trans ek

22
TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK 1 Votes PENGERTIAN : TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK ADALAH TEKNIK PRA UNTUK MELAKUKAN PENGAMATAN LANGSUNG LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA MASYARAKAT, DENGAN CARA MENELUSURI WILAYAH DESA MENGIKUTI SUATU LINTASAN TERTENTU YANG DISEPA-KATI . HASIL PENGAMATAN DITUANGKAN DALAM BAGAN ATAU GAMBAR IRISAN MUKA BUMI UNTUK DIDISKUSIKAN LEBIH LANJUT. TRANSEK SUMBERDAYA ALAM : UNTUK MENGENALI DAN MENGAMATI SECARA LEBIH TAJAM SUMBERDAYA ALAM SERTA PERMASALAHANNYA TERUTAMA PERTANIAN. INFORMASI YANG DIGALI : a. BENTUK DAN KEADAAN PERMUKAAN ALAM TERMASUK DIDALAMNYA : JENIS TANAH DAN KESUBURANYA, KEMIRINGAN LAHAN, SUMBER AIR, DSB b. PEMANFAATAN SUMBERDAYA TANAH (PEMU-KIMAN, SAWAH, JALAN, DSB ) c. POLA USAHATANI ( JENIS, KEGUNAAN, PRO-DUKTIFITAS, DSB ) d. TEKNOLOGI SETEMPAT DAN CARA PENGELOLA-ANNYA e. KEPEMILIKAN SUMBERDAYA ALAM ( PERSE-ORANGAN, UMUM, DESA, ADAT, DSB ) JENIS-JENIS TRANSEK BERDASARKAN LINTASAN : 1. TRANSEK LINTASAN GARIS LURUS. DILAKUKAN DEGAN MENELUSURI JALAN UTA-MA DAN JALAN DI PEMUKIMAN ATAU BERJA- LAN DARI TITIK TERENDAH KE TITIK TERTINGGI ATAU SEBALIKNYA . 2. TRANSEK LINTASAN BUKAN GARIS LURUS. BERDASARKAN YANG TELAH DISEPAKATI, DIMULAI DARI LIKASI PALING DEKAT MENUJU KE PALING JAUH ., LINTASAN YANG DILALUI BISA ZIG ZAG, BERPUTAR ATAU MENYAPU . 3. TRANSEK LINTASAN SALURAN AIR. DILAKUKAN DENGAN MELINTASI ALIRAN AIR SECARA SISTEMATIS LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN :

Upload: andina-bramunditaa

Post on 25-Jul-2015

190 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Trans Ek

TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK     

 

1 Votes

PENGERTIAN :

TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK ADALAH TEKNIK PRA UNTUK

MELAKUKAN PENGAMATAN LANGSUNG LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA

MASYARAKAT, DENGAN CARA MENELUSURI WILAYAH DESA MENGIKUTI SUATU

LINTASAN TERTENTU YANG DISEPA-KATI . HASIL PENGAMATAN DITUANGKAN

DALAM BAGAN ATAU GAMBAR IRISAN MUKA BUMI UNTUK DIDISKUSIKAN LEBIH

LANJUT.

TRANSEK SUMBERDAYA ALAM :

UNTUK MENGENALI DAN MENGAMATI SECARA LEBIH TAJAM SUMBERDAYA

ALAM SERTA PERMASALAHANNYA TERUTAMA PERTANIAN.

INFORMASI YANG DIGALI :

a. BENTUK DAN KEADAAN PERMUKAAN ALAM TERMASUK DIDALAMNYA : JENIS

TANAH DAN KESUBURANYA, KEMIRINGAN LAHAN, SUMBER AIR, DSB

b. PEMANFAATAN SUMBERDAYA TANAH (PEMU-KIMAN, SAWAH, JALAN, DSB )

c. POLA USAHATANI ( JENIS, KEGUNAAN, PRO-DUKTIFITAS, DSB )

d. TEKNOLOGI SETEMPAT DAN CARA PENGELOLA-ANNYA

e. KEPEMILIKAN SUMBERDAYA ALAM ( PERSE-ORANGAN, UMUM, DESA, ADAT,

DSB )

JENIS-JENIS TRANSEK BERDASARKAN LINTASAN :

1. TRANSEK LINTASAN GARIS LURUS.

DILAKUKAN DEGAN MENELUSURI JALAN UTA-MA DAN JALAN DI PEMUKIMAN

ATAU BERJA-LAN DARI TITIK TERENDAH KE TITIK TERTINGGI ATAU SEBALIKNYA .

2. TRANSEK LINTASAN BUKAN GARIS LURUS.

BERDASARKAN YANG TELAH DISEPAKATI, DIMULAI DARI LIKASI PALING DEKAT

MENUJU KE PALING JAUH ., LINTASAN YANG DILALUI BISA ZIG ZAG, BERPUTAR

ATAU MENYAPU .

Page 2: Trans Ek

3. TRANSEK LINTASAN SALURAN AIR.

DILAKUKAN DENGAN MELINTASI ALIRAN AIR SECARA SISTEMATIS

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN :

1. PERSIAPAN.

SIAPKAN TIM DAN MASYARAKAT YANG AKAN MENGIKUTI KEGIATAN, ALAT TULIS

DSB

2. PELAKSANAAN :

a. TERANGKAN MAKSUD DAN PROSES TANSEK

b. SEPAKTI LOKASI YANG AKAN DIKUNJUNGI SERTA TOPIK-TOPIK KAJIAN

c. SEPAKATI TITIK AWAL

d. LAKUAKAN PERJALANAN, AMATI KEADAAN, BIARKAN MASYARAKAT

MENUNJUKAN HAL-HAL YANG PENTING UNTUK DIBAHAS

e. DISKUSIKAN KEADAAN SUMBERDAYA TERSEBUT DAN AMATI DENGAN

SEKSAMA

f. BUAT CATATAN HASIL DISKUSI DI LOKASI

3. SETELAH PERJALAN :

a. BUAT BAGAN TRANSEK, JELASKAN CARA DAN PROSES MEMBUATNYA

b. SEPAKATI SIMBOL-SIMBOL YANG AKAN DIGUNAKAN, CATAT SIMBOL DAN

ARTINYA DI POJOK KERTAS

c. MINTALAH MASYARAKAT MEMBUAT BAGAN TRANSEK DENGAN BAHAN YANG

MUDAH DI HAPUS

d. DISKUSIKAN APA PERMASALAHAN DAN POTENSI SERTA HARAPAN

MASYARAKAT

e. BUAT CATATAN HASIL DISKUSI, CANTUMKAN NAMA PESERTA, PEMANDU

SERTA TANGGAL TERJADINYA DISKUSI

http://teguhpamuji.wordpress.com/2011/03/24/teknik-penelusuran-lokasi-transek/

Metode TransekMETODE TRANSEK

Metode transek biasa digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput dan lain-lain atau suatu

vegetasi yang sifatnya masih homogen.Terdapat 3 metode transek:

1. Metode Line Intercept (line transect)

Metode line intercept biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang rumput. Dalam cara ini

terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100

Page 3: Trans Ek

m. Tebal garis transek biasanya 1 cm. Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-segmen yang panjangnya

bisa 1 m, 5 m, 10 m. pengamatan terhadap tumbuhan dilakukan pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya

mencatat, menghitung dan mengukur panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen tersebut.

Cara mengukur panjang penutupan adalah memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau aerial coverage yang

terpotong garis transek ketanah.

2. Metode Belt Transect

Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan

sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah,

topograpi, dan elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topograpi, dari tepi laut kepedalaman, memotong

sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan.

Lebar transek yang umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar antar transek 200-1000 meter

tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk kelompok hutan yang luasnya 10.000 ha, intensitas yang

dikendaki 2 %, dan hutan yang luasnya 1.000 ha intensitasnya 10 %.

3. Metode Strip Sensus

Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja penerapannya untuk mempelajari ekologi

vertebrata teresterial (daratan). Metode strip sensus meliputi, berjalan disepanjang garis transek, dan mencatat

spesies-spesies yang diamati disepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi (indeks

kepadatan).

Cara Analisis Data

∑ Plot yang diduduki jenis

A. Nilai Frekuensi Mutlak jenis =

∑ Plot yang dibuat

∑ FMi

B. Nilai Frekuensi relatif jenis (FRi) = X 100%

∑ plot FM

∑ Total ind jenis i

C. Nilai Kerapatan Mutlak (Kmi) =

∑ luas total area pengambilan contoh

∑ KMi

D. Nilai Kerapatan Relatif (KRi) =

∑ KM seluruh jenis

luas bidang dasar jenis i

E. Nilai Dominansi Mutlak (DMi) =

Luas bidang dasar seluruh jenis

DMi

Page 4: Trans Ek

F. Nilai Dominansi Relatif (DR) =

DM seluruh jenis

G. Nilai Indeks Penting (INP) = ( FR + KR + DR ) %

Nilai Indeks Penting (INP) berkisar antara 0-3 (atau 300 %).

Nilai penting ini dapat digunakan untuk mengetahui dominansi suatu spesies dalam komunitas.

MENCARI INP UNTUK HEWAN SESSILE

∑ Plot yang diduduki jenis

A. Nilai Frekuensi Mutlak jenis =

∑ Plot yang dibuat

∑ FMi

B. Nilai Frekuensi relatif jenis (FRi) = X 100%

∑ plot FM

∑ Total ind jenis i

C. Nilai Kerapatan Mutlak (Kmi) =

∑ luas total area pengambilan contoh

∑ KMi

D. Nilai Kerapatan Relatif (KRi) =

∑ KM seluruh jenis

E. Indeks Nilai Penting (INP) = ( FR + KR ) %

Nilai Indeks Penting (INP) berkisar antara 0-2 (atau 200 %).

Nilai penting ini dapat digunakan untuk mengetahui dominansi suatu spesies dalam komunitas.

METODE TRANSEKBAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Page 5: Trans Ek

Bentuk komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifatindividu sebagai

reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini akan membentuk populasi didalam

komunitas tersebut. Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species

richness), jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam

kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunutas terdiri dari beberapa spesies

yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah

spesies yang sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan. (Campbell, 2004:

361).

            Keanekaragaman jenis seringkali disebut heterogenitas jenis, yaitu karakteristik unik dari

komunitas suatu organisasi biologi dan merupakan gambaran struktur dari komunitas

(Sitompul,1996).

            Komunitas yang mempunyai keanekaragaman tinggi lebih stabil dibandingkan dengan

komunitas yang memiliki keanekaaragaman jenis rendah. Analisa vegetasi adalah salah satu cara

untuk mempelajari tentang susunan (komposisi) jenis dan bentuk struktur vegetasi (masyarakat

tumbuhan). Analisi vegetasi dibagi atas tiga metode yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan

(3) metode jalur atau transek (Soerianegara,1988) .

            Salah satu metode dalam analisa vegetasi tumbuhan yaitu dengan menggunakan metode

transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan

sebelumnya paling baik dilakukan dengan transek. Cara ini paling efektif untuk mempelajari

perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi. Komunitas tumbuhan

di lingkungan sekitar Kebun Raya Cibodas mempunyai karakter yang berbeda dari homogen sampai

heterogen alami di dalam hutan. Oleh karena itu, metode transek digunakan untuk mengetahui

komposisi dari tumbuhan yang menyusun komunitasKebun Raya Cibodas itu.

B.     Rumusan Masalah

Bagaimana komposisi tumbuhan di daerah Kebun Raya Cibodas?

C.    Tujuan

Untuk mengetahui komposisi tumbuhan pada suatu daerah atau pada suatu area tertentu di dalam

area Kebun Raya CibodaS

Page 6: Trans Ek

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A.    Dasar Teori

Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan

sebelumnya paling baik digunakan cara jalur atau transek. Metode transek biasa digunakan untuk

mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput dan lain-lain atau suatu vegetasi yang sifatnya

masih homogen (Admin, 2008).

Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungannya atau untuk

mengetahui jenis vegetasi yang ada di suatu lahan secara cepat. Menurut Oosting (1956),

menyatakan bahwa transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah

bentukan atau beberapa bentukan. Transek dapat juga digunakan untuk studi altitude dan

mengetahui perubahan komunitas yang ada. Ukuran dari transek tergantung pada beberapa kondisi.

Transek pada komunitas yang kecil penarikan garis menyilang hanya beberapa meter panjangnya.

Pada daerah berbatuan transek dapat dibuat beberapa ratus meter panjangnya.

Macam- macam transek yaitu:

METODE TRANSEK

Metode transek biasa digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput

dan lain-lain atau suatu vegetasi yang sifatnya masih homogen.Terdapat 3 metode transek:

1.      Metode Line Intercept (line transect)

Metode line intercept biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang

rumput. Dalam cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai pusat garis transek. Panjang

garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m. Tebal garis transek biasanya 1 cm. Pada garis

transek itu kemudian dibuat segmen-segmen yang panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. Dalam metode

ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang berada tepat pada garis dicatat

jenisnya dan berapa kali terdapat/ dijumpai.

Metode transek-kuadrat dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus, kemudian di atas garis

tersebut ditempatkan kuadrat ukuran 10 X 10 m, jarak antar kuadrat ditetapkan secara sistematis

terutama berdasarkan perbedaan struktur vegetasi. Selanjutnya, pada setiap kuadrat dilakukan

perhitungan jumlah individual (pohon dewasa, pohon remaja, anakan), diameter pohon, dan prediksi

tinggi pohon untuk setiap jenis.

 pengamatan terhadap tumbuhan dilakukan pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya mencatat,

Page 7: Trans Ek

menghitung dan mengukur panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen

tersebut. Cara mengukur panjang penutupan adalah memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau

aerial coverage yang terpotong garis transek ketanah.

2.      Metode Belt Transect

Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui

keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi

menurut keadaan tanah, topograpi, dan elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topograpi,

dari tepi laut kepedalaman, memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan.

Lebar transek yang umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar antar transek 200-

1000 meter tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk kelompok hutan yang luasnya

10.000 ha, intensitas yang dikendaki 2 %, dan hutan yang luasnya 1.000 ha intensitasnya 10 %.

Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas di bawah

diikutkan, tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik.

3.       Metode Strip Sensus

Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja penerapannya untuk

mempelajari ekologi vertebrata teresterial (daratan). Metode strip sensus meliputi, berjalan

disepanjang garis transek, dan mencatat spesies-spesies yang diamati disepanjang garis transek

tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi (indeks kepadatan).

B.     Metode Kerja

1. Alat

a. Meteran

b. Pancang

c. Tali raffia

d. Alat-alat tulis

2.     Bahan

 Tumbuhan-tumbuhan yang ada di Kebun Raya Cibodas

C.    Cara Kerja

1.      Pertama kali dibuat jalur / transek sepanjang 100 m dengan menggunakan talirafia

2.      Kemudian pada setiap 20 m dibuat plot kuadrat dengan ukuran 10x10 m

Page 8: Trans Ek

3.      Untuk pohon, yang diukur adalah: jenis spesies, DBH (Diameter breast high), tinggi pohon dan

cover.

4.      Untuk sampling dibuat plot dengan ukuran 5x10 m didalam plot 10x10 m atau dengan membagi plot

tersebut.

5.      Untuk seedling dibuat plot dengan ukuran 1x1 m dalam plot 5x10 m.

6.      Untuk sampling dan seedling diukur diameter jenis tumbuhan dan jumlahnya.

7.      Jika nama tumbuhan tidak dikenal harus diambil contoh tanaman tersebut dan dimasukkan ke

dalam plastik besar untuk dbuaat herbarium dan diidentifikasi.

8.      Data yang diperoleh dianalisa.

D.    

Rumus Analisis Vegetasi yang

digunakan  

a. Kerapatan Mutlak untuk jenis I (KM)

KM =                          Jumlah individu dari suatu jenis i

           Jumlah total luas areal yang digunakan untuk penarikan contoh

b. Kerapatan Relatif jenis i (KR)

KR =                            Kerapatan mutlak dari jenis i

         Kerapatan total seluruh jenis yang terambil dalam penarikan contoh

c. Frekuensi Mutlak jenis i (FM) 

FM =  Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh spesies i

          Jumlah banyaknya petak contoh dalam analisis vegetasi

d. Frekuensi Relatif jenis i (FR)

FR =  Frekuensi mutlak dari jenis i

          Frekuensi total seluruh jenis 

e. Dominasi Mutlak jenis i (DM)

DM =  Jumlah luas bidang dasar suatu jenis  

                           Luas petak contoh

f. Dominasi Relatif jenis i (DR)

Page 9: Trans Ek

DR =  Jumlah dominasi dari jenis i

           Jumlah dominasi seluruh jenis

g. INP (%)

DR + DM

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian

  TABEL 1. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 1x1 m (semai)

No Spesies KM KR (%) FM FR (%) INP (%)

1 Marsilea crenata 0,75 0,28 0,29 7,53 7,81

2 Pakis hutan 9,75 3,7 0,57 14,8 18,5

3 Tumbuhan A 1,5 0,57 0,29 7,53 8,1

4 Tumbuhan B 1,5 0,57 0,14 3,64 4,21

5 Graminae 1 29,75 11,3 0,14 3,64 14,94

6 Graminae 2 36,25 13,37 0,14 3,64 17,01

7 Rumput gajah 12,5 4,74 0,14 3,64 8,38

TOTAL 263,5 99,95 3,85 100,02 19,57

TABEL 2. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 5x5 m

No. Nama Spesies Jumlah TanamanJumlah Plot

KM (%)

KR (%)

FM (%)

FR (%)

INP (%)

Page 10: Trans Ek

1 Palem-paleman 8 4 0,32 14,81 0,57 36,77 51,58

2 Tumbuhan 1 2 1 0,08 3,7 0,14 9,03 12,73

3 Hopea sp. 1 3 0,12 5,56 0,14 9,03 14,59

Total 11 8 0,52 24,07 0,85 54,83 78,9

TABEL 3. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 10x10 m

No. Nama Spesies KM KR FM FR (%) INP (%)

1. Tumbuhan 1 0,008 2,749 0,142 11, 085 13,834

2.  Tumbuhan 2 0,173 59,450 0,285 22,248 81,788

3.  Tumbuhan 3 0,013 4,467 0,142 11,085 15,552

4. Graptophyllum Pictum 0,044 15,120 0,428 33,411 48,531

5. Tumbuhan 4 0,022 7,560 0,142 11,085 18,645

6. Tumbuhan 5 0,031 10,652 0,142 11,085 21,737

TOTAL

TABEL 4. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 20x20 m

No. Spesies Jumlah Plot

Jenis Tanaman

Jumlah Tanaman

KM KR (%) FM  FR(%) INP (%)

1. Pohon1 7,15 Daun sedang

1 Pohon 3 3 0,0075 2,4 4,75 7,15

2. Pohon 2 5,54 Buah merah 1 Pohon 1 1 0,0025 0,79 4,75 5,54

3. Pohon 3 14,7 Berduri 2 Pohon 6 6 0,015 4,8 9,57 14,37

4. Pohon4 5,54 - 1 Pohon 1 1 0,0025 0.142 4,75 5,54

5. Pohon5 6,35 - 1 Pohon 2 2 0,005 0,79 4,75 6,35

6. Pohon6 5,54 - 1 Pohon 1 1 0,0025 0,142 4,75 5,54

TOTAL

Page 11: Trans Ek

B.   Pembahasan

Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Raya Cibodas untuk mengetahui jenis-jenis tanaman

penyusun ekosistemnya. Adapun pengamatan yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut semai

dengan petak 1 x 1 m, pancang dengan petak 5 x 5 m, tiang 10 x 10 m dan pohon dengan petak 20

x 20 m.

Pertama, tarik rafia lurus sepanjang 100 m. Kemuian di tandai dengan tali raffia. Dalam

100m itu, garis dibagi menjadi 5 yaitu ukuran 20 m untuk tiap plot,dan setiap plot dibagi lagi menjadi

ukuran-ukuran yang lebih kecil. Pada ukuran 1 x 1 m (semai) terdapat 7 jenis tumbuhan. Adapun

yang paling banyak jumlahnya adalah tumbuhan Graminae 1. Hal ini dikarenakan

tanaman Graminae 1 sangat cocok dengan lingkungan ini baik struktur tanah, unsur hara, ph,

kelembapan, suhu udara dan jumlah cahaya yang masuk.Pakis merupakan kerapatan mutlak dan

kerapatan relatif yang tertinggi pada plot semai. Ini menandakan jumlah spesies Pakis paling banyak

dan paling mendominasi. Sedangkan untuk nilai tertinggi untuk frekuensi mutlak dan frekuensi relatif

adalah Pakis. Hal ini menandakan bahwa Pakis yang paling sering ditemukan pada setiap plot. Ini

juga berarti Pakis menyebar secara merata di Kebun Raya Cibodas tersebut. Untuk nilai INP semai

tertinggi adalah dari tumbuhan Pakis artinya tumbuhan Pakis memiliki kerapatan yang lumayan

tinggi dan penyebarannya merata pada setiap plot.

Pada pengamatan pancang dengan ukuran plot 5x5 m, didapatkan pancang dengan nilai

tertinggi kerapatan mutlak, kerapatan relatif, nilai frekuensi mutlak, frekuensi relative, dan indeks

nilai penting adalah Palem-Paleman. Dari hasil ini dapat dipastikan bahwa Palem-

Paleman mempunyai kerapatan terbesar dan sangat mendominasi Kebun Raya Cibodas.

Tiang atau tumbuhan muda merupakan tumbuhan yang memiliki kriteria diameter 7-20 cm.

Pada praktikum, di dapatkan bahwa jumlah KR, KM, FM, FR & INP tertinggi adalah pada umbuhan

2. Sehingga Tumbuhan 2 memiliki kerapatan tinggi dan penyebarannya juga tinggi (terdapat pada

semua area pengamatan).

Pohon adalah tumbuhan yang memiliki diameter lebih dari 20 cm. Pada pohon ini nilai

tertinggi dimiliki oleh Pohon 3 baik KR, KM, FM, FR, & INP. Ini menandakan Pohon 3paling

mendominasi dan merata di Kebun Raya Cibodas untuk pengamatan ukuran 20 x 20 m.

Dari pengamatan dapat di ketahui bahwa Kebun Raya Cibodas banyak di dominasi oleh

tumbuhan semai dan pohon . Daerah Kebun Raya Cibodas memanghampir nampak seperti hutan

asli pada umumnya, karena keragaman dari spesies yang ada di Kebun Raya Cibodas yang masih

menyimpan kekayaan alam yang perlu kita lestarikan.

                

BAB IV

Page 12: Trans Ek

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1.      Untuk semai, nilai tertinggi untuk kerapatan mutlak dan kerapatan relatif adalahGraminae 2 dengan

nilai 36,25 dan 13,37%. untuk nilai frekuensi mutlak dan frekuensi relatif adalah Pakis hutan yaitu

0,57 dan 14,8%, dan untuk indeks nilai penting tertinggi adalah semai dari pakis hutan yaitu 18,5%

2.      Untuk pancang, nilai tertinggi baik untuk nilai kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak,

frekuensi relatif dan indeks nilai penting adalah Palem-paleman. masing-masing dengan nilai yaitu

0,325; 14,81%; 0,57%; 36,77% dan 51,58%.

3.      Untuk Tiang, nilai tertinggi untuk kerapatan mutlak,kerapatan relatif, tertinggi yaitu pada tiang

Tumbuhan 2 yaitu 0,173 dan 59,450%, Sedangkan frekuensi mutlak dan frekuensi relatif tertinggi

pada tiang tumbuhan Graptophyllum Pictum yaitu 0,428 dan 33,411%. Dan untuk indeks nilai

penting dimiliki oleh tiang tumbuhan 2 senilai 81,788%.

4.      Untuk Pohon, nilai tertinggi baik untuk kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak,

frekuensi relatif dan indeks nilai penting adalah pohon 3, masing-masing dengan nilai yaitu 6%;

0,015%; 4,8%; 9,57%; dan 14,37%.

DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2008. Metode Transek.

http://www.indonesianbiodiversity.com/indexphp?pilih=newa&mod=yes&aksi=arsi&topik=1

Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

.

Heddy,S dan Kurniati, M. 1996. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Soerianegara , Ishemat dan Andri Indrawan . 1988 . Ekologi Hutan Indonesia . IPB : Bandung

http://iraluv88.blogspot.com/2010/11/laporan-metode-transek.html

Pengertian dan TujuanAnalisis Transek merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah tempat mereka tinggal mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Dengan teknik analisis transek, diperoleh

Page 13: Trans Ek

gambaran keadaan potensi sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada. Hasilnya digambar dalam bentuk gambar atau diagram.

Jenis-jenis transek meliputi ‘Transek sumber daya wilayah secara umum’, Transek sumber daya alam’, Transek Topik Tertentu’, misalnya transek untuk mengamati sumber pencemaran lingkungan atau transek pengelolaan ekonomi bisa juga transek potensi pengelolaan lahan.

Melakukan TransekTransek biasanya terdiri dari dua tahapan utama, pertama: perjalanan dan observasi; kedua: pembuatan gambar transek. Hasilnya biasanya langsung digambar di atas keretas plano dengan dibantu oleh papan flipchart atau menggunakan bahan yang ada disekitar mislanya tanah lapang atau papan tulis. Sebelum melakukan Transek perlu disiapkan bahan dan alat seperti kertas flipchart, kartu warna-warni, spidol, pisang goreng atau tahu isi hangat dan kopi jahe supaya ketika berdiskusi tidak :tidur dan pembahasan bisa menjadi lebih gayeng karena kegiatan transek biasanya memakan waktu yang cukup lama.Perjalanan• sepakatilah tentang lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan dilakukan (misalnya penggunaan lahan, jenis tanah, pengairan, ketersediaan pakan ternak, masalah, potensi dan lain-lain)• sepakatilah lintasan penelusuran serta titik awal dan titik akhir (bisa memanfaatkan hasil Pemetaan Desa)• lakukan perjalanan dan mengamati keadaan, sesuai topik-topik yang disepakati• buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap lokasi (tugas pencatat)

Pembuatan gambaran transek• sepakatilah simbol yang akan dipergunakan dan mencatat simbol dan artinya• gambarlah bagan transek berdasarkan hasil lintasan (buatlah dengan bahan yang mudah diperbaiki / dihapus agar masih dapat dibuat perbaikan)• untuk memfasilitasi penggambaran, masyarakat diarahkan untuk menganalisa mengenai: perkiraan ketinggian, perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain, dan mengisi hasil diskusi tentang topik-topik dalam bentuk bagan / matriks (lihat contoh)• Kalau gambar sudah selesai, sebaiknya lakukan diskusikan kembali terhadap hasil yang sudah dibuat dan lakukan perbaikan jika diperlukan. Ketika diskusi tidak usah ngotot seperti ini: :ngomel• Simpulkan apa yang dibahas dalam diskusi, tidak perlu malu ~malu untuk mengambil kesimpulan dari hasil kerja yang sudah diperoleh bersama.

Page 14: Trans Ek

• Catat dan dokumentasikan hasil sebagai salah satu bahan untuk melakukan agenda kerja untuk menyelesaikan permassalahan yang dihadapi.

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI TUMBUHANMETODE TRANSEK

Oleh:NAMA : Khaira Nurul WahyuniNIM : F05106025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2009

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBentuk komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifat individu sebagai reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini akan membentuk populasi didalam komunitas tersebut. Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species richness), jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunutas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan. (Campbell, 2004: 361).Keanekaragaman jenis seringkali disebut heterogenitas jenis, yaitu karakteristik unik dari komunitas suatu organisasi biologi dan merupakan gambaran struktur dari komunitas (Sitompul,1996). Komunitas yang mempunyai keanekaragaman tinggi lebih stabil dibandingkan dengan komunitas yang memiliki keanekaaragaman jenis rendah. Analisa vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan (komposisi) jenis dan bentuk struktur vegetasi (masyarakat tumbuhan). Analisi vegetasi dibagi atas tiga metode yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan (3) metode jalur atau transek (Soerianegara,1988) . Salah satu metode dalam analisa vegetasi tumbuhan yaitu dengan menggunakan metode transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik dilakukan dengan transek.Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi

Page 15: Trans Ek

menurut keadaan tanah, topografi dan elevasiKomunitas tumbuhan di lingkungan sekitar FKIP mempunyai karakter yang berbeda dari homogen sampai heterogen alami di dalam hutan. Oleh karena itu, metode transek digunakan untuk mengetahui komposisi dari tumbuhan yang menyusun komunitas hutan FKIP itu.

B. MasalahBagaimana komposisi tumbuhan di daerah Hutan FKIP Untan

C. TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui komposisi tumbuhan pada suatu daerah atau pada suatu area tertentu.

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Dasar TeoriUntuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik digunakan cara jalur atau transek. Metode transek biasa digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput dan lain-lain atau suatu vegetasi yang sifatnya masih homogen (Admin, 2008)Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungannya atau untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di suatu lahan secara cepat. Menurut oosting (1956), menyatakan bahwa transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah bentukan atau beberapa bentukan. Transek dapat juga digunakan untuk studi altitude dan mengetahui perubahan komunitas yang ada. Ukuran dari transek tergantung pada beberapa kondisi. Transek pada komunitas yang kecil penarikan garis menyilang hanya beberapa meter panjangnya. Pada daerah berbatuan transek dapat dibuat beberapa ratus meter panjangnya.Macam- macam transek yaitu:- Belt transect (transek sabuk)Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Lebar jalur ditentukan oleh sifat-sifat vegetasinya untuk menunjukkan bagan yang sebenarnya.Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas di bawah diikutkan, tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik.

- Line transect (transek garis)Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat/ dijumpai.Metode transek-kuadrat dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus, kemudian di atas garis tersebut ditempatkan kuadrat ukuran 10 X 10 m, jarak antar kuadrat ditetapkan secara sistematis terutama berdasarkan perbedaan struktur vegetasi. Selanjutnya, pada setiap kuadrat dilakukan perhitungan jumlah individual (pohon dewasa, pohon remaja, anakan), diameter pohon, dan prediksi tinggi pohon untuk setiap jenis.

B. Metode Kerjaa. Alat dan Bahana). Alat: Meteran, pancang, tali raffia, buku identifikasi dan alat-alat tulis.b). Bahan: Tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan FKIP UNTAN

b. Cara Kerja1. Pertama kali dibuat jalur/ transek sepanjang 100 m dengan menggunakan tali plastik.2. Kemudian pada setiap 20 m dibuat plot kuadrat dengan ukuran 10x10 m.3. Untuk pohon, yang diukur adalah: jenis spesies, DBH (Diameter breast high), tinggi pohon dan cover.

Page 16: Trans Ek

4. Untuk sampling dibuat plot dengan ukuran 5x10 m didalam plot 10x10 m atau dengan membagi plot tersebut.5. Untuk seedling dibuat plot dengan ukuran 1x1 m dalam plot 5x10 m.6. Untuk sampling dan seedling diukur diameter jenis tumbuhan dan jumlahnya.7. Jika nama tumbuhan tidak dikenal harus diambil contoh tanaman tersebut dan dimasukkan ke dalam plastik besar untuk dbuaat herbarium dan diidentifikasi.8. Data yang diperoleh dianalisa.Rumus Analisis Vegetasi yang digunakan a. Kerapatan Mutlak untuk jenis I (KM)Jumlah individu dari suatu jenis iKM = Jumlah total luas areal yang digunakan untuk penarikan contoh

b. Kerapatan Relatif jenis i (KR)Kerapatan mutlak dari jenis iKR= X 100 %Kerapatan total seluruh jenis yang terambil dalam penarikan contoh

c. Frekwensi Mutlak jenis i (FM) Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh spesies iFM= Jumlah banyaknya petak contoh dalam analisis vegetasid. Frekwensi Relatif jenis i (FR)Frekwensi mutlak dari jenis iFR = X 100 %Frekwensi total seluruh jenis 

e. Dominasi Mutlak jenis i (DM)Jumlah luas bidang dasar suatu jenis iDM= Luas petak contoh

f. Dominasi Relatif jenis i (DR)Jumlah dominasi dari jenis iDM= X100 %Jumlah dominasi seluruh jenis

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASANNo Spesies KM KR (%) FM FR (%) INP (%)1 Pakis kecil 0,75 0,28 0,29 7,53 7,812 Pakis hutan 9,75 3,7 0,57 14,8 18,53 Sirih hutan 2,5 0,95 0,29 7,53 8,484 Sp. A 1,5 0,57 0,29 7,53 8,15 Sp.B 1,5 0,57 0,14 3,64 4,216 Kenibit 48,75 18,52 0,43 11,17 29,697 Nona makan sirih 1,25 0,47 0,14 3,64 4,118 Solanaceae 1 6,75 2,56 0,29 7,53 10,09

Page 17: Trans Ek

9 Solanaceae 2 33,25 12,63 0,14 3,64 16,2710 Graminae 1 29,75 11,3 0,14 3,64 14,9411 Graminae 2 36,25 13,37 0,14 3,64 17,0112 Cabai2an 5,75 2,18 0,29 7,53 9,7113 Cyperus sp. 5,75 2,18 0,14 3,64 5,8214 Tumb merambat 1 0,37 0,14 3,64 4,0115 Rumput sapi 61,25 23,26 0,14 3,64 26,916 Rumput gajah 12,5 4,74 0,14 3,64 8,3817 Cengkodok 5 1,90 0,14 3,64 5,54TOTAL 263,5 99,95 3,85 100,02 19,57TABEL 1. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 2x2 m (semai)

TABEL 2. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 5x5 m

No. Nama Spesies Jlh. Tanaman Jlh. Plot KM KR FM FR INP1. Palem-paleman 8 4 0,32 14,81% 0,57 36,77% 51,58%2. Tumbuhan 1 (daun ujung runcing) 6 1 0,24 11,11% 0,14 9,03% 20,14%3. Tumbuhan 2 (daun kasar) 1 1 0,04 1,85% 0,14 9,03% 10,88%4. Tumbuhan 3 (batang melengkung) 2 1 0,08 3,70% 0,14 9,03% 12,73%5. Rotan 3 1 0,12 5,56% 0,14 9,03% 14,59%6. Richinus sp. 1 1 0,04 1,85% 0,14 9,03% 10,88%7. Ubi Kayu 33 2 1,32 61,11% 0,28 18,06% 79,17%Total - - 2,16 99,99% 1,55 99,98% -

TABEL 3. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 10x10 m

Nama Spesies KM KR FM FR (%) INP (%)Rambusa 0,008 2,749 0,142 11,085 13,834Pisang 0,173 59,450 0,285 22,248 81,788Tumbuhan 4 0,013 4,467 0,142 11,085 15,552Kopi 0,044 15,120 0,428 33,411 48,531Simpur 0,022 7,560 0,142 11,085 18,645Ijuk 0,031 10,652 0,142 11,085 21,737

TABEL 3. Nilai Analisa Kuantitatif Pada Plot 20x20 mSpesies Jumlah Plot Jenis Tanaman Jumlah Tanaman KM KR (%) FM FR (%) INP (%)Jambu 1 Pohon 1 0,0025 0,79 0,142 4,75 5,54Sukun 1 Pohon 3 0,0075 2,4 0,142 4,75 7,15Karet 4 Pohon 43 0,108 34,2 0,571 19,1 53,3Ara 1 Pohon 11 0,1075 34,2 0,142 4,75 38,95Kelapa 1 Pohon 2 0,005 1,6 0,142 4,75 6,35Pohon Pulek 1 Pohon 1 0,0025 0,79 0,142 4,75 5,54Asam 1 Pohon 1 0,0025 0,79 0,142 4,75 5,54Salak 1 Pohon 2 0,005 1,6 0,142 4,75 6,35Rambutan 3 Pohon 16 0,04 12,7 0,428 14,3 27Pohon 3 daun sedang 1 Pohon 3 0,0075 2,4 0,142 4,75 7,15Pohon 2 buah merah 1 Pohon 1 0,0025 0,79 0,142 4,75 5,54Pohon 1 berduri 2 Pohon 6 0,015 4,8 0,286 9,57 14,37Pohon 4 1 Pohon 1 0,0025 0,79 0,142 4,75 5,54Pohon 5 1 Pohon 2 0,005 1,6 0,142 4,75 6,35

Page 18: Trans Ek

Pohon 6 1 Pohon 1 0,0025 0,79 0,142 4,75 5,54

B. PembahasanPraktikum ini dilaksanakan di hutan FKIP UNTAN untuk mengetahui jenis-jenis tanaman penyusun ekosistemnya.adapun pengamatan yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut semai dengan petak 2 x 2m,pancang dengan petak 5 x 5 m,tiang 10 x 10 m dan pohon dengan petak 20 x 20 m. Pada saat praktikum, eadaan suhu tanahnya 270c dan suhu udaranya adalah 29 c c.Pertama, kaliper ditembakkan lurus sepanjang 100m. kemuian di tandai dengan tali raffia. Dalam 120m itu, garis dibagi menjadi 6 yaitu ukuran 20m untuk tiap plot,dan setiap plot dibagi lagi menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil. Pada ukuran 2x 2 m (semai) terdapat 17 jenis tumbuhan. Adapun yang paling banyak jumlah nya adalah tumbuhan Rumput Sapi. Hal ini dikarenakan tanaman Rumput Sapi sangat cocok dengan lingkungan ini baik struktur tanah, unsur hara, ph, kelembapan,suhu udara dan jumlah cahaya yang masuk.Adapun kerapatan mutlak dan kerapatan relatif Rumput Sapi adalah 61,25 dan 23,26% dan merupakan kerapatan mutlak dan kerapatan relatif yang tertinggi pada plot semai. Ini menandakan jumlah spesies rumput sapi paling banyak dan paling mendominasi. Sedangkan untuk nilai tertinggi untuk frekuensi mutlak dan frekuensi relatif adalah Pakis Hutan yaitu 0,57 dan 14,8%, Hal ini menandakan bahwa Pakis Hutan yang paling sering ditemukan pada setiap plot.Ini juga berarti Pakis Hutan menyebar secara merata dihutan FKIP UNTAN tersebut.Untuk nilai INP semai tertinggi adalah dari tumbuhan Kenibit yaitu 29,69% artinya tumbuhan Kenibit memiliki kerapatan yang lumayan tinggi dan penyebarannya merata pada setiap plot.Pada pengamatan pancang dengan ukuran plot 5x5 m, didapatkan pancang dengan nilai tertinggi kerapatan mutlak,kerapatan relatif, adalah Ubi Kayu yaitu 1,32 dan 61,1%. Sedangkan untuk nilai frekuensi mutlak dan frekuensi relatif adalah palem-paleman 0,57 dan 36,77 % dan indeks nilai penting adalah ubi kayu yaitu 51,58 %. Dari hasil ini dapat dipastikan bahwa ubi kayu mempunyai kerapatan terbesar dan sangat mendominasi hutan FKIP.. Tiang atau tumbuhan muda merupakan tumbuhan yang memiliki kriteria diameter 7-20 cm. Pada praktikum, di dapatkan bahwa jumlah KR dan KM tertinggi adalah pada tanaman pisang yaitu KM 0,173 dan KR 59,450%. Untuk FM dan FR yang paling tertinggi adalah tumbuhan kopi dengan FM sebesar 0,428 dan FR sebesar 33,411%.Sedangkan untuk INP tertinggi adalah 81,788 % pada tumbuhan pisang. Ini berarti tumbuhan pisang kerapatannya tinggi dan penyebarannya juga tinggi (terdapat pada semua area pengamatan).Pohon adalah tumbuhan yang memiliki diameter lebih dari 20 cm.Pada pohon ini nilai tertinggi dimiliki oleh karet baik frekuensi mutlak ,frekuensi relatif maupun indeks nilai pentingnya yaitu 0,571; 19,1%;dan 53,3%. Ini menandakan karet paling mendominasi dan merata di Hutan FKIP untuk pengamatan ukuran 20 x 20 m.Dari pengamatan dapat di ketahui bahwa hutan FKIP banyak di dominasi oleh tumbuhan semai dan pohon . Daerah hutan Fkip memang tidak seperti hutan asli pada umumnya, namun keragaman dari spesies itu cukup menandakan bahwa hutan FKIP masih menyimpan kekayaan alam dan spesies yang perlu kita lestarikan.

BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sbb:1. Untuk semai, nilai tertinggi untuk kerapatan mutlak dan kerapatan relatif adalah Rumput Sapi dengan nilai 61,25 dan 23,26%, untuk frekuensi mutlak dan frekuensi relatif adalah Pakis Hutan yaitu 0,57 dan 14,8%, dan untuk nilai INP semai tertinggi adalah semai dari tumbuhan Kenibit yaitu 29,69%2. Untuk pancang, nilai tertinggi tinggi untuk kerapatan mutlak,kerapatan relatif, adalah Ubi Kayu

Page 19: Trans Ek

yaitu 1,32 dan 61,1%. Sedangkan untuk nilai frekuensi mutlak dan frekuensi relatif adalah pancangan adalah palem-paleman 0,57 dan 36,77 % dan indeks nilai penting adalah ubi kayu yaitu 51,58 %. 3. Untuk Tiang, nilai tertinggi untuk kerapatan mutlak,kerapatan relatif, tertinggi yaitu pada tiang tumbuhan pisang yaitu 0,173 dan 45,950 %. Sedangkan frekuensi mutlak ,frekuensi relatif tertinggi pada tiang tumbuhan kopi yaitu 0,428 dan 33,411%.Dan untuk indeks nilai penting dimiliki oleh tiang tumbuhan pisang senilai 81,788 %.4. Untuk Pohon, nilai tertinggi dimiliki oleh karet baik frekuensi mutlak ,frekuensi relatif maupun indeks nilai pentingnya yaitu 0,571; 19,1%;dan 53,3%. 

DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2008. Metode Transek. http: //www. indonesianbiodiversity.com/indexphp?pilih=newa&mod=yes&aksi=arsip&topik=1Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jilid 3. Jakarta : Erlangga..Heddy,S dan Kurniati, M. 1996. Prinsip-prinsipDasar Ekologi. Raja Grafindo Persada: JakartaSoerianegara , Ishemat dan Andri Indrawan . 1988 . Ekologi Hutan Indonesia . IPB : Bandung