trauma pada ekstremitas

26
TRAUMA PADA EKSTREMITAS Kita tidak boleh mengesampingkan atau melupakan luka ektremitas pada saat anda mencurahkan perahtian kepada pasien dimana ada tanda-tanda yang mengancam jiwa. Walaupun demikian ingat untuk selalu melakukan : 1. Survei primer dulu (ABC) Bila ada cidera ektremitas yang mengganggu ABC (misalnya syok pernah luka yang berdarah aktif ), harus dilakukan penanganan dalam bentuk kontrol perdarahan terlebih dahulu 2. Survey sekunder baru disini diperhatikan kerusakan pada ektremitas. Hal hal yang harus dipikirkan : 1. Memprioritaskan trauma ekstremitas dan luka apabila mengancam ABC 2. Dapat mengenal komplikasi yang berat dan pengobatan dari luka ektremitas dibawah ini : Fraktur Dislokasi

Upload: lutfi-ikbal

Post on 23-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

sss

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Pada Ekstremitas

TRAUMA PADA EKSTREMITAS

Kita tidak boleh mengesampingkan atau melupakan luka ektremitas pada saat anda

mencurahkan perahtian kepada pasien dimana ada tanda-tanda yang mengancam jiwa. Walaupun

demikian ingat untuk selalu melakukan :

1.      Survei primer dulu (ABC)

Bila ada cidera ektremitas yang mengganggu ABC (misalnya syok pernah luka yang

berdarah aktif ), harus dilakukan penanganan dalam bentuk kontrol perdarahan terlebih

dahulu

2.      Survey sekunder baru disini diperhatikan kerusakan pada ektremitas.

 

Hal hal yang harus dipikirkan :

1.      Memprioritaskan trauma ekstremitas dan luka apabila mengancam ABC

2.      Dapat mengenal komplikasi yang berat dan pengobatan dari luka ektremitas dibawah ini :

Fraktur

Dislokasi

Amputasi

Luka terbuka

Luka neurovaskuler

Keseleo

Impaled objects

Page 2: Trauma Pada Ekstremitas

Sindrom kompartemen

3.      Mengetahui jumlah darah yang hilang dari pelvis dan fraktur ekstremitas

Syok hemoragik adalah bahaya yang potensial dari cidera otot dan tulang hanya pada

laserasi yang langsung dari arteri atau fraktur dari pelvis atau femur yang sering disertai

dengan perdarahan yang cukup untuk menimbulkan syok. Luka pada syaraf atau pembuluh-

pembuluh darah yang menyediakan darah bagi tangan dan kaki adalah merupakan

komplikasi yang sering terjadi. Kerap kali luka menyebabkan kehilangan fungsi yang

ditemukan pada kerusakan neurovaskuler. Oleh sebab itu evaluasi mengenai sirkulasi dan

neurologis distal adalah sangat penting :

 

Jangan Lupa !!

      Pada survey primer, fraktur tulang panjang dan pelvis dapat menyebabkan syok

      Pada survey sekunder selalu periksa neuro-vaskuler distal

 

 

 

 

 

 

Fraktur/Patah tulang

Page 3: Trauma Pada Ekstremitas

Fraktur bisa terjadi dengan patahnya tulang dimana tulang tetap berada didalam (fraktur

tertutup) atau diluar dari kulit (fraktur terbuka) fraktur ujung tulang yang sangat tajam dapat

menyebabkan bahaya untuk jaringan lunak (biasanya otot sedikit banyak akan ikut rusak) yang

mengelilingi tulang tersebut.

 

Syaraf dan pembuluh darah yang berjalan dekat tulang dapat ikut terluka. Fraktur tertutup

sama bahayanya dengan fraktur terbuka karena luka dari jaringan lunak menyebabkan

perdarahan yang banyak, sangat penting untuk mengenal adanya luka didekat patahan tulang,

karena bisa menjadi pintu masuk dari kontaminasi dengan kuman.

 

Fraktur tertutup femur dapat menyebabkan darah lebih dari satu liter, apalagi bila kenan

kedua femur, ini dapat menyebakan perdarahan yang dapat mengancam jiwa. Fraktur pelvis

dapat menyebabkan perdarahan yang dapat masuk ke abdomen dan daerah retroperitonial. Pada

pelvis dapat terjadi beberapa fragmen, fraktur pada beberapa tempat dan setiap fraktur dapat

menyebabkan kehilangan darah sebanyak 500 cc. Fraktur pelvis dapat pula menyebabkan

robekan pada kandung kemih atau pembuluh darah pelvis yang besar. Keduanya dapat

menyebabkan perdarahan yang fatal kedalam abdomen. Perlu diingat, fraktur yang multipe dapat

mengancam jiwa walaupun tidak terlihat darah yang keluar.

 

Dislokasi.

Dislokasi menimbulkan rasa nyeri yang sangat

Dislokasi kadang-kadang mudah dikenali, karena adanya perubahan dari anatomi yang

normal. Walaupun dislokasi sendi ini umumnya tidak mengancam jiwa, tapi memerlukan

tindakan emergency karena apabila tidak dilakukan tindakan secepatnya, akan menyebabkan

gangguan pada bagian distal sehingga mungkin akan terpaksa dilakukan amputasi. Sangat sukar

untuk mengetahui apakah fraktur disertai dengan dislokasi atau tidak. Oleh karena itu sangat

Page 4: Trauma Pada Ekstremitas

penting untuk mengetahui denyut nadi, gerakan dan adanya gangguan persyarafan distal dari

dislokasi. Biasanya kita membiasakan dislokasi tetap seperti pada saat kita menemukannya. Ada

beberapa pengecualian pada kasus ini. Bahwa seseorang dapat dengan perlahan-lahan melakukan

traksi pada setiap dislokasi dari ektremitas dalam usaha untuk memperbaikinya. Dengan cara

sederhana, kita bisa menggunakan traksi untuk menguatkan dengan mempergunakan beban dari

5 kg. Kebanyakan, tindakan yang baik untuk pasien adalah menyangga dan meluruskan

ektremitas ke posisi yang lebih menyenangkan untuk pasien dan membawanya ke tempat dimana

terdapat fasilitas ortopedi yang baik.

 

Amputasi

Kadang kadang mengancam jiwa, juga sangat potensial menyebabkan perdarahan yang

masif, tetapi kadang kadang perdarahan itu sendiri akan terkontrol dengan adanya tekanan dari

alat penekan. Alat penekan ini ditutup dengan kasa steril dan pembungkus elastis dan dilakukan

dengan penekanan yang baik. Jika perdarahan sama sekali tidak bisa dikontrol dengan tekanan,

bisa dipergunakan torniket. Pada umumnya torniket tidak digunakan bila masih dapat dilakukan

penekanan.

Anda harus berusaha mendapatkan bagian yang teramputasi karena kadang kadang masih dapat

ditanam kembali (reimplantasi) implantasi kembali dilakukan hanya dalam keadaan-keadaan

khusus, karena itu jangan beritahu pasien bahwa implantasi akan dilakukan. Bagian-bagian dari

jaringan yang teramputasi dan kecil dapat diletakkan dikantung plastik secara kering, bila ada es,

letakkan kantung plastik tersebut ditempat yang berisi es dan air. Jangan pergunakan es saja atau

es krim, pendinginan akan meningkatkan viadibilitas sampai empat jam atau lebih, sangat

penting untuk membawa bagian bagian dari amputasi tersebut walaupun implantasi kembali

tidak mungkin dilakukan.

 

Luka

Page 5: Trauma Pada Ekstremitas

Bila akan segera dibawa, luka penderita cukup ditutup dengan kaca steril.

Bersihkan luka tersebut dengan alat-alat steril dan tutup dengan baik. Kontaminasi, seperti daun

atau kotoran harus dibersihkan dari luka tersebut. Sekecil apapun bahan yang dapat

menyebabkan kontaminasi harus diirigasi dari luka dengan larutan salin seperti anda

membersihkan mata dari kontaminasi kimia. Perdarahan dapat dihentikan dengan tekanan.

Torniket hanya dilakukan untuk menghentikan peradarahan apabila akan dilakukan amputasi.

Jika perlu, penekanan pada arteri proksimal yang besar dari luka dapat dilakukan.

 

Luka Neurovaskuler

Syaraf dan pembuluh darah saling berdekatan satu sama lain terutama didaerah fleksor

dari persedian, sehingga keduanya dapat sama-sama terluka dan menyebabkan gangguan

sirkulai, sensibilitas, dan menyebabkan hematoma. Tulang yang patah dapat menyebabkan

kekacauan struktur sehingga mengakibatkan malfungsi. Denyut nadi, gerakan, dan sensibilitas

harus selalu dimonitor sebelum atau sesudah melakukan manipulasi ekstremitas, pemasangan

spalk atau traksi.

 

Terkilir.

Cedera ini kadang-kadang sukar dibedakan dari fraktur. Lakukan hal yang sama

sebagaimana anda mengobati fraktur.

 

Impaled Objects (benda tertancap)

Jangan menggerakkan impaled objects. Pergunakan cara “padding” untuk memegang

objeknya, dan pindahkan pasien dengan menggunakan alat.

Page 6: Trauma Pada Ekstremitas

 

Sindrom Kompartemen

Ekstermitas kita terdiri dari otot-otot yang dibungkus oleh membran kuat yang tidak

lentur. Trauma (fraktur terbuka atau tertutup, atau kompresi) pada area ini dapat menyebabkan

perdarahan atau hematoma dalam daerah yang tertutup sehingga menyebabkan penekanan pada

saraf dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kegagalan sirkulasi, termasuk juga saraf.

Biasanya luka ini berlanjut dalam beberapa jam. Gejala yang didapat adalah nyeri, edema,

denyut nadi hilang, parstesi, dan kelumpuhan. Sama seperti syok, anda harus memikirkan

diagnosis ini sebelum timbulnya gejala lebih lanjut.

 

RIWAYAT TRAUMA DAN PENATALAKSANAAN

Riwayat Trauma

Adalah sangat penting untuk mengetahui riwayat trauma ekstremitas, karena penampilan

luka terkadang tidak sesuai dengan parahnya cedera. Jika ada saksi, seseorang dapat

menceritakan kejadiannya sementara anda melakukan penelitian seluruh badan pasien.

Jika keadaan penderita parah, jangan melanjutkan detil dari riwayat trauma sampai anda dapat

membereskan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.

Contoh : penderita terluka parah, untuk sementara cukup riwayat seperti ini : “pengemudi mobil

sedan, tanpa sabuk pengaman menabrak pohon secara frontal dan terlempar ke kaca depan”’ lalu

lakukan survei primer serta resusitasi. Pada pasien yang gelisah, anda harus berusaha

mendapatkan riwayat trauma pada saat anda melakukan survei sekunder. Karena riwayat trauma

ini menjadi sangat penting pada trauma ekstremitas, karena beberapa mekanisme yang

menyebabkan luka ekstremitas tidak terlihat pada saat pemeriksaan awal.

Trauma pada tungkai (akibat jatuh dari ketinggian) sering disertai dengan trauma pada lumbal.

Page 7: Trauma Pada Ekstremitas

Trauma pada lutut pada saat pasien jatuh dengan posisi duduk dapat disertai dengan trauma

panggul.

Jatuh pada lengan sering menyebabkan trauma pada siku. Sehingga, lengan dan siku harus

dievaluasi bersamaan. Hal yang sama pada lutut dan proksimal fibula pada tungkai bawah.

Trauma apapun yang mngenai bahu harus diperhatikan secara seksama kareana dapat melibatkan

leher, dada atau bahu. Fraktur pada pelvis juga sering mengakibatkan kehilangan arah yang

sangat banyak. Apabila ada fraktur pelvis, maka kemungkinan syok harus segera diduga dan

dicegah.

Penatalaksanaan

Dalam survei primer, anda harus sangat

berhati-hati pada fraktu rpelvis dan tilang

besar dan anda harus mengontrol

perdarahan.

Pada survey sekunder yang dilakukan adalah :

1. Look : lihat, inspeksi. Penting : ada luka ?

2. Feel : raba, palpasi. Penting : bagaimana NVD ?

3. Move : gerakkan. Jangan lakukan bila jelas fraktur.

4. Ukur : adakah perbedaan panjang ekstermitas.

 

Page 8: Trauma Pada Ekstremitas

Periksa semua persendian dari sakit dan pergerakan. Ukur dan catat denyut nadi,

pergerakan dan sensibilitas ekstremitas distal. Denyut nadi dapat ditandai dengan balpoin untuk

menentukan di daerah mana denyut nadi yang paling terasa. Krepitasi adalah tanda dari fraktur

dan bila diketahui ada krepitasi, tulang harus diimobilisasi untuk melindungi jaringan lunak.

Untuk memeriksa krepitasi ini harus dilakukan secara perlahan-lahan, terutama krepitasi pada

pelvis. Krepitasi yaitu ujung tulang yang patah saling bersinggungan satus ama lain dan

menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut.

 

Penanganan Umum Trauma Ekstremitas

Penanganan yang benar dari fraktur dan dislokasi akan menurunkan nyeri dan komplikasi

yang serius. Tindakan per-rumah sakit, adalah imobilisasi yang benar dari lokasi trauma dengan

menggunakan penyangga Slinting / spalk( dibahas lebih lanjut pada bahasan lain)

 

Lutut.

Fraktur atau dislokasi di daerah ini sangat esrius, karena arteri berada di bawah dan di

atas dari persendian lutut dan bisa terjadi laserasi apabila persendian tersebut tidak dalam

keadaan normal.

Tidak ada cara untuk mengetahui apakah ada fraktur atau tidak dalam keadaan posisi yang

abnormal tersebut. Pada keadaan ini diagnostik harus berdasarkan pemeriksaan NVD.

 

 

Tibia dan Fibula.

Page 9: Trauma Pada Ekstremitas

Patah tungkai bawah sering membuat luka dan sering mengakibatkan perdarahan baik

eksternal dan internal. Perdarahan internal daerah ini akan dapat menyebabkan terjadinya

Compartement Syndrome.

Fraktur tibia dan fibula bagian bawah dapat dilakukan fiksasi dengan mempergunakan : Rigid

Splint, Air Splint atau bantal.

 

Klavikula.

Ini adalah kejadian yang esring terjadi pada fraktur tulang tetapi tidak banyak

menyebabkan problem.

Imobilisasi terbaik dapat dilakukan dengan mempergunakan Sling. Juga jarang terjadi kerusakan

pada vena subklavia atau arteri dan saraf tangan.

 

Bahu.

Kebanyakan dari kerusakan bahu tidak mengancam jiwa tetapi dapat disertai kerusakan

yang parah dari dada dan leher. Juga dapat disertai dengan dislokasi dari persendian bahu.

Dislokasi bahu menyebabkan rasa yang sangat nyeri karena itu sering digunakan bantal antara

lengan dan badan untuk mempertahankan tangan atas dalam posisi yang menyenangkan pasien.

Selain itu dapat juga terjadi patah tulang humerus bagian atas yang dapat menyebabkan

kerusakan dari N. Radialis, gejala yang timbul yaitu ketidakmampuan pasien untuk mengangkat

tangan (Wrist Drop).

 

Siku.

Page 10: Trauma Pada Ekstremitas

Kadang-kadang sulit mengenal adanya fraktur atau dislokasi pada siku padahal keduanya

sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan saraf (yang berjalan

sepanjang permukaan fleksor dari siku).

Kerusakan pada siku harus difiksasi dalam posisi yang menyenangkan bagi penderita dan bagian

distalnya harus dievaluasi secara benar. Jangan mencoba untuk meluruskan atau melakukan

traksi pada kerusakan siku.

 

 

Tangan dan Pergelangan Tangan.

Fraktur yang terjadi biasanya akibat jatuh atau penarikan yang terlalu kuat. Biasanya

untuk imobilisasi dilakukan dengan mempergunakan rigid splint, atau splint udara.

 

Kaki dan Tangan

Kecelakaan kerja (industri) dapat mengakibatkan fraktur multipel biasanya terbuka dan

avulsi. Trauma ini sering tampak berat tapi jarang mengakibatkan perdarahan yang mengancan

jiwa. Untuk mempertahankan kaki dan tangan dalam posisi normal sering digunakan bantal.

Metode alternatif untuk membalut tangan yaitu dengan membalut tangan dengan bola yang

digenggam pasien, dengan balutan yang tebal.

 

Beberapa hal yang penting dalam menangani fraktur dan dislokasi :

1.      Kita harus mengetahui mekanisme fraktur sehingga kita dapat mencari akibat dan

komplikasinya.

Page 11: Trauma Pada Ekstremitas

2.      Selalu mulai dengan survei primer

3.      Lihat dan periksa tangan yang luka.

4.      Waspada terhadap patah tulang panjang dan segera terapi syok.

5.      Amati dan catat pulsasi pembuluh darah dan sensai (NVD) sebelum dan sesudah

manipulasi dan pemasangan splinting.

6.      Luruskan persendian dengan hati-hati dan seluruh splint harus terpasang dengan baik.

7.      Jika kita mencurigai fraktur lakukan imobilisasi sendi di bawahnya atau diatasnya dari

fraktur.

8.      Splint pasien pada waktu yang tepat misalnya pada tulang-tulang panjang splint setelah

survey primer tetapi pada ekstremitas setelah masa krisis lewat.

9.      Apabila ada keragu-raguan mengenai tulang belakang selalu lakukan splinting pada long

spineboard.

10.  Ingat : jangan sia-siakan Golden Hour, maka kita harus cepat tapi berhati-hati.

 

 LUKA TERMAL/ BAKAR

 

A.    Umum

Kulit manusia banyak fungsinya, antara lain menghindari terjadinya kehilangan cairan.

Apabila terjadi luka termal, maka kulit akan mengalamai denaturasi protein, sehingga

kehilangan fungsinya. Semakin banyak kulit yang hilang, semakin berat kehilangan cairan.

Saat ini luka termal (termal) masih merupakan masalah yang cukup besar, dan pertolongan

pertama yang baik akan sangat membantu prognosis penderita

Page 12: Trauma Pada Ekstremitas

 

B.     Anatomi dan Patofisiologi

Kulit terdiri atas :

-          Epidermis

-          Dermis

 

Epidermis :

Lapisan paling luar. Apabila terluka akan timbul luka serut (excoriatio). Bila terkena suhu

panas atau ringan maka akan timbul kemerahan pada kulit yang kemudian akan mengelupas.

Mini merupakan luka ternal yang paling ringan (derajat I) dan biasanya tidak diperhitungkan

 

Dermis :

Lapisan yang sangat kuat, bila terkena luka termal, maka menurut dalamnya luka akan

berbagi menjadi :

a. Hanya terkena sebagian dermis (partial thieckness)

Pada keadaan ini, maka endermis yang diatasnya akan terlepas dari dermis, sehingga

timbul gelembung-gelembung (disebut vesicula bila kecil, builla bila besar) yang berisi

cairan plasma. Sudah tentu endermis yang menjadi gelembung ini sudah tidak sehat,

sehingga invasi kuman kedalam gelembung tetap dapat terjadi.

Ujung-syaraf terdapat pada lapisan dermis, dan menjadi terbuka, dengan akibat bahwa

luka termal seperti ini sangtat nyeri. Karena masih ada sisa epitel, maka luka termal yang

hanya sebagian dermis terkena, akan sembuh dengan sempurna.

Page 13: Trauma Pada Ekstremitas

 

b. Terkena seluruh dermis (full thickness)

Tidak akan timbul gelembung. Kulit menjadi perkamen, hijau keabu-abuan. Tampak

vena-vena kecil dibawahnya yang mengalami trombosis. Luka termal full thickness tidak

akan terlalu nyeri, karena seluruh ujung syaraf sudah rusak. Luka termal sedalam ini

sudah tidak akan sembuh sempurna, melainkan akan sembuh dengan pembentukan

jaringan granulasi (jaringan kemerahan yang mudah berdarah bila tersinggung jaringan

gramulasi ini kemudian akan sembuh dengan pembentukan jaringan kulit, dan

penampilannya buruk. Bila hendak sembuh lebih baik, luka termal sedalam ini

memerlukan tandur kulit (skin graft) dikemudian hari.

 

C.    Penyebab Luka Termal

Luka termal dapat disebabkan :

-          Suhu (panas/dingin

-          Bahan kimia

-          Listrik

Semakin luas luka termal, semakin buruk prognosis. Luka termal lebih dari 90 % luas badan

hampir selalu akan meninggal

 

D.    Luas Luka Termal

Luas luka termal harus dapat diketahui, karena akan masuk dalam laporan medik, menduga

luas luka termal dapat dihitung dengan “rule of 9” (rumus9), yaitu ada 11 daerah masing-masing

9%, dengan perineum 1% (total 9%) Ke.11 daerah ini adalah :

Page 14: Trauma Pada Ekstremitas

1.      Kepala

2.      Dada

3.      Punggung

4.      Perut

5.      Pinggang

6.      Lengan kiri

7.      Lengan kanan

8.      dan 9 : Tungkai kiri

10. dan 11 : Tungkai kanan

 

Untuk anak-anak rumus ini tidak dapat dipakai karena kepala yang relatif besar, dan

ekstremitas yang relatif kecil, sehingga harus melihat tabel (misalnya tabel Lund &

Browder). Untuk mudahnya dapat dipakai patokan sebagai berikut : Telapak tangan (tanpa

jari) = 1 %

 

E.     luka Bakar

Biasanya luka bakar karena air panas lebih dangkal dibandingkan api. Ini akan merupakan

rumus, karena uap yang berasal daris emburan mesin, dapat sangat panas, sehingga

menyebabkan luka bakar yang dalam

Penanganan luka bakar.

Page 15: Trauma Pada Ekstremitas

1.      Pada saat penderita ditemukan, biasanya api sudah mati. Apabila penderita masih dalam

keadaan terbakar dapat ditempuh dengan cara :

   Menyiram dengan air dalam jumlah banyak. Apabila api disebabkan karena bensin dan

minyak, maka menyiram dengan air dalam jumlah sedikit, hanya akan memperbesar api

   Menggulingkan penderita, kalau bisa dlaam selimut basah (jangan sampai turut

terbakar)

2.      Hentikan proses luka bakar

Luka bakar akan mengalami pendalam, walaupun api sudah mati. Untuk mengurangi

proses pendalaman ini, luka dapat disiram dengan air bersih untuk pendinginannya.

Harus segera ditambahkan bahwa proses pendalam ini hanya akan berlangsung selama

15 menit, sehingga apabila paramedik tiba setelah 15 menit, usaha ini akan sia-sia.

3.      Airway

Pada permulaan airway biasanya tidak terganggu. Dalam keadaan ekstrim bisa saja

airway terganggu, misalnya karena lama berada dalam ruangan tertutup yang terbakar

sehingga terjadi pengaruh panas yang lama terhadap jalan nafas. Menghisap gas atau

partikel karbon yang terbakar dalam jumlah banyak juga mengganggu airway. Pada

permulaan penyumbatan airway tidak total, sehingga akan timbul suara stridor/erowing.

Bila menimbulkan sesat berat (apalagi dapat memonitor saturasi 02 dan kurang dari 95%)

maka ini merupakan indikasi mutlak untuk segera intubasi. Apabila obstruksi parsial ini

dibiarkan, maka pasti akan menjadi total dengan akibat kematian penderita

4.      Breathing.

Gangguan breathing yang timbul cepat dapat disebabkan karena :

      Inhalasi partikel-partikel panas yang menyebabkan proses peradangan dan edema

pada saluran jalan nafas yang paling kecil. Mengatasi sesak yang terjadi adalah

dengan penanganan yang agresif

Page 16: Trauma Pada Ekstremitas

      Keracunan CO (Karbon mono-oksida)

Asap dari apai mengandung CO/ apabila penderita berada dalam ruangan tertutup

yang terbakar, maka kemungkinan keracunan CO cukup besar. Diagnostiknya sulit

(apalagi di Pra-RS). Kulit yang berwarna merah terang biasanya belum terlihat .

pulse oksimeter akan menunjukkan tingkat Sat. 02 yang cukup walaupun; penderita

dalam keadaan sesak

Bila diduga kemungkinan keracunan CO, maka diberikan 02 100% (dengan non-

rebreathing mask, ataupun bila perlu ventilasi tambahan dengan BVM yang ada

reservoir O2)

5.      Cireulation

Kulit yang terbuka akan menyebabkan penguapan air berlebihan tubuh, dengan

akibatnya terjadi dehidrasi. Walaupun dehidrasi akan terjadi agak lambat, namun

pemasangan infus pada luka bakar diatas 15 % merupakan indikasi. Jumlah cairan yang

akan diberikan adalah rumus Baxter :

= 4 cc/KgBB/% luka bakar/24 jam

= Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuhnya lagi dalam 16 jam berikut

contoh : Penderita 50 kg, luas luka bakar 20 %, penderita akan mendapat 50 x 20 x 4

cc/24 jam = 4000 cc/24 jam,separuhnya = 2000 cc (4 kolf) dalam 8 jam pertama

catatan : 2000 cc x 20 (tetes infus set) = tetes / menit, 4 (jam) x 60 (menit),

sebenarnya rumus diatas tidak tepat karena banyak faktor tidak diperhitungkan dalam

rumus ini. Luka bakar yang lebih dalam misalnya akan mengakibatkan kehilangan cairan

yang lebih banyak.

 

Page 17: Trauma Pada Ekstremitas

Dengan demikian , maka rumus diatas hanya merupakan patokan awal, dan menilai

cukupnya cairan yang diberikan lebih tepat dengan menilai produksi urin setiap jam (30-

50 cc tiap jam pada orang dewasa)

Bila masa pra RS hanya singkat, maka tidak perlu pemasangan kateter uretra

(pemasangan DC, Dauer cather). Namun dalam keadaan khusus dimana masa Pra-RS

lama (transportasi yang sangat lama), maka perlu pemasangan DC sehingga dilakukan

monitoring produksi urin.

6.      Survei Sekunder

a.       Anamnesis

Penting untuk menanyakan dengan teliti hal sekitar kejadian. Tidak jarang terjadi

bahwa disamping luka bakar akan ditemukan pula perlukaan lain yang disebabkan

usaha melarikan diri dari apai dalam keadaan panik dan sebagainya

b.      Pemeriksaan ujung rambut-ujung kaki

Pemeriksaan teliti dilakukan apabila ada waktu. Apabila ditemukan kelainan maka

diberikan pertolongan sesuai

c.       Luka bakarnya sendiri

Tidak perlu dilakukan apa-apa, selain menutup dengan kain bersih, menyemprot

dengan air dingin hanya dilakukan bila tiba sebelum 15 menit setelah kejadian.

Catatan : di negara klimat dingin tidak boleh menyiram dengan air dingin karena

penderita akan hipotermia.

Jangan memecahkan bola atau veskula

 

F.     Luka Listrik

Page 18: Trauma Pada Ekstremitas

Luka listrik cukup sering ditemukan. Yang harus diperhatikan adalah :

1.      Yang menyebabkan kematian adalah :kuat arus ampera dan bukan voltase

2.      Apabila datang dan penderita masih dalam keadaan terkena arus listrik :

a.       Matikan listrik dari sumbernya

b.      Apabila tidak mungkin, maka coba lepaskan penderita dengan perantaraan kayu

kering, baju kering dan sebagainya (bahan non konduksi listrik)

Apabila listrik sudah mati, tetapi kita ingin meyakinkan, maka selalu meraba dengan

punggung tangan, jangan dengan telapak tangan (apabila masih ada arus listrik,

tangan akan selalu fleksi)

3.      Bahaya gangguan irama jantung selalu ada, betapapun arus listrik, karena itu selalu

pasang EKG. Bila ada kelainan, berikan terapi yang sesuai

Catatan : Terapi obat pada gangguan jantung hanya oleh paramedik III

4.      Bila penderita sudah meninggal, selalu lakukan RJP (kecuali bila ada tanda kematian

pasti) dan lakukan di RS

5.      Masalah luka atau arus listriknya : dianggap sebagai luka bakar

Patut ditambahkan bahwa luka karena arus listrik akan masuk ke kulit (yang daya hantar

rendah sehingga luka kecil saja), lalu ke subkutan dengan daya hantar lebih besar

sehingga sehing pada subkutan luka lebih besar, lalu liwat otot yang daya hantar sangat

besar sehingga luka sangat besar, lalu keluar lagi ke kulit. Dengan demikian mungkin

luka listrik masuk dan keluar hanya kecil, sedangkan luka didalam luas.

 

G.    Luka Kimia

Page 19: Trauma Pada Ekstremitas

1.      Zat yang bersifat basa lebih berbahaya dibandingkan zat bersifat asam semakin

asam/basa, semakin berbahaya pula

2.      Apabila menemukan penderita masih dalam keadaan terkena zat kimia :

a.       Selalu proteksi diri

b.      Apabila zat kimia bersifat cair, langsung semprotkan dengan air mengalir. Untuk zat

bersifat asam 30 menit, apabila basa lebih lama lagi. Lebih baik agak lama di TKP

dengan usaha membersihkan zat kimia daripada langsung membawa RS

c.       Apabila zat kimia bersifat bubuk, sapu dulu sampai zat kimia tipis, baru siram

d.      Luka karena zat kimia diperlakukan sebagai luka bakar

 

http://labkesda.kebumenkab.go.id/index.php/2-uncategorised/17-penanganan-luka-dan-patah-tulang

eprints.undip.ac.id/

eprints.ums.ac.id/16726/3/BAB_I.pdf

Trauma

Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis, “trauma” mengacu pada cedera serius atau kritis, luka, atau syok. Dalam psikiatri, “trauma” memiliki makna yang berbeda dan mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan, yang sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan.