transport gas

3
Transport Gas Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.Transfer ini bergantung pada proses difusi. Transpor O2 : Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990). Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan. Transpor CO2

Upload: ovilia-mutiara-santika

Post on 17-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

transport gas

TRANSCRIPT

Page 1: Transport Gas

Transport Gas

Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigenditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dariparu- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untukdikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer daridarah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembalike alveoli dan dikeluarkan.Transfer ini bergantung pada proses difusi.

Transpor O2 : 

Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi),aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitasmembawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlahoksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobinuntuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990).Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%.Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsisebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampurdengan oksigen untuk membentuk oksi hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobindengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigenberpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalamjaringan.

Transpor CO2 

Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat (H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah menjadi ion hydrogen(H+) dan ion bikarbonat (HCO3- ) berdifusi dalam plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darahmerah bereaksi dengan kelompok asam amino membentuk senyawa karbamino.Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yangberkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan karbon dioksida denganlebih midah daripada oksi hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasisebagian besar karbon doiksida.

Mekanisme transport oksigen terdiri dari tiga tahap : a. Sistem pernapasan yang membawa O2 udara sampi alveoli, kemudian difusi masuk ke dalam darah. b. Sistem sirkulasi yang membawa darah berisi O2 kejaringan. c. Sistem O2-Hb dalam eritrosit dan transpor ke jaringan.

Kandungan oksigen dalam darah arteri ( CaO2 ) menurut rumus Nunn – Freeman:

CaO2 = ( Hb X Saturasi O2 X 1,34) + ( PO2 X 0,003 )

Hb : kadar hemoglobin darah (g/dl) Saturasi O2 : saturasi oksigen dalam hemoglobin ( % ).1,34 = koefisien tetappO2 = tekanan partiel oksigen dalam plasma, mmHg.0,003 = koefisein kelarutan oksigen dalam plasma.

Page 2: Transport Gas

Dengan harga normal maka rumus tersebut menjadi:= (15 X 100% X 1,34) + (100 X 0,003)= ( 20,1) + 0,3 = 20,4 ml / 100 ml darah arteri.

Available O2 = CO X CaO2

Available O2 : Oksigen tersedia untuk jaringan.

CaO2 : kandungan oksigen darah arteri.

Unsur – unsur untuk kompensasi adalah Hb dan curah jantung. Kompensasi Hb sangat lambat dan tidak dapat mengatasi krisis akut. Curah jantung dapat naik 300% jika volume sirkulasi tidak hipovolemik (venus return normal). Perdarahan akut menyebabkan CO turun karena venous return turun. 

Kompensasi CO baru optimal, jika venous return normal dengan transcapilary refill. Proses refill ini lambat. Pada pasien syok refill harus dipercepat dengan bantuan cairan infus. Setelah keadaan normovolemi tercapai kembali, kadar Hb menjadi lebih rendah. Tetapi karena venous return normal, CO naik. Misalnya Hb 5 g/dl, SaO2 100% dan CO menjadi 15 L/ menit, maka oksigen tersedia = 150 x 5 x 1 x 1,34 = 1005ml/ menit. Oksigen jaringan menjadi normal kembali. Hemoglobin dalam eritrosit mendapat oksigen dari difusi yang terjadi di kapiler paru.

Dulu diyakini bahwa kadar Hb harus lebih dari 1o g/dl agar tersedia oksigen cukup untuk memenuhi kebutuhan organ vital (otal, jantung) dalam keadaan stress sekarang sudah dibuktikan bahwa Hb 6 g/dl masih dapat mencukupi kebutuhan oksigen jaringan. Batas anemia aman pada pasien yang memiliki jantung normal adalah hematokrit 20%. Pada pasien yang menderita penyakit jantung koroner memerlukan batas 30%.