translate

20
PERAN GLULISINE INSULIN UNTUK MENINGKATKAN KONTROL GLIKEMIK PADA ANAK DENGAN DIABETES MELLITUS Abstrak: Glulisine (Apidra®) adalah analog insulin manusia yang bekerja cepat dan diperbolehkan untuk digunakan pada anak-anak dengan diabetes mellitus lebih dan sama dengan 4 tahun. Telah terjadi pergeseran dalam manajemen anak dengan diabetes tipe 1, dengan meniru respon insulin fisiologis normal dengan dilakukannya beberapa suntikan harian atau infus insulin subkutan yang kontinu (CSII). Beberapa penelitian telah membandingkan analog insulin kerja-cepat pada populasi ini namun data yang terbatas menunjukkan bahwa glulisine sama efektifnya dengan lispro bila digunakan dalam rejimen basal-bolus. Ulasan ini bertujuan untuk menilai studi yang tersedia saat ini dan ulasan tentang glulisine insulin pada anak-anak. Pada penelitian ini dilakukan sebuah pencarian kata kunci 'insulin glulisine', 'analog insulin', dan 'Apidra' pada populasi pediatrik. Studi- studi ini menunjukkan bahwa glulisine aman, ditoleransi dengan baik, dan merupakan pilihan yang efektif dalam diabetes armamentarium. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan keamanannya untuk digunakan dalam pompa CSII pada populasi pediatrik. Kata kunci: glulisine, pediatri, diabetes tipe 1 mellitus

Upload: aduyahud

Post on 17-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

PERAN GLULISINE INSULIN UNTUK MENINGKATKAN KONTROL GLIKEMIK PADA ANAK DENGAN DIABETES MELLITUS

Abstrak: Glulisine (Apidra) adalah analog insulin manusia yang bekerja cepat dan diperbolehkan untuk digunakan pada anak-anak dengan diabetes mellitus lebih dan sama dengan 4 tahun. Telah terjadi pergeseran dalam manajemen anak dengan diabetes tipe 1, dengan meniru respon insulin fisiologis normal dengan dilakukannya beberapa suntikan harian atau infus insulin subkutan yang kontinu (CSII). Beberapa penelitian telah membandingkan analog insulin kerja-cepat pada populasi ini namun data yang terbatas menunjukkan bahwa glulisine sama efektifnya dengan lispro bila digunakan dalam rejimen basal-bolus. Ulasan ini bertujuan untuk menilai studi yang tersedia saat ini dan ulasan tentang glulisine insulin pada anak-anak. Pada penelitian ini dilakukan sebuah pencarian kata kunci 'insulin glulisine', 'analog insulin', dan 'Apidra' pada populasi pediatrik. Studi-studi ini menunjukkan bahwa glulisine aman, ditoleransi dengan baik, dan merupakan pilihan yang efektif dalam diabetes armamentarium. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan keamanannya untuk digunakan dalam pompa CSII pada populasi pediatrik.Kata kunci: glulisine, pediatri, diabetes tipe 1 mellitus

PendahuluanDM tipe 1 adalah salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada anak-anak di negara maju. Insidensi pada anak-anak meningkat sebesar 3% sampai 5% per tahun dan risiko hipoglikemia selalu menjadi faktor pembatas dalam upaya untuk mencapai normoglycemia. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena peningkatan insulin dan perangkat delivery insulin, sehingga saat ini memungkinkan untuk menurunkan kadar glukosa darah menjadi lebih mudah dengan penurunan risiko hipoglikemia, sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropatik (yaitu, komplikasi diabetes) di masa depan.Diabetes Kontral dan Komplikasi Trial (DCCT) dan studi tindak lanjut nya, Epidemiologi Diabetes Intervensi dan Komplikasi (EDIC), menggarisbawahi bahwa pengurangan hemoglobin glikosilasi (HbA1c), bahkan ketika masih di atas target yang direkomendasikan, memiliki dampak yang menguntungkan pada prognosis jangka panjang, dan sekarang dikenal sebagai metabolic memory effect, yang penting dalam meminimalkan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler.Memori metabolik didasarkan pada konsep bahwa kontrol glikemik yang buruk saat di awal, selama penyakit diabetes, dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi diabetes, meskipun kontrol glikemik yang optimal kemudian dilakukan dalam perjalanan penyakit (dan sebaliknya). Hal ini menekankan agar dapat mencapai dan mempertahankan kontrol glikemik yang sangat baik dari mulai saat diagnosis. Namun, pada anak-anak dan remaja dengan diabetes tipe 1, sulit untuk mendapatkan kebutuhan untuk menyeimbangkan beberapa suntikan insulin setiap hari dengan variasi pola diet dan olahraga.Pendekatan manajemen diabetes yang kompleks, dan hypoglycemia timbul dari upaya untuk mencapai normoglycemia (atau dekat-normoglycemia) yang dimengerti ditakuti oleh anak-anak, orang tua, dan dokter. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dalam pendekatan untuk mengelola anak-anak yang baru didiagnosa diabetes tipe 1, untuk mengoptimalkan kontrol glikemik mereka. Hal ini telah dibantu oleh ketersediaan dan diterimanya penggunaan analog insulin, pena insulin, dan infus pompa insulin subkutan kontinu (CSII). Analog insulin yang pertama tersedia untuk penggunaan klinis adalah pada tahun 1996, keuntungan besar yang dapat mengurangi episode hypoglycemik dibandingkan dengan insulin manusia biasa (RHI; Gambar 1). Pada orang dewasa, mengubah perawatan dari RHI ke analog insulin umumnya menghasilkan pengurangan kadar HbA1c, namun perubahan yang sama belum didokumentasikan pada anak-anak. Glulisine adalah salah satu pengganti insulin terbaru dan telah disetujui untuk digunakan pada anak-anak lebih dari sama dengan 4 tahun (dan berusia lebih dari sama dengan 6 tahun di Eropa).Tinjauan luas literatur menggunakan PubMed, EMBASE, Cochrane Collaboration, dan Ovid Medline tidak mengungkapkan uji klinis yang mendukung keunggulan glulisine atas analog insulin lainnya. Dalam ulasan ini, uji klinis yang termasuk 'glulisine' sebagai kata kunci dalam populasi anak dimasukkan (open dan blinded, acak, nonrandomized, desain crossover), terlepas dari dosis atau jadwal. Para peserta studi ini berusia 4-17 tahun dari kedua jenis kelamin. Semua peserta memiliki konfirmasi diabetes mellitus tipe 1. Hasil data utama dalam penelitian efikasi terdapat perubahan pada HbA1c pada penyelesaian studi. Sampai saat ini, data efikasi pada diabetes tipe 2 pada populasi pediatrik belum dipelajari, namun beberapa percobaan telah dilakukan pada orang dewasa.Mencari tambahan dilakukan dengan mengecek kembali referensi artikel asli dan ulasan tersebut. Abstrak disaring dari awal dan abstrak yang dimasukan pada ulasan ini bersumber dari Diabetologica. Pertanyaan dibuat untuk sanofi-aventis pada penelitian di masa depan, terdapat dua fase IV uji klinis berlangsung saat ini yang masih dalam proses, dan hasilnya belum dipublikasikan. Percobaan tersebut belum menyelesaikan perekrutan. Ulasan ini akan menjelaskan studi farmakokinetik dan farmakodinamik, pada anak-anak. Uji coba efikasi akan fokus pada perbandingan glulisine dengan lispro insulin. Masalah keamanan dan masalah quality of life akan dibahas berdasarkan uji coba yang tersedia pada anak-anak.

GlulisineStrukturGlulisine (Apidra, sanofi-aventis, Paris, Prancis) adalah analog insulin rekombinan yang bekerja cepat (rapis-acting) yang berbeda dari RHI karena substitusi lisin dengan asparagin pada posisi B3 dan asam glutamat dengan lisin pada posisi B29. Nama kimia glulisine insulin adalah 3B-Lys-29 Glu-human insulin.Glulisine adalah tambahan terbaru untuk kelas analog insulin rekombinan yang bekerja cepat. Lispro dibuat dengan menggantikan prolin dengan lisin pada posisi B28 dan lisin dengan prolin pada posisi B29, efektif membalikkan urutan asam amino pada posisi 28 dan 29 dari insulin beta-chain (Gambar 3). Aspart adalah homolog RHI kecuali untuk substitusi prolin dengan asam aspartat di B28 (Gambar 4).Monomer, dimmer, dan hexamersDalam larutan, molekul insulin dapat ditemukan pada keseimbangan antara monomer, dimer, tetramers, hexamers, dan agregat tingkat tinggi. Insulin manusia yang terbaik adalah diserap dalam bentuk monomer tetapi, pada pH fisiologis, molekul insulin yang normal cenderung mengasosiasikan ke dimer dan kemudian hexamers dengan adanya seng. Akibatnya, penyerapan RHI dibatasi oleh derajat dan kekuatan asosiasi diri dari molekul insulin.Substitusi asam amino glulisine dan analog insulin yang bekerja cepat lainnya mempromosikan stabilitas monomer, sehingga terjadi disosiasi cepat dan penyerapan setelah injeksi subkutan. Selain itu, titik isolectric (pl) diturunkan menjadi 5,1, meningkatkan kelarutan pada pH fisiologis. bentuk insulin manusia Dimer dan hexameric memberi konformasi stabilitas dan cenderung untuk tidak mengalami denaturasi dalam penyimpanan. Dalam aspart dan lispro, seng ditambahkan untuk menstabilkan molekul dalam hexamers untuk mencapai practical shelf-life.Berbeda dengan analog insulin yang bekerja cepat lainnya, molekul oligomer dari glulisine, stabil tanpa penambahan seng, hal ini mungkin karena prolin tidak berubah pada posisi B28 sehingga memungkinkan terjadinya dimerisasi. Polisorbat 20, surfaktan, ditambahkan ke dalam komposisi produk untuk mencegah pembentukan ireversibel agregat (fibril) dari monomer, lebih meningkatkan stabilitas fisik.Mechanism of actionInsulin dan analognya menurunkan kadar glukosa serum dengan memfasilitasi penyerapan glukosa di otot dan lemak, dan dengan menghambat glukoneogenesis, glikogenolisis, lipolisis, dan proteolisis melalui efeknya pada reseptor insulin. Dibandingkan dengan RHI, tidak ada perbedaan dalam hubungan, disosiasi, atau afinitas pengikatan reseptor.

Farmakokinetik dan farmakodinamikTerdapat penelitian yang hanya melibatkan anak-anak yang mengevaluasi farmakokinetik dan farmakodinamik dari glulisine. Sebuah studi doubleblind, acak, crossover dari 20 pasien anak yang diberikan dosis tunggal (0,15 U / kg) glulisine atau RHI, yang diberikan 2 menit sebelum pemerian makanan cair yang sudah disesuaikan dengan standar berat badan. Pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok dengan masing-masing 10 pasien, yaitu: anak-anak (usia 5 sampai 11 tahun) dan remaja (berusia 12 sampai 17 tahun). Sebanding dengan orang dewasa dengan diabetes tipe 1, glulisine pada anak-anak dan remaja mengusahakan eksposur insulin awal yang lebih besar sebagaimana dinilai oleh (INS-AUC0-1h) (konsentrasi insulin [daerah di bawah kurva]) dan INS-AUC0-2h, sedangkan konsentrasi keseluruhan insulin sebagaimana dinilai oleh INS-AUC0-6h dinyatakan sebanding. Glulisine mencapai konsentrasi maksimum yang lebih tinggi (Cmax 58 IU / L vs 33 IU / L; P, 0,05) dibandingkan dengan RHI dan pencapaiannya terjadi dalam waktu yang lebih singkat (tmax 54 menit vs 66 menit) (lihat Tabel 1). Waktu rata-rata residennya (ada di darah) lebih pendek yaitu 88 menit dibandingkan dengan 137 menit untuk RHI (P, 0,05).Profil farmakokinetik untuk glulisine yang diberikan kepada anak-anak dan remaja hampir setara, seperti yang ditunjukkan oleh titik perkiraan yang mendekati 100%. Sebaliknya, remaja yang diberikan RHI menunjukkan paparan 62% lebih tinggi awal terhadap insulin (INS-AUC0-2h), konsentrasi keseluruhan 64% lebih tinggi dari insulin (INS-AUC0-6h), dan insulin C max 76% lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak (lihat Tabel 2).Paparan Total glukosa (BG-AUC), konsentrasi gula darah maksimum (BGmax), dan excursion dari glukosa maksimum dari baseline (BGmax) juga secara signifikan lebih rendah pada pasien anak yang diberikan glulisine dibandingkan dengan RHI (P, 0,05). Kecenderungan tetap berlaku ketika anak-anak dan remaja dianalisis secara terpisah (lihat Tabel 3) . Saat ini tidak ada penelitian farmakokinetik yang membandingkan glulisine dengan lispro atau ASPART.EfikasiPencarian Ovid Medline dari literatur yang diterbitkan telah ditemukan sejumlah artikel tentang penggunaan glulisine pada pasien anak. Terdapat satu penelitian farmakokinetik yang diterbitkan, tiga artikel review, dan abstrak baru yang merinci keamanan dan kemanjuran lispro dibandingkan glulisine. Meskipun data terbatas, literatur tersebut mendukung efikasi umum glulisine sebagai analog yang bekerja-cepat pada pasien anak. Kurang adanya data yang cukup untuk mendukung efikasi dan keamananya melalui CSII.Perbandingan Glulisine dengan lisproSebuah trial yang berlangsung selama 26-minggu, multicenter, noninferiority, terpusat, randomized membandingkan kemanjuran glulisine dengan lispro pada 572 anak-anak (usia 4-17 tahun) dengan diabetes tipe 1 yang diobati dengan insulin basal (baik glargine sekali sehari atau NPH dua kali sehari). Kebanyakan pasien memiliki 3 sampai 4 suntikan bolus (58% dari mereka yang glulisine, 60,5% dari mereka yang lispro) dan kontrol glukosa darah tetap stabil selama periode penelitian. Perubahan HbA1c Baseline-to-endpoint serupa pada kedua kelompok (glulisine lispro -0.06%, 95% confidence interval -0.24 sampai 0,12; marjin noninferiority prespecified 0,4%). Namun, persentase pasien yang mencapai target HbA1c pada titik akhir berdasarkan usia milik American Diabetes Association (ADA) secara signifikan lebih tinggi pada glulisine (38,4%) dibandingkan dengan lispro (32%) (P =0.0386). Perbedaan ini terutama ditemukan pada remaja (13 sampai 17 tahun), dimana yang mencapai target kurang dari 7.5 % di titik akhir adalah 31,1% dari subyek yang diobati glulisine dibandingkan dengan 21,1% subyek yang diobati lispro(P=0.0251). Berdasarkan temuan ini, Philotheou et al. menyimpulkan bahwa glulisine adalah noninferior untuk Lispro dalam pengurangan jangka panjang HbA1c pada pasien anak dengan diabetes tipe I.Beberapa percobaan yang dirancang dengan baik telah mempelajari glulisine (dengan dan tanpa insulin basal) dengan analog insulin pembanding pada orang dewasa. Pada orang dewasa dengan diabetes tipe 1 khasiatnya telah diteliti dalam tiga studi acak, active-controlled, dan noninferiority. Dua dari studi ini mengevaluasi glulisine dengan lispro insulin. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan HbA1c dari baseline sampai endpoint dari studi. Karakteristik dasar dari tipe dewasa peserta diabetes 1 ini adalah serupa antara kedua kelompok (glulisine vs lispro). Glulisine pada kedua studi ini noninferior terhadap lispro dan dosis peningkatan basal insulin (glargine) pada penerima glulisine lebih rendah dibandingkan kelompok lispro.

Perbandingan Glulisine dengan aspartTidak ada uji coba yang membandingkan efektivitas glulisine dengan aspart pada pasien anak.Glulisine dan CSIIGlulisine belum disetujui oleh Food Drug Administration untuk digunakan pada anak-anak atau orang dewasa melalui CSII, tapi dua dan dua studi klinis in vitro yang telah meneliti penggunaannya. Satu studi, yang dilakukan pada pasien dewasa, dilakukan selama 12 minggu, multicenter, percobaan acak yang membandingkan efikasi dan keamanan glulisine dibandingkan dengan aspart yang diberikan secara CSII pada 59 pasien dengan tipe I diabetes. Median tingkat oklusi kateter, tingkat keseluruhan perubahan kateter , dan frekuensi reaksi situs infuse, sama untuk kedua bentuk insulin. Setiap kelompok treatment menunjukkan sedikit peningkatan rata-rata HbA1c selama 12 minggu (kenaikan 0,2% untuk glulisine, kenaikan 0,1% untuk aspart).Studi klinis kedua, yang melibatkan remaja dan orang dewasa, adalah uji coba crossover yang melihat waktu administrasi meal-related, administrasi glulisine secara bolus melalui CSII pada 23 subjek. Sebuah bolus glulisine yang diberikan 20 menit sebelum makan, ditemukan menyebabkan kontrol glukosa postprandial secara signifikan lebih baik daripada administrasi glulisine segera sebelum makan atau 20 menit setelah memulai makan. Properti penting dari produk insulin di CSII adalah kemampuan mereka untuk tetap larut dan menahan presipitasi bila terkena berbagai pengaruh lingkungan. Meskipun studi klinis dengan glulisine yang menggunakan CSII dengan durasi terpanjang, tidak menunjukkan peningkatan tingkat oklusi kateter dibandingkan dengan aspart, in vitro studi menunjukkan glulisine secara teoritis bisa lebih menyebabkan mengendapkan. Satu studi, memanfaatkan fase-balik kromatografi cair berkinerja tinggi untuk menilai ketahanan terhadap presipitasi isoelektrik dari berbagai jenis insulin, menemukan bahwa resistensi tertinggi ada pada aspart dan terrendah ada pada glulisine, namun manifestasi klinisnya tidak jelas. Studi kedua yang bersifat in vitro menilai stabilitas glulisine dan aspart selama penggunaan simulasi dalam pompa insulin (laju aliran 0,3 U / jam dan 0,9 U / jam). Meskipun kedua bentuk insulin awalnya ditahan proporsi tinggi insulin asli, pada hari 10 glulisine yang terkandung dua kali lipat dari jumlah protein dengan berat molekul tinggi, yang dimana secara biologis kurang kuat dibandingkan molekul asli dan berpotensi menjadi imunogenik. Glulisine juga telah terbukti lebih rentan daripada aspart untuk membentuk fibril insulin larut, yang secara biologis kurang ampuh. Berdasarkan studi ini, jelas bahwa penelitian lebih lanjut akan diperlukan sebelum glulisine dapat disetujui untuk digunakan di CSII.Tahap IV uji klinis yang sedang berlangsungTerdapat dua clinical trial Tahap IV yang sedang berlangsung dengan glulisine pada anak-anak dan remaja dengan tipe 1 diabetes. Kedua uji coba sedang merekrut pasien, dan keduanya diusulkan akan selesai pada tahun 2010. Sampai saat ini tidak ada data yang tersedia (lihat Tabel 4).KeamananStudi menunjukkan bahwa glulisine memiliki profil keamanan yang mirip dengan analog insulin kerja-cepat baru lainnya dan juga ditoleransi dengan baik.HipoglikemiaEfek samping yang paling umum dari glulisine, sama dengan semua insulin lainnya adalah hipoglikemia. Namun, penggunaan glulisine tampaknya tidak akan membuat hipoglikemia hadir lebih sering atau berat dibandingkan dengan analog insulin lainnya cepat-acting.Philotheou et al. melakukan trial selama 26 minggu, opencentrally randomized, kelompok paralel, noninferiority terhadap 572 anak-anak dan remaja, berusia 4-17 tahun dengan diabetes tipe 1 menggunakan glargine sekali sehari di malam atau NPH dua kali sehari sebagai insulin basal dan glulisine atau lispro sebagai insulin bolus. Ditemukan persentase yang jauh lebih tinggi pada pasien glulisine yang mencapai target HbA1c pada titik akhir berdasarkan ADA (38,4% vs 32% pada kelompok lispro; P 0.0386) dan tingkat hipoglikemik total dan berat gejala yang serupa antara kedua kelompok dari keempat bulan untuk titik akhir. Ada 3.10 kejadian hipoglikemik per pasien per bulan untuk kelompok glulisine dibandingkan 2.91 untuk kelompok lispro sementara, untuk hipoglikemia simptomatik parah, ada 0,06 kejadian per pasien per bulan pada kelompok glulisine dan 0,07 pada kelompok lispro.Sebuah percobaan Crossover kecil pada 10 anak dan 10 pasien remaja dengan diabetes tipe 1 membandingkan RHI dan glulisine tidak menemukan peristiwa hipoglikemik yang berat.Tidak ada uji coba penggunaan glulisine di CSII pada populasi pediatrik murni, tetapi dalam sebuah penelitian pada 59 orang dewasa dengan diabetes tipe 1 membandingkan glulisine dengan aspart, frekuensi hipoglikemia yang sama ditemukan antara kedua kelompok.

Reaksi Hipersensitivitas dan Insulin di tempat suntikanPada anak-anak tidak ada reaksi hipersensitivitas umum telah dilaporkan, meskipun ada beberapa studi pada populasi ini. Dalam pooled analysis padai 1.833 pasien yang menerima glulisine dibandingkan short-acting insulin yang lain pada 1524 pasien, kedua kelompok memiliki insiden 4% dari potensi reaksi alergi sistemik. Dalam studi selama 26-minggu pada 672 orang dewasa dengan tipe 1 diabetes, Dreyer et al menemukan bahwa reaksi hipersensitivitas sistemik terjadi pada 1,8% dari kelompok glulisine dan 1,2% dari kelompok lispro. Reaksi Insulin di tempat suntikan terjadi pada 3% pasien dengan pemberian glulisine dan 4% dari mereka yang diberikan lispro. Ketika glulisine dibandingkan dengan aspart pada CSII pada 59 pasien dewasa dengan diabetes tipe 1, frekuensi reaksi tempat suntikan antara kedua kelompok serupa.

Risiko kankerTidak ada bukti bahwa glulisine atau salah satu analog insulin kerja cepat lainnya menyebabkan peningkatan mitogenesis, berpotensi menyebabkan kanker, dibandingkan dengan RHI. Ada kekhawatiran teoritis bahwa mereka bisa meningkatkan risiko perkembangan tumor karena karakteristik altered binding pada insulin dan insulin-like growth factor (IGF) -1 reseptor yang disebabkan oleh perubahan structural yang dibuat untuk molekul insulin asli. Namun, penelitian praklinis menunjukkan bahwa perubahan struktural dalam glulisine dibandingkan dengan RHI tidak terkait dengan risiko tumorigenesis.Stammberger menunjukkan bahwa steady state dari afinitas mengikat reseptor insulin sedikit lebih rendah pada glulisine daripada RHI (~0.70) dan glulisine yang memiliki 4 sampai 5 kali lipat afinitas yang lebih rendah untuk IGF-1 binding reseptor daripada RHI. Glulisine dan RHI menunjukkan kinetika reseptor-asosiasi insulin yang sama dan insulin reseptor-mediated substrat fosforilasi dan aktivasi insulin reseptor (IRS) -2. Aktivasi IRS-1 adalah 6 hingga 10 kali lipat lebih rendah pada glulisine. Stimulasi sintesis DNA sebanding pada glulisine dan RHI di myoblasts K6 dan tidak ada perbedaan dalam aktivitas proliferasi antara dua insulin pada 12 bulan.Dalam studi lain, glulisine menunjukkan asosiasi, dissociation- dan afinitas reseptor insulin kinetika yang sama seperti RHI.

Efek samping lainnyaKetika glulisine dibandingkan dengan RHI dalam percobaan Crossover kecil yang melibatkan 10 remaja dan 10 anak-anak dengan diabetes tipe 1, tidak ada masalah keamanan muncul. Sembilan belas efek samping ringan dilaporkan pada sembilan pasien. Selain urtikaria pada pasien dengan RHI, rincian efek samping tidak diberikan. Tidak ada kejadian hipoglikemik berat atau kelainan klinis yang relevan pada pemeriksaan fisik atau tes patologi.Ketika glulisine dibandingkan dengan aspart pada 59 orang dewasa dengan diabetes tipe 1 dengan CSII, unexplained hiperglikemia terjadi pada sedikit pasien dalam kelompok glulisine (20% vs 40%).

Lipodistrofi dan bpenambahan berat badanLipodistrofi dan penambahan berat badan dapat terjadi pada setiap subjek dewasa dengan terapi glulisine jangka panjang. Namun, percobaan pada anak tidak melaporkan data yang berkaitan dengan efek ini.Oklusi kateter di CSII pompaMeskipun ada kekhawatiran teoritis bahwa glulisine dapat dikaitkan dengan peningkatan oklusi kateter di CSII, satu penelitian yang membandingkan glulisine dengan aspart dengan pompa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kateter oklusi, dan tingkat oklusi untuk keduanya rendah.

TolerabilitasFleksibilitas administrasiSecara umum, penggunaan analog insulin kerja-cepat memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk waktu suntikan, yang sangat penting bagi anak-anak dan remaja. Pemberian insulin dapat diberikan segera sebelum atau segera setelah makan, dengan dosis yang disesuaikan dengan asupan karbohidrat, kadar glukosa darah, dan aktivitas fisik. Potensi untuk memberikan glulisine segera setelah makan, setelah asupan makanan yang dapat diketahui, bisa sangat berharga pada anak-anak di antaranya yang karbohidrat dan asupan makanan lainnya sangat bervariasi dan sulit untuk diprediksi. Derajat yang sebanding dari kontrol glikemik telah ditunjukkan jika glulisine diberikan segera sebelum atau 15 menit setelah makan.

Kepuasan pasienTidak ada data yang berhubungan dengan kepuasan pengobatan pada pasien glulisine dibandingkan RHI. Namun, sejumlah studi, terutama pada orang dewasa, telah menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dalam subjek yang diberikani lispro atau ASPART dibandingkan dengan RHI. Randomized pada dewasa untuk ASPART dalam open label trial, melaporkan peningkatan kepuasan, terutama karena peningkatan fleksibilitas dalam waktu makan dan rekreasi. Farmakodinamik dan kemanjuran glulisine yang sangat mirip dengan analog insulin kerja cepat ini, kemungkinan kepuasan thattreatment pada glulisine juga akan lebih tinggi dibandingkan pasien yang diberikan RHI.Kualitas hidupTidak ada studi khusus telah membahas kualitas hidup (kualitas hidup) pada pasien glulisine. Namun, kualitas hidup ditemukan lebih tinggi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang berubah treatment dari RHI menjadi lispro. dan juga peningkatan pada sebagian besar anak-anak Jepang (78%) dengan diabetes tipe 1 diobati dengan analog insulin kerja-cepat, baik aspart atau lispro, dibandingkan dengan RHI. Sejak aspart, lispro, dan glulisine memiliki farmakodinamik yang sama, ada kemungkinan bahwa glulisine juga akan memiliki efek menguntungkan pada kualitas hidup.

DiskusiBeberapa trial yang bersifat besar telah mempelajari glulisine pada pasien dewasa dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2, namun data pada populasi pediatrik masih terbatas. Perbandingan Glulisine dengan analog insulin kerja-cepat lainnya dalam pengobatan anak-anak dengan diabetes tipe 1 cenderung baik, tetapi tidak ada bukti bahwa ia memiliki keamanan atau keampuhan yang superior. Namun, telah terbukti noninferior untuk Lispro dalam hal efektivitas dan keamanan sebagai bagian dari rejimen basal-bolus pada pasien anak dengan diabetes tipe 1. Dengan demikian pilihan insulin yang short-acting ini aman dan efektif pada populasi ini.Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik dari glulisine tampak serupa pada pasien anak dan dewasa. Glulisine memiliki profil kinetik yang sama dengan lispro dan memiliki onset yang lebih cepat dan duration of action dibandingkan RHI. Sifat dari analog insulin kerja-cepat ini sangat menguntungkan pada anak-anak, karena memungkinkannya pemberian insulin secara postprandially atau waktu yang singkat preprandially dengan kontrol glikemik yang sama. Hal ini berguna pada anak-anak, yang di antaranya mereka mungkin sulit untuk secara akurat memprediksi asupan karbohidrat. Duration of action yang lebih pendek memungkinkan dosis insulin yang lebih fleksible dengan tingkat aktivitas variabel.Tidak ada masalah keamanan yang tercatat pada penggunaan insulin glulisine pada anak-anak dengan rejimen basal-bolus di bawah kulit. Tingkat hypoglyemia mirip dengan tingkat hipoglikemia analog cepat-acting lainnya. reaksi situs injeksi Insulin dan reaksi sistemiknya rendah dan mirip dengan analog insulin kerja cepat lainnya. Stusi In vitro tidak menunjukan peningkatan risiko mitogenesis dengan glulisine.Masih kurangnya data yang cukup untuk merekomendasikan penggunaan rutin glulisine secara CSII pada anak-anak, terutama mengingat kekhawatiran mungkin tentang oklusi kateter dan reaksi situs injeksi insulin. Meskipun demikian, sementara ini tidak ada penelitian yang diterbitkan yang menilai keamanan glulisine yang diberikan melalui CSII pada populasi ini, sebuah studi yang membandingkan glulisine dengan aspart melalui CSII pada orang dewasa menunjukan tidak ada efek samping.Dari beberapa penelitian yang diterbitkan, yang berkaitan dengan glulisine dalam populasi anak, tampaknya glulisine memberikan pilihan yang aman dan efektif sebagai analog insulin kerja-cepat sebagai bagian dari rejimen basal-bolus pada anak-anak lebih dari sama dengan 4 tahun dengan diabetes tipe 1. Penggunaannya akan didasarkan pada kombinasi factor, termasuk preferensi dokter-pasien, kemudahan administrasi (seperti penggunaan sekali pakai SoloSTAR pen; sanofiaventis), dan kenyamanan dengan suntikan langsung pra atau pasca-makan. Studi perbandingan dengan analog insulin kerja-cepat lainnya diperlukan sebelum penempatan glulisine dalam pengelolaan anak-anak dan remaja dengan diabetes tipe 1 dapat didefinisikan lebih baik.