efektifitas program da’i siaga bencana...

105
EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM (LPBI) NAHDLATUL ULAMA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: AGUNG SULISTIONO NUGROHO NIM. 1110051000108 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: tranduong

Post on 15-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA LEMBAGA

PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM (LPBI)

NAHDLATUL ULAMA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu KomunikasiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:AGUNG SULISTIONO NUGROHO

NIM. 1110051000108

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA LEMBAGA

PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM (LPBI)

NAHDLATUL ULAMA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu KomunikasiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:AGUNG SULISTIONO NUGROHO

NIM. 1110051000108

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 3: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang memiliki judul “Efektifitas Program Da’i Siaga BencanaLembaga Penanggulangan Bencana Dan Perubahan Iklim (LPBI) NahdlatulUlama”, telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Dakwah Dan IlmuKomunikasi pada tanggal 10 Februari 2017.

Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelarSarjana Sosial pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas IlmuDakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jakarta, 10 Februari 2017

PANITIA SIDANG MUNAQASAH

Anggota

Pembimbing

Drs. S. Hamdani, MANIP : 195503091994031001

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Hj. Roudhanah, MANIP : 195809101987032001

Sekretaris Merangkap Anggota

Fita Fathurokhmah, M.SiNIP : 19830610200912201

Penguji I

Dr. Sihabudin Noor, MANIP : 196902211997021001

Penguji II

Burhanudin, Lc, MANIP : 196902052014111002

Page 4: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

Jakarta, Februari 2017

Agung Sulistiono NugrohoNIM : 1110051000108

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Agung Sulistiono Nugroho

NIM : 1110051000108

Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan Skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengimbangi dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin penulisan.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pertanyaan diatas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikan pertanyaan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 5: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

ABSTRAK

Nama : Agung Sulistiono Nugroho

NIM : 1110051000108

LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan IklimNahdlatul Ulama) adalah lembaga sosial kemanusian yang bergerak di bidanglingkungan hidup dan kebencanaan dan sebagai organisasi islam terbesar diIndonesia yang mempunyai tanggung jawab dakwah mencoba menerapakanbagaimana bisa melakukan penyadaran dimasyarakat akan ancaman bencanamelalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

Penelitian ini, adalah untuk melihat bagaimana pelaksanaan dakwahprogram Da’i Siaga Bencana, bagaimana tingkat kesadaran masyarakat sebelumdan sesudah pelaksanaan program Da’i Siaga Bencana dan bagaimana efektifitasprogram Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan PerubahanIklim (LPBI) Nahdlatul Ulama.

Penelitian ini menggunakan Metode kualitatif. Data-data yang diperolehdari pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan verbal (lisan) bukan datanominal atau yang menunjukkan angka-angka. Dalam menganalisis data penulismenggunakan metode deskriptif analisis.

Data – data yang terkumpul melalui obvservasi, wawancara, dandokumentasi dilapangan kemudian dianalisis dengan mengacu pada teori yang dikemukan oleh F.X Swarto dimana pengukuran ke efektifan meliputi : pendekatantujuan, pendekatan teori system dan pendekatan teori multiple konstituensi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa : 1. Pelaksanaan kegiatandakwah meliputi sosialisasi, pelatihan, simulasi dan pendampingan masyarakat, 2.Tingkat kesadaran masyarakat sebelum dilakukan proram bersifat anomous,hetromous dan sosionomous, 3. Setelah dilakukan program masyarakat terdapatpeningkatan pengetahuan masyarakat baik teori ataupun tingkat kesiap-siagaanmasyarakat, 4. Ke-efektifan program terlihat pada adanya perubahan atautindakan masyarakat dalam merespon bencana.

i

Page 6: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang

“Efektifitas Program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan

Bencana Dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama”. Shalawat serta

salam semoga tetap dan akan terus tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW,

manusia pilihan yang pribadinya selalu menjadi tauladan bagi kita semua, kepada

keluarganya, kepada sahabatnya sampai kepada para pengikutnya.

Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada

segenap pihak-pihak tersebut, yang diantaranya adalah:

1. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Suparto M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.

Dr. Hj. Roudhanah MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan

Suhaimi M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan

Fita Fathurokhmah SS, M.si, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi Dan

Penyiaran Islam.

3. Prof. Dr. Murodi MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan masukan dan membantu penulis selama proses perkuliahan.

4. Drs. S. Hamdani MA, selaku dosen pembimbing yang dengan tulus

memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis serta nasihat – nasihat

yang luar biasa yang semoga bermanfaat bagi penulis

ii

Page 7: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sangat

berkontribusi dalam memberikan ilmu serta pengetahuan yang tiada terkira

kepada penulis selama menjalani studi.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Fakultas

7. Bapak Muhamad Ali Yusuf Selaku Ketua lembaga, TIM TD LPBI NU, PW

Yogyakarta LPBI NU, Pengurus Pusat LPBI NU yang selalu membantu dan

memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini.

8. Ucapan terima kasih terdalam penulis sampaikan kepada Kedua Orangtua

Bapak Bambang Sulistiono Dan Ibu Mursinah yang tak kenal lelah berjuang,

membantu, mendoakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan

keluarga besar H. Sepel yang terus memberi kebahagiaan, bahwa bahagia

tidak selalu dengan senyum dan tawa tapi esensi kebersamaan kita.

9. Keluarga besar KMPLHK RANITA yang sudah menjadi keluarga kedua

penulis dan memberikan banyak pelajaran berharga, yang juga memberikan

masukan kepada penulis, penelitian ini secara khusus saya dedikasikan kepada

organisasi yang banyak memberikan penulis pelajaran berharga

Serta tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih penulis kepada aparatur

pemerintahan Kelurahan Argomulyo dan Bapak Alfian selaku Narasumber

yang dengan senang hati menerima penulis untuk melakukan penelitian ini.

iii

Page 8: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

10. Sahabat–sahabat seperjuangan yang telah lebih dulu menyelesaikan masa

studinya Abdurahman, Fityan Aunilah, Abdulah Ihksan, Sumantri, Sehab

Budianto, Boby Gunaman, Kurniawan Prasetyo dan teman teman

seperjuangan KPI D 2010 sehingga menjadi motivasi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11. Nurma Elita Sari yang selalu memotivasi penulis saat penulis sedang jenuh

dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua yang telah di

lakukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Saya ucapkan terima

kasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.

Akhir kata, penulis memahami bawasannya tak ada satupun di dunia ini yang

sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan

koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulisan berikutnya.

Jakarta, Februari 2017

Agung Sulistiono Nugroho

iv

Page 9: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................... ............................ i

KATA PENGANTAR ................................................... ............................ ii

DAFTAR ISI ................................................... .......................... ..v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah........................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka.................................................................... .14

F. Sistematika Penulisan ............................................................ .17

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Efektifitas .................................. .......................... 19

B. Pengertian Dakwah dan Unsur Dakwah ...... .......................... 21

C. Pengertian Efektifitas Dakwah .................... .......................... 32

D. Pengertian Bencana dan Penanggulangan Bencana................. 38

E. Pengertian Program Da’i ............................. .......................... 41

F. Pengertian Meningkatkan Kesadaran Masyarakat................... 43

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENANGGULANGAN

BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM

NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU)

A. Profil Lembaga Penanggulangan Bencana dan

Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) ....................... 46

B. Sejarah Berdirinya LPBI NU.................................................. 47

C. Visi dan Misi LPBI NU.......................................................... 51

v

Page 10: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

D. Struktur Kepengurusan LPBI NU........................................... 52

E. Tugas Pokok, Fungsi, dan Strategi Fungsional LPBI NU ....... 55

F. Program dan Kegiatan LPBI NU............................................ 57

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Kegiatan Dakwah Program

Da’i Siaga Bencana LPBI NU..................... .......................... 60

B. Tingkat Kesadaran Masyarakat Sebelum Mengikuti Program

Da’i Siaga Bencana LPBI NU..................... .......................... 63

C. Tingkat Kesadaran Masyarakat Setelah Mengikuti Program

Da’i Siaga Bencana LPBI NU..................... .......................... 66

D. Efektifitas Dakwah Yang Dilakukan LPBI NU

Melalui Program Da’i Siaga Bencana.......... .......................... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 75

B. Saran-saran ........................................................................ ...78

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 80

LAMPIRAN

vi

Page 11: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang

dimanifestasikan dalam suatu sistematika kegiatan manusia beriman, dalam

bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara

merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan

individual dan sosiakultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran

Islam dalam segi kehidupan manusia dengan menggunakan cara tertentu.

Dakwah menurut Quraish Shihab “Dakwah merupakan seruan atauajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yanglebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalamtingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yanglebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menujukepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagaiaspek.”1

Sebagai pelaksanaan ajaran Islam, tugas dakwah suatu kewajiban yang di

emban oleh setiap orang muslim menyampaikan kebenaran yang ada dalam Al-

Qur’an dan As-Sunnah sudah menjadi konsekuensi seorang yang menganggap

dirinya beriman walaupun yang disampaikan itu hanya satu ayat. Oleh karena itu,

diperlukan beragam cara dalam syiar dan dakwah untuk menegakan ayat-ayat

Allah swt di muka bumi ini tidak hanya melakukan dakwah dilakukan di depan

mimbar dengan berceramah.

1 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2001), hal. 194.

Page 12: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

2

“Salah satu cara yang efektif dalam membentuk dan membawaperubahan yang baik di masyarakat dengan menanamkan nilai-nilaikeislaman yaitu adanya peranan da’i atau pendakwah. Hal ini bertujuanagar terciptanya individu, keluarga dan masyarakat untuk menjadikanIslam sebagai pola pikir dan pola hidup agar tercapai kehidupan yangbahagia baik di dunia maupun di akhirat.”2

Da’i adalah orang yang dibebani tugas untuk berdakwah kepada umat

manusia, untuk menyampaikan ajaran Islam yang selama ini hadir di tengah-

tengah masyarakat dengan peran aktifnya.

Sebagai pendakwah, da’i dituntut untuk bisa menyampaikan kebaikan atau

dakwahnya dimana pun ia berada, sekalipun di daerah rawan bencana seperti

Indonesia. Hal ini dilakukan agar da’i atau pendakwah mampu mengambil

peranan dalam memulihkan mental masyarakat pasca bencana serta upaya

meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana dengan

memasukkan nilai agama sebagai entry point terciptanya perubahan sosial yang

baik di masyarakat.

Berdasarkan letak geografis dan kondisi geologis, Indonesia menjadi salah

satu negara yang sangat berpotensi sekaligus rawan bencana, berbagai macam

bencana telah banyak terjadi mulai dari banjir, kebakaran, gunung berapi,

tsunami, angin ribut dan lain-lain. Oleh karena itu, Indonesia memiliki kebutuhan

program penanggulangan bencana yang signifikan akan program penanggulangan

bencana yang terintergrasi disemua tingkatan, dari tingkat masyarakat sampai

ketingkat nasional. Bencana yang telah menimpa bangsa Indonesia telah

menimbulkan korban jiwa manusia yang tidak sedikit, kerusakan

lingkungan,kerugian harta benda, terganggunya kehidupan sosial ekonomi,

rusaknya prasarana dan struktur sosial, adanya lonjakan kebutuhan dasar serta

2 Rosidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal, ( Jakarta: Paramadina, 2004), cet. Ke- I, hal. 1.

Page 13: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

3

dampak sikologis dan pengungsian besar-besaran yang memunculkan banyak

persoalan sendiri.

Dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 156, bencana dijelaskan dengan

berbagai macam istilah, diantaranya mengenai musibah.:

ا ین لذ ابتھم ا أص إذArtinya : “(Yaitu) Orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka

mengucapkan Sesungguhnya aku ini milik Allah dan sesungguhnyaaku akan kembali kepada-Nya.”

Musibah adalah “sesuatu yang tidak sesuai kebiasaan. Dalam pengertian

ini musibah mencakup segala peristiwa yang berdampak negatif dan positif

sekaligus. Walaupun menurut kebiasaan musibah selalu diletakan pada peristiwa

yang berdampak negatif saja.”3

Islam juga mempunyai konsep dalam Pengurangan Resiko Bencana (PRB)

yang di gambarkan dalam bentuk siklus, masing – masing tahapan mitigasi

bencana dalam Islam mempunyai landasan normatif yang diambil dalam Al-

Qur’an sebagai sumber hukum. Sebagaimana gambar 1.1 dibawah ini :

Gambar 1.1Siklus Pengurangan Resiko Bencana (PRB)

3 Sihabuddin Muhammad ibn Abdillah al-Husaini al- Alusi, Ruh al- Ma’ani fi tafsiri al-Qur;ani al-Adzim wa as—sab’u al-Matsani, jilid 20, (Bairut: dar Ihya’ al-turats al-Arabi, t.t), hal.337.

Page 14: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

4

Pendekatan dalam Pengurangan Resiko Bencana dalam perspektif Islam

juga selaras dengan yang dikonsepsikan oleh Hyogo Framework For Action.

Bahwa Pengurangan Resiko Bencana (PRB) diartikan sebagai segala bentuk

kegiatan untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa dan hilang atau rusaknya

asset serta harta benda baik melalui upaya mitigasi bencana (Pencegahan,

peningkatan kesiapsiagaan) ataupun mengurangi kerentanan (fisik, material, sosial

kelembagaan, prilaku atau sikap). Model Pengurangan Resiko Bencana yang

banyak dianut dan menjadi acuan ahli kebencanaan adalah apa yang tertulis dalam

Hyogo Framework For Action (HFA) 2005 – 2015: Building The Resilience Of

Nation And Communities To Disasters. Di dalam HFA tersebut disebutkan bahwa

Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dilakukan dengan mengintegrasikan dalam

kebijakan kebijakan yang berkelanjutan dengan memasukan unsur Pengurangan

Resiko Bencana yang menekankan pada pencegahan bencana, mitigasi,

kesiapsiagaan dan mengurangi kerentanan.

Terkait dengan hal tersebut di atas, komunitas atau organisasi

kemasyarakatan berperan penting dalam rangka pengurangan resiko bencana.

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu lembaga sosial keagamaan terbesar di

Indonesia mempunyai peranan strategis bagi usaha penanggulangan bencana

berbasis masyarakat melihat posisi dan peran NU selama ini, maka keterlibatan

NU akan semakin mempercepat sosialisasi, desiminasi maupun pendidikan

manejemen resiko bencana bagi masyarakat. NU didirikan tahun 1926 oleh Kyai

(ulama) yang berpengaruh di Indonesia. Saat ini NU memiliki 100 juta anggota

yang mayoritas berada di daerah pedesaan dan memiliki struktur organisasi dari

Page 15: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

5

tingkat nasional sampai ke pedesaan, seperti pendakwah, guru, nelayan, petani,

pedagang, dan di pemerintahan seperti di eksekutif, legislatif dan yudikatif.

“Dalam melaksanakan tugasnya, Nahdlatul Ulama mempunyai 14badan otonom dan 18 lembaga. Salah satu lembaga yang dimiliki olehNahdlatul Ulama adalah Lembaga Penanggulangan Bencana danPerubahan Iklim NU (LPBI NU). Lembaga Penanggulangan Bencana danPerubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) adalah lembaga yang secarastruktural-organisatoris merupakan pelaksana kebijakan dan programNahdlatul Ulama di bidang penanggulangan bencana, perubahan iklim,dan pelestarian lingkungan. Pembentukan LPBI NU disepakati padaMuktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010. Semangat ini kemudiandikukuhkan dan ditetapkan dalam rapat pleno harian PBNU untukmembentuk LPBI NU. Setelah Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama diJombang tahun 2015 dibentuk kepengurusan baru PP. LPBI NUberdasarkan SK No. 19/A.II.04/09/2015.”4

Sebagai wujud dari tanggung jawab dakwah NU untuk perkembangan dan

dakwah Islam di Indonesia, NU melalui LPBI NU mempunyai program da’i siaga

bencana. Da’i Siaga Bencana merupakan wujud dari komitmen dan aksi konkrit

NU dalam rangka jihad pengurangan resiko bencana, sehingga seminimal

mungkin jika terjadi bencana bisa dihindari sejak dini serta upaya meningkatkan

kapasitas masyarakat tanggap bencana. Melalui da’i siaga bencana juga

diharapkan isu keagamaan dapat menjadi entry point bagi pengurangan resiko

bencana, isu penyelamatan dan konservasi lingkungan, mengingat agama

merupakan salah satu penghambat bahkan merupakan rem bagi hasrat manusia

yang ingin melakukan hal – hal yang merusak. Pada kondisi seperti ini, da’i siaga

bencana dituntut menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat dengan cara-cara

yang menyejukkan dan bukan saatnya lagi da’i melakukan dakwah dengan

pendekatan yang menyalahkan masyarakat dengan terjadinya bencana. Hal ini

4 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 21 januari 2016 darihttp://lpbi-nu.org/tentang-kami/.

Page 16: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

6

dilakukan untuk mencapai kefektifan dakwah da’i siaga bencana terhadap

masyarakat.

Da’i Siaga Bencana sudah banyak melakukan kegiatannya di berbagai

lokasi rawan bencana di Indonesia salah satu daerah yang menjadi lokasi dakwah

dalam rangka pengurangan resiko bencana adalah di daerah Kabupaten Sleman-

Yogyakarta. Daerah Sleman merupakan daerah yang rawan bencana dengan

ancaman bencananya ialah gunung merapi. Gunung merapi merupakan gunung

api teraktif didunia, resiko bencananya pun tak bisa di abaikan. Apalagi sekeliling

merapi merupakan wilayah padat pendunduk. Patut di catat bahwa letusan merapi

tahun 2010 menjadi letusan terbesar sepanjang sejarah meletusnya gunung

merapi, kini merapi memang sedang dalam ketenangan namun bukan berarti

kewaspadaan akan erupsi harus diabaikan.

Dengan melihat dari latar belakang masalah yang telah di paparkan penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Program Da’i

Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim

(LPBI) Nahdlatul Ulama”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi fokus pada efektifitas program

Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim

(LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi

ancaman bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten

Sleman-Yogyakarta.

Page 17: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

7

2. Rumusan Masalah

Agar pembahasan berfokus pada satu permasalahan penulis membatasi

penelitian ini pada kajian efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam

meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi ancaman bencana di Kelurahan

Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta, adapun

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama?

b. Bagaimana kesadaran masyarakat sebelum mengikuti program Da’i Siaga

Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)

Nahdlatul Ulama?

c. Bagaimana kesadaran masyarakat setelah mengikuti program Da’i Siaga

Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)

Nahdlatul Ulama?

d. Bagaimana efektivitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program Da’i Siaga Bencana

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)

Nahdlatul Ulama.

Page 18: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

8

b. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat sebelum mengikuti program

Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan

Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama.

c. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat setelah mengikuti program

Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan

Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama.

d. Untuk mengetahui efektivitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul

Ulama.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat Akademis

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bisa menjadi acuan

akademik bagi penelitian-penelitian yang memiliki kesamaan

dalam objek yang dikaji serta dapat menambah khazanah

kepustakaan mengenai efektifitas dakwah dalam bidang di Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan menjadi pengembangan ilmiah dari ilmu komunikasi

dan dakwah itu sendiri.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi

pengembangan ilmu dalam konteks kebencanaan maupun dalam

rangka penanggulangan bencana di Indonesia khususnya.

Page 19: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

9

b. Manfaat Praktis

1. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam meningkatkan efektifitas dakwah terkait cara dan

metode dakwah dalam sebuah program penanggulangan bencana

yang kelak akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat

menghadapi ancaman bencana.

2. Menambah wawasan bagi mahasiswa dan elemen masyarakat luas

serta praktisi dakwah maupun organisasi dalam bidang

penanggulangan bencana.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan di analisis

mengunakan metode deskriptif analisis yakni, penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain. Secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.5

Dalam penelitian ini penulis berusaha memahami pelaksanaan, tingkat

kesadaran masyarakat sebelum-sesudah dan efektifitas program Da’i Siaga

Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)

Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas masyarakat tanggap bencana di

5 Lexy J. Moleong. Metedologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja RosdaKarya,2009), h.6.

Page 20: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

10

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta

dikarenakan daerah ini sangat rentan akan potensi ancaman bencana yang datang

dari gunung merapi.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap sampai penulis mendapatkan data

yang diperlukan dimulai pada bulan Juli 2016 hingga Februari 2017, penulis

melakukan pengamatan, perizinan sampai tahap pengumpulan data yang

dilakukan secara incidental (sesuai keperluan dalam melengakapi data).

Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Sekertariat

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Yogyakarta dan kegiatan dakwah program

da’i siaga bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten

Sleman –Yogyakarta.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Lembaga Penanggulangan Bencana

Dan Perubahan Iklim ( LPBI ) Nahdlatul Ulama.

b. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah efektifitas program Da’i Siaga Bencana

dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengahadapi ancaman

bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten

Sleman-Yogyakarta.

Page 21: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

11

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Pengamatan ( Observasi )

Metode observasi “yaitu untuk memperoleh danmengumpulkan data dengan melakukan pengamatan danpencatatan langsung dilapangan serta sistematis terhadapfenomena – fenomena yang muncul dan mempertimbangkanhubungan antara aspek dalam fenomena yang diselidiki.”6

Metode observasi merupakan metode pertama yang digunakan

dalam melakukan penelitian ini. Penulis akan mengamati objek yang

diteliti, yakni bagaimana pelaksanaan program sampai dengan tingkat

kesadaran masyarakat sebelum- sesudah dan efektifitas program Da’i

Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim

(LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas masyarakat

tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

b. Wawancara atau Interview

Wawancara adalah “sebuah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan orang yang diwawancarai.”7

Penulis melakukan tanya-jawab secara langsung dengan orang-

orang yang terlibat program Da’i Siaga Bencana Lembaga

6 E. Kristi Poerwandri, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,(Jakarta:LPSP3-UI,1998) hal. 62.

7 Moh Nazim, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), hal.234.

Page 22: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

12

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama

dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai Bapak Dimas Prasetyo

selaku Bendahara Pengurus Wilayah LPBI NU Yogyakarta serta Bapak

Alfian salah satu masyarakat yang menerima program tersebut di

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman -

Yogyakarta dengan tujuan untuk mendapatkan keterangan secara jelas

sesuai dengan tujuan penelitian ini. Sedangkan teknik wawancara yang

digunakan adalah wawancara semistruktur yakni campuran antara

wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Hal ini bertujuan untuk

memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan

yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pencarian sumber data berupa catatan – catatan

resmi LPBI NU yang berupa buku- buku, foto-foto, ataupun jurnal yang

berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini penulis berusaha

mengumpulkan dokumentasi terkait program dai siaga bencana baik

berupa foto, video, buku – buku.

5. Teknik Pengolahan Data

Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang sesuai dengan pokok

permasalahan yang di rumuskan, penulis menggunakan metode deskriptif

kualitatif, “yaitu peneliti menganalisis data yang di peroleh dari hasil wawancara,

Page 23: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

13

catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara menggambarkan dan

menjelaskan yang disertai dengan kutipan kutipan data”8

Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong

terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor bahwa “metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati.”9

Alasan penulis menulis teknik pengolahan data secara kualitatif adalah

demi memudahkan proses penelitian. Data-data yang diperoleh dari pelaksanaan

penelitian adalah data tulisan dan verbal (lisan) bukan data nominal atau yang

menunjukkan angka-angka.

“Pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat

luwes atau fleksibel, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasi suatu konsep,

serta memberi kemungkinan bagi perubahan – perubahan manakala ditemukan

fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.”10

6. Teknik Analisis Data

Data – data yang terkumpul melalui obvservasi, wawancara, dan

dokumentasi dilapangan kemudian dianalisis dengan mengacu pada landasan

teoritis. Fase ini merupakan proses penyederhanaan bentuk data agar mudah

dibaca dan dipahami. Setelah itu disusun menjadi laporan penelitian.

8 Lexy. J Melong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (bandung. PT. Rosdakarya, 2004),cet. Ke-18, hal.6

9 Lexy J. Moleong. Metedologi Penelitian…, hal.4.10 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada),

hal.39.

Page 24: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

14

7. Pedoman Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah

(Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang ditentukan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2007, Tim Penyusun : Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman

Fathurahman, M. Syairozi Dimyati, Netty Hartati, Syopiansyah Jaya Putra.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, salah satu langkah awal yang dilakukan

adalah mencari dan menelaah hasil karya atau penelitian terdahulu sebagai bahan

acuan penulis menulis penelitian ini, adapun sumber primer yang menjadi acuan

penulis adalah :

1. “Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif” ditulis oleh Peter F. Ducker,

tahun 1986. Dalam buku ini membahas mengenai efektititas.

2. “Pengantar Ilmu Dakwah” ditulis oleh Basrah Lubis, tahun 1993. Dalam buku

ini membahas mengenai pengertian dan unsur dakwah.

3. “Dakwah Islam dan Perubahan Sosial” ditulis oleh Amrullah Ahmad, tahun

1985. Dalam buku ini membahas mengenai dakwah meningkatkan kesadaran

masyarakat.

4. “Da’i Siaga Bencana – Pandua Praktis Dakwah Pengurangan Risiko Bencana”

yang disusun oleh Ellyasa KH. Darwis dkk, tahun 2011. Dalam buku ini

membahas mengenai program Da’i Siaga Bencana.

Page 25: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

15

5. “Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat dalam Perspektif Islam” yang

disusun oleh A. Fawa’id Syadzili dkk, tahun 2007. Dalam buku ini membahas

mengenai bencana dan penanggulangan bencana.

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis sebagai

berikut:

1. “Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriya Abdurahman Wahid Dalam

Memperjuangkan Hak Hak Perempuan Di Yayasan Puan Amal Hayati” yang

ditulis Abdaue Azizah, Mahasiswa jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Dari judul skripsi tersebut,

terdapat persamaan mengenai aktivitas dakwahnya namun memiliki perbedaan

dengan judul skripsi yang sedang penulis lakukan. Perbedaan tersebut terletak

pada pokok permasalahan yang dikaji dimana judul skripsi tersebut meneliti

aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriya Abdurahman Wahid dalam

memperjuangkan hak – hak perempuan, sedangkan penulis membahas

efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan Bencana

dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas

masyarakat tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

2. “Efektifitas Model Dakwah Religi Pada Penderita Psikotropika Di Lembaga

Permasyarakatan Khusus Narkotika Kelas II A Cirebon (Studi Kasus Di

Lapassustik Kelas II A Cirebon)” yang ditulis Juhaeria Apriatin, Mahasiswa

jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2012. Dari judul skripsi tersebut, terdapat

persamaan mengenai Efektivitas dakwah namun memiliki perbedaan dengan

Page 26: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

16

judul skripsi yang sedang penulis lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada

pokok permasalahan yang dikaji dimana judul skripsi tersebut meneliti untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan dakwah, membuktikan respon, serta

menjelaskan sejauhmana efektifitas model dakwah religi terhadap penderita

psikotropika psikotropika di Lapassustik Cirebon, sedangkan penulis

membahas bagaimana pelaksanaan, tingkat kesadaran masyarakat sebelum-

sesudah dan efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama

dalam meningkatkan kapasitas masyarakat tanggap bencana di Kelurahan

Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

3. “Efektifitas Dakwah Lembaga Tilawah Qur’an (LPTQ) DKI Jakarta Melalui

Program Musabaqah Tilawatul Qur’an (MTQ)” yang ditulis oleh Silma

Mausuli, Mahasiswa jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2010. Dari judul skripsi tersebut, terdapat

persamaan mengenai efektivitas dakwah dari sebuah lembaga melalui sebuah

program namun memiliki perbedaan dengan judul skripsi yang sedang penulis

lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada pokok permasalahan yang dikaji

dimana judul skripsi tersebut meneliti aktivitas dakwah LPTQ DKI Jakarta

Melalui Program Musabaqah Tilawatul Qur’an (MTQ), sedangkan penulis

membahas efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan

Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan

kapasitas masyarakat tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

Page 27: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

17

4. “Efektifitas Metode Dakwah Mauidzoh Hasanah Dalam Pembinaan Akhlak

Santri At-Taqwa Putra Bekasi” yang ditulis oleh Dedeh Mahmudah,

Mahasiswa jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2008. Dari judul skripsi tersebut, terdapat

persamaan mengenai efektivitas dakwah dalam membentuk manusia ke arah

lebih baik dengan judul skripsi yang sedang penulis lakukan. Perbedaan

tersebut terletak pada pokok permasalahan yang dikaji dimana judul skripsi

tersebut meneliti efektifitas dakwah mauidzoh hasannah, sedangkan penulis

membahas efektifitas program Da’i Siaga Bencana Lembaga Penanggulangan

Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan

kapasitas masyarakat tanggap bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan membahas latar belakang masalah, pembatasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teoritis membahas mengenai pengertian efektifitas,

pengertian dakwah dan unsur dakwah, pengertian efektifitas

dakwah, pengertian bencana dan penanggulangan bencana,

pengertian program da’i, pengertian meningkatkan kesadaran

masyarakat.

BAB III Gambaran Umum Lembaga Penanggulangan dan Perubahan

Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menjelaskan profil, sejarah,

Page 28: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

18

visi dan misi, struktur kepengurusan, tugas pokok, fungsi dan

strategi fungsional serta program dan kegiatan LPBI NU.

BAB IV Temuan dan Analisis Data, bab ini inti dari penelitian dimana

penulis menjelaskan pelaksanaan kegiatan dakwah program Da’i

Siaga Bencana LPBI NU, tingkat kesadaram masyarakat sebelum

mengikuti program Da’i Siaga Bencana LPBI NU, tingkat

kesadaram masyarakat setelah mengikuti program Da’i Siaga

Bencana LPBI NU dan efektifitas dakwah yang dilakukan

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI)

Nahdlatul Ulama melalui program Da’i Siaga Bencana berdasarkan

data – data yang sudah di dapat.

BAB V Penutup, kesimpulan dan saran-saran.

Page 29: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

19

19

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Efektifitas

Efektifitas diambil dari kata “efek” yang berarti akibat atau pengaruh,

sedangkan efektif berarti adanya pengaruh atau adanya akibat serta

penekanannya jadi sesuatu. Jadi “efektifitas” berarti keberpengaruhan atau

keadaan berpengaruh (keberhasilan setelah melakukan sesuatu).1 Efektivitas

berhubungan dengan penentuan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah

tercapai atau tidak. Tim penyusunan kamus pusat pembinaan dan pengembangan

bahasa, menuliskan bahwa efektifitas adalah keberpengaruhan (keberhasilan)

setelah melakukan sesuatu.2 Efektifitas menunjukan pada keberhasilan dari segi

tercapai tidaknya sasaran yang telah diterapkan. Hasil yang semakin mendekati

sasaran berarti semakin tingginya efektivitasnya.3

Menurut Jhon M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus inggris dan

Indonesia, efektifitas secara epitimologi berasal dari kata efektif artinya berhasil

guna.4

Menurut ensiklopedia umum, efektifitas menunjukan taraf tercapainya

tujuan usaha, dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuan. Secara ideal

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B) DepartamenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Depdikbud,1995), cet ke-7, edisi ke-2, hal.250.

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B) DepartamenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar…, hal.250.

3 Ensikiopedia Nasional Indonesia (Jakarta: Cipta Adi Pusaka, 1995), jilid ke-5, hal.12.4 Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, ( Jakarta : Balai

Pustaka Depdikbud, 1995), cet ke -8, hal. 250.

Page 30: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

20

keefektifan adalah pencapaian prestasi dari tujuan, taraf efektifitas dapat

dinyatakan dalam ukuran yang pasti.5

Dennis Mc. Quail, efektifitas secara teori komunikasi berasal dari bahasa

efektif. Artinya terjadi sebuah perubahan atau tindakan. Sebagai akibat diterima

suatu pesan, dan perubahan terjadi dari segi hubungan antara keduanya yakni

pesan yang diterima dan tindakan tersebut.6

Peter F. Drucker, salah satu tokoh yang memberikan perhatian besar

terhadap efektifitas mengatakan bahwa efektifitas dapat dan harus di pelajari

secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk keahlian yang lahir secara alamiah.

Efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui sebuah rangkaian kerja, latihan intens,

terarah dan sistematis, bekerja dengan cepat sehingga menghasilkan kreatifitas.7

Dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat efektifitas, F.X Swarto

mengemukakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam pengukuran keefektifan,

yaitu :

1. Pendekatan tujuan, yaitu pendekatan yang menekankan pada pentingnya

pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.

2. Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pada pentingnya

adaptasi tuntunan sebagai kriteria penilaian keefektifan sehingga satu elemen

dan sejumlah elemen saling tergantung.

5 A. B. Prinnodigdo dan Hasan Shadely, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: Kainisius,1990). hal.51.

6 Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga Pratama,1992), hal. 281.

7 Peter F. Druker, Bagaimana Menjadi Efektif Yang Efektif (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,1986), hal. 5.

Page 31: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

21

3. Pendekatan teori multiple konstituensi, organisasi dapat dikatakan efektif bila

dapat memenuhi dari konstituensi yang pendukung kelanjutan eksistensi

organisasi tersebut.8

Dari pengertian di atas menunjukan bahwa efektifitas merupakan suatu

tingkat keberhasilan dari segi tercapai dan tidaknya sasaran atau tujuan yang

telah di tetapkan. Hasil yang mendekati sasaran atau tujuan berarti semakin

tinggi tingkat keefektifannya.

Dalam pengukuran keefektifan, penulis menggunakan pendekatan dan

teori yang di kemukakan oleh F.X. Swarto yang meliputi 3 pendekatan yaitu :

1. Pendekatan tujuan.

2. Pendekatan teori system.

3. Pendekatan teori multiple konstituensi.

B. Pengertian Dakwah dan Unsur Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari kata da’wah yang merupakan bentuk masdar dari

da’a-yad’u yang berarti seruan, ajakan atau panggilan.9

Seruan ini dapat dilakukan melalui kata – kata atau perbuatan.

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berkaitan dengan dakwah, baik

menyangkut materi, metedologi, subjek maupun objeknya. Secara bahasa, dakwah

berarti memanggil, mengajak, atau menyeru.

8 FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta:Universitas Atma JayaYogyakarta,1999), Cet Ke 1, hal. 2.

9 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran DakwahHarakah, (Jakarta: Penamadina, 2008), hal. 144.

Page 32: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

22

Menurut Muhammad Al-wakil dalam ushuhlud – dakwah waadabud duat,

dakwah artinya “mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukan

mereka

kepada jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.”10 Sandaran dari

pendapat ini murujuk pada firman Allah swt Pada QS Ali Imron [3] Ayat 104,

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’rufdan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Adapun pengertian dakwah secara terminologi yang dikemukanan oleh

para ahli adalah sebagai berikut: Amrullah Ahmad “Dakwah Islam dan Perubahan

Sosial”, menjelaskan tentang dakwah Islam sebagai berikut,

“Dakwah Islam adalah aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam bentuk suatu sistem kegiatan manusia berimandalam bidang kemasyarakan yang dilaksanakan secara teratur untukmempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan sosiokultural dalamrangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segikehidupan dengan cara tertentu.”11

Definisi lain mengenai dakwah juga dikatakan oleh Prof. Toha Yahya

Umar, bahwa pengertian dakwah dibagi menjadi dua bagian:

a. Pengertian umum, dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang

berisikan cara-cara, tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian

10 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah …, hal. 125.11 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial,(Yogyakarta PLPM, 1985),

hal.2.

Page 33: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

23

manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan idiologi,

pendapat dan pekerjaan tertentu.

b. Pengertian khusus, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara

bijaksana kepada jalan yang benar sebagaimana perintah tuhan untuk

kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat.

Dari definisi-definisi tersebut diatas, meskipun terdapat perbedaan dalam

perumusan tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapat disimpulkan

bahwa dakwah adalah suatu usaha untuk menyerukan atau mengajak orang

kepada jalan yang diridhai Allah swt melalui cara atau metode tertentu agar

terwujud pengamalan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar untuk

mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akhirat.

Dakwah sebagai suatu untuk menyerukan memiliki beberapa tujuan dan

fungsi sebagai berikut :

a. Tujuan Dakwah

Tujuan umum (mayor objective) dakwah adalah mengajak ummat

manusia meliputi orang mukmin maupun orang kasif atau musyrik kepada

jalan yang benar dan diridhai Allah swt agar mau menerima ajaran Islam

dan mengamalkan dalam dataran kenyataan kehidupan sehari – hari, baik

yang bersangkutan dengan masalah pribadi, maupun sosial

kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akhirat.

Tujuan khusus (minor objective) dakwah merupakan perumusan

tujuan sebagai perinci dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini di maksudkan

agar dalam pelaksanaan aktifitas dakwah dapat diketahui arahnya secara

jelas, maupun jenis kegiatan apa yang hendak di kerjakan, kepada siapa

Page 34: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

24

berdakwah dan media apa yang dipergunakan agar tidak terjadi

miscommunication pelaksanaan dakwah dengan audience (penerima

dakwah) yang hanya di sebabkan karena masih umumnya tujuan yang

hendak dicapai. Tujuan khusus tersebut adalah : membentuk masyarakat

Islam dengan predikat khairu ummah. Dengan tujuan kedua adalah

menghendaki manusia menjadi islah, yaitu berserah diri, tunduk dan patuh

kepada Allah swt .

b. Fungsi Dakwah

Menyampaikan kebenaran Islam (Tablig wal Bayan). Secara

harfiyah berarti menyampaikan sesuatu kepada pihak lain. Dalam Al-

Quran tabligh dalam berbagai bentuknya di ulang sebanyak 25 kali. Dalam

bentuk ballagha tujuh kali, ablagha empat kali, dan balagh sebanyak 14

kali. Namun dakwah tidak cukup hanya mengajak melalui lisan, tapi juga

harus melalui keteladanan. Menyampaikan kebaikan tidak hanya memalui

pidato tapi juga dengan mencontohkan kepada anak-anak, sahabat dan

orang-orang dimanapun kita berada.

Amar Ma’aruf Nahi Munkar adalah sebuah frase dalam bahasa

arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan

hal-hal yang baik dalam mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.

Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya wajib. Berarti wajib hukumnya

menyampaikan kebaikan dan melarang keburukan.

Page 35: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

25

2. Unsur Dakwah

Unsur dakwah adalah komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan

dakwah.12 Adapun unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u

(mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqoh

(metode dakwah), dan atsar( efek dakwah).

a. Da’i (Pelaku Dakwah)

Da’i adalah “orang yang melaksanakan dakwah baik melalui

lisan,tulisan maupun perbuatan yang dilakukan baik secara

individu,kelompok ataupun melalui organisasi atau lembaga.”13

Secara umum da’i seringkali disamakan dengan muballigh (orang

yang menyampaikan ajaran islam). Namun sebenarnya sebutan tersebut

memiliki konotasi sempit yaitu hanya membatasi da’i sebagai orang yang

menyampaikan ajaran Islam secara lisan saja. Padahal kewajiban dakwah

adalah milik siapa saja yang mengaku sebagai ummat Rasulullah SAW.

Da’i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang

Allah swt., alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan

dakwah untuk memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi

manusia, serta metode yang dihadirkan menjadikan manusia secara

perilaku dan pemikiran tidak melenceng.14

12 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah,(Jakarta : Kencana, 2009), Cet ke-2, hal. 21.

13 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah …, hal.22.

14 Mustafa malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Qordhawi Harmoni antara Kelembutan danKetegasan,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,1997), hal. 18.

Page 36: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

26

b. Mad’u ( Mitra Dakwah)

Adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia

penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik

manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain

manusia secara keseluruhan.15

Dakwah kepada manusia yang belum beragama Islam adalah

dengan maksud unutk mengajak mereka kepada tauhid dan beriman

kepada Allah, sedangkan dakwah kepada manusia yang telah mendapat

cahaya hidayah Islam adalah untuk meningkatkan kualitas iman, islam dan

ihsan.

Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan yaitu:

1) Golongan cerdik cendekia yang cinta kepada kebenaran,dapat berfikir

secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan, 2) Golongan awam,

yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan

mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang

tinggi, 3) Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang

membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak

mampu membahasnya secara mendalam.

c. Maddah (Materi Dakwah)

Maddah dakwah adalah pesan-pesan dakwah dalam Islam atau

segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu

keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam Kitabullah dan Sunnah

15 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah …, hal.23.

Page 37: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

27

Rasulullah saw.16 Secara umum materi dakwah bisa diklasifikasikan

menjadi empat masalah pokok:

1) Masalah Akidah, masalah pokok yang menjadi materi dakwah

adalah aqidah islamiyah. Masalah akidah dan keimanan menjadi

materi utama dalam dakwah. Karena aspek iman dan aqidah

merupakan komponen utama yang akan membentuk moralitas atau

akhlak ummat. Iman merupakan esensi dalam ajaran islam. Iman

juga erat kaitannya antara akal dan wahyu. Bahkan didalam Al-

Qur’an iman disebutkan dengan berbagai variasinya sebanyak 244

kali.

2) Masalah Syari’ah, hukum atau syari’ah sering disebut sebagai

cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh

matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan diri dalam

hukum-hukumnya. Pelaksanaan syari’ah merupakan sumber yang

melahirkan peradaban islam, yang melestarikan dan melindunginya

dalam sejarah. Syari’ah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan

peradaban dikalangan kaum muslim.17

3) Masalah Muamalah, Islam merupakan agama yang menekankan

urusan muamalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah.

Ibadah muamalah disini dipahami sebagai ibadah yang mencakup

hubungan dengan sesama makhluk dalam rangka mengabdi kepada

Allah swt Karena Islam lebih banyak memperhatikan aspek

kehidupan sosial daripada kehidupan ritual.

16 Drs. H. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah,(Surabaya: AlIkhlas,1993), hal. 140.

17 Ismail R Al Faruqi, Menjelajah Atlas Dunia Islam, (Bandung: Mizan,2000), hal. 305.

Page 38: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

28

4) Masalah Akhlak, secara etimologis kata akhlaq berasal dari bahasa

Arab, jamak dari Khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai dan

tingkah laku.18Menurut Al Farabi, ilmu akhlak adalah pembahasan

tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia

kepada tujuan hidup yang tertinggi, yaitu kebahagiaan.19Oleh

karena itu berdasarkan pengertian diatas, maka akhlak dalam Islam

pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang

merupakan ekspresi kondisi jiwanya

d. Wasilah (Media Dakwah)

Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada penerima dakwah.20

Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai media dakwah diantaranya

adalah lisan, tulisan, lukisan atau gambar, audiovisual dan akhlak.

e. Thariqoh (Metode Dakwah)

Metode memiliki pengertian “suatu cara yang bisa ditempuh atau

cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu

tujuan, rencana, sistem, tata pikir manusia”.21 Sedangkan dalam

metodologi pengajaran Islam metode diartikan sebagai “suatu cara yang

sistematis dan umum terutama dalam mencapai kebenaran ilmiah”.22

Metode dakwah mutlak dibutuhkan oleh seorang juru dakwah untuk

18 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah …,hal. 28.

19 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Tematis Dunia Islami, (Jakarta: PT Ichtiar Baru VanHoeve,2002), hal. 190.

20 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah …, hal.32.

21 M.Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah,(Jakarta: Wijaya,1992), cet-ke I, hal.160.22 Soeleman Yusuf,Slamet Soesanto,Pengantar Pendidikan Sosial,(Surabaya: Usaha

Nasional,1981), hal. 38.

Page 39: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

29

menyampaikan pesan-pesan dakwah. Karena suatu pesan walaupun

mengandung kebenaran yang hakiki tetapi disampaikan dengan metode

yang kurang tepat akan mempengaruhi kualitas penerimaan oleh penerima

dakwah (mad’u).

Dan menurut A. Ilyas Ismail dalam buku “Paradigma Dakwah

Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran Dakwah Harakah” kerangka dasar

tentang metode dakwah adalah sebagai berikut :

1) Bi al- Hikmah, Dakwah Bi al- Hikmah adalah menyampaikan

dakwah dengan cara arif bijaksan, yaitu melakukan pendekatan

sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu

melaksanakan dakwa atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada

paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah Bi al-

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah

yang dilakukan atas dasar persuasif. Menurut Said Bin Ali Bin

Wahif Al-Qathani, dalam kitab alhikmah fi al da’wah ilallah

ta’ala, diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-hikmah yaitu

dakwah dengan tehnik mengenal golongan; memilih saat harus

bicara dan saat harus diam; mengadakan kontak pemikiran mencari

titik pertemuan sebagai tempat bertolak, untuk maju secara

sistematis. Namum perlu diperhatikan, seorang da’i tidak boleh

melepas shibghah (keimanan murni), jadi walaupun dalam

berdakwah amat menekankan titik temu dengan pikiran mitranya,

akan tetapi sikap toleransi ini tidak boleh sampai mengorbankan

soal-soal yang esensial; dan tehnik selanjutnya setelah

Page 40: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

30

mendapatkan titik temu adalah memilih dan menyusun kata-kata

yang tepat. Seorang da’i hendaknya mampu menerapkan perintah

Allah swt .

2) Bi Al-Mauizhoh Al-Hasanah, Menurut bahasa mauizhatul hasanah

berasal dari dua kata: mauizhoh yaitu berarti nasihat, bimbingan,

pendidikan dan peringatan, hasanah adalah kebalikan sayyi’ah

yang berarti kebaikan.23 Adapun penerapan metode ini adalah

dengan memberikan nasihat atau petuah; studi bimbingan, studi

pengajaran, studi penyuluhan, studi psikoterapi; memberikan

stimulus melalui kisah- kisah, kabar gembira dan peringatan (al-

basyir dan al-nadzir), serta wasiat (pesan-pesan positif).

3) Bi Al- Lati Hiya Ahsan, Menurut bahasa, mujadalah berasal dari

kata jadala yang bermakna memintal, melilit. Jika ditambah alif

pada jim mengikuti waza fa’ala maka mempunyai arti berdebat.24

Menurut istilah, mujadallah adalah upaya terukur pendapat yang

dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana

yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.

Metode ini juga bisa dilakukan dengan sistem as’ilah wa

ajwibah.25 Sedangkan makna jidal bi al-lati hiya ahsan, sebagian

mufasir memaknai jidal bi al-lati hiya ahsan (debat yang terbaik)

secara global. Sayyid Quthub menerangkan bahwa jidal bi al-lati

hiya ahsan bukanlah dengan jalan menghinakan (tardzil) atau

23 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran DakwahHarakah, (Jakarta: Penamadina, 2008), hal. 249.

24 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah …, hal.252.25 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah …, hal.253.

Page 41: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

31

mencela (taqbih) lawan debat, tetapi berusaha meyakinkan lawan

untuk sampai pada kebenaran (Fi Zhilal al-Quran,XIII/292). Jika

didalami, dalam debat itu ada 2 hal sekaligus: menetapkan

kebenaran dan menghancurkan kebatilan (lihat : QS. Al- Baqara

[2]: 258).26 Seruan dengan jidal bi al-lati hiya ahsan tertuju kepada

orang yang menentang kebenaran dan cenderung untuk menbantah

dan mendebat.

f. Atsar (Efek Dakwah)

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap aktivitas dakwah akan

menuai reaksi baik positif maupun negatif. Artinya adalah setiap dakwah

akan memiliki efek (atsar) pada objek dakwah.

Kemampuan menganalisa efek dakwah sangat penting dalam

menetukan langkah-langkah dan strategi dakwah selanjutnya. Tanpa

menganalisis efek dakwah kemungkinan kesalahan strategi dakwah yang

bisa merugikan tujuan dakwah dapat terulang kembali.

Efek dakwah seringkali disebut feed back (umpan balik) da’i

proses dakwah ini seringkali diabaikan oleh pelaku dakwah. Mereka

seakan merasa tugas dakwah selesai manakala telah selesai menyampaikan

materi dakwah.

Nilai penting dari efek dakwah terletak dalam kemampuan

mengevaluasi dan koreksi terhadap metode dakwah. Hal tersebut harus

dilakukan dengan komprehensif dan radikal, artinya tidak parsial,

menyeluruh, tidak setengah-setengah. Seluruh unsur-unsur dakwah harus

26 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah …, hal.254.

Page 42: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

32

dievaluasi secara total guna efektifitas yang menunjang keberhasilan

tujuan dakwah.

Menurut Jalaludin Rahmat, “efek Kognitif bisa terlihat bila adaperubahan pada apa yang diketahui,dipahami dan dipersepsi khalayak.Efek Afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi dandibenci khalayak yang meliputi emosi,sikap serta nilai. Sedangkan efekbehavioral dapat diketahui dengan perilaku nyata yang diamati, yangmeliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.”27

C. Pengertian Efektifitas Dakwah

Dakwah dipandang sebagai suatu proses komunikasi, maka efektifitas

dakwah identik dengan efektifitas komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif bila

rangsangan yang disampaikan oleh komunikator (da’i) dapat ditangkap dan

dipahami oleh penerima (mad’u). dalam hal teknisnya dakwah bisa berupa

dakwah bi-lisan dan dakwah bi-hal, maka diperlukan keteladanan da’i agar

rangsangan tersebut bisa diterima baik secara bilogis maupun psikologis oleh

mad’u. Umpan balik (feed back) berupa tanggapan atau respon yang positif

tentunya merupakan indikator yang dapat diukur tentang keberhasilan komunikasi

tersebut. Model dakwah semacam ini dapat disebut dakwah persuasif. Yang

penting apa yang disampaikan kepada mad’u itu sesuai dengan cara berfikir dan

cara merasa mereka, sehingga mad’u mengikuti kehendak da’i tetapi merasa

sedang mengikuti kehendak sendiri. Jika dakwah disampaikan secara persuasif,

maka pasti komunikatif. Jika komunikatif maka pasti lebih efektif.28

Menurut Tubbs dan Moss, komunikasi bisa dikatakan efektif bila

menunjukkan setidaknya lima indikator berikut: pengertian, kesenangan,

27 Jalaludin Rahmat, Retorika Modern, Sebuah Kerangka Teori dan Praktik Berpidato,(Bandung: Akademika, 1982), hal. 269.

28 Slamet, Ffcktifitas Komunikasi dalam Dahvah Persuasif, (Jurnal Dakwah, vol. X no. 2,Juli-Desember 2009),hal. 186.

Page 43: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

33

pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik dan tindakan29. 1) Pengertian,

artinya pesan dimengerti oleh penerima sebagaimana yang dikehendaki

pengirimnya (komunikator). Apabila pesan yang disampaikan tersebut diartikan

lain, maka berarti telah terjadi kegagalan komunikasi primer (primary breakdown

in communication). 2) Kesenangan, artinya bahwa komunikasi dilakukan untuk

menimbulkan kesenangan; sehingga akan menjadikan hubungan semakin akrab,

hangat dan menyenangkan. Hal ini tidak akan terjadi bilamana masing-masing

pihak saling menjadi jarak. 3) Mempengaruhi sikap, maksudnya komunikasi itu

lebih sering ditujukan untuk mempengarahi orang lain agar memilih persepsi,

sikap atau perilaku yang diinginkan komunikator. 4) Hubungan sosial yang baik.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk menumbuhkan dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, yaitu dalam hal

interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, serta cinta kasih pada sesama.

Kegagalan dalam hal ini akan menjadikan seseorang merasa teralienasi (asing,

kesepian) meskipun hidup di jaman modern. 5) Tindakan, yaitu suatu perilaku

yang diharapkan sebagai hasil dari proses komunikasi yang dilakukan.

Dalam mewujudkan tercapainya efektivitas komunikasi, ada beberapa

prinsip dasar yang berlaku aktivitas komunikasi yang perlu dikuasai oleh para

da’i, yaitu: respect, emphaty, audible, clarity, dan humble.30

1. Respect, adalah sikap hormat dan menghargai setiap individu (mad’u)

yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Penghargaan yang

jujur dan tulus pada seseorang merupakan prinsip dasar dalam

29 Jalaludin Rahmat,Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hal.13.30 Slamet, Ffcktifitas Komunikasi …, hal. 187.

Page 44: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

34

berinteraksi dengan orang lain; bahkan prinsip paling dalam dari sifat

manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Berawal dari hal itu, maka

seseorang akan memiliki antusiasme dan melakukan hal-hal terbaik

dalam kehidupannya.

2. Emphaty, adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi dan

kondisi yang dialami oleh orang lain, prasyarat utamanya adalah

kemampuan kita untuk terlebih dahulu mendengarkan dan mengerti

orang lain, sebelum kita didengarkan dan dimengerti orang lain.

Komunikasi empatik akan memudahkan kita dalam membangun

keterbukaan dan kepercayaan untuk membangun kerjasama dengan

orang lain. Rasa empati juga akan menjadikan seseorang mampu

menyampaikan pesan dengan cara dan sikap tertentu sehingga akan

memudahkan penerima pesan (mad’u) dalam menerima dan

memahaminya. Sebagaimana dalam dunia marketing (pemasaran),

memahami perilaku konsumen merupakan keharusan; sehingga kita

bisa empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,

harapan dan kesenangan konsumen. Demikian pula tentunya dalam

konteks dakwah, memahami perilaku mad’u merupakan 'kewajiban'

mutlak bagi pada da’i. Pemahaman terhadap kondisi mad’u akan

meminimalisir terjadinya hambatan psikologis, sebab da’i memiliki

pengetahuan yang cukup tentang problematika hidup serta suasana

batin yang dialami mad’u. Pada dataran ini, da’i mempresentasikan

diri sebagai bagian dari mad’u, sehingga ia telah menjadi bagian dari

Page 45: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

35

masyarakat yang dijadikan sasaran dakwah itu sendiri. Dengan

demikian tidak ada jarak (gap) antara dirinya dengan mad’u.

3. Audible, maksudnya pesan harus dapat didengarkan atau dimengerti

dengan baik oleh penerima pesan (mad’u). Dalam hal ini pesan dapat

disajikan dengan cara, sikap atau media yang memang bisa dengan

mudah diterima dan dimengerti oleh mad’u.

4. Clarity, yaitu kejelasan dari pesan sehingga terhindar dari penafsiran

yang lain (multi interpretasi atau bias). Makna lainnya adalah

keterbukaan (transparansi), yaitu perlunya mengembangkan sikap

terbuka (tidak ada yang disembunyikan) sehingga menambah

kepercayaan. Tanpa adanya keterbukaan, maka akan memberi peluang

munculnya sikap curiga dan menurunnya kepercayaan.

5. Humble, yaitu membangun sikap rendah hati, yang meliputi: sikap siap

melayani, menghargai, tidak menyombongkan diri, lemah lembut,

penuh pengendalian diri dan mengutamakan kepentingan yang lebih

besar.

Setiap da’i sebagai komunikator harus berupaya menciptakan proses

komunikasi menjadi efektif dengan melakukan beberapa persiapan, antara lain:

persiapan fisik, materi, corak komunikasi dan mental. Secara umum setiap da’i

harus memastikan bahwa penampilan fisiknya telah memenuhi standar kelayakari

di depan publik selaku mad’u. Da’i harus mernperhatikan kondisi fisik

jasmaninya agar tetap fit (bugar), penampilan pakaian yang dapat diterima

masyarakat dan bisa memantapkan citra positif pribadinya.

Page 46: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

36

Para da’i harus benar-benar mempersiapkan materi dakwahnya agar sesuai

dengan konteks masyarakatnya. Materi yang tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat hanya akan menimbulkan penolakan, dan jelas menjadi awal yang

kurang baik untuk proses selanjutnya. Materi harus menyangkut 'pulic interest'.

Pada sisi lain da’i harus menguasai dasar-dasar (dalil) syari’ah terkait materi yang

akan disampaikan, sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mad’u. Setiap

materi dan suasana (situasi kondisi) memerlukan cara penyampaian yang tepat.

Ketidak sesuai cara penyampaian bisa berdampak kontra produktif.

Dalam hal ini penyampaian dakwah dapat dirancang dengan corak atau

langgam pembicaraan. Langgam orator, yaitu proses komunikasi disampaikan

dengan bersemangat, berapi-api selayaknya sorang panglima perang atau sejenis

kampanye dengan tujuan memberikan semangat, membangkitkan daya juang.

Biasanya dilakukan para politisi dalam kampanye, demontsran di jalanan atau

juga dakwah terbuka (tabligh akbar). Langgam sentimental, yaitu penyampaian

pesan dengan penuh perasaan, perlahan dan menggambarkan suasana duka.

Langgam ini biasa dipakai dalam forum takziah, ceramah dalam masa musibah

dengan tujuan memberikan penguatan batin, memberi dukungan moril dan

kesabaran. Langgam statistik, yaitu penyampaian komunikasi dengan banyak

menyajikan data atau angka sebagai dasar pendukung argumentasi atas sebuah

masalah yang dijadikan pokok pembicaraan. Data dan angka ini menjadi menarik

bila berkaitan dengan kondisi sosial yang menyangkut kehidupan masyarakat.

Misal: tingkat kriminalitas, kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan dsb.

Langgam keagamaan, yaitu penyajian data dengan banyak didukung dalil-dalil

Qur'an dan Hadits, Setiap da’i perlu mempersiapakan diri secara mental

Page 47: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

37

ruhaniyah, agar dirinya memiliki kemampuan dan kekuatan batin saat

menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Da’i harus siap dan menyadari akan

kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sebagai dampak logis dari aktivitas

yang dilakukannya, khususnya dalam hal resiko.

Persiapan mental ruhaniyah ini mutlak dilakukan sebagaimana para nabi

dan rasul telah membekali diri dengan amalan ibadah baik wajib maupun sunat.

Apabila proses komunikasi dalam dakwah telah diupayakan memenuhi berbagai

prosedur ataupun kriteria dalam mewujudkan komunikasi yang efektif ini, maka

peluang untuk terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku secara sadar akan

semakin besar dan menguat. Namun begitu, tetap masih memungkinkan adanya

hambatan dalam prakteknya. Misalnya, mad’u sesungguhnya sudah memiliki

pengertian dan pemahaman yang baik serta benar, tetapi masih belum melakukan

pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Dalam persoalan ini, seringkali mad’u

memang harus dibujuk, didorong atau setengah dipaksa; atau bahkan benar-benar

'dipaksa dengan suatu terapi' sehingga mereka dapat memahami makna sebuah

nilai dari hakikat kebenaran (kebaikan). Pada konteks ini peran seorang da’i

bukan lagi sekedar sebagai penyeru ajaran di bidang moral agama, melainkan

sudah merambah sebagai pemimpin dalam kehidupan sosial kemasyarakatan

dalam arti yang luas.

Page 48: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

38

D. Pengertian Bencana dan Penanggulangan Bencana

1. Pengertian Bencana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu

yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan.

Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam.31

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor

non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.32

Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana,

kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Bencana alam

adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat mengakibatkan kerusakan

lingkungan, kerugian materi, maupun korban manusia.

Menurut Asian Disaster Reduction Center , bencana adalah suatu

gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas

dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan (alam)

dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna

mengatasinya dengan sumber daya yang ada. Lebih lanjut, menurut Parker ,

bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam

maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari

31 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B) DepartamenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar…, hal.100.

32 A. Fawa’id Syadzili dkk , Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat dalamPerspektif Islam, (Jakarta : NU CBDRM,2007), hal.140.

Page 49: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

39

kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, individu

maupun lingkungan untuk memberikan antusiasme yang bersifat luas.33

Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara

lain:

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,

gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal

modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.

3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial

antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.34

2. Pengertian Penanggulangan Bencana

Bancana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Sebagian bencana tidak

dapat dicegah agar tdak terjadi. Sebagai contoh gempa bumi adalah bencana yang

tidak dapat dicegah namum dapat dilakukan tindakan agar resiko kerugian

material dan korban jiwa atau terluka akibat gempa bumi dapat dikurangi atau di

hilangkan.

Penanggulangan bencana adalah “serangkaian tindakan meliputi

pencegahan ,mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat serta rehabiltasi dan

rekonstruksi melalui pengamatan dan analisis sistematik. Dalam penanggulangan

bencana terdapat serangkaian tindakan yang dilakukan sebelum, saat terjadi

33 A. Fawa’id Syadzili dkk, Penanggulangan Bencana …, hal.14.34 A. Fawa’id Syadzili dkk, Penanggulangan Bencana …, hal. 140.

Page 50: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

40

bencana, dan setelah bencana yang tujuannya untuk mencegah dan meminimalisir

korban jiwa atau kerugian matrial akibat terjadinya bencana.”35

Adapun tindakan yang dilakukan sebelum bencana terjadi meliputi :

1. Tindakan pencegahan

Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan untuk

mencegah tidak terjadi bencana atau mencegah dampak yang merusak

bagi komonitas dan fasilitas.

2. Tindakan mitigasi

Mitigasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi

kerusakan yang diakibatkan oleh bahaya serta meminimalkan resiko

bencana yang akan terjadi. Seringkali tindakan mitigasi disebut sebagai

tindakan stuktural dan tindakan non struktural.

3. Tindakan kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka

mengantisipasi suatu bencana untuk menjamin efektifitas dan ketepatan

tindakan saat dan setelah terjadinya bencana.36

Sedangkan tindakan yang dilakukan setelah bencana terjadi meliputi :

1. Tindakan tanggap darurat

Tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan segera setelah

terjadinya bencana untuk menolong korban dan memenuhi kebutuhan

korban dasar yang selamat dari kejadian bencana. Contoh dari tindakan

yang dilakukan saat tanggap darurat adalah tindakan pencarian dan

penyelamatan korban bencana serta pemberian bantuan kepada para

35 A. Fawa’id Syadzili dkk, Penanggulangan Bencana …, hal. 79.36 A. Fawa’id Syadzili dkk, Penanggulangan Bencana …, hal. 81.

Page 51: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

41

korban , mengatur posko pengungsuian agar korban yang selamat dalam

kejadain bencana masih mendapatkan hak hidupnya sebagai mana yang di

atur dalam perundang undangan.

2. Tindakan pemulihan

Tindakan pemulihan atau istilah lain dapat disebut rehabilitasi

adalah tindakan yang pada dasarnya adalah proses pemenuhan pelayaan

dasar bagi masyarakat korban bencana.

3. Tindakan rekontruksi

Rekontruksi (pembangunan kembali) adalah tindakan untuk

memperbaiki atau mengganti tempat tinggal atau insfrastruktur yang rusak

serta mengembalikan kondisi social ekonomi masyarakat seperti semula

sebelum bencana terjadi.37

E. Pengertian Program Da’i

Dakwah memiliki posisi yang tinggi dan mulia dalam agama islam. Islam

adalah agama dakwah artinya agama yang senantiasa mendorong pemeluknya

untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Islam adalah agama yang

rahmatan lil alamin, seberapa jauh ia menjadi rahmatan tergantung pada sejauh

mana umatnya mampu mengaplikasikan ajaran ajarannya dan mewujudkan

rahmatan itu dalam realitas yang luas. Artinya bahwa ajaran Islam harus mampu

ditunjukan oleh para pemeluknya sebagai pedoman hidup sehari hari.

37 Pusat Mitigasi Bencana- ITB, Draft Manual/Panduan Pelaksanaan PengolaanBencana Berbasis Komunitas – Nahdlatul Ulama, (Bandung : Jurnal ITB,2007), Bagian 3 konseppengelolaan bencana, hal. 35.

Page 52: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

42

Seruan untuk berbuat baik harus terus menerus dilakukan. Seruan seruan

ini biasanya dilakukan oleh seorang dai. Da’i adalah orang yang memposisikan

dirinya menjadi pendidik masyarakat dengan prinsip – prinsip Islam kearah yang

lebih baik.

Program dai untuk menanggulangi bencana adalah program dalam rangka

penanggulangan bencana, para dai berkewajiban untuk menjaga agar masyarakat

dapat selamat dari kemungkinan bencana. Dai di harapkan dapat turut

berpartisipasi dan berkonstribusi dalam rangka mengantisipasi dan meinimalisir

resiko dan kerugian yang di akibatkan oleh dampak bencana dengan melakukan

beberapa hal berikut, yaitu :

a. Memberikan informasi tentang pentingnya upaya pengurangan resiko

bencana khususnya dan penanggulngan bencana pada umumnya

b. Mengajak masyarakat untuk mewaspadai adanya berbagai macam

ancaman dan bencana baik yang disebabkan oleh factor alam maupun

yang disebabkan oleh manusia

c. Mengajak masyarakat untuk mengidentifikasi setiap ancaman atau

kerentanan yang ada di lingkungannya sehingga dapat mewaspadai

sekaligus mencari solusi aternatif pemecahannya.

d. Berusaha mengingatkan masyarakat agar memiliki kesadaran untuk

melakukan upaya – upaya yang dapat mencegah dan meminimalisir

kerugian yang di akibatkan oleh bencana.

e. Mengajak masyarakat untuk mencari solusi aternatif untuk bagi setiap

upaya yang dapat mencegah atau mengurangi resiko bencana (mitigasi).

Page 53: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

43

f. Bersama masyarakat melatih kesiapsiagaan dalam menghadapi

kemungkinan bencana yang mengkin terjadi secara tidak diduga.38

F. Pengertian Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Secara harfiah kata “kesadaran” berasal dari kata “sadar”, yang berarti

insyaf, merasa tahu dan mengerti. Kita sadar jika kita tahu, mengerti, insyaf, dan

yakin tentang kondisi tertentu, khususnya sadar atas hak dan kewajibannya

sebagai warga negara. Dapat diartikan bahwa kesadaran masyarakat adalah

keinsyafan, merasa, tahu dan mengerti yang dialami oleh masyarakat dikarenakan

adanya persepsi yang diterima baik dari dalam maupun dari luar.39 Kesadaran

masyarakat lahir dari masyarakatnya itu sendiri yang lahir dari kebiasaaan dalam

masyarakat, dipengaruhi oleh lingkungan, peraturan-peraturan dan peranan

pemerin tahnya.

Menurut Kosasih Djahiri dalam buku Strategi Pengajaran Afektif Nilai

Moral VCT Dan Games Dalam VCT, bahwa kesadaran dapat dibagi menjadi

beberapa tingkatan yang masing-masing tingkatan menunjukan derajat kesadaran

seseorang.40 Tingkatan-tingkatan kesadaran tersebut antara lain:

1. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang

tidak jelas dasar dan alasan atau orientasinya.

38Ellyasa KH. Darwis dkk, Da’i Siaga Bencana – Pandua Praktis Dakwah PenguranganRisiko Bencana, (Jakarta:LPBI NU, 2011), hal. 15.

39 Rochmad, Efek Tayangan Info Kesehatan Terhadap Kesadaran Masyarakat, (eJournalIlmu Komunikasi, 2013, 1 (1): 248-261, ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.or.id: 2013), hal. 251.

40 Kosasih Djahiri A., Strategi Pengajaran Afektif Nilai Moral VCT Dan Games DalamVCT. (Bandung: Lab.. PMP IKIP:1985), hal. 24.

Page 54: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

44

2. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan

yang berlandaskan dasar/orientasi/motivasi yang beraneka ragam atau

berganti-ganti

3. Kesadaran yang bersifat sosionomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan

yang berorientasi kepada kiprah umum atau karena khalayak ramai.

4. Kesadaran yang bersifat autonomous yaitu kesadaran atau kepatuhan yang

terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri

sendiri.

Persepsi yang diterima baik oleh masyarakat akan meningkatkan

kesadaran masyarakat pada akhirnya akan menimbulkan partisipasi dari

masyarakat untuk ikut mengelola lingkungan sekitarnya. Partisipasi merupakan

kemampuan dari masyarakat untuk bertindak dalam keberhasilan (keterpaduan)

yang teratur untuk menanggapi kondisi lingkungan sehingga masyarakat tersebut

dapat bertindak sesuai dengan logika dari yang dikandung oleh kondisi

lingkungan tersebut.

Menurut Cohen dan Uphoff, pengertian partisipasi adalah keterlibatan

aktif masyarakat dalam proses pengembilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan

hasil dan evaluasi.41Pengertian partisipasi lainnya didefinisikan oleh Sajogyo,

sebagai peluang untuk ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan serta

peluang ikut menilai hasil pembangunan. Dari berbagai pendapat tersebut, secara

umum partisipasi merupakan keterlibatan seseorang secara aktif dalam suatu

kegiatan.42

41 Anandriyo Suryo Mratihatani, Menuju Pengelolaan Sungai BersihDi Kawasan Industri Batik Yang Padat Limbah Cair, (Fak.Ekonomi UNDIP:2013), hal. 40.

42 Anandriyo Suryo Mratihatani, Menuju Pengelolaan …, hal. 40.

Page 55: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

45

Menurut Cohen dan Uphoff, membagi partisipasi ke 4 tahapan43, yaitu:

1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan

masyarakat dalam rapat-rapat.

2. Tahap pelaksanaan, yang merupakan tahap terpenting dalam

pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya.

Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga,

yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan

materi, dan bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek.

3. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan

partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek.

Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan,

maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut

berhasil mengenai sasaran.

4. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap

ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukkan demi

perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

43 Anandriyo Suryo Mratihatani, Menuju Pengelolaan …, hal. 40.

Page 56: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

46

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENANGGULANGAN

BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU)

A. Profil Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim

Nahdlatul Ulama (LPBI NU)

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi sosial kemasyarakatan

terbesar di Indonesia. NU didirikan tahun 1926 oleh kyai (ulama) yang

berpengaruh di Indonesia. Saat ini NU memiliki 100 juta anggota yang mayoritas

berada di daerah pedesaan dan memiliki struktur organisasi dari tingkat nasional

sampai ke pedesaan, seperti pendakwah, guru, nelayan, petani, pedagang, dan di

pemerintahan seperti di eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Struktur organisasi NU adalah sebagai berikut: Pengurus Besar Nahdlatul

Ulama, Pengurus Wilayah NU (PWNU) di 34 provinsi; Pengurus Cabang NU

(PCNU) di 566 Kabupaten, Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) di 12

negara, Pengurus MWC NU di tingkat Kecamatan dan Pengurus Ranting NU di

tingkat desa/kelurahan di seluruh Indonesia.

Dalam melaksanakan tugasnya, Nahdlatul Ulama mempunyai 14 badan

otonom dan 18 lembaga. Salah satu lembaga yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama

adalah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBI NU).

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama

(LPBI NU) adalah lembaga yang secara struktural-organisatoris merupakan

pelaksana kebijakan dan program Nahdlatul Ulama di bidang penanggulangan

bencana, perubahan iklim, dan pelestarian lingkungan. Pembentukan LPBI NU

Page 57: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

47

disepakati pada Muktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010. Semangat ini

kemudian dikukuhkan dan ditetapkan dalam rapat pleno harian PBNU untuk

membentuk LPBI NU. Setelah Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang

tahun 2015 dibentuk kepengurusan baru PP. LPBI NU berdasarkan SK No.

19/A.II.04/09/2015.1

B. Sejarah Berdirinya LPBI NU

Posisi Indonesia dilihat pada aspek geografis, topografis dan demografis

sangat berpotensi menimbulkan ancaman bencana.Letak geografis Indonesia

yang berada di atas kawasan tiga lempeng benua merupakan ancaman bagi

penyebab terjadinya gempa bumi dan tsunami. Selain itu Indonesia juga berada

di kawasan yang disebut lingkaran cincin api (the ring of fire) yang terdiri dari

rantai gunung berapi aktif dari ujung utara pulau Sumatera sampai pulau Papua

yang berpotensi menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung berapi (seperti

ancaman awan panas atau wedus gembel dan banjir lahar), selain mengakibatkan

terjadinya tsunami dan longsor.

Sementara secara topografis Indonesia terdiri dari daerah-daerah

perbukitan, lereng gunung, dataran landai serta pesisir pantai. Sebagai negara

yang berada di jalur khatulistiwa Indonesia memiliki iklim tropis yang

memungkinkan datangnya curah hujan tinggi sehingga dapat menyebabkan

ancaman bahaya banjir bandang, tanah longsor dan bahkan sebaliknya ancaman

1 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016 darihttp://lpbi-nu.org/tentang-kami/.

Page 58: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

48

kekeringan. Masih ditambah lagi kebakaran hutan juga sering terjadi di wilayah

Sumatera dan Kalimantan.

Bukti-bukti empiris di atas semakin meyakinkan kita semua bahwa tidak

ada satu pun kawasan di Indonesia yang benar-benar terbebas dari ancaman

bencana. Karena itu sangat masuk akal apabila Indonesia dinyatakan sebagai

negeri rawan bencana atau supermarket bencana karena beraneka ragam bencana

bisa sewaktu-waktu datang di bumi Indonesia yang kita cintai. Oleh karena itu

kalau kita tidak siap-siaga sejak dini atau berusaha hidup harmoni dengan

bencana maka otomatis situasi ini akan menambah kesengsaraan hidup bahkan

mengancam harta benda dan jiwa.

Secara saintifik besarnya kerugian material dan jumlah korban jiwa yang

ada, di samping karena faktor geografis juga secara umum disebabkan oleh

faktor-faktor yang lain. Pertama, besarnya intensitas bencana yang terjadi bahkan

jenisnya pun bermacam-macam. Kedua, jumlah penduduk Indonesia yang

semakin padat karena pertumbuhan populasi yang tidak bisa dikendalikan dengan

baik. Ketiga, rentannya lingkungan fisik maupun lingkungan sosial (budaya). Hal

ini sangat dipengaruhi seiring berubahnya setting ekologis dan gaya hidup

masyarakat atau life style. Dankeempat, kurangnya pemahaman sebagian besar

masyarakat dalam kesiap-siagaan dalam menghadapi ancaman bencana. Budaya

hidup harmoni dengan bencana belum tercipta.

Pada beberapa dekade terakhir ini fenomena perubahan iklim (climate

change) merupakan salah satu ancaman serius terhadap kelangsungan hidup

manusia.Indonesia termasuk negara yang dapat dikatakan rentan terhadap

dampak perubahan iklim. Beberapa sektor penghidupan menjadi terganggu

Page 59: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

49

sebagai akibat ketidakmampuan kita dalam beradaptasi dengan kondisi tersebut,

misalnya kasus gagal panen pada masyarakat petani dan ancaman gelombang

besar bagi para nelayan yang tidak bisa melaut, sehingga mata pencaharian

utama yang menjadi penopang hidup keluarga bisa terganggu. Akibat lebih parah

lagi yaitu tenggelamnya beberapa pulau kecil dan semakin terkikisnya bibir

pantai akibat abrasi. Fenomena ini akan terus berlanjut apabila dampak

perubahan iklim tidak segera diantisipasi dengan baik dan kontinu.

Sudah nampak nyata bahwa dampak perubahan iklim tidak hanya

dirasakan oleh penduduk di wilayah pesisir dengan naiknya air laut (rob) dan

abrasi pantai, namun juga dapat mempengaruhi wilayah daratan yang berkaitan

langsung dengan musim tanam, yang sudah barang tentu berdampak pada

penurunan produksi pangan, kekeringan atau musim kemarau yang panjang.

Sementara frekuensi dan intensitas curah hujan yang tidak stabil jelas akan

berdampak pada adanya potensi longsor, banjir dan kebakaran hutan.

Kondisi alam Indonesia yang kaya raya dan subur ini tidak lagi

mendatangkan berkah justru malah bisa menjadi musibah. Terjadinya beragam

bencana ekologis di Indonesia akhir-akhir ini ditengarai adanya salah urus

lingkungan akibat eksplorasi yang berlebihan atas sumberdaya alam, baik yang

melalui izin negara (legal) maupun yang dilakukan secara ilegal. Praktek

eksplorasi ini merupakan orientasi pembangunan yang hanya mengejar target

pertumbuhan ekonomi dan bukan pada keberlanjutan bangsa (sustainable

development) dan kesejahteraan rakyat. Belum banyak masyarakat yang benar-

Page 60: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

50

benar sadar bahwa alam yang kita tempati saat ini sebenarnya adalah titipan anak

cucu yang mesti kita jaga dan dirawat bersama kelestariannya.2

Penting juga diketahui bahwa golongan yang paling rentan terhadap

ancaman bencana dan perubahan iklim adalah masyarakat miskin secara ekonomi

dengan tingkat pendidikan rendah. Mereka pada umumnya adalah yang tinggal di

desa-desa (kondisi tertinggal) dan merupakan golongan masyarakat yang mudah

ditemukan dalam komunitas NU. Dengan demikian respon terhadap perubahan

iklim dan aksi penanggulangan bencana harus disertai program pengentasan

kemiskinan dan edukasi terhadap masyarakat yang tergolong rentan tersebut.

Untuk itu, maka strategi nasional dalam menghadapi perubahan iklim juga perlu

diarahkan pada pengembangan rekayasa sosial agar masyarakat rentan tersebut

dapat mengalami perubahan terencana, sistematis dan dalam segala aspek

kehidupan sehingga bermanfaat bagi kelangsungan sosial dan ekologi manusia.

Khusus untuk menangani urusan yang terkait dengan urusan warganya

dalam hal masalah penanggulangan bencana, adaptasi perubahan iklim dan

pelestarian lingkungan hidup, maka NU telah menginisiasi lahirnya LPBI NU

(Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama)

yang pada awalnya merupakan bentuk transformasi dari Community Based

Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama (CBDRM-NU) yang bersifat badan

ad-hoc dari PBNU. Bahwa perubahan status kelembagaan CBDRM-NU menjadi

LPBI-NU berdasarkan hasil keputusan Muktamar NU ke-31 di Makasar pada

tahun 2010. Tidak bisa dinafikan kehadiran CBDRM-NU atau LPBI NU telah

menjadi pioner di lingkungan NU dalam kegiatan kemanusian, baik secara

2 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.

Page 61: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

51

mandiri maupun bekerjasama dengan pihak Pemerintah Indonesia maupun pihak

luar negeri seperti pemerintah negara lain, PBB dan NGO (lembaga donor luar

negeri), perusahaan pemerintah dan swasta, dll.3

Kerjasama yang dilakukan dengan multistakeholders tersebut telah

mengembang-kan program manajemen resiko bencana dan penanggulangan

bencana, pelestarian lingkungan dan adaptasi perubahan iklim dengan melibatkan

madrasah/sekolah yang bernaung di bawah lembaga ma’arif NU, pesantren, dan

jajaran pengurus di tingkat pusat hingga ranting (desa) dan warga NU di tingkat

basis. Program pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat dalam

perspektif PRB (Pengurangan Resiko Bencana) ini merupakan upaya NU untuk

melakukan transformasi sosial budaya agar masyarakat, pesantren dan madrasah

sebagai basis kultural NU dapat meningkat kapasitasnya dalam mengurangi

kerentanan, yaitu sebagai bagian dari ikhtiyar NU untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitarnya.4

C. Visi dan Misi LPBI NU

1. Visi LPBI NU

Terwujudnya masyarakat yang memiliki ketahanan dan adaptif terhadap

bencana, menurunnya daya dukung lingkungan dan perubahan iklim.5

3 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.4 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.5 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.

Page 62: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

52

2. Misi LPBI NU

a. Meningkatkan kapasitas multi stakeholder melalui penguatan simpul

basis.

b. Meningkatkan jejaring dan kerjasama guna mewujudkan organisasi

yang kredibel dan profesional.

c. Mendorong penyebarluasan informasi dan pengetahuan terkait

pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pelestarian

lingkungan.

d. Meningkatkan kapasitas emergency response yang berkualitas.6

D. Struktur Kepengurusan LPBI NU

Untuk menjalankan mandat yang telah ditetapkan oleh Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama, Pengurus Pusat LPBI NU menetapkan pembidangan dalam

struktur kepengurusan sebagai berikut:

1. Riset & Pengembangan

2. Kelembagaan & Advokasi Kebijakan

3. Pengelolaan Risiko Bencana

4. Tanggap Darurat & Rehabilitasi-Rekonstruksi Bencana

5. Knowledge Management & Networking

6. Pengendalian Perubahan Iklim dan Pelestarian Lingkungan.

6 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.

Page 63: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

53

Struktur Pengurus LPBI NU Pusat, Masa Khidmat 2015-20207

7 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.

Page 64: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

54

Struktur Dewan Eksekutif LPBI NU Pusat, Masa Khidmat 2015-2020 :8

8 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.

Page 65: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

55

E. Tugas Pokok, Fungsi, dan Strategi Fungsional LPBI NU

Sejak awal didirikan NU, telah menyatakan diri sebagai organisasi

keagamaan (jam’iyyah diniyyah) dan sosial kemasyarakatan (jam’iyyah

ijtima’iyyah). Hal ini berarati NU tidak hanya mengurus hal-hal yang tekait

dengan permasalahan keagamaan (keislaman) ansich, melain juga permasalahan

yang terkait dengan hubungan antarmanusia dan kehidupan bermasyarakat.

Termasuk di dalamnya yaitu masalah tentang penanggulangan bencana,

pelestarian lingkungan dan adaptasi perubahan iklim. Ketiga permasalahan ini

sangatlah terkait dengan keberlangsungan hidup umat manusia dan upaya-upaya

untuk mencegah timbulnya kerusakan (korban) adalah perkara wajib yang harus

segera dilakukan. Dinyatakan dengan tegas dalam tata nilai yang dianut oleh NU,

yaitu kaidah:dar’ul mafaasit muqoddamun ‘ala jalbil masholih[1]:bahwa

mencegah kerusakan atau marabahaya itu lebih diutamakan daripada

mengupayakan hal-hal baik.

Untuk menunjang kinerja jamiyahnya, NU memiliki dukungan

organisatoris dari tingkat nasional hingga pada tingkat desa (ranting) yang ada di

seluruh provinsi dan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, serta beberapa

perangkat pelaksana kebijakan yang berupa lembaga, lajnah dan badan otonom.

Penting pula diketahui, bahwa basis kekuatan NU adalah jejaring sosialnya

yang bertumpu pada lembaga pendidikan ma’arif yang menaungi sekitar 200.000

madrasah/ sekolah dan pondok pesantren yang jumlahnya mencapai 14.000 buah

lebih dan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Belum lagi basis pendukung NU

yang diperkirakan kini jumlahnya mencapai 60 juta orang dengan beragam status

Page 66: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

56

sosial dan profesi, misalnya kiai, santri, guru, pegawai negeri, petani, nelayan,

buruh, pedangan, tentara, polisi, wartawan, pekerja seni, dll. Termasuk di antara

masa NU juga yaitu mereka yang aktif di jajaran pemerintahan, baik yang

menjabat di lingkungan eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Oleh karena itu

sangat logis apabila NU disebut-sebut sebagai organisasi kemasyarakatan yang

sangat potensial menjadi agen perubahan sosial (agent of social change), budaya

dan kebijakan di masyarakat.

Khusus untuk menangani urusan yang terkait dengan urusan warganya

dalam hal masalah penanggulangan bencana, adaptasi perubahan iklim dan

pelestarian lingkungan hidup, maka NU telah menginisiasi lahirnya LPBI NU

(Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) yang

pada awalnya merupakan bentuk transformasi dari Community Based Disaster

Risk Management Nahdlatul Ulama (CBDRM-NU) yang bersifat badan ad-hoc

dari PBNU. Bahwa perubahan status kelembagaan CBDRM-NU menjadi LPBI-

NU berdasarkan hasil keputusan Muktamar NU ke-31 di Makasar pada tahun

2010. Tidak bisa dinafikan kehadiran CBDRM-NU atau LPBI NU telah menjadi

pioner di lingkungan NU dalam kegiatan kemanusian, baik secara mandiri

maupun bekerjasama dengan pihak Pemerintah Indonesia maupun pihak luar

negeri seperti pemerintah negara lain, PBB dan NGO (lembaga donor luar negeri),

perusahaan pemerintah dan swasta, dll.

Kerjasama yang dilakukan dengan multistakeholders tersebut telah

mengembang-kan program manajemen resiko bencana dan penanggulangan

bencana, pelestarian lingkungan dan adaptasi perubahan iklim dengan melibatkan

Page 67: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

57

madrasah/sekolah yang bernaung di bawah lembaga ma’arif NU, pesantren, dan

jajaran pengurus di tingkat pusat hingga ranting (desa) dan warga NU di tingkat

basis. Program pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat dalam

perspektif PRB (Pengurangan Resiko Bencana) ini merupakan upaya NU untuk

melakukan transformasi sosial budaya agar masyarakat, pesantren dan madrasah

sebagai basis kultural NU dapat meningkat kapasitasnya dalam mengurangi

kerentanan, yaitu sebagai bagian dari ikhtiyar NU untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitarnya.9

F. Program dan Kegiatan LPBI NU

Beberapa program dan kegiatan terkait Penanggulangan Bencana,

Pengendalian Perubahan Iklim dan Pelestarian Lingkungan telah dilaksanakan

oleh LPBI NU, di antaranya:

1. Kajian dan riset terkait isu Penanggulangan Bencana, Pengendalian

Perubahan Iklim dan Pelestarian Lingkungan. Hasil kajian kemudian

didokumentasikan dalam bentuk buku, manual, booklet, majalah, poster

dan stiker. Saat ini, tercatat ada 13 judul buku termasuk manual terkait

dengan 3 (tiga) isu tersebut.

2. Advokasi kebijakan di tingkat Provinsi dan Kabupaten dengan

melakukan pendampingan: Penyusunan regulasi yaitu Perda

Penanggulangan Bencana dan regulasi turunan dari Perda tersebut dan

Penyusunan perencanaan dalam Penanggulangan Bencana meliputi:

9 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016

Page 68: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

58

Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), Rencana Aksi Daerah

Pengurangan Resiko Bencana (RAD PRB) dan Rencana Kontijensi

Penanggulangan Bencana.

3. Penguatan Koordinasi Stakeholder dalam Penanggulangan Bencana

dengan mendorong dan menginisiasi pembentukan Forum PRB

Provinsi dan Kabupaten. Forum PRB merupakan wadah koordinasi para

pihak (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam upaya

pengurangan risiko bencana.

4. Penguatan Kelembagaan Penanggulangan Bencana dengan

menyelenggarakan workshop dan pelatihan: PRB, PDRA, Tanggap

Darurat dan Penyusunan Rencana Kontijensi, Fasilitator,Community

Organizer (CO), Teknik dan Strategi Advokasi serta Kajian Risiko

Bencana Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Rangkaian

kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan Pemerintah, masyarakat dan

media.

5. Pengarusutamaan isu pengurangan risiko Bencana, pengendalian

perubahan iklim dan pelestarian lingkungan kepada masyarakat di

daerah rawan bencana.

6. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana,

pengendalian perubahan iklim dan pelestarian lingkungan dengan

mengadakan pelatihan: PRB, PDRA, tanggap darurat, adaptasi

perubahan iklim serta pengelolaan sampah.

Page 69: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

59

7. Pengendalian perubahan iklim dalam bentuk konservasi kawasan

pesisir, penanaman pohon, dan pengelolaan sampah berbasis

masyarakat.

8. Mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk

pemenuhan kebutuhan dasar, psikososial serta pengembalian fungsi

dasar fasilitas umum untuk masyarakat terdampak bencana berdasarkan

hasil penilaian dan kajian (assessment).

9. Terlibat aktif dalam forum nasional terkait pengurangan risiko bencana

seperti Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana (PLANAS

PRB) dan Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB).

10. Terlibat dalam forum atau pertemuan regional dan internasional seperti

UNFCCC, WCDRR, GPDRR, WOC, International MACCA dan

AMCDRR.

Untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut di atas, LPBI NU

bekerjasama dengan berbagai pihak di antaranya: AusAID/DFAT, UN OCHA,

UNDP, MFF, ODA Jepang, Islamic Help, Islamic Relief, WWF, BNPB & BPBD,

KLHK, Kemenag, Kemenkes, Kemendes PDT dan Transmigrasi, dan lain-

lain.Setiap program kerjasama diaudit oleh akuntan publik. Secara

keseluruhan, hasil audit program LPBI NU adalah WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian).10

10 Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016.

Page 70: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

60

60

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Kegiatan Dakwah Program Da’i Siaga Bencana LPBI NU

Program Da’i Siaga Bencana adalah salah satu program dari LPBI NU

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana di beberapa

daerah rawan bencana di Indonesia dengan cara berdakwah. Cara ini dipilih,

karena dakwah merupakan terobosan terbaru untuk masuk ke komunitas

masyarakat khususnya yang menganut ajaran islam dalam mensosialisasikan atau

membentuk masyarakat yang tangguh akan bencana karena bencana dapat

menimbulkan keadaan sosial yang merugikan masyarakat.1

Program ini sejalan dengan visi misi LPBI NU yang melakukan

pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat dalam perspektif PRB

(Pengurangan Resiko Bencana) ini merupakan upaya NU untuk melakukan

transformasi sosial budaya agar masyarakat, pesantren dan madrasah sebagai basis

kultural NU dapat meningkat kapasitasnya dalam mengurangi kerentanan, yaitu

sebagai bagian dari ikhtiar NU untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

lingkungan sekitarnya karena NU sendiri sebagai organisasi Islam terbesar di

Indonesia yang mempunyai tanggungjawab sosial melalui keagamaan.

Awal mula program Da’i Siaga Bencana sudah dilakukan sejak awal tahun

2006, yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama atas nama CBDRM NU (Community

Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama) yang dilakukan di beberapa

daerah rawan bencana di Indonesia. pasca mukhtamar di makasar 2010 CBDRM

1Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBINU, Yogyakarta, 4 September 2016.

Page 71: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

61

NU berubah menjadi LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan

Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama).2 Pada tahun 2011 pasca erupsi gunung merapi

yang mengakibatkan kurang lebih 230 meninggal dunia. Program Da’i siaga

bencana ini di lakukan Sleman Yogyakarta tepatnya di Kelurahan Argomulyo,

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah yang terletak di lereng

gunung merapi ini merupakan daerah yang rawan dari ancaman bencana

khususnya bencana yang ditimbulkan dari erupsi gunung merapi. Daerah ini juga

merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya anggota NU sehingga

pengurus lembaga mempunyai tanggung jawab lebih sesuai dengan visi dan misi

LPBI NU.

Setelah menjadi lembaga LPBI NU Bekerjasama dengan NGO

Internanasional yaitu UN OCHA, LPBI NU meningkatkan kinerja program Da’i

Siaga Bencana sampai sekarang, penguatan program ini terlihat dari kegiatannya

yang saat ini sedang berjalan, berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak

Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBI NU Yogyakarta, program

yang dilakukan pasca CBDRM NU menjadi LPBI NU ini, kegiatan yang

dilakukan tidak hanya penguatan kapasitas masyarakat dalam rangka pengurangan

resiko bencana, program ini juga menyasar pada penguatan kapasitas masyarakat

pada saat bencana berupa pelatihan ketanggap daruratan dan kegiatan pasca

bencana seperti pendampingan pada masyarakat penyandang disabilitas pasca

letusan gunung merapi ataupun mereka yang trauma pasca terjadi bencana, semua

kegiatan ini yang dilakukan oleh para da’i yang sudah terlebih dahulu

mendapatkan pelatihan dan pembekalan akan materi penanggulangan bencana

2 Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBINU, Yogyakarta, 4 September 2016.

Page 72: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

62

dalam khususnya penanggulangan bencana dalam perspektif islam, program ini

melibatkan berbagai stakeholder dari tingkat pemerintah kelurahan maupun

komunitas masyarakat seperti pengajian, majelis taklim, sekolah umum dan

pesantren.3

Dari hasil wawancara dan temuan data-data di lapangan penulis

memetakan kegiatan yang dilakukan Da’i Siaga Bencana dalam penanggulangan

bencana adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Sebelum Bencana (Pra Bencana)

Dalam konsep penanggulangan bencana ada 3 tindakan yang

dilakukan dalam rangka penaggulangan pencana yaitu kegiatan mitigasi ,

pencegahan dan kesiapsiaagaan. Berdasarkan wawancara penulis dengan

Bapak Dimas Prasetyo, kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan mengenai

penanggulangan bencana yang dilakukan oleh para da’i kepada kelompok

komunitas, pesantren dan sekolah, sebagai bentuk penguatan kapasitas

masyarakat. LPBI NU juga melakukan kegiatan bakti sosial bersama

masyarakat dengan membersikan lingukan serta penanaman pohon.

2. Tindakan Tanggap Darurat

Tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan segera setelah terjadinya

bencana untuk menolong korban dan memenuhi kebutuhan korban dasar yang

selamat dari kejadian bencana.4 Pada fase tanggap darurat LPBI NU juga

berperan aktif dalam rangka penanggulangan bencana, perananan yang

dilakukan antara lain dengan melakukan bantuan kepada korban bencana

3 Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBINU, Yogyakarta, 4 September 2016.

4 A. Fawa’id Syadzili dkk , Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat dalamPerspektif Islam, (Jakarta : NU CBDRM,2007), hal.81.

Page 73: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

63

meliputi bantuan kesehatan kepada masyarakat dan bantuan bahan bahan

pokok dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar pada saat terjadi bencana.

Melalui para da’i yang sudah dilatih LPBI juga melakukan pendamingan anak

dalam rangka psikososial.

3. Tindakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Pasca Bencana)

Pasca tanggap darurat LPBI dalam rangka rehabilitasi dan rekontruksi

kegiatan yang dilakukan oleh LPBI NU biasanya melakukan kerjasama

dengan pemerintah daerah, BNPB, UN OCHA dsb dalam membangun

kembali fasilitas ibadah dan fasilitas umum yang rusak akibat bencana.

B. Tingkat Kesadaran Masyarakat Sebelum Mengikuti Program Da’i Siaga

Bencana LPBI NU

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis.

Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana, salah satu ancaman

yang harus mempunyai perhatian serius yaitu bencana dari erupsi gunung berapi.

Dari sabang sampai merauke Indonesia memiliki puluhan gunung berapi aktif

yang kapan saja dapat erupsi, salah satu yang paling aktif yaitu di Gunung Merapi

yang terletak di daerah jawa tengah. Salah satu daerah yang sangat terdampak

oleh letusan gunung merapi yaitu di Kelurahan Argomulyo Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman-Yogyakarta. Dengan ancaman bencana yang

Page 74: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

64

besar, masyarakat dituntut dapat memahami penanggualangan bencana walaupun

sebatas tanggap darurat seperti terjadi erupsi masyarakat sudah tahu harus kemana

mereka pergi dan apa-apa saja yang harus diselamatkan.5

Kesadaran masyarakat lahir dari masyarakatnya itu sendiri yang lahir dari

kebiasaaan dalam masyarakat. Secara harfiah “kesadaran” berasal dari kata

“sadar” yang berarti insyaf, merasa tahu dan mengerti, kita sadar jika kita sudah

tahu dan mengerti.6 Hidup atau bertempat tinggal di daerah rawan bencana di

butuhkan sikap kesadaran yang tinggi akan ancaman dan resiko yang timbul

akibat dari bencana yang terjadi. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan

bencana wajib hukumnya untuk selalu siap siaga dalam rangka penanggulangan

bencana, untuk membentuk masyarakat yang siap dibutuhkan kesadaran lebih

masyarakat akan ancaman dari bencana yang terjadi. Melihat sejarah letusan

gunung merapi pada tahun 2010 yang mengakibatkan kerugian material dari

bencana erupsi serta banyaknya korban meninggal akibat letusan ini yang

mendasari LPBI NU melakukan Program Da’i Siaga Bencana di Kelurahan

Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yograkarta, dari hasil

wawancara penulis dengan salah satu warga di kelurahan argomulyo terlihat rata-

rata masyarakat sebelum mengikuti Program Da’i Siaga Bencana belum memiliki

kesadaran yang akan bahaya dari bencana dari letusan gunung merapi, mereka

masih awam akan bagaimana penanggulangan bencana dan punya ketergantungan

yang tinggi kepada pemerintah maupun lembaga yang bergerak di bidang

kebencanaan,misalnya jika terjadi bercana mereka hanya mengikuti intruksi

5 Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBINU, Yogyakarta, 4 September 2016.

6 Rochmad, Efek Tayangan Info Kesehatan Terhadap Kesadaran Masyarakat, (eJournalIlmu Komunikasi, 2013, 1 (1): 248-261, ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.or.id: 2013), hal.251.

Page 75: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

65

orang-orang sekitar mereka saja, misal di suruh turun ke tempat yang lebih aman

mereka mengikuti intruksi tersebut.7 Dari hasil penulisan dilapangan penulis

menyimpulkan bahwa masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang bermacam-

macam sebelum menerima Program Da’i Siaga Bencana:

1. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang tidak

jelas dasar dan alasan atau orientasinya. Dari wawancara penulis dengan

Bapak Alfian terlihat bahwa masyarakat masih belum memahami langkah-

langkah pada konsep penanggulangan bercana, mereka melakukan sesuatu

berdasarkan apa yang meraka pahami dan sangat bergantung pada bantuan

orang lain.8

2. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang

berlandaskan dasar/orientasi/motivasi yang beraneka ragam atau berganti-

ganti. Banyaknya korban meninggal pasca erupsi merapi 2010, menurut

Bapak Dimas Prasetyo menunjukan bahwa tingkat kesadaran akan bahaya dari

bencana masih sangat rendah dan harus ditingkatkan kembali.9 Kesadaran

masyarakat tidak timbul dari dirinya sendiri melainkan mereka masih

bergantung kepada orang lain dalam kegiatan penanggulangan bencana,

masyarakat benar-benar menjadi objek dalam rangka penganggulangan

bencana padahal dalam kegaitan ini masyarakat dapat menjadi subjek untuk

penanggulangan bencana.

7 Wawancara pribadi dengan Bapak Alfian, Masyarakat yang menerima Program Da’iSiaga Bencana, Yogyakarta, 5 September 2016.

8 Wawancara pribadi dengan Bapak Alfian, Masyarakat yang menerima Program Da’iSiaga Bencana, Yogyakarta, 5 September 2016.

9 Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBINU, Yogyakarta, 4 September 2016.

Page 76: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

66

3. Kesadaran yang bersifat sosionomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang

berorientasi kepada kiprah umum atau karena khalayak ramai. Dari hasil

wawancara penulis dengan kedua narasumber penulis menyimpulkan

masyarakat kelurahan argomulyo masih berorientasi pada kiprah umum,

dimana masyarakat masih bergantung kepada orang lain.

C. Tingkat Kesadaran Masyarakat Setelah Mengikuti Program Da’i Siaga

Bencana LPBI NU

Kesadaran masyarakat adalah keinsyafan, merasa, tahu dan mengerti yang

dialami oleh masyarakat dikarenakan adanya persepsi yang diterima baik dari

dalam maupun dari luar. Kesadaran masyarakat lahir dari masyarakatnya itu

sendiri yang lahir dari kebiasaaan dalam masyarakat, dipengaruhi oleh

lingkungan, peraturan-peraturan dan peranan pemerintahnya.10

Persepsi yang diterima baik oleh masyarakat akan meningkatkan

kesadaran masyarakat pada akhirnya akan menimbulkan partisipasi dari

masyarakat untuk ikut mengelola lingkungan sekitarnya. Partisipasi merupakan

kemampuan dari masyarakat untuk bertindak dalam keberhasilan (keterpaduan)

yang teratur untuk menanggapi kondisi lingkungan sehingga masyarakat tersebut

dapat bertindak sesuai dengan logika dari yang dikandung oleh kondisi

lingkungan tersebut.

Berdasarkan monitoring dan evaluasi serta tinjauan di lapangan pasca

program da’i siaga bencana baik di komunitas masyarakat, pesantren dan sekolah,

dari program yang sudah dilakukan terdapat beberapa peningkatan pengetahuan

10 Rochmad, Efek Tayangan …, hal.251.

Page 77: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

67

masyarakat dari mulanya meraka bulum mengerti apa itu penanggulangan

bencana, setalah mengikuti program tersebut sekarang masyarakat sudah mulai

memahami apa itu penanggulangan bencana baik pra dan pasca bencana serta

lebih sigap, mereka bisa mengerti dalam bertindak jika terjadi letusan gunung

merapi dan apa saja yang harus disiapkan jika sewaktu waktu terjadi letusan. Dari

hasil wawancara penulis dengan salah seorang masyarakat juga membuktikan

bahwa meraka sudah mengerti bagaimana bertindak saat terjadi letusan , serta

bagaimana masyarakat dapet mengelola posko kebencanaan ini membuktikan

bahwa masyarakat sudah lebih siap dan mampu beradaptasi dengan ancaman

bencana.

Bukan hanya itu dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Dimas

prasetyo di fase pra bencana banyak pula kegiatan yang masih rutin di lakukan

saat ini masyarakat masih sering mengadakan pertemuan rutin yang sekaligus

pengajian untuk membahas sekilas tentang gunung merapi itu sendiri maupun

kerja bakti untuk lingkungan mereka. Dakwah yang disampaikan oleh para da’i

membawa perubahan perilaku masyarakat bagaimana bersikap dan bertindak. Ini

menjadi point penting dalam rangka pengurangan resiko bencana bagaimana da’i

tidak hanya memberikan suatu ceramah agama akan tetapi dapat membawa

perubahan di dalam komunitas masyarakat.

Dari analisis di atas penulis menyimpulkan bahwa di tahap ini masyarakan

kelurahan argomulyo sudah pada tahap Kesadaran yang bersifat autonomous yaitu

kesadaran atau kepatuhan yang terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan

yang ada dalam diri sendiri. Ini tergambar dari wawancara penulis dengan Bapak

Alfian masyarakat sudah mengerti apa yang harus dipersiapkan kalau terjadi

Page 78: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

68

erupsi, apa yang harus di bawa dan harus kemana, jika terjadi letusan masyarakat

juga sudah tahu bagaimana mengelolah posko bencana. Dan kita juga di ajarkan

bagaimana kita harus beradaptasi dengan ancaman serta bersama sama menjaga

lingkungan.11

Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Dimas Prasetyo juga

menunjukan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat dari mulanya hanya paham

mengenai tanggap darurat, setalah mengikuti program tersebut Alhamdulillah

masyarakat sudah mulai memahami bagaiaman pra dan pasca bencana serta lebih

sigap. Dan secara teori bencana mereka mulai mengerti. Sampai saat ini

masyarakat masih sering mengadakan pertemuan rutin yang sekaligus pengajian

untuk membahas sekilas tentang gunung merapi itu sendiri maupun kerja bakti

untuk lingkungan merek.12

D. Efektifitas Dakwah Yang Dilakukan LPBI NU Melalui Program Da’i

Siaga Bencana

Program Da’i Siaga Bencana sudah dilakukan tahun 2011 di Kelurahan

Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta.

Berdasarkan penulisan yang dilakukan, dapat ditemukan sebuah keefektifan

program ini karena adanya perubahan atau tindakan masyarakat dalam merespon

bencana. Mayarakat mampu menerima pesan yang disampaikan oleh da’i dan

perubahan terjadi dari segi hubungan antara keduanya yakni pesan yang diterima

dan tindakan dalam merespon bencana.

11 Wawancara pribadi dengan Bapak Alfian, Masyarakat yang menerima Program Da’iSiaga Bencana, Yogyakarta, 5 September 2016.

12 Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBINU, Yogyakarta, 4 September 2016.

Page 79: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

69

Dari hasil penelitian penulis dilapangan ini sejalan dengan yang di

ungkapkan Dennis Mc. Quail dimana efektifitas secara teori komunikasi berasal

dari bahasa efektif. Artinya terjadi sebuah perubahan atau tindakan. Sebagai

akibat diterima suatu pesan, dan perubahan terjadi dari segi hubungan antara

keduanya yakni pesan yang diterima dan tindakan tersebut.13 Dari wawancara

penulis dengan Bapak Alfian penulis mendapatkan kesimpulan bahwa dakwah

bisa dikatakan efektif dalam rangka peningkatan kesadaran di masyarakat

terutama di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan Sleman-

Yogyakarta, dimana di daerah tersubut juga merupakan basis dari Nahdlatul

Ulama. Ke-efektifan juga terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan dari data

yang peneliti dapatkan di lapangan seperti penanaman pohon, pembersihan

lingkungan, Dan simulasi apababila terjadi gempa dan letusan gunung merapi.

Program yang berkelanjutan sampai saat ini memberikan umpan balik

(feed back) berupa respon positif dari masyarakat tentunya merupakan indikator

yang dapat diukur tentang keberhasilan komunikasi tersebut. Model dakwah

semacam ini dapat disebut dakwah persuasif. Para da’i disini pun paham apa

yang disampaikan kepada masyarakat itu sesuai dengan cara berfikir dan cara

merasa measyarakat, sehingga masyarakat mengikuti kehendak da’i tetapi merasa

sedang mengikuti kehendak sendiri. Jika dakwah disampaikan secara persuasif,

maka pasti komunikatif. Jika komunikatif maka pasti lebih efektif. Dalam upaya

mengukur sejauh mana tingkat efektifitas penulis mengukur tingkat keefektifan

13 Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga Pratama,1992), hal. 281.

Page 80: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

70

megunakan teori yang dikemukakan oleh F.X Swarto bahwa terdapat tiga

pendekatan dalam pengukuran keefektifan, yaitu :

1. Pendekatan tujuan, yaitu dimana masyarakat sudah memahami akan bencana

sehingga mampu mengantisipasi dan meminimalisir resiko dan kerugian yang

di akibatkan oleh dampak bencana. Pendekatan ini menekankan pada

pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.

2. Pendekatan teori sistem, yaitu dimana masyarakat sudah memahami suatu

system atau siklus pengelolaan bencana dimulai pra bencana (mitigasi,

pencegahan dan kesiapsiagaan) dan pasca bencana (rehabilitasi, pemulihan

dan rekontruksi). Pendekatan ini menekankan pada pentingnya adaptasi

tuntunan sebagai kriteria penilaian keefektifan sehingga satu elemen dan

sejumlah elemen saling tergantung.

3. Pendekatan teori multiple konstituensi, yaitu dimana program yang sudah

berlangsung kepada masyarakat membuat masyarakat mandiri serta dapat

memberikan pengetahuan yang sudah didapat di komunitas mereka masing-

masing seperti pengajian, majelis takhlim, sekolah umum dan pesantren.

Pendekatan ini dapat dikatakan efektif bila dapat memenuhi dari konstituensi

yang pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.

Dakwah dipandang sebagai suatu proses komunikasi, maka efektifitas

dakwah identik dengan efektifitas komunikasi. Program Da’i Siaga Bencana

adalah salah satu program dari LPBI NU dengan cara berdakwah sebagai suatu

usaha untuk menyerukan atau mengajak masyarakat kepada jalan yang diridhoi

Allah SWT. melalui cara atau metode tertentu agar terwujud pengalaman ajaran

Page 81: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

71

ajaran islam dengan baik dan benar agar mendapat kebahagian di dunia maupun di

akhirat.

Pada Program ini penulis melihat beberapa unsur dakwah yang

mendukung keberhasilan dari program ini meliputi :

1. Da’i (pelaku dakwah)

Da’i adalah “orang yang melaksanakan dakwah baik melalui lisan,tulisan

maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu,kelompok ataupun melalui

organisasi atau lembaga.14Dalam pelaksanaanya Program ini melibatkan para da’i

dan da’i yang dilibatkan merupakan para tokoh agama setempat dan beberapa da’i

dari pengurus cabang NU setempat,

Hal ini di harapkan dapat memperlancar berjalannya program dengan

mengikut sertakan tokoh agama sekitar. Sebelum melakukan dakwahnya da’i

secara khusus di ajarkan materi penanggulangan bencana, LPBI NU sendiri sudah

menerbitkan buku panduan untuk para da’i dalam rangka penunjang suksesnya

program ini.

2. Mad’u (mitra dakwah)

Adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima

dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang

beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara

keseluruhan.15 dalam dakwah juga harus memiliki unsur mad’u atau mereka yang

menerima pesan dakwah ini, pada program da’i siaga bencana ini masyarakat

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta

adalah mad’u-nya.

14 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, Manajemen Dakwah, hal.22.15 Muhammad Munir, S.AG,MA.& Wahyu Ilaihi,S.AG,MA, ……, hal. 23

Page 82: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

72

Dalam konteks penanggulangan bencana masyarakat kelurahan argomulyo

merupakan masyarakat yang rentan akan ancaman bencana, yaitu bencana erupsi

gunung merapi.

3. Maddah (materi dakwah)

Maddah (materi dakwah) atau pesan-pesan dakwah dalam Islam atau

segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu

keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah

saw. sebelum melakukan dakwah dalam rangka pengurangan resiko bencana pada

da’i dilatih untuk menguasai materi penanggulangan bencana baik teori secara

umumnya atau teori penanggulangan bencana dalam perspektif islam yang sudah

terlebih dahulu di terbitkan oleh LPBI NU, dan LPBI NU juga sudah membuat

materi khusus buku pedoman da’i siaga bencana.

4. Wasilah (media dakwah)

Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada penerima dakwah. Beberapa

hal yang dapat digunakan sebagai media dakwah dianataranya adalah lisan,

tulisan, lukisan atau gambar, audiovisual dan akhlak.

Para da’i menyampaikan materinya menggunakan lisan berupa penjelasan

kepada para masyarakat (mad’u) lalu materi yang di sampaikan di simulasikan

oleh para mad’u berupa simulasi lansung apabila terjadi letusan gunung api pada

fase ini para mad’u di harapkan dapat mengaplikasikan materi penanggulanagan

bencana dalam konteks kesiapsiagaan dan tahapan tanggap darurat.

Page 83: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

73

5. Thariqoh (metode dakwah)

Metode memiliki pengertian “suatu cara yang bisa ditempuh atau cara

yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan,

rencana, sistem, tata pikir manusia”16 Pada program da’i siaga bencana metode

dakwah yang digunakan adalah Bi Al-Mauizhoh Al-Hasanah, Menurut bahasa

mauizhatul hasanah berasal dari dua kata: mauizhoh yaitu berarti nasihat,

bimbingan, pendidikan dan peringatan, hasanah adalah kebalikan sayyi’ah yang

berarti kebaikan.

Adapun penerapan metode ini adalah dengan memberikan nasihat atau

petuah; studi bimbingan, studi pengajaran, studi penyuluhan, studi psikoterapi;

memberikan stimulus melalui kisah- kisah, kabar gembira dan peringatan (al-

basyir dan al-nadzir), serta wasiat (pesan pesan positif).

Para da’i memberikan nasihatnya dengan memberikan ceramah agama di

majlis taklim atau pengajian-pengajian di masyarakat serta melakukan pengajaran

tentang penanggulangan bencana di sekolah dan pesantren di lokasi penulisan,

lalu membuat simulasi kedaruratan saat bencana untuk mempraktekan teori yang

sudah di berikan.17

6. Atsar( efek dakwah),

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap aktivitas dakwah akan menuai

reaksi baik positif maupun negatif. Artinya adalah setiap dakwah akan memiliki

efek (atsar) pada objek dakwah. masyarakat di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta yang mayoritas muslim sangat

16 M.Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah,(Jakarta: Wijaya,1992), cet-ke I, hal.160.17 Wawancara pribadi dengan Bapak Dimas Prasetyo, Bendahara Pengurus Wilayah LPBI

NU, Yogyakarta, 4 September 2016.

Page 84: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

74

senang dengan dakwah yang dilakukan, karena mendapat banyak ilmu

kebencanaan dan juga ilmu agama.

Konsep program yang dibalut dengan dakwah merupakan terobosan

terbaru bagaimana bisa masuk ke komunitas masyarakat khususnya yang

menganut ajaran islam untuk mensosialisasikan atau membentuk masyarakat yang

tangguh akan bencana karena bencana dapat menimbulkan keadaan sosial yang

merugikan masyarakat.

Belum lagi masyarakat yang antusias sehingga tidak terlalu banyak

hambatan karena setiap kegiatan selalu melibatkan semua stakeholder baik dari

pemerintah dan tokoh agama sekitar. Pendampingan yang harus lebih

berkelanjutan, karena memang kami masyarakat di Kelurahan Argomulyo hidup

di ancaman letusan merapi yang tiap saat bisa meletus.

Page 85: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

75

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis dan pembahasan pada bab-bab terdahulu,

dibawah ini beberapa kesimpulan yang diperoleh oleh penulis:

1. Pelaksanaan kegiatan program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama

dalam meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi ancaman

bencana di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten

Sleman-Yogyakarta berjalan lancar hingga sekarang. Program ini sejalan

dengan visi misi LPBI NU yang melakukan pengembangan kapasitas dan

pemberdayaan masyarakat dalam perspektif PRB (Pengurangan Resiko

Bencana) ini merupakan upaya NU untuk melakukan transformasi sosial

budaya agar masyarakat, pesantren dan madrasah sebagai basis kultural

NU dapat meningkat kapasitasnya dalam mengurangi kerentanan, yaitu

sebagai bagian dari ikhtiar NU untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di lingkungan sekitarnya karena NU sendiri sebagai organisasi

Islam terbesar di Indonesia yang mempunyai tanggungjawab sosial melalui

keagamaan. Program yang di lakukan menurut pengamatan peniliti di

lapangan di nilai efektif mulai dari sosialisasi, pelatihan, simulasi dan

pendampingan, masyarakat yang dilibatkanpun beragam dari mulai

Page 86: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

76

pemeritah desa, komunitas masyarakat sehingga mempermudah

berjalannya program.

2. Tingkat kesadaran masyarakat di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta masih pada tahap :

a. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan

yang tidak jelas dasar dan alasan atau orientasinya. Dari wawancara

penulis dengan Bapak Alfian terlihat bahwa masyarakat masih belum

memahami langkah-langkah pada konsep penanggulangan bencana,

mereka melakukan sesuatu berdasarkan apa yang meraka pahami dan

sangat bergantung pada bantuan orang lain.

b. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan

yang berlandaskan dasar/orientasi/motivasi yang beraneka ragam atau

berganti-ganti Kesadaran masyarakat tidak timbul dari dirinya sendiri

melainkan mereka masih bergantung kepada orang lain dalam kegiatan

penanggulangan bencana, masyarakat benar-benar menjadi obyek

dalam rangka penanggulangan bencana padahal dalam kegaitan ini

masyarakat dapat menjadi subjek untuk penanggulangan bencana.

c. Kesadaran yang bersifat sosionomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan

yang berorientasi kepada kiprah umum atau karena khalayak ramai

dalam hal ini masyarakat masih bergantung kepada orang lain.

3. Berdasarkan monitoring dan evaluasi serta tinjauan di lapangan pasca

program di beberapa komunitas dan dari program yang sudah dilakukan

terdapat beberapa peningkatan pengetahuan masyarakat baik teori ataupun

tingkat kesiapsiagaan masyarakat akan bahwa erupsi gunung merapi, dari

Page 87: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

77

mulanya hanya paham mengenai tanggap darurat, setelah mengikuti

program tersebut sekarang masyarakat sudah mulai memahami bagaiaman

pra dan pasca bencana serta lebih siap. Dakwah yang disampaikan oleh

para da’i membawa perubahan perilaku masyarakat bagaimana bersikap

dan bertindak. Ini menjadi point penting dalam rangka pengurangan resiko

bencana bagaimana da’i tidak hanya memberikan suatu ceramah agama

akan tetapi dapat membawa perubahan di dalam komunitas masyarakat,

terjadinya peningkatan kesadaran masyarat ini tidak terlepas dari

komunikasi dan metode dakwah yang dilakukan berjalan dengan baik

dengan mempertimbangkan berbagai macam unsur dakwah di dalam

program ini. Pada tahap ini peneliti menyimpulkan bahwa pada tahap ini

masyarakat sudah sampai pada kesadaran yang bersifat autonomous yaitu

kesadaran atau kepatuhan yang terbaik karena didasari oleh konsep atau

landasan yang ada dalam diri sendiri.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditemukan keefektifan

program ini karena adanya perubahan atau tindakan masyarakat dalam

merespon bencana. Masyarakat mampu menerima pesan yang disampaikan

oleh da’i dan perubahan terjadi dari segi hubungan antara keduanya yakni

pesan yang diterima dan tindakan dalam merespon bencana, masyarakat di

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-

Yogyakarta yang mayoritas muslim sangat senang dengan dakwah yang

dilakukan, karena dapat banyak ilmu kebencanaan dan juga ilmu agama.

Konsep program yang dibalut dengan dakwah merupakan terobosan

terbaru bagaimana bisa masuk ke komunitas masyarakat khususnya yang

Page 88: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

78

menganut ajaran islam untuk mensosialisasikan atau membentuk

masyarakat yang tangguh akan bencana karena bencana dapat

menimbulkan keadaan sosial yang merugikan masyarakat. Belum lagi

masyarakat yang antusias sehingga tidak terlalu banyak hambatan karena

setiap kegiatan selalu melibatkan semua stakeholder baik dari pemerintah

dan tokoh agama sekitar. Pendampingan yang harus lebih berkelanjutan,

karena memang kami masyarakat di Kelurahan Argomulyo hidup di

ancaman letusan merapi yang tiap saat bisa meletus.

B. Saran-saran

1. Kepada para da’i dalam menjalankan dakwahnya para pelaku dakwah

diharapkan memperhatikan budaya masyarakat lokal dan tetap menghargai

kearifan masyarakat lokal sekitar, dengan cara melibatkan masyarakat asli

atau ulama lokal dalam rangka dakwah untuk melakukan perubahan sosial

di masyarakat.

2. LPBI NU dalam hal ini Program yang sudah berjalan dengan baik

semaksimal mungkin harus terus berkelanjutan khususnya dalam rangka

memonitoring hasil yang sudah dicapai dari program ini, karena gunung

merapi merupakan salah satu gunung berapi yang teraktif di dunia sampai

hari ini, erupsi bisa terjadi kapan saja, belum lagi bahaya lain dari banjir

lahar dingin, keterlibatan lembaga dalam rangka peningkatan kapasitas

kesadaran masyarakat sangat di butuhkan serta kerjasama dengan

pemerintah lokalpun di anggap penting selama ancaman bencana masih

ada.

Page 89: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

79

3. Kepada lembaga kemanusian maupun pelaku dakwah bahwa program

seperti ini merupakan salah satu sarana yang efektif dalam menyampaikan

pesan mengenai penanggulangan bencana. Oleh karna itu, program da’i

siaga bencana menjadi salah satu cara berdakwah yang baik selain melalui

mimbar ceramah. Serta menjadi trobosan terbaru dalam rangka

peningkatan kapsitas masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana.

Page 90: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

80

80

DAFTAR PUSTAKA

A. Fawa’id Syadzili dkk. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat dalamPerspektif Islam, (Jakarta: NU CBDRM, 2007).

Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLPM,1985).

Anshari, Drs. H. Hafi. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: AlIkhlas,1993).

Apriatin, Juhaeria. Efektifitas Model Dakwah Religi Pada Penderita PsikotropikaDi Lembaga Permasyarakatan Khusus Narkotika Kelas II A Cirebon(Studi Kasus Di Lapassustik Kelas II A Cirebon), (Perpustakaan InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, 2012).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997).

Azizah, Abdaue. Aktivitas Dakwah Dra. HJ. Sinta Nuriya Abdurahman WahidDalam Memperjuangkan Hak Hak Perempuan Di Yayasan Puan AmalHayati, (Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. GrafindoPersada).

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedia Tematis Dunia Islami, (Jakarta: PT IchtiarBaru Van Hoeve,2002).

Djahiri A., Kosasih. Strategi Pengajaran Afektif Nilai Moral VCT Dan GamesDalam VCT. (Bandung: Lab.. PMP IKIP:1985).

Ducker, Peter F. Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif ,(Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1986).

Ellyasa KH. Darwis dkk. Da’i Siaga Bencana – Pandua Praktis DakwahPengurangan Risiko Bencana, (Jakarta:LPBI NU, 2011).

Habib,M.Syafaat. Buku Pedoman Dakwah, cet-ke I , (Jakarta: Wijaya,1992).

Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi PemikiranDakwah Harakah, (Jakarta: Penamadina, 2008).

Lubis, Basrah. Pengantar Ilmu Dakwah, ( Jakarta: CV Tursina,1993).

Mahmudah, Dedeh. Efektifitas Metode Dakwah Mauidzoh Hasanah DalamPembinaan Akhlak Santri At-Taqwa Putra Bekasi, (Perpustakaan UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Malaikah, Mustafa. Manhaj Dakwah Yusuf Qordhawi Harmoni antaraKelembutan dan Ketegasan,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,1997).

Page 91: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

81

Mausuli, Silma. Efektifitas Dakwah Lembaga Tilawah Qur’an (LPTQ) DKIJakarta Melalui Program Musabaqah Tilawatul Qur’an (MTQ),(Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

Mc. Quail, Dennis. Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: ErlanggaPratama, 1992).

Mratihatani, Anandriyo Suryo. Menuju Pengelolaan Sungai BersihDi Kawasan Industri Batik Yang Padat Limbah Cair, (Fak.EkonomiUNDIP:2013).

Munir, S.AG,MA., Muhammad & Wahyu Ilaihi,S.AG,MA. Manajemen Dakwah,Cet ke-2, (Jakarta : Kencana, 2009).

Moleong, Lexy J.. Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2009).

Nazih, Moh. Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999).

Poerwandri, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,(Jakarta:LPSP3-UI, 1998).

Prinnodigdo, A. B. dan Hasan Shadely. Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta:Kainisius, 1990).

Pusat Mitigasi Bencana- ITB, Draft Manual/Panduan Pelaksanaan PengolaanBencana Berbasis Komunitas – Nahdlatul Ulama, Bagian 3 konseppengelolaan bencana, (Bandung : Jurnal ITB,2007).

Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999).

Rahmat, Jalaludin. Retorika Modern, Sebuah Kerangka Teori dan PraktikBerpidato,( Bandung: Akademika, 1982).

R Al Faruqi, Ismail. Menjeljah Atlas Dunia Islam,(Bandung: Mizan,2000).

Rochmad, Efek Tayangan Info Kesehatan Terhadap Kesadaran Masyarakat,(eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (1): 248-261, ISSN 0000-0000,ejournal.ilkom.or.id: 2013).

Rosidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal, cet. Ke- I, (Jakarta: Paramadina, 2004).

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2001).

Sihabuddin Muhammad ibn Abdillah al-Husaini al- Alusi, Ruh al- Ma’ani fitafsiri al-Qur;ani al-Adzim wa as—sab’u al-Matsani, jilid 20, Bairut: darIhya’ al-turats al-Arabi, t.t.

Suwarto FX., Perilaku Organisasi, Cet Ke 1, h 2. (Yogyakarta : Universitas Atma JayaYogyakarta,1999).

Page 92: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

82

Slamet, Ffcktifitas Komunikasi dalam Dahvah Persuasif, (Jurnal Dakwah, vol. Xno. 2, Juli-Desember 2009).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B)Departamen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar BahasaIndonesia, cet ke-7, edisi ke-2, (Jakarta : Balai Pustaka Depdikbud, 1995).

Yusuf, Soeleman dan Slamet Soesanto,Pengantar Pendidikan Sosial,(Surabaya:Usaha Nasional,1981).

Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 21 januari 2016 darihttp://lpbi-nu.org/tentang-kami/.

Situs LPBI NU, “Tentang LPBI NU”, diakses pada Tanggal 12 Juni 2016 darihttp://lpbi-nu.org/tentang-kami/.

Page 93: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

LAMPIRAN

Page 94: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

PEITIGURUS BE$AR NAHDLATUL Ul-ltALEilSAOA PEI{IT]{GCUT.IilGAil IENGAI{A DII'I PERUEIHAil TrtLIT

Hung ftsNU Lt" 1, tl-Kramt Raya No. 164 latarta pusu f 043Q IndonesiaTlp/fu : +6.2213142395, Ernail : [email protected], [email protected]

l.{anpr

Larnpiran

Pdhal

Nama

NTM

JakfiL2 Septrmber20l6

A s s al aw*' alai hnn Wa m funatfi I lshi Wa h amknula

YanS bertanda tangan dibawah ini" Pengurus Pusat LPBI NU, menyatakan bahwa :

: Agung Sulistiono Nugroho

:111O051000108

Fakultas : &kwahdar Iknu Ksnurika*i

lurusan : Komr:nikasi dar Penyirar Islam

Judul Penelitiur: *Efektifitas Dakwah Program Da'i Siaga Bencana Lembaga

Peffinggulaqgm Bsrtriwt Dan Psubahan Iktifi (LPBI) Nahdlanrl Ulama

klmn Memingka*kffi Kesdmr Masyrak* M€nghdryi turcaman

Bencana Di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan CangkingarL Kabupaten

Sleman-Yogyakarta"

Yary berrmgk*trr *lah btrs t€l& rehlnrlcan k€gi*a di LPBI NU

wilayah Yqgf&karta dalam rangka rnenycleo*ikan mgas af*rir{s}ripsi}.

Demikim sr.nat keErurgar ini kami buat, untrk dipergurukm sebagaimana

semestinya

Wal t*hut M*wffi I laa Aqw*mith Tlnrieq

Wos salfrn u'alfitk tfi Wbruhf,rstxllahi Wabars*atah

LPBI NU Pusat

: I 2?ISKPILPBINU/IX/20 1 6

, ,*u, Keterangan Penelitian

Page 95: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

KEMENTERIAN AGAMAUNTYERSITAS ISLAM NEGERI (UTN). SYARIF TIIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jt. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat l54l2IndonesiaWebsite : www.fdkuiniakarta.ac.id

Telp./Fax : (62-21) 7 4327 zEl 74703580Email: [email protected]

Nornor

[.arnpiranl-la I

: Urr.0li['5lt'P.00.9/ \F>n /]0t6:-: Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth.Kepala'Lenrbaga Penanggulanagn Bencanadan Perubahan lklirn (LPtsl)

.diTernpat t

.{r :; u I et n w' u I u i hr m ll: r. Il' b.

.lakarta. f Septenrhcr 3016

Dakr.valr dan llmu Korrrunikasi L.llN Syarif Hidal.atullah

: Agung Sulistiorro: I I 10051000108; 'l angerang. l9 Agusrrrs 1992: Xlll(Tiga Belas): Konrunikasi dan Penl'iararr Islanr...: 089668268074

Dekan Fakultas llmuJakarta meneratrgkan bahwa

NanraNouror Pokok'f'erupat/'l'angga I Lah irSemesterJurusan/KonsentrasiAlamatTelp.

'[enrbusarr :

I Wakil Dekarr Bidang AkadenrikI Ketua.lurtrsanlPlodi. Konrurrikasi dan Perrr iurarr

adalah berrar rrtahasisit'a aktil'pada fjakrrltas lluru Dakuah clan llnru KoruurriklsiUIN Syarif Hidayatullah Jakar"ta yarrg akan nrelaksanakan penelitiau/nreucari data dalarrrrangka penulisan skripsi berjudul "Elakti/itu.t Dctlo,,,t7 progrtm Du'i !:-;;tt BanctrtrttLt;nhaga Pananggulattgcm Benc:ana dur Peruhuhan Iklin (LPBt) Nuhtlltttul (-iltrtnu irrlttnt:llcuittgkutkcnr Ke.utlortrn llltts.turukut lI<'rtgh<tdillri .1tx'Lttnttu 8.,,t(,Ltntt rli Kt,lrrrilttrttArgomttl.tu, K(urtrctturt (ungkringttn Kuhtrsxrlen .\lcttrtttt I'og.wrkurtt".

Sehtrbungart dengan itu. dirttolrorr kirany,a Bapaklltrrrisclr. dapartnenerima/lnertgizinkan trtahasisr,r,a kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatalr dinraksucl.

Demikian. alas ker|asaura dan bantuarrrr-la kanri rnenuucapkltrr lerinra kasilr.

ll:u.tstt I unt tt' ttl u i ktr tr t ll' r ll' lt

ief Subhan. MA660r l0 Iq9i0i

ls lirnr

Dekan-

Page 96: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

AAKULTAS ILMU DAKWAH DAN IIMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, IndonesiaWebsite : wwwfidkom.uinjkt.ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728 / 74703580Email: fi [email protected]

Nomor : Un.0l/t 5/PP.00.9126401201 6Lamp :l(satu)bundel

arta,27 Juli 2016

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.Drs. H. S. Hamdani, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

As s al am u' alaikum Wr. Wb.

Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skipsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullat f*urtu sebagaiberikut,i

II{l

t.

i

NamaNomor PokokJurusan/KonsentrasiSemesterTelp.Judul Skripsi

Tembusan :

l. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KpI)

Agung Sulistiono NugrohoI 1 1005t000108Komunikasi dan Penyiaran lslamXIII (Tiga Belas)089668268074Efektifitas Dakwah Program Da'I Siaga Bencana LembagaPenanggulangan Bencana dan Perubahan lklim (LPBD NahdlatulU lama dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat MenghadapiAncaman Bencana di Ke lurah an Argomu lyo Kec. Cangkringan KabSleman Yogyakarta

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan danpenyelesaian skripsinya selama 6 (enam) bulan dari tanggal 27 Jsli 2016 s.d. 27 Januari Z0l7 .

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.

Was s alamu' alaila.tm Wn Wb.

an,Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik

Supd .Ed, Ph.DNIP. I 0330 199803 I 004

Page 97: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

Nama Narasumber : Bapak Dimas Prasetyo

Jabatan : Pengurus Wilayah LPBI NU Yogyakarta

Tanggal wawancara : 4 September 2016

Tempat : Kantor PW LPBI NU Yogyakarta

1. Apa Program Dai Siaga Bencana Itu ?

Program dai siaga bencana adalah salah satu program dari LPBI NU untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana di beberapa daerah

rawan bencana di Indonesia. Program ini sejalan dengan visi misi LPBI NU

dan NU sendiri sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia yang

mempunyai tanggungjawab social melalui keagamaan.

2. Sejak kapan program Da’i Siaga Bencana dilaksanakan di Kelurahan

Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta?

Awal mula program Dai siaga bencana sudah dilakukan sejak awal tahun

2006 atas nama CBDRM NU yang dilakukan di beberapa daerah rawan

bencana di Indonesia. Berjalannya waktu CBDRM NU berubah nama

menjadi LPBI NU yang sudah berbentuk lembaga pada tahun 2010.

Bekerjasama dengan NGO Internanasional yaitu UN OCHA, LPBI NU

meningkatkan kinerja program Dai Siaga Bencana sampai sekarang dilihat

dari kegiatannya yang tidak hanya pra bencana melainkan pasca bencana serta

hasil kegiatan dalam bentuk buku, untuk di desa Yogyakarta tepatnya di

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman sendiri

Page 98: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

pelaksanaan program dai siaga bencana di lakukan pasca erupsi merapi tahun

2011.

3. Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan program Da’i Siaga Bencana di

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-

Yogyakarta?

Program ini secara umum dilakukan beberapa wilayah di Indonesia salah

satunya di Yogyakarta, karena daerah ini rawan bencana dengan ancaman

bencananya yaitu erupsi gunung merapi, yang memang sama sama kita

ketahui merapi merupakan gunung aktif yang kapan saja bisa mengegluarkan

semburan awan panas sekaligus Jawa Tengah merupakan mayoritas anggota

NU sehingga pengurus lembaga mempunyai tanggungjawab lebih. Belum lagi

sekarang di tambah dengan bencana baru yaitu banjir lahar dingin

4. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam program Da’i Siaga Bencana ?

Kegiatan yang di lakukan meliputi Sosialisasi, pelatihan dan pendampingan

mengenai penanggulangan bencana di tingkat pemerintah desa maupun

komunitas masyarakat seperti pengajian, majelis takhlim, sekolah umum dan

pesantren.

5. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat sebelum mengikuti program

Da’i Siaga Bencana?

Pada umumnya masyarakat di Kelurahan Argomulyo memahami

penanggualangan bencana walaupun sebatas tanggap darurat seperti terjadi

erupsi warga sudah tahu harus kemana mereka pergi dan apa-apa saja yang

harus diselamatkan. Karena memang mereka hidup di bawah ancaman gunung

Page 99: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

merapi sehingga mau tidak mau mereka harus beradapatsi dengan ancaman

tersebut. Tetapi melihat banyaknya korban meninggal akibat letusan merapi

tahun 2010 sebanyak kurang lebih 230 orang, kami menganggap masih harus

meningkatkan kesadaran masyarat di daerah rawan erupsi gunung merapi

salah satunya di desa argomulyo ini

6. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat setelah mengikuti program

Da’i Siaga Bencana?

Berdasarkan monitoring dan evaluasi serta tinjauan di lapangan pasca

program di beberapa komunitas melalui tes dari program yang sudah

dilakukan terdapat beberapa peningkatan pengetahuan masyarakat dari

mulanya hanya paham mengenai tanggap darurat, setalah mengikuti program

tersebut Alhamdulillah masyarakat sudah mulai memahami bagaiaman pra

dan pasca bencana serta lebih sigap. Dan secara teori bencana mereka mulai

mengerti. Sampai saat ini masyarakat masih sering mengadakan pertemuan

rutin yang sekaligus pengajian untuk membahas sekilas tentang gunung

merapi itu sendiri maupun kerja bakti untuk lingkungan mereka

7. Efektif atau tidak kah dakwah yang dilakukan melalui program Da’i

Siaga Bencana?

Menurut saya pribadi, sangat efektif karena pada umumnya masyarakat

daerah masih menganggap tokoh agama atau Da’I sebagai tokoh masyarakat

yang disegani khususnya di dearah seperti ini.

Page 100: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

8. Seberapa berpengaruh dakwah dalam program Da’i Siaga Bencana yang

dilakukan oleh para dai dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

menghadapi ancaman bencana?

Dengan hasil yang sudah di evaluasi di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta, dakwah merupakan terobosan

terbaru bagaimana bisa kita masuk ke komunitas masyarakat khususnya yang

menganut ajaran islam utnuk mensosialisasikan atau membentuk masyarakat

yang tangguh akan bencana karena bencana dapat menimbulkan keadaan

social yang merugikan masyarakat.

9. Apa hambatan selama program Da’i Siaga Bencana berlangsung di

Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-

Yogyakarta?

Tidak terlalu banyak hambatan karena setiap kegiatan kita selalu melibatkan

semua stakeholder baik dari pemerintah dan tokoh agama sekitar.

10. Bagaimana respon masyarakat terhadap program Da’i Siaga Bencana?

Respon masyarakat sangat positif dan mendukung kegiatan ini karena manfaat

yang di terima masyarakat sangat banyak.

Narasumber

Bapak Dimas prasetyo

Page 101: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

Nama Informan : Bapak Alfian

(Salah Satu Masyarakat Yang Menerima Program Dai SiagaBencana Di Kelurahan Argomulyo)

Tanggal Wawancara : 5 September 2016

Tempat : Kantor Desa Argomulyo

1. Menurut anda, apa itu program Da’i Siaga Bencana?

Yang saya tahu, program dai siaga bencana merupakan program pelatihan dan

kegiatan dalam rangka penanggulangan bencana, serta melatih masyarakat

dalam rangka peningkatan pengtahuan akan terjadinya bencana letusan

gunung merapi.

2. Kapan Anda mengikuti program Da’i Siaga Bencana Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama

di Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman-

Yogyakarta?

Kalo saya sendiri mengikuti pelatihan pada tahun 2011 setelah letusan erupsi

merapi , kami diajarkan bagaimana jika terjadi letusan, kami tahu apa yang

harus kami lakukan.

3. Bagaimana tanggapan anda setelah mengikuti program Da’i Siaga

Bencana?

Setelah mengikuti program ini saya jadi lebih tahu bagaimana bertindak jika

terjadi letusan gunung merapi lalu sebelum terjadi letusan kami harus

menyiapkan apa-apanya sudah lebih sigap.

Page 102: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

4. Bagaimana tingkat kesadaran anda terhadap bencana sebelum

mengikuti program Da’i Siaga Bencana?

Awalnya saya kalau terjadi bercana ya kami mengikuti kata orang-orang saja,

misal di suruh turun ke tempat yang lebih aman yasudah kami mengikuti

intruksi untuk turun. jadi ya sebelum ada program ini saya tidak tahu.

5. Bagaimana tingkat kesadaran anda terhadap bencana setelah mengikuti

program Da’i Siaga Bencana?

Setelah program ini saya sudah mengerti apa yang harus dipersiapkan kalau

terjadi erupsi, apa yang harus di bawa dan harus kemana, jika terjadi letusan

masyarakat juga sudah tahu bagaimana mengelolah posko bencana. Dan kita

juga di ajarkan bagaimana kita harus beradaptasi dengan ancaman serta

bersama sama menjaga lingkungan.

6. Menurut Anda, efektif atau tidak dakwah yang dilakukan oleh para dai

melalui program Da’i Siaga Bencana?

Sangat efektif karna disini mayoritas NU, apalagi dibawakan dengan dakwah

membuat hati, pikiran dan psikologis kami lebih tenang menyikapinya.

7. Seberapa pengaruh dakwah yang dilakukan oleh para dai melalui

program Da’i Siaga Bencana terhadap tingkat kesadaran anda dalam

merespon ancaman bencana ?

Saya sendiri sebagai muslim sangat senang dengan dakwah yang dilakukan,

kita dapat banyak ilmu kebencanaan dan juga ilmu agama.

Page 103: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

8. Seberapa penting dakwah yang dilakukan oleh para dai dalam program

Da’i Siaga Bencana?

Sangat penting kalau melihat kondisi masyarakat yang mayoritas muslim.

9. Menurut anda, apa kekurangan dan kelebihan dari program Da’i Siaga

Bencana?

Pendampingan yang harus lebih berkelanjutan, karena memang kami

masyarakat di Kelurahan Argomulyo hidup di ancaman letusan merapi yang

tiap saat bisa meletus.

Narasumber

Bapak Alfian

Page 104: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

Lampiran Foto

Foto bersama Bapak Dimas Prasetyo

Wawancara peneliti dengan Bapak Alfian

Page 105: EFEKTIFITAS PROGRAM DA’I SIAGA BENCANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35324/1/AGUNG...melalui program dakwah yaitu program Da’i Siaga Bencana di Desa Argomulyo,

Bantuan sanitasi air LPBI NU Pesantren Based Disaster Management

Simulasi gempa untuk anak SD Penanaman Pohon

Pelayanan kesehatan