trans let an

18
Perbandingan Albumin dan Saline untuk Resusutasi cairan di Unit Perawatan Intensif latar belakang Masih belum jelas apakah pilihan cairan resusitasi untuk pasien di intensif unit perawatan (ICU) mempengaruhi kelangsungan hidup. Kami melakukan multicenter, acak,percobaan double-blind untuk membandingkan efek dari resusitasi cairan dengan albumin atau saline pada kematian dalam populasi heterogen pasien di ICU. Metode Kami secara acak ,telah memilih pasien yang telah dirawat di ICU untuk menerima baik albumin 4% atau normal saline untuk resusitasi cairan intravaskular selama 28 hari. Parameter utamanya adalah untuk menilai kadar kematian akibat penyebab apapun selama 28 hari periode setelah pengacakan dijalankan. Hasil Dari 6.997 pasien yang mengalami pengacakan, 3497 ditugaskan untuk menerima albumin dan 3500 untuk menerima salin; kedua kelompok memiliki karakteristik dasar yang sama. Ada 726 kematian pada kelompok albumin, dibandingkan dengan 729 kematian dalam garam tersebut Kelompok (risiko relatif 1

Upload: firdaus-shabuddin

Post on 17-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,,,

TRANSCRIPT

Page 1: Trans Let An

Perbandingan Albumin dan Saline untuk Resusutasi

cairan di Unit Perawatan Intensif

latar belakang

Masih belum jelas apakah pilihan cairan resusitasi untuk pasien di intensif unit perawatan

(ICU) mempengaruhi kelangsungan hidup. Kami melakukan multicenter, acak,percobaan

double-blind untuk membandingkan efek dari resusitasi cairan dengan albumin atau

saline pada kematian dalam populasi heterogen pasien di ICU.

Metode

Kami secara acak ,telah memilih pasien yang telah dirawat di ICU untuk menerima baik

albumin 4% atau normal saline untuk resusitasi cairan intravaskular selama 28 hari.

Parameter utamanya adalah untuk menilai kadar kematian akibat penyebab apapun

selama 28 hari periode setelah pengacakan dijalankan.

Hasil

Dari 6.997 pasien yang mengalami pengacakan, 3497 ditugaskan untuk menerima

albumin dan 3500 untuk menerima salin; kedua kelompok memiliki karakteristik dasar

yang sama. Ada 726 kematian pada kelompok albumin, dibandingkan dengan 729

kematian dalam garam tersebut Kelompok (risiko relatif kematian, 0,99; 95 persen

interval kepercayaan, 0,91-1,09; P = 0,87). Proporsi pasien dengan kegagalan organ

tunggal dan multiple-organ baru adalah serupa pada kedua kelompok (P = 0.85). Tidak

ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam nilai purata (± SD) jumlah

hari menginap di ICU (6,5 ± 6,6 di albumin kelompok dan 6,2 ± 6,2 pada kelompok

saline, P = 0,44), hari dihabiskan di rumah sakit (15,3 ± 9,6 dan 15,6 ± 9,6, masing-

masing; P = 0,30), hari ventilasi mekanik (4,5 ± 6,1 dan 4,3 ± 5,7, masing-masing; P =

0,74), atau hari terapi ginjal pengganti (0,5 ± 2,3 dan 0,4 ± 2,0, masing-masing; P = 0,41).

1

Page 2: Trans Let An

Kesimpulan

Pada pasien yang dirawat di ICU, penggunaan baik albumin 4 % maupun normal saline

untuk resusitasi cairan memiliki hasil akhir yang sama dalam 28 hari perawatan di ICU

Administrasi cairan intravena untuk mempertahankan atau meningkatkan volune

intravascular adalah merupakan intervensi umum di unit perawatan intensif (ICU), tapi

ada terdapat keraguan apakah pilihan cairan secara signifikan mempengaruhi

keberhasilan perawatan pasien.Secara khusus,masih belum ada penilitian kontrol yang

cukup adekuat untuk yang melakukan penilitian tentang efek pilihan cairan pada

kelangsungan hidup pasien di ICU. Dengan tidak adanya uji coba tersebut, sejumlah

meta-analisis telah meneliti bagaimana pilihan solusi kristaloid atau koloid dan

mengandung zat albumin atau cairan albumin bebas mempengaruhi kelangsungan hidup

pada pasien dengan penyakit kritis dan pada pasien yang kurang krits.Sebuah meta-

analisis yang diterbitkan oleh Cochrane Injuries Group Albumin Reviewer ini termasuk

24 penelitian yang melibatkan total 1.419 pasien dan menyarankan bahwa pemberian

cairan berisi albumin menunjukkan peningkatan terhadap risiko kematian absolut

sebanyak 6%, jika dibandingkan dengan administrasi dengan menggunakan larutan

kristaloid. Akan tetapi, satu meta-analisis yang selanjutnya dijalankan dari 55 percobaan,

yang melibatkan sebanyak 3.504 pasien untuk meneliti efek resusitasi cairan dengan

menggunakan cairan yang mengandung albumin terhadap risiko kematian pada pasien

dalam populasi umum, namun tidak pula menemukan peningkatan yang signifikan dalam

risiko kematian.

Hasil yang bertentangan dari meta-analisis tersebut telah menyebabkan banyak para

klinisi kurang pasti tentang efek cairan yang mengandung albumin terhadap

kelangsungan hidup pasien dengan sakit yang kitis. Untuk mengatasi ketidakpastian ini,

kami melakukan studi Saline vs Albumin Evaluasi Fluid (SAFE) di 16 ICU di Australia

dan New Zealand. Kami menguji hipotesis bahwa ketika albumin 4% dibandingkan

dengan natrium klorida 0,9% (normal saline) untuk resusitasi cairan intravaskular

terhadap pasien yang dirawat di ICU,hasilnya tidak ada perbedaan pada kadar kematian

selama 28-hari perawatan yang disebabkan oleh penyebab apapun.

2

Page 3: Trans Let An

METODE

Desain Penelitian & Protokol Pengobatan

Pasien yang berusia 18 tahun atau lebih tua yang telah dirawat di ICU dengan

tertutup,dan multidisiplin di 16 rumah sakit akademik tersier di Australia dan New

Zealand antara bulan November 2001 dan Juni 2003 telah menjalani pemeriksaan

kelayakan untuk studi ini.Kelayakan bagi pasien penilitian ini dipilih berdasarkan pasien

yang mana dokter yang merawat tersebut meinilai bahwa pasien ini membutuhkan

pemberian cairan untuk mempertahankan atau meningkatkan volume intravaskular,

dengan keputusan ini didukung oleh pemenuhan setidaknya satu kriteria objektif . Pasien

yang dirawat di ICU dengans post-operasi jantung, post transplantasi hati, atau untuk

pengobatan luka bakar dikeluarkan dari penilitian. Rincian criteria yang diinklusi dan

yand dieksklusi dilampirkan dalam Tabel S1(tersedia dengan lengkapTeks artikel ini di

www.nejm.org). Sebuah penjelasan detail dari desain penelitian ini telah diterbitkan di

tempat lain

.Protokol penelitian ini telah dipersetujui oleh komite etika dari University of

Sydney dan masing-masing intitusi yang berpartisipasi. Persetujuan secara tertulis ini

akan diperoleh daripada semua pasien yang kompeten; andai kata persetujuan tidak dapat

diperoleh dari pasien oleh karena penyakit kritis atau penggunaan obat penenang atau

obat bius, persetujuan bisa tertunda, dan ketentuan persetujuan tertunda akan diterapkan.

Dalam kasus tersebut, pasien atau penggantinya sebagai pengambil keputusan, akan

diberitahu berkenaan penelitian yang akan dijalankan sesegera mungkin, dan dimintakan

persetujuan untuk melanjutkan prosedur penelitian serta mengakses catatan medis peserta

untuk data-studi tersebut. Pasien atau pengganti hukum mereka akan diberitahu hak

mereka untuk meminta prosedur penelitian dihentikan dan hak mereka untuk menolak

penggunaan catatan medis mereka.

Pasien yang layak dan memenuhi syarat secara acak ditugaskan untuk menerima

baik albumin 4% (Albumex, CSL) atau normal saline, dengan tugas acak bertingkat

menurut lembaga dan menurut apakah ada diagnosis trauma pada saat di masukkan ke

ICU. Pengacakan yang dilakukan terpusat dengan menggunakan algoritma minimisasi,

dan layanan ini bisa diakses di internet melalui situs Web yang aman. Cairan studi

disediakan di dalam botol 500 ml yang identik, dan membutakan.Hal ini dipastikan

melalui penggunaan topeng karton yang dibuat secara khusus dan dirancang khusus dan

3

Page 4: Trans Let An

set administrasi yang diproduksi. Efektivitas dalam menyilaukan telah dikonfirmasikan

dalam pendidikan formal sebelum percobaan ini dijalankan. Para dokter yang merawat

akan menentukan jumlah dan laju pemberian cairan sesuai status klinis bagi setiap pasien

yang dirawat dan respon mereka terhadap pengobatan. Pengobatan alokasi dalam

penelitian ini akan digunakan untuk semua resusitasi cairan di ICU sampai pasien

meninggal atau dibolehkan untuk pulang atau sampai 28 hari setelah pengacakan.

pemberian cairan infus di luar ICU tidak terkontrol.

Selain cairan studi, pasien juga akan menerima cairan pemeliharaan,cairan

penggantian tertentu,nutrisi enteral atau parenteral, dan produk darah dari kebijakan

dokter yang merawat. Pemantauan tekanan vena sentral, kateterisasi arteri-paru, dan

semua aspek lain dari perawatan pasien akan dijalankan berdasarkan dari kebijakan

dokter yang merawat itu sendiri.

Penilaian awal dan tindak lanjut

Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari awal termasuk Skor Fisiologi akut dan kronis Evaluasi

Kesehatan II,serta informasi yang berkaitan dengan kriteria diagnostik untuk sepsis berat

(Tabel S2 dari Tambahan Lampiran) dan untuk sindrom gangguan pernapasan

akut.Pasien diidentifikasi yang memiliki cedera otak traumatis pada awalnya jika mereka

memiliki riwayat trauma, Skor Glasgow Coma sementara tidak dibius kurang dari 14, dan

kelainan konsisten dengan cedera otak traumatis pada CT-scan kepala. Kardiovaskular,

pernapasan, ginjal, hematologi, dan komponen hati dari yang Sequential Organ-Failure

Assessment (SOFA)skor,seperti yang dijelaskan pada Tabel S3,dicatat pada waktu secara

rawak, setiap hari selama tujuh hari ke depan, dan kemudian setiap hari ketiga sampai

dibolehkan untuk keluar dari ICU atau sampai hari ke 28. Setelah pengacakan dijalankan,

denyut jantung,tekanan vena pusat, tekanan darah arteri rata-rata, volume cairan studi

yang diberikan, volume cairan non-studi dan produk darah yang diberikan,

keseimbangan bersih cairan (dihitung sebagai total masukan cairan minus total output

cairan), penggunaan ventilasi mekanik, dan penggunaan terapi pengganti ginjal

(hemodialisa intermiten atau kontinu, hemofiltrasi, atau hemodiafiltrasi) dicatat setiap

hari sampai pasien dibolehkan untuk keluar dari perawatan ICU atau kematian atau

sampai hari yang ke28.

4

Page 5: Trans Let An

Ukuran hasil

Parameter utamanya adalah untuk mengukur tingkat kematian dari penyebab apapun

dalam waktu 28 hari setelah pengacakan dijalankan.Ukuran hasil sekundernya adalah

waktu bertahan selama 28 hari pertama, proporsi pasien yang memiliki satu, dua, tiga,

empat, atau lima kegagalan organ baru (didefinisikan sebagai perubahan yang telah

didokumentasikan dalam kardiovaskular, pernapasan, ginjal, hematologi, atau komponen

hati skor SOFA dari 0, 1, atau 2 pada awal menjadi 3 atau 4 selama tinggal ICU, di mana

skor yang lebih tinggi menunjukkan semakin disfungsi organ yang parah),durasi ventilasi

mekanis, durasi terapi pengganti ginjal dan durasi ICU dan tinggal di rumah sakit.

Kematian dari penyebab apapun dalam waktu 28 hari setelah pengacakan juga

diperiksa dalam enam subkelompok berdasarkan ada atau tidak adanya trauma, ada atau

tidak adanya sepsis berat,dan ada atau tidak adanya sindrom gangguan saluran

pernapasan akut pada awal.

Penelitian dan manajemen data

Terdapat dua analisis yang sementara direncana dilakukan oleh ahli statistik bebas setelah

perekrutan sejumlah 2333 pasien pertama (33 persen dari yang direncanakan\ Total) dan

4666 pasien pertama (67 persen), dan hasilnya ditinjau oleh Komite Monitoring Data

Independen.

The George Institute for International Health di University of Sydney melakukan

manajemen data, manajemen situs, dan analisa data,yang tidak dipengaruhi dari lembaga

donor.Naskah ini disiapkan oleh panitia penulisan dan direvisi oleh para peneliti, yang

telah disahkan sebagai naskah akhir.

Analisa Statistik

Sidang ini dirancang untuk mendaftar 7000 pasien, sehingga memberikan kekuatan

sebanyak 90 persen untuk mendeteksi 3 persen perbedaan angka kematian mutlak antara

kedua kelompok dari perkiraan kematian dasar tingkat 15 persen. Data yang diekspor dari

studi database dan dianalisis dengan menggunakan Software SPSS (versi 11.5). Semua

analisa dilakukan secara intention-to-treat. Dimana data yang hilang, kami melaporkan

5

Page 6: Trans Let An

jumlah pengamatan yang tersedia, dan kami tidak membuat asumsi tentang data yang

hilang.

Proporsi dibandingkan dengan cara Uji chi-square atau uji Fisher, dan

berkesinambungan dibandingkan dengan cara berpasangan t-tes. Hasil perbandingan

angka kejadian di kedua kelompok disajikan sebagai risiko relatif dengan interval

keyakinan 95 persen. Jumlah kelangsungan hidup itu dibandingkan dengan cara uji log-

rank dan dipresentasi sebagai kurva Kaplan-Meier tanpa penyesuaian untuk kovariat

awal. Efek pengobatan heterogenitas antara subkelompok dinilai dengan penggunaan tes

untuk risiko relatif umum.

Hasil

Studi pasien

Tujuh ribu tugasan acak terhadap studi pengobatan dibuat (3499 kepada kelompok

albumin dan 3501 untuk kelompok saline). Tiga pasien secara tidak sengaja menjalani

pengacakan sebanyak dua kali dalam 28 tempoh hari; mereka diikuti selama 28 hari

dimulai pada saat pengacakan pertama, dan untuk tujuan analisis data dianggap bagian

dari kelompok yang mereka pertama kali ditugaskan. Dengan demikian,populasi studi ini

terdiri daripada 6.997 pasien, 3.497 di antaranya ditugaskan untuk menerima albumin dan

3500 di antaranya ditugaskan untuk menerima saline. Sebagian besar pasien (6628 [94,7

persen] - 3312 dari mereka yang kelompok albumin [94,7 persen] dan 3316 orang dalam

kelompok saline [94,7 persen]) yang terdaftar dengan penggunaan penyisihan persetujuan

yang tertunda. Persetujuan tertunda diperoleh dari pasien dalam 2713 kasus (38,8 persen)

dan dari wakil pengganti pembuat keputusan(kerabat, pengganti diakui secara hukum,

atau komite etika institusional) di sisa kasus. Persetujuan diperoleh dari pasien dalam 45

kasus (0,6 persen) dan dari pengganti pengambil keputusan dalam 335 kasus (4,8 persen).

Pada awal, perbedaan hanya bermakna secara statistik antara kedua kelompok adalah

rata-rata yang lebih tinggi (± SD) tekanan vena sentral dalam kelompok albumin (9,0 ±

4,7 mm Hg, vs 8,6 ± 4,6 mm Hg dalam kelompok saline tersebut; P = 0,03). Karakteristik

dasar dari 6997 pasien diringkas dalam Tabel 1, dan progresifitas mereka sepanjang

penelitian ini diringkas dalam Gambar S1 dari Lampiran Tambahan.

6

Page 7: Trans Let An

Cairan studi diberikan kepada semua 197 pasien(2,8 persen), termasuk 90 dari

kelompok albumin dan 107 dari kelompok saline. Hal menyadarkan bahwa cairan selain

cairan penelitian dialokasikan dan diberikan kepada 309 pasien dalam kelompok albumin

(8,8 persen) dan 375 pada kelompok saline (10,7 persen). Alasan paling umum untuk

administrasi cairan resusitasi nonstudy adalah merupakaan erorr (dalam 189 pasien dalam

kelompok albumin [5,4 persen] dan 190 dalam kelompok saline [5,4 persen]). Preferensi

Dokter untuk penggunaan cairan resusitasi nonstudy tertentu adalah merupakan alasan

untuk diadministrasikan pada 68 pasien dalam kelompok albumin (1,9 persen) dan 103

dalam kelompok saline (2,9 persen). Pada penyelesaian sidang, informasi mengenai status

vital setelah 28 hari pengacakan tidak tersedia untuk 67 pasien (1,0 persen), termasuk 26

dalam kelompok albumin dan 41 dalam kelompok saline. Pada 56 dari 67 kasus tersebut,

status penting hilang karena pasien atau wakil penggantinya telah ditahan atau ditarik

persetujuan.

Pemberian cairan dan efek pengobatan

Pada masing-masing dari tiga hari studi pertama, pasien yang telah secara acak

ditugaskan untuk menerima albumin menerima cairan studi secara signifikan kurang

daripada mereka ditugaskan untuk mendapatkan saline, sehingga secara signifikan lebih

besar keseimbangan bersih cairan positif pada kelompok saline pada masing-masing hari

(Tabel 2). Rasio volume albumin terhadap volume saline yang diberikan selama empat

hari pertama adalah sebagai berikut: 1: 1,3 pada Hari 1, 1: 1,6 pada hari 2, 1: 1,3 pada

hari ke-3, dan 1: 1,2 pada Hari 4. Rasio volume keseluruhan dari volume albumin

terhadap volume saline yang diberikan selama empat hari pertama adalah sekitar 1: 1,4.

Pasien dari dua kelompok ini menerima volume cairan lain yang sama selama empat hari

pertama, kecuali pada hari 1 dan 2, dimana pasien dalam kelompok albumin menerima

volume yang lebih besar dari sel darah merah dikemas( PRC) berbanding mereka yang

dalam kelompok saline; rata-rata, selama empat hari pertama, pasien ditugaskan untuk

menerima albumin yang menerima 71.0 ml lebih PRC mereka dari yang ditugaskan untuk

menerima saline. Pada hari ke 2, pasien dalam kelompok saline menerima volume cairan

non-studi yang lebih besar dari mereka yang berada di kelompok albumin (Tabel 2).

Setelah Hari ke 4, tidak ada perbedaan antara kedua kelompok dalam volume cairan studi

yang diberikan. Tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok dalam

tekanan arteri rata-rata yang diukur pada akhir masing-masing empat hari pertama

penelitian..Pasien yang ditugaskan untuk menerima albumin memiliki denyut jantung

7

Page 8: Trans Let An

yang lebih lemah pada akhir hari pertama daripada kelompok yang ditugaskan untuk

menerima salin. Tekanan vena sentral secara signifikan lebih tinggi pada kelompok

albumin dibandingkan dalam kelompok saline pada semua titik waktu selama pertama

empat hari, dan konsentrasi serum albumin serum adalah lebih tinggi pada kelompok

albumin selama penelitian periode (Tabel 2).

Hasil

Dalam waktu 28 hari setelah pengacakan, 726 dari 3.473 pasien dari kelompok albumin

(20,9 persen) dan 729 dari 3460 pasien dalam kelompok saline (21,1 persen) telah

meninggal. Untuk kelompok albumin dibandingkan dengan kelompok saline, perbedaan

mutlak dalam kematian adalah -0,2 persen (95 persen interval kepercayaan, -2,1 Sampai

1,8 persen). Risiko kematian relatif di antara pasien yang ditugaskan untuk menerima

albumin dibandingkan dengan mereka yang ditugaskan untuk menerima saline adalah

0.99 (95 persen interval kepercayaan, 0,91-1,09; P = 0,87). Pada 28 hari, 111 pasien di

kelompok albumin (3,2 persen) dan 87 pasien dalam kelompok salin tersebut (2,5 persen)

tetap di ICU (relative risiko, 1,27; P = 0,09); 793 (22,8 persen) dan 848 (24,5 persen),

masing-masing, tetap di rumah sakit (Risiko relatif, 0,93; interval kepercayaan 95 persen,

0,86-1,01; P = 0,10) (Tabel 3). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam waktu

bertahan hidup di antara dua kelompok (Gbr. 1). Jumlah pasien yang memiliki kegagalan

organ tunggal baru atau kegagalan multi-organ, dinilai menurut skor SOFA, adalah

serupa pada kedua kelompok (P = 0,85 dengan uji eksak Fisher) (Tabel 3). Selama28-hari

masa studi lama rata-rata tinggal di ICU adalah 6,5 ± 6,6 hari pada kelompok albumin

dan 6,2 ± 6,2 hari pada kelompok saline (P = 0.44). Mean lama tinggal di rumah sakit

adalah 15,3 ± 9,6 hari dan 15,6 ± 9,6 hari, masing-masing (P = 0,30). Angka-angka hari

ventilasi mekanis dan hari terapi pengganti ginjal adalah serupa pada kedua kelompok

(Tabel 3).

Subkelompok analisis

Selama 28 hari masa penelitian, risiko relatif kematian di antara pasien dengan trauma

dalam kelompok albumin dibandingkan dengan pasien seperti di dalam kelompok salin

adalah sebanyak 1,36; sedangkan risiko relatif kematian di antara pasien tanpa trauma

adalah 0,96 (P = 0,04 dengan uji risiko relatif umum).Perbedaan terhadap risiko relatif

kematian ini adalah karena lebih banyak pasien dengan trauma dan yang berkaitan cedera

8

Page 9: Trans Let An

otak yang meninggal setelah dijalankan penelitian antara albumin dan salin: 59 dari 241

pasien tersebut pada kelompok albumin meninggal (24,5 persen), dibandingkan dengan

38 dari 251 pasien tersebut di kelompok saline (15,1 persen) (risiko relatif, 1,62; 95

persen interval kepercayaan, 1,12-2,34; P = 0,009). Di antara pasien yang memiliki

trauma tanpa cedera otak, tidak ada perbedaan antara kelompok dalam hal kematian: 22

pasien tersebut di kelompok albumin (6,2 persen) dan 21 dalam garam yang kelompok

(6,2 persen) meninggal dunia (risiko relatif, 1,00; 95 persen interval kepercayaan, 0,56-

1,79; P = 1.00). Di antara semua pasien yang memiliki trauma (596 di kelompok albumin

dan 590 pada kelompok saline), ada adalah 81 (13,6 persen) kematian pada kelompok

albumin dan 59 (10,0 persen) pada kelompok saline (relative risiko, 1,36; Interval

kepercayaan 95 persen, 0,99 untuk 1.86; P = 0,06) (Gambar. 2 dan Tabel 3). Dalam

analisis subkelompok pada pasien dengan sepsis berat, risiko relatif kematian selama 28

hari periode penelitian antara mereka secara acak ditugaskan untuk menerima albumin

sebagai lawan saline adalah 0,87, seperti dibandingkan dengan risiko relatif sesuai 1,05

antara pasien tanpa sepsis berat (P = 0,06 dengan tes untuk risiko relatif umum). Dari 603

pasien dengan sepsis berat yang telah ditugaskan untuk menerima albumin, 185 (30,7

persen) meninggal dunia, dan dari 615 pasien dengan sepsis berat yang telah ditetapkan

untuk menerima salin, 217 (35,3 persen) meninggal dunia (relative resiko, 0.87; 95 persen

interval kepercayaan, 0,74 menjadi 1,02; P = 0,09) (Tabel 3). Dalam analisis

subkelompok pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut, risiko relatif kematian

di antara orang-orang yang ditugaskan untuk menerima albumin sebagai lawan salin

adalah 0.93; risiko relatif sesuai antara pasien tanpa sindrom ini adalah 1,00 (P = 0,74

dengan uji untuk risiko relatif umum).

 PEMBAHASAN

Dalam uji coba secara acak ini, kami menemukan bahwa penggunaan albumin 4 persen

atau normal saline untuk resusitasi volume intravaskular terhadap populasi heterogen

pasien di ICU menunjukkan hasil yang setara dan seimbang terhadap tingkat kematian

akibat penyebab apapun selama 28 hari periode penelitian. Persyaratan untuk ventilasi

mekanik dan terapi pengganti ginjal , waktu yang dihabiskan di ICU dan di rumah sakit

selama studi 28-hari periode, dan waktu sampai kematian (antara pasien yang meninggal)

juga turut setara. Proporsi pasien dalam dua kelompok ini di antaranya kegagalan organ

9

Page 10: Trans Let An

tunggal baru atau kegagalan multi-organ yang dikembangkan adalah serupa. Temuan

kami tidak mendukung hasil Cedera Cochrane metaanalisis Grup Albumin Reviewer ',

yang menunjukkan bahwa penggunaan albumin dikaitkan dengan tingkat kematian

meningkat di antara pasien dengan sakit kritis.Penelitian yang kami jalankan dengan

metode double-blind,percobaan acakl. Album dan salin tidak dianggap sebagai volume

ekpander yang equipotent, tapi potensi relatif mereka belum pernah sebelumnya

dijalankan penelitian yang lebih terperinci. Dalam penelitian kami, pasien yang

diresusitasi dengan albumin kurang mendapat cairan daripada mereka yang diresustasi

dengan salin. Selama empat hari pertama, rasio albumin diberikan berbanding saline yang

diberikan adalah sekitar 1: 1,4. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan

arteri rata-rata antara kelompok, dan perbedaan tekanan vena sentral dan denyut jantung

yang kecil. Dengan demikian, kami percaya bahwa pasien dalam dua kelompok ini yang

sudah diresustasi dengan sama dan poin akhir yang dapat diterima.

Penelitian kami juga, merupakan suatu studi pragmatis besar dalam populasi pasien

yang tunduk pada sejumlah besar intervensi bersamaan. Kami tidak mengumpulkan

informasi pada semua intervensi yang dilakukan bersamaan di ICU. Namun, pengacakan

dikelompokkan berdasarkan berpartisipasi institusi, sehingga setiap institusi mendapatkan

jumlah pasien yang sama yang ditugaskan untuk menerima salin atau albumin. Sebagai

hasilnya, kami tidak percaya bahwa ketidakseimbangan dalam intervensi bersamaan bisa

mempengaruhi hasil. Pasien yang ditugaskan untuk mendapatkan albumin menerima

volume yang signifikan lebih besar dari sel darah merah dikemas selama dua hari pertama

penelitian. Alasan untuk perbedaan ini tetap spekulatif, tetapi mungkin termasuk

hemodilusi yang besar terhadap albumin dibandingkan dengan salin atau peningkatan

kehilangan darah dengan albumin karena perubahan sementara dalam koagulasi. Dalam

sebuah studi dari kebutuhan transfusi pada pasien kritis yang dilakukan oleh Hébert dan

rekan,hasil polisi transfusi liberal mengakibatkan administrasi lebih dari 3,0 unit sel darah

merah dikemas. Ini dikaitkan dengan peningkatan mortalitas di rumah sakit sebanyak 5,9

poin persentase. Selama empat hari pertama dari penelitian kami, volume kelebihan

cairan yang ditransfusikan pada kelompok albumin rata-rata 71.0 ml per pasien (Kurang

dari seperempat unit). Oleh karena itu, kami tidak percaya bahwa kelebihan kecil dalam

volume transfuse ini mempengaruhi hasil.

Mengingat bahwa penelitian kami tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk

mendeteksi perbedaan kecil tapi penting dalam kematian antara subkelompok yang telah

10

Page 11: Trans Let An

ditetapkan,hasilnya menunjukkan bukti yang terbatas bahwa efek pengobatan bervariasi

antara sub-kelompok. Temuan bahwa pasien dengan trauma mungkin mendapat manfaat

yang lebih dari resusitasi dengan salin dibandingkan pasien tanpa trauma tampaknya

konsisten dengan hasil metaanalisis yang dijalankan oleh Choi et al., yang menyarankan

bahwa resusitasi koloid dikaitkan dengan peningkatan mortalitas pada pasien dengan

trauma.Dalam penelitian kami, bagaimanapun,peningkatan risiko relatif kematian di

antara pasien dengan trauma dibandingkan dengan mereka yang tidak trauma dihasilkan

dari sejumlah kelebihan kecil kematian di antara pasien yang memiliki trauma dengan

cedera otak, sedangkan meta-analisis oleh Choi et al. tidak termasuk Studi pada pasien

dengan cedera otak.

Dalam penelitian kami, perbedaan angka kematian antara kelompok albumin dan

salin pada pasien dengan trauma yang melibatkan cedera otak harus ditafsirkan dengan

berati-hati. Pasien dengan cedera otak traumatis hanya merupakan 7 persen dari populasi

penelitian, dan lebih kematian dalam kelompok albumin kelompok hanya 21. Dalam

penelitian besar,perbedaan subkelompok tersebut sering terjadi secara kebetulan.

Tambahan lagi, tingkat kematian dari setiap penyebab lebih dari periode 28 hari tidak

dianggap hasil yang paling tepat untuk pengukuran yang dapat digunakan untuk menilai

efek pengobatan pada pasien dengan cedera otak. Penilaian mortalitas dan status

fungsional neurologis dianjurkan setelah enam bulan cedera Sebaliknya dengan temuan

kami pada pasien dengan trauma, perbandingan risiko relatif kematian di antara pasien

dengan sepsis berat dan mereka yang tidak berat memberikan bukti terbatas terhadap efek

pengobatan yang mendukung albumin pada pasien dengan sepsis berat. Perlu dicatat

bahwa perbedaan antara subkelompok tersebut sering terjadi secara kebetulan dan hanya

penelitian spesifik dan tepat yang dapat menentukan apakah pengobatan tersebut

memberikan efek yang nyata.

Sebagai kesimpulan, penelitian kami memberikan bukti bahwa albumin dan salin

harus dipertimbangkan secara setara dalam perawatan klinis untuk resusitasi volume

intravaskular pada populasi yang heterogen pasien di ICU. Apakah baik albumin atau

saline memberikan manfaat pada populasi terpilih yang lebih tinggi pasien dengan

penyakit kritis memerlukan penelitian yang lebih lanjut. Menurut pengetahuan saat

ini,faktor yang mungkin mempengaruhi pilihan cairan resusitasi untuk pasien dengan

sakit kritis adalah termasuk preferensi individu, tolerabilitas pengobatan, keamanan, dan

biaya

11