tragedi berdarah trisakti pendidikan pancasila

13
Selasa, 3-4 TRAGEDI BERDARAH TRISAKTI 12 MEI 1998 MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Pendidikan Kewarganegaraan yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani, MSi oleh Nurul Yanuarsih 085648062266 140342604423 No DPK: 41 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Desember 2014

Upload: nurul-yanuarsih

Post on 02-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tentang tragedi trisakti yang memakan korban dari mahasiswa trisakti sendiri.

TRANSCRIPT

Page 1: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

Selasa, 3-4

TRAGEDI BERDARAH TRISAKTI 12 MEI 1998

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Kewarganegaraan

yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani, MSi

oleh

Nurul Yanuarsih

085648062266

140342604423

No DPK: 41

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Desember 2014

Page 2: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ………………………………………………………………........i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...……………………………….…...................................1

1.2 Rumusan Masalah ….………………………………………....................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sebab Terjadinya Tragedi Trisakti Mei 1998...............................................3

2.2 Kronologi Singkat Terjadinya Tragedi Trisakti Mei 1998...........................7

2.3 Dampak Tragedi Trisakti Mei 1998.............................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................10

3.2 Saran...........................................................................................................10

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................11

i

Page 3: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) dan social

control(kontrol sosial) dalam kehidupan bermasyarakat menempatkan mahasiswa

sebagai basis intelektual menuju perubahan yang lebih baik, dalam praktiknya

dilakukan dengan membentuk suatu gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa

adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan

tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan

kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Mahasiswa

inilah yang nantinya akan menjadi pemegang tampuk kepemimpinan nasional (Al-

Hakim, dkk, 2012: 21). Dalam konteks transisi politik Indonesia, gerakan

mahasiswa telah memainkan peranan yang mampu mendobrak rezim otoritarian.

Peranan ini dapat dilihat dari pengalaman historis bangsa Indonesia, yang mana

mahasiswa selalu mendapat peranan penting dalam setiap perjuangan bangsa

Indonesia. Seperti pada masa kolonialisme Belanda di Indonesia, kaum-kaum

terpelajar atau mahasiswa Indonesia sejak tahun 1915 telah mengenal

nasionalisme dan memulai gerakan-gerakan mereka dengan mendirikan

TRIKORO-DARMO, yang kemudian gerakan mahasiswa tersebut terus berspora

ke seluruh pelosok Nusantara. Serta pada masa pendudukan Jepang muncul

Gerakan Bawah Tanah (GBT) yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia yang

bertujuan untuk memerdekakan diri secepatnya tanpa bantuan Jepang.

Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai Indonesia memproklamirkan

kemerdekaan, tetapi masih berlanjut pada masa Orde Lama. Pada masa ini

mahasiswa tidak segan-segan untuk menyuarakan tuntutannya dengan TRITURA

yang berisi bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet

DWIKORA, dan turunkan harga serta perbaiki sandang-pangan. Tuntutan

mahasiswa tersebut telah menjatuhkan kepemimpinan Presiden Soekarno atau

rezim Orde Lama dengan panglima politiknya.

1

Page 4: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

Fenomena sejarah pun berulang pada rezim Orde Baru yang lebih banyak

menampakkan pemerintah yang sentralistik(Al-Hakim, dkk, 2012: 113). Gerakan

mahasiswa pun dapat membuat Presiden Soeharto mengundurkan diri dari

kedudukan beliau sebagai presiden. Terutama peristiwa yang menjadi klimaks

dari pengunduran diri Presiden Soeharto pada tanggal 12 Mei 1998 yang dikenal

dengan Tragedi Trisakti, dimana terdapat banyak korban berjatuhan dalam

gerakan mahasiswa tersebut.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa saja sebab terjadinya Tragedi Berdarah Trisakti 12 Mei 1998?

2. Bagaimana kronologi singkat terjadinya Tragedi Berdarah Trisakti 12 Mei

1998?

3. Apa saja dampak Tragedi Berdarah Trisakti 12 Mei 1998 terhadap Pemerintah

Orde Baru, Kampus dan juga Masyarakat Indonesia?

Teknik penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan

Karya Tulis Ilmiah Universitas Negeri Malang ( UM, 2010 ).

2

Page 5: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sebab Terjadinya Tragedi Trisakti Mei 1998

Dalam sejarah panjang Republik Indonesia kita mengenal masa Orde

Baru, dimana selama hampir 32 tahun Bapak Soeharto menjabat. Banyak prestasi

yang ditorehkan oleh beliau, namun kita juga tidak dapat menutup mata bahwa

masa Orde Baru juga menyimpan banyak “kelemahan” pula. Terutama diakhir

masa pemerintahannya kita banyak mendengar bahwa sering terjadi demontrasi

dimana-mana.

Pada bulan Juli 1997 pecah krisis moneter di Thailand yang ternyata

menjalar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia (Adam, 2009:53).

Jatuhnya perekonomian Indonesia sejak tahun 1997 membuat pemilihan

pemerintahan Indonesia saat itu sangat menentukan bagi pertumbuhan ekonomi

bangsa ini, agar dapat keluar dari krisis ekonomi. Pada bulan Maret 1998, MPR

tetap memilih Bapak Soeharto sebagai Presiden, walaupun ditentang oleh

mahasiswa dan sebagian masyarakat. Hal ini tentu membuat mahasiswa terpanggil

untuk menyelamatkan bangsa ini dengan menolak terpilihnya kembali Bapak

Soeharto sebagai Presiden dengan cara melakukan demonstrasi.

Andiani, S., Japar M. & Suhadi (2013) di dalam Jurnal PPKn UNJ Online

menyatakan bahwa bukan hanya krisis ekonomi yang menyebabkan

ketidakpuasan mahasiswa dan masyarakat, namun krisis multidimensional juga

sangat mempengaruhi, antara lain :

2.1.1 Krisis Politik

Pada saat itu, kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu,

bahkan lebih banyak dipegang oleh para penguasa. Keadaan seperti ini

mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya terhadap institusi pemerintah seperti

pada DPR, dan MPR. Karena hal tersebut beberapa kalangan mahasiswa yang

didukung oleh para dosen serta rektornya mengajukan tuntutan untuk mengganti

presiden, reshuffle kabinet, menggelar Sidang Istimewa MPR dan melaksanakan

3

Page 6: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

pemilihan umum secepatnya. Mereka juga menuntut untuk dilakukan reformasi

total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dan MPR yang dipandang sarat

dengan nuansa KKN. Serta menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima

paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di

antaranya:

1. UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum.

2. UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan

Wewenang DPR/MPR.

3. UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.

4. UU No. 5 tahun 1985 tentang Referendum.

5. UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Massa.

Namun, setahun sebelum pemilihan umum yang diselenggarakan pada

bulan Mei 1997, situasi politik dalam negeri Indonesia mulai memanas.

Pemerintah Orde Baru yang didukung oleh Golongan Karya (Golkar) berusaha

untuk memenangkan secara mutlak seperti pada pemilu sebelumnya. Sementara

itu, tekanan-tekanan terhadap pemerintah Orde Baru di masyarakat semakin

berkembang, baik dari kalangan politisi, cendikiawan, maupun kalangan kampus.

Keberadaan partai-partai politik yang ada di legislatif seperti Partai

Persatuan Pambangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrasi

Indonesia (PDI), dianggap tidak mampu menampung dan memperjuangkan

aspirasi rakyat. Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan

reformasi itu, menyebabkan munculnya tuntutan masyarakat yang menghendaki

reformasi baik dalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan di Indonesia.

Masyarakat juga menginginkan agar dilaksanakan demokratisasi dalam kehidupan

sosial, ekonomi, dan politik. Di samping itu, masyarakat juga menginginkan

aturan hukum ditegakkan dengan sebenar-benarnya serta dihormatinya hak-hak

asasi manusia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan bahwa

tekanan pemerintah terhadap oposisi sangat besar, terutama terlihat dari perlakuan

keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau memberikan

kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah.

2.1.2 Krisis Hukum

4

Page 7: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak

ketidakadilan. Di dalam pasal 24 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa “

kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.” Namun,

pada kenyataanya kekuasaan kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif.

Oleh karena itu, pengadilan sangat sulit mewujudkan keadilan bagi rakyat, karena

hakim harus melayani kehendak penguasa. Bahkan hukum sering dijadikan

sebagai alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah. Seringkali

terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri

penguasa, keluarga, kerabat atau para pejabat Negara. Maka dari itu, masyarakat

menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan

masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya. Reformasi

hukum harus secepatnya dilakukan agar siap menyongsong era keterbukaan

ekonomi dan globalisasi.

2.1.3 Krisis Ekonomi

Krisis moneter yang melanda beberapa negara di Asia Tenggara sejak

bulan Juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Krisis

ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika Serikat. Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan

ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin

bertambah lemah. Krisis moneter Indonesia mengalami puncak keterpurukan saat

likuidasi sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Dalam perkembangan berikutnya,

nilai rupiah melemah dan menembus angka Rp 10.000,00 per dollar AS. Kondisi

ini semakin diperparah oleh para spekulan valuta asing baik dari dalam maupun

luar negeri yang memanfaatkan keuntungan sesaat, sehingga kondisi ekonomi

nasional semakin bartambah buruk. Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis

moneter telah mempengaruhi aktivitas ekonomi lainnya. Banyak perusahaan yang

tidak mampu membayar utang luar negerinya yang telah jatuh tempo. Bahkan

banyak perusahan yang mengurangi atau menghentikan sekuruh kegiatannya.

Angka pengangguran meningkat, sehingga daya beli dan kualitas hidup

masyarakat pun semakin bertambah rendah. Kondisi perekonomian semakin

memburuk karena pada akhir tahun 1997 persediaan sembilan bahan pokok

5

Page 8: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

(sembako) di pasaran mulai menipis. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai

melanda masyarakat, seperti di Irian Barat, Nusa Tenggara Timur, dan termasuk

di beberapa daerah di Pulau Jawa.

2.1.4 Krisis Kepercayaan

Krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi

kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Bapak Soeharto. Demonstrasi

yang dilakukan oleh para mahasiswa itu semakin bertambah gencar setelah

pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada

tanggal 4 Mei 1998.

Tuntutan reformasi semakin meningkat seiring dengan peningkatan krisis

multidimensional. Demonstrasi digulirkan sejak sebelum Sidang Umum MPR

1998 diadakan serta saat diselenggarakannya Sidang Umum MPR 1998.

Demonstrasi mahasiswa semakin menjadi-jadi di banyak kota di Indonesia

termasuk Jakarta, sampai akhirnya berlanjut terus hingga bulan Mei 1998.

Insiden besar pertama kali adalah pada tanggal 2 Mei 1998 di depan

kampus IKIP Rawamangun Jakarta, yang mana mahasiswa dihadang Brimob.

Saat itu demonstrasi gabungan mahasiswa dari berbagai perguruan tingi di Jakarta

merencanakan untuk secara serentak melakukan demonstrasi turun ke jalan di

beberapa lokasi sekitar Jabotabek. Namun yang berhasil mencapai ke jalan hanya

di Rawamangun, sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan puluhan

mahasiswa terluka dan masuk rumah sakit.

Setelah keadaan semakin panas dan hampir setiap hari ada demonstrasi

tampaknya sikap Brimob dan militer semakin keras terhadap mahasiswa. Apalagi

sejak mereka berani turun ke jalan. Pada tanggal 12 Mei 1998 ribuan mahasiswa

Trisakti melakukan demonstrasi menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai

Presiden Indonesia saat itu, yang telah terpilih berulang kali sejak awal orde baru.

Mereka juga menuntut pemulihan keadaan ekonomi Indonesia yang dilanda krisis

sejak tahun 1997.

Mahasiswa bergerak dari Kampus Trisakti di Grogol menuju ke Gedung

DPR/MPR di Slipi. Karena dihadang oleh aparat kepolisian mereka harus kembali

ke kampus dan sore harinya terjadilah penembakan terhadap mahasiswa Trisakti.

6

Page 9: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

Penembakan itu berlangsung sepanjang sore hari yang mengakibatkan 4

mahasiswa Trisakti meninggal dunia yaitu adalah Elang Mulya, Hafidin Royan,

Hendriawan Sie, serta Hery Hartanto. Serta puluhan orang lainnya masuk rumah

sakit karena terluka.

Pada tanggal 12 Mei 1998, dari malam hari sampai pagi hari, masyarakat

mengamuk dan melakukan perusakan di daerah Grogol dan terus menyebar

hingga ke seluruh kota Jakarta. Mereka kecewa dengan tindakan aparat yang

menembak mati mahasiswa.

2.2 Kronologi singkat terjadinya Tragedi Trisakti Mei 1998

Andiani, S., Japar M. & Suhadi (2013: 3-8) di dalam Jurnal PPKn UNJ

Online menyebutkan bahwa:

Usai mengikuti orasi-orasi hingga siang hari, mahasiswa mulai bergerak

ke luar kampus melalui jalan S. Parman. Mahasiswa menuntut long march

ke Gedung DPR/MPR Senayan untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Mereka diblokir oleh dua lapis aparat kepolisian lengkap dengan tameng

dan pentungan di depan Kantor Walikota Jakarta Barat, mahasiswa di

bawah pimpinan Ketua SMUT, Julianto Hendro Cahyono, meminta aparat

mengizinkan mereka ke Senayan dalam aksi damai. Aparat keamanan dari

pasukan Pengendalian Massa menolak tuntutan itu. Sejumlah mahasiswi

membagikan bunga mawar pada aparat sebagai tanda damai. Ketika

rombongan mahasiswa sedang bergerak kembali ke dalam kampus, terjadi

provokasi oleh seorang yang mengaku alumni Universitas Trisakti yang

kemudian diketahui bernama Mashud. Mahasiswa menuduh Mashud

sebagai intel yang mau memprovokasi mereka dengan cara mengejek dan

memancing kemarahan. Mahasiswa sempat terpancing dan mengejar

Mashud yang masuk ke barisan aparat keamanan untuk meminta

perlindungan. Kemudian terjadi dorong-mendorong antara massa dan

pasukan. Selain dikejar, diburu, ditendang dan diinjak oleh aparat

keamanan, korban yang paling banyak berjatuhan adalah korban karena

tembakan. Laras senapan aparat keamanan secara sporadis diarahkan

kepada mahasiswa, aparat keamanan melakukan penembakan membabi

7

Page 10: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

buta.Sebagian aparat yang mengambil posisi di atas jembatan layang

mengarahkan tembakan kearah mahasiswa di dalam kampus. Dari sinilah

banyak berjatuhan korban luka dan meninggal dunia. Korbannya antara

lain adalah 4 mahasiswa dari mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulya,

Hafidin Royan, Hendriawan Sie, serta Hery Hartanto.

2.3 Dampak Tragedi Trisakti Mei 1998

Andiani, S., Japar M. & Suhadi (2013) di dalam Jurnal PPKn UNJ Online

menyebutkan tentang dampak yang ditimbulkan dari Tragedi Trisakti Mei 1998

bukan hanya bagi kampus Trisakti tetapi juga berimbas kepada hal lainnya yaitu:

2.3.1 Dampak Insiden Trisakti 1998 Terhadap Pemerintahan Orde Baru

Pada tahun 1998, Rezim Orde Baru runtuh ditengah-tengah, yaitu

ditengah-tengah krisis ekonomi, kerusuhan, dan pertumpahan darah. Bapak

Soeharto telah mundur dari kursi kepresidenan RI.

2.3.2. Dampak Tragedi Trisakti Mei 1998 Terhadap Kampus Trisakti

Selain harus kehilangan empat mahasiswanya karena ditembaki aparat,

pengusutan kasus penembakan tersebut belum selesai hingga sekarang.

Pernyataan yang paling penting adalah sebenarnya siapakah yang paling harus

bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Namun jawaban itu belum pasti karena

pengusutannya pun belum tuntas hingga saat ini.

Gedung M. Sjarief Thayeb kampus Universitas Trisakti, Jakarta menjadi

saksi bisu, bagaimana aparat keamanan melalui selongsongan peluru yang

membubarkan barisan mahasiswa, saat melakukan aksi mimbar bebas 12 Mei

1998 lalu. Peristiwa ini juga mengakibatkan gedung-gedung maupun pertokoan

rusak dan hancur oleh kekacauan amukan mahasiswa yang demonstrasi pada

pemerintahan. Begitu banyak korban yang harus dirawat di Rumah Sakit. Polisi

maupun Brimob yang mengurusi keamanan akhirnya tidak bisa dikendalikan

dengan baik yang kemudian terpaksa dengan menembaki mahasiswa dan

masyarakat.

Mahasiswa yang gugur sebagai pahlawan reformasi pada saat terjadinya

Tragedi Trisakti adalah:

8

Page 11: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

1. Elang Mulya Lesmana

2. Hafidin Royan

3. Hendriawan Sie

4. Hery Hartanto

2.3.3. Dampak gerakan mahasiswa Trisakti 1998 terhadap perubahan sosial di

Masyarakat Indonesia

Pertama, yang paling dapat dirasakan dan dapat dilihat dengan jelas adalah

jatuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Selama berkuasa,

Rezim Orde Baru telah menjadi orde kekerasan, yang selalu mengedapankan

tindakan represif dalam menjaga kelanggengan kekuasaannya. Mundurnya

Presiden Soeharto sebagai symbol dari Orde Baru, telah menjadi tolak ukur dari

perubahan tersebut. Kedua, seiring dengan jatuhnya Rezim Orde Baru maka

berdampak pada struktur pemerintah. Ketiga, perubahan sistem politik di

Indonesia. Walaupun sering dikatakan bahwa paham yang dianut oleh system

politik di Indonesia adalah demokrasi, ini jauh berbeda dengan apa yang dirasakan

oleh masyarakat. Perbedaan pendapat kerap kali dianggap mengganggu stabilitas

nasional, menjadi hal yang dilarang pada masa Orde Baru. Perubahan sosial juga

mempengaruhi sistem nilai, sikap, dan perilaku dalam sistem masyarakat di

Indonesia. Serta mulai dilindunginya Hak Asasi Manusia menjadi salah satu

indikator perubahan sosial di Indonesia setelah jatuhnya Orde Baru.

9

Page 12: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Tragedi Berdarah Trisakti terjadi karena krisis multidimensional, yaitu

krisis politik krisis hukum, krisis ekonomi, serta krisis kepercayaan.

3.1.2 Kronologi singkat terjadinya Tragedi Berdarah Trisakti sudah dijelaskan

pada pembahasan diatas.

3.1.3 Dampak dari Tragedi Berdarah Trisakti 12 Mei 1998 pada :

3.1.3.1 Pemerintahan Orde Baru yaitu Presiden Soeharto telah mundur

dari kursi kepresidenan RI.

3.1.3.2 Kampus Trisakti yaitu empat mahasiswa gugur dalam Tragedi

Trisakti yaitu Elang Mulya, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, Hery

Hartanto

3.1.3.3 Masyarakat Indonesia yaitu jatuhnya rezim Orde Baru yang telah

berkuasa selama 32 tahun, perubahan sistem politik di Indonesia,

mulai dilindunginya hak asasi manusia menjadi salah satu

indikator perubahan sosial di Indonesia setelah jatuhnya Orde

Baru.

3.2 Saran

3.2.2 Mahasiswa sebagai agen perubahan jangan hanya menyuarakan

hal-hal yang berbau politik saja tetapi sebaiknya mahasiswa lebih

menyuarakan suara masyarakat agar nasib masyarakat bisa

menjadi lebih baik.

3.2.3 Serta aparat kemananan juga harus berhati-hati dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur yang ada.

10

Page 13: Tragedi Berdarah Trisakti Pendidikan Pancasila

DAFTAR RUJUKAN

Adam, AW. 2009 . Membongkar Manipulasi Sejarah, Kontroversi Pelaku dan

Peristiwa. Jakarta : Kompas.

Al Hakim, S. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks

Indonesia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Andiani, S., Japar M. & Suhadi. 2013. Kasus Kerusuhan Mei 1998 Dari Perspektif

Politik. Jurnal PPKn UNJ Online, 1(2): hlm. 3-8, (Online),

(http://skripsippknunj.org), diakses 21 Oktober 2014.

Undang Undang Dasar 1945.

(Online)(http://www.humanrights.asia/countries/indonesia/laws/uud1945),

diakses 21 Oktober 2014.

UU RI No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara. ( Online )

(http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia No._3

Tahun_2002 ), diakses 21 Oktober 2014.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi

Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

11