trauma dentoalveolar

40
PENATALAKSANAAN TRAUMA DENTOALVEOLAR DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 06/07/22 1

Upload: ahmad-khalid-humidat

Post on 10-Jul-2016

350 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

Trauma Dentoalveolar

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Dentoalveolar

PENATALAKSANAAN TRAUMA DENTOALVEOLAR

DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

04/28/23 1

Page 2: Trauma Dentoalveolar

Latar Belakang

04/28/23 2

Trauma Orofasial 15 % total kunjungan

emergensi

Trauma dental 10% dari populasi •Terjatuh

•Kecelakaan ketika bermain, • kecelakaan kendaraan•luka olahraga•Kekerasan•Penganiyaan, hingga perkelahian

Thaller, Seth R. Dan McDonald, W. Scott. 2004. Facial Trauma. New York : Marcel Dekker, Inc. Pg. 40-41

Trauma dentoalveolar adalah cedera trauma pada gigi dan struktur penyangga.

Page 3: Trauma Dentoalveolar

Anamnesis Kapan trauma atau kecelakaan terjadi? Lokasi trauma tersebut terjadi ? Mekanisme terjadinya kecelakaan ? Pertolongan atau pengobatan yang telah didapatkan ? Jenis dan arah kontak benda yang mengenai pasien ?

04/28/23 3

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526

Page 4: Trauma Dentoalveolar

PEMERIKSAAN Pemeriksaan jaringan lunak pada ekstra oral Pemeriksaan jaringan lunak intra oral Pemeriksaan tulang mandibula dan maxilla Pemeriksaan gigi :

Pemeriksaan vitalitas dari gigi. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiologis

04/28/23 4

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526

Page 5: Trauma Dentoalveolar

Klasifikasi Klasifikasi trauma dental (menurut

Andreasen) A. Crown Infraction (retak).B. Fraktur Mahkota sederhana (fraktur pd

enamel, dentin & pulpa tdk terbuka)C.Fraktur Mahkota Kompleks (fraktur pd

enamel, dentin & pulpa terbuka)D.Fraktur Mahkota-Akar Sederhana (fraktur pd

enamel, dentin, cementum & pulpa tdk terbuka)

E.Fraktur Mahkota-Akar Kompleks (fraktur pd enamel, dentin, cementum & Pulpa)

F.Fraktur Akar (foto ro).

04/28/23 5

Page 6: Trauma Dentoalveolar

Klasifikasi ( WHO )Cedera pada jaringan periodontal :Concussion / memarSubluxationExtrusiveLateral LuxationIntrusive luxationExarticulation / avulsionRetained root

04/28/23 6

Page 7: Trauma Dentoalveolar

Klasifikasi ( WHO )Cedera pada tulang penyangga:Penumbukan pada soket alveolar:Fraktur pada dinding soket alveolarFraktur pada prosesus alveolarisFraktur pada mandibula atau maxilla

Cedera pada gingiva atau mukosa oral.Laserasi pada gingiva atau mukosa oralMemar pada gingiva atau mukosaAbrasi pada gingiva atau mukosa oral.

04/28/23 7

Page 8: Trauma Dentoalveolar

Perawatan cedera pada jaringan periodontal

1. Konkusi / memar : oklusal grinding. + soft diet2. Subluksasi : splinting non rigid ( dipertahankan 7-10 hari).3.Luksasi intrusif :

Reposisi ke posisi yang benar. Fiksasi menggunakan rigid splinting pada gigi sebelah yang normal. Reposisi orthodontik dengan kekuatan renadah. Bila gigi sulung menyentuh gigi permanen ekstraksi.

4. Luksasi ekstrusif: Gigi sulung : ekstraksi. Gigi permanen : Reposisi ke posisi yang benar & Fiksasi menggunakan material

non rigid = nilon monofilamen (selama 1-2 mgg), bila perlu terapi endodontik.

5. Luksasi lateral: reposisi dan fiksasi dengan rigid splinting.6. Avulsi: Reimplantasi (Peterson)

04/28/23 8

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526

Page 9: Trauma Dentoalveolar

Replantasi gigi avulsi

04/28/23 9

Replantasi Gigi

Penyembuhan optimal

Diutamakan

Penting untuk menjaga vitalitas sel ligamen periodontal

Replantasi Gigi Segera Replantasi gigi dalam periode 45 menit dari avulsi dianggap replantasi gigi segera. Jika gigi disimpan dalam larutan penyimpanan yang sesuai dan direplantasi gigi dalam periode 24 jam, ini juga dianggap replantasi gigi segera

Media penyimpanan yang sesuai

Page 10: Trauma Dentoalveolar

04/28/23 10

Media Penyimpanan

Intraoral Ekstraoral

meletakkan gigi avulsi di rongga mulut di bagian vestibulum bukal

atau dibawah lidah

Kekurangan : kekooperatifan penderita perluasan luka-luka disekitarnyakemungkinan tertelanteraspirasisaliva di rongga mulut mengandung sejumlah bakteri yang dapat mengkontaminasi sel-sel ligamen periodontal menggangu penyembuhan paska replantasi gigi.

Susu, larutan salin isotonik, saliva, kultur media, albumin

telur dan Hanks’ Balanced Salt Solution (HBSS)

Page 11: Trauma Dentoalveolar

Replantasi pada anak-anak

Pada anak-anak, prosesus alveolar relatif mudah mengembang dan lebih mudah berubah bentuk sehingga memungkinkan avulsi dengan tanpa fraktur alveolar yang luas. Selain itu, apeks akar masih terbuka.

Regenerasi tulang tidak bisa memberikan dukungan yang adekuat apabila replantasi dilakukan pada alveolus yang sudah hancur.

04/28/23 11

Page 12: Trauma Dentoalveolar

Kondisi yang perlu dipertimbangkan

1. Gigi yang avulsi seharusnya tanpa penyakit periodontal yang parah2. Soket alveolar sebaiknya masih cukup kuat untuk menyediakan

tempat buat gigi avulsi3. Tidak terdapat gigi berdesakan yang parah4. Gigi yang direimpantasi dalam waktu 30 menit akan mendapatkan

hasil yang baik. Untuk periode ekstra alveolar yang lebih dari 2 jam, komplikasi terjadinya resorbsi akar semakin meningkat

5. PRESERVASI GIGI : HBSS, PZ, Susu, ludah ( dikulum), putih telur6. Prinsip menjaga kelembapan jaringan periodontal7. Pulpa dapat dipertahankan pada gigi dengan pembentukan akar

yang belum sempurna jika reimplantasi sebelum 2 jam setelah trauma.

04/28/23 12

Page 13: Trauma Dentoalveolar

Penyembuhan periodontal pada gigi avulsi

1. Penyembuhan dengan ligamen periodontal normal

2. Penyembuhan dengan ankylosis Blood clot pada ligamen periodontal yang rusak dari gigi avulsi

membentuk jaringan granulasi yang akan menggantikan tulang

3. Inflamatory resorption Hubungan antara permukaan resorbsi dan pulpa melalui dental tubules

dipengaruhi oleh produk dan bakteri dari jaringan pulpa yang nekrosis masuk ke dalam periodontal dan menyebabkan reaksi inflamasi

04/28/23 13

Page 14: Trauma Dentoalveolar

Perawatan Cedera pada Tulang penyangga

1. Comminution : bila terdapat luksasi- reposisi & fiksasi dengan rigid splinting.

2. Fraktur pada dinding soket alveolar: Reduksi fraktur (closed reduksi) dengan cara manipulasi digital dari

segmen alveolar dan dental. Oklusi gigi diperiksa. Gigi – gigi yang cedera dibebaskan dari trauma oklusi. Laserasi yang terjadi pada jaringan lunak dibersihkan dan dijahit. Dilakukan splinting rigid menggunakan teknik splinting resin etsa asam

atau menggunakan errich arch bar selama 4 minggu. Instruksi jaga OH dan diet lunak.

3. Fraktur pada processus alveolaris: sama dengan perawatan fraktur pada dinding soket alveolar, bila cedera gigi yang terlibat banyak maka dipertimbangkan fiksasi menggunakan arch bar.

04/28/23 14

Page 15: Trauma Dentoalveolar

Prinsip Perawatan trauma dentoalveolar

Reposisi Fiksasi – Immobilisasi Rehabilitasi

04/28/23 15

Page 16: Trauma Dentoalveolar

Fiksasi-immobilisasi dengan menggunakan teknik Splinting bisa menstabilkan gigi yang mengalami trauma dan mencegah terjadinya kerusakan pulpa dan jaringan periodontal selama periode penyembuhan dengan cara mempertahankan gigi selama bagian perlekatan beregenerasi.

04/28/23 16

Page 17: Trauma Dentoalveolar

Fiksasi-splintingIndikasi : untuk cedera yang melibatkan jaringan penyangga gigi.

Syarat splinting: Mudah dibuat secara langsung dalam rongga mulut tanpa memerlukan prosedur laboratoris yang

panjang. Dapat ditempatkan dengan pasif tanpa menekan gigi. Tidak kontak dengan jaringan gingiva dan menyebabkan iritasi. Tidak mempengaruhi oklusi normal. Mudah dibersihkan sehingga oral hygine tetap terjaga. Tidak menyebabkan trauma pada gigi maupun gingiva selama aplikasinya. Memungkinkan pendekatan terapi endodontik. Mudah dilepas. Memberikan estetik yang baik. Tidak melukai pulpa dari gigi yang mengalami trauma dan gigi – gigi di sekitarnya. Tidak mempengaruhi radiografis intraoral.

04/28/23 17

Page 18: Trauma Dentoalveolar

Fiksasi-splintingMacamnya:

Acid-etch resin arch wire splint

Orthodontic bracket arch wire splint

IMF Technique◦ Ligature◦ Arch bar technique◦ Cap splints◦ Gunning type splint

04/28/23 18

Page 19: Trauma Dentoalveolar

Erich Arch barIndikasi Umum: Jika tidak ada gigi yang cukup untuk memakai sistem eyelet wiring Jika jarak gigi yang ada terlalu lebar sehingga IMF tidak bisa

digunakan Jika ada fraktur dentoalveolar sederhana atau jika ada fragmen

multipel pada RA atau RB yang membutuhkan reduksi sebelum dipasang IMF

Sebagai bagian integral dari suspensi skeletal dalam perawatan fraktur yang melibatkan sepertiga tengah tulang wajah

04/28/23 19

Page 20: Trauma Dentoalveolar

Erich arch bar Jika memungkingkan, prosedur pemasangan IMF dalam perawatan bedah

dibantu oleh asisten Selalu menggunakan sarung tangan dobel untuk proteksi Harus berhati-hati terhadap semua ujung yang tajam. Jika wire sudah

dibengkokkan, potong ujung tersebut dan dibengkokkan untuk menghindari tusukan pada jaringan

Selama prosedur, berhati-hati dengan penggunaan alat dan wire untuk menghindari tusukan

Ganti sarung tangan secara teratur jika terjadi sarung tangan robek

04/28/23 20

Page 21: Trauma Dentoalveolar

Erich Arch Bar Erich arch bar

Wire 0.5 dan 0.4 mm, panjang 15 cm

Gunting kawat dan tang kawat

Luniatchek

Retraktor lidah dan pipi

Penerangan yang baik dan penggunaan suction

04/28/23 21

Page 22: Trauma Dentoalveolar

Langkah pemasangan arch bar

04/28/23 22

Page 23: Trauma Dentoalveolar

BENTUK SESUAI LENGKUNG

04/28/23 23

Page 24: Trauma Dentoalveolar

COBA PADA RAHANG ATAU MODEL

04/28/23 24

Page 25: Trauma Dentoalveolar

MENGIKAT BAR DENGAN WIRE

04/28/23 25

Page 26: Trauma Dentoalveolar

PUTARAN WIRE

04/28/23 26

Page 27: Trauma Dentoalveolar

MENATA SISA WIRE

04/28/23 27

Page 28: Trauma Dentoalveolar

04/28/23 28

Page 29: Trauma Dentoalveolar

04/28/23 29

Page 30: Trauma Dentoalveolar

Splint yang memenuhi persyaratan yang baik antara lain splint resin dan bracket orto. Hal tersebut tentunya sulit diaplikasikan jika terdapat banyak darah dan saliva pada kasus darurat

Splint rigid menambah jumlah resorpsi eskternal dan kehilangan gigi secara dini. Untuk alasan tersebut, maka penggunaan arch bar dan bentuk lain dari interdental wiring hasilnya kurang optimal

Splint harusnya terpasang di gigi pada waktu yang minimal. Penggunaan spling yang cukup lama menyebabkan ankylosis. Splint dalam waktu optimal untuk menangani gigi yang avulsi sekitar 7-10 hari karena serat gingiva mengalami penyembuhan dalam waktu 7 hari dan menyediakan dukungan jaringan periodontal yang cukup

Untuk kasus fraktur tulang alveolar dengan reimplantasi gigi butuh waktu 3-4 minggu, liksasi membutuhkan waktu 2-8 minggu, dan fraktur akar membutuhkan splinting selama 12 minggu

04/28/23 30

Page 31: Trauma Dentoalveolar

Macam lain

04/28/23 31

Dautrey arch bar

Page 32: Trauma Dentoalveolar

Cap splint

04/28/23 32

Silver cap

Acrilicic cap

Page 33: Trauma Dentoalveolar

Acid-etch resin arch wire splint

04/28/23 33

• Stainless steel wire loop, 0.4 mm in diameter • Light‐curing resin • Bonding agent • Orthophosphoric acid

Page 34: Trauma Dentoalveolar

Kekurangan prosedur ini adalah kemungkinan fraktur pada material akrilik atau pun komposit. Untuk memperkuat dan mencegah terputusnya teknik ini maka dapat dimodifikasi menggunakan kawat (0,4 mm) pada jembatan komposit ataupun menggunakan bracket ortodontik.

04/28/23 34

Page 35: Trauma Dentoalveolar

Eyelet technique 10-20 eyelet wire 0.4 , panjang 5 cm dan steril

Tang kawat dan tang potong

Luniatchek

Retraktor pipi dan lidah

Penerangan yang baik dan suction

04/28/23 35

Page 36: Trauma Dentoalveolar

Eyelet technique

04/28/23 36

Page 37: Trauma Dentoalveolar

Teknik Reposisi& Splinting Menggunakan Orthodontic bracket

04/28/23 37

Page 38: Trauma Dentoalveolar

Prosedur Pasang kawat busur labial 0,4 mm

yang telah disesuaikan bentuk serta panjangnya.

Fiksasi kawat busur labial menggunakan kawat 0,2 mm pada masing-masing bracket yang telah dipasang.

Cek oklusi Intruksi pasien untuk jaga OH dan

diet lunak , tidak menggunakan gigi yg cedera untuk makan selama 4 mgg.

04/28/23 38

Page 39: Trauma Dentoalveolar

DAFTAR PUSTAKA Pedersen. Oral Surgery. 1st edition. WB Saunders Company, 1988. Philadelphia.

pp.221-263 Coulthard P., Horner K., Sloan P., Theaker E.Oral and Maxillofacial Surgery,

Radiology, Pathology and Oral Medicine. Vol 1. Elsevier. 2003.Philapdelphia. pp.121-24.

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526

Rowe N.L, Williams J.L. Maxillofacial Injuries. Vol 1. Butler & Tanner Ltd. London. 1985; p.215-31

Peterson J. L.Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. Vol 1. J. B. Lippincott company. Philadelphia. 1992; p.381-403.

Tsukiboshi M. Treatment Planning for Traumatized Teeth. Quintessence; 2000; Japan.11-121

Fonseca JR, Walker R. Oral and Maxillofacial Trauma. Vol 1. WB Saunders Company, 1991. Philadelphia. Pp.323-356

04/28/23 39

Page 40: Trauma Dentoalveolar

TERIMA KASIH

04/28/23 40