transfusi darah

32
TRANSFUSI DARAH A. Pengertian Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, definisi transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita yang darahnya telah tersedia dalam botol kantong plastik.Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada orang sakit.Darah yang digunakan adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan.Penyumbang darah adalah semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah (PMI, 2002). B. Tujuan 1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat. 3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal : faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien yang menderita hemofilia) C. Pengelolaan Darah

Upload: ilma-putri-dewanti

Post on 12-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

Page 1: Transfusi Darah

TRANSFUSI DARAH

A. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, definisi transfusi darah adalah

tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita yang darahnya telah tersedia dalam

botol kantong plastik.Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan

untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan

yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada orang

sakit.Darah yang digunakan adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang diambil dan

diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan.Penyumbang darah

adalah semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah (PMI,

2002).

B. Tujuan

1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan

2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada

klien yang mengalami anemia berat.

3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal : faktor

pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien yang menderita

hemofilia)

C. Pengelolaan Darah

Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan

darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain (PMI, 2002):

a. Rekruitmen donor.

b. Pemeriksaan golongan darah.

c. Pemeriksaan uji saring.

d. Pengambilan darah donor.

e. Pemisahan darah menjadi komponen darah.

f. Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien.

Page 2: Transfusi Darah

D. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah

Untuk menjadi donor darah, seorang calon donor harus berusia antara 17 - 60 tahun. Pada

usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orangtua; berat badan

minimum 50 kg; temperatur tubuh secara oral antara 36,6 - 37,5°C; tekanan darah baik, yaitu

sistole 110 - 160 mm Hg dan diastole 70 - 100 mm Hg; denyut nadi teratur 50 - 100 kali/ menit;

kadar hemoglobin untuk wanita minimal 12 gr % dan pria minimal 12,5 gr %. Jumlah

penyumbangan pertahun sebanyak 3-4 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya

tiga bulan.Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum kesehatan donor.

Seseorang tidak dibolehkan menjadi donor darah pada keadaan pernah menderita

hepatitis B atau hepatitis C dan berhubungan kontrak erat dengan penderita hepatitis dalam enam

bulan terakhir, menindik atau menato badan dalam kurun waktu enam bulan terakhir, pasca

operasi gigi dalam kurun waktu 72 jam terakhir, pasca operasi kecil dalam enam bulan terakhir,

pasca operasi besar dalam 12 bulan terakhir, menerima vaksinasi polio, influenza kolera, tetanus

dipteria atau profilaksis dalam 24 jam terakhir, menerima vaksinasi virus hidup parotitis

epidemica, measles dan tetanus toxin dalam dua minggu terakhir, menerima injeksi imunisasi

rabies terapetik dalam satu tahun terakhir, memiliki reaksi alergi dalam satu minggu terakhir,

melakukan transplantasi kulit dalam satu tahun terakhir, sedang hamil dan sesudah persalinan

dalam enam bulan terakhir, sedang menyusui, ketergantungan obat, ketergantungan alkohol akut

dan kronik, menderita sifilis, menderita tuberkolosa, menderita epilepsi dan sering kejang,

menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk, mempunyai

kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia,

polisitemiavera, termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk

mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum

suntik tidak steril) dan yang terakhir adalah pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan

pada saat donor darah (PMI, 2002).

Page 3: Transfusi Darah

E. Pengambilan Darah Donor

Seorang calon donor yang datang ke UTD akan diminta untuk menbaca dan menjawab

sendiri persyaratan-persyaratan menjadi donor, mengisi formulir pendaftaran donor dan

diperbolehkan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada petugas. Riwayat medis

calon donor akan ditanyakan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan hemoglobin dengan

mengambil darah dari ujung jari anda untuk diperiksa. Dokter akan melalukan pemeriksaan fisik

sederhana dan tekanan darah dan akan memberikan pertanyaan sehubungan dengan isian

formulir pendaftaran. Pengambilan darah akan mengambil waktu kurang lebih 15 menit (PMI,

2002).

Seorang asisten atau laboran akan bersama calon pendonor dan calon pendonor diminta

untuk beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi berbaring. Lama penyumbangan bervariasi

terbantung dari banyak tidaknya penyumbang darah. Pengambilan donor darah dilakukan secara

bergantian.Darah yang diambil sekitar 250cc atau 350 cc, kira-kira 7-9% dari volume rata-rata

orang dewasa.Darah dikumpulkan ke dalam kantung plastik 250 ml yang mengandung 65 – 75

mL CPC (Citrate Phosphate Dextrose) atau ACD (Acid Citrate Dextrose). Volume tersebut akan

digantikan oleh tubuh dalam waktu 24-48 jam dengan minum yang cukup (PMI, 2002).

Setelah menyumbangkan darah, pendonor dipersilahkan menuju ruang istirahat sambil duduk

untuk memberikan kesempatan tubuh menyesuaikan diri sambil menikmati hidangan. Kartu

donor akan diberikan sebelum meninggalkan ruangan (PMI, 2002).

F. Skrining atau Pemeriksaan Uji Saring

Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab infeksi tertentu dari

donor kepada resipien.Untuk mengurangi potensi transmisi penyakit melalui transfusi darah,

diperlukan serangkaian skrining terhadap faktor-faktor risiko yang dimulai dari riwayat medis

sampai beberapa tes spesifik. Tujuan utama skrining adalah untuk memastikan agar persediaan

darah yang ada sedapat mungkin bebas dari penyebab infeksi dengan cara melacaknya sebelum

darah tersebut ditranfusikan.

Page 4: Transfusi Darah

Untuk skrining donor darah yang aman maka pemeriksaan harus dilakukan secara

individual (tiap individual bag atau satu unit darah).Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai

dengan standard WHO, dalam hal ini meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C

dan HIV. Metode tes dapat menggunakan uji cepat khusus (rapid test), automated test maupun

ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Laboratorium yang menguji 1-35 donasi per

minggu sebaiknya menggunakan rapid test.Laboratorium yang menguji 35-60 donasi per minggu

sebaiknya menggunakan metoda uji aglutinasi partikel dan yang menguji lebih dari 60 donasi per

minggu sebaiknya menggunakan EIA. Metode yang umum digunakan di UTD cabang adalah

rapid test (Depkes RI, 2001).

Dalam mempertimbangkan berbagai pengujian, perlu disadari data yang berkaitan dengan

sensitivitas dan spesifitas masing-masing pengujian. Sensitivitas adalah suatu kemungkinan

adanya hasil tes yang akan menjadi reaktif pada seorang individu yang terinfeksi, oleh karena itu

sensitivitas pada suatu pengujian adalah kemampuannya untuk melacak sampel positif yang

selemah mungkin. Spesifisitas adalah suatu kemungkinan adanya suatu hasil tes yang akan

menjadi non-reaktif pada seorang individu yang tidak terinfeksi, oleh karena itu spesifitas suatu

pengujian adalah kemampuannya untuk melacak hasil positif non-spesifik atau palsu (Depkes RI,

2001).

Dalam mempertimbangkan masalah penularan penyakit melalui transfusi darah, perlu

diingat bahwa seorang donor yang sehat akan memberikan darah yang aman. Donor yang paling

aman adalah donor yang teratur, sukarela, dan tidak dibayar.Jelasnya bahwa para donor yang

berisiko terhadap penyakit infeksi harus didorong agar tidak menyumbangkan darahnya (Depkes

RI, 2001).

G. Indikasi Pemberian Darah dan Komponen Darah

Faktor keamanan dan keefektifan transfusi darah bergantung pada indikasi transfusi darah

dan pemberian komponen darah yang tepat. Transfusi darah atas indikasi yang tidak tepat tidak

akan memberi keuntungan bagi pasien, bahkan malah menambah resiko yang tidak perlu (WHO,

2002). Keputusan untuk melakukan transfusi darah harus selalu berdasarkan penilaian yang tepat

dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Page 5: Transfusi Darah

1) Komponen Darah

a. Asal Komponen

Darah yang diambil langsung dari donor yang disebut dengan Whole Blood (WB)

bercampur dengan antikoagulan yang sudah tersedia dalam kemasan kantong darah

dengan tujuan mencegah penggumpalan darah donor sehingga dapat disimpan dan

diberikan ke pasien.Dari kantong tersebut darah dapat dipisah-pisahkan menjadi Sel

Darah Merah pekat atau dikenal dengan istilah Packed Red Cell (PRC), Platelet Rich

Plasma (PRP), Cryoprecipitate dan Thrombocyte Concentrate (TC)), Fresh Frozen

Plasma (FFP), sehingga dari satu kantong tersebut dapat dipergunakan untuk lebih dari

satu pasien secara tepat. (Guide Preparation Use and Publishing Europe, 2002)

b. Fungsi Komponen

Sel darah merah pekat atau Packed Red Cells diberikan pada kasus kehilangan darah

yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume

plasmanya normal.Sel darah merah pekat cuci atau Wash Packed Cells diberikan pada penderita

yang alergi terhadap protein plasma.Konsentrat Trombosit atau Thrombocyte Concentrate

diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit. Plasma segar

beku atau Fresh Frozen Plasma diberikan pada 6 penderita hemofili. Cryoprecipitate diberikan

untuk penderita hemofili dan Von Willebrand.

Page 6: Transfusi Darah

Macam-macam daftar bentuk darah yang dipisahkan, indikasi pemberian komponen

darah dan masa simpannya.:

no Bentuk darah Indikasi Masa

simpan

Keterangan

1 Darah lengkap 1. Perdarahan

2. Anemia

3. Renjatan

oligonemik

4. Kelaianan

darah seperti

anemia

aplastic

21 hari

2 Eritrosit

terkonsentrasi

Anemia kronis

dimana volume

sirkulasi tidak

bertambah

21 hari Khususnya untuk pasien jantung,

anemia berat, sepsis, pasien sangat

muda ataupun sangat tua

3 Darh lengkap

segar

Pendarahan dengan

trombositopenia

(trombosit

<40.000/mL

12 jam

4 Darah baru Tranfusi tukar pada

neontus

2 hari Bila kadar kalim pasien masih

rendah

5 Eritosit cucian 1. Hemoglobinuria

noktrunal paroksimal

2. Resipien yang

memiliki antibody

terhadap

leukosit/trombosit

3. Reaksi transfusi

6 jam Leukosit belum dapat hilang

seluruhnya

Page 7: Transfusi Darah

terhadap antigen

plasma

4. Pasca transplantasi

organ

5. Pasien dengan

defisiensi imunitas

6 Eritrosit beku Sama seperti indikasi

untuk eritrosit cucian

6 jam setelah

dicairkan

Pembuatn mahal

7 Plasma kering 1. Untuk

meningkatkan volume

sirkulasi

2. Luka bakar

8 tahun Umur 3 jam setelah dicairkan

8 Plasma beku

segar

Defisiensi faktor

pembekuan seperti

hemofilia, pasca

transfuse masif,

kelebihan dosis

coumarin dan

antikoagulan

indandione

Harus segera dipakai setelah

dicairkan

9 Konsentrasi

Fraksi Protein

plasma

1. Untuk

meningkatkan volume

sirkulasi

2. Luka bakar

2 tahun Tidak mengandung fibrinogen

10 Albumin Hipoalbumin 3 jam setelah

preparasi

11 Fibrinogen afibrinogenemia 3 jam setelah

preparasi

Page 8: Transfusi Darah

12 Krepisipitat Defisiensi factor VII

13 Factor VIII

kering

Hemophilia 3 jam setelah

preparasi

14 Konsentrasi

trombosit

Trombositopenia

karena berbagai

macam sebab

2-3 hari

Sumber: James, D.C., 1981. Blood Transfusion and Notes on Realted Aspects of Blood Clotting

and Heamoglobinopathies. In: James, D.C., Scientific Foundation of Anesthesia. London :WB

Saunders, 375-91

Macam-macam Komponen Darah

a. Darah lengkap (whole blood)

Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,

meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan

golongan ABO dan Rh yang diketahui.Infuskan selama 2 sampai 3 jam, maksimum 4

jam/unit.Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan

untuk stabilisasi.Bisanya tersedia dalam volume 400-500 ml dengan masa hidup 21

hari.Hindari memberikan tranfusi saat klien tidak dapat menoleransi masalah sirkulasi.

Hangatkan darah jika akan diberikan dalam jumlah besar.

Indikasi:

1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar

2. Klien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume

darah total

b. Packed Red Blood cells (RBCs)

Komponen ini mengandung sel darah merah, SDP, dan trombosit karena sebagian

plasma telah dihilangkan (80 %).Tersedia volume 250 ml. Diberikan selama 2 sampai 4

Page 9: Transfusi Darah

jam, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.Hindari menggunakan

komponen ini untuk anemia yang mendapat terapi nutrisi dan obat.Masa hidup komponen

ini 21 hari.

Indikasi :

1. Pasien dengan kadar Hb rendah

2. Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan

3. Pasien dengan massa sel darah merah rendah

c. White Blood Cells (WBC atau leukosit)

Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti RBCs, plasma

dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu

diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan

dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan

dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.

Indikasi :

Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan

kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)

d. Leukosit –poor RBCs

Komponen ini sama dengan RBCs, tapi leukosit dihilangkan sampai 95 %,

digunakan bila kelebihan plasma dan antibody tidak dibutuhkan. Komponen ini tersedia

dalam volume 200 ml, waktu pemberian 1 ½ sampai 4 jam.

Indikasi:

Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise)

Page 10: Transfusi Darah

e. Platelet/trombosit

Komponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan atau

jumlah trombosit yang rendah.Volume bervariasi biasanya 35-50 ml/unit, untuk

pemberian biasanya memerlukan beberapa kantong.Komponen ini diberikan secara

cepat.Hindari pemberian trombosit jika klien sedang demam.

Klien dengan riwayat reaksi tranfusi trombosit, berikan premedikasi antipiretik

dan antihistamin. Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam tergantung pada kebijakan

pusat di mana trombosit tersebut didapatkan. Periksa hitung trombosit pada 1 dan 24 jam

setelah pemberian.

Indikasi:

1. Pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan

pemecahan trombosit

2. Pasien dengan leukemia dan marrow aplasia

f. Fresh Frozen Plasma (FFP)

Komponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat

kehilangan darah akut.Komponen ini mengandung semua faktor pembekuan darah (factor

V, VIII, dan IX).Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah

besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat

kalsium. Shelf life 12 bulan jika dibekukan dan 6 jam jika sudah mencair. Perlu dilakukan

pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.

Indikasi:

1. Pencegahan perdarahan postoperasi dan syok

2. Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan

3. Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.

Page 11: Transfusi Darah

g. Albumin 5 % dan albumin 25 %

Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander darah dan

pengganti protein.Komponen ini dapat diberikan melalui piggybag.Volume yang

diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien.Hindarkan untuk mencampur albumin

dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol.

Indikasi :

1. Pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma, pembedahan atau infeksi

2. Terapi hyponatremi

H. Pertimbangan Pediatrik dan Gerontik

Pediatrik

a. Pada anak-anak, 50 ml darah pertama harus diinfuskan lebih dari 30 menit. Bila

tidak ada reaksi terjadi, kecepatan aliran ditingkatkan dengan sesuai untuk

menginfuskan sisa 275 ml lebih dari periode 2 jam

b. Darah untuk bayi baru lahir dicocok silangkan dengan serum ibu karena mungkin

mempunyai antibody lebih dari bayi tersebut dan memungkinkan identifikasi

yang lebih mudah tentang inkompabilitas

c. Dosis untuk anak-anak bervariasi menurut umur dan berat badan (hitung dosis

dalam milliliter per kilogram berat badan)

d. Tranfusi sel darah merah memerlukan waktu infus yang ketat (untuk

mempermudah deteksi dini reaksi hemolitik yang mungkin terjadi)

e. Penggunaan penghangat darah mencegah hipotermi yang menimbulkan disritmia

f. Gunakan pompa infus elektronik untuk memantau dan mengontrol akurasi

kecepatan tetesan

g. Gunakan vena umbilikalis pada bayi baru lahir sebagai tempat akses vena

Page 12: Transfusi Darah

h. Tranfusi pada bayi baru lahir hanya boleh dilakukan oleh perawat atau dokter

yang kompeten dan berpengalaman (prosedur ini memerlukan ketrampilan tingkat

tinggi)

i. Tinjau kembali riwayat tranfusi anak

Gerontik

1. Riwayat sebelumnya (anemia dengan gagal sumsum tulang, anemia yang

berhubungan dengan keganasan, perdarahan gastrointestinal kronik, gagal ginjal

kronik)

2. Terdapat kemungkinan bahaya pada jantung, ginjal, dan sistem pernafasan

(atur kecepatan aliran jika klien tidak mampu menoleransi aliran yang telah

ditetapkan), sehingga waktu tranfusi lebih lambat

3. Defisit sensori dapat terjadi (konsultasikan dengan rekam medik atau anggota

keluarga terhadap reaksi tranfusi darah sebelumnya)

4. Premedikasi dapat menyebabkan mengantuk

5. Integritas vena mungkin melemah, pastikan kepatenan kateter atau jarum sebelum

melakukan tranfusi

I. Masa Penyimpanan Komponen

Darah Lengkap atau Whole Blood disimpan pada suhu 2O – 6O C hingga 21 hari (dengan

CPD) dan hingga 35 hari (dengan CPDA), Packed Red Cells disimpan pada suhu 2O – 6O C

hingga 21 hari (dengan CPD), dan hingga 35 hari (dengan CPDA), Thrombocite Concentrate

disimpan pada suhu 20O – 24O C hingga 3 hari, Buffy Coat disimpan pada suhu 20O – 24O C

segera dipakai (24 jam), Fresh Frozen Plasma disimpan pada suhu < -18O C (beku) hingga 1

tahun (bila cair 6 jam), Cryoprecipitate disimpan pada suhu < -18O C (beku) hingga 1 tahun

(bila cair 6 jam), Wash Packed Cells setelah dicuci segera dipakai (< 4 jam), (Rahmawati B,

2005).

Page 13: Transfusi Darah

J. Efek samping tranfusi darah

1. Alergi

Penyebab:

1. Alergen di dalam darah yang didonorkan

2. Darah hipersensitif terhadap obat tertentu

Gejala:

Anaphilaksis (dingin, bengkak pada wajah, edema laring, pruritus, urtikaria,

wheezing), demam, nausea dan vomit, dyspnea, nyeri dada, cardiac arrest, kolaps

sirkulasi

Intervensi:

1. Lambatkan atau hentikan tranfusi

2. Berikkan normal saline

3. Monitor vital sign dan lakukan RJP jika diperlukan

4. Berikan oksigenasi jika diperlukan

5. Monitor reaksi anafilaksis dan jika diindikasikan berikan epineprin dan

kortikosteroid

6. Apabila diresepkan, sebelum pemberian tranfusi berikan diphenhidramin

Page 14: Transfusi Darah

2. Anafilaksis

Penyebab:

Pemberian protein IgA ke resipien penderita defisiensi IgA yang telah membentuk

antibodi IgA

Gejala:

Tidak ada demam, syok, distress pernafasan (mengi, sianosis), mual, hipotensi,

kram abdomen, terjadi dengan cepat setelah pemberian hanya beberapa milliliter darah

atau plasma.

Intervensi:

1. Hentikan tranfusi

2. Lanjutkan pemberian infus normal saline

3. Beritahu dokter dan bank darah

4. Ukur tanda vital tiap 15 menit

5. Berikan ephineprine jika diprogramkan

6. Lakukan resusitasi jantung paru (RJP) jika diperlukan

Pencegahan:

Tranfusikan sel darah merah (SDM) yang sudah diproses dengan memisahkan

plasma dari SDM tersebut, gunakan darah dari donor yang menderita defesiensi IgA.

Page 15: Transfusi Darah

3. Sepsis

Penyebab:

Komponen darah yang terkontaminasi oleh bakteri atau endotoksin.

Gejala:

Menggigil, demam, muntah, diare, penurunan tekanan darah yang mencolok, syok

Intervensi:

1. Hentikan tranfusi

2. Ambil kultur darah pasien

3. Pantau tanda vital setiap 15 menit

4. Berikan antibiotik, cairan IV, vasoreseptor dan steroid sesuai program

Pencegahan:

Jaga darah sejak dari donasi sampai pemberian

4. Urtikaria

Penyebab:

Alergi terhadap produk yang dapat larut dalam plasma donor

Gejala:

Eritema lokal, gatal dan berbintik-bintik, biasanya tanpa demam

Intervensi:

1. Hentikan tranfusi

Page 16: Transfusi Darah

2. Ukur vital sign tiap 15 menit

3. Berikan antihistamin sesuai program

4. Tranfusi bisa dimulai lagi jika demam dan gejala pulmonal tidak ada lagi

Pencegahan:

Berikan antihistamin sebelum dan selama pemberian tranfusi

5. Kelebihan sirkulasi

Penyebab:

Volume darah atau komponen darah yang berlebihan atau diberikan terlalu cepat

Gejala:

Dyspnea, dada seperti tertekan, batuk kering, gelisah, sakit kepala hebat, nadi, tekanan

darah dan pernafasan meningkat, tekanan vena sentral dan vena jugularis meningkat

Intervensi:

1. Tinggikan kepala klien

2. Monitor vital sign

3. Perlambat atau hentikan aliran tranfusi sesuai program

4. Berikan morfin, diuretik, dan oksigen sesuai program

Pencegahan:

Kecepatan pemberian darah atau komponen darah disesuaikan dengan kondisi klien,

berikan komponen SDM bukan darah lengkap, apabila diprogramkan minimalkan

pemberian normal saline yang dipergunakan untuk menjaga kepatenan IV

Page 17: Transfusi Darah

6. Hemolitik

Penyebab:

Antibody dalam plasma resipien bereaksi dengan antigen dalam SDM donor, resipien

menjadi tersensitisasi terhadap antigen SDM asing yang bukan dalam system ABO

Gejala:

Cemas, nadi, pernafasan dan suhu meningkat, tekanan darah menurun, dyspnea, mual dan

muntah, menggigil, hemoglobinemia, hemoglobinuria, perdarahan abnormal, oliguria,

nyeri punggung, syok, ikterus ringan.Hemolitik akut terjadi bila sedikitnya 10-15 ml

darah yang tidak kompatibel telah diinfuskan, sedangkan reaksi hemolitik lambat dapat

terjadi 2 hari atau lebih setelah tranfusi.

Intervensi:

1. Monitor tekanan darah dan pantau adanya syok

2. Hentikan tranfusi

3. Lanjutkan infus normal saline

4. Pantau keluaran urine untuk melihat adanya oliguria

5. Ambil sample darah dan urine

6. Untuk hemolitik lambat, karena terjadi setelah tranfusi, pantau pemeriksaan darah

untuk anemia yang berlanjut

Pencegahan:

Identifikasi klien dengan teliti saat sample darah diambil untuk ditetapkan golongannya

dan saat darah diberikan untuk tranfusi (penyebab paling sering karena salah

mengidentifikasi).

Page 18: Transfusi Darah

7. Demam Non-Hemolitik

Penyebab:

Antibody anti-HLA resipien bereaksi dengan antigen leukosit dan trombosit yang

ditranfusikan.

Gejala:

Demam, flushing, menggigil, tidak ada hemolisis SDM, nyeri lumbal, malaise, sakit

kepala

Intervensi:

1. Hentikan tranfusi

2. Lanjutkan pemberian normal saline

3. Berikan antipiretik sesuai program

4. Pantau suhu tiap 4 jam

Pencegahan:

Gunakan darah yang mengandung sedikit leukosit (sudah difiltrasi)

8. Hiperkalemia

Penyebab:

Penyimpanan darah yang lama melepaskan kalium ke dalam plasma sel

Gejala:

Serangan dalam beberapa menit, EKG berubah, gelombang T meninggi dan QRS

melebar, kelemahan ekstremitas, nyeri abdominal

Page 19: Transfusi Darah

9. Hipokalemia

Penyebab:

Berhubungan dengan alkalosis metabolik yang diindikasi oleh sitrat tetapi dapat

dipengaruhi oleh alkalosis respiratorik

Gejala:

Serangan bertahap, EKG berubah, gelombang T mendatar, segmen ST depresi,

poliuria, kelemahan otot, bising usus menurun

10. Hipotermia

Penyebab:

Pemberian komponen darah yang dingin dengan cepat atau bila darah dingin

diberikan melalui kateter vena sentral.

Gejala:

Menggigil, hipotensi, aritmia jantung, henti jantung/cardiac arrest

Intervensi:

1. Hentikan tranfusi

2. Hangatkan pasien dengan selimut

3. Ciptakan lingkungan yang hangat untuk pasien

4. Hangatkan darah sebelum ditranfusikan

5. Periksa EKG

Page 20: Transfusi Darah

K. Infeksi yang ditularkan melalui tranfusi

1. AIDS

Penyebab:

Darah donor HIV seropositif

Gejala:

Demam, keringat malam, letih, berat badan menurun, adenopati, lesi kulit seropositif

terhadap virus HIV

2. Kontaminasi bakteri

Penyebab:

Kontaminasi pada saat penyumbangan atau persiapan, bakteri endotoksin melepaskan

endotoksin.

Gejala:

Serangan dalam 2 jam tranfusi (menggigil, demam, nyeri abdomen, syok, hipotensi

yang nyata

3. Cytomegalovirus (CMV)

Virus CMV dapat berada pada orang dewasa yang sehat. Pasien-pasien dengan

imunosupresi berisiko tinggi tertular CMV

Gejala:

Letih, lemah, adenopati, demam derajat rendah

Page 21: Transfusi Darah

4. Hepatitis

Hepatitis A dan hepatitis B jarang, penyakit hati kronik lebih umum dengan Hepatitis C

daripada hepatitis B

Gejala:

Terjadi dalam dalam beberapa minggu sampai bulan setelah tranfusi, mual, muntah,

ikterus, malaise, kadar enzim hati tinggi

5. GVHD (Graft versus host desease)

Penyebab:

Limfosit donor yang normal bereproduksi di dalam tubuh resipien yang mengalami

gangguan kekebalan, limfosit menyerang jaringan resipien karena dianggap sebagai

protein asing.

Gejala:

Demam, ruam kulit, diare, infeksi, gangguan fungsi hati (jaundice, supresi sumsum

tulang)

Intervensi:

Berikan metotresat dan kortikosteroid jika diprogramkan

Pencegahan;

Berikan darah yang tidak diradiasi jika diprogramkan, berikan darah yang telah

dicuci dengan saline jika diprogramkan

Page 22: Transfusi Darah

L. Manajemen efek tranfusi

Pedoman untuk mengatasi reaksi tranfusi yang dibuat oleh American

Assotiation of Blood Banks adalah:

a. Hentikan tranfusi untuk membatasi jumlah darah yang diinfuskan

b. Beritahu dokter

c. Pertahankan jalur IV tetap terbuka dengan infus normal saline

d. Periksa semua label, formulir, dan identifikasi pasien untuk menentukan apakah pasien

menerima darah atau komponen darah yang benar

e. Segera laporkan reaksi tranfusi yang dicurigai pada petugas bank darah

f. Kirimkan sample darah yang diperlukan ke bank darah sesegera mungkin, bersama-

sama dengan kantong darah yang telah dihentikan, set pemberian, larutan IV yang

diberikan, dan semua formulir dan label yang berhubungan.

g. Kirim sampel lainnya (misal urin)

h. Lengkapi laporan institusi atau formulir “reaksi tranfusi yang dicurigai”

i. Peralatan yang harus disiapkan (obat-obatan seperti: aminophilin, difenhidramin,

hidroklorida, dopamine, epinefrin, heparin, hidrokortison, furosemid, asetaminofen,

aspirin; set oksigenasi; kit kateter foley; botol kultur darah; cairan IV; selang IV)