translate
DESCRIPTION
TafagTRANSCRIPT
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 1/42
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 2/42
untuk memungkinkan paparan yang lebih kecil demi tercapainya hasil yang baik
dengan pembedahan yang minimal untuk cedera tertentu.
+ejak tahun &',*an" penerapan paparan teknik kraniofasial mengalami
perkembangan kemampuan dari restorasi tampilan fasial preinjuri dengan
membuat akses ke beberapa area pada tulang wajah.&"2 -amun teknik ini memiliki
gejala sisa yang merugikan" terutama kerusakan jaringan lunak dan kehilangan
posisi jaringan lunak. !rotokol penanganan cedera fasial saat ini meminimalkan
penggunaan paparan berisiko morbid (seperti insisi bawah kelopak mata). Teknik
reduksi terbuka luas"/ dan perbaikan segera atau penggantian tulang dan transfer
jaringan mikro$askular dari tulang atau jaringan lunak telah membuat cedera yang
luas dan menantang dapat ditangani."0* !rinsip stabilisasi skeletal secara cepat
pada posisi anatomis '"& telah ditambah dengan penggunaan fiksasi rigid.0 1umlah
jaringan lunak di atas tulang yang diperluas ini telah dijaga" terutama mencegah
penyusutan jaringan lunak dan kontraktur. !eralatan eksternal yang rumit dan
mobilitas dari kawat interfragmen telah dieliminasi menggunakan plat dan sekrup
fiksasi. Teknik teknik ini memperbaiki keduanya" baik hasil fungsional maupun
estetik dari terapi fraktur fasial.
PENDEKATAN UMUM
Mekanisme Cedera
!enyebab cedera fasial di merika +erikat meliputi kecelakaan
berkendara" penyerangan" perkelahian" kecelakaan sepeda dan motor" kecelakaan
rumah dan industri" dan cedera atletik. +ebuah studi re$iew dari ,2' pasien
dengan cedera fasial selama periode && tahun di 3nstitut +istem !elayanan #edis
4mergensi #aryland menunjukkan bahwa kecelakaan kendaraan bermotor
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 3/42
menjadi mekanisme cedera yang paling sering.&& #eski mobil sering
menyebabkan beberapa dari cedera fasial yang paling hebat" peningkatan
penggunaan sabuk pengaman dan air bags" implementasi dari hukum mengemudi
dibawah kondisi mabuk" dan adanya pembatasan kecepatan berkendara telah
mengurangi insidensi dan keparahan cedera fasial.
5ee et al&2 pada tahun 2 mempublikasikan sebuah artikel definitif yang
menganalisis rekam medis dari ,. pasien antara tahun &' 6 &''/ dengan
cedera kraniofasial. 7mur reratanya tahun" dengan perbandingan 2 : & lebih
banyak pria. #ekanisme cedera yang paling sering adalah tabrakan kendaraan
bermotor. +ecara keseluruhan" angka mortalitas 0"'8. #ortalitas meningkat
sampai &,8 pada cedera otak. 9edera jaringan lunak terjadi sepanjang distribusi
area T* shaped meliputi" dahi" area periorbital" hidung" bibir" dan dagu. ajah
tengah merupakan area yang rawan terjadi fraktur.
5ime et al"& pada &''" meneliti insidensi cedera yang terjadi pada
populasi dengan ' pasien trauma fasial. +ekitar &&8 cedera berkelanjutan di
luar tulang wajah" 8 cedera di ekstermitas" 08 berhubungan dengan cedera
neurosurgikal" /8 memiliki cedera okular" dan &8 memiliki cedera spinal. !ada
kecelakaan mobil" cedera pada kepala" wajah" dan tulan belakang terjadi pada
lebih dari 08 korban. lkohol" penyalahgunaan obat" dan masalah emosional
adalah faktor tersering.
Cedera Yang Menyertai
;orban cedera fasial sering menimbulkan beberapa luka luka pada sistem
organ lain. Terlalu sering" pasien pasien dengan cedera fasial yang berat dirujuk
terlalu dini dan ke pelayanan subspesialis yang tidak tepat. <al ini penting"
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 4/42
sehingga" subspesialis tersebut harus pertama kali meyakinkan dulu apakah pasien
ini sudah die$aluasi secara adekuat dan apakah ada tanda tanda multipel injuri.
!enatalaksanaan definitif dari cedera maksilofasial harus dikerjakan hanya jika
sudah ada e$aluasi cedera multipel" juga harus termasuk pengecekan airway"&/
kehilangan darah massif" dan sistem saraf pusat (saraf serfikal dan kepala).&"&0
3=>
+atu dari pendekatan yang paling penting pada manajemen klinis pasien
dengan cedera fasial akut adalah e$aluasi dan pengawasan airway. %okus
perhatian dini pada pengamanan airway? perhatian lanjutan meliputi akses
surgikal untuk mereparasi dibawah anestersi general. sfiksia merupakan
ancaman yang pernah terjadi pada pasien dengan cedera rahang" cedera fasial
kombinasi" ataupun trauma laringeal. sfiksia traumatik jarang terjadi. #ulut
harus dibebaskan dari gigi yang rusak" fraktur gigi tiruan" benda asing" dan
bekuan darah yang dapat menyebabkan obstruksi. +ama halnya" rongga nasal
harus paten dan bebas obstruksi. Traksi pada mandibula dan lidah dapat
mengangkat struktur ini dari faring dan membuat pengambilan benda asing
menjadi lebih mudah. !ada fraktur mandibula yang tidak stabil" rahang mungkin
bergeser ke posterior" dengan lidah jatuh ke dinding posterior faring" dan
menyumbat jalan napas. !ada pasien pasien ini" posisikan pronasi atau duduk
dengan kepala diturunkan ke depan" jika pasien dapat berputar atau berpindah
tanpa hambatan dari cedera lain" dapat membantu respirasi. Traksi anterior pada
rahang atau lidah dapat mencegah asfisia pada pasien pasien yang tidak dapat
digerakkan sehingga lidah akan berpindah kedepan akibat gra$itasi. @rofaringeal
irway merupakan alat sederhana yang diletakkan untuk membuka airway
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 5/42
faringeal. @bstruksi respirasi seringkali terjadi dengan fraktur kombinasi maksila"
mandibula" dan hidung atau pada pasien pasien dengan perdarahan massif atau
pembengkakan jaringan lunak massif" terutama di lidah dan pada pasien yang
tidak punya refleks sadar. 3ntubasi endotrakeal merupakan metode yang paling
bijaksana untuk mengamankan airway pada kebanyakan pasien dengan airway
terkompensasi akut. !ada situasi mendesak yang ekstrim" ketika intubasi mulut
maupun hidung tidak memungkinkan" krikotiroidotomi&, atau koniotomi
merupakan tindakan yang disukai" insisi secara transfersal melewati kulit dan
ligamen krikotiroid (ligamen konoid) antara tiroid dan kartilago krikoid.
;rikotiroidotomi merupakan pembedahan emergensi dari obstruksi jalan napas"
seperti halnya trakeostomi perkutaneus (Tabel *&). +etelah prosedut
krikotiroidomtomi" krikotiroidotomi harus secara resmi dikon$ersi menjadi
trakeostomi.&"&' ;on$ersi ini untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi
ketika krikotiroidtomi digunakan untuk intubasi jangka lama.
;etika fraktur fasial mengganggu oklusi dental" fiksasi maksilomandibular
dibutuhkan selama prosedur operasi. <arus direncanakan metode pengamanan
jalan napas yang tidak mengganggu aspek teknik dari reparasi dan meyakinkan
keamanan postoperatif. nestesi nasotrakeal selalu memuaskan untuk reduksi dan
fiksasi dari fraktur maksila dan mandibula. nestesi nasotrakeal memungkinkan
aplikasi dari arch bars dan lapang pandang yang jelas selama operasi intraoral.
nestesi endotrakeal dengan intubasi oral memungkinkan untuk fraktur
maksilla atau mandibula yang membutuhkan fiksasi intermaksilla jika tube
diletakkan melalui celah gigi*geligi atau di belakang gigi molar terakhir. +yarat
penempatan pasien dengan fiksasi intermaksila sebelum fiksasi fraktur dapat
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 6/42
mencegah penggunaan intubasi oral pada beberapa pasien. 3ntubasi oral
memuaskan untuk fraktur fraktur wajah bagian atas ketika tidak dibutuhkan
fiksasi intermaksila. nestesi endotrakeal" dengan intubasi oral" merupakan rute
yang paling disarankan untuk fraktur orbita" Aigoma" dan tulang frontal.
Beberapa klinisi melewatkan tube melewati dasar mulut" membuat insisi
keluar tube di area submental. =eintubasi pasien tersebut tentu tidak mungkin?
meskipun teknik tersebut mengeliminasi gangguan dari tube oral dengan
membangun fiksasi intermaksila" tube masih berada di ka$itas oral" terkadang
mengganggu penglihatan pembedahan.
%raktur maksila dan mandibula memerluka fiksasi mailomandibular
selama pengerjaan reparasi. Trakeotomi diindaksikan pada pasien dengan fraktur
panfasial" yang mana dengan kehadiran endotrakeal tube tidak perlu mempersulit
proses reparasi" atau pada pasien pasien dengan cedera kepala atau leher yang
signifikan yang dirasa tidak dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri dalam
periode & minggu. Dunham et al2 memiliki artikel yang sempurna tentang
guideline untuk intubasi trakeal dan trakeostomi emergensi. #ereka
menghubungkan secara detail ancaman ancaman pada airway $s mekanisme dari
terapi. Trakeotomi memfasilitasi peletakan pasien pada fiksasi intermaksilar dan
membuat area oral dan nasal menjadi bersih dari obstruksi tube. !asien pasien
yang pada dasar mulut" lidah" dan hipofaring menjadi semakin edem dan yang
memerlukan perawatan dari fiksasi intermaksilar yang $entilasinya inadekuat
karena pembengkakan" harus dipikirkan untuk dilakukan trakeotomi. Trakeostomi"
pada situasi ini" membuat manajemen pulmoner menjadi lebih mudah.
Trakeostomi membuat general anestesi menjadi dapat dilakukan dan sal satu hal
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 7/42
yang tidak mengganggu dengan reduksi dari fraktur di area fasial. Trakeostomi
juga meminimalisir kemungkinan ekstubasi yang tidak disengaja pada pasien
yang edema. +eperti keadaan rumit yang terjadi pada reintubasi dan menghasilkan
kematian pasien meski di unit le$el 3 trauma. nestesi dengan rute transtrakeal
mengiAikan reduksi tak terobstruksi dan fiksasi fraktur fasial" penempatan fiksasi
intermaksilar" kemasan intranasal" aplikasi dari arch bars" dan penempatan
peralatan internal fiksasi" tanpa perlu khawatir tentang obstruksi airway. Dengan
intubasi dan ekstubasi oral" kondisi ini pada periode postoperatif dapat
mengganggu respirasi dan menyebabkan obstruksi respirasi. !enggunaan
trakeostomi" daripada nasotrakeal jangka lama atau intubasi orotrakeal" dianjurkan
berdasarkan pengalaman para dokter bedah" tim yang melakukan monitoring
postoperatif" dan kecukupan asuhan keperawatan di 397.
;4<35-C- D=< #+3%
!erdarahan yang mengancam jiwa didefinisikan sebagai hilangnya darah lebih
dari unit darah atau hematokrit dibawah 2'8.2& 5aserasi dan cedera remuk pada
daerah wajah dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan yang dapat
mengancam jiwa.22 !erdarahan yang mengancam jiwa terjadi pada &"28 sampai
08 fraktur 5e %ort2&? ,8 dari arteri maksila interna atau cabangnya. 1arang"
fraktur dasar tengkorak memberikan gejala perdarahan lewat hidung. ;etika
perdarahan terbentuk superfisial di wajah" kontrol hilangnya darah dapat dicapai
dengan penekanan lokal" dressings" dan penggunaan klem" ligasi" atau balutan
(tampon). !erkiraan tepi luka besar dengan beberapa jahitan atau reduksi temporer
dari fraktur secara manual (penempatan rahang di fiksasi maksilar) sering
mengurangi perdarahan. !enjahitan luka akhir" dapat tercapai ketika paparan dan
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 8/42
waktu yang adekuat mengiAinkan perbaikan yang tepat. Dengan perdarahan nasal
anterior" pelumasan ka$itas nasal dengan material hemostatik mungkin diperlukan
(Cambar.*&). +egera saat kondisi pasien secara umum membaik dan perdarahan
berhenti" tampon harus diambil selama periode 2* hari.
#eskipun demikian" akses dan kontrol perdarahan tertutup dari regio
nasofaringeal adalah sulit.2*20 !erdarahan sering berasal dari posterior yang
merupakan lokasi dari arteri maksila interna. Tampon nasal anterior yang cepat
dan efisien dapat dicapai dengan penempatan dua balon folley cathether *0cc"
satu di setiap lubang hidung. ;ateter harus ditempatkan kedalam faring dan
kemudian ditarik untuk menutup lubang nasofaringeal posterior pada tiap sisi.
#anu$er ini mendukung penyumbatan pada posterior yang beberapa tampon kasa
dengan baluran antibiotik dibalut kedalam relung tiap ka$itas nasal. ;ehati*hatian
harus dilakukan untuk menghindari masuknya ke orbita atau fossa kranial anterior
pada pasien pasien dengan fraktur kominutif berat. Tampon akan memberikan
kompresi" yang dapat didukung dengan pengikatan atau pengamanan dari akhir
folley cathether melewati columella. -ekrosis pada columella dan palatum harus
dihindari dengan secara intermiten melonggarkan tekanan. -ekrosis pada palatum
molle juga telah dilaporkan setelah tekanan intrakranial berlebih.
am!ar 66"#. Teknik tampon nasal antero*posterior untuk menahan perdarahannasofaringeal berat (). Bundel posterior diarahkan ke nasofaring menggunakan
benang yang dikaitkan ke %olley 9athether. lternatifnya" folley cathether dapat
dikembangkan balonnya di faring posterior dan dibawa ke bukaan koana nasal
posterior (B). Dengan balon folley cathether ataupun bundel posterior
ditempatkan" ka$itas nasal dibalut dengan strip kasa yang dibaluri antibiotik.
+eluruh ka$itas nasal harus terseulubungi" juga dengan aplikasi tekanan yang
lembut. 1ika perdarahan masih berlangsung" tampon anterior harus disingkirkan
dan ka$itas nasal dengan hati hati dibersihkan dari tampon. !ada fraktur berat"
salah satu hal yang harus dilakukan adalah jangan memasukki fosa kranial
anterior atau orbita melewati area atau tulang yang rusak.
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 9/42
!eriode dari
beberapa jam
tekanan
seringkali sudah
cukup untuk
menghentikan
perdarahan.
Tekanan pada columella" palatum" atau intranasal dapat dilonggarkan setelah satu
jam. Tampon dilepas setelah 2/*/ jam. 1ika terjadi kebocoran cairan
serebrospinal" kebanyakan ahli bedah memilih untuk melepas tampon secepatnya
untuk membuat drainase nasal bebas. <al tersebut dipikirkan bahwa obstruksi
pada ka$itas nasal meningkatkan kemungkinan untuk infeksi asending kedalam
area meningeal" meskipun pemuktian mekanismenya masih belum ditemukan.2
;ebutaan dapat terjadi setelah tampon nasal.2,
+eringkali" fraktur midfasial mengalami perdarahan akibat pergeseran tulang.
=eduksi fraktur secara manual" meliputi penempatan pasien di fiksasi
intermaksilari temporer" akan seringkali menurunkan daya tarik pada pembuluh
$ena dan arteri di dinding dan sinus dan membuat perdarahan berhenti
(Cambar.*2). ;ompresi eksternal merupakan tindakan di masa lampau" tetapi
itu diragukan antara memiliki efek positif yang kuat dalam mengontrol perdarahan
atau tidak. <al itu dikenal dengan balutan Barton dan melingkari kepala"
menerapkan penekanan.
4mbolisasi di bawah kontrol radiografis dilakukan pada pasien pasien yang tetap
mengalami perdarahan meskipun sudah menjalani prosedur penakanan.2&"2"2 =ata
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 10/42
rata" , liter darah dan kristaloid diinfus sebelum angigrafi. ;omplikasi meliputi
stroke" nekrosis lidah" dan fasial ner$e palsy. 1ika pasien masih perdarahan"
tampon nasal anterior*posterior harus diangkat dan diganti. 1ika hal ini tidak
berhasil" embolisasi arterial selektif mungkin dapat menghentikan perdarahan.
ngiogram menunjukkan sumber perdarahan yang dapat diembolisasi. !erdarahan
massif sekunder yang tidak terkontrol pada trauma kraniofasial tertutup kadang
kala terjadi? hal itu mungkin disebabkan fraktur melewati fossa kranial anterior
(Cambar.*) yang melewati secara melintang arteri karotis atau $ena $ena
besar" seperti sinus $enosus dura. %aktor koagulasi yang abnormal harus dicari"
dan salah satu harus siap untuk memberikan transfusi multipel dan produk produk
darah. Dengan jelas" kontrol laserasi dari arteri karotis interna di dasar tengkorak
atau dalam ka$itas intrakranial itu sulit. 9edera ini mungkin dilihat dari arterigrafi
selektif pada saat usaha embolisasi" tetapi kematian karena perdarahan cukup
sering.
5igasi arteri selektif dilakukan pada beberapa pasien yang masih mengalami
perdarahan dengan segala tindakan di atas. !ada pasien dengan perdarahan yang
berat" arteri temporal superfisial dan karotis eksternal bilateral diligasi" yang
menurunkan aliran melalui bagian tengah wajah (Cambar *2).
94D4= ;4!5
9edera serebral meliputi karena kerusakan mekanis dari neuron dan yang
merupakan hasil dari iskemia sekunder" edema" dan hematom.2' 3skemia
diperburuk dengan lesi massa" edema otak" dan hipotermia? hipoksia dan
hipoperfusi merupakan tanda prognosis yang buruk. !eningkatan tekanan
intrakranial bertanggung jawab dalam siklus progresif ke hipertensi intrakranial"
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 11/42
peningkatan tekanan intrakranial" dan iskemia progresif. !asien dengan cedera
kepala harus die$aluasi melaluli pemeriksaan klinis yang mengklasidikasikan
keparahan dari cedera sesuai Clasgow 9oma +cale (C9+) (Tabel *2). +kala ini
menghubungkan kesadaran pasien" response bukaan mata" dan kemampuan
berbicara serta pergerakan ekstermitas untuk mendeskripsi tingkat prognostik.
da bukti e$idence bahwa skor motorik saja merupakan prediktor yang baik
untuk angka kelangsungan hidup ( survival rate)"& dan ukuran pupil serta
reaktifitas pupil merupakan perdiktor yang sama baiknya seperti skala yang lebih
ekstensif.2 !asien dengan +kor Clasgow 9oma +cale dan pupil terdilatasi tetap"
tidak memiliki angka harapan hidup.*,
am!ar 66$%. 1ika tampon nasal
tidak mampu mengontrol
perdarahan" salah satu yang dapat
dicoba adalah Balutan Barton"
tetapi hal ini manfaatnya terbatas.
!eletakan pasien dengan fiksasi
intermaksilari" bagaimanapun juga"
merupakan metode yang luar biasa
efektif untuk perdarahan fraktur 5e
%ort. ngiografi selektif dengan
embolisasi merupakan prosedur
pilihan dengan perdarahan yang
persisten. plikasi tekanan
eksternal dan ligasi arteri karotis
eksternal dan temporal dilakukan
jika embolisasi selektif lewat
angiografi gagal. 4mbolisasi arteriselektif yang membutuhkan
angigrafi dapat menemukan letak perdarahan (Dari #anson !: 9omplications in
facial injuries. 3n #aull ;l" iles 94 rd" iles 94" et al" eds: 9omplications in
Trauma and 9ritical 9are. !hiladelphia" B +aunders" &'')
9oputed Tomographic (9T) +can ajah" otak dan tengkorak harus dilakukan pada
setiap cedera fasial dan setiap orang dengan C9+ abnormal. 9T scan
sebaiknyamengidentifikasi lesi massa" kontusio serebri" pergeseran midline"
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 12/42
hematom ekstradular atau intradular" fraktur tengkorak" dan udara di intrakranial.
!asien dengan cedera kepala memiliki prognosis yang kurang menguntungkan
dengan bertambahnya usia" penurunan C9+ skor" penurunan tekanan darah
sistemik" postur abnormal" dan hipertensi intrakranial berkepanjangan. %aktor
faktor tambahan berhubungan dengan prognosis lebih baik" meliputi pergerakan
dan refleks spontan dari mata dan reaktifitas pupil terhadap cahaya. Bersama
dengan cedera spinal" cedera pulmoner" dan syok" memperburuk prognosis cedera
kepala. +ecara umum" anak anak memiliki prognosis yang lebih baik daripada
dewasa untuk cedera kepala. #eskipun cedera kepala ringan" bagaimanapun juga"
seringkali dapat memberikan gejala permanen dan harus menjalani e$aluasi 9T
+can.
am!ar 66$&" A.
%raktur fasial dapat
meluas ke fossa mid
kranial dan anterior"
melukai arteri karotis
dan sinus $enosus dura.
B. !erdarahan berat
dapat menghasilkan
esanguinasi. !ada
otopsi terlihat fraktur
dasar tengkorak pada
pasien yang mengalami
perdarahan massif. C.rteriogram
memperlihatkan
perdarahan dari faring
pada pasien dengan
fraktur 5e %ort.
rteriogram juga
memperlihatkan
kebocoran darah dari
karotis dan masuk ke
dasar tengkorak.
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 13/42
;ehadiran gejala koma saja" seharusnya tidak menjadi kontraindikasi tatalksana
operatif pada cedera maksilofasial.""' !enelitian neurosurgikal telah
menunjukkan bahwa pasien pasien dalam keadaan koma memiliki yang telah
berlangsung & minggu memiliki prognosis harapan dalam pengembalian fungsi
perannya di masyarakat. Dalam satu studi" dari pasien pasien dalam keadaan
koma yang durasinya melebihi & minggu meninggal" dan *nya disabilitas?
namun" E *nya dapat kembali bekerja seperti semula.
#eskipun kehadiran koma seharusnya tidak pernah digunakan sebagai alasan
untuk menunda terapi cedera fasial" bahkan cedera kepala ringan menghasilkan
kebiasaan sekuele yang akan berdampak pada kehidupan sosial" hubungan dengan
orang yang dicintai" dan kemampuan bekerja. 7ntuk alasan alasan ini" pasien
pasien dengan cedera kepala yang bertahan" mendapatkan perbaikan yang
maksimal dari sisi hasil fungsional dan estetik" yang diperolah secara dini" melalui
terapi yang tepat. nestesi yang aman diperoleh dengan monitoring tekanan
intrakranial ketika itu diindikasikan./
Disamping progres yang terjadi pada tatalaksana cedera kepala berat" satu hal
yang tidak bisa diasumsikan bahwa cedera kepala minor tidak memiliki sekuel
permanen. !ada pasien pasien yang durasi koma kurang dari 2 menit (cedera
kepala ringan)" 8 menunjukkan beberapa gejala terlambat seperti sakit kepala"
kesulitan mengingat" dan masalah masalah berkaitan hubungan interpersonal atau
perubahan kebiasaan./& !enurunan rentang perhatian" konsentrasi yang rendah"
dan permasalahan dalam mengambil keputusan secara langsung menggambarkan
derajat kerusakan otak. ;etika pasien pasien sering mengeluhkan masalah
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 14/42
masalah di kantor" sekolah" dan rumah" mereka dapat keuntungan dari inter$ensi
program pusat rehabilitasi cedera kepala dan dari panduan psikologis dini.
Ta!e' 66$%" 'asg() C(ma S*a'e +CS,
Respon Verbal
Tidak da &
+uara >ang Tidak Bisa Diidentifikasi
(Tidak Bermakna)
2
;ata ;ata >ang Tidak !antas
Bingung /
@rientasi +empurna 0
Membuka Mata
Tidak &
Dengan -yeri 2
Dengan !erintah
+pontan /
Respon Motorik
Tidak da &
4kstensi bnormal 2
%leksi bnormal
#enarik" dengan nyeri /
#elokalisasi nyeri 0
#engikuti !erintah
94D4= +4=F3;5 +!3-5
9edera ser$ikal spinal sering diikuti oleh cedera kepala dan wajah./2"/ 9edera
korda ser$ikal yang signifikan ada pada & dari korban kecelakaan dan pada &
dari &/ pengendara dan penumpang yang terlempar keluar dari mobilnya./ +emua
pasien (khususnya yang tidak sadar) harus dianggap memiliki cedera spinal
sampai hal tersebut bisa dieksklusi. 9edera korda spinalis tanpa adanya
abnormalitas radiografik.// Cagal diagnostik terjadi pada &G pasien pasien yang
die$aluasi dengan foto polos"/0 khususnya yang dengan kerusakan neurologis
(+kor Clasgow 9oma +cale H &2)./ !asien pasien yang tidak dapat menggerakkan
ekstermitasnya sesuai perintah atau dengan penekanan sternum" yang memiliki
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 15/42
trauma tembus di leher" dan yang mengeluh nyeri pada leher atau yang merasa
adanya gangguan sensasi atau fungsi motorik harus diasumsikan memiliki cedera
korda serfikal./
<ubungan antara cedera fasial dan cedera serfikal telah
dipikirkan di sejumlah studi besar dimana &8 dari yang memiliki fraktur fasial "
memiliki cedera spina serfikal dan &8 yang cedera spinal ser$ikal memiliki
cedera maksilofasial.2'"/, 9edera tumpul pada arteri serfikal terjadi di atas (93*)
subluksasi dislokasi./ !enelitian juga telah mendokumentasikan hubungan antara
fraktur mandibula dan spinal ser$ikal atas dan hubungan dengan cedera fasial atas
dengan cedera
hiperekstensi ser$ikal
pada semua derajat.2'"/,
am!ar 66$-" A. %raktur
mandibula dihubungkan
dengan fraktur pada
spinal ser$ikal atas dan
bawah" yang paling sulit
di$isualisasikan pada
foto polos. B. %raktur
frontal mengakibatkan
tekanan yang besar pada spinal ser$ikal" yang menyebabkan subluksasi (9T
+can).
Banyak re$iew dari cedera ser$ikal mengindikasikan bahwa lesi yang sering
terlewatkan adalah pada bagian upper atau lower ends dari spinal ser$ikal" seperti
9&*2 dan 9*,./2*20"2'*0& Whiplash dapat dilihan pada 9T single-photon emission.02
rea area ini terkenal lebih sulit untuk di$isualisasikan pada radiografi" dan
kegagalan dalam mem$isualisasikan area ini secara akurat akan membuat fraktur
sering terlewat. +ecara umum" 9T +can lebih akurat dari foto polos" dan 9T +can
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 16/42
seringnya" membutuhkan lebih sedikit pergerakan leher. Baik cedera serebral
maupun spinal ser$ikal bisa terjadi secara sekunder akibat whiplash tanpa kontak
kepala ataupun fraktur fasial maupun tengkorak. !rinsip diagnostik yang
ditekankan adalah jika tidak dapat dilakukan pemeriksaan radiografis maka pasien
yang secara pemeriksaan fisik asimptomatik" pasien tersebut harus diperlakukan
seperti memiliki fraktur ser$ikal" sehingga perlu imobilisasi leher dan pembatasan
gerakan kepala (Cambar.*/).
9edera korda ser$ikal seringkali awalnya diabaikan pada &8 kejadian dan
sekitar 08 cedera ini salah penanganan.0 <arris0 merekomendasikan hal berikut
: kewaspadaan (pikirkan diagnosis)? lindungi spinal? lakukan pemeriksaan
neurologis? hubungi konsultan? lengkapi pemeriksaan dasar radiologis dengan 9T
+can atau #=3" dan selalu lakukan 9T +can atau #=3 jika ditemukan
pemeriksaan neurologis yang abnormal.
;ompresi korda ser$ikal anterior menghasilkan sindrom paralisis motorik atau
paralisis motorik dan kehilangan sensasi nyeri dan suhu dibawah le$el lesi dengan
tetap ditemukannya sensasi yang berasal dari kolumna dorsalit (nyeri" raba" dan
getar). ;ompresi korda posterior berpengaruh pada sensasi kolumna dorsalis.
;ompresi korda sentral akut menghasil gangguan motorik yang lebih besar pada
anggota gerak atas daripada bagian bawah dan selalu berhubungan dengan
perdarahan sentral dan memar. ;ebanyakan cedera korda spinalis adalah
inkomplit dan hal itu mungkin diperburuk dengan diagnosis dan terapi yang tidak
tepat. da bukti klinis bahwa siklus iskemik dan $asokonstriksi" yang didapat di
siklus progresi cedera serebral $asospastik" juga dapat terjadi dan memperburuk
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 17/42
lesi korda spinalis atau korda ser$ikal. Beberapa berpikir bahwa Idosis steroid
korda spinalisJ melindungi terhadap siklus iskemia ini.0/"00
<endry et al//
mempelajari karakteristik cedera korda spinalis tanpa abnormalitas
radiologis di 0. pasien. #ereka melaporkan bahwa 2"/8 dari pasien pasien
tersebut mempunyai cedera spinal ser$ikal dan "8 memiliki cedera korda
spinalis tanpa kelainan radiologis. #=3 menemukan keterlibatan herniasi diskus
sentral" stenosis spinal" edema korda" kontusio" dan sindrom korda sentral.
.akt/ Inter0ensi Unt/k Frakt/r Fasia'
;etika cedera yang mengancam hidup telah distabilisasi dan ditatalaksana" lalu
pasien seringnya akan berkonsentrasi pada perbaikan atau pengurangan
deformitas fasial. aktu tatalaksana dari cedera fasial ini menjadi penting untuk
mendapat hasil yang optimun., 9edera tulang dan jaringan lunak di daerah wajah
harus dikelola secara cepat dan konsisten sesuai keadaan umum pasien dan
karakteristik cedera tambahan. walnya penulis berpikir" manajemen cedera fasial
menurunkan kerusakan fasial permanen dan membatasi gangguan serius
fungsional.'"0 -amun" satu hal yang harus die$aluasi secara hati hati pada tiap
pasien dalam hal kemampuan untuk mentoleransi inter$ensi operatif dini dan
tingkat pengetahuan yang dimiliki dari pasien dengan cedera multiple dan cedera
tambahan" seperti pada wajah.0,*0'
+ecara klasik" cedera jaringan lunak fasial dan tulang adalah masalah bedah
emergensi yang jarang selama lukanya tertutup atau reduksi frakturnya cepat
citangani. -amun" kemudahan memperolah hasil yang baik dan kualitas hasil
lebih baik dengan penanganan fraktur secepatnya.' Dibutuhkan lebih sedikit
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 18/42
pengambilan jaringan lunak" tulang seringnya mudah untuk dikembalikan ke
posisi anatomisnya. da beberapa pasien" bagaimanapun juga" yang cederanya
tidak dapat dikelola definitif dalam jangka waktu singkat bila ingin mendapatkan
hasil yang terbaik. !engecualian untuk terapi akut pada pasien yang memiliki
kehilangan darah signifikan atau perdarahan aktif (misalnya pada fraktur pel$is)"0,
untuk mereka yang tekanan intrakranialnya melebihi batas normal" yang memiliki
masalah koagulasi"' dan yang memiliki tekanan $entilasi pulmoner tidak normal
atau meningkat. !asien pasien ini tidak mentolerasi inter$ensi operasi jangka
panjanng. Di tempat penerimaan pasien" meskipun" lukanya tertutup" pasien
ditempatkan pada fiksasi intermaksilar" dan fraktur displaced parah dikembalikan
ke posisi semula. Banyak pasien dengan cedera otak atau trauma multipel" namun"
tidak memiliki kriteria manajemen operatif" dan mereka mungkin meneria operasi
cedera fasial pada saat cedera lainnya telah distabilisasi.
Diagn(sis
Terapi fraktur fasial bergantung pada pemeriksaan fisik awal dan e$aluasi
radiologis yang telah disempurnakan dengan 9T +can. +can ini harus
mem$isualisasi baik jaringan lunak maupun tulang. +ecara umum tidak ada lagi
istilah menggunakan pemeriksaan foto polos untuk mendiagnosa cedera fasial
karena alasan lebih ekonomis. ;ecuali memang ada indikasi seperti untuk
pemeriksaan panoramik mandibula atau gigi.
!4#4=3;+- ;53-3+ !D 1<
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 19/42
namnesis teliti dan melalui pemeriksaan klinis membentuk dasar diagnosis dari
hampir semua cedera wajah. 9edera wajah lebih sulit didiagnosiis pada anak dan
orang tua.
!emeriksaan wajah diindikasikan meskipun pasien hanya memiliki
luka superfisial kecil atau abrasi kulit. brasi" kontusio" dan laserasi dapat
menjadi gejala klinis kebanyakan yang mendasari fraktur atau abnormalitas yang
akan terlihat kemudian sebagai masalah. 5aserasi fasial dapat menjadi satu
satunya gejala dari cedera tembus yang telah memasuki mata" hidung" telinga"
atau ka$itas kranial. 5aserasi wajah juga dapat diperbaiki selamaa terapi cedera di
bagian tubuh lain tanpa perlu sesi operasi tambahan. Terapi laserasi fasial
seharusnya tidak ditunda. 5aserasi superfisial atau abrasi dapat meninggalkan
bekas luka yang menodai diluar penampakannya yang aneh" jika tidak dikelola
secara maksimal. !embersihan luka secara hati hati" debridement yang teliti" dan
jika diperlukan penutupan berlapis dapat meminimalkan deformitas permanen
yang menyolok.
9edera tulang dapat dilihat dari gejala jaringan lunak seperti kontusio" abrasi"
ekimosis" edema" dan distoris proporsi dan posisi wajah pada fraktur fasial. Cejala
gejala ini harus melalui pemeriksaan klinis dan e$aluasi radiologis untuk
memastikan atau mengeksklusi adanya fraktur. !erdarahan subkonjungti$a dengan
ekimosis atau edema pada wilayah orbita dan hematom palpebra dapat
menunjukkan adanya fraktur Aigoma atau orbita. <ematom bilateral menunjukkan
kemungkinan adanya fraktur 5e %ort" nasal*etmoid" atau fossa kranial anterior.
4kimotik" kontusio jaringan intraoral" gigi yang hilang" maloklusi dapat menjadi
tanda yang mungkin untuk fraktur rahang bawah (Cambar *,).
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 20/42
!emeriksaan yang dianjurkan pada semua struktur wajah harus diselesaikan"
dimulai dari superior sampai inferior atau inferior sampai superior dengan
sistematis. !emeriksaan yang teliti dalam mencari disfungsi sistem neurosensori"
periorbital" dan pengunyahan pada wajah akan sering menunjukkan anatomi yang
mendasari pola fraktur pada tulang wajah.
Cejala dan tanda yang dihasilkan dari cedera fasial meliputi nyeri atau rasa
sensitif pada nyeri yang terlokalisasi" krepitasi pada area sekitar fraktur tulang"
hipestesia atau anestesia yang distribusinya pada saraf sensoris spesifik" paralisis
pada distibusi saraf spesifik" maloklusi" gangguan ketajaman penglihatan"
penglihatan ganda" wajah asimetri" deformitas fasial" obstruksi pernapasan"
laserasi" perdarahan" dan kontusio. !emeriksaan klinis harus dimulai dengan
e$aluasi simetrisitas dan deformitas dan dengan inspeksi pada wajah"
dibandingkan sisi ke sisi yang lain. !alpasi pada semua permukaan tulang diikuti
dengan tertib. !inggir orbita superior (Cambar. *)" pinggir orbita inferior
(Cambar.*B)" hidung" alis" lengkung pipi (Cambar.*,)" keunggulan malar"
dan tapi mandibula harus die$aluasi.
am!ar 66$1" !emeriksaan
intraoral menunjukkan fraktur"
laserasi gusi" dan celah pada
gigi. 5aserasi gusi dan al$eolar
ini terkadang meluas sampai kedasar dan atap dari mulut
sehingga perlu diyakinkan
sampai mana perluasannya.
Dasar dari laserasi mulut harus
diekspolarsi" irigasi dan
dikeringkan melalui leher untuk
mencegah infeksi leher.
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 21/42
am!ar 66$6" !alpasi rima orbita superior dan inferior. A. =ima orbita superior dipalpasi dengan bantalan dari ujung jari. B. !alpasi rima orbita inferior. +alah
satu yang harus dirasakan untuk diskontinuitas dan tingkat diskrepansi dari tulang
pada rima dan e$aluasi keduanya baik posisi $ertikal maupun anterior dari rima
orbita inferior" bandingkan ketinggian kedudukan malar pada dua sisi wajah
=egio !eriorbital
#elalui palpasi pada semua daerah di tulang wajah yang harus dilakukan" secara
sistematis" sambil mengecek adanya rasa nyeri" krepitasi" defek kontur (Cambar
*). Tingkat kebulatan yang tidak simetris (distopia)" enoftalmus" proptosis"
atau penglihatan ganda mengindikasikan fraktur maksila" orbita" atau Aigomat.
!ada semua cedera berat pada daerah periorbita" konsultasi dengan dokter mata
harus dilakukan untuk menge$aluasi keadaan interna mata untuk mendeteksi
adanya ablasio retina atau ruptur bola mata.& 1ika tidak ada dokter mata"
ketajaman $isual juga otot ekstraokular dan fungsi pupil harus dipastikan sebelum
terapi pembedahan dilakukan. Tekanan intraokular harus dilakukan. !emeriksaan
sitem $isual minimum meliputi $isus dan pergerakan ekstraokular yang adekuat"
e$aluasi penglihatan ganda" dan pemeriksaan oftalmoskopik" dan pengukuran
tekanan intraokular.2
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 22/42
;etajaman penglihatan pada setiap mata harus diperiksa dengan snellen chart atau
kartu rosenbaum (Cambar *). lternatifnya" materi yang sudah diprint
ditunjukkan ke pasien" dan responnya dicatat. !ada pasien yang tidak kooperatif"
respons terhadap stimulus cahaya seperti fotofobia" konstriksi pupil" a$ersi kepala"
atau penutupan kelopak mata" mengindikasikan kemungkinan persepsi cahaya.
Beberapa penurunan atau kehilangan fungsi $isual harus didokumentasikan
sebelum operasi" dan pasien harus ditanya tentang riwayat kehilangan penglihatan
sebelumnya. !ada pasien dengan amblyopia" hal yang sering terjadi pada satu
mata untuk memiliki $isus 2G2 atau 2G/" dan oleh karena itu pasien tersebut
harus dipastikan jika hanya menggunakan satu mata. @perasi pada satu mata yang
baik" berisiko kebutaan total jika terjadi suatu masalah. 5itigasi setelah terapi
pembedahan jarang terjadi" dan kehilangan penglihatan mungkin tidak tepat jika
tidak dianggap berasal dari prosedur pembedahan" dengan tidak adanya
dokumentasi yang benar dari ketajaman $isual preoperatif.
am!ar 66$2" !alpasi rkus
Kigomatikum
ssesment dari reaktifitas pupil
merupakan hal yang sangat
penting karena respons pupil
direk pada cahaya dipikirkan
pada banyak kemungkinan tanda dari cedera saraf optik. !upil yang tidak simetris
harus menjalani pemeriksaan neurologis yang terfokus. ;etidakadaan reaktifitas
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 23/42
pupil merupakan indikasi serius $isual. !emeriksaan radiologis" anamnesis
tentang trauma kepala" dan penemuan dari oftalmoskopik semuanya lebih kurang
bernilai dibandingkan dengan status refleks pupil terhadap cahaya. +etelah cedera
saraf optik ipsilateral" pupil pada sisi yang sarafnya cedera" sama ukurannya
dengan pupil sebalahnya tetapi reaktifitasnya lebih rendah pada stimulus cahaya
langsung. !upil pada sisi lesi saraf optik" bagaimanapun juga" selalu bereaksi. <al
ini menunjukkan lesi aferen pada jalur refleks cahaya pupil" secara spesifik defek
konduksi melibatkan saraf optik pada sisi dara pupil yang lebih kurang reaktif.
!erbedaan dari reaksi pupil" dengan menyinari mata yang satu" baru yang lainnya"
dapat ditingkatkan dengan mengayunkan senter kebelakang dan kemuka dari satu
mata ke yang lainnya. ;etika cahaya dipindahkan dari maya yang normal ke yang
abnormal" akan terlihat dilatasi pupil yang paradoksikal pada mata yang abnormal
(the #arcus Cunn pupillary phenomenon) (Cambar *' dan *&)./
!ergerakan ekstraokular (ner$us kranialis 333H 3F" dan F3) dan otot ekspresi wajah
(ner$us kranialis F33) diperiksa dala keadaan sadar" pada pasien kooperatif.
7kuran pupil dan simetrisitas" kecepatan reaksi pupil" turgor bola mata"
pergerakan bola mata pada aksisnya" pergerakan kelopak" penglihatan ganda" dan
ketajaman $isus serta khilangan $isus harus dicatat.02"0 !emeriksaan
oftalmoskopik dan tekanan bola mata harus dilakukan.
2
danya hifema" abrasi
kornea atau gangguan $isus (defek lapang pandang)" kehilangan $isus"
penglihatan ganda" penurunan $isus" atau kebutaan harus dicatat dan
dikonsultasikan ke ahlinya.
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 24/42
Disfungsi #engunyah
3nspeksi yang teliti pada area intraoral harus dilakukan untuk mendeteksi laserasi"
hilangnya gigi" atau abnormalitas gigi. !alpasi dari lengkung gigi diikuti dengan
inspeksi" pencatatan akti$itas segmen lengkung dental*al$eolar. 5engkung gigi
mandibula dan maksila secara hati hati di$isualisasi dan palpasi untuk mendeteksi
iregularitas tulang" kehilangan gigi" laserasi intraoral" memar" hematom" bengkak"
pergerakan" rasa nyeri" atau krepitasi. 4$aluasi fungsi saraf sensoris dan motoris
pada area wajah harus dilakukan.
am!ar 66$3" Rosenbaum Pocket
;artu !emeriksaan Fisual (1.C.
=osenbaum #D" 9le$eland" @hio)
%raktur pada tulang wajah dapat
didiagnosa pada dasar maloklusi pada
gigi (Cambar *0) atau deformitas
terbuka karena fraktur bergeser yang
melibatkan rahang atas atau bawah.
%raktur kondilus mandibula (Cambar
*&&)" dengan cepat" dapat
menghasilkan nyeri" de$iasi dengan
pergerakan ke arah yang cedera" dan
ketidakmampuan menutup rahang atas
dan bawah secara sempurna. =asa nyeri dengan pergerakan rahang (trismus) dapat
disebabkan karena fraktur tulang Aigoma atau rahang atas maupun bawah.
De$iasi rahang karena pergerakan" kehadiran nyeri saat membuka rahang"
hubungan antar gigi" kemampuan pasien untuk mengatupkan gigi" simetrisitas
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 25/42
arkus gigi" dan hubungan gigi intercuspal penting untuk mendiagnosis keterlibatan
fraktur gigi (Cambar *&&)" atau krepitasi" baik dengan pergerakan pasien
maupun dengan pengangkatan rahang. 5aserasi gusi" fraktur atau hilangnya gigi"
atau pecahnya gigi (Cambar *&2" lihat juga Cambar *0) harus diartikan
sebagai kemungkinan adanya cedera maksila dan mandibula" yang harus
dikonmirasi dengan pemeriksaan lebih lanjut untuk 9T radiograf yang sesuai
(Cambar *&2).
am!ar 66$4" Tes #arcuss
Cunn untuk respons pupil. A. Tes harus dilakukan di
ruangan gelap dengan mata
pasien difiksasi pada objek
jauh. B. +inari dengan
lampu pada mata yang
cedera" lihat apakah
pupilnya berkonstriksi
minimal atau tidak ada sama
sekali. +inari lampu pada
mata yang normal" lihat
apakah pupilnya
menghasilkan konstriksi
yang normal kedua
matanya. C. ;etika senter
dipindahkan dari mata yang
cedera ke mata yang
normal" dilatasi
paradoksikal daripada
konstriksi dari pupil yang
cedera menunjukkan hasil
positif. (Dari 1abalay #4" 5erman #" +anders <1: 9edera okular di fraktur orbita?sebuah re$iew dari &&' kasus. !last =econstr +urg &',0?0:/&)
%raktur mandibula dapat dideteksi dengan menarik ke depan rahang (lihat Cambar
*&&) atau dengan mengaplikasikan Inaik dan turunJ tekanan manual pada
mandibula anterior" sokong sudut atau teknaan lateral dari pertumbuhan gigi.
3nstabilitias" krepitasi dan nyeri dapat dicatat ketika manu$er ini dilakukan. 4dem
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 26/42
dan perdarahan dapat mengacaukan persepsi asimetrisitas wajah. !erdarahan dari
laserasi pembuluh darah berbarengan dengan fraktur wajah dapat menyebabkan
kebocoran 9+%. !erdarahan atau keluarnya cairan dari telinga dapat
mengindikasikan laserasi pada telinga" dislokasi kondilar" atau fraktur fossa krania
tengah dengan kebocoran 9+%. !ergerakan &G tengah tulang wajah
mengindikasikan fraktur tipe 5e %ort (Cambar *&). %raktur basis kranial
tengah atau anterior atau fraktur palatum kribriformis harus diduga saat rinorrea
9+% atau cairan jernih keluar dari telinga. 9edera sistem saraf pusat tersirat oleh
paralisis salah sat atau lebih dari saraf kranialis" terganggunya kesadaran"
ketidaksadaran" penekanan sensoris" pupil asimetri" paralisis satu atau lebih
ekstermitas" abnormalitas refleks neurologis" kon$ulsi" delirium" kebiasaan yang
irasional.
am!ar 66$#5" 1alur
refleks pupil normal dan
hubungan dengan pupil
#arcus Cunn. !ada mata
normal" cahaya mencapai
retina memproduksi sebuah
impuls di saraf optik yang
berjalan ke nukleus
pretektal" kedua nuklei
4dinger*estphal melalui
saraf kranial 333 ke ganglion
siliar" dan muskulus
konstriktor pupil. !ada lesiyang melibatkan retina atau
ner$us optikus anterior ke
kiasma" cahaya di mata
yang tidak terkena cedera
menghasilkan konstriksi
pupil pada mata yang
normal" tetapi cahaya pada
mata yang terkena cedera
menghasilkan dilatasi paradoksikal pada pupil yang terkena cedera. (Dari 1abalay
#4" 5erman #" +anders <1. @cular injuries in orbital fractures: a re$iew of &&'
cases. !last =econstr +urg &',0:0:/&)
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 27/42
Disfungsi -eurosensori
<ipestesia atau anestesi pada distribusi saraf supraorbital" infraorbital" dan mental
harus diasumsikan fraktur terjadi pada tulang tulang yang berada di jaras saraf
sensoris tersebut (ner$us kranial F). 9abang kutaneus dari saraf saraf ini dapat
terganggu dengan laserasi wajah. ;ontusio cabang ner$us trigeminalis juga dapat
dihasilkan dari fraktur yang bergejala terganggunya sensasi. +edangkan pada
beberapa kasus" bersifat permanen. 9abang saraf berjalan melalui foramina" yang
membentuk titik lemah di tulang" dan karena itu saraf saraf sering rusak antara
fragmen tulang. +ebagai contoh" saraf infraorbita sering rusak pada jalan keluar
dari kanal infraorbita pada fraktur Aigoma atau maksila. 5aserasi dari kecelakaan
atau trauma tumpul cenderung terjadi pada hubungan" di atas tulang yang
menonjol" dan di garis tengah (alis" hidung" bibir).&2"", 9abang sensoris dari
ner$us trigeminalis (saraf kranial kelima) pada regio kulit cukup kecil" dan
perkiraan selalu praktis dan tidak perlu. !emulihan parsial dari sensasi selalu
terjadi dalam beberapa bulan sampai tahun. +emakin besar cabang saraf" seperti
infraorbita" mental supraorbita" atau saraf al$eolar inferior" dapat disetujui untuk
perbaikan primer.
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 28/42
am!ar 66$##" !emeriksaan
kondilar. #andibula digenggam
dengan satu tangan" area kondilar
dipalpasi bimanual dengan satu jari
di kanal telinga dan satu jari di atas puncak kondilar. !ergerakan
abnormal" atau krpitasi
mengindikasikan fraktur kondilar"
pergerakan tanpa krepitasi pada
kepala kondilar dapat terjadi secara
bersamaan dengan mandibula
anterior. ;erusakan ligamen
kondilar akan membuat dislokasi
kepala kondilar keluar dari fossa
pada keadaan tanpa fraktur.
am!ar 66$#%" !alatum yang
terpisah (fraktur sagital maksila)
sering diikuti dengan laserasi pada
sulkus bukal atas berdekatan dengan
frenulum
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 29/42
am!ar 66$#&" Dengan kepala yang
digenggam secara aman" wajah
bagian tengah diperiksa
pergerakannya dengan
menggenggam gigi. ;ehilangan
gigi" gigi palsu" atau cawan gigi
palsu jangan sampai bias dengan
mobilitas maksila. %raktur 5e %ort
terlihat" sebagai tanda" kurangnya
mobilitas jika fraktur itu berupa
fragmen yang luas" dan khususnya jika Ifragmen tunggalJ" maka fraktur 5e %ort
terjadi lebih bawah. %raktur 5e %ort yang lebih terpecah" akan menunjukkan
mobilitas yang lebih ekstrim (Iloose” maxillar !racture)
am!ar 66$#-" A dan B" 9T +can dimensi yang memperlihatkan simetrisitas
fasial dan demonstrasi yang dramatis dari deformitas skeletal. C" Cambaran 9T
+can dimensi lainnya memperlihatkan fiksasi Aigoma yang malreduksi. #" Tipe
fraktur lengkung Aigoma lainnya
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 30/42
D3C-@+3+ =D3@C=%3+
!emeriksaan klinis yang teliti
dapat memberikan banyak
informasi yang penting untuk
diagnosis dan tatalaksana
emergensi. =adiografis mobile
(bahkan foto polos dalam
situasi ini) dapat memberikan informasi yang berguna. -amun" e$aluasi
radiografis yang definitif adalah 9T +can craniofacial dengan belahan koronal dan
aksial pada tulang dan jaringan lunak.'*,&
4$aluasi 9T radiografis definitif sangat diperlukan pada e$aluasi pasien dengan
cedera kepala dan wajah. -amun" pemeriksaan 9T" dalam keadaan apapun" tidak
dapat menggangtikan pemeriksaan klinis" yang paling sensitif dalam menentukan
adanya kelainan fungsi dan karakter dari cedera fasial. !emeriksaan radiografik
komplit pada struktur tulang wajah dan kranial" bagaimanapun juga" harus
diperoleh ketika ada gejala klinis yang muncul. 9T +can kraniofasial" dengan
$iew koronal dan aksial pada tulang serta jaringan lunak" mendukung e$aluasi
radiologis definitif. #eskipun e$aluasi klinis mungkin memberikan gambaran
fraktur yang jelas dan mensugestikan tipe penanganan tertentu" pemeriksaan
radiologis yang teliti tetap harus dilengkapi sebelum tatalaksana signifikan
dilakukan. 9ontohnya" mungkin sudah jelas jika pasien dengan fraktur
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 31/42
parasimpfisis mandibula" mengalami maloklusi. %raktur ini seringnya bersamaan
dengan fraktur subkondilar" dan untuk memastikannya harus dilakukan e$aluasi
radiografis. #eskipun rencana terapinya melipatkan terapi yang mendekati pada
fraktur subkondilar" pergeseran fragmen" derajat gap" dan besarnya pemendekang
harus diketahui dokter bedah untuk menjelaskan pilihan terapi pada pasien.,&
3nsidensi yang signifikan dari litigasi yang muncul akibat cedera membuat hal ini
penting untuk dilakukan dokumentasi yang teliti dari semua tulang yang cedera"
meskipun penanganannya tidak dilakukan.,2 9T scan dimensi dapat membantu
menge$aluasi proporsionalitas dan asimetrisitas" terlebih pada koreksi sekunder
(Cambar *&/).,/",0
%oto !olos ajah
%oto polos wajah memiliki keterabatasan kegunaan kecuali pemeriksaan 9T tidak
dapat dilakukan. +erial %oto Tulang wajah merupakan foto yang sangat bernilai
dan meliputi area wajah 6 9aldwell" submental $erte" waters" towne" dan foto
skull lateral.,*, nteroposterior dan @bliLue 5ateral pada mandibula juga
diperoleh" seperti pemeriksaan panorama mandibula. Fiew khusus pada
mandibula seperti radiograf panoramik" dan $iew oklusal atau apikal dari gigi"
sayap dan akar gigi" dapat memberikan gambaran detail dari anatomi gigi.
=adiograf khusus seperti pemeriksaan sefalometrik (lihat Bab /& dan 0)" untuk
menge$aluasi perubahan proporsional pada wajah dan untuk membandingkan
ukuran tulang saat ini dengan ukuran tulang normal" mungkin dapat membantu.
Fiew jaringan lunak dapat diikutsertakan dengan $iew profil untuk melihat
proporsi jaringan lunak. +truktur wajah tengah dan atas paling akurat die$aluasi
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 32/42
dengan pemeriksaan 9T yang detail. 4$aluasi pada tulang frontal" sinus" orbital"
dan wajah bagian tengan mungkin membutuhkan 9T belahan koronal dan aksial
untuk pemeriksaan yang lebih akurat.,2*,
am!ar 66$#- +'an/tan," $ " %raktur sayap sfenoid diikuti dengan fraktur
Aigoma dengan pergeseran arkus lateral
am!ar 66$
#1" !osisi
aters. Fiew
posterior*
anterior untuk
mem$isualisasikan sinus maksilaris" maksila" orbita" dan arkus Aigomatikum.
!royeksi ini juga dapat membantu memperlihatkan fraktur pada tulang nasal dan
prosesus nasalis dari maksila. !ada $iew ini" tepi petrosus diproyeksikan di bawahdasar sinus maksilaris. A" !osisi pasien saat berhubungan dengan film dan sentral
cahaya. B" Fiew aters memperlihatkan fraktur dari &G wajah. (Dari ;aAanjian
F< 9on$erse 1 : +urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore.
illiamMs N ilkins" &',/)
P(sisi Radi(gra7ik
P(sisi .aters. !royeksi posterior*anterior dikerjakan untuk $iew obliLue anterior
bagian atas tulang wajah? orbita" tulang malar" dan lengkung Aigomatic dapat
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 33/42
terlihat dengan baik. Fiew ini sangat membantu diagnosis dari fraktur maksila"
sinus maksilaris" dasar orbita" pinggir infraorbita" tulang Aigomatic" dan lengkung
Aigomatik. 7ntuk tingkat yang lebih rendah" juga perlu dilihat $iew dari tulang
nasal" prosesus nasalis dari maksila" dan pinggiran supraorbita (Cambar *&0).
P(sisi Ca'd)e''" !royeksi posterior*anterior digunakan secara primer untuk
memperlihatkan sinus frontalis" tulang frontal" celah etmoidalis anterior" dan
sutura Aigomatik frontalis. Tepi orbita" dinding lateral dari sinus maksilaris"
petrosus" dan posisi duduk. !royeksi ini memberikan $iew yang memuaskan dari
orbita dan sisi yang lebih baik dari sfenoid" tulang frontal" sinus frontalis dan
ethmoidalis" septum nasal" dasar hidung" palatum durrum" mandibula" dan arkus
dental atas dan bawah (Cambar *&,).
P(sisi Re0erse .aters. !osisi oksipital tengah juga digunakan untuk
memperlihatkan tulang wajah ketika pasien tidak dapat ditempatkan pada posisi
pronasi. !royeksi ini digunakan untuk mendemostrasikan fraktur pada orbita"
sinus maksilaris" tulang Aigomatic dan arkus Aigomatikum. !eningkatan jarak
pasien ke film" memperbesar struktur wajah atas" tetapi di sisi lain" film ini mirip
untuk memperoleh hasil seperti !osisi aters (Cambar *&).
am!ar 66$#6" !osisi 9aldwell. Fiew posterior*anterior tengkorak. !osisi ini
digunakan untuk melihat fraktur pada tulang frontal" tepi orbita" sutura
Aigomaticofrontal" dan dinding lateral sinus maksilaris. +inus paranasal
diperlihatkan pada proyeksi ini. Tepi petrosus diperlihatkan pada tingkat antara
&G tengah dan bawah orbita (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 : +urgical Treatment
of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N ilkins" &',/)
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 34/42
am!ar 66$#2" !royeksi forntal oksipital anterior*posterior. ;etika cedera
membuat pasien tidak bisa posisi pronasi atau duduk posterior*anterior. !osisi ini"
atau re$erse aters" dapat digunakan. A" !emeriksaan ini dibuat dengan pasien
dalam posisi telentang dorsal. B" %raktur mandibular lateral diperlihatkan dengan
proyeksi frontal oksipital anterior*posterior (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 :
+urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N ilkins"
&',/)
am!ar 66$#3" !osisi re$erse waters. A dan B. !osisi mento oksipital" atau
proyeksi re$erse aters" merupakan $iew tulang fasial yang sama dengan $iew
aters" kecuali pembesaran yang lebih tinggi pada tulang fasial karena dengan
peningkatan jarak antara wajah dan film. C " %raktur orbita" sinus maksilaris"
tulang Aigoma" dan arkus Aigomatikum diperlihatkan (Dari ;aAanjian F<
9on$erse 1 : +urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N
ilkins" &',/)
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 35/42
am!ar 66$#4" !osisi
orbital obliL*foramen
optik. Fiew obliL
posterior*anterior dari
tulang fasial
menunjukkan foramen optikum di kuadran inferior bawah orbita dengan
hubungan ke sinus etmoid posterior dan sfenoid (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 :
+urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N ilkins"
&',/)
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 36/42
am!ar 66$%5" !osisi
+emiaksial (Titterington).
!royeksi ini membantu
melihat fraktur arkus
Aigomatikum" dinding
lateral maksila" dasar orbita"
dan tepi orbita. +inus
maksilaris" etmoidalis" dan frontalis dan tepi inferior dari mandibula dapat dilihat
dengan jelas pada proyeksi ini (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 : +urgical
Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N ilkins" &',/)
am!ar 66$%#" dan B. !royeksi lateral anterior
merupakan $iew yang paling sempurna untuk memproyeksikan arkus
Aigomatikum bebas dari struktur yang bertindihan. %raktur dinding lateral sinus
maksilaris dapat juga dilihat pada $iew ini. 9. %raktur arkus Aigomatikum dilihat
dengan proyeksi lateral anterior. (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 : +urgical
Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N ilkins" &',/)
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 37/42
am!ar 66$%%" Fiew
lateral dan profil wajah.
Fiew ini membantu
melihat fraktur pada
sinus frontalis" dinding
lateral orbita" maksila"
dan mandibula. .
!osisi dari film. B. Fiew profil lateral dari wajah diperlihatkan fraktur sutura
Aigomatikofrontal () dan maksila pada tingkat dasar hidung (2) (Dari ;aAanjian
F< 9on$erse 1 : +urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore.
illiamMs N ilkins" &',/)
am!ar 66$%&" . Tulang nasal"
$iew lateral. !royeksi ini
mendukung $iew detal dari
tulang nasal yang paling dekat
dengan film. Fiew dari kedua sisi
sangat berguna untuk melihat
fraktur dari tulang nasal"
punggung nasal anterior" dan
prosesus nasal dari maksila. B.
Fiew aksial dari tulang nasal dapat melihat fraktur dengan pergeseran medial atau
lateral yang tidak dapat terlihat dari $iew lateral. <anya pada porsi ini tulang nasal
yang dilihat dari anterior ke garis antara glabella dan gigi insisi$us atas dapat
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 38/42
dilihat pada proyeksi ini. Fiew ini tidak berguna untuk memeriksa anak atau
dewasa yang tulang nasalnya relatif kecil atau pesek" yang tidak memproyeksi
sempurna melalui gigi atas atau dahi. (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 : +urgical
Treatment of %acial 3njuries" rd ed. Baltimore. illiamMs N ilkins" &',/)
am!ar 66$%-" Fiew oklusal
superoinferior sentral dari
palatum durum. Fiew ini
membantu memperlihatkan
fraktur dari prosesus
al$eolaris" atau palatum
durum. ;ista dan malformasi
tulang atau defek dari arkus
dentis atas dapat terlihat pada
$iew ini. dan B
memperlihatkan jalur dari
sinar pusat. 9" contoh
radiografis yang
memperlihatkan fraktur yang segera keluar dari garis tengah palatum durum (Dari
;aAanjian F< 9on$erse 1 : +urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed.
Baltimore. illiamMs N ilkins" &',/)
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 39/42
am!ar 66$%1" Fiew oklusal superoinferior anterior dari palatum durum. Fiew
ini memberikan detail dari gigi anterior maksila" prosesus al$eolaris" dan prosi
anterior dari palatum durum. ;anal insisi$us dengan baik diperlihatkan pada $iew
ini (Dari ;aAanjian F< 9on$erse 1 : +urgical Treatment of %acial 3njuries" rd ed.
Baltimore. illiamMs N ilkins" &',/).
P(sisi 89tik F(rame$8!'i: 8r!ita'" Fiew ini paling baik untuk memperlihatkan
proyeksi stereoskopik dan memperlihatkan foramen optik pada hubungannya
dengan ethmoid posterior dan sinus sfenoid. 3a juga memperlihatkan dinding
lateral dari sinus frontalis" dinding $ertikal dari tulang frontal" dan atap serta
dinding dari bagian terdalam orbita. !ada ruang terang" dinding sisi berlawanan
orbita mungkin dapat terlihat jelas (Cambar *&')
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 40/42
Pr(yeksi Semiaksia' +S/9er(in7eri(r, Tert/t/9 +P(sisi Titteringt(n,. rkus
Aigomaticum" tulang wajah" dan orbita mungkin dapat terlihat pada proyeksi ini
(Cambar *2).
Pr(yeksi Anteri(r Latera' +F/*;s P(siti(n," Fiew oblik dari arkus
Aigomatikum" memproyeksikan dengan bebas dari struktur yang tumpang tindih.
Dinding lateral sinus maksilaris juga diperlihatkan dengan baik pada $iew ini
(Cambar *2&).
Latera' dan Pr(7i'e <ie) .aa;" !royeksi stereoskopik dapat dibuat dengan
$iew ini karena kompleksitas dari bayangan tumpang tindih dari wajah. !royeksi
ini menggambarkan profil lateral dari tulang wajah dan jaringan lunak pada
wajah. !enting untuk dilakukan penelitian dalam menge$aluasi hubungan antara
maksila dan mandibula dan fraktur dari dindim $ertikal tulang frontal (Cambar
*22).
T/'ang Nasa'= <ie) Latera'" Fiew yang lebih detail dari tulang nasal pada sisi
paling dekat dengan film dan pada struktur jaringan lunak dari hidung mungkin
dengan proyeksi ini. ;edua sisi harus dilakukan pemeriksaan radiologis. +atu sisi"
dengan proyeksi ini" dapat dibuat dengan memperkuat cahaya latar untuk
memperlihatkan sinus frontalis. %raktur pada tulang nasal" punggung nasal
anterior" prosesus frontalis dari maksila diperlihatkan lewat $iew ini (Cambar *
2).
T/'ang Nasa'= Pr(yeksi Aksia'" Fiew ksial +uperoinferior dari tulang nasal
digunakan untuk memperlihatkan pergeseran lateral atau medial dari fragmen
tulang yang tidak terlihat melalui $iew lateral. Tulang nasal yang tipis tidak
memiliki struktur yang pas untuk menangkap bayangan melewati tulang frontal
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 41/42
yang tumpang tindih atau struktur maksilaris anterior. Fiew ini hanya
memperlihatkan porsi dari tulang nasal yang terproyeksi dibalik linea anterior
glabella dan gigi insisi$us atas. Fiew ini tidak terlalu membantu untuk anak anak
atau dewasa yang memiliki tulang nasal pendek" muka cekung" atau gigi maksila
menonjol (Cambar *2B).
<ie) 8k'/sa' S/9er(in7eri(r dari Pa'at/m D/rr/m" %raktur pada palatum
durum mungkin dapat dilihat dari $iew oklusal dengan proyeksi superoinferior.
=ontgen difokuskan pada posisi untuk memperlihatkan sudut ini.
View Superoinferior Oklusal Sentral " Fiew ini memperlihatkan prosesus palatina
maksila dan sisi horisontal tulang palatum di seluruh arkus dental (Cambar *
2/).
View Superoinferior Anterior Oklusal " Fiew ini dari bagian anterior palatum
durrum" prosesus al$eolaris dan gigi insisi$us atas memberikan gambaran tulang
yang lebih detail dari $iew oklusal sentral karena jika secara obliL berfokus
sentral tidak dapat menembus struktur yang berlapis (Cambar *20).
View Obliq Superoinferior Posterior Oklusal . !royeksi ini mendukung obliL"
$iew oklusal dari bagian posterior palatum durrum (unilateral)" prosesus
al$eolaris" dan semua gigi pada kuadran atas maksila. %raktur gigi" atau prosesus
al$eolaris" juga dapat diperlihatkan (Cambar *2).
P(sisi Se/!ment(0(rteks dan <ertik(s/!menta' Unt/k Dasar Tengk(rak"
Fiew ini mendukung proyeksi aksial dari mandibula" prosesus koronoid dan
kondiloid mandibula" rami mandibularis" arkus Aigomatikum" dasar tengkorak dan
foramennya" piramida petrosus" sinus sfenoid" sinus etmoid posterior" sinus
maksillaris" dan septum tulang (Cambar *2,).
7/21/2019 Translate
http://slidepdf.com/reader/full/translate-56d9a344487d5 42/42
<ie) 8k'/sa' In7er(s/9eri(r Mandi!/'a. !ergeseran tulang medial ataupun
lateral dan fraktur mandibula anterior diperlihatkan dengan $iew oklusal
inferosuperior mandibula. Fiew ini mampu menunjukkan detail tulang dari
seluruh arkus dental bawah" badan mandibula" simfisis" prosesus al$eolaris
bawah" dan gigi.
Proyeksi Oklusal Inferosuperior " !royeksi oklusal inferosuperior menunjukkan
pegeseran medial (atau lateral) dari fragmen dan fraktur dari anterior mandibula
(Cambar *2).
Proyeksi Obliq Inferosuperior. Fiew obliL oklusal dari mandibula anterior
memperlihatkan simfisis" prosesus al$eolaris" dan gigi insisi$us. Detail tulang
terlihat sempurna" dan fraktur pada regio simfisis" prosesus al$eolaris" atau gigi
dapat terlihat jelas (Cambar *2').
Pr(yeksi 8!'i: S/9er(in7eri(r S/!menta' dari Sim7isis Mandi!/'a" !royeksi
ini mendukung proyeksi obliL anteroposterior dari simfisis mandibula (Cambar
*).
<ie) 8!'i: Latera' Mandi!/'a" Fiew obliL lateral dari mandibula digunakan
untuk memperlihatkan fraktur ramus mandibularis" badan mandibula" dan regio
simfisis.
Badan Mandibula. !royeksi ini mendukung $iew lateral dari mandibula