transformasi budaya dalam perancangan ruang dan produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian...

11
Seminar Nasional Seni dan Desain: Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017 Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 113 Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk Interior Studi Kasus: Perancangan Little Teater, The Gandul’s Bench, Ketupat Lamp Venta Clariza Exstrilia 1 *, Gabriella Yolanda 2 , Marselinda Puspita 3 Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya Institusi/Universitas, Kota 1* [email protected] Abstrak Perancanagan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya dalam bentuk produk interior pada masyarakat luas. akhir-akhir ini kebudayaan sering diabaikan dalam perancangan desain, karena semakin majunya zaman, masyarakat lebih menyukai desain produk yang sangat modern , sehingga penerapan kebudayaannya kurang. kebudayaan sendiri diambil dari kata budaya , budi dan daya. Budi yang artinya akal atau pikiran manusia dan daya yang artinya kemampuan untuk bertindak atau melakukan sesuatu, Jadi kebudayaan sendiri adalah suatu suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dari budaya inilah berkembang banyak ide-ide yang sangat cocok untuk berbagai perancangan baik perancangan dalam hal furniture maupun dalam perancangan interior suatu bangunan. Namun pada kesempatan ini, kami mengambil beberapa tema kebudayaan seperti ketupat, nasi gandul dan juga kebudayaan eropa yang mengambil tema little theater. Kata Kunci: Transformasi budaya, perancangan produk, perancangan ruang 1. Pendahuluan Pendidikan sangat penting bagi kita, melalui pendidikan kita bisa mengetahui baik,buruk, dan melalui pendidikan kita dapat lebih mengenal budaya. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan budaya, karena antara pendidikan dan budaya terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduannya berkenaan dalam suatu hal yang sama. Budaya merupakan sebuah aspek yang tidak terpisahkan dari sebuah peradaban manusia dan menyimpan berbagai makna dalam sebuah sistem peradaban di dalamnya. Salah satunya yaitu contoh yang berhubungan dengan masyarakat , berkaitan dengan nilai, keyakinan, aturan, dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan. Budaya menyimpan berbagai makna dalam sebuah sistem peradaban dengan beribu keluhuran budi di dalamnya. Koentjaraningrat (1974:19) mengungkapkan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal). Jadi, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Pendapat lain tentang budaya dikemukakan Herusatoto (2003: 6) bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan dan norma-norma hidupnya. Wujudnya dalam bentuk alam pikiran, alam budi, karya, tata susila, dan seni. Beberapa pendapat pakar antropologi budaya tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam pikiran, alam seni, karya, dan seni. Budaya merupakan produk dari akal budi manusia yang terbangun dalam setiap sisi kehidupan manusia. Keluhuran sifat-sifat hidup manusia melahirkan rasa budaya manusia. Kalau rasa budaya itu dilaksanakan akan terlahir kebudayaan (Herusatoto, 2003:7). Kebudayaan yang bersumber dari nilai-nilai luhur yang dilaksanakan oleh manusia bisa berbentuk sebagai kompleksitas ide atau gagsan, bisa berupa rangkaian aktivitas, juga bisa berupa karya yang berbentuk benda. Berbagai macam kebudayaan yang terlahir sangat memiliki keterkaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya, latar belakang religinya, kehidupan sosialnya, dan pola pikir yang berkembang dalam masyarakat. Kebudayaan memiliki banyak pengertian yang dide nisikan oleh para ahli budaya. Menurut Koentjaraningrat (2003:7), kebudayaan adalah kompleksitas dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai- nilai, norma- norma, peraturan dan sebagainya, namun eksistensi kebudayaan ini pada alam pikiran warga masyarakat, tetapi dapat pula berupa tulisan-tulisan serta karangan-karangan. Para ahli telah mengumpulkan kurang lebih 160 de nisi kebudayaan yang disampaikan oleh pakar

Upload: others

Post on 27-Jan-2020

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 113

Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk Interior Studi Kasus: Perancangan Little Teater, The Gandul’s Bench, Ketupat Lamp

Venta Clariza Exstrilia 1*, Gabriella Yolanda2, Marselinda Puspita3

Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya Institusi/Universitas, Kota1*

[email protected]

Abstrak

Perancanagan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya dalam bentuk produk interior pada masyarakat luas. akhir-akhir ini kebudayaan sering diabaikan dalam perancangan desain, karena semakin majunya zaman, masyarakat lebih menyukai desain produk yang sangat modern , sehingga penerapan kebudayaannya kurang. kebudayaan sendiri diambil dari kata budaya , budi dan daya. Budi yang artinya akal atau pikiran manusia dan daya yang artinya kemampuan untuk bertindak atau melakukan sesuatu, Jadi kebudayaan sendiri adalah suatu suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dari budaya inilah berkembang banyak ide-ide yang sangat cocok untuk berbagai perancangan baik perancangan dalam hal furniture maupun dalam perancangan interior suatu bangunan. Namun pada kesempatan ini, kami mengambil beberapa tema kebudayaan seperti ketupat, nasi gandul dan juga kebudayaan eropa yang mengambil tema little theater. Kata Kunci: Transformasi budaya, perancangan produk, perancangan ruang

1. Pendahuluan Pendidikan sangat penting bagi kita, melalui pendidikan kita bisa mengetahui baik,buruk, dan melalui pendidikan kita dapat lebih mengenal budaya. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan budaya, karena antara pendidikan dan budaya terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduannya berkenaan dalam suatu hal yang sama. Budaya merupakan sebuah aspek yang tidak terpisahkan dari sebuah peradaban manusia dan menyimpan berbagai makna dalam sebuah sistem peradaban di dalamnya. Salah satunya yaitu contoh yang berhubungan dengan masyarakat , berkaitan dengan nilai, keyakinan, aturan, dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan. Budaya menyimpan berbagai makna dalam sebuah sistem peradaban dengan beribu keluhuran budi di dalamnya. Koentjaraningrat (1974:19) mengungkapkan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal). Jadi, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Pendapat lain tentang budaya dikemukakan Herusatoto (2003: 6) bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan dan norma-norma hidupnya. Wujudnya dalam bentuk alam pikiran, alam budi, karya, tata susila, dan seni.

Beberapa pendapat pakar antropologi budaya tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam pikiran, alam seni, karya, dan seni. Budaya merupakan produk dari akal budi manusia yang terbangun dalam setiap sisi kehidupan manusia.

Keluhuran sifat-sifat hidup manusia melahirkan rasa budaya manusia. Kalau rasa budaya itu dilaksanakan akan terlahir kebudayaan (Herusatoto, 2003:7). Kebudayaan yang bersumber dari nilai-nilai luhur yang dilaksanakan oleh manusia bisa berbentuk sebagai kompleksitas ide atau gagsan, bisa berupa rangkaian aktivitas, juga bisa berupa karya yang berbentuk benda. Berbagai macam kebudayaan yang terlahir sangat memiliki keterkaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya, latar belakang religinya, kehidupan sosialnya, dan pola pikir yang berkembang dalam masyarakat. Kebudayaan memiliki banyak pengertian yang dide nisikan oleh para ahli budaya. Menurut Koentjaraningrat (2003:7), kebudayaan adalah kompleksitas dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, namun eksistensi kebudayaan ini pada alam pikiran warga masyarakat, tetapi dapat pula berupa tulisan-tulisan serta karangan-karangan. Para ahli telah mengumpulkan kurang lebih 160 de nisi kebudayaan yang disampaikan oleh pakar

Page 2: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Transformasi Budaya Dalam Perancangan Ruang Dan Produk Interior 114

antropologi, sosiologi, sejarah, lsafat, dan pengarang besar, lalu disimpulkan bahwa: III. Kebudayaan terdiri dari beberapa pola, baik yang nyata maupun tersembunyi, dari dan untuk perilaku yang diperoleh dan dipindahkan dengan simbol-simbol, yang menjadi hasil-hasil yang tegas dari kelompok-kelompok manusia. Inti pokok dari kebudayaan adalah gagasan-gagasan tradisional (yaitu yang diperoleh dan dipilih secara historis), khususnya nilai-nilai yang tergabung di pihak lain sebagai unsur-unsur yang memengaruhi tindakan selanjutnya. Dalam antropologi budaya sebagai ilmu murni yang hendak dikejar adalah bagaimana dapat memahami gejala-gejala budaya, bagaimana menemukan penjelasan mengenai variasi-variasi yang ada dalam pola budaya manusia di berbagai pelosok dunia. Kemudian sebagian dari para ahli antropologi juga yakin bahwa akhirnya akan dapat dirumuskan beberapa keteraturan, yang menyerupai hukum-hukum, yang menguasai kebudayaan. 2. Pembahasan Hasil LITTLE TEATER FUNGSI CAHAYA DALAM PENYUSUNAN TATA-RUANG Cahaya merupakan unsure yang tidak kalah penting dalam perancangan ruang dalam, karena memberi pengaruh sangat luas serta menimbulkan efek-efek tertentu. Dengan pengetahuan mengenai cahaya seorang ruang dalam dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memberikan kesan-kesan tertentu pada ruang dengan menanggapi efek-efek dan keuntungan-keuntungan lain dari system pencahayaan. Perancangan ruang dalam, terutama yang berfungsi di malam hari tidak ada yang lebih menonjol dan lebih banyak kemungkinan kreativitas yang dapat dicapai selain daripencahayaan. Disini kita lebih menekankan pemakaian istilah pencahayaan dari pada pada penerangan buatan, sebab ada satu hal yang penting yang harus diperhatikan dari system pencahayaan yaitu sifat-sifat penyinaran yang perlu diperhatikan oleh seorang perancang tata ruang dalam. Di panggung sandiwara, penyinaran selalu menjadi pusat perhatian, dengan

memperhatikan factor-faktor terang / silau, pergantian warna, kreativitas bentuk dan efek-efek khusus yang ditimbulkan akan mempengaruhi perasaan psikologis para penonton dan memberi daya tarik yang cukup besar. Penempatan lighting yang kurang tepat, akan menimbulkan bayangan-bayangan yang kurang menguntungkan bagi actor / aktrisnya. Dalam ruang kita harus merancang pembagian lighting sedemikian rupa sehingga dapat memberikan efek-efek ekslusive, nyaman dan menarik. Berbagai perasaan dalam keadaan yang berbeda-beda yang ditimbulkan oleh factor pencahayaan dengan menyesuaikan pada warna-warna, suasana ruang dalam yang tersendiri. Pada system pencahayaan banyak permasalahan yang harus diketahui oleh seorang designer karena masalah pencahayaan merupakan kehidupan dari tata ruang, lebih dimalam hari. Pemilihan pada system yang akan dipergunakan merupakan kunci keberhasilan suatu perancangan interior, tetapi memang benar agak sulit untuk membuat perkiraan sampai berapa jauh system pencahayaan itu bisa dikatakan berhasil, oleh karena masalahnya menyangkut persoalan sumber cahaya, factor penempatan titik cahaya, warna, intensitas, terang cahaya dan suasana ruang yang ingin dicapai, factor biaya dsb. Tetapi minimal dalam system pencahayaan adalah bagaimana kita bisa membuat benda benda dalam ruang agar tampak atau terlihat sedang mengenai suasana ( mood ) tergantung pada fungsi ruang. Terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor: a.Kondisi ruang ( tertutup atau bukaan ) b.Letak penempatan lampu c.Jenis dan daya lampu d.Jenis permukaan benda-benda dalam ruang ( memantulkan atau menyerap ) e.Warna-warna dinding ( gelap atau terang ) f.Udara dalam ruang ( asap rokok, dapur dsb ) g.Pola diagram dari tiap lampu. Dalam penataan ruang interior terdapat hal-hal yang terkait seperti : 1 Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang dipertimbangkan yaitu: (a) Bentuk: meliputi

Page 3: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 115

bagaimana orientasi ruang dan karakteristiknya; dan (b) Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dsb. 2 Material, mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni mempengaruhi tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting material yaitu: (a) Bahan: bahan yang diaplikasikan pada elemen-elemen pembentuk, contoh: keramik, parket kayu; (b) Tekstur: pola atau alur yang dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding yang halus, plesteran kasar; (c) Warna: memberikan tampilan visual yang secara tidak langsung dapat menggambarkan karakter atau emosi dari ruang. 3 Furniture merupakan alat atau objek yang digunakan sebagai penunjang kegiatan dalam ruang. Peletakannya disesuaikan dengan luas dan sirkulasi ruang. Ukurannya sendiri dibuat standar untuk kenyamanan user, hanya bentuknya yang bervariasi. Furniture ada dua jenis, yaitu: (a) Furniture utama : digunakan sebagai penunjang kegiatan, contoh: meja, kursi, sofa, tempat tidur; (b) Furniture tambahan: digunakan sebagai pelengkap dari furniture utama, kotak alat tulis pada meja kerja. Detail pada desain interior mencakup segala kelengkapan yang ada pada ruangan. Mulai dari furniture utama, furniture tambahan, hingga furniture artivasial. Detail-detail tersebut juga berpengaruh besar terhadap suasana ruang yang tercipta. 4 Pencahayaan dapat mempengaruhi karakter ruang. Intensitas cahaya juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang ada pada ruang tersebut untuk kenyaman user. Contoh: ruang kerja dengan penerangan yang cukup, ruang tidur dengan lampu temaram agar user bisa beristirahat tanpa merasa silau. Dekorasi Interior dan Dekorator Interior Dekorasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris : “decorate” yang berarti menghiasi sedangkan “decoration” disebutkan dalam sumber yang sama berarti hiasan (Echols & Shadily, 2006:169). Dari arti katanya, dapat diambil suatu pengertian bahwa dekorasi terkait dengan kegiatan hias- menghias atau suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperindah sesuatu. Pengertian dekorasi interior disebutkan sebagai berikut: Interior decoration generally refers to something that deals with finishes, surfaces, furniture, and wall coverings.

Jadi dekorasi interior secara umum terkait dengan sesuatu yang menyangkut finishing (pengecatan, pelapisan), pengolahan permukaan, penataan perabot dan pelapisan dinding. Meskipun dekorasi adalah merupakan elemen kunci dari sebuah desain interior, akan tetapi tidak secara khusus memperhatikan interaksi dan kebiasaan manusia yang merupakan bidang kerjanya desainer interior. Pelaku kegiatan dekorasi disebut dekorator, dari kata dalam bahasa Inggris: decorator yang berarti penghias, sementara decorator interior diartikan sebagai penghias ruang (Echols & Shadily, 2006:269). Meskipun hanya bertugas menghias ruang, seorang dekorator interior dapat pula bekerja di berbagai bidang perancangan dan bekerja bersama dengan desainer interior dalam melakukan kegiatan perancangan seperti merancang showroom dan mendesain ulang tata ruang toko. Akan tetapi tidak ada persyaratan yang mengharuskan profesi ini harus memiliki ijin resmi dari pemerintah untuk berpraktek. Dengan tidak adanya persyaratan perijinan maupun pendidikan formal di bidang dekorasi interior tersebut, maka siapa saja dapat menjadi dekorator interior. Berdasarkan uraian di atas, maka perbandingan antara desain interior dan dekorasi interior dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini, yang dibuat oleh Lisa Whited IIDA/ASID yang menggambarkan perbedaan antara desainer interior dan decorator interior. Perbandingan pada tabel tersebut memperlihatkan dengan jelas perbedaan yang cukup mendasar antara dekorasi dengan desain interior, dimana cakupan tanggung jawab seorang desainer interior sangat luas, tidak hanya sekedar menghias sebuah ruang agar tampak indah dan menarik, akan tetapi juga mempertimbangkan aspek fungsional, keselamatan, keamanan serta kenyamanan. Sedangkan dekorasi interior, merupakan sub bagian dari bidang desain interior yang terkait dengankegiatanhias-menghias.

Page 4: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Transformasi Budaya Dalam Perancangan Ruang Dan Produk Interior 116

THE GANDUL’S BENCH

Konsep desain nasi gandul dari dua makna yaitu denotasi dan konotasi. Makna denotasi dari nasi gandul adalah “ keseimbangan “ dalam kamus kbbi “keadaan yang terjadi apabila semua gaya dan kecenderungan yang ada tepat diimbangi atau dinetralkan oleh gaya dan kecenderungan yang sama, tetapi berlawanan” dengan demikian makna ini saya terapkan ke dalam desain saya, yang memiliki batasan berlawanan. Makna yang kedua yaitu makna konotasi “ kebersamaan “ mengapa demikian dari hasil observasi bawasannya penduduk di pati ketika makan meraka pasti bersama-sama oleh sebab itu makna kebersamaan saya terapkan ke dalam desain saya. Kesimpulan dari nasi gandul kota pati ini dapat di aplikasikan kedalam desain yang dapat di pakai bersama-sama dan seimbang.

item Interior Designer Interior Decorator

Furniture Merancang bentuk perabot dengan pertimbangan egonomi, fungsi, gaya, keawetan finishing, kestabilan struktural dalam penggunaan, memilih rel laci, engsel dan handel yang tepat, serta penentuan penggunaan bahan dan penempatan dalam ruang

Memilih gaya, finishing dan penempatannya dalam ruang

Pencahayaan/ Lighting

Memilih jenis dan bentuk lampu berikut kekuatannya sesuai dengan fungsi dan kesan yang diinginkan, menggambarkan dan menunjukkan lokasi penempatan lampu berikut pengontrolnya.

Memilih bentuk lampu

Page 5: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 117

The Gandul’s Bench Saya mengambil bentukan dari artefak nasi gandul yaitu : “kuali “. Disini saya mengambil bagian kualinya kemudian saya transformasikan ke bentuk desain bench dan menggabungkan dengan keyword bahasa desain dari makna konotasi serta menerapkan keseimbangan dan kebersamaan sebagai batasan desain saya.

KETUPAT LAMP Konsep ini terambil dari beberapa filosofi dari ketupat, seperti :

1.Mencerminkan beragam kesalahan manusia. Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini. 2. Kesucian hati. Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan. 3. Mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri. 4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPA SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf). Itulah makna, arti serta filosofi dari ketupat. Betapa besar peran para Wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar, seperti tradisi lebaran dan hidangan ketupat yang telah menjadi tradisi dan budaya hingga saat ini. Secara umum ketupat berasal dan ada dalam banyak budaya di kawasan Asia Tenggara. Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.

Page 6: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Transformasi Budaya Dalam Perancangan Ruang Dan Produk Interior 118

Tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat. Asilmilasi budaya dan keyakinan ini akhirnya mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islami ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui kesalahan. Alasan saya memakai budaya ketupat yaitu karena saat saya sedang mengerjakan projek untuk semester lalu, waktunya saat mendekati hari lebaran. Jadi menurut saya konsep yang sangat tepat pada saat itu. Selain itu, ketupat juga kaya akan kebudayaan, tidak hanya kebudayaan dari indonesia saja tetapi banyak bercampur budaya luar.

Standing Lamp ini terinspirasi dari warna belah ketupat, Standing lamp ini menggunakan pencampuran warna alami, yaitu coklat dan hijau dengan warna putih yang diibaratkan sebagai warna nasi pada bagian dalam belah ketupat. Standing lamp ini mengkombinasikan resin dengan kayu pinus dan juga anyaman. Belah ketupat adalah “wadah” untuk mewadahi suatu aktifitas jadi sangat sesuai dengan aspek fungsi untuk furniture. 3. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Ruang Dalam / Interior Ruang dalam atau yang sering disebut dengan nama interior ruang itu sendiri memiliki arti yang berarti ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Pada bidang keilmuan desain interior ini memiliki tujuan untuk menciptakan sutatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik itu dari segi fisik dan nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap, bergerak, maupun decoratif yang bersifat sementara. a. Perancangan interior tetap – Desain interior yang di mulai dari merencana denah existing bangunan, lay-out, floor plan, ceiling plan, potongan, aksonometri, detail, perspektif, maket, animasi,dan teknik presentasi lainya. b. Perancangan interior bergerak (moveable) – Perancangan desain interior yang bersifat mikro, misalkan pembuatan desain furniture, desain produk, desain landscape interior, handycraft, dll. c. Perancangan decoratif

Page 7: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 119

– Bersifat menghias, misalkan mendesain hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta ulang tahun, dll. Di dalam bidang desain interior ini memiliki beberapa prinsip perancangan, diantaranya meliputi :

• Proportion, merupakan sesuatu yang berhubungan dengan ukuran dengan ukuran dari seluruh aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang dijadikan standar. (Vitruvius (1486))

• Scale / skala, dalam arsitektur adalah suatu kemampuan manusia secara kualitas untuk membandingkan bangunan atau ruang. Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia skala ini dapat langsung dikaitkan dengan ukuran manusia. Pada ruang yang melebihi jangkauan manusia penentuan skala harus didasarkan pada pengamatan visual dengan membandingkannya dengan ketinggian manusia sebagai tolak ukurnya. Prinsip ini selalu berhubungan dengan ukuran agar pada desain terlihat lebih seimbang.

• Warna, dengan warna akan mempengaruhi psikologis anda yang berada pada ruangan tersebut.

• Focal point, atau bisa juga disebut dengan daya tarik ruangan misalkan posisi pintu atau jendela.

• Ritme, merupakan pengulangan semua pola tentang visual, bisa juga didefenisikan sebagai pergerakan terorganisir.

• Detail, yakni pemilihan sakelar, letak pot bunga, tata cahaya pada suatu ruangan.

• Keseimbangan. 2. Konsep Desain Interior Konsep desain interior merupakan dasar pemikiran desainer untuk memecahkan permasalahan atau problem design. Konsep desain dapat ditetapkan setelah perancang mampu mengidentifikasi atau menyimpulkan problem desain sebagai analisa data yang diperoleh dari pemberi tugas. Disamping itu adapun beberapa identifikasi mengenai konsep desain interior, yaitu :

a. Konsep Minimalis

Arsitektur minimalis lebih menekankan hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional. Bentuk-bentuk geometris elemennya, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan dari keapikan susunandetail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan ornamen penyertanya.

b. Konsep Modern

Konsep ini merupakan gaya desain yang simple, fungsional, bersih, stylish, dan selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang berkembang dengan pesatnya. Dalam konsep ini lebih sering melihat nilai benda-benda berdasarkan fungsi maupun banyak fungsi suatu benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah, dan fungsional.

c. Konsep Mediterania Konsep ini memiliki desain yang mengacu konsep bangunan kerajaan di Eropa 80’an. Ciri bangunannya adalah terdapat pilar-pilar yang besar yang ditunjang dengan adanya sisi bangunan yang membentuk setengah lingkaran yang dikelilingi oleh aksesoris-aksesoris etnic dan listplank beton yang besar

Page 8: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Transformasi Budaya Dalam Perancangan Ruang Dan Produk Interior 120

d. Konsep Oriental

Memiliki keragaman serta elemen-elemen yang sangat menarik, seperti adanya ukiran-ukiran kayu pada dinding-dinding,ornamen-ornamen yang bertemakan oriental seperti guci, lukisan-lukisan maupun sentuhan warna-warna yang memperkuat kesan orientalnya. Ciri utama dalam interior oriental ditampilkan dengan penggunaan aspek warna merah, kuning, ukuran long life design yang berbentuk bulatan atau modifikasinya atau gambar naga.

e. Konsep Kontemporer

Istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, ErnestBurden). Sejarah Teater Sejarah Teater Dunia dan Eropa - yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut. •Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu

yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang. •Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater. •Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya). Unsur - unsur Pembentuk Teater

Rendra dalam Seni Drama Untuk Remaja (1993), menyebutkan bahwa naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang pendeta Mesir, I Kher-nefert, di zaman peradaban Mesir Kuno kira-kira 2000 tahun sebelum tarikh Masehi. Pada zaman itu peradaban

Mesir Kuno sudah maju. Mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat kalender, sudah mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menuli I Kher-nefert menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater ritual di kota Abydos, sehingga terkenal sebagai Naskah Abydos yang menceritakan pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik. Jalan cerita naskah Abydos juga diketemukan tergambar dalam relief kuburan yang lebih tua. Para ahli bisa memperkirakan bahwa jalan cerita itu sudah ada dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM. Meskipun baru muncul sebagai naskah tertulis di tahun 2000 SM. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui juga bahwa pertunjukan teater Abydos terdapat unsur-unsur teater yang meliputi pemain, jalan cerita, naskah dialog, topeng, tata busana, musik, nyanyian, tarian,

Page 9: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 121

selain itu juga properti pemain seperti tombak, kapak, tameng, dan sejenisnya. Pengertian Teater Definisi Menurut Para A

1.Teater Yunani Klasik - Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut amphitheater (Jakob Soemardjo, 1984). Ribuan orang mengunjungi amphitheater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater terbaik. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para karakternya. 2. Teater Romawi Klasik - Setelah tahun 200 Sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga Teater. Namun mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani. Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman Renaissance. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM (Brockett, 1964). Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat. 3. Teater Abad Pertengahan - Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama-drama dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta, yang disebut pageant, dan ditarik keliling kota. Bahkan kini pertunjukan jalan dan prosesi penuh warna diselenggarakan di seluruh dunia untuk merayakan berbagai hari besar keagamaan. Para

pemain drama pageant menggunakan tempat di bawah kereta untuk menyembunyikan peralatan. Peralatan ini digunakan untuk efek tipuan, seperti menurunkan seorang aktor dari atas ke panggung. Para pemain pegeant memainkan satu adegan dari kisah dalam Alkitab, lalu berjalan lagi. Pageant lain dari aktor-aktor lain untuk adegan berikutnya, menggantikannya. Aktor-aktor pageant seringkali adalah para perajin setempat yang memainkan adegan yag menunjukan keahlian mereka. Orang berkerumun untuk menyaksikan drama pageant religius di Eropa. drama ini populer karena pemainnya berbicara dalam bahasa sehari-hari, bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi gereja-gereja Kristen (Wisnuwardhono, 2002). 4. Sejarah Teater Renaissance - Abad 17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kebudayaan Barat. Sejarah abad 15 dan 16 ditentukan oleh penemuan-penemuan penting yaitu mesin, kompas, dan mesin cetak. Semangat baru muncul untuk menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Semangat ini disebut semangat Renaissance yang berasal dari kata “renaitre” yang berarti kelahiran kembali manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru. Gerakan yang menyelidiki semangat ini disebut gerakan humanisme. Pusat-pusat aktivitas teater di Italia adalah istana-istana dan akademi. Di gedung-gedung teater milik para bangsawan inilah dipentaskan naskah-naskah yang meniru drama-drama klasik. Para aktor kebanyakan pegawai-pegawai istana dan pertunjukan diselenggarakan dalam pesta-pesta istana. Ada tiga jenis drama yang dikembangkan, yaitu tragedi, komedi, dan pastoral atau drama yang membawakan kisah-kisah percintaan antara dewa-dewa dengan para gembala di daerah pedesaan. Namun nilai seni ketiganya masih rendah. Drama dilangsungkan dengan mengikuti struktur yang ada. Meskipun demikian gerakan mereka memiliki arti penting karena Eropa menjadi mengenal drama yang jelas struktur dan bentuknya. Sejarah Teater Yunani Klasik 1.Teater Zaman Elizabeth - Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh

Page 10: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Transformasi Budaya Dalam Perancangan Ruang Dan Produk Interior 122

sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun di sekitarnya. Salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton. Penonton yang mampu membeli tiket duduk di sisi-sisi panggung. Mereka yang tidak mampu membeli tiket berdiri di sekitar panggung. Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari Inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai tahun 1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Ia biasanya menulis dalam bentuk puisi atau sajak. Beberapa ceritanya berisi monolog panjang, yang disebut solilokui, dan menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ia menulis 37 (tiga puluh tujuh) drama dengan berbagai tema, mulai dari pembunuhan dan perang sampai cinta dan kecemburuan. 2. Teater abad 17 di Spanyol dan Perancis - Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun 1400, maka drama dijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama berkembang di Spanyol. Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama. Drama di luar gereja yaitu drama sekuler juga berkembang pesat. Pada tahun 1579 telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah Lope de Rueda (1510-1565). Ia dramawan, aktor dan produsen yang mendirikan gedung teater permanen di Spanyol. Tetapi profesionalisme dalam teater baru berkembang setelah kematiannya tahun 1580-an. Pada abad 17, teater di Perancis menjadi penerus teater abad pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial dan ritual kemasyarakatan. Terdapat kecenderungan menulis naskah yang menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrim dalam mengembangkan bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat, dan santun.

3. Teater Restorasi di Inggris - Zaman Restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater. Segala bentuk teater dilarang. Namun setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali teater. 4. Teater Abad 18 - Pada abad ke 17, teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan panggung-panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi setting-setting perspektif yang dilukis. Letak panggung dipisahkan dengan auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat pemain wanita dalam pementasan teater mereka. Tradisi tersebut berlangsung sampai kira-kira 1587. Di abad ke 17, perusahaan-perusahaan seni peran Perancis dan Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam rombongan-rombongan pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Mereka menggunakan sandiwara-sandiwara dan aktor-aktor Inggris. Abad ke 18 adalah masa agung pertama teater untuk kaum bangsawan. Sejarah Teater Romawi Klasik Ciri Panggung dan Pementasan :

Pada abad 18, teater di Perancis dimonopoli oleh pemerintah dengan comedie francaise-nya. Secara tetap mereka mementaskan komedi dan tragedi, sedangkan bentuk opera, drama pendek dan burlesque dipentaskan oleh rombongan teater Italia Comedie Italienne yang biasanya pentas di pasar-pasar malam. Sampai akhir abad 17 Perancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Drama Perancis yang neoklasik menjadi model di seluruh Eropa. Kecenderungan neoklasik menjalar ke seluruh Eropa. 1. Teater Awal Abad ke 19 - Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis. Revolusi Perancis - yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat Perancis - menghadirkan gerakan baru di dunia teater yang mendorong terciptanya formula penulisan tema dan penokohan dalam naskah lakon Pada awal abad ke 19, sebuah pergerakan teater besar yang dikenal dengan Romantik mulai berlangsung di Jerman. August Wilhelm Schlegel adalah seorang penulis Roman Jerman yang

Page 11: Transformasi Budaya dalam Perancangan Ruang dan Produk ... · tersebut merujuk pada satu pengertian bahwa budaya merupakan hasil olah budi atau akal manusia yang bisa berupa alam

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” – FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Venta Clariza ( Universitas Kristen Petra ) 123

menganggap Shakespeare adalah salah satu dari pengarang naskah lakon terbesar dan menerjemahkan 17 dari naskah lakonnya. Penggemar besar Shakespeare lain adalah Ludwig Tiecky yang sangat berperan dalam memperkenalkan karya-karya Shakespeare kepada orang-orang Jerman. 2. Teater Abad 19 dan Realisme - Banyak perubahan terjadi di Eropa pada abad ke 19 karena Revolusi Industri. Orang-orang berkelas pindah ke kota dan teater pun mulai berubah. Bentuk-bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industri seperti Vaudeville (aksi-aksi seperti rutinitas lagu dan tari), Berlesque (karya-karya drama yang membuat subyek nampak menggelikan), dan melodrama (melebih-lebihkan karakter dalam konflik – pahlawan versus penjahat). Sandiwara-sandiwara romantis dan kebangkitan klasik dimainkan di gedung teater yang megah pada masa itu. 4. KESIMPULAN : Perancangan produk interior dalam ruang public akan lebih menarik bila ditambahkan dengan unsur budaya, karena selain melestarikan budaya, produk dan juga desain ruang akan lebih kompetitif dalam masyarakat dikarenakan nilai keunikan yang terkandung dalam produk tersebut.Seperti pada perancangan little theater ini , perancangan ini membutuhkan produk furniture yang sangat mendukung, seperti lighting yang menggunakan ketupat lamp dan juga kursi panjang yang memiliki desain yang sangat unik dalam menjadi produk yang mendukung pada perancangan tersebut. 5. Pustaka Sisworo ,Budi., Transformasi Budaya dalam

Kesenian Lengger Temanggung Perkotaan , Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dilihat 5 oktober 2017,

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=263286&val=7063&title=Transformasi%20Budaya%20dalam%20Kesenian%20Lengger%20Temanggung%20Perkotaan

https://www.academia.edu/18599436/Karakteristik_ruang

Cholifah, Isti., PERANCANGAN ULANG INTERIOR OEI HONG DJIEN MUSEUM MAGELANG , Universitas Negeri

Yogyakarta , dilihat 5 oktober 2017 , http://eprints.uny.ac.id/38060/1/Isti%20Cholifah_05206241035.pdf.

Jurnal : Teori dan konsep perancangan ruang dalam, Yogjakarta, dilihat 11 oktober 2017

Aronson, Joseph. 1965. The Encyclopedia of

Furniture. New York: Crown Publisher. .