tricho for cacao

9
PROSPEK JAMUR Trichoderma koningii UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT Phytophthora palmivora PADA TANAMAN KAKAO Oleh : Nuryatiningsih,SP. POPT Madya Gambar jamur Phytophthora palmivora pada tanaman kakao. (Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,Jember Jawa Timur) 1. PENDAHULUAN Jamur Trichoderma koningii merupakan mikroorga nisme yang bersifat saprofit yang dapat dikembangkan / diperbanyak pada bebe rapa media buatan (jagung,sekam bekatul dan EKG ) . Jamur T.koningii juga bersifat antagonis yang dapat mengha m bat / meng hancurkan organisme lain ( penyakit tanaman dari jenis jamur ) Ja mur ini berusaha merebut zat makanan , zat pe ngatur tumbuh ,udara / ruang tumbuh, menyerang dan menga lah kan lawannya. Menurut Barnet dalam Hunter , 1972 taksonomi dan morfologi T.koningii adalah sebagai berikut : Kingdom ; Fungi ,Divisi:Eumycot a,Kelas:Deuteromycotina,Ordo:Mononiliales, Famili : Monoliaceae, Genus : Trichoderma, Spesies : Trichoderma koningii.

Upload: anggo-robbenium

Post on 16-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Agens hayati pengendali penyakit tanaman kakao

TRANSCRIPT

Page 1: Tricho For Cacao

PROSPEK JAMUR Trichoderma koningii UNTUK PENGENDALIAN

PENYAKIT Phytophthora palmivora PADA TANAMAN KAKAO

Oleh : Nuryatiningsih,SP.

POPT Madya

Gambar jamur Phytophthora palmivora pada tanaman kakao.

(Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,Jember Jawa Timur)

1. PENDAHULUAN

Jamur Trichoderma koningii merupakan mikroorga nisme yang bersifat

saprofit yang dapat dikembangkan / diperbanyak pada bebe rapa media

buatan (jagung,sekam bekatul dan EKG ) . Jamur T.koningii juga bersifat

antagonis yang dapat mengha m bat / meng hancurkan organisme lain (

penyakit tanaman dari jenis jamur ) Ja mur ini berusaha merebut zat

makanan , zat pe ngatur tumbuh ,udara / ruang tumbuh, menyerang dan

menga lah kan lawannya. Menurut Barnet dalam Hunter , 1972 taksonomi

dan morfologi T.koningii adalah sebagai berikut : Kingdom ; Fungi

,Divisi:Eumycot a,Kelas:Deuteromycotina,Ordo:Mononiliales, Famili :

Monoliaceae, Genus : Trichoderma, Spesies : Trichoderma koningii.

Page 2: Tricho For Cacao

T.koningii memiliki struktur morfologi antara lain; konidiofor hyalin,

tegak tidak beraturan dan bercabang – cabang, fialid T. Koningii dapat tunggal

atau berkelompok, fialospora tidak bersekat dan bersel satu, seringkali

berkum pul membentuk bola pada ujung fialid . Klamidospora dapat

dibentuk dekat ujung sel, berdinding halus, hyaline , berbentuk bola /elips.

Konidia bersel satu dan ber bentuk bulat, agak bulat sampai bulat telur

pendek. Konidiofor T.koningii umum nya hiyaline dan bercabang – cabang.

Konidiofornya mempunyai system perca bangan dendroid yang ruwet

berukuran panjang dan ramping tanpa perpanja ngan hifa steril. Pada media

buatan tumbuh sangat cepat, berjumbai dengan warna putih sampai hijau

(Domsch dan Gams, , 1972). Jamur T.koningii memiliki koloni yang

berdiameter 3 – 5 cm pada umur 5 hari dalam suhu 20o C, konidia berdinding

halus berukuran antara 3 – 4,8 x 1,9 – 2,8 µm, T. koningii mempunyai warna

yang bervariasi mulai dari kekuningan, hijau keputihan sampai hijau tua. T.

Koningii merupakan jamur antagonis yang dapat hidup baik secara saprofitik

maupun parasit pada jamur lain (Anonim,2000).

PROSPEK Trichoderma koningii

Jamur T. koningii mempunyai peranan penting dalam budidaya

tanaman kakao, karena jamur ini dapat mengendalikan berbagai penyakit

yangdisebabkan oleh patogen jenis jamur pada tanaman kakao mu lai dari

kecambah sampai tanaman tumbuh besar dan berproduksi. untuk ta naman

yang sudah dalam proses pertumbuhan bisa dilakukan aplikasi T.koningii

bersamaan dengan pemupukan ( pupuk kandang yang sudah di fakturisasi

/diseteril ), pemupukan dilakukan bersamaan dengan apliikasi jamur

T.koningii merupakan metode yang sangatpraktisdanekonomiskarena efisiensi

tenaga , waktu dan biaya dapat ditekan seminimal mungkin (H.Prasetijono,

1988). Untuk memenuhi target aplikasi ( dapat menjangkau areal tanaman

kakao yang luas ) perlu dilakukan perbanyakan jamur tersebut

.

Page 3: Tricho For Cacao

CARA PERBANYAKAN JAMUR Trichoderma koningii

I. Ada 2 Cara : Formulasi padat (media jagung , media sekam bekatul) dan

media cair

A. 1. Padat / media jagung ( Anonim, 1990 )

. Alat

- Jarum ose

- Autoclave - Dandang Sabluk

- Bunsen - Kompor

- Air - Ember besar

- Entkast - Panci penangas

- Staples

. Bahan

- Jagung giling/beras jagung

- Isolat murni Trichoderma spp/r inokulum

- Kantong plastik tahan panas ukuran 12 cm x 24 cm

- Kantong plastik tahan panas ukuran 30 cm x 45 cm

.Cara Kerja

- Cuci bersih beras jagung kemudianditiriskan

- Masakair sampai mendidih pada panci penangasuntuk

- Masak air sampai mendidih dalam dan dang sa pe rsiapan penambahan air

pada media jagung

- Masukkan jagung dalam dandang, tutup dan biarkan sampai ± 30

menit

-Balik/aduk secara perlahan jagung supaya tingkat kematangan homogen

-Tutup kembali dandang dan biarkan selama 15 menit

- Angkat media dari dandang dan kering anginkan, masuk

kan media jagung dalam kantong plastik (12 cm x 24 cm tiap

kantong berisi 150 – 200 gr

- Tampung pada kantong plastik besar (30 cm x 45 cm) media jagung

tadi

Page 4: Tricho For Cacao

- Sterilkan dalam autocklave dengan suhu 121oC tekanan 15 lbs selama

30 menit(setelah suhu konstan) atau pada dandang selama 1-2 jam setelah

air mendidih.

- Dinginkan media tersebut(sampai benar-benar dingin)

- Inokulasi media dengan jamur Trichoderma spp secara

aseptis(sarana dan prasarana harus bersih dan steril)

- Lipat ujung plastik dan distaples

- Kocok media jagung supaya spora tercampur rata

- Inkubasikan/tumbuhkan jamur pd suhu ruangan selama 15 – 30 hari

- Panen jamur Trichoderma sp (jamur siap aplikasi) telah air mendidih

Penyimpanan

Jamur setelah dipanen apabila tidak langsung diaplikasi kelapangan

sebaiknya disimpan di kulkas dengan suhu 5ºC, supaya tidak terjadi

pertumbuhan, supaya nutrisi/makanan pada media jamur tidak

habis),sehingga tidak terjadi penurunan kwalitas.

Penyebaran/aplikasi T. Koningii (media padat jagung) di lapang

Cara dan dosis aplikasi jamur T.koningii disesuaikan dengan tujuan

pengendalian dan umur tanaman.

Pengendalian secara prefentif :

untuk pesemean 20 gr/m2 bedengan, jamur T.koningii dilarutkan

kedalam 2 lt air dan aduk sampai rata siramkan /kocor pada lubang tanam

benih dan masukkan benih sedalam + 5 cm kemudian tutup dengan

seresah / pasir. Pengendalian sebelum ada tanaman aplikasi dapat

dikukan dengan cara tabur(waktu pengolahan tanah/diatas bedengan ditabur

T.koningii 20gr/m2) lalu disiram air untuk menjaga kelembaban ,perlakuan ini

untuk pengendalian penyakit Phytophthora palmivora

Aplikasi T. Koningii setelah ada tanaman ( pindah tanam/dikebun)

Cara : pupuk kandang yang sudah difakturisasi (pemanasan dalam drum

selama 2-3 jam diatas api kemudian dibiarkan dingin lalu campur dengan jamur

Page 5: Tricho For Cacao

T.koningii . menyerang buah yang dapat mengakibatkan buah busuk,mengering

dan menjadi hitam dan muncul benang /

serbuk berwarna putih ( Anonim,1998 ), untuk pengendalian buah yang

terserang penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan dengan dosis 2 kg / ha

dilarutkan kedalam 75

liter air (cara : bagi 5 jamur T.koningii a.400 gr jamur diremas ,dilarutkan

kedalam 15 liter air kemudian disaring dimasukkan kedalam knapsak )

dan siap diaplikasikan.

Aplikasi dilakukan dengan cara menggali melingkar dibawah tajuk

pohon / dibawah tanaman sedalam 15-18 cm, T.koningii : (10 gr jamur +1kg

pupuk kandang), dosis aplikasi 10kg/ pohon, kemudian campuran pupuk

kandang dan T.koningii dimasukkan dalam galian dan diratakan lalu disiram air

(dilakukan 2x dalam 1 tahun, pada awal dan akhir musim penghujan) perlakuan

ini bertujuan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh cendawan

Phytophthora palmivora (Anonim, 2013) . Penyakit ini selain menyerang akar dan

batang (kanker batang) juga menyerang buah yang dapat menimbulkan buah

busuk kering

A.2.Formulasi Padat sekam/dedak bekatul

- Alat sama seperti diatas

- Bahan:sekam/dedak pecah kulit +bekatul/dedakhalus

Cara kerja :

-Sekam + bekatul masukkan dalam bak/ember, campursampai rata,

tambahkan air (aduk sampai rata dengan tangan seperti bikin adonan)

- masukkan plastik tahan panas dan steril(cara seperti diatas)

Perbanyakan cendawan skala besar dengan cara :

- Masak sekam bekatul yang sudah dicampur seperti tersebut diatas dengan

dandang sabluk besar atau drum selama 2 jam diatas api dalam keadaan

drum ditutup

- Matikan api dan dinginkan sekam bekatul setelah Dingin sekam bekatul

dicampu r dengan jamur Trichoderma spp ( aduk sampai rata

Page 6: Tricho For Cacao

- Siapkan plastik lebar (lebar sesuai dengan kebutuhan 2 lb untuk alas

dan penutup)

- Pindahkan sekam bekatul yang sudah bercampur jamur dilembaran plastik

dan ratakan kemudian ditutup dengan plastik penutup (ditumbuhkan /

diinkubasi selama 15-30 , jamur diatas. T.koningii siap diaplikasi di lapang.

Cara aplikasi sama seperti tersebut diatas

Formulasi Cair Media EKG ( Anonim, 1997)

Bahan

1.Media cair Ekstrak Kentang-Gula (EKG)

Untuk membuat 1 liter campuran media cair sebagai berikut - 150 gr

kentang

- 10 gr gula pasir

- 1 lt air

2. Larutan KmnO4

Sebagai bahan untuk penyaring udara dan menghasilkan udara bersih dan

steril.

. Peralatan

- erator (pompa aquarium, sebagai penghasil udara)

- Tabung kaca

- Botol plastik

- Erlenmeyer

- Selang plastik

- Gabus penutup

- Pipet kaca

- Glass wool (untuk menyaring udara)

- Dandang atau autoklaf (untuk sterilisasi bahan dan alat)

- Filter ( KMNO4 + glasswool)

A. Pembuatan Media Cair Ekstrak Kentang Gula (EKG)

Kupas kentang dan timbang sesuai kebutuhan

Kentang dipotong kotak-kotak (2x2 cm)

Page 7: Tricho For Cacao

Siapkan pemanas (kompor/Hot plate)

Siapkan beaker glass/panci yang berisi 1 liter air

Panaskan kentang (± 20 menit)

Saring kentang dan ambil ekstraknya/airnya saja

Tambahkan 10 gram gula pasir, aduk sampai larut- Pindahkan ekstrak

kentang gula kedalam erlenmeyer/botol tahan panas untuk diseteril. Steril

Bisa memakai autoklave/ dandang

Ekstrak kentang gula kemudian sterilkan dengan autoklave suhu 121 oC

dengan tekanan15 lbs selama 30 menit setelah suhu konstan/ pada dandang

selama 1-2 jam setelah air mendidih

Inokulasikan stater jamur Trichoderma spp dalam meida

- cair EKG

- Inkubasikan dengan alat Fermentor sangat sederhana (FSS)

Cara kerja

B. Perbanyakkan jamur dan operasional alat FSS

- Siapkan erlenmeyer/tabung steril yang berisi larutan KmnO4 (lihat

gambar)

- Siapkan glass wool (fungsi KmnO4 dan glass wool untuk penyaring

udara dari aerator sebelum masuk ke tabung media

- Siapkan air steril(air yg sudah dimasak sampai mendidih dan

didinginkan)

- Siapkan erlenmeyer/botol/jurigen steril yang berisi media cair dan stater

jamur

- Pasang selang plastik, pipet glas dan gabus penuntup sesuai tempat dan

fungsinya masing-masing (lihat gambar)

- Pasang sumber aerator pada sumber arus listrik

- Perhatikan gelembung udara yang keluar setiap erlenmeyer/botol

/jurigen jika ada yang tidak keluar, berarti ada yang bocor, periksa kembali pada

setiap sambungan selang dan gabus penutup

- Atur kecepatan gelembung udara pada posisi sedang

- Nyalakan aerator selama 4 hari

Page 8: Tricho For Cacao

- Jika tidak terjadi kontaminasi media cair berubah warna menjadi putih

keruh hingga hijau

- Pada hari ke 4 konidia jamur Trichoderma spp sudah dapat dipanen dan

siap diaplikasi aplikasi

Cara aplikasi :

- Dosis 2 lt/ha dilarutkan/dicampur air sebanyak 75 lt ( cara: bagi 5 jamur a

400 ml + 15 ml ( 1 knap sack) diaduk sampai rata kemudian dimasukkan

kedalam tankki knap sack ( siap aplikasi),sasaran batang (kanker batang) dan

buah kakao

Page 9: Tricho For Cacao

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1987.Pemanfaatan Cendawan Trichoderma koningii .

Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) Dinas Perkebunan

Propinsi Jawa Timur

Anonim. 1990, Perbanyakan Jamur Dengan Media Padat.

Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) Dinas Perkebunan

Propinsi Jawa Timur.

Anonim. 1997, Paket Teknologi Produksi Massal Konidia Jamur

Beauveria bassiana dDengan Media Cair EKG (Ekstrak Kentang Gula

Menggunakan Alat FSS (Fermentor Sangat Sederhana). Balai Proteksi

Tanaman Perkebunan Surabaya.

Barnet, H.L. 1968. Illustrated Genera Of Imperfect Fungi. Burgess

Publishi Publishing Company. Mineapolis. 225 P.

Domsh, K. H. and W.Gams. ,1972. Fungi In Agricultural Soil. Lougman

Limited. London.

Mathur, SB and Olga, K. 2003. Common Laboratory Seed Health Testing

Methods For Detecting Fungi. ISTA . Switzerland.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap

Budidaya Kakao . Agromedia Pustaka . Tangerang.