transfusi darah.docx

8
Pendahuluan : Dalam sel darah manusia, paling sedikit kita temukan 30 antigen yang biasa ditemukan dan ratusan antigen lain yang jarang, yang masing-masing pada suatu saat dapat menimbulkan reaksi antigen-antibodi, terutama pada permukaan membrane sel. Sebagian besar antigen tersebut bersifat lemah dan oleh karena itu, penting untuk mempelajari sifat penurunan gen-gen ini secara mendasar untuk menetapkan asal-usulnya. Terdapat dua golongan antigen yang jauh lebih sering menimbulkan reaksi transfusi darah daripada golongan lainnya. Golongan ini dinamakan system antigen ABO dan sitem Rh. Golongan Darah Dua antigen tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan sel darah merah pada sejumlah besar manusia. Antigen-antigen inilah (yang disebut juga aglutinogen karena seringkali menyebabkan aglutinasi sel darah) yang menyebabkan reaksi transfuse. Karena aglutinogen tersebut diturunkan, orang dapat tidak mempunyai antigen tersebut di dalam selnya, atau hanya mempunyai satu ataupun keduanya.

Upload: tiven-stive

Post on 25-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Darah

TRANSCRIPT

Page 1: transfusi darah.docx

Pendahuluan :

Dalam sel darah manusia, paling sedikit kita temukan 30 antigen yang biasa

ditemukan dan ratusan antigen lain yang jarang, yang masing-masing pada suatu saat

dapat menimbulkan reaksi antigen-antibodi, terutama pada permukaan membrane sel.

Sebagian besar antigen tersebut bersifat lemah dan oleh karena itu, penting untuk

mempelajari sifat penurunan gen-gen ini secara mendasar untuk menetapkan asal-

usulnya.

Terdapat dua golongan antigen yang jauh lebih sering menimbulkan reaksi

transfusi darah daripada golongan lainnya. Golongan ini dinamakan system antigen

ABO dan sitem Rh.

Golongan Darah

Dua antigen tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan sel darah merah pada

sejumlah besar manusia. Antigen-antigen inilah (yang disebut juga aglutinogen

karena seringkali menyebabkan aglutinasi sel darah) yang menyebabkan reaksi

transfuse. Karena aglutinogen tersebut diturunkan, orang dapat tidak mempunyai

antigen tersebut di dalam selnya, atau hanya mempunyai satu ataupun keduanya.

Golongan

Darah

Antigen Antibodi

A A Anti-B

B B Anti-A

AB A dan B Tidak ada

O Tidak ada Anti-A, anti-B, anti-A,B

Page 2: transfusi darah.docx

Penentuan Genetik Terhadap Aglutinogen

Dua gen, salah satunya terdapat di setiap kromosom dari dua kromosom yang

berpasangan, menentukan golongan darah ABO. Gen-gen tersebut bisa mengandung

salah satu ketiga antigen, namun hanya saru tipe saja yang terdapat disetiap

kromosom dari dua kromosom : tipe O, tipe A, tipe B. Gen tipe O tidak berfungsi

atau hampir tidak berfungsi, sehingga gen tipe ini menghasilkan aglutinogen tipe O

yang tidak bermakna pada sel. Sebaliknya, gen tipe A dan B menghasilkan

aglutinogen yang kuat pada sel.

Golongan Darah Rh

Bersama dengan sistem golongan darahABO, golongan darah sistem Rh juga

penting dalam mentransfusi darah. Perbedaan utama antara sistem ABO dan sistem

Rh adalah pada system ABO, aglutinin plasma bertanggung jawab atas timbulnya

reaksi transfusi yang terjadi secara spontan, sedangkan pada sitem Rh reaksi aglutinin

spontan hampir tidak pernah terjadi. Sebagai gantinya, orang mula-mula harus

terpajan secara masif dengan antigen Rh, misalnya melalui transfusi darah yang

mengandung antigen Rh, sebelum terdapat cukup aglutinin untuk mnyebabkan reaksi

transfusi yang bermakna.

Terdapat enam tipe antigen Rh yang umum, setiap tipe disebut faktor Rh.

Tipe-tipe ini ditandai dengan C,D,E,c,d,e. Orang yang memiliki antigen C tidak

mempunyai antigen c, tetapi orang yang tidak memiliki antigen C selalu mempunyai

antigen c. Keadaan ini sama halnya untuk antigen D-d dan E-e. Karena faktor-faktor

ini diturunkan dengan cara tersebut, setiap orang hanya mempunyai satu dari tiga

pasang antigen tersebut.

Page 3: transfusi darah.docx

Tipa antigen D dijumpai secara luas dalam populasi dan bersifat lebih

antigenik daripada atigen Rh lain. Seseorang yang mempunyai tipe antigen ini

dikatakan Rhn positif, sedangkan orang yang tidak mempunyai tipe antigen D

dikatakan Rh negatif. Meskipun demikian, perlu diperhatikan pada orang-orang

dengan Rh-negatif beberapa antigen Rh lainnya bahkan masih dapat menimbulkan

reaksi transfusi, walaupun reaksi tersebut biasanya jauh lebih ringan.

Indikasi Transfusi

Tidak direkomendasikan untuk melakukan transfusi profilaksis dan ambang

batas untuk melakukan transfusi darah adalah kadar hemoglobin di bawah 7,0 atau

8,0 g/dL, kecuali untuk pasien dengan penyakit kritis.

Kadar hemoglobin 8,0 g/dL adalah ambang batas transfusi untuk pasien yang

dioperasi yang tidak memiliki faktor resiko iskemia, sementara untuk pasien dengan

resiko iskemia, ambang batasnya dapat dinaikkan sampai 10,0 g/dL. Namun transfusi

profilaksis tetap tidak dianjurkan.

Seleksi Donor Darah

Beberapa kriteria untuk dapat mendonorkan darahnya, yaitu

- usia 17-65 tahun,

- berat badan minimal 50 kg,

- suhu (oral <37,50C)

- frekuensi dan irama denyut nadi normal

- tekanan darah 50-100/90-180 mmHg

- dan tidak ada lesi kulit yang berat.

Persyaratan lain :

Page 4: transfusi darah.docx

- terakhir minimal 8 minggu yang lalu

- Tidak hamil,

- tidak menderita tuberculosis aktif,

- tidak menderita asma bronchial simptomatik,

- pasca pembedahan

- tidak ada riwayat kejang,

- tidak ada riwayat perdarahan abnormal,

- tidak menderita penyakit infeksi yang menular melalui darah.

Reaksi-reaksi Transfusi Darah :

1. Reaksi Hemolitik

Reaksi transfuse hemolitik yang segera terjadi agak jarang dan biasanya

akibat kesalahan identifikasi penderita atau darah (atau keduanya).

Gambaran Klinis :

- nyeri lengan, nyeri dada, menggigil, demam dan renjatan merupakan cirri

khas ; namun mungkin hanya ada menggigil dan demam.

- hemolisis biasanya intravascular dengan hemoglobinemia dan

hemoglobinuria.

- koagulasi intravascular dan penutupan ginjal kaut umum terjadi pada reaksi

hemolitik berat

2. Reaksi-reaksi Leukoaglutinin

Reaksi-reaksi ini akibat adanya antibody sel darah putih (biasanya pada

penerima) umum terjadim terutama pada penderita-penderita dengan transfuse

berulang, dan biasanya menyebabkan menggigil dan demam yang secara klasik

terjadi kemudian pada saat transfuse. Reaksi-reaksi ini biadanya tidak berbahaya dan

dicegah dengan menggunakan komponen-komponen darah yang miskin sel darah

putih.

Page 5: transfusi darah.docx

Bahaya Transfusi

Transfusi merupakan tindakan berbahaya. Reaksi-reaksi hemolitik,

leukoaglutinin dan alergi dapat terjadi. Penerima dapat tersensitisasi terhadap sedikit

antigen sel darah merah yang menyebabkan kesulitan di kemudian hari untuk

mendapatkan darha yang cocok. Dapat terjadi kelebihan volume (khususnya pada

penderita usia lanjut dengan penyakit jantung dan anemia kronis). Bahaya utama

adalah infeksi karena transfuse. Meskipun sekarang jarang terjadi kasus-kasus darah

tercemar, malaria, babesiosis, dan infeksi HIV (dari donor terinfeksi yang diperiksa

sebelum antibody berkembang) akibat transfuse, bahaya utama transfuse adalah

hepatitis non A non B. Penggunaan pemeriksaan ALT dan antibody hepatitis B core

dapat mendeteksi 30-40% pembawa virus non A non B. Tetap ada resiko infeksi yang

bermakna khususnya pada pasien yang mendapat transfuse berulang atau penerima

banyak unit produk darah seperti trombosit dan kriopresipitat. Sebagian besar

hepatitis pasca transfuse adalah subklinis walaupun diperlukan waktu tahunan untuk

berkembang. Suatu persentase bermakna penerima transfuse yang terinfeksi

berkembang menjadi penderita hati kronos.

Berikan transfuse hanya bila benar-benar diperlukan. Anjurkan pasien yang

akan mengalami pembedahan efektif untuk menjalani flebotomi untuk transfuse

autolog.

Page 6: transfusi darah.docx

TUGAS INDIVIDU

PATOLOGI KLINIS

GOL.DARAH & TRANSFUSI

Disusun oleh :

Susandi Biri

200852095

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2011