translate yopi
DESCRIPTION
jgggTRANSCRIPT
Ketika dokter bedah berada dalam posisi untuk memilih bentuk anastomosis, diamater relatif
pembuluh darah yang digabungkan biasanya menentukan metode yang akan dipilih. Ketika
diameter pembuluh darah sama, adalah biasa meski tidak wajib untuk menggunakan
anastomoss end-to-end (penjambungan ujung ke ujung). Jika diameter sangat serupa, dilatasi
lembut dari lume yang lebi sempit akan masih memungkinkan anastomosis end-to-end untuk
dilaksanakan. Ketika ketidaksamaannya lebih besar, anastomosis end-to-end mungkin secara
teknis bisa, tapi gangguan aliran darah dengan thromobosis cenderung terjadi, dan harus
digunakan anastomosis end-to-end.
Masih sedikit yang diketahui tentang sisi sirkulasi vena, namun kriteria yang
digunakan untuk arteri-arteri dalam memutuskan apakah akan menggunakan anastomosis
end-to-end atau end-to-side ditemui efektif juga untuk vena (pembuluh darah).
Alat-alat
Alat-alat yang digunakan untuk memedah pembuluh darah , menyiapkan untuk
anastomosis, dan melaksanakan anastomosis, merupakan alat dengan versi modifikasi yang
dirancang untuk tujuan lain, seperti penjepit jeweller’s forcep, atau untuk disiplin bedah
lainnya, misalnya untuk optalmologi. Alat-alat tersebut relatif jumlahnya sedikit – pemegang
jarum berbentuk spring-handled (pegangan berpegas); gunting spring handled, yang lurus
(gunting) untuk memotong pembuluh darah, yang melengkung untuk memotong, memangkas
secara periadvintisial1, dan memotong jahitan; forcep (jepit), umunya lurus namun dengan
versi melengkung, berguna ketika akses ke pembuluh darah itu sulit, dan juga dimodifikasi
dengan ujung yang tumpul, digunakan ketika sebagai dilator (pelebar) pembuluh darah untuk
mengatasi kejang pembuluh darah. Alat-alat tersebut dipegang dan dimanipulasi dengan
menggunakan “pegangan pencengkram pensil” (Gambar 4.41), dan dalam kasus pemegang
jarum, pastikan bahwa jarum dipegang pada bagian tengahnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.41. “pengangan pencengkram pensil” yang digunakan dalam memanipulasi alat-
alat mikro vaskuler.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 Istilah histologi: lapisan paling luar jaringan epitelial yang melingkupi organ visceral (dalam)
1
Jepit mikro dengan beragam rancangan digunakan untuk menutup jalan (aliran darah)
pembuluh darah selama anastomosis. Jepit-jepit mikro tersebut memiliki karakteristik
memberikan tekanan penutup yang cukup untuk menjaga penghambatan jalan (aliran darah)
tanpa merusak intima. Jepit ganda juga ada yang memegang pembuluh darah selama
anastomosis, namun jepit-jepit individual memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam
pemakaiannya, yang memudahkan dokter bedah untuk mengendalikan tingkat tegangan garis
jahitan, dan memastikan bahwa tidak ada torsi pada pembuluh darah.
PEMILIHAN PEMBULUH DARAH DAN PERSIAPAN
Gagang (pedicle) vaskuler dari penutup (flap)2, baik arterial dan vena, harus cukup
panjang untuk mencapai pembuluh darah donor di lokasi penerima (resipien) dengan pinggir
yang nyaman dan terorientasi dengan benar, untuk memastikan bahwa tidak ada ketegangan
yang bersifat positif, tidak ada pengkerutan dan torsi, yang bisa menyebabkan kacaunya
aliran darah dan meningkatkan kecenderungan thromobosis. Dinding pembuluh darah yang
sehat dan garis intima atheroma-bebas yang sehat, percabangan dan klep yang bebas (dalam
kasus vena) juga penting diseputar anastomosis. Setiap hal tersebut cenderung menciptakan
turbulensi (kacaunya aliran darah).
Penanganan pembuluh darah
Ketika menangani pembuluh darah, baik penutup (flap) dan lokasi penerima, sebelum,
selama, dan setelah anastomosis, maka tehnik atraumatik itu penting. Pengupasan
periadventisia adalah penginduksi kejang pembuluh darah yang kuat, dan oleh karena itu
maka tidak diinginkan memotong pembuluh darah secara bersih di awal. Gelang
periadventisia harus ditinggalkan disekitar dari setiap pembuluh darah hinggi disiapkan untuk
anastomosis dibawah mikroskop, dan manipulasi harus dibatasi dengan menekan pembuluh
darah dengan penjepit tertutup, atau dengan menggenggam jaringan periadventisia. Bentuk
cidera apapun, entah remuk karena pemakaian penjepit (forcep), panas karena penggunaan
koagulais bipolar yang ceroboh, atau regangan karena traksi yang berlebihan, menciderai 2 Istilah penutup atau flap berasal dari bedah penutup (flap surgery) yang merupakan tehnik bedah rekonstruksi dimana suatu jaringan diangkat dari lokasi donor untuk dipindah ke lokasi penerima dengan pasokan darah yang utuh.
2
dinding pembuluh darah dan bisa merusak intima, yang menyebabkan pembuluh darah
beresiko mengalami thrombosis. Percabangan-percabangan sisi bisa secara hati-hati
dikoagulasikan dengan menggunakan diathermy bipolar, namun harus hati-hati untuk
menghindari dinding di pembuluh darah utama. Alternatifnya, bisa digunakan ligasi dan
divisi, namun ligature harus tidak menginterferensi dinding pembuluh darah utama. Akan
sedikit berbeda pemotongan antara memakai gunting atau memakia pisau bedah (scalpel),
asalkan pembuluh darah utama itu sendiri tidak ditangani secara langsung.
Selama mobilisasi pembuluh-pembuluh darah, bahkan penanganan yang paling hati-
hati skealipun bisa menyebabkan kejang, dan merupakan praktik umum untuk mengaliri
(irigasi) pembuluh darah dengan agen antipasmodik seperti anastesi lokal, misal lignocaine
atau procaine, atau alternatifnya, papaverine. Tidak ada bukti yang obyektif bahwa irigais
semacam itu memberikan manfaat nyata, namun pengalaman klinis menunjukkan tidak ada
hasil yang membahayakan.
Pembuluh-pembuluh darah di lokasi resipien harus dipotong bebas dengan panjang
yang cukup untuk memungkinkan pengiriman yang mudah ke luka, dan ketika metode
anstomosis adalah end-to-side, pengiriman bisa dipermudah dengan mengemas gause swab
secara dalam ke pembuluh darah yang dicermati. Sebelum pembagian (divisi) pembuluh
darah untuk di transfer, biasanya dilakukan jepit mikro di masing-masing pembuluh darah,
dan harus hati-hati dalam orientasinya sehingga pembuluh-pembuluh darah tidak terpelintir
dengan poros panjangnya. Terpelintirnya pembuluh darah menyebabkan turbulensi
(kekacauan) aliran darah dan bisa mneyebabkan thrombosis.
Transfer penutup (flap)
Ketika baik penutup (flap) dan lokasi resipien siap, pembuluh-pembuluh darah
penutup (flap) dibagi ke titik yang sebelumnya telah dipilih, dan penutup itu ditransfer.
Bergantung pada kondisi lokal, penutup (flap) bisa dijahit ke bagian cacat diseputar
lingkarnya secara keseluruhan atau hanya dipasang pada posisi dengan jahitan lekatan.
Tujuannya untuk mengamankan penutup (flap) itu secara cukup supaya lokais anastomosis
tidak terganggu selama penjahitan selanjutnya.
Hanya ketika persiapan-persiapan makroskopik telah lengkap, dengan pembuluh-
pembuluh darah yang terorientasi secara benar, dan kira-kira benar letaknya dengan posisi
3
yang bebas tekanan untuk anastomosis yang mudah, maka mikroskop dipakai kedalam.
Dalam menyesuaikan kenyamanan dan kemudahan mikroskop, dokter bedah memiliki
prioritas yang absolut, dengan meja bedah yang tingginya sesuai dan dudukannya stabil,
serta lengan dan siku dokter bedah terdukung. Jika posisinya tidak benar, dokter bedah cepat
lelah dan cenderung membuat kesalahan. Asisten yang kompeten juga sangat dibutuhkan.
Persiapan untuk anastomosis
Persiapan formal untuk pembuluh darah arus teliti, dan benar-benar lengkap, sebelum
dimulai penjahitan, sehingga tidak ada penundaan berikutnya yang tidak perlu dalam
membangun kembali sirkulasi. Dibawah mikroskop, sebagaimana pula dengan mata
telanjang, pembuluh-pembuluh darah mungkin ditekan dengan penjepit (forcep) tertutup,
namun tidak boleh ditangani atau digenggam dengan selain cara periadventisia.
Adanya jaringan periadventisia dalam lumen pembuluh darah, entah secara renggang
atau melekat ke dinding, akan menyebabkan thrombosis, dan sebagai bagian dari persiapan
akhir pembuluh darah untuk anastomosis end-to-end maka jaringan periadventisia
disingkirkan 2-3 mm dari uuang potongannya (Gambar 4.42). dalam menyiapkan pembuluh
darah untuk anastomosis end-to-end, jaringan periadventisia harus diangkat sepanjang 1 cm
panjangnya dari pembuluh darah penerima (Gambar 4.43).
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.42 pengangkatan periadventisia untuk persiapan anastomosis end-to-end.
Latar belakang untuk beragam manipulasi bedah mikro disediakan oleh satu garis pita
palstik berwarna dibelakang pembuluh daraholeh beberapa dokter bedah dirasa memberikan
pandangan anastomosis yang lebih baik.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.43. pengangkatan periadventisia untuk persiapan anastomosis end-to-end.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai tahapan akhir, biasanya pemangkasan ujung potongan pembuluh darah itu
untuk memastikan bahwa semua jaringan traumatik telah diangkat, sehingga meninggalkan
marjin (pinggiran) yang halus dan sehat). Pembuluh-pembuluh darah mungkin dipotong
miring atau secara melintang menurut kesukaan pribadi, namun harus dihindari hancurnya
ujung potongan pembuluh darah dan kontak dengan intima.
4
Lumen pembuluh darah harus dibasuh dengan interval yang teratur (Gambar 4.44)
dengan Ringer’s lactate yang di-heparinisasi atau dengan larutan Hartmann sambil
anastomosis dilakukan untuk mengangkat thrombi kecil yang ada dan bidang yang dioperasi
harus juga dijaga tetap lembab/basah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.44. membasuh lumen pembuluh darah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Segera sebelum dimulai anastomosis, ujung-ujung pembuluh darah dilebarkan (dilasi)
dengan penjepit (forcep) atau dilator pembuluh darah yang dirancang secara khusus. Alat-alat
yang dipakai ke dalam lumen dengan rahang alat yang tertutup, dan dengan lembut dibuka,
meregangkan pembuluh darah secara perlahan, untuk membuka lumen nya dan menetralkan
kejang yang ada (Gambar 4.45)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.45 penggunaan dilator pembuluh darah untuk menetralkan kejang pembuluh darah
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Persiapan untuk anastomosis end-to-end
Jika anastomosis end-to-side dilakukan, jepit mikro akan dipakaikan ke pembuluh
darah reseptor pada setiap sisi lokasi terpilih, dan dibuat bukan pada sisi yang sama sebagai
penutup (flap), entah dengan insisi dinding secara longitudinal dengan pisau bedah (scalpel),
dimana serat-serat elastis di dinding masuk ekmbali (retraksi) dan membentuk bukaan yang
melingkar atau oval atau, leih umum lagi, dengan memotong suatu bagian secara melingkar
dari dinding (Gambar 4.46). pembuatan bukaan semacam itu, dengan pinggiran yang
harusnya halus, secara teknis bisa cukup menyulitkan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.46. mmebuat bukaan di sisi pembuluh darah reseptor untuk persiapan anastomosis
end-to-side.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TEHNIK ANASTOMOSIS
Anastomosis dilakukan dnegan menggunakan jahian monofilamen yang halus,
biasanya nylon, yang bisa beragam tingkat ketebalannya dari 8/0 hingga 11/0 bergantug pada
5
ukuran pembuluh darah dan kesukaan pribadi si operator. Jahitan yang terinterupsi selalu
digunakan (Gambar 4.47), diletakkan pada interval yang teratur di sekitar lingkar pembuluh
dengan jarum yang disisipkan pada suatu jarak dari ujung potongan pembuluh darah yang
secara kasar sama dengan dua kali ketebalan dindingnya. Jarum harus disispkan secara
vertikal melalui dinding pembuluh darah, dari adventisia ke dalam lumen dalam satu gerakan
tunggal yang halus, dengan menstabilkan dinding pembuluh darah dengan penjepit tertutup
yang disisipkan ke dalam lumen dan dibuka sedikit. Ditekan secara lembut terhadap intima di
setiap sisi tempat dimana jarum akan menmebusyang akan menyebabkan tekanan yang
lembut. Jarum ditarik menembus, dan kemudian disisipkan melalui dinding pembuluh darah
lainnya dari intima kearah luar. Ujuang-ujung epmbuluh darah ditarik secara bersamaan dan
kemudian jahitan di ikat dengan simpul pada sisi luar pembuluh darah. Penempatan simpul
yang tepat tidaklah terlalu penting dalam penjahitan end-to-end, namun untuk anastomosis
end-to-side simpul harus diletakkan pada sisi pembuluh darah penutup (flap) karena itu akan
membantu untuk mencapai posisi yang “nyaman”.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 4.47 langkah-langkah untuk melaksanakan anastomosis end-to-end.
1. jarum disisipkan secara vertikal melalui dinding pembuluh darah dari adventisia ke lumen,
pada suatu jarak dari ujung potongan pembuluh darah yang dua kali lipat ketebalannya ari
dinding pembuluh darah. Dinding pembuluh darah didukung di setiap sisi titik penyisipan.
2,3. Jarum disisipkan dari lumen ke permukan adventisia, dengan pembuluh darah yang
dimanipulasi oleh periadventisia. 4,5,6,7 ujuang-ujung pembuluh darah dilekatkan dan
simpul ditali.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6