%alan bersama. &ahkan

    kyai bukan hanya pimpinan pondok pesantren tetapi %uga pemilik pondok pesantren/.

    &erdasarkan pokok pikiran yang dipaparkan dalam latar belakang di atas,

    permasalahan yang dia%ukan adalah$ +1 bagaimana konsep normatif tentang

    epistimologi tuan guruA +7 bagaimana masyarakat memahami realitas sosial tentang

    gelar tuan guruA 

    Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi para tokoh agama untuk men%adi

    bahan evaluasi diri atas predikat yang melekat pada diri mereka sendiri. ?uga bagi

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn5https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn6https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn7https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn5https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn6https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn7

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    5/33

    masyarakat dimana legitimasi seseorang tuan guru,  semestinya dilihat dari aspek-

    aspek kapabilitas, keilmuan, kelayakan, dan moralitas, bukan hanya sebatas

    kharismatik dan banyaknya pengikut. (engan demikian komponen keulamaan tuan

    guru sebagai ulama harus melekat pada dirinya sifat-sifat dan karakteristik sebagai

    seorang ulama, sehingga tidak serta merta setiap orang dapat disebut sebagai tuan

    guru.

    -)TOD) ()N),ITIAN(ilihat dari obyek ka%ian dan orientasi yang hendak dicapai, penelitian ini

    merupakan penelitian lapangan +field research. Sifat penelitian ini adalah eksploratif,

    yang bertu%uan menggali informasi dari pengamatan secara lansung di lapangan serta

    persepsi dari masyarakat tentang idealitas gelar tuan guru. Sesuai dengan tipe

    penelitian yang dipilih, data-data dikumpulkan adalah data primer berupa konsepsekaligus persepsi masyarakat tentang terminologi tuan guru,  dan data sekunder 

    berupa ka%ian-ka%ian tentang ulama yang tertera di berbagai literatur.

    Subyek penelitian ini adalah masyarakat Lombok. arena penelitian ini adalah

    penelitian kualitatif yang ingin mengetahui masalah tersebut, maka dalam populasi ini

    metode penentuan informannya dilakukan dengan teknik  purposive sampling , yaitu

    dipilih berdasarkan obyek tertentu lalu dikembangkan.0:2 @leh karena itu, pemilihan

    informan yang diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan tu%uan penelitian

    ini yang ditentukan dengan kriteria bahwa mereka adalah orang-orang yang mengerti

    selukbeluk ketokohan seorang tokoh agama, mengetahui kreteria umum tentang tuan

    guru.

     5tas dasar tersebut, %umlah responden diklasifikasikan men%adi beberapa

    kategori.0B2 #ertama. alangan tokoh agama, dalam hal ini tuan guru, yang penulis

    tentukan masing-masing 8 tuan guru dari tiga wilayah kabupaten, yaitu kabupaten

    Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok &arat. edua, kalangan akademisi, dari

    kalangan ini peneliti tentukan 8 sampai = orang akademisi. Tu%uannya untuk menggali

    konsep dan persepsi mereka tetang idealisasi gelar tuan guru yang men%adi fenomena

    di kalangan masyarakat Lombok. etiga, alangan tokoh adat. 'ntuk kalangan ini

    penentuan informan penulis mewawancarai 8 sampai = tokoh adat yang peneliti

    tentukan sendiri kriteria yang disebut sebagai tokoh adat. Tu%uannya tetap untuk

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn8https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn9https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn8https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn9

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    6/33

    menggali persepsi atau tanggapan mereka seputar gelar tuan guru. eempat. alangan

    masyarakat awam. 'ntuk kalangan ini peneliti wawancarai siapa sa%a yang peneliti

    temukan di lapangan penelitian dengan tidak menentukan beberapa %umlahnya

    +memin%am istilah &ambang #ranowo asalkan mereka bisa men%elaskan dan

    memberikan argumentasinya tentang ob%ek penelitian, baik di wilayah Lombok Timur,

    Lombok Tengah maupun Lombok &arat. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan selama

    enam bulan dari bulan ?uni-

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    7/33

    termasuk %uga data yang diperoleh melalui angket dengan terlebih dahulu menetapkan

    interval nilai dalam kategori %awaban/ya atau tidak/, untuk kemudian menetapkan

    kategori kelayakan penyebutan seseorang sebagai tuan guru.

    ASI, DAN ()-.AASAN"onse& +lama dan "onse& Tuan Guru dalam Tataran Normati' a! +lama

    (alam perspektif al-Eur’anFdengan tanpa bermaksud untuk mengotak-atik istilah

    ulama yang sudah terkesan baku-, sebutan bagi orang-orang yang berpengetahuan

    bermacam-macam, yaitu ulamâ’, ûlil ilmi, arrâsikhûn fi alilmi, ahl azzikr , dan ulil albâb.

    01;2  ata ulamâ disebut dua kali dalam al-Euran yaitu terdapat pada surat as-SyGrH)

    1: dan surat al-IHthir) 7B. ata ulama  dalam surat al-SyGrH dipergunakan untuk

    menyebut ulama &ani 6srael yang mengetahui diturunkannya al-Euran kepada nabi

    4uhammad dari kitab mereka. Sedangkan dalam surat al-IHthir istilah ulama

    dipergunakan untuk menyebut hamba-hamba 5llah yang paling takut. 0112

    ata ulama yang berasal dari bahasa 5rab ini dan sebagai bentuk %amak +plural

    dari kata alim, secara lughat   +etimologi berarti orang-orang yang mempunyai

    pengetahuan/, atau dengan kata lain, ulama adalah para ahli ilmu pengetahuan. (alam

    pemakaian praksisnya, istilah ulama lebih berkonotasi pada makna para ahli ilmu

    agama/, malah dalam persepsi yang hidup di kalangan masyarakat 6slam, ulama

    dipandang bukan sekedar sebagai ahli agama sa%a, tetapi %uga sebagai orang-orang

    yang konsisten terhadap agamanya, mempunyai komitmen yang kuat dengan nilai-nilai

    moral dan kemasyarakatan.0172 

    (alam !ncylopedia of "slam and The #uslim $orld , menyebutkan bahwa ulama

    secara kebahasaan adalah orang yang memiliki pengetahuan atau orang yang tahu.

    'lama merupakan kata %amakJ plural   dari kata tunggalnyaJsingular , al%m. 6stilah ini

    secara luas dapat digunakan untuk melihat kelas sosial kependidikan suatu masyarakat

    yang tugas pokok mereka adalah mengka%i teks-teks keagamaan seperti al-Eur’an dan

    al-Kadis.0182 (an secara umum ulama memiliki kategori yang disebutkan dalam al-

    Eur’an sebagai orang yang taat dan bakti +E.S. 9) = dan memiliki otoritas dalam

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn11https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn12https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn13https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn14https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn11https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn12https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn13https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn14

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    8/33

    menter%emahkan a%aran agama, karena pengetahuan keagamaannya yang mendalam.

    0192 

    Selan%utnya, dalam nsiklopedi

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    9/33

    menerima pendapat orang lain yang tidak bertentangan dengan 6slam dan bersikap

    tawaddhu.01B2 

    4uhammad &a"hir al-4a%lisi mengutip pernyataan 5li bin 5bi Thalib yang

    membagi ulama men%adi tiga bagian. #ertama, kaum terpela%ar yang sering

    memamerkan diri dan suka berdebat. elompok ini sering menun%ukkan kehebatannya

    dan setiap mengeluarkan pendapatnya sering menyinggung perasaan orang lain. (i

    hadapan banyak orang, mereka berpura-pura khusyu’ dan membuat dirinya seperti

    orang yang wara’. edua, kaum terpela%ar yang hanya ingin mencari kekayaan dan

    bahkan mereka %uga tidak segan-segan menipu. 4ereka ini memiliki sikap yang

    merendah terhadap orang-orang kaya. #erilaku ini muncul karena sangat mengharap

    hadiah dari orang kaya.

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    10/33

    (i masa (inasti 5bbasiyah +:=;-1;==, semua ulama yang diangkap pemerintah

    untuk memegang posisi keagamaan tersebut mulai menerima imbalan material, yang

    banyak hal membuat mereka rentan terhadap tekanan penguasa. Kal ini berdampak

    merosot independensi ulama yang mengakibatkan erosi respektabilitas, kewibawaan,

    dan otoritas mereka dalam pandangan sebagian kaum muslimin saat itu. 4asyarakat

    muslim pada umumnya secara tradisional mencurigai keterlibatan ulama dalam aktivitas

    birokrasi. &agi mereka dengan cara berpikir sederhana, keterlibatan ulama dalam

    birokrasi berarti melenyapkan kehormatan diri +muru’ah mereka sebagai ulama.0782

    riteria ulama tersebut di atas sangatlah ideal, akan tetapi ulama itu diasumsikan

    oleh masyarakat muslim sebagai seorang figur yang memiliki kedalaman ilmu

    keislaman klasik +lebih khusus lagi ilmu fi"h, dan secara konvensional di kalangan

    masyarakat muslim 6ndonesia lebih dikenal dengan sebutan kyaiJtuan guru.0792 

    (epartemen 5gama 6, kata ulama diinterpretasikan dengan orang-orang yang

    mengetahui kebesaran 5llah/, bahkan

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    11/33

    besar, yaitu ulama bebas, pe%abat agama, dan para tokoh organisasi 6slam. 4ereka ini

    masing-masing mempunyai sifat, %angkauan pengaruh dan rekrutment yang berbeda-

    beda. 'lama &ebas/ biasanya mempunyai pusat-pusat pendidikan seperti pesantren,

    madrasah atau ma%lis taklim. eulamaannya lebih disandarkan kepada pengakuan

    umatnya dan legetimasi itu tidak %arang diikuti %uga dengan hubungan yang bersifat

    genealogis. La!imnya tiada batas wilayah yang %elas menentukan pengaruh ulama

    bebas ini. Dibawanya, tidak hanya ditentukan se%auh mana kedalaman ilmu dan

    pengetahuan dan kemuliaan moral dan ibadahnya, tetapi %uga seberapa luas ulama itu

    terkait dengan %aringan sub-sub komunitas 6slam dalam mata rantai guru dan santri

    pesantren.07:2 

    &erbeda dengan ulama bebas ialah pe%abat agama yang mendasarkan

    legitimasinya berdasarkan pengangkatan dari pemegang kekuasaan temporal.

    #erbedaan struktural kedua tipe pemimpin 6slam ini, yaitu penghulu dan ulama

    pesantren, seringkali secara latent  menempatkan mereka kedalam situasi konflik dan

    pada masa kolonial dahulu, &elanda memperkokoh kedudukan penghulu ini untuk

    melakukan kontrol terhadap pesantren dan sekolah agama. arena legitimasinya

    didasarkan %alur kekuasaan maka para pe%abat agama mempunyai batas pengaruh

    tertentu, sesuai dengan batas resmi di mana mereka ditugaskan.07B2 

    ategori yang ketiga ialah para pemimpin 6slam yang menaiki kariernya melalui %en%ang organisasi-organisasi 6slam. Sebagian para pemimpin organisasi ini memiliki

    peralatan dan kapasitas keilmuan sebagai ulama, tetapi %uga banyak diantaranya hanya

    didasarkan pada concern, cita-cita keislaman dan keikhlasan sa%a. ualifikasi

    keulamaan golongan ini tidak terlalu sentral sebab mereka lebih tertarik bagaimana

    melakukan artikulasi aspirasi umat dalam konteks nasional. @leh sebab itu para

    pemimpin 6slam ini biasanya potensial untuk men%adi pemimpin nasional dibandingkan

    dengan ulama pesantren yang kokoh secara mendalam di lingkungan komunitas

    lokalnya. ategori di atas hanyalah kerangka konseptual semata, sebab kadang-

    kadang %uga ditemui adanya seorang ulama yang sekaligus memiliki fungsi dan

    karakteristik ketiganya. 072

    #luralitas keulamaan 6slam %uga dapat dilihat dari segi perbedaan corak

    pemahaman teologisnya. 5danya sekelompok ulama yang menyatakan dirinya sebagai

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn28https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn29https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn30https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn28https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn29https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn30

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    12/33

    penganut ahlussunnah wa al*ama’ah, pemegang ma!hab empat begitu ketat dan taat,

    sedangkan di pihak lain terdapat sekelompok umat 6slam lainnya yang secara keras

    menolak berma!hab. &egitu pula dalam masyarakat 6slam dikenal adanya ulama

    tarekat dan non-tarekat, tarekat mu’tabarah  dan ghair mu’tabarah dan ada %uga yang

    mengkhususkan dirinya sebagai figur magiereligie  6slam atau bisa disebut sebagai

    ulama kanuragan.08;2

    Melar ulama’ tidak disebabkan karena dilahirkan dalam keluarga ulama’, dan tidak

    pula dilahirkan karena hasil pendidikan. Melar itu diberi oleh masyarakat muslim tidak

    hanya karena kealiman, tetapi %uga karena pelayanan dan pengaruhnya yang

    menguasai masyarakat muslim. Contoh yang umum ter%adi di masyarakat misalnya,

    seorang kyai berpengaruh dikurangi statusnya men%adi hanya sebagai ustad! +guru

    nga%i ketika fungsi agama dan sosialnya terlepas darinya sebagai akibat pengucilan

    keluarga dan masyarakat atau karena tiba-tiba ada menderita cacat mental dan

    kehilangan kepercayaan.0812  ualitas individu ulama’ melebihi masyarakat dan

    keterampilan untuk melakukan fungsi sosial agama adalah demikian penting bagi

    pencapaian kekuatan dan pengaruh serta pengukuhan posisi mereka dalam

    masyarakat.0872

    4enurut 5li 4usthafa *a’"ub, ulama dapat dilihat minimal dari lima kriteria,

    sehingga baru disebut sebagai ulama yang mewarisi kenabian0882 )(ertama, memiliki ilmu agama 6slam, dalam arti ia bukan sekedar mengetahui

    ilmu-ilmu agama 6slam untuk diamalkan pada dirinya sendiri, melainkan %uga mampu

    memberikannya kepada orang lain, minimal dapat men%awab pertanyaan-pertanyaan

    keagamaan yang disampaikan kepada orang lain. ?adi ulama ahli waris

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    13/33

    orientasi ukhrawi, dalam pengertian sikap untuk tidak mencintai dunia setelah dunia dia

    kuasainya. )eempat , akrab dengan rakyat kecil. elima, berumur empat puluh tahun,

    karena umur empat puluh tahun merupakan umur atau usia yang matang bagi

    seseorang, dimana tidak lagi memiliki kege%olakan %iwa dan ketidakstabilan kepribadian.

    (i sinilah rahasia kenapa para

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    14/33

    &erbeda persepsi dan penamaan masyarakat Sasak tentang kyai, mereka

    menyebut kyai bukan seperti kriteria masyarakat ?awa, tapi kyai dalam perspektif 

    masyarakat Sasak adalah orang yang bertugas sebagai penghulu nikah dapat disebut

    sebagai kyai, bahkan semua orang yang hadir dalam suatu acara keagamaan seperti

    acara a"ad nikah, tahlilan, atau syukuran +roah) Sasak. esemua orang yang

    menghadiri acara tersebut diberikan gelar oleh masyarakat sendiri sebagai kyai , kyai 

    dalam arti orang yang diundang dalam acara roahan +syukuran.0912

     5hmad 5bd. Syakur men%elaskan kata kyai dipakai di pulau Lombok dengan

    mengandung beberapa pengertian. #ertama, kyai adalah tokoh agama 6slam dalam arti

    orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas. edua, kyai bermakna

    sebagai orang yang sering diundang dalam acara do’a bersama seperti upacara

    kenduren  berkaitan dengan kematian, perkawinan, dan lain sebagainya. 'ntuk

    pengertian ini di Lombok Timur, khususnya di #ancor, kyai yang diundang untuk

    memimpin do’a bersama pada acara kenduren  disebut kyai tuan, kata  tuan  yang

    dimaksud adalah seseorang yang pernah menunaikan ibadah ha%i. etiga, di kalangan

    masyarakat 6slam $etu Telu, kata yai adalah sebutan untuk pemimpin agama di

    kalangan mereka, yaitu penghulu yang berfungsi sebagai penghubung antara mereka

    dengan Tuhan.0972

    Re&osisi Terminolo%i Tuan guru  Seba%ai +lama

    Terminologi tuan guru penting untuk dipertegas kembali legalitasnya, sebab di

    kalangan masyarakat Sasak ter%adi kekaburan pemahaman tentang siapa dan

    bagaimana kriteria tokoh panutan yang biasa mereka sebut dengan tuan guru ha*i  .

    #ermasalahan sekarang adalah proses pendidikan atau persiapan men%adi

    ulama sudah berubah, sedangkan dasar-dasar pengakuan masyarakat umumnya tetap

    belum berubah. @rang-orang yang mempunyai pengetahuan keulamaan dan syarat-

    syarat lain mungkin terus berkembang, tetapi ukuran yang dipakai masyarakatnya

     5da beberapa kategorisasi dan persyaratan non-formal yang biasa digunakan

    masyarakat untuk menyebut seseorang itu tuan guru dan dapat %uga disamakan dengan

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn42https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn43https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn42https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn43

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    15/33

    lama.0982  2 Tanpa pretensi +berpura-pura bahwa apa

    yang dipaparkan tentang ulama yang saleh di atas telah memberikan gambaran yang

    lengkap tentang model itulah yang dikehendaki masyarakat, namun agaknya faktor 

    yang tidak bisa ditinggalkan adalah untuk seseorang sehingga ia disebut tuan guru

    adalah faktor ilmu pengetahuannya, menga%ar tanpa lelah, bersedia kesana kemari,

    doa, puasa dan ibadah sunat, membaca al-Eur’an, masih tetap dihargai namun itu

    bukan unsur yang paling dominan.

    8. eturunannya

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn44https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn45https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn46https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn47https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn44https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn45https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn46https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn47

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    16/33

    'ntuk pengangkatan tuan guru karena faktor keluarga atau keturunan, dengan

    pengertian bahwa seseorang karena silsilahnya dengan tokoh tertentu mendapat hak

    dan status istimewa di kalangan masyarakat Sasak. Sekarang faktor ini sudah

    mengalami kepudaran meskipun masih ada yang melekat bagi sosok tuan guru yang

    disebabkan karena faktor keturunan. Siapa sa%a dapat men%adi tuan guru asal diterima

    masyarakat sebagai tuan guru  dan siapa pun dapat membuka pesantren asal ada

    murid yang bela%ar kepadanya.

    #engangkatan tuan guru  karena unsur keturunan sehingga pesantren men%adi

    milik dinasti feodal pemimpin pesantren, menyebabkan lemahnya semangat

    pembaharuan dan dinamika pengembangan intelektual generasi penerus pemimpin

    pesantren itu. tuan guru dinasti / ini menyebabkan hilangnya kontinuitas institusi atau

    pesantren tersebut, karena keturunan belum tentu seorang yang baik. Sehingga,

    apabila keturunannya kurang pandai memimpin pesantren, institusi tersebut dapat

    runtuhdan yang lebih penting lagi adanya tuan guru  dinasti ini menyebabkan kultus

    pribadi yang secara teologis dilarang agama. 5danya system kurikulum dan klasikal

    yang membutuhkan banyak tenaga penga%ar %uga meruntuhkan eksistensi dinasti tuan

    guru/ ini.09:2 

    9. ?umlah muridnya.

    3edenbregt memberikan batasan orang disebut ulama sebagai berikut) faktor keturunan, faktor pengetahuan agama, faktor %umlah muridnya, dan cara pengabdian

    diri kepada masyarakat. arel 5. Streenbrink menambahkan satu faktor lagi bagi

    seseorang yang disebut ulamaJtuan guru, yaitu P’prinsip wahyu’’, atau ulama sebagai

    perantara wahyu.09B2 

    =. 5hli 4embaca itab uning 092

    Ienomena di tengah-tengah masyarakat tentang siapa yang lanyak disebut tuan

    guru memang terlalu mudah dan gampang, padahal tuan guru tersebut pada hakikatnya

    sama dengan ulama atau kyai, yang notabene mereka harus mampu menggali sumber 

    a%aran agama dari al-Eur’an, al-Kadis dan karya-karya ulama berupa kitab-kitab

    berbahasa 5rab.0=;2 

    Tuntutan persyaratan ini bukannya tidak beralasan sebab bagaimana tuan guru

    akan men%awab segala persoalan keagamaan yang berhubungan dengan aspek hukum

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn48https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn49https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn50https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn51https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn48https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn49https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn50https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn51

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    17/33

    agama +syariah) fi"h, %ika tidak mampu mencari sendiri dari referensi aslinya, berupa

    karya-karya ulama terdahulu, bahkan menurut penuturan Lukman al-Kakim, bahwa

    baru layak disebut tuan guru adalah yang pernah bermukim menga%i di 4akkah, 4esir,

    4adinah. Sepulang mereka dari sana kemudian menga%arkan a%aran 6slam, maka

    sepantasnya seperti itulah yang dikategorisasikan sebagai tuan guru.0=12 

    (erse&si -asarakat Tentan% "ate%ori Tuan guru 

    Tuan guru dalam perspektif masyarakat Lombok merupakan sosok profil yang

    amat disegani karena faktor keilmuan dan kiprahnya dalam mengembangkan

    kepentingan masyarakat, dan kharisma yang dimilikinya merupakan gelar kehormatan

    yang diberikan oleh masyarakat itu sendiri.0=72

    #endapat (armawansah tentang penamaan tuan guru  dalam perspektif masyarakat adalah individu-individu yang memiliki pemahaman keagamaan yang luas

    serta mampu mengamalkannya dan memiliki akhlak yang mulia serta melekat pada

    dirinya kharisma yang membedakan dirinya dengan masyarakat umum.0=82

     5snawi men%elaskan bahwa tuan guru  adalah fungsionaris agama 6slam yang

    memiliki kharismatik pada etnis Sasak. #ada umumnya gelar itu diberikan oleh

    masyarakat kepada mereka yang sudah menunaikan ibadah ha%i dan memiliki tempat

    memberikan penga%aran agama 6slam seperti ma%lis ta’lim dan se%enisnya. Melar ini

    disingkat dengan T.M.K. +tuan guru Ka%i0=92

    4ami" Shohimun Iaishal menegaskan bahwa tuan guru  merupakan gelar 

    keagamaan yang disandang oleh orang yang memiliki basis %ama’ah dikarenakan

    memiliki kharisma dan wibawa di tengah-tengah komunitasnya, meskipun tidak

    disyaratkan menguasai kitab kuning dan tidak mesti sudah melaksanakan ibadah ha%i.

    0==2

    (efinisi yang disebutkan oleh Ka%i Lalu Sohimun Iaisol ini agaknya berbeda

    dengan apa yang dikatakan oleh komunitas masyarakat secara umum, bahwa tuan

    guru itu mesti harus berha%i, sebab penyebutan tuan itu merupakan implikasi dari kata

    ha%i + -lha* ) 5rab sedangkan bahasa Sasak menyebutnya tuan, contoh bapak tuan

    +baca) Sasak artinya bapak yang telah berha%i, &ongkok tuan  +&aca) Sasak artinya

    peci ha%i. Ciri yang paling esensial bagi suatu komunitas Sasak adalah adanya tuan

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn52https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn53https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn54https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn55https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn56https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn52https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn53https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn54https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn55https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn56

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    18/33

    guru  di masing-masing komunitas mereka. Tuan guru pada hakekatnya adalah gelar 

    yang diberikan kepada seseorang yang mempunyai ilmu di bidang agama dalam hal ini

    agama 6slam. Terlepas dari anggapan tuan guru  sebagai gelar yang sakral, maka

    sebutan tuan guru muncul di dunia pondok pesantren.0=>2

    #endapat lain tentang tuan guru disampaikan oleh TMK. 4.Oainul 4ad%i, 45

    yang mengatakan bahwa tuan guru merupakan tokoh sentral persoalan keagamaan

    bagi masyarakat sehingga bobot tuan guru itu harus tinggi, terutama penguasaannya

    terhadap kitab-kitab klasik yang berbahasa 5rab. (engan penguasaannya terhadap

    ka%ian-ka%ian keagamaan tersebut, baru pantas disebut sebagai tuan guru, meskipun di

    kalangan masyarakat gelar tuan guru tersebut sangat mudah diberikan kepada

    seseorang. 0=:2

    Secara sederhana TMK. 4. Sibawaihi memberikan batasan tentang tuan guru itu

    adalah orang yang memiliki rasa takut yang mendalam kepada 5llah +hasyah karena

    ilmu yang dia miliki, bukan berarti harus memiliki ilmu yang tinggi tapi yang terpenting

    adalah akhlak mulia dan mampu men%adi panutan masyarakat serta dapat mengayomi

    masyarakatnya sesuai dengan kemampuannya. (engan demikian kharismatik itu akan

    dianugerahkan oleh 5llah.0=B2 

    &erbeda dengan komentar TMK.L.5nas Kasry, yang mensyaratkan harus

    mampu membaca kitab kuning dan berakhlak layaknya seorang ulama, sebab ulama itupewaris para nabi sehingga secara otomatis sifat siddiq  +%u%ur, amânah  +terpercaya

    tabl%gh  +menyampaikan pesan dakwah, fathânah +cerdas, melekat pada tuan guru

    yang berakhlak ulama. 0=2

    (itambahkan oleh TMK. Shafwan Kakim, bahwa syarat utama dikatakan sebagai

    seorang tuan guru adalah keterpaduan antara ilmu ma’al amal dengan khasyatullah,

    artinya seorang yang berilmu agama yang baik serta ilmunya diamalkan sekaligus

    dia%arkan kepada orang yang membutuhkannya, dan secara umum orang disebut tuan

    guru %ika pernah menunaikan ibadah ha%i.0>;2 

     5ma" 4ariani menegaskan bahwa tuan guru  adalah orang yang pernah

    melakukan ibadah ha%i sehingga disebut dengan tuan a*i , kemudian aktif men%adi guru

    masyarakat, men%adi panutan masyarakat, terlepas dari keilmuan yang dimilikinya, apa

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn57https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn58https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn59https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn59https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn60https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn61https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn57https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn58https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn59https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn60https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn61

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    19/33

    mendalam atau tidak, yang penting adalah ada pengakuan dari masyarakat tentang

    status sosialnya.0>12

    K.Sahri amadhan, mengungkapkan konsepnya tentang Tuan guru bahwa tuan

    guru itu mutlak diguru dan ditiru karena ilmunya yang memumpuni, pengayom

    masyarakat dan aktif membina masyarakat melalui penga%ian maupun melalui lembaga

    pendidikan formal.0>72

    6nak Sinaref mengungkapkan pendapatnya tentang konsep tuan guru sebagai

    tempat orang berguru, tempat orang menga%i, tak ubahnya seperti tuan tanah yang

    memiliki banyak tanah. 5rtinya bahwa tuan guru merupakan sosok yang men%adi

    panutan masyarakat sehari-hari.0>82 

     5mi" 5%ar, menegaskan bahwa tuan guru itu orang yang taat kepada 5llah dan

    memiliki akhlak yang mulia serta bisa membimbing masyarakat ke %alan yang benar.0>92

    TMK. 4. Kabib Thantawi, memberikan paparan tentang konsep tuan guru

    sebagai tokoh agama yang mengerti selukbeluk agama secara baik dan benar sesuai

    kaidah-kaidah al-Eur’an dan al-Kadis serta dapat menggali secara lansung dari sumber 

    hukum agama, yaitu al-Eur’an dan al-Kadis, di samping memiliki murid atau %amaah

     %uga harus memiliki lembaga pendidikan seperti pondok pesantren.0>=2

    epala (esa persiapan Saribaye Sarawan Sukadani, ST memberikan batasan-

    batasan tentang penyebutan tuan guru pada aspek keilmuan dan kepedulian sosialkepada masyarakat dengan mengedepankan etika keilmuan yang mumpuni, etika yang

    termulia, serta keahlian membaca kitab secara lansung dari sumber aslinya.0>>2

    4uhammad Sa’i menegaskan bahwa tuan guru itu merupakan sosok manusia

    yang memang berbeda perlakuannya dengan manusia secara umum karena kharisma

    yang dia miliki, ilmu agama yang mendalam dan memiliki ma%elis ta’lim kemasyarakatan

    sekaligus memimpin pondok pesantren. reteria ini memang ideal tapi terkadang di

    tengah-tengah masyarakat penyebutan gelar tuan guru kepada seseorang men%adi

    bias, karena ada faktor-faktor lain yang mengindikasikan kearah penyebutan gelar 

    tersebut. 0>:2

    #endapat-pendapat lain yang peneliti analisa dari 7;; responden yang mengisi

    kuesioner tentang konsep tuan guru, berkisar pada aspek$ 1 kepribadian$ kharima,

    akhlak, kesalehan 7 apabilitas$ keilmuan, kecerdasan 8 apasitas$ pengayom

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn62https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn63https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn64https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn64https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn65https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn66https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn67https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn68https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn62https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn63https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn64https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn65https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn66https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn67https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn68

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    20/33

    masyarakat, guru nga%i, da’i, 9 #engakuan sosial$ adanya legitimasi dari masyarakat

    tentang kepantasan disebut sebagai tuan guru.

    6ntinya adalah tuan guru dalam masyarakat Lombok ada sedikit perubahan

    konsep, yang dulunya masyarakat sangat sulit memberikan legitimasi kepada

    seseorang untuk disebut men%adi tuan guru, gelar tuan guru baru diberikan, %ika dilihat

    dalam aspek pengabdiannya kepada masyarakat karena ilmu yang dimilikinya dan

    berinteraksi dengan masyarakat dalam tempo yang relatif lama. 2

    (alam konteks keberagamaan masyarakat Sasak di #ulau Lombok

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    21/33

    agama. Tokoh panutan mereka itu la!im disebut dengan Tuan guru, Muru, atau

    4aulanassyeikh, hadhratussyaikh, dll.0:;2

    Secara sederhana masyarakat memahami arti tuan guru yaitu orang yang sudah

    melaksanakan ibadah ha%i yang kemudian ditambah namanya di awal nama aslinya,

    dan orang yang telah berha%i tersebut memiliki keahlian di bidang agama sesuai dengan

    kadar pengakuan masyarakatnya, dan memiliki akhlak yang dipandang mulia oleh

    agama dan masyarakat sehingga di saat membimbing dan mengayomi masyarakatnya

    diberikan sebuah sebutan gelar kehormatan yang mereka sebut tuan guru  Ka%i

    +disingkat T.M.K..

    &erdasarkan pemaknaan sederhana tersebut diatas, dapat diklasifikasikan tuan 

    guru dalam perspektif masyarakat Sasak secara umum.

    .  Tuan guru dato’, tuan guru toak, tuan guru wayah,tuan guru lingsir [71] ) adalah tuan

    guru  yang berusia lan%ut diatas umur >;-an tahun, dan biasa tuan guru  lingsir ini

    men%adi panutan dan anutan dalam segala tindak tanduk kehidupan masyarakat, baik

    dalam urusan dunia seperti akan membangun rumah minta doQa berkat dari sang tuan

    guru lingsir   +lingsir ) tua) Sasak, lebih-lebih dalam urusan akhirat. 0:72

    /.  Tuan guru ba*ang )  tuan guru yang relatif masih muda dan segar bugar, berumur 

    sekitar 8;-an sampai 9;-an, dan memiliki keahlian dalam bidang agama dan memimpin

    ma%lis taklim atau %amaQah penga%ian. +ba*ang ) muda) Sasak.0:82(alam aspek kehidupan sosial kemasyarakatan tuan guru  di kalangan

    masyarakat Sasak dapat dipetakan men%adi beberapa kriteria, antara lain)

    a Tipe #ertama, tuan guru  yang menguasai kitab kuning tetapi wawasan keilmuan dan

    kemasyarakatannya terbatas atau pas-pasan.

    b Tipe edua, tuan guru yang memiliki kemampuan handal dalam ilmu agama +kitab

    kuning, dan memiliki wawasan yang luas terhadap perkembangan !aman.

    c Tipe etiga, tuan guru yang ter%un ke dunia politik praktis.

    (i dekade akhir-akhir ini profesi yang ditekuni tuan guru  beraneka ragam,

    sehingga mengakibatkan banyak tifologi tuan guru, yaitu) #ertama, tuan guru  politisi

    adalah tuan guru  yang memiliki kecendrungan pada persoalan politik dan memilih

    belantara dunia politik sebagai ladang per%uangannya. edua, tuan guru  pengusaha,

    adalah tuan guru yang menekuni dunia usaha dan bisnis, di samping pengasuh pondok

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn71https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn72https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn73https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn74https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn71https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn72https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn73https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn74

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    22/33

    pesantren. etiga, tuan guru budayawan, adalah tuan guru yang menekuni bidang seni

    dan budaya dan men%adikan bidang itu sebagai media dakwah. eempat, tuan guru

    intelektual, adalah tuan guru yang menggeluti dunia pemikiran dan pengembangan ilmu

    pengetahuan.

    4emin%am istilah ndang Turmu!i dalam temuannya di ?ombang tentang

    pembedaan kyai men%adi empat.0:92 (i Lombok %uga dapat dibedakan men%adi empat

    kategorisasi tuan guru$ tuan guru  pesantren, tuan guru tarekat , tuan guru politik , dan

    tuan guru panggung. 

    Tuan guru  pesantren, memusatkan perhatiannya pada aspek pendidikan dan

    penga%aran di pesantren dalam upaya mentransformasikan sumber daya manusia

    +S(4 ke arah yang lebih baik.0:=2 Tuan guru tarekat memusatkan kegiatannya dalam

    aspek membangun spiritualJ dunia hati umat 6slam. arena tarekat di Lombok dapat

    dikategorisasikan sebagai sebuah lembaga yang tumbu subur, dan memiliki banyak

    akses terhadap perubahan prilaku masyarakat.0:>2

    Tuan guru  politik, dapat dikatakan hanya merupakan kategori campuran ia

    meru%uk pada para tuan guru  yang mempunyai concern terhadap politik guna

    mengembangkan pesantren, lembaga, organisasi yang mereka pimpin secara politis.

    0::2  Sedangkan tuan guru panggung adalah para da’i, aktivitas mereka menyebarkan

    dan mengembangkan 6slam melalui kegiatan dakwah, tuan guru panggung biasanyabersifat lokal, dikenal di komunitas mereka sendiri, tapi bisa %uga tuan guru panggung

    melewati batas-batas territorial, karena sudah dikenal kepiawaiannya dalam

    berdakwah.0:B2

    ategori pembedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan melekat pada satu

    sosok tuan guru di samping sebagai tokoh pesantren, tokoh tarekat, atau tokoh politik,

    atau seorang da’i.0:2 

    ategori lain dari pemahaman masyarakat Sasak tentang tipologi tuan guru, %ika

    dilihat dari aspek cakupan wilayah dakwah dan keluasan keilmuannya, dapat dipetakan

    men%adi bagian)

    #ertama, tuan guru  beleq  +Sasak) &esar. #engertian tuan guru beleq  ini

    merupakan pengakuan masyarakat bahwa tuan guru tersebut memiliki keilmuan yang

    tinggi dan memiliki karya ilmiah yang diakui oleh masyarakat lokal, nasional bahkan

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn75https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn76https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn77https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn78https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn79https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn80https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn75https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn76https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn77https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn78https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn79https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn80

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    23/33

    internasional. #engakuan ini didasari pada aspek pengaruh keilmuan tuan guru dalam

    masyarakat, sehingga cakupan wilayah dakwah tidak hanya terbatas pada wilayah di

    mana tuan guru itu berdomisili.0B;2 

    edua adalah tuan guru kodeq +kecil) Sasak. #engkategorisasian ini dilandasi

    pada aspek wilayah cakupan dakwah yang hanya terbatas pada komunitas tuan guru

    itu sendiri, sehingga masyarakat di luar komunitasnya tidak terlalu dikenal, meski

    secara keilmuan keagamaan tidak diragukan.0B12 

    Tipologi atau pengkategorisasian tuan guru  seperti di atas, secara sosiologis

    dapat dilihat sebagai suatu keragaman dan varian kondisional tergantung dari aspek

    apa masyarakat melihat kategorisasi tersebut.

    SI-(+,AN

    &erdasarkan permasalahan pokok pada ka%ian ini, dapat disimpulkan bahwa

    (ertama, dilihat dari asal muasalnya, kata tuan guru berasal dari bahasa 4elayu,

    tuan yang berarti orang yang dimuliakan, atau tuan  berarti ma%ikan, atau tuan  berarti

    yang mulia. Sedangkan guru dimaknai sebagai orang yang memberikan ilmu

    pengetahuan kepada orang lain, atau guru %uga berarti yang ditiru dan diguru.ekhususan aktivitas yang dimiliki oleh tuan guru  men%adi pembeda yang %elas

    antaraguru pesantren, guru madrasah, da’i, dan sebagainya. Seleksi terhadap siapa

    yang layak men%adi tuan guru ter%adi secara alamiyah. &isa diangkat dari masyarakat

    setempat atau mengambil orang dari lingkungan lain yang dianggap mumpuni untuk

    melakukan tugas sebagai tuan guru. eberadaan secara individu lebih terbentuk dari

    lingkungan keluarga muslim. Standar kepantasan diukur dari segi keilmuaannya, pola

    pikir, pola sikap, dan pola perilakunya yang senantiasa berpi%ak pada a%aran al-Eur’an.

    )edua, gelar tuan guru harus dilihat dari dua sisi yang berbeda$ pertama$ sisi

    normatif +al-Eur’an, al-Kadist dan pendapat-pendapat mayoritas 'lama yang

    menun%ukkan idealnya seseorang disebut sebagai tuan guru sehingga dengan demikian

    posisi tuan guru sebagai tokoh agama +religious leader  dapat diposisikan sebagaimana

    mestinya. edua$ sisi sosiologi, artinya bahwa masyarakatlah yang memberikan gelar 

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn81https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn82https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn81https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftn82

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    24/33

    kepada seseorang yang mereka anggap sebagai tuan guru bukan orang itu sendiri

    yang mengklaim dirinya sebagai tuan guru. Sehingga gelar tuan guru itu dapat

    diposisikan sebagai gelar informal yang memiliki legalitas dan pengakuan masyarakat

    secara umum.

    DAFTAR (+STA"A

    al-Ma!hali, 5bu Kamid, "hya’ lum al0in +Cairo) (ar al-utub al-4ishriyyah, 1918

    al-Mar, Kamid, 1eligion and &tate in "ran2 The 1ole of the lama’ in the 3a*ar (eriod ,

    +&erkeleyu) 'niversity of California #ress, 1>.

    al-4a%lisi, Syaikh 4uhammad &a"ir, 'ihar al-nwar al4ami’ah li 0urar -khbar al-’immah al

     -thar , ?u! 66, &eirut ) (ar 6hya’ al-Turast al-5rabi, tt 5li, 5. 4ukti, 'eberapa (ersoalan -gama 0ewasa "ni  +?akarta) a%awali #ress, 1B:

     5snawi, -gama dan (aradigma &osial2 #enyingkap (emahaman #asyarakat &asak TentangTaqdir -llah 0an )ematian 'ayi  +?akarta) Sentra 4edia, 7;;>, cet. 1.

     5!ra, 5!yumardi, )onteks 'erteologi di "ndonesia2 (engalaman "slam +?akarta) #aramadina,

    1:

    &aer,Mabriel, The lama’ in #odern 5istory2 -sian -frican &tudies. 6ol. 7 , +?erusalem) 6srael

    @riental Society, 1:1

    &uchari, 4uchtar,

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    25/33

    -----------------, ?a%at, The Iragmentation of eligious 5uthority) 6slamic #rint 4edia in arly 7; th

    Century 6ndonesia, dalam &tudia "slamika, 3olume 66,

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    26/33

    Shihab, 4.Euraish, Tafsir al#isbah (esanpesan dan )eserasian al3ur’an +?akarta) Lentera

    Kati, 7;;7 cet. 1.

    Subki, &adarudin K, 0ilema lama’ dalam (erubahan @aman +?akarta) #elita, 1=

    Sonha%i, 5. 4unir, #esantren 5s 4odel @f cet. 1. 9B.Lihat %uga, 4asnun, (erkembangan "slam di 9usa Tenggara 'arat2 &tudi Tentang 

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref1mailto:[email protected]://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref2https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref4https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref1mailto:[email protected]://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref2https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref4

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    27/33

    (emikiran Tuan =uru )yai 5a*i #uhammad @ainuddin -bdul #ad*id   +?akarta)#erpustakaan #ascasar%ana '6< ?akarta, disertasi, 7;;9,7B.

    0926stilah 5bdurrahman 4as’ud, bahwa kebiasaan dan kesederhanaan kyai +Tuanguru) pen yang bersikap konsumerisme, sehingga sifat kesederhanaannya tidaktercermin dalam pola sikap dan tingkah laku sehari-harinya. &udaya ini yang kemudian

    dia sebut sebagai cultural maintenance, yaitu mempertahankan budaya dan tetapbersandar pada a%aran dasar 6slam. (alam konteks ini bisa dipahami %ika pesantrensebagai basis sosial Tuan Muru, selalu dihubungkan dengan kha!anah yang berupakesinambungan ideologis dan historis serta mempertahankan budaya lokal +a historical and idealogical continum with its cultural maintenance . Lihat, 5bdurrahman 4as’ud,The (esantren -rchitects and Their socio1eligious Teaching  +'CL5)

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    28/33

    01124.(awam ahar%o, !nsiklopedi al3uran Tafsir &osial 'erdasarkan )onsep)onsep )unci  +?akarta) #aramadina, 1> >BB.

    01724uhammad Thalhah Kasan, "slam dalam (erspektif &osio )ultural   +?akarta)Lantabora #ress, 7;;;, ed.ke-7.1B:.

    0182ichard C. 4arthin, !ncylopedia of "slam and The #uslim $orld   +'S5)

    4ac4illan eference, Thomson Mlate, cet. 3. 3ol. 7-4-O, inde, :;8-:;=. lema2literally Ethose who have knowledgeF or those who knowF, singular Dalim, plural lama’.The term is most widely used to refer to the scholary class of muslim societies, whosemain accupation is the study of the teGts that make up the "slamic tradition religioussciences such as 3uran, hadits. 

    0192  ?a%at &urhanuddin, The Iragmentation of eligious 5uthority) 6slamic #rint4edia in arly 7;th Century 6ndonesia, dalam &tudia "slamika, 3olume 66, B.01>2 Sayyid Euthub, Tafsir , cet.1.=>.01:2Ku%%atul 6slam 5bu Kamid al-Ma!hali, "hya’ lum al0in +Cairo) (ar al-utub al-

    4ishriyyah, 1918, Cet. 1, ?u!. 1. >B.

    01B2&adarudin K Subki, 0ilema lama’ dalam (erubahan @aman  +?akarta)#elita, 1= 9:.  012 Syaikh 4uhammad &a"ir al-4a%lisi, 'ihar al-nwar al4ami’ah li 0urar 

     -khbar al-’immah al-thar , ?u! 66, &eirut) (ar 6hya’ al-Turast al-5rabi, tt. 9>-9:.07;2Kamid 5l-Mar, 1eligion and &tate in "ran2 The 1ole of the lama’ in the 3a*ar 

    (eriod  +&erkeley) 'niversity of California #ress, 1>11.0712 Mabriel &aer, The lama’ in #odern 5istory2 -sian -frican &tudies. 6ol. 7 

    +?erusalem) 6srael @riental Society, 1:1 17.0772

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    29/33

    072 4uchtar &uchari,(kk., (andangan. B.08;24uchtar &uchari,(kk., (andangan, B.

    0812Oamakhsyari, Tradisi (esantren2 &tudi Tentang (andangan 5idup )yai +?akarta) L#8S, 18 99.

    0872#ultiple discourses have long eGisted side by side in the world of the ulama I

    and in respect egain, the modern ulama’ are often not altogether different from their  precursors. +4uhammad Easim Oaman, The lama’ in ;ontemporary "slam2;ustodians of ;hange + B1.

    08:2 5hmad 5bd Syakur, "slam, B8.08B2 6stilah 4. (awam ahar%o yang mengatakan bahwa pada umumnya di

    masyarakat kata kyai dalam masyarakat ?awa dapat dise%a%arkan pengertiannyadengan ulama dalam kha!anah 6slam, malahan yang disebut istilah kyai olehmasyarakat awam almuslimin  lebih popular, yaitu orang-orang yang memilikipengetahuan yang disinyalir oleh al-Eur’an sebagai hamba-hamba 5llah yang palingtakut +E.S. Iathir) 7B dan orang-orang yang men%adi pewaris sah para nabi+K..Turmu!i +lihat 4. (awam ahar%o, !nsiklopedi al3ur’an Tafsir &osial 

    'erdasarkan )onsep)onsep )unci  + ?akarta) #aramadina, 1> >1.  0825gar tidak menimbulkan kesimpulan yang keliru, kiranya perlu diberikanbatasan terlebih dahulu istilah masyarakat Sasak/ yang dimaksud disini. Sasak/ dalamtulisan ini adalah masyarakat yang beretnis Sasak yang masih komitmen terhadapkebudayaannya dan ada semangat ikatan primordialisme yang kuat. +Lihat, 5snawi,

     -gama dan (aradigma &osial2 #enyingkap (emahaman #asyarakat &asak TentangTaqdir -llah 0an )ematian 'ayi  +?akarta) Sentra 4edia, 7;;>, cet. 1.1;.  09;25snawi, -gama dan (aradigma &osial2 #enyingkap (emahaman#asyarakat &asak Tentang Taqdir -llah dan )ematian 'ayi  +?akarta) Sentra 4edia,7;;>, cet. 1. 17.  0912&atasan masyarakat Sasak/ tidak membedakan orang Sasak dalamvarian mereka sebagai keturunan menak  +ningrat) ?awa seperti sebutan :alu, :ale,'aiq, #amiq, atau keturunan 4a*ar )arang +orang biasa yang bukan keturunan ra%a.esemuanya menyatu dalam ikatan kesasakan yang mereka sandang, bahkan varian-varian strata sosial tersebut sudah mulai berakulturasi dengan yang lain sehingga stratasosial tersebut tidak men%adi suatu hal yang membuat %arak sosial yang satu denganyang lain men%adi renggang, melainkan bisa diterima sebagai suatu keniscayaan dalampergaulan, baik pergaulan dalam bidang budaya, adat, sosial, lebih-lebih dalam bidangagama.+Lihat, 5snawi, -gama dan (aradigma &osial2 #enyingkap (emahaman

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref30https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref31https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref32https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref33https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref34https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref35https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref36https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref30https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref31https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref32https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref33https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref34https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref35https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref36

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    30/33

    #asyarakat &asak Tentang Taqdir -llah dan )ematian 'ayi +?akarta) Sentra 4edia,7;;>, cet. 1. 11.  0972 5hmad 5bd. Syakur, "slam, B7.

    0982  #enyamaan gelar Tuan Muru dengan ulama dapat dilihat dari aspekkeilmuan yang dimiliki oleh seorang Tuan Muru sebagai orang yang ahli dalam bidang

    agama, keikhlasan dalam ber%uang, kesederhanaan dalam kesaha%aan, khasyyatullah+selalu merasa diawasi oleh 5llahJtakut kepada 5llah, dan sifat-sifat keulamaan yangmelekat pada gelar Tuan Muru itu sendiri.

    0992 5bu Kamid 5L-Ma!aly, 'idayatul #u*tahid +airo) (ar al-6sra", ttp, %ilid. 1,>:.

    09=2 Mha!ali mempertegas bahwa ulama itu dalam aspek lain dibagi men%adi tigamacam $ pertama, ulama yang membinasakan dirinya dan orang lain dengan menge%ar-nge%ar kesenangan duniawi. edua, ulama yang menyelamatkan dirinya dan orang laindengan menyeru dan memanggil manusia untuk berbakti kepada 5llah SDT secaralahir dan bathin. etiga, ulama yang membinasakan dirinya, tapi menyelamatkan oranglain, pada lahirnya dia memanggil masnusia untuk menger%akan kebaikan tetapi secara

    diam-diam dia sendiri hanya menge%ar-nge%ar harta untuk mencari kekayaan dankedudukan dunia, +Lihat, 6mam 5l-Mha!ali, "hyâ’ lûm al0in +&eirut) (arul 4a’arif, 191=K, %ilid 7.cet..7.,8:.

    09>2 5bu Kamid 5L-Ma!aly, 'idayatul, >B  09:2(alam banyak kasus di pesantren di Lombok, sepeninggal pencetus dan

    pendiri pesantren tidak %arang ter%adi kekosongan kepemimpinan bahkan keruntuhanpesantren itu sendiri disebabkan karena tidak ada keturunan pendiri yang melan%utkanpesantren itu sendiri dan tidak sedikit pesantren di Lombok yang memiliki pimpinankarena factor keturunan dan charisma orang tuanya, meskipun penerus ini tidak ahlibetul dalam bidang agama, bahkan mene%emen, tapi karena men%adi anak Tuan Murusecara otomatis masyarakat mengklaim men%adi pengganti dan penerus per%uangan

    orang tuanya, yang selan%utnya mereka sebut sebagai Tuan Muru.09B2arel 5. Streenbrink, (esantren, #adrasah, &ekolah +?akarta) L#8S,1B: cet.1.,1;-11;.

    092itab yang berbahasa 5rab dengan tanpa harakat, biasanya dalam komunitaspesantren penyebutan kitab kuning diidentikkan dengan kitab yang berbahasa 5rabyang la!im mereka sebut kitab gundul. &agi masyarakat pesantren, istilah kitab kuningtidak asing lagi. 4enurut mereka, kitab kuning selalu dikonotasikan sebagai kitab-kitabyang ditulis oleh ulama klasik atau kitab-kitab kontemporer yang bermuatan a%aranklasik. (isebut kuning karena pada umumnya kitab-kitab itu ditulis di atas kertas yangberwarna kuning. Sementara orang-orang di luar pesantren masih banyak yang tdakmengetahui apa yang dimaksud dengan kitab kuning.+Lihat 5l 4usthafa *a’"ub, "slam..,1B9.

    0=;2 5da banyak preferensi masyarakat akademik tentang terminologi kitab ru%ukankeagamaan seperti syarah al-Eur’an dan syarah al-Kadis yang ditulis dengan bahasa

     5rab tanpa baris yang la!im disebut kitab kuning$ pertama, kitab kuning itu diganti sa%adengan istilah kitab Turats, +warisan, peninggalanatau kitab klasik, atau kitab salaf,biar tidak terkesan melecehkan. edua, istilah internasional seperti disebutkan oleh#rof. (r. P5bd al-ahman af’at &asya dalam menulis sahabat nabi dengan menukildari alkutub alshofro’ alqadimah  +kitab-kitab kuning terdahulu. ?adi sebetulnya

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref44https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref45https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref46https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref47https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref49https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref50https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref51https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref44https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref45https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref46https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref47https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref49https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref50https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref51

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    31/33

    terminologi kitab kuning itu bukan sa%a dikenal di 6ndonesia tapi dikenal %uga di negara-negara muslim lainnya.+ lihat 5li 4usthafa *a’"ub, "slam..,1B=-1B>.

    0=12Lukman al-Kakim,+>; 4antan #gs ektor 656< 4ataram, Dakil etua 4'6;2TMK. Shafwan Kakim +>=, #impinan #onpes 12 5ma" 4ariani, +>8, tokoh adat pada masyarakat &atu 72 K.Sahri amadhan +8> tokoh agama dan tokoh masyarakat di desaeru 82 6nak Sinaref, +=;, seorang 92 5mi" 5%ar +=B, seorang #etani di (esa 4ontong Sapah #raya &aratLombok Tengah, $awancara, 7= September 7;;.  0>=2 TMK.4.Kabib Thantawi, +>:, #impinan #ondok #esantren (arul Kabibi>2 Saribaye Sarawan Sukadani, ST.,+91,epala (esa #ersiapan SeribayeLingsar :2 4uhammad Sa’i,+9;, (osen Tetap (akwah 656< 4ataram, etuaST6TJST56 B2 (evis ingley, 5uman &ociety  + ;,Cet. 7. 8=.

    0>2  4uhammad Tholchah Kasan, "slam dalam (erspektif &osio)ultural +?akarta) Lantabora #ress, 7;;; cet.1. 1.

    https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref69https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref70https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref69https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4204367709353357688#_ftnref70

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    32/33

    0:;2#enyebutan dengan 4aulanasyekh untuk konteks masyarakat Sasak adalahpenyebutan khusus kepada TMK.4.Oainuddin 5bdul 4a%id pendiri ormas 6slam terbesar di

  • 8/20/2019 Tuan Guru Antara Idealitas Normatif Dengan Realitas Sosial Pada Masyarakat Lombok

    33/33

    0:B2Secara fungsional, Tuan Muru memang bertugas sebagai da’i, maka secaraotomatis melekat pada pribadi mereka sebagai dai panggung, di mana dalammelaksanakan aktivitas dakwahnya berangkat dari satu fodium ke fodium lainnya disekitar masyarakatnya atau bahkan di luar komunitasnya yang mengenal pribadi TuanMuru tersebut. dapat dikatakan semua tuan guru adalah da’i panggungan, karena

    memang sentral fungsional mereka dalam bidang dakwah.0:2(apat dicontohkan untuk kriteria ini adalah TMK.4. Oainul 4ad%i, tokoh#esantren, tokoh #olitik sekaligus, TMK.Sibawaihi, Tokoh pesantren, %uga tokoh politik/dan %uga tokoh tharekat dan seterusnya.

    0B;2Contoh untuk kategori ini adalah T.M.K,4.Oainuddin 5bdul 4a%id, pendiriorganisasi masyarakat islam di