nilai pendidikan dalam budaya appalili di ...budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta...

80
NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI SAUKANG PADA MASYARAKAT DI DESA MANJAPAI KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : MUH. RUDI 10533733013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 03-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

iv

NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI SAUKANG PADA

MASYARAKAT DI DESA MANJAPAI KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : MUH.

RUDI

10533733013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 2: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

v

MOTO

Tangan yang bekerja lebih baik,

Dari pada lidah yang terus berbicara.

Dan janganlah mengharapkan yang besar,

Jika yang kecil terabaikan.

Dan berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil

Tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

Ayahanda dan ibunda tercinta

Tetesan keringatmu bagaikan embun pagi hari.

Iringan do’amu menjadi penerang disetiap langkahku

Setiap keping pengorbananmu

Kujadikan cambuk untuk meraih impianku

Akhirnya kupersembahkan skripsi ini

Sebagai wujud baktiku padamu....

Page 3: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

vi

ABSTRAK

Muh. Rudi, 2018 “Nilai Pendidikan dalam Budaya Appalili di Saukang pada

Masyarakat di Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”. Skripsi

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar. Dibimbing oleh Andi Sukri Syamsuri dan Munirah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan yang terdapat

dalam budaya appalili sebagai kebiasaan turun temurun di desa Manjapai. Penelitian

ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai pendidikan dalam budaya appalili di Saukang. Data dalam

penelitian ini adalah 25 masyarakat yang merupakan perwakilan dari beberapa

penduduk yang ada di desa Manjapai.

Peranan Islam diharapkan dapat mengatasi hal ini agar generasi-generasi

selanjutnya tidak mencontoh lagi dari kebiasaan orang tua yang bertentangan dengan

aqidah, utamanya appalili, agar para tokoh agama sering melakukan pengajian jumat

ibadah serta lebih menfokuskan anak mereka ke sekolah madrasah tsanawiyah dan

pesantren.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata pemahaman masyarakat

appalili adalah karena dilatarbelakangi oleh faktor kebiasaan yang sulit dibuang dari

nenek moyangnya, dan kebanyakan masyarakat appalili di Saukang hanya karena

ikut-ikutan tetapi ada juga dengan alasan karena mereka menganggap dengan ke

Saukang maka tidak ada lagi bahaya atau orang yang sering kesurupan. Dan nilai

pendidikan yang terdapat di dalamnya ialah nilai moral, sosial dan budaya serta yang

dapat dipetik dari kegiatan tersebut ialah tidak terputusnya generasi yang akan

melanjutkan adat, budaya dan kebiasan di desa Manjapai.. Penyebab lainnya adalah

kurangnya nilai pendidikan pengetahuan tentang Agama Islam sehingga kepercayaan

dan keyakinannya tentang hal tersebut sangat kuat. Tekhnik analisis data dalam

penelitian ini yaitu penulis mengelolah data dan menginterpretasikan data yang

bersumber dari data dan sumber data.

Kata kunci: Nilai pendidikan, budaya, masyarakat.

Page 4: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kepada Yang Maha Agung, Maha Mulia, dan

Maha Segala-galanya, Allah Swt yang memberikan nikmat kepada kita yang tak

terhingga jumlahnya dan berkat bimbingan-Nya sehingga penulis dapat

menyelasaikan Skripsi yang sangat sederhana ini dengan judul “Nilai Pendidikan

dalam Budaya Appalili di Saukang pada Masyarakat di Desa Manjapai Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa” salam dan shalawat dipersembahkan kepada baginda

Rasulullah Saw sebagai suri tauladan yang mulia di sisi Allah swt.

Selama penulisan skripsi ini penulis menjumpai tidak sedikit kesulitan, sejak

mengajukan judul, pengurusan administrasi beserta pengumpulan data sampai

mengelolah data yang diperoleh dari lokasi desa Manjapai. Namun demikian berkat

kegigihan dengan disertai dengan kesabaran penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih ada kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, dengan lapang dada mengharapkan bantuan berupa saran maupun

kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya memperbaiki guna memenuhi

kesempurnaan Skripsi ini.

Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

petunjuk dalam hal teknik maupun literatur yang erat hubungannya dengan

Page 5: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

viiiviiiviiiviii

pembahasan skripsi ini. Untuk itu sepantasnya penulis menyampaikan ucapan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesi yaitu, Ibu Dr. Munirah,

M.Pd. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum, sebagai Pembimbing pertama dan Ibu

Dosen Dr. Munirah, M.Pd, sebagai pembimbing ke dua yang telah mencurahkan

ilmunya kepada penulis. Kepala Desa Manjapai serta seluruh stafnya dan para

narasumber yang telah memberikan informasi kepada penelitian penulis.

Kedua orang tua yang telah melahirkan penulis, bersusah payah dan

membimbing serta mendidik sejak kecil hingga dewasa dengan penuh pengorbanan

baik lahir maupun batin, moril dan materil. Untuk istriku yang telah banyak

meluangkan waktunya membantuku dan menemaniku dalam pengurusan kuliah serta

skripsi ini.

Akhir kata atas bantuannya dan jasa-jasa baik dari semua pihak yang terkait

dengan harapan semoga Allah swt membalas segala apa yang telah diberikan kepada

penulis dan mendapat imbalan yang setimpal. Amin.

Makassar, Agustus 2018

Penyusun

Muh. Rudi Nim : 10533733013

Page 6: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... iv

MOTO ................................................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9

1. Budaya........................................................................................... 9

2. Budaya Appalili............................................................................. 15

3. Agama dan Budaya ....................................................................... 16

4. Pendidikan Aqidah ........................................................................ 19

B. Kerangka Pikir .................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28 A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 28

B. Definisi Istilah ..................................................................................... 28

C. Data dan Sumber Data ........................................................................ 29

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30

E. Teknik Analisis Data........................................................................... 31

Page 7: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 33

A. Pembahasan ........................................................................................ 33

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

56

A. Kesimpulan ......................................................................................... 56

B. Saran.................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

58

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 8: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo ............. 33

Tabel 2 Sejarah Perkembangan Desa Manjapai .............................................. 34

Tabel 3 Jumlah Mesjid Desa Manjapai Kabupaten Gowa .............................. 35

Tabel 4 Jumlah Sarana Pendidikan (Sekolah) Desa Manjapai........................ 36

Tabel 5 Tanggapan masyarakat tentang faktor-faktor yang melatar

Tabel

6

belakangi masayarakat Appalili di Saukang ......................................

Tanggapan masyarakat tentang perbuatan Appalili di Saukang

41

Tabel

7

membawa kebaikan pada kehidupan ..................................................

Tanggapan masyarakat tentang Fenomena yang sering terjadi

42

ketika Appalili di Saukang.................................................................. 43

Tabel 8 Tanggapan masyarakat kalau Appalili memang tradisi.................... 44

Tabel 9 Tanggapan masyarakat terhadap Peranan Islam dalam mengatasi

Fenomena Appalili .............................................................................

45

Tabel 10 Tanggapan Masyarakat terhadap Hukum Appalili ........................... 46

Tabel 11 Tanggapan masyarakat tentang dampak negative Appalili ............... 47

Tabel 12 Tanggapan masyarakat bahwa Appalili perbuatan syirik.................. 48

Page 9: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan kehendak Allah, manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya dimuka

bumi ini. Allah maha kuasa dan maha pencipta yang telah menciptakan alam semesta

beserta isinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini,

merupakan pencipta kedua sesudah Allah. Sebagai pencipta, oleh Allah manusia

dikaruniai akal budi. Dengan akal budi, manusia mampu memikirkan konsep-konsep

maupun menyusun prinsip-prinsip umum yang diikhtiarkan dari berbagai

pengamatan dan percobaan. Dengan akal budi pula, manusia mampu menciptakan

kebudayaan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.

Pendidikan aqidah merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi

kekuatan spritual keagamaan yang dimiliki seseorang. Pendidikan akhlak dan moral

merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi manusia untuk berakhlak

mulia dan berkepribadian baik. Sedangkan pendidikan ibadah merupakan salah satu

jalan untuk mengembangkan kemampuan manusia untuk mampu mengendalikan

1

Page 10: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

2

dirinya dalam bertingkah laku dan juga untuk memperkuat kekuatan spritual

keagamaannya.

Salah satu elemen dalam diri manusia yang memiliki potensi-potensi yang

perlu dikembangkan adalah jiwa yang memang telah dibawa sejak manusia

dilahirkan ke muka bumi ini.

Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa dan karya

manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal

manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil olah akal, budi, rasa dan karsa yang

telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang

menjadi sebuah peradaban.

Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang

mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu hewani,

sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk

membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan

kebudayaan yang beradab atau perdaban Islam.

Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada

kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk

menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu

yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari

hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya,

sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di

masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi

derajat kemanusiaan.

Page 11: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

3

Budaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Budaya atau

kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk

jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan

budi, dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata

Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai

mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai

"kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan

hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan

segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber-sumber alam yang ada

disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia

terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka

dengan lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai

makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi

lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan

dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai

„mekanisme kontrol” bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia atau sebagai

“pola-pola bagi kelakuan manusia”. Dengan demikian kebudayaan merupakan

serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan

strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan

secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang

dihadapinya.

Page 12: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

4

Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus

dan setiap saat bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan

menginterpretasi berbagai gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam

lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh para

warga masyarakat di mana dia hidup.

Pemahaman ini dimungkinkan oleh adanya kesanggupan manusia untuk

membaca dan memahami serta menginterpretasi secara tepat berbagai gejala dan

peristiwa yang ada dalam lingkungan kehidupan mereka. Kesanggupan ini

dimungkinkan oleh adanya kebudayaan yang berisikan model-model kognitif yang

mempunyai peranan sebagai kerangka pegangan untuk pemahaman. Dan dengan

kebudayaan ini, manusia mempunyai kesanggupan untuk mewujudkan kelakuan

tertentu sesuai dengan rangsangan-rangsangan yang ada atau yang sedang

dihadapinya.

Selain itu, manusia juga adalah makhluk yang ambivalen (mendua) terhadap

tata nilai dan disiplin serta tanggung jawab terhadap semua yang diciptakannya.

Artinya manusia adalah makhluk yang membuat aturan dan manusia pula yang

melanggarnya. Hal ini terjadi karena nilai dan aturan yang dibuatnya walaupun

secara bersama-sama melalui konsensus, namun tidak normatif konstantif (tidak

mutlak), tidak abadi dan tidak baku. Melihat keadaan ini, maka Allah membuatkan

nilai-nilai luhur yang baku bersifat normatif konstantif (abadi).

Sehubungan dengan nilai yang dibuat manusia melalui kebudayaan itu tidak

normatif konstantif, maka hanya Allah-lah yang patut disembah dan diyakini,

Page 13: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

5

mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta mempersekutukan-Nya

adalah dosa besar.

Islam sebagai suatu norma, maupun segenap aktivitas masyarakat, telah

menjadi pola anutan masyarakat. Dalam konteks inilah, Islam sebagai agama

sekaligus telah menjadi budaya masyarakat. Di sisi lain budaya -budaya lokal yang

ada di masyarakat, tidak otomatis hilang dengan kehadiran Islam. Budaya-budaya

lokal ini sebagian terus dikembangkan dengan mendapat warna-warna Islam.

Perkembangan inilah yang terjadi pada masyarakat di Desa Manjapai Kecamatan

Bontonompo, Kabupaten Gowa.

Anjuran khitanan dalam Islam diwarnai budaya-budaya lokal masyarakat di

desa tersebut, yaitu berupa budaya appalili di saukang sebelum seorang anak

dikhitankan. Budaya appalili di saukang adalah tradisi mengelilingi suatu tempat

yang dianggap keramat oleh masyarakat pada prosesi acara ritual khitanan.

Budaya appalili itu dilakukan turun temurun dari nenek moyang kita yang

berlanjut sampai sekarang. Namun jika kita sebagai generasi muda yang sudah

modern dan berilmu tentunya harus berfikir, mana yang dianjurkan oleh Islam dan

mana yang hanya merupakan kebiasan-kebiasan yang tidak mendapat amalan disisi

Allah Swt, dan tentunya jika kita bertanya kepada nenek atau orang tua dahulu,

merekapun hanya bisa menjawab “karena itu sudah kebiasan yang jika tidak

dilakukan akan ada musibah apalagi pada masyarakat awam yang masih memegang

kebiasaan-kebiasaan yang tradisional yang dianggapnya hal yang penting dalam

acara khitan.

Page 14: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

6

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliiti perlu mengetahui

nilai-nilai pendidikan dalam budaya Appalili di Saukang. Oleh karena itu, peneliti

melakukan penelitian deskriptif dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Budaya

Appalili di Saukang pada Masyarakat di desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo,

Kabupaten Gowa”.

Peneliti memilih Desa Manjapai sebagai lokasi penelitian, karena desa

tersebut merupakan salah satu desa yang masih kental dengan budayanya, selain itu

desa tersebut masih melakukan tradisi budaya Appalili di Saukang pada saat

melakukan salah satu ritual (Khitanan).

Penelitian yang relevan tentang budaya Appalili di Saukang dilakukan oleh

Basmawati (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Budaya Appalili di Saukang

Terhadap Pendidikan Akidah Akhlak Masyarakat di desa Parangbaddo Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar”.

Maka penulis tertarik menyusun proposal yang berjudul “Nilai-Nilai

Pendidikan dalam Budaya Appalili di Saukang pada Masyarakat di desa Manjapai,

Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa”. Karena memandang budaya

masyarakat tersebut memiliki nilai-nilai pendidikan yang bertentangan dengan ajaran

agama Islam dan akan membawa pada kesesatan. Padahal mayoritas penduduknya

menganut agama Islam.

Page 15: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

7

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengemukakan tiga

pokok permasalahan yang akan dijadikan sebagai inti pembahasan dalam penulisan

proposal ini, yaitu :

1. Bagaimana budaya appalili masyarakat di Saukang desa Manjapai?

2. Bagaimana peranan pendidikan agama Islam masyarakat di desa Manjapai

terhadap budaya appalili di Saukang?

3. Bagaimana nilai-nilai pendidikan pada budaya Appalilii masyarakat di desa

Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan yang akan dikaji maka penalitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui budaya appalili masyarakat di Saukang desa Manjapai.

2. Untuk mengetahui peranan pendidikan agama Islam masyarakat di desa Manjapai.

3. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan pada budaya Appalilii masyarakat di

desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui :

a. Budaya appalili masyarakat di Saukang desa Manjapai.

b. Tingkat pendidikan agama Islam masyarakat di desa Manjapai.

c. Nilai-nilai pendidikan budaya appalili di Saukang pada masyarakat di desa

Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.

Page 16: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

8

2. Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi seluruh masyarakat agar menghindari atau

meninggalkan budaya-budaya yang bertentangan dengan akidah yang benar

dalam perspektif Islam.

b. Sebagai bahan masukan untuk menambah karya yang dapat dijadikan literatur

atau sumber acuan dalam penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

c. Dapat memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan secara umum dan

khusus bagi dan sebagai bahan bacaan bagi para pembaca yang budiman.

Page 17: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Budaya

Pada bagian ini akan diuraikan beberapa tinjauan berisi teori yang relevan

dengan penelitian ini.

Adapun penelitian sebelumya yang relevan dengan penelitian ini,

diantaranya: Basmawati (2012) yang berjudul “Pengaruh Budaya Appalili di

Saukang terhadap Pendidikan Akhlak Masyarakat di Desa Parangbaddo

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar”. Selanjutnya, Hardiansyah

Dewa (2009) mengkaji tentang “Pengaruh Budaya Appalili dalam Pengkhitanan di

Desa Lassang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Ditinjau dari

Hukum Islam”. Dan Fatmawati (2006) yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan

Budaya Appalili terhadap Tingkat Pendidikan Agama Islam Masyarakat Desa

Sayowang” berdasarkan ketiga hasil penelitian di atas mengemukakan bahwa

pemahaman masyarakat tentang budaya Appalili merupakan kebiasaan turun

temurun dan jika dipandang dari sudut Islam merupakan perbuatan musrik.

Kesalahan masyarakat tentang perbutan atau kepercayaannya itu masih dilakukan

dan yang mampu merubah persepsi itu adalah generasi muda yang paham betul

tentang pendidikan agama Islam.

Adapun perbedaan penelitian kali ini dengan ketiga penelitian tersebut

ialah tempat atau lokasi penelitian, dengan perbandingan budaya Appalili ada

9

Page 18: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

10

yang terhadap aqidah akhlah, ada tentang pengkhitananya jika dipandang dari

hukum Islam dan ada terhadap pendidikan agama Islam itu sendiri. Namun,

penulis sendiri, mengangkat perbadingan antara appalili dengan aqidah

masyarakat. Sedangkan persamaan penelitian kali ini dibandingkan ketiga

penelitian di atas yang relevan dengan penelitian ini ialah tekhnik analisis

datanya, yaitu sama-sama menggunakan tekhnik product moment. Yang

mengumpulkan data-data dari hasil wawancara dari masyarakat dan angket.

a. Pengertian Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,

sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia

sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda

budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya

itu dipelajari.

Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat

kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku

komunikatif. Unsur-unsur sosial budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan

sosial manusia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Ada beberapa

ahli yang memberikan defenisi tentang kebudayaan antara lain:

Page 19: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

11

1) Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinokiw mengemukakan bahwa segala

sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

2) Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari

satu generasi ke generasi yang lain.

3) Andreas Eppink, mengemukakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan

pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan dan religious. Serta

segala upaya pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu

masyarakat.

4) Edwart Burnett Tylor, mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan

keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-

kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

5) Selo Soemardjan dan soelaiman Soemardi, mengemukakan bahwa kebudayaan

adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai

kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan

perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat

nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

Page 20: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

12

religi, seni, dan lain-lain yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

b. Wujud dan komponen Kebudayaan

1) Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu:

gagasan “wujud ideal”, aktivitas “tindakan” dan artefak “karya” (Rohiman

Notowidagdo 2002 : 22).

a) Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan

ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang

sifatnya abstrak (tidak dapat diraba atau disentuh). Wujud kebudayaan ini

terletak dalam kepala atau di alam pemikiran masyarakat. Jika masyarakat

tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi

dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya

para penulis warga masyarakat tersebut.

b) Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem

sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling

berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya

menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya

konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan

didokumentasikan.

Page 21: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

13

c) Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,

perbuatan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau

hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling

konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan

bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari

wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal

mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)

manusia.

2) Komponen Kebudayaan

Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli

antropologi Cateora, yaitu:

a) Kebudayaan Material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang

nyata (konkret). Yang termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-

temuan yang dihasilakn dari suatu penggalian arkeologi. Contohnya: mangkok

tanah liat, senjata dan lain-lain. Kebudayan material juga mencakup barang-

barang seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung

pencakar langit dan mesin cuci.

b) Kebudayaan Non Material

Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang

diwariskan dari generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, lagu dan

tradisional.

Page 22: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

14

c) Sistem Kepercayaan

Masyarakat mengembangkan dan membangun sistem kepercayaan atau

keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan,

bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkomsumsi,

sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.

d) Estetika

Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita dongeng, hikayat,

drama dan tari-tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti

di Indonesia setiap masyarakat memilki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini

perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat

mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat

kedaerahan, setiap akan membangun bangunan jenis apa saja harus meletakkan

janur kuning dan buah-buahan, sebagai simbol yang berarti di setiap daerah

berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta, jarang mungkin tidak terlihat

masyarakat menggunakan cara tersebut.

e) Bahasa

Bahasa merupakan alat pengantara dalam berkomunikasi, bahasa untuk

setiap wilayah atau Negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks, dalam

ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit

dipahami. Bahasa memilki sifat unik dan kompleks, yang hanya dapat

dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan

bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif

dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Page 23: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

15

2. Budaya Appalili

a. Pengertian Budaya Appalili

Appalili adalah mengelilingi kampung yang dimulai dari kompleks rumah

adat menuju ke Bungun Barania. Arak-arakan ini diiringi oleh rapak gendang

khas Makassar serta tari pa’rappunganta yang menunjukkan empat simbol daerah

seperti Makassar, Bugis, Tanah Toraja, dan Mandar. Hal yang unik dalam ritual

appalili adalah tiga gadis kecil yang diusung dalam keranda serta seekor sapi yang

berada di barisan paling depan rombongan.

b. Sejarah Budaya Appalili

Asal mula budaya appalili berawal dari keberadaan Gaukang Karaeng

Galesong, bermula dari temuan gaib dari seorang papekang (pemancing), pada

masa kepemimpinan Karaeng Galesong III, Karaeng Bontomarannu yang

diteruskan oleh Ijakkalangi Daeng Magassing.

Suatu ketika papekang tersebut menghadap ke salah seorang tokoh

masyarakat, Daengta Lowa-Lowa di kampung ujung di sekitar pesisir pantai

Galesong, bahwa dirinya telah dua kali diperlihatkan peristiwa gaib saat

memancing di tengah laut. Peristiwa yang dialami papekang tersebut, dua Jumat

berturut-turut.

Temuan dari papekang itu berupa bunyi-bunyian dari khas gendang,

royong, pui-pui, lesung dan berbagai bunyi lainnya. Suara itu pun terkadang

dirasakannya sangat dekat dan adakalanya sayup-sayup. Tanpa diketahuinya,

seiring matahari terbit dari utara, sebuah benda aneh semacam potongan bambu

abu-abu tiba-tiba muncul dan hilang sekejap dari hadapannya.

Page 24: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

16

Papekang ini juga mengaku kalau bermacam-macam suara gaib yang

didengarnya sontak menghilang. Dari laporan inilah, Daengta Lowa-Lowa

mengklaim bahwa peristiwa tersebut kemungkinan rahmat dari Allah Swt, yang

ditujukan untuk keselamatan Galesong dan masyarakatnya. Prof. Dr. Aminuddin

Saleh yang masih merupakan keturunan Karaeng Galesong mengatakan, peristiwa

ini harus dilestarikan. Tanpa terkecuali seluruh masyarakat sekitarnya.

3. Agama dan Budaya

a. Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa sansekerta dari kata a berarti tidak dan

gama berarti kacau (Muliyono Sumardi 1982:71). Kedua kata itu jika

dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam

pengertian ini adalah memelihara integrasi dari seseorang atau sekelompok orang

agar hubungannya dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya,

katidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang

moralitas, nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan.

Agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas

tertinggi, secara misterius yang menakutkan tapi sekaligus mempesonakan. Dalam

pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia harus atau terdesak secara batiniah

untuk merespons. Dalam kaitan ini ada juga yang mengartikan agama dalam arti

melihat kembali kebelakang kepada hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan

Tuhan yang harus diresponsnya untuk menjadi pedoman dalam hidupnya.

Page 25: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

17

b. Hubungan Agama Islam dan Budaya Tradisi

Budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari

antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berelasi

dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal

tekhnis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud

dalam seni, tatanan masyarakat, etos kerja dan pandangan hidup.

Yoyachem Wach berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya

manusia yang immaterial bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada

pemikiran terhadap Tuhan. Interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada

bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan.

Lebih tegas dikatakan Geetz, bahwa wahyu membentuk suatu struktur

psikologi dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang

menjadi sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku

mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi

juga dalam bentuk seni suara, ukiran, dan bangunan.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya

yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang

diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh

konteks hidup pelakunya. Yaitu faktor geografis, budaya, dan beberapa kondisi

yang obyektif.

Antara Aqidah dan kebudayaan banyak permasalahan yang terjadi

dikalangan masyarakat Indonesia terutama di pelosok-pelosok di Indonesia yang

masih melekatnya tradisi kebudayaan nenek moyang dengan Aqidah agama Islam,

Page 26: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

18

tidak bisa dipungkuri Negara kita memang merupakan Negara yang mempunyai

keanekaragaman berbudaya dibandingkan dengan Negara lain di dunia. Tapi

pandangan sebagian orang terahadap budaya daerah yang masih ada dikalangan

masyarakat berbeda-beda, permasalahan ini diakibatkan perubahan kepercayaan

nenek moyang kita pada zaman dulu, nenek moyang kita dulu menganut ajaran

agama hindu-budha. Memang sampai sekarang ajaran tersebut masih ada di

beberapa pelosok daerah di Negara Indonesia. Tapi sebagian besar wilayah

Indonesia masyarakatnya beragama Islam. Banyak warga Negara Islam di

Indonesia yang masih menjalankan tradisi budaya leluhurnya padahal tradisi

tersebut sangat bertentangan dengan Aqidah Islam. Contohnya, tradisi

memandikan keris, membuat sesajen, ziarah ke kubur luhur untuk meminta

sesuatu dan budaya appalili di Saukang (tradisi mengelilingi tempat yang

dianggap keramat). Bahkan lebih parah lagi, banyak tradisi-tradisi mistis yang

dikerjakan pada momen-momen hari kebesaran agama Islam padahal Islam tidak

menganjurkan seperti itu.

Masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai Aqidah dan tauhid. Akan tetapi,

tidak bisa melepaskan sama sekali pengaruh animisme, dinamisme, hindu dan

budha. Mereka menganggap semua itu merupakan tradisi kearifan lokal yang juga

harus dilestarikan sebagai kekayaan budaya. Hal ini jika diresapi dari segi

positifnya, justru terlihat keberadaan Islam dan tradisi budaya lokal yang bisa

merajut harmoni secara bersamaan. Namun dari sisi negatifnya, masih banyak

nila-nilai tradisi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam sehingga harus dikikis

habis. Tradisi itu seperti: masih dominannya kepercayaan pada kekuatan magic

Page 27: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

19

suatu benda atau tempat tertentu. Mereka lalu memberikan sesajen pada suatu

benda atau tempat yang mereka anggap sakral, keramat atau gaib.

Sekarang ini, Islam belum seratus persen bisa meluruskan tradisi animisme

dan dinamisme yang menurut ajaran Islam yang sudah mengarah kepada

kemusyrikan. Bila dipaparkan, misalnya masyarakat memang melaksanakan

rukun Islam berikrar beriman kepada Allah Swt, tetapi masih saja percaya pada

kekuatan magic benda atau percaya tuah atau kekeramatan suatu tempat. Hal ini

bisa dimaknai, sesungguhnya diluar dibalut dengan kulit Islam. Namun hati tetap

bersemayang semangat kepercayaan animisme dan dinamisme, sehingga masih

diperlukan perjuangan segenap komponen umat Islam untuk saling mengingatkan

dan memberi contoh secara persuasif dasar-dasar Aqidah Islam yang kuat dan

tidak hanya sebagai lambang ataupun simbol-simbol Islam, tetapi sebagai jalan

dan tuntutan segenap isi kehidupan.

4. Pendidikan Aqidah

a. Pengertian Pendidikan

1) Pengertian Pendidikan dari Ragam Bahasa

Pendidikan dalam bahasa Yunani dengan kata paedagogiek berasal dari

kata pais yang berarti anak dan agogos yang berarti penuntun. Paedagogos

berarti bertugas mengantar dan melayani kebutuhan anak yaitu mengantar ke-

dan dari guru. Guru pada masa Yunani disebut Governor (mengajar dari

individual).

Definisi pendidikan ditinjau dari bahasa Belanda dengan kata

Opvoeding berarti membesarkan. Awalnya berarti membesarkan anak dengan

Page 28: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

20

makanan sehingga membesarkan dalam arti jasmani, akan tetapi lambat laun

berarti pula membesarkan anak pada pertumbuhan rohani (pikiran, perasaan,

dan kemauan anak serta pertumbuhan wataknya).

Demikian halnya dengan bahasa jerman, yakni Erzicchung, hampir

sama artinya dengan educare yang berarti mengeluarkan dan menuntun.

Educare dalam bahasa Inggris yakni mengeluarkan dan menuntun, istilah itu

menunjukkan tindakan untuk merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu

dilahirkan di dunia.

2) Pengertian Pendidikan Secara Terminology

a) J.J. Rousseau, pendidikan adalah memberi kita pembekalan yang tidak

ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi dibutuhkan pada waktu dewasa.

b) Ki Hajar Dewantara, pendidikan berarti pada upaya untuk memajukan

perkambangan budi pekerti (kekuatan abtin), pikiran (intelektual) dan

jasmani anak-anak.

c) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan Negara.

Page 29: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

21

3) Pengertian pendidikan dalam Islam

Pengertian pendidikan dalam konteks Islam dikenal dengan istilah

tarbiyah. Tarbiyah merupakan proses mendidik manusia dengan tujuan untuk

memperbaiki kehidupan manusia kearah lebih baik dan sempurna. Tarbiyah

bukan saja dilihat pada proses mendidik tetapi juga meliputi proses mengurus

dan mengatur proses kehidupan agar berjalan lancar. Hal ini menunjukkan

bahwa tarbiyah meliputi proses pembentukan jasmani, spiritual, material, dan

intelektual.

Secara umum pengertian tarbiyah dapat disimpulkan sebagai suatu

proses yang berhubungan dengan pembentukan individu dalam hal fisik,

mental atau spiritual untuk mencapai kesempurnaan hidup. Proses ini akan

mendidik mereka untuk menghayati nilai-nialai yang sesuai untuk kebahagiaan

di dunia dan di akhirat.

Pendidikan Islami (tarbiyah Islamiyah) adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik. Dapat berupa bimbingan,

nasehat, pertolongan terhadap dirinya maupun alam semesta yang bersumber

dari nilai-nilai ajaran Islam (Mardiawaty Yunus 2010:5).

b. Pendidikan Aqidah

1) Pengertian Aqidah

Aqidah adalah keyakinan : apa yang diyakini oleh hati. Lazimnya

berkenan dengan realitas yang gaib (abstrak-metafisik). Hanya hatilah yang

bersikap yakin atau merasa pasti dalam masalah-masalah gaib tersebut. Akal

hanya mampu membuat konsep atau pendapat, yang boleh benar dan boleh jadi

Page 30: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

22

salah, tapi oleh hati diyakini kebenarannya atau kesalahannya. Menurut Islam,

para Rasul menerima wahyu dari Allah Swt, antara lain menunjukkan Aqidah-

Aqidah yang benar, yang semestinya dianut oleh manusia. Aqidah dasar yang

diajarkan oleh Islam antara lain : penciptaan alam ini sungguh-sungguh ada,

Allah itu tunggal tidak beranak/tidak berbapak dan tak satu pun yang serupa

dengan-Nya.

2) Pengertian Pendidikan Aqidah

Pendidikan Aqidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri

seseorang. Aqidah merupakan inti kepada amalan Islam seseorang. Seseorang

yang tidak memiliki Aqidah menyebabkan amalannya tidak mendapat

pengiktirafan oleh Allah Swt. Ayat-ayat yang berawal diturunkan oleh Allah

Swt kepada nabi Muhammad di Mekah menjurus kepada pembinaan Aqidah.

Dengan asas pendidikan dan penghayatan Aqidah yang kuat dan jelas maka

nabi Muhammad Saw telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang

mempunyai daya tahan yang kental dalam mempertahankan dan

mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Pendidikan Aqidah amat penting

dalam jiwa setiap muslim agar mereka dapat mempertahankan iman dan agama

Islam di zaman globalisasi.

3) Pengertian Pendidikan Akhlak

Ilmu akhlak adalah ilmu yang memberikan pengertian baik dan buruk

tentang perbuatan yang senantiasa kita lakukan serta menunjukkan jalan yang

semestinya kita tempuh. Meskipun dalam ilmu akhlak telah dijelaskan tentang

baik dan buruk, tentang perbuatan yang semestinya kita lakukan serta diberikan

Page 31: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

23

pula jawaban tentang jalan yang kita tempuh. Akan tetapi, apakah dengan

adanya ilmu ini akan menjamin manusia untuk melakukan perbuatan yang

baik? Jawabannya adalah tidak, karena ilmu akhlak itu hanya semacam resep

yang diberikan dokter kepada pasiennya. Mengenai pelaksanaannya tergantung

pada pasiennya.

Pendidikan akhlak harus dilaksanakan sejak masa kecil manusia dengan

jalan membiasakan mereka kepada peraturan sifat yang baik, benar, jujur dan

adil. Dalam hal ini, orang tua sebagai pendidik harus berperan aktif sebagai

pendidik yang pertama dan utama memberi pengertian tentang apa yang benar

dan menghindari cara yang dipandang salah. Maka orang tua harus tahu cara

mendidik, mengerti serta melaksanakan nilai akhlak dalam kehidupannya

sehari-hari. Disamping lingkungan keluarga, juga terhadap lingkungan-

lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan akhlak anak

didik seperti lingkungan sekolah, masyarakat dan lain sebagainya.

Dengan pendidikan akhlak diharapkan dapat menciptakan manusia

yang baik kelakuan dalam hidup serta memiliki akhlak yang luhur dan tatanan

dalam jiwanya serta suatu kesadaran untuk senantiasa berbuat bagi orang lain

maupun bagi dirinya sendiri meskipun tidak ada orang lain yang

mengetahuinya. Sehingga terbentuk moralitas insan yang religius ditengah-

tengah kehidupan bermasyarakat.

4) Hubungan Pendidikan Aqidah dan Pendidikan Akhlak

Hal yang paling mendasar adalah akhlah (perilaku) seorang muslim

harus sesuai dengan aqidah yang diyakininya. Aqidah mempunyai posisi

Page 32: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

24

pokok/dasar, sedangkan akhlak mempunyai posisi cabang. Dapat digambarkan

kalau Islam ibarat bangunan maka aqidah adalah sebagai pendasinya yang

tertanam di dalam tanah. Sedangkan akhlak adalah gedung-gedung dan benda-

benda yang didirikan di atasnya. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

aqidah merupakan suatu hal yang sangan fundamental dalam Islam, sedangkan

akhlak merupakan bentuk manifestasi dari aqidah yang diyakininya.

Nabi Muhammad Saw, telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu

dapat melahirkan perangai yang kuat pula, sedang rusaknya akhlak berpangkal

pada kelemahan atau hilangnya iman. Ada orang yang mengaku dirinya

beragama kadang-kadang mempermudah melaksanakan ibadah dan

mempertontonkan ibadahnya kepada masyarakatnya, seakan-akan mereka itu

tekun beribadah, akan tetapi pada waktu yang bersamaan mereka juga

melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan akhlak dan iman

yang benar. Perbuatan tersebut biasa disebut syirik atau mempersekutukan

Allah.

Orang-orang musyrik memohon perlindungan kepada orang-orang yang

sudah mati, baik para nabi, orang-orang saleh, syekh-syekh dan pohon-pohon

atau tempat lain yang dianggap keramat, supaya terselenggara urusan mereka

atau perkara yang mereka pikul, secara berkeluh kesah, itu diadukan kepadanya

lalu hilanglah keresahannya maka mereka menyangka, bahwa yang demikian

itulah keramat atau keluarbiasaan dengan sebab amal perbuatan ini.

Dan diantara mereka ada yang mendatangi kuburan syekh yang dipakai

sebagai sarana mempersekutukan Allah dan dijadikan tempat untuk memohon

Page 33: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

25

pertolongan, maka syekh itu melayang ke udara menurunkan makanan, nafkah

atau keperluan lain yang diminta sehingga dia mengira bahwa yang demikian

itu semuanya adalah dari setan. Dan inilah sebab-sebab terbesar disembahnya

berhala-berhala itu.

Allah Swt, berfirman dalam Q.S An-nisa (4) : 48

Terjemahannya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang

dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh

ia Telah berbuat dosa yang besar.

Dan dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa Allah dapat mengampuni

dosa selain dari syirik (mempersekutukan Allah) bagi hamba yang dikehendaki-Nya.

Namun, tidak ada ampunan disisi-Nya bagi yang berbuat syirik terhadap-Nya dan

tidak meninggalkan penyekutuannya sewaktu di dunia.

Sesungguhnya syirik itu bentuk yang memutuskan hubungan antara Allah

dengan hamba-Nya, maka tidak ada harapan ampunan dengan adanya syirik,

hubungan mereka telah terputus dari Rabb semesta alam. Tidaklah pantas suatu jiwa

mempersekutukan Allah, lalu tetap dalam kesyirikan hingga keluar dari dunia ini,

sementara dihadapannya terdapat bukit-bukit tauhid pada hamparan alam raya dan

para petunjuk para rasul. Sebab apa yang dilakukan dan terkandung jiwa itu ada

unsur kebaikan dan kesesuaian, maka yang mempersekutukan itu adalah jiwa yang

telah rusak dan tidak mungkin diharapkan untuk kembali baik, bertolak belakang

Page 34: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

26

dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah padanya. Akhirnya terperosok ke derajat

yang paling rendah, berikutnya siap-siap untuk menghadapi kehidupan di neraka.

Dari penjelasan di atas tenmtang hubungan aqidah dengan akhlak, maka dapat

disimpulkan bahwa aqidah dan akhlak adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

dan terus mendapat pembinaan yang secara bersama-sama pula disebut pendidikan

aqidah akhlak.

Untuk itulah, kenapa penulis mengangkat judul ini sebagai bahan penelitian,

alasannya karena selain penulis lebih paham lagi tentang yang musyrik dan perintah

Allah. Penulis juga bisa tahu asal mula adanya appalili yang ternyata itu hanyalah

hasil jawaban sementara para masyarakat untuk menjawab semua mimpi-mimpi

mereka tanpa melalui pendidikan. Dan semoga setelah penelitian ini, para pembaca

dapat memahami dan menerapkan hal-hal yang benar-benar diperintahkan oleh Allah

dan menjauhi musyrik utamanya yang beraganma Islam.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian tersebut, maka pada bagian ini diuraikan beberapa hal

yang dijadikan penulis sebagai landasan pikir yang dimaksudkan akan mengarahkan

penulis memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini guna

memecahkan masalah yang telah dipaparkan. Peneliti berinisiatif melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Appalili di Saukang Terhadap Pendidikan

Aqidah Masyarakat di Desa Manjapai Kec. Bontonompo Kab. Gowa”. Fokus

penelitian ini adalah meneliti tentang seberapa besar pengaruh appalili dan

pendidikan aqidah pada masyarakat. Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir penelitian

ini dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini.

Page 35: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

27

Untuk itu, penulis menguraikan secara rinci landasan berpikir yang dijadikan

pengarah dalam penelitian ini. Agama, budaya, appalili, berpengaruh atau tidak dan

aqidah.

Kerangka Pikir

BUDAYA

WUJUD BUDAYA

WUJUD IDEAL TINDAKAN KARYA

APPALILI

PENDIDIKAN AQIDAH

HASIL

Page 36: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian untuk

mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan

mengungkapkan fakta-fakta yang ada sebagai gambaran keadaan yang sebenarnya

dari objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis akan meninjau mengenai

pengaruh budaya appalili di Saukang terhadap pendidikan aqidah masyarakat di desa

Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.

B. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi persepsi yang berbeda dalam memahami judul di atas,

maka penulis merasa perlu menjelaskan pengertian pada kata-kata yang dianggap

penting, hingga akan lebih memudahkan dalam memahami isi proposal ini. Defenisi

operasional tersebut sebagai berikut:

1. Budaya berasal dari kata bhudi yang berarti budi atau akal, adalah hasil cipta,

karsa dan rasa dari sekelompok masyarakat.

2. Appalili adalah mengitari atau mengelilingi suatu tempat yang dianggap keramat

oleh masyarakat pada prosesi acara ritual khitanan seorang anak sebelum

dikhitankan.

3. Saukang adalah tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat, berupa pohon

besar yang usianya sudah ratusan tahun dan dibawah pohon tersebut ada rumah

kecil sebagai tempat persembahan sesajen.

28

Page 37: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

29

4. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

5. Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan yakni apa yang diyakini oleh hati.

6. Akhlah berasal dari kata “akhuluku” yang berarti tingkah laku, tabiat, perangai,

karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan

khaliq atau dengan sesama makhluk.

C. Data dan Sumber Data

Data disini, saya maksudkan ke populasi yang merupakan keseluruhan objek

yang akan diteliti, yaitu desa Manjapai Kec. Bontonompo. Sedangkan sumber data,

penulis meksudkan ke sampel yaitu lebih memperkecil bagian yang akan diteliti atau

merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakilinya. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh masyarakat di desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo,

Kabupaten Gowa. Sampel sasaran pada penelitian ini adalah anggota masyarakat

yang sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

berjumlah 25 orang.

Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, mengemukakan bahwa: “untuk

sekedar encer-encer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subyeknya lebih besar dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih”.

Page 38: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

30

D. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kertas yang berisi

daftar pertanyaan mengenai pengaruh budaya appalili di Saukang terhadap

pendidikan aqidah masyarakat di desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo,

Kabupaten Gowa.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan tekhnik sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara sistematis terhadap segala atau fenomena yang ada pada objek

penelitian. Observasi dapat dibagi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak

langsung.

a. Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa

alat) terhadap gejala-gejala subyek yang akan diteliti.

b. Observasi tidak langsung adalah mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala

subyek yang akan diteliti dengan perantara sebuah alat, pengamatan seperti ini

dapat dilakukan melalui film, slide, foto, dan pencatatan suatu alat perekam.

2. Angket

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang

harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Melalui angket, hal-hal tentang diri responden dapat diketahui. Misalnya tentang

keadaan atau data dirinya seperti pengalaman, sikap, minat, kebiasaan belajar dan

Page 39: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

31

lain sebagainya. Isi angket juga dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tersebut

dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh jawaban yang objektif.

3. Wawancara

Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk lebih memperjelas jawaban

dari angket yang diberikan kepada responden. Menurut Prof. Drs. Nasution, M.A.,

wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal. Wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan

berlandaskan pada tujuan penelitian. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara ini

telah dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penataan data secara sistematis berdasarkan

hasil wawancara untuk ditelaah berdasarkan tujuan penelitian sehingga diketahui

kecenderungan makna yang terkandung. Data yang diperoleh dianalis dengan

analisis statistik dan teknik analisis korelasional. Teknik analisis korelasional adalah

teknik analisis statistik mengenai hubungan antara 2 variabel, yakni variable (x) dan

Variabel (y). Pada penelitian ini variable (x) adalah budaya appalili di Saukang dan

variable (y) adalah nilai pendidikan masyarakat. Yang akan dianalisis menggunakan

teknik korelasi product moment.

Hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk laporan penelitian

menggunakan kata-kata biasa atau unsur-unsur kebahasaan dan tabel, yang

dihasilkan melalui 4 tahap:

Page 40: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

32

a. Tahap pengumpulan data yaitu proses pengumpulan data yang berupa kata-kata,

sikap, dan perilaku keseharian yang diperoleh peneliti dari hasil observasi,

pengisian angket dan wawancara di lapangan.

b. Tahap reduksi data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dari lapangan.

c. Display data yaitu penyajian data dari sekumpulan informasi tersusun yang

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

d. Penarikan kesimpulan yaitu penarikan arti kata yang telah ditampilkan sesuai

pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya.

Tabel : Nilai Pendidikan Dalam Budaya Appalili di Saukang Pada Masyarakat

di Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

No

Nilai pendidikan

Contoh

1.

2.

3.

Moral

Sosial

Kebudayaan

1) Tata cara berpakaian

2) Sopan Santun

1) Komunikasi yang baik

2) Kebersamaan

3) Gotong royong

1) Melestarikan kearifan

lokal

2) Menghormati para leluhur

Page 41: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Gambaran umum Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo

Desa Manjapai adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Bontonompo Bagian Utara. Desa ini memiliki 4 Dusun, yaitu:

1. Dusun Data

2. Dusun Karebasse

3. Dusun Jannaya

4. Dusun Kaluarrang

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa

No Nama Dusun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Data 412 551 963

2 Karebasse 362 453 815

3 Jannaya 317 382 699

4 Kaluarrang 346 507 853

Jumlah 1437 1893 3.330

Sumber: Kantor desa Manjapai tahun 2017

1. Sejarah Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Desa Manjapai merupakan wilayah dataran rendah yang berbatasan

langsung dengan Kabupaten Takalar. Sebelum ada istilah kepala desa untuk

julukan bagi pemimpin di kampung tersebut, maka sebelumnya kepala desa

33

Page 42: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

34

No. Tahun Peistiwa

1.

2.

3.

4.

5.

1951 - 1972

1972 - 1990

1990 - 2002

2002 - 2014

2014 - sekarang

Desa Manjapai, dulu nama pemimpinnya

disebut dengan istilah angrong guru dan yang

menjabat pada waktu itu bernama Kr. Bangkala

Daeng Nyonri, beliau menjabat sekitar 21

tahun lamanya.

Pada tahun 1972 istilah angrong guru resmi

diganti namanya menjadi kepala desa dan

resmi dipimpin oleh Daeng Ngasa, masa

jabatan beliau sekitar 18 tahun lamanya.

Desa Manjapai, selanjutnya dipimpin oleh

Muh. Irwan Daeng Gassing setelah dilakukan

pemilihan secara langsung. Masa jabatan beliau

sekitar 12 tahun lamanya.

Masa jabatan Muh. Irwan Daeng Gassing

berakhir pada tahun 2002. Setelah dilakukan

Pilkades maka yang terpilih sebagai Kepala

Desa selanjutnya adalah Syafaruddin Daeng

Nai. Beliau juga menjabat sekitar 12 tahun

lamanya.

Kepala desa selanjutnya adalah sekretaris desa

pada masa jabatan Syafaruddin Dg. Nai yang

bernama Muh. Syahrir Daeng Limpo dan masih

menjabat sampai sekarang.

diberi nama dengan istilah angrong guru atau dinamakan juga dengan istilah

jannanga dan sekitar tahun 70an barulah dibentuk dengan istilah kepala desa.

Tabel 2

Sejarah Perkembangan Desa Manjapai

Sumber: Kantor desa Manjapai tahun 2017

Page 43: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

35

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terbangunnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan bersih guna

mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang adil, makmur dan sejahtera.

b. Misi

1) Melakukan reformasi system kinerja aparatur pemerintahan desa guna

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

2) Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, terbebas dari korupsi serta

bentuk-bentuk penyelewengan lainnya.

3) Menyelenggarakan urusan pemerintahan desa secara terbuka dan bertanggung

jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4) Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa

penyuluhan khusus kepada UKM, wiraswasta dan petani.

5) Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf

kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga menjadi desa yang maju dan

mandiri.

3. Kondisi Sosial

Tabel 3

Jumlah tempat peribadatan (mesjid) yang ada di Desa Manjapai

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

No. Nama Dusun Jumlah Mesjid Keterangan

1. Data 3 Aktif terpakai

2. Karebasse 2 Aktif terpakai

3. Jannaya 1 Aktif terpakai

4. Kaluarrang 2 Aktif terpakai

Jumlah 8 Aktif terpakai

Sumber: Kantor Desa Manjapai tahun 2017

Page 44: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

36

4. Pendidikan

Desa Manjapai termasuk desa yang cukup mampu dalam menggarak ilmu,

meskipun di desa tersebut belum ada Sekolah Menengah Atas yang dibangun.

Namun, terdapat 5 tingkat pendidikan yang ada yaitu mulai dari TK, SD, dan

MTS.

Tabel 4

Pendidikan (Sekolah yang ada pada desa Manjapai)

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

No.

Pendidikan Jumlah

Jumlah Negeri Swasta

1. TK - 2 2

2. SD 2 2

3. MTS 1 1

Jumlah 5

Sumber: Kantor desa Manjapai tahun 2017

Dari keseluruhan tingkat Pendidikan di atas berarti tidak sulit bagi orang

tua untuk menyekolahkan anaknya karena jarak Pendidikan mulai dari TK, SD,

dan MTS sangat dekat, begitu pula sebaliknya bagi anak-anak tidak ada alasan

untuk tidak bersekolah, hanya saja menurut beberapa pendapat orang tua yang

membuat anak putus sekolah karena pengaruh pendidikan orang tua itu sendiri

dan faktor ekonomi.

5. Kondisi Ekonomi

Sumber Pendapatan Asli Desa Manjapai hanya mengandalkan dari Pajak

Bumi dan Bangunan dan mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai petani

penggarap dan buruh tani.

Page 45: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

37

Sumber pendapatan Desa lainnya yaitu alokasi Dana Desa sebesar Rp.

116.000.000/tahun dengan rincian 30% untuk rutin dan 70%untuk pembangunan.

Adapun sektor-sektor yang dapat dikembangkan di Desa Manjapai antara lain:

a. Pertanian

Sumber utama mata pencahaarian penduduk adalah bertani, hasil

pertanian yang terbesar yang dihasilkan adalah padi karena sebagian besar lahan

di Desa Manjapai tiga kali ditanami padi dalam setahun dengan mengandalkan

pengairan dari air sumur dan gang air. Namun yang menjadi kendala para petani

biasanya adalah menyangkut pemasaran, karena selama ini hasil pertanian selain

untuk dikonsumsi juga untuk dijual.

b. Peternakan

Desa Manjapai sangat strategis untuk dijadikan lahan peternakan karena

memiliki wilayah yang dikelilingi oleh persawahan. Namun, kerana keterbatasan

dan ketidakmampuan masyarakat dalam membeli bibit, utamnya ternak sapi dan

kambing sehingga sektor ini menjadi terabaikan.

c. Industri Mikro (Home Industry)

Industri Mikro di desa Manjapai cukup beragam diantaranya:

1) Anyaman songkok guru, anyaman gammacca, anyaman tikar.

2) Percetakan batu merah.

3) Kelompok menjahit.

4) Tambang pasir dan timbunan.

Page 46: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

38

Akan tetapi yang tepenting untuk semua industri tersebut di atas adalah

kurangnya modal usaha yang dimiliki, pemasaran tepat yang tidak ada serta

kurang kreatifnya hasil kerajinan yang dihasilkan (monoton) sehingga diperlukan

studi banding ke luar Sulawesi misalnya ke jawa yang memiliki banyak kerajinan

tangan yang bersumber dari alam atau bahan yang sama dengan yang ada di desa.

6. Kondisi Pemerintahan Desa

Desa Manjapai sangat berpotensi untuk lahan pertanian. Luas Desa

Manjapai 3,2 ha/m2

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jipang Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Takalar.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bategulung Kecamatan

Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Salaka Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Takalar.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sengka Kecamatan Bontonompo

Selatan Kabupaten Takalar.

Secara administrasi Desa Manjapai terdiri atas 4 wilayah Dusun yaitu :

a. Dusun Data, yang dipimpin oleh Hamzah Dg. Beta.

b. Dusun Karebasse, yang dipimpin oleh Sapri Dg. Ngalle.

c. Dusun Jannaya, yang dipimpin oleh Silahuddin.

d. Dusun Kaluarrang, yang dipimpin oleh Hannur Dg. Ngempo

Lembaga-lembaga yang ada di Desa Manjapai, antara lain:

Page 47: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

39

a. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

c. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

d. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

e. Tim Pengelola Kegiatan PNPM-MPd

Page 48: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA MANJAPAI

Kepala Desa

Muhammad Syahrir

Sekretaris Desa

Kasmawati

Kaur Keuangan

Suriati

Kaur Umum

Seksi Pemberdayaan Masyarakat Seksi Pemerintahan Seksi Pembangunan

Kepala Dusun Data

Hamzah Dg. Beta

Kepala Dusun Karebasse

Sapri Dg. Ngalle

Kepala Dusun

Jannaya

Silahuddin

Kepala Dusun Kaluarrang

Hannur Dg. Ngempo

40

Page 49: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

41

B. Hasil Penelitian

a. Pemahaman Masyarakat tentang Appalili di Saukang

Appalili di saukang (tempat yang dianggap keramat) adalah salah satu

kebiasaan yang di bawa dari nenek moyang yang sampai sekarang sulit untuk

dibuang karena budaya appalili di Saukang, dianggap pengabul dari permintaan

yang disampaikan pada saat membawa sesajen ketempat tersebut dan bisa

mendapat penyakit apabila tidak melaksanakan kegiatan tersebut.

Tabel 5

Tanggapan masyarakat tentang faktor-faktor atau yang melatar belakangi

Masyarakat Appalili di Saukang

No. Responden Frekuensi Presentase

1. Tahu 15 60%

2. Tidak Tahu 5 20%

3. Kurang Tahu 5 20%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 1

Berdasarkan tabel 5 dapat di lihat bahwa pendapat masyarakat tentang

faktor-faktor atau yang melatar belakangi masyarakat Appalili di Saukang ada 15

orang atau 60% yang menjawab tahu, dan 5 atau 20% yang menjawab tidak tahu,

dan 5 orang atau 20% yang menjawab kurang tahu.

Jadi, disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat tentang faktor-faktor atau

yang melatar belakangi Masyarakat Appalili di Saukang mereka lebih banyak yang

mengatakan tahu, hal ini sesuai tanggapan Marhuma Daeng Caya:

“Faktor-faktor atau yang melatar belakangi masyarakat Appalili di Saukang

yaitu karena masyarakat lebih percaya dengan budaya tersebut karena

Page 50: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

42

menjadi penyakit jika tidak dilakukan dari pada Kepercayaan dengan

agamanya sendiri, bahkan mereka membenarkan budaya tesebut. Diantara

hal-hal yang lebih mereka percaya terhadap kebiasaan tersebut adalah karena

kebiasaan tersebut bisa menyelesaikan masalah penyakit yang dianggap

muncul karena tidak mengingat untuk membawa sesajen ketempat tersebut

dan bisa cepat sembuh jika sudah membawa sesajen ketempat tersebut.”

Tabel 6

Tanggapan masyarakat tentang perbuatan Appalili di Saukang membawa

kebaikan pada kehidupannya

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 15 60%

2 Tidak Tahu 5 20%

3 Kurang Tahu 5 20%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 2

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tanggapan masyarakat tentang

perbuatan Appalili di Saukang membawa kebaikan pada kehidupan, ada 15 orang

atau 60% yang menjawab tahu, dan 5 orang atau 20% yang menjawab tidak tahu,

dan 5 orang atau 20% yang menjawab kurang tahu.

Jadi disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat tentang perbuatan Apapalili

di Saukang membawa kebaikan pada kehidupan mereka lebih banyak mengatakan

tahu, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Jumati Dg. Tommi:

“Beliau mengatakan memang perbuatan Appalili di Saukang membawa

kebaikan pada kehidupan mereka. Contohnya, setelah selesai panen maka

masyarakat harus membawa berupa makanan ketempat tersebut supaya hasil

panen kedepannya bisa lebih bagus lagi.

Page 51: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

43

Tabel 7

Tanggapan masyarakat tentang fenomena yang sering terjadi ketika

Applili di Saukang

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 25% 100%

2 Tidak Tahu - -

3 Kurang Tahu - -

Jumlah 25 100%

Sumber: hasil olahan angket item nomor 4

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa jawaban masyarakat tentang

fenomena yang sering terjadi ketika Appalili di Saukang ada 25 orang atau 100%

yang menjawab tahu, dan ada tidak ada orang atau 0% yang menjawab tidak tahu

serta kurang tahu 0%.

Jadi disimpulkan bahwa fenomena yang sering terjadi ketika Appalili di

Saukang mereka lebih banyak menjawab tahu, hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Daeng Nyonri:

Beliau mengatakan masyarakat sering Appalili di Saukang karena ada beberapa

fenomena diantaranya:

a) Ketika bermimpi apakah mimpi buruk atau mimpi baik

b) Adanya orang yang kesurupan (Kabatangngang)

c) Ketika akan melaksanakan pesta sunatan

Senada dengan itu bapak daeng Sama’ pun mengatakan yaitu:

a) Ketika ingin menanam tanaman ataupun memanen tanaman

b) Ketika ingin bepergian jauh

Page 52: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

44

Tabel 8

Tanggapan masyarakat bahwa Appalili di Saukang memang tradisi

kalau mendapatkan masalah

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 10 40%

2 Tidak Tahu 5 20%

3 Kurang Tahu 10 40%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 5

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa tanggapan masyarakat

tentang Appalili di Saukang memang tradisi kalau mendapatkan masalah ada

10 orang atau 40% yang menjawab tahu, dan ada 5 orang atau 20% yang

menjawab tidak tahu sedangkan yang menjawab kurang tahu ada 10 orang

atau 40%.

Jadi disimpulkan bahwa tradisi masyarakat Appalili kalau

mendapatkan masalah kemungkinan besar hanya karena ikut-ikutan karena

rata-rata dari mereka yang menjawab kurang tahu. Hal ini sesuai hasil

wawancara dengan ibu daeng Tommi:

Beliau mengatakan memang ini tradisi kalau mendapatkan masalah

karena sejak kecil nenek moyang kami sering saya lihat pergi Appalili

di Saukang ketika ada masalah-masalah yang terjadi atau ada

semacam pesta panen dan pakgaukang (pesta).

b. Peranan Pendidikan Islam dalam mengatasi fenomena Appalili di

Saukang

Diketahui bahwa Appalili dalam Islam adalah perbuatan syirik karena

menduakan Allah Swt. Ini adalah masalah besar bagi umat Islam agar kita tidak

Page 53: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

45

berpaling kepada-Nya. Oleh karena itu ini adalah hal yang harus dipikirkan

bagaimana caranya Islam menyikapi fenomena appalili yang meraja lela dimana-

mana.

Tabel 9

Tanggapan Masyarakat terhadap peranan Islam dalam mengatasi

Fenomena Appalili di Saukang

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 10 40%

2 Tidak Tahu 5 20%

3 Kurang Tahu 10 40%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 6

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa pendapat masyarakat terhadap

peranan Pendidikan Islam dalam mengatasi fenomena Appalili ada 10 orang

atau 40% yang menjawab tahu, dan 5 orang yang menjawab tidak tahu atau

sekitar 20% dan selebihnya ada 10 orang atau 40% yang menjawab kurang

tahu.

Jadi disimpulkan bahwa pernyataan masyarakat tentang peranan Islam

dalam mengatasi Fenomena Appalili mereka rata-rata banyak yang menjawab

tahu dan sebanding dengan kurang tahu. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Ansar daeng Tunru.

“Beliau mengatakan dalam menyikapi fenomena Appalili yaitu

sebagai orang yang tahu bahwa Appalili itu tidak benar dalam

pandangan agama Islam maka mereka perlu melakukan ceramah-

ceramah dalam wilayah tersebut dan mengusahakan agar generasi-

generasi selanjutnya utamanya anak sekolahan agar tidak mencontoh

Page 54: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

46

lagi perbuatan-perbuatan atau kebiasaan orang tua mereka yang

bertentangan dengan Islam.

Senada dengan hal tersebut bapak Zainuddin juga menambahkan:

Yaitu untuk menyikapi hal tersebut kita perlu mengkader remaja-

remaja untuk masuk disalah satu organisasi, misalkan masuk di

dakwah islamiyah, masuk dipengkaderan Ikatan Pelajar

Muhammadiyah (IPM) ataupun organisasi lain yang dapat

meningkatkan pengetahuan tentang agama Islam.

Tabel 10

Tanggapan masyarakat tentang hukum Appalili di Saukang

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 13 45%

2 Tidak Tahu 7 35%

3 Kurang Tahu 5 20%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 7

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa pendapat masyarakat tentang

hukum Appalili ada 13 orang atau 45% yang menjawab tahu, dan 7 orang

atau 35% yang menjawab tidak tahu, dan selebihnya ada 5 orang atau 20%

yang menjawab kurang tahu.

Jadi disimpulkan bahwa pernyataan masyarakat tentang hukum

Appalili mereka lebih banyak yang menjawab tahu. Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan bapak daeng Mangung.

Beliu mengatakan hukum orang Appalili di Saukang sholatnya tidak

diterima selama 40 malam karena mereka menduakan Allah Swt.

Dengan kata lain bahwa orang yang berbuat demikian berarti orang

yang mempercayai hal-hal gaib selain sang Pencipta (Allah Swt).

Page 55: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

47

Hal ini pula diperkuat dalam hadits nabi Muhammad saw.

ص ع نن نن ص ا نن عع اه نن ه نن ل عنن ص فنن ةع عنن ص ن صنن ا صز وا ج النعنن ص ع عنن النعنن

ص عنن

Artinya:

مل

ص ي ل صنل .

فال ة ا صر

صقب صل ل عد ل ص ن

ص

ء ه

ش ص

Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi Saw dari Nabi Saw, beliau

bersabda, "Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, lalu

menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya

selama empat puluh malam". (HR. Muslim).

Maka penulis menarik kesimpulan bahwa mendatangi tempat seperti

saukang berarti larangan bagi umat Islam dan perbuatan tersebut merupakan

perbuatan syirik karena mempercayai sesuatu selain Allah dan hukumnya

adalah shalat kita tidak diterima selamat empat puluh malam.

Tabel 11

Tanggapan masyarakat tentang dampak negatif Apalili di Saukang

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 15 60%

2 Tidak Tahu 5 20%

3 Kurang Tahu 5 20%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 8

Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa pendapat masyarakat tentang

Page 56: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

48

dampak negatif Appalili ada 15 orang atau 60% yang menjawab tahu, dan 5 orang

Page 57: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

49

atau 20% yang menjawab tidak tahu, dan ada 5 orang atau 20% yang menjawab

kurang tahu.

Jadi disimpulkan bahwa pernyataan masyarakat tentang dampak

negatif Appalili mereka lebih banyak yang menjawab tahu. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan bapak Abd Kadir daeng Ronrong.

Beliau mengatakan dampak negatif Appalili yaitu akidah bisa rusak

dan merugikan masyarakat pada umunya karena selalu membawa

sesajian ketempat (Saukang) tersebut meskipun tidak ada uang kalau

dikatakan tempat itu yang membuatnya sakit maka orang yang

bersangkutan berusaha meskipun meminjam untuk segera

membawakan sesajian ketempat tersebut.

Tabel 12

Tanggapan masyarakat bahwa Appalili di Saukang Perbuatan syirik

No Responden Frekuensi Presentase

1 Tahu 15 60%

2 Tidak Tahu 5 20%

3 Kurang Tahu 5 20%

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil olahan angket item nomor 9

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa pendapat masyarakat

bahwa Appalili adalah perbuatan syirik ada 15 orang atau 60% yang

menjawab tahu, dan 5 orang atau 20% yang menjawab tidak tahu, dan ada 5

orang atau 20% yang menjawab kurang tahu.

Jadi disimpulkan bahwa pernyataan masyarakat tentang dampak

negatif Appalili mereka lebih banyak yang menjawab tahu. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan bapak H. Kamaluddin daeng Pata.

Page 58: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

50

Beliau mengatakan yang namanya mendatangi tempat-tempat tua

ataupun kuburan merupakan perbuatan syirik yang berarti menduakan

Allah Swt. Dan tentunya mendapatkan dosa karena itu tidak benar

adanya.

Dari analisis di atas dapat ditarik kesimpulan kembali bahwa memang

Appalili adalah perbuatan syirik karena mempersekutukan Allah swt dan

Allah sangat benci dengan perbuatan tersebut.

Allah swt juga berfirman dalam surah Annisa ayat 48.

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang

dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka

sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Di surah yang sama yakni ayat 116 Allah swt juga berfirman.

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan

(sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik

Page 59: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

51

bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang

mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia

telah tersesat sejauh-jauhnya.

Dari ke dua firman Allah Swt. dapat ditarik kesimpulan kembali

bahwasanya kita sebagai orang Islam dilarang keras mempersekutukan Allah

Page 60: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

52

Swt atau berbuat syirik kepadanya karena perbuatan syirik adalah sangat di

benci oleh Allah swt.

c. Nilai Pendidikan Budaya

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam

mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah suatu usaha

masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa

depan. Sedangkan budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai,

moral, norma, dan keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem

berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi

manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya.

Berdasarkan pengertian budaya dan pendidikan yang telah dikemukakan di

atas maka pendidikan budaya dimaknai sebagai pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai budaya sebagai anggota masyarakat, dan warga

negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

1. Pengertian dan Macam-Macam Nilai Pendidikan Budaya

Nilai-nilai dalam pendidikan budaya diperlukan penggalian dari sumber

nilai bangsa itu sendiri. Sehingga adanya identifikasi dari sumber-sumber nilai

tersebut. Maka, nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya

diidentifikasi dari: Pertama, agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat

beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu

Page 61: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

53

didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari

pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka

nilai-nilai pendidikan budaya harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang

berasal dari agama. Kedua, pancasila. Negara Republik Indonesia ditegakkan

atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut

Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih

lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-

nilai yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan

politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya

bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik

dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara. Ketiga, budaya.

Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup

bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui

masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi

makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota

masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan

masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan

budaya dan karakter bangsa.

Page 62: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

54

Berdasarkan ketiga sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai

untuk pendidikan budaya, diantaranya yaitu:

a. Religius : Suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

nilai pendidikan religius dalam budaya appalili karena nilai religius lebih

menekankan pada keyakinan terhadap agama Islam.

b. Nilai Pendidikan Moral : Nilai pendidikan moral menunjukkan peraturan-

peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu

kelompok yang meliputi perilaku.

Jika melihat pengertian tentang nilai pendidikan moral, maka dapat

dikatakan bahwa appalili mengandung nilai pendidikan moral karena lebih

menunjukkan tentang adat istiadat dari auatu kelompok.

c. Nilai Pendidikan Sosial : Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan

dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakan

hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial.

Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di

sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan

hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial

mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah

masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka

menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk

Page 63: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

55

dalam nilai sosial. Dalam masyarakatIndonesiayang sangat beraneka ragam

coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk

menjaga keseimbangan masyarakat. Sejalan dengan tersebut nilai sosial

dapat diartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa

yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting

untuk mendorong dan mengarahkan individu agar berbuat sesuai norma

yang berlaku.

Budaya appalili mengandung nilai pendidikan sosial karena

merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara

hidup sosial dan perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa

yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara

berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu.

d. Nilai Pendidikan Budaya : Nilai-nilai budaya merupakan sesuatu yang

dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku

bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat

atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan

karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya. Sistem nilai

budaya merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi

dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari

kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan

benda-benda sebagai kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari

konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga

masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai

Page 64: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

56

dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai budaya biasanya berfungsi

sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Berdasarkan penjelasan di atas maka appalili mengandung nilai

pendidikan kebudayaan karena sudah jelas merupakan perilaku sebagai

kesatuan gejala dan benda-benda sebagai kesatuan material terdiri dari

konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran yang harus mereka

anggap amat bernilai dalam hidup.

2. Nilai Pendidikan pada Budaya Appalili berdasarkan Penelitian dan

Dikaitkan dengan Teori

Pada teori yang dipaparkan pada bab sebelunya dijelaskan bahwa budaya

Appalili itu, dilakukan turun temurun dari masa penjajahan oleh para pemeluk

Hindu yang berlanjut ke nenek moyang yang berlanjut sampai sekarang.

Mengitari suatu tempat yang dianggap keramat diiringi oleh rapak gendang khas

Makassar dan seekor sapi yang berada dibarisan paling depan rombongan yaitu

sapi yang siap dipotong pada hari pesta khitanan tersebut.

Berdasarkan wawancara dan pertanyaan yang diberikan kepada beberapa

masyarakat maka, penulis menganggap bahwa kegiatan ini sebenarnya pernah

dihilangkan namun ada kejadian-kejadian yang terdapat di desa tersebut yang

kemudian masyarakat menganggap kalau kegiatan itu tidak dilaksanakan maka

akan mendapat bencana bahkan ada yang kesurupan. Pada akhirnya sejak saat itu

kegiatan tersebut kembali dilaksanakan oleh masyarakat di Desa tersebut.

Page 65: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

57

Namun, jika penulis melihat dari apa yang penulis teliti maka, kegiatan

tersebut memang merupakan kegiatan yang bernilai musyrik yang dilarang dalam

agama Islam. Apalagi masyarakat tersebut terlalu meyakini ritual tersebut, namun

ada beberapa hal yang menguntungkan juga dari kegiatan itu, yakni:

1. Orang-orang yang ikut bergabung dalam pesta tersebut bisa ikut makan

bersama setelah sapi yang dipotong itu disajikan dan dibagikan kebeberapa

tetangga.

2. Bahwa setiap daerah pasti mempunyai adat, budaya dan kebiasaan-kebiasaan

yang unik, akan tetapi tidak boleh terlalu diyakini karena ada Allah Swt.

Yang wajib untuk diyakini.

3. Dengan melaksanakan kegiatan Appalili maka akan diperlihatkan dan

diperdengarkan suara gendang khas Makassar yang tentunya anak-anak yang

menyaksikannya akan mengikutinya yang tentunya akan ada generasi yang

dapat melanjutkan pengetahuan bermain gendang khas Makassar. Bukan

hanya itu saja, anak-anak perempuan juga dapat menyaksikan tarian khas

yang kadang ditampilkan dalam acara tersebut.

Intinya meskipun budaya adalah sesuatu yang muncul dari suatu daerah,

tapi jangan sampai kita manusia yang berpendidikan dan sudah modern tidak

mengingat kepada yang namanya hukum agama khususnya agama Islam. Kita

tidak perlu meninggalkan budaya karena itu adalah ciri khas daerah masing-

masing namun, arahkan pemikiran dengan niat yang baiknya saja.

Page 66: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa:

Pandangan masyarakat terhadap Appalili di Saukang pada Desa Manjapai

Kecamatan Bontonompon Kabupaten Gowa dilatarbelakangi dari faktor tradisi

yang sejak kecil melihat dari nenek moyang mereka yang melalukan hal seperti

itu. Hal ini karena dengan Appalili di Saukang maka tempat/penghuni tempat

tersebut bisa menjawab dan menyembuhkan cepat penyakit yang disebabkan

tidak pernah membawa sesajen ketempat tersebut. Fenomena yang sering terjadi

ketika Appalili yakni, untuk orang-orang yang ingin melaksanakan pesta bahkan

jika tidak dilaksanakan ada juga yang kesurupan (kabatangngang), bermimpi

buruk dan ketika ingin menanam tanaman maupun memanen tanaman serta

ketika ingin bangun rumah dan lain-lain yang berhubungan dengan kepercayaan-

kepercayaan yang gaib/mistik.

Peranan Pendidikan Agama Islam masyarakat desa Manjapai pada

dasarnya sudah mulai membaik dalam artian sudah banyak yang mengenyam

pendidikan di sekolah-sekolah. Namun, masih saja mempercayai kegiatan

Appalili tersebut yang merupakan perbuatan musyrik dan tentunya dalam

menyikapi hal tersebut yaitu mendoktrin anak-anak utamanya yang

berpendidikan agar tidak meniru kebiasaan orang tua yang berhubungan dengan

Appalili ketempat keramat, dan mengarahkan anaknya agar bersekolah di sekolah

56

Page 67: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

57

pesantren serta sering mendengarkan ceramah-ceramah, dan mengikuti pengajian

khususnya pembahasan Aqidah dan agama dalam Islam.

Nilai pendidikan yang terdapat pada budaya appalili tersebut ialah nilai

pendidikan sosial, moral dan nilai pendidikan kebudayan yaitu dengan

mempertontonkan cara menggunakan gendang dan tari khas Makassar maka,

anak-anak yang ikut melihatnya akan menirunya dan tentunya diperlukan

generasi untuk mengangkat nilai-nilai budaya kita, hanya saja kita sebagai

generasi modern perlu meluruskan niat dan tujuan dari kegiatan tersebut, bukan

meyakini bahwa tanpa Appalili akan membuat kita mendapat bala atau susah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka penulis menyarankan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Perlu agar generasi selanjutnya tidak lagi mencontoh kebiasaan orang tua

yang berhubungan dengan Appalili di Saukang di Desa Manjapai Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa.

2. Perlu diadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian, Pengkaderan Ikatan

Pelajar Muhammadiyah (PIPM), dan lebih banyak menyekolahkan anaknya

ke sekolah pesantren atau sekolah ke agamaan dan paling tidak

menanggulangi yang putus sekolah.

3. Budaya harus dilestarikan agar kearifan lokal tetap terjaga namun harus

memperbaiki niat agar terhindar dari perbuatan musyrik.

Page 68: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Ukasyah, Ath, Manan, dan Thayyibi. 7 Dosa Besar, terj. Amir Hamzah

Fachruddin, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. 1999.

Al-Abrasy, M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta : Bumi Aksara. 1993.

Al-Baqir. Mengobati Penyakit Hati, Membentuk Akhlak Mulia. Jakarta : Karisma.

1994.

Aly, Hery Noer dan Munzier. Watak Pendidikan Islam. Jakarta : Friska Agung

Insani. 2008.

Al-Ghazali, Muhammad. Khuluqul Qur’an (Akhlak Alquran), terj. Anwar Masy’ari.

Surabaya : PT. Bina Ilmu.

Al-Munir, Mahmud Samir. Guru Teladan dibawah Bimbingan Allah. Jakarta : Gema

Insani. 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta. 2006.

Asrory, Zainal. Agama dan Budaya (Akulturasi Budaya). Malang : UIN Malang.

2008.

Departemen Agama RI. Alquran Tajwid dan Terjemahannya. Bandung : PT. Syaamil

Cipta Media. 2006.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta : Pt.

Intermasa, 1991. h.531.

Hasana, Nur. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Bina Sarana

Pustaka. 2007.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga : 2009

IkaHentihu.http://forum.kompas.com/sulawesi/47479-tau-takalar-anrinniki-attudang-

sipulung-pacarita.html.2011.

Koentjaraningrat. Pokok-Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Penerbitan Universitas.

1980.

Page 69: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

59

Masdudin, Ivan. Kearifan Budaya Lembah Baliem, cet. I. Jakarta : Buana Cipta

Pustaka. 2009.

Muliyono Sumardi. Penelitian Agama, Masalah Pendidikan dan Pemikran. Jakarta :

Raja Grafindo Persada. 1982. h. 71.

Notowidagdo, Rohiman. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Alquran dan Hadits.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2002. h. 22.

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

2008.

S. Nasution. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005. h.49.

Trinisar, Andarini. Ensiklopedia Kebudayaan Indonesia 2, cet. I. Jakarta : Buana

Cipta Pustaka. 2009.

Yunus, Mardiawaty. Ilmu Pendidikan Islam. Makassar : STAI Yapis Takalar. 2009.

Page 70: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

LAMPIRAN

Page 71: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

SOAL WAWANCARA

DENGAN BAPAK KEPALA DESA MANJAPAI

1. Berapakah jumlah penduduk desa Manjapai?

2. Bagaimanakah sejarah perkembangan desa Manjapai ditinjau dari kepala desa

pertama samapai sekarang?

3. Berapakah jumlah mesjid yang ada di desa Manjapai?

4. Berapakah jumlah Sekolah yang terdapat di desa Manjapai?

5. Bagaimanakah kondisi ekonomi mayarakat desa Manjapai ditinjau dari segi

pertanian, peternakan ataupun jenis usaha msyarakat?

6. Bagaimanakah letak atau kondisi pemerintahan desa Manajapai?

Page 72: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

SOAL WAWANCARA/PERTANYAAN

BEBERAPA MASYARAKAT

1. Bagaimanakah tanggapan anda tentang faktor-faktor yang melatar belakangi

mengapa masayarakat melaksanakan kegiatan Appalili di Saukang?

2. Bagaimanakah tanggapan anda tentang perbuatan Appalili di Saukang yang

katanya membawa kebaikan pada kehidupan?

3. Bagaimanakah pendapat anda tentang Fenomena yang sering terjadi ketika

melaksanakan kegiatan Appalili di Saukang?

4. Bagaimanakah tanggapan anda, jika dikatakan bahwa Appalili memang

tradisi kalau mendapat masalah?

5. Bagaimanakah tanggapan anda terhadap Peranan Islam dalam mengatasi

Fenomena Appalili ini?

6. Apa yang anda pikirkan tentang hukum Appalili dalam agama islam?

7. Bagaimana pendapat anda tentang dampak negative Appalili dari budaya

tersebut?

8. Bagaimanakah pendapat anda jika dikatakan bahwa Appalili merupakan

perbuatan syirik?

Page 73: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

DOKUMNETASI TENTANG PESTA KHITANAN

YANG MELAKSANAKAN APPALILI DI SAUKANG

SABTU, 16 SEPTEMBER 2017

Page 74: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
Page 75: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

TEMPAT-TEMPAT YANG DI ANGGAP KERAMAT

Page 76: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

SESERAHAN YANG DIBAWAH SAAT MELAKUKAN PROSESI APPALILI

Page 77: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
Page 78: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
Page 79: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
Page 80: NILAI PENDIDIKAN DALAM BUDAYA APPALILI DI ...Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

RIWAYAT HIDUP

Muh. Rudi, lahir di Data Desa Manjapai Kecamatan Bontonompo

Kab. Gowa pada Tanggal, 25 Juni 1993. Anak Pertama dari

empat bersaudara, merupakan buah hati dari pasangan Amirudin

Dg. Tangnga dan Syamsiarah Dg. Rampu. Penulis mulai

memasuki jenjang pendidikan pada tahun 1999 di SD Negeri Karebasse dan tamat

pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke MTS

Muhammadiyah Kaluarrang dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke SMK Garudaya Bontonompo dan tamat pada

tahun 2011. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1). Dan insyaAllah akan mendapat

gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tahun 2017. Dengan skripsi yang berjudul

“Nilai Pendidikan dalam Budaya Appalili di Saukang pada Masyarakat di Desa

Manjapai Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”.