tsql
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengembangan Sistem
2.1.1. Definisi Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari
pengembangan sistem, diantaranya :
1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsal,2008)
2. Pengembangan sistem adalah metode / prosedur / konsep / aturan yang digunakan
untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa
yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah
suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (Dinus,2008).
2.1.2. Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan
bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna
tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah
hal (Okta,2007), yaitu:
a. Produktifitas
Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat. Hal
ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas,
kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri, bahasa
pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d
70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian
perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
b. Reliabilitas
Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50%
dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem
yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak
mungkin untuk diubah.
2.1.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem terdapat beberapa hal yang menjadi faktor utama
(klas,2008) diantaranya :
1. Perencanaan Sistem (System Planning)
Beberapa hal yang termasuk kedalam tahap perencanaan sistem
diantaranya yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan fisik yang digunakan untuk
mendukung pengembangan sistem serta mendukung operasi setelah diterapkan.
Adapun proses-proses yang dilakukan dalah tahapan perencanaan sistem,
diantaranya :
1) Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf
perencana sistem. Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. mengkaji tujuan dan perencanaan strategi
b. mengidentifikasikan proyek-proyek sistem
c. menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
d. menetapkan kendala proyek-proyek sistem
e. menentukan proyek-proyek sistem prioritas
f. membuat laporan perencanaan sistem
g. meminta persetujuan manajemen
2) Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan. Tahapan
yang dilakukan diantaranya :
a. menunjukan team analis
b. mengumumkan proyek pengembangan sistem
3) Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan
oleh analis sistem. Tahapannya sebagai berikut:
a. melakukan study kelayakan
b. menilai kelayakan proyek sistem
c. membuat usulan proyek sistem
d. meminta persetujuan manajemen
Adapun tahapan utama dalam siklus pengembangan sistem, yaitu :
1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
4. Seleksi Sistem (System Selection)
5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance)
Penggambaran dari
siklus hidup pengembangan sisten dapat dilihat pada gambar berikut :
2.2. Konsep Dasar Sistem
2.2.1. Definisi Sistem
Berikut adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:
1. Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal dari bahasa Latin
(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang memiliki pengertian bahwa suatu
sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari komponen atau
elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi
(Anonim,2008).
2. Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir (Kerzner,2008).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.
2.2.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu
(Jogiyanto,2005), antara lain:
1. Komponen Sistem (Components)
Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-
bagian dari sistem yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
merugikan atau menguntungkan sistem tersebut.
4. Penghubung (Interface)
Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir
dari subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung, satu
subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk
satu kesatuan.
5. Masukan (Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input).
6. Keluaran (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolahan (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal)
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya.
2.3. Konsep Dasar Informasi
2.3.1. Definisi Data
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
datum atau data item. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya :
1. Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta
menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu,2006).
2. Pendapat lain juga mengatakan bahwa “Data merupakan kumpulan objek-objek
beserta atributnya yang menunjukan karakteristik dari objek tersebut”
(Philips,2006).
Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu
pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data
sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.
2.3.2. Definisi Informasi.
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga
informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi (information) dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Informasi (Information) adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang
memiliki arti dan berguna bagi manusia (Laudon,2007).
2. Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System”
menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimanya (Kamii,2008).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa “Informasi adalah sebagai data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai
dengan keperluan tertentu”.
2.3.3. Kualitas Informasi
Terbentuknya informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data hingga sampai
ke pengguna informasi tersebut, maka informasi tersebut haruslah mempunyai kualitas yang
baik. Adapun kualitas informasi (quality of information) (Prabu,2006) tersebut diantaranya
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan
manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan
yang lainnya berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing
pengguna informasi tersebut. How is the message used for problem solving
(decision masking)?
2. Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi
penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari
informasi tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber dari informasi
tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu dilakukan
secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah
atau rusak.
3. Tepat waktu (TimeLines), Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak
dalam hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang
usang maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya
pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah
dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan
mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan,
mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
4. Ekonomis (Economy), What level of resources is needed to move information
through the problem-solving cycle ?. Kualitas dari Informasi yang digunakan
dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat
didalamnya.
5. Efisien (Efficiency) What level of resources is required for each unit of
information output ?
6. Dapat dipercaya (Reliability), Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus
dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal
pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.
2.3.4. Nilai Informasi
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang
diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan
informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan
perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka
pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena
informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki
nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari
perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama
dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi
yang tepat memberikan banyak manfaat diantaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan tersebut. (sofa,2008)
Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna apabila terdapat
perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal
menggunakan informasi yang sempurna tidak dapat dinyatakan dengan jelas.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang
dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh
Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh
secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai
jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/
cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak
bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian
yang tinggi/ akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika
tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika terlambat diterima/ usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat
pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (clarity)
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas/ keluwesannya
Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/ pimpinan pada saat
pengambilan keputusan.
8. Dapat dibuktikan
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada prasangka
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak
menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat
mencapai nilai yang sempurna.
2.3.5. Mutu Informasi
Menurut Gordon B. Davis, kesalahan informasi adalah antara lain disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang/ tidak terolahnya sebagian data.
4. Pemeriksaan/ pencatatan data yang salah.
5. Dokumen induk yang salah.
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (misal : kesalahan program aplikasi
komputer yang digunakan).
7. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.
Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Kontrol sistem untuk menemukan kesalahan.
2. Pemeriksaan internal dan eksternal.
3 Penambahan batas ketelitian data.
4. Instruksi dari pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi
Istilah teknologi dan sistem informasi dapat digunakan secara informal tanpa
mendefinisikan istilah tersebut. Penerapan sistem informasi pada prinsipnya lebih rumit, hal
tersebut dapat difahami dengan baik dengan melihat perspektif teknologi yang berada dalam
suatu organisasi [Kent08].
2.4.1. Definisi Sistem Informasi
Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli,
diantaranya :
1. [Kent08] Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen
yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan
keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam
mengambil keputusan.
2. [KAMI08] Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa
Sistem Informasi di Yogykarta memaparkan bahawa Sistem Informasi adalah
sebuah aplikasi komputer yang digunakan untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi serta merupakan aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi di
dalamnya yang berinteraksi satu sama lain dalam menudukung dan memperbaiki
organisasi serta mendukung dalam pemecahan masalah dan kebutuhan pembuat
keputusan.
2.4.2. Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski [Jogi05] mengemukakan bahwa Sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan
(building block). Sebagai suatu sistem, blok bangunan tersebut masing-masing
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya.
Blok bangunan tersebut terdiri dari [Jogi05]:
1. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware).
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi
dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS
(Database Management Systems).
6. Blok Kendali (Controls Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.5. Analisis Sistem
2.5.1. Definisi Analisis Sistem
Tahap analisis merupakan tahap yang penting dan bersifat kritis, karena apabila dalam
tahap ini terdapat kesalahan maka hal tersebut juga akan menyebabkan kesalahan pada
tahapa-tahapan yang akan dilakukan selanjutnya. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka analisis system dapat didefinisikan sebagai penguraian dari sebuah system
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian tertentu dari suatu informasi dengan maksud
untuk melakukan Identifikasi dan evalusi tehadap permasalaha-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya yang
diharapkan sehingga dapat memberikan perbaikan-perbaikan yang diusulkan. [Ludw07].
2.5.2. Tahap-tahap Analisis Sistem
Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan
oleh seorang analis sistem [Ludw07], diantaranya :
1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah. Hal yang
dilakukan diantaranya :
a. Mengidentifikasikan penyebab masalah
b. Mengidentifikasikan titik keputusan
c. Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, yaitu memahami kerja dari system yang ada. Hal ini dapat dilakukan
dengan menganalisa cara kerja dari sistem berjalan. Hal yang dilakukan
diantaranya :
a. Menentukan jenis penelitian
b. Merencanakan jadwal penelitian
c. Mengatur jadwal wawancara
d. Mengatur jadwal observasi
e. Membuat agenda wawancara
f. Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze, yaitu melakukan analisa terhadap sistem. Hal yang dilakukan diantaranya :
a. Menganalisis kelemahan sistem
b. Menganalisis kebutuhan informasi bagi manajemen (pemakai)
4. Report, Yaitu Membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam
kurun waktu tertentu. Tujuan dari adanya laporan tersebut diantaranya :
a. Sebagai laporan bahwa proses analisis telah selesai dilakukan
b. Meluruskan kesalahan-kelsalahan mengenai apa yang telah ditemukan
dalam proses analisis yang tidak sesuai menurut manajemen
c. Meminta persetujuan kepada manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
2.6. Unified Modelling Language (UML)
Unified Modling Language merupakan salah satu alat bantu yangdapat digunakan
dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek, saat ini UML akan mulai menjadi
standar masa depan bagi industri pengembangan sistem/perangkat lunak yang berorientasi
objek sebab pada dasarnya UML digunakan oleh banyak perusahaan raksasa seperti IBM,
Microsoft, dan sebagainya [Adin05].
2.6.1. Definisi Unified Modeling Language (UML)
1. Unified Modeling Language merupakan metoda pengembangan perangkat lunak (Sistem Informasi) dengan menggunakan metoda grafis serta merupakan bahasa untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi serta dokumentasi [Adin05].
2. Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasikan arti suatu sistem perangkat lunak [Hend07].
3. Unified Modeling Language (UML) dapat didefinisikan sebagai sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak [Afif02].
4. Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti [joml07] :
a. Spesifikasi,
b. Visualisasi,
c. Desain Arsitektur,
d. Konstruksi,
e. Simulasi dan testing,
f. Dokumentasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (OOP) (Object Oriented programming)”.
2.6.2. Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Adapun Langkah-langkah penggunaan unified modeling language (uml) [Afif02] diantaranya sebagai berikut :
1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
13. Perangkat lunak siap dirilis”.
2.6.3. Unified Modeling Language (UML)
Dalam kerangka spesifikasi, Unified Modeling Language (UMLl) menyediakan model-model yang tepat [Adin05], tidak mendua arti (ambigu) serta lengkap. Secara khusus, Unified
Modeling Language (UM) menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analisis, perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa perangkat lunak (software intensive system). Dalam hal ini, Unified Modeling Language (UML) bukanlah merupakan bahasa pemprograman tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemprograman, sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model-model yang dibuat dengan Unified Modeling Language (UML) dengan bahasa-bahasa pemprograman berorientasi obyek, seperti Java, Borland Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain.
Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat dua arah yaitu :
a. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) forward engineering.
b. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat iterative dari implementasi ke Unified Modeling Language (UML) hingga didapat sistem/peranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang”.
2.6.4. Bangunan dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)
Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar [Adin05] yang digunakan untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :
1. Sesuatu (things)
Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
a. Structural things
Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
b. Behavioral things
Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
c. Grouping things
Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat
didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
c. d. Annotational things
Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
2. Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :
a. Kebergantungan
Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya
b. Asosiasi
Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
c. Generalisasi
Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.
d. Realisasi
Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek
3. Diagram
Ada 5 (empat) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :
a. Use Case Diagram
Diagram ini memperihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
b. Class Diagram
Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.
c. Sequence Diagram
Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
d. State Chart Diagram
Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.
e. Activity Diagram
Diagram ini memperlihatkan aliaran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
2.7. Teori–Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.6.1. Elisitasi
Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang
diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai
berikut [Hida07] :
1. Elisitasi tahap I, yaitu berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh
pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I
berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara
rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan
yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai
Metode MDI :
a. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya
requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat
membuat sistem baru.
b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut
tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement
tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem
tersebut lebih perfect.
c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement
tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan
bagian dari luar sistem.
3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan
cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI.
Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui
metode TOE, yaitu sebagai berikut :
a. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan
requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?
b. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan
requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
c. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna
membangun requirement tersebut didalam sistem ?
Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :
a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan
pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement
tersebut harus dieliminasi.
b. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
c. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses
elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang
akan dikembangkan.
2.6.2 Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server merupakan produk RDBMS (Relational Database Management
System) yang dibuat oleh Microsoft. Orang sering menyebutnya dengan SQL Server saja.
Microsoft SQL Server juga mendukung SQL sebagai bahasa untuk memproses query ke
dalam database. Mirosoft SQL Server banyak digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau
juga pemerintahan sebagai solusi database atau penyimpanan data.
Pada tahun 2000 Microsoft mengeluarkan SQL Server 2000 yang merupakan versi yang
banyak digunakan. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian banyak fitur yang ada
pada SQL Server 2000 [Rado05]:
1. XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML dalam
suatu tabel, meng-query data ke dalam format XML melalui Transact-SQL dan
lain sebagainya.
2. Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan
beberapa database engine SQL Server pada mesin yang sama.
3. Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL Server
dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk keperluan Business Intelligence melalui
Analysis Services. Selain itu, SQL Server 2000 juga ditambahi dengan tools
untuk keperluan data mining.
4. Performance and Scalability Improvements. SQL Server menerapkan
distributed partitioned views yang memungkinkan untuk membagi workload ke
beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi DBCC,
indexed view, dan index reorganization.
5. Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated
debugger, object browser, dan fasilitas object search.
6. DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk memperhatikan
primary key dan foreign key constraints. Ini berguna pada saat migrasi tabel
dari RDBMS lain.
7. Transact-SQL Enhancements. Salah satu peningkatan disini adalah T-SQL
sudah mendukung UDF (User-Definable Function). Ini memungkinkan Anda
untuk menyimpan rutin-rutin ke dalam database enginen.
2.6.2.2. Batasan SQL Server 2000
Microsoft SQL Server mempunyai beberapa batasan dimana batasan tersebut memiliki prioritas diatas trigger, aturan dan nilai defaultnya. Sebagai gambaran table berikut akan menjelaskan batasan-batasan yang dimaksud.
Fungsi KeteranganNOT NULL
Menentukan bahwa kolom tidak bias menentukan nilai NULL
CHECH Membatasi nilai yang bias diletakkan kedalan kolom dengan menentukan suatu kondisi. Misalnya nilai TRUE maka nilai yang diberikan dapat dimasukkan kedalam kolom sedang apabila FLASE
UNIQUE Memasukkan kolom-kolom memiliki nilai eksklusif
PRYMARY KEY
Membuat kata kunci primer atau kunci utama dari sebuah table, kolom atau kombinasi dari kolom dengan nilai yang harus bersifat eksekutif didalam table untuk mengenali baris
FOREIGN KEY
Menentukan hubungan antara table-tabel
Tabel Tipe Data Dalam SQL Server 2000
2.6.2.3. Jenis–jenis Perintah SQL Server 2000
Secara garis besar, SQL Server mempunyai 3 (Tiga) jenis Transact SQL
yaitu [Yus05]:
1. Data Definition Language (DDL), merupakan bagian dari sistem
manajemen database yang dipakai untuk mendefinisikan dan mengatur
semua atribut dan properti dari sebuah database.
2. Data Manipulation Language (DML), merupakan perintah – perintah yang
digunakan untuk menampilkan, menambah, mengubah, dan menghapus data
di dalam obyek – obyek yang didefinisikan oleh DDL.
3. Data Control Language (DCL), digunakan untuk mengontrol hak–hak pada
obyek–obyek database.
2.6.3. Prototipe
Prototipe merupakan penggambaran secara umum mengenai Sistem baru yang
diusulkan untuk dapat membantu instansi dalam mengolah dan menyimpan data
dengan lebih akurat. Dengan adanya prototipe tersebut, maka tampilan dari sistem
yang baru baik gambaran input maupun outputnya dapat terlihat dengan jelas. Hal ini
dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan sistem selanjutnya.
1. Prototipe Jenis I
Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional.
Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan
prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru.Langkah-langkah
pengembangan prototipe jenis I adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
b. Mengembangkan prototipe
c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima
d. Menggunakan prototype
2. Prototipe Jenis II
Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang
berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini
dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti
sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen
penting.
Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis II sama
seperti untuk prototipe jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai
berikut:
a. Mengkodekan sistem operasional
b. Menguji sistem operasional
c. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima
d. Menggunakan sistem operasional
2.6.4. Macromedia Dreamweaver MX 2004
Macromedia Dreamweaver MX 2004 adalah suatu editor HTML profesional
untuk perancangan, pengkodean, pengembangan website, halaman web, dan aplikasi
web. Dreamweaver juga menyediakan tools yang sangat membantu meningkatkan
pengalaman dalam pembuatan web yang powerfull. Berbagai fitur visual editing pada
Dreamweaver mengizinkan Anda membuat halaman web dengan cepat tanpa harus
menuliskan satu baris kode [Sima06].
2.6.5. Active Server Pages (ASP)
Active Sever pages (ASP) merupakan salah satu implementasi middleware
yang bertugas untuk menterjemahkan skrip yang tersimpan dalam berkas dengan
ekstensi (.asp) sehingga menghasilkan keadaan web yang dinamis [Abdl05].
ASP bukanlah sebuah program yang dijual terpisah, akan tetapi ASP
merupakan bagian dari sekelompok besar program yang secara otomatis akan
terintstall dengan program setup dari sistem operasi Windows baik itu Windows 95,
Windows 98, Windows NT Workstation, Microsoft Windows XP Profesional,
Windows Server 2000 [Wiki07].
File ASP sebenarnya merupakan sekumpulan script ASP yang digabung
dengan HTML. Jadi, file ASP terdiri dari beberapa struktur yang saling berhubungan
dan membentuk suatu fungsi agar memberikan hasil tertentu. Struktur dalam file ASP
terdiri atas: teks, tag HTML, dan script ASP [Ekow05].
Seperti script yang lain, script ASP bisa ditempatkan di mana saja sesuai
fungsi masing-masing. Namun ada juga script yang harus ditempatkan paling atas
agar tidak terjadi kesalahan dalam aksesnya. Dengan adanya penggabungan script
maka diperlukan sebuah karakter untuk membedakan antar script tersebut. Pada script
ASP dibedakan dengan <% sebagai awal penulisan dan %> sebagai akhir penulisan.
[Ekow05]
2.6.6. Definisi Online
Secara umum, sesuatu dikatakan online adalah bila ia terkoneksi/terhubung
dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata lainnya yang
lebih spesifik adalah sebagai berikut:
1. Dalam percakapan umum, jaringan/network yang lebih besar dalam konteks
ini biasanya lebih mengarah pada Internet, sehingga ‘online' menjelaskan
status bahwa ia dapat diakses melalui internet.
2. Secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam
satu aktifitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan online jika
elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, Sebuah instalasi pembangkit
listrik dikatakan online jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan
elektrik.
3. Dalam telekomunikasi, istilah online memiliki arti lain yang lebih spesifik.
Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan
online bila berada dalam kontrol langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika
ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (on-demand), tanpa membutuhkan
intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri di luar sistem
tersebut.
2.6.7. Mutu Perguruan Tinggi
Kualitas atau mutu yang ternjamin merupkan tujuan yang hendak dicapai oleh
seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta khususnya yang bergerak di bidang
pendidikan. Yang dimaksud dengan mutu yaitu “ is related to the extent to which
formulated goals and aims are reached ”. Pernyataan tersebut berarti bahwa kualitas
pendidikan Tinggi adalah tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan yang telah
direncanakan, ditetapkan dan dijanjikan oleh institusi pendidikan Tinggi dalam
rencana strategisnya [gund08]. Tujuan akhir dari mutu yaitu tercapainya kepuasan
pelanggan baik mahasiswa maupun stakeholder.
Seperti halnya Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai semboyan
“Membangun masyarakat sejahtera melalui ilmu pengetahuan dan Teknologi” dengan
kebijakan mutunya yaitu “Raharja dapat secara terus-menerus meningkatkan mutu &
kualitas pendidikan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan dunia kerja”. Dengan sasaran yang
hendak dicapai diantaranya :
1. Prosentase lulusan yang mendapatkan pekerjaan dalam tahun pertama
minimal 80%
2. Prosentase kelulusan yang tepat waktu minimal 75%
3. Prosentase dosen dengan Indeks Prestasi Dosen (IPD) > 3.00 (skala 1.00 –
4.00) minimal 75%.
2.6.8. Pelayanan Mahasiswa
Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan
kepuasan pelanggan [retn07]. Pelayanan terbaik yang diberikan dari seluruh staff
perguruan tinggi raharja kepada mahasiswa merupakan salah satu tujuan yang harus
dicapai.
2.6.9. Student Information Services
Students information services merupakan strategi implementasi teknologi
terbaru pada kegiatan sistem informasi pada Perguruan Tinggi Raharja. Dengan
adanya students information services Perguruan Tinggi dan mahasiswa dapat
melakukan komunikasi dengan cara yang lebih interaktif dan tidak mengenal batas
waktu. Dengan begitu kegiatan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa dapat
lebih terarah, efektif dan efisien. Students information services merupakan sebuah
standar pelayanan dimana dengan teknologi tersebut menyebabkan kebutuhan akan
pelayanan menjadi lebih baik. Pengembangan Students Information Services
merupakan akses publikasi bagi Perguruan Tinggi Raharja di bidang ilmu Komputer
dan dunia IT khususnya.
Adanya pengembangan–pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di Pergurunan Tinggi Raharja. Pengembangan yang dilakukan
pertama kali yaitu oleh Ir. Untung Rahardja dkk pada tahun 2006 dan menghasilkan
Student Information Services versi 2.0. Hingga saat ini student information services
telah mengalami tiga kali pengembangan yang pada dengan hasil pengembangan
terakhir yaitu sis touchsreen atau disebut juga Student Information Services Versi 3.0.
2.7. Bussines Intelegence
2.7.1. Definisi
Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi dari Business Intelligence,
diantaranya :
1. Secara umum Business Intelligence (BI) merupakan sebuah proses untuk
melakukan ekstraksi data-data operasional perusahaan dan mengumpulkannya
dalam sebuah data warehouse yang selanjutnya diproses menggunakan berbagai
analisis statistik dalam proses data mining, sehingga didapat berbagai
kecenderungan atau pattern dari data [ilmu06].
2. Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi dan teknologi untuk
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data untuk
membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan keputusan [stev08].
3. Business Intelligence (BI) merupakan representasi dari aplikasi dan teknologi
untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa dan menyediakan akses terhadap
data untuk membantu user dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan
yang lebih baik [nirw08].
2.7.2. Karakteristik Business Intelligence
Sistem Business Intelligence yang baik mempunyai berbagai karakteristik [stev08],
diantaranya :
1. Tujuan utama
Seluruh sistem komputer mempunyai tujuan utama bagi seluruh pengguna
sesuai dengan kebutuhan penguna masing-masing.
2. Ketersediaan data yang relevan
Masalah ketersediaan data merupakan poin yang paling penting dalam
sistem business intelligence yang efektif. Dalam proses pembuat keputusan sering
terjadi penyampaian informasi yang tidak lengkap atau bahkan yang tidak
sebenarnya. Namun dengan dukungan BI, ketersediaan data yang relevan dapat
diatasis ehingga dapat menyuguhkan data-data yang relevan.
3. Kemampuan
Dalam hal ini terdapat kemampuan BI yang paling utama yaitu dapat
memberikan kemudahan akses untuk informasi terbaru dari bisnis yang berjalan
serta peluang yang diproyeksikan, selain itu Bi dapat memenuhi kapabilitas untuk
melakukan analisis dan memenuhi permintaan pengguna
4. Struktur Pendukung
Dalam BI, sistem pendukung didalamnya tidak hanya terdiri dari hardware
dan software, namun juga terdiri dari suatu proses yang dibuat untuk pengambilan
keputusan yang lebih baik serta untuk menentukan strategi untuk misi dan tujuan
kedepan.
2.7.3. Tools Business Intelligence
Tools dalam business intelligence merupakan jenis dari software aplikasi yang di desain
untuk membantu proses analisa dan representasi data dalam business intelligence
[nirw08], yang terdiri dari :
1. Digital Dashboard, juga dikenal sebagai Business Intelligence Dashboard,
Enterprise Dashboard, atau Executive Dashboard, merupakan summary
dalam bentuk visual dari suatu data bisnis yang menampilkan kondisi bisnis
melalui metrics dan Key Performance Indicators (KPIs).
2. Online Analytical Processing, dikenal sebagai OLAP (termasuk juga
HOLAP, ROLAP dan MOLAP), kemampuan managemen, pengambil
keputusan dan sistem informasi eksekutif yang memberikan support untuk
menganalisa data yang interaktif dari data yang besar dalam berbagai
perspektif.
3. Perangkat Lunak Reporting mengenerate view agregasi dari data untuk
menjaga agar pihak managemen selalu mendapatkan informasi tentang
kondisi perusahaan mereka.
4. Data Mining, ekstraksi dari informasi pemakai dari database dengan
mengutilisasi software yang dapat mengisolasi dan mengidentifikasikan
pattern yang sebelumnya tidak terdeteksi atau trend dari suatu data dari
keseluruhan data yang berjumlah besar.
2.8 Bio File
Berdasarkan struktur kata, Bio File berasal dari dua kta yaitu Bio dan File. Bio
mempunyai arti hidup sedangkan file adalah kumpulan dari record-record yang sejenis.
Namun dalam hal ini Bio File yang diterapkan dalam Student Information Services
merupakan sebuah konsep yang diterapkan dengan tujuan mejadikan sistem menjadi lebih
komunikatif. Hal tersebut dapat mengurangi kesan monoton terhadap sisem yang sedang
berjalan.
1.2. Hipotesis
Dengan diimplementasikannya Student Information Services versi 3.0 di Perguruan
Tinggi Raharja disertai dengan adanya pengembangan-pengembangan secara
berkesinambungan maka:
1. Pengimplementasian Student Information Services versi 3.0 saat ini kurang
optimal, oleh karena itu dilakukanlah pengembangan lebih lajut terhadap sistem
yang sedang berjalan saat ini.
2. Dapat mengurangi antrian dan menjadikan sistem pelayanan lebih fleksible. Hal
ini tercipta dengan adanya sistem pelayanan yang tidak dilakukan secara face to
face antara petugas dengan mahasiswa dikarenakan sistem pelayanan dilakukan
oleh mesin yang dapat diakses secara langsung oleh mahasiswa
3. Pengembangan Student Information Services versi 3.0 dengan Bio File
menggunakan konsep Business Intelligence merupakan salah satu solusi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan mutusistem pelayanan tersebut.