transformasi peran da’i dalam menjawab peluang dan

19
433 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014 TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN TANTANGAN (Studi terhadap Manajemen SDM) Aris Risdiana Jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Seiring perkembangan zaman, Dakwah Islam mengalami persoalan yang kompleks terkait dengan masalah kehidupan. Pada dasarnya Agama Islam mampu menjawab segala persoalan yang dihadapi Umat Islam itu sendiri. Hal itu tergantung dari para da’i sejauh mana wawasan dalam melihat realita yang ada. Sehingga perlu adanya muballigh yang mampu memiliki peta dakwah terhadap obyek dakwah terkait dengan problematika, budaya, dan karakter yang berbeda-beda. Sedemikian kompleks permasalahan yang dihadapi mad’u, maka perlu da’i yang mampu menjalani multi peran dalam masyarakat sesuai sosio-historis dalam implementasinya.

Upload: others

Post on 22-Jan-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

433Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWABPELUANG DAN TANTANGAN

(Studi terhadap Manajemen SDM)

Aris RisdianaJurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstrak

Seiring perkembangan zaman, Dakwah Islam mengalamipersoalan yang kompleks terkait dengan masalah kehidupan.Pada dasarnya Agama Islam mampu menjawab segalapersoalan yang dihadapi Umat Islam itu sendiri. Hal itutergantung dari para da’i sejauh mana wawasan dalammelihat realita yang ada. Sehingga perlu adanya muballighyang mampu memiliki peta dakwah terhadap obyek dakwahterkait dengan problematika, budaya, dan karakter yangberbeda-beda. Sedemikian kompleks permasalahan yangdihadapi mad’u, maka perlu da’i yang mampu menjalani multiperan dalam masyarakat sesuai sosio-historis dalamimplementasinya.

Page 2: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

434 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

Gambaran tentang pengembangan peran da’i akan penulissampaikan sebagai referensi. Sehingga da’i mampu tampilprima sebagai pribadi-pribadi yang mencerahkan di dalamkehidupan bermasyarakat. Untuk memujudkan hal tersebut,para da’i perlu memahami perannya sebagai komunikator,konselor, problem solver, manajer, dan entrepreneur. Dengandemikian proses Dakwah Islamiyah mampu menjadi prosesperubahan sosial melalui komunikasi. Sehingga terciptamasyarakat yang kuat dalam aspek aqidah, akhlak, ibadahdan mu’amalah.

Kata Kunci: Tranformasi Da’i, Peran Da’i, Problematika Dakwah

A. Pendahuluan

Tantangan dalam perspektif kehidupan, sejatinya mengasahkecerdasan dan kreatifitas manusia untuk menyelesaikan dan meng-ubahnya menjadi harapan. Dalam dataran realitas, problematika yangmenyangkut dakwah akan selalu ada selama denyut nadi umat Islammasih berdetak. Tantangan kristenisasi, kebodohan, kemiskinan,tawuran antar warga, maraknya muncul kelompok sempalan yangmengatasnamakan Islam, disharmoni dengan pemerintah, kebebas-an pers dan media massa yang tidak terkendali dan bertanggungjawab, merupakan beberapa contoh dari sekian banyak problematikadakwah.

Berbagai permasalahan dakwah di atas memunculkan faktabahwa profesionalisme seorang da’i dalam pengertian yang luasmasih dipertanyakan. Da’i sebagai agent of change harus mempunyaivisi, misi yang jelas, tidak saja menyangkut wawasan Islam yang utuhtapi juga visi menyeluruh tentang problem sosial, ekonomi, politik,budaya dalam mengarahkan umat Islam kepada suatu tatanan yanglebih mapan.

Kata da’i digunakan untuk sebutan orang berdakwah atausebagai sebutan bagi orang yang menyebarkan agama Islam. UmarHasyim berpendapat bahwa da’i mempunyai pengertianpengundang, pengajak, mengundang manusia kepada agama Allah,yakni agar manusia mau beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran

Page 3: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

435Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

Allah SWT.1 Da’i sebagai teladan moralitas, juga dituntut lebihberkualitas dan mampu menafsirkan pesan-pesan dakwah kepadamasyarakat. Sesuai dengan tuntutan pembangunan umat, maka da’ipun hendaknya tidak hanya terfokus pada masalah-masalah agama,tapi mampu memberi jawaban dari tuntutan realitas yang dihadapimasyarakat saat ini.

Islam adalah agama dakwah, yakni agama yang mengajarkankepada para pemeluknya untuk menyampaikan kebenaran dan ke-baikan di tengah masyarakat homogen maupun plural. DakwahIslamiyah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan olehumat Islam dalam kehidupan sehari-harinya dalam berbagai aspekkehidupan apapun. Sebuah ideologi (agama) jika tidak disosialisasikankepada masyarakat, ia akan tetap sebagai ide, ia akan tetap sebagaicita-cita yang tak akan terwujud jika tidak ada sumber daya manusiayang mau dan mampu menyebarluaskannya tanpa memandangwaktu, umur, gender maupun jabatan.

Sebuah rencana dan strategi yang baik tidak akan berjalandengan baik manakala para pelakunya tidak memiliki kapabilitas dankompetensi yang mumpuni. Menurut Munir Mulkhan, selain da’i,perencana dan pengelola dakwah juga dapat disebut sebagai pelakudakwah. Ketiganya dapat disebut sebagai da’i dan memiliki peransama besar dalam mendukung keberhasilan kegiatan dakwah.

Dakwah pada masa kini harus mencakup dakwah bil hikmatilhasanah, meskipun tidak perlu menerapkan keterampilan yangterlalu teknis. Ceramah-ceramah agama idealnya adalah ceramahyang bertemakan kebutuhan nyata masyarakat sehingga pesandakwah akan sampai kepada mad’u secara efektif. Konsep dakwahidealnya adalah dakwah yang tidak menyempitkan cakrawala umatdalam emosi keagamaan dan keterpencilan sosial. Untuk me-wujudkan tujuan dakwah, pesan-pesan dakwah hendaknya mampuditransformasikan dari retorika ke realita. Dengan demikian, umatpun akan merasakan makna satunya kata dengan tindakan.

1 Umar Hasyim, Mencari Ulama’ Pewaris Nabi, (Surabaya: Bima Ilmu, 1983),hlm. 135.

Page 4: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

436 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

Demi mewujudkan tujuan tersebut, perlu adanya sumberdaya atau tenaga pelaksana dakwah, yakni da’i yang terampil, ahlidan berkualitas secara personal maupun profesional. Majunyaperkembangan zaman menimbulkan problematika yang terlalukompleks untuk diselesaikan dengan cara sederhana. Cukup banyakpara da’i yang gencar menyuarakan ajaran Islam,namun hasilnyabelum mampu mengatasi permasalahan dakwah secara signifikan.Dapat dikatakan bahwa perbandingan antara peningkatan kegiatandakwah yang dilakukan para da’i dengan penyelesaian permasalahanyang ada tidak berbanding lurus. Lantas apa yang menjadipermasalahannya?

Melihat realita dakwah pada saat ini, terdapat beberapa halyang memicu permasalahan dakwah semakin kompleks. Diantaranya,para da’i hanya sekedar menyampaikan ajaran Islam tanpa melakukanevaluasi dan memikirkan sejauh mana keberhasilannya. Dengan katalain, seorang da’i lepas dari tanggung jawab akan keberhasilandakwah yang dilakukan. Padahal berdakwah tidak sekedar meng-gugurkan kewajiban, tetapi perlu juga perencanaan yang matangserta evaluasi secara menyeluruh agar kegiatan dakwah yang dilaku-kan dapat membuahkan hasil maksimal.

Persoalan mendasar lain yang tidak kalah penting ialah masihbanyaknya muballigh yang belum memiliki peta dakwah, sehingga,meskipun wawasan keagamaan yang dimiliki cukup tinggi, tetapi tidaksesuai dengan obyek dakwah (sasaran dakwah). Sebuah komunitasdalam masyarakat biasanya memiliki problematika, budaya, dankarakter yang berbeda-beda. Meski demikian, masih banyakmuballigh yang menyampaikan materi dakwah dengan carayangseragam pada semua kalangan. Istilah barunya seperti ‘budayakaset, yaitu menyampaikan materi dakwah yang sama di mana sajadan untuk siapa saja tanpa memperhatikan kondisi mad’u. Jika sistemkerja tersebut dilanjutkan tanpa sebuah pengembangan, maka tujuandakwah akan sulit tercapai secara maksimal.

Melihat gambaran di atas, subyek dakwah (da’i/muballigh)perlu dipersiapkan agar mampu menjalani multi peran dalammasyarakat tanpa menanggalkan identitasnya sebagai seorangpendakwah. Berbagai peran tersebut akan mampu mendukung

Page 5: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

437Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

fleksibilitas da’i ketika berhubungan dengan berbagai komunitasdalam masyarakat yang heterogen. Dengan kata lain, peran da’idalam berbagai bidang merupakan transformasi bentuk dakwahsetelah melewati proses sosio-historis dalam implementasinya.

B. Transformasi Dakwah

Kata transformasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiaberarti perubahan rupa (bentuk, sifat dan sebagainya). Sementaraitu dakwah merupakan serangkaian perjuangan keagamaan yangselalu berkaitan dengan aktivitas manajerial (amaliyyah al idariyyah)secara profesional untuk mempengaruhi, mengajak, dan menuntunmanusia menuju kebenaran Islam. Untuk memperjelas sertamempermudah pemahaman tentang dakwah, dalam tulisan ini akandibahaspengertian dakwah tersebut dari dua aspek, yaitu bahasa(etimologi) dan aspek istilah (terminologi). Jika dilihat dari segibahasa, maka dakwah dapat berarti memanggil, mengundang,mengajak, menyeru, mendorong maupun memohon. Adapun ayatyang sejalan dengan pengertian dakwah di atas adalah, Siapakahyang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepadaAllah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “sesungguhnyaaku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat(41):33).

Dakwah dalam pengertian istilah, telah banyak dikemukakanoleh beberapa pakar keilmuan, di antaranya Masyhur Amin yangmenyatakan bahwa dakwah adalah suatu aktivitas yang mendorongmanusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, denganmateri ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini(dunia) dan kebahagiaan akhirat. Sementara Prof. Dr. M.QuraishShihab mengatakan, dakwah adalah seruan atau ajakan kepadakeinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebihbaik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.2

Dengan demikian, dakwah bukanlah terbatas pada penjelasan danpenyampaian semata, namun juga menyentuh aspek pembinaan,

2 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan para Da’I,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), hlm. 20-22.

Page 6: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

438 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

dan takwin (pembentukan) pribadi, manajemen (nidzam) keluargadan masyarakat Islam.

1. Da’iDa’i adalah seseorang yang melakukan ajakan atau orang yang

menyampaikan ajaran (muballigh). Subjek dakwah merupakan unsurpenting dalam pelaksanaan dakwah karena seorang da’i akanmenjadi pemandu titian yang mengemban misi risalah dan diserukankepada objek dakwah dengan dalil yang dapat dipertanggungjawab-kan kebenarannya. Seorang da’i dituntut mampu mengetuk danmenyentuh hati umat yang dihadapinya secara profesional agar misiyang disampaikan dapat diterima oleh umat.

2. Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen dalam bahasa Arab berasal dari kata nadzama-

yandzimu-nadzman-nidzaman, yang berarti mengatur, memberi. Bisajuga bermakna mengatur perkara (nadzdzama al-amru) agar teraturdengan adanya peraturan atau aturan (nidzam).3 Manajemencenderung dikatakan sebagai ilmu terapan. Maksudnya adalah bahwaseorang yang belajar manajemen belum tentu mampu menjadiseorang manajer yang baik. Manajemen yang baik lahir dan dididik,artinya untuk menjadi seorang manajer yang baik haruslahmempunyai bakat sebagai seorang pemimpin, disamping belajar ilmupengetahuan.4

Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiridari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakandan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapaisasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber dayamanusia serta sumber-sumber lain.5 Menurut Hadari Nawawi,

3 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:YPPPQ-HidakaryaAgung, 1989), hlm. 19.

4 M. Manullang, Manajemen Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981),hlm. 11-12.

5 George R. Terry, Penj. Winarno. Asas-asas Manajemen, (Principle ofManagement), (Bandung: Alumni, 1996), hlm. 4.

Page 7: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

439Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagaiberikut:1. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja

dilingkungan organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja,pekerja atau karyawan).

2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagaipenggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakanaset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial)di dalam organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadipotensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkaneksistensi organisasi.6

Sedangkan menurut Mangun dalam Suroto, sumber dayamanusia adalah semua kegiatan manusia yang produktif dan semuapotensinya untuk memberikan sumbangan yang produktif padamasyarakat.7 Jadi manajemen sumber daya manusia adalahperencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan danpengawasan terhadap kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya.

C. Peluang dan Tantangan Dakwah Kekinian

Memasuki milenium baru, dunia dakwah sedang menghadapitantangan baru yang sifatnya lebih sistematik. Pengkajian kembalitentang pengertian, ruang lingkup, dan metode dakwah perlu terusdilakukan. Saat ini, berbagai fenomena sosial yang muncul darikompleksitas budaya serta masyarakat yang heterogen telahmenciptakan “pekerjaan rumah” yang lebih banyak dan lebih luascakupannya bagi da’i. Jika dilihat dari satu sisi, kondisi tersebutmembuat tingkat kesulitan da’i dalam berdakwah semakinmeningkat. Namun di sisi lain, fenomena tersebut dapat dipandang

6 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk Bisnis Yangkompetitif, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), hlm.40.

7 Suroto, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kerja, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1986), hlm.16.

Page 8: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

440 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

sebagai peluang atau sasaran dakwah yang sangat besar bagi da’i.Hal ini menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi dunia dakwah.Tantangan tersebut akan mampu dihadapi dengan memperbaikiperforma da’i sebagai subjek dakwah utama. Secara garis besar,terdapat tiga masalah klasik yang dapat dilihat dari sisi internalda’isebagai subjek dakwah, yakni:1. Terjadinya penyempitan makna dakwah dalam sudut pandang

da’iMasih banyak da’i yang memiliki anggapan bahwa

berdakwah cukup dilakukan dengan cara verbal dan sederhana.Akibatnya, tanpa disadari da’i memasuki zona nyaman dan seringlupa atau kurang tertarik untuk mengeksplorasi cara dakwah yanglebih beragam. Padahal, lahan dakwah merupakan lautan luasyang sebagian besar wilayahnya masih belum tersentuh secaramaksimal. Di sini sangat diperlukan sikap open minded dankesadaran terhadap konsep dakwah yang hakiki, di mana dakwahmenjadi bagian dari spirit dan terpancar dalam berbagai bentukinteraksi dengan masyarakat luas.

2. Stagnansi pengembangan ilmu yang dimiliki para da’iAl Quran sebagai wahyu dari Allah merupakan sesuatu yangmutlak dan tidak berubah. Namun, interpretasi dan pemahamanmanusia terhadap wahyu tersebut akan selalu berkembangsejalan perubahan zaman. Perkembangan interpretasi inilah yangharus difahami secara baik oleh da’i sebagai bahan pengem-bangan materi dakwah. Da’i yang tidak memahami hal ini akanterus melakukan pengulangan materi, bersikap kaku dan fanatikterhadap suatu hukum tanpa menganalisa kondisi masyarakat.Di sisi lain, Budaya kritis yang dimiliki masyarakat masa kini telahmenantang da’i untuk mengembangkan cara dakwah lama kedalam bentuk baru.

3. Manajemen dakwah yang dilakukan oleh para da’i masih bersifatkonvensional

Secara mendasar, kendala dakwah sering timbul dari sisiinternal. Kendala tersebut antara lain berupa kelemahan dalamsistem dakwah, kesalahan dalam metode serta kelemahan dalam

Page 9: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

441Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

sarana dakwah.8 Kelemahan tersebut timbul dari adanya carapandang yang mengidentikkan da’i dengan perseorangan, jugakeyakinan sebagian orang bahwa pengelolaan dakwah melaluifungsi manajemen merupakan hal tabu karena dianggap sebagaikomersialisasi dakwah.

D. Transformasi Peran Da’i: Solusi MSDM

Sebuah kata hikmah menyebutkan, fâqidu asy syai’ Lá yu’thi(seseorang tidak akan mampu memberi jika ia tidak memiliki). Katahikmah ini seharusnya selalu diingat oleh para da’i kapan pun dandimana pun dia berada. Dakwah adalah kewajiban setiap individutanpa terkecuali. Satu hal lagi yang perlu digaris bawahi, dakwahtidak hanya identik dengan mimbar, podium, tabligh akbar dansebagainya. Seorang da’i yang betul-betul memahami dakwah dalammaknanya yang lebih luas akan mempergunakan seluruh sarana yangada sebagai media dakwah.

Dalam masyarakat kita, da’i sering diidentikkan dengan seorangustadz yang selalu berbaju koko, melilitkan serban dilehernya, memakaipeci dan membawa tasbih kemana-mana. Cara pandang masyarakatseperti ini tidak selalu salah, namun yang salah adalah ketika penilaianitu menjadi standar mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Masihbanyak karakter lain selain performance luar yang harus dimilikiseorang da’i agar ia bisa berdakwah dengan sukses. Perkembangankebudayaan dan peradaban masyarakat membuat dakwah harusmenghadapi berbagai hal yang beberapa di antaranya merupakan halbaru. Dengan kata lain, pemaknaan dan pelaksanaan dakwah harusmempertimbangkan social setting dalam masyarakat.

Penulis mencoba menjabarkan beberapa hal berikut ini se-bagai alat bantu untuk memberikan gambaran tentang pengembang-an peran da’i sehingga mampu tampil prima sebagai pribadi-pribadiyang mencerahkan.

8 Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta:Kencana, 2007), hlm. 238.

Page 10: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

442 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

1. Da’i sebagai KomunikatorPeranan da’i atau muballigh sangat penting dan strategis. Da’i

sebagai sumber daya dakwah utama harus memahami danmelaksanakan semua langkah strategis yang diuraikan di muka, yaitumengenal khalayak, merencanakan pesan, menetapkan metode danmemilih media serta mewarnai media massa dan media interaktifsesuai kondisi khalayak yang dijadikan sasaran (publik). Da’i adalahkomunikator dakwah yang terdiri atas individu atau individu-individuyang terhimpun dalam suatu lembaga dakwah (organisasi sosial).Da’i atau muballigh dapat juga merupakan orang-orang yangterlembagakan dalam media massa (pers, film, radio dan televisi).

Peradaban masa kini lazim disebut peradaban masyarakatinformasi, dimana informasi menjadi salah satu komoditi primer danbahkan dapat menjadi sumber kekuasaan karena dengan informasi,pendapat umum (public opinion) dapat dibentuk untuk mempengaruhiserta mengendalikan pikiran, sikap, perilaku orang lain.9 Itu sebabnyadakwah sebagai salah satu bentuk penyampaian informasi tentangajaran agama harus dilakukan oleh seseorang yang memilikipengetahuan memadai berkaitan dengan ilmu komunikasi. Dapatdikatakan bahwa, da’i dituntut untuk menjadi komunikator yang baik.

Beberapa hal yang harus dimiliki da’i untuk menjadikomunikator yang baik antara lain:a. Memiliki kemampuan retorika

Kemampuan retorika bukan hanya berkenaan dengan ke-mampuan mengekspresikan materi dakwah secara verbal,namun juga menyangkut style atau gaya khas da’i dalammenyampaikan materi dakwah. Style tersebut tidak perlu dibuat-buat, namun perlu dilatih secara praktis dan sesuai dengankepribadian da’i sehingga da’i merasa nyaman menggunakannya.

b. Memiliki pengetahuan dasar tentang psikologi individu serta sosialIlmu psikologi merupakan ilmu pendamping dalam

membantu da’i menentukan karakteristik, kecenderungan serta

9 Fathul Wahid, ­E­Dakwah: Dakwah Melalui Intenet, (Yogyakarta: GavaMedia, 2004), hlm. 19.

Page 11: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

443Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

kondisi mad’u, sehingga mampu menentukan materi dakwah dancara penyampaiannya secara tepat. Ilmu ini dapat dipelajaridengan mengikuti berbagai pelatihan atau secara otodidak lewatmembaca buku serta berbagi pengalaman sesama da’i.

c. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan berbagai mediauntuk kegiatan dakwah

Sudah bukan zamannya lagi seorang da’i gagap teknologi.Perkembangan media elektronik dan sosial saat ini membuatarus informasi mengalir begitu deras kepada masyarakat tanpaterbendung. Sesudah melihat banyak hal baru, tentunya mad’uakan kehilangan minat ketika mendengarkan dakwah yangdisampaikan ala kadarnya. Dibutuhkan kemasan yang menarikuntuk membangkitkan kembali minat mad’u. Da’i dapatmemanfaatkan media sosial untuk mengemas materi dakwahmenjadi lebih hidup, misalnya dengan menampilkan cuplikanvideo, foto atau gambar yang dapat membantu mad’u me-mahami materi dakwah.

2. Da’i sebagai konselorDa’i sebagai konselor, pada dasarnya merupakan interaksi

timbal-balik yang di dalamnya terjadi hubungan saling mem-pengaruhi antara konselor sebagai pihak yang membantu dan kliensebagai pihak yang dibantu. Hanya saja, mengingat konselor di-asumsikan sebagai pribadi yang akan membimbing konseli dalammencapai tujuan tertentu, maka dalam relasi ini sangat dibutuhkanadanya kapasitas tertentu yang harus dimiliki oleh seorang konselor.Kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan termasuk pribadi,pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dimilikikonselor, yang akan menentukan keberhasilan (efektivitas) prosesbimbingan dan konseling. Salah satu kualitas yang kurang dibicarakanadalah kualitas pribadi konselor, yang menyangkut segala aspekkepribadian yang amat penting dan menentukan efektivitaskonseling.10 Da’i sebagai seorang konselor harus mampu berperan

10 Willis Sofyan S., Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm. 79.

Page 12: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

444 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

antara lain:a. Mendampingi dan membina masyarakat

Cara ini tidak harus diaplikasikan secara formal dan kaku, namundapat mengalir sejalan dengan pergaulan da’i dalam masyarakat.Kuncinya adalah da’i mampu masuk ke dalam setiap lapisanmasyarakat, baik dalam komunitas yang taat beribadah,komunitas yang awam terhadap pengetahuan agama, bahkanjuga komunitas non muslim. Dalam hal ini da’i perlu belajar untukbersikap toleran dan fleksibel demi kepentingan dakwah. Artinya,ketika da’i mendapati kondisi yang menyimpang menurut ajaranagama, da’i tidak harus tergesa-gesa menghakimi danmengeluarkan pernyataan tentang benar atau salahnya sebuahkejadian. Da’i perlu mencari tahu sebab kejadian, mendalamikarakteristik komunitas yang melakukan penyimpangan,menentukan solusi yang tepat dan memgimplementasikan solusisecara bertahap sehingga masyarakat tidak menjauh karenamerasa digurui.

b. Mendampingi dan membina muallafHingga saat ini, masih banyak muallaf yang belum mendapatkanbimbingan dan pembinaan secara maksimal. Padahal tidak sedikitmuallaf yang demi hijrah ke agama Islam telah rela kehilanganharta dan keluarga, sehingga harus memulai lagi dari nol. Dalamkondisi tersebut, jangan sampai mereka merasa sendirian, karenapada dasarnya begitu masuk Islam, mereka adalah saudara seimanbagi seluruh umat Islam. Kenyataannya, sebagian besar da’i masihkurang menaruh minat pada pekerjaan besar ini. Da’i dapatberperan serta dengan bergabung ke dalam lembaga dakwah yangconcern terhadap pembinaan muallaf. Dengan peran ini da’imendapatkan dua hal sekaligus, yakni melaksanakan pengabdianterhadap agama dan mendapatkan pengalaman serta nilai-nilaikehidupan yang berharga dari muallaf binaan, yang nantinya dapatmemperkaya materi dakwah.

c. Mendampingi dan membina organisasi sosial keagamaanPerkembangan interpretasi manusia terhadap ajaran agamatelah memunculkan berbagai kelompok keagamaan. Biasanya,

Page 13: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

445Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

kelompok tersebut terbentuk dari sekumpulan orang yangmemiliki kesamaan prinsip atau pemahaman dalam beragama.Pendampingan dan pembinaan da’i terhadap kelompoksemacam ini sangat penting untuk mencegah sikap fanatismeberlebihan dan menumbuhkan toleransi antar kelompokkeagamaan yang berbeda. usaha ini akan mengurangi resikoterjadinya disintegrasi yang pada akhirnya akan memicu konflikdalam masyarakat. Dalam hal ini, da’i perlu memperkayapengetahuan tentang keragaman interpretasi dalam beragamadengan mencari kasus-kasus keagamaan di berbagai daerah danmanca negara, mengamati bagaimana masalah tersebut di-selesaikan, serta menganalisa sejauh mana tingkat keberhasilandalam penyelesaian kasus tersebut.

d. Mendampingi dan membina anak mudaGenerasi muda merupakan investasi bagi sebuah bangsa.Sedemikian pentingnya, sehingga jika generasi muda mengalamikerusakan moral, maka bangsa tersebut dapat dianggap telahrusak. Arus globalisasi serta westernisasi lewat berbagai mediaterlalu deras untuk ditahan, maka yang dapat dilakukan adalahmengawasi serta menanamkan filter sekuat mungkin padagenerasi muda. Untuk melakukan hal ini, da’i perlu memahamijiwa generasi muda, memikirkan berbagai kegiatan positif danmenggerakkan anak-anak muda di sekitar lingkungan da’i dalampelaksanaannya. Dengan keikutsertaannya, anak muda akanbelajar melaksanakan tanggung jawab, menemukan identitas dirisekaligus menyalurkan energi dengan cara yang benar.

Kemampuan da’i sebagai konselor dapat diasah setidaknyalewat tiga cara. Pertama, membangun hubungan pribadi denganmad’u. Da’i perlu membangun keakraban dan mengenal mad’u secarapersonal, sehingga mad’u bersedia membuka diri. Hal ini dapatmemudahkan da’i dalam mengidentifikasi akar masalah pada dirimad’u dan menetapkan langkah tepat sebagai solusinya. Kedua,menumbuhkan sikap pengertian terhadap kecenderungan mad’u.Da’i perlu memahami kondisi jiwa mad’u. sebuah solusi yangseharusnya efektif bisa menjadi tidak berarti jika diterapkan padawaktu yang salah. Dengan melihat sikap mental mad’u, da’i dapat

Page 14: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

446 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

memilih mana solusi yang bisa diterapkan saat itu, dan mana yangharus menunggu kesiapan mad’u. Ketiga, bersikap sabar terhadapmad’u. Pada dasarnya, sesuai dengan fungsi ajaran Islam sebagairahmatan lil ‘alamin, tujuan dakwah da’i adalah terciptanya kebaikanumat secara umum, bukan hanya orang Islam. Secara otomatis, da’iakan menghadapikondisi yang berbeda dari berbagai komunitasdalam masyarakat. Kemampuan da’i dalam bergaul memiliki peranbesar dalam menentukan penerimaan berbagai komponenmasyarakat yang heterogen tersebut. Dalam hal ini, fleksibilitas dantoleransi da’i menjadi kunci penghubung interaksi antara da’i denganmasyarakat.

Syarat utama untuk mengembangkan peran da’i sebagaiseorang konselor adalah kepercayaan. Sebagaimana diketahui, nabiMuhammad saw dikenal sebagai al-amin (yang terpercaya). Gelarini diberikan karena setiap sikap, tindakan dan perkataan beliaumerupakan sesuatu yang membawa nilai positif dan kebenaran,sehingga timbul kepercayaan di hati masyarakat terhadap beliau.Nabi Muhamamd saw telah tercatat dalam sejarah umat manusiasebagai tokoh nomor satu dari 100 tokoh dunia yang berhasilmenggerakkan perubahan dengan pendukung yang sangat besar.Fakta ini membawa pesan bahwa da’i harus mampu mengambiltempat di hati masyarakat sebagai sosok yang dapat dipercaya.Dengan kata lain, dakwah harus dimulai dari diri para da’i danmuballigh agar terpercaya dalam masyarakat sebagai seorang yangdapat dipegang kredibilitasnya.

3. Da’i sebagai Problem SolverDa’i masa kini bukan hanya dibutuhkan sebagai penyampai

ajaran agama, namun juga sebagai pemecah masalah yang timbuldari proses penginterpretasian dan pelaksanaan ajaran agama.Seringkali, mad’u mengalami kendala ketika berusaha mem-praktekkan apa yang telah ia dengar dan pelajari. Da’i harus siapmenerima pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan penyelesaianmasalah mad’u. Untuk membekali diri, terdapat beberapa poin yangperlu dilakukan oleh da’i:

Page 15: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

447Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

a. Memperbanyak data tentang berbagai permasalahan dakwah.Data ini dapat dicari lewat buku, media elektronik, media cetak,maupun pada berbagai lembaga dakwah.

b. Memahami setting sosial masyarakat setempat.Da’i perlu memahami kondisi sosio kultural dan kebiasaanmasyarakat tempat ia berdakwah. Dengan memahami ke-cenderungan masyarakat, da’i bahkan dapat memperkirakanpermasalahan yang mungkin terjadi serta mempersiapkan solusi.

c. Mampu berbaur dengan berbagai lapisan masyarakat.Kemampuan da’i dalam bergaul dengan berbagai lapisanmasyarakat sangat mempengaruhi perkembangan dankeberhasilan dakwahnya. Secara faktual, banyak da’i yangmenjaga citra diri dengan cara kaku dan tidak proporsional. Da’ibersikap layaknya priyayi yang hanya bisa tersentuh olehsegelintir orang. sikap tersebut membuat dakwah yang dilakukanda’i terkesan eksklusif dan tidak terserap secara merata dikalangan masyarakat. Untuk mengantisipasi hal ini, da’i perlumemperluas pergaulan dengan banyak pihak dan tidak terlalubersikap formal. Sesekali, tidak mengapa jika da’i ikut nimbrungdi angkringan atau mentraktir beberapa warga ke warunglesehan. Dalam kondisi santai, seringkali seseorang akan bersikaplebih terbuka dan bersedia mengemukakan pendapat sertapermasalahan secara jujur.

d. Bekerja sama dengan organisasi sosial keagamaan masyarakat.Bekerja secara bersama-sama akan terasa lebih ringan daripadabekerja sendirian. Prinsip ini dapat pula diadopsi oleh da’i. Kerjasama yang dilakukan da’i dengan organisasi sosial keagamaandapat membantu menampung masalah, menambah sumberdaya manusia serta memperluas jaringan dakwah da’i. Secaratidak langsung, da’i telah memberdayakan mad’u dan melakukandakwah partisipatoris dimana mad’u secara otomatis menjadikader dakwah yang akan melanjutkan dan mengembangkandakwah da’i dalam masyarakat.

Dengan memahami dakwah sebagai pemecahan masalahdiharapkan membuahkan tiga kondisi: pertama, tumbuhnya

Page 16: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

448 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

kemandirian dan kepercayaan umat serta masyarakat sehinggaberkembang sikap optimis. Kedua, tumbuhnya kepercayaan terhadapkegiatan dakwah guna mencapai tujuan kehidupan yang lebih ideal.Ketiga, berkembangnya suatu kondisi sosial dan ekonomi, politikserta iptek sebagai landasan peningkatan kualitas hidup umat .Keempat, dengan strategi dakwah partisipatoris, di mana da’ibersama-sama masyarakat terlibat langsung dalam hal memecahkanproblem yang dihadapi.11

4. Da’i sebagai ManajerSebagai sumber daya utama dakwah, da’i harus mampu

mengelola kegiatan dakwah agar berjalan sinergis, efektif dan efisien.Dengan kata lain, da’i masa kini harus memiliki kemampuan danmenjalani peran sebagai manajer kegiatan dakwah. Terdapatbeberapa indikator kemampuan da’i sebagai seorang manajer:a. Mampu memimpin diri sendiri

Konsep ibda’ bi nafsiy merupakan prinsip yang selalu relevansepanjang sejarah dakwah. Da’i harus mampu membentukdirinya menjadi profil yang penuh dengan nilai-nilai positif,sehingga mad’u bersedia mempercayai bahwa da’i tersebut akanmengantarkan mereka ke arah yang sama.

b. Menjadi motivator umatMotivasi terbesar yang dapat dilakukan da’i terhadap umatadalah dengan mengembangkan kualitas diri sedemikian rupa,sehingga mad’u dapat melihat melalui profil da’i bahwa tidakada hal yang mustahil dilakukan jika mereka bertekad kuat danberusaha keras mencapainya.

c. Mampu mengelola dan mengorganisasikan kegiatan dakwah.Da’i perlu mempelajari ilmu manajemen dan mengaplikasikan-nya dalam proses dakwah dengan merencanakan, meng-organisasikan serta mengevaluasi kegiatan dakwah. Kemampuanini bisa dipelajari dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah

11Andy Dermawan, Ibda’ Binafsika Menggagas Paradigma DakwahPartisipatoris, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007), hlm. 109.

Page 17: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

449Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

berupa pelatihan atau workshop manajemen dakwah yangdiselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun lembagaswasta.

5. Da’i sebagai EnterpreneurDakwah merupakan bentuk pengabdian terhadap agama, dan

karena itu butuh keikhlasan untuk melaksanakannya tanpa meng-harapkan balasan. Meski demikian, seorang da’i tentu membutuhkanjaminan finansial untuk menghidupi dirinya serta keluarganya.Dengan kondisi ekonomi yang stabil, kegiatan dakwah dapatdilaksanakan dengan perasaan ringan. Selayaknya, da’i tidak bersikappasif dengan menunggu uluran tangan orang lain. Da’i perlu secaraproaktif memulai usahanya sendiri. Beberapa hal yang harus dimilikida’i untuk berwirausaha adalah:a. Berani memulai

Memulai sebuah usaha tentu tidak mudah. Diperlukankeberanian besar dan mental yang kuat untuk menghadapi setiapkemungkinan. Namun dalam hal ini, da’i memiliki keuntungan,yakni bisa memanfaatkan jaringan dakwah yang telah dimilikiuntuk mempromosikan usahanya

b. Pantang menyerahDalam setiap usaha selalu ada kemungkinan terburuk, yaknikegagalan. Jika hal ini benar-benar terjadi, dai harus menyiapkanmental dan tidak menyerah dengan berhenti berwirausaha.Kegagalan tersebut dapat dijadikan pelajaran untuk memperbaikisistem usaha selanjutnya.

c. Siap bekerja kerasUsaha yang baru dibangun biasanya membutuhkan waktu untukdapat berjalan dengan stabil. Untuk itu, diperlukan kerja kerasdan dedikasi dalam mempertahankan bisnis atau usaha.Biasanya, masa kritis dalam wirausaha dialami dalam dua tahunpertama. Masa awal ini digunakan sebagai masa promosi danmenjaring pelanggan atau klien. Jika usaha dapat bertahansampai satu tahun pertama, maka tahun berikutnya dapatdifokuskan untuk mengembalikan modal dan menghasilkan

Page 18: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

450 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

keuntungan. Da’i yang sukses dalam berwirausaha dapatmemberdayakan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian,da’i mampu menjadi penggerak ekonomi dan bukan sekedarpenyampai ajaran agama.

Multi peran da’i dalam dunia dakwah merupakan tantanganbesar yang harus dihadapi pelaku dakwah. Kesiapan sumber dayamanusia dakwah untuk menghadapinya akan mengubah tantangantersebut menjadi peluang besar terhadap peningkatan keberhasilandakwah. Transformasi peran da’i dapat dianggap berhasil jika mampusecara partisipatif mengantarkan umat menuju perubahan sosial,ekonomi, politik serta budaya ke arah yang lebih baik.

E. Penutup

Proses perubahan dalam dakwah dimulai dari perubahan diripara pelaku sejarah dan peradaban, mereka menjadi sumber dayamanusia unggul bernilai ganda. Dengan demikian dakwah memilikidua peran yang saling terkait, yaitu dakwah sebagai proseskomunikasi dan proses perubahan sosial. Dakwah sebagai proseskomunikasi berperan menyampaikan pesan-pesan komunikator (da’i)kepada komunikan (mad’u) lewat media, agar terjadi perubahan padadiri komunikan, baik dalam pengetahuan, sikap dan tindakan. Ataudengan kata lain perubahan dalam aspek akidah, akhlak, ibadah danmu’amalah

Sedangkan dakwah sebagai proses perubahan sosial, iaberperan dalam upaya perubahan nilai dalam masyarakat, sesuaidengan tujuan-tujuan dakwah Islam. Sebab dakwah pada hakikatnyaadalah aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistemkegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yangdilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa,berfikir, bersikap dan bertindak manusia, pada dataran kenyataanindividual dan sosio-kultural, dalam rangka mengusahakanterwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusiadengan menggunakan cara tertentu.

Transformasi peran da’i bukan hanya sebagai penyampaipesan wahyu akan tetapi harus mampu memiliki kemampuan 1) da’i

Page 19: TRANSFORMASI PERAN DA’I DALAM MENJAWAB PELUANG DAN

451Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2 Tahun 2014

Aris Risdiana, Transformasi Peran Da’i dalam Menjawab Peluang dan Tantangan...

sebagai konselor, 2) da’i sebagai fasilitator/mediator, 3) da’i sebagaimanajer, 4) da’i sebagai problem solver, 5) da’i sebagaienterpreuneur. Akhirnya sebagai penutup, setiap da’i atau mubalighharus “sholeh” secara pribadi dan “sholeh” secara sosial. Selanjutnyakedua kesholehan tersebut diintegrasi dan disinergikan untuk tampilsebagai “aktor” guna membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Andy, Ibda’ Binafsika Menggagas Paradigma DakwahPartisipatoris, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007.

An-Nabiry, Fathul Bahri,Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan paraDa’i, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008.

Wahid,Fathul, ­E­Dakwah: Dakwah Melalui Intenet, Yogyakarta: GavaMedia, 2004.

Terry, George R., Penj. Winarno. Asas-asas Manajemen, (Principle ofManagement), Bandung: Alumni, 1996.

Nawawi,Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk BisnisYang Kompetitif, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1998.

Manullang, M.,Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia,1981.

Yunus,Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: YPPPQ-HidakaryaAgung, 1989.

Suroto, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kerja, Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1986.

Hasyim, Umar, Mencari Ulama’ Pewaris Nabi, Surabaya: Bima Ilmu,1983.

Ilaihi,Wahyu dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta:Kencana, 2007.

Willis Sofyan S., Konseling Individual Teori dan Praktek, Bandung:Alfabeta, 2007.