translate
DESCRIPTION
TranslateTRANSCRIPT
Tinjauan
Kanker Tiroid: beban penyakit dan penanganannya.
Abstrak
Objektif : Artikel ini meninjau dengan pendekatan standar pada terapi kanker tiroid sebaik novel
terapi dibawah penyelidikan. Kami juga mengarahkan perhatian pada biaya potensial pada
penanganan kanker tiroid.
Desain penelitian: menampilkan pencarian menyeluruh pada literatur
Metode : artikel peninjauan
Hasil: angka penderita kanker tiroid yang tinggi dan ketersediaan dari terapi novel dengan
penyakit metastatic memiliki potensi ekonomi dan berdampak pada mudahnya mempelajari.
Karena banyak pasien menginginkan penderitaan yang sedikit dari penyakit kanker mereka.
peralatan terbaik untuk mengidentifikasi pasien dengan resiko rendah, dibutuhkan untuk
mencegah terapi yang berlebih. Untuk membuktikan resiko stratifikasi, dapat termasuk
menemukan pasien yang tidak menyukai keuntungan dari iodine radioterapi pasca bedah
ytertentu dan mengidentifikasi mana yang menderita penyakit metastase dan mana yang tidak
yang tidak menyukai keuntungan dari novel terapi. Pada pasien dengan penyakit stadium anjut
yang tidak dapat lagi disembuhkan, dilakukan studi control secara acak untuk menunjukan
bahwa novel terapi dibutuhkan untuk menekan biaya yang berhubungan dengan terapi lainnya.
kesimpulan : biaya perawatan kesehatan berhubungan dengan peningkatan diagnosis dari kanker
tiroid
Kata kunci : perbedaan kanker tiroid. Iodine radioaktif, target terapi, uji klinis, farmakoekonomi.
1
Latar belakang/epidemiologi kanker tiroid di Amerika Serikat
Kanker tiroid adalah kasus terbesar dari keganasan endokrin, dengan 44.670 kasus baru
terdiagnosa di Amerika Serikat pada 2010. Angka kejadiannya terus meningkat, pada 2008
menjadi urutan keenam dari kanker yang terdiagnosa pada wanita. Dengan alasan yang kurang
jelas, kanker tiroid pada umumnya 2-3 kali pada wanita disbanding pria. puncak kejadian dari
kanker tiroid, didiagnosis 45-49 tahun pada wanita dan 65-69 pada pria, juga menyerang orang
muda. Angka kejadian kanker tiroid mendekati 10% dari keganasan didiagnosis pada usia 15-29
tahun.
Karsinoma tiroid dapat muncul dari sel folikular maupun nonfolikuler tiroid. Kanker
folikuler, termasuk kanker papilari tiroid (PTC 80%), kanker tiroid folikuler (FTC, mendekati
11%), kanker sel Hurtle (HCC, 3%), dan kanker tiroid anaplastik (ATC, 2%). PTC dan FTC
keduanya mengisi posisi kanker major dan umumnya bersama dalam deferensial kanker tiroid.
(DTC). HCC subtipe dari FTC, lebih tersembunyi karena memiliki penampakan histological dan
lebih tidak merespon pada standar terapi. Sama dengan HCC, kebanyakan subtype dari DTC
termasuk sel tall, kanker tiroid columnar dan insular, cenderung menjadi agresif. Berbeda dengan
DTC, ATC menampilkan kanker tiroid yang tidak berbeda.kanker tiroid medulla (MTC) muncul
dari sel tiroid nonfolikular hyang disebut sel penghasil kalsitonin dan berjumlah 4% dari kanker
tiroid.
Jumlah PTC meningkat dari diagnose baru dari karsinoma tiroid. Alasan dari peningkatan
jumlah kejadian dan kasus baru tidak jelas, tapi kebanyakan percaya berhubungan dengan
luasnya penyebaran penggunaan dari tes pemeriksaan radiologi, untuk alasan lain yang
mendeteksi kanker tiroid. Bertahan pada teori ini angka kematian dari kanker tiroid tetap stabil
dengan peningkatan kasus. Sebagaimana, analisis terbaru menunjukan semua stadium dari
kanker tiroid menigkat, penemuannya tidak dapat menjelaskan dengan survey sendiri. Karena
angka PTC untuk peningkatan beban karsinoma tiroid ini ditinjau dan berfokus pada
penatalaksanaannya. Sejak PTC dan FTC diobati dengan terapi yang sama, kami dapat
mengumpulkan merujuk pada kelompok ini, dari kanker sebagai DTC.
DTC adalah tipe agresif dari kanker tiroid yang mendapat perhatian selanjutnya, dan pada
umumnya memiliki prognosis yang baik.secara keseluruhan lebih dari 90% pasien dengan
2
kanker tiroid tetap hidup 10 tahun setelah diagnosis. Angka itu ditujukan sebagai bukti bahwa
kebanyakan orang dengan kanker tiroid memiliki resiko penyakit yang rendah. Sebagaimana
sebagian kecil presentase dari pasien dengan DTC mengalami penyakit yang lebih agresif. 1.690
orang yang meninggal betrtahun-tahun karena kanker tiroid di Amerika Serikat, 70% membawa
diagnosis DTC. Prognosis pasien dengan DTC sulit diprediksi. Beberapa pasien dengan DTC
metastasis memiliki penyakit yang stabil atau yang bertumbuh dengan lambat dan menjalani
hidup berkualitas tanpa terapi. Lainnya menangani penyakit yang progresif dengan terapi
tradisional dan haislnya, meningkatnya angka penderitaan dan kematian pada kasus kanker
tersebut. Bertahan selam 5 tahun lebih rendah pada wilayah yang jauh (56%), local (99,7%),
regional (96,9%). Jadi sulit untuk memprediksi siapa yang akan memiliki penyakit yang
progresif. Banyak faktor yang mempengaruhi progresifitas penyakit, sebagai contoh : usia diatas
45 tahun, jenis kelamin, resistensi iodine radioaktif, dan hasil yang positif dari PET scan dapat
berhubungan dengan buruknya diagnosis dari DTC.
Pilihan terapi terkini pada kanker tiroid
Terapi inisial untuk DTC termasuk pembedahan, terapi iodine radioaktif dan terapi
penekanan hormon tiroid. Rekomendasi standar penanganan sebagain besar berdasarkan pada
data retrospekstif. Studi prospektif secara random untuk mendapatkan terapi uyang optimal
kemungkinan memakan waktu lama dan biaya yang mahal karena angka bertahan hidup sangat
baik. Kekurangan data prospektif memungkina terapi yang berlebih dengan penyakit yang
beresiko rendah, yang mungkin saja tidak memiliki penderitaan dan kematian dari kanker
mereka walaupun tidak diterapi. Kanker tiroid yang tidak terdeteksi secara klinis dapat terlihat 4-
35,6% dari otopsi, dimana jauh lebih besar dari angka kanker yang terdiagnosa, tetap, karena
sampai dengan 35% dari pasien termasuk mereka dengan tumor resiko rendah dapat kambuh,
kebanyakan akibat saran terapi secara klinis.
Tiroidektomi total adalah terapi pembedahan pilihan untuk DTC. Lobektomi lebih khusus
ditujukan pada tumor yang terisolasi (kurang dari 1cm) tanpa adanya bukti penyebaran lokal.
Pada studi retrospektif, tiroidektomi total dapat dilakukan untuk membuktikan, ketidakmampuan
bertahan hidup pada kasus kanker tiroid, dan mengurangi angka kekambuhan. Tiroidektomi total
memungkinkan pada stadium lanjut, dan ketika muncul gejala klinis, kemungkinan kedua
3
diterapi dengan iodine radioaktif. Sebagai tambahan sebanyak 30-85% dari pasien memiliki
penyakit multifocal. Ini tidak selalu dapat ditemukan sampai specimen bedah dievaluasi.
Sebagian kecil dari lapisan tiroid yang disebut remnant tiroid, sebaiknya dibiarkan setelah
tiroidektomi total. RAI dapat dilakukan pasca operasi untuk menghancurkan sel tiroid yang
tersisa, baik yang normal maupun yang ganas. RAI meningkatkan spesifitas dari pencitraan
untuk mendeteksi kekambuhan penyakit. Itu juga memungkinkan pemeriksan untuk memonitor
serum tiroglobulin, sebuah protein yang diproduksi oleh sel folikuler tiroid, sebagai penanda dari
penyakit. Karena stimulasi TSH meningkatkan uptake pada sel tiroid. Pasien ditarik kembali dari
terapi hormone tiroid atau yang diterapi dengan menggunakan recombinant human TSH.
Kebanyakan terapi diberikan dalam dosis tetap dengan kanker kecil secara terbatas untuk tiroid
menerima dosis (30 mCi) dan lebih banyak kanker stadium lanjut lainnya menerima dosis yang
lebih tinggi (biasanya sampai 200 mCi ketika didapatkan metastase pada paru).
Data menunjukan pasien dengan resiko tinggi (stadium III atau IV) mendapatkan
keuntungan dari RAI dalam penggunaannya untuk menurunkan progresifitas penyakit dan
kematian. Pada kontras keuntungan dari RAI pada pasien dengan resiko rendah pada tumor
dengan ukuran lebih besar dari 1,5 cm, tapi pembuktian penyebab spesifik dari penyebab
bertahan hidup, tetap tidak jelas. Penanganan RAI tidak ditujukan untuk menurunkan angka
kekambuhan maupun kematian pada pasien dengan tumor terisolasi kurang dari 1,5 cm.
meninjau kembali penanganan kasus PTC di klinik Mayo antara 1940-1999. Seiring dengan
peningkatan penggunaan RAI selama periode ini tidak ada pembuktian yang signifikan pada
penyebab spesifik kematian atau kambuhnya tumor yang diobservasi pada pasien resiko rendah.
Saran yang dapat diberikan adalah RAI tidak dapat diberikan secara rutin kepada pasien resiko
rendah. Penelitian lain menyarankan, berdasarkan keputusan pemberian RAI pada pasien resiko
rendah, dengan perangsangan Tg yang dideteksi pada 3 bulan pasca operasi, menemukan bahwa
104 pasien, 56,7% peningkatan Tg yang tidak terdeteksi, hanya satu yang ditangani dengan RAI.
Jika secara luas dipakai, kurangnya penggunaan RAI mengurangi menghabiskan biaya
kesehatan. Dalam pembiayaan RAI memiliki efek samping yang potensial, termasuk kerusakan
kelenjar saliva, sumsum tulang dan gonad, terutama bila diberikan dalam dosis yang tinggi dan
komulatif. Seharusnya penggunaan RAI hanya ditujukan pada pasien yang menyukai kelebihan
dari terapi.
4
Bagian ketiga dari standar terapi DTC adalah terapi penekanan hormone tiroid. Karena
TSH merangsang tiroid pertumbuhan, tujuan dari terapi penekanan hormon adalah
mempertahankan level TSH tetap rendah. kadar penekanan TSH bergantung pada besarnya
resiko kanker, dengan hanya kanker resiko tinggi memungkinkan kadar TSH yang rendah namun
agresif. Beberapa seri menunjukan menurunnya kadar kekambuhan dan kematian akibat kanker
dengan terapi penekanan hormon tiroid pada pasien resiko tinggi. Tidak ada bukti yang
menunjukan bahwa pasien resiko rendah dapat menggunakan penekanan hormon, pada
kenyataannya itu meningkatkan resiko dari atrial fibrilasi, dan keroposnya tulang oleh karena
penekanan TSH menjadikan kadar TSH rendah namun agresif pada pasien resiko rendah.
Karena kekambuhan dilaporkan terjadi pada beberapa dekade dari terapi inisial, pasien
dengan kanker tiroid harus mendapatkan monitoring seumur hidup. Tes dilakukan pada sebuah
survey, termasuk kadar Tg selama dan tanpa hormon tiroid (distimulasi dengan rhTSH), USG
leher, dan scan seluruh tubuh (TSG), pada pasien yng terdeteksi Tg dan negative pada TBS,
FDG-PET umumnya dilakukan. Saat tes telah dilakukan dan interval waktu antar tes harus
dicatat pada resiko kekambuhan pasien secara individual.
Pilihan Terapi untuk DTC Stadium Lanjut
Pasien dengan DTC progresif, tidak responsive pada pengobatan standar. Pengobatan
harus focus pada keuntungan local dari kontrol penyakit pada leher sebaik penatalaksanaan pada
penyakit sistemik. Operasi pada daerah leher dapat dilakukan pada penyakit metastasis, terutama
bila sudah menyerang struktur vital dari leher. External Beam Radiation (EBRT) untuk
mengontrol penyakit pada leher pada DTC tidak disarankan. Tetap EBRT dapat menolong
control local. Kemoterapi sitotoksik digunakan untuk mengobati penyakit sistemik namun
kegunaannya sedikit. Doxorubicin adalah terapi yang disetujui pada pengobatan kanker tiroid
FDA, tapi nilai rendah. kemoterapi kombinasi seperti doxorubicin dan agen seperti cisplatin
hubungkan dengan meningkatnya toxisitas tanpa adanya bukti response terapi atau sebab jelas
dari pasien bisa bertahan hidup.
Pada beberapa tahun terakhir, agen target baru dibutuhkan segera untuk pengobatan
kanker tiroid stadium lanjut. Secara rasional untuk agen ini adalah target dan menghambat
karsinoma tiroid dinamakan aktifasi dari MAPK dan/atau jalur P13 dan reseptor faktor
5
pertumbuhan vascular endothelial (VEGFR) (gambar 1). Aktivasi dari reseptor RET via
RET/PTC diatur kembali dan bermutasi aktif dari BRAF biasanya dilaporkan pada PTC dimana
mutasi RAS biasanya pada FTC. VEGF stimulator dari angiogenesis, memberika kontribusi pada
pertumbuhan tumor. Penting, tumor dengan mutasi BRAF dapat dihubungkan dengan
meningkatnya tingkat kekambuhan.
Hari ini, ada beberapa fase II study mengevaluasi agen target pada kanker tiroid stadium lanjut.
(table 1). Kebanyakan dari agen ini adalah tyrosine kinase inhibitor (TKIs) yang meiliki jalur
aktifitas melawan DTC. Kebanyakan agen memiliki multi target, pada beberapa studi meliputi
semua subtype dari kanker tiroid.
Axitinib dan motesanib difosfat adalah dua agen oral dgn aktifitas melawan VEGFRs.
Sebuah studi fase II dari axitinib pada kanker tiroid stadium lanjut diantara 60 pasien (30 PTC,
15 FTC, 12 MTC, 2 ATC, 1 lainnya) yang menggagalkan standar terapi. Dokumentasi dari
penyakit yang progresif pada analisis pengobatan, 30% dari pasien (7PTC, 7 FTC, 3 MTC, 1
ATC) memiliki respon parsial dan 38% dari pasien memiliki penyakit yang stabil lebih dari 16
minggu. Sebuah studi fase II dari motesanib pada 93 pasien dengan DTC progresif dengan
adanya bukti progresifitas. Dari 92 pasien yang tersedia untuk dievaluasi 14% memiliki respon
parsial dengan RECIST dan 35% memiliki durasi stabilnya penyakit lebih dari 24 minggu.
6
Gambar 1. Skema dari jalur kunci pada penanganan dan progresifitas kanker tiroid
Tabel 1. Agen target dibawah evaluasi klinis untuk nterapi pada kanker tiroid stadium lanjut
Compound Class Thyroid cancers
Axitinib Tyrosine Kinase
Inhibitor (TKI)
DTC, MTC, ATC
Motesanib Diphosphate TKI DTC
Pazopanib TKI DTC
Sorafenib TKI DTC
Sunitinib TKI DTC, MTC, ATC
Thalidomide Inhibitor of angiogenesis DTC, MTC
Lenalidomide Inhibitor of angiogenesis DTC
7
Pansopanib adalah target umum TKI termasuk VEGFR, derivate platelet hormone
pertumbuhan dan c-KIT. Studi fase kedua mengambil 39 pasien dengan iodine-refractory DTC
dengan bukti dari progresifitas dalam 6 bulan pemantauan, mengkonfirmasi respon parsial pada
49% dari 37 yang dapat dievaluasi, angka respon tertinggi dilaporkan pada pasien dengan DTC.
Respon paling lama dalam 1 tahun sebanyak 66%. Efek samping termasuk fatique,
hipopigmentasi rambut dan kulit, diare dan nausea
Sorafenib adalah TKI oral dengan aktifitas melawan multiple kinase termasuk BRAF,
VEGFR dan RET. Indikasi terbaru untuk pengobatan karsinoma sel renal stadium lanjut dan
hepayoselular karsinoma. Sorafenib dapat menunjukan efek sitostatik pada tumor sel tiroid,
dengan atau tanpa adanya mutasi BRAF. Data dari banyak studi klinis dari sorafenib pengobatan
kanker tiroid stadium lanjut sudah dilaporkan. Satu penelitian mengevaluasi sorafenib pada 41
pasien dengan PTC. Total 6 pasien (15%) memiliki respon parsial. Lainnya 56% dari pasien
memiliki penyakit yang stabil lebih lama dari 6 bulan. Studi kedua pada 55 pasien (25PTC, 19
FTC/HCC, 4MTC, 5ATC) dengan metastase iodine-refractory kanker tiroid. Pertengahan FFS
sebanyak 84 minggu, 16 pasien dengan BRAF lengkap. Menarik, pasien dengan tumor PTC
merespon BRAF. Mutasi secara signifikan lebih panjang PFS(84+ minggu) dibandingkan dengan
pasien dengan PTC/FTC BRAF tipe luas. Data awal dari fase II studi dari sorefenib pada kanker
tiroid stadium lanjut dapat ditampilkan. 18 pasien (10 MTC, 8 DTC) dengan kanker tiroid
progresif diteliti, dari 10 pasein dievaluasi pada 3 bulan, 9 penyakitnya stabil, dan 1 memiliki
respon parsial.
Sunitirub adalah TKI oral dengan target multiple termasuk PDGFR, VEGFR. KIT dan
RET diindikasikan untuk karsinoma sel renal metastase dan untuk yang resisten terhadap
imatinib pada gastrointestinal stromal tumor. Pada sebuah studi 43 subjek (37 DTC, 6 MTC)
dengan penyakit yang progresif dengan 6 bulan terakhir gagal dengan standar terapi. Dari 31
pasien dengan DTC yang melewati 2 siklus, 13% memiliki respon parsial, 68% penyakitnya
stabil.. pada penelelitian kedua, 17 pasien dengankanker tiroid stadium lanjut (8 PTC, 4 MTC, 1
ATC, 4 other). Dari 15 pasien dievaluasi dalam 3 bulan. 1 pasien memiliki respon parsial dan 12
penyakitnya stabil. Dapa penelitian ketiga dari sunitirub, dilakukan pada 18 pasien (15 DTC, 3
MTC) dengan 44% pasien memiliki respon radiografik pada FDG PET scan.
8
Data yang menjanjikan dari aktifitas sorafenib dan sunitirub menuntun pada keputusan
dari kedua obat pada obat-obatan dan biologis compendium NCCN, (the NCCN clinical practice
guideline in Oncology untuk karsinoma tiroid merekomendasikan penggunaan sorafenib atau
sunitirub untuk penyakit metastase sistemik. Ketika uji klinis tidak tersedia.
Thalidomide berbeda dengan novel agen, berada dibawah, dan juga bukan sebuah TKI.
Thalidomide digunakan sebagai sedative pada 1950an, ternyata teratogenik. Thalidomide di
evaluasi dan diteliti memiliki antiangiogenik fase kedua studi dari thalidomide melibatkan 36
pasien (13 PTC, 4 FTC, 8HCC, 4 insular, 7 MTC) dengan tidak responsive terhadap radioiodine
pada penyakit progresif. Dari 28 pasien yang bisa dievaluasi 5 memiliki respon parsial, dan 9
memiliki penyakit yang stabil. Efek samping yang serius meliputi infeksi, efusi pericard, emboli
paru. Yang terbaru, hasil dari fase kedua studi dengan lenalidomide, sebuah derivate dari
thalidomide dengan kadar toksik yang lebih rendah telah dilaporkan. Total 25 pasien dengan
iodine-refractory DTC diberikan 25mg lenalidomide setiap hari. Dari 18 pasien yang dpoat
dievaluasi, 22% memiliki respon parsial dan 44% penyakitnya stabil.
Target terapi menghadirkan pilihan terapi baru untuk pasien dengan kanker tiroid stadium
lanjut. Sebagaimana criteria dari kandidat yang ideal terus dilanjutkan. Selama penelitian awal
termasuk pasien dengan keparahan penyakit namun stabil. Kebanyakan studi terbaru berfokus
pada pasien dengan penyakit progresif sementara penderitaan dan kematian meningkat dari
kanker yang mereka derita.
Farmakoekonomis
Biaya dihubungkan dengan meningkatnya angka kejadia kanker tiroid tidak dimengerti
dengan baik. Melalui penyelidikan pada literature tidak mengidentifikasikan data untuk
dipublikasikan, selebihnya biaya relative pada nonmetastase kanker tiroid penanganan jangka
panjang atau pengulangan RAI. Karena kebanyakan kanker tiroid adalah non-metastase dan
jumlah ksus terus meningkat, dan biaya untuk terapi tentu saja terus meningkat. Sebuah studi
tgerbaru menyarankan biaya efektif dari angka rhTSH dari ablasi,produktifitas hilang dari waktu
dan kualitas hidup.
Biaya perawatan kesehatan pada metastase kanker terbaru sudah diselidiki. Studi kohort
retrospektif longitudinal menggunakan populasi yang besar (14 juta) klaim asuransi US database,
9
menyelidiki dana yang dibutuhkan pada 183 pasien dengan metastase baru kanker tiroid antara
2003-2005.
Karena penggunaan target agen pada kankr tiroid stadium akhir adalah yang terbaru,
belum ada analisis ekonomi yang ditemukan. Farmakoekonomi dari sorafenib dan agen yang
sama telah dipublikasikan dalam karsinoma sel renal dan karsinoma hepatoselular.
Kesimpulan
Biaya berhubungan dengan penanganan kanker tiroid, kemungkinan akan menigkat pada
tahun-tahun yang akan datang. Bagian dari peningkatan berasal dari biaya penyembuhan dengan
standar terapi dari PTC, sebagai subtype dari kanker tiroid dapat dilihat dari peningkatan
diagnosis. Mengontrol biaya sambik tetap mengoptimalkan perawatan dapat mencegah resiko
stratifikasi pada pasien dengan resiko rendah. sementara faktor penentu seperti peningkatan usia,,
jenis kelamin, perubahan pasien menderita penyakit progresif, peralatan diagnostic terbaru tidak
adekuat untuk ,memprediksi mana pasien yang bisa mendapatkan terapi minimal.
Pasien dengan kanker tiroid stadium lanjut menjadi pasien minoritas. Mereka menolak
untuk melanjutkan evaluasi dan terapi karena juga meningkatkan pengeluaran, sehinnga banyak
dari pasien ini mendapatkan standar terapi sebagai uji klinis, ketersedianan pilihan pengembang
sorafenib dan sunitinib pada saat diuji tidak tersedia. Para agen ini memiliki toxisitas dan biaya
yang signifikan.
Konflik dari ketertarikan
Penulis menyatakan tidak ada konflik ketertarikan.
10