transformasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - sps.pdffonologi,...

439

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan
Page 2: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

TRANSFORMASI IDEOLOGI DAN BAHASA

(Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb)

Zamzam Nurhuda

Page 3: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

TRANSFORMASI IDEOLOGI DAN BAHASA : Studi Kompetensi dan

Performansi Sayyid Qutb Penulis : Zamzam Nurhuda Editor : Zahrul Athriah Desain Sampul : Numay Layout : Imam Zafu

ISBN: 978-602-6902-83-2

Penerbit Cinta Buku Media

Redaksi: Alamat : Jl. Musyawarah, Komplek Pratama A1 No.8 Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan Hotline CBMedia 0858 1413 1928 e_mail: [email protected] Cetakan: Ke-1 Maret 2017 All rights reserverd Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Page 4: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

iii

Kata Pengantar

Penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya

kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan atas penulisan

disertasi ini. Dengan Rahmat dan Inayah-Nya lah disertasi ini dapat

diselesaikan. Juga kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa penerangan bagi umat, sehingga Islam telah sampai

kepada umat sebagai pembawa kabar gembira.

Penulis juga menyampaikan banyak rasa terimaksih kepada

segenap pimpinan dan civitas Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta:

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (Rektor); Prof. Dr. Masykuri Abdullah

(Direktur); Prof. Dr. Didin Saefudin, MA (Ketua Program Doktor);

dan Dr. JM Muslimin, MA (Ketua Program Magister); yang telah

memberikan banyak bimbingan kepada penulis baik secara kognitif,

afektif dan psikomotorik dalam dunia akademik.

Penulis juga sampaikan terimakasih kepada dosen-dosen

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Prof. Dr.

AzyumardiAzra, MA; Prof. Dr. Suwito, MA; Prof. Dr. Ahmad Thib

Raya MA; Prof. Dr. Syukron Kamil, MA; Dr. Yusuf Rahman, MA;

Prof. Dr. Abudinata, MA; Prof. Dr. Yunan Yusuf, MA; Prof. Dr.

Abudinn Nata, MA; Dr. Fuad Jabali, MA; Dr. Muhbib Abdul

Wahab, MA; Dr. Ahmad Dardiri, MA; Prof, Dr. Bambang Pranowo,

MA; Prof. Dr. Yunasril Ali, MA serta segenap dosen SPs UIN

Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, sehingga

penulis mendapatkan banyak menerima keilmuan tertentu, baik

dalam matakuliah maupun dalam penulisan makalah-makalah

(Tugas Akhir Semester) dan penulisan disertasi ini. Khususnya

kepada Prof. Dr. Suwito, MA dan Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA;

selaku dosen pembimbing yang sangat membantu dan telah

memberikan banyak saran, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.

Rasa terimakasih juga penulis sampaikan kepada segenap karyawan

SPs UIN Jakarta kang Arif Mahmudi, kang Adam Mahesa, bu Imah,

Ba Fenny, kang Rofiq dan yang lainnya yang telah memberikan

banyak bantuan selama penulis studi di SPs UIN Jakarta.

Page 5: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

iv

Penulis juga sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada keluarga: Bapak Aceng Sohih Bukhari dan Ibu Ade

Mariah (Orang tua) yang telah memberikan banyak dukungan

kepada penulis baik material maupun spiritual (Allahumagfirli >waliwa>liday>a warh}}amhuma> kama>rabaya>ni> s}aghi>ra), kepada Istri

tercinta (Anggi Lestari, Amd. Keb) dan anak tercinta (Tsaqiefah

Qiewamunnajah) yang senantiasa memberikan dukungan dan

sebagai penyemangat penulis dalam menyelesaikan disertasi ini.

Kepada teh Sofa Marwah dan Pak Gayadi, Teh Isnani Arafah dan A

Agus (kakak-kakak) yang telah banyak memberikan motivasi

kepada penulis.

Kepada teman-teman satu perjuangan di Sekolah Pascasarjana

(Dr. Adzan Noer Bakhri, MA.Ek; Dr. Arsyad Abrar, MA.Hum;

Syamsul Arifin, M.Ag), teman-teman diskusi terkait penulisan

ilmiah (Ridwan Effendi, M.Ag; Nur Hamim, M.Ag), rekan-rekan

kerja (Muhammad Wildan, M.A; Djasminar Anwar, BA., Pg., Dipl,

MA), Misbach Priagung Nur salim, M.Pd; Tri Pujiati, M.M.,

M.Hum; Suyatno, M.Pd; Rai Bagus Triyadi, M.Pd; Rerin Maulida,

M.Pd dan rekan-rekan kerja yang lainnya yang tidak bisa disebutkan

satu persatu) dan semua orang yang turut memberikan banyak

pembelajaran hidup bagi penulis.

Semoga disertasi ini banyak memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun secara praktis baik bagi kalangan akademisi dan

masyarakat pada umumnya. Penulis menyadari bahwa tulisan ini

begitu banyak kekurangan “yang salah datang dari penulis, dan yang

benar datang dari Allah SWT”. Waalla>h a‘lam bi al-s}awa>b. Wa al-‘afwminkum.

Ciputat, 17 Desember 2016

Penulis,

Zamzam Nurhuda

Page 6: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

v

Abstrak

Kesimpulan disertasi ini menunjukkan bahwa semakin kuat

kompetensi ideologi seseorang, akan semakin berpengaruh terhadap

aktualisasi performansi bahasanya. Kesimpulan ini berbeda dengan

Eric Lennerberg (1969) yang menyatakan bahwa manusia menerima

warisan biologi asli berupa kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa yang khusus untuk manusia dan tidak ada

hubungannya dengan kecerdasan dan pemikiran. Juga didukung oleh

Leonard Bloomfield (1983) dalam aliran behaviorisme (al-Madhhab al-Sulu>ki>). Aliran ini menyatakan bahwa bahasa merupakan suatu

kebiasaan (habit) yang bersifat alamiah. Fenomena alamlah yang

berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang. Aliran ini

menolak bentuk pengetahuan atau proses mental dalam bahasa

manusia.

Kesimpulan ini mempertegas pendapat Noam Chomsky

(2002) yang terkenal dengan teori transformasi generatifnya, yang

menyatakan bahwa bahasa terdiri dari kompetensi dan performansi.

Kompetensi merupakan deep structure (bahasa yang masih berada

dalam ide atau pikiran), sedangkan performansi merupakan surface structure (bahasa yang bersifat aplikasi). Dalam proses generatif ini

sebenarnya semantik menciptakan sintaksis-sintaksis yang

berbentuk bunyi. Juga didukung oleh konsep Chomsky dalam aliran

mentalisme (al-Madhhab al-‘Aqla>ni)>. Aliran ini menyatakan adanya

bentuk pengetahuan atau proses mental dalam bahasa manusia.

Selanjutnya juga didukung oleh Andreu Bauzà Sastre (2000), J.

Trevor Morley (2004), Paul Kroskrity (2006), Ruth Wodak (2007),

A Jacqueline H. E. Messing (2009), yang menyatakan terkait

pentingnya mengenal bahasa dalam dimensi ideologis yang

bertujuan untuk kegiatan pembaharuan dan pengambangan bahasa.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode padan intralingual dan padan ekstralingual.

Penelitin ini menggunakan pendekatan psikologi dan linguistik.

Pendekatan psikologi dalam linguistik merupakan bahasa yang

bersifat internal atau bahasa yang berhubungan dengan ide atau

Page 7: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

vi

daerah abstrak (bahasa dalam atau bahasa yang tidak diucapkan

hanya dipikirkan saja), daerah abstrak tersebut (ide) menjadi sumber

di mana bahasa itu dapat berwujud dalam bentuk bunyi (fonologi)

dan nyata dalam fenomena kehidupan masyarakat dan budaya.

Selanjutnya, pendekatan linguistik mengkaji bentuk-bentuk atau

struktur-struktur bahasa itu sendiri, sehingga muncul klasifikasi

fonologi, sintaksis, dan semantik.

Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

yang bersumber dari karya-karya Sayyid Qutb, seperti Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n (1992), Ma‘a>lim fi> al-T{a>riq (1979), Ma‘rakatuna> Ma‘ al-Yahu>d (1993), Lima>dha>’ A’dumu>ni>? (1980) dan al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m (1995). Ada pun objek disertasi ini adalah

fakta kebahasaan dalam tulisan-tulisan karya seorang Sayyid Qutb.

Page 8: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

vii

Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab - Latin yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ALA–LC ROMANIZATION TABLES yaitu

sebagai berikut :

T{ Vokal Pendek ط ’ ء

Z{ — A ظ B ب

U — ‘ ع T ت

Gh — I غ Th ث

F Vokal Panjang ف J ج

<a —ا Q ق }H ح

<u —و K ك Kh خ

<i —ي L ل D د

M م Dh ذ

N Diftong ن R ر

Aw — و H ھ Z ز

Ay — ي W و S س

ah;at (bentuk ة Sh ش

sambung) — ي

i>yy (i> pada

akhir kata)

al-(kata ال {S ص

sambung) u>ww (u> pada — و

akhir kata)

Y ي {D ض

Page 9: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

viii

Cara penulisan nama orang, tempat, organisasi, dan judul buku

berbahasa selain Arab ditulis sebagaimana adanya, misalnya:

1. Ikhwanul Muslimin tidak ditulis Ikhwa>n al-Muslimi>n;

Nahdatul Ulama tidak ditulis Nahd{a>h al-‘Ulama>’.

2. Komarudin Hidayat tidak ditulis Qamar al-Di>n al-Hida>yah

atau Muhammad Ainin tidak ditulis Muh}ammad ‘Aini>n.

3. Judul buku Paradigma Dakwah Sayyid Quthub tidak ditulis

Paradigma Da‘wah Sayyid Q}ut}b.

Page 10: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

ix

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................. iii

Abstrak ........................................................................................ v

Transliterasi ................................................................................. vii

Daftar Isi ...................................................................................... ix

Daftar Gambar ............................................................................. xii

Daftar Singkatan .......................................................................... xiv

BAB I

Pendahuluan ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................... 16

C. Pembatasan Masalah ......................................................... 17

D. Rumusan Masalah ............................................................. 17

E. Tujuan Penelitian .............................................................. 18

F. Manfaat Penelitian ............................................................ 18

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................. 19

H. Metodologi Penelitian ....................................................... 24

I. Sistematika Pembahasan ................................................... 26

BAB II

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi

Sebagai Performansi Bahasa ....................................................... 31

A. Ideologi sebagai Kompetensi Bahasa (Internal Speech) ... 35

B. Fonologi sebagai Performansi Bahasa (External Speech) . 52

C. Hubungan Internal Speech dan External Speech ............... 58

D. Transformasi Kompetensi (Internal Speech) Terhadap .....

Performansi (External Speech) .......................................... 64

1. Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) ............................ 68

2. Strukturalisme Amerika (Leonard Bloomfiled)................. 70

3. Transformalisme (Noam Chomsky) .................................. 72

Page 11: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

x

BAB III

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial .............. 81

A. Riwayat Hidup Sayyid Qutb .............................................. 81

B. Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial Sayyid Qutb .... 86

1. Masa Kecil ......................................................................... 87

2. Masa Remaja ..................................................................... 89

3. Masa Di Amerika ............................................................... 92

4. Masa Di Ikhwanul Muslimin ............................................. 94

5. Masa Di Penjara ................................................................. 96

C. Karya-karya Sayyid Qutb ................................................. 97

BAB IV

Kompetensi Ideologi Seorang Sayyid Qutb ............................... 101

A. Kompetensi Sebagai Komprehensi Bahasa Sayyid Qutb .. 104

B. Perkembangan Kompetensi Ideologi

Seorang Sayyid Qutb ......................................................... 109

1. Tokoh-tokoh yang Berpengaruh Terhadap

Ideologi Sayyid Qutb ......................................................... 118

2. Tokoh-tokoh yang Dipengaruhi Ideologi Sayyid Qutb .... 141

3. Lembaga yang Dipengaruhi Qurb ..................................... 155

BAB V

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb .................................. 173

A. Performansi Sebagai Produksi Bahasa Sayyid Qutb ......... 179

B. Performansi Bahasa Qutb, Kaitannya

dengan Bentuk Lingual ...................................................... 184

a. Performansi Sayyid Qutb

dalam Bentuk Fonologi dan Morfologi ............................. 188

b. Performansi Sayyid Qutb dalam Bentuk Frasa ................. 223

c. Performansi Sayyid Qutb dalam Bentuk Sintaksis ........... 254

BAB VI

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi

Bahasa Sayyid Qutb ..................................................................... 273

A. Kompetensi Ideologi Sebagai Internalisasi

Bahasa Sayyid Qutb .......................................................... 273

B. Internalisasi Bahasa Sayyid Qutb,

Page 12: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

xi

Kaitannya Pemerolehan Bahasa ........................................ 278

1. Sulu>kiy>ah .......................................................................... 278

2. ‘Aqla>niy>ah ......................................................................... 280

C. Performansi Bahasa Sebagai Eksternalisasi

Bahasa Sayyid Qutb ........................................................... 288

D. Eksternalisasi Bahasa Kaitannya dengan Semantik .......... 300

1. al-Jiha>d (H{arakah Difa>‘iy<ah, H{arakah Indifa>‘) ................. 305

2. Niz}a>mal-Isla>m (al-Niz}a>m al-Tasyri>’, Niza>m Fa>sid) ......... 314

3. al-Qiya>dah (Qiya>dah Syar‘iy>ah, Qiya>dah Ja>hiliy>ah) ........ 320

4. H{a>kimiy>ah (al-H{a>kimiy>ah al-‘Ulya>, al-H{a>kimiy>ah al-Basyar) ................................................... 324

5. al-Ja>hiliyah (al-Ja>hiliy>ah al-Hadi>thah, al-Ja>hiliy>ah al-U<la>’) ........................................................... 329

6. al-Da‘wah (Amr bi al-Ma‘ru>f, Nahyi> ‘an al-Munkar) ....... 358

7. al-Ma’rakah (al-H{arb, al-Qita>l, al-Ma‘rakah) .................... 342

8. al-Mujtama‘ (al-Mujtama‘ al-Isla>m, al-Mujtama‘ al-Ja>hiliy>ah) .................................................. 347

9. al-H{izb (H{izb Alla>h, H{izb al-Syait}a>n) .............................. 352

10. al-Istisyha<d (al-Istisyha>d Fi> Sabi>lilla>h) ............................ 357

BAB VII

Penutup .................................................................................... 369

A. Kesimpulan ........................................................................ 369

B. Saran ................................................................................... 371

Daftar Pustaka ............................................................................. 373

Glosari ......................................................................................... 393

Indeks .......................................................................................... 413

Biodata Penulis............................................................................. 423

Page 13: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

xii

Daftar Gambar

Gambar 1. Struktur Dalam dan Struktur Luar Bahasa ............... 12

Gambar 2. Satuan Bahasa ........................................................... 46

Gambar 3. Piramida Bahasa ........................................................ 53

Gambar 4. Proses Komunikasi .................................................... 56

Gambar 5. Dimensi Tas}wi>t dan Fikrah ....................................... 63

Gambar 6. Produksi Dan Resepsi ................................................ 64

Gambar 7. Proses Kompetensi dan Performasni ......................... 107

Gambar 8. Tipologi Kompetensi ................................................. 110

Gambar 9. Perkembangan Kompetensi Qutb .............................. 169

Gambar 10. Perbandingan Kompetensi dan Performansi ........... 175

Gambar 11. Perubahan Bentuk Bahasa ........................................ 186

Gambar 12. Internal Speech dan External Speech ...................... 190

Gambar 13. Proses Morfologis .................................................... 195

Gambar 14. Performansi Bahasa dalam Bentuk Fonologi dan

Morfologi Pada Ma’a>lim fi> al-T}ari>q ............................................ 198

Gambar 15. Performansi Bahasa dalam Bentuk Fonologi dan

Morfologi Pada Ma‘rakatuna>’ Ma‘ al-Yahu>d ............................. 203

Gambar 16. Performansi Bahasa dalam Bentuk Fonologi dan

Morfologi Pada al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m .................. 208

Gambar 17. Performansi Bahasa dalam Bentuk Fonologi dan

Morfologi Pada Lima>dha>’ A’dumu>ni> .......................................... 213

Gambar 18. Performansi Bahasa dalam Bentuk Fonologi dan

Morfologi Pada Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qu’ra>n .................................... 219

Gambar 19. Jenis-Jenis Frasa ...................................................... 224

Gambar 20. Performansi Bahasa dalam Bentuk Frasa

Pada karya Ma‘a>lim fi> al-T}ari>q ................................................... 226

Gambar 21. Performansi Bahasa dalam Bentuk Frasa Pada

Ma‘rakatuna>’ Ma‘ al-Yahu>d ....................................................... 233

Gambar 22. Performansi Bahasa Bentuk Frasa

dalam Lima>dha>’ A‘dumu>ni>. ......................................................... 239

Gambar 23. Performansi Bahasa Bentuk Frasa

dalam karya al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah ........................................ 244

Gambar 24. Performansi Bahasa Bentuk Frasa

Page 14: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

xiii

dalam karya Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n .......................................... 250

Gambar 25. Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis pada karya

Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q ...................................................................... 257

Gambar 26. Performansi Bahasa Bentuk Frasa

dalam Ma’rakatuna>’ Ma‘ al-Yahu>d ............................................ 259

Gambar 27. Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis dalam karya

Lima>dha>’ A‘dumu>ni> ..................................................................... 262

Gambar 28. Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis

dalam al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah .................................................. 265

Gambar 29. Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis

dalam Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n ..................................................... 268

Gambar 30. Sulu>ki> dan ‘Aqla>ni> .................................................... 286

Gambar 31. Hubungan Antara Konsep, Lambang dan Acuan .... 301

Gambar 32. Proses Performansi Bahasa ...................................... 302

Gambar 33. Hubunagn Antara Makna, Bentuk dan Referen ....... 303

Gambar 34. Pembagian Makna ................................................... 304

Gambar 35. Performansi Bahasa Qutb ......................................... 364

Page 15: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

xiv

Daftar Singkatan

AS : Amerika Serikat

B1 : Bahasa Ibu

B2 : Bahasa Kedua

CC : Cognitive Competence

CDA : Critical Discourse Analyis

CS : Concept Sounding Age

DDII : Dewan Dakwah Islam Indonesia

FAdj : Frasa Adjektival

Fadv : Frasa Adverbial

FC : Functional Competence

FN : Frasa Numerial

FNV : Frasa non Verbal

FP : Frasa Preposisional

FV : Frasa Nominal

FV : Frasa Verbal

GDK : Gerakan Dakwan Kampus

HMI : Himpunan Mahasiswa Islam

HT : Hijb al-Tah}ri>r

IM : Ikhwanul Muslimin

IRJAH : International Research Journal Of Arts And Humanities

LA : Los Angeles

MC : Meta Cognitive

PERSIS : Persatuan Islam

PF :Penanda Frasa

PICA :Publication in Contemporary Affairs

PKS : Partai Keadilan Sejahtera

SC :Social Competence

SR : Stimulus Respon

USA : United State America

WTC : Word Trade Center

Page 16: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fungsi bahasa yang sudah banyak dikenal orang

adalah sebagai alat untuk mengkomunikasikan suatu ide atau

gagasan kepada orang lain. Setiap ide atau gagasan seseorang tidak

akan bisa diketahui oleh orang lain bila tidak dikomunikasikan

dalam bentuk bahasa.1 Bahasa merupakan bentuk kongkrit dari

sebuah ide yang bersifat abstrak. Tidak heran sekarang ini banyak

yang mengkaji secara mendalam kaitan antara bahasa dengan

pikiran, sehingga muncul suatu disiplin ilmu baru dari dua disiplin

ilmu yang saling berintegrasi, yaitu antara ilmu psikologi dan ilmu

bahasa (linguistik). Sekarang integrasi keilmuan tersebut lebih

dikenal dengan istilah psikolinguistik. 2

Menurut seorang linguis dunia Ferdinand de Saussure,

hubungan bahasa dengan penutur tidak lepas dari seorang yang

berbicara dengan perkataan yang dipergunakan masing-masing

bahasa. Hal tersebut juga berhubungan dengan bahasa yang bersifat

alamiah. Menurutnya, kata-kata yang dipergunakan itu terdiri dari

dua sisi yang saling berkaitan, yaitu ide dan maksud yang ada dalam

1 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa,

Makna, dan Tanda (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 2009), 30.

2 Saat ini, ada tiga konteks keilmuan populer yang berafiliasi dengan

lingusitik, yaitu antropolinguistik, sosiolinguistik, dan psikolinguistik.

Antropoinguistik membahas hubungan bahasa dengan kebudayaan, sedangkan

sosiolinguistik menghubungkan bahasa dengan masyarakat, dan psikolinguistik

menghubungkan bahasa dengan kondisi kognitif internal seseorang.

Page 17: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

2 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

ide tersebut yang diaplikasikan melalui bahasa.3 Sementara itu,

menurut ‘Abd S{abu>r Sya>hin perkembangan pikiran manusia

berhubungan dengan perkembangan bahasanya. Sebab, pikiran

diibaratkan sebagai memori dan bahasa lah yang mengatur masuk

dan keluarnya data dalam memori tersebut. Manusia tidak akan

mampu berpikir dan mencurahkan apa yang dipikirkannya tanpa

melalui fenomena bahasa.4

Apa yang dijelaskan di atas, sangatlah relevan dengan ‘Abdul

Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}ur dalam ‘Ilm al-Lughah al-Nafsi>.

Menurutnya, sudah menjadi hal yang musbit bahwa perkembangan

bahasa seseorang berkaitan dengan perkembangan akal atau ide

seseorang. Eksistensi bahasa juga berkaitan dengan berpikir. Bahasa

merupakan alat untuk mencurahkan atau mengekspresikan perasaan

seseorang kepada orang lain. Bahasa lah yang mempermudah dan

membantu kinerja akal.5

Pengetahuan adalah kunci untuk

revitalisasi bahasa. Antara bahasa dengan akal merupakan satu

kesatuan yang saling bersinergi dan tidak dapat terpisahkan.6

Franz Magnis Suseno memperkuat hubungan bahasa dengan

pikiran. Menurutnya, kerancuan dalam berbahasa Indonesia di

kalangan para pejabat akibat dari malas berfikir.7

Pernyataan

tersebut juga selaras dengan Dardowidjodjo, menurutnya

amburadulnya berbahasa sebagai cerminan pola pikir yang

3H{as{a>d al-Qarni, al-Munjiza>t al-‘Alamiy>ah wa al-Insa>niy>ah fi> al-Qarn al-

‘Isyri>n: al-Adab wa al-Naqd wa al-Funu>n (AIRP: 2008), 120.

4 ‘Abd S{abu>r Sya>hin, Fi ‘Ilm al-Lughah al-‘A<<m (Beiru>t: Muassasah al-

Risa>lah, 1984), 94.

5‘Abdul Maji>d Sayyid Ah}mad Mansu>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafsi> (Riya>dh:

Ja>mi‘ah Mulu>k Su‘u>di>, 1982), 102.

6A Jacqueline H. E. Messing, “Ambivalence and Ideology Among Mexicano

Youth in Tlaxcala Mexico”, University of South Florida: Journal of Language, Identity & Education, Taylor and France Group (2009): 361.

7 A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan (Bandung: PT

Remaja Rosyda Karya, 2008), 178.

Page 18: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 3

amburadul. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa logika atau nalar

tidak ada dalam bahasa, logika terketak pada pemakai bahasa.8

Yang menurut aliran strukturalisme, logika merupakan bahasa yang

termasuk dalam wilayah bahasa dalam (internal speech).9

Menurut Vygotsky, antara internal speech dan external

speech terjadi adanya internalisasi bahasa didasarkan pada adanya

tiga bentuk yang berbeda dari kegiatan berbahasa, yaitu external

speech (bahasa sosial) bahasa egosentris (bahasa pribadi) dan

internal speech (bahasa logika). Vygotsky melihat tiga bentuk

bahasa tersebut sebagai struktur yang berbeda. Bahasa eksternal

menjadi faktor linguistik utama dalam komunikasi. Vygotsky

melihat bahasa egosentris sebagai penghubung antara bahasa

eksternal dengan bahasa internal secara matang. Bahasa sosial

adalah bahasa yang disuarakan dan diintelektualitaskan dari bahasa

logika menuju bahasa sosial.10

Berdasarkan konsep bahasa logika, Russel menjelaskan

kesepadanan antara dunia bahasa dan dunia realitas, atau antara

8 A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa Dan Pendidikan, 178. Banyak

pertanyaan muncul tentunya bila kita berbicara tentang bahasa dan pikiran.

Berpotensi banyak pertanyaan tentunya, di antaranya: Apakah kita memakai

pikiran saat kita berbahasa? Dapatkah kita berbahasa tanpa pikiran; atau

sebaliknya, dapatkah kita berpikir tanpa bahasa? Apakah bahasa mempengaruhi

cara kita berpikir? Ataukah cara kita berpikir menentukan bahasa? Lihat Soenjono

Dardjowodjodjo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia ( Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2008), 282.

9Inner speech adalah fungsi bahasa yang sepenuhnya unik, independen,

khas, dan benar-benar berbeda dari bahasa eksternal. Inner speech adalah pesawat

internal pemikiran yang bersifat verbal dan menengahi hubungan secara dinamis

antara pikiran dan kata. Sedangkan bahasa eksternal adalah proses yang

melibatkan transformasi pemikiran ke dalam kata, yang melibatkan materialisasi

dan objektivitas pemikiran. Lihat Lev Semenovich Vygotskiĭ, The Essential Vygotsky (Springer, 2004), 104.

10Peter E. Jones, “From ‘External Speech’ To ‘Inner Speech’ In Vygotsky:

A Critical Appraisal And Fresh Perspectives, Language & Communication” Communication Studies, Sheffield Hallam University, City Campus, United Kingdom (2009): 169.

Page 19: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

4 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

struktur bahasa dan struktur masyarakat. Seluruh pengetahuan akan

dapat dimengerti apabila diungkapkan dalam bentuk bahasa logika.

Oleh karena itu, analisis yang benar, yakni analisis yang didasarkan

pada bahasa logika akan menghasilkan pengetahuan yang benar

tentang realitas dan hakikat sesuatu di dunia.11

Inilah yang menurut

penulis konsep logika atau pikiran sering disebut juga dengan ide.

Oleh karena itu, ketika seseorang atau suatu kelompok tertentu

mengekspersikan idenya dengan gaya bahasa yang bersifat

tendensius, maka sering disebut dengan bahasa ideologi.12

Ideologi dalam bahasa merupakan ide tentang bahasa dalam

suatu lingkungan sosial.13

Interpretasi ideologi terhadap bahasa

merupakan salah satu hal ambigu yang signifikan dalam literatur

humaniora. Mitchell, membahas ambiguitas ini dalam istilah berikut

“pandangan yang masih bersifat ortodoks adalah yang berpandangan

bahwa ideologi merupakan kesadaran palsu, ideologi merupakan

sistem representasi simbolis yang mencerminkan situasi sejarah

dominasi kelas tertentu, yang berfungsi untuk menyembunyikan

karakter historis dan variasi kelas yang bersistem, masih bersifat

abstrak dan universal”.14

Makna lain dari ideologi adalah simbol identitas yang

terstruktur dengan nilai-nilai dan kepentingan yang

menginformasikan setiap representasi yang bersumber dari realitas.

11A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, 52.

12Silverstein dalam Mihyon Jeon, mendefinisikan bahwa “ideologi bahasa”

sebagai set keyakinan tentang bahasa yang diartikulasikan oleh pengguna sebagai

rasionalisasi atau pembenaran struktur yang dirasakan dalam penggunaan

klasifikasi pemikiran seseorang yang diinterpretasikan melalui bahasa. Lihat

Mihyon Jeon, “Korean Heritage Language Maintenance and Language Ideology,” York University: Heritage Language Journal 6, No. 2 (2008): 55.

13John B. Haviland, “Ideologis of language: Some Reflections on Language

and US Law,” American Antropologist Journal 105, No. 4 (2003):764.

14 Renâe Dirven, Language and Ideology (Amsterdam: John Benjamins

Publishing, 2001), 27.

Page 20: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 5

Dengan makna tersebut timbul pertanyaan “apakah representasi ini

benar adanya dalam realitas?” Dalam formulasi ini, tidak ada hal

yang dapat merepresentasikan posisi di luar ideologi, bahkan yang

paling kritis adalah ideologi harus diakui sebagai salah satu

pemahaman yang menempati beberapa posisi nilai dan kepentingan,

sosialisme (misalnya) adalah merupakan salah satu representasi dari

ideologi kapitalisme.15

Ideologi berarti ilmu tentang ide, selaras dengan Drucker (The

Political Uses of Ideology) dalam Renâe Dirven, Dia menyebut

“koreksi ide tentang masyarakat”. Asal-muasalnya, Larrain

mengatakan, “ideologi merupakan suatu istilah yang memiliki

konotasi positif,” yaitu sebagai ilmu yang ketat dari ide-ide yang

terdapat dalam kepala manusia "ideologi dapat berfungsi sebagai

dasar baru untuk pendidikan politik", Napoleon lah yang

menggunakan konsep ideologi sebagai alat melawan temannya

tersebut, dengan demikian ideologi memberikan konotasi negatif.

Karl Marx menangkap ideologi lebih jauh memberikan karakter

negatif dan kritis.16

Namun, penelitian ini bukan merupakan

pembahasan yang mengkaji ideologi dari perspektif positif atau

negatifnya, melainkan penelitian ini bersifat mengafiliasikan kaitan

antara ideologi dengan bahasa.

Thompson adalah salah satu tokoh linguistik yang mengkaji

secara mendalam kaitan antara ideologi dengan bahasa. Thompson

melihat bahwa ideologi berhubungan dengan bahasa. Selama ini,

ketika berbicara tentang ideologi maka kita membayangkan seperti

mega di langit ketika musim panas, dan kilauan cahaya dan petir di

saat hujan. Namun dengan adanya bahasa, maka ideologi bisa masuk

dalam dunia sosial sebagai ucapan, ekspresi dan kata-kata yang

mengesankan. Di sini, bahasa bukan sekedar struktur yang bisa

15Renâe Dirven, Language and Ideology , 27.

16N.D. Arora, Political Science for Civil Services Main Examination (Tata

McGraw-Hill Education), 296.

Page 21: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

6 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dipergunakan sebagai alat komunikasi dan pertunjukkan, tetapi

tepatnya sebagai fenomena sejarah sosial yang melibatkan konflik

manusia.17

Semenjak itu, ideologi masuk dalam diskursus yang

mengandung simbol dan mitos, serta termanifestasikan dalam

bentuk bahasa. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa untuk

menerjemahkan sesuatu hal yang bersifat abstrak, diperlukan

standar terhadap makna yang hadir dalam tanda tersebut. Maka,

bahasa lah yang dapat diartikan sebagai tanda yang memiliki

standar yang fleksibel dan dapat membuka peluang yang cukup luas

untuk diinterpretasikan.18

Ideologi ketika masih dirumuskan dalam tataran ide dalam

bentuk tujuan, maka belum ada problem empirik. Namun ketika

dirumuskan dalam bentuk bahasa yang tujuan akhirnya adalah untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dalam kerangka praktis yang

berbenturan dengan bahasa ideologi lain, maka akan memunculkan

konflik berupa pertarungan antar ideologi. Ketika Thompson

melihat bahwa ideologi sebagai pelembagaan dari sesuatu yang riil,

maka ideologi bukan lagi sebagai bayangan tertentu dari dunia

sosial, tetapi dia menjadi bagian dari dunia itu sendiri. Hal inilah

yang dieksplorasi oleh Thompson lewat tulisan Cornelius

Castoriadis dan Claude Lefort. Untuk mempelajari ideologi, John B.

Thompson, mempelajari cara-cara di mana arti (atau signifikansi)

berfungsi untuk mempertahankan hubungan dominasi.19

Ideologi bila dihubungkan dengan linguistik, dibahas dalam

psikolinguistik. Dalam ilmu psikolinguistik dibahas hubungan

antara struktur dalam dan struktur luar bahasa. Dalam disiplin inilah

bagaimana bahasa bisa dipelajari dari suatu yang bersifat abstrak,

17 Ideologi Sosial, Artikel Diakses Pada Tanggal 05 April 2013 dari

http://viagra-bahagia.blogspot.com/2009/10/ideologi-sosial.html

18 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi (Yayasan Obor Indonesia, 2008), 103.

19Terry Eagleton, Ideology: An Introduction (Verso London, 1991), 51-52.

Page 22: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 7

sehingga menjadi sesuatu yang kongkrit. Disambungkan dengan

ideologi, tentunya sangat berafiliasi. Sebuah ide, tidak akan bisa

dipahami tanpa melalui proses berbahasa. Bahasa merupakan jalur

utama sebuah ide bisa ditransformasikan terhadap fenomena

kehidupan, sehingga ada saling ketergantungan antara bahasa dan

pikiran dalam perkembangan berbahasa.20

Ide setiap orang tentunya berbeda-beda, perbedaan tersebut

tentunya tidak akan diketahui jika tidak direpresentasikan dalam

bentuk yang kongkrit. Keadaan tersebut menyebabkan tidak dapat

diketahuinya masing-masing ide manusia yang biasanya terbagi

kepada radikal, moderat dan fundamental. Atau klasifikasi cerdas,

pintar, kurang pintar dan memiliki gangguan pada alat berfikir

(otak) itu juga salah satunya diketahui oleh bahasa. Hal tersebut

juga berkaitan dengan kepribadian setiap manusia atau kelompok

tertentu. Kepribadian bisa dilihat dari gerak badan dan tingkah laku.

Sedangkan sebuah ide, tidak akan terdeteksi apa itu termasuk

pemikiran yang radikal, moderat, atau fundamental, tanpa

ditransformasikan dalam bentuk bahasa (linguistik).21

20Carol A. Miller, “Developmental Relationships Between Language and

Theory of Mind.” The Pennsylvania State University, University Park American Journal of Speech-Language Pathology 15 ( 2006): 151-152.

21 Para filsuf kontemporer menghubungkan analisis pemikiran yang

berfaedah bagi sebagian kata atau ungkapan-ungkapan dalam bentuk bahasa, di

antaranya: Antara kedua hal tersebut dapat terdapat perbedaan pendapat anatara

ahli bahasa dengan filsuf, menurut ahli bahasa antara kedua istilah tersebut jelas

merupakan dua hal yang berbeda. Sedangkan menurut para filsuf masih

mengusahakan dengan ijtihad. Kalau para ahli bahasa membedakan antara sebuah

perilaku manusia dengan sifat, bahasa dan perbuatannya. Sedangkan para ahli filsuf

berpendapat antara sebuah perilaku, sifat dan bahasanya merupakan suatu kesatuan

yang tidak dapat dibedakan. Ahli filsuf wajib membedakan antara bentuk bahasa

dengan bentuk pemikirannya, sebagaimana contoh terdapat dua jumlah kalimat

yang sama tapi timbul dari dua pemikiran yang berbeda. Atau sebaliknya tertdapat

dua kalimat yang berbeda yang dihasilkan dari dua pemikiran yang sama. Lihat

Mah}mu>d Fahmi> Zaira>ni, Fi> Falsafah al-Lughah (Bairu>t: Da>r al-Nahd}ah al-‘Arabi>,

1985), 25-27.

Page 23: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

8 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Dengan bahasa pula (salah satunya), seseorang atau suatu

kelompok tertentu dapat dipahami tingkat bahasa yang masuk

dalam keras, tegas dan tajam dapat dikategorikan berasal dari

sebuah ide dari seseorang yang radikal. Sedangkan bahasa yang

damai penuh dengan toleransi, berasal dari sebuah ide atau

pemikiran yang moderat. Bahasa yang lemah lembut dan penuh

dengan kasih sayang, dideskripsikan dari ide seseorang atau

kelompok yang lemah lembut dan suka akan ketentraman.

Allah SWT Berfirman dalam Q.S al-Rah}ma>n (1-4):

نمسانخلق(2)المق رمآنعلم(1)الرحمن (4)المب يانعلمه (3)الم

“(Tuhan) yang Maha pemurah Yang Telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara”22

Dalam tafsir Jalalain, frasa “pandai berbicara” adalah dapat

berbicara.23

Menurut penulis, ayat tersebut merupakan salah satu

bukti yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah

bahasa. Bahasa manusia adalah bahasa komunikasi karena manusia

dapat berbicara satu sama lain, berbicara tentunya menggunakan

akal sebagai mediasi yang turut menentukkan kualitas pembicaraan

seseorang. Berbeda dengan hewan misalnya, yang memang ada

beberapa hewan yang dapat menggunakan bahasa manusia. Tetapi,

peristiwa tersebut tidak bisa masuk dalam kategori berbicara,

karena hewan hanya menggunakan instingnya untuk mengikuti

kata-kata yang diucapkan manusia. Bukan melalui mediasi akal

yang memang mereka tidak miliki.

Ideologi merupakan suatu pemahaman yang selalu menyertai

manusia, tidak ada mahluk lainnya di dunia ini yang disertai dengan

22QS. al-Rah}ma>n (55): 1- 4.

23Jalaludin as-Syuyuthi dan Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Almahally,

Tafsir Jalalain (Tasikmalaya: Persatuan Islam).

Page 24: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 9

kata “ideologi”. Hewan, tumbuhan, tidaklah disertai dengan istilah

ideologi. Nampaknya jelas, bahwa istilah ideologi tumbuh dan

berkembang dari sebuah ide, sedangkan ide tumbuh dari sebuah

akal. Oleh karena itu, kata ideologi sebenarnya merupakan

penjelmaan dari sebuah akal. Itulah yang membedakan manusia

dengan mahluk lainnya yang berada di alam semesta ini.

Sebagaimana dalam pepatah Arab: الناطقحيوانالنسان

“Manusia adalah mahluk yang berfikir”

Itulah kenapa dalam ayat al-Qur’an Allah seringkali

memerintahkan manusia untuk berfikir.24

Fenomena tersebut

bukanlah merupakan suatu hal yang tidak dapat dibuktikan

kebenaranya. Banyak bukti-bukti yang real dan menunjukkan bahasa

seseorang akan menunjukkan kepribadian idenya atau karakteristik

pemikirannya.25

Ketika manusia berbicara dengan bahasa yang

24Lihat QS. al-Baqarah: 4 “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)

kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?, QS. al-Imra>n: 7 “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”, QS. al-Baqarah: 219 "Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:"Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”, QS. al-‘Ara>f: 176 “Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”, QS. al-Ra‘du: 4

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir” dan masih banyak lagi ayat-yata lainnya yang terdapat

kaitannya antara manusia dengan akal atau pikiran.

25Seperti yang terjadi pada zaman Seoharto. Orde baru menyadari benar

peranan bahasa sebagai sarana politik yang sangat efektif untuk mendukung segala

aktifitasnya. Sifat bahasa yang arbitrer dimanfaatkan secara penuh dengan

memainkan makna-makna dari kata secara manasuka. Bahasa sebagai arena yang

tidak memiliki sifat netral telah dijadikan alat untuk mendominasi wacana

kekuasaan. Oleh karena itu, penciptaan makna dengan mengembangkan konotasi-

Page 25: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

10 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

mengevaluasi stigma kesepakatan dengan ideologi yang berasal dari

bahasa standar, mereka sendiri menjadi terlibat dalam propagasi

terhadap diri mereka, kepentingan dan identitas mereka. Ketika

seorang individu tidak dapat menemukan penerimaan sosial untuk

bahasanya di luar komunitas, dia mungkin datang untuk

merendahkan bahasa sendiri, bahkan saat dia terus

menggunakannya. Ideologi sebagai bahasa standar menyediakan

jaringan argumentasi akal di mana pembicara dari bahasa non-

mainstream dapat terjerat di setiap kesempatan.26

Tingkat analisis itu penting, di antaranya untuk memahami

bagaimana ideologi dijelaskan dalam berbagai model yang pada

dasarnya berpandangan bahwa teks, terutama tercermin melalui

bahasa, bukanlah suatu hal yang bersifat netral, tetapi mengandung

misrepresentasi dalam ideologi tertentu. Roger Fowler dan kawan-

kawan dalam Eriyanto, di antaranya berpandangan bahwa ideologi

itu tercermin lewat pemakaian kata, kalimat, dan tata bahasa yang

digunakan. Sebuah kata, kalimat atau tata bahasa tertentu dapat

menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain yang secara

langsung menggambarkan bagaimana pertarungan sosial di antara

kelompok-kelompok yang terlibat dalam masyarakat. Di sini, bahasa

yang digunakan dalam teks dianggap pencerminan langsung dari

konotasi yang dibuat untuk mengukuhkan kekuasaanya merupakan suatu hal yang

praktis. Namun, di sisi lain mahasiswa yang pada zaman orde baru memiliki

kekuatan atas nama rakyat, juga mengembangkan strategi yang sama untuk

melakukan perlawanan terhadap rejim orde baru. Kesadaran menggunakan arena

bahasa politik, juga dimainkan oleh mahasiswa dengan menggunakan asosiasi

tanda-tanda dengan menegaskan konotasi-konotasi yang telah dibangun oleh orde

baru sebelumnya. Lebih lanjut lihat Murdian S. Widjojo, Bahasa Negara Versus Bahasa Gerakan Mahasiswa: Kajian Semiotik atas Teks-teks Pidato Presiden Soeharto dan Selebaran Gerakan Mahasiswa (Jakarta: LIPI Press, 2003), 130.

26Charles Albert Ferguson, Shirley Brice Heath, Language in the USA: Themes for the Twenty-first Century (Cambridge University Press, 2004), 296.

Page 26: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 11

pemakaian bahasa. Atau dalam bahasa yang sering dipakai Fowler\,

bahasa adalah ideologi itu sendiri.27

Bagi Theo van Leeuwen dalam Eriyanto, bahasa juga

tercermin dari sebuah ideologi, sehingga dengan mempelajari bahasa

yang tercermin dalam teks, ideologi dapat seseorang atau kelompok

tertentu dibongkar. Titik perhatian Van Leeuwen terutama

didasarkan pada bagaimana peristiwa dan aktor-aktor sosial

digambarkan dalam teks. Apakah ada peristiwa tertentu atau pihak

tertentu yang dimarjinalkan dengan penggambaran tertentu melalui

sebuah teks. Penggambaran itu sendiri mencerminkan bagaimana

pertarungan ideologi dalam dunia sosial yang mempengaruhi

struktur masyarakat pada umumnya. Masing-masing kelompok

saling menonjolkan basis penafsirannya sendiri dan memunculkan

bahasanya sendiri.28

Menurut seorang psikolog Rusia Vigotsky

terdapat ujaran yang bersifat egosentris, yaitu suatu ujaran yang

mengalami transformasi genetik dan berubah dari bahasa yang

kongkrit (external speech) manjadi bahasa yang abstrak (inner

speech). Inner speech tersebut mempunyai hubungan dengan

external speech. Inner speech masih tetap merupakan suatu ujaran,

namun ujaran yang bersifat abstrak atau bahasa yang masih ada

dalam pikiran dan belum terwujud dalam bahasa ujaran. Sedangkan

bahasa yang sudah diwujudkan dalam bentuk ujaran, maka hal

tersebut sudah masuk dalam wilayah external speech. 29

Setiap tata bahasa menurut linguistik transformatif

generatif30

dibangun oleh tiga buah komponenen, yaitu komponen

27Eriyanto, Analisis wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyaka: PT

LKiS Pelangi Aksara, 2001), 347.

28Eriyanto, Analisis wacana: Pengantar Analisis Teks, 347-348.

29Soenjono Dardjo Widjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Jakarta, 2008), 283-284.

30 Transformatif generatif adalah sebagaimana menurut pendapat Noam

Chomsky yang mengatakan bahwa semua bahasa-bahasa yang ada di dunia adalah

Page 27: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

12 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sintaksis, komponen semantik (kedua komponen tersebut masuk

dalam wilayah internal speech), dan komponen fonologi (komponen

yang masuk dalam wilayah internal dan eksternal speech). Untuk

memahami ketiga komponen tersebut simak gambar berikut:

Gambar 1

Strukur Dalam dan Struktur Luar Bahasa

sama, karena didasari oleh sebuah sistem yang bersifat universal. Menurutnya,

tingkat persamaan tersebut hanyalah pada tingkat dalamnya saja, yang dalam

linguistik disebut dengan istilah struktur dalam (deep structure). Sedangkan pada

tingkat luar (surface structure) bahasa-bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat dalam

itulah terdapat rumus-rumus tata bahasa yang mengatur proses-proses untuk

memungkinkan aspek-aspek kreatif bahasa bekerja. Dan apa yang Noam Chomsky

disebut dengan transformatif generatif terletak pada tingkat dalam ini. Lihat dalam

Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 53.

Representasi fonetik

(bunyi)

Rumus-rumus Fonologi

PF Struktur Luar

Rumus-rumus

Transformasi

PF struktur dalam

Leksikon Rumus-rumus

Struktur Frase

(mu

lut)

Str

uk

tur

luar

bu

ny

i

(ota

k)

Str

uk

tur

Dal

am

Ko

mp

on

en s

inta

ksi

s

Ko

mp

on

en

Fo

no

log

i

Ko

mp

on

en s

eman

tik

Refresentasi

Semantik

Rumus-rumus

Semantik

Page 28: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 13

Dari gambar tersebut kita bisa memahami antara internal

speech dan external speech. Komponen sintaksis dan komponen

semantik merupakan struktur internal speech, karena berada dalam

wilayah struktur dalam (dalam otak). Sedangkan komponen fonologi

sebagian berada dalam struktur dalam (rumus-rumus fonologi) dan

sebagian berada dalam struktur luar (represantasi fonetik). Selain

itu, tampak jelas bahwa struktur dalam berada dalam otak dan

struktur luar berada dalam mulut.31

Dengan melihat komponen bahasa tersebut, kita bisa

mengetahui bagaimana sebenarnya manusia bicara, gurauan pada

orang-orang yang dikatakan “asal omong” sebenarnya secara

neurobiologis tidak benar. Menurut Steven Pinker, kemampuan

berbahasa adalah adaptasi biologis otak dan kemampuan berbahasa

merupakan suatu hal yang bersifat instingtif.32

Maka dari itu,

seseorang yang mengalami gangguan otak akan berpengaruh

terhadap bahasanya. Dalam lingusitik dikenal dengan istilah afasia

dan poliglot. Kedua istilah tersebut merupakan istilah yang

bertentangan secara makna. Afasia merupakan fenomena hilangnya

bahasa karena disfungsi dalam mekanisme pusat otak. Ada juga

istilah lain yang mencakup terhadap gangguan yang sama disebut

31 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, 38. Psikolog Rusia

Vygotsky berpandangan bahwa bahasa mengalamai transformasi genetik dan

berubah menjadi apa yang dinamakan dengan inner speech. Hubungan antara

internal speech dan external speech tidak boleh tidak harus memanfaatkan dalam

bentuk bunyi karena bahasa hanya dapat terwujud dengan bunyi fonetik. Namun,

ini tidak berarti bahwa inner speech hanyalah wujud batin dari extrenal speech.

Inner speech masih tetap suatu ujaran, yakni pikiran yang berkaitan dengan kata.

Bedanya adalah pada external speech pikiran itu diwujudkan dalam kata, sedangkan

dalam internal speech kata-kata itu lenyap pada saat pikiran terbentuk. Lihat

Soenjono Dardjowodjodjo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia

( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 282.

32Etty Indriati, Kesulitan Bicara dan Berbahasa pada Anak: Terapi dan Strategi Orang Tua (Jakarta: Pranada Media Group, 2011), 90-92.

Page 29: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

14 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dispasia.33

Seorang afasia akan mengalami gangguan berbicara,

mendengar, membaca dan menulis. Pemahaman pendengaran

mereka sangat terbatas. Oleh karena itu, produksinya pun hanya

sedikit ucapan-ucapan yang dapat dimengerti.

Sedangkan poliglot atau multilingualisme sangat bervariasi.

Seseorang dikatakan poliglot atau multibahasa jika fasih dalam

empat bahasa atau lebih.34

Poliglot atau multilingualisme

merupakan kemampuan berbicara lebih dari dua bahasa,

multilingualisme biasa tidak dibedakan dengan bilingualisme.

Karena walaupun seseorang yang multilingual (menguasai lebih dari

dua bahasa) banyak pilihan untuk bertutur sapa, tetapi yang

kemungkinan terjadi adalah tercampurnya serpihan-serpihan baik

fonem, kata, frasa, morfologi dan sintaksis antara dua bahasa. Untuk

itu, pembahasan bilingualisme lebih populer dari pada

multilingualisme.

Adanya kedua istilah yang bertentangan di atas, memperkuat

pandangan penulis bahwa seseorang yang memiliki kekurangan

afasia dalam bahasanya tentu disebabkan dengan kelainan-kelainan

yang ada dalam otaknya, sehingga berpengaruh terhadap pemikiran

dan bahasanya. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang memiliki

kelebihan poliglot karena memang mempunyai kelebihan dalam

otaknya yang juga berpengaruh terhadap pemikiran dan bahasanya.

Begitu juga dengan bahasa-bahasa yang diproduksi oleh Sayyid

Qutb, tentunya sangat berkaitan dengan ide atau pikiran yang ada

kompetensi ideologinya. Ideologi seorang Sayyid Qutb dapat eksis

di dunia sosial, salah satunya dilihat dari performansi bahasa yang

digunakan.

33Abha Gupta dan Gaurav Singhal, “Understanding Aphasia in a Simplified

Manner”, Journal Indian Academy of Clinical Medicine 12, No. 1 (2011): 33.

34Kató Lomb’s, Polyglot: How I Learn Languages (Hungarian: Így tanulok nyelveket, 1995), 7.

Page 30: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 15

Penulis memilih lima alasan untuk menganalisis performansi

bahasa yang berkaitan dengan kompetensi ideologi seorang Sayyid

Qutb. Yaitu:

Pertama, antara bahasa dan pikiran, manakah yang lebih

dahulu ada, bahasa atau pikiran, pikirankah, bahasakah, atau

keduanya hadir bersamaan.

Kedua, banyak orang yang hanya mengenal bahasa dari segi

fonologi saja, mereka beranggapan bahwa bahasa itu adalah apa

yang diucapkan oleh mulut. Padahal jika ditinjau secara

psikolinguistik ternyata bahasa yang menentukan fasih tidaknya

adalah bahasa dalam (internal speech). Jika bahasa dalam tidak

dapat dikuasai oleh seseorang, maka bahasa luar pun tidak akan

dapat diucapkan dengan lancar.

Ketiga, pemilihan kompetensi ideologi dan performansi

bahasa pada seorang Sayyid Qutb sebagai objek penelitian

berdasarkan asumsi bahwa Sayyid Qutb dikenal memiliki ide yang

keras, tegas, dan berani dalam menjalankan aktivitas dakwah di

jalan Islam.

Keempat, di dalam komunikasi terdapat variasi bahasa,

variasi bahasa yang di maksud adalah bahasa dalam bentuk fonologi,

semantik dan sintaksis. Penelitian ini akan membuktikan perbedaan

variasi bahasa yang keluar dari kompetensi ideologi seorang Sayyid

Qutb dalam peristiwa linguistik.

Kelima, banyak dari para linguis dan psikolog yang

membicarakan tentang hubungan bahasa dan ide. Mereka berbeda

pendapat tentang hubungan keduanya. Apakah bahasa dan ide dari

sebuah pemikiran merupakan dua buah sistem yang berasingan, atau

saling mempengaruhi atau struktur ide pemikiran mempengaruhi

struktur bahasa, yang jelas dalam penelitian ini akan dibahas tokoh-

tokoh dan aliran-aliran yang ikut dalam perdebatan tentang bahasa

dan ide dalam sebuah pikiran.

Page 31: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

16 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, banyak sekali

kemungkinan-kemungkinan masalah yang muncul dalam penelitian

ini. Masalah-masalah tersebut akan dieksplorasi dalam identifikasi

masalah, dan menjadi tolak ukur bagi pembatasan dan perumusan

masalah. Berikut kemungkinan-kemungkinan masalah yang muncul

dalam penelitian ini:

1. Ideologi berhubungan dengan sisi psikologi penutur dan

bahasa berhubungan dengan sisi mikrolinguistik.

2. Hubungan antara bahasa (linguistik) dengan ide pikiran

(psikologi). Pendapat tokoh-tokoh psikolingistik tentang

bahasa dan ideologi.

3. Kompetensi bahasa dan performansi bahasa yang

disederhanakan oleh para psikolinguis dengan struktur dalam

(internal speech) dan struktur luar (external speech).

4. Proses produktif dan proses reseftif bahasa yang merupakan

simbol masuknya bahasa dalam memori otak (kompetensi)

dan keluarnya bunyi-bunyi bahasa yang telah dicerna otak

(performansi).

5. Hubungan kompetensi sebagai proses internalisasi bahasa dan

performansi sebagai eksternalisasi bahasa.

6. Hubungan otak dengan bahasa, fasih berbicara yang

disebabkan oleh kecerdasan otak dan gangguan berbicara

yang diakibatkan oleh cedera otak.

7. Fasih atau kurang fasih dalam berbicara (fenomena bahasa)

berhubungan dengan kondisi bahasa dalam seseorang (internal

speech).

8. Terdapat faktor lain yang menyebabkan kondisi kempetensi

ideologi seseorang bersifat ideologis (selain otak), yaitu

faktor biologis dan faktor lingkungan sosial.

Page 32: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 17

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini memfokuskan pada

bahasa yang berhubungan dengan ideologi seorang Sayyid Qutb,

faktor-faktor internal, dan faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi ideologinya. Penelitian ini juga memfokuskan aspek-

aspek kebahasaan yang digunakan seorang Sayyid Qutb dalam

tulisan-tulisannya. Aspek-aspek kebahasaan Qutb tersebut, dibatasi

dalam karya-karya Qutb pada masa politik dan pemikiran. Karya-

karya tersebut Qutb tulis antara tahun 1950-1965. Berikutnya,

dalam penelitian ini dibahas proses internalisasi dan proses

eksternalisasi bahasa yang kedua proses tersebut ditentukan oleh ide

seorang Sayyid Qutb. Berikut terjadinya proses internalisasi dan

eksternalisasi dalam arti proses eksternal bahasa diinternalisasikan

dan proses internal bahasa dieksternalisasikan.

Alasan penulis dalam memilih batasan masalah di atas karena

Sayyid Qutb dikatakan sebagai seorang yang berideologi

fundamental dan memiliki pemikiran yang radikal. Ideologi dan

pikiran Sayyid Qutb dikenal sebagai salah satu aktor utama yang

mengenalkan ide-ide atau pemikiran-pemikiran yang keras, tajam

dan berani dan menjadi bagian aspek kognitifnya. Aspek kognitif

Sayyid Qutb tersebut, salah satunya diekspresikan juga dengan

gaya bahasa yang radikal dan tendensius. Ekspresi dan gaya bahasa

Qutb yang radikal dan tendensius diwujudkan dalam tulisan-

tulisannya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang penulis jelaskan di

atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

sebagai berikut: Bagaimana proses pembentukan kompetensi

ideologi seorang Sayyid Qutb? Bagaimana proses pembentukan

performansi bahasa Sayyid Qutb? Bagaimana relevansi antara

kompetensi ideologi dan performansi bahasa Sayyid Qutb?

Page 33: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

18 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini sebagaimana yang terdapat dalam

rumusan masalah, yaitu untuk menemukan proses pembentukan

kompetensi ideologi seorang Sayyid Qutb, menemukan proses

pembentukan performansi bahasa seorang Sayyid Qutb dan

menemukan relevansi antara kompetensi ideologi dengan

penggunaan performansi bahasanya. Tujuan tersebut sebagaimana

tujuan utama penelitian dalam penulisan karya ilmiah pada umunya,

yaitu menemukan teori baru, baik yang bersifat memperkuat,

memperbaiki, atau mengganti konsep-konsep atau teori yang sudah

ada.35

Begitu pula dengan penelitian disertasi ini, dalam penulisan

disertasi ini, peneliti berusaha menemukan teori baru yang bersifat

memperkuat teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Dengan kata

lain, bahasa terbagi pada dua dimensi, yaitu dimensi internal speech

dan external speech. Bahasa yang paling penting sebenarnya bukan

bahasa dalam dimensi external speech, tetapi bahasa dalam dimensi

internal speech.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

baik secara teoretis ataupun secara praktis, manfaat yang bisa

diambil dari penelitian ini di antaranya:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan transformasi

bahasa, baik yang bersifat internalisasi dan eksternalisasi

dalam pemikiran yang menjadi cikal bakal sebuah ideologi.

2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai

bahan bacaan referensi untuk memahami teori psikolinguistik

35 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia

Bandung, 2008), 161. Menurut Prof. Dr. Suwito dalam perekuliahan Seminar

Proposal Disertasi mengatakan bahwa mode-model penelitian mencakup

menemukan yang baru, mengembangkan yang sudah ada atau membantah dan

merevisi yang sudah ada.

Page 34: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 19

yang berkaitan dengan kompetensi dan performansi,

khususnya mahasiswa jurusan bahasa (linguistik).

3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan

kesadaran pada masyarakat bahwa yang menentukan bahasa

kita lancar, tersendu-sendu, terbata-bata adalah bahasa dalam

kita (pikiran).

4. Memberikan kesadaran terhadap semua warga negara

Indonesia bahwa ideologi atau kepribadian seseorang tidak

akan terungkap tanpa ditransformasikan dalam bentuk bahasa.

Seseorang yang pemarah, penyabar, radikal, toleran, dan

fundamental dapat diungkapkan oleh bahasa.

5. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

referensi terkait geneologi tokoh-tokoh Islam fundamental

yang memberikan stimulus bagi Sayyid Qutb dan merespon

ideologinya.

6. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

terkait performansi bahasa Sayyid Qutb yang menjadi

rerefrensi dan kata kunci bagi kelompok Islam fundamental,

militan dan tendensius.

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Tema Penelitian

Penulis mendapatkan banyak tema-tema penelitian terdahulu

yang relevan dengan tema penelitian yang sedang diteliti, di

antaranya: James Costa, Occasional Paper: Language, Ideology and

the ‘Scottish Voice (International Journal Of Scottish Literature,

2010),36 Dalam tulisannya, dia mengambil titik awal dua pengantar

untuk koleksi puisi-puisi dan cerita-cerita pendek di Skotlandia,

dengan menguraikan pertanyaan yang berhubungan dengan

sosiolinguistik tertentu yang saat ini menempati perdebatan

36James Costa, “Occasional Paper: Language, Ideology and the ‘Scottish

Voice,” International Journal Of Scottish Literature (2010).

Page 35: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

20 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

ideologis. Pertanyaan tersebut belum terpecahkan, dan terjawab,

pertanyaan “Siapa yang berbicara di Skotlandia?” Mungkin juga

menjadi pertanyaan pilihan ideologis. Tapi cara yang unik di mana

perdebatan tersebut menjadikan Skotlandia sebagai tempat yang

sangat penting untuk belajar bagi sarjana ideologi.

Ruth Wodak, Language and Ideology – Language in Ideology

(Lancaster University: Journal of language and Poilitics, John

Benjamin Publishing Company, 2007).37

Makalah dalam jurnal ini

semua membedakan berbagai aspek potensi ideologi dan politik

bahasa dalam berbagai konteks dan jenis kelamin, persamaan

sederhana, seperti semua bahasa bersifat ideologis atau setiap

bahasa penggunaan melayani tujuan ideologis atau politik tertentu,

terbukti salah. Hal tersebut, karena kekuatan bahasa bisa

disejajarkan dengan kekuatan senjata yang dapat menimbulkan

ledakan yang besar.

Paul V. Kroskrity, Language Renewal as Sites of Language

Ideological Struggle The Need for “Ideological Clarification”

(University of California at Los Angeles), yang memperjelas dan

memperkuat gagasan tentang “klarifikasi ideologis” dan

menyarankan relevansinya dengan ahli bahasa dan aktivis yang

tertarik dalam pembaharuan bahasa di Amerika. Mengikat gagasan

dan klarifikasi ideologis lebih erat dengan teori bahasa ideologis,

tidak hanya merupakan latihan dalam menjaga teori, melainkan

menyediakan alat bukti kerangka konseptual yang lebih baik untuk

mengantisipasi, memahami, dan memecahkan berbagai macam

masalah yang tampak.38

37Ruth Wodak, “Language and Ideology–Language in Ideology,” Lancaster

University: Journal of language and Poilitics, John Benjamin Publishing Company, ( 2007).

38Paul V. Kroskrity, Language Renewal as Sites of Language Ideological

Struggle The Need for “Ideological Clarification” (University of California at Los

Angeles).

Page 36: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 21

Kent Jonson, On The Systematicity Of Language And

Thought (University of California: The Journal Of Philosophy

Volume Ci, No. 3, March 2004),39

yang menjelsakan bahwa

meskipun semua kesulitan bahasa dan pikiran dihubungkan secara

sistematis, masih mungkin untuk berakhir dengan catatan positif

(hubungan antara keduanya). Kita telah melihat bahwa ada

permasalahan yang kompleks dan menantang antara hubungan

bahasa dan pikiran yang secara langsung menyangkut sifat bahasa

manusia dalam pikiran serta sifanya secara sistematis. Masalah ini

adalah bagian dari pertanyaan tentang hubungan bahasa dengan

lingkungan (alam sekitar), dan bagaimana hubungan keduanya dapat

terorganisir secara sistematis.

A Jacqueline H. E. Messing, Ambivalence and Ideology

Among Mexicano Youth in Tlaxcala, Mexico (University of South

Florida: Journal of Language, Identity & Education, Taylor and

France Group, 2009),40

untuk pengamat luar, ambivalensi adalah

pusat ideologi bahasa-bahasa remaja dengan identitas mereka,

namun ideologi yang mengatur pergeseran bahasa dapat berubah

dari waktu ke waktu. Perhatian lebih lanjut perlu diberikan pada

remaja-remaja yang muncul dalam praktik sosialisasi bahasa dan

peran pergeseran ideologi bahasa individu. Pengetahuan ini adalah

kunci untuk revitalisasi bahasa, karena jika orientasi ideologis dapat

berubah dari waktu ke waktu, maka remaja-remaja tersebut dapat

mengaktifkan pengetahuan pasif linguistik mereka.

Carol A. Miller, Developmental Relationships Between

Language and Theory of Mind (The Pennsylvania State University,

University Park American Journal of Speech-Language Pathology

39 Kent Jonson, “On The Systematicity Of Language And Thought,”

University of California: The Journal Of Philosophy, No. 3, (2004).

40 A Jacqueline H. E. Messing, “Ambivalence and Ideology Among

Mexicano Youth in Tlaxcala Mexico,” University of South Florida: Journal of Language, Identity & Education, Taylor and France Group (2009).

Page 37: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

22 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Vol. 15 _ 142–154, 2006),41

artikel ini berfungsi sebagai pengantar

untuk penelitian tentang bahasa dan teori pikiran, dan menekankan

adanya saling ketergantungan antara bahasa dan pikiran dalam

perkembangan “berbahasa”. Implikasi dari hubungan antara teori

pikiran dan pengembangan bahasa untuk penilaian bahasa pikiran

memiliki intervensi terhadapnya, dan argumen yang dibuat bahwa

mengambil teori pikiran memperhitungkan akan membantu dalam

meningkatkan hubungan komunikasi dan perkembangan bahasa.

Nighat Shakur, Perspectives on Language and Thought: A

Critique (International Research Journal of Arts & Humanities

(IRJAH) Vol. 37 ISSN: 1016-9342),42

tulisan ini bertujuan untuk

menyoroti beberapa perspektif besar pada kontroversi yang sedang

berlangsung antara bahasa dengan pemikiran. Berdasarkan

penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa hubungan antara bahasa

dan pikiran sangatlah mendalam. Bahasa dan pikiran memerlukan

suatu organisasi antara resepsi bahasa dengan produksi bahasa.

Bahasa menempatkan urutan dalam pikiran dan pemikiran

memungkinkan organisasi yang dibutuhkan oleh bahasa.

J. Trevor Morley, Power And Ideology In Everyday

Discourse: The Relevance Of Critical Discourse Analysis In

Pragmatic Linguistics Today (Seminar of English Linguistics,

2004),43

penelitian ini fokus dalam mengeksplorasi hubungan antara

bahasa, konsep ideologi dan kekuasaan dalam praktik linguistik

masyarakat kontemporer melalui kritik dari analisis wacana kritis

(CDA). Pendekatan untuk penyelidikan linguistik, sebagaimana

41Carol A. Miller, “Developmental Relationships Between Language and

Theory of Mind,” The Pennsylvania State University, University Park American Journal of Speech-Language Pathology 15, (2006).

42Nighat Shakur, “Perspectives on Language and Thought: A Critique”,

International Research Journal of Arts & Humanities, vol. 37.

43 J. Trevor Morley, “Power And Ideology In Everyday Discourse: The

Relevance Of Critical Discourse Analysis In Pragmatic Linguistics Today,”

Seminar of English Linguistics, (2004).

Page 38: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 23

dibuktikan dalam studi dan peninjauan singkat dari salah satu

praktisi utama, Norman Fairclough. Analisis kritik wacana

merupakan suatu hal yang penting dalam menggunakan pendekatan

linguistik lainnya yang ditekankan dalam mengeksplorasi dan

menjelaskan basis sosial dari dimensi ideologis serta kekuasaan

yang mendukung wacana di masyarakat.

Andreu Bauzà Sastre, Language Planning And Political

Ideology: A Crosscomparison Between Catalonia, Valencia And

The Balearic Islands On The Reintroduction Of Catalan (A

Dissertation University Of Southampton, Faculty Of Arts Sc,

2000),44

mencoba menunjukkan hubungan yang signifikan antara

perencanaan bahasa dan ideologi politik. Dia memberikan beberapa

definisi awal mengenai konsep politik ideologi dan perencanaan

bahasa, dan selanjutnya membahas hubungan potensial, beberapa

tokoh terkemuka telah menetapkan konsep tersebut, terutama dalam

kaitannya dengan doktrin nasionalisme. Aplikasi praktis dari

hipotesis awal tersebut dicapai dengan cara studi kasus: kegiatan

perencanaan bahasa dalam kaitannya dengan Catalan di Catalonia,

Valencia dan Kepulauan Balearic sejak pemulihan demokrasi di

Spanyol di Midseventies. Setelah karakterisasi linguistik, sosial,

sejarah dan politik, berikutnya terdapat analisis rinci dan

komprehensif dari perencanaan bahasa di masing-masing wilayah

tersebut. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana pengaruh politik

yang berbeda ideologi di wilayah Catalan berbahasa telah menjadi

faktor utama dalam pelaksanaan proses perencanaan bahasa yang

berbeda .

Tema-tema dalam penelitian di atas merupakan sebagian

tema yang mempunyai relevansi dengan tema penelitian yang

44 Andreu Bauzà Sastre, “Language Planning And Political Ideology: A

Crosscomparison Between Catalonia, Valencia And The Balearic Islands On The

Reintroduction Of Catalan,” A Dissertation University Of Southampton, Faculty Of Art, (2000).

Page 39: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

24 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sedang ditulis. Dengan adanya penelitian-penelitian tersebut, dapat

memperjelas posisi penulisan disertasi dan perbedaan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya. Telah dituliskan di awal, bahwa

tema dalam penelitian ini berhubungan dengan bahasa dan ideologi

(Transformasi ideologi dan Bahasa: Studi Kompetensi dan

Performansi Sayyid Qutb). Sudah jelas tema tersebut berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Letak perbedaannya

adalah penelitian ini fokus kepada perubahan bahasa dalam (internal

speech) yang tidak dapat didengar dan dibaca menjadi bahasa luar

(external speech) yang dapat didengar dan dibaca. Sedangkan objek

penelitian disertasi ini adalah fakta kebahasaan seorang Sayyid

Qutb.

H. Metodologi Penelitian

Penelitian45

ini merupakan penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode padan intralingual dan padan ekstralingual.46

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan

psikologi dan linguistik. Psikologi dalam linguistik merupakan

bahasa-bahasa yang bersifat internal atau bahasa-bahasa yang

45Hasil akhir kajian pustaka selain merumuskan landasan teori yang akan

digunakan dalam penelitian juga harus merumuskan hipotesis dan

mengidentifikasikan variabel-variabel utama yang akan diteliti. Lalu dalam

persiapan metodologis untuk menguji hipotesis, sekali lagi harus diidentifikasikan

variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitian. Variabel-variabel itu pun

perlu diklasifikasikan dan diidentifikasikan secara operasional. Secara umum,

variabel itu sendiri berarti sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

penelitian; atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti. Lihat Abdul Chaer, Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 32.

46 Metode intralingual adalah sebuah metode analisis dengan cara

menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat

dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. Sedangkan

metode padan ekstralingual adalah sebuah metode yang menghubungkan masalah

bahasa dengan masalah di luar bahasa. Lihat Masun M.S, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekhniknya (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007), 119-120.

Page 40: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 25

berhubungan dengan daerah-daerah abstrak (bahasa dalam atau

bahasa yang tidak diucapkan dan hanya dipikirkan saja), daerah

abstrak tersebut (pikiran) menjadi sumber di mana bahasa itu dapat

berwujud dalam bentuk bunyi (fonologi) dan nyata dalam fenomena

kehidupan masyarakat atau budaya tertentu, sedangkan linguistik

mengkaji bentuk-bentuk atau struktur-struktur bahasa itu sendiri,

sehingga muncul klasifikasi bahasa yang dikenal dengan fonologi,

sintaksis, dan semantik.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber yaitu

sumber primer dan sekunder. 47

Sumber primer adalah data

kebahasaan yang bersumber dari karya-karya seorang Sayyid Qutb,

seperti Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n (1992), Ma‘a>lim fi> al-T{a>riq (1979),

Ma‘rakatuna> Ma‘al-Yahu>d (1993), Lima>dha>’ A’dumu>ni>? dan al-

‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m (1995). Data tersebut adalah

fonem atau kata yang diinternalisasikan dan dieksternalisasikan oleh

seorang Sayyid Qutb dari bahasa yang bersifat internal yaitu

bahasa-bahasa dalam bentuk morfologi, farsa, sintaksis dan

semantik, menjadi bahasa yang dapat didengar dan dipahami yaitu

bahasa dalam bentuk fonologi. Kemudian dilanjutkan dengan

pengumpulan dan pengkalsifikasian data, setelah data tersebut

terkumpul dan terklasifikasi, maka dilanjutkan dengan menganalisa

data, kemudian didukung dengan sumber-sumber sekunder yaitu

buku-buku atau jurnal-jurnal yang berhungan dengan seputar

ideologi dan bahasa seperti buku-buku yang bertemakan

psikolinguistik, dengan tokoh-tokohnya seperti Noam Chomsky,

Ferdinand De Saussaure, ‘Abdul Maji>d Sayyid Ahmad Mansur,

47Menurut Muhammad Ainin, sumber primer adalah tempat atau gudang

penyimpan yang orisinil dari data yang dibutuhkan, sumber primer merupakan

sumber-sumber dasar dalam sebuah penelitian. Sementara sumber sekunder,

merupakan sumber yang kedua atau adanya catatan tentang adanya suatu peristiwa

ataupun catatan-catatan yang jaraknya jauh dari sumber orisinil. Lihat Muhammad

Ainin Metodologi Bahasa Arab (Malang: Hilal Pustaka, 2007), 65-66.

Page 41: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

26 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Abdul Chaer, dan yang lainnya. Ada pun objek penelitian48

dalam

penelitian ini adalah fakta kebahasaan dalam karya-karya seorang

Sayyid Qutb.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan. Pada bab pendahulan, penelitian ini

mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika

pembahasan.

Bab II. Ideologi sebagai kompetensi bahasa dan fonologi

sebagai performansi bahasa. Bab ini membahas hubungan ide

dengan internal speech dan hubungan bahasa dengan external

speech, banyak orang yang tahu bahasa adalah sebagaimana yang

terdengar dari mulut ke mulut, padahal kalau ditinjau secara

psikologi bahasa bukan saja yang berwujud dalam kata-kata, akan

tetapi terdapat bahasa dalam yang sebenarnya sangat berperan atas

kelancaran bahasa yang berwujud kata-kata. Sebelum bahasa

diproduksi dalam kata-kata, terlebih dahulu bahasa tersebut

dibentuk dalam pikiran. Oleh karena itu, sub-bab berikutnya

dilanjutkan dengan hubungan internal speech dan external speech.

External speech dapat berwujud karena ada faktor-faktor internal

speech yang mendukung, sehingga dengan faktor-faktor tersebut

muncul perubahahan bentuk yang penulis istilahkan dengan

transformasi ideologi (Interrnal Speech) terhadap fonologi

(External Speech), yaitu represntasi sintaksis dan semantik terhadap

fonologi.

48Fenomena lingual yang menjadi objek penelitian objek bahasa itu adalah

berupa bunyi tutur yang berhubungan dengan fenomena yang benar-benar hidup

dalam pemakaian bahasa. Lihat Masun M.S, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekhniknya, 2-3.

Page 42: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 27

Bab III. Sayyid Qutb, kehidupan sosial dan kondisi

psikologisnya. Bab ini menjelaskan hal-hal berikut: Riwayat hidup

seorang Sayyid Qutb, berikut pemahamannya seputar kehidupannya,

kondisi psikologis dan kondisi lingkungan sosial Qutb.

Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam ruang lingkup

kehidupan sekitarnya, kategorisasi dan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pemikirannya. Setelah pembahasan riwayat

hidup, agama, pendidikan dan kondisi sosial dibahas secara

gamblang, kemudian pada tahap selanjutnya dibahas tentang

karakteristik dan kehidupan pribadinya. Oleh krena itu, pada sub

bab berikutnya akan dibahas tentang faktor-faktor internal yang

menimbulkan karakteristik yang berbeda dalam idenya seorang

Sayyid Qutb. Sehingga, performansi bahasanya memiliki produksi

yang dapat dibaca dari segi kompetensinya.

Bab IV. Kompetensi ideologi seorang Sayyid Qutb. Bab ini

membahas hal-hal berikut: Kompetensi ideologi seorang Sayyid

Qutb yang dikenal sebagai bahasa dalam seseorang dan kaitannya

dengan internalisasi bahasa. Setelah kompetensi, kemudian

dilanjutkan dengan performansi bahasa yang kita kenal sebagai

bahasa luar dan kaitannya dengan internalisasi bahasa. Pada bab ini

dilanjutkan dengan klasifikasi internal yang banyak dipengaruhi

oleh ideolog-ideolog Islam pada seorang Sayyid Qutb, seperti Qutb

Ibrahim dan Fatimah Husain Usman, Abbas Mahmud al-‘Aqqad,

Hasan al-Banna, Ibnu Taimiyah, dan Abu A’la al-Maududi. Tokoh-

tokoh tersebut merupakan tokoh-tokoh yang banyak membentuk

ideologi Sayyid Qutb dan memperjelas bahasa dalam (kompetensi)

dan bahasa luar (performansi) Sayyid Qutb. Setelah itu, akan

dibahas pula tokoh-tokoh Islam yang banyak dipengaruhi ideologi

Sayyid Qutb, seperti Omar Abdel Rahman, Imam Samudra, Osma

bin Laden, Zawahiri dan Muhammad al-Faraz. Genealogi ide-ide

tersebut berhubungan dengan istilah-istilah bahasa Arab yang

digunakan dalam performasni Sayyid Qutb dan berhubungan dengan

Page 43: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

28 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

bahasa dan berbahasa yang memiliki perbedaan makna. Setelah

diklasifikasikan hubungan kompetensi ideologi dengan performansi

bahasa Qutb, kemudian dilanjutkan dengan internalisasi bahasa pada

seorang Sayyid Qutb yang mencakup: Internalisasi bahasa dari

fonologi menjadi bentuk sintaksis dan internalisasi bahasa dari

bentuk fonologi menjadi bentuk semantik.

BAB V. Performansi bahasa seorang Sayyid Qutb. Bab ini

membahas hal-hal berikut: Kompetensi ideologi seorang Sayyid

Qutb yang dikenal sebagai bahasa dalam seseorang dan kaitannya

dengan eksternalisasi bahasa. Setelah kompetensi, kemudian

dilanjutkan dengan performansi bahasa yang kita kenal sebagai

bahasa luar dan kaitannya dengan eksternalisasi bahasa. Pada bab

ini dilanjutkan dengan klasifikasi eksternal dalam bentuk fonologi,

morfologi, frasa, sintaksis dan semantik pada seorang Sayyid Qutb,

yang memperjelas perbedaan antara bahasa dalam dan bahasa luar.

Antara fonologi, morfologi, frasa, dan sintaksis merupakan istilah-

istilah bahasa Arab yang berhubungan dengan bahasa dan berbahasa

yang memiliki perbedaan makna. Setelah diklasifikasikan perbedaan

antara fonologi, morfologi, frasa, dan sintaksis. Kemudian

dilanjutkan dengan proses eksternalisasi yang mencakup:

Eksternaslisasi bahasa dari bentuk sintaksis menjadi bentuk fonologi

dan eksternaslisasi bahasa dari bentuk semantik menjadi bentuk

fonologi. Proses eksternalisasi ini tentunya bisa diproses karena ada

proses internalisasi (reseptif) dalam peristiwa tutur. Oleh karena itu,

perlu adanya keseimbangan antara proses internalisasi dengan

proses eksternalisasi. Artinya, eksternalisasi bahasa seseorang

dipengaruhi ketika kepribadiannya berada di lingkungan sosial dan

budaya tertentu.

Bab VI. Relevansi kompetensi ideologi dan performansi

bahasa Sayyid Qutb. Bab ini membahas hal-hal berikut: Kompetensi

ideologi sebagai internalisasi bahasa Sayyid Qutb, sub bab ini

menjelaskan bahwa kompetensi sebagai wilayah bahasa yang dapat

Page 44: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Pendahuluan 29

menerima dan menentukan bahasa-bahasa sosial budaya dan

menjadi referensi bagi performansi bahasanya. Kemudian

dilanjutkan dengan pembahasan yang dihubungkan dengan aliran

dalam psikolinguistik, dalam hal ini dikaitkan dengan intermalisasi

bahasa menurut pandangan dalam aliran psikolinguistik, seperti

aliran behaviorisme dan rasionalisme. Pembahasan selanjutnya

adalah tentang performansi bahasa sebagai eksternalisasi bahasa

Sayyid Qutb, bagian ini menjelaskan performansi yang dibentuk

oleh kompetensi sebagai proses pengeluaran atau eksternalisasi

bahasa Sayyid Qutb, yang selanjutnya akan dibahas hubungan

eksternalisasi bahasa Sayyid Qutb kaitannya dengan semantik,

yang mencakup tentang al-jiha>d (Jihad), niz}a>m al-Isla>m (Sistem

Islam), al-qiya>dah (Pemimpin), h}a>kimiy>ah (Kedaulatan), al-ja>hiliy>ah

(Jahiliyah), al-da‘wah (Dakwah), al-ma’rakah (Peperengan), al-

mujtama‘ al-Isla>m (masyarakat Islam), al-h}izb (golongan), dan al-

istisyha>d (syahid).

Bab VII. Penutup, mencakup kesimpulan dan saran.

Page 45: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

30 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Page 46: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

31

BAB II

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi

Sebagai Performansi Bahasa

ebelum memahami gagasan bahasa dan ideologi,1 penulis

merasa perlu adanya beberapa konsep yang harus

diklarifikasi. Terutama kaitannya dengan kenapa ideologi itu bisa

dihubung-hubungkan dengan bahasa atau sebaliknya, kenapa bahasa

bisa menjadi salah satu elemen yang masuk dalam pembahasan

ideologi atau bahasa merupakan salah satu perangkat yang

membawa ideologi eksis dalam dunia sosial. Dalam Oxford

Dictionary, ideologi didefinisikan sebagai “sistem ide dan cita-cita,

terutama salah satu yang menjadi dasar teori dan kebijakan ekonomi

atau politik.” Ideologi merupakan seperangkat ide atau harapan

yang diusulkan oleh kelas dominan dalam masyarakat, atau cara

1 Perlu dibedakan antara ideologi dengan pikiran. Menurut Bertram F.

Malle, teori pikiran mengacu pada kemampuan untuk mewakili, konsep kerangka

kerja konseptual-domain tertentu yang memperlakukan masukan persepsi tertentu

sebagai tindakan, keyakinan dan lain sebagainya. Teori pikiran bisa dikatakan

sebagai suatu hal yang mendasari semua kesadaran kognisi dan kesadaran perilaku

manusia, sehingga menyerupai sistem kategori dalam persepsi sosial, yaitu konsep

dasar yang digunakan dalam memahami realitas sosial. Lihat Bertram F. Malle,

“The Relation Between Language and Theory of Mind in Development and

Evolution” Institute of Cognitive and Decision Sciences & Department of Psychology, University of Orego (2002): 4. Sedangkan menurut Gerald M. Platt

and Rhys H. Williams, ideologi berkaitan dengan ranah hidup, atau yang dialami,

bukan dari berpikir. Ideologis dapat juga diartikan sebagai bentuk kesadaran dan

kebenaran, ontologis kebenaran dalam arti menggambarkan realitas yang terpisah

dari konstruksi sosial. Lihat Gerald M. Platt and Rhys H. Williams, “Ideological

Language and Social Movement Mobilization: A Sociolinguistic Analysis of

Segregationists Ideologies” Journal Source: Sociological Theory 20, No. 3 ( 2002):

5.

S

Page 47: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

32 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

berpikir dalam menilai hal-hal lain yang timbul dari sudut pandang

pribadi, kelompok dan golongan tertentu.2

Abbas Zaidi menyatakan bahwa ideologi merupakan suatu

gagasan yang kompleks. Dikatakan kompleks disebabkan ideologi

ada karena timbul dari gejala sosial yang beraneka ragam.

Keanekaragaman yang didukung oleh lingkungan sekitar yang

diinterpretasikan oleh pikiran seseorang, golongan atau suatu

kelompok tertentu menjadi suatu pemahaman yang mendalam dan

mendasar bagi arah ke mana sebuah ide tersebut dibawa. Oleh

karena itu, wajar bila pikiran seseorang, golongan atau kelompok

tertentu selalu dihubungkan dengan gagasan atau ideologi itu

sendiri.3

Hal tersebut disebabkan karena ide atau gagasan

merupakan salah satu alat untuk berpikir dan menentukan ke mana

arah pikiran seseorang akan berlabuh.

Perlu diketahui, sebenarnya adanya perbedaan ideologi

merupakan watak atau karakteristik dari sosio-historis dan sosio-

kultural yang beragam. Menurut Fais}a>l Darra>j, kajian ideologi

terungkap dari perbedaan yang bersumber dari pemahaman yang

tidak syarat dengan daya nalar, akan menimbulkan berbagai macam

bentuk interpretasi, seperti perbedaan situasi dan kondisi sosial,

perbedaan keyakinan, perbedaan visi misi dan kehendak gagasan

individu atau kelompok tertentu, pengasingan atau pengucilan dari

lingkungan sosial tertentu, pertentangan berbagaimacam keyakinan,

sampai kepada tahap penolakan terhadap keyakinan tertentu dan

2Ahmad Mohammad Ahmad Al-Harahsheh, “Translation of Islamic Texts

and Ideology” Journal Yarmouk University Irbid, Jordan AWEJ Special Issue on Translation, No. 2 (2013): 109.

3 Abbas Zaidi, “Language of Ideology/Ideology Of Language: Notes on

Theory and Practice” Journal of Postcolonial Cultures and Societies, No. 1948-

1845 ( 2012): 72.

Page 48: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 33

gaya bahasa tubuh yang termanipestasikan dari sebuah ide atau

gagasan tertentu.4

Meskipun kemungkinan belum banyak solusi untuk

permaslahan ideologi, menurut Culler itu bukan merupakan suatu

hal yang penting. Menurutnya, yang penting adalah salah satu

wacana yang berargumen dalam rangka mencari solusi

permasalahan. Lebih penting lagi adalah adanya kesadaran dalam

posisi tersebut. Culler mendukung pendapat aliran strukturalisme

yang menemukan istilah ideologi itu timbul secara natural atau

alamiah.5 Karena bahasa merupakan salah satu gejala alamiah yang

timbul dari tubuh manusia. Bahasa dan ideologi merupakan

instrumen yang penting dalam mewujudkan hegemoni kualitas

sosial seseorang, golongan, masyarakat, atau budaya tertentu. Akan

sangat sulit untuk menemukan sebuah situs dari praktik-praktik

sosial di mana bahasa dan ideologi tidak memainkan peran utama.

Hubungan bahasa dan ideologi begitu mendarah daging dan dasar

dari keduanya akan sulit untuk beroperasi secara terpisah satu sama

lain. Ini adalah melalui penggabungan bahasa dan ideologi yang

dipertahankan dalam masyarakat, sehingga menjadi suatu kebenaran

yang menyebar dan mengkristal dalam kekuatan transformatif

bahasa ideologi atau ideologi bahasa yang sangat luas, kuat, dan

abadi.6

Pada dasarnya bahasa merupakan bentuk verbal dari

pemikiran manusia. Jadi, bahasa dapat didefinisikan sebagai

rangkaian simbol-simbol yang dapat dipergunakan untuk

mengkomunikasikan gagasan, pendapat, serta perasaan orang

4Fais}a>l Darra>j, al-I<diyu>lujiy>ah wa al-Ikhtila>f al-I<diyu>lujiy>ah (‘A<mman: al-

Nadwah al-Musytarikah bain al-Ma‘had al-Mulkiy> al-Dira>sa>t al-Di>niy>ah wa

Muntada> al-Fikri> al-‘Arabi>, 2010), 24.

5Jonathan Culler, “Structure of Ideology and Ideology of Structure”:, 472.

6Abbas Zaidi, Language of ideology/ideology of language:Notes on Theory

and practice, 71.

Page 49: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

34 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kepada orang lain. Pola-pola suara yang selama ini kita dengar,

merupakan bunyi yang diberi makna linguistik untuk

memverbalisasi gagasan, perasaan, ataupun hasil pemikiran

manusia.7 Sedangkan ideologi menurut Rosina merupakan bagian

dari membangun kekuatan yang lebih besar, seperangkat praktik-

praktik sosial di mana orang-orang tergantung terhadap analisis

yang dekat dengan asumsi yang mendasarinya. Dalam sebuah

diskusi pemikiran tentang hubungan antara bahasa dan kekuatan

sosial.8

Sebagaimana menurut Paul V. Kroskrity, yang

mengungkapkan bahwa bahasa merupakan salah satu bagian dari

sebuah klarifikasi yang bersifat ideologis.9

Bambi B. Schieffelin dan San Diego Kathryn, berpendapat

ideologi dan bahasa merupakan representasi budaya, baik secara

eksplisit atau implisit, dari persimpangan antara bahasa dengan

manusia dalam dunia sosial. Mediasi antara struktur sosial dan

bentuk bicara, ideologi tersebut dikongkritkan dengan bahasa.

Bahasa menghubungkan ideologi untuk identitas, kekuatan,

estetika, moralitas dan epistemologi. Melalui hubungan tersebut,

ideologi dan bahasa mendukung tidak hanya dalam bentuk linguistik

dan praktik kebahasaan, tetapi juga lembaga sosial yang

signifikan.10

Oleh karena itu, setiap bahasa kaitannya dengan ide

pada umumnya memiliki empat unsur pokok, yaitu: Pertama,

simbol. Yaitu kata, nama, atau frase yang dipergunakan untuk

menyebut sesuatu. Kedua, objek. Yaitu benda yang disebut dengan

7E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika (Yogyakarta: Kanisius, 1999), 25.

8Rosina, “Accent, Standard Language Ideology, and Discriminatory Pretext

in the Courts,” Journal Language in Society 23, No. 2 (1994)\: 166.

9Paul V. Kroskrity, “Language Renewal as Sites of Language Ideological

Struggle The Need for “Ideological Clarification” University of California at Los Angeles, 73.

10 Bambi B. Schieffelin, San Diego Kathryn A. Woolar, Language Ideologies: Practice and Theory (Oxford University Press, USA, 1998), 34.

Page 50: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 35

simbol. Ketiga, referensi. Yaitu makna yang menjebatani hubungan

antara simbol dan objek yang disimbolkan. Keempat, subjek. Yaitu

individu pelaku atau kelompok tertentu yang menciptakan simbol

dan menggunakannya pada suatu hal yang khusus.11

Keempat unsur

pokok tersebut menunjukan hubungan bahasa dan ide sama halnya

dengan hubungan performansi dan kompetensi.

A. Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa (Internal Speech)

Konsep ideologi mungkin merupakan salah satu permasalahan

yang paling kompleks bagi permasalahan kognitif seseorang atau

dasar pemikiran suatu kelompok tertentu. Menurut Kent Jonson,

kegagalan prilaku ekspresi bahasa yang diungkapkan secara

sistematis dan bersifat alamiah dimulai pada awal literatur ilmu

bahasa dengan pikiran, bahkan sebelum ilmu bahasa dipahami

sebagai salah satu cabang ilmu kognitif.12

Nilai-nilai kognitif

berhubungan dengan status sosial di mana nilai-nilai tersebut

diekspresikan dengan berbagai bentuk unsur-usnur prilaku. Menurut

J. Trevor Morley, masalah yang paling menarik di masa

kontemporer ini adalah hubungan antara bahasa, kekuasaan dan

ideologi.13

Sebagaimana dalam A Jacqueline H. E. Messing, sikap

ideologis menentukan sikap seseorang berbicara secara aktif dalam

menginformasikan dan mensosialisasikan bahasa dalam kehidupan

mereka.14

11E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika (Yogyakarta: Kanisius, 1999),27.

12 12 Kent Jonson, “On The Systematicity Of Language And Thought,”

University of California: The Journal Of Philosophy, No. 3, (2004): 120.

13 J. Trevor Morley, “Power And Ideology In Everyday Discourse: The

Relevance Of Critical Discourse Analysis In Pragmatic Linguistics Today,”

Seminar of English Linguistics, (2004): 20.

14 A Jacqueline H. E. Messing, “Ambivalence and Ideology Among

Mexicano Youth in Tlaxcala Mexico,” University of South Florida: Journal of Language, Identity & Education, Taylor and France Group (2009): 350.

Page 51: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

36 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Renâe Dirven, menyatakan perdebatan yang bersifat inovatif

dalam permasalahan ideologi sudah tidak bisa dihindari karena hal-

hal yang bersifat tendensius. Menurutnya, terdapat dua argumen

yang berafiliasi dengan permasalahan-permasalahan yang bersifat

tendensius dan berbeda satu sama lain. Pertama, kelompok yang

berargumen bahwa ideologi merupakan sebuah teori yang keliru

ketika selalu dikaitkan dengan realitas yang bisa mengatasi dan

digantikan oleh teori-teori yang dibuktikan berdasarkan ilmu

pengetahuan, seperti (paham rasionalisme). Kedua, yaitu kelompok

dialektikal yang berasumsi bahwa ideologi merupakan sebuah

momen yang tidak akan terelakan dalam daya pikir dan bahasa

tubuh manusia.15

Katherine Ledford, menyatakan bahwa standar bahasa

ideologi tidak berhubungan dengan kemungkinan banyaknya pilihan

dalam beberapa variasi yang berbeda, melainkan berhubungan

dengan pemilihan dalam suatu gejala sosial dan tidak diketahui

sebab-sebab perbedaannya karena timbul secara spontanitas

bersamaan dengan pengaruh alam dan lingkungan.16

Ideologi akan

selalu menjadi bahan perdebatan karena selalu menimbulkan

pemahaman yang berbeda. Baik bagi setiap individu, kelompok

sosial, dan kultur kebudayaan. Semuanya memiliki keyakinan

masing-masing yang mereka yakini sebagai keyakinan luhur dan

memiliki dampak yang besar bagi kehidupan mereka. Dengan kata

lain, menurut Jacqueline dalam komunikasi kita harus memahami

15 Renâe Dirven, Language and Ideology (Amsterdam: John Benjamins

Publishing, 2001), 1.

16Katherine Ledford, “Accent: Language, Ideology, and Discrimination in

the United States” Appalachian Journal 26, No. 1 (1998): 48.

Page 52: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 37

keterkaitan batas antara penutur dalam berbagai bahasa dan dialek

tertentu melalui identitas, keyakinan dan ideologi mereka.17

Haedar Nasir mengubungkan ideologi dengan dengan padanan

dalam bahasa Arab. Menurutnya, sebagian besar umat Islam dikenal

padanan dari bahasa Arab (al-mabda’)18 sebagai padanan bagi kata “

ideologi”. al-Mabda’ artinya pemikiran awal yang diikuti oleh

pemikiran berikutnya. al-Mabda’ juga berarti pemikiran dasar di

mana pemikiran-pemikiran cabang diletakkan di atasnya. Ideologi

Islam menjadi salah satu perkembangan mutakhir yang disebut

dengan islamisme atau isla>miy>ah.19

Tidak jarang kita lihat berbagai

macam organisasi yang mengatasnamakan Islam dan menjadikan

Islam sebagai dasar gerakannya dalam berdakwah. Gerakan tersebut

ada yang memang menjadikan agama Islam sebagai agama yang

penganutnya memiliki integritas yang tinggi, tetapi tidak sedikit

pula dengan pengatasnamaan tersebut menjadikan Islam sebagai

agama yang dimusuhi dan dianggap berbahaya. Padahal Islam tidak

bisa dilihat dan disimpulkan dengan sebagian kelompok saja.

Dalam perkembangan Islam, terjadi fenomena gerakan-

gerakan Islam yang lahir dengan beberapa ideologi tertentu.

Keberagaman ideologi menunjukkan perkembangan paham

keagamaan yang signifikan. Mulai dari Fundamentalisme,

17 A Jacqueline H. E. Messing, “Ambivalence and Ideology Among

Mexicano Youth in Tlaxcala Mexico,” University of South Florida: Journal of Language, Identity & Education, Taylor and France Group (2009): 355-356.

18 Dalam kamus al-‘Asri>, al-Mabda’ memiliki arti yang beragam, di

antaranya: kepercayaan, ideologi, digma, permulaan, asal, landasan, pondasi,

kaidah-kaidah, dasar-dasar, prinsip-prinsip, pokok. Lihat Atabik Ali dan A Zuhdi

Muhdlor, Qa>mu>s al-‘Asri> ‘Arabi>-Indu>nisi> (Yogyakarta: Multi Kaya Grafika, 2010),

1592-1593. Sedangkan dalam kamus al-Munawwir, al-Mabda’ berarti tempat atau

titik permulaan, asas, dasar, sesuatu yang menjadi prinsip. Lihat Ahmad Warson

Munawwir, Almunawir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif,

1997), 63.

19Haedar Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara

Muhammadiyah, 2014), 31.

Page 53: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

38 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Modernisme, dan Post-Modernisme. Atau paham-paham yang

lainnya seperti Revivalisme, Modernisme, Neo-Revivalisme, dan

Neo-Modernisme. Gerakan-gerakan Islam tersebut beragam

orientasi dalam pemahaman dan pemikirannya, meskipun berasal

dari sumber Islam yang satu.20

Selain gerakan-gerakan Islam,

ideologi juga nampak berkembang pada tokoh-tokoh tertentu baik

dalam tahapan periodesasi atau tahapan segmentasi konteks

keagamaan. Dalam lingkup agama Islam khususnya, berbagaimacam

ideologi muncul dengan berbagaimacam keunikannya masing-

masing.21

Salah satu bentuk keunikan tersebut menurut S{ala>h} al-Di>n al-

Munjid adalah bahasa dakwah umat Islam yang kental dengan

bahasa-bahasa keagamaan yang melekat pada bahasa-bahasa

esoterik dan eksoteriknya.22

Semakin banyak organisasi-organisasi

Islam yang berdakwah, semakin beragam pula bahasa-bahasa

dakwah yang digunakan. Oleh karena itu, tidak jarang bahasa-

bahasa tersebut dijadikan sesuatu yang memang menjadikan agama

Islam sebagai agama yang rah}mah li al-’a>lami>n. Bahasa al-Qur’an

20Haedar Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyah, 10.

21Salah satunya Sayyid Qutb dengan pemikiran radikalnya (fundamental)

yang banyak menginspirasi kaum muslim di dunia untuk melakukan berbagai

gerakan-gerakan, baik gerakan pembaharuan maupun gerakan jihad. Hal ini karena

tulisan-tulisan Sayyid Qut\b memang banyak menggelorakan semangat beragama

dan berjihad. Lihat Zunly Nadia, “Akar-Akar Radikalisme Islam Dalam Tafsir Fi

Dilal Al-Quran Karya Sayyid Qutb,” Jurnal Studi Islam 18, No. 22 (2012): 311.

22Bahasa esoterik adalah bahasa-bahasa religi yang hanya dapat dibaca dan

dirasakan oleh orang-orang tertentu yang mempunyai dasar keilmuan tersendiri

untuk bisa membacanya. Proses berpikir dalam bahasa ini hanya bukti yang belum

mengerti bahwa tidak mungkin ada pemikiran (termasuk analisis kritis) di luar

proses berpikir (roh absolut). Sedangkan bahasa eksoterik yaitu bahasa yang

melihat pemikiran dari luar, seolah-olah, menilai mereka tanpa ada suatu bahasa

dalamnya. Lihat Josef M Schmidt, “The Esoteric And Exoteric View Of

Homoeopathy” British Homoeopathic Journal 87, (1998) : 101.

Page 54: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 39

yang berbahasa Arab23

misalnya, banyak dari kalangan non muslim

yang mengakui keindahan dan autentisasi bahasa yang digunakan

dalam al-Qur’an. Selain itu, akan lahir juga bahasa-bahasa

keagamaan sebagai dasar perbedaan penafsiran terhadap bahasa al-

Qur’an tersebut. Ahli fikih, tasawuf, hadist, filsafat, kalam, dan

tafsir akan menggunakan bahasa-bahasa tersendiri dalam

menafsirkan al-Qur’an.

J. Trevor Morley memberikan perhatian terhadap bahasa

sebagai praktik sosial yang berhubungan dengan kondisi dalam

wacana memproduksi kekuatan pikiran yang tersimpan secara

abstrak (ide), dan dimensi–dimensi yang mendominasi dan

mempelopori dalam sebuah kelaziman ilmu bahasa.24

Jonathan

Culler berpendapat bahwa sebenarnya karaktersitik aliran

strukturalisme dan semiologi diperoleh dari permasalahan ideologi.

Sebuah ideologi merupakan sebuah teori yang membenarkan fakta-

fakta ekonomi, politik, pendidikan secara tersembunyi baik dengan

fakta historis dan menjadikan semua konteks tersebut sebagai

komponen natural dalam menginterpretasikan fakta sosial yang

terjadi di alam sekitar.25

Paul V. Kroskrity menambahkan bahwa

pentingnya mengenal bahasa dalam dimensi ideologis bertujuan

untuk kegiatan pembaharuan dan pengambangan bahasa. Konsep

klarifikasi ideologis dapat menghubungkan secara eksplisit kaitan

23S{ala>h} al-Di>n al-Munjid, Kita>b al-Lugha>t fi> al-Qur’a>n (Qa>hirah: Ja>mi‘ al-

H{uqu>q Mah}fu>dah li> al-Na>syir, 1987), 2.

24 J. Trevor Morley, “Power and Ideology in Everyday Discourse: The

Relevance of Critical Discourse Analysis in Pragmatic Linguistics Today,” Seminar of English Linguistics ( 2004): 24.

25Jonathan Culler, “Structure of Ideology and Ideology of Structure,” New Literary History Journal 4, No. 3 (2014): 471.

Page 55: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

40 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

antara bahasa dan ideologi baik dalam hal teori ataupun dalam hal

praktik.26

Berhubungan dengan bahasa, yang mashur di masyarakat

adalah bahasa yang terdengar oleh telinga atau bahasa dalam bentuk

fonologi. Namun jika dilihat dari sisi psikolinguistik atau

neuropsikolinguistik (‘ilm al-lughah al-‘as}abi>)27 bahasa bukan saja

yang terdengar oleh telinga (dalam bentuk fonologi), tetapi dalam

pemproduksi bahasa manusia melalui tahapan-tahapan tersendiri.

Menurut Fais}a>l Darra>j, mulai dari resepsi bahasa (istima>‘) memori

dapat menyimpan kata (kalimah), sehingga menimbulkan

berbagaimacam pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengkaji

tema dari sebuah ideologi. Pendekatan-pendekatan tersebut juga

dapat bersinergi dalam bentuk-bentuk tertentu. Khususnya, tema

yang mencakup batasan-batasan antara dunia abstrak (al-

i>diyu>lujiyah) dan berwujud (al-lughah). 28 Antara batasan-batasan

tersebut sebenarnya menjadi satu kesatuan bahasa yang saling

menghubungkan antara dunia psikologis (‘ilm al-lugah al-nafsi>),

sosiologis (‘ilm al-lughah al-ijtima>‘i>), dan antropologis (‘ilm al-

lughah al-antru>pu>lu>ji>). Oleh karena itu, bahasa sering dikait-kaitkan

26Paul V. Kroskrity, “Language Renewal as Sites of Language Ideological

Struggle The Need for Ideological Clarification” University of California at Los Angeles, 71.

27Merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari gejala-gejala bahasa

dalam mekanisme otak (al-dima>g) dan hal-hal yang berkaitan dengan kejiwaan (al-‘as}abiyah) yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan kebahasaan

secara internal dan merupakan bagian dari ilmu psikolinguistik (‘ilm al-lughah al-nafsi>) yang kemudian menjadi ilmu yang berkembang dan menjadi satu disiplin

ilmu tersendiri. Lihat Abd al-Azi>z Ibn Iba>hi>m al-‘Usaili>, al-Naz}a>riya>t al-Lughawiy>ah al-Nafsiy>ah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Ja>mi‘ah al-

Ima>m Muh}ammad Ibn Su‘u>d al-Isla>miy>ah), 9.

28Fais}a>l Darra>j, al-I<diyu>lujiy>ah wa al-Ikhtila>f al-I<diyu>lujiy>ah (‘A<mman: al-

Nadwah al-Musytarikah bain al-Ma‘had al-Mulki> al-Dira>sa>t al-Di>niy>ah wa

Muntada>’ al-Fikri> al-‘Arabi>, 2010), 21.

Page 56: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 41

dengan psikologi, sosiologi dan antropologi sebagai unsur yang

penting dalam ketiga konteks tersebut.

Smith dalam Michel Pecheux berpendapat bahwa

perkembangan bahasa dalam beberapa tahun terakhir meliputi

bidang koheren pragmatik (al-tada>wuliyah),29 yang mengandaikan

teori kompetensi bahasa dan menggabungkan menjadi sebuah teori

yang lebih umum dalam penggunaan bahasa. Hal ini menjadi

penting untuk mempertimbangkan fenomena interlokutor dalam

peristiwa berbahasa.30

Menurut Chomsky, setiap orang mempunyai

an innate system (sistem yang terwarisi) yang cocok untuk

berbahasa dari semua bahasa yang mungkin ditangkap olehnya.

Sistem tersebut mungkin untuk meletakkan dan menyimpan

sejumlah hubungan tertentu dalam otak manusia. Setiap orang yang

diwarisi secara variatif memungkinkan untuk memproduksi

bahasanya (kifa>yah lughawiyah) secara berbeda-beda. Proses

tersebut disebut sebagai kompetensi bahasa. Yaitu pengetahuan

29Pragmatis dalam kajian bahasa merupakan pembahasan yang termasuk

dalam ilmu diskusi atau pergantian pikiran. Dalam bahasa Arab pragmatis juga

disebut dengan istilah (al-takha>t}ub) atau komunikasi yang terjadi antara dua orang

yang berinteraksi dalam suatu kelompok, atau masyarakat tertentu. Lihat ‘Abd al-

Azi>z Ibn Ibra>hi>m al-‘Usaili>, al-Naz}a>riya>t al-Lughawiy>ah al-Nafsiy>ah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Ja>mi‘ah al-Ima>m Muh}ammad Ibn Su‘udi al-

Isla>miy>ah, 2000), 9.

30Michel Pecheux, “Language, Semantics, and Ideology,” Journal Language Society 12, No. 2 (1983): 288. Interlokutor merupakan bentuk komunikasi dalam

percakapan manusia, interaksi antara dua peserta yang menunjukkan berbagai

derajat dan pola saling mempengaruhi dalam beberapa aspek tertentu seperti

berbicara, perilaku gestural, keterlibatan tingkat emosi, dan jenis lainnya. Adanya

saling mempengaruhi ini memadukan aliran yang dinamis dalam percakapan dan

memainkan peran penting dalam membentuk keseluruhan nada interaksi. Bahkan,

kita bisa melihat percakapan sebagai hasil dari dua interaksi dalam sistem bahasa

yang bersifat dinamis, sehingga evolusi pengguna atau pembicara tidak hanya

tergantung pada sejarah pribadi saja, tetapi juga sejarah mitra berinteraksi. Lihat

Chi-Chun Lee, Carlos Busso, Sungbok Lee, and Shrikanth Narayanan, “Modeling

Mutual Influence of Interlocutor Emotion States in Dyadic Spoken Interactions,”

University of Southern California, Los Angeles, CA 90089, USA, (2009): 1983.

Page 57: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

42 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

yang dipakai oleh pemakai bahasa tentang bahasanya secara tidak

sadar dan bersifat spontanitas, secara intrinsik, implisit, dan secara

ruhaniah.31

Berdasarkan pemaparan Chomsky tersebut, tidak keliru

kiranya jika ideologi dikatakan sebagai bagian dari kompetensi

bahasa seseorang. Dapat dipastikan adanya kesinambungan antara

ideologi yang dimiliki dengan bahasa yang diproduksi. Inilah yang

dimaksud dengan kompetensi bahasa. Menurut Rosina, tidak ada

diskriminasi rasial antara bahasa dan ideologi. Namun, perlu analisis

yang cukup mendalam dalam hal bahasa. Bahasa dan ideologi

disediakan oleh sebagian sistem peradilan yang diakui dalam teori

hubungan antara bahasa dan identitas sosial.32

Namun, menurut

Abbas Zaidi, pakar bahasa pada umumnya sepakat pada sifat sosial

ideologi. Yaitu tentang hubungan sosial, kesadaran, dan perebutan

kekuasaan yang menjadi bagian penting dalam melaksanakan tujuan

ideologis. Ideologi dengan demikian, juga tentang kesadaran

hubungan tersebut.33

Oleh karena itu, menurut Miki Miahara tugas

penting dalam ilmu antropologi adalah peranannya dalam ideologi

bahasa, atau konsep kebudayaan dalam bahasa, bagi perubahan

bentuk hubungan sosial, struktur bahasa dan penggunaan bahasa.34

Karena sifat, karakter, watak dan kepribadian seseorang merupakan

bagian dari ilmu antropologi dan bagian dari kebudayaan.

Antropologi dan kebudayaan merupakan salah satu faktor

yang dapat menimbulkan berbagai macam ekpresi bahasa, Paul V.

31 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa,

Makna dan Tanda (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 121.

32 Rosina, Accent, “Standard Language Ideology, and Discriminatory

Pretext in the Courts”, 163.

33 Abbas Zaidi, “Language of Ideology/Ideology of Language: Notes on

Theory and Practice”, 72.

34 Miki Makihara, “Linguistic Syncretism and Language Ideologies:

Transforming Sociolinguistic Hierarchy on Rapa Nui (Easter Island),” American Anthropologist Journal 106, No. 3 (2004): 520.

Page 58: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 43

Kroskrity berpendapat bahwa yang paling penting dari dimensi

kebudayaan adalah adanya hubungan dan saling keterkaitan dalam

bentuk ekspresi. Salah satu alat ekspresinya adalah pengakuan

bahwa hubungan ideologi dengan bahasa dapat mewakili persepsi

bahasa dalam wacana yang dibangun untuk berbagaimacam

kepentingan kelompok sosial atau budaya tertentu. Oleh karena itu,

masyarakat bahasa tertentu sangat dipengaruhi posisinya oleh

aspek-aspek yang lainnya, seperti aspek ekonomi, politik dan aspek-

aspek lainnya yang relevan dengan sistem budaya.35

Bahasa dan ideologi juga kental dihubungkan dengan agama.

Menurut Komarudin Hidayat, hubungan bahasa sebagai alat dan

ekspresi keagamaan sangatlah kompleks, sekompleks pikiran,

perasaan dan aktifitas kehidupan manusia yang bersifat dinamis.36

Demikian bahasa agama bukan hanya yang tertera dalam teks (al-

Qur’an, al-Sunnah, dan teks-teks keagamaan yang lainnya), namun

bahasa agama juga merupakan bagian dari ekspresi keagamaan

sehari-hari dalam aktifitas penganutnya (Muslim). Simbol

kegamaan bagi umat Islam adalah sama yaitu al-Qur’an, al-Sunah,

dan sumber-sumber lain yang mendukung keduanya. Akan tetapi

ekpresi jiwa, pikiran, gaya tubuh dan bahasa yang memahaminya

dengan cara dan metode yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

muncullah berbagai macam bahasa kegamaan yang muncul

berdasarkan pemahaman masing-masing kelompok keagamaan

tertentu sebagai alat untuk memahami agama.

Bahasa keagamaan tentunya merupakan bagian dari ide-ide

yang bersifat ideologis yang dimiliki oleh masing-masing

latarbelakang ideologi berbeda-beda. Dalam hal ini, lingkungan

35 Lihat Paul V. Kroskrity, “Language Renewal as Sites of Language

Ideological Struggle The Need for Ideological Clarification” University of California at Los Angeles, 72.

36 Komarudin Hidayat, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutika (Bandung: Mizan Media Utama, 2003), 164-165.

Page 59: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

44 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

penutur sangatlah berpengaruh bagi perkembangan bahasa ideologis

seseorang atau kelompok tertentu. Sebagaimana pemaparan

Chomsky, kemungkinan bahasa manusia berkembang sejalan dengan

perkembangan lingkungannya, walapun berkembang secara lambat.

Bahasa bukan susatu yang bersifat natural saja, melainkan juga

faktor konsekuensi adaptasi dari sosio-kultural di mana bahasa

tersebut berkembang beriringan dengan perkembangan ukuran

pikiran.37

Bahasa keagamaan yang muncul adalah bahasa yang

dieksternalisasikan oleh bahasa yang ada dalam ide setiap pikiran

tertentu. Ide atau gagasan seseorang menentukan performansi

bahasa yang digunakan. Kita sering mendengar variasi tersebut

dalam kehidupan sehari-hari. Bagi seseorang yang memiliki gagasan

fundamental (asa>si>) atau anti Barat, sering mendengarkan bahasa-

bahasa yang kuat mengucapkan tentang wajibnya manusia

berideologi pada syariat Islam. Berbeda dengan soerang muslim

yang memiliki gagasan modernis moderat (muh}dith), baginya

mengucapkan kata-kata yang netral tidak fanatik, tidak tendensius

dan tidak memojokkan selain Islam. Menurut Yasir Suleiman,

bahasa adalah agen pengikat antara mereka yang berbicara itu,

membawa mereka lebih dekat satu sama lainnya. Sementara di saat

yang sama, gaya bahasa yang digunakan adalah salah satu yang

membedakannya dari orang-orang yang berbicara dengan bahasa

yang lainnya.38

Jonathan Culler berpendapat bahwa pemikiran tentang bahasa

terjadi dalam simbol metafisika yang diberikan keutamaan dalam

37Noam Chomsky, Of Minds and Language (Biolinguistics 1: 009-027

ISSN 1450-34-17, 2007), 24.

38Yasir Suleiman, The Arabic Language And National Identity: A Study In Ideology (Edinburgh: Edinburgh University Press, 2003), 134.

Page 60: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 45

hal signifie dan signifiant39 sebagai salah satu notasi bagi lawan

tutur atau pendengar (resepian) yang mengalami proses pemasukkan

informasi (internalisasi) yang dicerna dan kemudian dibahasakan

(eksternalisasi) pula dalam rangka merespon proses berpikir yang

berubah menjadi proses berbahasa.40

Proses tersebut tidaklah

mungkin sempurna tanpa adanya dukungan struktur-strukur bahasa

yang dikenal dengan struktur dalam dan struktur luar bahasa.

Sebagaiman menurut Chomsky dalam Nawa>l Muhammad ‘At}iyah,

dengan konsepnya tentang al-nahwu al-tah}wi>li> (transformational

grammar).41

Membicarakan persoalan struktur, menurut Abdul Chaer

ketika suatu satuan ujaran dianalisis, maka satuan ujaran tersebut

dapat disegmentasikan atas satuan-satuan sintaksisnya (‘ilm al-

tarki>b atau al-nah}w), yaitu makna (‘ilm al-dila>lah), kalimat (kala>m),

klausa (jumlah), frase (mura>kab) dan kata. Kemudian dianalisis

satuan-satuan morfologinya yaitu morfem (morfi>m) dan afiks

(id}a>fah). Kemudian dianalisis satuan fonologinya yaitu, fonem

(nut}q) dan fon (s}aut). Namun biasanya kajian struktur internal

dimulai dari menganalisis satuan fonologi, satuan morfologi, satuan

39 Istilah penanda digunakan untuk yang menandai (dalam istilah De

Saussure adalah signifie) dan petanda untuk yang ditandai (dalam istilah De

Saussure adalah signifiant). Lihat dalam Abdul Chaer, Linguistik Umum, 40.

Selanjutnya, menurut De Saussure dalam S.C. Dik dan J.G. Kooj, lebih baik

memandang tanda (khususnya dalam tanda bahasa) sebagai kesatuan bentuk

tertentu sekaligus arti tertentu. Jadi signe mempunyai segi bentuk (signifiant) dan

segi arti (signifie) yang saling menentukan. Baik signifiant ataupun signifie

menurut Saussure dianggap sebagai data psikis (kejiwaan) atau data pengetahuan.

Lihat dalam S.C. Dik dan J.G. Kooj, Ilmu Bahasa Umum, 76.

40Jonathan Culle, “Structure of Ideology and Ideology of Structure”,475.

41Nawa>l Muhammad ‘At}iyah, ‘Ilm al-Nafs al-Lughawi> (Qahirah: Maktabah

al-Anjilu> al-Mis}riyah, 1975), 14.

Page 61: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

46 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sintaksis, dan satuan pembentuk wacana. Maka secara hierarkial

satuan bahasa dapat dibagankan dalam gambar sebagai berikut:42

Gambar 2

Satuan Bahasa

Semantik (‘ilm al-dilalah)

Sintaksis (ilm al-tarkib/al-nahw)

Klausa (al-jumlah)

Frasa (murakab)

Morfologi (‘ilm al-S}arf)

Fonologi (‘ilm al-aswat)

Gambar di atas merupakan bidang keilmuan lingusitik yang

masuk dalam wilayah kompetensi bahasa. Oleh karena itu,

kompetensi bahasa merupakan pengetahuan tentang kaidah bahasa

yang dimiliki oleh seseorang secara batin. Artinya bahasa tersebut

adalah bahasa yang bersifat abstrak yang berada dalam wilayah

struktur internal penutur bahasa.43

Satu hal yang perlu diperhatikan

dalam kajian struktural adalah yang dikaji berupa data yang bersifat

sinkronik (muwa>qit) bukan data yang bersifat diakronik (ta>ri>khi>).44

Artinya kajian tersebut merupakan data-data yang bersifat apa

adanya, dan hasil yang diperoleh merupakan kaidah-kaidah yang

berlaku pada ketatabahasaan yang terkini (sesuai dengan kondisi

42 Abdul Chaer, Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan

Pemelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 52-53.

43 Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung:

Humaniora, 2009), 79.

44 Menurut Bethwyn Evans, linguistik secara sinkronik merupakan studi

bahasa pada suatu titik waktu tertentu dan yang dijadikan objek kajian hanya salah

satu periode saja dari keseluruhan. Sedangkan linguistik diakronis merupakan studi

pengembangan linguistik melalui waktu secara komprehensi tanpa melihat

periodesasi. Lihat Bethwyn Evans, “Synchronic and Diachronic Explanation”, PhD workshop (13th March 2008), 1.

Kompetensi bahasa

Page 62: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 47

sosial pada masa tersebut). Kajian struktural dapat dilakukan pada

semua tataran kebahasaan, terutama untuk bahasa yang belum

pernah dikodifikasikan.45

Fairclough dalam J. Trevor Morley berpendapat bahwa studi

tata bahasa mencakup fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik

merupakan salah satu konsepsi mikro bahasa yang digunakan dalam

konteks makro. Oleh karena itu, tata bahasa tersebut bersifat

dinamis berdasarkan konteks sosial yang dihasilkan.46

Kompetensi

bahasa dalam penelitian ini mencakup dua hal. Yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan kalimat (sintaksis) dan hal-hal yang

berhubungan dengan makna (semantik). Kedua tataran bahasa

tersebut merupakan bagian dari bahasa yang termasuk dalam

kompetensi bahasa (deep structure).

a. Sintaksis (‘Ilm al-Tarki>b)47

Tata bahasa atau lebih dikenal dengan gramatika bahasa

merupakan bidang linguistik yang mencakup unsur sintaksis dan

morfologi di dalamnya. Kedua tataran tersebut memang berbeda,

namun kadang tidak dapat dipisahkan. Bahkan, belakangan ini

muncul istilah bahasa yang menyatukan keduanya, yaitu

morfosintaksis. Morfologi sebagai unsur bahasa yng membicarakan

unsur dalam struktur internal kata, sedangkan sintaksis

membicarakan kata hubungannya dengan kata lain. Dalam sintaksis

45 Abdul Chaer, Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan

Pemelajaran, 53.

46 J. Trevor Morley, “Power And Ideology In Everyday Discourse: The

Relevance Of Critical Discourse Analysis In Pragmatic Linguistics Today,”

Seminar of English Linguistics, (2004): 21.

47Sintaksis sering disebut sebagai tataran kebahasaan terbesar, sintaksis

mengkaji hubungan antara kata dalam suatu konstruksi. Berdasarkan hal tersebut,

sintaksis merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mengkaji konstruksi-

konstruksi yang bermodalkan kata. Lihat Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), 25-26.

Page 63: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

48 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dibahas kata-kata yang menempati secara bersamaan sehingga

menjadi kelompok kata atau kalimat.48

Sintaksis merupakan studi tentang prinsip-prinsip dan proses

yang dibangun dalam bahasa tertentu. Penyelidikan sintaksis

bahasa tertentu memiliki tujuan pembangunan tata bahasa yang

dapat dilihat sebagai perangkat semacam untuk memproduksi

kalimat bahasa di bawah analisis. Secara umum, ahli bahasa harus

peduli dengan masalah penentuan sifat yang mendasari fundamental

tata bahasa yang mencakup seluruh aspek unsur-unsur internal

bahasa. Hasil akhir dari penyelidikan ini harus menjadi teori struktur

linguistik, di mana perangkat deskriptif digunakan dalam tata

bahasa tertentu disajikan dan dipelajari secara abstrak dengan

referensi khusus untuk bahasa tertentu. Salah satu fungsi teori ini

adalah untuk menyediakan metode umum tata bahasa dalam setiap

bahasa, mengingat korpus kalimat bahasa terdiri dari aspek internal

dan eksternal.49

Banyak pakar pemerolehan bahasa menganggap bahwa

pemerolehan bahasa dalam bentuk sintaksis dimulai ketika kanak-

kanak mulai dapat menggabungkan dua buah kata atau lebih.50

Sintaksis mempelajari hubungan formal antara tanda-tanda bahasa

yaitu hubungan antar kata atau frasa dengan yang lainnya dalam

satu kalimat.51

Sintaksis merupakan cabang linguistik yang masuk

dalam tatanan bidang tata bahasa atau gramatika.52

Dari sudut

48Abdul Chaer, Linguistik Umum, 206.

49Noam Chomsky, Syntactik Structure (New York: Mouten de Gruyter,

2002), 1.

50 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Rineka Cipta,

2009),183.

51Moh Ainin dan Imam Asrori, Semantik Bahasa Arab (Surabaya: Hilal

Pustaka, 2008), 9-10.

52 Susunan bahasa secara transformasional seluruhnya secara garis besar

terdiri tiga susunan komponen pokok, di antaranya sebuah komponen sintaksis

Page 64: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 49

pandang yang lain, menurut Chomsky sintaksis merupakan upaya

untuk mengembangkan gagasan memadai dalam kerangka

inskriptional nominalistik bahasa.53

Menurut Abdul Chaer dalam pembahasan sintaksis yang biasa

dibahas di antaranya: Pertama, struktur sintaksis mencakup masalah

fungsi, kategori, dan peran sintaksis dan alat-alat yang digunakan

untuk membangun struktur tersebut. Kedua, satuan-satuan sintaksis

berupa kata, frase, klausa dan kalimat. Ketiga, hal-hal yang

berkenaan dengan sintaksis seperti masalah modus, aspek dan yang

lainnya.54

Oleh karena itu, kualitas sebuah sintaksis biasanya

berhubungan dengan kualitas kognitif atau pemikiran seseorang.

Kalimat yang baik adalah kalimat yang secara struktur gramatika

tersusun, terstruktur, dan adanya kesesuaian diksi (pilihan kata)

yang digunakan. Seseorang yang memiliki ide yang brilian akan

mengeluarkan kalimat-kalimat yang akan mengubah seseorang,

lingkungan, sosial, budaya, bahkan dunia. Sebab kalimat-kalimat

yang diproduksi adalah kalimat-kalimat yang bersumber dari ide

yang berkualitas, sehingga memiliki dampak yang signifikan bagi

lingkungan sekitarnya.

Sebagaimana dalam Ruth Wodak proses komunikasi tidak

terlepas dari ideologi yang aplikasikan dalam bahasa.55

Terkadang

kita mendengar kalimat-kalimat yang kurang enak didengarkan,

tidak terstruktur, dan tersusun. Begitu pula dari segi diksinya sama

pusat dan dua buah komponen pinggiran, yaitu komponen fonologi dan komponen

semantik. Adapun komponen sintaksis terjadi dari sebuah komponen dasar dengan

kaidah-kaidah penjabaran yang membangkitkan struktur kedalaman, serta sebuah

komponen transformasional yang mengubah struktur kedalaman menjadi struktur-

struktur permukaan. Lihat dalam S.C. Dik dan J.G. Kooj, Ilmu Bahasa Umum, 104.

53 Noam Chomsky, “Systems of Syntactic Analysis”, The Journal of Symbolic Logic 18, No. 3 (1953): 242.

54Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 206.

55Ruth Wodak, “Language and Ideology–Language in Ideology,” Lancaster University: Journal of language and Poilitics, John Benjamin Publishing Company ( 2007): 1.

Page 65: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

50 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sekali tidak menunjukkan kalimat yang dapat dimengerti, sehingga

memproduksi bunyi-bunyi yang tidak enak didengar, sulit dipahami,

susah diterima dan dibaca orang lain. Hal ini juga berhubungan

dengan kognitif seseorang. Bahasa internal yang diproduksi dari

kualitas ide seperti ini tidak akan banyak direspon orang dan tidak

akan memiliki dampak sosial yang signifikan. Hal ini juga

menunjukkan kualitas pikiran atau ideologi seseorang menentukan

juga kualitas bahasanya.

b. Semantik (‘Ilm al-Dila>lah)

Sintaksis merupakan salah satu aspek kebahasaan yang

mencakup dalam internal speech. Selain sintaksis ada aspek

kebahasaan lainnya yang menjadi bagian internal speech, yaitu

semantik. Manurut Abd al-Azi>z Ibn Iba>hi>m al-‘Usaili, semantik

mencakup makna yang terkandung dalam kata (mufrada>t) dan dalam

bentuk susunan kata (al-tara>ki>b). Makna tersebut memberikan

pengaruh terhadap pola penggunaan lingkungan atau kelompok

sosial tertentu yang hidup semenjak pemerolehan bahasa dan

pembelajaran bahasa yang ada hubungannya dengan bahasa yang

mempunyai kaidah-kaidah tertentu dan menjadi sumber komuniksai

masyarakat pada umumnya.56

Pada tahapan semantik, teori generatif transformatif

menyatakan bahwa kalimat-kalimat yang kita dengar dibangkitkan

dari struktur luar dengan rumus-rumus fisiologi.57

Sedangkan

struktur luar dibangkitkan dari struktur dalam dengan rumus-rumus

56 Abd al-Azi>z Ibn Ibra>hi>m al-‘Usaili>, al-Naz}a>riya>t al-Lughawiy>ah al-

Nafsiy>ah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Ja>mi‘ah al-Ima>m Muh}ammad

Ibn Su‘u>di al-Isla>miy>ah), 9.

57 Seperti yang Anda pelajari sebelumnya, fisiologi adalah ilmu yang

mempelajari fungsi struktur anatomi. Fisiologi manusia adalah studi tentang fungsi

tubuh manusia. Fungsi-fungsi ini sangat kompleks dan lebih sulit untuk memeriksa

dari struktur anatomi yang paling dalam. Lihat O. Osunderu, Basic Anatomy and Phisiology of Human Body (Abuja: National University of Nigeria, 2008), 4.

Page 66: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 51

transformasi. Dengan demikian, tatabahasa merupakan suatu sistem

yang menghubungkan bunyi dengan makna. Dalam hal ini struktur

dasar memberikan kontribusi kepada komponen semantik, dan

struktur luar memberikan kontribusi kepada komponen

fonologi.58

Semantik merupakan pembahasan yang bersifat essensi

(ha>mmah) dalam hal lisan manusia, ilmu ini memperhatikan

tahapan-tahapan klasifikasi bahasa yang menjadi makan tertentu

yang terucap dari lisan manusia. Maka rumus kaidah-kaidah (ibla>gi>)

bahasa mengalami perubahan dengan proses adanya komunikasi

antara petutur dengan lawan tutur.59

Objek kajian semantik adalah makna. Makna tersebut

memiliki cakupan yang sangat luas. Seperti afiksasi, reduplikasi,

komposisi, akronimsiasi, dan proses konvesi.60

Kajian semantik ini

tidak dapat diobservasi secara empiris. Berbeda dengan fonologi,

morfologi dan sintaksis yang objek kajiannya bisa diamati. Namun,

kajian semantik begitu banyak dilakukan sebab berbahasa tidak bisa

tanpa memperdulikan makna. Artinya karena bahasa manusia

merupakan bahasa yang diproduksi dengan bantuan akal, maka

setiap kata-kata yang terucap dipastikan memiliki makna-makna

tersendiri. Oleh karena itu, objek kajian semantik sangat luas.

Karena makna merupakan sesuatu yang tidak ada batasannya, setiap

orang tertentu akan berbeda cara pandang terhadap bahasa

seseorang.

Abdul Chaer berpendapat bahwa objek kajian semantik dapat

dibagi kepada tiga bagian. Yaitu makna leksikal (lexical item),

58Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 190.

59Manqu>r ‘Abd Jali>l, ‘Ilm al-Dila>lah: Usu<luh wa Maba>h}ith Fi> al-Tura>th al-‘Arabi> (Damaskus: Mansyu>ra>t Ittih}a>d al-Kita>b al-‘Arabi>, 2001), 23.

60 Abdul Chaer, Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran, 75.

Page 67: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

52 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

makna gramatikal, dan makna kontekstual.61

Makna leksikal

merupakan makna yang berkaitan dengan identifikasi dan

representasi semantik unsur leksikal (sesuai dengan referen). Jika

kita mengidentifikasi semantik unsur leksikal, kita harus siap untuk

kemungkinan yang diberi kata memiliki multitafsir.62

Makna

gramatikal merupakan makna yang muncul setelah melalui proses

gramatika. Khususnya spesifikasi tata bahasa yang memaksakan

kondisi struktur fungsional dan konstituen kalimat atau tulisan

berkaitan dengan tata bahasa resmi.63

Makna kontekstual mencakup

konteks dalam kalimat dan konteks situasi. Kontekstual dari kata-

kata untuk memberikan manfaat sebagai sumber informasi dalam

memahami makna variasi kata-kata serta untuk memecahkan makna

berdasarkan konteks mereka yang sebenarnya.64

Makna kontekstual

menunjukan keragaman makna dalam satu kata tertentu. Keragaman

makna tersebut dalam arti kata yang dipengaruhi oleh keragaman

konteks yang bersifat kebahsaan atau pun non kebahasaan.

B. Fonologi Sebagai Performansi Bahasa (External Speech)

Fonolgi termasuk tatabahasa yang berada dalam struktur luar.

Menurut Chomsky, tata bahasa merupakan sistem bahasa sebagai

perangkat untuk memproduksi bahasa yang dapat dianalisis. Lebih

umum, ahli bahasa harus peduli dengan masalah penentuan sifat

yang mendasari dasar tata bahasa. Salah satu fungsi dari konsep ini

adalah untuk menyediakan metode umum untuk memilih tata

61 Abdul Chaer, Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan

Pemelajaran, 68.

62Timothy Baldwin, Lexical Semantics: Introduction (The University of

Melbourne, 2003), 15.

63Ronald M. Kaplan dan Joan Bresnan, Lexical Functional Grammar: A Formal System for Grammatical Representation (Stanfor University, 1995), 2.

64 Niladri Sekhar Dash, “Centext and Contextual Word Meaning,”

Bengladess: Journal of Theoretical Linguistics 5, No. 2 (2008): 21.

Page 68: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 53

bahasa untuk setiap bahasa, diberi korpus kalimat dalam bahasa

tertentu.65

Menurut Ahmad Sayuti Anshari Nasution, ahli tata

bahasa membagi bahasa kepada tiga unsur utama yang saling

berkaitan. Masing-masing unsur tersebut adalah unsur bunyi,

struktur, dan makna.66

Unsur-unsur bahasa ini jika digambarkan

akan terlihat seperti bentuk gambar piramida, sehingga sebagian

orang menyebutnya dengan piramida bahasa. Piramida tersebut

digambarkan unsur bunyi sebagai dasar atau pondasi sedangkan

makna digambarkan sebagai unsur yang berada pada posisi teratas

sebagai batas akhir interpretasi.67

Gambar 3 Piramida Bahasa

Ilmu-ilmu yang termasuk pada bagian dasar adalah fonetik

dan fonologi. Ilmu ini yang membahas kebenaran pengucapan huruf,

kata dan kalimat. Sedangkan ilmu-ilmu yang termasuk pada bagian

tengah adalah nahwu dan sharaf. Ilmu ini membahas pembentukkan

65Noam Chomsky, Sintatix Structure (New York: Mouton de Gruyter,

2002), 5.

66 Penulis menghubungkan konsep piramida bahasa (segitiga makna,

struktur dan bunyi) di atas dengan konsep Lieberman (ilustration at the social, cognitive and neural levels) atau hubungan antara sosial, kognitif dan neural.

Dengan bahasa lainnya, komponen makna sama dengan neural, komponen struktur

sama dengan kognitif dan komponen bunyi sama dengan sosial. Lihat dalam D.

Lieberman, “A Social Cognitive Neuroscience Aproach” Psychological Bulletin Harvard University, Vol, 126, No.1, (2000):110.

67Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), 15-17.

Makna

Struktur

Bunyi

2

1

3

Page 69: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

54 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kata, kalimat yang benar dalam suatu bahasa. Bila ilmu ini tidak

diperhatikan, maka bahasa yang kita ucapkan bisa dipahami dengan

makna yang berbeda dari makna yang kita inginkan. Pada bagian

ketiga adalah ilmu tentang unsur makna, pada bagian ini yang

dibahas adalah ilmu baya>n, ma’a>ni>, dan badi>’ atau lebih dikenal

dengan semantik atau bala>ghah.68 Hal tersebut senada dengan Faris

Muhammad ‘Aisi>, menurutnya unsur-unsur tersebut terdiri dari

bunyi (niz}a>m al-s}auti>), struktur (niz}a>m al-s}arfi> wa niz}a>m al-nah}wi>),

dan makna (niz}a>m al-dila>li>).69

Fonologi merupakan salah satu bagian kajian linguistik yang

masuk dalam ranah bahasa luar atau dikenal dengan istilah

performansi bahasa (al-‘ada>’ al-lughawi>). Performansi bahasa

merupakan fenomena bahasa yang menjadi dasar sebuah bahasa

sebagai sesuatu yang ada. Manusia memulai bahasanya dengan

mendengar data-data kebahasaan yang masuk dalam pikirannya.

Kemudian data-data tersebut menjadi referensi untuk dijadikan

sumber dalam proses berbahasa yang diproduksi menjadi suara

(as}wa>t). 70 Secara umum, fonetik dan fonologi berfungsi untuk

adanya komunikasi yang interaktif.71

68Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, 15-17.

69Faris Muhammad ‘Aisi, al-Nafy al-Lughawi> bain al-Dila>lah wa al-Tarki>b Fi> D}au’ ‘Ilm al-Lughah al-Mu‘a>sir (Ja>mi‘ah Yarmuk: Da>’irah al-Lughah al-

‘Arabiy>ah al-Dira>sa>t al-‘Ulya>, 1985), 12.

70Dalam linguistik dikenal dengan ilmu as}wa>t. Menurut ‘Abd S}>abu>r Sya>hin,

ilmu as}wa>t merupakan cabang linguistik yang menpelajari pembentukan suara pada

manusia. Mulai dari wilayah yang bersifat biologis, seperti paru-paru, mulut,

rongga mulut lidah, dan yang lainnya. Ataupun yang bersifat ilmu-ilmu yang

menjadi pembahasan seputar ilmu as}wa>t, seperti vokal, konsonan, tekanan, nada,

jeda, dan lain sebagainya. Lihat ‘Abd S>abu>r Sya >hin, Fi ‘Ilm al-Lughah al-‘A<m (

Bairu>t: Muassasah al-Risa>lah, 1984), 105.

71 ‘Abd al-Azi>z Ibn Iba>hi>m al-‘Usaili>, al-Naz}a>riya>t al-Lughawiy>ah al-Nafsiy>ah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Ja>mi‘ah al-Ima>m Muh}ammad

Ibn Su‘u>d al-Isla>miy>ah), 8.

Page 70: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 55

Titik awal bahasa komunikatif dalam hal ini adalah peran

bahasa seperti itu merupakan salah satu faktor pembeda yang

menetapkan batas antara bahasa manusia dan mahluk lainnya.

Sebagai sumber daya kognitif, bahasa adalah alat berpikir, yang

lenyap tanpa itu. Selain itu, bahasa merupakan sarana sosialisasi

persaudaraan antara individu pada suatu budaya tertentu melalui

praktek mendidik anak dan pengalaman pada usia dini. Dalam

kapasitas sosial ini, bahasa lebih lanjut berfungsi sebagai sarana

komunikasi antara anggota komunitas tertentu, sehingga

memudahkan transmisi ide-ide dan perasaan di antara mereka dan

menciptakan perasaan keintiman interpersonal dalam proses

komunikasi.72

Chomsky berpendapat bahwa pikiran manusia adalah sistem

yang kompleks dengan berbagai komponen yang saling berinteraksi

yang diatur oleh satu sistem yang kita sebut rumus bahasa. Bahasa

secara umum dapat dijadikan data yang relevan dari hal-hal yang

berkaitan dengan lingkungan tempat di mana data tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai bukti adanya data yang bersifat inheren, data

ini dengan cara yang ditentukan oleh struktur internal.73

Dengan

demikian dalam dunia sosial, yang dirasakan itu adalah bahasa yang

berasal dari performansi bahasa kemudian berakhir dengan

performansi bahasa juga, sehingga muncullah istilah yang dikenal

dengan komunikasi. Seperti yang digambarkan H{asan Mardi>

H{asan.74

72 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa,

Makna dan Tanda (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 120.

73Noam Chomsky, Language and Problems of Knowledge (Massachhusetts

Institute of Technology, 1998), 35.

74H{asan Mardi> H{asan, al-Lughah wa al-Tafki>r, 42.

Page 71: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

56 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Gambar 4

Proses Komunikasi

Proses tersebut merupakan proses di mana manusia berbahasa.

Proses berbahasa manusia dimulai dari proses penerimaan data atau

dalam ilmu bahasa dikenal dengan reseptif (proses penerimaan

bahasa). Setelah proses reseptif kemudian data-data kebahasaan

diolah menjadi data yang kemudian disimpan dalam bentuk memori.

Data-data yang tersimpan dalam memori tersebut kemudian

diuraikan oleh rumus-rumus bahasa (semantik dan sintaksis) untuk

kemudian diubah menjadi bahasa yang kita dengar dalam proses

berbahasa (fonologi). Bahasa yang kita dengar tentunya akan

berbeda-beda tergantung pada kepribadian individu tertentu. Hal ini

di sebabakan oleh faktor gaya bahasa tubuh yang menentukan

struktur ekspresi setiap orang yang berbeda-beda.

Orang yang mempunyai logika yang kuat dan struktur

ekspresi yang baik tentunya akan mengeluarkan bahasa-bahasa yang

berkualitas dan enak didengar. Sebaliknya, orang yang kurang dalam

hal logika dan kurang mempunyai struktur ekspresi yang mumpuni

akan mengeluarkan bahasa-bahasa kurang berkualitas. Proses

tersebut juga menggambarkan struktur dalam yang berpengaruh

terhadap struktul luar bahasa. Individu, kelompok atau masyarakat

yang memiliki sikap fanatisme yang tinggi terhadap kelompok

tertentu akan memproduksi bahasa-bahasa yang tendensius dengan

ekspresi yang ofensif, agresif dan militan mengarah pada kualitas

Data Rumus Bahasa Bahasa Struktur ekspresi

Page 72: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 57

emosi.75

Oleh karena itu, menurut Andreu Bauzà Sastre bahasa

menjadi faktor utama dalam perencanaan bahasa yang berbeda.76

Data kebahasaan merupakan unsur performansi bahasa yang

didukung oleh nilai, kepribadian, dan kualitas kognitif seseorang.

Bahasa yang baik adalah bahasa yang diproduksi dari kompetensi

bahasa yang baik. Seorang ustad misalnya, karena aspek kognitifnya

banyak dibubuhi bahasa-bahasa spiritual yang bersumber dari

hukum dan refrensi Islam. Tidak dapat dipungkiri performansi

bahasa yang diproduksi adalah bahasa-bahasa yang berhubungan

dengan nilai-nilai keagamaan. Atau seorang motivator ulung

mislanya, dari segi performansi bahasanya adalah kata-kata terpilih

yang harus diimbangi dengan diksi dan gaya bahasa yang indah.

Menurut James Costa, tingkatan sosial penutur menentukan idenya.

Tingkatan ide seorang penutur dilihat dari bahasanya.77

Oleh karena

itu, performansi bahasa merupakan salah satu pengantar bahasa

menjadi sebuah aplikasi bahasa yang berwujud, dapat dipahami,

dapat didengar, dan dapat diucapkan secara bermakna, sehingga

dengan bahasa tersebut dapat dikatakan adanya komunikasi atau

interaksi yang terjadi antara penutur dan lawan tutur.

75Salah satu contoh perbedaan bahasa yang diproduksi oleh kalangan Islam

modernis dan Islam fundamentalis dapat kita rasakan dalam produksi bahasa

dakwahnya. Bahasa dakwah yang digunakan Islam fundamentalis adalah bahasa

dakwah yang ofensif dan provokatif, sedangkan bahasa dakwah Islam modernis

adalah bahasa dakwah yang moderat dan jauh dari provokatif.

76 Andreu Bauzà Sastre, “Language Planning And Political Ideology: A

Crosscomparison Between Catalonia, Valencia And The Balearic Islands On The

Reintroduction Of Catalan,” A Dissertation University Of Southampton, Faculty Of Arts Sc, (2000): 177.

77James Costa, “Occasional Paper: Language, Ideology and the ‘Scottish

Voice,” International Journal Of Scottish Literature, 5.

Page 73: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

58 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

C. Hubungan Internal Speech dan External Speech

Menurut Chomsky, bahasa internal dalam arti teknis adalah

keadaan keuniversalan bahasa, karena masing-masing bahasa secara

internal memiliki sarana untuk membangun objek mental yang

digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan dan pikiran untuk

menafsirkan susunan terbatas ekspresi nyata yang di hadapi.78

Struktur dalam yang disebut juga sebagai struktur batin kalimat,

merupakan konsep pengetahuan tersembunyi yang dimiliki oleh

penutur bahasa dan berfungsi untuk mengatur struktur kalimat dan

menentukan semua faktor dalam memahami kalimat dan maknanya.

Sedangkan struktur luar yang disebut juga dengan struktur luar

bahasa merupakan proses akhir dari pembentukkan kaidah dalam

membuat kalimat setelah mengaplikasikan kaidah-kaidah

transformatif tertentu atas struktur dalamnya. Struktur luar ini

merupakan bentuk lahiriah bunyi yang diucapkan dan didengar atau

dibaca. Jadi struktur dalam singkatnya merupakan struktur yang

darinya terbentuk asal kalimat. Sedangkan struktur luar merupakan

struktur yang tampak dalam bentuk bunyi yang dibentuk oleh

struktur dalam.79

Hal tersebut menunjukan adanya kaitan yang

sangat erat antara bahasa sebagai struktur luar bahasa dan ideologi

sebagai struktur dalam bahasa.

Kreativitas yang akan membedakan adanya kompetensi

bahasa (pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa tentang

bahasanya) dan performansi bahasa (perbuatan bahasa atau fakta

bahasa yang terjadi di masyarakat). Makna inilah yang dimaksud,

yaitu adanya perbedaan antara kompetensi dan performansi. Dalam

hal ini Chomsky dalam Jailani Musni menjelaskan bahwa kajian

bahasa sebenarnya harus menyingkap komponen yang ada dalam

78Noam Chomsky, Nature Language (New York: Cambridge University

Press, 2002), 48.

79 Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung:

Humaniora, 2009), 74-75.

Page 74: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 59

kompetensi bahasa, bukan hanya komponen yang ada dalam

performansi bahasa seperti yang dilakukan kaum behavioris yang

lebih menekankan pada bahasa yang bersifat suapan atau

membutuhkan stimulus dari lingkungan sekitarnya.80

Pepatah lama mengatakan “bahasa menunjukkan kualitas

pembicara” atau kita sering mendengar jargon “bahasa menunjukkan

kualitas bangsa” artinya kualitas kepribadian seseorang atau bangsa

bisa diamati dan dianalisis melalui tuturkatanya, dari bacaan-bacaan

yang digemarinya, atau kondisi sosial yang berpengaruh kepada

psikologis masing-masing individu. Berbahasa merupakan simbol

adanya sinyal antara ide (bahasa dalam bentuk sintaksis dan

semantik) dengan tindak tutur (bahasa yang kita dengar dalam

bentuk fonologi). Tindakan berbahasa akan masuk dan terekam

dalam memori, kemudian berproses mempengaruhi perasaan dan

pikiran yang dilanjutkan dengan produksi ujaran dan prilaku.81

Menurut Kent Jonson, keberhasilan dalam komunikasi

memerlukan apresiasi mental seorang penutur. Pikiran diperlukan

untuk komunikasi melalui bahasa, tetapi bahasa pada gilirannya

80 Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab, 68. Teori

behaviorisme ini dipelopori oleh Skinner. Menurutnya, dalam berbahasa atau proses

komunikasi, manusia dipengaruhi oleh faktor stimulus respon. Artinya bahasa

manusia akan berkembang dalam pemerolehan ataupun berbahasanya ditentukan

oleh faktor stimulus lingkungan berbahasa. Tanpa adanya stimulus yang melatih

seseorang untuk berbahasa, maka perkembangan bahasa seseorang akan mengalami

gangguan akibat dari kurangnya respon terhadap bahasa-bahasa lingkungan sekitar.

Teori stimulus respon Skinner, banyak meneliti tentang stimulus (memberikan

makanan kepada anjing disertai dengan bunyi bel), tidak lama kemudian muncullah

respon (anjing menyantap makanan). Setelah berulang-ulang dilakukan, ketika

dibunyikan bel tanpa disertai makanan, anjing tersebut mengeluarkan air liur

karena terbiasa adanya stimulus bunyi bel. Lihat Constanta Kamii, “Piagets

Theory, Behaviorsm, and Other Theories in Education,” Journal Education University of illinoist at Chicago Circle and Universuty of Geneva, 15-16.

81 Komarudin Hidayat, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermenutika (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011), 119.

Page 75: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

60 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

menawarkan cara untuk belajar tentang teori pikiran.82

Oleh karena

itu, menurut Carol A. Miller, bahasa dan teori pikiran terjalin dalam

bentuk yang kompleks.83

Kaitan antara pikiran dan bahasa

menunjukkan bahwa pikiran berhubungan dengan masalah verbal.

Berpikir menggunakan kata-kata, simbol dan aturan tata bahasa,

struktur dan menghubungkan kata-kata dan frasa dalam kalimat.

Kata-kata, makna dan aturan gramatika disimpan dalam semantik

memori jangka panjang. Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana

yang sangat penting dalam pikiran, karena berpikir melibatkan

bahasa. Berpikir, dengan demikian, merupakan bentuk pengolahan

informasi yang berlangsung antara stimulus dan respon.84

Whorf dalam Nighat Shakur menyatakan adanya hubungan

yang kuat antara pikiran dengan bahasa. Whorf menyatakan bahwa

semua pemikiran tergantung pada bahasa, dan pemikiran ditentukan

oleh bahasa. Sebuah hasil leksikon dibentuk dan ditentukan dalam

kognitif. Jika bahasa menentukan pikiran (determinisme linguistik),

maka produksi leksikon yang berbeda diproduksi oleh penutur yang

berbeda. Konsep Whorf ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan

dan filsafat berhubungan dengan bahasa dan bentuk pikiran.85

Namun, keberadaan pikiran juga berpengaruh terhadap perilaku

(verbal behavior). Pikiran dan bahasa, dihubungkan dalam sebuah

perkembangan kepribadian dan pengalaman seorang penutur dengan

82 Kent Jonson, “On The Systematicity Of Language And Thought,”

University of California: The Journal Of Philosophy Ci, No. 3, (2004): 112.

83Carol A. Miller, “Developmental Relationships Between Language and

Theory of Mind,” The Pennsylvania State University, University Park American Journal of Speech-Language Pathology 15, ( 2006): 144.

84Lihat dalam Nighat Shakur, “Perspectives on Language and Thought: A

Critique” International Research Journal of Arts & Humanities, 50.

85 Lihat Nighat Shakur, “Perspectives on Language and Thought: A

Critique” International Research Journal of Arts & Humanities, 52.

Page 76: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 61

lingkungannya, yang kemudian diinternalisasi dalam sebuah

kompetensi (kognitif).86

Menurut Abdul Chaer, dalam setiap analisis bahasa ada dua

buah konsep yang perlu dipahami, yaitu struktur dan sistem.

Struktur menyangkut masalah hubungan antara unsur-unsur dalam

satuan ujaran, misalnya antara fonem dengan fonem dalam kata,

antara kata dengan kata dalam frasa, antara frasa dengan frasa

dalam kalimat. Sedangkan sistem berhubungan dengan unsur-unsur

bahasa yang berada dalam satuan ujaran yang lain.87

Konsep

tersebut sejalan dengan Saussure, menurutnya dalam Abd S}abu>r

Sya<hin mengklasifikasikan bahasa dalam tiga bagian. Pertama,

langage (al-Lughah) merupakan sistem lambang bunyi yang

digunakan untuk berkomunikasi secara verbal. Langage merupakan

sistem yang bersifat abstrak, artinya sistem-sistem tersebut

merupakan faktor-faktor yang mempelopori adanya bentuk bahasa

itu sendiri. Kedua, langue (al-Lisa><n) merupakan sistem lambang

bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat tertentu untuk

berkomunikasi. Ketiga, parole (al-kala>m) merupakan bahasa yang

bersifat konkrit. Parole merupakan pelaksana dari langue.88

Namun demikian, dengan konsepnya tersebut Saussure dalam

Abdul Chaer tidak semata-mata dapat diterima begitu saja bagi

para ahli bahasa selanjutnya. Seperti metode Chomksy, dengan

86 Lihat Nighat Shakur, “Perspectives on Language and Thought: A

Critique” International Research Journal of Arts & Humanities, 54.

87Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 33.

88 ‘Abd S}abu>r Sya<hin, Fi> Ilm al-Lughah al-‘Am (Bairu>t: Muassasah al-

Risa>lah, 1984), 29. Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina, istilah penggunaan

langage dapat dipadankan dengan kata bahasa seperti dalam kalimat “Manusia

mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak”. Sedangkan istilah languae dapat

dipadankan dengan kata bahasa dalam kalimat “Nita belajar bahasa Jepang,

sedangkan Dika belajar bahasa Inggris. Adapun istilah parole dapat dipadankan

dengan kata bahasa dalam kalimat “kalau Adit berbicara bahasa penuh dengan kata

daripada dan akhiran ken”. Lihat Abdul Chaer dan Lionie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 30-31.

Page 77: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

62 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

konsep transformatif generatif yang menjadi penyempurna dan

menyalahi metode struktural dan behavior. Menurut konsep ini,

struktur sama dengan tata bahasa, sedangkan tata bahasa itu sendiri

merupakan pengetahuan penutur mengenai bahasanya. Kemudian

kompetensi tersebut akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa

(performansi), yaitu proses berbahasa dan pemahaman akan

bahasanya. Kemudian, dalam pelaksanaan bahasa tersebut,

linguistik generatif transformatif menyodorkan adanya konsep

struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface

structure). 89 Chomksy menegaskan bahwa struktur kalimat dan

struktur transformasional muncul untuk menyediakan perangkat

sintaksis utama yang tersedia dalam struktur bahasa yang secara

sistematis sebagai penentu konten ekspresi. Tata bahasa tertentu

harus menunjukkan bagaimana struktur dalam sebenarnya

menjelaskan dasar-dasar tata bahasa dan metode untuk

mengevaluasi kaidah bahasa.90

Kaidah transformatif generatif tersebut sejalan dengan ‘Abd

S}abu>r al-Sya>hin, bahwa bahasa mempunyai dua dimensi. Pertama,

dimensi tas}wi>t (performansi bahasa) yang kita kenal dengan dimensi

fonologi. Kedua, dimensi fikrah s}u>rah s}aut}iyah (kompetensi bahasa).

Bahasa berawal dari tas}wi>t, kemudian diproses dalam fikrah atau

yang kita dengan dengan pikiran, sehingga berakhir dalam bentuk

tas}wi>t kembali. Oleh karena itu, dimensi tersebut menunjukkan ada

pergantian peran antara tas\\}wi>t dengan fikrah, yang menentukkan

adanya tas}wi>t adalah fikrah. Untuk lebih jelasnya pergantian antara

tas}wi>t dengan fikrah, kita bisa lihat konsep berbahasa menurut ‘Abd

S{abu>r al-Sya>hin dalam gambar berikut.91

89Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 34.

90Noam Chomsky, Sintatix Structure (New York: Mouton de Gruyter,

2002), 60.

91‘Abd S{>abu>r Sya>hin, Fi ‘Ilm al-Lughah al-‘A<m (Bairu>t: Muassasah al-

Risa>lah, 1984), 40.

Page 78: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 63

Gambar 5

Dimensi tas}wi>t dan fikrah

Gambar di atas sebagai fenomena yang menunjukkan adanya

hubungan antara tas}wi>t dengan fikrah juga menunjukkan adanya

hubungan antara internal speech dan external speech yang

berpengaruh dan menentukan makna dalam suatu kalimat.

Hubungan yang teratur dengan pelantaraan kaidah-kaidah

transformasi. Hubungan kedua struktur ini dinamakan

transformasi.92

Transformasi ini merupakan proses produksi kalimat

melalui pelantaraan kaidah-kaidah transformasi, yakni mengalihkan

struktur luar kepada strutur dalam, struktur dalam kepada struktur

luar, kemudian struktur luar tersebut dianalisis.93

Berikut tahapan-

tahapan proses berbahasa manusia menurut H{asan Mardi> H{asan

dalam al-Lughah wa al-Tafki>r mulai dari memperolah bahasa

92Noam Chomsky, Syntactic Structures (Walter de Gruyter, 2002), 39.

93Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab,76. Hubungan

struktur luar dan struktur dalam merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

komunikasi bahasa, terutama kaitan antara bahasa dengan psikologi. Hal ini

menunjukan ada kaitan erat antara bahasa dengan ide yang dimiliki manusia,

sehingga tidak salah kiranya tentang transformasi generatif yang ditemukan

Chomsky, bahwa bahasa itu terdapat dua segmentasi yaitu wilayah luar yang kita

kenal dengan surface structure dan wilayah dalam yang kita kenal dengan deep structure. Lihat dalam H{asan Mardi> H{asan, al-Lughah wa al-Tafki>r, 40.

Tas}wi>t Sima>‘

Tas}wi>t Sima>‘

fikrah

s}u>rah

s}autiyah

Page 79: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

64 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

semenjak bayi sampai menjadi suatu hal yang dicerna dan

ditransformasikan dalam bentuk bahasa (bunyi). Tahapan tersebut

bisa dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 6

Produksi dan Resepsi 94

D. Transformasi Kompetensi (Internal Speech) Terhadap

Performansi(External Speech)

Kaidah umum dalam struktur linguistik berkaitan dengan

kondisi setiap tata bahasa yang harus memenuhi kaidah gramatikal

secara umum. Teori umum ini berhubungan dengan tiga kondisi:

Pertama, kondisi pada kelas representasi fonetik. Kedua, kelas

representasi semantik. Ketiga, sistem aturan yang menghasilkan

pasangan representasi fonetik dan semantik. Dari ketiga hal

tersebut, bahasa manusia tergantung pada kondisi kognitifnya.

Tidak ada kesulitan dalam sistem membangun proses berbahasa

yang melibatkan kondisi bahasa dengan kognitif penutur. Oleh

karena itu, bahasa manusia meskipun diasosiasikan dalam bentuk

bunyi (sama dengan mahluk lainnya), tetapi memiliki perbedaan

kualitas konten dan makna, sehingga menimbulkan proses berbahasa

yang komunikatif.95

Komunikasi merupakan pola tingkah laku

94H{asan Mardi> H{asan, al-Lughahh wa al-Tafki>r, 45.

95Noam Chomsky, Language and Mind, 103.

Resepsi Produksi Perangkat resepsi dan produksi Bahasa

Bahasa

Ibu

Unsur-unsur

pemerolehan

/pembelajaran

bahasa

Kaidah-

kaidah

Kompetensi

bahasa

Bahasa

Page 80: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 65

tertentu dalam situasi tertentu. Ini merupakan salah satu bukti

bahwa buah pikiran tidak dapat dipisahkan dari bahasa. Buah

pikiran bukanlah sebuah proses tersendiri yang ada dibalik bahasa,

melainkan timbul dan operasionalisasi bahasa. Bahasa tidak sekedar

berfungsi memberikan informasi, tetapi juga berfungsi dalam

konteks kehidupan dan tindakan yang terjadi dalam masyarakat.96

Di awal kelahirannya, manusia memiliki tahapan-tahapan

tersendiri dalam memperoleh bahasa ibunya. Hal tersebut tentu

faktor lingkungan sangat mendominasi sejauh mana bahasa

seseorang akan banyak dipengaruhi kondisi sosial dan kebudayaan

di mana dia lahir. Dengan kemampuan secara fitrahnya, manusia

mulai dari lahirnya diberikan anugerah untuk memperoleh bahasa

dengan sarana neurolinguistiknya.97

Artinya manusia merupakan

mahluk yang berbeda dengan mahluk-mahluk yang lainnya. Jika

bagi mahluk yang lainnya kita mengenal bahasa, maka untuk

manusia kita mengenal berbahasa.98

Makna dari perbedaan tersebut

menunjukkan bahwa manusia dalam proses bahasanya tidak hanya

sebatas kata-kata dalam bentuk fonologi yang diproduksi,

melainkan bahasa-bahasa yang diproduksi melalui tahap-tahap yang

unik. Manusia dalam proses bahasanya menggunakan ide atau

pikiran. Dengan adanya ide dan pikiran, banyak sekali di antara

manusia yang memiliki tingkat kepribadian dan idealis yang

berbeda-beda, sehingga berdampak pada ideologi yang berbeda-

96E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika (Yogyakarta: Kanisius, 1999), 28.

97H{asan Mardi> H{asan, al-Lughah wa al-Tafki>r (Bairu>t: Da>r al-Fikr, 1994),

44.

98Perlu dibedakan antara bahasa dan berbahasa. Sebagaimana dalam Abdul

Chaer yang mengungkapkan antara bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang

berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan sebagai salah satu alat dalam

komunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam

berkomunikasi. Lihat dalam Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 30.

Menurut penulis, pernyataan Chaer tersebut mengindikasikan bahwa dalam bahasa

tidak melibatkan akal pikiran, sedangkan dalam berbahasa melibatkan akal pikiran.

Page 81: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

66 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

beda. Oleh karena itu, menurut Ruth Wodak bahasa merupakan

salah satu elemen yang dapatmenentukan status sosial seseorang

atau kelompok tertentu. Bahkan peran bahasa dalam status sosial

peranannya bisa seperti nuklir yang memiliki kekuatan sangat

dahsyat (nuclear langauge).99

Menurut Hasan Mardi, proses berbahasa manusia dimulai dari

bahasa yang didengar kemudian masuk dalam unsur-unsur

pemerolehan dan pembelajaran bahasa sebagai kiasan dari kaidah-

kaidah bahasa secara sintaksis dan semantik (bahasa abstrak).

Kemudian bahasa dalam bentuk semantik dan sintaksis

direpresentasikan secara alamiah menjadi bahasa yang eksis di

masyarakat, yaitu bahasa kongkrit yang selama ini kita dengar di

lingkungan masyarakat pada umumnya.100

Tentunya proses

berbahasa tersebut mengalami perubahan bahasa yang dalam

lingiustik disebut dengan transformasi. Menurut ‘Abd al-Azi>z Ibn

Ibra>hi>m al-‘Usaili, transformasi dalam konteks bahasa (al-tah}wi>l al-

lughawi) merupakan kajian yang membahas perubahan dari kaidah-

kaidah bahasa secara sintaksis dan semantik (al-tara>kib) terhadap

bahasa yang kita dengar dalam kata, frasa, klausa, ataupun dalam

wacana tindak tutur sebagai batasan bahasa yang sesuai antara

sifatnya yang abstrak dan sifatnya yang kongkrit.101

Kaidah proses berbahasa dari hal yang bersifat abstrak

terhadap sesuatu yang kongkrit tidak diterima semua kalangan

pakar bahasa. Eric Lennerberg, merupakan salah satu tokoh yang

berpendapat tidak ada kaitannya antara bahasa dalam (internal

99Ruth Wodak, “Language and Ideology–Language in Ideology,” Lancaster

University: Journal of language and Poilitics, John Benjamin Publishing Company, ( 2007): 2.

100H{asan Mardi> H{asan, al-Lughahh wa al-Tafki>r, 45.

101 ‘Abd al-Azi>z Ibn Iba>hi>m al-‘Usaili>, al-Naz}a>riya>t al-Lughawiy>ah al-Nafsiy>ah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Ja>mi‘ah al-Ima>m Muh}ammad

Ibn Su‘u>di al-Isla>miya>h), 9.

Page 82: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 67

speech) dengan bahasa luar (external speech). Menurutnya, manusia

sebenarnya menerima warisan biologi asli berupa kemampuan

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang khsusus untuk

manusia dan yang tidak ada hubungannya dengan kecerdasan dan

pemikiran.102

Dengan demikian, Lennerberg mengaitkan biologi

sebagai dasar atau basis dari kompetensi bahasa. Tidak seperti

Skinner, Lennerberg tidak peduli dengan pengaruh lingkungan

dalam bahasa sosial, tetapi dengan organisme manusia yang

mendasari kapasitas dalam performansi bahasa.103

Oleh karena itu,

dalam proses berbahasa yang dinyatakan Lennerberg di atas, dalam

komunikasi tidak ada proses transformasi. Sebab, sebagaimana

pernyataan Lennerberg dalam Chaer bahwa bahasa itu merupakan

unsur biologis manusia yang dianugerahkan sejak lahir sesuai

dengan fungsinya masing-masing. Seperti kaki, tangan, mata,

hidung dan alat biologi lainnya memiliki fungsi masing-masing.

Begitu juga dengan mulut atau lisan yang mempunyai fungsi untuk

berbicara.

Perbedaan tersebut bukan merupakan suatu hal yang asing,

melainkan juga terjadi pada tokoh-tokoh linguistik yang menjadi

salah satu kiblat ilmu bahasa untuk generasi masa kini. Tokoh

tersebut dikenal dengan aliran-lairan yang mempunyai ciri khas

masing-masing dalam ilmu linguistik kaitannya dengan ilmu-ilmu

lainnya. Dalam hal ini, aliran tersebut menghubungkan bahasa

dengan psikologi yang terbagi kepada berbagai aliran, di antaranya

adalah aliran strukturalisme, strukturalisme Amerika, dan

transformalisme. Berikut penjelasan masing-masing aliran yang

menghubungkan bahasa dengan unsur-unsur internal bahasanya.

102Lihat dalam Abdul Chaer, Psikolinguistik Perkenalan Awal, 58.

103 Stephen I. Sulzbacher and D. Kimbrough Oiler, “Re Analysis of

Lenneberg's Biological Foundations of Language by a Behaviorist and a Nativist”

Behaviorism, Vol. 2, No. 2 (1974): 151.

Page 83: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

68 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

1. Strukturalisme (Ferdinand De Saussure)

Aliran struktural dalam linguistik merupakan aliran104

yang

sejalan dengan pemikiran behavioristik.105

Menurut aliran ini,

bahasa merupakan sesuatu yang dapat dianalisis melalui perwujudan

lahiriahnya saja, terbentuklah klasifikasi bahasa mulai dari fonem,

morfem, frasa, klausa, sampai kalimat. Aliran ini mengutamakan

sesuatu yang bersifat lahiriah dan mengabaikan sesuatu yang

berbentuk abstrak atau mengabaikan aspek-aspek mental (dalam

istilah ilmu psikologi disebut dengan “mentalistik”).106

Oleh karena

itu, menurut aliran strukturalis yang sejalan dengan aliran

behaviorisme, bahasa merupakan suatu ujaran yang tampak secara

fonem, bisa dikaji secara indrawi dan ujaran tersebut muncul karena

faktor kebiasaan (habit).

104Aliran ini memiliki beberapa analisis, di antaranya: Pertama, menafsirkan

kalimat berdasarkan arti dan tujuan komunikatif penutur. Kedua, pembagian jenis

kata didasarkan pada makna dan sedikit pada fungsi. Ketiga, bersifat preskriptif.

Keempat, pemerian fungsi sintaksis jenis kata dalam kalimat berdasarkan dalam

istilah subjek, objek, kata, frasa, klausa, kalimat, transitif intranstitif dan

sebagainya. Keenam, pemerian utama didasarkan pada bahasa tulisan pilihan.

Ketujuh, tidak mengindahkan ragam bahasa (language variety). Lihat dalam

Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar, 167.

105 Prinsip utama dari teori behavioris bertumpu pada analisis perilaku

manusia dalam interaksi stimulus-respon yang diamati karena adanya hubungan

antara stimulus-respon tersebut. Bahasa adalah suatu objek kajian yang dituturkan

oleh masyarakat bahasa dalam bentuk komunikasi, sehingga bahasa menjadi bagian

dari kebiasaan (habit). Lihat Mehmet Demirezen, “Behaviorist Theory and

Language Learning”, Hacettepe Universiesi Egitim Fakultesi Degisi, (1988): 135-

137.

106Prinsip aliran ini bahwa bahasa yang kita ucapkan dan kita dengarkan,

dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan secara alamiah seperti

keterbatasan ingatan, kepintaran, kecerdasan, ketergesa-gesaan, kesantaian dan

sebagainya. Oleh karena itu, bahasa yang kita kenal selama ini merupakan

representasi dari pikiran kita. Menurut aliran ini, penting sekali untuk menjadikan

bahasa bagian dalam (internal speech) menjadi salah satu objek kajian. Lihat Bruce

Waller, Chomsky, “Wittgenstein, and the Behaviorist Perspektif on Language,”

Behaviorism Journal 5, No. 1 (1977): 44.

Page 84: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 69

Menurut penulis, pernyataan aliran strukturalis di atas sejalan

dengan Lennerberg yang menyatakan bahwa bahasa harus dipahami

sebagai proses fonologis daripada produk fungsi fisiologi.107

Menurut aliran ini, strukturalisme merupakan upaya untuk

memikirkan kembali segala sesuatu dalam hal linguistik. Ferdinand

de Saussure dalam Course de General Linguistics, berpendapat

bahwa sistem yang mendasari konvensi harus menjadi objek

penelitian untuk linguistik. Saussure lebih lanjut melihat bahasa

sebagai sistem tanda. Tanda merupakan bagian dari unit yang

mendasar dalam mengikat makna. Oleh karena itu, tanda terdiri dari

signifier dan signified.108

Untuk menopang argumentasinya, lebih

lanjut Saussure mengatakan “jika sebuah kata berdiri untuk entitas

yang sudah ada dalam konsepsi bahasa, lebih lanjut entitas tersebut

akan mudah untuk dipelajari dalam dunia sosial”.109

Ilmu bahasa pada masa Saussure sering ditegaskan dengan

istilah strukturalisme. Dalam rangka sistematika bahasa, menurut

aliran strukturalisme kita perlu membedakan antara sintagmatik dan

paradigmatik.110

Menurut Saussure, hubungan sintagmatik dan

107Eric H. Lenneberg, “On Explaining Language” Science, New Series, Vol.

164, No. 3880. May 9, (1969): 64.

108 Ibrahim Chinade Sanusi, “Structuralism as a Literary Theory: An

Overview” Afrrev Laligens An International Journal of Language, Literature and Gender Studies Bahir Dar, Ethiopia Vol. 1 March, (2012): 126.

109 Ibrahim Chinade Sanusi, “Structuralism as a Literary Theory: An

Overview,” An International Journal of Language Literature and Gender Studies Bahir Dar,1 No. 1 (2012): 126.

110Paradigmatik merupakan seperangkat linguistik atau lainnya sebagai unit

yang bisa menggantikan satu sama lain dalam posisi yang sama sebagai urutan atau

struktur. Sebuah paradigma dalam pengertian semua kata berbagi fungsi gramatikal

yang sama, karena substitusi dari satu bahasa untuk bahasa yang lain tidak

mengganggu sintaks kalimat. Linguistik sering mengacu pada dimensi

paradigmatik bahasa sebagai 'sumbu yang bersifat vertikal. Sedangkan

Sintagmatik merupakan istilah linguistik menunjuk kombinasi unit yang diatur

dalam urutan signifikan. Sebuah kalimat adalah sintagma kata-kata. Bahasa

dikatakan memiliki dua dimensi yang berbeda: sintagmatik atau sumbu horizontal

Page 85: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

70 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

hubungan paradigmatik antara unsur bahasa dapat dipandang

sebagai jaringan raksasa tempat semua unsur secara langsung atau

secara tidak langsung saling terkait. Singkat kata, pandangan

strukturalis Saussure dengah demikian mengandung arti bahwa kita

harus menganggap unsur-unsur sebuah bahasa pada semua tingkat

pada prinsipnya sebagai unsur yang nilainya ditetapkan oleh

jaringan yang mengaitkannya dengan unsur-unsur lain bahasa

tersebut.111

Dengan kata lain, secara struktural, semua unsur bahasa

sama. Walaupun secara fonologi berbeda. Begitu juga kaitannya

dengan penutur, hubungan bahasa dengan penutur tidak lepas dari

seorang yang berbicara dengan perkataan yang dipergunakan

masing-masing bahasa. Hal tersebut juga berhubungan dengan

bahasa yang bersifat alamiah.

2. Strukturalisme Amerika (Lenoard Bloomfield)

Leonard Bloomfield merupakan seorang tokoh linguis

Amerika.112

Secara luas diakui sebagai salah satu tokoh yang paling

penting dalam paruh pertama abad kedua puluh. Terutama di fase

sebelum Noam Chomsky merevolusi linguistik. Teori Bloomfield

dengan konsep strukturalismenya merupakan lanjutan dari

strukturalisme Saussure.113

Konsep ini merupakan konsep linguistik

struktural yang memberikan pondasi dasar bagi teori kemudian.

Teorinya sangat berpengaruh dalam komunitas generasi ahli bahasa.

Setelah penerbitan buku pertamanya An Introduction to the Study

dari kombinasi yang urutan kata-kata yang dibentuk dengan menggabungkan

mereka dalam urutan yang diakui sebagai aspek 'linear' bahasa. Lihat Pamela Faber

and Ricardo Mairal Uson, “Paradigmatic and Syntagmatig structure of The Lexical

Field of Feeling,” Vivccerectorado de Investigation of the University of La Rioja, (1998) : 35.

111S.C Dik/J.G. Kooij, Ilmu Bahasa Umum (Jakarta: RUL, 1994), 79-81.

112Leonard Bloomfield, An Introduction to the Study of Language (John

Benjamins Publishing, 1983), 11.

113Leonard Bloomfield, An Introduction to the Study of Language, 9.

Page 86: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 71

of Language, Bloomfield dedikasikan karyanya untuk seluruh

peneliti, pengamat, dan pecinta linguistik.114

Menurut Bloomfield, bahasa memiliki dampak yang besar

bagi kehidupan manusia.115

Untuk mengenali ciri khas bahasa kita

harus meninggalkan dasar fonetik murni dan bertindak seolah-olah

ilmu telah berkembang cukup jauh untuk mengidentifikasi semua

situasi dan tanggapan yang membentuk arti dari bentuk-bentuk

bahasa. Dalam kasus bahasa kita sendiri, kita percaya pengetahuan

kita sehari-hari untuk memberitahu bentuk-bentuk yang “sama”

atau “berbeda”. Dengan demikian, kita menemukan bahwa kata

“manusia” yang diucapkan pada berbagai skema tertentu dalam

semua bahasa yang ada di dunia masih “sama” dengan bahasa

lainnya bahwa yang dimaksud manusia itu adalah mahluk yang

berakal. Namun, dari segi fonologi kata manusia dalam setiap

bahasa berbeda-beda.116

Hal tersebut karena bahasa berhubungan

dengan budaya, sehingga banyak ragam bahasa yang muncul

disebabkan oleh beragamnya kebudayaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam Lingusitik Umum

karya Abdul Chaer, ada beberapa hal yan menjadi fokus aliran yang

dikembangkan oleh Bloomfield ini, di antaranya: Pertama, aliran ini

menolak mentalistik yang sejalan dengan iklim filsafat yang

berkembang di Amerika. Oleh karena itu, aliran strukturalisme ini

selalu mendasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat

dicocokan dan dibuktikan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat

diamati secara ilmiah. Kedua, permasalahan makna atau arti

(semantik) kurang mendapatkan perhatian yang besar. Ketiga, cara

114 Thomas Meier, A logical Reconstruction of Leonard Bloomfield’s

Linguistic Theory (Draft, October 2012), 3.

115L eonard Bloomfield, Language (Motilal Banarsidass Publishe, 1994), 3.

116 Thomas Meier, A logical Reconstruction of Leonard Bloomfield’s Linguistic Theory, 3.

Page 87: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

72 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kerja aliran ini adalah dengan cara menekankan pentingnya sebuah

data yang objektif dan bersifat empirik.117

Aliran strukturalisme berkembang karena banyak regenerasi

ahli bahasa pada masa kini. Perkembangan aliran strukturalismse118

begitu signifikan. Ciri-ciri khusus aliran strukturalisme tahap dua ini

adalah bahwa ilmu bahasa itu harus mengikuti ilmu eksakta yang

secara tidak langsung pernyataan tersebut sejalan dengan kaum

behaviorimse. Lebih jelasnya, teori ini berdalil bahwa bahasa hanya

bisa ditelaah menurut gejala-gejala yang dapat diamati secara

lahiriah. Menurut aliran ini, hal-hal yang bersifat kejiwaan atau

batiniyah tidak dapat diamati dan dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Dengan demikian, aliran ini menolak bentuk pengetahuan

atau proses mental dalam menelaah bahasa manusia.119

Hal tersebut

jelas bahwa aliran strukturalisme Amerika menganggap bahasa

secara batiniyah bukan merupakan bagian dari bahasa, karena

sifatnya yang tidak berwujud dan tidak dapat dibuktikan secara

ilmiah.

3. Transformalisme (Noam Chomsky)

Bahasa yang memiliki sifat dinamis, selalu mendapatkan

respon yang besar dari masyarakat, terutama ahli bahasa. Seperti

yang dirasakan ahli bahasa pada era strukturalis, ternyata model

struktural yang dikembangkan Bloomfield dirasakan banyak

kelemahannya, sehingga mendapatkan banyak kritik perlakuan

117Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rhineka Cipta, 2007), 359-360.

118 Memiliki beberapa analisis struktural. Di antaranya: Pertama, menekankan pentingnya studi perbandingan antara bahasa dalam menganalisis

kalimat. Kedua, bahasa dianggap sebagai stimulus respon. Ketiga, memberikan

perhatian kepada ragam bahasa. Keempat, analisis bergerak dari bentuk menuju

makna dan dari fonem menuju kalimat. Kelima, membedakan makna leksis dan

makna struktur. Keenam, memperhatikan bentuk kata, tertib kata, fungsi kata, dan

intonasi. Lihat dalam Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar, 167.

119S.C Dik/J.G. Kooij, Ilmu Bahasa Umum, 83-85.

Page 88: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 73

untuk merevisi model struktural. Salah satu yang merespon terhadap

kelemahan tersebut adalah aliran transformalisme.120

Transformalisme merupakan salah satu aliran yang merevolusi

aliran strukturalisme.121

Aliran ini menyatakan ada proses mental

dalam bahasa. Sebagaimana dalam Carol A. Miller, bahasa

merupakan sumber penting yang dihasilkan melalui proses mental,

artinya mental seorang penutur menentukan bagi perkembangan

bahasanya.122

Menurut aliran ini, bahasa bukan merupakan rekaman tingkah

laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar, melainkan satu

proses mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk

luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam

bentuk lisan dan tulisan. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari

hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna. Salah satu tujuan

dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari

bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat

yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna berpariatif.

Hal tersebut menunjukkan ada unsur yang sangat penting dalam

120 Memiliki beberapa analisis struktural, di antaranya: Pertama, bahasa

merupakan simbol yang tidak terhingga dengan alat yang tidak terbatas. Kedua, adanya aturan gramatika tertentu yang menyeluruh dan menghasilkan kalimat-

kalimat gramatika yang mungkin ada. Ketiga, menegaskan bahwa setiap orang lahir

dengan dianugerahi kemampuan berbahasa (innate ability). Keempat, struktur

dalam (deep structure) adalah struktur dasar yang teramati, yang ada dalam pikiran

penutur dan dengan kompetensinya dapat mentransformasikan struktur dasar atau

dalam kepadastruktur luar (surface structure), yaitu ujaran dan tulisan. Kalimat

lisan dan tulisan merupakan performasinya. Kelima, menganggap kegiatan bahasa

sebagai tingkah laku yang dikendalikan aturan yang bebasdari stimulus. Keenam, melibatkan makna dalam menyusun analisis gramatika bahasa. Lihat dalam

Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar, 167-168.

121Abdul Chaer, Linguistik Umum, 363.

122Carol A. Miller, “Developmental Relationships Between Language and

Theory of Mind,” The Pennsylvania State University, University Park American Journal of Speech-Language Pathology 15, (2006), 145.

Page 89: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

74 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

menentukan bahasa seseorang, yaitu unsur kognitif yang

diistilahkan oleh Chomsky dengan cognitive linguistic.123

Tokoh terkenal pada masa ini adalah Noam Chomsky yang

terkenal dengan teori Transformasi Generatif.124

Menurut teori ini

bahasa terdiri dari kompetensi dan performansi. Kompetensi

merupakan deep structure (bahasa yang masih berada dalam ide atau

pikiran). Sedangkan performansi adalah surface structure (bahasa

yang bersifat aplikasi). Dalam proses generatif ini, sebenarnya

semantik merupakan salah satu instrumen untuk munciptakan

sintaksis-sintaksis yang berbentuk bunyi.125

Menurut Chomsky

dalam Asep Ahmad Hidayat, proses generatif mengandung dua

makna. Pertama, generatif menuju kepada pengertian produktifitas

dan kreatifitas bahasa. Seperangkat kaidah atau pernyataan mana

pun yang memberikan kemungkinan untuk menganalisis bahasa.

Kedua, generatif mengandung keformalan dan eksplisit. Dari sudut

pandang ini dikaitkan dengan adanya kombinasi unsur-unsur dasar

sebagai satuan pembentuk bunyi yang bermakna (fonem, morfem,

dan kata).126

Chomsky dalam Chaedar Alwasilah mengajukan tiga

aturan dasar untuk mengasilkan kalimat, di antaranya, Pertama,

123Noam Chomsky, Language and Mind, 8.

124Noam Chomsky, Aspects Of The Theory Of Syntax (The M.Lt. Press

Massachusetts Institute of Technology Cambridge, Massachusetts, 1965), 4. Menurut Chaedar Alwasilah, teori transformasi mengkaji gramatika yang

menurunkan kompetensi penutur bahasa, dan merupakan dasar dalam menggunakan

bahasa dalam bentuk performansinya. Gramatika menghasilkan kaidah-kaidah

internal dalam berbahasa, sedangkan wujud bahasa adalah bunyi-bunyi yang

diproduksi setelah melalui tahapan kaidah-kaidah internal bahasa tersebut. Lihat

dalam Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar (Bandung: Angkasa

Bandung, 1993),138. Oleh karena itu, kompetensi bersifat universal, sedangkan

performansi bersifat parsial. Referensi dalam bahasa internal mengacu kepada

referensi yang sama, referensi dapat diungkapkan dengan bahasa yang berbeda.

karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan budaya masing-masing panutur.

125Noam Chomsky, Syntactic Structures (Walter de Gruyter, 2002), 55.

126Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 132.

Page 90: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 75

phrase structure rules (struktur frase). Kedua, transformational rules

(transformasi). Ketiga, morphonemic rules (morfofonemik).127

Transformatif bercermin terhadap penggunaan bahasa secara

ideal dilihat dari segi kompetensi dan performansi. Anggapan ini

berarti menegaskan adanya kaitan yang erat antara bahasa dengan

psikologi. Sebab, teori transformatif yang melibatkan kompetensi

dan performansi ini merupakan teori mentalis.128

Menurut Chomsky,

bahasa tumbuh dalam pikiran bersamaan dengan perkembangan

biologis.129

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa

menampilkan ciri khas dari pertumbuhan biologis, atau dengan kata

lain, Chomsky menekankan pentingnya fakta-fakta dasar tertentu

dalam bahasa, seperti aspek kreatif dalam penggunaan bahasa.

Namun Lennerberg mengkliam bahwa perkembangan bahasa itu

hanya bersifat biologis.130

Asumsi tersebut mengarah terhadap

anggapan bahwa bahasa sebagai suatu hal yang terpisah dengan

pikiran dan bersifat independen.131

Lennerberg selanjutnya

mengatakan bahasa bersifat alami, baik dalam konteks sintaksis,

fonologi, atau semantik yang diasumsikan sebagai sifat bawaan.132

Chomsky menyatakan adanya unsur kognitif dalam bahasa.

Menurutnya, kata-kata yang digunakan terdiri dari dua sisi, yaitu

127Lihat dalam Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar, 139.

128S.C Dik/J.G. Kooij, Ilmu Bahasa Umum, 96.

129Cedric Boeckx & Víctor M. Longa, “Lenneberg’s Views on Language

Development and Evolution and Their Relevance for Modern Biolinguistics”

Biolinguistics 5.3: 254–273, (2011): 263.

130Cedric Boeckx & Víctor M. Longa, “Lenneberg’s Views on Language

Development and Evolution and Their Relevance for Modern Biolinguistics”, 254-

255.

131Eric H. Lenneberg, “On Explaining Language”Science, New Series, Vol.

164, No. 3880. May 9, (1969): 64.

132 Stephen I. Sulzbacher and D. Kimbrough Oiler, “Re analysis of

Lenneberg's Biological Foundations of Language by a Behaviorist and a Nativist”

Behaviorism, Vol. 2, No. 2 (1974): 151.

Page 91: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

76 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

ide dan maksud dalam ide yang diaplikasikan melalui bahasa.133

Sebagaimana dalam Kent Jonson yang berpendapat bahwa cara

berpikir yang sistematis berhubungan dengan sifat alami bahasa.134

Sementara Carol A. Miller menekankan adanya saling

ketergantungan antara pikiran dan bahasa. Implikasi dari hubungan

pikiran dan bahasa berdampak terhadap komunikasi dan

perkembangan bahasa.135

Adanya hubungan bahasa dengan pikiran,

mengindikasikan adanya internalisasi dan ekternalisasi bahasa yang

melibatkan kompetensi dalam menentukan performansi bahasa.

Untuk itu, bahasa merupakan faktor yang mendasari kompetensi

untuk menentukan kinerja ide menjadi aktual. Istilah “kompetensi”

mengacu pada kemampuan ideal penutur dan lawan tutur untuk

mengasosiasikan bunyi dan makna yang sesuai dengan aturan

bahasa. Tata bahasa, sebagai model kompetensi menetapkan

hubungan tertentu antara bunyi dan makna.136

Hal ini berarti bahwa kalimat ditinjau secara intrinsik

ditentukan oleh aturan kaidah linguistik, karena dalam proses

berbahasa seorang penutur dengan lawan tutur melahirkan proses

internalisasi dan eksternalisasi dalam sistem aturan yang

menentukan baik dan buruknya bentuk fonetik, kalimat dan konten

semantik. Unsur inilah yang mengembangkan apa yang akan kita

sebut sebagai salah satu kompetensi linguistik.137

Dalam arti bahwa

mengkomunikasikan suatu bahasa akan diikuti dengan maknanya.

133H{as{a>d al-Qarni, al-Munjiza>t al-‘Alamiy>ah wa al-Insa>niy>ah fi> al-Qarn al-

‘Isyri>n: al-Adab wa al-Naqd wa al-Funu>n (AIRP: 2008), 120.

134 Kent Jonson, “On The Systematicity Of Language And Thought,”

University of California: The Journal Of Philosophy Ci, No. 3, (2004): 112.

135Carol A. Miller, “Developmental Relationships Between Language and

Theory of Mind,” The Pennsylvania State University, University Park American Journal of Speech-Language Pathology 15, ( 2006): 142.

136Noam Chomsky, Language and Mind (New York: Camridge University,

2006), 103.

137Noam Chomsky, Language and Mind, 102.

Page 92: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Ideologi Sebagai Kompetensi Bahasa dan Fonologi 77

Oleh karena itu, keberhasilan seorang penutur dalam produksi

bahasa adalah ketika berhasil menyampaikan makna sebagai tujuan

utama dalam berkomunikasi. Membicarakan kompetensi bahasa

tanpa membuat acuan kepada makna, bagaikan menjelaskan

konstruksi kapal tanpa membuat acuan terhadap laut.138

Menurut

Chomsky, ada tiga tahapan dalam aspek kompetensi. Pertama,

internalisasi bahasa sebagai aspek kognitif (aspect of knowldge).

Kedua, mengetahui maksud dari pembiucaraan lawan tutur. Ketiga,

aspek kognitif yang diaplikasikan dalam bentuk bahasa. 139

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tentang ideologi yang

dikaitkan dengan bahasa, penulis menghubungkan konteks kaitan

antara linguistik dengan psikologi. Hubungan kuat antara bahasa

dan psikologi, digambarkan hubungan kuat antara bahasa dengan

ideologi. Hubungan tersebut dimanifestasikan oleh hubungan kuat

antara internal speech dan external speech. Analisa penulis tersebut

berdasarkan bahwa ada persamaan fungsi dan tempat antara ideologi

dengan internal speech dan bahasa yang dikatakan sebagai external

speech. Ideologi dan internal speech ditempatkan dalam satu istilah

“kompetensi”, sedangkan bahasa dan external speech berada dalam

wilayah “performansi”. Oleh karena itu, ada persamaan antara

transformasi ideologi terhadap bahasa dan transformasi kompetensi

terhadap performansi.

Chomsky dengan konsep transformalismenya, merupakan

salah satu tokoh yang mengungkapkan konsep kompetensi dan

performansi. Konsep Chomsky tersebut terbentuk dalam aliran

transformalisme. Namun ada konsep lainnya, konsep Lennerberg

yang mengungkapkan bahasa tidak ada kaitannya dengan ide.

Konsep Lennerberg tersebut sejalan dengan konsep strukturalisme,

terutama konsep strukturalisme pada masa Bloomfiled. Menurut

138David Crystal dalam Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar,

130.

139Lihat dalam Noam Chomsky, Aspects Of The Theory Of Syntax, 12.

Page 93: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

78 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

aliran ini, bahasa ditentukan oleh faktor-faktor luar dan tidak ada

hubungan dengan faktor dalam (proses mental). Menurut penulis,

konsep tersebut merupakan suatu konsep tidak ada hubungan antara

kompetensi dan performansi, atau dengan kata lain tidak ada

hubungan antara bahasa dengan ideologi.

Page 94: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

79

BAB III

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial

ehidupan Sayyid Qutb (selanjutnya ditulis Qutb) lebih

lama dihabiskan menjadi seorang yang berdedikasi

tinggi dalam proses kebangkitan Islam (Islamic revivalism). Namun,

kondisi tersebut tidak selalu bersifat koherensif (muna>sabah) dengan

kondisi sosial, politik, dan budaya lingkungan kehidupannya.

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan idealisasi

pemikiran dan karakterisasi psikologi Qutb. Terutama pada saat

Qutb sudah mencapai usia yang cukup matang dalam hal merespon

stimulus yang datang dari lingkungan sekitarnya. Hal tersebut

membakar segala potensi yang melekat pada ghirah keislamannya.

Pemerintahan Mesir yang represif1 terhadap perkembangan Islam

menjadi salah satu faktor munculnya pemikiran radikal Qutb.

Terutama setelah keberangkatannya ke Amerika, Qutb menjadi

seorang yang berpikir bahwa Islam sudah kembali ke masa jahiliyah,

yang kemudian dikenal dengan istilah jahiliyah modern (ja>hiliy>ah al-

1 Gamal Abdul Nasser yang mempunyai kebijakan politik Mesir merasa

bahwa Qutb merupakan seorang yang berbahaya bagi perkembangan

pemerintahannya, sehingga Nasser dengan kekuasaannya berupaya untuk

melumpuhkan langkah jihad yang dilakukan Qutb melalui gerakan yang didirikan

oleh Hasan al-Banna, yaitu Ikhwanul Muslimin. Kader-kader Ikhwanul Muslimin

terus dilumpuhkan melalui penangkapan dan pembunuhan. Qutb yang dianggap

sebagai pelopor semangat pemuda Ikhwanul Muslimin, merupakan salah satu tokoh

Ikhwanul Muslimin yang mengalami berbagai macam siksaan dengan sangat

menghawatirkan. Terutama siksaan psikologis, karena mengalami kekerasan mental

yang dimonopoli oleh pemerintahan Nasser. Sampai akhirnya secara perlahan-

lahan, Qutb di penjara dan diasingkan dari lingkungan sosial kehidupannya. Karena

Qutb tidak henti-hentinya melakukan perlawanan ideologi, akhirnya Qutb dihukum

gantung. Lihat Asep Syamsul M Romli, Demonologi Islam: Upaya Barat Membasmi Kekuatan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), 63.

K

Page 95: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

80 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

jadi>dah). 2 Konsep jahiliyah modern yang melatarbelakangi Qutb

mulai berpikir untuk menghabiskan hidupnya berjihad dan dakwah

untuk mengembalikan Islam

kembali pada nilai-nilai dan pokok-pokok ajarannya.3

Menurutnya, jihad adalah revolusi ideologi Islam terhadap

kedaulatan negara (al-daulah al-isla>miy>ah).4

Konsep jahiliyah modern tersebut menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan Qutb masuk dalam dunia keekstriman

(radicalism). Kondisi psikologis Qutb bertolak belakang dengan

lingkungan sosial masyarakat dan politik pemerintahan Mesir yang

banyak berpihak pada negara-negara Barat, sehingga masyarakat

Islam banyak yang mengalami penderitaan lahir dan batin. Qutb

tidak senang dengan kondisi tersebut, baginya kebahagiaan-

kebahagiaan Barat di atas penderitaan Islam haruslah segera

dilawan. Bukan hanya itu saja, menurutnya masyarakat Islam pun

sudah mulai kehilangan nilai-nilai yang mendasari untuk menjaga

kemurnian Islam, sehingga ikut nyaman dengan kondisi dan

2Lihat Barry Rubin, Islamic Fundamentalism in Egyptian Politics (United

States of America, 1970), 50. Qut\b menegaskan bahwa dunia semakin lama berada

dalam kondisi jahiliyah. Kejahiliyahan ini karena kondisi dunia yang menentang

kedaulatan Tuhan (al-h}a>kimiy>ah lilla>h), dan saat ini umat manusia berada dalam

kondisi jahiliyah seperti sebelum ada Islam, atau bahkan lebih buruk lagi.

Pemikiran, tradisi, budaya, pemerintahan, konstitusi dan juga perundang-undangan

tidak tunduk kepada al-h}a>kimiy>ah lilla>h seperti yang ditegaskan oleh al-Qur’an dan

al-Sunnah. Termasuk segala sesuatu yang tampaknya Islam tetapi sebenarnya

produk Barat, semuanya adalah ja>hiliy>ah al-jadi>dah (jahiliyah modern) yang

menurutnya sesat dan menyesatkan. Ada dua hal bagi Qut\b merupakan manifestasi

dari kejahiliyahan masa kini, Pertama pengaruh dan pemikiran Barat. Kedua, pemerintahan muslim yang tidak berdasarkan syariat Islam dan terbukti mendapat

pengaruh dari Barat. Lihat Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam

Tafsir Fi Dilal al-Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2,

(2012): 316-317.

3Barry Rubin, Islamic Fundamentalism in Egyptian Politics (United States

of America, 1970), 51.

4Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian Army Journal, Vol II No 2, (2003): 177.

Page 96: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 81

lingkungan yang mengkerdilkan Islam. Qutb menjadi seorang yang

terdepan dalam menentang kondisi tersebut dengan menjadikan

Ikhwanul Muslimin sebagai wadah untuk mengapresiasikan

kekesalan-kekesalannya terhadap kondisi-kondisi tersebut.

Pemikiran radikal Qutb berasal dari lingkungan sosial yang

tidak dapat diterima oleh kondisi batinnya, sehingga menjadikannya

sebagai seseorang yang selalu mengkritik kebijakan-kebijakan

pemerintah yang tidak menguntungkan Islam. Kritikan-kritkan

tersebut akhirnya membuat Qutb mengalami siksaan psikologis

yang dalam dari pemerintahan. Bukan hanya Qutb, siksaan

psikologis juga dirasakan oleh keluarga-keluarga dan generasi-

generasi Islam yang turut andil dalam misi dakwah dan jihad Qutb.

Namun, siksaan tersebut tidak membuat Qutb kehilangan ghirah

dakwahnya, bahkan Qutb mengalami kondisi yang sebaliknya. Qutb

terus membuat perlawanan-perlawan pemikirannya dengan

menghasilkan beberapa karya yang mengajak masyarakat Islam

untuk mengembalikan Islam kepada kemurniannya dan

menghilangkan unsur jahiliyah modern yang sebenarnya lebih

berbahaya, karena kondisi tersebut banyak tidak disadari oleh

masyarakat Islam pada umumnya. Oleh karena itu, Qutb merasa

dirinya perlu memberikan kesadaran kondisi tersebut kepada

masyarakat Islam.

A. Riwayat Hidup Sayyid Qutb

Qutb lahir pada tahun 1906 di Musya distrik Asyut Mesir dan

menerima pendidikan Islam yang konservatif.5 Qutb dibesarkan

dalam sebuah keluarga yang

5Ahmad S. Mousa Ali, “Sayyid Qutb: Founder of Radical Islamic Political

Ideology”, 9. Lihat juga Muhammad Syahnan, “A Study of Sayyid Qutbs Qur’an

Exegesis in Earlier and Later Editions of His Fi Zilal al-Qur’an with Sfecifiec

Reference to Selected Athemes” Faculty Of graduate Studies and Reseach in Partial Fulfilment of The Requirements for the Degree of Master of Arts, (1997): 7.

Musya merupakan daerah yang terletak di pinggiran sungai Nil. Daerah ini

Page 97: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

82 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sederhana dan berpegang teguh kepada agama.6 Semenjak

kecil, Qutb telah berjinak-jinak dengan al-Qur’an dan menghafal al-

Qur’an semenjak berusia sembilan tahun.7 Dalam usia yang masih

terlalu muda ini, Qutb telah memperlihatkan beberapa keistimewaan

yang bakal menempatkannya dalam kedudukan yang tinggi.8 Pada

masa ini, Qutb merasakan aroma konservatif yang terbalut dalam

suasana tradisionalitas yang belum terlalu mengenal modernitas.

Namun masa tersebut mulai terkikis, ketika Qutb melanjutkan

studinya ke Kairo.9

Pada tahun 1920, Qutb tinggal bersama

pamannya Ahmad Husain Usman. Kemudian Qutb masuk Darul

Ulum10

pada tahun 1929 dan selesai pada tahun 1933.11

Setelah

menyelesaikan pendidikannya, Qutb ditugaskan di Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Mesir.12

memiliki karakteristik tanah yang subur, sehingga mayoritas penduduk di Musya

adalah seorang petani. Termasuk Ayah Qutb dan keluarganya yang menjadikan

pertanian sebagai sumber kehidupan utama. Lihat S{ala>h ‘Abd Fatta>h al-Kha>lidi>,

Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila> al-Istisyha>d (Qa>hirah: Da>r al-Qalam, 1994), 25.

6Wajih Subh Mahmu>d al-Qa>’iq, Ma‘a>lim al-Taghyi>r al-Tarbawi> lada> Sayyid Qut}b min Khila>l Kita>bih (Ja>mi‘ah al-‘Isla>miy>ah Gaza Qism al-Dira>sa>t al-‘Ulya>

Kulliyah Tarbiyah, 2006), 35.

7Ada juga yang bependapat bahwa Qutb menghapal al-Qur’an dalam usia

sepuluh tahun. Lihat Lukew Loboda, The Thought of Sayyid Qutb (Ashbrook

Statesmanship Thesis, 2004), 1.

8Sayyid Qutb, Ha>dha>’ al-Di>n (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2001),18.

9 Adnan A Musallam, From Secularism to Jihad: Sayyid Qutb and the Foundations of Radical Islamism (United States of America, 2005), 28.

10Rubai’ Ibn Ha>di> al-Madkhali>, Ad}wa>’ Isla>miy>ah ‘ala> ‘Aqi>dah Sayyid Qut}b wa Fikrih, 18. Lihat juga Lukew Loboda, “The Thought of Sayyid Qutb” Ashbrook Statesmanship Thesis, (2004): 1.

11Ahmad Husain Usman adalah salah satu saudara Ibu Qutb Fatimah Husain

Usman. Dia adalah seorang dosen di al-Azhar dan wartawan di Kairo. Qutb tinggal

bersama Ahmad Husain Usman selama empat tahun. Lihat A. Ilyas Ismail,

Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani, 2013), 41.

12S}ala>h} ‘Abd Fatta>h al-Kha>lidi>, Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila> al-Istisyha>d,

15.

Page 98: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 83

Pada akhir 1948, Qutb belajar pendidikan di University of

Northern Colorado dan menerima gelar master. Pengalaman tiga

tahun di Amerika dari 1948 sampai 1951 mengubah paradigma

pemikiran Qutb tentang Islam dan Barat. Di Amerika, Qutb

mengalami transformasi intelektual dan terkejut dengan apa yang

dilihatnya tentang rasisme, permisif seksual, pro-modernisme, dan

persepsi tentang Amerika sebagai negara yang “pro-Zionis”.13

Qutb

meyakini bahwa masyarakat Amerika memiliki kebudayaan

materialistis, liberalis, kapitalis, dan feodalis memiliki andil dalam

menentukan arah politik pemerintahan dunia Arab.14

Selain itu,

Qutb melihat dukungan Amerika untuk pembentukan negara Israel

pada tahun 1948 sebagai penolakan terhadap kesetaraan Arab.

Akibatnya, Qutb mengembangkan kebencian tanpa kompromi

terhadap peradaban Yahudi dan Kristen. Kebencian ini akan datang

untuk membentuk sisa kehidupan pribadi dan profesionalnya. Qutb

percaya bahwa divisi antara Gereja dan Negara, Barat telah

menciptakan sebuah skizofrenia15

mengerikan dalam kehidupan

modern, yang menyebabkan keterasingan pribadi dan berkontribusi

terhadap munculnya sekularisme, materialisme, liberalisme,

kapitalisme dan feodalisme yang mengancam masyarakat Islam.16

13Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Propphet of Radical Islam (The Year

2005 Proceedings if the ASSR-SW), 34.

14Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian Army Journal, Vol II No 2, (2003): 174.

15Skizofrenia merupakan salah satu proses menuju gangguan mental yang

berpengaruh terhadap proses berpikir dan berdampak pada emosi yang

lemah. Gangguan mental tersebut diinterpretasikan dalam

bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran tidak berdasarkan logika dan

kondisi kejiwaan yang terintimidasi. Lihat Frederick J. Frese, Edward L. Knight

dan Elyn Saks, “Recovery From Schizophrenia: With Views of Psychiatrists,

Psychologists, and Others Diagnosed With This Disorder” Journal of Oxford University Press on behalf of the Maryland Psychiatric Research Center, (2007):

370.

16Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Propphet of Radical Islam, 34.

Page 99: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

84 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Qutb memutuskan kembali ke Mesir pada awal 1950 dan

bergabung dengan gerakan Islam Ikhwanul Muslimin.17

Di

organisasi tersebut, Qutb menjadi teoritikus terkemuka.18

Salah satu

yang paling banyak dibaca dari buku-buku Qutb pada masa ini

adalah al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m yang telah diterbitkan

pada tahun 1949 saat Qutb berada di Amerika. Ini menggambarkan

Barat sebagai kekuatan neo-riberal dalam hal yang sangat negatif,

dan meminta Islam menganggap serius panggilan untuk keadilan

sosial. Buku tersebut diterima dengan baik oleh Ikhwanul Muslimin

yang merupakan sebuah organisasi keagamaan yang menentang

kecenderungan rezim sekuler di negara-negara Muslim. Ikhwanul

Muslimin kemudian menjadi salah satu penghalang untuk

pembentukan peradaban Barat di Timur Tengah.19

Pada tahun 1955 sekitar bulan Mei, Qutb termasuk salah

seorang pemimpin Ikhwan Muslimin yang ditahan setelah organisasi

itu dilarang oleh presiden Nasser dengan tuduhan berkomplotan

untuk menjatuhkan pemerintahan. Pada tanggal 13 Juli 1955,

17Semenjak Sayyid Qutb bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, melekat

pada diri Sayyid Qutb hal-hal yang berhubungan radikalimse, terorisme, dan

fundamentalisme yang merupakan istilah-istilah yang seringkali dihubungkan

dengan Islam. Lihat Manih bin Mamaad al-Johani, Fundamentalism and Radicalisme: a Propaganda Attack to Deface the Image Islam and Muslim

(Confernce of Foreign Minister of Islamic Contries that was held karaci 1993), 1.

Dalam sejumlah literatur istilah radikalisme dan fundamentalisme memang sulit

untuk dibedakan satu sama lain. Istilah radikalisme dan fundamentalisme Islam

umumnya dipakai untuk merujuk pada gerakan-gerakan Islam politik yang

berkonotasi negatif seperti ekstrem, militan, non toleran, dan anti Barat. Lihat

Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-Quran karya

Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2 (2012), 308-310.

18Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian Army Journal, Vol II No 2 (2003): 174. Peristiwa berlangsung setelah 1954 sangat

penting untuk memahami radikalisasi ideologi politik Qutb. Pada tahun 1954,

Gamal Abdel Nasser menindak Ikhwanul Muslimin untuk menghilangkan alternatif

dan mengkonsolidasikan kekuasaannya. Lihat John Calvert. Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism (New York: Columbia University Press, 2010), 180.

19Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam, 34.

Page 100: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 85

pengadilan rakyat menjatuhkan hukuman 15 tahun kerja keras

kepadanya. Qutb ditahan di beberapa penjara Mesir sampai

pertengahan tahun 1964.20

Qutb dibebaskan dari penjara pada tahun

1964, karena syafaat dari Presiden Irak ‘Abd al-Salam Arif.21

Namun, Qutb kembali ditahan beberapa bulan kemudian dengan

berbagai macam tuduhan yang sama. Kali ini tidak akan ada belas

kasihan, Qutb dihukum mati karena pengkhianatan dan dieksekusi

gantung dengan dua saudara lainnya pada pada tanggal 29 Agustus

1966.22

Pemerintah Mesir mengamankan keyakinan dan

mencemaskan pengaruh Qutb terhadap pendukungnya di seluruh

dunia, penuntutan di persidangan menggunakan rencana untuk

berdebat bahwa Qutb adalah pengkhianat yang merencanakan

kudeta; baik pro-rezim ulama dan persaudaraan kritikus menyatakan

bahwa hal itu membuktikan bahwa Qutb adalah sesat.23

Menurut

salah satu pendukungnya Ahmed el-Kadi dalam Virginia Murr, Qutb

tersenyum ketika dieksekusi, menunjukan keyakinannya tentang

kehidupan yang indah di masa yang akan datang (surga).24

Hal

tersebut menunjukan keyakinan para mujahid tentang kehidupan

yang lebih indah setelah kematian.

20Juandi, Pemikiran Politik Sayyid Qutb: Melacak Geneologi Kekerasan

(STIH Pertiba, 2013), 3.

21‘Abd al-Salam Arif Presiden Irak 1963-1966. Lahir dari keluarga kelas

menengah di Baghdad. ‘Abd al-Salam Arif terdaftar di Akademi Militer dan

menjadi seorang Perwira. Pengalamannya dalam perang Palestina (1948-1949), di

mana pasukan Irak yang tampil buruk, berbalik melawan rezim pro-Barat Raja

Faisal II. ‘Abd al-Salam Arif memainkan peran utama dalam mengatur kelompok

perwira yang berakhir monarki di bulan Juli 1958. Lihat Dilip Hiro, A Comprehensive Dictionary of the Middle East (Interlink Publishing, 2013), 128.

22 Kedua orang tersebut adalah teman seperjuangan Qutb di Ikhwanul

Muslimin, yaitu Abdul Fatah Ismail dan Muhammad Yusuf Hawasy.

23Barry Rubin, Islamic Fundamentalism in Egyptian Politics (United States

of America, 1970), 50.

24Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Reseach Project, 2004), 9.

Page 101: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

86 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

B. Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial Sayyid Qutb

Kondisi psikologi seseorang tidak akan lepas dari pengaruh

lingkungannya. Dengan kata lain, kondisi batin atau jiwa salah

satunya ditentukan oleh kondisi sosial yang mengitarinya. Dalam

perkembangannya, psikologi berkembang menjadi beberapa aliran.

Aliran tersebut di antaranya aliran mentalistik, aliran behavioristik

dan aliran kognitifistik.25

Psikologi mentalistik melahirkan apa yang

disebut psikologi keasadaran, psikologi behavioristik melahirkan

psikologi yang berhubungan dengan prilaku, sedangkan psikologi

kognitifistik mengkaji proses-proses kognitif manusia secara

alamiah.26

Ketiga aliran tersebut menyatakan psikologi berkaitan

dengan segala kehidupan manusia dalam segala kegiatannya. Oleh

karena itu, dalam perkembangannya munculah berbagai cabang

psikologi. Di antaranya psikologi sosial, psikologi perkembangan

anak, psikologi komunikasi, psikologi bahasa, dan cabang-cabang

lainnya.27

Berhubungan dengan kondisi piskologis Qutb, tentu

berhubungan juga dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana

Qutb berada, sebagaimana dipahami sebagai psikologi sosialnya.

Kondisi tersebut akan berbanding lurus dengan kondisi psikologi

komunikasi Qutb. Berdasarkan kedua hubungan tersebut, penulis

dapat membagi perkembangan Qutb kepada beberapa bagian, di

25 Psikologi behavior yang digagas Skinner adalah sebuah kajian

komprehensif yang berkaitan dengan sebagian besar aspek perilaku verbal. Namun,

perlakuan terhadap pembelajaran perilaku gramatikal banyak dikritik tokoh bahasa

lainnya. Misalnya, Chomsky yang mengedepankan aspek kognitif. Namun dalam

pembelajaran tata bahasa dan sintak dapat ditangani dengan memadai dalam

kerangka perilaku-analitik. Tidak perlu untuk mengadopsi mentalis (cognitivist) posisi atau menambahkan elemen mentalis teori behavioris. Lihat Nathan,

“Stemmer, Skinner’s Verbal Behavior, Chomsky’s Review, and Mentalism” Journal of The Experimental Analysis of Behavior No. 3 (1990): 307.

26 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik (Jakarta: Rineka Cipta,

2009), 3-4.

27Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, 3.

Page 102: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 87

antaranya: Pertama, pada masa Qutb kecil. Kedua, pada masa Qutb

di Amerika. Ketiga, pada masa Qutb bergabung dengan Ikhwanul

Muslimin. Keempat, pada masa Qutb berada di penjara.

1. Masa Qutb Kecil

Qutb kecil adalah anak yang pandai dalam ilmu agama.

Bahkan Qutb sudah hapal al-Qur’an pada saat usia belia. Bakat dan

kepandaian menyerap ilmu yang besar tidak disia-siakan oleh kedua

orang tua Qutb, terutama Ayahnya.28

Keluarga Qutb adalah

keluarga yang islamis. Ayahnya Qutb bin Ibrahim adalah seorang

muslim yang saleh dan aktif dalam politik kontemporer di partai

Hizbul Wathan. Qutb Ibrahim juga seorang alim yang meyakini

akan pentingnya mengikuti perkembangan modernitas untuk

kemaslahatan manusia (humanity welfare). Qutb Ibrahim juga salah

seorang yang dermawan dan cinta terhadap pendidikan.29

Qutb

Ibrahim selalu mewariskan ide-idenya kepada Qutb kecil.30

Sebagaimana Ayahnya, Ibu Qutb Fatimah Husain Usman juga

merupakan seseorang yang taat dalam agama. Jika Qutb Ibrahim

berasal dari keluarga sederhana, Fatimah berasal dari keturunan

keluarga yang terkenal. Fatimah gemar membaca dan mendengarkan

bacaan al-Qur’an. Bahkan Qutb kecil selalu dibimbingnya membaca

dan mengahapal al-Qur’an.31

Fatimah juga sangat memperhatikan

pendidikan Qutb dan saudara-saudaranya dan juga mendidik anak-

28Heryy Nurdi, Perjalanan Meminang Bidadari: Kisah Luar Biasa 10 Tokoh

Syahid Modern. Buku yang Menggugah dan Membangkitkan Semangat Seorang Muslim (Lingkar Pena Publishing House, 2011), 47.

29 Muhammad Syahnan, “A Study of Sayyid Qutbs Qur’an Exegesis in

Earlier and Later Editions of His fi Zilal al-Qur’an with Sfecifiec Reference to

Selected A Themes” Faculty Of graduate Studies and Reseach in Partial Fulfilment of the Requirements for the Degree of Master of Arts, (1997): 7.

30Barry Rubin, Islamic Fundamentalism in Egyptian Politics (United States

of America, 1970), 49.

31A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani,

2013), 42.

Page 103: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

88 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

anaknya dengan kasih sayang, sehingga menggoreskan rasa cinta

terhadap ilmu pengetahuan dalam jiwanya.

Qutb memiliki tiga saudara. Satu saudara laki-laki

(Muhammad Qutb) dan dua saudara perempuan (Nafisah Qutb dan

Aminah Qutb). Muhammad Qutb merupakan seorang cendikiawan

yang cinta terhadap ilmu. Hal tersebut dibuktikan dengan tulisan-

tulisannya yang diterbitkan diberbagai penerbitan dan berbagai

majalah. Sedangkan adiknya Nafisah dan Aminah Qutb juga

merupakan muslimah yang aktif dalam risalah dakwah Islam yang

dilakukan Qutb dan Muhammad Qutb. Keluarga Qutb tergolong

keluarga yang bahagia. Hubungan dalam keluarga sangat harmonis.

Hubungan Ayah dan Ibu Qutb tidak terdengar pertengkaran, kondisi

saudara-saudara Qutb juga dalam kondisi saling memberikan

dukungan moril dan spirituil satu sama lain. Oleh karena itu,

komunikasi Qutb dengan keluarganya bisa dikatakan terjalin sangat

baik.32

Namun kondisi tersebut tidak berbanding lurus dengan

kondisi lingkungan negaranya. Pada masa ini, Qutb pernah berhenti

melanjutkan pendidikan selama dua tahun disebabkan terjadinya

revolusi di Mesir.33

Dalam usia belum lebih lima tahun Qutb telah

32Lihat dalam S}ala>h} ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila>

al-Istisyha>d, 31-49.

33 Revolusi 1919 merupakan sebuah titik balik yang penting dalam

pembangunan politik kenegaraan di Mesir. Kekerasan di perkotaan, ketidakpuasan

pedesaan, dan kampanye pembunuhan terhalang oleh upaya Inggris membuat Mesir

menjadi salah satu negara Tengah Timur menjadi bagian penjajahan negara kolonial

Inggris untuk melaksanakan kedaulatan politik dan bujukan moral lebih negara

Timur Tengah dan negara-negara Islam lainnya. Sebaliknya, dalam perjanjian dan

konstitusi formulasi dari awal 1920-an, imperialis Inggris dipaksa untuk

mengurangi bahka menghilangkan kontrol politik atas pemerintahan Mesir. Sebuah

kontrol yang menjamin dominasi Inggris lebih utama dalam hubungan internal dan

eksternal Mesir, bahkan memungkinkan Mesir menjadi salah satu negara yang

otonomi. Revolusi 1919 juga menandai periode puncak dalam pertumbuhan

nasionalisme Mesir dengan munculnya beberpa aliran politik nasionalisme Mesir.

Partai Wafd adalah salah satu partai politik yang benyak memberikan pengaruh

Page 104: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 89

menyaksikan pemberontakan yang dilakukan bangsanya terhadap

penjajah. Penderitaan yang dialami bangsanya akibat penjajahan,

dan bahkan ketika kemerdekaan diperoleh demikian membekas

dalam kepribadian Qutb. Keadaan tersebut membuat Qutb begitu

membenci situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya. Kemudian

kebencian tersebut dilampiaskan terhadap siapa saja yang

menurutnya pantas menerimanya tanpa ada rasa takut dan khawatir

akibat yang akan diterima. Qutb sadar apa yang dilakukan dan

resiko pemberontakannya.34

Kondisi tersebut mempengaruhi

paradigma berpikir Qutb pada masa remaja.

2. Qutb Remaja

Di Kairo, Qutb muda bergaul dengan kelompok modernis dan

wartawan pengikut wafd, dan juga akrab dengan seorang sastrawan

modern Arab, Abbas Mahmud al-Aqqad.35

Nama lengkapnya adalah

Abbas bin Mahmud bin Ibrahim bin Musthofa al-Aqqad, lebih

dikenal dengan Abbas al-Aqqad. al-Aqad merupakan salah seorang

pioner dalam sastra berkebangsaan Mesir. Ahmad Husain Usman

adalah orang yang meyambungkan pemikiran Qutb dengan Abbas

Mahmud al-‘Aqqad. Rumah Ahmad Husain berdekatan dengan

‘Aqqad, sehingga mereka saling berkunjung untuk membahas hal-

hal yang berhubungan dengan sastra dan fenomana-fenomena yang

terjadi di Kairo. al-‘Aqqad banyak menulis karya tulis dan sastra,36

sampai kudeta militer tahun 1952. Lihat Middle Eastern Studies, Vol. 12, No. 3,

Special Issue on the Middle Eastern Economy (Oct. 1976): 41.

34 Ridjaludin, Teologi Sayyid Qutb dalam Prinsip-prinsip Keimanan dan Sifat Perbuatan Tuhan (Jakarta: Pusat Kajian Islam UHAMKA, 2001), 8-9

35A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 43.

36al-‘Aqqad banyak menulis karya hingga mencapai 83 buku dalam berbagai

topik. Beberapa karya al-‘Aqqad di antaranya: Anilla>h, ‘Abqariy>ah Muh}ammad, ‘Abqariy>ah Kha>lid, ‘Abqariy>ah ‘Umar, ‘Abqariy>ah ‘Ali, ‘Abqariy>ah al-S}iddi>q, Raj‘ah Abi> al-‘Ala>, al-Fus}u>l, Muraja’a>t fi al-Adab wa al-Funu>n, Sa‘a>t bain al-Kutub, Ibn al-Ru>mi>, Abu Nuwa>s, Sarah, Sad Zaghlu>l, al-Mar’a>t fi al-Qur’a>n, Hitler,

Page 105: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

90 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dia berasal dari Dimyath kemudian keluarganya berpindah ke

Muhalla al-Kubra.37

Abbas Mahmud al-‘Aqqad adalah salah satu tokoh penting

dalam paruh pertama Abad ke dua puluh. al-‘Aqqad dikenal sebagai

tokoh dalam diwan sastra Arab yang memperjuangkan keeksisan

dunia sastra di Mesir.38

Selain itu, al-‘Aqqad merupakan seorang

pemikir Mesir yang terkenal, kritikus sastra modernis, dan

wartawan yang berpartisipasi dalam perjuangan politik dari tahun

1920 sampai 1940 untuk kemerdekaan Mesir dari pemerintahan

Inggris. Selama bertahun-tahun, al-’Aqqad bergabung dengan partai

Wafd di bawah kepemimpinan Sad Zaghlul dan mengabdikan

bakatnya untuk perkembangan partai Wafd. Dukungannya terhadap

partai berakhir dengan kematian Sad Zaghlul, karena al-‘Aqqad

merasa kecewa dengan pemimpin partai baru Nahhas Pasha yang

dianggapnya lebih cenderung untuk demagogi39

daripada

demokrasi.40

Ibli>s, Mujamma‘ al-Ah}ya>’, al-S}iddi>qah bin al-S}iddi>q, Ara>’is wa Syaya>t}i>n, Ma> Yuqa>l ‘an al-Isla>m, al-Tafki>r Fari>d}ah Isla>miy>ah, al-Mut}ala‘a>t, al-Syuzu>r dan Diwa>n al-‘Aqqa>d. Lihat dalam Fathin Mashud, “Figur Khalifah Umar Bin Khatab dalam

Pandangam Sastrawan Arab Modern: Telaah Karya Abbas al-‘Aqqad, Hafizd

Ibrahim dan Ali Ahmad” Madania, Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. XI, No.02, (2012): 114-115.

37 Fathin Mashud, “Figur Khalifah Umar Bin Khatab dalam pandangam

sastrawan Arab Modern: Telaah karya Abbas al-‘Aqqad, Hafizd Ibrahim dan Ali

Ahmad” Madania, Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. XI, No.02, (2012): 115.

38Byung Pil Lim, “A Study on the Poetic Criticism and the Literary Works

of Abbas Mahmud al-Aqqad as a Spokesman of Diwan Group" A Study on the Poetic Criticism and the Literary Works of Abbas Mahmud al-Aqqad as a Spokesman of Diwan Group Vol.12 No.1 (2010): 13.

39 Demagogi merupakan salah satu penghasutan terhadap orang banyak

dengan kata-kata yang dusta untuk membangkitkan emosi rakyat. Lihat Pusat

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008),

308.

40Asyraf Hj. Ab. Rahman, Nooraihan Ali and Wan Ibrahim Wan Ahmad,

“The Influence of al-‘Aqqad and the Diwan School of Poetry on Sayyid Qutb’s

Page 106: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 91

Kontak pemikiran antara al-‘Aqqad dengan Qutb menjadikan

Qutb sebagai kritikus sastra. Qutb juga memiliki peran dalam

mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan

sosial dan politik Mesir. Qutb bergabung dengan Partai Wafd dan

menjadi anggota aktif. Qutb mengabdikan dirinya bekerja untuk

partai selama hampir dua puluh tahun, termasuk menulis puisi dan

esai di surat kabar partai al-Bala<gh. Qutb juga banyak melahirkan

karya tulis tentang isu-isu sosial politik seperti al-‘Ada>lah al-

Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m, al-Sala>m al-‘Alami>y wa al-Isla>m, Ma’rakat

al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah. 41 Dalam buku-buku tersebut, Qutb

banyak mengkritik pemerintah yang menurutnya bersiat feodalisme

dan kapitalisme yang akan membawa bencana, ketidakstabilan

sosial dan ketidakadilan bagi negara.42

Semasa di Da>r al-‘Ulu>m, pengaruh al-‘Aqqad semakin

menambah motivasi Qutb dalam dunia penulisan. Qutb semakin

kuat menulis dan menghasilkan antologinya43

sendiri yang dikenali

al-S}ati> dan al-Majhu>l yang membahas tentang permasalahan

kemasyarakatan. Namun tulisan Qutb meresahkan penguasa Mesir,

karena termasuk tulisan yang sangat tajam dan kritis menyerang

berbagai kebijakan pemerintah.44

Inilah salah satu faktor penyebab

Qutb diberikan tawaran untuk melanjutkan studi ke Amerika.

Writings” International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 8;

July (2011): 160.

41Lengkapnya Lihat dalam Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m (Kairo: Da>rul Kitab, 1948). Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘Alami>y wa al-Isla>m

(Kairo: Da>rul Kitab Al-‘Arabi, 1951). Sayyid Qutb, Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah (Kairo: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>, 1951).

42Asyraf Hj. Abd. Rahman, “Nooraihan Ali dan Wan Ibrahim Wan Ahmad,

The Influence of al-‘Aqqad and the Diwan School of Poetry on Sayyid Qutb’s

Writings” International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 8;

July (2011): 161.

43Kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang.

Lihat Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 77.

44A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 44.

Page 107: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

92 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

3. Pada Saat Qutb di Amerika

Qutb tinggal di Amerika selama dua tahun. Di Amerika Qutb

membagi waktu belajarnya antara Wilson’s Teacher’s College di

Washington, Greeley College di Colorado, dan Stanford University

di California. Pada masa ini, Qutb juga sering mengunjungi kota-

kota besar di Amerika Serikat serta sempat pula berkunjung ke

Inggris, Swiss, dan Italia. Pada awalnya, Qutb begitu menjunjung

tinggi budaya Barat dan politik sekuler. Namun penjajahan Britain

dan Prancis terhadap Afrika Utara dan Timur Tengah merupakan

sokongan Barat terhadap Zionisme, menambah kesadarannya selama

belajar di Amerika.45

Pengalaman hidup di Barat, meluaskan

wawasan pemikiran Qutb dalam memahami problem-problem sosial

kemasyarakatan yang ditimbulkan oleh paham Matrealisme yang

gersang akan paham ketuhanan.46

Marxisme dan liberalisme

demokrasi Barat berlawanan dengan pandangan Qutb dari totalitas

kehidupan beragama.47

Menurut Qutb, benturan yang terjadi karena peradaban Barat

yang diwakili oleh Amerika tidak menghendaki Islam muncul

sebagai penerang dunia. Islam yang dikehendaki oleh Amerika

adalah Islam yang mampu menghancurkan komunisme. Artinya,

45 A.G. Noorani, Islam dan Jihad: Prasangka atau Kenyataan (ITBM, 2006),

61.

46 Muhammad Syahnan, “A Study of Sayyid Qutbs Qur’an Exegesis in

earlier and later editions of his fi zilal al-Qur’an with Sfecifiec Reference to

Selected Athemes” Faculty Of graduate Studies and Reseach in Partial Fulfilment of the Requirements for the Degree of Master of Arts, (1997): 27.

47Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian Army Journal, Vol II No 2, (2003): 174. Para penyokong gerakan Islam yang

disebut gerakan radikal dihadapkan pada dua musuh besar. Pertama, musuh jauh

yaitu Amerika Serikat dan sektunya. Kedua, musuh dekat yaitu para penguasa tiran

yang telah menyimpang dari syariat Islam dan banyak mengintimidasi kaum

islamis. Kedua musuh ini wajib diperangi, seiring dengan permusuhan mereka

terhadap syariat Islam dan kaum islamis. Namun yang paling utama adalah musuh

yang jauh untuk mudah memerangi musuh yang dekat. Lihat Nurfarid, Proyek Kebangkitan Kita (Tasikmalaya: Pena Pembaharu, 2014), 142-143.

Page 108: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 93

Amerika memerlukan kekuatan Islam itu untuk memerangi

komunisme di Timur Tengah. Islam yang diinginkan Amerika dan

sekutunya bukan Islam yang menentang penjajahan, bukan Islam

yang melawan kediktatoran, tapi Islam yang menentang komunisme

saja. Amerika menginginkan Islam yang bersifat Amerika.48

Selama tinggal di Amerika, Qutb dihantui dengan rasa

kegelisahan dan kehawatiran yang tinggi. Qutb menilai bahwa

kemajuan ekonomi dan ilmu pengetahuan di Amerika dan Negara-

negara Eropa tidak seimbang dengan toleransi mereka terhadap

Islam. Di Amerika Qutb merasakan rasialisme, kebebasan seksual,

dan sikap pro zionisme Amerika. Kegelisahan Qutb banyak

dimaklumi oleh banyak tokoh, keadaan tersebut merupakan masa

peralihan orientasi Qutb dari pencarian sastra dan pendidikan

terhadap semangat komitmen keagamaan. Menurut Esposito, di

Amerika Qutb merasakan kejutan budaya “culture shock”, sehingga

hal tersebut sebagai salah satu faktor yang meningkatkan tingkat

religiusitas Qutb semakin kuat.49

Banyak kritik tentang

materialisme dan modernisme dibagi oleh orang-orang Kristen

konservatif dan Yahudi (dan dari tradisi agama lain).50

Hal inilah

yang tidak disukai oleh Qutb, menurutnya Barat dengan konsep-

48Herry Nurdi, Perjalanan Meminang Bidadari: Kisah Luar Biasa 10 Tokoh

Syahid Modern. Buku yang Menggugah dan Membangkitkan Semangat Seorang Muslim (Lingkar Pena Publishing House , 2011), 47.

49 Kemuakan Qutb didukung imperialis beserta boneka-boneka mereka

kemudian menyusun sebuah konspirasi besar untuk membunuh Hasan al-Banna. Di

tengah hiruk pikuk kota Kairo, sekelompok orang yang tidak dikenal memuntahkan

peluru-peluru maker mereka lantas berlari menghilang. Dengan tenaga yang masih

tersisa beliau menuju ke rumah sakit. Di sana tidak ada seorang dokter pun yang

bersedia menangani luka parah beliau. Pada waktu itu, tahun 1949, dua jam setelah

penembakan, beliau menghembuskan nafas yang terakhir dan gugur syahid di jalan

Allah SWT. Lihat Hasan al-Banna diterjemahkan oleh Anis Mata dkk, Risalah Pergerkan al-Ikhwan al-Muslimun (Solo: Era Intermedia, 2006), 17-19.

50 Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam (The

University of Texas at Arlington, 2005), 38.

Page 109: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

94 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

konsep modernitasnya adalah salah satu faktor penyebab perpecahan

antara Islam menjadi sekuler liberalisme yang modern.51

Peradaban

modern masih dikonsumsi oleh hukum buatan manusia yang

menindas dan menyebabkan amoralitas. Oleh karena itu, islamisme

tetap didedikasikan untuk cita-cita Qutbian bahwa Islam harus

menyelamatkan umat manusia dari dirinya sendiri.52

Tidak lama

kemudian Qutb bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, sebagai

sarana untuk menjalankan misi dakwahnya.

4. Qutb Bergabung dengan Ikhwanul Muslimin

Setelah sekian lama Qutb mengenal budaya Barat yang

sekuler, Qutb terkejut dan memutuskan untuk kembali dan

membawa misi memurnikan Islam dari pengaruh Barat. Salah satu

jalan yang ditempuh Qutb adalah bergabung dengan Ikhwanul

Muslimin, sebuah organisasi keislaman yang didirikan oleh Hasan

al-Banna dan mengedepankan pemahaman Islam fundamental.53

Sebenarnya bergabungnya Qutb dengan Ikhwanul Muslimin bukan

merupakan hal yang aneh. Hubungan tidak langung antara Qutb dan

Ikhwanul Muslimin sudah lama terjalin, di antaranya: Pertama, ada

beberapa persamaan dalam kehidupan Qutb dan al-Banna, keduanya

lahir pada tahun yang sama (1906) di Mesir, ajaran mereka,

pengabdian gairah mereka untuk tujuan mereka, dan keduanya

meninggal kematian kekerasan dalam mengejar keyakinan mereka.

51Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian

Army Journal, Vol II No 2, (2003): 176.

52Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism” Rockford College Summer Research Project (2004): 15.

53Barry Rubin, Islamic Fundamentalism in Egyptian Politics (New York:

Great Britain, 1990), 49. Hasan al-Banna percaya “bahwa Islam dalam keadaan

sekarang sangat membutuhkan kebangunan rohani dan bahwa ini harus dilakukan

melalui kepatuhan terhadap al-Qur’an dan hadits”. Lihat dalam Thomas D. Watts,

Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam (The Universuty of Texas at Arlington,

2005), 35.

Page 110: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 95

Kedua, ketika Qutb menulis artikel yang mengkritik buku

Mustaqbal al-Thaqafa>t bi Mis}r tulisan Thaha Husain54

yang bersifat

sekuleristik. Tulisan tersebut dimuat di surat kabar al-Ah}ra>m dan

majalah Da>r al-‘Ulu>m. Pihak Ikhwan tertarik juga menerbitkannya

di majalah al-Ihkwa>n al-Muslimi>n. Kedua, terjadi kesepakatan

antara Qutb dan Muhammad Hilmi al-Minyawi, Pemilik Da>r al-

Kita>b al-‘Arabi> (seorang penasihat gerakan Ihkwan). Ketiga, terjadi

ketika Qutb akan menerbitkan bukunya al-‘Ada>lah al-Ijtima‘iy>ah fi>

al-Isla>m. Dalam bukunya tersebut, Qutb banyak memberikan

persembahan kepada pemuda-pemuda Ikhwan (Qutb sebut sebagai

rija>l al-di>n)55

yang banyak ditangkap dan dipenjara. Keempat, waktu

di Amerika Qutb dikagetkan dengan dua peristiwa yang berkaitan

dengan Ikhwanul Muslimin, yaitu peristiwa kematian Hasan al-

Banna dan kehawatiran penguasa Mesir dan Barat akan pergerakan

Ikhwanul Muslimin dan perjuangan melawan Barat.56

Diujung kepemimpinan Hasan al-Banna, kemudian di bawah

kepemimpinan Qutb, gerakan Ikhwanul Muslimin tampil menjadi

kekuatan politik yang radikal dan terlibat dalam konflik-konflik

politik yang keras dan anti Barat.57

yang berujung dengan

terbunuhnya kedua tokoh Ikhwanul Muslimin tersebut. Corak

radikalisme Sayyid Qutb salah satunya bisa dilihat dari tafsirnya fi>

Z}ila<l al-Qur’a>n 58 dan karya fenomenalnya Ma‘a>lim fi al-T}ari>q 59

yang menjadi salah satu faktor Qutb masuk penjara.

54 Lihat karya-karya Sayyid Qutb, al-Mustaqba>l li Ha>dha>’ al-Di>n (al-

Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, Nah}wa Mujtama‘ al-Isla>mi> dan Khas}ais} al-Tas}awwur al-Isla>mi> wa Muqawwima>tuh (al-Qa>hirah: Da>r al-lhya>’ al-Kutub al-‘Arabiy>ah, 1962).

55Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 60.

56Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qutb, 46-47.

57Lukew Loboda, The Thought of Sayyid Qutb (Ashbrook Statesmanship

Thesis, 2004), 2.

58 Haedar Nasir, Manifestasi Gerakan Tarbiyah: Bagaimana Sikap Muhamm,adiyah? (Yogyakarta: Surya Sarana Utama, 2007), 15.

Page 111: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

96 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

5. Pada Saat Qutb Di Penjara

Usaha Gamal Abdul Nasser untuk mewujudkan sekulerisme

dan memenjarakan Qutb banyak mengubah pemikirannya. Qutb

dikurung dalam sebuah sel kecil bersama empat puluh orang lain

yang kebanyakan adalah penjahat dan para kriminal. Itu belum

seberapa, karena ternyata siksaan fisik dan mental menjadi santapan

sehari-hari pemimpin Ikhwanul Muslimin tersebut. Salah satu

siksaan mental yang diberikan oleh penguasa Mesir adalah dipaksa

mendengarkan ceramah presiden dua puluh jam dalam sehari. Dalam

kondisi seperti itulah sebagian tafsi>r fi> Z{i>lal al-Qur’a>n dilahirkan.60

Sifat totalistik ideologi politik Qutb berujung pada represif negara

di bawah Nasser. Selain itu, kelompok-kelompok ekstrimis

berikutnya yang berlangganan terhadap gagasan Qutb berlebihan

pembenaran tentang kekerasan. Menurut Calvert, Qutb membela

sebuah perjuangan tanpa kompromi melawan negara Mesir dan

Barat dengan kekerasan yang tidak pandang bulu.61

Pada tahun 1955 Qutb kembali ditangkap dan divonis 15

tahun penjara. Kali ini Qutb dimasukan ke penjara liman (Laman

Thurah). Selama dipenjara tersebut, Qutb dan aktivis Ikhwan

lainnya mendapat perlakuan yang kasar dan mengalami bermacam-

macam siksaan dari pihak aparat pemerintahan Mesir. Bahkan Qutb

menyaksikan sendiri siksaan fisik dan psikologis anggota Ikhwan

sampai dengan terjadinya penderaan dan pembunuhan yang

dilakukan pemeritahan Nasser. Semasa di penjara, Qutb menjadi

59Lihat Sayyid Qutb Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. (Beirut: Da>r al-Syuru>q, 1992) dan

Sayyid Qutb, Ma‘a>lim fi>> al-T{ari>q (Kairo: MaktabahWahbah, 1964).

60Herry Nurdi, Perjalanan Meminang Bidadari: Kisah Luar Biasa 10 Tokoh Syahid Modern. Buku yang Menggugah dan Membangkitkan Semangat Seorang Muslim (Lingkar Pena Publishing House , 2011), 47.

61John Calvert. Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism (New

York: Columbia University Press, 2010), 181.

Page 112: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 97

pejuang jihad. Tulisannya menjadi panduan pagi para kelompok

pemuda Islam yang bergabung dalam Ikhwanul Muslimin.62

Menurut Zawahiri dalam Petta Tarlinton, kata-kata Qutb

dalam tulisan-tulisannya melanda pemuda Muslim lebih dalam

daripada sezamannya, karena kata-katanya tersebut, menyebabkan

eksekusi mati terhadap Qutb dan akhirnya menyebabkan ajalnya.

Qutb sebagai revolusioner dan syuhada>’ yang bercita-cita untuk

meniru dengan keanggotaan jihad kelompok Islam.63

Ideologi Qutb

telah diwariskan ke berbagai macam generasi Islam, yang

menganggap Milestones64 atau Ma’a>lim Fi> al-T{ariq65

menjadi dasar

revolusi mereka. Qutb menulis dua puluh empat karya, termasuk

beberapa novel, buku-buku tentang kritik sastra seni, pendidikan,

dan agama. Terjemahan dari karya Qutb ada di hampir setiap bahasa

Arab, tapi sedikit yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris66

dan juga bahasa-bahasa lainnya.

C. Karya-karya Sayyid Qutb

Qutb sangat produktif dalam menulis. Dari banyak tulisannya,

Qutb banyak disebut orang sabagai penulis yang bersifat h}araki>.

Sebab, memang dalam tulisannya Qutb menggunakan gaya

propagandis. Nilai-nilai propagandis tersebut didukung oleh

kecakapannya dalam mengemukakan pemikirannya dalam bidang

keagamaan dan kecakapannya dalam bidang sastra. Gaya tulisan

62A.G. Noorani, Islam dan Jihad: Prasangka atau Kenyataan (ITBM, 2006),

61.

63Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian Army Journal, Vol II No 2, (2003): 178.

64Karya Qutb Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q dalam versi bahasa Inggris.

65Lihat selengkapnya dalam Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r

al-Syuru>k, 1979).

66Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism” Rockford College Summer Research Project (2004): 14.

Page 113: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

98 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Qutb menyerang ideologi dan pandangan hidup Barat, sama seperti

gaya Ibnu Taimiyah menyerang filsafat. Untuk memahami karya

Qutb, seseorang harus mengerahkan akal dan perasaannya.67

Sebagai dai, Qutb tidak hanya berjuang dengan lidahnya,

tetapi juga dengan penanya. Bahkan banyak ulama fundamental

menyebut Qutb sebagai pejuang dan dai yang agung, karena telah

berjuang dengan tinta ulama dan darah syuhada sekaligus. Qutb

menulis di surat kabar, majalah dan buku. Tulisan-tulisannya banyak

yang berisi tentang sastra, kisah-kisah dan cerita, serta bidang

kajian studi Islam. Dalam bidang kajian studi Islam, Qutb

menggunakan beberapa metode dalam menulis. Di antaranya

metode tafsir, studi pemikiran dan studi tentang pergerakan Islam.68

Oleh karena itu, karya-karya Qutb terutama buku-buku yang

berkaitan dengan studi Islam dan pergerakannya, banyak

menimbulkan gejolak di dunia Arab Islam, khususnya Mesir.69

Qutb termasuk tokoh Islam yang produktif karena banyak

menuangkan ideologinya dalam tulisan. Oleh karena itu, ide-ide

pemikiran Qutb bisa dibaca melalui tulisan-tulisannya. Di antara

karya-karya Qutb, penulis membaginya dalam beberapa kategori. 70

1. Karya-karya Qutb yang berhubungan dengan al-Quran, di

antaranya: al-Tas}wir> al- Fa>nni> fi> al-Qur’a>n (al-Qa>hirah: Da>r

al-Syuru>q, 2002), Masya>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur’a>n (al-

Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2002), Tafsi>r Aya>t al-Riba>’ (Kairo:

Da>r al-Sa’d Mis}r bi al-Fujalah 1995), Tafsi>r Su>rah al-Syu>ra>’

67 Ridjaludin, Teologi Sayyid Qutb dalam Prinsip-prinsip Keimanan dan

Sifat Perbuatan Tuhan, 30-34.

68Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 83.

69 Ridjaludin, Teologi Sayyid Qutb dalam Prinsip-prinsip Keimanan dan Sifat Perbuatan Tuhan, 34.

70 Sebagian judul karya-karya ada dalam salah satu karya Qutb dalam

Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘A<lami> wa al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuruq, 2006),

184.

Page 114: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 99

(Kairo: Da>r al-Sa’d Mis}r bi al-Fujalah 1994), H{aqi>qah al-

Jinn Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n (al-Qa>hirah: Da>r al-Fad}i>lah, Tanpa

Tahun), Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n (Madi>nah: Mimba>r al-

Tauh}i>d wa al-Jiha>d).

2. Karya Qutb yang berhubungan dengan keluarga, di antaranya:

T}ifl min al-Qaryah (Kairo: Lajnah al-Nasyr li> al-Jami’iy>i>n,

1946).

3. Karya Qutb yang berhubungan dengan sastra, di antaranya:

al-Naqd al-Adabi>: Us}u>luh wa Mana>hijuh (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 2003).

4. Karya Qutb yang berhubungan dengan Islam, di antaranya:

al-Mustaqbal li Ha>dha>’ al-Di>n (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q),

Ha>dha>’ al-Di>n (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2001), Khas}a>’is} al-

Tas}awwur al-Isla>mi> wa Muqawwama>tuh (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, Tanpa Tahun), Dira>sat al-Isla>miy>ah (al-Qa>hirah: Da>r

al-Syuru>q, 2006).

5. Karya Qutb yang berhubungan dengan sosial, di antaranya:

al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1995), al-Sala>m al ‘A<lami> wa al-Isla>m (al-Qa>hirah:

Da>r al-Syuru>q, 2007), al-Isla>m wa Musykila>t al-Had}a>rah (al-

Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2005), Nah}wa Mujtama‘ al-Isla>mi> al-

Muslimu>n (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 1993). Kelima, karya

Qutb yang berhubungan dengan filsafat dan politik, di

antaranya: Ma‘a>lim fi>> al-T{ari>q (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

1979), Ma‘rakatuna>’ Ma‘ al-Yahu>d (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1993), Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liyah (al-

Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 1993), Fi> al-Ta>rikh: Fikrah wa

Mana>hij (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q), dan al-Asywa>k (Kairo:

Da>r al-Sa’d Mis}r bi al-Fujalah 1947). dan Lima>adha

A‘dumu>ni> (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q).

Page 115: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

100 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

6.

Page 116: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

101

BAB IV

Kompetensi Ideologi Seorang Sayyid Qutb

ompetensi (kifa>yah, ta‘bi>r atau qudrah) atau verbal

knowledge dalam konteks linguistik diartikan sebagai

pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa (sender) tentang

bahasanya. Pengetahuan tersebut mencakup pemakai dan pendengar

(receiver) asli tentang bahasanya secara langsung tanpa dipengaruhi

unsur kesadaran, secara diam-diam, secara intrinsik, implisit,

intuitif, dan terbatas. Kompetensi merupakan kekuatan transformasi

(al-tah}wi>l al-lughah) penutur dan petutur dengan menggunakan

sarana pengetahuan yang dimiliki melalui lingkungan sebagai fungsi

sosial masyarakat (waz}i>fah ijtima>‘i>) dan lingkungan kebudayaan

(waz}i>fah thaqa>fi>).1 Kompetensi menjadi salah satu unsur bagian dari

inner speech atau external speech seorang penutur. Oleh karena itu,

kompetensi banyak dihubungkan dengan ide (fikrah) penutur

sebelum memproduksi ujaran.2

1 Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung,

2009), 10.

2 Produksi merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan perbuatan

wicara. Sementara jika dihubungkan dengan linguistik, dikenal dengan produksi

ujaran (speech production) yang merupakan kegiatan penyatuan antara fisiologi

dan neurologi atau pengetahuan yang membentuk energi bunyi. Lihat Harimurti

Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 199.

Sementara menurut Katherine S. Harrist, produksi ujaran adalah proses bertingkat,

dari yang hanya tahapan yang paling perifer yang tersedia untuk pengamatan

eksperimental. Produksi ujaran modern merupakan hubungan timbal balik antara

tahap sinyal akustik, bentuk artikulasi, dan kontraksi otot yang mengendalikan

gerakan artikulator, sehingga menghasilkan ujaran. Lihat katherine S. Harrist,

Phisilogical Aspects of Speech Production (Graduate School and University Center,

City University of New York, 1976), 21.

K

Page 117: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

102 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Ilmu tentang ide (ideologi) sudah penulis bahas pada bab

sebelumnya yang terkait dengan pembahasan pikiran-pikiran yang

akan membentuk suatu stigma dinamis terhadap pembentukan

sebuah ideologi. Dengan alasan tersebut, ideologi sering dikaitkan

dengan pemikiran. Walaupun keduanya merupakan suatu kajian

yang berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu rangkaian yang

saling berhubungan, karena sama-sama melibatkan pengetahuan

(thaqa>fah). Pengetahuan menjadi salah satu faktor mengapa bahasa

selalu dihubungkan dengan kondisi pemikiran penuturnya. Kondisi

tersebut juga membentuk sebuah gagasan-gagasan yang akan

ditransformasikan dalam bentuk bahasa melalui alat-alat fisiologi

manusia.3

Kompetensi ideology seseorang dilahirkan dari pengeta

huannya terhadap suatu keilmuan yang direspon dari gejala sosial

kebudayaan. Salah satu gejala tersebut adalah bahasa. Menurut

Abdul Majid, bahasa yang dimaksud bukan bahasa yang kita pahami

sebagai bahasa verbal saja (al-lughah al-lafz}iy>ah), tetapi juga bahasa

non verbal (al-lughah ghair lafz}iy>ah) 4 yang akan menjadi bagian

pengetahuan seseorang. Baik bahasa verbal ataupun non verbal

3 Lihat ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs

(Riya>d}: Ja>mi‘ah al-Mulu>k al-Su‘u>diyah, 1982),77.

4Lihat ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 26.

Bahasa non verbal merupakan sebuah gejala bahasa yang didasarkan pada observasi

dari suatu kejadian bahasa yang bersifat non linguistik. Bahasa non verbal

memberikan teori tentang perilaku yang memperhatikan publik sebagai dasar

konseptual pada gagasan sebagai salah satu dasar persepsi ujaran. Bahasa non

verbal ini bisa dimasukan dalam ranah semiotik atau pragmatik, karena menjadikan

simbol-simbol isyarat dan fenomena gejala alam sebagai bahasa yang tidak

diverbalkan. Hal yang terpenting adalah bahwa simbol-simbol isyarat dan gejala-

gekala alam tersebut menjadi bagian stimulus yang akan direspon oleh orang yang

memahaminya. Lihat Manqu>d ‘Abd al-Jali>l, ‘Ilm al-Dila>lah: Us}u>luh wa Maba>hithuh fi al-Tura>th al-’Arabi> (Damaskus: Mansyu>ra>t Ittih}a>d al-Kita>b, 2009),

91-92.

Page 118: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 103

akan membentuk ide-ide yang masuk dalam memori.5 Manurut

S}abri Ibra>him, antara bahasa verbal dan non verbal mempunyai

keterkaitan yang sangat erat dalam membentuk kepribadian dan ide

seseorang. Bahasa tersebut bukanlah bahasa dalam bentuk suara “al-

s}aut”, tetapi juga dalam bentuk isyarat (isya>rah) atau

membahasakan dengan tubuhnya.6

Kemudian ide-ide tersebut

dikemas dalam suatu wadah ilmu yang kita kenal dengan ideologi.

Inilah yang dimaksud dengan kompetensi bahasa yang salah satunya

dihasilkan melalui ideologi.7

Kompetensi setiap individu akan berbeda-beda tergantung

lingkungan yang menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, baik

bahasa verbal maupun bahasa non verbal. Berhubungan dengan

Qutb, banyak sekali bahasa-bahasa verbal dan non verbal yang

membentuk kepribadian dan ide-idenya. Mulai dari masa kanak-

kanak, remaja, dewasa, berkeluarga, dan sampai tiba pada

syahidnya, Qutb memiliki gagasan-gasasan berbeda yang dibentuk

secara gradual sebagai stimulus dari berbagai lingkungan, pengaruh

5 Memori dibentuk dan dipakai melalui tiga tahapan, yaitu input,

penyimpanan, dan output. Pada tahap input, orang pada umumnya menerima

masukan baik lisan maupun tulisan, kemudian memberikan interpretasi tentang

masukan itu untuk memahaminya. Selanjutnya adalah tahapan penyimpanan, tahap

ini dimulai dengan proses penyimpanan informasi pada memori pendek, kemudian

dari memori pendek tersebut dikirim pada memori panjang. Kemudian dilanjutkan

pada tahap output. Pada tahap ini ada dua cara yang dipakai, yaitu rekognisi dan

rekol. Rekognisi adalah proses pemanggilan memori dengan meminta seseorang

untuk dapat merekognisi sesuatu yang telah diberikan kepadanya sebelumnya.

Sedangkan rekol orang diminta untuk menyatakan sesuatu yang telah dilihat atau

didengar sebelumya. Lihat Soenjono Dardjowidjodjo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2014), 279-280.

6 S}abri Ibra>him, al-Sa‘i>d, ‘Ilm al-Lughah al-Ijtima‘i>: Mafhu>muh Wa Qada>yah (Iskandariyah: Da>r al-Ma‘rifah wa al-Ja>mi‘ah, 1995), 177.

7Kumpulan kepercayaan tentang bahasa yang diartikulasikan oleh pengguna

sebagai sebuah pemahaman yang rasional atau sebuah justifikasi sebagai

pengetahuan bahasa dalam struktur bahasanya dan penggunaan bahasanya. Lihat

Kathryn A. Woolard and Bambi B. Schieffelin, “Language Ideology” Annual Review of Anthropology,Vol. 23 (1994): 57.

Page 119: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

104 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

pemikiran-pemikiran, dan ide-ide di sekitarnya. Perbedaan tersebut

berbanding lurus dengan pemikiran-pemikiran yang menjadi bagian

ideologinya. Pemikiran Qutb banyak menerima berbagai macam

stimulus yang semula jauh dari akar-akar radikalisme sampai

akhirnya berbagai macam stimulus dari lingkungan yang keras dan

membentuk pemikiran radikal atau ideologi fundamentalnya

(idiu>lu>jiy>ah asa>siy>ah). Respon Qutb sangat besar terhadap fenomena

alam yang menjadi bagian pembentuk kepribadiannya.8 Kepribadian

Qutb menjadi banyak pembicaraan masyarakat akademik yang

dikaitkan dengan revivalisme dan radikalisme dalam Islam.

A. Kompetensi Sebagai Komprehensi Bahasa Qutb

Bahasa merupakan suatu tanda yang secara hakiki memiliki

perubahan bentuk (transformation) dari bentuk internalisasi menjadi

bentuk eksternalisasi. Bentuk internalisasi bahasa melibatkan proses

komunikasi yang menghubungkan antara pemahaman penutur dan

lawan tutur. Pemahaman tersebut merupakan respon kompetensi

seseorang terhadap fenomena, isyarat, tanda-tanda, simbol dan

gejala alam yang menjadi bagian dari internalisasi bahasanya.

Internalisasi bahasa merupakan makna denotatif9 lain dari resepsi

8Skinner memberikan istilah dalam stimulus respon tersebut adalah dengan

istilah complex verbal behavior. Verbal behavior merupakan bahasa yang banyak

dipengaruhi oleh rangsangan alam sekitar atau lingkungan yang disebut dengan

stimulus. Kemudian stimulus tersebut direspon oleh si pembicara dalam

berbagaimacam bentuk. Seperti bentuk bahasa, isyarat, gejala alam, bahasa tubuh

dan bahasa-bahasa non verbal lainnya. Verbal behavior ini akan dibahas pada

pembahasan aliran dalam psikologi dan linguistik yaitu antara nativisme,

behaviorisme dan kognitifisme. Lihat Mark L. Sundberg Dan Jack Michael, “The

Benefits Of Skinner’s Analysis of Verbal Behavior For Children With Autism”

Behavior Modification, Vol. 25 No. 5, October (2001): 716.

9Makna denotatif sering juga disebut dengan makna denotasional, makna

konseptual, atau makna kognitif. Makna denotasi hakikatnya sama dengan makna

referensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang

sesuai dengan hasil observasi penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, dan

pengalaman lainnya. Jadi makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi

Page 120: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 105

bahasa (ha>fiz}ah al-lughawiy>ah). Proses resepsi dilalui berbagai

tahapan kebahasaan. Mulai dari bentuk fonologi, sintaksis dan

semantik.10

Oleh karena itu, kita mengenal representasi semantik

menjadi sintaksis (proses makna menjadi kalimat), sehingga

akhirnya menjadi bentuk fonologi atau bahasa yang biasa kita

dengar. Representasi tersebut merupakan salah satu perubahan

bentuk dari bahasa yang berifat abstrak terhadap bahasa yang

bersifat kongkrit.11

Representasi bahasa tidak semata-mata hanya terjadi akibat

faktor kebahasaan saja. Akan tetapi, juga diakibatkan oleh faktor

akal pikiran dan fisiologi manusia. Oleh karena itu, jika terjadi

gangguan bahasa manusia bisa terjadi adanya kerusakan antara akal

pikiran dan alat fisiologi bahasa itu sendiri. Seperti kasus pada

seseorang tuna wicara yang disebabkan oleh tidak bisa mendengar,

akibatnya dia tidak bisa berbahasa. Atau yang terjadi terhadap orang

gila, meskipun dia bisa mengeluarkan fonem bahasa yang kita

dengar, akan tetapi tidak ada proses komunikasi yang sehat, karena

ada kerusakan pada akal pikirannya. Atau yang terjadi pada seorang

affasia (afa>siya>) yang diakibatkan karena terjadinya kerusakan

pikiran sejak lahir.12

faktual yang bersifat objektif. Lihat Tajudin Nur, Semantik Bahasa Arab: Pengantar Studi Ilmu Makna (Bandung: Sastra Unpad Press, 2010), 50.

10Lihat ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 139.

11Dalam linguistik, bahasa tersebut dikatakan sebagai bahasa logika atau

bahasa ideasional (al-lughah al-tas}awwuriy>ah).

12Franco Fabbro, “The Bilingual Brain: Bilingual Aphasia” University of Udine, Udine, Italy Brain and Language (2001): 201-210. Dan Jan Peter De Ruiter,

“Can Gesticulation Help Aphasic People Speak, Or Rather, Communicate?” Max Planck Institute For Psycholinguistics, Nijmegen, The Netherlands: 124-127. Serta

sebuah penelitian yang membahas kesulitan-kesulitan berbahasa pada seorang anak

yang diakibatkan gangguan yang dibawa sejak lahir. Lihat Etty Indriaty, Kesulitan Berbicara dan Berbahasa Pada Anak: Terapi dan Strategi Orang Tua (Jakarta:

Pernada Media Group, 2011), 22-43.

Page 121: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

106 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Akal pikiran merupakan salah satu sarana manusia untuk

menerima bahasa-bahasa dari lingkungan sekitarnya.13

Berdasarkan

kajian semantik, sebenarnya proses komunikasi bahasa manusia itu

berasal dari makna dan berakhir juga dalam makna. Makna menjadi

bagian asupan bagi memori yang disimpan dalam akal pikiran

manusia.14

Akal pikiran salah satu bentuk lain dari ide manusia yang

sudah menjadi suatu keilmuan yang kita kenal dengan ideologi.

Sesuai dengan konsep Chomsky dalam Chaer,15

inilah yang

dimaksud dengan bahasa dalam bentuk semantik dan sintaksis,

sebab kedua bentuk tersebut merupakan bahasa yang hakiki dan

tanpa kita sadari kalau terjadi kerusakan pada kedua bentuk

tersebut, sama halnya dengan kerusakan pada bantuk biologi dan

akan berpengaruh terhadap bahasa kita dalam bentuk fonologi.16

Konsep Chomsky tersebut sesuai dengan Ferdinand Desaussure,

menurutnya manusia dalam proses berbahasa itu melalui tahap

proses concept (didengar) dan soundig (dilapalkan) dalam bentuk

diagram sebagai berikut:17

13‘Abd S{abu>r Sya>hin, Fi> ‘Ilm al-Lughah al-‘A<<m (Bairu>t: Mu’assasah al-

Risa>lah, 1983), 95.

14 Lihat Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik (Jakarta: Rhineka

Cipta, 2009), 47. Lihat juga proses pembentukan bahasa dalam ‘Abd S{abu>r Sya>hin,

Fi> ‘Ilm al-Lughah al-‘A<<m, 39.

15Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik (Jakarta: Rhineka Cipta,

2009), 77.

16Lihat ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 26.

17Mansoer Pateda, Sematik Leksikal (Jakarta: Rhineka Cipta, 2010), 42.

Lihat juga dalam Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah li al-Qa>ri’ al-‘Arabi> (al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1998), 246.

Page 122: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 107

Gambar 7

Proses Kompetensi dan Performansi

Diagram yang dikemukakan oleh Saussure dalam Pateda

tersebut, terjadi proses dalam otak. Konsep yang akan dikatakan

berwujud dalam makna yang kemudian dibentuk dalam kalimat,

hubungan makna dengan kalimat, merupkan hubungan antara sistem

bunyi bahasa dalam bahasa internal. Kemudian terbentuklah konsep

dalam wujud kata yang bergabung dalam kalimat dan siap

dilafalkan. Lafal berupa bunyi-bunyi dipahamai melaui konsep yang

ada dalam otak, baik yang ada pada pembicara maupun pendengar.18

Oleh karena itu, kompetensi bahasa atau pengetahuan bahasa

penutur tentang bahasanya, tidak lepas dari berbagai pengaruh yang

membentuk pola pikir, kepribadian, termasuk bahasanya.

Internalisasi bahasa merupakan salah satu istilah lain dalam

membahasakan kompetensi bahasa.

Pernyataan di atas menggambarkan bahwa sebenarnya dalam

proses berbahasa, tidaklah semudah yang kita bayangkan. Berbahasa

itu bukan hanya kita mendengarkan kemudian kita mengucapkan,

akan tetapi dalam berbahasa, memerlukan proses-proses berjenjang.

Kita bisa lihat fenomena-fenomena bahasa yang terjadi pada setiap

individu, kelompok, atau masyarakat. Eksternalisasi bahasa yang

18Mansoer Pateda, Sematik Leksikal, 42-43,

CS

CS C: Concept S: Sounding age

Page 123: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

108 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

terjadi pada setiap individu, kelompok, dan masyarakat tertentu

merupakan bagian pengaruh dari internalisasi bahasanya. Oleh

karena itu, kita mengenal keragaman bahasa pada setiap orang,

kelompok dan masyarakat.19

Bisa dilihat seseorang yang dibesarkan

di Sunda maka bahasanya Ibunya pun Sunda, seseorang yang besar

di Jawa bahasanya Ibunya pun Jawa, atau seseorang yang lahir di

Arab bahasa Ibunya pun Arab.20

Pengaruh tersebut bukan dari faktor linguistik saja, melainkan

masih banyak faktor eksternal lain yang membentuk internal speech

bahasa seseorang. Misalnya kebiasaan-kebiasaan lingkungan, watak

atau karakter masyarakat, pola pikir, peradaban, atau kepribadian

19Dalam bahasa Indonesia, ragam bahasa bisa berdasarkan pendekatan yang

pemilihannya didasarkan pada perbedaan wilayah regional dan geografis yang

disebut dengan dialek (al-lahjah). Faktor-faktor sosial seperti usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, kasta, kelas sosial dan sebagainya, disebut sebagai rangkaian

yang membentuk sosiolek. Dalam bentuk urutan waktu, suatu bahasa yang disebut

dengan istilah kronolek dan atas dasar perbedaan fungsi ragam atau disebut dengan

istilah fungsiolek. Seperti ragam bahasa ilmuwan, ragam bahasa remaja, ragam

bahasa politikus dan yang lainnya. Lihat dalam Sumarsono dan Paina Partana,

Sosiolinguistik (Yogyakarta: Sabda dan Pustaka Pelajar, 2002), 25-26. Lihat juga

dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: Rhineka Cipta, 2004), 61-72.

20 Sedangkan dalam bahasa Arab, menurut S}abri Ibra>him ragam bahasa

tersebut dikenal dengan istilah-istilah yang beragam, yaitu al-lughah al-da>rijah (ragam bahasa sehari-hari), al-lughah al-sa>’idah (bahasa pemimpin), al-lughah al-wa>lidah (bahasa ibu), al-lughah al-syaqi>qah (bahasa keluarga), al-lughah al-t}abi>‘iy>ah (bahasa alamiah), al-lughah al-mustani’ah (bahasa kedua), al-lughah al-s}autiy>ah (bahasa verbal), al-lughah al-maktu>bah (bahasa tulis), al-lughah al-isya>riy>ah (bahasa isarat), al-lughah al-jismiy>ah (bahasa tubuh), lugah al-at}fa>l (bahasa anak), al-lugah al-ba>ligi>n (bahasa dewasa), al-lugah al-lahjatiy>ah (dialek), al-lughah al-fus}h}a> (bahasa fusha), al-lugah al-’a>miy>ah (bahasa ‘amiyah), al-lughah al-ba>’idah (bahasa punah), al-ughah al-da>khiliy>ah (bahasa internal), al-lughah al-ajnabiy>ah (bahasa asing), al-lughah al-tafki>r (bahasa ideasional atau konseptual), al-lugah al-ta‘li>m (bahasa pendidikan), al-lughah al-musytarikah (bahasa bersama), al-lughah al-ta‘a>mul (bahasa pergaulan), al-lughah al-rasmiy>ah (bahasa resmi), al-lughah al-‘a>mmah (bahasa umum), al-lughah al-h}a>lah (bahasa kontekstual), al-lughah al-kha>s}s}ah (bahasa khusus), al-lughah al-di>n (bahasa agama), al-lughah al-jama>‘ah (masyarakat bahasa). Lihat dalam S{abri Ibra>him, al-Sa \‘i>d, ‘Ilm al-Lughah al-Ijtima>‘i>: Mafhu>muh Wa Qada>yah, 46-59.

Page 124: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 109

penduduknya. Dengan fenomena ini, kita mengenal Sunda kasar dan

leumeus, Jawa ngoko dan kromo, bahasa Indonesia formal dan non

formal, atau bahasa Arab Fus}h}a> dan ‘A<mmiy>ah.21

Hal tersebut

menunjukan kompetensi ideologi seseorang akan sangat

berpengaruh terhadap performansi bahasa (ada>’ al-lughah) yang

digunakan.

B. Perkembangan Kompetensi Ideologi Sayyid Qutb

Konsep kompetensi merupakan salah satu istilah yang bisa

dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif.22

Kompetensi mencakup banyak aspek, salah satunya kompetensi

yang dihubungkan dengan budaya dan bahasa. Kompetensi dalam

konteks budaya adalah tingkat di mana sistem dan organisasi

menunjukan penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan

budaya dan menciptakan misi, kebijakan, prosedur, struktur, dan

sistem untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.23

Sementara itu,

kompetensi dalam konteks bahasa yang melampaui layanan akses

bahasa dan tanda-tanda konstelasi yang lebih luas dalam

komunikasi, masalah kebutuhan, dan preferensi dalam sistem

linguistik. Kompetensi bahasa merupakan kapasitas organisasi dan

personil untuk berkomunikasi secara efektif, dan menyampaikan

informasi dengan cara yang mudah dimengerti oleh khalayak yang

beragam.24

21Untuk memahami pembahasan Fus}h}a> dan ‘A<miy>ah, lihat dalam ‘Imi>l Badi>

Ya’qu>b, Fiqh al-Lughah al-‘Arabiy>ah wa Khas}a>’is}uha> (Bairu>t: Da>r al-Thaqa>fah al-

Isla>miy>ah, 1982), 144-172.

22 Jonathan Winterton, “What Is Competence?” Human Resource Development International Journal, Vol. 8, No. 1, 27 – 46, March (2005): 27.

23Y.K. Gary Chu, Od, Mph And Tawara Goode, Cultural And Linguistic Competence (Optometric Care Within The Public Health Community, Old Post

Publishing, 2009), 6.

24Y.K. Gary Chu, Od, Mph And Tawara Goode, Cultural And Linguistic Competence, 7.

Page 125: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

110 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Terkait dengan aspek budaya dan bahasa di atas, kompetensi

bermakna satu kata yang berhubungan dengan kemanusiaan

(insa>niy>ah), karena melekat dalam diri manusia. Baik hubungan

manusia dengan internal dirinya, ataupun hubungan manusia dengan

lingkungan sekitarnya.25

Oleh karena itu, menurut penulis

sebagaimana dalam Cultural And Linguistic Competence karya

Gary Chu dan Tawara Goode, kompetensi dalam konteks budaya

dan bahasa menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.26

Terkait hubungan kompetensi dengan internal penutur, kompetensi

memiliki dua aspek penempatan. Pertama, wilayah konseptual

(mah}su>s), yaitu wilayah yang masih bersifat abstrak (cognitive

competence) dan (meta competence). Kedua, wilayah yang

termasuk dalam cakupan operasional atau wujud kongkret sebagai

salah satu gejala sosial (fungtional competence) dan (social

competence). Lebih jelasnya, tipologi kompetensi kaitan bahasa

dengan budaya dapat dipahami dalam gambar berikut:27

Gambar 8 Tipologi Kompetensi

Occupational

Personal

Conceptual Cognitive

competence Meta competence

Operational Fungtional competence

Sosial competence

25 Bahasa merupakan salah satu faktor terbentuknya sebuah kebudayaan

(waz}i>fah thaqa>fiy>ah), melalui proses bersatunya antara alam (waz}i>fah t{abi>‘iy>ah) dengan potensi internal manusia (waz}i>fah insa>niy>ah). Lihat Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi> (al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>,

1998), 52.

26Lihat ‘Abd S{abu>r Sya>hin, Fi> ‘Ilm al-Lughah al-‘A<<m, 83.

27 Jonathan Winterton, “What Is Competence?” Human Resource Development International Journal, Vol. 8, No. 1, 27 – 46, (March 2005): 39.

Page 126: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 111

Dari gambar di atas, dapat dianalisis bahwa kompetensi

sebagai salah satu sarana bahasa dan kebudayaan menunjukan

tipologi holistik sebagai sarana dalam memahami kombinasi

pengetahuan, keterampilan dan sosial yang diperlukan untuk

diwujudkan dalam konteks psikologi dan sosial. Kompetensi dalam

cakupan konseptual (kognitif, pengetahuan dan pemahaman) dan

operasional (fungsional, psiko-motor yang diterapkan dalam bentuk

skil). Kompetensi lebih terkait dengan efektivitas individu, baik

secara konseptual (meta-kompetensi) dan aplikatif (kompetensi

sosial operasional) yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari.28

Hubungan antara keempat dimensi kompetensi tersebut

merupakan salah satu bentuk kerangka dalam mengembangkan

tipologi kompetensi. Tiga dimensi pertama, yaitu kognitif,

fungsional dan kompetensi sosial, dipahami sebagai bahasa yang

dipadankan dengan istilah pengetahuan, keterampilan dan sikap.29

Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman dicerna oleh

kompetensi kognitif, keterampilan ditangkap oleh kompetensi

fungsional, sedangkan perilaku dan sikap ditangkap oleh kompetensi

sosial. Di samping itu, meta-kompetensi agak berbeda dari yang

pertama tiga dimensi di atas, karena meta-kompetensi berkaitan

dengan fasilitas akuisisi kompetensi substantif lainnya. Hal ini juga

28 Terkait dengan kompetensi bahasa Qutb, merupakan salah satu

kompetensi yang masuk dalam ranah kempetensi pengetahuan kognitif atau

pemahaman yang dihasilkan berdasarkan stimulus (kompetensi sosial) yang

membentuk kompetensi bahasanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan antara

kompetensi pengetahuan dan kompetensi lingkungan merupakan dua faktor yang

berpengaruh terhadap kompetensi bahasa Qutb sebagi respon dari kedua

kompetensi tersebut. Namun kompetensi pengetahuan dan lingkungan juga

ditentukan oleh sikap dan kepribadian Qutb dalam menentukan sikapnya terhadap

lingkungan yang ada. Artinya, dalam hal kompetensi Qutb, bukan hanya

lingkungan saja yang membentuk kompetensinya, akan tetapi sikap dan

kepribadian Qutb juga menentukan terhadap perkembangan kompetensinya.

29 Jonathan Winterton, “What Is Competence?” Human Resource Development International Journal, Vol. 8, No. 1, 27 – 46, March (2005): 39.

Page 127: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

112 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

harus diakui bahwa perbedaan antara dimensi-dimensi ini dapat

dibuat dalam skema analitis. Dalam praktiknya, seseorang tidak

harus memiliki pengetahuan yang mendasari keterampilan

fungsional dan perilaku sosial yang tepat dan efektif, akan tetapi

kompetensi yang dibutuhkan dalam konteks psikologi dan sosial

juga harus dijelaskan dalam multidimensi dalam berbagai macam

konteks kehidupan.30

Konteks kehidupan tidak lepas dari sebuah pemerian bahasa

yang lengkap dan mencapai kebenaran. Menurut Chomsky dalam

SC Djik, seharusnya merupakan pencerminan dari penguasaan

bahasa secara ideal yang harus dimiliki oleh para pengguna bahasa

untuk dapat menggunakan bahasa yang bersangkutan secara

optimal. Jadi, ada bagian gambaran yang merepresentasikan dari

kompetensi “kemahiran si pengguna bahasa” terhadap performansi

“bahasa verval si pengguna bahasa.31

Hal ini menunjukan adanya

hubungan langsung secara hierarki keilmuan antara ilmu bahasa dan

ilmu psikologi.32

Dalam hal ini, Chomsky beranggapan bahwa

perbedaan perorangan dalam penguasaan bahasa boleh

dikesampingkan. Kompetensi merupakan sumber ideal untuk

mengabstrakan sejumlah faktor yang ikut menentukan penguasaan

bahasa yang sesungguhnya. Penutur yang menyibukan komunikasi

dalam wilayah kompetensi, adalah pemakai bahasa yang ideal dan

akan menghasilkan bahasa-bahasa yang ideal. Ini mengandung arti

bahwa Chomsky memisahkan semua faktor yang menentukan

30Jonathan Winterton, “What Is Competence?”, 39-40.

31Pertumbuhan bahasa berdasarkan pengetahuan penggunanya berhubungan

dengan pertumbuhan akal. Pertumbuhan akal membantu memahami kaidah bahasa

dengan tingkat yang lebih jelas dari masa ke masa. Pertumbunhan tersebut juga

merupakan salah satu bagian komponen yang memberikan kesempurnaan dalam

fase-fase bahasa, yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu fase pertumbuhan

tertentu dalam tubuh dan akal. Lihat Jailani Musni, Psikolingustik Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2009), 102.

32S.C. Dik dan J.G. Kooij, Ilmu Bahasa Umum (Jakarta: RUL, 1994), 96.

Page 128: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 113

tingkah laku bahasa yang nyata, semata-mata sebagai faktor

sistematika bahasa. Faktor tersebut menjadi sasaran ilmu bahasa.33

Kompetensi juga menjadi salah satu istilah yang

menghubungkan antara pemikiran, ide dan bahasa. Oleh karena itu,

kompetensi merupakan salah satu istilah yang dibahas dalam ilmu

psikolinguistik, karena merupakan bagian dari bahasa yang bersifat

deep structure. Berhubungan dengan ideologi, kaitan antara

kompetensi dengan ideologi sudah penulis singgung pada bab

pendahuluan dan bab kajian teoretis. Ideologi dan kompetensi

berada dalam wilayah yang sama, karena merupakan salah satu

manifestasi pemikiran manusia. Ideologi memiliki cakupan yang

sangat luas dan bisa dihubungkan dengan berbagai macam keilmuan

dan lingkungan. Ideologi jika dihubungkan dengan kebudayaan,

maka merupakan bagian dari thaqa>fah atau budaya yang

berhubungan dengan ilmu pengetahuan.34

Ideologi juga dihubungkan

dengan personal, kelompok dan tingkat sosial tertentu. Artinya,

ideologi tidak jauh berbeda dengan kompetensi yang sama-sama

melekat pada sisi kemanusiaan.

Sebuah ideologi, tentunya tidak akan terwujud tanpa adanya

seseorang atau kelompok tertentu yang mengaplikasikan idelogi

33S.C. Dik dan J.G. Kooij, Ilmu Bahasa Umum, 14.

34 Dalam terminologi Arab, budaya dapat dipahami melalaui dua aspek.

Pertama, h}ad}a>rah. Dalam konteks ini, budaya merupakan manifestasi dari

peradaban yang bersifat kongkrit karena berasal dari lingkungan, kebiasaan,

tingkah laku, dan bersifat kultural. Dalam Islam contohnya ketika dikatakan al-h}ad}a>rah al-isla>miy>ah, merupakan kebudayaan Islam yang bersifat ritual, seperti

mesjid, silaturahmi, khita>bah dan lain sebagainya. Kedua, thaqa>fah. Dalam konteks

ini, budaya dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat keilmuan, seperti keilmuan-

keilmuan dalam Islam yang merupakan bagian dari thaqa<fah isla>miy>ah, seperti ilmu

fikih, ilmu tasawuf, ilmu kalam, ulumul’quran, ulumul hadist, tafsir dan thaqa>fah yang lainya. Hal tersebut sesuai dengan arti dalam bahasa Indonesia, budaya dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti akal budi atau pikiran, adat

istiasdat, sesuatu yang menjadi kebiasaan. Lihat Badan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 214.

Page 129: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

114 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dalam konteks sosial.35

Fase-fase perkembangan ideologi

menjadikan warna tersendiri bagi Islam sebagai agama yang

direspon oleh berbagai macam pemikiran dan aplikasi ibadah. Salah

satu yang paling berpengaruh dari ideolog Islam adalah ulama

Mesir, Sayyid Qutb.36

Memang, banyak pengamat menganggap

Qutb telah menjadi kunci figur dalam memberikan tempat ideologi

Islam militan kontemporer dan filosofi teror.37

Studi Calvert

memprovokasi pemahaman lebih lanjut. Menurutnya, interaksi ide-

ide Qutb dan hubungannya dengan konteks sosio-politik Mesir

tampaknya menjadi kunci untuk memahami pembentukan seorang

pemikir Islam radikal.38

Menurut Qutb, Islam bukanlah kegiatan ritual peribadahan

saja, Islam bukan dakwah akhla>qiy>ah saja, Islam juga bukan tanpa

aturan hukum, atau aturan hukum yang membahas ekonomi, atau

aturan yang hubungan kenegaraan. Hal tersebut merupakan salah

satu bagian dari sistem Islam yang parsial. Tapi Islam bukan hanya

hal-hal yang bersifat parsial, namun Islam itu bersifat universal.39

Semua aspek tersebut harus berdasarkan sistem Islam. Islam itu

adalah ka>ffah, karena mencakup urusan agama dan negara (al-Isla>m

35 Prinsip-prinsip ideologi Qutb dengan materi-materi teologi, seperti

tauh}i>dulla>h. Pada pembahasan mengenai tauh}i>d mulkiy>ah, disebutkan bahwa makna

darui tauh}i>d mulkiy>ah adalah mengesakan Allah sebagai satu-satunya pemimpin,

satu-satunya pembuat hukum dan pemerintah. Lihat Imdadun Rhamat, Ideologi Politik PKS Dari Mesjid Kampus ke Gedung Parlemen (Yogyakarta: LKIS, 2008),

281-282.

36Karena pengaruhnya, banyak Qutbian yang mendukung pemikiran dan

ideologi Qutb. Lihat Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism

(Rockford College Summer Research Project, 2004), 9.

37Peta Tarlinton, “Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam” Australian Army Journal, Vol II No 2, (2003): 173.

38John Calvert. Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism (New

York: Columbia University Press, 2010), 181.

39Sayyid Qutb, Fi> al-Ta>ri>kh Fikrah wa Minha>j (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

1987), 22.

Page 130: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 115

di>n wa al-daulah). 40 Terkait dengan masyarakat Islam, Qut\b

berpandangan bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat yang

berdiam di negeri Islam, yang ditegakkan dengan manhaj Allah dan

diatur dengan syariatNya. Negara yang memberlakukan hukum

Islam dan diatur dengan syariat Islam yang dinamakan “Da>r al-

Isla>m” atau negara Islam. Berbeda dengan “Da>r al-h}arb”, yakni

negara yang tidak memberlakukan hukum Islam dan tidak diatur

dengan syariat Islam, meskipun mereka menyatakan dirinya sebagai

kaum muslimin. Maka yang menjadi tolak ukur suatu negara itu

disebut “Da>r al-Isla>m”, adalah dengan melihat pelaksanaan hukum

Islam dan diaturnya negara tersebut dengan syariat Islam.

Sebaliknya, yang menjadi tolak ukur bahwa suatu negara disebut

“Da>r al-h}arb” adalah tidak diberlakukannya hukum Islam dan tidak

diaturnya negara tersebut dengan syariat Islam.41

Islam yang berkembang saat ini adalah Islam yang modern

yang kembali ke alam Jahiliyah (al-ja>hiliy>ah al-jadi>dah). Oleh

karena itu, Islam harus kembali kepada nilai-nilainya yang

mendasar, yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Salah satu kritik

mendasar Qutb lainnya adalah bahwa semua sistem kehidupan yang

Dia lihat sebagai pengikut sistem yang tidak bersifat Islam.42

Qutb

mengistilahkan sistem tersebut dengan al-anz}amah al-ja>hiliy>ah atau

40Lihat QS. al-Baqarah: 208. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Selain itu, istilah

ka>ffah juga bukan mencakup konteks tempat yang ada dimuka bumi, melainkan

kaffah juga masuk dalam manusia segabagi penghuni dunia. Maksudnya kaffah li al-na>s, sebagi perwujudan tugas nabi Muhammad, yaitu Basyi>ran wa naz}i>ran. Lihat

Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘A<lami> wa al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>k, 2006),

30.

41 Zunly Nadia, Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-Quran, 317.

42Luke Loboda, The Thought Of Sayyid Qutb (Ashbrook Statesmanship

Thesis Recipient Of The 2004), 4.

Page 131: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

116 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

al-‘a>lam ya‘i>sy fi al-Ja>hiliy>ah. 43 Qutb banyak mengekpresikan

kritikan-kritikan dan solusi-solusi melalui media penulisan, strategi

Qutb dengan tulisan-tulisannya menuai hasil positif. Banyak

pengaruh pemikiran Qutb yang disebut dengan Qutbian.44

Selain itu, tersebarnya pemikiran Qutb juga disebabkan

lingkungan Qutb yang mendukung dan menfasilitasi tempat ekspresi

perasaan dan pemikiran Qutb. Salah satunya dukungan dari

Ikhwanul Muslimin (IM). Penerbitan dan penerjemahan buku-buku

dari kalangan organisasi-organisasi di Timur Tengah seperti

Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir (HT), dan Salafi juga

memuluskan transmisi ideologi ke berbagai Negara. Bukan hanya

karya Qutb saja, sejak era tahun 80-an buku-buku para tokoh

gerakan Islam Timur Tengah seperti Hasan al-Banna, Said Hawwa,

Abu A’la al-Maududi dan yang lainnya tersebar luas di berbagai

negara. Buku-buku tersebut bahkan menjadi rujukan utama bagi

berbagai forum pengkaderan di kalangan pendukung organisasi-

organisasi baru.45

Sepanjang fase formatif hidup Qutb, banyak tokoh

yang bertanggung jawab dalam membentuk budaya dan orientasi

intelektual Qutb. Banyak tokoh yang berpengaruh terhadap

43Abul Qadir Abu Faris, Manhaj al-Taghay>ur ‘Inda Syahi>dain: Li H{asan al-

Banna> wa Sayyid Qut}b (‘Amma >n: Dar> al-Basyi>r li al-Thaqa>fah wa al-‘Ulu>m, 1999),

13.

44Qutbian merupakan kelompok Muslim yang mendukung dan mengikuti

metode dakwah Qutb. Qutbian dibentuk untuk menentang bersama-sama terhadap

bentuk politik yang jauh dari kedaulatan Tuhan. Qutbian bukan hanya aktif dalam

dunia keilmuan saja, namun juga aktif dalam praktek karena rasa simpati dan

empati yang mereka berikan terhadap Islam. Oleh karena itu, kelompok Qutbian

tidak hanya melakukan ritual keagamaan tradisional, tetapi juga melakukan

gerakan dakwah lapangan. Lihat Albert Bergesen, The Sayyid Qutb Reader: Selected Writings on Politics, Religion, and Society (Universitas Michigan

Routledge, 2008), 19.

45M Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke Indonesia, 14.

Page 132: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 117

kehidupan Qutb, baik secara langsung ataupun tidak langsung.46

Pengaruh-pengaruh tersebut berdampak terhadap pemikiran dan

ideologi Qutb yang diwujudkan melalui tulisan-tulisannya.47

Akhirnya, Qutb dan asal usul radikal48

islamisme,

memberikan dukungan sejarah yang kuat untuk literatur yang

muncul dalam ilmu politik yang menghubungkan fundamentalisme

dan radikalisme terhadap pernyataan berbagai macam penindasan.

Calvert menunjukkan hubungan yang jelas antara radikalisasi Qutb,

penjara dan penyiksaan oleh rezim Nasser. Clavert juga menunjukan

asumsinya terhadap represi negara yang dipimpin Ikhwanul

Muslimin untuk penggunaan kekerasan pada tahun 1960 dan awal

1970-an. Demikian pula, Dia mengaitkan moderasi Ikhwanul

Muslimin pada akhir tahun 1970-an dengan menenangkan represi

negara di bawah pemerintahan Anwar Sadat. Berbeda dengan

46Tokoh-tokoh tersebut merupakan bagian yang membentuk kompetensi

Qutb. Ide-ide Qutb banyak terbentuk dari berbagai macam tokoh yang satu visi

dengan pemikirannya. Seperti Abu A’la al-Maududi, Hasan al- Banna, Abbas

mahmud al-‘Aqad, Ibnu Taimiyah dan yang lainnya. Tokoh-tokoh tersebut

merupakan bagian dari stimulus yang berpengaruh terhadap kompetensi Qutb, baik

dalam cakupan kompetensi kognitif ataupun cakupan kompetensi sosial.

Pembahasan tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap corak ide-ide dan

pemikiran-pemikiran Qutb akan dibahas secara mendalam pada pembahasan

selanjutnya. Terkait hubungan Qutb dengan tokoh-tokoh tersebut bisa dilihat

dalam Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 9.

47Lihat Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam (The

University of Texas at Arlington, 2005), 35.

48 Istilah radikalisme Islam seringkali merujuk pada gerakan yang

berpandangan kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan

keyakinan mereka. Sedangkan istilah fundamentalisme Islam jika dilihat dalam

tradisi pemikiran teologi keagamaan merupakan gerakan untuk mengembalikan

seluruh perilaku dalam tatanan kehidupan umat Islam kepada al-Qur’an dan al-

Hadits. Sebutan fundamentalis memang terkadang bermaksud untuk menunjuk

kelompok pengembali (revivalis) Islam. Tetapi terkadang istilah fundamentalis juga

ditujukan untuk menyebut gerakan radikalisme Islam. Lihat Zunly Nadia, “Akar-

akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 304.

Page 133: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

118 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

penyederhanaan dalam cakupan yang luas terhadap Qutb sebagai

bapak intelektual Islam radikal, Clavert memberikan banyak

perspektif terhadap berbagai macam nuansa dan konteksalisasi di

mana ide-ide fundamental dan pemikiran-pemikiran radikal Qutb

terbentuk.49

a. Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Terhadap Perkem

bangan Ideologi Qutb

Perkembangan kompetensi ideologi Qutb, berhubungan

dengan orang-orang dan lingkungan yang berpengaruh terhadap

perkembangan kompetensinya. Di antara perkembangan tersebut,

berikut orang yang berpengaruh terhadap perkembangan kompetensi

Qutb.

1. Qutb Ibrahim dan Fatimah Husain Usman

Keluarga Qutb bukanlah keluarga yang memiliki harta yang

melimpah, namun keluarga Qutb memiliki kemuliaan yang tinggi,

kemuliaan tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sosial

masyarakat. Walaupun tidak banyak harta, keluarga Qutb

merupakan keluarga yang memiliki simpati dan empati bagi

lingkungan sekitarnya. Dengan penuh nuansa keterbatasan, keluarga

Qutb mendapatkan ketenangan yang signifikan terkait kondisi

masyarakat yang jauh dari keramaian perkotaan. Masyarakat

menilai bahwa keluarga Qutb merupakan keluarga yang dermawan

dan penuh dengan kebaikan sosial, sehingga menjadi keluarga yang

terkemuka, dan menjadi salah satu pusat bantuan bagi masyarakat.

Bahkan sebagian keluarga tidak mampu, datang meminta bantuan

dan pertolongan kepada keluarga Qutb, khususnya Ayah Qutb. Hal

tersebut disebabkan karena mayoritas penduduk masyarakat Qutb

49John Calvert. Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism (New

York: Columbia University Press, 2010), 181.

Page 134: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 119

adalah petani, namun sebagian besar masyarakat adalah para pecinta

al-Qur’an.50

Walaupun bukan termasuk keluarga yang berkecukupan, Ayah

Qutb51

memiliki banyak pembantu di rumahnya, namun tujuannya

adalah untuk memberikan kehidupan bagi mereka. Bahkan bagi para

pembantunya tidak diperkenankan memanggil “sayyid” atau tuan,

tetapi cukup dengan memanggil (‘A<mm al-H{a>j) sekarang dikenal

dengan haji. Ayah Qutb merupakan salah seorang yang sangat

menghormati para pekerjanya, Ayah Qutb juga suka mengajak para

pekerjanya untuk mengkaji al-Qur’an bersama-sama.52

Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya, Ayah Qutb

juga aktif dalam dunia politik H{ijb al-Wat}an. Ayah Qutb mengikuti

perkembangan peta politik di Mesir, salah satunya adalah revolusi

mesir.53

Namun, aktif dalam dunia politik tidak serta merta

50S}alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d

(Qa>hirah: Da>r al-Qalam, 1994), 33.

51S}alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d,

40. Ayah Qutb memiliki dua istri. Dari Ibu Qutb, Qutb memiliki empat saudara.

Yaitu Nafisah Qutb, Sayyid Qutb, Aminah Qutb, Muhammad Qutb, dan Hamidah

Qutb.

52S}alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qutb min al-Mila>d ila al-Istisyha>d,

34-35.

53Bangsa Mesir termasuk bangsa yang memiliki pengaruh Islam yang kuat.

Namun, kondiisi Islam di Mesir banyak mengalami kulturalisasi dengan kondisi

politik negara. Kondisi agama Islam di Mesir pada zaman modern terpengaruh oleh

banyak unsur-unsur eksternal yang masuk dalam kultur budaya dan agama. Namun

begitupun terjadi revolusi agama yang menjadi sumber kriteria umum. Menurut

Muhammad Ali dalam Hasan Hanafi, ada tiga kategori yang termasuk dalam hal

tersebut. Pertama, perdamaian agama yang dipelopori oleh Jamaludin al-Afghani,

bahwa agama merupakan perlawan yang kuat bagi revolsi negara-negara Barat yang

sangat berpengaruh terhadap peta kehidupan Mesir. Kedua, sebagai landasan hidup

bernegara, karena Islam menjadi agama yang mengormati perbedaan dan kebebasan

beragama, undang-undang, peradaban dan kategori liberalisasi untuk mendirikan

negara modern yang dipelopori al-Tahtawi yang juga berpendapat bahwa agama

yang dapat mencegah arus era polotik zaman modern dari berbagaimacam

tradisionalis, seperti pertanian, pabrik-pabrik, dan kebebasan-kebabasan undang-

Page 135: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

120 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

membuat Ayah Qutb jauh dari agama, bahkan Ayah Qutb dikenal

sebagai hamba yang sangat dekat dengan Allah.54

Ayah Qutb juga

dikenal sebagai hamba yang rajin ke mesjid untuk shalat berjamaah

dan mengikuti berbagaimacam pengajian (Qutb kecil sering

dibawa).55

Kemantapan akidahnya disempurnakan dengan

menunaikan ibadah haji. Ayah Qutb dikenal sebagai orang yang

sering khatam membaca al-Quran.

Ibu Qutb (Fatimah Husain) juga seorang Ibu rumah tangga

yang taat pada agama Islam. Fatimah seorang yang dermawan

sebagaimana Qutb Ibrahim. Banyak sedekah untuk jihad di jalan

Allah yang Dia dermakan, Fatimah banyak menginfakan sebagian

hasil panen pertaniannya dan membagikan kepada masyarakat fakir

miskin. Bahkan Fatimah selalu memberikan makanan-makanan hasil

panennya ketika ada tetangga atau masyarakat sekitar yang ikut

membaca al-Qur’an di rumahnya.56

Keadaan tersebut dikarenakan

Fatimah merupakan seorang muslimah pecinta al-Qur’an. Maka

dengan kondisi ini, Qutb bisa menulis dan memberikan hadiah buku

tentang al-Tas}wi>r al-fanni fi al-Qur’a>n untuk Ibunya.57

Dalam buku tersebut, Qutb menggambarkan bahwa banyak

jasa Ibunya dalam perjalanan sisi kereligiusan dirinya, bahkan ketika

Qutb bisa menghapal al-Qur’an, itu tidak lain adalah sebagai salah

satu jasa Ibunya yang juga sangat mencintai al-Qur’an (di samping

juga Ayahnya). Qutb juga menggambarkan akan rasa simpati dan

empati yang ada dalam diri Qutb juga karena didikan dari Qutb

undang, pendidikan dan lain sebagainya. Lihat Hasan Hanafi, al-Di>n wa al-Thaurah Fi> al-Mis}r 19-18-1952 (al-Qa>hirah: Maktabah Madbu>li>), 247.

54S}alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d,

35.

55S}alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d,

36.

56S}alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d,

37.

57Lihat Sayyid Qutb, al-Tas}wi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 2.

Page 136: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 121

Ibrahim dan Fatimah Husain. Kehidupan islamis Qutb berawal dari

keluarga yang sangat cinta Islam dan mempunyai rasa peka sosial

terhadap lingkungan sekitar.58

Keharmonisan Qutb dengan keluarga

terutama dengan Ayah dan Ibunya, Qutb gambarkan dalam

karyanya, yaitu al-Tas}wi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n59 dan Masya>hid al-

Qiya>mah fi> al-Qur’a>n.60 Kedua karya Qutb tersebut menggambarkan

pengaruh Ayah dan Ibunya terhadap pemikiran dan gaya bahasa

Qutb dalam memilih gaya bahasa dalam al-Tas}wi>r al-Fann fi> al-

Qur’a>n dan Masya>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur’a>n. Sedangkan pengaruh

Ayahnya diarahkan Qutb muda terhadap nilai intelektual yang kuat

ke saluran politik, dari Ibunya Qutb mengembangkan pikiran

spiritual atau Ibu Qutb berpengaruh dominan pada Qutb muda

sebagai salah satu sarana motivasi Qutb sepanjang hidupnya, yaitu

dalam rangka untuk mendapatkan kembali keharmonisan dalam

keluarganya.61

Qutb mempunyai tiga saudara, yaitu Nafisah Qutb,

merupakan anak pertama dari Ayah dan Ibu Qutb. Umurnya lebih

tiga tahun dari Qutb. Qutb menceritakan suadaranya ini dalam

kitabnya yang berjudul T{ilf min al-Qaryah.62 Selanjutnya, Qutb

mempunyai dua adik laki-laki dan perempuan. Aminah Qutb

merupakan anak ketiga dari Qutb Ibrahim dan Fatimah Husain (adik

Qutb). Aminah ikut serta dalam dunia sastra dan praktisnya, hal

tersebut ditulis dalam kitab mereka yang diberikan judul al-Atya>f

58Lihat Sayyid Qutb, al-Tas}wi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 5.

59Lihat Sayyid Qutb, al-Tas}wi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 5.

60Lihat Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n (Beirut: Da>r al-

Syuru>q, 1969) dan Sayyid Qutb, al-Tas}wi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n (Beiru>t: Dar al-

Syuruq, 2002). Pernyataan kedua karyanya tersebut Qutb ungkapkan dalam S}alah

‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d, 35-38.

61James Toth, Sayyid Qutb: The Life and Legacy of a Radical Islamic Intellectual (Oxford University Press, 2013), 12.

62Qutb, T{ifl min al-Qaryah (al-Ma>niya>: Mansyu>ra>t al-Jamal, 1945). 33.

Page 137: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

122 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

al-Arba‘ah dan Qutb mengenalkannya dalam buku tersebut “Aminah

Qutb merupakan seorang pemudi yang tenang dan seorang

penyair”.63

Aminah merupakan salah satu aktifis perempuan Ikhwanul

Muslimin.64

soerang penulis novel dan seorang penyair dalam

bentuk karya sastra. Pada bidang novel, Aminah menulis tentang fi>

Tiya>r al-H{aya>h. Dalam novel tersebut, Aminah menceritakan dua

belas kisah kehidupan keluarganya, dan Aminah menghadiahkan

untuk kedua kakak kandungnya Sayyid Qutb dan Muhammad Qutb.

Aminah mengatakan bagi keduanya dalam hadiah tersebut “Wahai

kedua sauadara kandungku, untuk kalian berdua Saya

menghadiahkan kisah-kisah ini”. Salah satunya adalah curhatan

tentang pertolongan dari jalan kesesatan. Dan sebagian yang lainnya

berisi tentang langkah-langkah yang menuju kepada kebinasaan atau

kesalahan. Kisah yang kedua adalah kumpulan kisah tentang

Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q yang dibahas oleh Muhammad Qutb dalam

bukunya Manhaj al-Fann al-Isla>mi>. Muhmmad Qut}b juga banyak

menceritakan karya-karya Qutb dalam tulisannya, seperti dalam

Dira>sa>t Qur’a>niy>ah, Muhammad Qutb menceritakan bagaimana

kecerdasan kakak kandungnya memaknai al-Qur’an dalam al-

Tas}awwur fi> al-Fann al-Qur’a>n dan al-‘Ada>lah al-Ijti>ma‘iy>ah fi al-

Isla>m sebagai dasar prinsip tawa>zun manusia dalam haknya

mendapatkan kehidupan, baik dalam beragama ataupun bernegara.65

Juga kosep Muhammad Qutb tentang kedaulatan Tuhan (al-

63S{alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila al-Istisyha>d,

44.

64 Zainab al-Ghazali, Perjuangan Wanita Ikhwanul Mulimin (Bandung:

Gema Insani Press, 1990), 34.

65Lihat Muhammad Qutb, Dira>sa>t Qur’a>niy>ah (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

1993), 12-13.

Page 138: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 123

h}a>kimiy>ah) yang Dia kutif dari Tafsi>r Fi Z{ila>l al-Qur’a>n dan

Muqawwama>t al-tas}awwur al-Isla>mi>).66

Setelah masuk dalam masa remaja, Aminah Qutb dikhitbah

oleh salah satu angota Ikhwanul Muslimin yang masuk penjara pada

tahun 1945. Dia adalah Kamal al-Sananiri.67

Aminah sering

menengok suaminya di penjara Mesir yang disebut dengan penjara

“qina>’”. Sama seperti yang dialami oleh Qutb, Kamal al-Sananiri

sering mengalami penyiksaan dalam penjara dibawah rezim

pemerintahan Nasser dan menjadi syahid di bawah siksaan yang

pedih. Kamal al-Sannaniri mendapatkan penderitaan lahir batin

dalam penjara dan syahid pulang ke rah}matulla>h pada Tahun 1981.68

Saudara Qutb selanjutnya adalah Muhammad Qutb, Adik

laki-laki Qutb dan berbeda tiga tahun dengan Qutb yang lahir pada

Tahun 1909. Muhammad Qutb menghabiskan pendidikannya di

Fakultas Adab, Bahasa dan Sastra Arab dan Bahasa dan Sastra

Inggris hasil bimbingan Sayyid Qutb. Di Universitas al-Azhar,

Muhammad Qutb juga mendalami ilmu tentang pendidikan dan

psikologi dan mendapatkan gelar diploma. Muhammad Qutb

bergabung dengan Kementrian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Mesir.69

Muhammad Qutb merasakan pengalaman yang sama

66Lihat Muhammad Qutb, Mafa>hi>m Yanbaghi> ‘an Tus}ah}h{ah (al-Qa>hirah:

Da>r al-Syuru>q, 1994), 52.

67Kamal al-Sananiri adalah sahabat Qutb di Ikhwanul Mulimin (salah satu

anggota Ikhwan yang dipenjara dan mengalami penyiksaan pada masa rezim

pemerintahan Nasser). Kamal al-Sananiri turut andil dalam berjihad di jalan Allah.

al-Sananiri pernah membawa keluarganya ke Pakistan untuk mengikuti pergerakan

Abu A‘la al-Maududi. Bahkan al-Sananiri merupakan salah satu petinggi Ikhwanul

Muslimin yang membawa pintu ijtihad ke Afhganistan. Lihat Thomas

Hegghammer, Jihad in Saudi Arabia: Violence and Pan-Islamism Since 1979

(Cambridge University Press, 2010), 39.

68S{alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila al-Istisyha>d,

43.

69S{alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila al-Istisyha>d,

44.

Page 139: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

124 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dengan Sayyid Qutb, Muhammad Qutb masuk penjara secara

berulang-ulnag. Pertama, pada tahun 1954 bersama anggota Ikhwan

Muslimin lainnya, namun dalam waktu ini Muhammad Qutb tidak

mendapatkan siksaan fisik dan psikologis. Kedua, Muhammad Qutb

masuk penjara lagi pada tahun 1965, dan pada masa ini Muhammad

Qutb mendapatkan siksaan yang berat. Muhammad Qutb

mendapatkan siksaan yang sangat di penjara, sampai terdapat berita

bahwa Muhammad Qutb meninggal di penjara di bawah siksaan

pemerintah. Namun ketika dikabarkan masih hidup dalam penjara,

maka banyak anggota Ikhwan yang memberi gelar sebagai syahid

hidup atau syahid yang masih hidup (al-Syahi>d al-h}aya>h). Ada di

penjara selama tujuh tahun70

kemudian setelah bebas dari penjara,

Muahmmad Qutb bergabung dengan Ja>mi‘ah Umm al-Qura>’ di

Saudi Makkah Mukarramah.

2. Abbas Mahmud al-‘Aqqad

Hubungan Qutb dengan Abbas Mahmud al-‘Aqqad sudah

penulis singgung pada bab tiga. Namun, penulis tidak membahas

pengaruh al-‘Aqqad terhadap Qutb secara mendalam, khusunya

terkait dalam kompetensi Qutb. al-‘Aqad adalah salah satu tokoh

generasi awal yang berpengaruh terhadap kompetensi ideologi Qutb,

terutama pengaruhnya dalam konteks bahasa dan sastra. Sekitar

tahun 1926, pada usia 20 tahun, Qutb belajar sastra kepada al-

‘Aqqad, penulis buku al-Dimu>qra>t}iy>ah fi al-Isla>m.71

Pada masa ini,

Qutb banyak memberikan perhatian dalam bidang sastra, puisi,

cerita, dan kritik sastra.72

Terbukti perhatian Qutb terhadap sastra

70S{alah ‘Abd Fatta>h al-Khalidi>, Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila al-Istisyha>d,

45.

71Kata demokrasi sering Qutb gunakan salah satunya dalam Sayyid Qutb,

Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 3.

72 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 64. Salah satu

pengaruh al-‘Aqqad terhadap Qutb adalah karya Qutb dalam bidang sastra. Qutb

Page 140: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 125

setelah banyak menerima ide-ide al-‘Aqqad. Qutb menulis buku

tentang sastra yang berjudul al-Naqd al-’Adabi> Us}u>luh wa

Mana>hijuh. Dalam karyanya tentang kritik sastra tersebut, Qutb

dikenal sebagai seorang sastrawan.73

al-‘Aqqad mempunyai pengaruh besar terhadap perkem

bangan sosial politik Mesir,74

khususnya Qutb. Kurang lebih 25

tahun, Qutb bersamanya, dan karena pengaruh al-’Aqqad-lah, Qutb

terlibat dengan kehidupan politik untuk yang pertama kalinya.

Dalam rentang inilah, Qutb menjadi anggota Partai al-Wafd (H{ijb

al-Wafd). Pada akhirnya Qutb keluar, dan bergabung dengan Partai

al-Hai’ah al-Sa‘adiy>ah, pecahan Partai al-Wafd, tetapi hanya

bertahan dua tahun. Setelah itu, Qutb tidak terlibat dengan partai

manapun. al-‘Aqqad juga menjadi orang yang berjasa mengangkat

kepopuleran Qutb, dengan peluang menulis gagasan-gagasannya

dalam harian partainya. Qutb akhirnya populer sebagal murid al-

’Aqqad.75

Setelah banyak menerima ide-ide dan pemikiran al-

‘Aqqad, Qutb banyak merujuk kepada penulis Islam lainnya pada

abad kedua puluhan, seperti tokoh-tokoh Islam Abu A’la al-Mududi,

Abu Hasan Ali al-Nadwi, ‘Abdul Qadir al-Audah, yang menjadi

otoritas klasiknya. Banyak yang meyakini bahwa gagasan-gagasan

banyak belajar sastra dari al-‘Aqqad, sehingga melahirkan karya yang berjudul al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh. Salah satu bukti kemahirannya dalam bidang

sastra, Qutb banyak memproduksi syair dan mengkritik syair-syair yang ada pada

masanya. Untuk lebih jelasnya lihat Sayyid Qutb, al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2003), 20.

73Salah satu syair dalam karyanya tersebut adalah syair tetang kedzaliman

penguasa, kemaksiatan masyarakat modern, serta bahaya cinta terhadap dunia dan

tipu muslihatnya. Lihat dalam Sayyid Qut}b, al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuruq, 2003), 31.

74Ani>s Mans}u>r, Fi> S{a>lu<n Ka>nat Lana>’ Ay>a>m (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

1993), 3.

75Hafidz Abdurahman, Perubahan Mendasar Pemikiran Sayyid Qutb; Dari Al Aqqad, Hasan Al-Banna, Hingga Taqiyudin An-Nabhani diakses

pada pada Tanggal 11 November 2015. dari http://www.globalmuslim.

web.id/2011/02/perubahan-mendasar-pemikiran-sayyid.html.

Page 141: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

126 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

yang Qutb tuangkan dalam tulisan-tulisannya mengenai jahiliyah

kontemporer (al-ja>hiliy>ah al-jadi>dah), kedaulatan Allah (al-

h}a>kimiy>ah), kewajibahn berjihad dalam syariat Allah (al-jiha>d fi>

sabi>l Alla>h), banyak dipengaruhi pemikiran al-‘Aqqad.76

Selama 25 tahun, antara tahun 1926-1950, Qutb yang

sebelumnya belum pernah menggeluti pemikiran Islam, mulai

banyak mendapatkan pengaruh dari lingkungan dan tokoh-tokoh

tentang sosial, politik, dan pemikiran. Khususnya ketika Qutb mulai

bersama al-’Aqqad. Inilah pengaruh negatif al-‘Aqqad pada diri

Qutb. Gambaran ini dapat dilacak dalam tulisan-tulisan Qutb

seperti yang pernah dipublikasikan oleh majalah al-Risa>lah yang

bersisi kritikan-kritikan terhadap kaum orientalis,77

di samping

buku-buku Qutb yang dicetak pada rentang masa tersebut. Tulisan

Qutb yang dipublikasikan dalam rentang waktu tersebut berkisar

soal sastra, seperti bait-bait syair dan beberapa makalah sosial,

konflik terbuka melawan al-Rafi’i78

dan membela al‘Aqqad, kritik

nyanyian yang diselingi dengan beberapa bait syair dan makalah

sosial, kritik terbuka kepada Muhammad Mandur79

tentang seni

retorika, kritik dan penjelasan tentang aliran seni sebagai aliran

76Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam (Bandung: Mizan, 1994), 162.

77 Mohd Fikri Che Hussain, Awas Ancaman Orientalis Kepada Kita

(Selangor: Karya Bestari, 2015), 128.

78Serangan pemikiran Qutb terhadap al-Rafi’i begitu tajam, sampai-sampai

setalah al-Rafi’i wafatpun, kritik-kritik pemikiran Qutb tidak berhenti. Lihat

Abdullah Azzam, Pemikir Besar Islam Sepanjang Zaman: Asy-Syahid Sayyid Qutb

(Klaten: Kafayeh, 2008), 13.

79Muhammad Mandur, lahir pada Tahun 1907 di desa Kafr Mandur di Delta

Mesir dan menghadiri sekolah menengah di Tanta Ibukota Provinsi. Pada tahun

1925, Mandur memulai studinya di Universitas al-Azhar Cairo Mesir. Yang

menjadi sebuah Universitas Negeri di Tahun yang sama dan ditambah dengan

perluasan sarana pendidikan antara lain, Fakultas Hukum. Mandur banyak

membaca literatur hukum Andari, murid Thaha Husain, yang baru saja diangkat

guru besar Sastra Arab. Lihat J. Brugman, An Introduction To The History Of Modern Arabic Literature In Egypt (Brill, 1984), 402.

Page 142: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 127

al-’Aqqad, kritik dan medan konflik terbuka dengan Shalah Dzihni

tentang kisah dan kisah-kisah Mahmud Taimur,80

serta uraian

tentang krisis di tanah air, peristiwa politik dan problem social

dengan beberapa makalah yang berbentuk kritik.81

Tetapi, sejak

tahun 1946, setelah menulis buku at-Tas}wi>r al-Fann fi>> al-Qur’a>n,

Qutb mulai sedikit demi sedikit menjauhkan diri dari al-’Aqqad82

dan menemukan identitas keislamannya.

3. Hasan al-Banna

Hasan al-Banna dan pembaharaun muslim sebelumnya seperti

Jamaludin al-Afghani dan Muhammad Abduh, percaya bahwa

kelemahan dan kerentanan umat muslim adalah penyimpangan

kaum muslim dari Islam sejati. Untuk membangkitkan Mesir, kaum

muslimin harus bertekad untuk kembali memahami dan hidup

menurut Islam seperti ditegaskan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.

al-Banna menuntut disucikannya keyakinan dan praktik keagamaan

80Mahmud Taimur adalah seorang penulis, penyair, dan dramawan. Lahir

dari keluarga kaya dan berpendidikan yang tinggal di Da>r al-Sa‘ada>’ di Kairo.

Taimur mulai menulis puisi pada usia sepuluh tahun dan memiliki surat kabar milik

keluarga dan saudaranya. Keluarga Taimur juga banyak yang menjadi seorang

penulis dan dramawan, sehingga seringkali dari keluarganya menjadi contoh

seputar ilmu-ilmu seni dan sastra di lingkungan masyarakat Hijaz. Dramanya

terutama di Mesir bertemakan seputar “Ay>a>m al-‘Arab”, dan mencakup cerita-

cerita pendek sebagai gambaran realistis dari kehidupan populer, tetapi ditulis dan

disederhanakan dalam bahasa Arab yang standar. Lihat Arthur Goldschmidt,

Biographical Dictionary of Modern Egypt (Lynne Rienner Publishers, 2000), 210.

81Hafidz Abdurahman, Perubahan Mendasar Pemikiran Sayyid Qutb; Dari Al Aqqad, Hasan Al-Banna, Hingga Taqiyudin An-Nabhani diakses

pada pada Tanggal 11 November 2015. dari

http://www.globalmuslim.web.id/2011/02/perubahan-mendasar-pemikiran-

sayyid.html.

82Hafidz Abdurahman, Perubahan Mendasar Pemikiran Sayyid Qutb; Dari Al Aqqad, Hasan Al-Banna, Hingga Taqiyudin An-Nabhani diakses

pada pada Tanggal 11 November 2015. dari http://www.globalmuslim

.web.id/2011/02/perubahan-mendasar-pemikiran-sayyid.html.

Page 143: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

128 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

yang ada.83

al-Banna juga menekankan agar Islam mampu

mengantisipasi tantangan ideologi Barat yang berhubungan dengan

berbagai isu sosial. Sistem kapitalisme, komunisme dan sekulerisme

yang menentang sistem Islam haruslah diganti dengan sistem Islam.

Negara Islam akan menyediakan pekerjaan dan sarana penghidupan

bagi siapapun yang sanggup bekerja. Negara Islam akan mengurangi

perbedaan yang kaya dan miskin. Negara Islam melindungi harta

dan kekayaan yang didapat dengan cara yang sah dan diinvestasikan

dengan benar. Negara Islam akan menegakan tatatan budaya

Islam.84

Di samping pendidikan Islam dan ideologi Ikhwan mulai

menerima pelatihan fisik untuk membuat mereka cukup fit untuk

menjadi dipekerjakan dalam pertempuran. Pada tahun 1948, banyak

anggota Ikhwan yang dikirim oleh al-Banna untuk bertarung di

Palestina terhadap Negara Yahudi yang baru didirikan.85

Untuk

pertama kalinya al-Banna menyatakan bahwa jalan diramalkan

tentang moderasi tidak akan berlaku untuk pembebasan wilayah

Muslim asli seperti Israel.86

Hubungan Qutb dengan al-Banna banyak bersatu dalam satu

wadah orginansi Ikhwanul Muslimin.87

Hubungan tersebut dapat

83Ahmet Yusuf Özdemir, From Hasan Al-Banna To Mohammad Morsi;

The Political Experience Of Muslim Brotherhood In Egypt (The Graduate School

Of Social Sciences Of Middle East Technical University, 2013), 38.

84Rahnema, Para Perintis Zaman baru Islam (Bandung: Mizan, 1994), 139-

142.

85Alex Strick van Linschoten and Felix Kuehn, An Enemy We Created: The Myth of the Taliban-Al-Qaeda Merger in Afghanistan 1970-2010 (Londong: Hurst

Publishers, 2012), 27.

86Andreas Krieg, “From Al Banna to Qutb’ to Zawahiri - How the ideology

of Al Banna set the foundation for Modern Terrorism” Publications in Contemporary Affairs. PiCA (2010): 8.

87Lihat Stefan M. Aubrey, The New Dimension of International Terrorism

(vdf Hochschulverlag AG, 2004), 98. Kelompok ini, merupakan kelompok Sunni

dan doktrin fundamentalis. Banyak individu pokok kunci yang terkait dengan

Page 144: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 129

dilihat dalam Muqawwama>t al-Tas}awwur al-Isla>m, Qutb mengutif

dalam kitabnya tentang al-Banna.88

Hubungan al-Banna dengan

Qutb juga banyak mecakup hubungan perubahan masyarakat baik

mencakup dengan hubungan muamalah, hubungan masyarakat Islam

yang banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur jahiliyah, serta masa

depan Islam yang harus diselamatkan dari pengaruh-pengaruh

jahiliyah. Kedekatan ide-ide al-Banna dan Qutb, bisa dilihat dalam

persepsi mereka tentang masyarakat Islam yang sudah banyak

terkontaminasi unsur-unsur Barat, walaupun terdapat perbedaan

metode dakwah antar keduanya.89

al-Banna, yang mendirikan

Ikhwanul Muslimin di Mesir pada Tahun 1929, banyak

mempengaruhi ide dan pemikiran Qutb, khsusunya alasan Qutb

bergabung dengan Ikhwanul Muslimin. Semenjak bergabung dengan

Ikwanul Muslimin, Qutb kemudian terkenal sebagai ideolog paling

populer dari Ikhwanul Muslimin yang mengembangkan tema

defensif dan utopis al-Banna.90

progresitifitas kelompok ajaran dan ideologi. Di antara alumni tokoh-tokoh

pimpinannya Sayyid Qutb, Ayman Zawahiri, dan Omar Abdul Rahman. Sebelum

masing-masing individu seperti sayyid Qutb datang ke garis depan dan memulai

banyak tulisan, sehingga Ikhwanul Muslimin memiliki tokoh-tokoh kepemimpinan

yang kuat dan teguh dalam barisan Islam. Lihat Michael R. Ronczkowski,

Terrorism and Organized Hate Crime: Intelligence Gathering, Analysis and Investigations (CRC Press, 2011), 226.

88Sayyid Qutb, Muqawwama>t al-Tas}awwur al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1988), 16.

89 Lihat dalam Abul Qadir Abu Faris, Manhaj al-Tagay>ur ‘Inda Syahi>dain: Li H{asan al-Banna> wa Sayyid Qut}b (‘Amma>n: Dar> al-Basyi>r li al-Thaqa>fah wa al-

‘Ulu>m, 1999), 70-84.

90 Thomas D. Watts, “Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam” The University of Texas at Arlington, (2005): 35. Qutb menyempurnakan bangunan

dasar yang telah diletakkan Hasan al-Banna, meskipun banyak ide-ide Hasan al-

Banna yang ditarik ke Qutb ekstrim oleh Qutb, sehingga banyak metode

gerakannya yang bersebrangan dengan Hasan al-Banna. Lihat Imdadun Rahmat,

Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia

(Jakarta: Erlangga, 2005), 39.

Page 145: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

130 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Pengalaman penganiayaan politik oleh pemerintah Nasser

serta ideologi Qutb telah membawa interpretasi baru dari al-Banna

dicanangkan berjuang untuk pembebasan sosial dari ranah pan-Islam

dan pan-Arab. Apa yang dimulai sebagai gerakan reformasi sosial-

politik yang dilakukan oleh ide-ide keagamaan telah ditransfer

dalam kelompok fundamentalis radikal yang tidak akan menghindar

dari memanfaatkan kekerasan untuk mencapai tujuannya

mendirikan sebuah kekhalifahan Islam. Qutb memperkenalkan

gagasan dari jihad kuat terhadap organisasi atau individu yang tidak

berdasarkan pada contoh sejarah leluhur yang saleh (Salafi) dari

periode patristik awal Islam. Ini merupakan unsur radikalisasi

ideologi non-kekerasan dan moderat al-Banna sebagai sambungan

antara reaksioner, pendekatan revisionis al-Banna dan ideologi jihad

dari kelompok teroris Islam kontemporer.91

Meskipun Qutb belum pernah bertemu al-Banna, akan tetapi

Qutb banyak mengikuti berita kegiatan al-Banna dengan Ikhwanul

Muslimin. Selain itu, ide-ide Qutb, yang muncul dalam al-‘Ada>lah

al-Ijtma>‘iy>ah Fi al-Isla>m, yang dalam banyak hal serupa dengan

yang telah didalilkan oleh al-Banna dan Ikhwan dari tahun 1930-an

sampai 1940-an. Itulah sebabnya, setelah membaca al-‘Ada>lah al-

Ijtma‘iy>ah Fi al-Isla>m, al-Banna menyatakan “Ini adalah ide kami

dan tidak ada keraguan bahwa penulisnya adalah salah satu dari

kami”. Qutb resmi bergabung dengan dengan Ikhwanul Mulimin

mulai pada tahun 1951, setelah kembali dari Amerika. Dalam hal

ini, kepribadian dan pembunuhan al-Banna di antara faktor-faktor

utama yang menyebabkan Qutb untuk mengabdikan dirinya kepada

organisasi tersebut. Setelah mendengar kematian al-Banna pada

tahun 1949, Qutb yang menerima perawatan medis untuk kesehatan

masalah di rumah sakit San Francisco, melihat bahwa staf rumah

91Andreas Krieg, “From Al Banna to Qutb’ to Zawahiri - How the Ideology

of Al Banna Set the Foundation for Modern Terrorism” Publications in Contemporary Affairs. PiCA (2010): 11.

Page 146: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 131

sakit sangat gembira mendengar berita itu. Pengalaman ini

mendorongnya ke arah yang baru dalam karirnya.92

Semenjak itu, Qutb merasakan bahwa kebutuhan

mengasosiasikan dirinya dengan Ikhwan untuk bekerja sama dengan

mereka dengan tujuan mewujudkan ide-idenya tentang keadilan

sosial.93

Oleh karena itu, Qutb sebagaimana al-Banna walaupun

memiliki perbedaan metode dakwah, namun keduanya sama-sama

mencari jalan keluar bagi Islam dalam hal bagaimana mereka harus

bermuamalah dalam lingkup masayarakat Islam yang penuh dengan

sistem-sistem jahiliyah.94

Munculnya edisi kedua dari al-‘Ada>lah al-

Ijtma‘iy>ah Fi al-Isla>m pada Tahun 1951 menunjukan dengan jelas

hubungan dekat Qutb dengan Ikhwan, karena Qutb telah merubah

dedikasinya untuk Islam dan generasinya yang digunakan untuk

menunjang fantasinya untuk berjuang di jalan Allah dengan harta

benda, sumberdaya manusia, dan kehidupan dalam Islam sebagai

landasan kepercayaan yang mendalam terhadap keyakinan bahwa

semua kemuliaan milik Allah dan Nabi-Nya dan orang-orang

beriman.95

Dengan demikian, bergabungnya Qutb dengan Ikwanul

Mulimin, merupakan realisasi hubungan antara Qutb dengan al-

Banna. Sehingga, dengan realisasi tersebut, merubah pola pikir Qutb

terhadap kehidupan sosial pada masa kehidupannya.

92 Asyraf Haji Ab. Rahman ddk, “Hasan al-Banna and the Ikhwan al-

Muslimun: How they Influence Sayyid Qutb’s SocioPolitical Writings?” Journal Advances in Natural and Applied Sciences, (2012): 1270.

93Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtma‘iy>ah Fi al-Isla>m , 31.

94Abul Qadir Abu Faris, Manhaj al-Tagay>ur ‘Inda Syahi>dain: Li H{asan al-Banna> wa Sayyid Qut}b (‘Amma>n: Dar> al-Basyi>r li al-Thaqa>fah wa al-‘Ulu>m, 1999),

73.

95 Asyraf Haji Ab. Rahman ddk, Hasan al-Banna and the Ikhwan al-

Muslimun: How they Influence Sayyid Qutb’s SocioPolitical Writings?” Journal Advances in Natural and Applied Sciences, (2012): 1270.

Page 147: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

132 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

4. Ibnu Taymiyah96

Salah satu kontribusi Ibnu Taimiyah tentang pemikiran Salafi

adalah elaborasinya dari konsep tauhid-keesaan Tuhan. Ibnu

Taimiyah membagi kesatuan Tuhan menjadi dua kategori: Pertama,

kesatuan ketuhanan dan kesatuan ibadah. Tahapan ini mengacu

kepercayaan pada Tuhan sebagai berdaulat tunggal dan pencipta

alam semesta. Semua Muslim harus siap menerima ini. Kedua,

penegasan Allah sebagai satu-satunya objek ibadah dan ketaatan.

Ibn Taimiyah beralasan bahwa komponen terakhir ini dari kesatuan

ilahi mengharuskan adanya kedaulatan hukum-hukum Allah.

Sedangkan penggunaan hukum buatan manusia sama saja dengan

mematuhi atau menyembah selain Allah dan dengan demikian

berada kemurtadan. Maududi mengadopsi posisi ini dan menarik

suatu ungkapan tajam antara “h}izb Alla>h” dan “h}izb al-Syait}a>n”

yang termasuk muslim yang menganut buatan manusia hukum.97

Konsep tentang kedaulatan Tuhan ini banyak mempengaruhi

Maududi juga Qutb, pengaruh tersebut dapat dilihat dari karya Qutb

yang banyak mengutif Maududi. Salah satunya dalam Mustaqbal li

Ha>dha>’ al-Di>n, tentang konsep Islam yang harus berdasarkan

keyakinan yang mendalam (qiya>dah ru>h}iy>ah isla>miy>ah), sehingga

tidak takut dengan aturan-aturan atau hukum-hukum yang dibuat

oleh selain Allah.98

Qutb mengapresiasi dengan akidah Ibnu

96Ibnu Taymiyah tinggal di Damaskus pada masa invasi Mongol di wilayah

Islam. Meskipun Mongol masuk Islam, Ibnu Taimiyah memiliki kepatuhan ketat

terhadap hukum Islam dari empat sekolah hukum Sunni. Lihat Aaron Y. Zelin,

“The Intellectual Origins of al-Qaeda’s Ideology: The Abolishment of the

Caliphate through the Afghan Jihad, 1924-1989” The Faculty of the Graduate School of Arts and Sciences Brandeis University Department of Islamic and Middle Eastern Studies (2010): 77.

97Quintan Wiktorowicz, “A Genealogy Of Radical Islam” Department Of International Studiesn Rhodes College Memphis, Tennessee, Usa Studies In Conflict & Terrorism, (2005):78.

98Lihat Sayyid Qutb, Mustaqba>l li Ha>dha>’ al-Di>n (al-Qa>hirah: Mimbar al-

Tauh}i>d wa al-Jiha>d), 72.

Page 148: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 133

Taimiyah yang kuat telah mengantarkannya menjadi pemimpin

yang memobilisasi keyakanian jiwa (ru>h}iyah) walaupun harus mati

syahid di barsian depan dalam berjihad.

5. Abu A’la al-Maududi

Abu A’la al-Maududi99

adalah figur penting dalam

kebangkitan Islam pada abad ke dua puluh. Interpretasi Islamnya

menjadi pondasi pemikiran kebangkitan Islam kontemporer.

Maududi banyak menulis dan mengeluarkan pikirannya, sehingga

berpengaruh terhadap pemikiran Islam kontemporer sejak dari

Mindanao samapai ke Maroko.100

Mulai dari Sayyid Qutb di Mesir,

99 Abu A‘la al-Maududi lahir di India Selatan pada tahun 1903 dan

keturunan dari garis panjang tokoh dalam urutan sufi Islam. Maududi memulai

pendidikan formal di sebuah sekolah menengah kombinasi sistem pendidikan Islam

tradisional dengan sistem kurikulum Barat modern. Setelah itu, Maududi

menghadiri berbagai macam universitas tetapi meninggalkannya ketika Ayahnya

meninggal, setelah itu menjadi seorang jurnalis untuk mendukung keluarganya.

Beberapa tahun berikutnya, Maududi menjadi editor serangkaian publikasi Islam,

termasuk koran Muslim terkemuka di India, al-Jam‘iy>a>t. Lihat David Aaron, In Their Own Words Voices of Jihad (Santa Monica: Rand Coorporation, 2008), 56.

100Bagi umat Islam Moro di Mindanao Filipina selatan, jargon “perang

melawan teror” sudah menjadi bagian paradigma internal Islam di sana. Keadaan

ini diperparah oleh konflik yang melanda kawasan ini selama beberapa dekade.

Dalam hal ini, telah memungkinkan pemerintah untuk berjuang dalam

mengkondisikan Islam sebagai kegiatan teroris, dan untuk kampanye kontra

terorisme. Pada kenyataannya, radikalisasi muslim di Filipina, terutama di Wilayah

Otonomi Muslim Mindanao, menemukan akarnya dalam sejarah perjuangan

melawan marjinalisasi, kemiskinan, dan rezim yang jauh dari demokratis. Konflik

di Mindanao telah menewaskan puluhan bahkan sampai jutaan jiwa. Sebuah solusi

militer murni untuk pemberontakan, terutama di bawah kedok

“Perang melawan teror” tidak akan membawa perdamaian ke wilayah tersebut, dan

tidak akan membawa solusi untuk kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan

kurangnya keamanan manusia yang membawa malapetaka. Selain itu, radikalisme

Islam semata-mata dari perspektif keamanan keras memiliki risiko menciptakan

lebih banyak ekstrimisme. Apa yang dibutuhkan adalah penghargaan untuk

keragaman seperti di Asia Tenggara. Lihat Amit Pandya, Islam and Politic: Renewal and Resistence in The Muslim Word (Washington: Stimson Center, 2009),

17.

Page 149: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

134 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sampai aktivis kebangkitan Islam di al-Jazair, Iran, Sudan

berkembang di seputar muqaddimah al-Maududi.101

Pengaruh yang

paling kuat dirasakan di Asia Selatan.102

Di sinilah tafsir karya al-

Maududi mendapatakan bentuknya.103

Organisasi yang menjadi

perwujudan visi ideologinya yaitu Jama‘a>t al-Isla>mi>104 yang sangat

berperan dalam menentukan peta politik di Pakistan, India,

Bangladesh, Sri Langka dan komunitas Asia Selatan.105

Abu A’la al-Maududi banyak mengembangkan pemikiran dan

ideologi Islamnya untuk menggantikan ideologi Barat yang banyak

dianut oleh pemimpin-pemimpin intelektual muslim. Maududi

mengambil konsep dan gagasan Barat untuk menyusun perlawanan

Islam tehadap Barat. Oleh karena itu, Maududi menjelaskan konsep

Islam dengan khas Barat seperti konsepnya tentang revolusi Islam,

101Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam (Bandung: Mizan 1994), 101.

102Wilayah Asia Selatan terletak di Jazirah India yang dibatasi oleh Negara

Afghanistan dan rangkaian pegunungan Himalaya. Negara-negara yang termasuk di

kawasan Asia Selatan adalah Pakistan, India, Bagladesh, Srilangka, Maladewa,

Nepal dan Bhutna. Lihat Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, ), 126.

103Tafsir al-Qur’an yang kita kenal dengan Tafhi>m al-Qur’a>n, untuk lebih

jelasnya Lihat dalam Abu A’la al-Maududi, Teh Meaning of The Qur’an Vol. I Su>rah al-Fa>tih}ah to al-An‘a>m: Arabic Text With Translation and Comentary

(Pakistan, Salam Market, 2008), 7.

104Jama‘a>t al-Isla>m merupakan salah satu orgainsasi Islam yang konsen

dalam politik. Organisasi ini didirikan pada tahun 1941 oleh Abu A’la al-Maududi,

tokoh yang paling banyak berpengaruh terhadap pemikir Muslim dari Asia Selatan

pada abad ke-20. Jama‘a>t al-Isla>m adalah gerakan ideologis yang bertujuan untuk

menciptakan negara Islam di mana semua aspek kehidupan sosial dan politik akan

diatur sesuai dengan standar Islam dan hukum Islam. Jama‘a>t al-Isla>m pada

awalnya menolak gerakan kemerdekaan Pakistan dan tetap terpisah dari partisipasi

politik, percaya bahwa Islam adalah sistem universal yang tidak bisa dicakup oleh

batas-batas negara-bangsa dan memilih untuk berfokus pada pengembangan basis

dukungan ideologis. Lihat Encyclopedia of Islam Encyclopedia of world Religions

Facts on File Library of Religion and Mythology (Infobase Publishing, 2009), 388.

105Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, 102.

Page 150: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 135

negara Islam, dan ideologi Islam.106

Karya Maududi banyak

mengutif dari ekstensif dari Ibn Taimiyah, terutama tulisan-

tulisannya tentang kedaulatan Tuhan.107

Maududi memperkenalkan konsep Jahiliyah yang modern (al-

Ja>hiliy>ah al-jadi>dah) sekitar tahun 1939. Istilah Jahiliyah (al-

ja>hiliy>ah) mengacu pada periode kebodohan atau periode

paganisme108

sebelum kedatangan Islam. Maududi berpendapat

bahwa penyimpangan diri dicanangkan Muslim, pengaruh kekuatan

imperialis, dan penggunaan hukum non-Islam yang mirip dengan

periode zaman Jahiliyah, merupakan kebodohan yang tidak terasa.

Untuk Maududi, Muslim sejati harus berjuang melawan kebodohan

ini, seperti Nabi dan para sahabatnya berjuang melawan paganisme

dari suku Quraisy yang dominan di Mekah. Selain itu, Maududi juga

membentuk konsep kedaulatan (h}a>kimiy>ah) yang juga digunakan

Qutb dalam bahasa jihadnya.109

Pada tahun 1941, Maududi

membentuk gerkana Jama‘a>t al-Isla>mi> sebagai ujung tombak

106Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, 109.

107Quintan Wiktorowicz, “A Genealogy Of Radical Islam” Department Of International Studiesn Rhodes College Memphis, Tennessee, Usa Studies In Conflict & Terrorism, (2005): 78.

108 Paganisme merupakan suatu kepercayaan atau praktik spiritual

penyembahan terhadap berhala. Paganisme identik dengan zaman kuno yaitu

percaya kepada banyak dewa. Paganisme berada pada label satu set agama yang

berpusat pada perayaan dan penghormatan alam sebagai bentuk pemahaman yang

terlibat dalam satu atau cara lain sebagai bantuk yang suci. Untuk sepenuhnya

memahami dimensi alam Paganisme kontemporer kita harus menangkap asal-

usulnya dan keragaman kepercayaan. Lihat dalam Bron Taylor, Encyclopedia of Religion and Nature (London and New York: Continumm, 2005), 1247.

109David Patterson, A Genealogy of Evil: Anti-Semitism from Nazism to Islamic Jihad (Cambridge University Press, 2010), 81.

Page 151: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

136 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

perjuangan ini, barisan garda depan merupkan sebuah gerakan yang

dipandang perlu untuk mempromosikan kedaulatan Tuhan.110

Maududi mempunyai pengaruh yang kuat bagi Mesir

dampaknya pada Sayyid Qutb,111

yang sering dipandang sebagai

good father revolusioner Islam Sunni (fundamental).112

Qutb

membaca karya paling berpengaruh Maududi, termasuk Jihad dalam

Islam, Islam dan Jahiliah, dan prinsip pemerintah Islam yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di awal 1950. Qutb membawa

bersama-sama jahiliyah modern “Ja>hiliy>ah al-Jadi>dah” Maududi dan

argumen Ibn Taimiyah bahwa keesaan Allah mewajibkan umat

Islam mengikuti hukum Ilahi, menciptakan sebuah sintesis yang

diperkuat perbedaan mencolok antara Partai Allah (H{izb Alla>h) dan

Partai Setan (H{izb Syait}a>n). Mereka yang tidak menaruh iman

dalam tindakan melalui sistem hukum Islam dan mematuhi perintah

Allah adalah bagian dari Jahiliyah modern dan tidak lagi muslim.

Dalam konteks Timur Tengah, ini berarti murtad karena sebagian

besar anggota masyarakat jahiliyah lahir dari masyarakat muslim.113

Maududi banyak membantu dan membentuk ideologi Qutb

dalam Islam. Maududi menolak terhadap Islam modernitas,

110Quintan Wiktorowicz, “A Genealogy Of Radical Islam” Department Of

International Studiesn Rhodes College Memphis, Tennessee, Usa Studies In Conflict & Terrorism, (2005): 78.

111Qutb dipengaruhi oleh Abu A‘la al-Maududi, seorang pemikir Islam di

Asia Selatan yang sangat konservatif secara sosial, percaya tempat perempuan

adalah di rumah, taat kepada suaminya. Maududi juga konservatif politik,

bersikeras bahwa non-Muslim dikecualikan dari pemerintah Islam. Lihat Thomas

D. Watts, “Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam” The Universuty of Texas at Arlington, (2005): 35. Lihat juga dalam Imdadun Rahmat, Arus Baru Radikal Islam, 46.

112 Harris Zafar, Demystifying Islam: Tackling the Tough Questions

(Rowman & Littlefield, 2014), 58.

113Quintan Wiktorowicz, “A Genealogy Of Radical Islam” Department Of International Studiesn Rhodes College Memphis, Tennessee, Usa Studies In Conflict & Terrorism, 28:75–97, (2005): 79.

Page 152: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 137

imperialisme dan infiltrasi budaya Barat di negeri-negeri Islam.

Maududi meyakini bahwa ekonomi Barat, politik, dan budayanya

menjadi salah satu ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat

Islam. Maududi dan Jama>‘a>t Isla>minya mendorong kebangkitan

masyarakat kepada sistem Islam, yang berpegang pada ketentuan

syariah.114

Hasil penelitian menunjukan bahwa al-Maududi adalah

salah satu tokoh yang paling berpengaruh di antara tokoh-tokoh

penting lain yang bertanggung jawab dalam membentuk kehidupan

Qutb dan mengakibatkan perubahan besar dalam peta intelektual

dan politiknya, seperti yang dituturkan dalam tulisan-tulisannya.115

Qutb dalam pemikiran Islam al-Maududi dapat ditelusuri

kembali ke awal 1950-an, ketika banyak dari karya-karya ilmiah

terakhir yang diterjemahkan ke dalam bahasa dari kedua Muslim

dan Barat. Selain itu, menjadi anggota baru dari Ikhwan banyak

dimanfaatkan Qutb untuk mendapatkan akses-akses karya Maududi.

Sejak bergabung dengan Ikhwan, seperti disebutkan sebelumnya,

telah memainkan peran penting dalam menerjemahkan dan beredar

ide-ide yang inovatif tentang konsep Islam ka>ffah. Di antara karya-

karya besar al-Maududi yang telah diterjemahkan dari bahasa

Inggris ke bahasa Urdu dan Arab adalah “Jihad dalam Islam”,

“Islam dan Jahiliyah” dan “Prinsip Pemerintah Islam”. Pada tahun

1951, al-Nadwi, seorang murid dan teman dekat al-Maududi,

menerbitkan buku dalam bahasa Arab berjudul “Apakah Dunia

Menurun karena Penurunan Islam?” Buku ini menguraikan dengan

jelas pemikiran al-Maududi dan pandangannya tentang ide-ide

modern dan aktivisme Islamnya juga meningkatkan kunjungan al-

Nadwi kepadanya pada tahun yang sama. Itu adalah momen besar

114Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 9.

115 Asyraf Hj. A.B. Rahman and Nooraihan Ali, “The Influence of Al-

Mawdudi and The Jama’at al-Islami Movement On Sayyid Qutb Writings” World Journal of Islamic History and Civilization, 2 (4): 232-236, ( 2012): 232.

Page 153: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

138 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

bagi Qutb, karena Qutb menemukan bahwa banyak ide-ide al-

Maududi yang secara paralel dan serupa dengan tujuan yang Qutb

perjuangkan. Terlebih lagi, teori al-Maududi dari kebangkitan Islam

sebagai keseluruhan yang ditingkatkan oleh pengalaman yang

menyakitkan kolonialisme, mirip dengan yang telah dialami oleh

Qutb di negerinya sendiri.116

Ide-ide Maududi banyak memiliki dampak yang kuat pada

pemikiran politik Qutb, ketika kedua ditemukan ide-ide mereka

untuk berada didekat afinitas. Banyak dari karya Qutb ditulis pada

tahun 1950 yang dikutip dari ide-ide Islam Maududi117

dan istilah-

istilah seperti Ja>hiliy>ah al-Jadi>dah, h}a>kimiy>ah, manhaj dan jiha>d.

Seperti yang Qutb tulis tentang ha>kimiy>ah (kedaulatan) Allah di

Mustaqba>l li Ha>d}a> al-Di>n 118 misalnya, disebut karya al-Maududi

“Empat Terminologi dalam Al Qur'an. Bagi Qutb, kedaulatan Tuhan

begitu luas, bahwa itu mengalahkan kedaulatan dan otoritas semua

manusia. Ide ini secara paralel dengan pemikiran Maududi yang

menekankan bahwa Allah adalah berdaulat utama dan mutlak dari

semua ciptaan. Berdaulat ini ada dalam arti otoritas mutlak milik

Allah memerintahkan ketaatan mutlak dan tidak diragukan lagi pada

bagian dari ciptaan-Nya termasuk manusia.119

116 Asyraf Hj. A.B. Rahman and Nooraihan Ali, “The Influence of Al-

Mawdudi and The Jama’at Al Islami Movement On Sayyid Qutb Writings” World Journal of Islamic History and Civilization, 2 (4): 232-236,( 2012): 234.

117Dan Qutb berterusterang mendapatkan banyak pengaruh dari Maududi,

dan mengakui pamikiran dan ide-ide Maududi banyak membantu terbitnyanya

karya karya Qutb di tahun 1959an. Lihat Rahnema, Para Perintis Zaman baru Islam,

162.

118Lihat Sayyid Qutb, Mustaqba>l li Ha>dha> al-Di>n (al-Qa>hirah: Mimbar al-

Tauhi>d wa al-Jihad), 12.

119Lihat dalam Asyraf Hj. A.B. Rahman and Nooraihan Ali, “The Influence

of Al-Mawdudi and The Jama’at Al Islami Movement On Sayyid Qutb Writings”

World Journal of Islamic History and Civilization, 2 (4): 232-236, (2012), 234-235.

Menurut Thomas Watt, Qutb juga dipengaruhi oleh Muhammad Iqbal. Hasan

Hanafi dalam Thomas Watt menegaskan bahwa Qutb “lebih dekat ke Muhammad

Page 154: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 139

Pengaruh-pengaruh tokoh di atas menggambarkan, bahwa

meskipun Ibnu Taimiyah, Maududi, Hasan al-Banna dan yang

lainnya semua berpengaruh di pikiran dan Ide-ide Qutb, popularitas

Qutb dirasakan tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh yang

memiliki ide revivalisme Islam. Kepopuleran Qutb, terutama

disebabkan oleh faktor dari kefasihan, keberanian, dan ide-idenya

tentang Islam dan berbagai karya-karyanya, serta kemampuannya

untuk menggabungkan pandangan unik dengan islamisme

tradisional. Bahkan, karena Qutb melalui karya-karyanya, Qutb

dirasakan lebih radikal dan subversif dari ideologi pendahulunya,

ideologi Qutb akan menjadi tumpuan kelompok-kelompok Islam di

seluruh dunia.120

Berdasarkan pengaruh-pengaruh di atas, fase-fase pemikiran

Qutb dapat diklasipikasikan kepada tiga tahap pemikiran: Pertama,

tahap pemikiran sebelum mempunyai orintasi Islam atau fikrah al-

Isla>miy>ah (pengaruh Qutb Ibrahim dan Fatimah Husain Usman).

Kedua, tahap pemikiran mempunyai orientasi Islam umum atau

fikrah Isla>miy>ah wa al-ijtima>‘iy>ah (pengaruh Abbas Mahmud al-

‘Aqqad). Ketiga, tahapan pemikiran berorientasi Islam militan atau

fikrah h}ara>kah Isla>miy>ah (pengaruh setelah Qutb bergabung dengan

Iqbal daripada Ikhwanul Muslimin”. Panggilan oleh Iqbal untuk negara nasional

yang terpisah bagi umat Islam. Lihat Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Prophet of

Radicali Islam (The Universuty of Texas at Arlington, 2005), 35. Tokoh penting

lain dalam pertumbuhan ideologi Islam adalah Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab,

seorang teolog dan pendiri Wahabisme di Saudi Arab. Wahhab menuntut

pemurnian dunia Islam. Percaya pengaruh Barat menjadi koruptif untuk kemurnian

Islam. Wahhab mendorong pengikutnya untuk menghidupkan kembali visi al-

Qur’an dalam Islam. Ide Wahhab akan berubah menjadi sebuah gerakan yang

disebut Wahhabisme. Sejak awal, Wahhabisme secara finansial dan politik

didukung oleh rezim Saudi. Penolakan ketat Wahhabisme tentang modernitas, visi

sekulerisme, dan intoleransi agama telah mengadakan daya tarik besar untuk Islam

kontemporer di seluruh dunia. Lihat dalam Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford College Summer Research Project 2004), 8.

120Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 9.

Page 155: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

140 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Ikhwanul Mulimin dan tokoh-tokoh Islam militan seperti al-Banna,

Maududi, Ibnu Taymiyah, Abu A‘la al-Maududi).121

Pada tahap

orientasi Islam militan, Qutb sangat muak dengan westernisme,

kolonialisme dari penguasa Mesir. Sebab semuanya bertentangan

dengan Islam. Namun demikian sebagai konsekuensinya, pemikiran

dan gerakan ideologi Qutb yang tanpa kompromi mengantarkannya

ketiang gantung.122

Namun, walaupun dengan kesyahidannya, ideologi Qutb

melalui karya-karyanya tetaplah hidup. Ideologi Qutb telah

diwariskan ke generasi islamis selanjutnya, yang menganggap

tonggak untuk menjadi landasan revolusi mereka. Qutb menulis dua

puluh empat karya,123

termasuk beberapa novel, buku tentang kritik

sastra seni, pendidikan, dan agama. Di antara karya-karya Qutb

tersebut, yang paling mengesankan adalah sebuah komentar 30 juz

pada Al-Quran (Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n) dan Ma’a>lim fi> al-T{ari>q

yang ditulis sebelum dan setelah masa penahanan Qutb dalam

penjara. Terjemahan dari karya Qutb ada di hampir setiap bahasa

Arab, dan juga ada beberapa karyanya yang telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Inggris. Menurut salah satu pendukung Qutb, terdapat

juga terjemahan utama (karya Qutb) ke bahasa Farsi yang telah

dilakukan oleh Rahbar Republik Islam, Ayatullah Sayyid Ali

Khameani, yang diangkat sebagai pemimpin tertinggi Iran setelah

kematian Ayatullah Ruhullah Khomeini di 1989.124

121Lihat Taufi>q Barkat, Sayyid Qut}b: Khas}a>’isuh wa Manhaj Haraka>tih

(Bairu>t: Da>r al-Dakwah), 11.

122Mahmud Arif, Wacana Naskh dalam Tafsir Fi Dilal al-Qur’an: Eksposisi Penafsiran Alternatif Sayyid Qutb: Studi al-Quran Kontemporer (Yogyakarta: PT.

Tiara Yogya, 2002), 111.

123Lihat Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘A<lami> wa al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 2006), 183.

124Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project, 2004), 14.

Page 156: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 141

Selanjutnya, Calvert menulis bahwa pada gilirannya, radikal

ini menginspirasi banyak islamis radikal di tahun kemudian. Pada

akhir 1970-an dan awal 1980-an, mainstream Ikhwanul Muslimin

mengecam radikalisme Qutb dan delegitimasi kekerasan. Namun,

beberapa kelompok pinggiran bahkan melangkah lebih jauh dan

mengembangkan teologi politik yang membuat munculnya

organisasi seperti al-Qaeda.125

Qutb juga banyak memberikan

pengaruh ideologinya terhadap kader-kader Islam selanjutnya,

khsusunya para aktifis Ikhwanul Muslimin126

dan kalangan

fundamental radikalisme dari organisasi ini. Bahkan, Qutb

merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dan mengilhami banyak

gerakan Islam di dunia Muslim.127

Qutb sering disejajarkan dengan

tokoh-tokoh penganjur kebangkitan Islam, seperti Hasan al-Banna,

Abu A’la Maududi, dan Said Hawa.

b. Tokoh-tokoh yang Dipengaruhi Ideologi Sayyid Qutb

Qutb banyak mengembangkan dan menyebarkan pemikiran-

pemikirannya melalui tulisan-tulisan yang menggugah semangat

125John Calvert, Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism (New

York: Columbia University Press, 2010), 180.

126 Sayyid Qutb merupakan pemikir kedua dalam jajaran organisasi

Ikhwanul Muslimin dan sangat mempengaruhi pemikiran para aktivisnya,

khususnya kalangan radikal dari organisasi ini. Bahkan Qutb merupakan tokoh yang

sangat berpengaruh dalam mengilhami banyak gerakan Islam di dunia muslim.

Qutb menganjurkan gerakan Islam sebagai alternatif sebuah gerakan yang

menghendaki perubahan radikal sesuai dengan ketentuan-ketentuan Islam. Qutb

mengemukakan gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al-Banna

yang eksklusif menjadi gerakan yang inklusif. Dia menyerukan bahwa pedang (al-saif) adalah jalan dan penggunaan kekuatan untuk melakukan revolusi seluruh

sistem pemerintahan yang berdiri tanpa supermasi Islam. Baik dalam konteks

nasioanl maupun internasional. Lihat Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke Indonesia, 43-47.

127Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke Indonesia, 44.

Page 157: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

142 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

ghirah keislaman umat.128

Berikut tokoh-tokoh Islam yang

dipengaruhi pemikiran dan ideologi Qutb dalam berjuang

meramaikan pergerakan revivalisme Islam.

1. Omar Abdel Rahman

Penyebaran karya-karya Qutb telah membantu untuk

meningkatkan popularitasnya di kalangan islamis yang sudah

dianggap menjadi martir berbudi luhur. Kelompok-kelompok Islam

di seluruh dunia sering mengutip Qutb sebagai tokoh yang memiliki

pengaruh besar dalam ideologi fundamentalis yang berkembang di

Timur Tengah dan Asia Selatan. Salah satunya adalah Omar Abdul

Rahman129

yang mendirikan organisasi ekstrim ‘Azzam Isla>miy>ah

(dikatakan sebagai “Good Father” salah satu penyebab terjadinya

bom WTC di Amerika). Omar merupakan salah seorang murid Qutb

yang juga menjadi salah satu pimpinan Ikhwanul Muslimin, dan di

penjara di Amerika Serikat karena berkonspirasi untuk melakukan

terorisme. Para pemimpin dari kelompok teroris banyak dipengaruhi

oleh Qutb seperti Hamas dan Jihad Islam. Pengaruh Qutb juga

terwujud dalam bahasa Islam kontemporer, dan dikatakan sebagai

128Rubai’ Ibn Ha>di> al-Madkhali>, Ad}wa>’ Isla>miy>ah ‘Ala> ‘Aqi>dah Sayyid

Qut}b wa Fikrih, 18.

129 Omar Abdul Rahman lahir di Mesir dan kehilangan penglihatannya

karena penyakit diabetes. Omar mengembangkan minat dalam ajaran Ibnu

Taimiyah dan mempelajari Al-Qur’an dalam huruf braille. Omar merupakan salah

satu tokoh lulusan dari al-Azhar University di Kairo dan merupakan pimpinan

senior ‘Azam al-Isla>miy>ah, kelompok militan radikal di Mesir. Omar diyakini telah

memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Abdullah Azzam, dan menurut

beberapa laporan, Omar berwisata ke Peshawar pada 1980-an. Omar pindah ke

Amerika Serikat dan dihukum pada tahun 1995 karena telah melakukan konspirasi

menghasut (terkait dengan pemboman World Trade Center pada tahun 1993) dan

dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 1996. Oleh karena itu, Omar

adalah seorang sarjana jihad terkemuka dan sering disejajarkan bersama rekan-

rekan seniornya seperti Sayyid Qutb. Lihat Alex Strick van Linschoten, Felix

Kuehn, An Enemy We Created: The Myth of the Taliban-Al-Qaeda Merger in Afghanistan 1970-2010 (London: Hurst Publishers, 2012), 484. Lihat juga

Malcolm Nance, An End to al-Qaeda: Destroying Bin Laden's Jihad and Restoring America's Honor (Macmillan, 2010), 94.

Page 158: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 143

perekrut Islam militan.130

Islam militan yang percaya dan selaras apa

yang dipikirkan Qutb, bahwa Barat telah memainkan peran penting

dalam kehancuran dunia muslim. Oleh karena itu, Omar disebut

sebagai pengambang strategi untuk menyerang musuh jauh seperti

Rusia dan Amerika. Omar ingin menetralisir mereka sebelum

menyerang musuh dekat seperti Mesir dan Arab Saudi. Dengan jalan

tersebut, akan menyederhanakan penciptaan kekhalifahan Islam

yang baru.131

Omar Abdul Rahman dengan gagasannya tersebut, tetap

menjadi pemimpin spiritual dari organisasi jihad.132

Dia mungkin

telah memainkan peran penting dalam pembentukan kampanye

untuk menghancurkan ekonomi Amerika. Omar mengklaim bahwa

muslim dapat memotong transportasi kepentingan mereka,

menenggelamkan kapal mereka, menembak jatuh pesawat mereka,

dan membunuh mereka di laut, udara atau tanah. Pada awal 1990,

Omar berhasil pindah ke negara-negara bersatu, meskipun Amerika

mendirikan dan membentuk pengawasan teroris berdasarkan

kelompok studi (al-Isla>m al-Takfi>ri>), 133 yang direncanakan dan

dilaksanakan serangan pertama di pusat perdagangan di tahun 1993.

Omar cepat ditangkap dan dihukum. Dia menjalani hukuman

seumur hidup atas tuduhan terorisme dan pembunuhan. Menurut

Pusat Pemberantasan Terorisme Amerika, Omar dibebaskan dari

130Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 14.

131Malcolm Nance, An End to al-Qaeda: Destroying Bin Laden's Jihad and Restoring America's Honor, 95.

132Lihat Yoram Schweitzer, Shaul Shay, The Globalization of Terror: The Challenge of Al-Qaida and the Response of the International Community

(Transaction Publishers, 2011), 64.

133Kosep al-takfi>r tersebut sebagaimana konsep Qutb dalam Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n, bahwa siapapun itu, termasuk umat Islam yang menjadikan hukum

selain daripada hukum Allah, mereka adalah kafir. Lihat Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi Z{ila<l al-Qur’a>n: Su>rah al-Ma>’idah (Mimba>r al-Tauh}i>d wa al-Jiha>d), 115.

Page 159: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

144 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

penjara di Colorado atas permintaan kelompok teroris al-Isla>m al-

Takfi>ri>. Pada tahun 1997, kelompok Islam Mesir tewas 58

wisatawan Eropa dan meninggalkan selebaran menuntut

pembebasan Omar Abdul Rahman.134

Yang mengubah keyakinan

salafi modern ke praktek teroris dan yang memiliki pengaruh besar

pada kedua tokoh pergerakan Islam lainnya, yaitu Osama bin Laden

dan Ramzi Yousef.135

2. Imam Samudra136

Imam Samudra sebagai dalang intelektual bom Bali, juga

menunjukan pengaruh Qutbian. Dalam sebuah wawancara dengan

Channel Nine TV di Australia, Samudra menyatakan bahwa dia

tidak merasa kasihan dengan korban Australia karena mereka brutal.

134Malcolm Nance, An End to al-Qaeda: Destroying Bin Laden's Jihad and

Restoring America's Honor, 95.

135Stefan M. Aubrey, The New Dimension of International Terrorism (vdf

Hochschulverlag AG, 2004), 98.

136 Imam Samudra dilahirkan di Kabupaten Serang, Kecamatan Serang

(sekarang Provinsi Banten). Abdul Aziz dikenal dengan sebutan Imam Samudra,

setelah Dia pulang dari perjalanan Afghanistan. Hal ini bisa disimpulkan setelah

penulis membaca perjalanan Imam Samudra sebelum dan sesudah ke Afghanistan.

Sebelumnya, Imam Samudra mengikuti Pesantren Ramadhan yang diadakan oleh

organisasi Islam, Muhammadiyah dan Persatuan Islam. Imam Samudra sendiri

sangat gemar membaca, sehingga di kamarnya yang penuh dengan tempelan rumus

matematika dan fisika, juga dipenuhi buku-buku keagamaan, seperti buku hadits,

bahasa Arab, fikih, novel-novel Islam dan utamanya buku tentang jihad. Selain

gemar membaca, Imam Samudra juga gemar menulis, dan beberapa tulisannya

sempat dimuat di Majalah Panji Masyarakat. Dari buku-buku yang dibaca, terdapat

buku Ayatur Rahman fi Jihad Afghan karangan Dr. Abdullah Azzam. Dari buku

tersebut membuat hatinya terenyuh, sehingga timbul keinginan dan cita-cita untuk

ikut berjihad mengangkat senjata di Afghanistan. Setamat Sekolah Menengah Atas,

ketika Dia mulai memilah-milah untuk memasuki Perguruan Tinggi, di Jakarta Dia

bertemu seseorang yang bernama Jabir ketika sedang mendengarkan ceramah

keagamaan di Masjid al-Furqan milik Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Jabir selanjutnya menginformasikan bahwa pada tahun ini (1990) ada rekrutmen

mujahid untuk diberangkatkan ke Afghanistan. Imam Samudra tidak menyia-

nyiakan kesempatan itu, dan bergabunglah Dia untuk berjihad di Afganistan. Lihat

Imam Samudra, Aku Melawan Teoris (Solo: Jazera, 2004), 21-24.

Page 160: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 145

Ketika pewawancara bertanya mengapa Dia merasa bahwa orang

Australia brutal, Samudra menjawab Amerika, Yahudi, dan sekutu

mereka ingin mengendalikan orang Muslim. Mereka membuat

Muslim lemah mereka ingin mengontrol umat Islam bukan hanya di

Indonesia, tetapi di seluruh Dunia. Islam ini, menurutnya seperti

Qutb, mengutuk modernitas dalam dunia Barat secara kolektif. Oleh

karena itu, menciptakan gerakan kolektif berfokus pada musuh

bersama, Qutb telah memungkinkan Islam untuk melihat tindakan

mereka sebagai serangan terhadap sebuah entitas kolektif, tidak

serangan terhadap individu manusia.137

Identitas kolektif Islamisme yang menghilangkan penghalang

motivasi individualistik, ketakutan, keinginan berkotak-kotak, dan

tempat-tempat yang difokuskan dalam kehidupan setiap muslim

untuk mengalahkan musuh akan menjadikan Islam yang kuat dan

anti Barat. Sebagaimana pendahulunya Qutb, yang menjadikan

Barat dan orang-orang yang tidak menggunakan hukum Allah

adalah musuh, yang dikenal sebagai peradaban modern jauh dari

syraiat Islam. Hal tersebut juga masih dikonsumsi oleh hukum

buatan manusia yang menindas dan menyebabkan amoralitas.

Islamisme tetap didedikasikan untuk Qutbian sebagai gerakan yang

ideal dalam menyelamatkan Islam dan umatnya. Oleh karena itu,

Islam harus menyelamatkan umat manusia dari dirinya sendiri

melalui jihad kolektifitas (jiha>d al-ijtima>‘iy>ah).138

Imam Samudra memaparkan bahwa ide-ide dan jalan pikiran,

dasar-dasar teologis diungkapkan dalam bukunya “Aku Melawan

Teroris”.139 Buku kontroversial ini pernah mendapatkan liputan luas

137Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 15.

138Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 15.

139Ide-ide Imam samudra bisa dilihat dalam karyanya Imam Samudra, Aku Melawan Teoris (Solo: Jazera, 2004).

Page 161: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

146 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dari berbagai media massa di Tanah Air. Sebagian reportase itu

akan dikutipkan dalam menyelami konsepsi Imam Samudra soal

dakwah dan jihad. Imam Samudra mengaku menganut fatwa ulam

mujtahid yang pernah terlibat medan pertempuran, para ulama itu

adalah Sayyid Qutb, Ayman Al-Zawahiri, dan Osama Bin laden.140

Menurut Bambang Pranowo dalam bukunya Orang Jawa Jadi

Teroris, menyatakan bahwa sebenarnya dengan diterbitkannya buku

Imam Samudra tersebut adalah terlihat jelas bahwa terorisme

sebetulnya sudah menjadi sebuah ideologi. Imam Samudra

menganggap terorisme yang dilakukan justru sebagai upaya untuk

melawan teroris. Terorisme selalu berkedok dalam membela agama

dan menjaga kesucian ajaran Tuhan. Dengan landasan ini, terorisme

tumbuh menjadi sebuah ideologi. Pertumbuhan ideologi terorisme

tersebut selalu beriringan dengan tindakan kekerasan yang intensitas

dan kecanggihannya semakin lama semakin besar141

dan

berkesinambungan.

3. Osama bin Laden

Osama bin Laden merupakan tokoh Islam militan selanjutnya,

setelah menyelesaikan studinya di King Abdul Aziz pada tahun

140Lihat Setya Krisna Sumargo, The untold stories: Noordin M. Top & Co

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), 323. Menurut keterangan lain, Imam

Samudra merupakan salah satu kader yang mengikuti Jama>‘ah al-Isla>miy>ah yang

menganut jihad global. Imam Samudra secara terang-terangan menolak pemahaman

jihad tradisional dan lebih percaya dan menggunakan terhadap ulama dan

cendikiawan yang telah teruji di medan jihad. Seperti Sayyid Qutb, Said Hawwa,

Abdullah Azam<, Aiman al-Zawahiri dan Osma bin Laden. Menurut Imam Samudra,

hanya ulama yang telah melalui pengalam berjuang dan berjihad yang lebih

memahami dan berhak untuk bercakap tentang Islam terutama dalam hal jihad.

Lihat Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin, “Islam di Malaysia: Penilaian Semula

Fahaman Salafi Jihadi dan Interpretasi Jihad oleh Jama’ah al-Islamiyah” Malaysia Journal of Society and space 9 Issue 1 Universitas Kebangsaan Malaysia, (20013):

136.

141Bambang Pranowo, Orang Jawa Jadi Teroris (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2011), 9.

Page 162: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 147

1979, Osama mulai berinteraksi dengan gerakan Islam dan

mempelajari pemikiran konseptor Ikhwanul Muslimin Mesir, Sayyid

Qutb.142

Tulisan-tulisan Qutb banyak dibaca Osama bin Laden dan

menjadi bagian bacaan primer tentang pemahaman konsep Islam dan

jihad.143

Pengaruh Qutb secara eksplisit jelas dalam menentukan

arah jihad al-Qaeda,144

organisasi Islam dibalik banyak serangan

teroris di Amerika Serikat, termasuk salah satunya pada 11

September 2001.145

Dua pimpinan al-Qaeda, Osama bin Laden dan

Ayman Zawahiri jelas mengidentifikasi ideologi Qutb. Selama

waktu di Arab Saudi Universitas King Abdul Aziz, Osama bin

Laden belajar di bawah saudara Sayyid Qutb, Muhammad Qutb, dan

teman dekat Muhammad Qutb, Abdullah Azzam. Kedua tokoh

terebut mengajarkan Osama bin Laden sebagai mahasiswa dengan

filsafat Qutbian dan semangat revolusioner Qutb mendorong bin

Laden untuk turut berpartisipasi dalam jiha>d fi> sabi>lilla>h. Ketika

mendapatkan banyak pengaruh dari Muhammad Qutb dan Abdullah

Azzam, Bin Laden pergi ke Peshawar, Pakistan ketika Soviet

142Nando Baskara, Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam: dari al-Qaeda,

hizbullah, hingga Hamasa (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2009), 31. Lihat juga

Michael Ryan, Decoding Al-Qaeda's Strategy: The Deep Battle Against America

(Columbia University Press, 2013), 45.

143Robert A. Burns, Christianity, Islam, and the West (University Press of

America, 2011), 66.

144 Al-Qaeda adalah kelompok dukungan multi-nasional yang dana dan

kegiatannya, berupa militan Islam di seluruh dunia. Ini tumbuh dari perang

Afghanistan terhadap resiko Soviet, dan anggota inti terdiri dari veteran perang

Afghanistan dari seluruh dunia muslim. Al-Qaeda didirikan sekitar tahun 1988 oleh

islamis militan Osama bin Laden. Berbasis dari Afghanistan, bin Laden

menggunakan jaringan internasional yang luas untuk mempertahankan koneksi

longgar antara ekstrimis Muslim di berbagai negara. Bekerja melalui sarana

teknologi tinggi, seperti fax, telepon satelit, dan internet, Dia berhubungan dengan

jumlah yang tidak diketahui dari pengikut di seluruh dunia Arab, serta di Eropa,

Asia, Amerika Serikat dan Kanada. Lihat Lawrence J. Bevy, Al-Qaeda: An Organization to be Reckoned with (New York, Nova Publishers, 2006), 1.

145Stephen E. Atkins, Encyclopedia of Modern Worldwide Extremists and Extremist Groups (Greenwood Publishing Group, 2004), 349.

Page 163: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

148 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

menginvasi Afhganistan. Bin Laden memperoleh perluasan

sehubungan pejuang Afghanistan-Arab lainnya dengan memberikan

jumlah banyak warisan yang besar kepada jihad Afghanistan dalam

kesediaannya menghadap kematian dalam pertempuran melawan

Soviet.146

Sejak perang Afghanistan-Soviet, serangan bin Laden di

negara-negara besar di dunia dan kemurahan hati tampaknya tidak

ada ujungnya, bin Laden telah berubah dia ke militansi dunia

Muslim. Diakui oleh sebagian besar umat Islam, citra bin Laden

telah direplikasi di seluruh dunia Arab. Ayman Zawahiri sering

dianggap sebagai otak dibalik al-Qaeda. Menurut salah satu

Sejarawan Islam, dalam konteks historis, bin Laden adalah percikan

ideologi radikal yang akhirnya akan menjadi kekuatan pendorong

dari al-Qaeda muncul pada awal kehidupan Zawahiri (Zayyat).147

Bin Laden banyak meningkatkan pandangan Qutbian dalam

mencapai akhir yang diinginkan, termasuk perang konvensional. Ini

penting untuk diingat, bagaimanapun, relativitas ini dianjurkan

untuk anggota garda depan saja. Zawahiri dan bin Laden telah

menciptakan sebuah organisasi yang Qutb bayangkan lebih setengah

dari abad yang lalu. Tidak hanya al-Qaeda fokus permusuhan

terhadap modernitas dan Amerika, juga merupakan organisasi

universal. al-Qaeda adalah payung bagi ribuan kelompok teroris di

seluruh dunia-bahkan di Amerika Serikat. Kelompok-kelompok

yang relatif otonom, dan hanya melihat kepemimpinan al- Qaeda,

yang merupakan pelopor dari gerakan Islam, untuk pelatihan dan

bimbingan kemiliteran. Meskipun mayoritas Muslim bukan teroris,

semua anggota al-Qaeda adalah Muslim. Tidak ada perbedaan

antara Syiah dan Sunni, putih atau hitam, Amerika atau Yordania

146Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism (Rockford

College Summer Research Project 2004), 16.

147Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism, 16.

Page 164: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 149

dalam al-Qaeda. Persatuan Muslim ini, penciptaan sebuah umat,

adalah salah satu inisiatif pertama Qutb.148

Tuntutan ini memperkuat pengaruh pandangan Qutb terhadap

Osama bin Laden, yaitu bahwa tidak hanya kebijakan luar negeri,

agama, atau ekonomi yang menyebabkan keharusan perang Islam

melawan Amerika Serikat. Dengan menuntut perubahan moral, bin

Laden menuntut perubahan filosofis. Hanya perubahan filsafat,

sebuah perubahan pandangan dunia, bisa membingkai ulang kode

moral dari Amerika Serikat. Seperti Qutb, bin Laden sering

mengutip al-Quran untuk meminjamkan persetujuan ilahi dalam

tujuannya. Salah satu referensi bin Laden dalam al-Qur’an yang

disukai adalah “Saya akan dilemparkan ketakutan ke dalam hati

kaum kafir. Menyerang kepala mereka, menyerang dari sangat ujung

jari mereka”.149

Dengan menggunakan pernyataan seperti ini, dan

yang serupa dari bab al-Quran, bin Laden mampu meneguhkan iman

muslim untuk mendukung tujuannya. Sebagaimana yang Qutb

lakukan di dalam salah satu karyanya Milestone,150

bin Laden

memaksakan pandangannya sendiri terhadap pesan-pesan yang ada

dalam al-Qur’an151

sebagai penguat dasar keyakinannya.

148Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism, 15-16.

149 “Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. Maksudnya: ujung jari disini ialah anggota tangan dan kaki. Lihat QS al-Anfa>l: 12.

150Karya Qutb yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dari karyanya

yang berjudul Ma‘a>lim fi> al-T{ariq.

151Virginia Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism, 16.

Page 165: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

150 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

4. Ayman Zawahiri152

Zawahiri (Ayman Muhammad Rabi) merupakan salah satu

tokoh yang penting dalam keikutsertaannya dengan al-Qaeda

sebagai organisasi jaringan teroris.153

Zawahiri adalah ideolog Islam

yang sama pentingnya dalam menjungkirbalikkan logika perjuangan

melawan “musuh dekat” (rezim yang berkuasa di dunia muslim),

dan mendukung perang segera terhadap “musuh jauh” (Amerika

Serikat, Israel, Rusia, dan Barat pada umumnya).154

Pengaruh Qutb

pada Zawahiri terlihat dalam konflik militer dari resistensi ideologi

antara mujahidin yang mendampingi kebangkitan Islam terhadap

rezim pemerintahan yang pro Barat. Rezim tersebut akan berhenti

ketika pindah tangan menjadi aturan yang sesuai untuk Islam.

Pernyataan ini menegaskan kembali pandangan Zawahiri dan Qutb,

tentang diperlukannya memenangkan perang filosofis terhadap

modernitas, termasuk modernitas pemerintah Muslim. Landasan

filosofis Zawahiri merupakan Filosofi Qutbian155

Pengaruh Qutb

152Zawahiri adalah seorang mahasiswa Mesir pada saat Qutb memasuki

masa-masa kesyahidannya. Paman Zawahiri, Mahfouz Azzam adalah teman lama

Qutb dan pengacaranya ketika Qutb berulang-ulang masuk penjara. Menjadi dekat

dengan pamannya, Zawahiri itu sangat dipengaruhi oleh kematian Qutb, Dia

membentuk kelompok militan langsung setelah eksekusi Qutb. Sambil

mendapatkan gelar kedokterannya, Zawahiri menjadi salah satu anggota terkemuka

dari kelompok jihad Islam. Meminjam pemikiran Qutbian, Zawahiri mendorong

jihad terhadap pemerintah Anwar Sadat. Pada tahun 1981, seorang anggota Jihad

Islam dibunuh Sadat. Pemerintah menangkap banyak anggota Jihad Islam,

termasuk Zawahiri, yang menghabiskan tiga tahun di penjara Mesir. Lihat Virginia

Murr, The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism, 15.

153Stephen E. Atkins, Encyclopedia of Modern Worldwide Extremists and Extremist Groups (Greenwood Publishing Group, 2004), 394.

154John Calvert, Islamism: A Documentary and Reference Guide (London:

Greenwood Publishing Group, 2008), 233.

155Stephen E. Atkins, Encyclopedia of Modern Worldwide Extremists and Extremist Groups (Greenwood Publishing Group, 2004), 349. Pengaruh Qutb pada

Ayman al-Zawahiri sangat besar. Tulisan-tulisan Qutb juga menjadi salah satu yang

membentuk ide-ide dan prinsip-prinsip Zawahiri. Seperti karya Qutb Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n yang banyak membentuk kerangka ideologi Zawahiri dalam memahami

Page 166: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 151

terhadap al-Zawahiri juga dibantu pamannya Mahfouz Azzam

sebagai kuasa hukum Qutb ketika dipenjara oleh rezim pemerintah

Nasser. Mahfouz menceritakan bahwa Qutb merupakan seorang

cendikiawan yang brilian dan memiliki karakter yang kuat dalam

perpegang teguh terhadap pendiriannya.156

Oleh karena itu, ideologi Zawahiri yang telah dibentuk oleh

dekade kekerasan berjuang melawan kafir di Mesir dan di seluruh

dunia, telah berkembang menjadi ideologi dominan salah satu

organisasi teroris yang paling berbahaya di dunia, al-Qaeda. Sesuai

dengan tujuan al-Banna dalam menciptakan sebuah negara

fundamentalis Islam di ranah umat, setelah mengalahkan pengaruh

Barat dan mengambil pada pendekatan militan Qutb tentang

landasan jihad, al-Qaeda didasarkan pada ajaran paling menonjol

dari Ikhwanul Muslimin. Panggilan untuk beriman kepada Allah,

untuk diserahkan kepada otoritas tunggal dan kedaulatan-Nya,

adalah percikan yang dikobarkan revolusi Islam melawan musuh di

seluruh dunia.157

Ayman Zawahiri bertemu Osama bin Laden di Peshawar,

Pakistan. Setelah pergi ke Peshawar untuk menawarkan layanan

medis kepada para pejihad Afghanistan, Ayman mulai bekerja

dengan bin Laden dan Azzam dalam upaya mereka untuk merekrut

Islam militan. Dengan bimbingan ayah Azzam, bakat retoris bin

Laden, dan kecerdasan mengesankan Zawahiri, benih-benih al-

Qaeda telah ditanam. Sejak diperkenalkan ke islamisme, Zawahiri

dan memaknai pendekatan untuk mempengaruhi perubahan. Cinta Zawahiri untuk

Qutb jelas ketika Zawahiri banyak mengutip Qutb hampir dalam semua tulisan-

tulisannya (salah satunya dalam bukunya yang berjudul “Knights Under The Banner if the Prophet”). Lihat John Calvert, Islamism: A Documentary and Reference Guide, 234.

156Chuck Pfarrer, SEAL Target Geronimo: The Inside Story of the Mission to Kill Osama bin Laden (Macmillan, 2011), 112.

157 Andreas Krieg, “From al- Banna to Qutb’ to Zawahiri - How the

Ideology of al- Banna set the Foundation for Modern Terrorism” Publications in Contemporary Affairs. PiCA (2010): 14.

Page 167: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

152 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dan bin Laden telah menulis secara ekstensif mengekspresikan

pandangan Islam mereka. Tulisan-tulisan para pemimpin al-Qaeda,

jelas menunjukan kecenderungan untuk melanjutkan Islamisme

Qutbian. Qutb dan ide-idenya banyak dikutif oleh tokoh-tokoh

militan tersebut. Zawahiri salah satunya sebagai tokoh yang

mengembangkan inspirasi filosofis Qutb, menggarisbawahi

pentingnya tauhid dalam Islam, dan pertempuran antara itu dan

musuh-musuhnya adalah pada intinya perbedaan ideologis atas

masalah keesaan Tuhan. Ini adalah masalah yang memiliki kekuatan

hukum Allah syariah yang mulai banyak tergantikan oleh hukum

buatan manusia dan hukum materialistis.158

Pesan ini menginspirasi

api revolusi Islam melawan musuh-musuh Islam.

5. Muhammad al-Faraj

Muhammad Abd al-Salam al-Faraj adalah seorang insinyur

perdagangan yang penting untuk gerakan salafi Mesir dari tahun

1960 dan dieksekusi pada tahun 1982. al-Faraj terinspirasi oleh

model salafi, yaitu perubahan yang diajukan oleh Qutb. Seperti yang

terlihat pada periode setelah Qutb, mayoritas Salafi internasional

menyatakan bahwa revolusi dan perlawanan atau kekerasan

merupakan tindakan yang diperlukan untuk membawa perubahan.

al-Faraj bentrok dengan kelompok militan Islam lainnya, terutama

tentang “al-takfi>r wa al-hijrah” (ekskomunikasi dan emigrasi)

dengan Syukri Mustafa, al-Faraj melihat mereka telah dan fardu

melarikan diri dalam menghadapi konfrontasi dengan musuh

(kembali ke dinamis sebelumnya antara al-Afghani dan visi

Wahhabi dalam keterlibatannya dengan dunia modern). Menurut al-

Faraj, sebagaimana dalam karyanya yang paling terkenal, yaitu “al-

farida al-ghaiba”, atau “tugas yang diabaikan” karya tersebut

menginterpretasikan bahwa jihad bersenjata telah diabaikan oleh

158 Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism”

Rockford College Summer Research Project (2004): 15-16.

Page 168: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 153

umat Islam. Oleh karena itu, jihad tersebut harus diperbaharui dan

dipahami sebagai kewajiban bagi umat Islam. Sebagaimana

kewajiban dalam ibadah yang bersifat fardu ain dan fardu kifayah

seperti puasa, do’a, dan sedekah (zakat). Ini dari salafisme militan

adalah penerus terkemuka untuk gerakan reformasi salafi secara luas

dipopulerkan dan diwujudkan oleh Rashid Ridha dan Hasan al-

Banna.159

Keadaan tersebut salah satu faktor kelompok Islam militan

seperti Jama‘ah al-Jiha>d lahir. Salah satu pendiri Kelompok ini

adalah ideolog berpengaruh Muhammad Abd al-Salam al-Faraj.

Ideologi al-Faraj banyak dibangun atas pengaruh ide-ide Qutb. al-

Faraj menciptakan jargon seperti “musuh dekat” dan “musuh

jauh”.160

Menurut al-Faraj, penghancuran dan penghapusan “musuh

dekat” sebagai salah satu unsur otoritas sekuler di dunia Islam yang

dipimpin masyarakat jahiliyah adalah penting. Setelah ini tercapai,

maka negara Islam dapat dibentuk. Bagi al-Faraj, itu juga kewajiban

bagi setiap muslim untuk mengambil jihad kecil, sehingga

membawa perubahan bagi negara-negara Islam. Kebanyakan setuju

bahwa jargon ini adalah salah satu jargon yang berpengaruh di Islam

lingkaran militan dari tahun 1970-an sampai pertengahan 90-an.161

al-Faraj, karena keberaniannya, divonis hukuman mati karena

usaha pembunuhan-pembunuhan yang dilakukannya. Dia

berpendapat bahwa jihad sebagai tindakan bersenjata adalah inti

dari Islam, mengabaikan jihad menyebabkan posisi Islam tertekan di

dunia. Kekuatan harus digunakan karena kekuatan tersebut dapat

159Chris Heffelfinger, Radical Islam in America: Salafism's Journey from

Arabia to the West (Washinton: Potomac Books, 2011), 52.

160Konsep musuh dekat dan musuh jauh ini merupakan konsep yang sama

dengan Zawahiri. Hal ini membuktikan adanya visi yang sama antara Zawahiri dan

al-Faraj. Yaitu visi militansi menyelamatkan Islam dari musuh dalam selimut, yaitu

umat Islam sendiri dan musuh yang nyata, yaitu sistem kehidupan Barat.

161Shawn Green, A Genealogy of Egyptian Islamic Radicalism (Small Wars

Foundation. Journal Article | Mar 17 2014), 6.

Page 169: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

154 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

menghancurkan berhala-berhala. Nabi Ibrahim dan Nabi

Muhammad, memulai karier mereka dengan menghancurkan

berhala-berhala, demikian para islamis harus memberi contoh

sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim dan nabi Muhammad.

Mengenai “Kewajiban yang terabaikan” al-Faraj mendefinisikan

penguasa dunia Muslim saat ini sebagai murtad meskipun mereka

meyakini Islam dan mentaati hukum-hukumnya. “Kewajiban yang

terabaikan” secara eksplisit bersifat mesianistik, yang mengatakan

bahwa Muslim harus mengusahakan setiap upaya yang mungkin

untuk membawa pada kokoh dan tegaknya pemerintahan Islam yang

sejati, reformasi sistem khilafah, dan memperluas da>r al-isla>m.162

Dengan konsep al-Faraj tersebut, masuknya kosep-konsep

Qutb bagi perekembangan regenerasi islamis militan bisa dikatakan

bahwa Qutb adalah penggagas fundamentalisme Islam kepada

golongan Ahlu Sunnah, sebagaimana Imam Khomaeni dikatakan

sebagai pemimpin fundamentalisme bagi golongan Syiah.163

Qutb

melakukan pendekatan yang dominan melalui pendekatan emosional

dan defensif untuk kebangkitan Islam.164

Dengan demikian, fase-

fase perkembangan kompetensi Qutb berhubungan dengan

perkembangan pemikiran dan lingkungan yang berpengaruh

terhadap ide-ide pikirannya. Seperti fase al-Qur’an, fase sastra, fase

sosial kemasyarakatan, fase filsafat dan fase politik pergerakan.165

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan

sebelumnya, fase-fase tersebut bisa kita lihat pada fase-fase

162Konsep da>r al-isla>m tersebut sebagaimana konsep yang dijelaskan Qutb

dalam karyanya yang fenomenal yaitu Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qu’ra>n. Lihat Sayyid Qutb,

Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Ma>’idah, 126.

163A.G. Noorani, Islam dan Jihad: Prasangka atau Kenyataan (ITBM, 2006),

61.

164 Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam (The

Universuty of Texas at Arlington, 2005), 38.

165Lihat A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 63.

Page 170: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 155

perkembangan kompetensi Qutb ketika merespon pengaruh-

pengaruh dan stimulus yang datang dari berbagai lingkungan, tokoh-

tokoh dan gejala sosial yang berbeda-beda. Fase-fase perkembangan

kompetensi Qutb salah satunya bisa dibuktikan ketika

kompetensinya diwujudkan dalam bahasa tulis. Karya-karya Qutb

menjadi salah satu bukti bahwa kompetensinya berbanding lurus

dengan performansi melalui karya-karya yang dihasilkannya.166

Sehingga karya-karyanya tersebut juga menjadi salah satu stimulus

bagi orang-orang yang masuk dalam ide-ide dan pemikirannya.

c. Lembaga-lembaga Keagamaan yang Dipengaruhi Qutb.

Dekade abad kedua puluh menjadi tolak ukur Timur Tengah

melihat kebangkitan Islam militan yang dipengaruhi oleh Ikhwanul

Muslimin. Pada masa ini, semarak aktivisme dan Salafi

eksklusivisme dalam kebangkitan Islam. Kelompok-kelompok ini

bertujuan untuk menggulingkan pemerintah dan menggantinya

dengan negara Islam.167

Sayyid Qutb, seorang Mesir, saat ini

dipandang sebagai salah satu ideolog yang paling penting dari

gerakan Islam jihad. Tulisan-tulisan Qutb dalam penjara (1950-an

dan 1960-an) menjadi referensi berbagaimacam gerakan Islam dan

166Tokoh-tokoh yang menerima stimulus dari Qutb, sebagaimana adalah

tokoh-tokoh yang pola pikir dan ide-idenya sama dengan pola pikir dan ide-ide

yang digagas Qutb. Sebagian tokoh yang paling dekat dan berpengaruh terhadap

Islam militan adalah Omar Abdul Rahman, Osma bin laden, al-Zawahiri, Imam

Samudra, dan al-Faraj. Tokoh-tokoh tersebut hanya sebagian yang banyak

mengambil ide-ide Qutb, sebenarnya masih banyak generasi-generasi Qutb lainnya.

Namun, tokoh-tokoh di atas adalah tokoh-tokoh yang paling banyak disebut-sebut

sebagai tokoh yang banyak dipengaruhi Qutb dan karena keberaniannya banyak

juga memberikan pengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya.

167 Cole Bunzel, “From Paper State to Caliphate: The Ideology of the

Islamic State” The Brookings Project on U.S. Relations with the Islamic World

(2015): 9.

Page 171: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

156 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

langsung terinspirasi menjadi platform gerakan-gerakan tersebut.168

Ide-ide yang dalam hal linguistik dikatakan sebagai kompetensinya,

menjadi rujukan berbagai kelompok Islam. Kelompok-kelompok

Islam Militan Timur Tengah mendapatkan banyak inspirasi secara

langsung dari Qutb, tulisan-tulisan Qutb memiliki ragam

interpretasi yang beragam.169

Pengaruh kuat ideologi Qutb diyakini

mengantarkan berbagai pemimpin gerakan Islam dalam menjalankan

aktivitas dakwah melalui semangat jihad.170

Berikut adalah sebagian

kecil gerakan-gerakan Islam yang dipengaruhi Qutb.

1. al-Qaeda

Pendiri utama dari Al-Qaeda, Osama Bin Laden, banyak

mengadopsi pandangan Islam militan ketika belajar di Universitas

King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi. Di sana ia menghadiri

kuliah oleh Muhammad Qutb, saudara Qutb, ideolog utama dari

gerakan Islam Sunni. Inspirasi Muslim militan lain dari inspirasi Bin

Laden adalah Abdullah Azzam, tokoh utama Ikhwanul Muslimin

Yordania. Azzam merupakan salah satu arsitek intelektual jihad

melawan Soviet.171

Kedua tokoh tersebut yang mewariskan filsafat

Qutbian dan semangat revolusioner bin Laden. Berdasarkan

hubungan di atas, bin Laden jelas mengidentifikasi dengan ideologi

Qutb. Oleh karena itu, pengaruh Qutb secara eksplisit jelas dalam

al-Qaeda, organisasi Islam dibalik banyak serangan teroris di

Amerika Serikat.172

Kepemimpinan Osama bin Laden, sangat

168 James Brandon, Unlocking al-Qaeda: Islamist Extremism in British

Prison (Quilliam, 2009), 11.

169Imdadun Rhamat, Arus Baru Islam Radikal, 44.

170 Nando Baskara, Gerilyawan-gerilyawan Militan Islam: dari al-Qaeda, Hizbullah, Hingga Hamas (Yogyakarta: Narasi, 2009), 31.

171John Rollins, “Al Qaeda and Affiliates: Historical Perspective, Global

Presence, and Implications for U.S. Policy” Prepared for Members and Committees of Congress (2011): 5.

172Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism”, 15.

Page 172: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 157

dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Qutb, seperti salah satu karya Qutb

yang fenomenal yaitu Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q (Petunjuk Sepanjang

Jalan) dan Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’>an (Di bawah Naungan al-

Qur’an).173

Melalui karya-karyanya tersebut, Qutb dikenal sebagai salah

satu arsitek modern yang mempelopori sentimen dan jargon “anti

Barat”. Qutb menguraikan gagasan bahwa peradaban Barat adalah

musuh Islam, karena fakta bahwa Barat adalah perwujudan dari

kejahatan dan tipudayanya yang tidak bisa dipisahkan dengan

Amerika Serikat. Bin Laden dengan gagasan dan jargon “anti Barat”

tersebut, merupakan salah satu tokoh yang bertanggung jawab

dalam gerakan jihad mujahidin (pejuang suci) dalam perang

Afghanistan.174

Gerakan Islam kontemporer yang dimotori Qutb dan

dipicu oleh persepsi tentang adanya kaitan langsung antara

pemikiran Qutb dan pemikiran al-Qaeda tentang kemuakannya

terhadap Amerika.175

Pernyataan-pernyataan dan ide-ide para

pemimpin al-Qaeda tentang “anti Barat” jelas menunjukkan

kecenderungan sebagai salah satu gerakan Islam militan Qutbian.176

Tuntutan ini memperkuat pandangan Qutb bahwa tidak ada

kebijakan untuk memberikan toleransi dengan Barat, hal inilah

sebagai salah satu faktor semangat gerakan Islam al-Qaeda yang

mengemudi perang Islam melawan Amerika Serikat. Dengan

menuntut transformasi moral, bin Laden menuntut perubahan

173Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism”, 16.

174David K. Lyons, “Analyzing The Effectiveness Of Al Qaeda’s Online

Influence Operations By Means Of Propaganda Theory” Presented to The Faculty of The Graduate School of The University of Texas at El Paso in Partial Fulfillment of The Requirements For The Degree of Master 0f Science May (2013):

5.

175 Anthony Bubalodan Greg Fealy terjemah (Muzakki), Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia (Bandung: Mizan Pustaka,

2007), 36.

176Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism” 16.

Page 173: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

158 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

filosofis. Menurutnya, hanya perubahan filosofis, sebuah perubahan

pandangan dunia, bisa membingkai ulang moral Amerika

Serikat. Seperti Qutb, bin Laden sering mengutip al-Quran untuk

meminjamkan persetujuan ilahi dalam tujuannya. Satu dari bin

Laden disukai referensi dalam QS. al-Anfa>l: 12.177

هم واضربوا عناق ال ف وق فاضربوا الرعب كفروا الذين ق لوب ف سألقي من ]12/النفال( ]12) ب نان كل

“kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”.178

Berdasarkan ayat di atas, seorang Muslim syarat dengan

memenuhi panggilan iman dan takut akan pembalasan ilahi dengan

jalan jihad berjuang di jalannya. Sebagaimana Qutb lakukan dalam

Milestones, bin Laden menambahkan pandangannya sendiri dalam

pesan al-Qur’an di atas. Bin Laden memberikan interpretasi al-

Qur’an dan meningkatkan pandangan Qutbian, bahwa dengan cara

apapun diijinkan dalam rangka mencapai akhir yang diinginkan,

termasuk perang konvensional. Ini penting untu ingat,

bagaimanapun, bahwa relativitas ini dicadangkan bagi anggota

garda depan.179

Bin Laden menerapkannya dalam al-Qaeda dengan

ideologi yang sama tetapi menganjurkan strategi yang berbeda,

dengan fokus pada menyerang Negara Barat, sebagai langkah

177Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism” 16.

178Maksud ujung jari di sini ialah anggota tangan dan kaki.

179Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism”, 16.

Page 174: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 159

pertama untuk menciptakan negara Islam di Timur Tengah.180

Begitupun dengan negara lainnya.

2. Tanz}i>m al-Jiha>d

Ikhwanul Muslimin bermetamorfosis, dengan menyebar ke

berbagai negara seperti Suriah, Yordania, Emirat Arab dan seluruh

jantung tanah Arab. Terlebih lagi, gerakan aslinya mulai

menumbuhkan cabang dan masing-masing cabang tersebut lebih

dirasakan radikal daripada sebelumnya. Salah satu cabang itu adalah

Jihad Islam di mesir, Aiman Zawahiri merupakan salah satu

pemimpin jihad Islam yang membimbing jihad Saudi Osama bin

Laden.181

Yang kemudain bersama-sama menjadi pemimpin al-

Qaeda.182

Zawahiri bergabung dengan gerakan jihad Islam di Mesir

pada tahun 1973. Di organisasi ini, pada tahun 1981 Zawahiri

termasuk salah satu dari 301 tersangka yang ditangkap ketika

anggota organisasi ini dituduh sebagai aktor pembunuhan presiden

Anwar Sadat, tetapi kemudian dinyatakan tidak terlibat dalam

kematian Anwar Sadat.183

180 Cole Bunzel, “From Paper State to Caliphate: The Ideology of the

Islamic State” The Brookings Project on U.S. Relations with the Islamic World

(2015): 9.

181Tamim Ansary, Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam (Jakarta:

Zaman, 2012), 525.

182Margaret E. Beare, Encyclopedia of Transnational Crime and Justice

(SAGE Publications, 2012), 11.

183 Operation Neptune Spear, Menguak Persembunyian Osma bin Laden

(Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2011), 182. Pada 6 Oktober 1981 Presiden

Mesir Anwar Sadat dibunuh ketika tengah menyaksiskan parade militer yang

menandai peristiwa peringatan kemenangan Mesir dalam perang melawan Isreal

tahun 1967. Pembunuhnya adalah anggota jihad Islam, organisasi muslim Mesir

garis keras yang menentang perjanjian damai Mesir dengan Israel. Sadat kemudian

diganti oleh wakil presiden Hosni Mubarak. Lihat dalam Karean Amstrong, Perang Suci: Dari Perang Salib Hingga Perang Teluk (Jakarta: Serambi, 2003), 500.

Page 175: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

160 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Gerakan utama dari organisasi ini adalah bahwa jihad

prioritas utama yang diaplikasikan dalam perjuangan melawan

penguasa mereka yang dianggap zalim. Ayman Zawahiri sebagai

seorang pimpimpin jihad Islam yang dikenal juga dengan tanz}i>m al-

jiha>d yang kemudian dikenal dengan jihad Islam Mesir (Egyptian

Islamic Jihad) dan belakangan menjadi anggota kunci al-Qaeda.

Melihat Afghanistan di atas segalanya sebagai basis yang aman

untuk latihan dan aktivisme pejuang jihadi.184

Misi dari jihad Islam

dalam tanz}i>m al-jiha>d adalah tidak lain merupakan Inspirasi

Zawahiri185

yang banyak dipengaruhi oleh Qutb. Zawahiri

sebagaimana Qutb, mulai mengajarkan jihad tidak hanya sebuah

kewajiban bagi muslim yang taat, melainkan rukun keenam Islam

yang setara dengan shalat, haji, puasa, zakat, dan akidah tauhid.

Partisipiasi dalam jihad merupakan satu-stunya cara untuk

membedakan seorang muslim dan non muslim.186

Tahun 1955

merupakan titik balik dalam evolusi jihadisme militan, karena ada

serangan pada sasaran orang Mesir dalam usaha pembunuhan

Presiden Mesir Husni Mubarak yang dilakukan oleh jama>‘ah

isla>miy>ah, dan penghancuran kedutaan Mesir di Islambad oleh jihad

Islam.187

Jihad Islam dalam tanzi}>m al-jiha>d di Mesir, merupakan

kelompok Islam bersenjata dan kelompok salafi sebagai pengajaran

dan pelopor dari Jihadi Salafi. Ideologi inspirasi utama mereka

berdasarkan ideolog revivalisme Islam, yaitu Sayyid Qutb, seorang

Muslim Mesir yang produktif dan salah satu ideolog Ikhwanul

184Anthony Bubalo dan Greg Fealy, Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme

Timur Tengah di Indonesia, 36.

185Margaret E. Beare, Encyclopedia of Transnational Crime and Justice

(SAGE Publications, 2012), 11.

186Zaenal Ali, Tragedi Bhenazir Bhutto (Yogyakarta: Narasi, 2008), 526.

187Sean Cleary dan Thierry Melleret, Berbisnis Dengan Osama: Mengubah Risiko Global Menjadi Peluang Sukses (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 181.

Page 176: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 161

Muslimin yang memiliki pemahaman Islam militan.188

Cinta

Zawahiri kepada Qutb jelas bahwa ia banyak mengutip karya-karya

yang Qutb tulis. Dalam ideologinya, Zawahiri jelas menyebut nama

Qutb sebagai inspirasi filosofis dalam gerakan jihadnya. Qutb

menggarisbawahi pentingnya tauhid dalam Islam, dan bahwa

pertempuran dengan musuh-musuhnya pada intinya adalah maslah

perbedaan ideologis atas isu keesaan Tuhan. Tauhid merupakan

masalah yang memiliki kekuatan Tuhan, dan syariahnya bukan

kekuatan yang berasal dari tangan buatan manusia yang

memproduksi hukum materialistis. Pesan ini menginspirasi api

revolusi Islam melawan musuh-musuh Islam di dalam dan luar

negeri. 189

Kedekatan hubungan Zawahiri dengan bin Laden yang sama-

sama mendapatkan pengaruh Qutbian menjadikan gerakan mereka

dalam satu visi. Hal tersebut menyebabkan pimpinan dan anggota

ini bersatu dalam dan tanz}i>m al-Qaeda berasal dari salah satu fraksi

Islam militan Mesir, yaitu Tanz}i>m al-Jiha>d. 190 Tanz}i>m al-Qaeda

memiliki jaringan yang sangat luas, karena mempunyai banyak

simpatisan dan menjalani hubungan dengan organisasi-organisasi

lain yang tersebar lebih dari 50 negara. Bahkan, dengan jaringan

yang sangat luas tersebut, memberikan kemudahan baginya dalam

menggalang kekuatan informasi.191

Di bawah kepemimpinan

Zawahiri, ideologi baru al-Qaeda ditandai oleh suatu kehendak

untuk melakukan perjuangan senjata melawan semua orang yang

188 Cole Bunzel, “From Paper State to Caliphate: The Ideology of the

Islamic State” The Brookings Project on U.S. Relations with the Islamic World

(2015): 9.

189Virginia Murr, “The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism”, 16.

190Dalam Imdadun Rahmat disebut dengan Jama>‘ah al-Jiha>d. Lihat dalam

Imdadun Rahmat, Arus Baru Radikal Islam, 76.

191Afadlal, M. Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme Di Indonesia (Jakarta:

LIPI Press, 2005), 99.

Page 177: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

162 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

mereka pandang sebagai musuh-musuh Islam.192

Ideologi jihadisme

bari ini secara konvensional dapat dilacak pada karya pemikiran

Qutb.

3. Gerakan Tarbiyah

Pengaruh Ikhwanul Muslimin dan tokoh-tokohnya dalam

membentuk Gerakan Dakwak Kampus (GDK) dan Tarbiyah (yang

menjadi embrio dari PKS) sangatlah besar.193

Salah satu pengaruh

tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin dalam gerakan ini adalah buku-

buku terjemahan karya tokoh-tokoh Ikhwan, seperti Hasan al-

Banna, Sayyid Qutb dan tokoh-tokoh Ikhwan lainnya yang

diterbitkan di Malaysia194

dan dibawa oleh Imaduddin195

ke

Indonesia yang mejadi buku acuan dalam gerakan dakwah kampus.

Lambat laun, ideologi pemikiran Ikhwanul Muslimin merasuk dan

mempengaruhi ideologi pemikiran gerakan dakwah kampus

tersebut.196

Konsep dan prinsip Ikhwanul Muslimin yang

disosialisasikan di Gerakan Dakwah Kampus dan Tarbiyah antara

lain: Konsep Islam ka>ffah, yaitu wujud pemahaman Islam yang

menyeluruh, menjangkau semua aspek kehidupan. Konsep Isla>m di>n

192DS Narendra, Teror Bom Jamaah Islamiyah (Pionir Ebook, 2015), 115.

193Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS: Dari Mesjid Kampus ke Gedung Parlemen (Yogyakarta: LKiS, 2008), 101.

194Terkait hubungan gerakan Tarbiyah dengan Malaysia, lihat juga dalam

Yon Mahmudi, Islamising Indonesia: The Rise of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party (PKS) (Australia: Anu E Press, 2008), 114.

195Imaduddin pernah menjadi aktivis muslim saat masih menjadi mahasiswa

di ITB, saat dia terlibat dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dialah yang

mengusulkan pendirian masjid Salam di ITB, yang diinspirasi dari nama Salman al-

Farisi, sebagai salah satu tokoh penting dari kisah-kisah sahabat Nabi Muhammad.

Presiden pertama Indonesia, Soekarno, meresmikan nama masjid Salman.

Imaduddin, seorang insinyur, ditunjuk sebagai sekretaris komite pembanguan

mesjid Salman. Lihat dalam Yon Mahmudi, Islamising Indonesia: The Rise of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party (PKS), 114.

196Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS, 103.

Page 178: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 163

wa daulah, yaitu Islam bukan hanya mencakup masalah fikih ibadah

saja, tetapi mencakup dunia ukhrawi, jasmani ruhani, sosial politik,

dan kultural struktual.197

Tahapan transmisi Ikhwanul Muslimin ke Indonesia, diawali

dengan penerjemahan buku-buku para tokoh Ikhwanul Muslimin

oleh alumni Timur Tengah sendiri. Seperti penerjemahan, buku

ma‘a>lim fi al-T}ari>q karya Sayyid Qutb menjadi Pentunjuk Jalan.198

Buku ini diterbitkan oleh Media Dakwah penerbit milik DDII pada

tahun 1980an.199

Buku ini menjadi buku suci bagi gerakan dakwah

kampus dan Tarbiyah. Proses ini kelak memperingatkan pengaruh

yang cukup mendalam pada pembentukan watak, materi, dan

manhaj gerakan dakwah Tarbiyah di kampus-kampus.200

Oleh

karena itu, objek buku-buku dari penerbitan Media Dakwah adalah

197Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS, 104.

198Terkait digunakannya karya Qutb dalam gerakan Tarbiyah, lihat dalam

Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadailan: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia (Noura Books, 2016), 151.

199 Tingginya tuntutan mewakili pandangan yang komprehensif tentang

ideologi dan pandngan hidup Islami, maka pilihan buku yang diterbitkan juga

semakin lebar. Dari buku-buku yang ditulis oleh para aktifis lokal kepada

penerjemahan buku-buku yang ditulis oleh sarjana Muslim kenamaan dalam bahasa

Arab. Begitu semarak dan menjadi tren penerjemahan buku-buku bahasa Arab

dalam bahasa Indonesia. Penerbit dalam rangka penerjemahan tersebut dicikali oleh

Media Dakwah. Sebuah lembaga penerbitan milik Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia yang banyak menerbitkan buku-buku yang ditulis tokoh-tokoh Ikhwanul

Muslimin. Seperti Hasan al-Banna dan Sayyid Qutb. Media Dakwah mendapatkan

momentum yang penting ketika buku “Petunjuk Jalan” karya Sayyid Qutb pada

tahun 80 an laku keras dan dicetak berkali-kali. Keberhasilan ini membuka peluang

bagi munculnya penerbit-penerbit lainnya seperti al-Islahy Press, Gema Insani

Press, Pustaka Kautsar, Rabbani Press, I’tisam, al-Syamil dan penerbit Islam

lainnya. Lihat dalam Amelia Fauzia, Tentang Perempuan Islam: Wacana Dan Gerakan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), 160-161.

200Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS, 108.

Page 179: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

164 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

para golongan pelajar dan menegah.201

Penerbitan tersebut juga

termasuk penerbitan buku-buku yang bersifat h}arakah.202

Salah satu ideolog PKS, Abu Ridho203

dalam Imdadun

Rahmat, mengatakan bahwa secara umum mengutip pernyataan

Qutb, tentang contoh dan keteladanan Nabi Muhammad Saw.

keteladanan dalam rangka mewujudkan sasaran dakwah khususnya

sasaran dalam konteks siya>sah. Lebih lanjut Abu Ridho juga

mengutif Qutb terkait tahapan dakwah yang harus dilewati dalam

rangka memperjuangkan tegaknya sistem Islam dan hancurnya

sistem jahiliyah: Pertama, Nabi Muhammad mengajak pribadi-

pribadi muslim untuk membentuk jamaah yang berkomitmen

melaksanakan perintah Allah dan siap menggantikan kehidupan

masyarakat jahiliyah. Kedua, melakukan hijrah dalam pengertian

yang luas, yakni sedia menarik diri dari kehidupan jahiliyah dan

membentuk kehidupan Islam yang sebenarnya. Ketiga, Rasulullah

Saw. Mendirikan negara Islam di Madinah. Tahapan ini dipandang

sebagai tahapan konsolodasi persaudaraan Islam. Keempat, Nabi

Muhammad melakukan seluruh ekspansi ke seluruh dunia.204

Menurut Qutb ungkap Abu Ridho dalam Imdadun Rahmat, untuk

membentuk masyarakat Muslim di abad sekarang, umat Islam harus

201 Thohir Luth, M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya (Jakarta: Gema

Insani, 1999), 61.

202Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadilan: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia (Noura Books, 2016), 151.

203 Abu Ridho merupakan nama populernya, nama aslinya adalah Abdi

Sumaithi. Abdi Sumaithi adalah tokoh muda Dewan Dakwah Islam Indonesia yang

rajin menerjemahkan buku-buku pemikiran dan ideologi tokoh-tokoh internasional

ke dalam bahasa Indonesia, sampai kemudian lebih memfokuskan kepada buku-

buku pemikiran tokoh-tokoh Ikhwanul Mulimin. Abdi Sumaithi sering disebut

sebagai ideolog gerakan ini, karena selain rajin menulis dan menerjemahkan buku,

ia juga adalah seorang aktifis muda. Dia pernah pernah aktif di HMI waktru kuliah

di Yogyakarta. Lihat Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadailan: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia,148.

204Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS, 126-127.

Page 180: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 165

menapaki empat tahap seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah

Saw.

Dalam konteks sistem negara dan pemerintahan, pemikiran

Abu A’la al-Maududi dan juga yang dijadikan konsep dasar Qutb.

Konsep tersebut juga banyak dianut oleh para kader Tarbiyah. Inti

pemikiran tokoh-tokoh ini adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai

sumber ajaran Islam yang dijadikan acuan. al-Qur’an dan al-Sunnah

menjadi sumber pokok bagi ideologi negara, sistem pemerintahan,

hukum maupun peraturan. Dengan demikian, negara harus dikelola

untuk kepentingan ajara Islam.205

Konsep tersebut juga menjadi

bagian dari agenda materi Tarbiyah. Dalam agendanya, membentuk

daulah Isla>miy>ah yang dihuni oleh ahli politik yang santun dan ahli

ibadah.206

Hal tersebut mendukung berubahnya gerakan Tarbiyah

bukan hanya sekedar gerakan dakwah, akan tetapi berevolusi

menjadi gerakan politik.207

Secara konsep, konsep Qutb dalam Tulisan-tulisannya juga

berpengaruh bagi konsep agenda materi Tarbiyah.208

Salah satu

konsep tersebut adalah tentang h}izb Alla>h dan h}izb al-syait}a>n.

Dalam agende materi Tarbiyah, ditekankan untuk memahami ciri

para pengikut syaitan dan langkah-langkahnya dalam rangka

menyesatkan manusia. Mengidentifikasi langkah-langkah syiatan

dalam aktivitas para pengikutnya. Menyadari akibat mengikuti

langkah-langkah syaitan dan berusaha untuk menjauhinya.209

205Imdadun Rahmat, Ideologi Politik PKS, 120.

206Ummu Yasmin, Agenda Materi Tarbiyah: Panduan Kurikulukm Dai dan Murabbi (Solo: Media Insani Press, 2009), 75.

207Bakhtiar Effendi, dalam Ali Said Damanik mengistilahkannya dengan

“dari gerakan Tarbiyah menjadi partai politik. Lihat Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadailan: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia, 61.

208Ali Said Damanik, Fenomena Partai Keadailan: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia (Noura Books, 2016), 74.

209Ummu Yasmin, Agenda Materi Tarbiyah, 117-118.

Page 181: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

166 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Menyadari segera macam-macam langkah syaitan (khut}uwa>t al-

syait}a>n) seperti menimbulkan was-was (waswasah), membuat lupa

(insa>’), memanjangkan angan-angan (tanmiyah), memberi janji-janji

(wa‘d), tipu daya (kaid), menghalangi dari jalan Allah (s}add)

menimbulkan permusuhan (‘ada>wah).210 H{izb Alla>h, dalam agenda

materinya memahami bahwa para penegak kebenaran harus

bergabung dalam h}izb Alla>h yang akan berlawanan dengan penegak

kebatilan yang bergabung dalam h}izb al-syait}a>n. Meyakini bahwa

h}izb Alla>h mesti memperoleh kemenangan dari Allah, sedangkam

h}izb al-syait}a>n pasti kalah.211

Pengaruh konsep Qutb juga dijadikan agenda materi tentang

konsep jahiliyah. Dalam agenda materi Tarbiyahnya, organisasi ini

memahami jahiliyah dan sebab-sebabnya bisa membuat

kejahiliyahan dalam diri dan masyarakat. Dengan pemahaman

tersebut, diharapkan dapat menyebutkan bentuk-bentuk jahiliyah

yang dikemukakan dalam al-Qur’an dan mengantisipasi jahiliyah.

Mengungkapkan bentuk jahiliyah zaman sekarang adalah prasangka

jahiliyah (z}ann al-ja>hiliy>ah), hukum jahiliyah (h}ukm al-ja>hiliy>ah),

ibadah pengabdian jahiliyah (iba>dah al-ja>hiliy>ah), kebanggaan

jahiliyah (hami>yah al-ja>hiliy>ah), tradisi jahiliyah (tabarruj al-

ja>hiliy>ah), dan tingkah laku (taqa>lid ja>hiliy>ah). 212

Berdasarkan geneologi ideologi Qutb di atas, baik yang

berpengaruh kapada Qutb ataupun yang menerima pengaruh Qutb,

merupakan suatu hal yang musbit ketika penulis mengaitkan

pengalaman hidup Qutb dengan tulisannya, sebagai salah satu cara

dalam menjelaskan orientasi dan perkembangan tulisannya. Ini

berlaku pada karya sastra dan tulisan-tulisannya di kemudian hari

mengenai Islam, masyarakat dan politik. Tuduhan pemerintahan

210Ummu Yasmin, Agenda Materi Tarbiyah, 117.

211Ummu Yasmin, Agenda Materi Tarbiyah, 126.

212Ummu Yasmin, Agenda Materi Tarbiyah, 113.

Page 182: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 167

Mesir terhadap Qutb hampir banyak didasarkan pada tulisan yang

menjelaskan hayatnya dan yang kini dipakai untuk menjustifikasi

akhir hidupnya.213

Pengalaman Qutb yang diinterpretasikan dalam

tulisannya, karena Qutb adalah seorang penulis kontemporer yang

terus terang, apresiasinya terhadap al-Quran yang estetis,

kemuakannya dengan masyarakat di seputar Mesir, dan juga

pengalamannya secara langsung atas apa yang dipandangnya sebagai

sumber kerusakan selama dua tahun tinggal di Amerika, penjelasan

mengenai masuk Islamnya, optimisme tahun-tahun berikutnya yang

bertepatan dengan rezim baru di Mesir, kekecewaan dan kepedihan

hatinya selama sebelas tahun di penjara, maupun pelipur yang

ditemukannya pada teks al-Qur’an selama bertahun-tahun di penjara

tersebut.214

Perkembangan kompetensi Qutb yang diinterpretasikannya

melalui tulisan dapat ditelusuri melalui tiga tahap penting. Pertama,

dimulai dengan karya sastra, di mana ia menjadi seorang kritikus

sastra terkenal antara 1926 dan 1948. Kedua, dari tahun 1948 ke

awal 1950-an, karya Qutb pindah dari literatur kritik sosial dari

kontradiksi dasar dalam masyarakat Mesir, yang Dia bercita-cita

untuk menyelesaikan dengan cara dakwah dan jihad. Qutb

menemukan bahwa Islam adalah satu-satunya solusi untuk masalah

sosial-politik negaranya, dan berjuang bersama-sama dengan

Ikhwan, terhadap tatanan yang ada sampai di penjara pada tahun

1954. Ketiga, karya yang ditulis pada tahap mulai di penjara dan

berakhir dengan eksekusi pada tahun 1966. Dia akhirnya muncul

sebagai seorang ideolog Islam yang perhatian utamanya adalah

untuk melihat masyarakat manusia di bawah pemerintahan Islam.

213Ali Rahnema, Para Perintis Zaman baru Islam, 154.

214Ali Rahnema, Para Perintis Zaman baru Islam,154.

Page 183: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

168 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Untuk tujuan ini, Dia menghasilkan lebih radikal dan kritik terbuka

daripada mereka yang berwenang.215

Dalam pandangannya, kehidupan umat Islam tidak lagi

Islam. Istilah seperti jahiliyah (al-ja>hiliyah), jihad (al-jiha>d) dan

pembentukan masyarakat Islam (al-mujtama‘ al-Isla>mi>) dan negara

(daulah) menduduki sebagian besar pembahasan dalam

berbagaimacam tulisannya. Penekanan Qutb pada ide-idenya

mungkin mencerminkan cobaan pribadinya dari penjara dan

hukuman mati. Meskipun sejumlah besar penelitian yang dilakukan

untuk mengeksplorasi pemikiran Qutb dan pengaruhnya pada

berbagai aspek pemikiran Islam dalam beberapa tahun terakhir,

sangatlah besar. Sifat lingkungan intelektual Mesir yang

dipengaruhi pemikiran Qutb, khususnya yang terkait dengan

gerakan Ikhwanul Muslimin dan pendirinya masih memerlukan

investigasi lebih lanjut untuk mengisi kesenjangan-kesenjangan

yang muncul dalam berbagaimacam kondisi sosial, politik, dan

agama di Mesir.216

Oleh karena itu, lingkungan intelektual Mesir

yang banyak dipengaruhi pemikiran Barat, Qutb bahasakan dan

diwujudkan dalam tulisan-tulisannya.

Hal tersebut sesuai dengan perkembangan kompetensi Qutb

yang dibentuknya secara alamiah (kompetensi yang banyak

dipengaruhi oleh kondisi internal atau sifat bawaan dari lahir) dan

secara suapan (stimulus-stimulus yang berpengaruh terhadap

kompetensi Qutb). Untuk lebih jelas dalam memahami

perkembangan dan perubahan-perubahan kompetensi Qutb, penulis

sajikan pada tabel berikut:

215 Asyraf Haji Ab. Rahman ddk, “Hasan al-Banna and the Ikhwan al-

Muslimun: How they Influence Sayyid Qutb’s SocioPolitical Writings?” Journal Advances in Natural and Applied Sciences, (2012): 1269.

216 Asyraf Haji Ab. Rahman ddk, “Hasan al-Banna and the Ikhwan al-

Muslimun: How they influence Sayyid Qutb’s SocioPolitical Writings?” Journal Advances in Natural and Applied Sciences, (2012): 1269.

Page 184: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 169

Gambar 9

Perkembangan Kompetensi Qutb

No Tahun Perkembangan

Kehidupan Qutb Kompetensi Lingkungan

1 1906

Qutb lahir di Koha

wilayah Asyyuth,

Kairo Mesir

Al-Quran

Pertama, keluarga

Qutb adalah

keluarga yang taat

dan kental dalam

beribadah baik

ibadah dalam

hubungannya

dengan Allah

(habluminallah),

ataupun dengan

sesama manusia

(habluminanas).

Kedua, keluarga

Qutb adalah

keluarga pecinta al-

Quran

Ketiga, masyarakat

adalah para pecinta

al-Qur’an

2 1912-1918

Qutb masuk Sekolah

Dasar di salah satu

sekolah dasar

Assyuth

3 1921

Qutb meninggalkan

kampungnya

Assyuth dan pergi ke

Kairo untuk

melanjutkan sekolah

dan tinggal di rumah

Ahmad Huasin

Usman Adik

kandung Ibunya

4 1925

Qutb masuk sekolah

Guru (Madrasah Mu‘allimin)

Sastra

- Pertama, Qutb

belajar sastra kepa

da Abbas Mahmud

al-‘Aqqad.

- Kedua, Qutb

menulis buku

tentang sastra yang

berjudul al-Naqd al-’Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh.

- Ketiga, Qutb

dikenal sebagai

seorang sastrwan.

5 1928

Qutb melanjutkan

studinya di

Universitas Darul

‘Ulum

6 1933

Qutb menyelesaikan

studi dan

mendapatkan gelar

Lc.

7 1940-1948

Qutb diangkat dan

mulia bekerja di

Kementrian

Pendidikan dan

Sosial

Pertama, Qutb

menyaksikan

berbagaimacam

fenomena sosio-

Page 185: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

170 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Kebudayaan Mesir

kultural Barat

seperti

westernisme,

kolonialisme,

liberalisme dari

penguasa Mesir Kedua, Qutb

meyakini bahwa

liberalisme,

westernisme, dan

kapitalisme yang

berkembang di

Mesir dikuasai oleh

Barat. Ketiga, Qutb

mendengarkan

kabar kesyahidan

Hasan al-Banna dan

menyaksikan

kegembiraan Barat

atas meninggalnya

Hasan al-Banna.

8 1948- 1950

Qutb mendapatkan

tugas belajar ke

Amerika dari

Kementrian

Pendidikan dan

Kebudayaan Mesir

9 1950-1951

Qutb berkunjung ke

Eropa

10 1951

Qutb kembali ke

Mesir dan bergabung

dengan organisai

keislaman Ikhwanul

Muslimin

Filsafat dan

politik

Pertama, negara-

negara Islam

termasuk Mesir

berada dalam

kontrol dan jajahan

Barat.

Kedua, hubungan

Mesir dengan Barat

sangat terbuka. Hal

ini secara tidak

langsung, Barat

memperlihatkan

keunggulannya atas

Islam.

Ketiga, pemerintahan Mesir

semakin banyak

menguntungkan

11 1952

Qutb diangkat

sebagai Dewan

penasihat dan ketua

bidang dakwah di

Ikhwanul Muslimin

12 1953

Qutb menjadi

Dewan penasihat

dan ketua bidang

dakwah Ikhwan

13 1954

Qutb dipilih sebagai

redaktur majalah

mingguan Pimpinan

Pusat Ikhwan dan

Page 186: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Sayyid Qutb, Kondisi Psikologi dan Kehidupan Sosial 171

Qutb dimasukan

dalam penjara dan

dibebaskan kembali

Barat dan membuat

kondisi Islam pada

masa jahiliyah

modern

Keempat, berkembangnya

aliran yang

mempertahankan

fundamentalisme

dalam Islam yaitu

Ikhwanul Muslimin

Kelima, banyak

terjadi perselisihan

antara Ikhwanul

Muslimin dan

pemerintahan Mesir

yang

mengakibatkan

banyak terjadinya

pemberontakan

Ikhwan kepada

pemerintah dan

pembersihan

pemerintahan

terhadap Ikhwanul

Mulsimin.

14 1955

Qutb kembali

ditangkap dan

divonis 15 tahun

penjara

15 1964

Qutb besas dari

penjara oleh

Presiden Irak Abdil

Salim Arif

16 1965

Qutb ditangkap

kembali dan divonis

hukuman mati

17 1966

Qutb dieksekusi

mati bersama dua

rekan Ikhwan

lainnya, yaitu

Muhammad Yusuf

Hawasi dan Abdul

Fattah Islami.

Gambar di atas merupakan analisis penulis tentang

perkembangan kompetensi Qutb yang banyak dipengaruhi oleh

berbagaimacam perkembangan di lingkungan sekitarnya.

Perkembangan tersebut menjadi salah satu faktor Qutb menaungi

fase-fase perkembangan dari satu kompetensi kepada kompetensi

berikutnya. Berdasarkan gambar di atas, perkembangan kompetensi

Qutb yang pertama adalah fase al-Quran. Fase ini ketika Qutb

berada di lingkungan keluarga dan masyarakat yang cinta akan al-

Quran. Bahkan Qutb menjadi seorang anak yang hafiz Qur’an pada

fase ini. selanjutnya, Qutb masuk pada kompetensi sastra. Fase ini

Page 187: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

172 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

setelah Qutb kenal dengan seorang sastrawan dan masuk kuliah

dengan mengambil jurusan sastra.

Kompetensi Qutb masuk dalam fase sosial setelah Qutb

bekerja dan masuk dalam pemerintahan kementrian Mesir. Qutb

banyak menggunakan kemahiran menulisnya sebagai respon kondisi

Mesir dan pemerintahannya. Qutb menggunakan kemahiran

mengolah bahasa dalam setiap tulisan-tulisannya, sehingga tulisan-

tulisannya banyak tersebar dan mendapatkan apresiasi dari

masyarakat Mesir. Tulisan-tulisan Qutb membuatnya menjadi

seorang sastrawan yang populer yang banyak mengkritik fenomena

kehidupan sosial masyarakat Mesir, termasuk pemeritahannya.

Tindakan masiv yang dilakukan pemerintahan Mesir

berdampak pada fase perkembangan kompetensi Qutb selanjutnya,

Qutb disekolahkan ke Barat karena tulisan-tulisannya dikhawatirkan

akan banyak mempengaruhi masyarakat Mesir. Namun perjalanan

Qutb ke Barat, malah berdampak pada kekesalan Qutb terhadap

kondisi Barat yang banyak memonopoli Islam dan banyak

mengambil keuntungan. Kondisi tersebut membuat Qutb semakin

berani mengkritik kondisi masyarakat Mesir dan pemerintahannya.

Akhirnya, Qutb masuk dalam ranah kompetensi politik dan

pemikiran setalah kembali ke Mesir dan bergabung dengan

Ikhwanul Muslimin. Bergabungnya Qutb dengan Ikhwanul

Muslimin menjadikan Qutb semakin berani dan banyak menulis

karya-karya fenomenal yang bersifat h}araki>. Faktor menjadikan

Qutb semakin banyak bertentangan dengan pemerintahan Mesir,

sehingga beberapa kali Qutb masuk penjara dan sampai akhirnya

Qutb dan beberapa sahabatnya divonis hukuman mati.

Page 188: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

173

BAB V

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb

erformansi bahasa dalam ilmu linguistik diartikan sebagai

bahasa yang berwujud dan kita kenal dalam bentuk bunyi.

Bunyi-bunyi bahasa (al-as}wa>t) tersebut kemudian dirumuskan oleh

kompetensi bahasa dalam bentuk sintaksis atau bunyi-bunyi bahasa

terstruktur menjadi susunan kalimat (min tah}li>li> al-funu>luji> ila> al-

tah}li>li> al-nah}wi>),1 sehingga menjadi bahasa yang memiliki makna

yang kita kenal dalam bentuk semantik (bahasa yang bermakna

diinterpretasikan oleh kompetensi bahasa seseorang sesuai dengan

latarbelakang kompetensinya). Artinya, tanpa kompetensi

bahasanya, seorang penutur tidak akan bisa mengucapkan bunyi-

bunyi yang bermakna.2

Performansi bahasa adalah manifestasi yang kongkrit dan bisa

diamati, atau performansi merupakan realisasi atas kompetensi. Jika

membaca dan mendengar bisa disangkutpautkan dengan

1Lihat Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi>

(al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1998), 172.

2Lihat Manqu>r ‘Abd Jali>l, ‘Ilm al-Dila>lah: Usu>luhu wa Maba>h}ithuh Fi> al-Tura>th al-‘Arabi> (Damaskus: Mansyu>ra>t Ittih}a>d al-Kita>b al-‘Arabi>, 2001), 185.

Dalam bahasa verbal, bunyi yang tidak bermakna adalah bunyi-bunyi yang berdiri

sendiri tanpa dihubungkan dengan bunyi-bunyi yang lainnya. Tetapi bunyi-bunyi

tersebut akan bermakna ketika digabungkan dengan bunyi-bunyi yang lainnya.

Seperti bunyi ketika hanya digunakan secara independen, maka tidak memiliki

makna. Akan tetapi setelah digabung dengan bunyi yang lain, maka akan menjadi

sebuah morfem yang bermakna. Bunyi tersebut dalam bahasa tulis dikenal denga

huruf. Huruf juga mencakup yang bermakna dan yang tidak bermaka. Contoh huruf

yang tidak bermakna adalah huruf hijaiyyah. Sedangkan huruf yang bermakna

adalah huruf yang menjadi kaidah dan bermakna sepeti huruf ja>rr, huruf at}af, huruf

nas}b, huruf nafi dan huruf-huruf lainnya. Lihat Fu’ad Ni‘mah, Mulakhkhas Qawa>‘id al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Da>r al-Thaqa>fah al-Isla>miy>ah), 18.

P

Page 189: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

174 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kompetensi, maka menulis dan berbicara disangkutpautkan dengan

performansi.3 Dalam kemahiran berbahasa, kompetensi merupakan

input atau reseptif (musa>hamah), sedangkan performansi merupakan

output atau produktif (inta>j). Intinya, jika kompetensi bahasa

merupakan pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa yang dimiliki

oleh penutur bahasa, maka performansi merupakan aplikasi

pengetahuan tersebut dalam memahami (listening), berbicara

(speaking), dan menulis (writing). Artinya, kemampuan bahasa

merupakan esensi akal yang tersembunyi dibalik performansi atau

perbuatan berbahasa, sedangkan perbuatan berbahasa itu sejatinya

merupakan cerminannya. Tetapi adakalanya performansi bahasa itu

menyimpang dari aspek pengetahuannya seperti sakit, salah ucap

dan salah tulis.4 Fenomena tersebut menjadi bagian dari performansi

bahasa.5

Kesalahan tersebut terjadi akibat dari tidak ada

singkronisasinya salah satu antara kompetensi yang dikemas dalam

neurolinguistik penutur dengan ala-talat fisiologi. Di sisi lain,

penutur sebenarnya dalam merumuskan dan mengucapkan sebuah

kalimat, secara kasar dapat dilukiskan trasnformasi dari sebuah

pikiran, keinginan, pendapat, ide, pesan, yang disesuaikan dengan

struktur semantik yang diizinkan oleh tatabahasa, bentuk sintaksis

dan fonologi yang sesuai dengan struktur semantik yang disaring.

Dan alat-alat bicara diatur oleh saraf sesuai dengan pola-pola

fonologis kalimat, sehingga dihasilkanlah gelombang bunyi. Strategi

pembicara dapat dianggap sebagai mekanisme (’a>lah) yang

3Kompetensi sama dengan pemahaman sedangkan performansi sama dengan

produksi. Lihat Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa

(Jakarta: Kedutaan Besar Amerika, 2007), 41.

4 Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung:

Humaniora, 2009), 79.

5Syofyan Zakaria, Kusman K. Mahmud, dan Krishna Daswara, Bianglala Bahasa (Bandung: ITB, 1991) 54.

Page 190: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 175

mempunyai bekal pikiran sebagai inputnya (al-mafhu>m) dan tanda

akustik sebagai outputnya (al-lughah).6

Pembahasan tentang performansi memang tidak bisa

dilepaskan dari kompetensi. Sebab, tidak akan ada wujud

performansi (bahasa) tanpa kompetensi (pengetahuan tentang

bahasa). Artinya, sebagaimana dijelaskan penulis pada bab

sebelumnya (bab 2) antara performansi dan kompetensi merupakan

proses yang saling menunjang fungsi masing-masing dalam

komunikasi. Sebagaimana dalam Tarigan, yang membandingkan

proses kompetensi dan performansi dalam gambar sebagai berikut:7

Gambar 10

Perbandingan Kompetensi dan Performansi

No Proses Performansi

Proses Kompetensi

1 Mempunyai ide atau

gagasan

Mendengar tanda-tanda

atau bunyi ujaran dari

performansi bahasa

(pembicara)

2 Menjadikan ide atau

gagasan menjadi sebuah

gambaran fonetis

sistematis

Mengalihkodekan tanda

ujaran tersebut

3 Mengirim instruksi (vokal apparatus)

Mengubah bunyi menjadi

arti (meaning)

6 Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung,

2009), 12.

7Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik, 170. Penulis menambahkan dari

kutipan Tarigan pada poin 5. Dengan alasan bahwa proses-proses yang bersifat

eksternalisasi mengakibatkan surface structure yang menjadi bahan atau stimulus

bagi kompetensi sebagai objek dari kompetensi itu sendiri. Saling ketergantungan

antara performansi dengan kompetensi sangat dirasakan ketika dalam keadaan

komunikasi dua arah. Artinya, persamaan kompetensi akan menyebabkan

kelancaran dari performansi bahasa penutur. Sedangkan perbedaan kompetensi akan

menyebabkan gangguan dalam kelancaran performansi bahasa penutur.

Page 191: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

176 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

4 Aparat suara atau fonem-

fonem menciptakan tanda

ujaran yang berupa

gelombang bunyi dan

penyentuh telinga

pendengar dengan proses

gramatikal morfologis, dan

sintaksis

Membentuk hipotesis lebih

lanjut mengenai apa yang

sebenarnya dimaksud oleh

si pembicara (proses

semantik dan pragmatik)

5 Surface structure Deep structure

Berdasarkan gambar di atas, proses performansi sebenarnya

berakhir dalam bentuk bunyi, dengan kata lain performansi

berfungsi untuk mewujudkan konsep menjadi bunyi setelah melalui

proses-proses linguistikalitas. Hal tersebut juga terkait dengan

proses yang berkaitan dengan organisasi dan struktur otak manusia.

Artinya, setelah bunyi, kata, atau calon kalimat yang bermakna

selesai diproses dan akan diutarakan dan diucapkan, maka bagian

otak yang selanjutnya bertanggungjawab mengenai pengujaran,

yakni daerah broca8 yang memerintahkan korteks motor

9 untuk

8 Dalam neuropsikologi kognitif, broca dipahami sebagai daerah dalam

pengolahan bahasa. Meskipun pandangan yang berlaku telah menyamakan daerah

ini dengan gramatikal atau kemampuan dalam produksi dan pemahaman, sejumlah

bukti terbaru dari otak pencitraan telah mengungkapkan peran yang umum untuk

korteks dalam kognisi, bahkan ketika kinerja tatabahasa belum besar dimanfaatkan.

Hal tersebut memerlukan pengaturan jiwa untuk menyelesaikan antara representasi

yang bersifat kontradiktif. Hipotesis bahwa “kontrol kognitif” merupakan fungsi

luas area broca yang sama-sama menyajikan pemrosesan bahasa. Daerah broca

bertanggung jawab untuk menentukan proses produksi dan pemahaman ketika ada

tuntutan yang kuat untuk mengatasi alat-alat fisiologi yang tidak berfungsi secara

kompetibel dari rangsangan linguistik. Sebagian berpusat terhadap pengawasan

bagaimana kinerja bahasa, di bawah berbagai tingkat kognitif sebagai tuntutan

dalam mengontrol bahasa, dapat menjelaskan bagaimana menggambarkan ciri-ciri

bahasa tertentu dari penutur dengan kerusakan vokal daerah broca. Lihat Jared M.

Novick, John C. Trueswel and Sharon L. Thompson-Schill, Broca’s Area and Language Processing: Evidence for the Cognitive Control Connection (Language

and Linguistics Compass 4/10 (2010), 1.

Page 192: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 177

bekerja. Oleh karena itu, muncullah fonem-fonem (al-fu>ni>m)10 yang

menjadi kata-kata, dan kata-kata yang menjadi kalimat-kalimat

yang terstruktur dan bermakna.11

Dengan fenomena proses di atas,

menunjukkan adanya keharmonisan antara kompetensi dengan

performansi.

Berhubungan dengan performansi yang dikaitkan dengan

kompetensi tersebut, performansi bahasa Qutb merupakan bagian

performansi yang diproduksi dari kompetensinya. Dengan kata lain,

bahasa-bahasa Qutb banyak diproduksi dari ide-ide atau gagasan-

gagasannya yang banyak menerima stimulus dari lingkungan sekitar

Qutb hidup. Perkembangan stimulus yang diterima Qutb, juga

menyebabkan perkembangan performansi bahasanya. Performansi

bahasa Qutb, dengan berbagai perkembangan dan pengaruh

membentuk pola kompetensinya, apalagi Qutb memiliki kualitas

kebahasaan yang tingkat kefasihannya menakjubkan. Hal tersebut

disebabkan karena faktor kecerdasan Qutb dengan kompetensinya

dalam merespon berbagai stimulus ide-ide, pikiran-pikiran dan

keilmuan-keilmuan yang berkualitas. Di samping itu, kefasihan

performansi bahasa Qutb juga didukung oleh rasa ketertarikannya

9Korteks motor adalah bagian dari korteks selebri yang mempunyai peranan

penting pada fungsi elementer, seperti gerakan perasaan, pancaindera, maupun pada

fungsi yang lebih tinggi dan kompleks yaitu fungsi mental, fungsi luhur atau fungsi

kortikal (dari kata korteks). Fungsi kortikal ini antara lain terdiri dari isi pikiran

manusia, ingatan memori, emosi, persepsi, organisasi gerak dan aksi, dan juga

fungsi bahasa. Lihat Abdul Chaer, Psikolinguistik Suatu Pengantar (Jakarta:

Rhineka Cipta, 2010),117.

10 Lihat Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi>, 172.

11Soenjono Dardjo Widjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Jakarta, 2008), 157. Seperti bergabungnya antara

fonem alif-lam-jim-ha-alif-dal, menjadi morfem al-jiha>d dan bergabungnya antara

fonem alif-lam-mim-dal-nun-ya menjadi morfem al-madani>. Dan bergabungnya

antara morfem al-jiha>d dengan morfem al-madani>, mejadi frasa al-jiha>d al-madani>. Dan selanjutnya sampai penggabungan tersebut sampai pada tahap sintaksis (al-jumlah). Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 30.

Page 193: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

178 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dalam dunia sastra.12

Qutb terlibat aktif dalam berbagai kegiatan

sastra, termasuk mengkritik sastra dan lingkungan sosial

kebudayaan masyarakat pada masa Qutb hidup. Perpaduan kualitas

kompetensi Qutb dan kemahiran Qutb dalam dunia sastra menjadi

salah satu faktor Qutb menjadi seorang penulis yang produktif.13

Kemampuan menulis Qutb termasuk keterampilan bahasa

yang diungkapkan melalui mediasi informasi, ide, gagasan, pikiran

atau perasaan dan sebagainya kepada orang lain. Dilihat dari

karakteristik keaktifan Qutb dalam bahasa, keterampilan bahasa

Qutb dapat dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan aktif reseptif dan

keterampilan aktif produktif. Secara sederhana, keterampilan aktif

reseptif Qutb merupakan kemampuannya secara aktif dalam

memahami performansi yang tercakup dalam pembicaran atau

tulisan orang lain. Sedangkan kemampuan berbahasa aktif produktif

Qutb adalah kemampuannya dalam menggunakan bahasa sebagai

media penyampaian ide, gagasan, informasi atau perasaan

sebagainya baik secara lisan maupun tulisan.14

Hal tersebut

dibuktikan dengan tulisan-tulisannya yang menjadi salah satu sarana

aktif reseftif bagi pemuda Islam umumnya dan pemuda Ikwanul

Muslimin khususnya.

12Sayyid Qutb, al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 2003), 5.

13Keproduktifan Qutb bisa dilihat dalam tulisan-tulisannya yang banyak

dimuat di surat kabar pada umumnya. Khususnya karya-karya fenomenalnya yang

banyak mendapatkan apresiasi baik positif maupun negatif di kalangan masyarakat

pada umumnya. Kumpulan karya-karya tersebut bisa dilihat dalam maktabah

Sayyid Qutb. Lihat dalam Sayyid Qutb, al-Isla>m wa al-Sala>m al-‘a<lami> (Bairu>t:

Da>r al-Syuru>q, 2006), 183.

14 Untuk istilah aktif produktif dan aktif reseptif lihat dalam Aziz

Fachrurazi dan Erta Mahyudin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung:

Pustaka Cendekia Utama, 2012), 76.

Page 194: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 179

A. Performansi Sebagai Produksi Bahasa Qutb

Keragaman performansi bahasa seseorang sudah menjadi hal

yang lumrah dan bersifat manusiawi. Hal tersebut disebabkan

karena performansi bahasa memiliki variasi yang sangat

signifikan.15

Variasi tersebut menunjukan adanya jalan pintas yang

menghubungkan bahasa dengan psikologi (individu) dengan

sosiologi (masyarakat).16

Oleh karena itu, dalam sosiolinguistik

terdapat istilah variasi bahasa atau ragam bahasa. Kevariasian

bahasa atau keragaman bahasa yang berbeda-beda menandakan cara

pandang yang berbeda terhadap kehidupan.17

Banyak faktor yang

menjadikan perbedaan-perbedaan bahasa dan cara pandang

tersebut.18

Maka perpindahan bahasa yang satu terhadap bahasa

yang lain19

juga menyebabkan perubahan bahasa yang digunakan

15 Dalam Abdul Chaer, variasi atau ragam bahasa terbagi menjadi dua

pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya

keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa. Jadi fungsi bahasa

atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan

keragaman fungsi bahasa. Andaikan penutur bahasa itu adalah kelompok bahasa

yang homogen, baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaan, maka variasi

atau keragaman bahasa tidak akan ada, artinya bahasa itu menjadi seragam. Kedua, variasi atau ragam bahasa sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat

interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua ragam bahasa

tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi

kegiatan sosial dalam masyarakat. Lihat Abdul Chaer dan Leonie Agustina,

Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: Rhineka Cipta, 2004), 61.

16 Jonet Holmes, An Introduction to Sociolinguistics (London: Pearson

Education, 2001), 195.

17Robert L. Solso, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007), 335.

18 Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi>, 109.

19Perubahan tersebut bukan hanya dari bentuk bahasa yang satu terhadap

bahasa yang lain, tapi banyak mencakup hal terkait perubahan. Karena bahasa

bersifat dinamis dan tidak statis. Karena kedinamisan tersebut, maka terjadi

perubahan-perubahan terutama perubahan dalam masalah penambahan kosakata

dan aspek lainnya. Sering orang tidak mengira bahwa kata yang baru muncul

sebenarnya sudah arkais, akan tetapi dimunculkan lagi. Pemunculan kata tersebut

sering mengalami perubahan baik yang berhubungan dengan ejaan, maknanya,

Page 195: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

180 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dalam lingkungan sosial20

sebagai bagian wadah atau sarana aneka

konteks sosial performansi bahasa yang dapat mempengaruhi

terhadap daya interpretasi.21

Performansi atau produksi bahasa ditelaah melalui variabel

yang mempengaruhi kefasehan dan isi input verbal. Kefasehan

diukur melalui beberapa kata atau kalimat yang dituturkan atau

ditulis dalam waktu tertentu. Penentuan isi input verbal dapat

diketahui dari pilihan kata-kata tersebut dalam kalimat. Kefasihan

dan pilihan kata terkait dengan variabel sintakis, variabel semantis

dan variabel pragmatisnya. Singkatnya, kefasihan tergantung pada

kemampuan gramatika, asosiatif, kognitif, dan tuntutan

komunikasi.22

Performansi bahasa dilalui melalui empat tahap:

Pertama, tingkat pesan, pemerosesan pesan yang akan disampaikan.

Kedua, tingkat fungsional, pemilihan bentuk leksikal23

dan

selanjutnya pemberian bentuk fungsi sintaktis. Ketiga, tingkat

maupun pemakaian kata tersebut dalam kalimat. Lihat Mansoer Pateda,

Sosiolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung, 2010), 77.

20 Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi>, 169.

21 Al-Turas: Mimbar Sejarah, Sastra dan Budaya, Volume 8-9 (Forum

Kajian Bahasa dan Sastra Arab dan Forum Kajian Sejarah dan Kebudayaan Islam,

Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), 20.

22Arifudin, Neuropsikolinguistik (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 176.

23Leksem (al-kalimah) adalah kata misalnya qatala merupakan salah satu

contoh leksem dalam bahasa Arab. Sedangkan leksikon (qa>mu>s atau mu‘zam) merupakan kosakata atau bentuk khusus dari kata, misalkan dari leksem qatala

dapat berkembang menjadi leksikon al-qita>l, qatlan, qa>til dan leksikon yang

lainnya. Sedangkan leksiskal (mufradati> atau mu‘jami>) merupakan bentuk adjektif

dari leksem, biasanya leksikal berhubungan dengan makna (dikenal dengan makna

leksikal), seperti kata qatala artinya membunuh, sedangkan al-qita>l artinya

peperangan, qa>til artinya pembunuh, sedangkan qatlan artinya pembunuhan. Kata

al-qita>l lihat dalam Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-

Syuru>q, 1993), 126.

Page 196: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 181

posisional, yaitu tingkat pembentukan konstituen dan pemberian

afiks (id}a>fah).24 Keempat, realisasi struktur fonologi ujaran.

25

Produksi ujaran memang disandikan dengan struktur fonologi

ujaran (bunyi). Dalam komprehensi bahasa, bunyi dialihsandikan

menjadi arti yang bermakna, baik secara literal ataupun kontekstual.

Selama kaidah dalam suatu bahasa menentukan satu sistem formal

untuk menghubungkan bunyi arti, maka kegiatan penyebutan atau

pengalihsandian pesan-pesan tersebut sebagai performansi bahasa.

Performansi bahasa dapat dikategorikan dalam tiga pembentukan

bahasa: Pertama, produksi ujaran. Kedua, komprehensi bahasa lisan.

Ketiga, ingatan terhadap peristiwa linguistik yang dialihksandikan

terhadap bahasa.26

Dari ketiga kategori tersebut, dikatakan bahwa

produksi ujaran berasal dari komprehensi bahasa lisan dalam arti

pemahaman penutur terhadap kaidah-kaidah linguistik atau

kebahasaannya yang dibentuk dari kompetensi bahasa. Kemudian

dari kompetensi tersebut dialihsandikan kembali menjadi bahasa

setelah adanya kordinasi bahasa antara kompetensi dengan kaidah-

kaidah bahasa, sehingga kemudian terbentuklah performansi bahasa.

Produksi ujaran merupakan kebalikan dari pemahaman

bahasa. Meskipun kedua proses tersebut tidak melibatkan

mekanisme yang tidak jauh berbeda. Produksi bahasa memerlukan

memori episodik dan memori semantis, terutama ketika seseorang

ingin mengujarkan berdasarkan pengalaman yang tertanam dalam

memori.27

Seseorang akan bisa memunculkan kembali ujaran

24 Affix (ida>fah) infix (h}asywan) prefix (sa>biqah) suffix (la>h}iqah). Lihat

Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah li al-Qa>ri’ al-‘Arabi>, 179-180.

25Arifudin, Neuropsikolinguistik, 176.

26Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik, 171.

27Dalam memilih dan menggunakan unsur leksikal, sintaksis, dan semantik

tertentu seseorang menyiratkan afeksi dan nilai pribadinya pada kata-kata dan

kalimat-kalimat yang diproduksinya. Oleh karena itu, secara tidak langsung dapat

kita pahami bahwa setiap orang memproyeksikan kepribadiannya pada gaya

bahasanya. Selain itu, ekspresi verbal merupakan pengutaran isi pikiran, maka gaya

Page 197: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

182 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

berdasarkan pengalaman yang tertanam dalam memori (kompetensi

bahasa). Kata-kata yang tersimpan adalah kata-kata yang dipahami

oleh penuturnya. Oleh karena itu, produksi bahasa (performansi)

erat kaitannya dengan pemahaman bahasa (kompetensi).28

Performansi merupakan bagian dari analisis bahasa lisan, dari

semua disiplin ilmu yang menawarkan petunjuk berharga tentang

proses produksi bahasa dari penutur kepada lawan tuturnya, ataupun

sebaliknya. Bahasa dalam bentuk kompetensi adalah wilayah

empirik psikolinguistik, sedangkan performansi adalah wilayah

empirik sosiologi. Jadi perubahan yang terjadi adalah adanya proses

internalisasi bahasa dalam wilayah psikologi dan adanya

eksternalisasi bahasa dalam wilayah sosiologi. Dengan demikian,

bahasa merupakan sarana yang menghubungkan antara psikologi

dan sosiologi. Itulah yang dimaksud transformasi dalam

pembahasan ini, yaitu perubahan petunjuk ini menjadi empiris

hipotesis diuji tentang mekanisme yang mengkonversi berpikir ke

berbicara. Dalam konversi tersebut, terjadi observasional antara

seorang penutur dan lawan tutur dalam satu paradigma untuk

memeriksa berbagai jenis komunikasi.29

Transformasi bahasa dari wilayah sosiologi kepada wilayah

psikologi atau dari wilayah psikologi kepada wilayah sosiologi

dalam perspektif bahasa adalah transformasi dari internal speech

terhadap eksternal speech atau sebaliknya. Termasuk performansi

bahasa Qutb, yang dikenal dengan permainan bahasa yang estetis

bahasa yang tersirat dalam pikiran adalah isi pikiran tersebut. Atau dengan istilah

lainnya, dapat disimpulkan bahwa ekspresi verbal yang terganggu bersumber atau

disebabkan oleh pikiran yang terganggu. Gangguan ekspresi verbal sebagai akibat

dari gangguan pikiran. Lihat dalam Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 159.

28Arifudin, Neuropsikolinguistik, 175.

29 Kathryn Bock, “Language Production: Methods And Methodologies”

University Of Illinois At Urbana-Champaign, Urbana, Illinois, Psychonomic Bulletin & Review (1996): 395.

Page 198: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 183

diperkuat dengan bahasa-bahasanya yang berani dan banyak

mengkritik pemerintahan.30

Qutb mulai mengkritik pemerintah

melalui sarana utamanya akhba>r dan majalah seperti al-risa>lah, al-

thaqa>fah dan ‘a>lam ‘arabi. 31 Performansinya semakin bertambah

kuat dalam kebahasaan setelah menjadi editor dalam majalah al-fikr

al-jiha>d. Akibat tulisannya ini, Qutb di sekolahkan ke Amerika oleh

pemerintahan Mesir.32

Performansi bahasa Qutb menjadi salah satu implikasi dalam

lingkup penelitian tentang produksi bahasa yang meluas melewati

batas-batas sempit psikolinguistik. Karena respon yang diucapkan

secara luas digunakan dalam penelitian psikologis yang mencakup

memori, perhatian, dan persepsi, pemahaman tentang prekursor

kognitif menjadi salah satu wacana yang penting untuk

berbagaimacam paradigma eksperimental. Namun, kontribusi sistem

eksternalisasi verbalitas terhadap kinerja dan tugas yang bersifat

eksperimental kadang-kadang diabaikan dan tidak banyak

mendapatkan perhatian masyarakat bahasa33

pada umumnya. 34

Alasan implisit untuk pengawasan ini mungkin disebut asumsi

pikiran yang diekspresikan oleh bahasa.

30Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 75.

31Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 6.

32 Zulkifli Abdul Ghani, Dakwah dan Etika Politik di Malaysia (Kuala

Lumpur: Terbitan Pratama, 2005), 72.

33Masyarakat bahasa bukanlah hanya sekelompok orang yang menggunakan

bahasa yang sama, melainkan kelompok orang yang mempunyai norma yang sama

dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasa. Jadi masyarakat bahasa merupakan

masyarakat yang anggota-anggotanya mengenal dalam satu variasi bahasa beserta

norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Lihat Abdul Chaer dan Leonie

Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal, 36.

34 Kathryn Bock, “Language Production: Methods And Methodologies”

University Of Illinois At Urbana-Champaign, Urbana, Illinois, Psychonomic Bulletin & Review (1996): 396.

Page 199: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

184 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

B. Performansi Bahasa Sayyid Qutb, Kaitannya dengan Bentuk

Lingual

Performansi Qutb secara verbal sebenarnya diungkapkan

dalam bentuk fonologi (bunyi), namun karena manusia mempunyai

rumus-rumus (al-rumu>z) atau kaidah-kaidah sintaksis (al-nah}w) dan

semantik (al-dila>lah) dalam proses eksternalisasinya, maka fonem-

fonem tersebut bersatu dalam bentuk kata (al-s}arf), kata-kata

membentuk kalimat dan kalimat-kalimat menghasilkan semantik

atau makna. Namun, secara non verbal atau bahasa tulisan fonem

diilustrasikan dengan huruf. Hal tersebut menunjukan antara

eksternalisasi Qutb dengan bentuk lingual (performansi) bahasa

Qutb memiliki kaitan yang sangat erat. Artinya, performansi bahasa

Qutb yang mewakili ide-idenya bisa diklasifikasikan dalam bentuk

kata, frasa, dan sintaksis.

Sebuah area yang tidak kalah pentingnya adalah berkaitan

dengan cara kata-kata disusun menjadi frasa dan kalimat. Kata-kata

yang terbentuk dalam frasa dan kalimat tersebut merupakan bentuk

integrasi antara ide-ide dengan bunyi bahasa, sehingga penutur bisa

mengekspresikan ide-idenya dapat dimengerti oleh lawan tuturnya.

Kata-kata dapat digabungkan menjadi berbagai kombinasi.

Sekalipun untuk menyampaikan ide yang sama. Secara teknis, studi

tata bahasa (grammar) mencakup area fonologi,35

yakni ilmu yang

mempelajari suara-suara dalam satu bahasa; morfologi yakni ilmu

yang mempelajari kombinasi potongan-potongan kata dan kata-kata

itu sendiri, sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar yaitu

sintaksis, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kata-kata,

sehingga menjadi frasa dan kalimat.36

35 Lihat Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-

‘Arabi> (al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1998), 84.

36Robert L. Solso, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007), 327-328.

Lihat juga dalam Abd al-Azi>z Ibn Iba>hi>m al-‘Usaili>, al-Naz}a>riya>t al-Lughawiy>ah al-

Page 200: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 185

Performansi bahasa ketika dikaitkan dengan bentuk lingual

dalam linguistik akan dikaitkan dengan beberapa aspek linguistik, di

antaranya. Pertama, aspek morfologi yang dirangkai dari aspek-

aspek fonologi. Kedua, aspek sintaksis merupakan aspek yang

dihimpun dari aspek-aspek morfologi. Ketiga, aspek semantik, yang

berhubungan dengan makna kata atau makna sebuah kalimat. Dalam

pengertian semantik, tidak hanya dalam makna-makna yang

berhubungan dengan makna kata, tetapi juga makna-makna lain

yang terkait dengan makna tersebut. Keempat, aspek pragmatik,

aspek pragmatik akan memberikan makna tertentu yang

berhubungan dengan kelayakan dalam berbahasa dan hubungan

sosial antara pembicara (penutur), pendengar (lawan tutur), dan

pihak ketiga, sehingga bahasa yang dipakai adalah bahasa yang

dapat diterima dalam masyarakat bahasa itu.37

Eksternalisasi bahasa Qutb sangat berpariasi. Dalam hal ini,

klasifikasi antara fonologi, morfologi, frasa, sintaksis, dan semantik

akan diklasifikasikan berdasarkan kompetensi Qutb. Tentu dalam

performansinya ada bunyi-bunyi bahasa yang membentuk kata, atau

kata-kata yang membentuk frasa atau kata-kata dan frasa-frasa yang

membentuk klausa dan kalimat, atau klausa-klausa dan kalimat-

kalimat yang memberikan makna semantik dan pragmatik yang

bukan bagian dari stimulus utama kompetensinya dan yang menjadi

bagian stimulus terhadap kompetensinya. Eksternalisasi bahasa

Qutb, khususnya bahasa-bahasanya yang berhubungan dengan

ideologi fundamental atau pemikiran radikalnya, berasal dari

internalisasi bahasa Qutb sendiri terhadap bahasa-bahasa yang

muncul di lingkungan sekitarnya (bahasa dalam aspek sosialnya).

Baik bahasa-bahasa dalam bentuk bunyi, peristiwa sosial, kultur

Nafsiy>ah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiy>ah (Bairu>t: Ja>mi‘ah al-Ima>m Muh}ammad

Ibn Su‘u>d al-Isla>miyah), 8.

37Soenjono Dardjo Widjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa, 179.

Page 201: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

186 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

budaya, stabilitas ekonomi politik negara dan bahasa alam yang

menjadi sumber bagi kompetensi bahasanya yang bersumber dari

lingkungan sekitarnya.

Proses eksternalisasi penulis katakan dengan istilah Chomsky,

yaitu sebagai transformansi atau perubahan bentuk dalam bahasa

yang masih berada dalam tataran makna atau arti, terhadap bahasa

dalam tataran bunyi. Perubahan tersebut tidak terlepas dari fitrah

manusia yang mempunyai alat-alat bahasa, baik secara fisilogi atau

tingkat kelinguistikan yang membentuk bahasa dalam semantik

menjadi bentuk bunyi. Proses tersebut banyak digambarkan oleh

tokoh-tokoh linguistik, salah satu tokoh yang memberikan

gambaran proses eksternalisasi atau internalisasi adalah Tarigan

dalam gambar berikut:

Gambar 11

Peubahan Bentuk Bahasa

Komponen

Sintaksis

Komponen

Semantik Arti

Struktur dalam

Kaidah

Transformasi

Komponen

Fonologi Bunyi

Kaidah

Leksiskal

Page 202: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 187

Dari gambar di atas, sudah jelas dapat kita pahami bahwa

komponen semantik dan komponen fonologi hanya bersifat

menafsirkan saja. Tata bahasa mencerminkan aspek-aspek kreatif

bahasa. Oleh karena itu, tata bahasa hendaknya terdiri atas kaidah

yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang

tidak terbatas jumlahnya. Sedangkan komponen sintaksis

merupakan pusat dari tata bahasa dalam arti bahwa: Pertama,

komponen ini yang menentukan kalimat. Kedua, komponen ini juga

yang menggambarkan aspek ketertiban bahasa. Struktur dalam yang

dihasilkan oleh kaidah-kaidah kategori dan leksikon telah mewakili

unsur-unsur yang diperlukan untuk menafsirkan arti dan bunyinya.

Kaidah-kaidah yang dihasilkan oleh komponen sintaksis adalah

kaidah kategori dan kaidah transformasi. Kaidah kategori

menghasilkan struktur dalam, kaidah transformasi dapat menambah

dan mengurangi atau mengubah urutan struktur bahasa.38

Aspek kreatif Qutb dalam performansi bahasanya tidak

terlepas dari aspek kompetensi bahasa atau pengetahuannya tentang

bahasa. Aspek performansi tersebut dapat diklasifikasikan dalam

berbagai tingkatan kebahasaan (dalam linguistik dikenal dengan

bentuk lingual atau satuan lingual). Keanekaragaman performansi

bahasa Qutb menjadi salah satu bukti betapa Qutb merupakan

seorang yang mahir dalam ilmu bahasa. Khususnya, setelah ideologi

Qutb banyak masuk dalam ranah politik, sosial, dan pergerakan

38 Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung,

2009), 67. Contoh bagan di atas seperti performansi Qutb “Yusyriku>n ma’alla>h a>lihah ukhra>”, contoh kalimat tersebut merupakan performansi Qutb dalam bentuk

sintakis. Namun yang perlu kita ketahui adalah bahwa performansi Qutb tersebut

merupakan gabungan dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan dalam bentuk Fonologi.

Kemudian bunyi-bunyi tersebut masuk dalam kaidah transformasi yang dibentuk

oleh kompetensi bahasa Qutb, sehingga membentuk dengan apa yang ada dalam

pikirannya. Setelah terbentuk dalam kompetensi Qutb kemudian membentuk

satuan morfologi, frasa dan sintaksis yang bermakna sesuai kesepekatan lingkungan

budaya Qutb. Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k,

1979), 46.

Page 203: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

188 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dakwah yang diselimuti rasa benci terhadap lingkungan yang telah

banyak merugikan Islam.

1. Performansi Bahasa Sayyid Qutb dalam Bentuk Fonologi dan

Morfologi

Performansi bahasa dalam bentuk fonologi secara tidak

langsung mengutarakan bahwa ada hubungan yang erat antara apa

yang diketahui oleh seseorang (ide atau gagasan) mengenai

bahasanya dan kegiatan linguistiknya. Dengan kata lain,

kompetensi linguistik dengan performansi linguistik saling

bergantungan satu sama lain. Termasuk dalam hal fonologinya,

orang yang memakai bahasa lisan sebenarnya memakai kegiatan

fonologi setiap kali mereka mengucapkan serangkaian bunyi ujaran

dan setiap kali mendengar orang lain berbicara serta mengenal

bunyi-buyi tersebut sebagai ujaran.39

Untuk mentransformasikan suatu ide menjadi bunyi,

pembicara harus menerjemahkan struktur permukaan suatu kalimat

yang tepat terhadap gambaran sintaksis dan gambaran fonetik,

kemudian mengaktifkan alat-alat bunyi mereka untuk

menerjemahkan gagasan fonetik tersebut dalam tanda akustik.

Kemudian dengan tanda akustik tersebut, pendengar akan

mengalihsandikan bunyi terhadap gambaran fonetik. Kemudian

setelah itu masuk dalam tahapan operasi pembacaan sandi yang

relevan sesuai dengan kaidah-kaidah morfologi, frasa dan sintaksis,

sehinga dengan tahapan-tahapan tersebut, akan memperoleh atau

menemukan arti yang akan dikomunikasikan.40

39 Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung,

2009), 135.

40 Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung,

2009), 135-136.

Page 204: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 189

Pada tahap ini, karena Qutb lahir di Mesir yang menggunakan

bahasa Arab sebagai bahasa ibunya41

atau bahasa pertamanya, maka

fonologi bahasa yang diproduksi adalah bunyi-bunyi bahasa Arab

yang dibentuk oleh kemampuan membentuk kata, frasa, kalimat,

dan semantik (internal speech). Meskipun sebagaimana Chomsky,

dalam tahap internal speech, setiap kata akan memiliki bahasa yang

sama dari segi makna referensialnya.42

Namun, secara fonologi atau

external speech, akan terjadi perbedaan bunyi sesuai dengan

pengaruh lingkungan penutur bahasa, masyarakat bahasa, dan

budaya bahasa. Artinya pada tahap external speech, bahasa yang

diucapkan sesuai dengan kesepakatan masyarakat bahasa itu sendiri.

Misalkan, perbedaan bunyi yang merangkai kata mobil dalam

bahasa \Indonesia, car dalam bahasa Inggris dan al-say>a>rah dalam

bahasa Arab. Walapun secara external speech memiliki rangkaian

bunyi yang berbeda, tetapi secara internal speech memiliki maksud

dan referensi yang sama. Artinya yang membentuk bunyi tersebut

menjadi morfologi, sintaksis, dan semantik adalah masyarakat

41 Bahasa Ibu atau al-lughah al-umm (B1) adalah bahasa pertama atau

bahasa pertamakali Qutb dilahirkan. Bahasa Ibu juga dikenal sebagai bahasa

kebudayaan di mana seseorang dilahirkan. Dalam psikolinguistik, bahasa Ibu

disebut juga sebagai pemerolehan bahasa, di mana seseorang memperoleh

bahasanya secara alamiah tanpa ada rasa kesadaran. Lihat ‘Abd al-Maji>d Sayyid

Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs (Riya>d}: Ja>mi‘ah al-Mulu>k al-Su‘u>diyah,

1982), 134.

42Makna referensial adalah makna yang mempunyai referen (benda yang

diacu oleh kata itu). Sedangkan kata yang tidak mempunyai acuan tertentu atau

tidak ada referensinya disebut dengan kata non referensial (tidak ada acuan

rerefensinya). Lihat dalam Tajudin Nur, Semantik Bahasa Arab: Pengantar Studi Ilmu Makna (Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, 2010), 48.

Misalkan kata “al-saif” dalam performansi Qutb termasuk kata yang bermakna

referensial karena memiliki referensi, yaitu benda tajam yang digunakan untuk

berperang. Lihat Sayyid Qutb, Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah (Kairo: Da>r

al-Kita>b al-‘Arabi>, 1951), 9.

Page 205: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

190 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

bahasa43

yang sepakat atas satu kesatuan bunyi tersebut menjadi

identitas bahasa mereka.44

Untuk lebih jelasnya, kita lihat gambar

berikut:

Gambar 12

Internal Speech dan External Speech

No External Speech Internal Speech

Fonologi Morfologi Semantik

1

/P/e/n/j/a/r/a/ Penjara Bangunan tempat

mengurung orang

yang melanggar

hukum, bui,

lembaga

pemasyarakatan.45

/alif/lam/sin//jim/nun/ al-Sijn

/j/a/i/l/ Jail

2

/K/e/r/u/s/a/k/a/n Kerusakan Perihal rusak, sudah

tidak sempurna atau

menderita rusak

(ahlak, kecelakaan,

bentuk).46

/Ta//ha/lam/kaf/ta/ Tahlukah

/H/a/r/m/ Harm

43Masyarakat bahasa adalah suatu kelompok atau suatu masyarakat yang

mempunyai verbal repertoire yang relatif sama serta mereka mempunyai penilaian

yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di dalam

kelompok atau masyarakat tersebut. Lihat Abdul Chaer dan Leonie Agustina,

Sosiolinguistik Suatu Pengantar, 36.

44 Konvensional dalam arti semua masyarakat dan anggota-anggotanya

mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu digunakan untuk mewakili konsep

yang diwakilinya. Misalkan bagi bangsa Arab kata “juyu>s” adalah balad tentara

atau pasukan yang siap untuk membela kelompok, golongan, kerajaan, atau negara

yang diwakilinya. Maka anggota masyarakat Arab semuanya harus mematuhinya,

kalau tidak, dan menggantinya dengan kata lain, maka komunikasi akan terhambat.

Lihat Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rhineka Cipta, 2004), 47. Kata

“juyu>s” pada contoh di atas dikutip dari Sayyid Qutb, Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah (Kairo: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>, 1951), 20.

45Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia

(Jakarta: Pusat Bahasa dan Pendidikan Nasional, 2008), 1046.

46Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1193.

Page 206: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 191

3

/S/e/n/j/a/t/a/ Senjata Alat yang

digunakan untuk

berkelahi atau

berperang seperti

pedang, tombak,

dan senapan.47

/alif/lam/ta/s}a/lam/ya/>ha/} al-Tasli>h}

/W/e/a/p/o/n/ Weapon

4

/M/a/t/i/ Mati Sudah hilang

nyawanya atau

sudah tidak hidup

lagi atau sudah

tidak bernyawa

lagi.48

/alif/lam/mim/wau/ta/ al-Maut

/D/i/e/ Die

5

/P/e/r/a/n/g/ Perang Pertempuran besar

bersenjata antara

dua pasukan

(tentara. laskar dan

pemberontak).49

/Mim/’ain/ra/kaf/ta/ Ma‘rakah

/W/a/r/ War

6

/P/e/m/b/u/n/u/h/a/n/ Pembunuhan Proses cara

perbuatan

membunuh atau

menghilangkan

nyawa.50

/Ta/qaf/ta/ya/lam/ Taqti>l

/M/u/r/d/e/r/ Murder

7

/M/u/s/u/h/ Musuh Lawan berkelahi,

bertengkar,

berperang, berjudi, /Kha/sad/}wau/mim/ta/ Khus}u>mah

/e/n/e/m/y/ Enemy

47Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1274.

48Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 888.

49 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1051. Walaupun pada

hakikatnya masing-masing kata tersebut akan memiliki sinonim (al-mura>daif) dalam bahasa internalnya, seperti (perang dan tempur) dalam bahasa Indonesia, (al-ma‘rakah dan al-qita>l) dalam bahasa Arab, dan (war dan battle) dalam bahasa

Inggris. Hal tersebut disebabkan kesepakatan dari masing-masing kebudayaan

bahasa tersebut (konvensional) atau mempunyai beberapa kata dalam satu makna

karena kesepakatan bersama.

50Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 225.

Page 207: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

192 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

bertanding dan

sebagainya.51

8

/T/e/r/o/r/ Teror Usaha menciptakan

ketakutan dan

kengerian oleh

seesorang atau

kelompok

tertentu.52

/alif/ra/ha/ba/ Irha>b

/T/e/r/r/o/r/ Terror

9

/T/i/p/u/d/a/y/a/ Tipu daya Bermacam-macam

tipu atau berbagai

daya upaya yang

buruk, muslihat.53

/nun/alif/mim/wau/sin/ al-Na>mu>s

/T/r/i/c/k/e/r/y/ Trickery

10

/S/i/k/s/a/a/n/ Siksaan Hasil menyiksa,

penderitaan

kesengsaraan,

sebagai hukuman. 54

/‘Ain/dhal/alif/ba/ ‘Adha>b

/T/o/r/t/u/r/e/ Torture

Contoh gambar di atas55

menggambarkan perbedaan antara

internal speech dan external speech. Manurut Penulis, berdasarkan

konsep Chomsky, external speech dalam gambar di atas hanya bisa

mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa dan tidak bisa menentukan bunyi-

bunyi tersebut menjadi satu kesatuan morfologi, seperti satu

kesatuan dalam kata “penjara, jail atau al-sijn”, kata-kata tersebut

merupakan bunyi-bunyi yang berbeda. Artinya, yang menentukan

51Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 944.

52Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1454.

53Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1471.

54Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1304.

55Dari sepuluh data yang penulis tulis pada gambar 12 di atas, penulis

menganalisis satu kata saja sebagai dasar untuk membedakan antara bahasa dalam

(internal speech) dan bahasa luar (external speech). Hal tersebut didasari karena

kata-kata yang lainnya (yang ada dalam gambar 12) dapat diwakili penjelasannya

dengan analisis pada satu kata saja. Artinya, analisis perbedaan kata-kata yang

lainnya terkait internal speech dan external speech mengikuti kepada satu kata

yang penulis jadikan contoh analisis perbedaan di atas.

Page 208: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 193

bunyi menjadi kata-kata tersebut bukanlah external speech. Namun,

yang bisa membentuk bunyi-bunyi tersebut menjadi kata penjara,

jail atau al-sijn adalah internal speech, atau yang kita kenal dengan

kompetensi bahasa (pengetahuan penutur terhadap bahasanya).56

Secara internal speech akan membentuk bahasa yang sama terhadap

external speech yang berbeda-beda (penjara, jail atau al-sijn), yaitu

bangunan tempat mengurung orang yang melanggar hukum, bui,

lembaga pemasyarakatan. Begitu juga dengan performansi-

performansi bahasa Qutb yang dibentuk oleh kompetensi bahasanya.

Oleh karena itu, kata merupakan satuan bahasa yang memiliki

suatu pengertian atau deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi

dan mempunyai arti. Kata termasuk dalam satuan morfem baik

dalam bentuk simbol V (verba), N (nomina) dan A (Adjektifa).

Tahap lain dalam mendefinisikan kata adalah kata merupakan

bentuk yang mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak

berubah, kata mempunyai mobilitas dalam frasa dan kalimat.

Batasan tersebut tersirat dalam dua kategori.

Pertama, setiap kata mempunyai susunan fonem yang

urutannya tetap dan tidak berubah. Contoh kata “syahi>d”57 urutan

fonemnya adalah (/syin/- /ha/- /ya/- /dal/) urutannya tidak dapat

diubah menjadi hasyi>d (/ha/- /syin/- /ya/-/dal/) atau menjadi dasyi>h

(/dal/-/syin/-/ya-ha/) atau diselipi dengan fomem lain, seperti

menjadi kata syakahid (/sin/-/kaf/-/ha/-/ya/-/dal/) dan penambahan

fonem yang lainnya. Kata dalam bentuk ini, sebagaimana penulis

singgung pada pembahasan sebelumnya karena kata “syahi>d”

termasuk kata yang sudah menjadi konvensional masyarakat Arab,

56Oleh sebab itu, menurut penulis bahasa itu adalah salah bagian utama dari

kebudayaan. Dalam arti, bahwa yang membentuk satu kesatuan kata (morfem)

adalah budaya di mana penutur hidup. Walaupun memiliki pengetahuan yang sama

terkait makna kata yang diucapkan, akan tetapi akan memproduksi fonem-fonem

yang berbeda tergantung di mana dia dibesarkan dalam suatu kebudayaan,

sebagaimana data yang ada pada gambar 12.

57Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 7.

Page 209: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

194 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sedangkan kata hasyi>d, dasyi>h dan syakhahi>d tidak dapat dipahami

oleh masyarakat Arab karena belum masuk dalam konvensional

masyarakat Arab.

Kedua, setiap kata mempunyai kebiasaan berpindah tempat

dalam kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata

lain, atau juga dapat dipindahkan dari kata lainnya, namun hal

tersebut akan mepengaruhi terhadap makna gramatikal.58

Misalkan

pada contoh kalimat berikut al-h}arakah al-fida>’iy>ah al-yaum akwa>

min al-h}uku>mah ,

59contoh tersebut terdiri dari beberapa morfem

yang sudah benar berdasarkan kaidah bahasa Arab. Oleh karena itu,

contoh tersebut tidak bisa diubah menjadi bentuk aqwa> yaum min

al-h}uku>mah al-fida>’iy>ah al-h}ara>kiy>ah atau al-h}ara>kiy>ah aqwa> al-

h}uku>mah al-fida>’iy>ah yaum min atau al-fida>’iy>ah yaum al-

h}ara>kiy>ah aqwa> al-h}uku>mah min karena tidak menjadi sebah kalimat

yang benar dan tidak memiliki arti yang sesuai dengan kaidah

gramatikal bahasa Arab. Kata-kata yang belum masuk dalam

konvensional disebut dengan arbiter.60

Berdasarkan contoh di atas, sudah jelas bahwa morfologi

merupakan bagian ilmu yang mengkaji bahasa sebagai aspek-aspek

kebahasaan berupa kata dan bagian-bagiannya. Dengan kata lain,

morfologi membahas tentang pembentukan kata yang dihasilkan

atas gabungan bunyi-bunyi. Morfologi merupakan tatanan

kebahasaan di atas fonologi, karena objek kajian morfologi adalah

kata dan bagian-bagiannya di atas tataran bunyi sebagai objek

kajian morfologi (fonetik dan fonemik). Morfologi bisa juga

58Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rhineka Cipta, 200), 162-164.

59Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1993),

7.

60Kata arbitrer bisa diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap

dan manasuka. Atau dengan kata lain, yang dimaksud denga istilah arbitrer adalah

tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi atau

huruf) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang. Lihat Abdul

Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rhineka Cipta, 200), 45.

Page 210: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 195

dikatakan sebagai salah satu bidang kajian dalam linguistik yang

mempelajari morfem61

dan kombinasinya.62

Sebagaimana menurut

Kridaklasana dalam Imam Asrori yang berpendapat bahwa

morfologi adalah sub sistem lingusitik yang mengkaji proses yang

mengolah leksem menjadi kata. Leksem merupakan input,

sedangkan kata merupakan output. 63 Kita bisa lihat proses

morfologis dalam gambar berikut:

Gambar 13

Proses Morfologis

Leksem Kata

Proses komunikasi berdasarkan analisis di atas, sesuai dengan

yang diungkapkan Tarigan, yaitu tidak terlepas dari harmonisasi

antara bunyi dan makna. Tidak ada makna tanpa bunyi, dan tidak

akan ada bunyi tanpa makna.64

Performansi Qutb, sesuai dengan

analisis di atas, gaya bahasa Qutb dari masa ke masa banyak

dipengaruhi kompetensi bahasanya yang heterogen dan dinamis,

sehingga menyebabkan performansi bahasa yang juga heterogen dan

dinamis. Pada puncaknya, karena kompetensi bahasa Qutb banyak

dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang bertentangan dengan

61 Morf dalam istilah bahasa Arab dikenal dengan istilah (al-shi>ghah).

Sedangkan morfem dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah (al-wazan). Lihat

Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi> (al-Qa>hirah:

Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1998), 172.

62Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa dan Kalimat (Malang:

Misykat: 2004), 22.

63Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa dan Kalimat, 23.

64Maksud tidak akan ada bunyi tanpa makna adalah ketika bunyi-bunyi

yang dihubungkan dengan kognitif atau internal speech seseorang yang

memproduksi bahasa, sehingga menjadi bahasa yang bermakna atau bahasa (bunyi)

yang dapat dipahami oleh lawan tutur (al-istima>‘) atau masyarakat tutur (al-mujtama‘).

Proses Morfologis

Page 211: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

196 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kompetensinya, menyebabkan kepada performansi yang tendensius

dan bersifat h}araki>.65

Bunyi-bunyi performansi bahasa yang membentuk kata Qutb,

bisa kita lihat dalam performansi bahasa dalam tulisan-tulisannya

yang secara kompetensi banyak mengacu pada hal-hal yang radikal

dan tendensius. Kondisi ini, setelah Qutb banyak mendapatkan

stimulus dari berbagai lingkungan yang mengitarinya. Bunyi-bunyi

tersebut akhirnya membentuk kata yang dibentuk oleh pengetahuan

Qutb akan bahasanya. Berdasarkan stimulus tersebut, penulis

memilih karya Qutb yang mendapatkan stimulus setengah akhir

kehidupannya. Karya-karya tersebut di antaranya al-‘Ada>lah al-

ijtima>‘iy>ah, Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d, Lima>dza> A‘dumu>ni>?,

Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’an dan Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q.

a. Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q

Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q merupakan karya Qutb yang diterbitkan

untuk pertama kalinya pada tahuan 1964, dan merupakan salah satu

karya Qutb yang menggemparkan.66

Karya Qutb setebal 187 halam

ini, terdiri dari dua belas pasal yang banyak menginspirasi muslim

muda yang memiliki ghirah keislaman untuk berjihad dalam

dakwah Islam. Dua belas pasal tersebut di antaranya ji>l Qur’a>ni> fari>d

(generasi al-Qur’an yang unik), t}abi>‘ah manhaj al-Qur’a>ni> (tabiat

65 Dalam Zunly Nadia, diterangkan banyak tokoh-tokoh yang

mengistilahkan Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n. Di antaranya Jansen mengkategorikan

Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n tersebut termasuk tafsir yang bercorak h}araki> (tafsir

pergerakan). Azyumardi Azra menyebutnya sebagai tafsir yang bercorak praksis

dan Afif Muhammad menyebutnya sebagai tafsir yang bercorak ideologis.

Menurutnya, pendapat-pendapat tersebut muncul karena gaya bahasa, serta isi

Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n yang memang terlihat sangat ideologis dan sangat

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pribadi Qutb yang berada di bawah tekanan

sebuah rezim yang berkuasa pada saat itu serta kondisi negara Mesir. Lihat dalam

Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-Quran karya

Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 316-311.

66A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani,

2013), 90.

Page 212: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 197

program al-Qu’ran), nasy’ah al-mujtama‘ al-muslim wa khas}a>’is }uh

(masyarakat Islam pertumbuhan dan ciri-cirinya), al-jiha>d fi>

sabi>lilla>h (jihad di jalan Allah), La> iIla<ha illa Alla>h manhaj h}a>yah

(La> ila<ha illa Alla>h sebagai panduan hidup), al-Isla>m huw al-h}ad{a>rah

(Islam adalah tamadun), al-tas}awwur al-Isla>mi> wa al-thaqa>fah

(konsep Islam terhadap kebudayaan), jinsiy>ah al-muslim wa

‘aqi>datuh (akidah rupa bangsa muslim), naqlah ba‘i>dah (jarak jauh),

isti‘la>’ al-i<ma>n (keagungan Iman), ha>dha> huw al-T{ari>q (inilah

jalannya).67 Dari dua belas pasal di atas, empat pasal Qutb kutif dari

Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’an dengan tambahan dan pengaruh konten

disebabkan perbedaan konteks dan tema penulisan. Oleh karena itu,

karya Qutb ini merupakan karya yang fenomenal karena

menyebabkan Qutb kembali dipenjara dan akhirnya dihukum

gantung. Namun, perubahan tersebut dirasakan lebih radikal dan

tendensius. Performansi Qutb dalam Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q bentuk

fonologi dan morfologi bisa dilihat pada gambar 14 berikut.

67Lihat dalam Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k,

1979), 187. Kata i‘tida>’ (ofensif atau penyerangan) menurut Qut\b, ialah mereka

yang memberikan makna jihad dalam Islam sebagai perang defensif (untuk

membela dan mempertahankan diri semata serta menolak serangan musuh) adalah

orang-orang yang kurang memiliki pengetahuan terkait dengan tabiat agama Islam

dan peranannya di muka bumi, serta karena kekalahannya menghadapi orientalisme

yang penuh tipu daya terhadap jihad Islam. Kemudian Sayyid Qut\b juga

melontarkan pertanyaan bagi pembaca dengan pernyataan. Qut\b ini menjelaskan

bagaimana dia mengumpamakan orang yang memahami jihad dalam makna

defensif sebagai orang yang inperior dan kalah dari kaum orientalis, karena kaum

orientalislah yang dia anggap berpengaruh besar dalam membangun opini tentang

jihad dalam Islam. Lihat Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir

Fi Dilal al-Quran karya Sayyid Qutb”, 315-317.

Page 213: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

198 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Gambar 14

Performansi Bahasa Bentuk Fonologi dan Morfologi pada

Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna Leksikal

Fonologi Morfologi

1 I‘tida>’68 /alif/‘ain/ta/dal/alif/hamzah/ إعتداء Ofensif

Penyerangan

Pelanggaran

2 al-Ma‘rakah 69 /alif/lam/mim/’ain/ra/kaf/ta/ المعركة Peperangan

Medan perang

3 al-Hazi>mah 70 /alif/lam/ha/zim/ya/mim/ta/ الهزيمة Ketaklukan

Keterceraian

4 Irha>b71 /alif/ra/ha/alif/ba/ إرهاب Intimidasi

Teror

Ancaman

5 al-Ittiha>m 72 /alif/lam/alif/ta/ta/ha/alif/mim/ إلتهام Tuduhan

Kecurigaan

6 al-Na>mu>s 73 /alif/lam/nun/alif/mim/wau/sin/ الناموس Tipu daya Fitnah

7 Ifla>s 74 /alif/fa/lam/alif/sin/ فلاسإ Bangkrut

68Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 9.

69Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 8.

70Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 59.

71Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 25. Terkait performansi pada kata

“ancaman” lihat dalam QS. al-Qamar: 37. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman Ku.

72Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 59. Terkait performansi pada kata

“tuduhan” bisa dilihat dalam QS. al-Thu>r: 52. Apakah mereka diperintah oleh fikiran-fikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?

73Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 98. Terkait performansi pada kata

“tipu daya” bisa dilihat dalam QS. al-Anfa>l: 30. “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya”.

74Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 4.

Page 214: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 199

Kepahitan

Kegagalan

8 Jarh}an 75 /jim/ra/h}a/ جرحا Dosa

Kesalahan

9 Syahi>d76 /syin/ha/ya/dal/ شهيد

Yang meninggal

dijalan Allah

Saksi

Martir

10 al-Saif 77 /alif/lam/sin/ya/fa/ السيف Pedang

Kata i‘tida>’ berarti ofensif atau penyerangan. Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata “penyerangan” berarti proses, cara, perbuatan

menyerang, penyerbuan, dan agresi.78

Kata al-ma‘rakah dalam

bahasa Indonesia bermakna peperangan, serangan atau medan

perang. Peperangan secara leksikal79

bermakna peperangan antara

negara, agama, suku dan kelompok-kelompok lainnya, atau juga bisa

bermakna pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan (tentara,

laskar atau pemberontak). Peperangan juga bisa diartikan terjadinya

perkelahian atau konflik antara dua individu atau kelompok

masyarakat. Bentuk peperangan lain dalam cakupan makna leksikal

75 Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 5. Terkait performansi pada kata

“dosa” bisa dilihat dalam QS. al-nisa: 31. “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”

76Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 34.

77Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 25.

78Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1283.

79Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna dasar yang terdapat pada

setiap kata atau leksikon atau kalimat. Dengan kata lain, makna leksikal merupakan

makna yang sesuai dengan acuan atau referennya. Atau makna leksikal merupakan

makna kata secara lepas, tanpa adanya kaitan dengan kata lain. Atau makna

leksikal merupakan makna yang sesuai dengan kamus. Lihat Moh. Ainin dan Imam

Asrori, Semantik Bahasa Arab (Malang: Universitas Negeri Malang, 2008), 37.

Page 215: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

200 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

adalah adanya permusuhan pemikiran (ideologi).80

Sementara, kata

irha>b bermakna teror, intimidasi dan ancaman. Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata teror merupakan usaha untuk menciptakan

ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan

tertentu. Oleh karena itu, teroris adalah bentuk nomina (ism) dari

kata teror yang berarti orang yang menggunakan kekerasan untuk

menimbulkan rasa takut dengan tujuan yang beragam. Sedangkan

terorisme merupakan suatu pemahaman yang menggunakan

kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai

tujuan.81

Namun, keragaman tersebut tidak berati dalam arti yang

positif, sebab kata teror selalu dikaitkan dengan kekerasan.

Selanjutnya kata al-hazi>mah berarti ketaklukan dan

keterceraian. Kata ketaklukan dalam konteks bahasa Indonesia

bermakna suatu proses, cara, atau perbuatan menaklukan. Proses

penaklukan tersebut biasanya melalui wilayah suatu negara atau

daerah tertentu melalaui peperangan. Negara atau daerah yang

berhasil melakukan proses penaklukan, maka negara atau daerah

tersebut akan mendapatkan wilayah secara tetap akibat dari

peperangan yang penuh dengan kemenangan.82

Sementara negara

atau daerah yang berhasil ditaklukan secara tidak langsung harus

mengiktu prosedur negara dan daerah penakluk. Penaklukan

biasanya berhubungan dengan permasalahan politik (siya>sah). 83

80\Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1051.

81Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1454-1455.

82Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1381.

83Islam sendiri mengajarkan berpolitik sebagai salah satu bentuk aktualisasi

kepada umat, bahwa Islam bukan hanya mengatur permasalahan ibadah saja (fikih),

akan retapi Islam adalah ka>ffah. Artinya, Islam juga mengatur hubungan sosial,

budaya, dan hubungan bernegara. Rasulullah berhasil dalam menyebarkan misi

dakwah salah satunya dengan bentuk politik, yaitu membentuk pemerintahan Islam

yang mempunyai jargon Islam di atas segala-galanya. Dakwah dalam bentuk politik

juga sebagai salah satu keberhasilan Rasulullah dan Khulafa>’u Ra>sidi>n menaklukan

kota Mekah (futu>h} Makkah) dan negara-negara yang kini menjadi negara Islam.

Page 216: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 201

Sementara itu, kata al-ittiha>m bermakna tuduhan atau kecurigaan.

Kata tuduhan dalam konteks bahasa Indonesia bermakna macam-

macam tipu daya, berbagai daya upaya yang buruk, dan berbagai

tipu muslihat.84

Tuduhan atau kecurigaan tersebut merupakan salah

satu faktor penyebab retaknya hubungan antara dua kelompok

tertentu yang menyebabkan terjadinya peperangan (al-ma’rakah).

Kata al-na>mu>s berarti tipu daya atau fitnah. Tipu daya dalam

konteks bahasa Indonesia bermakna menuduh hal yang dituduhkan

dakwaan.85

Dalam konteks politik, tipu daya atau perilaku fitnah

sudah menjadi suatu yang bersifat rahasia umum. Terutama politik

yang menghalalkan segala cara. Sementara kata ’ifla>s berarti

kebangkrutan, kepahitan, atau kegagalan. Kegagalan dalam konteks

bahasa Indonesia bermakna perihal gagal dan ketidak berhasilan.86

Sementara kata jarh}an berarti dosa atau kesalahan. Dalam konteks

bahasa Indonesia, dosa atau kesalahan merupakan perbuatan yang

melanggar hukum Tuhan atau agama. Dosa atau kesalahan tersebut

juga berarti perbuatan salah terhadap orang tua, agama, negara,

masyarakat, budaya dan sebagainya. Sementara itu, terdapat makna

lain dari kata dosa, yaitu dosa besar, dosa yang tidak akan

mendapatkan ampunan kecuali dengan taubat nasuha.87

Selanjutnya adalah kata syahi>d (sudah berintegrasi dan

menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia) yang berarti

84Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1471.

85Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1492.

86Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 405.

87Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 342. Lihat dalam Q.S. al-Nisa>’: 17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Kejahilan maksudnya ialah: Pertama, orang

yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat

kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. Kedua, orang yang durhaka kepada Allah baik

dengan sengaja atau tidak. Ketiga, orang yang melakukan kejahatan karena kurang

kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.

Page 217: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

202 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

seseorang yang meninggal di jalan Allah, saksi, atau martir. Dalam

konteks bahasa Indonesia syahid berarti sebagai saksi dalam usaha

menegakan dan mempertahankan kebenaran agama, atau orang yang

mati karena membela agama.88

Dalam konteks agama Islam, kata

syahid identik dengan amal makruf nahyi mungkar.89

Seseorang

muslim yang mati syahid, akan langsung mendapatkan surga Allah

tanpa melalui hisab terlebih dahulu. Sementara kata al-saif berarti

pedang. Dalam konteks bahasa Indonesia kata pedang memiliki

makna yang beraneka ragam, yaitu parang panjang, pedang

kehormatan atau pedang yang berstatus sebagai pusaka dan dipakai

dalam upacara dan parade tertentu, diberikan kepada para pahlawan

sebagai penghormatan dan kebanggaan pribadi.90

Selanjutnya

performansi Qutb dalam Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d.

b. Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d

Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d merupakan karya Qutb yang

diproduksi ketika Qub berada di Amerika. Qutb membagi buku ini

dalam sembilan pasal.91

Di antaranya adalah tentang ay>uha al-

fida>’iy>u>n! amdhu> fi> t}ari>qikum (wahai orang-orang yang berkorban,

88Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1367. Terkait performansi

pada kata :syahid” dapat dilihat dalam QS. al-Imra>n: 196. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. Maksud hidup di sisi Tuhannya,

Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka

mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang

mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.

89Lihat dalam QS. al-Imra>n: 104. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Makruf

merupakan segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan

munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

90Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1035.

91Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q,

1993), 68.

Page 218: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 203

perjelaslah jalan atau tujuan kalian), ma>dza> s}ana‘tum li abt}a>l

falist}i>n? (apa yang kalian perbuat untuk memperjuangkan

Palestina?), sabba>q ila> al-tad}hiy>ah wa al-fida>’ (pelopor terhadap

pengorbanan), ma’rakatuna>’ ma‘a al-Yahu>d (pertentangan kita

dengan Yahudi), al-Isla>m niza>m ijtima‘i> la> tawi>dah‘ (Islam

merupakan sistem sosial, janganlah mengguna-gunakannya),

h}aqi>qah al-kutlah al-Isla>miyah (hakikat kelompok atau golongan

Islam), falana’rif man nah}nu (maka kita akan tahu siapa sebenanrya

diri kita), aina al-t}ari>q (di mana jalan), ila> mutatha<qili<n ‘an al-jiha>d

(meunuju kebodohan dari berjihad).92

Performansi Qutb dalam

bentuk fonologi dan morfologi dalam Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d

bisa dilihat pada gambar 15 berikut.

Gambar 15

Performansi Bahasa Bentuk Fonologi dan Morfologi dalam

Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna

Leksikal Fonologi Morfologi

1 al-’Iqt}a>‘i>n93 /alif/lam/alif/qaf/ta/ali/’ain/ya/nun الاقطاعين Feodal

2 al-Tasli>h}94 /alif/lam/ta/sin/lam/ya/h}a/ التسليح Senjata

Pemberani

92Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 68.

93Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ ma‘a al-Yahu>d, 6.

94Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 11.

Page 219: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

204 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

3 Ka>rithah95 /kaf/alif/ra/tha/ta/ كارثة

Bencana

Malapetaka

4 T{awa>‘iyah96 /t}a/wau/alif/’ain/ya/ta/ طواعية Loyalitas

Kesetiaan

5 al-But}u<lah 97 /alif/lam/ba/t}a/wau/lam/ta/ البطولة Pahlawan

6 al-Syaba>b98 /alif/lam/syin/ba/alif/ba/ الشباب Pemuda

Generasi

muda

7 al-’Ana>niyah

99 /alif/lam/alif/nun/alif/nun/ya/ta/ الأنانية Egois

Angkuh

8 al-

Syubha>t100 /alif/lam/syin/ba/ha/alif/ta/ الشبهات

Samar

Perkara

yang tidak

jelas halal

haramnya

95Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 10. Berkaitan dengan bencana

lihat dalam Q.S. al-Mu‘min: 30. “Dan orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu” Sebenarnya segala urusan itu

adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui

bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah

memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir

senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu

terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah.

Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

96Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 25.

97Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 13.

98Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 15.

99Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 18. Berkaitan dengan kata

“sombong”, lihat dalam QS. Luqma>n: 13. “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

100Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 21.

Page 220: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 205

9 Ma‘s}iy>ah101 /mim/’ain/s}a/ya/ta/ معصية

Dosa

Kesalahan

Durhaka

Maksiat

10 ‘Adha>b 102 /’ain/dhal/alif/ba/ عذاب Siksaan

al- ’iqt}a>‘i>n berarti feodal. Feodal dalam konteks bahasa

Indonesia memiliki makna sesuatu yang berhubungan dengan

susunan suatu masyarakat tertentu yang dikuasai oleh kaum

bangsawan, atau mengenai kaum bangsawan (tentang sikap, cara

hidup, dan lain sebagainya), atau mengenai cara pemilikan tanah

pada abad Eropa.103

Sementara kata al-tasli>h berati senjata atau

pemberani. Dalam konteks bahasa Indonesia senjata merupakan alat

yang digunakan untuk berkelahi dan berperang (seperti keris,

tombak, snapan dan sebagainya), juga bermakna sesuatu yang

dipakai atau digunakan untuk suatu maksud (seperti surat, kop

surat, cap, memo dan sebagainya).104

Kata al-ka>rithah berarti bencana atau malapetaka. Bencana

dan malapetaka dalam konteks bahasa Indonesia bermakna sesuatu

yang menyebabkan kesusahan, kerugian atau penderitaan,

101 Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 27. Terkait dengan kata

“maksiat”, lihat dalam QS. al-Nisa>: 17. “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Maksud dari

kejahiliyahan. Pertama, Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui

bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. Kedua, Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. Ketiga, Orang

yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau

karena dorongan hawa nafsu.

102Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 58.

103Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 390.

104Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1274.

Page 221: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

206 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kecelakaan, bahaya, gangguan godaan, bencana yang berhubungan

dengan alam dan kerusakan keseimbangan lingkungan ekologis.105

Kata t}awa>‘iyah berarti loyalitas atau kesetiaan.106

Loyalitas dan

kesetiaan dalam konteks bahasa Indonesia berarti pahlawan atau

orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam

membela kebenaran.107

Berati juga sebagai kepatuhan dan

kesetiaan.108

Kata al-but}u<lah berarti pahlawan. Pahlawan dalam

konteks bahasa Indonesia berarti orang yang menonjol karena

keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.109

Kata

al-Syaba>b berarti pemuda atau generasi muda. Dalam konteks

bahasa Indonesia, pemuda berarti orang muda laki-laki, remaja,

taruna.110

Sementara kata al-ana>niyah berarti egois atau angkuh.

Dalam konteks bahasa Indonesia egois berarti orang yang suka

mementingkan diri sendiri. Angkuh sifat suka memandang rendah

kepada orang lain, tinggi hati, sombong, congkak, atau baik fisiknya

tetapi tidak baik ruhaninya.111

105Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 168.

106Berkaitan dengan performansi pada kata “setia”, lihat dalam QS. al-Fath}: 10. “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”. Orang yang berjanji setia biasanya

berjabatan tangan. Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan

Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. Jadi maksud tangan Allah di atas

mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan

berjanji dengan Allah. Jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang

berjanji itu. Hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat

yang menyerupai makhluknya.

107Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 999.

108Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 843.

109Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 999.

110Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1043.

111Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 69.

Page 222: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 207

Kata al-syubha>t berarti samar atau perkara yang tidak jelas

halal haramnya. Dalam konteks bahasa Indonesia, subhat berarti

keragu-raguan atau kekurangjelasan tentang sesuatu (apakah halal

atau haram dan sebagainya) karena kurang jelas hukumnya atau

tidak terang dan jelas antara yang halal dan haram atau antara yang

benar dan yang salah.112

Kata ma‘s}iyah berarti dosa, kesalahan,

pembangkangan dan durhaka. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

dosa atau kesalahan berarti perbuatan yang melanggar perintah

Allah atau perbuatan dosa (tercela, buruk dan sebagainya).113

Hasil

menyiksa, penderitaan, kesengsaraan sebagai hukuman, perlakuan

atau perbuatan yang sewenang-wenang seperti menyakiti,

menganiaya, dan sebagainya. Kata ‘adha>b berarti siksaan.114

Siksaan

dalam konteks bahasa Indonesia berarti penderitaan batin seperti

penyiksaan psikologis, hati pikiran dan lain sebagainya. Juga

penderitaan yang tampak secara lahir seperti kekurangan ekonomi,

kecelakaan, sakit, gangguan sosial dan lain sebagainya.115

Selanjutnya performansi Qutb dalam Lima>dha> A‘dumu>ni>.

c. Lima>dha> A‘dumu>ni>?

Lima>dha> A‘dumu>ni> merupakan salah satu karya yang

diproduksi setelah Qutb bergabung dengan Ikhwanul Muslimin.

Sebagaimana dalam isi pembahasannya Qutb banyak menginggung

kata ikhwan.116

Dalam karyanya tersebut, Qutb mengungkapkan

112Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1368.

113Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 865.

114 Lihat dalam Q.S al-T{alaq: 8. “Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.” Yang dimaksud dengan hisab dan azab di sini adalah hisab

dan azab di akhirat.

115Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1304.

116Sayyid Qutb, Lima>za > A’dumu>ni>? (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q, 1965), 5.

Page 223: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

208 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

perasaannya kenapa banyak orang yang menganggap musuh kepada

dirinya. Padahal Qutb hanya mengajak Islam ke jalan yang

fundamental, yaitu memurnikan kembali Islam yang sudah tidak

berada dalam jalur-jalur dan sistem-sistem Islam. Dalam karyanya

tersebut, Qutb membagi tema menjadi lima pembahasan.

Pembahasan tersebut di antaranya berisikan tentang sard ta>ri>khi> li

nasy’a>t}i> fi> h}arakah al-Ikhwa>n al-Muslimi>n wa baya>n li al-h}awa>dith

(sejarah riwayat bagi pertumbuhan pergerakan Ikhwanul Muslimin),

al-h}arakah al-isla>miy>ah tubda’ min al-qa>‘idah (pergerakan manusia

sebagai kaidah dasar), al-bahth ‘an al-sila>h} wa al-ma>l (pencarian

senjata dan materi), ittis}a>la>tuna>’ bi al-ikhwa>n fi al-kha>rij (hubungan

atau komunikasi kita dengan saudara yang berada dalam barisan

luar), al-Isla>m niz}am h}aya>h al-ka>mil (Islam sebagai sistem

kehidupan yang sempurna). Performansi bahasa Qutb dalam bentuk

fonologi dan morfologi dalam salah satu karyanya Lima>dha>

A‘dumu>ni> bisa dilihat pada gambar 16 berikut.

Gambar 16

Performansi Bahasa Bentuk Fonologi dan Morfologi

dalam Lima>dha> A‘dumu>ni>

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna

Leksikal Fonologi Morfologi

1 Taqti>l117 /ta/qaf/ta/ya/lam/ تقتيل Penyembelihan

Pembunuhan

2 Takhri>b118 /syin/ya/wau/’ain/ya/ya/nun/ تخريب Sabotase

Penghancuran

117Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>? (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q, 1965), 16.

118Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 13.

Page 224: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 209

3 al-Sijn 119 /alif/lam/sin/jim/nun/ السجن Penjara

4 Indifa>‘ 120 /alif/nun/dal/fa/alif/’ain/

إندفاع

Letusan

Ledakan

Pengaliran

Keberanian

Kegairahan

5 Amri>ka>’121 /alif/mim/ra/ya/kaf/alif/ أمريكا Amerika

6 al-

Ta‘dhi>b122 /alif/lam/ta/’ain/dhal/ya/ba/ التعذيب Siksaan

7 al-Ikhwa>n 123

/alif/kha/wau/alif/nun/ الاخوان

Saudara

Saudara laki-

laki

8 al-‘Askari> 124

/alif/lam/’ain/sin/kaf/ra/ya/ العسكرى Prajurit

Tentara

119Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 7. Terkait dengan performansi kata

“penjara” bisa dilihat dalam QS. Yu>suf: 12, yang menyatakan bahwa penjara di

dunia lebih baik daripada terjerumus dalam tipu muslihat dunia. “Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” Namun, penjara yang menyeramkan adalah

penjara di akhirat kelak. Lihat dalam QS. al-Isra>’: “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.”

120Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 26.

121Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 2.

122Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 10.

123Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 52.

124Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 39.

Page 225: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

210 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

9 al-Maut 125 /alif/lam/mim/wau/ta/ الموت Mati

Kematian

10 H{arakah 126 /h}a/ra/kaf/ta/ حركة

Gerakan

Aktifitas

Semangat

Dinamis

Kata taqti>l berarti pembunuhan127

atau penyembelihan.

Dalam konteks bahasa Indonesia, pembunuhan berarti proses, cara,

dan perbuatan membunuh.128

Sementara kata indifa>’ berarti letusan,

ledakan, penggalian keberanian, dan kegairahan. Ledakan dalam

konteks bahasa Indonesia berarti letusan, usaha peningkatan jumlah

yang terjadi amat cepat banyak dan proses, cara, perbuatan

membunuh.129

Sementara itu, kata takhri>b berarti sabotase. Kata

“sabotase” dalam konteks bahasa Indonesia berarti perusakan milik

pemerintah (oleh pemberontak), penghalangan produksi perusahaan

atau tindakan merusak dan menentang kelancaran kerja,

pemusnahan fasilitas militer, perhubungan atau pengangkutan

wilayah musuh oleh agen rahasia lawan atau oleh kelompok gerakan

perlawanan bawah tanah.130

125Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 50.

126Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 54.

127Lihat Q.S. al-Baqarah: 191. “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir”. Fitnah (menimbulkan

kekacauan), seperti mengusir sahabat dari kampung halamannya, merampas harta

mereka dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama.

128Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2225.

129Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 802.

130Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1197.

Page 226: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 211

Kata al-sijn berarti penjara. Kata penjara dalam konteks

bahasa Indonesia berarti bangunan atau tempat mengurung orang

hukuman, bui atau lembaga permasyarakatan.131

Sementara kata al-

ta‘dhi>b berarti penyiksaan. Dalam konteks bahasa Indonesia,

penyiksaan berarti proses atau hasil menyiksa, penderitaan

kesengsaraan sebagai hukuman, perlakuan yang sewenang-wenang

seperti menyakiti, menganiaya dan sebagainya, yang berhubungan

dengan penderitaan batin dan penderitaan yang tampak secara

lahir.132

Kata al-ikhwa>n berarti saudara. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “saudara” berarti orang yang seibu seayah (atau

hanya seibu atau hanya seayah), adik atau kakak, orang yang

bertalian keluarga, orang yang segolongan (sepaham, seagama,

sederajat, kawan, teman dan lain sebagainya), atau sapaan kepada

orang yang diajak bicara. Sementara, kata al-‘askari> berarti prajurit

atau tentara. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata prajurit berarti

anggota angkatan darat, udara, laut serta anggota kepolisian (tidak

memandang pangkat), golongan pangkat paling rendah dalam

angkatan darat dan udara, kemiliteran, ketentaraan, dan

kepahlawanan.133

Kata al-maut berarti mati.134

Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata mati berarti sudah hilang nyawanya, tidak bernyawa

131Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1046.

132Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1304.

133Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1097.

134Lihat dalam Q.S al-H{ajj: 58. “Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki. Dan dalam QS. al-Imra>n: 169. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. Maksud hidup di sisi Tuhannya yaitu hidup

dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat

Page 227: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

212 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

atau tidak pernah hidup, tidak berasa lagi, padam, tidak terus atau

buntu tentang jalan, pikiran, ide dan sebagainya, atau tidak ramai

(pasar, perdagangan dan sebagainya), tidak bergerak (mesin arloji

dan sebagainya).135

Sementara kata h}arakah berarti pergerakan. Kata

pergerakan dalam konteks bahasa Indonesia merupakan perbuatan

akan keadaan bergerak (air, laut, mesin) gerakan, usaha atau

kegiatan di lapangan sosial (masyarakat, budaya, politik dan

sebagainya).136 Selanjutnya performansi Qutb dalam al-‘Ada>lah al-

Ijtima>‘iy>ah.

d. al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah

al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah merupakan salah satu karya Qutb

yang terbit pertama kali pada tahun 1949, ketika Qutb sedang

berada di Amerika dan merupakan karya pertamanya dalam

pemikiran Islam. Qutb mempersembahkan karyanya ini untuk

generasi muda Islam (rija>l al-di>n) yang berjuang di jalan Allah (jihad

fi sabilillah), dengan nama Allah, dan atas bantuan dan pertolongan

Allah. Karya Qutb ini, juga mengajak kepada pemuda Islam dan

kaum muslimin pada umumnya agar memulai kehidupan baru yang

lebih islami dalam suatu komunitas Islam yang memegang teguh

akidah dan sistem Islam (al-h}ayah bi syari>‘ah al-isla>m), dan juga

berpegang dan berhujah kepada syariat Islam. Menurutnya, Islam

bukan hanya merupakan ibadah saja (al-fiqh), tetapi juga sistem

ilahi yang mengatur seluruh kehidupan manusia dengan undang-

undang Allah (al-isla>m huw al-di>n wa al-daulah).137

Pembahasan dalam al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah terdapat delapan

pembahasan utama, pembahasan tersebut di antaranya berisikan

kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui

bagaimana keadaan hidup itu.

135Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 888.

136Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 443.

137Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 90

Page 228: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 213

tentang al-di>n wa al-mujtama‘ bain al-masi>h}iy>ah wa al-Isla>m

(agama dan masyarakat antara Kristen dan Islam), t}abi>‘ah al-‘ada>lah

al-ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m (hakikat keadilan masyarakat dalam agama

Islam), wasa>’il al-‘ada>lah al-ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m (sarana keadilan

masyarakat dalam agama Islam), siya>sah al-h}ukm fi al-Isla>m (politik

hukum dalam agama Islam), siya>sah al-ma>l fi al-Isla>m (politik uang

dalam Islam), min al-wa>qi‘ al-ta>ri>khi> fi> al-Isla>m (fenomena dan

sejarah dalam Islam), h}a>dhir al-Islam wa Mustaqbaluh (Islam masa

kini dan masa depan), fi> Muftariq al-T{ari>q (jalan atau cara yang

beragam).138

Delapan pembahasan yang disebutkan di atas,

menggambarkan perhatian Qutb kepada masalah- masalah sosial

yang seharusnya tetap berada dalam pengaturan Islam. Termasuk di

dalamnya terdapat pembahasan-pembahasan yang berhubungan

dengan politik dan keadilan sosial yang harus diberikan bagi

masayarakat. Performansi Qutb dalam bentuk fonologi dan

morfologi dalam al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah bisa dilihat pada gambar

18 berikut.

Gambar 17

Performansi Bahasa Bentuk Fonologi dan Morfologi dalam

al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna

Leksikal Fonologi Morfologi

1 al-

Tahlukah139 /alif/lam/ta/ha/lam/kaf/ta/ التهلكة Kerusakan

Bahaya

138Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 217.

139 Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 6. Terkait kata

“keruskan”, lihat dalam Q.S al-Ma>’idah: 32. “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya

Page 229: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

214 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

2 Syuyu>‘iy>u>n140 /syin/ya/wa/’ain/ya/wa/nu/ شيوعيون Para

komunis

3 al-

H{a>kimiyah141 /h}a/alif/kaf/mim/ya/ta/ حاكمية

Berkenaan

dengan

kekuasaan

4 Dhimmah142 /dhal/mim/mim/ta/ ذمة

Perlindungan

Keamanan

Jaminan

6 Jari>mah143 /jim/ra/ya/mim/ta/ جريمة

Kejahatan

Kriminalisasi

Perbuatan

salah

7 al-H{arb144 /alif/lam/h}a/ra/ba/ الحرب Peperangan

telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.”

140Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 6.

141Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 12. Kejahiliyahan

muncul kembali karena kondisi dunia yang menentang kedaulatan Tuhan (al-h}akimiy>ah lilla>h), dan saat ini umat manusia berada dalam kondisi jahiliyah seperti

sebelum ada Islam, atau bahkan lebih buruk lagi. Pemikiran, tradisi, budaya,

pemerintahan, konstitusi dan juga perundang-undangan tidak tunduk kepada al-h}akimiy>ah lilla>h seperti yang ditegaskan oleh al-Qur’an dan Sunnah, termasuk

segala sesuatu yang tampaknya Islam tetapi sebenarnya produk Barat, semuanya

adalah ja>hiliy>ah jadi>dah (jahiliyah modern) yang menurutnya sesat dan

menyesatkan. Lihat Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi

Dilal al-Quran karya Sayyid Qutb”, 317.

142Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 97.

143Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 50.

144Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 97. Lihat dalam Q.S

al-Taubah: 25. “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.”

Page 230: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 215

8 al-

Khus}u>mah145 /kha/s}a/wau/mim/ta/ الخصومة Antagonisme

Permusuahan

9 al-Khabi>th146 /alif/lam/kha/ba/ya/tha/ الخبيث Keji

Jelek

Jahat

10 al-Ih}ktika>r147 /alif/lam/’ain/sin/kaf/ra/ الاحتكار Monopoli

11 al-S{ira>‘ 148 /alif/lam/s}a/ra/’ain/’ain/ الصراع Konflik

Pertentangan

Kata al-tahlukah berarti bahaya atau kerusakan. Bahaya

dalam konteks bahasa Indonesia bermakna sesuatu yang mungkin

mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan dan kerugian).

Bahaya dapat pula bermakna ancaman bagi sebuah keselamatan.149

Sedangkan kata syuyu>‘iy>u>n berarti para komunis. Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata “komunis” berarti suatu kemampuan atau

suatu kesanggupan (untuk berbuat sesuatu) atau suatau kekuatan.

Makna lainnya adalah suatu wewenang atas sesuatu atau untuk

menentukan (seperti memerintah, mewakili, dan mengurus

sesuatu).150

Kata al-h}a>kimiy>ah berarti kedaulatan. Dalam konteks

bahasa Indonesia kata “kedaulatan” berarti kekuasaan tertinggi

atas suatu pemerintahan Negara atau Daerah.151

Semantara itu, kata

145Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 97. Lihat dalam Q.S

al-Baqarah: 98. “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”

146Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 101.

147Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 101.

148Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 104.

149Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 118

150Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 745.

151Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 298.

Page 231: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

216 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dhimmah berarti keamanan. Kata “keamanan” dalam konteks

bahasa Indonesia berarti bebas dari suataubahaya atau bebas dari

gangguan atau keadaan aman, sejahtera dan tentram.152

Kata al-h}arb berarti peperangan. Dalam konteks bahasa

Indonesia, peperangan bermakna peperangan antara negara, agama,

suku dan yang lainnya, atau pertempuran besar persenjata antara

dua pasukan (tentara, laskar, pemberontak, atau perkelahian yang

berakhir pada konflik, atau mengungkapkan permusuhan pemikiran

(ideologi).153

Sementara kata al-jari>mah berarti kejahatan atau

kriminalisasi.154

Dalam konteks bahasa Indonesia, kriminalisasi

berkaitan dengan kejahatan (pelanggaran hukum) yang dapat

dihukum menurut undang-undang proses yang memperlihatkan

perilaku yang semula tidak dianggap sebagai peristiwa pidana,

tetapi kemudian digolongkan sebagai peristiwa pidana oleh

masyarakat.155

Selanjutnya adalah kata khus}u>mah yang berarti

musuh. Dalam konteks bahasa Indonesia kata “musuh” berarti lawan

berkelahi, lawan berperang, lawan bertengkar, berperang, lawan

berjudi, lawan bertanding, lawan berseteru, atau bandingan,

imbangan, tandingan, atau sesuatu yang mengancam (kesehatan

atau keselamatan yang merusakan).156

Sementara kata khabi>th

berarti keji. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “keji” berarti

152Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 46-47.

153Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1051.

154 Lihat dalam Q.S al-Syura>: 22. “Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”

155Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 741.

156Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 944.

Page 232: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 217

sangat rendah (kotor, tidak sopan dan sebagainya), hina, rendah

tidak bermartabat.157

Kata al-ih}tikar berarti monopoli. Dalam konteks bahasa

Indonesia kata “monopoli” berarti situasi yang pengadaan barang

dagangannya tertentu (di pasar lokal atau nasional) sekurang-

kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau satu

kelompok sehingga harganya dapat dikendalikan atau hak tunggal

untuk berusaha atau membuat dan sebagainya. Atau mempunyai hak

tunggak untuk mengusahakan (membuat, memperdagangkan,

memiliki dan sebagainya).158

Sementara kata al-s}ira>‘ berarti

pertentangan atau konflik. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

“pertentangan” berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan, di

dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan,

atau pertentangan antara diri dalam satu tokoh, atau pertentangan

antara dua tokoh dan sebagainya), atau konflik yang disebabkan

adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling

bertentangan untuk menguasai diri sehingga memengaruhi tingkah

laku. Dalam konteks kebudayaan, pertentangan berarti persaingan

antara dua masyarakat sosial yang mempunyai kebudayaan hampir

sama. Sementara dalam konteks sosial, pertentangan berarti konfilk

antara dua masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam

kehidupan.159

Selanjutnya performansi Qutb dlam Tafsi>r fi Z{ila>l al-

Qur’a>n.

e. Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n (di bawah naungan al-Qur’an)

merupakan salah satu karya Qutb dalam bidang tafsir lengkap 30 juz

dan merupakan salah satu karya besar dan fenomenal dari karya-

157Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 649.

158 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 928.

159Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 723.

Page 233: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

218 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

karya Qutb yang lainnya. Karya Qutb dalam bidang tafsir ini

memakan waktu yang cukup lama dalam proses penulisannya.

Proses penulisannya pun beragam sesuai dengan kondisi psikologis

dan mental Qutb. Pada tahun 1954, Qutb berhasil menyelasaikan 16

juz. Dalam proses penulisannya Qutb melanjutkan Tafsi>r fi Z{ila>l al-

Qur’a>n dalam penjara, karena Qutb ditangkap dan dijebloskan ke

dalam penjara bersama teman-teman dari Ikhwanul Muslimin akibat

kritikan-kritikan tajamnya kepada pemerintah dalam berbagai

tulisannya.160

Sebaliknya, ketika Qutb dibebaskan dari penjara, Qutb malah

berhenti dalam aktifitas penulisannya karena berbagaimacam

kesibukannya di Ikhwanul Muslimin. Namun, setelah kemabli

dinyatakan berbahaya oleh pemerintahan Nasser akhirnya Qutb

kembali dijebloskan ke dalam penjara. Dalam penjara, Qutb kembali

memilki banyak kesempatan untuk menulis dan melanjutkan sisa juz

atau ayat-ayat al-Qur’an yang belum sempat ditulisnya selama aktif

di Ikhwanul Muslimin. Kemudian, kali ini Qutb merampungkan juz-

juz tersisa dengan metode yang berbeda. Pengalamannya di penjara

membuat Qutb menulis Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n dengan gaya yang

berbeda. Pada masa ini, Qutb menggunakan metode tafsir gerakan

(h}araki>), sehingga pada masa ini tulisannya banyak dipengaruhi oleh

ideologi Qutb. Oleh karena itu, tafsir ini sering juga disebut dengan

tafsir h}araki>.161 Bentuk fonologi dan morfologi dalam Tafsi>r fi Z{ila>l

al-Qur’a>n dapat dilihat dalam gambar 18 berikut.

160Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qutb, 92.

161Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qutb, 92.

Page 234: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 219

Gambar 18

Performansi Bahasa Bentuk Fonologi dan Morfologi dalam

Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna

Leksikal Fonologi Morfologi

1 Ghazwah162 /ghin/za/wau/ta/ غزوة Peperangan

Serangan

Infansi

2 Qita>l 163 /qaf/ta/alif/lam/ قتال

Peperangan

Pertempuran

Medan tempur

3 Khiya>nah164 /kha/ya/alif/nun/ta/ خيانة

Pengkhianatan

Pelanggaran

4 Muh}a>ribu>n165 /mim/h}a/alif/ra/ba/wa/nun/ محاربون

Para

penyerang

Para petempur

5

H{arakah166 /alif/lam/h}a/ra/kaf/ta/ الحركة

Pergerakan

Langkah

Aktifitas

Semangat

dinamis

162Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 2.

163Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 5.

164Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 6.

165Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 6.

166Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 9.

Page 235: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

220 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

6 Ja>hiliyah167 /jim/alif/ha/lam/ya/ta/ جاهلية

Jahiliyah

Paganisme

7 Ma‘rakah168 /’ain/ra/kaf/ta/ معركة Peperangan

8 al-Ghad}ab 169 /alif/lam/gha/d}a/ba/ الغضب Kemarahan

9 Khus}u>mah170 /kha/s}a/wau/mim/ta/ خصومة Musuh

10 Qiya>dah 171 /qaf/ya/alif/dal/ta/ قيادة Pemimpin

Kata ghazwah berarti peperangan, serangan atau infansi. Kata

serangan dalam konteks bahasa Indonesia berarti perbuatan

menyerang, menyerbu, atau serbuan.172

Sementara kata qita>l berarti

pertempuran. Kata “pertempuran” dalam konteks bahasa Indonesia

berarti memperlegakan, perkelahian yang hebat, peperangan atau

167Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 9. Lihat dalam

Q.S al-Ah}za>b: 33. “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Tetap di rumah maksudnya: Isteri-isteri

Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan

oleh syara. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat. Semantara yang

dimaksud jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum

Nabi Muhammad. Dan yang dimaksud jahiliyah sekarang ialah jahiliyah

kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam. Sementara Ahlul bait di sini

berarti keluarga rumah tangga Rasulullah Saw.

168Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 57.

169Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 23.

170Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 34 .

171 Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 19. Terkait

dengan performansi pada kata “pemimpin”, lihat dalam QS. al-‘Ara>f: 7. “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). Maksud dari pemimpin-pemimpin selainnya adalah pemimpin-

pemimpin yang membawa kepada kesesatan.

172Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1283.

Page 236: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 221

perjuangan.173

Sedangkan kata khiya>nah berarti pengkhianatan174

atau pelanggaran. Dalam konteks bahasa Indonesia,

“pengkhianatan” berarti perbuatan tidak setia, perbuatan yang

bersebrangan atau bertentangan dengan janji-janji, atau proses cara

perbuatan pengkhianatan atau perbuatan mengkhianati.175

Kata

muh}a>ribu>n berarti para penyerang atau petempur. Dalam konteks

bahasa Indonesia kata penyerang atau petempur berarti orang yang

menyerang, menyerbu atau agresor.176

Sementara itu, kata al-

ja>hiliy>ah berarti bodoh atau paganisme. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “paganisme” berarti bodoh tidak tahu terutama

tentang ajaran agama, moral, sosial, dan lingkungan budaya.177

Semantara kata al-ma‘rakah berarti perkelahian atau

peperangan. Dalam konteks bahasa Indonesia, perkelahian berarti

bentrokan yang hebat, peperangan atau perjuangan.178

Sementara

kata al-ghad}ab berarti kemarahan atau marah.179

Marah dalam

173 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1435.

174Terkait dengan performansi pada kata khianat, lihat dalam Q.S al-Anfa>l: 58. “Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhiantan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” Ayat tersebut

menjelaskan sepatutnya umat Islam membalas khianat dengan kejujuran, bukan

dengan khianat pula, karena Allah Swt tidak menyukai perbuatan khianat.

175Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 693.

176Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1282.

177Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 557.

178Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1435.

179Lihat dalam Q.S al-Syura>: 37. “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa- dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. Dan lihat juga dalam Q.S al-Mulk: 8. “hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" Ayat

tersebut menjelaskan terkait api neraka yang akan menjadi tempat bekumpulnya

kaum kafir karena perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan selama hidup di

dunia.

Page 237: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

222 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

konteks bahasa Indonesia berarti sangat tidak senang (karena dihina,

diperlakukan tidak sepantasnya dan perlakuan-perlakuan tidak

pantas lainnya); atau keadaan berang dan gusar terhadap sesuatu

ketidakberesan. Kata kemarahan berarti hal keadaan marah,

kegusaran, dan keberangan.180

Selanjutnya kata khus}u>mah berarti

musuh. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “musuh” berarti

lawan berkelahi, berperang, bertengkar, berperang, berjudi,

bertanding, berseteru, atau bandingan, imbangan, tandingan, atau

sesuatu yang mengancam (kesehatan, keselamatan yang

merusakan).181

Semantara kata qiya>dah berarti pemimpin. Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “pemimpin” berarti mengetuai,

mengepalai atau orang yang memimpin.182

Makna-makna di atas merupakan makna leksikal atau makna

secara kata yang sesuai dengan makna kamus (lafz}iy>ah atau qa>mu>s)

dari kata-kata yang diproduksi Qutb (dalam karya-karyanya).

Makna tersebut merupakan makna-makna performansi Qutb ditinjau

secara konvensional. Konvensional dalam arti makna-makna

performansi Qutb berdasarkan makna tekstual tanpa melihat unsur-

unusur makna yang melibatkan kontekstual. Menurut analisis

penulis, kata-kata yang diproduksi Qutb dihubungkan dengan makna

leksikal, mengarah terhadap makna yang militan. Hal tersebut

sesuai dengan makna-makna kontekstual yang Qutb maksudkan

berdasarkan situasi kondisi lingkungan sekitarnya yang diakomodasi

dalam performansi bahasanya. Dengan kata lain, performansi Qutb

ditinjua dari segi makna, baik secara makna tekstual ataupun secara

makna kontekstual, keduanya sama-sama mengarah kepada makna

yang militan, tendensius, dan bersifat provokatif.

180Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 878.

181Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 944.

182Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1075.

Page 238: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 223

2. Performansi Bahasa Sayyid Qutb dalam Bentuk Frasa.

Frasa lazim diartikan sebagai satuan gramatikal berupa

gabungan kata yang bersifat non-predikatif, atau merupakan

gabungan kata yang mengisi fundi sintaksis dalam kalimat.183

Frasa

dalam tahapannya minimal terdiri dari dua kata. Hubungan kedua

kata tersebut tidak membentuk atau tidak berstruktur subjek

predikat atau berstruktur predikat objek.184

Dalam bahasa Arab,

terdapat frasa dalam tataran tarki>b, yaitu gabungan unsur yang

saling terkait dan menempati fungsi tertentu dalam kalimat, atau

suatu bentuk yang secara sintaksis sama dengan satu kata tunggal,

dalam arti gabungan kata tersebut dapat diganti dengan satu kata

saja. Sedangkan frasa dalam konteks ‘iba>rah adalah konstruksi

kebahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih hubungan antara

kata dalam konstruksi itu tidak predikatif, dan dapat diganti dengan

satu kata saja.185

Frasa dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis

yang memiliki padanan dalam bahasa Arab. Jenis-jenis tersebut

diklasifikasikan berdasarkan persamaan distribusinya dengan

golongan kata sebagai berikut.186

183Contoh non predikatif dalam bahasa Arab seperti hadi>qah al-h}ayawana>t,

berbeda dengan istaiqiz} al-walad yang memiliki unsur predikatif. Salah satu contoh

frasa dalam karya Qutb seperti pada frasa khas}a>’is} al-ja>hiliy>ah. Lihat dalam Sayyid

Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 11.

184Abdul Chaer, Linguistik Umum, 222-223.

185Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa dan Kalimat, 33.

186Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa dan Kalimat, 50.

Page 239: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

224 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Gambar 19

Jenis-jenis Frasa

Berdasarkan gambar di atas, dapat kita ketahui bersama

mengenai pembagian frasa. Yang pertama adalah frasa nominal

(FN), frasa nominal merupakan gabungan dua atau lebih frasa yang

bertipe nominal.187

Sedangkan frasa dalam bentuk adjektifal (FAdj)

adalah gabungan dua atau lebih frasa atau kata yang bertipe

adjektif.188

Frasa adverbial (FAdv) adalah gabungan dua kata atau

lebih yang bertipe adverbia.189

Sedangkan frasa numerial (FN)

adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk frasa yang

terdiri dari kata yang bersifat hitungan atau bersifat numerial.190

187Frasa al-tahdi>d bi al-fana>’ merupakan contoh frasa dalam kategori frasa

ismi> (nimonal) yang di dalamnya juga terdapat frasa sibh al-jumlah (preposisional).

188Frasa al-da‘wah al-jadi>dah merupakan frasa dalam bentuk frasa was}fi> (adjektif).

189Frasa mundhu ams merupakan bentuk frasa yang masuk dalam kategori

frasa z}arfi> (adverbial).

190 Frasa thala>th s}uwarin merupakan contoh frase dalam bentuk ‘adadi > (numerial).

Frasa

al-Tarki>b / al-‘Iba>rah

F. Verbal

Fi‘li> F. non verbal

Ghair fi‘li>

F.Numeri

al-‘Adadi> F Preposisional

Syibh al-Jumlah F.Adverbi

al Z{arfi> F. Ajektif

al-Was}fi> F. Nominal

Ismi>

Page 240: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 225

Sementara frasa dalam bentuk preposisi (FP)191

adalah gabungan

dua kata atau lebih yang membentuk frasa dan terdiri dari kata

depan.192

Dalam performansi bahasa Qutb, banyak sekali frasa-frasa

yang bersifat tendensius dan militant yang merupakan interpretasi

dari kompetensi bahasanya. Kompetensi bahasa Qutb dengan ide-

ide fundamental dan pemikiran-pemikiran radikalnya berinplikasi

terhadap semaraknya performasni bahasa Qutb. Tulisan-tulisan

Qutb menjadi salah satu sumber inspirasi pemakian jargon-jargon

dalam h}arakah dakwah dan gerakan-gerakan jihad membangun

Islam yang murni dan menjauhkan dari Islam dari sistem yang

berkedok Islam tapi diselimuti oleh kemunafikan-kemunafikan

penguasa. Performansi Qutb dapat kita lihat dalam karya-karyanya

yang banyak menyebabkan Qutb disebut sebagai musuh negara dan

pemerintahan.

a. Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q

Performansi Qutb bentuk frasa dalam Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q

banyak berhubungan dengan sesuatu yang mengerikan atau bahaya-

bahaya dalam konteks dunia seperti ancaman dan intimidasi yang

akan menyebabkan kepada kebinasaan dan kehancuran Islam, yang

menyebabkan kepada dua hal tersebut karena diterapkannya sistem-

sistem jahiliyah dalam sistem-sistem Islam. Sistem-sistem jahiliyah

tersebut banyak dijadikan tempat sandaran oleh lingkungan yang

dibentuk oleh penguasa pemerintah Islam. Hal tersebut akan

menyebabkan kepada dekatnya dengan jurang neraka. Oleh karena

itu, menurut penulis Qutb banyak memberikan frasa-prasa solusi

untuk menjauhkan dari api neraka. Yaitu dengan bentuk jihad fi

sabilillah untuk mengembalikan Islam yang sebenarnya bagi umat

191Frasa bi al-manhiy>a>t wa al-munkara>t termasuk frasa dalam bentuk sibh

al-jumlah.

192Pengertian jenis-jenis frasa di atas dikutif dari Henry Gutur Tarigan,

Pengajaran Sintaksis (Bandung: Angkasa, 200), 103-108.

Page 241: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

226 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Islam. Bentuk frasa-frasa dalam Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q dapat dilihat

dalam gambar berikut.

Gambar 20

Performansi Bahasa Bentuk Frasa dalam

Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q

No Performansi Bahasa

Bentuk

Lingual Makna Leksikal

Morfologi

1 H{a>ffah al-ha>wiyah193 الهاوية حافة Dekat jurang

neraka jahanam

2 al-Tahdi>d bi al-fana>’194 التهديد بالفناء Ancaman

intimidasi

terhadap

kebinasaan

3 al-‘A<lam al-gharbi>195 العالم الغربى Dunia Barat

4 Bi al-ja>hiliyah al-

muh}i>t}ah196 بالجاهلية المحيطة

Jahiliyah yang

dijadikan

sebagai dasar

atau tempat

sandaran

193Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 7. Lihat juga dalam Q.S S{a>d: 59.

“(Dikatakan kepada mereka): “Ini adalah suatu rombongan (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka).” (Berkata pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka): “Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka.” Mengenai neraka hawiyah lihat

dalam Q.S al-Qa>ri‘ah: 10-11. “Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas.”

194Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 8.

195Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 4.

196Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 11.

Page 242: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 227

5 al-’Anz}amah al-

ja>hiliyah197 Sistem-sistem الأنظمة الجاهلية

jahiliyah

6 al-Da‘wah al-

jadi>dah198 Dakwah الدعوة الجديدة

reformasi

7 al-Jiha>d al-madani>199 الجهاد المدنى Jihad di medan

perang

8 Bi al-manhiy>a>t wa al-

munkara>t200

بالمنهيات والمنكرات

Dengan

pencegahan

terhadap

kemungkaran

9 Ma‘rakah dakhmah

ma‘a al-ja>hiliy>ah201

معركة ضخمة مع الجاهلية

Peperangan

besar dengan

jahiliyah

10 al-H{arb al-difa>‘iy>ah202 الحرب الدفاعية Bentuk defensif

dalam

peperangan

197Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 9.

198Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 125. 199Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 30. Lihat dalam QS. al-Imra>n: 142.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” jihad dalam ayat tersebutidapat berarti: Pertama, berperang untuk

menegakan Islam dan melindungi orang-orang Islam. Kedua, memerangi hawa

nafsu. Ketiga, mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam.

Keempat, memberantas yang batil dan menegakan yang hak.

200Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 31.

201Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 38.

202Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 59.

Page 243: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

228 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Kata al-h}a>ffah berarti jurang. Dalam konteks bahasa

Indonesia kata “jurang” berarti lembah yang dalam dan sempit serta

curam dindingnya, atau kehidupan susah yang menyebabkan

kemelaratan dan kesenjangan sosial komunikasi, atau apabila di

antara peserta komunikasi tidak terdapat pengertian yang sama

mengenai lambang yang digunakan, atau yang memisahkan antara

yang kaya dengan miskin, penguasa dan merakyat biasa dan lain

sebagainya, perbedaan cara berfikir antara generasi muda dan

generasi tua.203

Sedangakan kata al-h}a>wiyah berarti neraka. Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “neraka” berarti alam akhirat atau

tempat orang kafir dan orang durhaka yang akan mangalami siksaan

dan kesengsaraan, sial, celaka, keadaan atau tempat yang

menyengsarakan (kemiskinan, penyakit parah dan lain-lain).204

Frasa

al-ha>ffah al-ha>wiyah termasuk frasa was}fi> (adjektival) yang

bermakna proses mendekatnya masuk dalam neraka h}a>wiyah.

Kata al-tahdi>d berarti intimidasi. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “intimidasi” berarti suatu tindakan menakut-nakuti

(terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu),

atau sebuah gertakan dan ancaman.205

Sedangkan kata al-fana>’

berarti binasa. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “binasa”

bermakna sesuatu yang rusak sama sekali, hancur lebur atau

musnah.206

Frasa al-tahdi>d bi al-fana>’ merupakan bentuk frasa dalam

kategori frasa ismi> (nimonal) yang di dalamnya juga terdapat frasa

syibh al-jumlah (preposisional). Frasa tersebut berarti adanya

intimidasi berupa ancaman yang akan menyebabkan kepada suatu

hal yang bersifat fana (kebinasaan).

203Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 594.

204Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 960.

205Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 544.

206Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 194.

Page 244: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 229

Kata al-‘a>lam berarti dunia. Dalam konteks bahasa Indonesia,

kata “dunia” berarti bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di

atasnya atau planet tempat manusia hidup atau lapangan alam

kehidupan yang bersfiat kebendaan atau tidak kekal.207

Sedangkan

kata al-gharbi> berarti Barat. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

“Barat” berarti asing atau belum biasa atau datang dari luar (negeri,

daerah atau lingkungan).208

Frasa al-‘a>lam al-gharbi> merupakan

bentuk frasa yang masuk dalam kategori frasa was}fi (adjektif). Frasa

al-‘a>lam al-gharbi bermakna dunia Barat. Sementara kata al-

ja>hiliyah berarti jahiliyah atau kebodohan (sudah penulis bahasa

pada pembahasan sebelumnya). Dan kata al-muh}i>t}ah berarti tempat

sandaran. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “sandaran” berarti

tempat untuk bersandar, alat untuk menyandarkan atau tumpuan

hidup dan harapan.209

Frasa bi al-ja>hiliy>ah al-mah}i>t}ah merupakan

bentuk frasa dalam kategori syibh al-jumlah (ja>r al-majru>r) dan

was}fi> (adjektif). Frasa tersebut berarti jahiliyah yang dijadikan

sebagai tempat sandaran.

Kata al-anz}amah berarti sistem-sistem. Dalam konteks bahasa

Indonesia kata “sistem” berarti perangkat unsur yang secara teratur

saling berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas, atau susunan

yang teratur dari pandangam teori, dan sebagainya.210

Frasa al-

anz}amah al-ja>hiliy>ah merupakan bentuk frasa was}fi (adjektif). Frasa

tersebut berarti sistem-sistem jahiliyah. Sedangkan kata ma‘rakah

berarti peperangan.211

Kata d}ah}mah berarti besar. Frasa ma‘rakah

d}ahmah ma‘ al-ja>hiliy>ah merupakan bentuk frasa was}fi> (adjektif)

207Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 347.

208Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 93.

209 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1219.

210Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1321. Sementara kata al-ja>hiliy>ah sudah penulis bahasa arti dan maknanya pada sub bab sebelumnya.

211Arti dan makna kata “ma‘rakah” dan “ja>hiliy>ah” sudah penulis bahas

secara komprehensif pada sub bab atau pembahasan sebelumnya.

Page 245: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

230 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dan sibh al-jumlah (ja>r wa majru>r). Frasa tersebut berarti peperangan

besar dengan jahiliyah. Sementara kata al-h}arb berarti

peperangan.212

Kata al-difa>‘iy>ah berarti defensif. Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata “defensif” berarti bersikap bertahan atau

dipakai atau dimaksudkan untuk bertahan.213

Frasa al-h}arb al-

difa>‘iy>ah termasuk dalam frasa was}fi (adjektif). Frasa tersebut

berarti bentuk defensif dalam peperangan.

Kata al-da‘wah berarti dakwah (sudah dalam proses

integrasi214

dalam kosakata bahasa Indonesia).215

Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata “dakwah” berarti suatu penyiaran

propaganda, penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan

masyarakat. Kata “dakwah” dapat juga bermakna seruan untuk

memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama dengan

contoh perbuatan yang nyata, dakwah sendiri memiliki metode yang

beragam, di antaranya dakwah dengan harta, dakwah dengan lisan

dan dakwah dengan perbuatan.216

Sementara al-jadi>dah berarti

reformasi. Kata “reformasi” dalam konteks bahasa Indonesia berarti

perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam berbagai bidang,

seperti bidang sosial, politik dan agama dalam suatu masyarakat

atau agama.217

Frasa al-da‘wah al-jadi>dah termasuk frasa dalam

212Arti dan makna kata peperangan sudah penulis bahasa pada kata “al-

ma‘arakah” yang dibahas pada pembahasan sebelumnya.

213 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 303.

214Dalam integrasi unsur-unsur dari bahasa lain yang terbawa masuk itu,

sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dari bahasa yang

menerimanya. Proses integrasi ini memerlukan waktu yang cukup lama, sebab

unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata

bentuknya. Lihat Abdul Chaer, Linguistik Umum, 67.

215Lihat Q.S Nu>h}: 8. “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan.” Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil.”

216Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 288.

217Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1154.

Page 246: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 231

bentuk was}fi> (adjektif). Frasa al-da‘wah al-jadi>dah bermakna seruan

atau ajakan kepada perombakan atau perbaikan sistem sosial, politik

dan agama.

Kata al-jiha>d berarti jihad (sudah dalam proses integrasi

dalam kosakata bahasa Indonesia). Dalam konteks bahasa Indonesia,

kata “jihad” berarti suatu usaha dengan segala daya upaya untuk

mencapai kebaikan, usaha bersungguh-sungguh membela agama

Islam dengan mengorbankan harta benda, jiwa dan raga, atau perang

suci melawan orang kafir untuk mempertahan agama Islam. Jihad

terbentuk dalam bentuk jihad akbar yang bermakna perang melawan

hawa nafsu (yang jahat), perang besar. Sedangkan jihad yang

terbentuk dalam jihad asgar adalah jihad kecil jihad fi sabilillah

jihad pada jalan Allah (untuk kemajuan agama Islam atau untuk

mempertahankan kebenaran).218

Sedangkan kata al-madani> berarti

tempat atau medan perang. Dalam konteks bahasa Indonesia, frasa

“medan perang” berarti tempat berperang, daerah pertempuran

gelanggang untuk berperang, atau tempat berperang antara dua

tentara yang berhadap-hadapan sebagai musuh.219

Frasa al-jihad al-

madani> masuk dalam bentuk frasa was}fi> (adjektif). Frasa tersebut

berarti jihad dalam koteks langsung ke lapangan atau tempat

pertempuran, baik pertempuran ideologi, pertempuran pemikiran

atau perang senjata.

Kata al-manhiy>a>t berarti pencegahan-pencegahan. Dalam

konteks bahasa Indonesia kata “pencegahan” berarti proses, cara,

perbuatan mencegah, atau penolakan.220

Sedangkan kata al-munkar

berarti mungkar (sudah dalam proses integrasi dalam kosakata

bahasa Indonesia). Kata “mungkar” dalam konteks bahasa Indonesia

berarti durhaka (melanggar perintah Tuhan), tidak menurut perintah

218Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 584.

219Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 892.

220Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 250.

Page 247: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

232 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Tuhan, mengingkar terhadap Tuhan, hal mungkar, perbuatan

mungkar atau kedurhakaan.221

Frasa bi al-manhiya>t wa al-munkara>t

termasuk frasa dalam bentuk sibh al-jumlah. Frasa tersebut

bermakna pencegahan terhadap kemungkaran dan kebalikan dari

amar makruf222 atau memerintahkan kebaikan.

b. Ma‘rakatuna>’ Ma’a al-Yahu>d

Performansi bahasa Qutb dalam Ma’rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d

merupakan salah satu ekspresi kekesalan Qutb kepada Yahudi. Qutb

mengungkapkan terjadinya kemerosotan, degradasi, dan dekadensi

moral yang disebabkan tipu daya atau rekayasa kekuasaan yang

dipengaruhi campur tangan Barat. Menurut Penulis, keadaan

tersebut Qutb bahas dengan frasa h}alah al-ka>fir atau lingkungan

dalam keadaan kafir walaupun bentuknya Islam. Oleh karena itu,

sebenarnya Islam telah dihina secara lembut. Serangan lembut ini

lebih berbahaya daripada serangan-serangan yang bersifat aksional.

Sebab, kejahatan dalam bentuk ini adalah kejahatan yang tidak

terlihat atau masih samar. Sementara ungkapan bahwa mereka

semua adalah musuh, menurut penulis didukung dengan frasa

ha>dhihi al-h}arb al-sya>milah. Bentuk frasa-frasa dalam Ma’rakatuna>’

Ma‘a al-Yahu>d dapat dilihat dalam gambar berikut.

221Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 940.

222Lihat QS. al-Imra>n: 104. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Makruf:”

segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah

segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Page 248: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 233

Gambar 21

Performansi Bahasa Bentuk Frasa dalam

Ma‘rakatuna>’ Ma’a al-Yahu>d

No Performansi Bahasa Bentuk Lingual

Makna Leksikal Frasa

1 Fi ab>an al-

ma‘rakah223

ن المعركةفى ابا Pada saat perang

2 al-Sult}a>t al-

injili>ziy>ah224 Kekuasaan السلطات الانجليزية

Inggris

3 al-Sila>h} al-makht}u>f 225

السلاح المخطوفSenjata yang

dirampas atau

diculik

4 H{a>lah al-ka>firi>n226 حالة الكافرين Keadaan kaum

kafir

5 Ha>dhihi al-h}arb al-

sya>milah227

Ini peperangan هذه الحرب الشاملة

yang sempurna

6 al-H{arb al-

ahliy>ah228 Perang saudara الحرب الأهلية

7 Inhit}a>t} al-bi>’ah229 انحطاط البيئة Degradasi

kemerosotan

223 Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q,

1993), 5.

224Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 5.

225Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 5.

226Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 38. Lihat dalam QS. Fus}ilat: 41. Dan orang-orang kafir berkata: “Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina.”

227Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 33.

228Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 38.

229Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 6.

Page 249: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

234 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

lingkungan

8 al-dhull wa al-

muha>nah wa al-

h}ara>b230

والمهانة الذل والخراب

Dihina, kehinaan

atau kerendahan

9 Ha>’ula>’ al-a‘da>’231 هؤلاء الأعداء Mereka semua

adalah musuh

10 Abt}alat al-

maki>dah232

أبطلت المكيدةTipudaya,

rekayasa

persekongkolan

Kata abba>n berarti saat atau waktu menentukan keputusan.

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “keputusan” berarti perihal

yang berkaitan dengan putusan, segala putusan yang telah

ditetapkan setelah dipertimbangkan dan dipikirkan atau ketetapan

sikap terakhir yang dijalankan.233

Sedangkan arti kata al-ma‘rakah

berarti peperangan. Makna leksikal kata “peperangan” sudah penulis

bahasa pada pembahasan sebelumnya. Frasa fi> aba>n al-ma‘rakah

termasuk dalam frasa sibh al-jumlah (al-ja>r wa al-majru>r) dan ismi>

(nominal). Frasa tersebut bermakna keputusan dalam berperang.

Kata al-sult}a>t berarti kekuasaan. Kata “kekuasaan” dalam

konteks bahasa Indonesia berarti kemampuan atau kesanggupan

untuk berbuat sesuatu. Atau suatu kekuatan, wewenang atas sesuatu

230Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 10.

231Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 24. Lihat juga dalam QS.

Fa>t}ir: 6. “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.

232Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 12. Lihat dalam QS. al-Imra>n: 3. “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

233Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1124. Sedangkan arti dan

makna kata al-ma‘rakah sudah dibahas pada bab sebelumnya.

Page 250: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 235

untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengurus, dan

sebagainya) sesuatu. Makna lainnya adalah pengaruh, gengsi,

kesaktian, dan sebagainya yang ada pada seseorang karena

jabatannya (martabatnya), mampu atau sanggup berkuasa karena

kekuasaan ada pada orang yang diberikan wewenang.234

Frasa al-

sult}a>t al-injiliziy>ah merupakan frasa dalam bentuk id}a>fah. Frasa al-

sult}a>t al-injiliziy>ah berarti kekuasaan yang didominasi oleh Inggris.

Kata al-sila>h} berarti senjata.235

Sedangkan kata al-makht}u>f berarti

dirampas atau diculik. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

“dirampas” berarti ambil dengan paksa dengan kekerasan, proses

atau perbuatan merampas, perebutan, penyamuan atau penyitaan.236

Frasa al-sila>h} al-makht}u>f termasuk dalam frasa was}fi> (adjektif).

Frasa tersebut berarti senjata yang dirampas atau diculik.

Kata al-ka>fir berarti orang kafir (kata kafir sudah berintegrasi

dengan kosakata bahasa Indonesia dan mennjadi bagian kisakata

Indonesia).237

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “kafir” berarti

orang yang tidak percaya kepada Allah dan RasulNya. Kata “kafir”

memiliki ragam pengertian, di antaranya: Pertama, kafir harbi

adalah orang kafir yang menggangu dan mengkacau keselamatan

Islam, sehingga kafir dalam bentuk ini wajib diperangi. Kedua, kafir

muahid adalah orang kafir yang mengadakan perjanjian dengan

umat Islam, bahwa mereka tidak akan menyerang atau bermusuhan

234Pusat Bahasa, Kamus Besar \Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia

\Pustaka \Utama, 2008), 745.

235Terkait arti dan makna leksikal pada kata “senjata” sudah dibahas pada

sub bab atau pembahasan sebelumnya.

236Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1138.

237Lihat dalam QS. al-Nisa>’: 89. “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong.”

Page 251: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

236 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dengan umat Islam selama perjanjian yang disepakati berlaku.

Ketiga, kafir zimi adalah orang kafir yang tunduk kepada

pemerintahan Islam dengan kewajiban membayar pajak bagi yang

mampu dan mendapat perlindungan dan jaminan keamanan dari

pemerintahan Islam.238

Frasa h}a>lah al-ka>fir merupakan frasa dalam

bentuk id}afah. Frasa ha>lah al-ka>fir berarti kondisi atau dalam

keadaan orang kafir. Kata inhit}a>t berarti degradasi. Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata “degradasi” berarti penurunan tentang

pangkat, mutu, moral, perangkat, dan sebagainya, atau kemunduran

dan kemerosotan.239

Semantara kata al-bi>’ah berarti lingkunga. Kata “lingkungan”

dalam konteks bahasa Indonesia berarti daerah kawasan yang

termasuk di dalamnya, atau bagaian wilayah dalam kelurahan yang

merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa.

Lingkungan ketika dihubungkan dengan alam berarti keadaan atau

kondisi kekuatan sekitar yang memengaruhi perkembangan tingkah

laku organisme. Sementara lingkungan yang dihubungkan dengan

kehidupan merupakan kesatuan benda, daya, keadaan, dan mahluk

hidup, termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup yang

lain. Lingkungan ketika dihubungkan dengan kebudayaan

merupakan keadaan sistem nilai budaya, adat istiadat, dan cara

hidup masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang.

Lingkungan ketika dihubungkan dengan sosial berarti kekuatan

masyarakat serta berbagai sistem norma di sekitar individu atau

kelompok manusia yang mempengaruhi pertumbuhan manusia serta

mahkuk hidup yang lain tingkah laku dan interaksi mereka.240

Frasa

inh}it}a>t al-bi>’ah masuk dalam bentuk frasa id}a>fah. Frasa inhit}a>t al-

238Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 601.

239Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 304.

240Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 831.

Page 252: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 237

bi>’ah bermakna lingkungan yang semakin mengalami penurunan

baik dalam segi lingkungan hidup, sosial, dan budaya.

Kata al-dhull, al-muha>nah dan al-h}ara>b berarti kehinaan atau

kerendahan.241

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “kehinaan”

berarti rendah kedudukannya (pangkat, martabat, dan sebagainya)

yang bersifat keji, tercela, dan tidak baik. Kata tersebut juga

bermakna sangat rendah, hina dan biadab atau kelakuan yang kurang

baik.242

Frasa al-dhull wa al-muha>nah wa al-h}ara>b masuk dalam

bentuk frasa sibh al-jumlah. Frasa tersebut bermakna kehinaan,

tipudaya atau rekayasa. Kata “Tipudaya” dalam konteks bahasa

Indonesia bermakna mengambil dengan paksa dengan kekerasan,

menyamun, membegal, menyabot dan menyita.243

Tipudaya juga

memiliki ragam makna seperti bermacam-macam tipu berbagai daya

upaya yang buruk, tipu muslihat, siasat ilmu perang dan

sebagainya.244

Selanjutnya adalah kata abt}alat yang berarti menghilangkan.

Kata hilang dalam konteks bahasa berarti tidak ada lagi, lenyap, dan

tidak kelihatan. Atau melenyapkan atau membuat hilang.245

Sementara kata al-maki>dah berarti komplotan. Kata “komplotan”

dalam konteks bahasa Indonesia berarti persekutuan secara rahasia

yang bermaksud melakukan kejahatan, gerombolan kejahatan,

241Kata al-dhullu, al-muha>nah dan al-h}ara>b merupakan kata yang termasuk

sama kata namun beda makna. Dalam pembahasan bahasa Arab, ketiga kata

tersebut masuk dalam pembahasan fiqh al-lughah. Kata al-dzullu, al-muha>nah dan

al-h}ara>b merupakan al-tara>dif (sinonim) yaitu ma> ikhtalaf lafd}uh wa ittafaq ma‘na>hu au huw ma> it}la>q iddah kalima>t ‘ala> madlu<l al-wa>h}id (suatu kata yang peda

bentuknya, akan tetapi memilki persamaan dalam makna atau beragam kata akan

tetapi menunjukan kepada makna satu yang seragam. Lihat Imi>l Badi>’ Yakub, Fiqh al-Lughah al-‘\Arabiy>ah wa Khas}a>’is}uh (Bairu>t: Da>r al-Thaqa>fah al-Isla>miy>ah), 173.

242Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 499.

243Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1138.

244Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1471.

245 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 498.

Page 253: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

238 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

melakukan kejahatan, kakitangan sebuah kejahatan.246

Frasa abt}alat

al-maki>dah berarti melenyapkan komplotan. Selanjutnya, kata

ha>’ula> berarti mereka. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

“mereka” berarti orang ketiga jamak (dia dengan yang lain), atau

orang-orang yang dibicarakan.247

Sementara kata al-a‘da>’ berarti

musuh.248

Frasa Ha>’ula>’ al-a‘da>’ termasuk dalam frasa ismi>

(nominal). Frasa tersebut berarti mereka semua adalah musuh.

c. Lima>dha> A’dumu>ni>?

Performansi bahasa Qutb yang berhubungan dengan sesuatu

yang fundamental juga terdapat dalam karyanya lima>dha>’ a’dumu<ni>.

Qutb menyinggung kebudayaan Barat, khsususnya Amerika yang

banyak menginterpensi Islam dan banyak mengambil keuntungan

dari umat Islam. Eksistensi sistem-sistem Amerika dibuktikan

dengan banyak bermunculannya pers-pers atau jurnalisme Amerika

yang banyak mengdiskreditkan umat Islam. Munculnya pers-pers

tersebut merupakan salah satu bentuk perwujudan sistem-sistem

Amerika di lingkungan Islam. Oleh karena itu, Islam juga

seharusnya melakukan perlawanan dengan menerbitkan pers-pers

yang membangkitkan semangat gairah keislaman muda-mudi Islam.

Perlakuan-perlakuan progresif sebagai bentuk pergerakan dakwah

Islam, salah satunya adalah dengan menerbitkan majalah-majalah

Islam yang berhubungan dengan dakwah. Bentuk frasa-frasa dalam

lima>dha>’ a’dumu<ni dapat dilihat dalam gambar berikut.

246Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 720.

247Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 905.

248Arti dan makna referensial pada kata “musuh”, sudah penulis bahasa

pada sub bab atau pembahasan sebelumnya.

Page 254: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 239

Gambar 22

Performansi Bahasa Bentuk Frasa dalam

Lima>dha> A’dumu>ni>?

No Performansi Bahasa

Bentuk

Lingual Makna Leksikal

Frasa

1 As}hafah

Amri>kiyah249

اصحفة الامريكيةPers-pers atau

jurnalis-jurnalis

Amerika

2 Thaqa>fah al-gharb250 ثقافة الغرب Kebudayaan Barat

3 Majallah al-

da‘wah251 Majalah dakwah مجلة الدعوة

4 H{arakah al-

sya>milah252 حركة الشاملة

Pergerakan yang

sempurna atau

total

5 al-A‘ma>l al-

harakiyah253 الأعمال الحركية

Perlakuan-

perlakuan atau

perbuatan-

perbuatan yang

bersifat progresif

249Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 5 .

250Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 5.

251Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 5.

252Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 6.

253Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 6.

Page 255: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

240 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

6 Nasyr al-da‘wah

Penyebaran نشر الدعوة 254

dakwah

7 Mas’alah al-

intiqa>l255 الاعتداءمسألة

Permasalahan

Penyerangan,

agresi, penyerbuan

8 Munaz}z}amah

Amri>kiy>ah256 Sistem-sistem منظمة أمريكية

Amerika

9 al-Sijn al-h}arbi> 257 السجن الحربى Penjara

peperangan

10 Ajhizah gharbiy>ah258 أجهزة غربية

Perangkat-

perangkat yang

kebarat-baratan

Kata as}hafah berarti pers-pers atau jurnalis-jurnalis. Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “pers” memiliki makna yang

berpariasi. Pertama, usaha percetakan atau penerbitan. Kedua,

usaha pengumpulkan dan penerbitan berita. Ketiga, penyiaran

berita melalui surat kabar, majalah dan radio. Keempat, orang yang

bergerak dalam penyiaran berita. Kelima, orang yang bergerak

dalam penyiaran berita. Keenam, medium penyiaran berita seperti

254Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 6. Lihat dalam QS. al-Imra>n: 104.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munka, merekalah orang-orang yang beruntung.” Ma'ruf: segala perbuatan yang

mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang

menjauhkan kita dari pada-Nya.

255Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 7.

256Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 7.

257Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 7.

258Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 9.

Page 256: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 241

surat kabar, majalah, radioa, televisi, dan film.259

Sedangkan

Amri>kiyah berarti Amerika. Frasa as}hafah al-Amiri>kiyah merupakan

frasa dalam bentuk idha>fah. Faras as}hafah al-Amri>kiyah bermakna

pers-pers atau jurnalisme-jurnalisme Amerika.

Kata al-thaqa>fah berarti kebudayaan. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “kebudayaan” berarti hasil kegiatan dan penciptaan

batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat

istiadat. Atau keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk

sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta

penglamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.260

Sedangkan kata “al-gharb” berarti Barat.261

Frasa thaqa>fah al-gharb

termasuk dalam frasa ismi> (nominal). Frasa tersebut berarti

kebudayaan Barat. Kata majallah berarti majalah. Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata majalah berarti terbitan berkala yang isinya

meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik

aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu

penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan,

mingguan dan sebagainya. Menurut pengkhususan isinya dibedakan

atas majalah berita, wanita, remaja, olah raga, sastra, ilmu

pengetahuan dan sebagainya.262

Frasa majallah al-da‘wah termasuk

dalam frasa ismi> (nominal). Frasa tersebut berarti majalah dakwah.

Kata h}arakah berarti pergerakan. Dalam konteks bahasa

Indonesia kata “pergerakan” berarti perihal keadaan bergerak.

Pergerkan juga berarti kebangkitan untuk perjuangan dan perbaikan,

atau berpindah dari tempat dan kedudukan, atau melakukan sesuatu

259Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1061.

260Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 215.

261 Arti dan makna “Barat” sudah penulis bahas pada sub bab atau

pembahasan sebelumnya.

262Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 859. Sedangkan kata “al-da‘wah” berarti dakwah. Arti dan makan leksikal kata dakwah sudah penulis bahas

pada sub bab sebelumnya.

Page 257: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

242 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

usaha untuk hasil yang maksimal, atau mengadakan aksi berusaha

giat di lapangan dalam konteks agama, politik, sosial, dan

sebagainya.263

Sementara kata al-sya>milah berarti total, sempurna

atau menyeluruh. Dalam konteks bahasa Indonesia kata “total”

berarti jumlah, menyeluruh, sepenuh-penuhnya, semesta, jumlah

semuanya, atau jumlah keseluruhan. 264

Frasa h}arakah al-sya>milah

termasuk frasa dalam bentuk idha>fah. Frasa tersebut bermakna

pergerakan total atau sempurna yang di dalamnya tidak ada keragu-

raguan sedikitpun.

Kata nasyr berarti penyebaran. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “penyebaran” berarti proses, cara, perbuatan,

menyebar atau menyebarkan atau menyiarkan kabar dan

sebagainya.265

Frasa nasyr al-da‘wah termasuk dalam frasa ismi>

(nomina). Frasa tersebut berarti penyebaran dakwah. Kata al-

h}arakiyah juga memiliki arti progresif. Kata “progresif” dalam

konteks bahasa Indonesia berarti berkembang ke arah kemajuan,

berhaluan ke arah kebaikan keadaan sekarang (tentang politik dan

sebagainya), bertingkat-tingkat naik\, kemampuan bergerak maju

secara psikologis.266

Sedangkan al-a‘ma>l berarti kegiatan-kegiatan.

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “kegiatan” berarti proses,

cara, menggiatkan atau proses kegiatan. Frasa al-a‘ma>l al-h}arakiy>ah

263Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 444.

264Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1482.

265Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1235. Sedangkan kata al-da‘wah berarti dakwah. Arti dan makan leksikal kata dakwah sudah penulis bahas

pada sub bab sebelumnya.

266Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1105. Lihat QS. Qa>f: 16.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. Ayat tersebut menjelaskan terkait pergerakan atau gerik manusia dan perkataannya

dicatat oleh para malaikat. Artinya, tidak ada peergerakan manusia yang tidak

dicatat oleh Malaikat, baik terhadap hal-hal yang positif, ataupun terhadap hal-hal

yang negeatif.

Page 258: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 243

termasuk frasa dalam bentuk was}fi>. Frasa tersebut bermakna

kegiatan-kegiatan progresif yang akan mencapai hasil dan memiliki

kemajuan.

Kata mas’alah berarti permasalahan. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “permasalahan” berarti sesuatu yang harus

diselesaikan dan dipecahkan terkait hal yang dimasalahkan.267

Sementara kata al-i‘tida>’ berarti penyerbuan, pertempuran dalam

peperangan. Makna leksikal dari kata pertempuran sudah penulis

bahas pada pembahasan sebelumnya. Oleh karena itu, Frasa

mas’alah al-intiqa>l termasuk dalam frasa ismi> (nominal). Frasa

tersebut berarti permasalahan dalam peperangan. Penulis tidak

membahasa makna leksikal pada frasa munaz}za}mah amri>kiy>ah, al-

sijn al-h}arbi> dan ajhizah gharbiy>ah, karena makna leksikal dari farsa-

frasa tersebut sudah penulis bahas pada pembahasan sebelumnya.

d. al-‘Ada>lah al-Ijtima‘iy>ah fi al-Isla>m

Islam sangat memperhatikan keadilan dalam kehidupan sosial,

salah satu karya Qutb yang mengarah kepada keadilan tersebut

adalah al-‘Ada>lah al-Ijtima‘iy>ah fi al-Isla>m. Menurut penulis,

berdasarkan performansi bahasa Qutb dalam al-‘Ada>lah al-

Ijtima‘iy>ah fi al-Isla>m, yang memberikan keadilan bagi kehidupan

manusia adalah berlakunya sistem Allah sebagai panutan di semua

lini kehidupan manusia. Ditegakannya sistem Allah, akan terhindar

dari sistem politik Barat yang banyak menuhankan uang dan

kekuasaan. Sistem tersebut berdampak pada semaraknya politik

uang (siya>sah al-ma>l) dan teori-teori tentang materialisme (al-

naz}ariya>t al-ma>diy>ah) yang menjadi jargon bagi teori politik Barat

(al-naz}ariya>t al-siya>sah al-ma>diy>ah). Bentuk frasa dalam al-‘Ada>lah

al-Ijtima‘iy>ah fi al-Isla>m dapat dilihat dalam gambar berikut.

267Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 883.

Page 259: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

244 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Gambar 23

Performansi Bahasa Bentuk Frasa dalam

al-‘Ada>lah al-Ijtima‘iy>ah fi al-Isla>m

No Performansi Bahasa

Bentuk

Lingual Makna Leksikal

Frasa

1 al-Ja>hiliyah al-

‘Arabiy>ah268 Jahiliyah Bangsa الجاهلية العربية

Arab

2 al-Anz}amah al-

basyariy>ah269 الانظمة البشرية

Sistem-sistem

yang di buat oleh

manusia

3 Siya>sah al-ma>l 270 سسياسة المال Politik uang

4 i>ha> al-syaita>n271 إيحاء الشيطان Inspirasi Syaitan

5 Rija>l al-di>n272 رجال الدين Pemuda dalam

barisan agama

6 al-Ja>hiliyah al-

h}a>d}irah273 Jahiliyah modern الجاهلية الحاضرة

7 al-Naz}ariya>t al-

ma>diyah274 Teori-teori النظريات المادية

materialisme

268Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 11.

269Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 76.

270Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 56.

271Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 22. Lihat dalam QS.

al-An‘a<m: 112. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”.

272Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 14.

273Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 22.

274Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 18.

Page 260: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 245

8 al-naz}ariya>t al-siya>sah

al-gharbiy>ah 275

النظريات السياسة الغربية

Teori-teori

politik Barat

9 Bi su>’ al-‘adha>b fi al-

a>khirah276

بسوء العذاب فى الأخرة

Pedihnya siksaan

di akhirat

10 al-S{ira‘ al-hizbi> al-

ta>fih277

الصراع الحزبى التافه

Pertentangan

partai politik

yang sepele

Kata jahiliyah sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya,

sementara kata al-‘arabiy>ah berarti nama bangsa di jazirah Arab dan

Timur Tengah, bahasa Semit278

yang digunakan bangsa Arab (Saudi

Arabia, Suriah, Yordania, Irak, Mesir dan sebagainya).279

Frasa al-

ja>hiliy>ah al-‘arabiy>ah termasuk dalam frasa was}fi> (adjektif). Frasa

tersebut berarti jahiliyah bangsa Arab. Sementara kata al-anz}amah

275Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 18.

276Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 17. Lihat dalam QS.

al-Baqarah: 4. “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” Maksud kitab-kitab Allah yang

telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang diturunkan

sebelum al-Qur’an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan S{uh}u>f-s}uh}u>f tersebut dalam al-

Qur’an yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul

ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya

kepada Rasul. Sedangkan maksud dari kehidupan akhirat ialah kepercayaan yang

kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan

akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan

akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.

277Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m, 10.

278Imi>l Bai>‘ Ya‘qu>b, Fiqh al-Lughah al-‘Arabiy>ah wa Khas}a>’is}uh (Bairu>t:

Da>r al-Thaqa>fah al-Isla>miy>ah), 115.

279Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 83.

Page 261: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

246 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

sudah penulis bahas pada pembahasan sebelumnya. Kata al-

basyariy>ah berarti manusia. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

“manusia” berarti mahluk yang berakal budi (mampu menguasai

mahluk lain). Frasa al-anz}amah al-basyariy>ah termasuk dalam frasa

was}fi> (nominal). Frasa tersebut berarti sistem-sistem yang dibuat

manusia.

Kata siya>sah berarti politik. Dalam konteks bahasa Indonesia,

kata “politik” berarti pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau

kenegaraan, seperti tentang sistem pemerintahan, dasar

pemerintahan. Atau segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat

dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap

negara lain. Atau cara bertindak dalam menghadapi atau menangani

suatu masalah dan kebijakan.280

Sementara kata al-ma>l berarti materi (uang). Dalam konteks

bahasa Indonesia, kata “materi” berarti benda, bahan, segala sesuatu

yang tampak atau sesuatu yang dijadikan bahan untuk diujikan,

dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan dan sebagainya.281

Sedangkan

kata al-ma>l berarti uang atau materi. Kata “uang” dalam konteks

bahasa Indonesia berarti alat tukar atau standar pengukur nilai

(kesatuan hitungan) yang sah yang dikeluarkan oleh pemerintah

suatu negara berupa kertas emas, perak, atau logam lain yang

dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu yang biasa disebut

sebagai harta kekayaan. Frasa siya>sah al-ma>l masuk dalam bentuk

frasa id}a>fi>. Frasa tersebut berarti politik uang.

Kata i>ha}> berarti inspirasi. Dalam konteks bahasa Indonesia,

kata “inspirasi” berarti ilham atau sesuatu yang menjadi dasar dalam

berinisiatif.282

Sedangkan kata syaita>n berarti syaitan (sudah

berintegrasi dalam kosakata bahasa Indonesia). Dalam Konteks

280Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1091.

281Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 888.

282Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 539.

Page 262: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 247

bahasa Indonesia, kata “syaitan” roh jahat yang selalu menggoda

manusia supaya berlaku jahat atau kata untuk menyatakan

kemarahan sumpah serapah, orang yang sangat buruk perangainya

(suka mengadu domba, memfitnah, mengghibah dan sabagainya).283

Frasa i>ha>’ al-syait}a>n termasuk dalam bentuk frasa id}a>fah. Frasa

tersebut berarti insiprasi yang banyak diilhami oleh syaitan.

Sementara kata al-rija>l berarti laki-laki atau pemuda. Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “pemuda” berarti belum sampai

setengah umur, belum sampai masak, belum cukup umur, atau orang

yang masih muda.284

Sedangkan kata al-di>n berarti agama.285

Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “agama” berarti ajaran sistem yang

mengatur tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan kepada

Tuhan yang maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan

pergaulan manusia dan manusia serta manusia dengan

lingkungannya. Agama dihubungkan dengan samawi berarti agama

yang bersumber dari wahyu Tuhan, seperti agama Islam, Kristen,

agama Abrahamik, dan agama Samawi. Bentuk lain dari agama

adalah agama Timur, agama Timur adalah agama yang berasal dari

Timur seperti agama Budha dan Hindu.286

Frasa i>ha>’ al-di>n termasuk

dalam bentuk frasa id}a>fah. Frasa tersebut bermakna pemuda-pemuda

yang berada dalam barisan agama Islam.

Kata al-naz}a>riya>t berarti teori. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “teori” berarti suatu pendapat yang didasarkan pada

penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi

283Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1294.

284Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 932.

285Lihat dalam QS. al-Anfa>l: 39. “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” Fitnah maksudnya jangan ada gangguan-gangguan terhadap umat Islam

dan agama Islam. semata-mata untuk Allah maksudnya tegaknya agama Islam dan

sirnanya agama-agama yang bathil.

286Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 15.

Page 263: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

248 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

atau penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta

berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi atau asas

hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu

pengetahuan sebagai landasan untuk pendapat, cara dan aturan

untuk melakukan sesuatu.287

Sedangkan kata al-ma>diyah288 berarti

kapitalis. Kata “kapitalis” dalam konteks bahasa Indonesia, berarti

kaum bermodal, orang yang bermodal besar, golongan atau orang

yang sangat kaya, orang yang mempunyai keududkan dalam

lembaga pemerintahan atau di dalam organisasi politik yang

menyalahgunakan kekuasaan dan kedudukan untuk memperkaya

golongan atau diri sendiri, atau golongan borjuis.289

Frasa al-

naz}a>riya>t al-ma>diyah merupakan frasa dalam bentuk was}fi>. Frasa

tersebut bermakna teori-teori berdasarkan logika yang mengarah

kepada sistem-sistem kapitalis. Kata su>’ berarti padih. Dalam

konteks bahasa Indonesia kata “pedih” berarti berasa sakit.290

Sedangkan kata al-‘adha>b berarti siksaan.291

Sementara kata “al-

akhi>rah” berarti akhirat. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

“akhirat” berarti alam setelah kehidupan di dunia atau alam baka.292

Frasa bi su>’ al-‘adha>b fi> al-a>khirah termasuk dalam frasa sibh al-

287Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1444.

288 Lihat dalam QS. al-Baqarah: 188. “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”

289Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 622.

290Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1035.

291Arti dan makna leksikal pada kata “siksaan” sudah penulis bahasa pada

sub bab dan pembahasan sebelumnya.

292Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 27.

Page 264: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 249

jumlah (ja>r wa majru>r). Frasa tersebut berarti pedihnya siksaan di

akhirat.293

Kata al-s}ira‘ berarti pertentangan. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “pertentangan” berarti percekcokan, perselisihan,

pertentangan dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan antara

dua kekuatan, pertentangan antara diri dalam satu tokoh,

pertentangan antara dua tokoh dan sebagainya), atau dapat juga

berarti konflik yang disebabkan adanya dua gagasan atau lebih atau

keinginan yang saling bertentngan untuk menguasai diri, sehingga

memengaruhi tingkah laku. Dalam konteks kebudayaan berati

persaingan antara dua masyarakat sosial yang mempunyai

kebudayaan hampir sama. Sementara dalam konteks sosial, berarti

konflik antara dua masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam

kehidupan.294

Kata al-h}ijb berarti partai. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “partai” berarti perkumpulan segolongan orang yang

seasas, sehaluan, terutama dalam bidang politik.295

Frasa al-s}ira>‘ al-

h}izbi> al-ta>fih termasuk dalam bentuk frasa was}fi>. Frasa tersebut

bermakna pertentangan atau konflik antara partai politik.

e. Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n khususnya dalam surat al-anfa>l,

merupakan salah satu karya Qutb yang bersifat tendensius. Frasa

yang bersifat tendensuis seperti frasa niz{am al-fa>sid (sistem yang

rusak), sistem tersebut tegak dalam masyarakat Islam yang berada

dalam sistem-sistem jahiliyah modern (al-ja>hiliyah al-h{adhirah),

yakni kurangnya mengaplikasikan sistem-sistem Islam secara

maksimal atau tidak digunakannya sistem-sistem Islam sebagai

293Frasa al-naz}ariya>t al-siya>sah al-gharbiy>ah (teori-teori politik Barat) tidak

penulis singgung arti dan makna leksikalnya karena sudah dibahas pada

pembahasan sebelumnya.

294Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 723.

295Pusat Bahasa, Kamus Besar \Bahasa Indonesia, 1023.

Page 265: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

250 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dasar utama dalam berbagai macam aktifitas kehidupan, baik

aktifitas hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara (bi takhliyah

‘an syari>‘ah al-isla>m). Salah satu faktor penyebabnya adalah

diterapkannya teori-teori poiltik Barat (al-naz{a>riya>t al-siya>sah al-

gharbiiyah) di atas sistem-sistem Islam (al-anz{amah al-isla>miy>ah).

Bentuk-bentuk frasa dalam Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n dapat dilihat

dalam gambar berikut.

Gambar 24

Performansi Bahasa Bantuk Frasa dalam

Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna Leksikal

Frasa

1 Niza>m Fa>sid296 نظام فاسد Sistem yang

rusak

2 Lidaf‘ al-

fasa>d297 Penyangkalan لدفع الفساد

kerusakan

3 H{arbah al-

da>i’bah298

Kekurang حربة الدائبة

hormatan

terhadap agama

4 Bi al-h}arb al-

miqaddasah299 Perang suci باالحرب المقدسة

5 al-H{arb al-

difa>‘iy>ah 300 Perang secara الحرب الدفاعية

defensif

296 Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l (Madi>nah:

Mimba>r al-Tauh}i>d wa al-Jiha>d), 9.

297Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 14.

298Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 7.

299Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 23.

300Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 8. Arti dan makna

leksikal pada kata dalam frasa al-h}arb al-difa‘iy>ah sudah penulis bahas pada

pembahasan sebelumnya.

Page 266: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 251

6 al-Mujtami‘a>t

al-ja<hiliy>ah301 Masyarakat المجتمعات الجاهلية

jahiliyah

7

‘Ubu>diyah al-

basyar li al-

basyar302

Penghambaan عبودية البشر للبشر

manusia

terhadap

manusia

8

Bi takhliyah

‘an Syari>‘ah al-

isla>m303

بتخليه عن شريعة الاسلام

Tidak

digunakannya

syariat Islam

9 H{arakah

indifa>‘304 Gerakan yang حركة اندفاع

berani (ofensif)

10 Qita>l al-

musyriki>n 305

Peperangan قتال المشركين

dengan kaum

musyrik

Kata niz}a>m berarti sistem. Kata “sistem” dalam konteks

bahasa Indonesia bermakna perangkat unsur yang secara teratur

saling berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas. Kata “sistem”

ketika dihubungkan dengan alam merupakan cara-cara sewajarnya

seperti yang dikehendaki oleh alam. Berdasarkan banyak atau

sedikitnya persamaan sifat morfologis.306

Sedangkan kata fa>sid

301Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 22.

302Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 20.

303Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 18.

304Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 11. Arti dan

makna pada frasa h}arakah indifa>‘ sudah penulis bahas pada pembahasan

sebelumnya.

305Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 14.

306Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1320.

Page 267: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

252 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

berarti rusak.307

Kata “rusak” dalam konteks bahasa Indonesia

berarti sudah tidak sempurna (tidak baik atau tidak utuh), tidak

dapat berjalan lagi (sudah tidak berfungi), tidak beraturan lagi (baik

dalam konteks bahasa, adat, budaya, norma, agama, sosial dan

sebagainya), tidak utuh lagi (perkawinan atau rumah tangga),

terganggu (ingatannya), hancur, binasa, atau segala hal yang berada

dalam keadaan tidak baik.308

Frasa niz}a>m fa>sid masuk dalam bentuk

frasa was}fi>. Frasa niz}am fa>sid berarti sistem yang rusak dan harus

diperbaiki.

Kata daf‘ berarti penangkalan atau penyanggahan. Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “penyanggahan” berarti tidak

menerima, membantah, atau menyangkal.309

Sementara kata al-fasa>d

sudah penulis bahasa pada pembahasan sebelumnya. Frasa li daf‘ al-

fasa>d termasuk dalam frasa id}a>fah. Frasa tersebur berarti

penyangkalan kerusakan. Kata h}arbah berarti tikaman atau tusukan.

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “tikaman” berarti

memasukan dengan cara menikamkan suatu benda yang runcing

(jarum, pisau dan sebagainya) ke benda lain atau perasaan menusuk

hati.310

Sedangkan kata al-da>’ibah berarti yang tekun yang

bersungguh-sungguh. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “tekun”

berarti rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh.311

Frasa h}arbah al-

da>’ibah termasuk dalam frasa id}a>fah. Frasa tersebut berarti kekurang

hormatan terhadap agama.312

307Lihat dalam QS. al-Anbiya>’: 22. “Sekiranya ada di langit dan di bumi

Tuhan-Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”.

308Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1193.

309Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1221.

310Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1510.

311Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1423.

312Arti dan makna dari frasa tersebut berbeda dengan makna leksikalnya

ketika dihubungkan dengan agama.

Page 268: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 253

Kata al-h}arb berarti perang (makna leksikalnya sudah dibahas

pada pembahasan sebelumnya). Sedangkan kata al-muqaddasah

berarti suci. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “suci” berarti

bersih (dalam arti keagamaan seperti tidak kena najis atau selesai

mandi janabat), bebas dari dosa, bebas dari cela, bebas dari noda,

dan murni tentang hati batin.313

Frasa bi al-h}arb al-muqaddasah

termasuk dalam frasa was}fi> (adjektif). Frasa tersebut berarti perang

suci. Kata al-mujtami‘a>t berati masyarakat. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “masyarakat” berarti sejumlah manusia dalam arti

seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka

anggap sama. Atau kelompok yang memiliki bahasa kebudayaan

yang sama, yang masuk dalam kelompok yang sama atau yang

perpegang pada bahasa dan kebudayaan yang sama.314

Sementara

makna leksikal kata al-ja>hiliy>ah sudah penulis bahas pada

pembahasan sebelumnya. Frasa tersebut termasuk dalam frasa was}fi>

(adjektif). Frasa tersebut berarti masyarakat jahiliyah. Kata

‘ubu>diy>ah berarti penghambaan. Dalam konteks bahasa Indonesia,

kata “penghambaan” berarti hal menghamba, hal menjadi hamba

atau hal mengabdi.315

Sementara kata al-basyar berarti manusia dan

makna leksikalnya sudah penulis bahas pada pembahasan

sebelumnya. Frasa ‘ubu>diy>ah al-basyar li al-basyar termasuk dalam

frasa id}afi> (nominal). Frasa tersebut berarti penghambaan manusia

terhadap manusia.

Kata takhalliy>ah berarti kosong atau pelepasan. Dalam

konteks bahasa Indonesia, kata “pelepasan” berarti proses, cara, atau

perbuatan melepaskan. Atau pemecatan dari tugas.316

Sedangkan

kata syari>‘ah berarti syariat. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata

313Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1346.

314Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 885.

315Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 478.

316Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 818.

Page 269: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

254 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

“syariat” berarti isi hukum agama yang menetapkan peraturan hidup

manusia, hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan manusia

dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan al-Qur’an dan

hadist.317

Kata al-isla>m berarti Islam. Dalam konteks bahasa

Indonesia, kata “Islam” berarti agama yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad saw. berpedoman pada kitab suci al-Qur’an yang

diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt.318

Frasa bi

takhalliy>ah ‘an syari>‘ah al-isla>m termasuk dalam frasa ismi

>(nomina). Frasa tersebut berarti tidak digunakannya syariat Islam.

Kata qita>l berarti peperangan (arti dan makna leksikalnya sudah

penulis bahas). Sementara kata al-musyriki>n berarti orang-orang

musyrik. Dalam konteks bahasa Indonesa, kata “musyrik” berarti

orang yang menyekutukan (menyerikatkan) Allah Swt., orang yang

memuja berhala.319

Frasa qita>l li al-musyriki>n termasuk dalam frasa

ismi> (nominal). Frasa tersebut berarti peperangan dengan kaum

musyrik.

3. Performansi Bahasa Sayyid Qutb dalam Bentuk Sintakis

Sintaksis sering disebut sebagai tataran kebahasaan terbesar.

Banyak ahli bahasa yang mengatakan bahwa sintaksis adalah bagian

dari tatabahasa yang mengkaji struktur frasa dan kalimat atau

sintaksis merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang

hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas. Sintaksis mengkaji

hubungan antarkata dalam suatu kontstruksi kalimat.320

Kalimat

merupakan alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan

disampaikan. Oleh karena itu, dalam kalimat terdapat susuanan

317Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1368.

318Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 549.

319 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 944.

320Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat, 25-26.

Page 270: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 255

kata-kata yang teratur yang berisi ide atau pikiran yang lengkap.321

Malah dalam bahasa Arab kalimat disepadankan dengan kata “al-

kala>m” 322 yaitu suatu bahasa yang terdiri dari gabungan kata, frasa

dan klausa yang bermakna lengkap. Oleh karena itu, klausa

merupakan salah satu unsur terkecil dalam kalimat.

Klausa merupakan tataran dalam sintaksis berada di atas frasa

dan di bawah tataran kalimat. Berbeda dengan frasa yang tidak

berbentuk predikatif, maka klausa terdiri dari satuan kata-kata yang

berkontruksi predikatif. Dengan kata lain, dalam konstruksi

tersebut, terdapat konstruksi klausa yang membentuk komponen

berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat. Kemudian

yang lain berfungsi sebagai subjek, objek dan keterangan. Selain

fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa, fungsi

subjek merupakan konstruksi yang wajib sedangkan yang lainnya

tidak wajib.323

Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di

dalamnya terdapat sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat.

Berbeda dengan frasa dan kata yang memang juga mempunyai

potensi untuk menjadi kalimat, tetapi harus diberikan intonasi final

sebagai kalimat minor bukan kalimat mayor, sedangkan klausa

berpotensi untuk menjadi kalimat mayor.324

Banyak kaidah-kaidah

321Abdul Chaer, Lingusitik Umum, 240.

322Sedangkan klausa disepadankan dengan al-jumlah. Dalam bahasa Arab

al-jumlah terbagi kepada jumlah ismiy>ah dan jumlah fi’liy>ah. Jumlah ismiy>ah

adalah kalimat yang diawali oleh isim, sedangkan jumlah fi’liy>ah adalah jumlah

atau kalimat yang didahului oleh fi‘il. Lihat Fu‘a>d Ni‘mah, Mulakhkhas} Qawa>‘id al-Lughah al-‘\Arabiy>ah (Bairu>t: Da>r al-Thaqa>fah al-Isla>miy>ah), 19.

323Abdul Chaer, Linguistik Umum, 231-232.

324 Abdul Chaer, Lingusitik Umum, 232. Kalimat mayor atau kalimat

sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri atas sebuah klausa bebas. Oleh

karena itu, yang mendasari kalimat mayor atau sempurna adalah suatu klausa bebas

yang mencakup kalimat tunggal, bersususn dan majemuk. Sementara itu, kalimat

minor atau kalimat tak sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah

klausa terikat atau sama sekali tidak mengandung struktur klausa. Lihat dalam

Page 271: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

256 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

yang mengalihsandikan kalimat-kalimat secara sintaksis, maka

secara perseptual telah mengembangkan suatu konsepsi sebagai

suatu sistem yang aktif serta konstruktif memanfaatkan informasi

internal dan eksternal, atau informasi yang datang dari dalam

ataupun luar.325

Sintaksis sering juga disebut sebagai tataran bahasa

terbesar. Sintaksis merupakan bagian dari tatabahasa yang mengkaji

struktur frasa dalam kalimat. Sintaksis mengkaji hubungan antara

kata dalam satu konstruksi.326

Sintaksis mengkaji konstruksi yuja>hid

fi sabi>lilla>h bi amwa>lihim wa anfusihim (berjihad di jalan Allah

dengan harta dan raga))327

dari konstruksi tersebut bisa dicari

hubungan antara a). yuja>hid fi sabi>lilla>h (jihad di jalan Allah) dan bi

amwa>lihim wa anfusihim (dengan harta dan jiwa raga) (b) yuja>hid bi

amwa>lihim (jihad dengan harta), (c) yuja>hid bi anfusihim (jihad

dengan jiwa raga).

a. Ma‘a>lim fi al-T{ari>q

Performansi Qutb bentuk sintaksis dalam Ma‘a>lim fi T{ari>q

banyak mengungkapkan tentang pemimpin Islam yang banyak

menggunakan sistem Barat. Pemimpin tersebut merupakan

pemimpin Islam yang banyak dipengaruhi oleh sistem-sistem dan

teori-teori Barat. Pembahasan lain yang menjadi topik Qutb adalah

tentang kegagalan sistem individual dan sistem masyarakat, karena

membiarkan masuk dan terciptanya kerangka berfikir Eropa. Hal

tersebut menyebabkan banyaknya sistem-sistem yang keluar dari

sistem Islam. Inilah jahiliyah dengan ungkapan bahasa Islam.

Padahal menurut Qutb, tidak ada sistem Islam atau hukum selain

sistem hukum dari Allah. Maka sudah sepantasnya umat Islam

Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintakis (Bandung: Angkasa bandung 2009), 15-

16.

325 Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa Bandung,

2009), 174,

326Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat, 26.

327Sayyid Qutb, al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah, 5.

Page 272: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 257

berjihad baik kepada orang kafir dengan pedang dan anak panah

ataupun kepada orang munafik dengan hujjah dan lisan. Dan

diperintahkan di dalamnya bejihad kepada orang kafir, munafik

dengan kekerasan. Penghapusan seluruh bentuk pembangkangan di

muka bumi. Bentuk-bentuk sintaksis dalam Ma‘a>lim fi T{ari>q dapat

dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 25

Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis dalam

Ma‘a>lim fi al-T{atr>q

No Performansi Bahasa Bentuk Lingual

Makna Gramatikal Sintaksis

1 Qiya>dah al-rajl al-gharbi> li al-basyar 328

قيادة الرجل الغربى للبشرية

Pemimpin Barat yang

mengatur hidup

manusia

2

Fasyalat al-anz}amah al-fardiyah wa al-anz}amah al-ijtima>‘iy>ah 329

فشلت الأنظمة الفردية والأنظمة الاجتماعية

Kegagalan sistem

individual dan sistem

masyarakat

3 Ibda‘at al-‘abqariy>ah al-uru>biy>ah 330

Terciptanya kerangka وروبيةعبقرية الأإبدعت

berfikir Eropa

4 Ha>dhih al-ja>hiliy>ah bulghah al-isla>m 331

هذه الجاهلية بلغة الاسلام

Inilah jahiliyah dengan

ungkapan bahasa Islam

5 La> h}a>kimiy>ah illa> minalla>h 332

Tidak ada hukum selain لا حاكمية إلا من الله

hukum dari Allah

328Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q, 1979), 5.

329Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 5.

330Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 6.

331Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 11.

Page 273: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

258 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

6

Fa ja>hid al-kuffa>r bi al-saif wa al-sina>n wa al-muna>fiki>n bi al-h}ujjah wa al-lisa>n

333

فجاهد الكفار بالسيف والسنان والمنافقين بالحجة واللسان

Maka berjihadlah

kepada orang kafir

dengan pedang dan anak

panah dan kepada orang

munafik dengan hujjah

dan lisan

7

Wa amara fi>ha>’ bi jiha>d al-kuffa>r wa al-muna>fiki>n wa al-guldhah334

وأمر فيها بجهاد الكفار والمنافقين

Dan diperintahkan di

dalamnya bejihad

kepada orang kafir dan

munafik

8 Inna al-isla>m la> yuja>hid illa> li al-difa>‘

إن الاسلام لايجاهد إلا للدفاع

Sesungguhnya Islam

tidak menganjurkan

berjihad semata-mata

untuk bertahan

9 Iza>lah al-t}awa>gi>t kulluha>’ min al-ard}335

إزالة الطواغيت كلها من الارض

Penghapusan seluruh

aspek atau bentuk

pembangkangan

(thagut) di muka bumi

10

Kha>d} ma‘rakah al-jiha>d al-akbar fi> nafsih ma‘a al-syait}a>n336

خاض معركة الجهاد مع ه الاكبر فى نفس الشيطان

Menghadapi bahaya

peperangan jihad besar

dalam dirinya dengan

syaitan

332Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 25.

333Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 55. Lihat dalam QS. al-Taubah: 67.

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.”

334Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 55.

335Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 58.

336Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 75.

Page 274: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 259

b. Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d

Performansi sintaksis dalam Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d

banyak berhubungan dengan kritik-kritik Qutb terhadap umat Islam

yang berkeyakinan Yahudi. Qutb mengungkapkan kepada

pemerintahan Mesir bahwa sistem pemerintahannya salah satunya

lembaga-lembaga kementrian yang penuh dengan khianat. Oleh

karena itu, Qutb menganjurkan pergerakan para relawan (orang-

orang yang mengorbankan diri) pada masa kini harus lebih kuat dari

pemerintahan. Dan neraka wail bagi siapa yang berhenti di jalannya

(yang berhenti dari harakah Islamiyah). Juga mereka menyerang

secara sembunyi-sembunyi dan penuh keraguan-raguan, harus segera

banyak diberi motivasi supaya terbangun ruh keprajuritannya. Hal

tersebut tidak lain adalah untuk terhentinya segala macam tipudaya,

rekayasa, persekongkolan, dan komplotan yang merugikan Islam.

Oleh karena itu, diperintahkan di dalamnya bejihad kepada orang

kafir dan munafik juga dengan kekerasan. Sesungguhnya Islam tidak

mngenjurkan berjihad semata-mata untuk bertahan. Akan tetapi

penghapusan seluruh bentuk pembangkangan (t}awa>gi>t) di muka

bumi harus segera dimusnahkan dan ditegakan sistem penghambaan

kepada Allah semata, terutama jihad dalam menghadapi bahaya

peperangan yang bersifat jihad besar (al-jiha>d al-akbar) dalam

dirinya dengan Syaitan. Bentuk-bentuk sintakis dalam Ma‘rakatuna>

Ma‘a al-Yahu>d dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 26

Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis dalam

Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d

No Performansi Bahasa Bentuk Lingual

Makna Gramatikal Sintaksis

1 Hadhih al-wiza>rah bi al-khiya<nah337

Ini merupakan هذه الوزارة بالخيانة

lembaga

337 Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 6. Lihat dalam QS. al-

Ma>’idah: 30. “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan

Page 275: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

260 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kementrian yang

penuh dengan

khianat

2

al-H{arakah al-fida>’iy>ah al-yaum aqwa> min al-h}uku>mah338

الحركة الفدائية اليوم أقوى من الحكومة

Pergerakan para

relawan (orang-

orang yang

mengorbankan

diri) pada hari ini

lebih kuat

daripada

pemerintah

3 Wa al-wail liman yaqif fi t}ari>qiha>’339

والويل لمن يقف فى طريقها

Dan neraka wail

bagi siapa yang

berhenti di

jalannya

4

Yuh}a>ribu>naha>’ bi al-dass wa al-tasyki>k340

يحاربونها بالدس والتشكيك

Mereka

menyerang secara

sembunyi-

sembunyi dan

penuh keraguan-

raguan

5 An tastaiqiz} al-ru>h} al-‘askari>341

أن تستيقظ الروح العسكرية

Supaya terbagun

ruh

keprajuritannya

6 Abt}alat al- Terhentinya أبطلت المكيدة

(Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

338Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 7.

339Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 7.

340Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 21.

341Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 10.

Page 276: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 261

maki>dah342 Tipuadaya,

rekayasa,

persekongkolan,

komplotan

7 al-Istisyha>d fi> sabi>l al-bila>d343

الاستشهاد فى سبيل البلاد

Kematian syahid

di jalan negara

8 Yat}lub al-maut fi sabi>l al’izzah344

يطلب الموت فى سبيل العزة

Mencari kematian

di jalan kemuliaan

9 al-Jiha>d wa al-qatl wa al-qita>l wa al-niha>yah hiy al-nas}r345

الجهاد والقتل والقتال والنهاية

هي النصر

Jihad,

pembunuhan,

peperangan dan

perjuangan akhir

adalah

pertolongan

10 Inna al-jiha>d fari>dah ‘ala> al-muslimi>n346

إن الجهاد فريضة على المسلمين

Sesungguhnya

jihad adalah

kewajiban bagi

setiap umat Islam

342Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 12. Lihat dalam Q.S al-

Imra>n: 34. “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

343Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 17.

344Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 17. Balasan terhadap orang

yang mati dalam rangka jihad di jalan Alah dalam QS. al-H{aj: “Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki.”

345Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 62.

346Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 56.

Page 277: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

262 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

c. Limadha>’ A‘dumu>ni>?

Performansi sintaksis dalam Limadha>’ A‘dumu>ni>?, banyak

berhubungan dengan kondisi Qutb dengan Ikhwanul Muslimin.

Menurut Qutb, pergerakan Ikhwanul Muslimin tidak jauh berbeda

dengan pergerakan Islam. Begitu juga sebaliknya, pergerakan Islam

tidak jauh berbeda dengan pergerakan Ikhwanul Muslimin.

Kedekatan Qutb dengan Ikhwanul Muslimin dimulai dari kedekatan

pemikiran Qutb dengan pemikiran Hasan al-Banna, terutama setelah

Hasan al-Banna mati syahid karena banyak intervensi pemerintah

Mesir dalam kesyahidannya. Hal tersebut menyebabkan semangat

jihad dan dakwah Qutb semakin bertambah semangat dan

bertambah kuat. Selain itu, Qutb menyaksikan banyaknya balad

tentara yang memuja berhala, atehis, zionisme, Nasrania, yang

menurutnya semua adalah produk-produk Yahudi dan harus segera

dibersihkan dengan senjata-senjata, yaitu semangat pemuda-pemuda

Islam yang merupakan senjata-senjata dengan materi-materi yang

dimiliki Ikhwanul Muslimin. Pendidik-pendidik negara merupakan

generasi muda-mudi Islam yang dapat mengembalikan dan

mengantisipasi berpalingnya pemuda-pemudi Islam dari agama

Islam dan apek-aspek moral. Merekalah yang akan menundukan

musuh-musuh baik musuh dekat ataupun musuh jauh dengan

sempurna. Pemuda tersebut adalah pemuda muslim yang bersih dan

salih berpegang teguh terhadap ahlak dan mempunyai semangat

juang yang besar. Bentuk-bentuk sintaksis dalam Limadha>’

A‘dumu>ni>? dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 27

Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis dalam

Limadha>’ A‘dumu>ni>?

No Performansi Bahasa Bentuk Lingual Makna

Gramatikal Sintaksis

1 H{arakah al-isla>miy>ah ka

حركة إسلامية Pergerakan Islam

seperti

Page 278: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 263

h}arakah al-ikhwa>n al-muslimi>n 347

كحركة الاخوان المسلمين

pergerakan

Ikhwanul

Muslimin

2 Akhi>h al-syahi>d H{asan al-Banna>’348

أخيه الشهيد حسن البنا

Hasan al-Banna

Saudaranya yang

mati Syahid

3 Mawa>qif al-mu‘askara>t al-wathaniyah wa al-mulh}idah wa al-s}uhu>niy>ah wa al-s}albiy>ah349

موافقف المعسكرات الوثنية والملحدة

والصهونية والصلبية

Adanya

kesesuaian balad

tentara yang

memuja berhala,

atheis, zionisme,

Nasrani.

4 Ha>dhih al-aslih}ah bi amwa>l ikhwa>niy>ah 350

هذه الاسلحة بأموال إخوانية

Ini merupakan

senjata-senjata

dengan materi-

materi yang

dimiliki

Ikhwanul

Muslimin

5 Tarabbu> li al-balad ji>l min al-syaba>b al-muslim 351

تربوا للبلد جيل من الشباب المسلم

Pendidik-

pendidik negara

merupakan

generasi muda-

mudi Islam

347Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 14. Umat Islam jangan terperdaya oleh

pergerakan yang dilakukan oleh orang kafir. Lihat dalam QS. al-Imra>n: 196.

“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.” Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan

perusahaan mereka.

348Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 12.

349Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 27.

350Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 29

351Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 51.

Page 279: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

264 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

6 Ins}ira>f al-syaba>b ‘an di>nih wa akhla>qih 352

انصراف الشباب عن دينه واخلاقه

Berpalingnya

pemuda-pemudi

dari agama Islam

dan aspek-aspek

moral

7 Asba>b al-muslim al-naz}i>f al-mutama>sik al-akhla>q

353

شباب المسلم لاالنظيف المتماسك

الاخلاقفى

Pemuda muslim

yang bersih dan

salih beregang

teguh dalam

ahlak

8 ’Ahammiyah al-ja>mi‘ah ‘ind al-s}ahyu>niy>ah wa al-’iti‘ma>r al-gharbi> 354

أهمية الجماعة عند الصهيونية

والاستعمار الغربى

Pentingnya

golongan di

samping

zionisme dan

kolonialisme

Barat

9 Qatala mursyiduha>’ 355

Membunuh قتل مرشدها

pemimpinnya

10 Sa tahluku>n tama>man wa khus}u>man 356

ستهلكون تماما وخصوما

Mereka akan

menundukan

musuh dengan

sempurna

d. al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘y>ah Fi> al-Isla>m

Performansi sintaksis dalam al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah Fi> al-

Isla>m salah satunya Qutb mengungkapkan terhadap kondisi

masyarakat yang harus siap dan sadar akan saatnya peperangan

karena Allah dengan musuh-musuh Islam, baik musuh-musuh dalam

352Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 51.

353Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 31.

354Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 5.

355Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 5.

356Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 11.

Page 280: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 265

Islam sendiri, maupun musuh di luar Islam. Menurut Qutb,

masuknya musuh dalam Islam karena banyak memperlihatkan

bentuk maksiat yang utama yaitu khiyanat dan melanggar janji

dalam rangka mendapatkan perlindungan Allah. Keadaaan tersebut

adalah keadaan masyarakat Islam yang tidak Islami. Oleh karena

itu, untuk menghilangkan bentuk maksiat dan penghkianatan

tersebut adalah dengan adanya para mujahid yang berada dalam

jalan Islam, sebagai salah satu upaya dalam mengantisipasi bahaya

peringatan internal dan peringatan eksternal, yaitu antisipasi bagi

mereka yang keluar dari undang-undang Islam, sehingga hilangnya

kepercayaan yang penting di masyarakat dan negara dapat

diantisipasi. Bentuk-bentuk sintaksis dalam al-‘Ada>lah al-

Ijtima>‘iy>ah Fi> al-Isla>m dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 28

Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis dalam

al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘y>ah Fi> al-Isla>m

No Performansi

Bahasa

Bentuk Lingual Makna

Gramatikal Sintaksis

1 Yastah}iqq al-h}arb

min Alla>h wa al-

khus}u>mah357

يستحق الحرب من الله والخصومة

Tiba saatnya

peperangan karena

Allah dengan

musuh

2 Al-ma‘s}iyah al-u>la>

hiy al-khiya>nah wa

ghadr 358

ولى هي المعصية الا الخيانة وغدر

Bentuk maksiat

yang utama adalah

khiyanat dan

melanggar janji

357Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 16. Lihat dalam QS.

al-Anfa>l: 45. “Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” Maksudnya memperbanyak zikir dan doa.

358Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 97.

Page 281: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

266 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

3 Al-muja>hid fi>

sabi>lilla>h 359

Para mujahid yang المجاهد فى سبيل الله

berada dalam jalan

Islam

4 lan yaku<na

mujtama’uhum

isla>miy>an 360

لن يكون مجتمعهم إسلاميا

Keadaan

masyarakat yang

tidak Islam

5 Muwa>jahah al-

akht}a>r al-

da>khiliy>ah wa al-

akhta>r al-kha>rijiy>ah 361

مواجهة الاخطار الداخلية الاخطار

الخارجية

Peringatan bahaya

internal dan

peringatan bahaya

eksternal

6 Kha>riju>n ‘an al-

qa>nu>n 362 خارجون عن

القانون

Mereka keluar

dari undang-

undang Islam

7 Yaqtul al-thiqqah

al-daru>riy>ah fi al-

mujtama’ wa al-

daulah 363

يقتل الثقة الضرورية فى المجتمع والدولة

Hilangnya

kepercayaan yang

penting di

masyarakat dan

negara

8 Jari>mah ihda>r li

insa>niy>ah harru> kul

thamanih

جرييمة اهدار لانساننية حر واكل

Kriminalisasi

kesia-siaan bagi

manusia yang

359Sayyid Qutb, al-‘Ada.lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 13.

360Sayyid Qutb, al-‘Ada.lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m,11.

361Sayyid Qutb, al-‘Ada.lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 8. Lihat dalam QS.

al-Isra>’: 56. Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap (Tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya.”

362Sayyid Qutb, al-‘Ada.lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m,16.

363Sayyid Qutb, al-‘Ada.lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 5.

Page 282: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 267

bebas dan ثمنه

kehilangan harga

diri

9 liyuh}a>ribu>hm 364 ليحاربوهم Untuk memerangi

meraka

10 Lityud’if al-na\.s 365 لييضعف الناس Untuk

melemahkan

manusia

e. Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

Performansi sintaksis dalam Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

khususnya dalam surat al-anfa>l mengungkapkan tentang

penghancuran bentuk thagut dalam penyembahan terhadap

manusia. Hal tersebut disebabkan banyak faktor. Salah satunya

mereka menjadikan hukum mereka sendiri selain hukum Allah,

bentuk penghambaan manusia kepada manusia yang didukung para

pimpinan yang banyak dipengaruhi kekuasaan manusia. Oleh karena

itu, perlu pemimpin reformis Islam selain pemimpin-pemimpin

jahiliyah untuk mengantisipasi dan mengadakan pencegahan bagi

penguasa yang membangkang atau merampas kekuasaan Allah. Juga

mengganti penguasa manusia yang menyembah manusia, sehingga

mereka menjadikan hukum Allah dan kekuasaanNya. Dengan kata

lain, perlu adanya pemimpin Islam yang bergerak untuk

mengeluarkan manusia dari penyembahan kepada manusia di atas

penyembahan kepada Allah. Kemudian memerintahkannya

peperangan dengan kaum musyrikin, sehingga keadaan agama

seluruhnya untuk Allah. Berikut bentuk sintaksis dalam Tafsi>r Fi>

Z{ila>l al-Qur’a>n.

364Sayyid Qutb, al-‘Ada.lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 6.

365Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 22.

Page 283: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

268 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Gambar 29

Performansi Bahasa Bentuk Sintaksis dalam

Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

No Performansi

Bahasa

Bentuk

Lingual Makna Gramatikal

Sintaksis

1 Tah}t}i>m al-t}awa>gat

allati> ta‘abbud al-

na>s 366

تحطيم الطواغت التى تعبد الناس

Penghancuran

berbagaimacam

bentuk thagut salah

satunya menyembah

manusia

2 Difa>‘ ‘an al-na>s367 Pembelaan dari دفاع عن الناس

manusia

3 Fala> tah}kumuhum

illa>’ syari>‘at alla>h 368

فلا تحكمهم إلا شريعة الله

Maka janganlah

menjadikan mereka

terhadap hukum

kecuali dengan

hukum Allah

4 ‘Ubu>diyah al-

basyar li al-

basyar369

عبودية البشر للبشر

Penghambaan

manusia kepada

manusia

5 Tah}t qiya>dah

jadi>dah ghair

qiya>da>t al-

ja>hiliya>t370

تحت قيادة جديدة غير

Di bawah pimpinan

yang reformis selain

pemimpin-pemimpin

yang jahiliyah

366Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 36.

367Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 24.

368Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 21.

369Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 20.

370Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 20.

Page 284: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 269

قيادات الجاهليات

6 T{ard sult}a>n al-

t}awa>ghi>t al-

mughtas}ibi>n li

sult}a>n alla>h371

طرد سلطان الطواغيت المغتصبين

لسلطان الله

Pencegahan

penguasa yang

membangkang,

merampas

kekuasaan Allah

7 Tah}ti>m sult}an al-

basyar al-ladhi>

yata‘abbud al-

na>s372

تحطيم سلطان البشر الذى يتعبد الناس

Penghancuran

penguasa manusia

yang menyembah

manusia

8 Tah}kumuhum bi

ghair syari>‘atilla>h

wa sult}a>nih373

تحكمهم بغيير شريعة الله

وسلطانه

Mereka menjadikan

hukum selain hukum

Allah dan juga

kekuasaannya

9 Yatah}arrak li ikhra>j

al-na>s min al-

‘ubu>diy>ah li al-

يتحرك لاخراج الناس من

Bergerak dalam

rangka

mengeluarkan

371Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: S}urah al-Anfa>l, 19.

372Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 18. Lihat dalam

QS. Yunus: 104. Katakanlah: “Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman”.

373Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

Page 285: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

270 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

‘iba>d ‘ala> al-

‘ubu>diy>ah lilla>h374

العبودية للعباد غلى العبودية لله

manusia dari

penyembahan

kepada hamba di

atas penghambaan

kepada Allah

10 Thumm amarah bi

qita>l al-musyriki>n

h}atta> yaku>n al-di>n

kulluh lilla>h375

ثم أمره بقتال المشركين حتى يكون الدين

كله لله

Kemudian

memerintahkannya

dengan peperangan

dengan kaum

musyrikin sehingga

keadaan agama

seluruhnya untuk

Allah

Performansi Qutb dalam bentuk sintaksis di atas

menunjukkan bahwa dalam konteks makna gramatikal, performansi

Qutb jelas berkaitan dengan makna secara leksikal. Artinya, antara

kompetensi Qutb dalam membentuk kata yang dilihat dalam makna

leksikal, atau makna yang disepakati secara konvensional merujuk

kepada hal-hal yang tendensius, bersifat harakah dan mengandung

diksi militan. Begitu juga dalam makna gramatikal, performansi

Qutb dalam bentuk sintaksis dimaknai berdasarkan konteks kalimat

yang ada dalam tulisan-tulisannya. Lebih spesifik lagi, dengan kata-

kata yang mengandung makna gerakan kebangkitan Islam secara

aktif, ofensif, kolektif, dan penuh semangat jihad. Performansi

bahasa Qutb dikaitkan dengan makna, juga menunjukkan adanya

situasi yang harus diganti dengan jalan jihad dan Qutb memberikan

solusi atau pengganti sebagai alternatif kondisi yang secara terang-

terangan Qutb kritik melalui serangan ideologi fundamentalnya.

374Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 7.

375Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 5.

Page 286: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Performansi Bahasa Seorang Sayyid Qutb 271

Performansi bahasa Qutb, juga mendapatkan respon yan

sangat signifikan dalam perkembangan generasi revivalisme Islam.

Hal tersebut disebabkan karena Qutb menuangkan ideologi dalam

tulisan-tulisannya dengan kelebihan-kelebihannya tersendiri. Salah

satu kelebihan tersebut adalah kata-kata yang ada dalam tulisannya

merupakan bagian dari kepribadian Qutb. Adanya sinergisitas antara

kata-kata dan kepribadian, menjadikan Qutb dijadikan tolak ukur

dalam menghadapi perkembangan zaman yang menjauhkan umat

dari Islam. Oleh karena itu, makna yang terkandung dalam karya-

karya Qutb adalah makna-makna yang bersifat kontekstual yang

sesuai dengan perkembangan lingkungan situasi sosial, politik,

budaya umat Islam. Bukan hanya mengandung makna tekstual saja.

Page 287: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

272 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Page 288: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

273

BAB VI

Relevansi Kompetensi Ideologi

dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb

deologi ditinjau dalam aspek linguistik merupakan

manifestasi dari internal speech, atau cakupan ide-ide yang

merupakan bagian dari kompetensi bahasa. Hubungan ideologi

dengan kompetensi berada satu jalur bagian dari pengetahuan

penutur. Pengetahuan yang dihasilkan dari lingkungan sekitar yang

menjadi faktor-faktor (decoding) unsur-unsur bahasa, sosial dan

budaya. Di samping itu, kompetensi dan ideologi memerlukan alat

untuk menjadi suatau yang hal yang bergejolak dalam dimensi

masyarakat. Dengan alat inilah kompetensi berubah menjadi

performansi dan idelogi berubah menjadi bahasa. Kompetensi dapat

diketahui salah satunya melalaui performansi, sedangkan ideologi

bisa diketahui salah satunya melalui bahasa (encoding). Oleh karena

itu, antara kompetensi dan performansi atau pun antara ideologi

dengan bahasa menjadi suatu hal yang berbanding lurus, ataupun

sebaliknya. Keterkaitan hubungan antara keduanya menjadi suatu

hal yang mutlak dan berkaitan secara berkesinambungan. Begitu

juga adanya kesesuaian antara kompetensi dan performansi dan

ideologi degan bahasa Qutb, menjadi bukti adanya hubungan kuat

antara keduanya.

A. Kompetensi Ideologi Sebagai Internalisasi Bahasa Sayyid

Qutb

Bahasa merupakan salah satu anugerah Allah yang

menjadikan manusia dapat mengelola dan mengendalikan pengaruh

I

Page 289: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

274 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

lingkungan terhadap pikirannya.1 Dengan kata lain, yang dimaksud

dengan mengelola dan mengendalikan tersebut sebagaimana

Chomsky tentang adanya signifikasi mental internalisasi bahasa.2

Manusia merupakan mahluk yang selalu berinteraksi dengan

lingkungannya dan memproses data dari organ panca inderanya

untuk menciptakan representasi baru dan inovatif.3 Representasi

lingkungan tersebut menjadi sumber utama dalam proses masuknya

bahasa-bahasa yang terjadi dalam lingkungan sekitar ke dalam

memori yang dapat berpengaruh terhadap pola pikir dan kepribadian

seseorang yang kemudian disebut dengan intrernalisasi bahasa.

Proses internalisasi bahasa dianggap sebagai manifestasi dari

lingkungan sosial budaya yang berpengaruh terhadap kondisi

psikologis dan ide pemikiran.4 Vigotsky memberikan istiah dengan

1Sayyid ‘Abd al-Fata>h ‘Adhimi>, ‘Ilm al-Ijtima‘i> al-Lughawi> (al-Qa>hirah:

Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1995), 155. Oleh karena itu, bahasa bukanlah jenis atau

macam antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya. Tetapi bahasa

merupakan proses interaksi mansuia (insa>niy>ah) dengan kebudayaannya

(thaqa>fiy>ah), sehingga antara aspek insa>niy>ah dan thaqa>fiy>ah merupakan satu

kesatuan terhadap terjadinya proses berbahasa atau dengan istilah lain bahasa

dipengaruhi oleh kebudayaan (al-lughah kasb al-thaqa>fah). Lihat ‘Abd S{abu>r

Sya>hin, Fi> ‘Ilm al-Lughah al-‘A<m (Bairu>t: Mu’assasah al-Risa>lah, 1983), 83.

2 Noam Chomsky, On Nature and Langugae (New York: Cambridge

University Press, 2002), 48.

3Arifuddin, Neuropsikolinguistik (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 242.

4Oleh karena itu, kondisi psikologis bahasa seseorang akan berbeda-beda

dalam merespon lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan

bahasa (al-furu>q al-fardiy>ah al-lughawiy>ah) pada setiap individu. Tidak ada bahasa

yang sama meskipun pada lingkungan atau kelompok penutur (al-jama>‘ah al-lughawiy>ah) yang hidup dalam lingkungan yang sama. Walaupun dalam lingkungan

yang sama, setiap penutur akan merespon bahasa yang berbeda-beda dari

lingkungan yang sama. Sebab, tidak ada satu orang pun yang hidupnya sama dan

mempunyai stimulus yang sama. Sejarah hidup, perkembangan, pergaulan, dan

hidup bersama siapa akan mempengaruhi internalisasi bahasa seseorang (al-rumu>z al-lughawiy>ah), dan juga berpengaruh terhadap eksternalisasinya atau performansi

bahasanya (al-lughah). Oleh karena itu, setiap individu akan mengalami perubahan

kompetensi bahasanya (al-taghyi>r al-lughah) tergantung lingkungan dan dengan

Page 290: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 275

transformasi dari social and cultural regulation (regulasi sosial dan

kebudayaan) menjadi self-regulation (regulasi diri), yaitu sarana

untuk mengaktifkan kesadaran dan perencanaan yang disengaja dan

pengorganisasian tindakan sendiri sesuai dengan tujuan atau niat

dinyatakan dalam makna verbal dan diungkapkan dalam bentuk

bahasa komunikasi sosial yang menjadi alat untuk self-regulation.5

Lebih lanjut Vygotsky menyatakan bahwa internalisasi

merupakan pertukaran interpersonal yang dapat membantu kita

untuk memahami perkembangan lingkungan yang berakar dari

pengalaman lingkungan interaksi sosial yang terhimpun dalam

masyarakat bahasa.6

Ide Vygotsky tentang internalisasi bahasa

melibatkan konsep yang lebih kaya daripada pembelajaran sosial

(atau asimilasi informasi yang dibuat tersedia dalam konteks sosial).

Di antara tantangan bagi teori kontemporer adalah bahwa untuk

memperhatikan proses sintaksis dan semantik yang mengubah

aktivitas yang diinternalisasikan, dan untuk mempertimbangkan

bagaimana internalisasi dibatasi oleh kompetensi bahasa seseorang.7

Oleh karena itu, internalisasi merupakan proses, di mana tindakan

eksternal (prilaku berbicara) ditransformasikan menjadi fungsi-

fungsi psikologis internal (proses berbicara). Kesadaran kompetensi

manusia terbentuk dari internalisasi sosial dan hubungan

interpersonal.

siapa dia hidup. Lihat ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs (Riya>d}: Ja>mi‘ah al-Mulu>k al-Su‘u>diy>ah, 1982), 94.

5Peter E. Jones, “From ‘External Speech’ to ‘Inner Speech’ in Vygotsky: A

Critical Appraisal and Fresh Perspectives” Communication Studies, Sheffield Hallam University, City Campus, United Kingdom Language & Communication

29, (2009): 177.

6Robert L Solso, Otto M Maclin dan Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007), 372.

7 Charles Fernyhough, “Getting Vygotskian about theory of mind:

Mediation, dialogue, and the development of social understanding” Department of Psychology, Durham University, South Road, Durham DH1 3LE, UK Developmental Review 28 (2008): 229.

Page 291: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

276 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Berkaitan dengan internalisasi bahasa Qutb, sebagaimana

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Vigotsky. Qutb

mengalami perkembangan kompetensi yang memiliki perubahan

signifikan pada setiap fase-fase kehidupannya. Pertama, ketika masa

kanak-kanak (pengaruh Qutb Ibrahim dan Aminah Husain Usman).

Pada masa ini, sebagaimana dibahas pada sub bab sebelumnya

bahwa Qutb banyak menerima bahasa (internalisasi) yang

berhubungan dengan al-isla>m dan bahasa-bahasa yang penuh dengan

kekhidmatan dan ketentraman hati.8 Kedua, ketika Qutb masuk

pada fase remaja (pengaruh Abbas Mahmud al-A’qqad), pada masa

ini Qutb sudah mulai masuk dalam dunia pemikirian yan kritis,

salah satu bentuk ekspresi ide-idenya diungkapkan melalui tulisan-

tulisan, syair-syair dan bentuk sastra lainnya.9 Ide-ide kritisnya

meluas terhadap perkembangan masyarakat dan kebudayaan

negaranya yang banyak dipengaruhi sistem-sistem Barat, terutama

ketika Qutb menyaksikan fenomena berita ketika merespon

kesyahidan Hasan al-Banna. Fase ini merupakan fase Qutb masuk

dalam fase sosial kemasyarakatan. Ketiga, ketika Qutb sampai

masuk dalam posisi puncak usianya (pengaruh Hasan al-Banna, Abu

A’la al-Maududi dan yang lainnya), pada masa ini Qutb menjadi

salah satu pimpinan Ikhwanul Muslimin. Mulai saat ini Qutb banyak

mengepresikan ide-ide fundamentalnya dengan mengkritik

kebijakan-kebijakan pemerintah yang banyak mendukung dan

dipengaruhi Barat. Oleh karena itu, pada masa ini Qutb banyak

mendapatkan penyiksaan psikis dan fisik dari pemerintah Mesir.

Karena banyak menulis karya-karya yang membahayakan bagi

8Untuk lebih jelas dalam mengidentifikasi bahasa Qutb pada masa ini, lihat

salah satu karyanya dalam Sayyid Qutb, al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n (al-Qa>hirah:

Da>r al-Syuru>q, 1969) dan Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur’a>n (Beiru>t:

Da>r al-Syuru>q).

9Lihat gaya bahasa Qutb pada karyanya dalam Sayyid Qutb, al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2003).

Page 292: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 277

pemerintahan Mesir.10

Pada masa ini, Qutb masuk dalam fase

filsafat dan politik dalam perkembangan ide pemikirannya.

Fase-fase perkembangan kompetensi Qutb, sebagaimana di

atas, Qutb menerima pengaruh yang berbeda-beda. Pengaruh

tersebut adalah bahasa-bahasa sosio-kultural yang menjadi pondasi

pemikiran dan ideologi Qutb. Terutama setelah Qutb mulai masuk

dalam masa remaja, banyak sekali bahasa-bahasa sosial yang muncul

dari berbagaimacam gejala sosial dan interpesonal masuk dalam

kompetensi Qutb sebagai dasar perkembangan pemikiran dan

ideologinya.11

Hal tersebut tidak lain karena pengaruh lingkungan

yang mengitari kehidupan Qutb. Bahasa-bahasa sosial yang masuk

dalam pemikiran Qutb, mengubah kepribadian Qutb.

Namun, sebagaimana pendapat Chomsky tentang mentalisme,

pengaruh-pengaruh tersebut bukanlah faktor tunggal yang menjadi

stimulus bagi perkembangan bahasa Qutb. Akan tetapi ada faktor

lain yang menyebabkan bagi perkembangan bahasanya. Faktor

tersebut adalah faktor mental sebagaimana Qutb sebagai orang yang

menggunakan kompetensi bahasanya (self regulation) menjadi salah

satu bagian Qutb menerima stimulus-stimulus (mathi>r) yang masuk

dalam kompetensiya. Oleh karena itu, dengan kompetensi yang

diterimanya, Qutb dapat mengekspresikan kompetensinya dalam

bentuk performansi (social regulation) yang Dia gunakan sebagai

media dalam mengekpresikan ide-ide yang dimilikinya bagi

lingkungan sekitarnya. Dengan performansinya, Qutb menjadi salah

satu tokoh yang memberikan banyak stimulus bagi regenerasi cikal

bakal penerus gagasan-gagasannya.

10Salah satu karya Qutb yang menyebabkan Qutb dipenjara dan mendekati

kepada kesyahidannya lihat dalam Sayyid Qutb, Ma’a>lim fi> al-T}ariq (Bairu>t: Da>r

al-Syuru>q, 1979) dan Sayyid Qutb, Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n (Makkiyah: al-Tauh}i>d

wa al-Jiha>d al-Jild 1-114, 1981).

11Terkait perkembangan pemikiran dan ideologi Qutb, lihat dalam Peta

Tarlinton, “Understending The Adversary: Sayyid Qutb and The Roots of Radical

Islam”{ Autralian Army Journal, Vol 2 No 2, 173-179.

Page 293: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

278 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

B. Internalisasi Bahasa Sayyid Qutb, Kaitannya dengan

Behaviorisme dan Rasionalisme

Pemerolehan bahasa (iktisa>b al-lughah) atau internalisasi

bahasa merupakan suatu pembahasan yang menjadi salah satu objek

kajian dalam psikolinguistik.12

Sejarah mencatat terdapat beberapa

aliran yang memberikan pandangan terhadap pemerolehan bahasa.

Pertama, pandangan behaviorisme (sulu>kiy>ah) yang berpendapat

bahwa pemerolehan bahasa bersifat suapan (nurture). Kedua,

pandanganan rasionalisme13

yang menyatakan bahwa faktor akal

merupakan proses mental (syakl al-da>khili> al-lughah) dalam

pemerolehan bahasa.14

Konsep ini sebagaimana aliran nativisme

yang berpendapat bahwa pemerolehan bahasa bersifat alamiah

(t}abi>‘iy>ah s}autiy>ah al-lughah) atau (nature).15

1. Aliran Behaviorisme (Sulu>kiy>ah)

Aliran behaviorisme16

dibentuk oleh salah seorang linguis

struktural Amerika, Leonard Bloomfield yang melahirkan psikologi

prilaku (al-sulu>kiy>ah bi mana>hij al-t}abi>‘iy>ah). 17 Aliran ini

menyatakan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang dapat diamati

secara empiris (tajri>biy>ah) atau sebuah daerah yang yang bersifat

12‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mansu>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs (Riya>d}:

Ja>mi‘ah al-Mulu>k al-Su‘u>diy>ah, 1982), 15.

13Lihat dalam Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Jakarat: Kedutaan Besar Amerika, 2007), 30.

14Sa’i>d H{asan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970 (al-Qa>hirah:

Maktabah Zahra> al-Syarq, 2007), 132.

15Dalam hal ini erdapat pandangan lainnya, yaitu aliran kognitivisme yang

berpendapat bahwa pemerolehan bahasa berasal dari pematangan kognitif Abdul

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Rhineka Cipta, 2009), 221. Lihat

juga dalam Robert L Solso, Otto M Maclin dan Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007), 335.

16Aliran ini sesuai dengan aliran strukturaslime dalam konteks linguistik

seperti Ferdinand de Saussure, Lenorad Bloomfield, Robert Lado dan yang lainnya.

17Sa’i>d Hasan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970, 114.

Page 294: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 279

deskriptif,18

dengan kata lain bahasa merupakan proses dari

pengamatan secara sadar. Aliran ini tidak mengkaji proses akal

dalam prilaku berbahasa. Mereka berasalan karena proses akal ini

tidak bisa diamati secara langsung. Termasuki hal-hal yang bersifat

abstrak lainnya seperti ide pikiran dalam proses bahasa yang

melibatkan alat-alat fisiologi dalam proes bahasa.19

Pandangan

Bloomfield tersebut secara tidak lanngsung memusatkan kepada

struktur bahasa secara performansi (al-bunyah z}a>hiriy>ah al-

lughah). 20 Bloomfield tidak sependapat dengan pandangan

rasionalisme (la> ‘aqla>niy>ah), karena menurutnya yang dapat dikaji

dari bahasa adalah bahasa yang bersifat kongkrit secara kasat mata

(indrawi) yang diwujudkan dalam tingkah laku manusia (verbal

behavior).21

Verbal behavior dalam arti bahwa pemerolehan bahasa bukan

ditentukan oleh faktor internal penutur, melainkan oleh faktor

ekternal atau social behaviour. Aliran ini sebagaimana dengan

hipotesis tabularasa yang secara harfiah berarti “kertas kosong”.

Hipotesis ini menyatakan bahwa pemerolehan bahasa seperti kertas

kosong uang yang diisi dengan pengalaman-pengalaman. Artinya,

semua pengetahuan dalam bahasa manusia termasuk pemerolehan

bahasa, tampak dalam prilaku bahasa merupakan hasil dari integrasi

peristiwa-peristiwa linguistik yang dialami dan diamati oleh

manusia (sulu>k al-’ijtima>‘i>). Menurut aliran ini, pemerolehan bahasa

tidak hanya mengandalkan kreativitas dalam penggunaan bahasa.

18Dalam ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mansu>r dikenal dengan structural

aproach descriptive (al-manhaj al-bunyawi> al-was}fi>). Lihat dalam ‘Abd al-Maji>d

Sayyid Ah}mad Mansu>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 137.

19Sa’i>d Hasan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970, 115.

20Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mansu>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 137.

21Sa’i>d Hasan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970, 117.

Page 295: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

280 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Akan tetapi ada stimulus yang akan menyebabkan respon

berbahasa.22

Menurut penulis, aliran ini sejalan dengan Eric Lennerberg,

yang menyatakan bahwa bahasa adalah prilaku “spesifik-species”

melalui beberapa mode persepsi, kategorisasi kemampuan, dan

mekanisme-mekanisme lain yang berhubungan dengan bahasa

ditentukan secara biologis.23

Konsep Lennerberg tersebut

merupakan konsep yang menghubungkan bahasa dengan faktor-

faktor biologis dalam komunikasi, yaitu manusia tidak bisa lepas

dari alat-alat fisilogi dalam proses komunikasi.24

Kosep tersebut

menurut penulis, memiliki persamaan dengan Bloomfield yang

sama-sama tidak memperhatikan proses mental dalam internalisasi

bahasa.

2. Aliran Rasionalisme (‘Aqla>niy>ah)

Salah satu tokoh terkenal dalam aliran ini adalah Noam

Chomsky.25

Chomsky menghubungan proses berbahasa dengan

rasionalisme (‘aqla>niy>ah) dan mengkritik pandangan empirisme

(tajribiy>ah) dan behaviorisme (sulu>kiy>ah) yang beranggapan tidak

ada proses mental dalam berbahasa.26

Konsep tersebut sejalan

dengan aliran nativisme27

merupakan salah satu aliran yang

melahirkan konsep hipotesis nurani. Yaitu setiap bahasawan tentu

akan mampu memahami dan membuat kalimat dalam bahasanya

(native language). Karena dia telah menuranikan atau menyimpan

22Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 172-173.

23Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Jakarta:

Kedutaan Besar Amerika, 2007), 30.

24‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mansu>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 135.

25Sa’i>d Hasan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970, 130.

26Sa’i>d Hasan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970, 130.

27Aliran ini sesuai dengan aliran transformalisme yang mengkritik aliran

strukturalisme.

Page 296: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 281

dalam nuraninya akan tatabahasa bahasanya menjadi kompetensi

bahasanya; juga memahami dan menguasai kemampuan-kemampuan

performansi bahasanya. Kemudian karena pengunaan bahasa

mencakup komponen sintakisis, semantik, dan fonologi, maka

ketiga komponen tersebut merupakan salah satu faktor manusia

dalam memahami bahasanya. Ketiga komponen di atas juga yang

mengubah bentuk-bentuk dalam menjadi bentuk-bentuk luar.28

Istilah nativisme29

diambil dari pernyataan dasar mereka

bahwa pemerolehan bahasa sudah ditentukan dari sananya, artinya

kita lahir dengan kapasitas genetik yang mempengaruhi kemampuan

kita memahami bahasa di sekitar kita, yang hasilnya adalah sebuah

konstruksi sistem bahasa yang tertanam dalam diri kita.30

Menurut

penulis, terdapat persamaan antara rasionalisme dan nativisme

adalah sama-sama sebagai aliran yang menyatakan bahwa proses

mental atau faktor internal memiliki pengaruh yang besar dalam

internalisasi bahasa. Oleh karena itu, kedua aliran tersebut menurut

penulis berada dalam satu konsep, yaitu madhhab ‘aqla>ni>.31

28Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 168.

29 Sementara itu, ada pandangan lain dalam aliran psikoinguistik, yaitu

aliran kognitivisme. Menurut pandangan kognitivisme, proses pemerolehan bahasa

merupakan proses perkembangan kognitif. Aliran ini sama dengan hipotsesis

kesemastaan kognitif. Salah satu tokoh aliran kognitivisme adalah Piaget yang

menyatakan bahwa dalam pemerolehan bahasa berasal dari kematangan kognitif

dalam merespon lingkungan sekitarnya. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka

menurut aliran ini, perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang

lebih mendasar dan lebih umum dalam kognisi. Aliran ini juga berpendapat bahwa

bahasa bukanlah sesuatu yang diberikana oleh alam. Lingkungan tidak besar

pengaruhnya terhadap perkembangan kompetensi bahasa. Perubahan atau

perkembangan intelektual seseorang terhadap bahasanya tergantung pada

keterlibatan penutur secara aktif dengan lingkungannya Abdul Chaer,

Psikolinguistik Kajian Teoritik, 168.

30Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Rhineka Cipta,

2009), 221.

31 Sa’i>d Hasan Buhairi>, Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970, 488.

Page 297: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

282 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Berhubungan dengan Qutb, nampaknya perkembangan bahasa

Qutb (tat}awwur al-lughah) sebagaimana kita ketahui perkembangan

kognitifnya. Dalam internalisasi bahasanya (decoding) atau

transformasi pengetahuan penutur terhadap bahasa (tah}wi>l al-

istija>bah ila> rumu>z al-lughawiy>ah), Qutb memiliki perkembangan

secara gradual (mutadarrijah). Artinya, pengetahuan bahasa Qutb

dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya.32

Perkembangan tersebut

tidak terlepas dari respon (istija>bah) Qutb yang menentukan

sikapnya dalam merespon berbagai macam pengaruh yang masuk

dalam kompetensi bahasanya. Oleh karena itu, berdasarkan aliran

dalam ilmu tentang pemerolehan bahasa atau internalisasi bahasa,

Qutb sesuai dengan aliran rasionalisme atau nativisme. Artinya,

perkembangan internalisasi bahasa Qutb dipengaruhi faktor-faktor

internal Qutb dalam merespon berbagai macam faktor lingkungan

yang membentuk pengetahuan akan bahasanya dan sikap Qutb

terhadap pengaruh-pengaruh tersebut, sehingga kompetensi menjadi

sesuatu yang menentukan Qutb dalam merespon berbagai

lingkungan sekitarnya (encoding) atau transformasi bahasa terhadap

pengetahuan penutur (tah}wi>l al-rumu>s al-lughawi> fi al-‘aql ila> ma‘na>

al-mura>d).33

Kita bisa lihat bagaimana pada masa kanak-kanak Qutb

mendapatkan stimulus-stimulus yang bersifat parsial.34

Artinya pada

masa ini Qutb hanya bergaul dengan keluarganya saja. Sementara

keluarga Qutb merupakan salah satu keluarga yang sangat mecintai

32Lihat QS. al-Ru>m: 22. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah

menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui.

33Abdul Majid Sayyid Ahmad Mansur, ‘Ilm al-Lughah al-Nafs, 340.

34Lengkapnya lihat dan baca dalam S{ala>h ‘Abd Fatta>h al-Kha>lidi>, Sayyid Qut}b min al-Mi>la>d ila> al-Istisyha>d (Qa>hirah: Da>r al-Qalam, 1994).

Page 298: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 283

al-Quran.35

Oleh karena itu, Qutb kecil adalah anak yang banyak

menerima stimulus yang berhubungan dengan kondisi tentang

kehidupan keluarga yang harmonis dan islami, sehingga berdasarkan

stimulus tersebut Qutb juga merespon dengan menghapal al-Quran.

Ini artinya berdasarkan pemahaman rasionalimse, proses mental

Qutb merespon pengaruh lingkungan dengan positif. Artinya

bahasa, isyarat, simbol, dan gejala alam merupakan stimulus-

stimulus yang menjadikan tolak ukur menentukan sikap mental

Qutb dalam menentukan internalisasi bahasanya, termasuk dalam

kompetensi ideologinya.36

Selanjutnya, setelah mendapatkan stimulus dari keluarga

semasa kanak-kanak, Qutb mengalami perkembangan internalisasi

bahasa karena pada masa dewasa Qutb mulai merambahkan ilmu

pengetahuannya dengan lingkungan yang lebih luas. Salah satu

stimulus yang berpengaruh terhadap respon Qutb adalah ketika

Qutb mulai tinggal di rumah Ahmad Husain Usman dan sering

35 Kecintaan Qutb terhadap al-Qur’an sebagaimana dijelaskan pada bab

sebelumnya adalah faktor kedua orang tua Qutb yang sangat mencintai al-Qur’an

dan kental dengan nuansa-nuansa ibadah. Kecintaan kedua orang tuanya

berpengaruh bagi Qutb dan saudara-saudara kandungnya. Hal tersebut dibuktikan

dengan karya Qutb tentang al-Qur’an, di antaranya al-Tas}wi>r fi> al-Fann al-Qur’a>n dan Masya>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur’a>n. Juga Muhammad Qutb, yang kecintaannya

terhadap al-Qur’an dituliskan dalam karyanya yang berjudul Dira>sah Qur’a>niy>ah. Lebih lengkapnya lihat dalam Muahmmad Qutb, Dira>sa>t al-Qur’a>niy>ah (al-Qa>hirah:

Da>r al-Suru>q, 1993), 5.

36Kita juga bisa lihat bagaimana Qutb menulis al-Tas}wi>r fi> al-Fann al-Qur’a>n dan Masya>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur’a>n, karena pengaruh stilmulus kedua

orangtuanya yang sangat mencintai al-Qur’an. Oleh karena itu, gaya bahasa pada

kedua karyanya ini adalah sebagai respon Qutb dari stimulus kedua orang tuanya.

Hal ini terbukti bahwa dengan jelas Qutb mempersembahkan kedua karyanya

tersebut sebagai hadiah bimbingan kedua orang tuanya, sehingga Qutb menjadi

seorang yang mencintai al-Qur’an. Bahkan Qutb menjadi seorang yang hafid dalam

usia 9 tahun. Lihat persembahan Qutb tersebut dalam muqaddimah kedua karyanya

tersebut. Lihat dalam Sayyid Qutb, al-Tas}wi>r fi al-Fann al-Qur’an, 5. Dan dalam

Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur’a>n, 5.

Page 299: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

284 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

mendapatkan pengaruh dari pemikiran Abbas Mahmud al-‘Aqqad.37

Pada masa ini, Qutb banyak menulis karya yang berhubungan

dengan sastra dan pemikiran sosialnya. Termasuk pengaruh ide-ide

al’Aqqad banyak Qutb interpretasikan dalam karyanya seperti al-

‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah, al-Isla>m wa Sala>m al-‘A<lam, Ma‘rakat Isla>m

wa al-Ra’suma>liy>ah, bahkan ide-ide tentang kritik sosial politik

Mesir pada waktu itu salah satunya karena Qutb banyak

mendapatkan pengaruh dari Abbas Mahmud al-‘Aqqad.38

Kompetensi Qutb juga berlanjut dari pengaruh lingkungan

sekitar kehidupannya. Ketika menjalani kehidupan di Amerika,

Qutb menyaksikan banyak pengorbanan-pengorbanan umat Islam

dalam menghadapi liberalisme, westernisme, dan kapitalisme yang

dikuasai oleh Barat. Qutb, menganggap keadaan ini sebagai

pengaruh dari Yahudi yang harus segera dimusnahkan. Oleh karena

itu, dalam salah satu karyanya Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, Qutb

menyeru dan mengajak kepada orang-orang yang berani untuk

mengorbankan dirinya berjihad di jalan Allah. Menurut Qutb,

mereka adalah para fida>’iy>u>n 39 yang berinisiatif untuk segera

melakukan cara perlawanan (t}ari>q) menyelamatkan Islam dari

37Pengaruh al-’Aqqad terhadap Qutb bisa dilihat dalam karyanya tentang

sastra Qutb banyak mengutif al-’Aqqad sebagai dasar kritikan-kritikannya, baik

terhadap sastrawan ataupun terhadap lingkungan sosial politik keagamaan. Lebih

jelasnya lihat dalam Sayyid Qut}b, al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh (al-

Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 2003), 22.

38Asraf Abdul Rahman, “The Influence of al-‘Aqqad and the Diwan School

of Poetry on Sayyid Qutb’s Writings” International Journal of Humanities and Social Science, Faculty of Islamic Contemporary Studie University Sultan Zainal Abidin Vol. 1 No. 8; July (2011): 161.

39 Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d (al-Qa>hirah: Da>r al-Suru>q,

1993), 15. Qutb juga menggunakan istilah “fida>’iy>u>n” Lihat dalam karya-karya

Qutb, di antaranya Sayyid Qutb, Limadha>’ A‘dumu>ni>?, 26. Sayyid Qutb, Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, ), 5.

Page 300: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 285

Yahudi (ma‘rakatuna> Ma‘ al-yahu>d),40 sehingga umat Islam akan

terhindar dari kejahiliyahan (ila> al-mutatha>qili>n ‘an al-jiha>d). 41

Upaya ini, menurut Qutb akan membentuk masyarakat Islam (al-

mujtama‘ al-isla>m) dan sistem-sistem (al-niz}a>m al-isla>m) Islam

yang bisa diaplikasikan bersama-sama (al-isla>m niz>a>m al-ijtima>‘i>).42

Yang paling fenomenal adalah Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n dan

Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q, dalam kedua karyanya tersebut, Qutb

memperlihatkan banyak pengaruh ide-ide militan dari tokoh-tokoh

terdahulunya kemudian ditambah dengan lingkungan sekitar Qutb

yang penuh dengan berbagai macam penyimpangan dan kekerasan.

Hal tersebut berpengaruh terhadap ide-ide Qutb yang semakin

bersemangat dan bertambah keradikalan ide-idenya. Perlakuan

pemerintahan Mesir yang reseptif menambah semangat jihad dan

dakwah Qutb di jalan agama Islam.43

Dalam karyanya tersebut,

Qutb berkali-kali mengajak kepada umat Islam khususnya para

pemuda Ikhwanul Muslimin44

untuk berjihad dalam agama Allah

untuk memusnahkan jahiliyah yang sudah tidak menggunakan

sistem Islam dan jauh dari hukum-hukum Allah karena

menggunakan hukum mereka sendiri.45

Berdasarkan fenomena di atas, perkembangan kompetensi

Qutb dari satu masa ke masa berikutnya, dari satu tokoh ke tokoh

40 Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d (al-Qa>hirah: Da>r al-Suru>q,

1993), 20.

41Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d, 56.

42Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>, 237.

43 Untuk menyikapi sikap pemerintahan yang reseftif tersebut, Qutb

menyatakan pandangannya bahwa jihad dalam menegakan agama Allah merupakan

kewajiban bagi setiap muslim, termasuk jihad melawan pemerintahan yang

menyimpang. Lihat Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna> Ma‘a al-Yahu>d, 56.

44Qutb banyak ungkapkan bahwa pergerakan Ikhwanul Muslimin adalah

pergerakan yang sesuai dengan pergerakan Islam (h}arakah isla>miy>ah ka h}arakah ikhwa>n al-muslimi>n). Lihat dalam Sayyid Qutb, Limadha>’ A‘dumu>ni>?, 14.

45Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 3-10.

Page 301: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

286 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

yang lainnya dan dari suatu lingkungan ke lingkungan yang lainnya

merupakan salah satu bukti perkembangan kompetensi Qutb yang

mengalami perubahan dari masa ke masa. Oleh karena itu, menurut

penulis, perkembangan kompetensi Qutb dapat digambarkan

sebagaimana dengan konsep yang dinyatakan oleh Chomsky sebagai

salah satu tokoh al-madhhab al-‘aqla>ni>, yaitu kompetensi kognitif

Qutb menentukan faktor-faktor yang berada di luar diri Qutb, serta

menentukan dalam merespon pengaruh tersebut, sehingga

kompetensi Qutb juga berpengaruh bagi kompetensi-kompetensi

yang berada dalam satu kolokasi46

dengan Qutb. Oleh karena itu,

menurut penulis perkembangan kompetensi Qutb sesuai dengan

pandangan al-madhhab al-‘aqla>ni>, yaitu internalisasi bahasanya

merupakan pengaruh nature dalam merespon nurture berdasarkan

gambar berikut:

Gambar 30

Sulu>ki> dan ‘Akla>ni>

46Kolokial adalah asosiasi tetap antara kata dan kata lain dalam lingkungan

yang sama.

Bahasa

merupakan

nurture

Bahasa

merupakan

nature

Sulu>ki> ‘aqla>ni>

Page 302: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 287

Dari ilustrasi di atas, menunjukan bahwa proses kognisi

sebenarnya berkaitan dengan peristiwa mental yang berkaitan

dengan proses pengenalan tentang dunia atau lingkungan di sekitar

penutur. Penutur banyak melibatkan kompetensi dalam menerima

dan memberikan pengaruh bagi lingkungan sosial budaya. Oleh

karena itu, sesuai dengan konsep al-madhhab al-‘aqla>ni>, menurut

salah satu tokohnya Chomsky dalam Sa’i>d Hasan Buhairi, ide atau

kompetensi seseorang sebenarnya yang membentuk bahasa dalam

dunia sosial. Tanpa ide, tidak akan terwujud konsep-konsep tentang

bahasa dan tidak akan ada bahasa yang diproduksi, sehingga ide-ide

tersebut menentukan aspek-aspek fonologi. Pandangan Chomsky

sebagaimana Vygotsky, menurutnya adanya satu tahap

perkembangan bahasa sebelum adanya pikiran dan adanya satu

perkembangan pikiran, sebelum adanya perkembangan bahasa.47

Oleh karena itu, perkembangan ideologi dan pemikiran Qutb atau

pengetahuan Qutb tentang bahasanya ditentukan secara nature

(faktor mental) seberapa Qutb merespon pengaruh lingkungan di

sekitarnya dan nurture (faktor lingkungan) seberapa besar pengaruh

stimulus terhadap kepribadian dan kompetensi kognitif Qutb. Hal

tersebut berpengaruh terhadap proses decode dan encode seorang

penutur dalam proses komunikasi.

Berdasarkan kedua aliran di atas, menunjukkan adanya

keterkaitan dalam hal internalisasi bahasa Qutb. Pandangan

Chomsky terkait hipotesis nurani pada bahasa internal seorang

penutur, menurut penulis juga tidak bisa lepas dengan pandangan

behaviorisme yang menjadi salah satu input seorang penutur dalam

proses internalisasi bahasa. Namun, faktor yang paling perpengaruh

dalam proses internalisasinya adalah kualitas mental (nature) yang

menjadi bagian atau aspek yang menentukan kualitas kompetensi

Qutb.

47Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, 55.

Page 303: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

288 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

C. Performansi Sebagai Eksternalisasi Bahasa Seorang Sayyid

Qutb

Performansi bahasa muncul dari proses eksternalisasi bahasa.

Eksternalisasi bahasa bisa diwujudkan dalam dua bentuk bahasa,

yaitu performansi dalam bentuk verbal dan performansi dalam

bentuk non verbal. Sebagaimana bahasa dalam perspektif sarananya,

terbagi menjadi bahasa lisan (verbal) dan bahasa tulisan (non

verbal).48

Biasanya dalam konteks linguistik atau kemahiran bahasa,

kemahiran bahasa verbal merupakan eksternalisasi dari kemampuan

istima>‘ atau mendengar. Sedangkan kemampuan bahasa nonverbal

atau menulis, merupakan eksternalisasi dari membaca. Walaupun

dalam dunia bahasa secara umum, skema eksternalisasi tersebut

tidak pasti dan bisa saling bergantian.

Qutb memilki kualifikasi yang baik dalam bahasa verbal dan

non verbal. Namun dari segi kuantitas, bahasa non verbal Qutb lebih

banyak berpengaruh bagi lingkungan di sekitarnya. Kualitas bahasa

non verbal (tulisan) Qutb dibuktikan juga dengan kuantitas

karyanya yang bervariasi dan kualitasnya banyak diapresiasi oleh

masyarakat, khususnya masyarakat Islam yang memiliki semangat

dan gairah yang besar dalam memperjuangkan nilai-nilai agama

48 Ada beberapa perbedaan karakteristik antara ragam bahasa lisan dan

tulisan. Pertama, ragam bahasa lisan menghendaki adanya orang kedua, teman

berbicara yang ada di depan mata, sedangkan ragam bahasa tulis tidak

mengharuskan adanya teman berbicara ada di depan. Kedua, ragam bahasa lisan

kadang tidak mementingkan unsur-unsur gramatikal, seperti subjek, predikat dan

objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur tersebut kadang-kadang dapat

ditinggalkan. Sedangkan ragam bahasa tulisan perlu lebih terang dan lengkap dari

bahasa lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam bahasa tulis tidak

mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Ketiga, ragam bahasa lisan

sangat terkait pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Sedangkan ragam tulis tidak

terkait oleh situasi, kondisi, ruang dan waktu. Keempat, ragam bahasa lisan

dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam

bahasa tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, huruf miring dan tanda

baca lainnya. Lihat Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Akademika Presindo, 2004), 15-17.

Page 304: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 289

(rija>l al-di>n)49 dan kepribadian-kepribadian Islam da>r al-isla>m50

yang

sudah banyak terkontaminasi oleh nilai-nilai dan kepribadian Barat

yang Qutb istilahkan dengan al-h}ada>rah al-gharbiy>ah. 51 Tulisan-

tulisan Qutb menjadi salah satu tulisan yang berpengaruh terhadap

kondisi sosial masyarakat Mesir pada waktu itu. Namun, karena

Qutb menerima stimulus-stimulus yang berhubungan dengan

liberalisme, kapitalisme, dan westernisme menjadikan tulisan-

tulisannya banyak mengkrtitik kondisi sosial masyarakat Islam pada

waktu itu. Terutama kritikannya terhadap Barat yang memberikan

Islam kembali kepada masyarakat Islam modern yang jahiliyah (al-

ja>hiliy>ah al-jadi>dah).52 Oleh karena itu, masyarakat Islam modern

yang jahiliyah (al-jahiliy>ah al-jadi>dah) tersebut harus segera

dikembalikan pada sistem-sistem Islam (Niza>m al-Isla>m).53

Faktor lain yang menjadikan tulisan-tulisan Qutb banyak

berpengaruh adalah performansi Qutb yang dikenal dengan gaya

bahasa yang tinggi, dengan kandungan hujah yang sangat kuat,

sehingga mampu menggugah nurani perasaan orang yang

membacanya.54

Selain itu, pilihan kata yang digunakan bukan hanya

49Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k,

1995), 9. Dan Sayyid Qutb, Ma’rakah al-Isla<m wa al-Ra’suma>liy>ah (Bairu>t: Da>r al-

Syuru>q, 1993), 5.

50 Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k,

1993),18.

51Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 5.

52Konsep jahiliyah modern banyak disinggung Qutb dalam karya-karyanya

di antaranya lihat dalam Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m (Bairu>t:

Da>r al-Syuru>k, 1995), 26. Dan dalam Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t:

Da>r al-Syuru>q, 1979(, 261.

53Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q, 1979), 7.

54Bahasa Qutb karena merupakan seorang sastrawan dan penerjemah juga

dikenali sebagai tokoh yang penulisannya banyak mengandung nilai seni retorik

yang indah gaya bahasanya. Lihat Hasuria Che Omar dan Rokiah Awang,

Page 305: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

290 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

membekas dalam ide dan gagasan pembaca, namun juga membekas

dalam hati dan perasaan pembaca, sehingga setelah membaca

tulisan-tulisan Qutb semangat keislaman banyak membekas dalam

ide, gagasan dan hati umat Islam pada waktu itu. Salah satu karya

fenomenal Qutb, yaitu Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n merupakan hasil dari

tarbiy>ah rabba>ni> yang didapat oleh penulis dalam perjalanan dakwah

yang digeluti sepanjang hidupnya.55

Juga karya-karya yang lainnya,

semenjak Qutb merasakan pendidikan di Amerika.

Kritik-kritik Qutb juga bukan hanya terhadap lingkungan

sosial budaya Mesir pada waktu itu, melainkan mengkrucut kepada

pemerintahan Nasser yang banyak dipengaruhi Barat dan

menguntungkan Barat (qiya<dah al-rajul al-gharbi> li li al-

Basyariy>ah).56 Keputusan-keputusan pemerintahan Mesir pada masa

Nasser diyakini Qutb banyak menguntungkan Barat dan membuat

orang Barat tertawa-tawa di atas penderitaan umat Islam. Hal

tersebut menurut Qutb adalah sistem yang membahayakan bagi

umat Islam (niz}a>m al-fa>sid).57 Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

hal tersebut yang menyebabkan Qutb tidak lagi berhasrat untuk

bergabung dengan pemerintahan Mesir dan memutuskan untuk

keluar dari tempat kerjanya yaitu Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Mesir.

Performansi bahasa Qutb semakin tajam dan semakin berani,

ketika Qutb memutuskan untuk bergabung dengan Ikhwanul

Kelestarian Bidang Penerjemahan (Kuala Lumpur: Persatuan Penerjemah Malaysia,

2009), 165.

55Pengakuan tentang performansi atau gaya bahasa Qutb disampaikan oleh

penerbit dalam menterjemahkan Tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n. Lihat Sayyid Qutb, Tafsir Fi Dzilal al-Quran di Bawah Naungan al-Qur’an jilid 11. Terjemah As’ad Yasin

Dkk (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 5.

56Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979), 5.

57 Sayyid Qutb, Ma’rakah al-Isla<m wa al-Ra’suma>liy>ah (Bairut: Da>r al-

Syuru>q, 1993), 9.

Page 306: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 291

Muslimin,58

karena menurutnya gerakan Ikhwanul Muslimin adalah

gerakan yang berada dalam gerakan Islam (h}arakah al-ikhwa>n al-

muslimi>n ka h}arakah al-Isla>m). 59 Di Ikhwan Muslimin, Qutb

mendapatkan kenyamanan dan sarana yang ideal untuk

mengungkapkan kegelisahannya terhadap dominasi westerniasai.

Tulisan-tulisan Qutb pada masa ini semakin tendensius dan bersifat

haraki> dan semakin berani mengkritik pemerintahan Naser. Qutb

banyak mencurahkan ide-ide dan gagasan-gasannya dalam majallah

al-da‘wah dan majallah al-risa>lah.60 Pada masa inilah ide-ide dan

gagasan-gagasan Qutb dirasakan berbahaya dan banyak

mempengaruhi semangat keislaman umat Islam pada waktu itu,

untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintahan yang sudah

menguntungkan sistem-sistem Barat (al-qawa>ni>n al-urubiy>ah al-

h}adi>thah).61

Qutb mengatakan bahwa seruan kepada Islam (al-da‘wah al-

isla>miy>ah) 62 dengan kata-kata sudah cukup apabila tidak ada

penghalang antara dakwah dan manusia. Apabila dakwah dapat

disampaikan kepada manusia dengan bebas dan mereka terpisah

daripada sebagian bentuk dan pengaruh material (al-ra’suma>liy>ah)63

dan politik (al-jam‘iy>ah wa al-siya>siy>ah amri>kiy>ah). 64 Qutb

mengungkapkan pada zamannya, manusia mempunyai peluang

untuk berbicara dengan manusia di seluruh dunia. Menurutnya, kita

58Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1993)

12.

59Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 14.

60Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 6.

61Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k,

1995), 8.

62Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979),35.

63Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m (Kairo: Da>rul Kitab,

1948), 7.

64Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 7.

Page 307: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

292 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dapat melakukan dakwah dengan berbagai kemudahan sepeti media

(radio, televisi, surat kabar dan buku-buku). Jaringan-jaringan

satelit, laman-aman web, dan buku-buku dalam berbagai bahasa dan

tema kompetensi yang ada.65

Perkembangan performansi Qutb juga bisa dilihat dalam

karyanya setelah pulang dari Amerika. Sekembalinya ke Mesir,

sebagaimana penulis jelaskan pada bab sebelumnya, penentangan

ide anti Barat dan Amerika yang dimiliki oleh Qutb bertambah jelas

dalam performansi karya-karyanya, sehingga akhirnya masuk dalam

Ikhwanul Muslimin. Karena bahasa-bahasa Qutb yang banyak

mengkritik pemerintahan Mesir, Qutb dipenjarakan. Namun,

dipenjara bukan berarti dapat mengurangi bahasa-bahasa tendensius

Qutb, di penjara Qutb malah berhasil mengeksplorasi

kompetensinya menjadi berbagaimacam performansi bahasa. Dalam

penjara Qutb berhasil menulis karya-karya fenomenalnya seperti

tafsi>r fi Z{ila>l al-Qur’a>n, Ha>dza>’ al-Di>n, Mustaqbal li Ha>dza> al-Di>n,

Khas}a>’is al-Tas}awwur al-Isla>m, I<sla>m wa al-Musykila>t al-Hadha>rah

dan Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q. Bahkan performansi bahasa Qutb yang

mewakili ideologinya dapat dilihat dalam Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q yang

menyebabkan Qutb dihukum mati gantung.66

Berhubungan dengan Qutb, internalisasi bahasa merupakan

salah satu sarana yang membentuk karakter pemikiran dan

kepribadiannya. Sebagaimana penulis bahas pada bab sebelumnya,

Qutb banyak menerima bahasa-bahasa yang beragam. Baik dalam

bentuk bahasa verbal ataupun bahasa non verbal. Mulai dari

kehidupan keluarga, remaja, kehidupan di Amerika, bergabung

dengan Ikhwanul Mulimin, bahkan ketika kehidupannya lama

dihabiskan dalam penjara. Fenomena tersebut juga membentuk

65Lihat Yusuf Qardhawi, Fiqh Jihad Jilid 1 dan Jilid 2 (Selangor: PTS

Islamika Sdn.Bhd, 2013), 637.

66 Zulkifli Abdul Ghani, Dakwah dan Etika Politik Di Malaysia (Kuala

Lumpur: Terbitan Pratama, 2005), 73.

Page 308: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 293

kompetensi bahasa Qutb yang beragam. Sebagaimana dalam karya-

karya Qutb yang menggunakan diksi dalam karya-karyanya dengan

isi dan gaya bahasa yang berbeda-beda.

Kita bisa lihat karya-karya Qutb yang berbeda-beda sesuai

dengan perkembangan kompetensi ideologinya. Karya pertama yang

Qutb tulis adalah al-Tas}wi>r al-fann fi> al-Qur’a>n 67 dan Masya>hid

Qiya>mah fi> al-Qur’a>n.68 al-Taswi>r al-fann fi> al-Qur’a>n merupakan

persembahan Qutb untuk Ibunya Fatimah Husain Utsman. Dalam

karyanya tersebut, Qutb lebih dipengaruhi kompetensinya dalam

dunia sastra. Bahasa yang digunakan adalah bahasa-bahasa

keindahan yang sangat puitis. Qutb menggambarkan keindahan-

keindahan sastra dalam al-Qur’an dengan gaya bahasa yang indah

dalam pembahasannya tentang “al-Tas}wi>r al-fann” dalam al-

Qur’an.69

Qutb juga menggambarkan bagaimana dirinya sangat

mencintai al-Qur’an sebagai stimulus yang diberikan oleh Fatimah

Husain padanya. Oleh sebab itu, Qutb menjadi anak yang cinta

kepada al-Qur’an dengan ungkapannya “laqad wajadtu al-Qur’a>n”.70

Bahkan karena kecintaannya terhadap al-Qur’an yang sangat

membekas dalam diri Qutb, Qutb bisa memberikan solusi-solusi

bagaimana caranya memahami al-Qur’an “kaif fahm al-Qur’a>n”.71

Dalam karyanya tersebut, Qutb juga memberikan gambaran

bagaimana keindahan cerita-cerita yang mengandung hikmah dalam

al-Qur’an, sehingga dapat menjadi salah satu pelajaran bagi

67Sayyid Q{utb, al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

1969), 5.

68Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n (Beiru>t: Da>r al-Syuru>q,

2002).

69Sayyid Q{utb, al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 36.

70Sayyid Q{utb, al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 7.

71Sayyid Q{utb, al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 25.

Page 309: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

294 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kehidupan manusia. Hal ini Qutb ungkapkan dengan perkataannya

“al-tas}wi>r al-qis}s}ah”. 72

Persembahan Qutb untuk Ibunya, tidak jauh berbeda dengan

persembahan tulisan Qutb untuk Ayahnya. Pada karyanya yang

berjudul Masya>hid Qiya>mah fi> al-Qur’a>n. Bahasa yang digunakan

tidak jauh berbeda dengan karyanya untuk Ibunya. Hal ini

disebabkan karena antara kedua buku tersebut diterbitkan tidak jauh

berbeda. Dalam karyanya tersebut, Qutb menggambarkan

bagaimana Ayahnya adalah seorang Ayah yang bertanggung jawab,

khususnya dalam konteks ukhrawi.73

Buku tentang Masya>hid

Qiya>mah fi> al-Qur’a>n, banyak menceritakan ayat-ayat al-Qur’an

yang berhubungan dengan hari akhir. Hal ini Qutb ungkapkan dalam

pembahasan “al-‘a>lam al-akhi>r fi> al-d}ami>r al-basyari>” 74 dan al-‘a>lam

al-akhi>r fi> al-Qur’a>n” 75 termasuk dalam pembahasannya tentang

orang yang akan menyaksikan surga di hari akhir nanti, ini

diungkapkan Qutb dalam pembahasan “masya>hid al-qiya>mah”76

72 Sayyid Q{utb, al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n, 190. Buku ini semula

merupakan artikel yang dimuat dalam Majalah al-Muqtat}a>f. Artikel ini kemudian

disempurnakan dan dikembangkan menjadi buku yang diterbitkan pertama kalinya

pada tahun 1954. Tujuan utama diterbitkannya buku ini adalah sebagai sarana

untuk mengungkapkan kindahan-keindahan gaya bahasa dan makna dalam al-

Qur’an, bukan aspek-aspek lain seperti teologi, hukum dan bahasa. Lihat A. Ilyas

Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani, 2013), 84.

73Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n (Beirut: Da>r al-Syuru>q,

2002), 5.

74Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n, 13.

75Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n, 42.

76Sayyid Qutb, Masya>hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n, 58. Buku ini diterbitkan

pada tahun 1947, dua tahun setelah al-Tas}wi>r al-Fann fi al-Qur’a>n. Dalam buku ini,

Qutb mengungkapkan bahwa bukti-bukti hari akhir (masya>hid al-qiya>mah) itu

terdapat dalam sebagain besar surat al-Qur’an dan terbanyak dalam surat

Makkiyah. Dalam al-Qur’an banyak bukti (masyhad) atau informasi tentang hari

akhir yang di dalamnya terdapat representasi (s}uwa>r), gerakan dan kejadian-

kejadian. Lihat A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta:

Penamadani, 2013), 87.

Page 310: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 295

Fase kompetensi Qutb dilanjutkan dengan fase berikutnya,

yaitu ketika Qutb sudah mulai mengenal dunia politik dan sosial.

Karya tersebut adalah ‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, al-Sala>m

al-‘Alami> wa al-Isla>m, dan Ma’raka>t al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah.77

Karyanya yang berjudul ‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m,

merupakan salah satu karya tentang pemikirannya yang sudah

masuk dalam dunia sosial. Qutb menghubungkan antara fenomena

sosial dengan Islam sebagai rujukan dasar dalam keadilan Islam dan

dunia sosial. Dalam tulisannya “tabi>‘iy>ah al-‘ada>lah al-ijtima>‘iy>ah fi>

al-Isla>m”. 78 Qutb juga mengkritik kebebasan yang tidak didasari

oleh hati nurani, menurut Qutb seharusnya kebebasan disertai

dengan emosi nurani al-yahriri> al-wijda>ni>.79 Qutb juga menjelaskan

tentang persamaan status manusia dilihat dari segi konteks sosial

dengan ungkapan al-musa>wa>h al-insa>niy>ah. Artinya, fakir miskin

menurut Qutb berhak mendapatkan bantuan sosial dari para

aghniya>’ (orang yang berkecukupan harta). 80 Sehingga dengan

adanya prinsip-prinsip tersebut, menurut Qutb akan terbentuk

keharmonisan dalam suatu masyarakat. Dengan prinsip-prinsip

tersebut, berarti bahwa Islam tidak hanya mementingkan h}abl

minalla>h secara vertikal, tetapi juga mementingkan h}abl minanna>s

secara horizontal.81

Oleh sebab itu, menurut Qutb dengan adanya

77Lengkapnya Lihat dalam al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m (al-Qa>hirah:

Da>r al-Syuru>q, 1995), al-Sala>m al-‘Alami>y wa al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

2007), dan Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah (al-Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q,

1993).

78Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m (al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1995), 20.

79Sayyid Qutb al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m, 32.

80Sayyid Qutb al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m, 32.

81 Sesuai dengan al-Qur’an dalam QS. Ya>sin: 12. “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh} Mah}fu>z}).

Page 311: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

296 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

keharmonisan sosial tersebut, maka akan terbantuk solidaritas yang

kuat dalam suatu masyarakat atau al-taka>ful al-ijtima>‘i>.82

Bahasa Qutb tentang ‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, tidak

jauh berbeda dengan karyanya yang berjudul al-Sala>m al-‘Alami> wa

al-Isla>m. Dalam karyanya tersebut, Qutb banyak membahas tentang

permasalahan Islam dengan kehidupan alam semesta.83

Qutb

memulai dengan kelas sosial yang terkecil dalam masyarakat, yaitu

tentang kedamaian dalam keluarga dalam konteks Islam dengan

bahasanya sala>m al-bait. Selanjutnya, Qutb menjelaskan tentang

kedamaian dalam lingkungan masyarakat sala>m al-Ijtima>‘i>,

kemudian kedamaian yang universal menurut Qutb adalah

kedamaian di diunia yang tidak lain merupakan tempat menabung

untuk di akhirat.84

Bahkan dalam karyanya tersebut, Qutb

membahas tentang jihad sebagai jalan salah satu kedamaian dalam

sala>m al-‘a>lam.85 Qutb mengungkapkan bahwa sala>m al-’a>lam yang

ditempuh dengan jihad, akan membawa kepada sala>m al-insa>niy>ah,

yaitu penjelasan dalam meyakinkan seseorang yang meninggal

82Sayyid Qutb al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m, 52. Buku ini terbit pada

tahun 1949 ketika Qutb berada di Amerika. al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi> al-Isla>m

merupakan karya Qutb yang pertama dalam pemikiran Islam. Qutb

mempersembahkan buku ini untuk generasi muda Islam yang berjuang di jalan

Allah, dengan nama Allah, dan atas bantuan dan pertolongan Allah. Buku ini

mengajak kaum muslimin agar memulai hidup baru yang lebih islami dalam suatu

komunitas Islam yang memegang teguh akidah dan sistem Islam. Juga berpegang

pada hukum dan syariat Islam. Islam bukan hanya Ibadah, tetapi merupakan sistem

ilahi yang mengatur segi-segi kehidupan manusia dengan undang-undang Allah.

Lihat A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 88.

83Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘Alami> wa al-Isla>m (Kairo: Da>rul Kitab Al-

‘Arabi, 1951), 15.

84 Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘Alami> wa al-Isla>m, 180-181. Hal tersebut

selaras dengan al-Qur’an dalam QS. al-Qiya>mah: 36. “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?”.

85Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘Alami> wa al-Isla>m, 180-181.

Page 312: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 297

dalam jalan jihad, maka disebut sebagai seorang syahid.86

Qutb

mengambil referensi sebagaimana dalam al-Qur’an.87

Sama halnya dengan karya Qutb yang berjudul Ma’raka>t al-

Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah, yang banyak menggunakan bahasa-

bahasa tendensius dan provokatif terkait dengan situasi sosial

kemasyarakatan yang ada di sekitarnya.88

Yaitu keyakinan bahwa

jalan yang sudah ditempuh sekarang sudahlah berbeda (mafa>rik al-

t}ari>q), salah satu akibatnya adalah keburukan pemerintah dan akibat

dari pengaruh revolusi (su>’i tauzi>’ al-malakiy>a>t wa al-thara>wah).

Hal tersebut menyebabkan kepada rusaknya amal dan lemahnya

sumberdaya manusia (fasa>d al-‘amal wa da’f al-inta>z). 89 Dalam

karyanya tersebut, Qutb juga mengungkapkan banyak musuh di

sekitar Islam. Musuh tersebut Qutb kategorikan dengan ‘adawa>t al-

s}ali>biy>i>n (musuh seperti dalam perang salib), ‘adawa>t al-

musta‘miri>n (kelompok kolonial), ‘adawa>t al-mustaghalli>n

(kesibukan-kesibukan duniawi), ‘adawa>t al-mutah}arriri>n min rija>l al-

86Sayyid Qutb, al-Sala>m al-‘Alami> wa al-Isla>m, 155.

87Lihat QS. al-Nisa>’: 135. “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau Ibu Bapak dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.

88Bahkan terkait dengan konteks ini, Qutb melanjutkan dengan karyanya

Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d. Qutb mengungkapkan dalam karyanya bahwa sudah

saatnya ada seseorang, golongan atau kelompok masyarakat yang berani berkorban

(al-fida>’iy>u>n). Oleh karena itu, sudah saatnya dengan fida>’iy>u>n tersebut menjadi

bagian mayoritas untuk melawan kelompok Yahudi sebagai jalan atau jihad

menyelamatkan umat Islam. Termasuk di dalamnya Qutb membahas tentang umat

Islam Palestina yang membutuhkan para fida>’iy>u>n untuk sama-sama

menyelamatkan Palestina dari Yahudi. Lihat Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ ma‘a al-Yahu>d (Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1993), 66.

89Sayyid Qutb, Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah (Kairo: Da>r al-Kita>b

al-‘Arabi>, 1951), 133.

Page 313: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

298 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

di>n (liberalisme), ‘adawa>t al-mustahtari>n wa al-munhili>n (hawa

nafsu), dan ‘adawa>t al-syuyu>‘iy>ah wa al-suyu‘iy>i>n (komunisme).90

Selanjutnya Qutb mengintegrasikan kompetensi bahasa

dengan performansi bahasanya. Salah satunya dalam karyanya

Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q. 91 Setelah bergabung dengan Ikhwanul

Muslimin, Qutb semakin rajin mengkritik kondisi sosial

kemasyarakatan dan peradaban Mesir. Salah satunya adalah bentuk

kritik Qutb terhadap keputusan-keputusan pemerintah Mesir yang

banyak berorientasi terhadap keduniawian dan banyak

menguntungkan Barat. Salah satu kritikan Qutb dituliskan dalam

karyanya Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q yang membuat Qutb di penjara. Dalam

karyanya tersebut, Qutb menggunakan bahasa yang islami. Menurut

Qutb, kondisi masyarakat Mesir pada masa tersebut haruslah

kembali kepada masa yang berdasarkan al-Qur’an, sehingga

terbentuknya generasi Islam yang mencintai al-Qur’an (ji>l al-

Qur’a>ni)>. Dengan generasi tersebut, menurut Qutb akan tercipta

alam yang dihuni oleh metode-metode qirani> t}abi>‘iy>ah al-manha>j al-

Qur’a>ni> dan menghasilkan pertumbuhan masyarakat Islam yang

mempunyai karakteristik Islam (nasy’ah al-mujtama>‘ al-muslim wa

khas}a>’isuh) dengan jalan jiha>d fi> sabi>lilla>h dan mengutamakan

syariah terhadap lingkungan alam sekitar (syari>‘ah kauniyah).92 Oleh

90Sayyid Qutb, Ma’rakat al-Isla>m wa al-Ra’suma>liy>ah, 93-109.

91 Buku ini diterbitkan pada tahun 1964. Buku ini banyak menyingung

kehidupan Jahiliyah yang ditegakan dalam permusuhannya terhadap kekuasaan

Allah. Kehidupan Jahiliyah mengajak manusia tunduk kepada manusia bukan

kepada Tuhan. Kemudian untuk menghadapi dan melawan Jahiliyah ini, Qutb

menyerukan untuk berjihad di jalan Allah sebagai jalan yang ditempuh untuk dapat

menegakkan sistem Allah di muka bumi. Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q, merupakan salah

satu karya Qutb yang sangat menggemparkan. Buku ini merupakan salah satu

pemikiran Qutb yang terasa radikal, ekstrem, dan sangat emosional. Menurut

banyak penulis, buku ini menjadi salah satu sebab paling fundamental yang

membuat Qutb dihukum mati dan menemui kesyahidannya. Lihat A. Ilyas Ismail,

Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 90-91.

92Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (Bairu>t: Da>r al-Syuru>q, 1979), 187.

Page 314: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 299

karena itu, Islam menjadi bagian sumber utama kebudayaan, baik

dalam bentuk budaya peradaban (al-h}ada>rah al-isla>miy>ah) dan

budaya pengetahuan (al-thaqa>fah al-isla>miy>ah).93

Selanjutnya karya Qutb yang menggunakan bahasa yang tidak

jauh berbeda dengan Ma‘a>lim fi> al-T{ari>q, yaitu sebuah karya yang

diberi judul dengan Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. 94 Dalam sebagian

tafsirnya, Qutb menggunakan bahasa-bahasa yang haraki>. Kita bisa

lihat ketika Qutb menggambarkan Negara yang memberlakukan

hukum Islam dan diatur dengan syariat Islam yang dinamakan “Da>r

al-Isla>m” atau negara Islam.95

Dalam hal ini, menurut Qutb Islam itu

merupakan agama yang universal (ka>ffah) yang mencakup bukan

hanya permasalahan fikih atau ibadah saja, akan tetapi Islam

merupakan al-di>n wa al-daulah96 inilah yang dimaksud dengan da>r

al-Isla>m. Adapun umat yang tidak mengikuti da>r al-Isla>m, maka

kondisinya adalah tidak mengakui atas kedaulatan Tuhan (al-

h}aki>miy>ah lilla>h).97

Oleh karena itu, mereka termasuk kepada umat

93Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 123.

94Buku ini merupakan kitab tafsir al-Qur’an lengkap, 30 juz dan sekaligus

merupakan karya terbesar Qutb. Buku ini ditulis secara bertahap dan menggunakan

waktu yang cukup lama. Dalam kurun waktu 1952 sampai 1956, Qutb telah berhasil

meyelesaikan 16 Juz. Kemudian karena aktifitas dakwahnya di Ikhwanul Muslimin,

Qutb ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Dalam penjara Qutb berhasil

menuliskan 2 juz, juz 17 dan 18 sampai akhirnya Qutb dilepaskan dari penjara.

Tidak lama kemudian, Qutb kembali di penjara kemudian digunakannya untuk

menulis lagi Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. Qutb merampungkan al-Qur’an dengan

metode dan gaya bahasa yang berbeda. Qutb menempuh metode tafsir gerakan

(h>araki>), Qutb juga merevisi terhadap juz-juz terdahulu dengan metode dan gaya

yang baru. Lihat A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, 92.

95Sayyid Qutb, Fi Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l (Makkiyah: al-Tauh}i>d wa

al-Jiha>d al-Jild 6, 1981), 41.

96Lihat QS. al-Baqarah: 208. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

97Sayyid Qutb, Fi Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 11.

Page 315: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

300 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

jahiliyah modern (al-jahi>liy>ah al-jadi>dah).98 Qutb juga menyebutnya

sebagai jahiliyah kontemporer (ja>hiliy>ah al-mu‘a>s}irah) atau jahiliyah

hukum (ja>hiliy>ah al-h}ukm).99

Masih banyak kompetensi Qutb yang berhubungan dengan

lingkungan Qutb tumbuh.100

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa

kompet\ensi Qutb sebagai salah satu acuan performansi bahasa yang

digunakan Qutb. Bahasa Qutb mengalami perkembangan yang

bertahap dan memiliki perkembangan yang berbeda setiap periode

perkembangan kompetensinya, karena dipengaruhi oleh lingkungan

dan pemikiran dan ide-ide yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, kita

bisa lihat dalam fenomena kompetensi Qutb berhubungan dengan

stimulus yang diterimanya dari berbagaimacam fase-fase

karakteristik yang berbeda.

D. Eksternalisasi Bahasa Sayyid Qutb, Kaitannya dengan

Semantik

Banyak teori dan kajian pembahasan tentang makna telah

dikemukakan orang. Makna merupakan pengertian atau konsep yang

dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-tanda linguistik. Karena

bahasa digunakan untuk berbagaimacam kegiatan dan keperluan

dalam masyarakat, maka bahasa itu pun menjadi bermacam adanya

dan bisa dilihat dari berbagaimacam segi pandangan yang berbeda.

98Sayyid Qutb, Fi Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 8.

99Abul Qadir Abu Faris, Manhaj al-Taghay>ur ‘Ind Syahi>dain: Li H{asan al-Banna>’ wa Say>id Qut}b (‘Amma>n: Dar> al-Basyi>r li al-Thaqa>fah wa al-‘Ulu>m, 1999),

13.

100Calvert menunjukan bagaimana pengalaman ini mengubah religio-politik

pemikiran Qutb dan membuatnya menjadi seorang pemikir revolusioner. Qutb

mengembangkan ideologi revolusioner fundamentalis dalam tulisan-tulisannya

dalam penjara. Dalam komentarnya yang terkenal dalam al-Qur’an, Qutb

menyampurnakan aktifisme revolusioner dengan semangat religius. Calvert menulis

bahwa pada tahap selanjutnya, radikal ini menginspirasi banyak islamis radikal di

tahun kemudian. Lihat John Calvert, Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism (New York: Columbia University Press, 2010), 180.

Page 316: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 301

Berbagai nama jenis makna telah banyak dikemukakan orang dalam

berbagai macam penelitian dan buku-buku tentang linguistik dan

semantik. Dengan keanekaragaman tersebut, maka muncul pula

keanekaragaman dalam makna.101

Ilmu tentang makna biasa disebut

dengan semantik istilah yang sering digunakan dalam bidang

linguistik.102

Semantik merupakan pembahasan tentang kajian yang tidak

berhubungan dengan konteks lingkungan di mana kata itu

diucapkan, tetapi mencakup kajian makna yang membahas dalam

konteks kalimat apa kata itu berada. Semantik tidak terlepas dari

konsep, lambang dan acuan yang dijadikan referensi. Sebab itulah,

makna ditentukan dengan hubungan antara konsep, lambang, dan

acuan dalam proses komunikasi, yang digambarkan dalam gambar

berikut:103

Gambar 31 Konsep, Lambang dan Acuan

Gambar di atas secara tidak langsung menjelaskan bahwa

antara konsep, lambang dan acuan menjadi bagian dalam proes kata,

101Abdul Chaer, Linguistik Umum, 289. Dalam konteks bahasa Arab juga

mengenal variasi makna dalam bahasa, variasi makna dalam bahasa dikenal dengan

istilah al-tara>dif, al-isytira>k, dan al-tu>d}a>d. Untuk lebih jelasnya, lihat dalam Imil

Badi>’ Ya‘ku>b, Fiqh al-Lughah al-‘Arabiy>ah, 172-185.

102Lihat Mah}mu>d Sa‘ara>ni, ‘Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi> (al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1998), 237.

103Lihat dalam Mansoer Pateda, Semantik Leksikal (Jakarta: Rhineka Cipta,

2010), 59.

Pembicara Pendengar

Konsep

Lambang ......Proses

Pembaca Penulis

Page 317: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

302 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

frasa, atau kalimat tertentu menjadi suatu yang bermakna. Makna

dalam arti antara kata yang satu dengan kata yang lainnya, atau

antara frasa yang satu dengan frasa yang lainnya, atau kalimat yang

satu dengan kalimat yang lainnya menjadi satu kesatuan makna

yang berbeda-beda. Tergantung di mana kata, frasa atau kalimat

tersebut digunakan, dalam konteks apa digunakan, dan bersambung

dengan kata, frasa atau kalimat yang lainnya. Oleh karena itu, dalam

satu kata, frasa atau kalimat yang sama akan menimbulkan makna

yang bebeda-beda. Seperti kata “jahil” ketika disandingkan dengan

kata kelas (dalam konteks pendidikan), maka artinya “belum

pintar”. Berbeda dengan kata “jahil” ketika disandingkan dengan

kata Islam, maka artinya adalah keadaan jahiliyah atau masa-masa

peradaban bangsa Arab mengalami kehancuran yang luar biasa.104

Gambaran lainnya yang menyatakan adanya kaitan antara

konsep, lambang dan acuan yang menjadi bagian performansi bahasa

Qutb dalam gambar berikut:105

Gambar 32

Proses Performansi

Berdasarkan gambar di atas, jelas bahwa salah satu

performansi bahasa Qutb yang menjadi ujaran pada kata “Jahiliyah”

104Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 22.

105Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, 60. Konsep gambar tersebut juga

dapat dilihat dalam Manqu>r ‘Abd Jali>l, ‘Ilm al-Dila>lah: Usu<luhu> wa Maba>h}ithu> Fi> al-Tura>th al-‘Arabi> (Damaskus: Mansyu>ra>t Ittih}a>d al-Kita>b al-‘Arabi>, 2001), 39.

Jahiliyah dalam ide Bayangan Kenyataan

Imajinasi kata jahiliyah Makna lambang Ujaran atau bahasa

Page 318: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 303

melalui proses eksternalisasi. Proses eksternalisasi yang berasal dari

fenomena sehari-hari dalam lingkungan kehidupan sosial dan

budayanya. Fenomena kehidupan masyarakat dan budaya yang

banyak mengadopsi gaya hidup Barat yang jelas-jelas bertentangan

dengan sistem Islam. Fenomena tersebut selanjutnya masuk dalam

memori Qutb dan menjadi bayangan kompetensinya. Kompetensi

Qutb yang berasal fenomena jahiliyah masuk dalam imajinasi Qutb

dan menjadi kata yag bermakna dalam kompetensinya. Faktor

tersebut, yang menyebabkan munculnya ujaran kata “jahiliyah”

dalam performansi bahasa Qutb. Begitu juga dengan performasni-

performansi bahasa Qutb yang lainnya.

Sebuah kata, jika dimasukan dalam kalimat dan kalimat

tersebut dikatakan kepada orang lain, timbulah proses yang terjadi

antara pembicara dan pendengar dan kalau dikomunikasikan secara

tertulis akan terjadi proses komunikasi antara penulis dan pembaca.

Tentu saja proses yang terjadi pada pembicaraan tidak sama dengan

proses yang terjadi pada penulis dan pembaca. Baik pembicara dan

pendengar, penulis dan pembaca memiliki konsep yang mengacu

kepada benda, fakta atau peristiwa yang dibicarakan.106

Hubungan

antara makna, bentuk dan referen bisa dilihat dalam konsep

berikut:107

Gambar 33

Hubungan Makna, Bentuk dan Referen

106Mansoer Pateda, Semantik Leksiskal, 60.

107Moh Ainin dan Imam Asrori, Semantik Bahasa Arab, 7.

Makna (konsep)/thought of reference

Bentuk kata/ Symbol Acuan/reference

Page 319: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

304 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Konsep atau makna ada pada pikiran manusia, simbol atau

bentuk merupakan lambang bahasa yang menjadi unsur (struktur)

dalam linguistik, dan referen “acuan” adalah objek atau hal

(peristiwa, fakta di dalam dunia pengalaman manusia). Sedangkan

konsep adalah apa yang ada dalam pikiran dan ide manusia yang

diwujudkan melalui lambang (simbol) bahasa.108

Makna mencakup

dalam dua aspek, yaitu aspek verbal dan non verbal.109

Makna verbal

adalah makna yang dihasilkan dari bahasa lisan, sedangkan makna

non verbal adalah makna yang dihasilkan dari berbagaimacam

fenomena yang menimbulkna makna, seperti gerak tubuh, tingkah

laku, gejala alam dan sebagianya. Cakupan makna antara verbal dan

non verbal bisa kita lihat dalam gambar berikut:

Gambar 34

Makna Verbal dan Makna Non Verbal

Berdasarkan pembagian makna di atas, performansi bahasa

Qutb dalam penelitian ini tentunya mencakup makna yang diambil

108Manqu>r ‘Abd Jali>l, ‘Ilm al-Dila>lah: Us>}luh wa Maba>h}ithuh Fi> al-Tura>th

al-‘Arabi> (Damaskus: Mansyu>ra>t Ittih}a>d al-Kita>b al-‘Arabi>, 2001), 163. Lihat juga

dalam Moh Ainin dan Imam Asrori, Semantik Bahasa Arab, 7.

109Manqu>r ‘Abd Jali>l, ‘Ilm al-Dila>lah: Us}u>luh wa Maba>h}ith Fi> al-Tura>th al-‘Arabi>, 190.

Makna/al-Dila>lah

Non verbal/Ghair lafdiy>ah Verbal/Lafdiy>ah

Mut}a>baqah Tad}ammun Iltiza>m

Page 320: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 305

dari tulisan-tulisannya baik secara leksikal ataupun secara

gramatikal. Makna-makna tersebut juga berhubungan dengan

lingkungan dan fenomena alam yang membentuk bahasa-bahasa

Qutb, sehingga makna-makna yang diproduksi Qutb sangat

berhubungan dengan perkembangan kehidupan dan perkembangan

kognisinya yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik

lingkungan masyarakat ataupun tokoh-tokoh yang mengitari dalam

pemikirannya. Performansi bahasa Qutb akan menjadi performansi

bahasa yang bermakna khusus yang menghubungkan makna secara

gramatikal dan kontekstual. Makna tersebut merupkan kaitan antara

satu kata dengan kata yang lainnya, sehingga membentuk konteks

kalimat dan dibentuk oleh konteks kondisi sosial \ di mana Qutb

berada, dengan siapa, dalam kondisi seperti apa atau tema tentang

apa. Dari performansi bahasa Qutb dalam gambar 34 di atas, penulis

bisa menyimpulkan makna-makna yang ada dalam performansi

bahasanya sebagai berikut:

1. al-Jiha>d (H{arakah Difa>‘iy>ah, H{arakah Indifa>‘)

Qutb berpandangan bahwa jihad110

mencakup banyak konteks

hal dalam tatanan kehidupan manusia. Jihad cukup dengan lisan (al-

jiha>d bi al-lisa>n) manakala dalam berjihad menghadapi hambatan-

hambatan dan halangan-halangan hanya dengan lisan. Jihad dalam

bentuk ini juga bisa disebut dengan jihad kata-kata atau jihad dalam

bentuk pemikiran (idiyu>lujiy>ah). Dalam konteks tersebut, cukuplah

bagi seorang muslim berjihad dengan lisan. Selanjutnya, jihad bisa

beralih status dengan jihad peperangan (al-qita>l) ketika berhadapan

110Dengan berbagaimacam konteksnya, jihad merupakan suatu kewajiban

yang harus dipenuhi. Hal tersebut karena jihad bisa dilakukan kepada siapa pun, di

mana pun dan dalam keadaan apa pun. Jihad bisa dilakukan terhadap orang kafir

(al-ka>firi>n), musyrik (al-musyriki>n), fasik (al-fa>siki<n), munafik (al-muna>fiki>n) dan

bahkan kepada sesama muslim (al-muslimi>n). Inti dari jihad adalah mengajak umat

untuk kembali kepada Allah dan syariatNya atau mengajak untuk memperkuat

dalam berpegang teguh terhadap syariatNya. Oleh karena itu, umat Islam perlu

menyadari bahwa agama seluruhnya untuk Allah (yaku>n al-di>n kulluh lilla>h). Lihat

Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 5.

Page 321: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

306 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dengan perorangan (fardiy>ah) atau kelompok (ijtima>‘iy>ah) yang

sudah tidak bisa lagi dibiarkan atau hanya dilawan dengan kata-kata

dan pemikiran saja.111

Menurut Qutb, dalam konteks bi lisa>n, maka

jihad adalah sebagaimana dalam QS. al-Baqarah: 256.

ين ف إكراه ل ]256/البقرة] الد

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”

Bentuk jihad dengan lisan atau Qutb istilahkan dengan al-

jiha>d bi al-baya>n atau tuja>hiduha>’ bi al-lisa>n wa al-baya>n.112 Jihad

dengan lisan adalah jihad dengan ajakan-ajakan atau seruan-seruan

baik dengan dakwah, saling nasihat menasihati, berdiskusi, berdebat

dan yang lainnya yang sifatnya mengajak kepada yang sudah Islam

untuk menguatkan keislamannya, dan bagi non Islam untuk masuk

dalam di>n al-isla>m sebagai salah satu bentuk metode jihad yang

dicontohkan dalam Islam (manhaj h}arakah al-isla>m).113 Selanjutnya,

kepada yang sudah Islam tapi hatinya tidak Islam adalah dengan

cara menyeru untuk memperkuat dan menyempurnakan

keislamannya, baik dari segi jasmani ataupun dari segi rohani.114

Menurut Qutb, terdapat metode dan sarana yang lainnya

dalam berjihad, yaitu dengan lisan ataupun tulisan. Qutb sendiri

merupakan seseorang yang banyak menggunakan metode jihad

111Dalam konteks ini, umat Islam tidak bisa hanya diam saja dijajah dengan

berbagaimacam bentuk jahiliyah, akan tetapi umat Islam harus melawan supaya

umat Islam tidak dianggap sebagai boneka yang dapat diatur sesuka penguasa yang

mengedepankan bantuk thagut (an-yuqa>til ma> qatalah). Lihat dalam Sayyid Qutb,

Tafsi>r Fi Z{ila>l al-Qur’a>n al-Anfa>l, 5.

112Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 65.

113Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 2.

114Qutb juga mengungkapkan bentuk jihad dengan pedang (al-jiha>d bi al-saif) kepada orang kafir (al-ka>firi>n) yang wajib diperangi dan cukup dengan lisan

dan hujjah (bi al-lisa>n wa al-h}ujjah) kepada orang-orang munafik (al-muna>fiqi>n wa al-ghilz}ah). Lihat dalam Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 55.

Page 322: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 307

dakwahnya dengan tulisan-tulisannya baik dalam surat kabar,

majalah dakwah (majallah al-da‘wah) dan buku-buku yang dapat

mempengaruhi pola pikir para pejuang dan pemuda Islam umumnya

seluruh umat Islam.115

Munculnya sarana-sarana dalam berjihad

tersebut secara tidak langsung telah meramaikan dan

membudayakan al-thaqa>fah al-isla>miy>ah dan al-h}ad}a>rah al-

isla>miy>ah, sehingga terbentuklah dakwah kepada seluruh elemen

Islam secara komprehensif, universal, sinoptif dan terhindar dari

dosa-dosa yang membuat manusia dekat kepada hal-hal kotor.

Fenomena tersebut Qutb istilahkan dengan‘iba>rah atau ungkapan al-

da‘wah ila> al-ka>ffah wa al-jiha>d min al-danas al-mawa>khi>r.116 Namun konteks jihad di atas, bisa berubah jika terdapat

halangan-halangan dan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi

(sistem jahiliyah, penguasa thagut, sifat-sifat jahiliyah dan lain

sebagainya), maka haruslah segara dimusnahkan. Selanjutnya, jihad

menjadi suatu kewajiban dalam dakwah (al-jiha>d d}aru<rah li al-

da‘wah). untuk menjadikan kondisi yang kembali kepada sistem-

sistem Islam (da>r al-isla>m).117 Oleh karena itu, gerakan jihad tidak

berhenti pada tahap awal dan pertengahan saja, akan tetapi berlanjut

(al-istimra>r) sampai titik darah penghabisan (al-istisyha>d). 118 Jihad

sampai titik darah penghabisan akan mengantarkan hambaNya

menuju kepada syahid. Jihad dalam bentuk ini sebagaimana dalam

QS. al-Baqarah: 190.

]190/البقرة] ي قاتلونكم الذين الل سبيل ف وقاتلوا

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu”

115Sayyid Qutb, Lima>za> A‘dumu>ni>?, 5.

116Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 53.

117Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 12.

118Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 12.

Page 323: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

308 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Pandangan dan pemikiran Qutb berdasarkan ayat di atas,

banyak menginspirasi kaum muslim di dunia untuk melakukan

berbagai gerakan-gerakan (h}arakiy>ah), baik gerakan pembaharuan

(al-tajdi>d) maupun gerakan jihad (al-jiha>d).119 Hal ini karena tulisan-

tulisan Qutb memang banyak menggelorakan semangat beragama

dan berjihad.120

Khsusunya kepada pada muja>hid yang jihad di jalan

Allah (jiha>d fi> sabi>lill>ah).121 Bagi Qutb, jihad sebagai pilar menuju

niz}a>m Islami> (sistem Islam). Jihad merupakan perang suci (holly

war) 122 atau perang di jalan Allah sebagai salah satu tugas dan

fungsi penyebaran dan perluasan dakwah dalam Islam (nasyr al-

da‘wah), khususnya dalam konteks Islam yang biasa disebut dengan

al-da‘wah al-isla>mi>. 123 Jihad merupakan kewajiban bagi kaum

mulimin (Inna al-jiha>d fari>dah ‘ala> al-muslimi>n). 124 Hal tersebut

sebagaimana Qutb kutif dalam QS. al-Baqarah: 216.

]216/البقرة] لكم كره وهو القتال عليكم كتب

119Seperti performansi Qutb al-Jiha>d wa al-qatl wa al-qita>l wa al-niha>yah

hiy al-nas}r (jihad, pembunuhan, peperangan dan perjuangan akhir adalah

pertolongan). Lihat Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 62.

120Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 311.

121Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 13.

122Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 23.

123Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>?, 6.

124Fardu terbagi menjadi fardu ain dan fardu kifayah. Fardu ain adalah

kewajiban yang tidak bisa digantikan dan diwakilkan oleh muslim yang lainnya.

Setiap muslim yang tidak mengerjakan kewajiban tersebut adalah dosa. Seperti

jihad dalam mencari ilmu dan jihad beribadah seperti shalat lima waktu, baca al-

Qur’an, ibadah puasa dan yang lainnya. Sedangkan jihad yang bersifat fardu

kifayah adalah jihad di medan perang. Seperti dijelaskan dalam QS. al-Taubah: 122.

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

Page 324: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 309

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci”

Menurut Qutb, berdasarkan ayat di atas, berperang di jalan

Allah merupakan suatu kefardhuan yang sangat berat, akan tetapi

juga merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan. Wajib

dilaksanakan karena dalam berperang mengandung banyak

kebaikan ukhrawi (h}asanah fi> al-a>khirah) bagi setiap muslim.

Demikian menurut Qutb memang kefardhuan tersebut merupakan

suatu hal yang berat, pahit dan tidak menyenangkan bagi umat

Islam. Tetapi dibaliknya, terdapat banyak hikmah yang menjadikan

kepahitan tersebut berbuah manis. Karena wujud kebaikan tersebut

adalah hal yang tersembunyi dan kadang-kadang tidak terlihat oleh

pandangan manusia yang terbatas.125 Kewajiban tersebut terutama

bagi para tokoh-tokoh Islam yang memilki kelengkapan dalam

berjihad, baik kelengkapan harta kakayaan ataupun jabatan

kekuasaan (al-jiha>d bi al-h}a>l). Jihad dalam konteks bi al-h}a>l

sebagaimana dalam QS. al-Baqarah: 272.

الل وجه ابتغاء إل ت نفقون وما فلن فسكم خير من ت نفقوا وما ]272/البقرة]

“dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan Karena mencari keridhaan Allah”

Berdasarkan ayat di atas, jihad memiliki banyak konteks,

jihad bukan hanya berperang untuk menegakkan Islam dan

melindungi orang-orang Islam; memerangi hawa nafsu, akan tetapi

jihad juga berada dalam mendermakan harta benda untuk kebaikan

Islam dan umat Islam dengan tujuan memberantas yang batil dan

125Lihat Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-‘Ara>f, 30.

Page 325: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

310 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

menegakkan yang hak. Inilah yang dimaksud dengan al-jiha>d bi al-

h}a>l (selain juga jihad dengan kekuasaan). Menurut Qutb, jihad

dalam konteks ini setidaknya harus disertai dengan etika, baik etika

dengan alam aglikultural (akhla>q zira>‘iy>ah), etika dalam dunia

industri (akhla>q s}ina‘iy>ah), etika dalam humanisme (akhla>q

insa>niy>ah), sehinga sifat-sifat jahiliyah seperti kapitalisme

(ra’suma>liy>ah), terjajah hawa nafsu (h}ayawa>niy>ah) dapat

dihilangkan.126

Menurut Qutb, banyak orang Islam yang salah secara akal

dan spiritual terkait jargon “membela agama Islam” (liyadfa’ ‘an al-

Islam ha>dha>’). Kesalahan tersebut di antaranya terkait dengan

adanya mencampuradukan manhaj al-isla>m dalam nash (manhaj al-

di>n) dengan metode yang menggunakan kekuatan politik materialis

(manhaj al-siya<sah wa al-ma>diy>ah) yang akan menjauhkan dan

menghalang-halangi manusia untuk melakukan penyembahan total

kepada Allah, termasuk hasil karyanya, materinya, jabatannya dan

kekuasaan duniawi lainnya yang dapat menyebabkan berbuat thagut

kepada Allah.127

Hal tersebut rupanya yang menyebabkan kekalahan

umat Islam dalam jihad fi sabilillah. Dengan bentuk thagut tersebut,

maka umat Islam berusaha membatasi jihad dalam Islam dengan apa

yang mereka sebut “perang defensif” atau al-h}arb difa>‘iy>ah atau

perang yang hanya karena semata-mata untuk mempertahankan dan

membela diri.128

Oleh karena itu, dengan konsep jihad defensif

tersebut, menurut mereka tidak ada hubungannya dengan

peperangan yang dilakukan manusia sekarang dengan segala

motivasi model-modelnya.

126Sayyid Qutb, Ma‘a>lim fi> al-Tari>q, 111.

127Lihat Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 8. Menurut

Qutb, seluruh bentuk thagut di muka bumi harus segera dihilangkan. Lihat dalam

Sayyid Qutb, Ma‘a>lim fi> al-Tari>q, 58.

128Lihat Sayyid Qutb, Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 8.

Page 326: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 311

Menurut Qutb, jihad sebagai salah satu usaha mewujudkan

sistem Allah dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, harus ada

suatu pergerakan jihad dalam Islam yang Qutb istilahkan dengan al-

h}arakah al-jiha>diy>ah fi al-isla>m yang dapat mewujudkan sistem yang

dapat menggantikan semua sistem sekuler (niz}a>m al-ja>hili>) yang ada

tentu tidak hanya cukup dengan bertahan (h}arakah difa >‘iy>ah) dan

membiarkan sistem Islam diinjak-injak atau hanya untuk bertahan

melindungi keamanan kaum muslimin, tetapi juga untuk menopang

pengokohan sistem Islam di muka bumi yaitu dengan cara

membudayakan tawa>juh bi al-quwwah wa al-jiha>d dan dengan

h}arakah indifa>‘iy>ah (gerakan ofensif). Oleh karena itu, jihad yang

diperlukan adalah kewajiban jihad yang suci dan berada di jalan

Allah bi wa>jib al-jiha>d al-muqaddas fi sabi>lilla>h.129

Muslim saat ini seharusnya mengerti tabiat Islam tentang

h}arakah isla>miy>ah dalam bentuk jihad yang salah satunya

diaplikasikan dengan al-baya>n, jihad juga diaplikasikan dengan

pedang (peperangan dalam bentuk jihad senjata). Selain itu juga

memahami perang itu bukan hanya bersifat bertahan al-h}arb

difa>‘iy>ah (mempertahankan dan membela diri serara defensif).

Secara tidak langsung arti membela dan mempertahankan diri, dapat

berarti menjadi orang yang terdindas (al-mahju>m) di bawah tekanan

fenomena kontemporer saat ini (al-wa>qi‘ al-h}a>d}ir) dan dibawah

gempuran kaum orientalis yang licik (al-mustasyriki>n al-ma>kir).

Menurut Qutb, jihad dengan metode tersebut harus segera diganti

dengan gerakan ofensif bukan hanya sekedar bertahan (h}arakah

indifa>‘).130

Menurut Qutb, jika umat Islam menanamkan h}arakah al-Isla>m

al-jiha>diy>ah dalam Islam dengan h}arakah difa>‘iy>ah atau gerakan

pertahanan, maka secara tidak langsung umat Islam harus mengubah

129Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 41.

130Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

Page 327: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

312 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

pemahaman dan pengertian tentang difa>‘ atau pembela dan

pertahanan. Kemudian selanjutnya diistilahkan difa>’ ‘an al-insa>n

atau membela manusia itu sendiri. Agar bisa melawan dan

melepaskan ikatan-ikatan yang membelenggu kebebasan dan

menghalangi kemerdekaan. Bahkan kemerdekaan yang harus diraih

dari sistem-sistem model yang begitu dominan pada zaman jahiliyah

modern di masa kontemporer ini (al-ja>hiliy>ah al-h}a>d}irah fi ha>dha>’

al-zama>n).131 Menurut Qutb, perlu adanya generaliasi makna kata

difa>’, yaitu adanya motivasi (al-tasyji>‘) menyiarkan kiat jihad di

muka bumi. Yaitu melepaskan manusia dari menyembah sesama

manusia,132

dan menetapkan ulu>huiy>ah dan rubu>biy>ah terhadap alam

semesta133

ini hanya untuk Allah saja. Juga untuk meruntuhkan

kekuasaan hawa nafsu manusia di muka bumi dan menegakan

kekauatan syari>‘ah ila>hiy>ah bagi seluruh manusia di muka bumi.134

Menurut Ilyas Ismail, Qutb memahami konsep Islam dengan

sifat indifa>‘135 atau ofensif dan tidak bersifat difa>‘iy >ah atau defensif.

Qutb mengkritik pandangan sebagian orang yang menyatakan

bahwa jihad dalam Islam itu bersifat defensif, atau dalam arti jihad

itu diwajibkan hanya untuk bertahan, melindungi Islam dari

serangan musuh.136

Akan tetapi jihad harus bersifat opensif.

131Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 11.

132Dengan kondisi tersebut, menurut Qutb harus ada seseorang yang berani

mengeluarkan manusia dari penyembahan dan terhadap manusia atau buatan-

buatannya, dan menyadarkan mereka bahwa yang patut disembah adalah Allah

Rabb seluruh alam. Ikhra>juhum (al-na>s) min al-‘ubu>diy>ah li al-na>s ila> ‘ubu>diy>ah li rabb al-‘iba>d. Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 58.

133 Jihad tersebut ditujukan untuk terwujudnya alam semesta dengan

berbagai aspek Islam (al-‘a>lam al-isla>mi>). Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 24.

134Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 12.

135Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>, 26.

136Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran Dakwah Harakah, 178.

Page 328: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 313

Manurut Qutb, umat Islam harus berani melakukan al-jiha>d al-

madani> yang salah satu bentuknya adalah al-jiha>d bi al-saif. 137

Menurut ungkapan Qutb tersebut, pedang adalah jalan dan

penggunaan kekuatan, kekerasan, untuk melakukan resolusi seluruh

sistem dan pemerintahan yang berdiri tanpa supermasi Islam, baik di

sebuah negeri maupun dunia internasional.138 Inilah bentuk jihad

dalam peperangan, Qutb mengistilahkannya dengan h}a>lah al-jiha>d

al-mumaththilah fi al-qita>l. Umat Islam harus mengetahui konsep

jihad dalam peperangan, walaupun terbunuh dan menjadi bagian

akhir dari kehidupan, akan tetapi sebenarnya itu adalah pertolongan

dari Allah, Qutb mengistilahkannya dengan ungkapan al-jiha>d wa

al-qatl wa al-qita>l wa al-niha>yah hiy al-nas}r.139

Namun, bentuk jiha>d al-madani> bukanlah hanya bentuk jihad

yang diperintahkan dalam Islam, akan tetapi juga ada jihad lainnya

yang tugasnya lebih berat daripada jihad dengan manusia, yaitu

jihad terhadap diri sendiri atau melawan hawa nafsu yang kita

ketahui adalah syaitan, Qutb mengistilahkannya dengan ungkapan

ma‘rakah jiha>d al-akbar fi nafsih ma‘asysyait}a>n,140 menurut Qutb

sesungguhnya seorang muslim akan mengikrarkan dalam hatinya

sebelum berperang terlebih dahulu ia sudah melakukan jihad yang

lebih besar melawan syaitan di dalam dirinya (kha>d} ma’rakah jiha>d

al-akbar fi nafsih ma‘asysyait}a>n)}, melawan hawa nafsu dan syahwat

(hawa>h wa syahwa<tih), melawan berbagai keinginan dan

kemauannya (raghaba>tih), melawan kepentingan dirinya dan

keluarganya dan kaumnya (mas}a>lih}ih wa mas}a>lih} ‘asyi>ratih wa

qaumih), melawan semua simbol-simbol selain simbol Islam dan

137Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 13.

138Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 47.

139Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 62.

140Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 19.

Page 329: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

314 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

selain pengabdian kepada Allah. Menolak bentuk thagut yang

merampas kakuasaan Allah.141

2. al-Niz}am (al-Niz}a>m al-Tasyri>‘i>, Niz}a>m Fasid)

Sistem-sistem Islam (syari>‘atulla>h) adalah sistem-sistem

Tuhan atau segala sesuatu yang telah diperintahkan Tuhan untuk

mengatur semua kehidupan manusia. Syariat mencakup pokok

moralitas, perilaku manusia maupun pokok-pokok pengetahuan.

Syariat juga mencakup perintah maupun petunjuk tentang semua

aspek kehidupan, seperti aspek sosial (ijtima‘iy>ah), aspek ekonomi

(iqtis}adiy>ah), aspek politik (siya>siy>ah), aspek etika (akhla>qiy>ah),

aspek intelektual (al-thaqa>fiy>ah), maupun aspek estetika kehidupan

(uslu>biy>ah).142 Jika syariat tidak dijadikan sandaran dalam aspek-

aspek tersebut, maka akan menimbulkan kepada rusaknya prilaku

kehidupan masing-masing individu umat Islam ataupun masyarakat

Islam. Qutb istilahkan fenomena tersebut dengan fasyalat al-

anz}amah al-fardiy>ah wa al-anz}amah al-ijtima>‘iy>ah (kegagalan

sistem individual dan sistem masyarakat). Kegagalan tersebut

karena berpalingnya individu dan masyarakat tersebut dari sistem

Allah. Oleh karena itu, tidak sistem yang baik bagi manusia kecuali

hukum Allah. Sebagaimana dalam QS. al-Mai’dah: 47.

]47/المائدة( ]47) الفاسقون هم فأولئك الل أن زل با يكم ل ومن

“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”143

141Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l,19.

142Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 48.

143Orang yang tidak memutuskan perkara menurut hukum Allah, ada tiga

macam: Pertama, karena benci dan ingkarnya kepada hukum Allah, orang yang

semacam ini adalah termasuk golongan orang yang kafir (Lihat dalam QS. al Ma>’idah: 44). Kedua, karena menurut hawa nafsu dan merugikan orang lain

Page 330: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 315

Menurut Qutb, orang yang tidak memutuskan perakara atau

hukum dengan apa yang diturunkan Allah adalah kafir, zalim dan

fasik. Dengan demikian, mereka berarti memilih hukum jahiliyah,

sedang bagi umat Islam haram hukumnya mengikuti hukum

jahiliyah tersebut.144

Oleh karena itu, menurut Qutb sistem Islam itu

harus berada dalam koridor yang ada dalam Islam itu sendiri. Di

antarnya: Pertama, ketetapan seluruh agama yang datang dari sisi

Allah mewajibkan berhukum dengan apa yang ditrurunkan Allah.

Kedua, menegakan seluruh kehidupan atas syariat Allah. Ketiga,

kepastian keutamaan syariat Allah atas syariat-syariat buatan

manusia. Keutamaan tersebut dijelaskan dalam QS. al-Ma>i’dah:

50.145

غون الاهلية أفحكم يوقنون لقومر حكما الل من أحسن ومن ي ب ]50/المائدة]

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

Berdasarkan ayat di atas, menurut Qutb, pengakuan mutlak

terhadap syariat Allah tidak bisa disetarakan dengan syariat yang

dibuat oleh manusia, atau bahkan buatan manusia lebih utama dari

syariat Allah. Menurut Qutb, orang tersebut berarti orang yang

merasa dirinya lebih mengerti dari Allah tentang keadaan manusia,

dan lebih tepat hukumnya daripada Allah dalam mengatur

kehidupan manusia.146

Orang atau golongan yang membenarkan

dinamakan zalim (Lihat dalam QS. al-Ma>’idah: 45). Ketiga, karena fasik

sebagaimana yang ditunjukan oleh QS. al-Ma>’idah: 47 dalam surat ini.

144Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Ma>idah, 2.

145Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Ma>’idah, 93.

146Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Ma>idah, 93.

Page 331: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

316 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

paradigma tersebut, jelas sudah masuk dalam batas wilayah kufur.

Inilah yang dimaksud Qutb dengan niz}a>m fa>sid.147

Menurut Qutb, suatu masyarakat Islam hanya dapat dibangun

menurut ajaran-ajaran syariat Islam. Hanya syariat yang dapat

menjamin kemerdekaan dan keadilan bagi semua orang beriman.148

Syariat yang dapat membawa manusia kepada kebahagiaan dunia

dan akhirat.149

Bagi Qutb, kelompok atau masyarakat yang

membuat perjuangan bagi diri mereka dan bagi orang lain, harus

berdasarkan persamaan prinsip yang timbul dalam hati, sedangkan

jika berdasarkan persamaan derajat mutlak tidak dapat

dilaksanakan. Oleh karena itu, Islam lah yang dapat menyatukan

persamaan prinsip yang timbul dalam hati. Salah satunya

bersandarkan kepada sumber Islam yang universal dan dijadikan

dasar dalam sistem agama Islam, yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah.

Menurut Qutb, Islam adalah sistem hidup. Hal tersebut

disebabkan karena Islam merupakan sistem bagi seluruh kehidupan

manusia. Oleh karena itu, berhubungan dengan Islam sebagai sistem

yang berlaku bagi segala aspek kehidupan manusia, Qutb mengungkapkan bahwa Islam sebagai manhaj al-h}ayah 150 sistem

kehidupan manusia. Hal tersebut menurut Qutb, karena Islam

bersifat komprehensif (sya>mil) dan sempurna (ka>mil). Arti dari

sya>mil dan ka>mil yakni bahwa dalam Islam terdapat tata nilai sistem

ajaran yang baik mencakup hal akidah (sistem kepercayaan), ibadah

147Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 9.

148 Adanya pemisahan hukum dengan syariat Allah atau lebih tepatnya

menjauhkan diri dari syariat Allah (inqita>‘ al-h}ukm min syari>‘atilla>h) merupakan

salah satu faktor penyebab terbelenggunya hak-hak dan kemerdekaan umat Islam.

Lihat dalam Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 7. 149H{asanah fi> al-dunya>’ dan h}asanah fi> al-a>khirah. Tentunya, h}asanah fi> al-

a>khirah ditentukan dengan amal-amalan manusia ketika di dunianya. Apakah amal

shaleh atau amal salah. Amal shaleh balasan akhiratnya adalah surga, sedangkan

amal salah balasan akhiratnya adalah neraka. Lihat QS. al-Baqarah: 210.

150Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 97.

Page 332: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 317

(sistem peribadatan dan ritualisme), ahlak (sistem moral dan

spiritual), syariah (sistem hukum dan undang-undang), dan

mu’amalah (sistem sosial) yang meliputi bidang ekonomi, politik,

dan hubungan antarnegara (al-Isla<m huw al-h}ad}arah).151 Islam tegas

mengatur semua aspek tersebut serta tidak mengenal pemisahan

antara yang satu dengan yang lain.152

Inilah yang dimaksud dengan

al-isla>m al-ka>ffah. 153 Yakni Islam bukan hanya sebatas dalam

permasalahan fikih saja, akan tetapi mencakup segala permasalahan

yang mencakup dan berbagai aspek kehidupan.

Menurut Qutb, hanya dalam sistem Islam manusia

menyembah Tuhan yang mahasa Esa yang benar-benar memiliki

kualitas ulu>hiy>ah, rubu>biy>ah dan qawa>mah. Hanya dari Alah Swt

semata mereka menerima konsep-konsep, nilai-nilai, dan undang-

undang atau syariah. Sementara sistem-sistem di luar Islam,

manusia akan terperangkap pada mempertuhankan dan menyembah

Tuhan-tuhan selain Allah. Hal tersebut terjadi ketika manusia

menerima sistem-sistem yang dibuat manusia sebagai ajaran dan

pedoman hidup mereka. Dengan begitu mereka telah menjadikan

manusia sebagai Tuhan. Qutb mengistilahkannya dengan ta‘abbud

al-na>s li al-na>s (penyembahan manusia terhadap manusia) atau

ta‘abbud al-na>s fi al-ja>hiliy>ah (penyembahan manusia terhadap

sifat-sifat jahiliyah) yang dibuat oleh mansia itu sendiri sehingga

mengakibatkan kepada thagut154 atau ta‘abbud al-na>s lighair alla>h

151Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 114.

152Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, 148.

153Lihat dalam Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 12. Lihat juga dalam QS.

al-Baqarah: 208 yang penulis bahas dalam masyarakat Islam. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

154Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 167.

Page 333: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

318 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

(penyembahan manusia kepada selain Allah). 155 Inilah yang

dimaksud dengan menuhankan manusia, kedudukan, harta dan

hiasan dunia yang lainnya.156

Menurut Zunly Nadia, adanya ikatan syariat yang

mengendalikan hubungan antara masyarakat Islam dengan

masyarakat di luar Islam. Tegaknya pengendalian itu didasarkan

atas prinsip bahwa berserah diri sepenuhnya kepada Allah adalah

akar yang bersifat universal dan bersifat abadi. Kepadanya seluruh

umat manusia harus beserah diri, baik dalam kehidupan dunia dan

akhirat atau hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama

manusia, sehingga tidak ada satupun kendala yang menghalangi

sampai dan tersebarnya dakwah Islam. Setiap individu termasuk

masyarakat harus dibiarkan berhadapan dengan Islam untuk

memilih. Bila ada pihak yang memerangi hak tersebut, maka Islam

wajib memerangi sampai mati atau sebaliknya ia tunduk

menyerahkan diri kepada Islam.157

Semua sistem di luar Islam tersebut menurut Qutb adalah

sistem jahiliyah. Kembali kepada sistem agama Islam adalah salah

satu cara yang yang paling baik untuk mengantarkan dan

mengembalikan kepada masyarakat yang ka>mil dan sya>mil dalam

konteks agama Islam.158

Hal tersebut juga merupakan salah satu cara

untuk menghancurkan penyembahan terhadap sistem-sistem yang

dibuat oleh manusia yang disebabkan oleh faktor kekuasaan atau

sikap otoritasi manusia yang banyak menghambakan diri kepada

sistem-sitem yang dibuat oleh manusia untuk alasan pragmatis

155Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran

Dakwah Harakah, 129.

156Sayyid Qutb, Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

157Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012), 314.

158Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran Dakwah Harakah, 149.

Page 334: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 319

semata (tah}t}i>m sult}a>n al-basyar alladhi> yata‘abbud al-na>s).159 Oleh

karena itu, umat Islam haruslah bergerak (yatah}arrak) atau

melakukan pergerakan (h}arakah) 160untuk mengeluarkan dan

menjauhkan manusia dari penyembahan terhadap manusia menjadi

penyembahan terhadap Allah, Qutb istilahkan fenomena tersebut

dengan li ikhra>j al-na>s min ‘ubu>diy>ah min al-na>s ila> ‘ubu>diy>ah

ilalla>h.161

Berdasarkan performansi bahasa Qutb terkait dengan sistem

Islam. Penulis beranggapan sebagaimana dalam Imdadun Rahmat,

yang mengatakan bahwa Qutb menawarkan Islam sebagai alternatif

dari komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan sekulerisme yang

merupakan sifat-sifat jahiliyah yang mendominasi umat Islam, Qutb

mengistilahkan dengan ungkapan kha>riju>n ‘an al-qa>nu> (mereka yang

keluar dari sistem-sistem Islam).162

Oleh karena itu, tawaran

tersebut harus mencakup aspek sosial (ijtima‘i>), politik (siya>sah),

ekonomi (iqtis}adiy>ah), intelektual (thaqa>fiy>ah), kultural (h}ad}a>riy>ah),

dan etika masyarakat (akhla>qiy>ah).163 Sebagai bukti bahwa Islam

merupakan sistem universal mencakup seluruh dalam aktivitas

kehidupan manusia (manhaj al-h}aya>h).164

Menurut Qutb, sistem Islam ditandai dengan beberapa

h}arakiy>ah, di antaranya: Pertama, pergerakan bersifat realistis dalam

menrealisaksikan manhaj Islam (manhaj hadha>’ al-din). Kedua,

manhaj Islam adalah merupakan pergerakan yang bersifat realistis.

Setaiap pergerakan (harakiyah) dalam Islam memiliki tahapan-

159Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 18.

160Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>?, 26.

161Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 7.

162Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 16.

163Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 46.

164Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 97.

Page 335: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

320 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

tahapan (mara>h}i>l) tersendiri. Setiap tahapan (marahil) memiliki

wasilah (wasaail) yang memadai kenetuan-kentauan dalam syariat

Islam. Ketiga, h}arakah tersebut terus berjalan dan berada dalam

jalur kosistensi secatra aktual. Dengan tetap emngedapankan

keihkladsan dalam ibadah kepada Allah dan bebas dari

penyembahan kepada sesama mahluk. Keempat, manhaj Islam

dikadikan pedoman yang kuat (al-di>}n wa al-tasyri>‘) dalam hubungan

antara masyarakat muslim dengan masyarakat lain.165

3. al-Qiya>dah (Qiya>dah Syar‘iy>ah, Qiya>dah Ja>hiliy>ah)

Terkait dengan al-qiya>dah, Qutb berpendapat bahwa

pemimpin itu adalah pemimpin yang mengikuti syariat Allah

(qiya>dah syar‘iy>ah). 166 Dengan kata lain, pemimpin yang wajib

diikuti adalah ketika syariat Allah menjadi fondasi dan dasar dalam

menjalankan kepemimpinannya, bukan pemimpin yang mengikuti

kehendaknya sendiri. Itulah fenomena pemimpin di Mesir (Qiya>dah

fi mis}r).167 Oleh karena itu, pemimpin tersebut wajib untuk tidak

diikuti. Karena pemimpin-pemimpin tersebut akan membawa

kepada jalan kesesatan. Sebagaimana Qutb kutif dalam QS. al-

‘Ara>f: 3.

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).”

165Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 6-7.

166Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>, 30.

167Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>, 36.

Page 336: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 321

Berdasarkan ayat di atas, pemimpin-pemimpin yang

membawa kepada kesesatan menurut Qutb wajib untuk tidak diikuti

dan wajib digantikan. Yaitu digantikan dengan pemimpin yang

mengikuti apa yang ada dalam hukum Allah, sehingga kondisi

tersebut menjadikan muslim yang Islam kepada Allah, mengikuti

rubu>biy>ah untuk Allah saja, menunggalkan kedaulatan hanya

untuknya, yang berhak memerintah dan dipatuhi perintahnya, yang

berhak melarang dan dijauhi larangannya, sedangkan selainnya tidak

berhak atas semua itu. Mengikuti pemimpin selain Allah adalah

tindakan musyrik, karena sama saja dengan menolak konsep

rubu>biy>ah yang hanya untuk Allah.168

Pemimpin-pemimpin politik di dunia Arab (qiya>dah al-

‘arabi>), banyak dibantu dan disokong oleh tokoh-tokoh agama yang

bersifat pragmatis dalam arti pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh

yang menyetujui dan terus-menerus menggagaskan nasionalisme

Arab (fan Arabisme), tanpa memperhatikan unsur-unsur agama

Islam. Menurut Qutb, pemimpin dan tokoh tersebut adalah

pemimpin dan tokoh Islam yang banyak dipengaruhi pemikiran-

pemikiran Barat. Oleh karena itu, penggunaan kata “Islam”

hanyalah sebagai kedok untuk menyemai kata Islam. Fenomena

tersebut Qutb istilahkan dengan pemimpin yang banyak

mendapatkan pengaruh dari Barat dalam menerapakan sistem

kepemimpinannya. Pemimpin seperti ini, Qutb istilahkan dengan

qiya>dah al-rajl al-gharb li al-basyar).169

168Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-‘Ara>f, 24.

169Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 5. Pada masa Nasser, Islam berada

dalam pengaruh Barat. Pemerintahan kolonial, dan westernisasi mewabah ke mana-

mana. Sedangkan sistem politik tradisional, sistem budaya Arab dan Islam, ilmu

pengetahuan yang berbasis Islam salaf, hukum yang berbasis syariat dan sistem

perekonomian telah tegantikan oleh Barat. Kecenderungan pemisahan antara agama

dan Negara menjadi simbol masyarakat Arab khususnya Mesir. Hukum Islam

sebagain besar telah tergantikan oleh hukum-hukum dan aturan-aturan Barat. Lihat

Page 337: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

322 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Secara tidak sadar pemimpin-pemimpin tersebut telah

membawa umat Islam kembali pada fase jahiliyah (qiya>dah al-

jahiliy>ah).170 Dikatakan kembali kapada jahiliyah, karena pemimpin

tersebut telah menggunakan keuntungan dunia sebagai misi pribadi

yang banyak disertai dengan hawa nafsu. Pemimpin yang demikian

telah membawa Islam kepada kebiasaan-kebiasaan kaum yang

mengagungkan dunawi (al-ma>ddah al-dunyawiy>ah). Seperti

pemimpin-pemimpin yang membiarkan hedonisme (madhhab al-

ladhdhah), 171 kapitalisme (al-ra’sma>liy>ah), 172

komunisme (al-

syuyu>‘iy>ah), 173 otoriterisme (musallit}ah), 174

wesrternisme

(tamaghrub) masuk dalam budaya Islam sehingga menjadi sesuatu

mempengaruhi pola hidup dalam berkeluarga, bermasyarakat dan

berbudaya, sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi umat Islam.

Pemimpin atau tokoh agama yang demikian menjadi musuh

pemerintahan Islam, karena Islam sama sekali tidak membutuhkan

pemimpin dan ulama yang bersifat pragmatis (untuk misi pribadi

dalam Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 5.

170Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 19.

171 Hedonisme merupakan suatu pandangan yang menganggap bahwa

kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Lihat Pusat

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 488.

172Kapitalisme merupakan sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang

modalnya atau penanaman modalnya bersumber pada modal pribadi atau modal

perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas. Lihat dalam Pusat

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 622.

173 Komunisme merupakan paham atau ideologi di bidang politik yang

menganut ajaran Karl Marx yang hendak menghapuskan hak milik perseorangan

dan menggantikannya dengan hak milik bersama yang diatur oleh negara. Lihat

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 722.

174Kekuasaan yang sah dan diberikan kepada lembaga dalam masyarakat

yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya, hak untuk bertindak,

kekuasaan wewenang, hak melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk

memerintah orang lain. Lihat dalam Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 992.

Page 338: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 323

dan untuk misi dolongan tertentu) yang banyak mementingkan

kehidupan duniawi . Qutb mengungkapnya dengan mukmin yang

harus memperjuangkan Islam melawan musuh yang harus diperangi

(inn al-ma‘rakah bain al-mu’min wa khus}u>mih), 175 salah satu

bentuknya adalah perlawanan bagi orang mukmin terhadap

pemimpin yang menjauhkan bahkan meniadakan Islam dari nilai-

nilai dan sistem-sistem Islam (sult}a>n al-‘iba>d fi> ha>kimiy>atihim wa

taqa>lidihim).176 Serta pemimpin yang dalam kepemimpinannya tidak

mengetahui dan mengaplikasikan nilai-nilai dan hakikat akidah

Islam, Qutb istilahkan fenomena tersebut dengan ungkapan

haqi>qah ‘aqi>dah isla>miy>ah wa al-manhaj al-i>ma>ni> wa al-syari>‘ah al-

i>ma>niy>ah.177 Oleh karena itu, untuk terwujudnya misi tersebut salah

satunya dengan membentuk pemerintahan Islam (daur al-

h}uku>mah) 178 yang dipimpin oleh pemimpin Islam (qiya>dah al-

isla>miy>ah).

Salah satu dampak yang diakibatkan dari pemimpin tersebut

adalah terbentuknya sistem Islam yang banyak dipengaruhi oleh

budaya Barat daur al-gharbiy>ah yang merupakan manifestasi dari

Yahudi daur al-Yahu>d179 dalam pemerintahan yang mayoritas dihuni

oleh umat Islam. Kondisi tersebut harus segera dikembalikan kepada

175Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 185.

176Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 46.

177Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 21.

178 Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 5.

179Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 26. Lihat juga dalam QS. al-

Ma>’idah: 51.“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Page 339: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

324 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Islam daur al-isla>m 180 yang menjauhkan Islam dari hal-hal yang

dapat mengantarkan umatnya kembali kepada jahiliyah. Hal

tersebut salah satu faktornya adalah banyak berkuasanya pemimpin

Islam yang mengadopsi pemikiran dan sistem-sistem Barat. Oleh

karena itu, solusinya adalah harus ada pemimpin baru yang bisa

menjauhkan Islam kembali pada jahiliyah dengan menerapkan

sistem-sistem syariat Islam qiya>dah jadi>dah ghair qiya>dah al-

ja>hiliy>ah.181Menurut Qutb, agenda pertama pemimpin Islam yaitu

pemimpin yang menggunakan syariat Islam sebagai (qiya>dah al-

syar‘iy>ah) 182 yang memegang kendali pemerintahan adalah

mewujudkan kehidupan yang berlandaskan agama. Harus segera

mengendalikan peta politik pemerintahan negara untuk kembali

kepada syariat-syariat Islam yang sebenarnya.183

4. al-H{a>kimiy>ah (al-H{a>kimiy>ah al-‘Ulya>’, al-H{a>kimiy>ah al-

Basyar)

Konsep h}a>kimiy>ah dalam pandangan Qutb adalah mutlak

milik Allah. Kekuasaan Allah mencakup dalam semua fenomena

kehidupan yang harus dijadikan pedoman hidup (al-sult}a>n ‘ala>

wa>qi‘iy>ah al-h}aya<h). 184 Karena semua bentuk kekuasaan mutlak

tunduk di bawah kekluasaan Allah, sementara kekuasaan selainNya,

180Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 5. Lihat juga dalam QS. Syaba‘: 15.

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”

181Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 20.

182Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>?, 30.

183Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 50.

184Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 21.

Page 340: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 325

merupakan perantara dan titipan saja (al-sult}a>n kulluh lilla>h). 185

Oleh karena itu, kekuasaan-kekuasaan dunia (al-sult}an al-ard}) yang

sifatnya hanya titipan dan perantara semata, harus segara diganti

dengan penghambaan kerpada kekuasaan Allah (tard} al-sult}a>n al-

t}awa>ghit al-mughtas}ibi>n lisult}an alla>h).186

Bagi Qutb, Allah memiliki kekusaan penuh untuk mengatur

aktivitas kehidupan manusia. Semua yang berhubungan dengan

kekuasaan, termasuk politik, ekonomi, harus disandarkan kehendak

Allah. Pengangkatan dan pemberhentian seorang penguasa,

bagaimana kekuasaan dikelola harus bersandarkan kepada kehendak

Allah.187

Kehendak Allah dalam berbagai kehidupan, mencakup

pokok-pokok moralitas iman, pengelolaan keadilan, perilaku

manusia, ataupun ilmu pengetahun. Kehendak tersebut tercantum

dalam syariatNya. Syariat yang mencakup petunjuk aspek sosial,

ekonomi, politik, etnik, intelektual dan estetika kehidupan.188

Konsep kedaulatan Qutb, sebagaimana dalam QS. Yusuf 40:

تموها أساء إل دونه من ت عبدون ما من با الل أن زل ما وآبؤكم أن تم سي ين ذلك إيه إل ت عبدوا أل أمر لل إل الكم إن سلطانر ولكن القي م الد

]40/يوسف] ي علمون ل الناس أكث ر

“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali Hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. dia Telah memerintahkan agar

185Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 25.

186Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 19.

187Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 47.

188Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 49.

Page 341: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

326 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kamu tidak menyembah selain Dia. Itulahagama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Menurut Qutb, tidak akan tegak kerajaan Allah di muka bumi

jika yang berkuasa adalah para pemuka agama (rija>l a-di>n) yang

lebih menonjolkan sifat-sifat tercelanya (mereka seperti para

penguasa Barat). Akan tetapi kerajaan Allah tegak dengan syariat-

syariatnya sebagai kedaulatannya (h}a>kimiy>ah) yang menjadi

sumber dari seluruh aspek kehidupan manusia. Syariat tersebut

menjadi tempat kembali semua urusan sesuai dengan apa yang telah

ditetapkanNya.189

Penegakan kerajaan Allah di muka bumi (qiya>m

mamlakah alla>h fi> al-ard}), penghapusan kerajaan manusia (iza>lah

mamlakah al-basyar), pencabutan kekuasaan (al-sult}a>n) dari tangan

para perampas (al-mughtas}ibi>n) dan mengembalikannya hanya

kepada Allah semata, medominasikan syariat Allah dan

menyingkirkan undang-undang buatan manusia (ilgha>’ qawa>ni>n al-

basyariy>ah), menurut Qutb semua itu tidak akan sempurna semata-

mata tanpa disertai dengan metode al-tabli>gh dan al-baya>n.190

Konsep Qutb tentang kedaulatan sangat jelas, menurutnya

tidak ada hukum selain hukum Allah (la> h}a>kimiy>ah illa> minalla>h).191

Kalimat tersebut menunjukan makna gramatikal yang jelas dan

sangat luas. Makna utama dari kalimat tersebut adalah kedaulatan

tidak terdapat dalam manusia, melainkan kedaulatan sepenuhnya

milik Allah. Kedaulatan Allah adalah kedaulatan yang Maha Luhur

dan tidak ada tandingannya al-h}a>kimiy>ah al-‘ulya>’.192 Oleh karena

itu, menurut Imdadun Rahmat konsep ini sepenuhnya merombak

189Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 9.

190Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 9.

191Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 25. Lihat juga dalam QS. al-Ma>’dah: 50. “Apakah Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

192Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 21.

Page 342: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 327

konsep sebelumnya tentang kedaulatan, baik raja-raja dan penguasa

pada masyarakat tradisional maupun pada kedaulatan rakyat dengan

konsep demokrasi. Menurut Qutb, kondisi-kondisi tersebut adalah

berpaling dari hukum Allah karena sudah menentukan kedaulatan

selain kedaulatan Allah. Qutb istilahkan kondisi tersebut dengan

fataday>an bi h}a>kimiy>ah ghairilla>h.193 Bagi Qutb sumber kekuasan

adalah Tuhan. Jadi Tuhan memiliki kekuasaan yang penuh untuk

mengatur segala sesuatu tentang mahluknya. Oleh karena itu, semua

bentuk kekuasaan ekonomi maupun politik harus disandarkan pada

ketaatan kepada Tuhan.194

al-H}a>kimiy>ah yakni kedaulatan ada di tangan Allah bukan

manusia dan pemberlakuan syariat Allah di muka bumi. Umat Islam

saat ini dinilai dalam masa jahiliyah sebagaimana sebelum Islam

datang bahkan lebih parah dari itu.195

Hal tersebut diakibatkan salah

satunya adalah kondisi al-ja>hiliy>ah allati> taqu>m ‘ala> h}a>kimiy>ah al-

basyar li al-basyar 196 atau jahiliyah yang diakibatkan tunduknya

kepada kedaulatan yang dibuat oleh manusia. Kita ketahui bersama

kondisi umat manusia pada masa ini banyak menuhankan Tuhan-

tuhan baru, seperti produksi (al-inta>z) harta benda dan kesenangan

hidup yang biasa dikenal dengan istilah hedonisme (al-ladhdha>t).

Demikian Tuhan-tuhan baru yang lainnya adalah materi, ekonomi,

komunisme, dan kapitalisme. Termasuk revolusi sosial

kemasyarakatan memiliki perubahan secara dinamis karena

terbentuknya al-tshaurah al-akbar ‘ala> al-h}a>kimiy>ah al-basyar.197

193Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 91.

194Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Tranmsisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 47.

195Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Tranmsisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 47.

196Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 47.

197Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 8.

Page 343: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

328 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Namun, secara perlahan-lahan seharusnya manusia sadar dan

mengetahui bahwa Tuhan-Tuhan itu telah membawa mereka kepada

kerusakan dan kehancuran, serta penjajahan dan keserakahan yang

amat kejam dan membuat keadaan menjadi suatu kebiadaban.

Selama Tuhan-tuhan tersebut menjadi pedoman hidup dan

disembah-sembah manusia, maka kehancuran segala aspek

kehidupan tidak bisa dielakan lagi.198

Oleh karena itu, kekuasaan-

kekuasaan duniawi tersebut haruslah segara dilenyapkan dan harus

segera ditolak, saatnya umat segara diarahkan kepada kedaulatan

Tuhan. Karena kedaulatan Tuhanlah yang dapat mengantar

kebahagiaan dunia dan akhirat. Qutb mengistilahkan fenomena

tersebut dengan al-h}a>kimiy>a>t lighairilla>h yarfud}.199

Konsep h}a>kimiy>ah menurut Ilyas Ismail juga berhubungan

dengan ide dan konsep tentang pembebasan manusia dari diri dan

lingkungan sekitarnya. Manusia tidak akan bisa mendapatkan

kemerdekaan selama mereka belum bisa membebaskan diri dari

belenggu dan hukum manusia, atau manusia yang sanggup

menempatkan dirinya sederajat dengan manusia lain di hadapan

Allah. Oleh karena itu, makna lain dari pembebasan tersebut adalah

dengan hanya mengikuti syariat dan undang-undang Allah saja,

sehingga manusia dapat terbebas dari penyembahan terhadap

manusia (ta‘abbud li al-na>s) dan atas produk manusia. Qutb

mengistilahkan fenomena tersebut dengan that}i>m al-t}awa>git al-lati>

ta‘abbud al-na>s.200

Islam merupakan revolusi terhadap segala sesutau yang

dipertuhankan manusia selain Allah (t}a>gu>t),201 baik dalam bentuk

198Ilyas Ismail, Paradigma dakwah sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran

Dakwah Harakah, 134.

199Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 31.

200Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 36.

201Lihat dalam QS. al-Nah}l: 36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan

Page 344: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 329

kemusyrikan menuhankan Tuhan lain selain Allah, fanatisme

terhadap suku dan adat istiadatnya yang bersebrangan dengan

syariat Islam, warna kulit dan madzhab agama maupun thagut

dalam bentuk kezaliman dan tiran.202

Menurut Qutb, semua bentuk

t}a>ghu>t adalah dosa dan harus segera diluruskan.203

Oleh karena itu,

hal-hal dan faktor-faktor yang mengantarkan manusia kepada t}a>ghu>t

harus segera dihilangkan. Faktor-faktor tersebut terjadi dalam dua

aspek: Pertama, faktor internal. Yaitu hawa nafsu yang harus

dikendalikan oleh masing-masing individu umat Islam. Kedua,

faktor eksternal , yaitu segala bentuk ajakan kepada suatu hal yang

dapat menjauhkan diri dari Allah Swt baik berasal dari Islam

ataupun berasal dari bukan Islam. Inilah yang Qutb istilahkan

dengan t}a>ghu>t ‘arab>i.204

5. al-Ja>hiliy>ah )al-Ja>hiliy>ah al-Hadi>thah, al-Ja>hiliy>ah al-U<la<’)

Pandangan Qutb tentang jahiliyah, bahwa jahiliyah bukanlah

permasalahan yang berhubungan dengan rentang waktu atau sejarah.

Akan tetapi, kata jahiliyah merupakan suatu keadaan yang di

dalamnya terdapat sistem-sistem peraturan hidup dan undang-

undang. Berdasarkan penjelasan tersebut, jahiliyah adalah

jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul). Thaghut ialah

syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

202Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, 78.

203Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 23.

204Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 23. Lihat juga dalam QS. al-An‘a>m: 81. “Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?”

Page 345: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

330 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

mengembalikan hukum dan peraturan hidup kepada hawa nafsu

bukan manhaj dan syariat Allah (al-ruju>‘ bi al-h{ukm wa al-tasyri>‘ ila>

ahwa>’ al-basyar). Baik hawa nafsu perorangan, kelompok, umat,

bangsa, maupun suatu generasi. Semuanya selama tidak perpegang

teguh kepada syarat Allah adalah hawa nafsu (ma> da>mat la> tarji‘ ila>

syari>‘atilla>h). 205 Bentuk jahiliyah yang diungkapkan Qutb dalam

performansinya sebagaimana dalam QS. al-Ah}za>b: 33.

]33/الحزاب] الول الاهلية ت ب رج ت ب رجن ول

“dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.”206

Berdasarkan ayat di atas, Qutb mengatakan salah satu macam

bentuk jahiliyah adalah al-Ja>hiliy>ah al-u>la’> 207yaitu jahiliyah pada

masa klasik. Jahiliyah pada masa ini adalah penyembahan terhadap

berhala, semaraknya perjudian, semaraknya pelecehan seksual,

semaraknya budaya memperolok-olokan budaya antara kabilah,

semaraknya penghinaan terhadap hak-hak kemanusiaan, bahkan

dikatakan segelap-gelapnya kebudayaan adalah kebudyaan jahiliyah

bangsa Arab sebelum datangnya Islam. Qutb mengistilahkan

keadaan masyarakat pada zaman tersebut dengan jahiliyah karena

banyaknya aktifitas-aktifitas jahiliyah yang penulis sebutkan dengan

(nasya>’it al-ja>hiliy>ah).208 Setelah datang agama Islam, nasa>’it al-

ja>hiliy>ah tersebut sedikit demi sedikit mulai tergantikan dengan

sistem Islam (niz}a>m al-isla>m). Perubahan dan pergantian tersebut

tidak terpelas dari dakwah Nabi Muhammad sebagai pemberi

205Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Ma>’idah, 95.

206 yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang

terdapat sebelum diutusnya Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah

sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.

207Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 9.

208Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 161.

Page 346: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 331

peringatan dan kabar gembira bagi masyarakt Arab pada waktu

itu.209

Bentuk-bentuk jahiliyah tersebut semakin melemah setelah

Rasululah mendapatkan kekuasaan sebagai pemimpin di kota

Madinah (al-sult}a>n al-isla>m). Kepemimpian Islam (al-qiya>dah al-

isla>miy>ah) pada masa Rasululla adalah konsep kepemimpinan yang

seluruh aspek kehidupan masyarakat Islam bersandarkan kepada al-

Qur’an, sehingga pantas saja jika segala apa yang disumberkan dari

Nabi menjadi al-Sunnah sebagai sumber kedua setelah al-Quran.210

Inilah syariat Islam yang diterapkan oleh Rasulullah, pantaslah jika

kedatangan Rasulullah dapat mengubah kultur dan kebiasaan

jahiliyah bangsa Arab. Inilah menurut Qutb yang disebut sebagai

pemimpin Islam yang sebenarnya (qiya>dah al-syari>‘ah). 211 Kaum

kafir Quraisy bersama kejahiliyahannya mulai kalah dan tunduk

kepada Islam (futuh Mekkah). Keadaan seperti ini menurut Qutb

adalah perpindahan masa Jahiliyah kepada masa-masa keemasan

Islam. Qutb mengistilahkannya dengan ha>dhih naqalah min al-

ja>hiliy>ah ‘ala> al-isla>m.212

Namun, bentuk jahiliyah tersebut lahir kembali dengan cara,

sistem dan keadaan yang berbeda. Dikatakan berbeda karena

jahiliyah zaman dahulu menurut penulis adalah ja>hiliy>ah al-z}ahiri>

atau jahiliyah yang tampak baik kebiasaan-kebiasaan, budaya,

sistem, sifat dan yang lainnya. Maka jahiliyah pada masa sekarang

209 Lihat dalam QS. al-Fath}: 8. “Sesungguhnya Kami mengutus kamu

sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”

210Terkait sumber dalam Islam, lihat QS, al-Nisa>’: 59. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

211Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 30.

212Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 127.

Page 347: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

332 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

adalah jahiliyah yang tidak tampak dan lebih berbahaya

dibandingkan dengan jahiliyah zaman dahulu. Jahiliyah zaman

sekarang adalah bentuk ja>hiliy>ah al-maja>zi> atau jahiliyah yang tidak

tampak kejahiliyahannya akan tetapi sebenarnya dalam keadaan

jahiliyah (ha>dhih al-ja>hiliy>ah bi al-lughah al-isla>m). 213 Qutb

mengistilahkannya dengan jahiliyah modern (al-ja>hiliy>ah al-jadi>dah,

al-ja>hiliy>ah al-h}ad}irah dan al-ja>hiliy>ah al-h}adi>thah). 214 Menurut

Qutb, di zaman jahiliyah ini hanya bentuk berhalanya saja yang

berubah, di samping mereka masih membuat berhala dan patung lain

yang bersifat imaterial dan mereka banyak menginginkan nafsu

duniawi dan kemudian banyak orang-orang lalai yang

mengikutinya.215

Menurut Qutb, manusia pada zaman sekarang terbagi dalam

beberapa golongan yang semuanya masuk dalam kategori jahiliyah.

Pertama, golongan mulhid atau atheis, golongan ini merupakan

golongan yang sama sekali tidak mengakui wujud atau adanya

Allah. Mereka merupakan golongan mulh}idu>n, atheis dan persoalan

mereka begitu jelas, sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi bentuk

kejahiliyahannya. Kedua, golongan penyembah berhala yang

mengakui adanya ila>h, tetapi mereka juga mengakui Tuhan-tuhan

yang banyak selain Allah, sebagaimana di lingkungan masyarakat

modern. Ketiga, golongan ahli kitab, Yahudi, Nasrani yang sejak

dahulu sudah mempersekutukan Allah dengan menisbatkan anak

kepadaNya. Sebagaimana juga meraka menjadikan rahib-rahib dan

pendeta-pendeta sebagai Tuhan-tuhan selain Allah. Pasalnya,

menerima kadaulatan dan syariat yang dibuat para rahib, meskipun

213Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 11.

214Lihat Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 65.

215Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 30.

Page 348: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 333

mereka tidak shalat, tidak sujud dan tidak ruku kepada rahib-rahib

dan pendeta tersebut.216

Menurut Qutb, pola pikir kaum Yahudi yang mencetak akhlak

dan pola pikir jahiliyah modern. Merekalah yang mendeskripsikan

alam sebagai bagian dari khus}u>mah li al-na>s dan menggambarkan

kekuatannya sebagai lawan bagi eksistensi dan pergerakannya. Oleh

karena itu, ada istilah perusakan dan ketiak pedulian terhadap alam

dalam peperangan antara alam dengan manusia.217

Fakta-fakta

kehidupan manusia yang banyak menuhankan berbagaimacam

kesenangan duniawi (al-ja>hiliy>ah al-‘a>lamiy>ah), merupakan salah

satu bukti untuk menyatakan bahwa kehidupan manusia sekarang

telah kembali kepada kehidupan yang disebut dengan kehidupan

yang telah mengantar kepada jahiliyah (muwa>jahah al-ja>hiliy>ah),218

Qutb mengistilahkan kehidupan jahiliyah sebagai kehidupan yang

banyak menggunakan sistem-sistem yang bersifat jahiliyah (al-

anz}amah al-ja>hiliy>ah) 219 yang diaplikasikan oleh umat dalam

membentuk lingkungan jahiliyah (bi>’ah al-ja>hiliy>ah) kepada

masyarakat jahiliyah (al-mujtama‘ al-ja>hiliy>ah), sehingga

menciptakan fenomena jahiliyah (al-wa>qi‘ al-ja>hili>) 220 dalam

kehidupan manusia, khususnya umat Islam (al-h}a>yah al-ja>hiliy>ah).

Jahiliyah pada masa kini adalah jahiliyah yang terbentuk

tegak dalam lingkungan Islam (al-ja>hiliy>ah al-qa>’imah), karena

banyak dari sebagian umat Islam yang mengunakan segala bentuk

terminologi jahiliyah dalam mengarungi kehidupannya (aud}a>‘ al-

ja>hiliy>ah). Oleh karena itu, tentu memiliki perbedaan antara bentuk

216Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-‘Ara>f, 19.

217Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-‘Ara>f, 28.

218Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 30.

219Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 9. Lihat juga dalam QS. al-Ma>’idah: 50. “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

220Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 19.

Page 349: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

334 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

jahiliyah pada masa dahulu dan jahiliyah pada masa sekarang

(ja>hiliy>ah qadi>man wa h}adi>than). Bagi Qutb, jahiliyah bukanlah fase

tertentu dalam sejarah kehidupan manusia, melainkan suatu sistem

hidup yang dapat timbul baik pada masa lalu, masa kini maupun

masa yang akan datang. Sebagai salah satu sistem hidup, jahiliyah

berpengaruh dalam mengejawantahkan pemikiran, konsep-konsep,

sikap, prilaku dan kenyataan hidup.221

Ada dua hal bagi Qut\b yang merupakan manifestasi dari

kejahiliyahan masa kini, yakni pertama, pengaruh dan pemikiran

Barat (al-h}ad}a>rah al-gharbiy>ah). 222 Kedua, pemerintahan muslim

yang tidak berdasarkan syariat Islam dan terbukti mendapat

pengaruh dari Barat (qiya>dah al-rajl al-gharbi> li al-basyar).223 Dari

sini kemudian konsep jahiliyah menjadi bergeser dari yang selama

ini dipahami sebagai kondisi sosial politik dan budaya pra-Islam

menjadi sebutan bagi masyarakat dan budaya Barat yang jauh dari

norma-norma agama dan nilai-nilai ketuhanan.224

Dalam Ilyas

Ismail, Qutb memandang jahiliyah berarti dalam tindakan,

perbuatan dan penetapan hukum oleh manusia atas manusia yang

lain. Hal ini adalah berkaitan dengan penuhanan manusia terhadap

manusia. Sebagai kelanjutan logis makna pertama, jahiliyah berarti

pengingkaran terhadap ketuhanan Allah dan penolokan terhadap

penyembahan terhadapnya.225

Menurut Qutb, jahiliyah tidak hanya sekedar menyangkut

soal hukum, tetapi juga menyangkut masyarakat politik, tata nilai

221Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran

Dakwah Harakah, 134.

222Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 18.

223Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 5.

224Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 317.

225Ilyas Ismail, Paradigma dakwah sayyid Quthub: Rekontruksi Pemikiran Dakwah Harakah, 70.

Page 350: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 335

dan norma sosial yang berpusat pada manusia, seperti materialisme,

kapitalisme, liberalisme, komunisme dan hedonisme. Sekarang ini

segala sesuatu yang ada di sekitar kaum muslim (bi>’ah al-isla>m),

merupakan hasil dari jahiliyah modern. Oleh karena itu, maka

gagasan sentral Qutb (mengikuti al-Maududi) adalah penolakan

total terhadap modernitas dan segala bentuk sifat-sifatnya, karena

modernitas dipandang sebagai salah satu penolakan terhadap

kedaulatan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan (al-manhaj al-

h}a>kimiy>ah minalla>h li al-h}aya>h) dan sebagai jalan menuju syaitan

(sabi>l al-syait}a>n).226 Menurut Qutb, tidak ada kata nanti bagi umat

Islam untuk menumpas jahiliyah modern, sebelum semuanya

terlambat.227

Menurut Qutb, jika kondisi tersebut tidak segera diantisipasi

maka pengaruh modernitas akan semakin bertambah dan menjadi

gaya hidup masyarakat Islam. Inilah menurut Qutb yang menjadi

pengaruh modernitas (mu’aththara>t al-ja>hili>), yaitu terbentuknya

komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan sekulerisme merupakan

suatu keadaan jahiliyah dan alternatifnya adalah Islam. Hal tersebut

tidak terlepas dari al-isla>m ka>ffah (Islam adalah agama yang

universal) yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia seperti

aspek sosial, politik, ekonomi, intelektual, kultural, dan etika

masyarakat. Keadaan tersebut secara tidak langsung mengantarkan

manusia sebagai taqa>li>d al-ja>hiliy>ah228 atau para pengikut keyakinan

jahiliyah dalam bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, umat Islam

harus segera meninggalkan dan keluar dari sistem-sistem tersebut

226Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 17.

227Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 312.

228Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 19.

Page 351: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

336 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

(al-niz}a>m al-ja>hili>) untuk keluar dari fase jahiliyah (khuru>j min

ja>hiliy>ah).229

Jahiliyah pada masa kini sudah banyak menjamur dalam

tempat-tempat tertentu secara terorganisir (bi al-ja>hiliy>ah al-

mah}i>t}ah) yang menjalar dan menyebabkan kepada terbentuknya

masyarakat jahiliyah (al-mujtama‘ al-ja>hili>, bi>ah ja>hiliy>ah, atau

tas}awwur ja>hiliy>ah). 230 Masyarakat jahiliyah adalah masyarakat

yang terbentuk dari mah}at}t}ah ja>hili>, sehingga dalam masyarakat

tersebut berkembang kebiasaan-kebiasaan jahiliyah dan sifat-

sifatnya (s}ifat al-ja>hiliy>ah)231 yang terus berkembang tanpa disadari

oleh manusia, sehingga pada akhirnya sistem-sistem yang digunakan

pun tidak menggunakan sistem Islam sudah tidak dapat disadari

oleh umat Islam yang berada dalam lingkungan masyarakat jahiliyah

(al-mujtama‘ al-ja>hiliy>ah al-h}adi>thah) karena orientasinya bersifat

duniawi (al-naz}ariy>a>t al-ma>diy>ah).232

Hal tersebut juga tidak lepas dari pengaruh para penguasa (al-

qiya>dah al-ja>hiliy>ah)233 yang membawa manusia kepada komunisme,

kapitalisme, liberalisme, westernisme dan sekulerisme sebagai

aspek-aspek yang menjadikan masyarakat Islam berada dalam s}u>fah

al-ja>hiliy>ah, 234

sehingga faktor tersebut juga merupakan faktor terus

berlanjut dan berkembangnya berbagaimacam bentuk jahiliyah yang

menjadikan manusia kepada masyarakat modern. Qutb

mengistilahkannya dengan al-mujtama‘ al-ja>hiliy>ah al-jadi>dah,

karena bentuk jahiliyah tersebut ada tetapi dirasakan masih asing

229Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 19.

230Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 17.

231Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 19.

232Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 18.

233Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 20. 234Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 31.

Page 352: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 337

dan tidak disadari oleh umat manusia. Qutb mengistilahkan

fenomena tersebut dengan (al-ja>hiliy>ah al-ghari>bah).235

Berbagaimacam bentuk jahiliyah juga tidak terlepas dari ide

yang berasal dari Barat al-fikr al-ja>hiliy>ah, 236 pemikiran tersebut

dibentuk dan diberikan kepada manusia dengan menekankan aspek

pemikiran yang bersifat pragmatis, sehingga ide-ide tentang sistem

(niz}a>m), tentang kedaulatan (al-h}a>kimiy>ah), tentang moral pekerti

(akhla>q) dibentuk dalam budaya pengetahuan jahiliyah (al-thaqa>fah

al-ja>hiliy>ah) dan kebiasaan jahiliyah (al-h}ad}a>rah al-ja>hiliy>ah),

sehingga manusia tidak bisa lepas dari lingkungan jahiliyah (h}aul al-

ja>h}iliy>ah), sifat-sifat jahiliyah (s}ifat al-ja>hiliy>ah), dan tema-tema

seputar jahiliyah (auda>‘ al-ja>hiliy>ah al-habi>tah) dan sistem-sistem

jahiliyah (niz}a>m al-ja>hiliy>ah).237

Fenomena di atas adalah benar-benar bentuk jahiliyah (al-

mubarrara>t al-ja>hiliy>ah) dan merupakan aspek-aspek atau

karakteristik-karakteristik jahiliyah (khas}a’is al-ja>hiliy>ah)238 yang

sudah menjadi tolak ukur sebuah masyarakat atau negara yang

dipenuhi oleh unsur-unsur jahiliyah (s}u>rah al-ja>hiliy>ah). Oleh karena

itu, untuk menghilangkan aspek-aspek tersebut harus ada abt}alat al-

‘a>da>t al-ja>hiliy>ah, 239 atau strategi untuk menghilangkan semua

aspek-aspek jahiliyah di atas dan harus ada keberanian dari umat

Islam untuk mengadakan perlawan besar terhadap aspek-aspek

235Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 160.

236Padahal sebenarnya kita harus menyadari bahwa baik Timur dan Barat

semua adalah milik Allah. Lihat dalam QS. al-Syu‘ara>’: 28. Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.”

237Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 157.

238Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 11.

239Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 31.

Page 353: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

338 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

jahiliyah tersebut (ma‘rakah d}ah}mah al-ja>hiliy>ah),240 itulah salah

satu cara menghilangkan segala macam bentuk jahiliyah yang harus

segera berakhir (al-wuju>d al-akhi>r al-ja>hili>).241

6. al-Da‘wah (’Amr bi al-Ma‘ru>f, Nahyi> ‘an al-Munkar)

Dakwah bukan hanya kebutuhan umat Islam, tetapi

merupakan kebutuhan kemanusiaan. Dakwah merupakan kewajiban

bagi orang muslim. Dakwah dalam konteks agama Islam juga

memiliki cakupan yang sangat luas. Secara garis besar, dakwah

terbagi menjadi kewajiban yang bersifat individual yang berlaku

bagi setiap muslim (fardu ain) dan kewajiban yang bersiat kelompok

atau kolektif (fardu kifayah). Para ulama berbeda pendapat tentang

kewajiban tersebut, sebagian ulama berpendapat bahwa dakwah

merupakan tugas individu. Meskipun dakwah juga membutuhkan

secara kelompok atau kolektif. Sebagian yang lain, berpendapat

bahwa dakwah merupakan tugas sebagian kelompok tertentu saja,

dan bukan kewajiban satu kelompok saja.242

Menurut Qutb, dakwah

sebagaimana seruan kepada makruf dan mencegah dari

kemungkaran. Sebagaimana dalam QS. al-Imra>n: 104.

هون بلمعروف ويمرون الي إل يدعون أمة منكم ولتكن المنكر عن وي ن ]104/عمران آل] المفلحون هم وأولئك

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf243 dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”

240Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 38.

241Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 51.

242Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, 135-136.

243Makruf berarti segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;

sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Page 354: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 339

Menurut Qutb, berdasarkan ayat di atas, dalam Islam harus

dijadikan dalam landasan memberikan wewenang dalam hal yang

berkaitan dengan memerintah dan melarang, melaksanakan seruan

kepada kebaikan (al-da‘wah ila> al-khair) dan mencegak dari

kemungkaran (naha> ‘an al-munkar), bersatu pada sistem Allah dan

saling terkait menyeru kebaikan kepada Allah (hablumminallah) dan

tali ukhuwwah isla>miy>ah atau ukhuwwah filla>h (habluminannas).

Menurut Qutb, untuk mewujudkan sistem Islam dan syariatNya,

membutuhkan umat yang bersatu dalam suatu komunitas dakwah

yang menyeru kepada kebajikan, sehingga sistem tersebut dapat

dikenal. Selain itu, juga memerlukan kekuasaan dalam memerintah

manusia kepada makruf dan mencegah mereka dari mungkar.244

Menurut Qutb, dakwah kepada makruf dan mencegah

mungkar merupakan tugas yang sangat berat. Secara alamai dengan

sendirinya, akan ada rintangan dakwah dengan perbedaan-perbedaan

yang dihasilkan dari nafsu pribadi atau golongan, seperti

kesombongan, ambisi, misi pribadi, kesenangan, keuntungan,

keangkuhan dan manusia (s}ifa>t al-ja>hiliy>ah) yang akan mengantar

manusia kepada jurang neraka jahanam (ha>ffah al-ha<wiy>ah). 245

Semua itu, menurut Qutb merupakan bagian dari objek dakwah.

Objek dakwah di antaranya adalah para penguasa yang tidak punya

nurani, pemerintah yang otoriter, masyarakat yang tidak bermoral,

masyarakat yang zalim dan membenci keadilan, serta orang yang

tidak menanamkan nilai-nilai kebenaran dan kejujuran.246

Mereka

memiliki prinsip yang keliru, karena meraka menganggap buruk

terhadap kebaikan dan menganggap baik terhadap kemungkaran.

Padahal kebahagiaan yang kekal dan abadi adalah kebahagiaan di

244Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Imra>n, 125.

245 Terkait dengan frasa ha>ffah al-ha>wiy>ah, lihat dalam Sayyid Qutb,

Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 4.

246Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Imra>n, 125.

Page 355: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

340 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

akhirat (h}asanah fi al-a>khirah). Kebahagiaan tersebut tidak akan

diraih kecuali dengan memandang makruf sebagai makruf dan

mungkar sebagai mungkar.247

Pandangan dan pemikiran Qutb banyak menginspirasi kaum

muslim di dunia untuk melakukan berbagai gerakan-gerakan, baik

gerakan pembaharuan (h}arakah al-tajdi>d) maupun gerakan jihad

(h}arakah al-jiha>d). Hal ini karena tulisan-tulisan Qutb memang

banyak menggelorakan semangat beragama dan berjihad. Salah satu

bentuk jihad adalah dakwah. Dakwah merupakan salah satu bentuk

jihad yang tidak dapat dipisahkan dari pribadi muslim (al-da‘wah al-

fardiy>ah). 248 Dakwah pada dasarnya adalah menuju kapada

kedamaiaan (al-da‘wah al-is}la>h}iy>ah), maksud dari al-da‘wah al-

is}la>h}iy>ah adalah jalan menuju damai dengan cara-cara tertentu.

Makna lain dari da‘wah al-is}la>h}iy>ah tersebut juga berarti bahwa di

dalam agama Islam tidak ada paksaan.249

Sebagaimana Rasulullah

juga memberikan kebebasan beragama kepada kaum kafir Qurasy

dalam masalah keyakinan dan kepercayaan.250

Berhubungan dengan kebebasan tersebut, hal dalam toleransi

juga cakupannya adalah akidah dalam beragama. Kebebasan

247Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Imra>n, 125.

248Lihat dalam QS. al-Nah}l: 125. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

249Lihat dalam QS. al-Baqarah: 256. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

250Lihat dalam QS. al-Ka>firu>n: 1-6. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Page 356: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 341

berakidah atau beragama menurut Qutb dalam Ilyas Ismail, harus

disertai juga dengan kebebasan berdakwah (muh}a>walah al-da‘wah

al-is}la>h}iy>ah). Oleh karena itu, atas dasar kebebasan tersebut dakwah

akan dirasakan aman, bebas dari ancaman dan fitnah. Memang pada

hakikatnya dakwah bukan untuk memaksa orang, untuk menerima,

atau masuk Islam, akan tetapi untuk menjaga dan menjamin

kebebasan yang amat penting yaitu kebebasan beragama dan

kebebasan berdakwah menuju perdamaian. Qutb mengistilahkan

fenomena tersebut dengan bentuk dakwah yang total (al-da‘wah ila>

al-ka>ffah wa al-jiha>d min al-danas). 251

Namun tentu bentuk dakwah juga bisa berubah. Seperti

dakwah yang dilakukan oleh Nabi dan zaman para sahabat dulu

yang kita ketahui mereka dakwah dan jihad kepada kaum kafir yang

memang sudah tidak mau berdamai dan banyak mengolok-olok

Islam. Menurut Qutb, jika keadaan sekarang seperti zaman dahulu,

dakwah dengan al-is}la>h}iy>ah bisa berubah dalam bentuk al-kaid dan

al-h}arb. Yaitu umat Islam sudah tidak lagi bisa berdiam diri

membiarkan kaum Yahudi dan Zionis menyerang Islam dari

berbagai konteks kehidupan. Baik bersifat lunak ataupun dengan

kekerasan. Qutb mengistilahkan dakwah ini dengan istilah yang

identik dengan peperangan (qati>l) sebab kondisi tersebut termasuk

dalam jahiliyah (wa>jih al-da‘wah al-is}lah}iy>ah bi al-‘ada>’ wa al-kiad

wa al-h}arb).

Menurut Qutb, dakwah juga merupakan suatu perbuatan yang

ditunggu-tunggu atau ditunda-tunda atau hanya ketika melihat

kemungkaran saja. Akan tetapi dakwah dapat dilakukan dari

sekarang atau dapat dilakukan kapan pun dan di manapun. Qutb

mengistilahkannya dengan frasa “al-da‘wah al-yaum”252 yaitu tidak

menunggu besok lagi atau waktu yang akan datang untuk

251Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 53.

252Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 158.

Page 357: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

342 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

berdakwah, akan tetapi dakwah dilakukan selama kita bernapas.

Menurut Qutb, dakwah juga harus ada dalam jati diri setiap umat

Islam. Sebab, jika ghairah dakwah masing-masing individu umat

Islam tinggi, maka bisa disebut sebagai as}h}a>b al-da‘wah. As}h}a>b

da‘wah adalah sekelompok atau golongan umat Islam yang menyeru

dan menyampaikan dakwah Islam. Dalam arti menyadarkan bahwa

kemakrufan itu diwujudkan tunduk dan patuh kepada Allah dan

menerima hukum-hukum syariatnya. Sedangkan kemungkaran

adalah kejahiliyahan yang bersebrangan dan menentang kewenangan

Allah dan syariatnya.

Menurut Qutb, dakwah juga harus dilakukan secara terus

menerus dan tidak ada hentinya (al-istimra>r wa al-dawa>m).253 Oleh

karena itu, bentuk dakwah dalam Islam akan tetap terus inovatif dan

tidak tergerus arus globalisasi, westernisasi, kapitalisasi, sekuleriasi,

dan keduniaan-keduiaan lainya. Walaupun zaman tetap terus

berkembang, dakwah Islam akan tetap terus mengikuti dan sesuai

dengan konteks zamannya, inilah yang menurut Qutb disebut

dengan al-da‘wah al-jadi>dah. 254 Karena dakwah senantiasa

dilakukan oleh as}h}a>b al-da‘wah secara kontinyu kapan pun dan di

manapun, sehingga terbentuklah‘ay>a>m al-dakwah255 pada keseharian

umat Islam.

7. al-Ma‘rakah (al-h}arb, al-qita>l dan al-ma‘rakah)

Peperangan menjadi suatu hal yang popular dalam

performansi Qutb. Peperangan juga mempunyai makna yang

bervariasi dalam performansinya. Kata perang memiliki banyak

253 Bagi yang berhenti jihad disebabkan motif-motif duniawi dan

kenikmatan fananya, maka bagi mereka pantas mendapatkan balasan neraka (al-wail liman yaqif fi t}ari>qiha>’). Lihat dalam Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 7.

254Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 25.

255Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 12.

Page 358: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 343

objek tujuannya. Bisa perang melawan diri sendiri, bisa perang

melawan orang munafik, bisa perang melawan orang fasik, dan bisa

perang melawan kaum kafir. Masing-masing objek tersebut

memiliki metode yang berbeda dalam berperang. Perang juga

melihat situasi dan kondisi yang ada di lingkangan sekitar. Maka

menurut Qutb perang diharamkan, kemudian diijinkan dan

diperintahkan bagi kaum yang terlebih dahulu memerangi Islam.

Kemudian diperintahkan terhadap seluruh kaum musyrikin.256

Sebagaimana dalam QS. al-Taubah: 36.

]36/التوبة] كافة ي قاتلونكم كما كافة المشركي وقاتلوا

“dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya”

Istilah h}arb menurut Qutb memiliki makna konotasi perang.

Perang yang dikobarkan antara orang atau antara golongan atau

bangsa untuk kepentingan pribadi atau golongan, tujuannya adalah

semata-mata kepentingan pribadi atau golongan, bukan untuk

mengembangkan ideologi atau membela prisnisp.257

Oleh karena itu,

Qutb banyak mengungkapkan istilah peperangan dengan

berbagaimacam leksem yang berbeda. Qutb mengungkapkan dengan

al-h}arb, al-qita>l, dan al-ma’rakah.258 Menurut Qutb, makna dari

256Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

257Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 27.

258 Ma’rakah d}ahmah ma‘a al-jahiliy>ah (peperangan besar melawan

jahiliyah), ma’rakah dahmah ma’a rawa>sib al-jahiliy>ah (peperangan besar melawan

komunis jahiliyah), ma’rakah dakhiliyah (peperangan secara internal), ma‘rakah al-mustasmar (peperangan revolusi), syuhu>d al-ma’rakah (syahid di medan perang), ma‘rakah ‘aqi>dah (peperangan akidah), fi aba>n al-ma‘rakah (di medan perang), wasat} al-ma‘rakah (di tengah-tengah peperangan), al-ma‘rakah al-kubra>’ (perang

besar), al-ma‘rakah ma‘a al-musyrik al-‘arabi> (peperangan dengan orang musyrik

Arab). al-ma‘rakah al-h}urriy>ah (peperangan yang tak beraturan), ma‘rakah al-h}a>yah wa al-maut (peperangan untuk hidup mati), ma‘rakah isla>m wa al-ra’sma>liy>ah (perang Islam dengan kapitalisme), ma‘rakah jiha>d al-akbar fi nafsih ma‘a al-syait}a>n (peperangan jihad besar di dalam didrimya dengan syaitan).

Page 359: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

344 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

peperangan itu sendiri sangat luas. Peperangan sangat berhubungan

dengan jihad dan dakwah. Namun peperangan itu sendiri bukan

hanya yang kita kenal dengan peperangan di medan perang saja,

seperti yang dilakukan para sahabat zaman dahulu kala. Akan tetapi

sangatlah luas, peperangan dalam konteks performansi Qutb,

berkaitan dengan berbagaimacam konteks. Misalnya peperangan

dengan jahiliyah modern seperti lingkungan yang jahiliyah,

masyarakat yang jahiliyah, sifat-sifat yang jahiliyah, perangkat-

perangkat yang jahiliyah, niat-niat jahiliyah, pemimpin-pemimpin

jahiliyah, bahkan hawa nafsu yang dikuasai oleh pribadi yang

jahiliyah atau banyak dipengaruhi dengan syaitan.

Peperangan dengan sifat-sifat yang mengantarkan Islam

kepada jahiliyah modern atau al-ja>hiliy>ah al-jadi>dah atau al-

ja>hiliy>ah al-h}adi>thah adalah menghilangkan sifat-sifat keduniawian

yang dapat melemahkan sistem-sistem Islam. Seperti kapitalisme

(ra’sma>liy>ah), komunisme (syuyu>‘iy>ah), sekulerisme (‘ilma>niy>ah),

zionisme (s}ahyu>niy>ah), dan sifat-sifat jahiliyah lainnya. Jihad dalam

bentuk ini merupakan salah satu jihad melawan musuh besar

(ma’rakah d}ahmah ma’a al-ja>hiliy>ah).259 Menurut Qutb, sifat-sifat

tersebut harus segera dihilangkan karena dapat mempengaruhi

pribadi Islam, pemimpin Islam, masyarakat Islam, bahkan Negara

Islam. Metode tersebut adalah salah satu metode dakwah untuk

menjauhkan umat Islam dari jahiliyah modern yang tidak dirasakan

al-h}arb al-difa>‘iy>ah (peperangan defensif), t}arq al-h}arb wa al-qita>l (dengan

cara peperangan), al-h}arb al-ahliy>ah (peperangan sesama penduduk), ha>dhih al-h}arb al-sya>milah (ini merupakan peperangan yang sempurna), al-h}arb al-mu‘linah al-sari>h}ah (peperngan yang tampak), maki>dah min al-h}arb (peperangan dari tipu daya), al-ha}rb al-akhi>rah (perang akhir). Thumma amarahu> bi qita>l al-musyriki>n h}atta> yaku>n al-di>n kulluh (kemudian memerintahkannya berperang dengan kaum musyrik

sehingga menjadi Islam yang sempurna), al-saif ala>t al-h}arb wa al-qita>l (pedang

sebagai salah satu alat perang).

259Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 38.

Page 360: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 345

oleh mayoritas umat Islam. Qutb mengistilahkan fenomena tersebut

dengan ma‘rakah isla>m wa al-ra’su ma>liy >ah.260

Peperangan dengan lingkungan adalah menghilangkan sistem-

sistem yang menggunakan sistem-sistem Barat. Termasuk

pemimpin atau pemerintah Islam yang menggunakan sistem Barat

dan banyak menguntungkan pribadi, golongan tertentu dan

termasuk menguntungkan negara Barat. Sementara umat Islam atau

masyarakarat Islam, banyak dirugikan dan secara tidak sadar dibawa

kepada sifat-sifat jahiliyah yang disebutkan di atas tadi. Menurut

Qutb, lingkungan seperti pemimpin dan pemerintah tersebut harus

segera diantisipasi dan dilawan dengan kritikan-kritikan dan ajakan

untuk kembali kepada jalan Islam. Tidak perlu perlawanan dengan

tangan atau kekuasaan, tetapi cukup dengan perlawanan pikiran

dengan mengkritik kebijakan-kebijakan pemimpin dan

pemerintahannya yang berpihak kepada Barat dan menjauhkan

rakyatnya dari sistem-sistem Islam. Qutb mengistilahkan fenomena

tersebut dengan al-ma‘rakah ma‘a al-musyrik al-‘arab.261

Peperangan yang lebih besar lagi yaitu peperangan melawan

hawa nafsu atau peperangan melawan syaitan.262

Kita mengenal

syaitan itu ada yang dalam bentuk jin dan juga ada yang dalam

bentuk manusia.263

Selama ini yang femiliar di telinga umat Islam

adalah syaitan dalam bentuk jin saja. Akan tetapi sebenarnya, harus

disadari oleh umat Islam pada umumnya syaitan itu merupakan

hasutan kepada segala hal yang negatif. Berdasarkan ayat al-Qur’an

260Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>?, 46.

261Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 34.

262 Dalam hal ini, termasuk melawan kekangan hawa nafsu dan sahwat

(ma’rakah ma’a hawa>h wa syahwa>tih). Lihat dalam Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 19.

263Lihat dalam QS. al-Na>s: 4-6. “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Page 361: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

346 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

yang mengungkapkan larangan mengikuti langkah syaitan.264

Jadi,

perlu kita sadari setiap bisikan ke arah yang negatif itu berarti

adalah langkah syaitan. Dan sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

syaitan itu ada dalam bentuk jin dan manusia. Manusia itu bisa

berasal dari diri sendiri ataupun orang lain. Analisa penulis inilah

yang dimaksud dengan perang yang paling besar, yaitu perang

melawan syaitan-syaitan dalam bentuk manusia. Baik dengan diri

sendiri (hawa nafsunya) atau manusia lainnya yang banyak

memberikan pengaruh negatif dan dapat menjauhkan dari sistem-

sistem Islam.265

Qutb mengistilahkan fenomena tersebut dengan

ma‘rakah al-jiha>d al-akbar fi nafsih ma‘a al-syait}a>n (peperangan

yang besar adalah peperangan dengan diri manusia itu sendiri

melawan syaitan).266

Semua bentuk di atas adalah bentuk jahiliyah yang harus

segara diperangi oleh umat Islam. Qutb mengungkapkan bahwa

jihad memerangi jahiliyah dan berbagaimacam karakteristiknya

merupakan dalam cakupan jihad besar, terutama bentuk jahiliyah

dari jihad melawan syaitan atau hawa nafsu duniawi. Karena syaitan

sendiri merupakan salah satu dari aspek-aspek jahiliyah. Maka

dengan itu, Qutb mengistilahkannya dengan peperangan yang biasa

dan peperangan yang besar dalam melawan segala bentuk jahiliyah

di atas. Qutb mengistilahkan fenomena tersebut dengan ma‘rakah

264Lihat dalam QS. al-Nu>r: 21. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu mengikuti kangkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

265Yaitu jihad di jalan Allah melawan hawa nafsu dan sifat-sifatnya. Lihat

dalam Sayyid Qutb, Ma‘rakah Isla>m wa al-Ra’s Ma>liy>ah, 5.

266Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 19.

Page 362: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 347

ma’a rukka>m wa al-mu‘ta>l atau ma‘rakah d}ahmah ma’a al-

ja>hiliy>ah.267

8. al-Mujtama‘ (al-mujtama‘ al-Isla>m, al-Mujtama‘ al-Ja>hiliy>ah)

Pendangan Qutb tentang masyarakat Islam, seharusnya umat

Islam bersama-sama menyerukan agar keimanan menjadi identitas

bagi masyarakat Islam. Identitas tersebut adalah masuk dalam Islam

secara total dan supaya jangan mengikuti langkah

syaitan.268

Pandangan Qutb tersebut sebagaimana dalam QS. al-

Baqarah: 208.

لم ف ادخلوا آمنوا الذين أي ها إنه الشيطان خطوات ت تبعوا ول كافة الس ]208/البقرة] مبي عدو لكم

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Berdasarkan ayat di atas, terkait dengan masyarakat Islam,

Qutb berpandangan bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat

yang berdiam di negeri Islam, yang ditegakan dengan manhaj Allah

dan diatur dengan syariatNya. Negara yang memberlakukan hukum

Islam dan diatur dengan syariat Islam yang dinamakan “da>r al-

isla>m” atau negara Islam. Berbeda dengan “da>r al-h}arb”, yakni

negara yang tidak memberlakukan hukum Islam dan tidak diatur

dengan syariat Islam, meskipun mereka menyatakan dirinya sebagai

kaum muslimin. Maka yang menjadi tolak ukur suatu negara itu

disebut “da>r al-isla>m” adalah dengan melihat pelaksanaan hukum

Islam dan diaturnya negara tersebut dengan syariat Islam.

Sebaliknya, yang menjadi tolak ukur bahwa suatu negara disebut

267Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 38.

268Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Baqarah, 242.

Page 363: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

348 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

“da>r al-h}arb” adalah tidak diberlakukannya hukum Islam dan tidak

diaturnya negara tersebut dengan syariat Islam.269

Demikian menurut Qutb, masuk dalam Islam secara total

bermakna untuk mendapatkan keselamatan dan ketentraman bagi

spiritual muslim dalam menjalani hubungan antara dirinya dengan

Tuhannya bersama sifat-sifat Tuhan yang dikenalkan dalam Islam.

Maka, pada setiap sifatNya akan berdampak pada hamba yang akan

menemukan ketentaraman dalam hatinya dan jiwanya. Hamba akan

menemukan sesuatu yang menjamin perlindungan (al-h}ima>yah),

pemeliharaan (al-wiqa>yah), kelemahlembutan (al-‘at}f), kasih sayang

(al-rah}mah), keperkasaan (al-‘izzah), kemantapan (al-istiqra>r), dan

keselamatan (al-sala>m) hidup dunia dan akhirat.270

Selanjutnya, mengenai penguasa dalam negara Islam,

penguasa menerima kekuasaan dan wewenang dari rakyat dan tidak

membuat hukum atau cara-cara baru dalam memerintah, sebaliknya

wewenangnya terbatas pada pengawasan pelaksanaan syariat.

Sementara itu, kepatuhan rakyat adalah tergantung kepada yang

memerintah kepada syariah, bila dia menyimpang berakhirlah

kewajiban mereka untuk patuh. al-Quran dengan tegas menyatakan

bahwa siapa saja yang memerintah tidak sesuai dengan syariat Islam

adalah kafir. Tidak harus dipatuhi dan harus dilawan oleh kaum

muslimin sejati.271

Qutb menungkapkannya dengan (t{ard sult}a>n al-

t}awa>ghi>t al-mughtas}ibi>n li sult}a>n alla>h).272

Selain itu, nasionalisme dipandang sebagai bagian paham

yang bertentangan dengan konsep umat yang berdasarkan kesamaan

agama (ukhuwwah al-isla>miy>ah). Kedaulatan rakyat dinilai

269Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 317.

270Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Baqarah, 244.

271Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 51.

272Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 19.

Page 364: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 349

mengingkari kedaulatan Tuhan (h}a>kimiy>ah Alla>h).273 Sementara itu,

demokrasi yang berdasarkan pemenangan suara mayoritas

dihadapkan dengan keharusan memenangkan kebenaran yang

bersumber dari Islam. Kekuasaan turun temurun (yang dianut

sebagian besar muslim Arab) adalah penyelewengan dari keharusan

mengangkat pemimpin melalui pemilihan oleh umat Islam.

Sedangkan hukum sekuler yang merajalela dalam lingkungan Islam

harus diganti dengan hukum syariah.274

Karena mereka telah keluar

dari undang-undang Islam (kha>riju>n ‘an al-qa>nu>n).275

Pendukung Islam fundamental memandang bahwa

keterbelakangan umat Islam di negeri-negeri Muslim bukanlah

karena Islam, tetapi karena kaum muslimin yang menyia-nyiakan

unsur pokok Islam. Qutb mengistilahkannya dengan (tah}kumuhum

bi ghair al-syari‘atilla>h wa sult}a>nih). 276 Kembali kepada Islam

merupakan keharusan untuk kemajuan dan untuk melindungi

kepribadian budaya Islam dari imperialisme kebudayaan. Islam

memberikan kepada “semangat asal” pada umat Islam, dan bukanlah

kekuasaan manusia memberi semanagat baru. Oleh karena itu, bagi

mereka yang menerima nilai-nilai Barat dengan dalih bahwa Islam

mempunyai kemampuan untuk berubah, lalu karena itu

menggabungkan nilai-nilai tersebut merupakan kesalahan.277

Dengan demikian, mereka yang hidup dalam masyarakat

Islam adalah masyarakat yang tinggi dan utama, dan setiap orang

yang hidup dalam masyarakat ini wajib memelihara nikmat yang

diberikan oleh peraturan Islam, wajib memelihara hak orang lain,

273Lihat dalam Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi al-Isla>m, 12. 274Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam

Timur Tengah ke Indonesia, 53.

275Sayyid Qutb, al-‘Ada>lah al-Ijtima>‘iy>ah fi> al-Isla>m, 6.

276Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

277Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 8.

Page 365: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

350 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

baik yang berkenaan dengan jiwa, harta, harga diri, maupun ahlak.

Juga wajib menjaga keselamatan “da>r al-isla>m,” tempat mereka

hidup dengan aman. Sedangkan bagi yang melanggar peraturan “da>r

al-isla>m”, berarti dia adalah orang yang berdosa dan harus

mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya.278

Konsep pikiran politik Qutb adalah “di>n wa daulah” (agama

dan negara). Yaitu kembali negara harus berlandaskan atas sumber

Islam yang utama al-Qur’an dan al-Sunnah. Kedaulatan hukum

negara harus berdasarkan syariat.279

Menurut Qutb, Islam harus

tersebar di muka bumi sebagai tujuan untuk mengikis realitas (li

iza>lah al-wa>qi‘ al-mukha>lif) yang bertentangan dengan sistem-

sistem Islam yang universal. Baik dengan penjelasan (al-baya>n) atau

dengan pergerakan (bi al-h}arakah) secara bersamaan untuk

menghilangkan segala macam siyasat yang menyebabkan

penyembahan manusia kepada selain Allah (al-siya>sah allati>

ta‘abbud al-na>s lighair alla>h).280 Menurut Qutb, kecintaan di dunia

harus berdasarkan bahwa kecintaan kita karena dunia milik Allah

dan membenarkan manhajnya dalam kehidupan untuk

mengilangkan manhaj-manhaj syaitan (mana>hij al-syait}a>n).281

Qutb mengungkapkan bahwa Islam hadir dalam semua lini

kehidupan manusia untuk menghadapi berbagaimacam kekuatan

politik (siya>siy>an), ekonomi (iqtis}a>diy>an), sosial (ijtima‘iy>an),

budaya (thaqa>fiy>an) dan lain sebagainya. Islam hadir sebagai

kekuatan umatnya menjadikan kekuatan politik, ekonomi, sosial dan

budaya yang sesuai dengan syariat Allah. Kekuatan ini dapat

menghindar umat Islam memeluk akidah Islam secara bebas, tanpa

278Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 317.

279Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 46.

280Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

281Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 18.

Page 366: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 351

ada halangan dari penguasa (la> ya’tarid} laha>’ al-sult}a>n). Selanjutnya,

untuk menegakan tatanan sosial, ekonomi, politik Islam

memberikan kebebasan bertindak setelah melenyapkan kekuatan

pamaksa baik bersifat politik murni maupun bercampur dalam satu

unsur etnis.282

Oleh karena itu, manhaj yang dingunakan adalah

manhaj yang sesuia sengan syaraiat islam. Konsep manhaj Qutb

tersebut berdasarkan QS. al-Nisa>’: 76.

الطاغوت سبيل ف ي قاتلون كفروا والذين الل سبيل ف ي قاتلون آمنوا ذين ال ]76/النساء] ضعيفا كان الشيطان كيد إن الشيطان أولياء ف قاتلوا

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah”.

Berdasarkan ayat di atas, menurut Qutb penetapan manhaj

Allah bagi kehidupan manusia berarti penolakan terahadap syaitan.

Hal tersebut karena menurut Qutb tidak bisa bersamaan ada dalam

kehidupan seseorang atau golongan tertentu hidup dengan hak dan

batil. Bentuk yang hak harus selalu menguasai yang batil (la>

yata>‘asy bain al-h}aq wa al-ba>t}il fi> al-ard}).283 Padahal, menurut Qutb

semua manusia itu adalah hamba Allah saja dan harus bebas dari

penyembahan selainNya. Tidak boleh ada seorang pun yang

menetapkan hukum buat mereka dengan syariat yang berasal dari

manusia.284

Sesungguhnya motif (membebaskan manusia dari

penyembahan manusia terhadap manusia menuju penyembahan

kepada Allah) sudah cukup bagi muslim mengajak sesama muslim

282Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 10.

283Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 14.

284Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 14.

Page 367: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

352 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

pergi berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah, sehingga

keadaan agama semuanya untuk allah (yaku>n al-di>n kuluh lilla>h).285

9. al-H{izb (H{izb Alla>h, H{izb al-Syait}a>n)

Menurut Qutb setiap orang yag beriman adalah orang yang

mendukung menerima misi dakwah fi sabilillah dengan penerimaan

yang baik, kemudian secara tidak langsung mereka secara otomatis

masuk dalam keanggotaan jamaah Islam (al-jama>‘ah al-isla>miy>ah)

atau partai Islam (al-h}izb al-Isla>mi>). Menurut Qutb tidak perbedaan

di antara mereka (la> faraqa bain al-dha>lik) baik berkulit merah

ataupun hitam (al-ah}mar minhum aw al-as-wa>d), kaya maupun

miskin (al-ghaniy> minhum aw al-faki>r), semuanya adalah sama (la>

fad}la ummah ‘ala> ummah aw li t}abaqah ‘ala> ukhra>’). Memahami

bahwa yang membedakan mereka adalah nilai ketakwaannya kepada

Allah.286

Selain takwa, tidak ada kelebihan bagi satu umat atas umat

lain, atau bagi satu etnis atas etnis lain. Dengan demikian,

terbentuklah partai internasional yang menurut Islam wahyu disebut

dengan h}izb Alla>h atau partai Allah.287

Partai atau golongan Allah

yang berada dalam barisan fi sabilillah dan menurut Qutb, kelak

akan menjadi umat terbaik disisi Allah.288

Sebagaimana dalam QS.

al-Imra>n: 110.

285Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 14.

286Manusia yang paling dimuliakan di sisi Allah dari tingkat ketakwaannya

sebagaimana dalam QS. al-H{ujura>t: 13.“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

287Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 31.

288Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 31.

Page 368: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 353

تم هون بلمعروف تمرون للناس أخرجت أمةر خي ر كن المنكر عن وت ن ]110/عمران آل] بلل وت ؤمنون

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Berdasarkan ayat di atas, menurut Qutb, partai atau golongan

Allah tersebut terbentuk dengan menghapuskan peraturan-peraturan

hukum yang tidak berlandaskan kaidah-kaidah Islam. Lalu

menggantinya dengan peraturan-peraturan yang berlandaskan

kaidah Islam, yaitu tujuan untuk mencapai khair ummah seperti

ayat di atas. Di antara menuju khair umah harus ada beberapa

tahapan: Pertama, jangan lah mengira h}izb Alla>h semata-mata

kelompok pemberi nasihat dan pemberi kabar gembira, yang

memberi nasihat kepada manusia di mesjid, menyeru mereka untuk

mengkuti madzhab dan aliran tertentu, dengan khutbah-khutbah dan

ceramah-ceramah saja. Tidak demikian menurut Qutb, tetapi ia

adalah h}izb (kumpulan manusia) yang diwujudkan Allah untuk

membawa panji-panji kebenaran dan keadilan dengan tangannya.

Tidak terlepas juga dalam memberantas kezaliman dan kerusakan

serta tindakan terkutuk lainnya di bumi. Kemudian melenyapkan

Tuhan-tuhan palsu yang congkak dan menyombongkan diri di muka

bumi secara tidak benar dan mengangkat diri–diri meraka sebagai

Tuhan-tuhan selain Allah.289 Fenomena tersebut merupakan suatu

hal yang menyimpang dari manhaj Allah (mu‘azzil ‘an

manhajilla>h).290

Kedua, partai atau golongan tersebut menegakkan sistem

hukum dan pembangunan yang shaleh dengan tujuan kemaslahatan

di dunia dan di akhirat yang dapat menaungi orang tinggi

289Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Anfa>l, 31.

290Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 9.

Page 369: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

354 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kedudukannya ataupun rendah, kaya ataupun miskin. Dengan

klasifikasi sosial yang beragam tetapi memiliki tingkat ketakawaan

dan keshalehan dalam rangka mencari jalan kebaikan untuk berjuang

dan berdakwah di jalan Allah. Sebagaimana dalam QS. al-Anfa>l: 39.

نة تكون ل حت وقاتلوهم ين ويكون فت ]39/النفال] لل كله الد

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan

supaya agama itu semata-mata untuk Allah”

Ketiga, golongan ini memiliki kekuasaan untuk mengatur

urusan dan mengendalikan pemerintahan. Sebab, sistem

pembangunan masyarakat yang amburadul tidak didasarkan pada

kaidah-kaidah permusuhan dan keruskan di muka bumi. Lebih

jelasnya, menurut Qutb setidak menghilangkan metode-metode

manusia yang menyimpang dari syariat (manhaj al-syait}a>n). 291

Penolakan tersebut diwujudkan salah satunya dengan

menghilangkan metode-metode yang bersifat duniawi mana>hij al-

syait}a>n dan menggantikannya dengan metode-metode yang islami

manhaj Alla>h yang dibentuk dalam manhaj h}arakah al-isla>miy>ah.292

Menurut Qutb, pemuda-pemuda Islam lah atau rija>l al-di>n salah

satunya sebagai pilar para pemburu syaitan yang Qutb istilahkan

dengan mut}aradah al-syait}a>n. Oleh karena itu, segala pendekatan-

pendekatan yang banyak dipengaruhi oleh syaitan adalah salah satu

bentuk pendekatan syaitan atau madkhal al-syait}a>n sebagai salah

satu metode masuknya segala aktifitas manusia kepada sabi>l al-

syait}a>n.293

Di sisi lain, menurut Qutb berdasarkan dua golongan di atas

(h}izb alla>h dan h}izb al-syait}a>n) manusia tebagi menjadi umat yang

beragam (al-umam al-mukhtalifah) baik dari segi status generasi

291Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 74.

292Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 18.

293Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 17.

Page 370: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 355

umat (al-ajya>l) dan kultur kehidupan (al-ajna>s). Dalam golongan

tersebut, terbagi dalam kelompok yang beriman (al-ladhi>n ’a>manu>’)

dan kafir (al-ladhi>n ka>faru>’). Kedua hal tersebut sebenarnya yang

membedakan derajat di sisi Allah. Menurut Qutb, kedua kelompok

tersebut merupakan dua partai atau golongan yang berbeda, yaitu

partai atau golongan Allah (h}izb alla>h) bagi mereka yang beriman

dan partai atau golongan syaitan (h}izb al-syait}a>n) bagi meraka yang

kafir. Semua kategori baik dalam cakupan individu, kelompok,

masyarakat, budaya bangsa akan terbagi dalam kedua kelompok

tersebut.294

Kemudian kedua golongan tersebut akan mendapatkan

balasannya masing-masing. Sebagaimana dalam QS. al-Syura>: 7.

]7/الشورى] السعي ف وفريق النة ف فريق فيه ريب ل المع ي وم وت نذر

“serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk jahannam”

Berdasarakan ayat diatas, ada dua golongan manusia secara

universal diakhirat nanti, yaitu golongan yang masuk surga (h}izb

alla>h) dan golongan yang masuk neraka (h}izb al-syait}a>n).295 Dalam

masing-masing partai tersebut terdapat kelompok-kelompok kecil,

perkumpulan, perkumpulan dan beragam partai. Tidak aneh jika

294Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-J>athiyah, 302.

295Terkait dengan Partai Allah dan Partai Syaitan, juga diungkapkan Habib

Rizieq Shihab ketua FPI yang mendesak MPR untuk mengamandemen pasal 29.

Dia mengatakan bahwa di dunai ini hanya ada dua partai, yakni partai Allah dan

partai Syaitan. Dengan kata lain, partai Allah adalah partai yang menerapkan

sistem syariah Allah, sementara partai syaitan adalah partai yang tidak menerapkan

syiariat Allah. Menurutnya, jika partai-partai dalam MPR mengajukan amandemen,

mereka menjadi partai Allah. Jika tidak, meraka adalah partai-partai syaitan. PDIP,

PBB, PAN, PPP, dan Fraksi TNI/Porli adalah partai Syaitan jika mereka menolak

syariah (masuk dalam UUD). Oleh karena itu, umat Islam tidak perlu berpartisipasi

dalam pemilu 2004. Lebih jelasnya, lihat dalam Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisispasi Politik di Indonesia Pasca Orde Baru (Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), 83.

Page 371: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

356 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dalam kelompok surga terdapat beberapa kelompok dan partai yang

satu sama lain berdekatan dalam kebenaran. Namun, di samping itu,

ada beberapa golongan atau kelompok dalam partai yang berdekatan

akan mendapatkan cela dari Allah.296

Berdasarkan hal tersebut,

terdapat golongan atau partai kafir dan sesat yang substansinya

tidak berbicara tentang kelompok yang beragam pendapat dan

pandangannya dalam satu partai yang besar, partai orang yang

beriman atau partai Allah Swt.297

Sebagaimana dalam QS. al-

Muja>dalah: 19.

إن أل الشيطان حزب أولئك الل ذكر فأنساهم الشيطان عليهم استحوذ ]19/المجادلة] الاسرون هم الشيطان حزب

“Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi”.

Berdasarkan ayat di atas, golongan syaitan di antaranya

adalah mereka orang munafik yang menjalin kerjasama dengan

kaum Yahudi dalam rangka melakukan tipu daya (al-kaid) dan

mengungkapkan bahwa kekuatan Islam sudah besar dan kuat. Oleh

karena itu, mereka mengaku berserah diri terhadap Islam, namun

mereka sebenarnya berlindung dalam sumpah palsu mereka (al-

kadhab wa al-inka>r) itulah sebagian golongan syaitan dari sebagian

orang-orang munafik dengan tujuan menjauhkan manusia dari jalan

Allah.298

296Yusuf Qardawi, Berinreaksi dengan al-Quran. Penerjemah Abdul Hayyie

al-Kattani (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 46-462.

297Yusuf Qardawi, Berinreaksi dengan al-Quran. Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, 46-462.

298Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Muja<dilah, 18.

Page 372: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 357

Menurut Qutb, mereka yang manjauhkan diri dari jalan Allah,

benar-benar seluruh jiwa dan kehidupannya telah dikuasai syaitan

(faqad istaula>’ ‘alaihim al-syait}a>n). Oleh karena itu, dengan

dikuasainya hati dan pikiran mereka, maka secara tidak disadari

mengakibatkan mereka lupa terhadap Allah (fa’ansa>hum

dhikrulla>h). lupa terhadap Allah dengan demikian mengakibatkan

hatinya akan semakin rusak dan akan semakin keras membatu.

Inilah menurut Qutb yang termasuk dalam dalam partai atau

golongan syaitan (’ula>’ika h}izb al-syait}a>n).299 Selanjutnya, dampak

lain dari golongan tersebut adalah akan terpaku dalam

berbagaimacam bentuk kemaksiatan, baik hatinya, pikirannya atau

prilakunya. Menurut Qutb, golongan tersebut akan semakin dekat

dengan kerugian, Qutb mengungkapkan (‘ala>’ inna h}izb al-syait}a>n

hum al-kha>siru>n).300

10. Istisyha>d (Syahi>d)

Performansi bahasa Qutb terkait istisyha>d

berhubungan dengan kemuliaan atau puncak kemuliaan seoarang

mukmin. Dikatakan sebagai puncak kemuliaan karena syahid

merupakan jalan pintas seorang mukmin untuk langsung menuju

nikmat yang utama dan abadi, yaitu mendapatkan surgaNya di

akhirat kelak.301

Menurut Qutb, tidak semua mukmin akan

mendapatkan derajat syahid karena derajat tersebut didapatkan

dengan jihad di JalanNya dengan berbagai macam konteks

lingkungan yang ada. Termasuk jihad dalam menghilangkan

berbagaimacam bentuk thagut. Manurut Qutb, seorang mukmin

yang syahid adalah sebagian dari golongan Allah (h}izb Alla>h) yang

299Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Muja<dilah, 19.

300Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Muja<dilah, 19.

301Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 173.

Page 373: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

358 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

berjihad di jalanNya melawan beebagaimacam bentuk thagut (h}izb

al-syait}a>n). Sebagaimana dalam QS. al-Nisa>: 76.

الطاغوت سبيل ف ي قاتلون كفروا والذين الل سبيل ف ي قاتلون آمنوا لذين ]76/النساء] ضعيفا كان الشيطان كيد إن الشيطان أولياء ف قاتلوا

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”

Berdasarkan ayata di atas, menurut Qutb untuk Islam yang

(rah}matan li al-‘a>lami>n) harus didukung dengan banyaknya

kebangkitan, timbulnya kesadaran dan bergeloranya rasa semangat

di kalangan muda mudi yang menyadari tidak ingin masuk kepada

partai syaitan. Bahkan untuk menghilangkan partai tersebut, mereka

rela berguguran jatuh sebagai syuhada di seluruh tanah air Islam

sebagai anggota h}izb Alla>h atau partai Allah. Tidak ada

kemenangan yang diharapkan selain hidup terhormat sebagai

anggota partai Allah, atau mati syahid membela kebenaran

ajarannya syahi>d.302

Dengan partai ini, menurut Qutb umat Islam

akan bersuka cita akan kemenangan yang dijanjikanNya. Sementara

itu, kaun zalim yang termasuk bagian dari partai syaitan, merka

akan sadar betapa kuat dan perkasanya Allah Swt, dan akan

merasakan balasannya di akhirat.303

Jargon “hidup setelah mati” menjadi semboyan dan motivasi

yang sangat kuat dari seorang mukmin yang menjadi bagian

golongan Allah. Oleh karena itu, bukan ketakutan yang mereka

rasakan, akan tetapi keberanian yang sangat mendalam karena akan

segera hidup di sisiNya. Sebaliknya, golongan syaitan akan

302Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 173.

303Muhammad Na’im Yasin, Kenapa Takut Kepada Islam (Jakarta: Gema

Insani Press, 1988), 65.

Page 374: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 359

merasakan banyak ketakutan, karena mereka menghadapi golongan

yang tidak mempunyai ketakuan dalam berjihad. Mereka akan

banyak merasakan kebimbangan dan kegelisahan karena banyak

kekhawatiran duniawi yang akan hilang dari tangan-tangan mereka.

Kerugian yang lainnya adalah mereka akan mendapatkan siksaan

yang abadi di akhirat kelak. Keyakinan Qutb akan kehidupan setelah

kematian, sebagaimana dalam QS. al-Baqarah 154.304

تشعرون ل ولكن أحياء بل أموات الل سبيل ف ي قتل لمن ت قولوا ول ]154/البقرة]

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang

gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.305

Menurut Qutb, di antara orang-orang yang terbunuh itu ada

yang menjadi syahid di jalan Allah karena berjuang di medan

kebenaran. Para syuhada>’ terbunuh dalam kondisi mulia, dicintai,

dan dibersihkan krikil noda-nodanya oleh Allah. Memang secara

kasat mata atau dalam pandangan dunia indrawi mereka para

syuhada>’ yang sudah mati. Tapi, hakikat kebenarannya adalah

mereka senantiasa hidup. Menurut Qutb, hakikat mansuia tentang

304Hidup setelah mati juga banyak dipahami oleh para Qutbian, mereka

beranggapan bahwa jargon tersebut memang benar adanya. Akan tetapi ada fakta

lain yang bisa dibuktikan dari jargon di atas, yaitu ide-ide Qutb yang senantiasa

hidup dan terus menyebar menjadi salah fondasi jihad bagi para mujahid dalam

memahami makna jihad dan syahid. Ide-ide Qutb menjadi suatu karya yang tidak

bisa dibunuh bahkan dihilangkan. Terbukti, meskipun Qutb dipenjara oleh rezim

Naser, tetapi gagasan-gagasannya tetap hidup dan memberikan semangat rija>l al-di>n untuk masuk dan menjadi bagian h}izbulla>h. Bahkan ketika Qutb syahid pun

melalui tulisan-tulisannya, ide-ide Qutb semakin hidup dan menyebar ke berbagai

negera Islam dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

305yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana

mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah

yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.

Page 375: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

360 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

hidup dan mati tidak bisa ditinjau dari masalah fisik dan jasadi saja,

yang terpenting adalah mereka hidup dalam pandangan Allah.

Mereka terbunuh secara indrawi, tetapi hakikat hidup dan mati

bukan ditentukan oleh pandangan lahir akan tetapi mereka hidup

yang senantiasa mendapatkan kehidupan yang indah di sisi Allah.

Kehidupan tersebut akan diraih oleh para syuhada gugur dalam jihad

mengakkan agama dan syariatNya, mereka adalah para syuhada

yang sudah pasti namanya akan tetap dikenang dan api semangatnya

akan terus menurunkan semangat bagi para mujahidin Islam

selanjutnya.306

Menurut Qutb, para syuhada senantiasa hidup di sisi Allah

dengan corak alam kehidupan yang tidak bisa tercapai oleh

pandangan dan pikiran manusia yang serba terbatas. Menurut Qutb,

hanya Allah yang mengetahuinya. Sesuai dengan pandangan ayat di

atas, terhadap orang yang mati syahid dalam perjuangan

menegakkan kalimatullah dalam syarait. Mereka adalah suci, oleh

karena itu mereka tidak dimandikan dan dikuburkan dengan

pakaianan tanpa berkafan. Hal tersebut tidak lain karena tujuan dari

memandikan adalah untuk mensucikan, sedangkan para syuhada

masih dalam kedaan suci, karena mereka masih hidup. Bahkan,

pakaiannya tidak perlu digantikan karena mereka masih hidup dan

akan diulanjutkan kehidupannya di alam lain.307

Para mujahid yang syuhada adalah hidup. Sehingga, dengan

terbunuhnya mereka tidak perlu meresahkan dan menyusahkan hati

orang yang masih hidup. Hidup dalam arti para mujahdidn yang

syahid ini menamani dan meneyertai mujahid selanjutnya yang

masih hidup.308

Selanjutnya, Qutb menegaskan bahwa para syuhada

itu adalah para mujahid yang terbunuh di jalan Allah dan hanya di

306Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Baqarah, 156.

307Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Baqarah, 156.

308Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Baqarah, 156.

Page 376: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 361

jalan Allah semata. Yakni, di jalan kebenaran yang diturunkan

Allah, berada dalam manhaj yang disyariatkan Allah, dan di jalan

agama Islam yang dipilih Allah. Hanya di jalan ini, tidak ada jalan

lain atau di bawah panji-panji lain. Tidak ada campur tangan dengan

tujuan atau tujuan syiar syiar lain.309

Itulah menurut Qutb cakupan

dari jiha>d fi> sabi>lilla>h. Berdasarkan Hadist yang Qutb kutip:

من قاتل لتكون كلمة الله هى العليا فهو فى سبيل الله “orang yang berperang untuk menjunjung tinggi agama Allah, maka itulah yang disebut fi sabilillah”310

Menurut Qutb selanjutnya, bahwa kaum Yahudi adalah salah

satu kaum yang bersifat mutha>qil (bodoh), karena mereka

merupakan salah satu golongan yang segala aktifitasnya didasarkan

atas metode syaitan (manhaj al-syait}a>n), Qutb mengistilahkannya

dengan yaza>l al-yahu>d fi> nasya>t}ihim al-syait}a>n. Oleh karena itu,

mereka yang berjihad dan gugur di medan perang karena jihad fi

sabilillah adalah mati dalam kedaan syahid. Seperti saudara

seperjuangannya di Ikhwanul Muslimin yang menurutnya mati

dalam keadaan syahid, yaitu akhi>h al-syahi>d Hasan al-Banna>’.311 Hal

tersebut tidak terlepas dari semangat ghairah Qutb untuk

menghilangkan kesulitan-kesulitan dengan metode jihad, sehingga

rela mengahadapi kematian karena mempertahankan prinsip-prinsip

Islam, fenomena tersebut Qutb istilahkan dengan huw al-juhd al-

masyaqqah wa al-jiha>d wa al-isytisyha>d.312

Terkait kata istisyha>d, Qutb juga menguhubungkannya

dengan konteks kenegaraan. Hubungan tersebut tidak lain bahwa

melalui negara, umat Islam bisa jihad dan mendapatkan

309Sayyid Qutb, Tafsi>r Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n: Su>rah al-Baqarah, 157.

310HR. Imam Malik, Bukhori dan Muslim.

311Sayyid Qutb, Lima>dha>’ A‘dumu>ni>?, 12.

312Sayyid Qutb, Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q, 171.

Page 377: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

362 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kesyahidannya. Hal tersebut juga menandakan pemikiran Qutb yang

tidak memisahkan antara agama dan negara atau antara agama dan

politik. Qutb berpendapat bahwa al-istisyha>d fi sabi>l al-bila>d adalah

berjihad memperjuangkan hukum Islam dalam suatu Negara.

Tujuannya adalah kedaulatan hukum Negara harus berada di bawah

kedaulatan syariat Islam.313

Atau bagi Qutb, tidak dapat dielakan

lagi bahwa Islam harus memerintah, karena Islam adalah satu-

satunya ideologi konstruktif dan positif, yang lebih sempurna dari

agama Nasrani dan komunisme yang melampaui semua Tuhan

mereka dalam mencapai keseimbangan dan integrasi.314

Qutb melihat Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi yang

bertujuan mewujudkan kembali dan melindungi masyarakat politik

Islam.315

Aktivitas Ikhwanul Muslimin sangat mengesankan Qutb

dan membuatnya percaya bahwa Ikhwanul Muslimin merupakan

suatu visi Islam sejati, yang dipadu dengan niat dan kemampuan

untuk membuat visi itu menjadi realitas praktis di dunia.316

Masa di

mana terjadi pergulatan dan konflik politik di dalam negeri Mesir

yang sangat dipengaruhi oleh konteks politik global pada masa itu,

yakni pengaruh penjajah (Eropa dan Barat) yang berusaha

melakukan hegemoni tidak hanya di Mesir tetapi juga di negara-

negara Islam yang memang sedang dalam kondisi terpuruk.

Pemikiran Qutb adalah salah satu contoh transmisi pengetahuan

tentang Islam yang ditranslokalkan. Elemen-elemen lokal kemudian

313Sayyid Qutb, Ma‘rakatuna>’ Ma‘a al-Yahu>d, 117.

314Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, 50.

315Sebagaimana dalam performansi bahasa Qutb al- H{arakah isla>miy>ah ka h}arakah al-ikhwa>n al-muslimi>n. Lihat Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 14.

316Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 307. Menurut

Qutb, hal tersebut harus diimbangi dengan pemuda muslim yang bersih dan saling

berpegang teguh dalam ahlak (Asba>b al-muslim al-naz}i>f al-mutama>sik al-akhla>q). Lihat Sayyid Qutb, Lima>za> A’dumu>ni>?, 31.

Page 378: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 363

ditarik pada sebuah asumsi general yang berlaku di banyak wilayah.

Pemikiran Qut\b yang lahir di Mesir masuk ke negara-negara dan

tidak jarang menjadi pondasi ideologi gerakan penentangan yang

masif dan terkadang radikal.317

Berdasarkan performansi bahasa Qutb di atas, mulai dari

performansi Qutb tentang al-jiha>d (jihad), al-da‘wah (dakwah), al-

ja>hiliy>ah (jahiliyah), al-h}akimiy>ah (kedaulatan), al-qiya>dah

(pemimpin) niz}a>m al-isla>m (sistem Islam), al-mujtama‘ al-isla>m

(masyarakat Islam), al-h}izb (golongan atau partai), al-ma‘rakah

(peperangan) dan al-istisyha>d (syahid). Penulis berpendapat bahwa

adanya relepansi antara performansi bahasa Qutb dengan struktur-

struktur kompetensi ide-ide Qutb (internal speech atau deep

structure) yang membentuk fonologi atau performansi (external

speech atau surface structure) menjadi sebuah kesatuan morfologi,

frasa dan sintaksis, sehingga performansi menimbulkan makna-

makna yang dibentuk dari performansi yang sesuai dengan

perkembangan kompetensinya. Baik mulai dari fase sastra, fase

sosial, fase politik sampai pada fase pemikiran sebagai salah satu

faktor yang menyebabkan Qutb semakin dikenal dengan

radikalisme, tendensius dan bersifat provokatif.

Performansi bahasa merupakan aspek bahasa sebagai bagian

dari gambaran struktur permukaan bunyi-bunyi bahasa. Bunyi

bahasa yang selama ini diproduksi oleh manusia termasuk bahasa

tulis, merupakan bahasa-bahasa yang dibentuk oleh kebudayaan.

Kebudayaan memiliki koherensi dan afiliasi dengan perkembangan

prilaku dan pemikiran seseorang. Oleh kerena itu, kebudayaan ikut

serta dalam menentukan kaidah-kaidah sintakis yang dibentuk

lingkungan di sekitarnya oleh kolektifitas frasa dan kata

(kompetensi bahasa atau pengetahuan seorang penutur terhadap

bahasanya). Bunyi atau huruf sebagai tanda performansi bahasa

317Zunly Nadia, “Akar-akar Radikalisme Islam dalam Tafsir Fi Dilal al-

Quran karya Sayyid Qutb” Jurnal Studi Islam Vol 18, No. 2, (2012): 322.

Page 379: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

364 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dibentuk oleh kompetensi menjadi sebuah kata, frasa, atau kalimat

yang bermakna sesuai di mana kompetensi tersebut berkembang dan

berkaitan dengan lingkungan di sekitarnya. Perkembangan

kompetensi dan performansi Qutb berkembang secara saling

mengisi satu sama lain, Perkembangan tersebut dapat dilihat dalam

gambar 35 berikut.

Gambar 35

Kompetensi dan Performansi Bahasa Qutb

Struktur Dalam Internal Speech

Struktur Luar External Speech

Struktur Permukaan Mulut

Gambar di atas berdasarkan kontekstualisasi performansi

bahasa Qutb, menunjukan adanya keterkaitan antara bahasa yang

satu dengan bahasa yang lainnya. Seperti ketika performansi Qutb

dalam konteks jihad, Qutb juga banyak mengungkapkan bahwa

jihad itu menuju niz}a>m isla>mi (sistem islam)>, jihad juga

berhubungan dengan h}arakah (pergerakan) dan ma‘rakah

(peperangan) tergantung siapa yang menjadi musuh seorang muslim.

Selanjutnya performasni bahasa Qutb mengenai niz}a>m al-isla>m,

Qutb mengaitkannya dengan konteks yang lainnya. Seperti niz}a>m

al-isla>m yang jauh dari unsur-unsur jahiliyah (‘ana>s}ir al-ja>hiliy>ah).

Rumus Sintaksis

Rumus frasa

Rumus Fonologi

Rumus morfologi

Kom

pet

ensi

Bahasa

Performansi bahasa

Mak

na

Page 380: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 365

Qutb juga membahas tentang al-h}a>kimiy>ah atau kedaulatan Allah

Swt. yang tidak ada tandingannya baik dari manusia atau sifat-

sifatnya. Performansi Qutb tentang al-qiya>dah (pemimpin) juga

berhubungan dengan performansi yang lainnya, seperti pemimpin

yang menggunakan sifat-sifat jahiliyah (al-qiya>dah al-ja>hiliy>ah)

yang harus segera diganti dengan pemimpin yang menggunakan

sistem dan sifat-sifat Islam (al-qiya>dah al-isla>miy>ah).

Qutb juga menyinggung tentang pemimpin Islam juga

berhubungan dengan al-h}a>kimiy>ah (kedaulatan), sebagai dasar

dalam kepemimpinannya. Sedangkan ketika menyangkut tentang al-

h}a>kimiy>ah, Qutb juga menghubungkan dengan jahiliyah yang

menentang kedaulatan Tuhan. Ketika membahas tentang jahiliyah,

Qutb juga menghubungkannya dengan niz}a>m al-isla>m dan pemimpin

atau qiya>dah yang memberlakukan sistem-sistem Islam bagi

rakyatnya. Sedangkan ketika membahas dakwah, Qutb juga tidak

melepaskannya dari jihad (al-jiha>d) yang salah satunya dilakukan

dengan al-ma‘rakah (peperangan) dengan musuh Islam, baik musuh

dari luar (al-ka>firi>n) ataupun musuh dari dalam (al-muna>fiqi>n).

Mengenai niz}a>m al-isla>m, Qutb juga menghubungkan dengan yang

di dalamnya harus ada pemimpin Islam (qiya>dah al-isla>miy>ah) dan

terbebas dari unsur-unsur jahiliyah (‘ana>s}ir al-ja>hiliy>ah).

Performansi bahasa Qutb juga menunjukan adanya keritikan

tajam Qutb dan solusinya. Seperti performansinya dalam kata “al-

jihad”, Qutb mengungkapkannya dengan difa>‘iy>ah dan indifa>‘.

Kedua kata tersebut Qutb gunakan dalam kata jihad. Pertama, jihad

yang bersifat difa>‘iy>ah, sekarang sudah menjadi bentuk jihad yang

diaplikasikan kebanyakan muslim pada umumnya. Kedua, jihad

yang bersifat indifa>‘, bentuk jihad yang harus ditempuh ketika jihad

difa>‘iy>ah sudah tidak efektif. Selanjutnya, performansi Qutb dalam

kata “al-niz}am”, Qutb mengungkapkannya dengan al-tasyri>‘ dan

fa>sid. Kedua kata tersebut

Page 381: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

366 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Qutb gunakan dalam kata al-niz}a>m. Pertama, sistem dalam

bentuk niz}a>m fa>sid, yaitu sistem yang membawa manusia kepada

bentuk thagut. Kedua, al-niz}a>m al-tasyri>‘, yaitu sistem yang harus

digunakan dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan

menggantikan niz}a>m fa>sid.

Performansi bahasa Qutb selanjutnya adalah tentang al-

qiya>dah. Qutb mengungkapkannya dengan syar’iy>ah dan ja>hiliy>ah.

Kedua kata tersebut Qutb gunakan dalam kata pemimpin. Pertama,

pemimpin yang bersifat al-ja>hiliy>ah yang thagut dan jauh dari nilai-

nilai syariat Islam. Kedua, pemimpin yang bersifat al-syar‘iy>ah yang

sesuai dengan syariat Islam. Pemimpin yang bersifat al-syar’iy>ah

harus dijadikan sebagai solusi dan menggantikan pemimpin yang

bersifat al-ja>hiliy>ah. Selanjutnya, performansi bahasa Qutb dalam

kata al-h{a>kimiy>ah, Qutb mengungkapkannya dengan al-‘ulya>’ dan

al-basyar. Pertama, kedaulatan manusia, sebagai bentuk kedaulatan

yang salah. Hal tersebut, karena tidak ada hukum buatan manusia

yang bisa mengatur seluruh aspek kegiatan manusia di muka bumi.

Kedua, kedaulatan yang utama yaitu kedaulatan Allah Swt.

Kedaulatan Allah tidak bisa digantikan dengan kedaulatan apapun

dan siapapun. Oleh karena itu, kedaulatan al-basyar harus segera

digantikan dengan kedaualatan al-u>la>’ sebagai kedaualatan yang

benar dan membawa kebahagiaan di dunia dan akhriat.

Performansi Qutb selanjutnya adalah kata al-ja>hiliy>ah. Qutb

mengungkapkannya dengan al-hadi>thah dan al-u<la<’. Kedua kata

tersebut Qutb gunakan dalam kata jahiliyah. Pertama, jahiliyah

dalam bentuk al-u<la<’. Menurut Qutb jahiliyah dalam bentuk ini

adalah keadaan jahiliyah sebelum datang Islam. Kedua, jahiliyah

dalam bentuk al-h}adi>thah. Menurut Qutb, jahiliyah dalam bentuk ini

adalah kedaan jahiliyah pada masa modern yang tidak terasa bentuk

jahiliyahnya seperti jahiliyah zaman dahulu. Selanjutnya,

performansi Qutb dalam kata al-da‘wah. Qutb mengungkapkannya

dengan’amr ma‘ru>f dan nahyi> al-munkar. Menurut Qutb, frasa ’amr

Page 382: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Relevansi Kompetensi Ideologi dan Performansi Bahasa Sayyid Qutb 367

ma‘ru>f harus disertai dengan nahyi> al-munkar sebagai tanda jihad

itu bersifat ofensif.

Performansi bahasa Qutb selanjutnya adalah kata al-

mujtama‘. Qutb mengungkapkannya dengan al-isla>m dan al-

ja>hiliy>ah. Kedua kata tersebut Qutb gunakan dalam kata al-

mujtama‘. Pertama, al-mujtama‘ dalam bentuk al-ja>hiliy>ah. Menurut

Qutb, masyarakat dalam bentuk ini adalah masyarakat yang tidak

menggunakan undang-undang Allah dalam sistem kehidupannya.

Kedua, al-mujtama‘ dalam bentuk al-isla>m. Menurut Qutb,

masyatakat dalam bentuk Islam adalah masyarakat yang

menggunakan sistem Islam dalam sistem kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, al-mujtama’ al-jahiliyah harus diganti dengan al-

mujtama‘ al-Isla>m. Selanutnya, performansi Qutb dalam kata al-

h}izb. Qutb mengungkapkannya dengan Alla>h dan al-syait}an.

Menurut Qutb, hizb dalam bentuk al-syaitan merupakan golongan

yang dalam segala bentuknya kegiatan sehari-harinya tidak

menerapkan syariat Allah. Sedangkan h}izb Alla>h merupakan

golongan yang menerapkan syariat Allah. H{izb al-syait}a>n harus

segera diganti dengan h}izb Alla>h.

Page 383: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

368 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Page 384: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

369

BAB VI

Penutup

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam disertasi ini menunjukkan bahwa semakin

kuat kompetensi ideologi seseorang akan semakin berpengaruh

terhadap aktualisasi performansi bahasanya. Oleh karena itu,

berdasarkan kesimpulan di atas, hasil disertasi ini, sesuai dengan

data yang ditemukan penulis, di antaranya:

Pertama, terdapat kaitan yang berkesinambungan antara

kompetensi Qutb sebagai internalisasi bahasanya dengan

performansi Qutb sebagai eksternalisasi bahasanya. Fenomena

tersebut diakibatkan oleh adanya saling keterpengaruhan antara

keduanya (kompetensi terhadap performansi dan performansi

terhadap kompetensi).

Kedua, kompetensi ideologi Qutb mengalami perubahan

secara gradual sesuai dengan lingkungan dia berkembang. Qutb

banyak menerima pengaruh dari luar, sehingga membentuk

kepribadian dan kompetensinya. Perkembangan bahasa Qutb, sesuai

dengan perkembangan kompetensinya mulai dari fase al-Quran, fase

sastra, fase sosial, fase politik dan pemikiran. Fase-fase kompetensi

Qutb tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam

kehidupannya, seperti Qutb Ibrahim dan Fatimah Husain Usman,

Abbas Mahmud al-‘Aqqad, Hasan al-Banna, Ibnu Taimiyah dan Abu

A’la al-Maududi. Selanjutnya, kompetensi Qutb juga menjadi

stimulus bagi lingkungan sekitarnya, hal tersebut disebabkan Qutb

memiliki pengaruh yang kuat dalam revivalisme Islam. Oleh karena

itu, kompetensi Qutb pada tahap selanjutnya juga menjadi stimulus

bagi kompetensi-kompetensi yang lainnya. Seperti tokoh-tokoh

Page 385: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

370 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Islam Omar Abdul rahman, Osama bin Laden, Imam Samudra,

Zawahiri, dan Muhammad al-Faraz.

Ketiga, perkembangan kompetensi ideologi Qutb secara

gradual diikuti juga dengan perkembangan performansi bahasanya.

Perkembangan performansi bahasa Qutb bisa dilihat dalam karya-

karyanya yang berasal dari setiap fase perkembangan

kompetensinya. Seperti kompetensi al-Qur’an yang sesuai dengan

karyanya al-Tas}wi>r al-Fann al-Qur’a>n (2002) dan Masya>hid al-

Qiya>mah fi al-Qur’a>n (2002). Fase sastra al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh

wa Mana>hijuh (2003). Fase sosial al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-

Isla>m (1995). Fase politik dan pemikiran Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q (1979)

dan Tafsi>r Fi Z{ila>l al-Qur’a>n (1992). Performansi Qutb dirasakan

semakin tendensius ketika masuk dalam fase politik dan pemikiran

atau ketika Qutb sudah kembali dari Negara-negara Barat dan

pulang ke Mesir bergabung dengan Ikhwanul Muslimin. Seperti

dalam karya-karyanya pada fase sosial, politik dan pimikiran adalah

‘Ada>lah al-Ijtima>’iy>ah fi al-Isla>m (1995), Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q

(1979), Tafsi>r Fi Z{ila>l al-Qur’a>n (1992) dan Limadha>’ A‘dumu>ni>

(1980) dan Ma‘rakatuna>’ Ma‘ al-Yahu>d (1993). Performansi bahasa

Qutb tersebut menjadi referensi utama dalam penulisan disertasi ini.

Keempat, Performansi bahasa Sayyid Qutb, menjadi kata

kunci Islam fundamental. Performansi bahasa Sayyid Qutb bersifat

tendensius, seperti tentang al-jiha>d (Jihad), niz}a>m al-Isla>m (Sistem

Islam), al-qiya>dah (Pemimpin), h>a>kimiy>ah (Kedaulatan), al-ja>hiliy>ah

(Jahiliyah), al-da‘wah (Dakwah), al-ma’rakah (Peperangan), al-

mujtama‘ al-Isla>m (masyarakat Islam), al-h}izb (Golongan atau

partai), al-istisyha<d (Syahid).

Kelima, kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini

berbeda dengan Lennerberg yang menyatakan bahwa bahasa

merupakan faktor biologis dan tidak ada hubungan antara bahasa

dengan kecerdasan. Pernyataan Lennerberg tersebut memiliki

persamaan dengan Bloomfield dalam aliran behaviorisme (al-

Page 386: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Penutup 371

Madhhab al-Sulu>ki>) yang menyatakan bahasa merupakan dari proses

nurture. Selanjutnya, kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian

ini mendukung Chomsky yang menyatakan bahwa bahasa terdiri

dari dimensi kompetensi dan performansi. Pernyataan Chomsky

tersebut dinyatakan dalam aliran rasionalisme (al-Madhhab al-

‘Aqla>ni>) yang sejalan dengan nativisme yang menyatakan bahasa

merupakan dari proses nature.

B. Saran

Pembahasan tentang transformasi bahasa yang mencakup

kajian psikolinguistik, terjadi pada setiap penutur dalam

berkomunikasi. Kompetensi dan performansi bahasa yang berbeda-

beda menjadi salah satu faktor permasalahan hubungan antara

bahasa dengan ideologi. Oleh karena itu, kajian dalam

psikolinguistik sangat luas dan masih dapat dikaji dalam berbagai

macam aspek. Selain itu, kajian tersebut terjadi dalam masing-

masing indiviudu penutur bahasa. Fenomena transformasi bahasa

pada seorang Sayyid Qutb adalah sebagian kecil adanya

kesinambungan antara internalisasi dan eksternalisasi. Masih

banyak kajian lainnya yang bisa dibahas dan dihubungkan dengan

transformasi bahasa, baik dari segi objek kajiannya ataupun dari segi

tema pembahasannya. Dengan adanya penelitian lebih lanjut,

diharapakan dapat memperkaya khazanah kajian psikolinguistik di

dunia akademik, khususnya tentang transformasi bahasa, sehingga

tidak hanya dikenal dalam konteks kebahasaan saja, tetapi dikenal

dalam ranah penelitian ilmiah. Oleh karena itu, saran penulis dalam

kajian ini adalah:

Pertama, untuk para peneliti dan akademisi dalam bidang

linguistik, bisa tertarik dan meningkatkan peneltian dalam bidang

psikolinguistik. Penelitian terkait hubungan antara internal speech

(bahasa dalam) dan external speech (bahasa luar) dapat dikaji lagi

studi banding antara seorang yang monolingual, bilingual dan

Page 387: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

372 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

multilingual. Atau antara seorang yang poliglot dan afasia. Atau

antara seseorang yang fasih dalam berbahasa dengan orang yang

terbata-bata.

Kedua, bagi pembelajar dan penggiat kebahasaan, teori-teori

yang dipelajari dalam perkuliahan bisa diaplikasikan secara empiris

dalam bentuk penelitian. Dengan adanya penelitian tentang bahasa

dan psikologi, merupakan salah satu bukti kematangan seorang

pembelajar bahasa yang seimbang antara teori-teori kebahasaan

dengan praktik penelitian fakta kebahasaan di lapangan.

Ketiga, untuk masyarakat pada umumnya, perlu diketahui

bahwa bahasa-bahasa sosial yang didengarkan selama ini,

sebenarnya dibentuk oleh bahasa dalam (internal speech) seorang

penutur. Oleh kerena itu, bahasa-bahasa yang keluar dari mulut

seseorang itu menunjukan kepribadiannya.

Page 388: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

373

Daftar Pustaka

A. Sumber Primer

Q{utb, Sayyid. al-Taswi>r al-Fann fi> al-Qur’a>n. al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1969.

------------. Ma‘a>lim Fi> al-T{ari>q. Bairu>t: Da>r al-Syuru>k, 1979.

------------. al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iyyah fi al-Isla>m. Bairu>t: Da>r al-

Syuru>k, 1995.

------------. al-Naqd al-Adabi> Us}u>luh wa Mana>hijuh. al-Qa>hirah: Da>r

al-Syuru>q, 2003.

------------. al-Sala>m al-‘Alami>y wa al-Isla>m. Kairo: Da>rul Kitab Al-

‘Arabi, 1951.

------------. Fi Z{ila>l al-Qur’a>n: Juz 1-30 (Makkiyah: al-Tauh}i>d wa al-

Jiha>d al-Jild 1-114, 1981.

------------. Fi> al-Ta>ri>kh Fikrah wa Minha>j. al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1987.

------------. Lima>za> A’dumu>ni>?.

------------. Ma‘rakatuna>’ ma‘a al-Yahu>d. Bairu>t: Da>r al-Syuru>k,

1993.

------------. Ma’rakah al-Isla<m wa al-Ra’suma>liy>ah. Bairut: Dar al-

Syuru>q, 1993.

------------. Masya<hid al-Qiya>mah Fi al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-

Syuru>q, 2000.

------------. Muqawwama>t al-Tas}awwur al-Isla>m. Al-banna al-

Qa>hirah: Da>r al-Syuru>q, 1988.

------------. Mustaqba>l li Ha>d}a> al-Di>n. Ibnu taiymiyah (al-Qa>hirah:

Mimbar al-Tauhi>d wa al-Jihad.

Page 389: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

374 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

------------. T{ifl min al-Qaryah. al-Ma>niya>: Mansyu>ra>t al-Jamal,

1945.

------------. Sayyid. Fi> al-Ta>ri>kh Fikrah wa Minha>j. al-Qa>hirah: Da>r

al-Syuru>q, 1987.

B. Sumber Sekunder

‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad Mans}u>r, ‘Ilm al-Lughah al-Nafsi>. Riya>d}: Ja>mi‘ah Mulu>k Su‘u>di, 1982.

‘Abd S{abu>r Sya>hin. Fi ‘Ilm al-Lughah al-‘A<m. Bairu>t: Muassasah

al-Risa>lah, 1984.

‘Aisi, Faris Muhammad. al-Nafy al-Lughawi> bain al-Dila>lah wa al-Tarki>b Fi> D}au’ ‘Ilm al-Lughah al-Mu‘a>sir. Ja>mi‘ah

Yarmuk: Da’irah al-lughah al-‘Arabiyyah al-Dira>sa>t al-

‘Ulya>, 1985.

‘At}iyah, Nawa>l Muh}ammad. ‘Ilm al-Lughah al-Nafs. Mesir:

Maktabah al-Anjelo al-Mis}riyah, 1975.

Aaron, David. In Their Own Words Voices of Jihad. Santa Monica:

Rand Coorporation, 2008.

Abul Qadir Abu Faris, Manhaj al-Taghayyur ‘Inda Syahi>dain: Li H{asan al-Banna> wa Sayyid Qut}b. ‘Amma>n: Dar> al-Basyi>r

li al-Thaqa>fah wa al-‘Ulu>m, 1999.

al-‘Usaili>, Abd al-Azi>z Ibn Iba>hi>m. al-Naz}a>riya>t al-Lughawiyah al-Nafsiyah wa Ta‘li>m al-Lughah al-‘Arabiyyah. Bairu>t:

Jami’ah al-Imam Muhammad Ibn Su’u>di al-Islamiyah.

Al-Harahsheh, Ahmad Mohammad Ahmad. Translation of Islamic

Texts and Ideology (Yarmouk University Irbid, Jordan

AWEJ Special issue on Translation Pp.107-117 No. (2)

2013.

al-Khalidi, S}alah ‘Abd Fatta>h. Sayyid Qut}b min al-Mila>d ila> al-Istisyha>d. Qa>hirah: Da>r al-Qalam, 1994.

Page 390: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 375

al-Maududi, Abu A’la.Teh Meaning of The Qur’an Vol. I Su>rah al-Fa>tih}ah to al-An‘a>m: Arabic Text With Translation and Comentary. Pakistan, Salam Market, 2008.

al-Qaiq, Wajih Subh Mahmud. Ma‘a>lim al-Tagyi>r al-Tarbawi> lada>

Sayyid Qut}b min Khila>l Kita>bih. Ja>mi‘ah al-‘Ilamiyah

Gaza Qism al-Dira>sa>t al-‘Ulya> Kulliyah Tarbiyyah, 2006.

Ali, Zaenal. Tragedi Bhenazir Bhutto. Yogyakarta: Narasi, 2008.

Alwasilah, A. Chaedar. Filsafat Bahasa Dan Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosyda Karya, 2008.

-----------, Chaedar. Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Risda

Karya Bandung, 2000.

-----------, Chaedar. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa

Bandung,1993.

Amstrong, Karean. Perang Suci: Dari Perang Salib Hingga Perang Teluk. Jakarta: Serambi, 2003.

Ansary, Tamim. Dari Puncak Bagdad: SejarahDunia Versi Islam. Jakarta: Zaman, 2012.

Arif, Mahmud. Wacana Naskh dalam tafsir Fi dulal al-qiuta:

Eksposisi Penasfiara alternatif Sayyid Qutb. Studi al-

Quran Kontemporer, Yogyakarta: Pt Tiara Yoya, 2002.

Arifuddin, Neuropsikolinguistik. Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Arora, N.D. Political Science for Civil Services Main Examination.

Tata McGraw-Hill Education.

Asrori, Moh Ainin dan Imam. Semantik Bahasa Arab. Surabaya:

Hilal Pustaka, 2008.

Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat. Malang: Misykat, 2004.

Atkins, Encyclopedia of Modern Worldwide Extremists and Extremist Groups. Greenwood Publishing Group, 2004.

Page 391: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

376 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Aubrey, Stefan M. The New Dimension of International Terrorism.

vdf Hochschulverlag AG, 2004.

Azzam, Abullah. Pemikir Besar Islam Sepanjang Zaman: Asy-Syahid Sayyid Qutb. Klaten: Kafayeh, 2008.

Baldwin,Timothy. Lexical Semantics: Introduction. The University

of Melbourne, 2003.

Baskara, Nando. Gerilyawan-gerilyawan Militan Islam: Dari al-Qaeda, Hizbullah, Hingga Hamas. Yogyakarta: Narasi,

2009.

Beare Margaret E. Encyclopedia of Transnational Crime and Justice. SAGE Publications, 2012.

Barkat, Taufik. Sayyid Qutb: Khasaisuhu Wa Manhaj Harakitihi. Bairu>t: Da>r Al-Da‘wah.

Bergesen, Albertn. The Sayyid Qutb Reader: Selected Writings on Politics, Religion, and Society. Universitas Michigan

Routledge, 2008.

Bertram F. Malle, The Relation Between Language and Theory of Mind in Development and Evolution. Institute of

Cognitive and Decision Sciences & Department of

Psychology, University of Orego, 2002.

Bevy , Lawrence J. Al-Qaeda: An Organization to be Reckoned with (New York, Nova Publishers, 2006.

Bloomfield, Leonard. Language. Motilal Banarsidass Publishe,

1994.

--------------, Leonard. An Introduction to the Study of Language.

John Benjamins Publishing, 1983.

Bock, Kathryn. Language Production: Methods And Methodologies.

University Of Illinois At Urbana-Champaign, Urbana, Illinois, Psychonomic Bulletin & Review, 1996.

Page 392: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 377

Boeckx, Cedric & Víctor M. Longa, Lenneberg’s Views on

Language Development and Evolution and Their

Relevance for Modern Biolinguistics. Biolinguistics 5.3:

254–273, 2011.

Brandon, James Unlocking al-Qaeda: Islamist Extremism in British Prison. Quilliam, 2009.

Brugman, J. An Introduction To The History Of Modern Arabic

Literature In Egypt. Brill, 1984.

Bubalo, Anthony dan Greg Fealy. Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia. Mizan Pustaka,

2007.

Bunzel, Cole. “From Paper State to Caliphate: The Ideology of the

Islamic State” The Brookings Project on U.S. Relations with the Islamic World (2015).

Buhairi>, Sa’i>d H{asan Tat}awwur ‘Ilm al-Lughah Mundh 1970. al-

Qa>hirah: Maktabah Zahra> al-Syarq, 2007.

Burns , Robert A. Christianity, Islam, and the West. University

Press of America, 2011.

Calvert, John. Islamism: A Documentary and Reference Guide.

London: Greenwood Publishing Group, 2008.

-----------. Sayyid Qutb and the Origins of Radical Islamism. New

York: Columbia University Press, 2010.

Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rhinekan

Cipta, 2009.

------------. Abdul. Linguistik Umum. Jakarta Rineka Cipta, 2007.

------------. Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta:

Rhinekan Cipta, 2009.

-----------------. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Page 393: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

378 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

-----------------. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rhineka

Cipta, 2009.

Chaer, Abdul dan Lionie. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:

Rineka Cipta, 2004.

Chi-Chun Lee, Carlos Busso, Sungbok Lee, Shrikanth Narayanan,

Modeling Mutual Influence of Interlocutor Emotion States

in Dyadic Spoken Interactions. University of Southern

California, Los Angeles, CA 90089, USA, 2009.

Chomsky, Noam Language and Problems of Knowledge.

Massachhusetts Institute of Technology, 1998.

-----------------. Language and Mind. New York: Camridge

University, 2006.

-----------------. Of Minds and Language. Biolinguistics 1: 009-027

ISSN 1450-34-17, 2007.

-----------------. Syntactic Structures. Walter de Gruyter, 2002.

-----------------. Syntactik Structure. New York: Mouten de Gruyter,

2002.

-----------------. Noam. Systems of Syntactic Analysis. The journal of

Symbolic Logic, Vol. 18, No. 3, 1953.

-----------------. Noam. Aspects Of The Theory Of Syntax. The M.Lt.

Press Massachusetts Institute of Technology Cambridge,

Massachusetts, 1965.

Chris Heffelfinger, Radical Islam in America: Salafism's Journey from Arabia to the West. Washinton: Potomac Books,

Inc., 2011.

Chu, Y.K. Gary Od, And Tawara Goode. Cultural And Linguistic Competence. Optometric Care Within The Public Health

Community, Old Post Publishing, 2009.

Page 394: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 379

Cleary Sean dan Thierry Melleret. Berbisnis Dengan Osama: Mengubah Risisko Global Menjadi Peluang Sukses.

Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008.

Costa, James. Occasional Paper: Language, Ideology and the ‘Scottish Voice . International Journal Of Scottish

Literature.

Culler, Jonathan. Structure of Ideology and Ideology of Structure.

New Literary History,Vol. 4, No. 3, Ideology and

Literature. Spring, 1973, pp. 471-482Published, 2014.

Damanik, Ali Said. Fenomena Partai Keadailan: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah Di Indonesia. Noura Books,

2016.

Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Darra>j, Fais}a>l. al-I<diyu>lujiyyah wa al-Ikhtila>f al-I<diyu>lujiyyah. ‘A<mman: al-Nadwah al-Mustarikah bain al-Ma’had al-

Mulkiyy al-Dira>sa>t al-Di>niyyah wa Muntada> al-Fikri> al-

‘Arabi>, 2010.

Demirezen, Mehmet. Behaviorist Theory and Language Learning”,

Hacettepe Universiesi Egitim Fakultesi Degisi, (1988).

Dirven, Renâe. Language and Ideology. Amterdam: John Benjamins

Publishing, 2001.

Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa

(Jakarat: Kedutaan Besar Amerika, 2007.

E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika. Yogyakarta: Kanisius, 1999.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyaka: PT LKiS Pelangi Aksara, 2001.

Evans, Bethwyn. Synchronic and Diachronic Explanation. PhD

workshop, 13th March 2008.

Page 395: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

380 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Faber, Pamela and Ricardo Mairal Uson. Paradigmatic and

Syntagmatig Structure of The Lexical Field of Feeling.

Vivccerectorado de Investigation of the University of La

Rioja, 1998.

Faris Muhammad ‘Aisi, al-Nafy al-Lughawi> bain al-Dila>lah wa al-

Tarki>b Fi> D}au’ ‘Ilm al-Lughah al-Mu‘a>sir. Ja>mi‘ah

Yarmuk: Da’irah al-lughah al-‘Arabiyyah al-Dira>sa>t al-

‘Ulya>, 1985.

Faris, Abul Qadir Abu Manhaj al-Tagayyur ‘Inda Syahi>dain: Li H{asan al-Banna> wa Sayyid Qut}b. ‘Amma>n: Dar> al-Basyi>r

li al-Thaqa>fah wa al-‘Ulu>m, 1999.

Fauzia, Amelia. Tentang Perempuan Islam: Wacana Dan Gerakan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Ferguson, Charles Albert dan Shirley Brice Heath, Language in the USA: Themes for the Twenty-first Century. Cambridge

University Press, 2004.

Fernyhough, Charles. Getting Vygotskian about theory of mind:

Mediation, dialogue, and the development of social

understanding. Department of Psychology, Durham

University, South Road, Durham DH1 3LE, UK

Developmental Review 28. 2008.

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Posisi Ideologi Politik di Era Demokrasi. Yayasan Obor

Indonesia, 2008.

Frederick J. Frese, Edward L. Knight dan Elyn Saks, Recovery From

Schizophrenia: With Views of Psychiatrists,

Psychologists, and Others Diagnosed With This Disorder.

Journal of Oxford University Press on behalf of the

Maryland Psychiatric Research Center, 2007.

Gupta, Abha dan Gaurav Singhal. Understanding Aphasia in a Simplified Manner. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine Vol. 12, No. 1 January-March, 2011.

Page 396: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 381

H{as{a>d al-Qarni, al-Munjiza>t al-‘Alamiyyah wa al-Insa>niyyah fi> al-Qarn al-‘Isyri>n: al-Adab wa al-Naqd wa al-Funu>n. AIRP:

2008.

H{asan, H{asan Mardi.> al-Lughah wa al-Tafki>r. Bairu>t: Da>r al-Fikr,

1994.

Hanafi, Hasan. al-Di>n wa al-Thaurah Fi> al-Mis}r 19-18-1952. al-

Qa>hirah: Maktabah Madbu>li>.

Haron, Zulkarnain dan Nordin Hussin, Islam di Malysaia: Penilaian

Semula Fahaman Salafi Jihadi dan Interpretasi Jihad oleh

Jama’ah al-islamiyah. Malaysia Journal of Society and

space 9 Issue 1 Universitas Kebangsaan Malaysia, 2013.

Hasan, Muhammad Hanif. Teroris Membajak Islam (Jakarta:

Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.

Haviland, John B. “Ideologis of language: Some Reflections on

Language and US Law,” American Antropologist Journal 105, No. 4, 2003.

Hegghammer, Thomas. Jihad in Saudi Arabia: Violence and Pan-Islamism since 1979. Cambridge University Press, 2010.

Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009.

Hidayat, Komaruddin. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutika. Bandung: Mizan Media Utama, 2011.

Hiro, Dilip. A Comprehensive Dictionary of the Middle East.

Interlink Publishing, 2013.

Holmes, Jonet. An Introduction to Sociolinguistics. London:

Pearson Education, 2001.

Hussain, Mohd Fikri Che. Awas Ancaman Orientalis Kepada Kita

(Selangor: Karya Bestari, 2015.

Page 397: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

382 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Ideologi Sosial, Artikel Diakses dari http://viagra-

bahagia.blogspot.com/2009/10/ideologi-sosial.html pada

Tanggal 05April 2013.

Imam Samudra, Aku Melawan Teoris. Solo: Jazera, 2004.

Indriati, Etty. Kesulitan Bicara dan Berbahasa pada Anak: Terapi dan Strategi Orang Tua. Jakarta: Pranada Media Group,

2011.

Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta:

Penamadani, 2013.

Jalaludin as-Syuyuthi dan Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad

Almahally, Tafsir Jalalain (Tasikmalaya: Persatuan Islam).

Jali>l, Manqu>r ‘Abd. ‘Ilm al-Dila>lah: Us”u<luh wa Maba>h}ithuh Fi> al-Tura>th al-‘Arabi>. Damaskus: Manyu>ra>t Ittiha}a>d al-Kita>b

al-‘Arabi>, 2001.

Jeon, Mihyon. Korean Heritage Language Maintenance and Language Ideology. York University: Heritage Language

Journal, 6(2) Fall, 2008.

Jones, Peter E. From ‘External Speech’ To ‘Inner Speech’ In Vygotsky: A Critical Appraisal And Fresh Perspectives, Language & Communication 29 (2009) 166–181

(Communication Studies, Sheffield Hallam University,

City Campus, United Kingdom, 2009.

Jonson, Kent. On The Systematicity Of Language And Thought (University of California: The Journal Of Philosophy

Volume Ci, No. 3, March 2004)

Juandi, Pemikiran Politik Sayyid Qutb: Melacak Geneologi Kekekrasan. STIH Pertiba, 2013.

Junanah, Kata Serapan Bahasa Arab dalam Cerat Chentini. Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2010.

Krieg, Andreas. From Al Banna to Qutb’ to Zawahiri - How the

ideology of Al Banna set the foundation for Modern

Page 398: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 383

Terrorism. Publications in Contemporary Affairs (PiCA)

2010.

Kroskrity, Paul V. Language Renewal as Sites of Language Ideological Struggle The Need for “Ideological Clarification” (University of California at Los Angeles).

Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia RMT Lauder, Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Lenneberg, Eric H. On Explaining Language. Science, New Series,

Vol. 164, No. 3880. (May 9, 1969).

Linschoten, Alex Strick van and Felix Kuehn, An Enemy We Created: The Myth of the Taliban-Al-Qaeda Merger in Afghanistan 1970-2010. Londong: Hurst Publishers, 2012.

Loboda, Lukew. The Thought of Sayyid Qutb. Ashbrook

Statesmanship Thesis, 2004.

Lomb’s, Kató. Polyglot: How I Learn Languages. 2008; Hungarian:

Így Tanulok Nyelveket,1995.

Luke Loboda, The Thought Of Sayyid Qutb. Ashbrook

Statesmanship Thesis Recipient Of The 2004.

Luth, Thohir. M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta: Gema

Insani, 1999.

Mahmudi, Yon. Islamising Indonesia: The Rise of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party (PKS). Australia: Anu E

Press, 2008.

Mah}mu>d Fahmi> Zaira>ni, Fi> Falsafah al-Lughah. Bairu>t: Da>r al-

Nahd}ah al-‘Arabi>, 1985.

\Makihara, Miki. Linguistic Syncretism and Language Ideologies:

Transforming Sociolinguistic Hierarchy on Rapa Nui

(Easter Island). American Anthropologist,Vol. 106, No. 3

(Sep., 2004), pp. 529-540).

Page 399: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

384 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Mans}u>r, Ani>s. Fi> S{a>lu<n Ka>nat Lana>’ Ayya>m, al-Qa>hirah: Da>r al-

Syuru>q, 1993.

Mans}u>r, ‘Abd al-Maji>d Sayyid Ah}mad. ‘Ilm al-Lughah al-Nafsi>. Riya>d}: Ja>mi‘ah Mulu>k Su‘u>di, 1982.

Masun M.S, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekhniknya.

Meier, Thomas. A Logical Reconstruction of Leonard Bloomfield’s Linguistic Theory. Draft, October 2012.

Messing, A Jacqueline H. E. Ambivalence and Ideology Among Mexicano Youth in Tlaxcala, Mexico. University of South

Florida: Journal of Language, Identity & Education,

Taylor and France Group, 2009.

Miller, Carol A. Developmental Relationships Between Language and Theory of Mind (The Pennsylvania State University,

University Park American Journal of Speech-Language

Pathology Vol. 15 _ 142–154, 2006.

Morley, J. Trevor. Power and Ideology in Everyday Discourse: The

Relevance of Critical Discourse Analysis in Pragmatic

Linguistics Today. Seminar of English Linguistics, 2004.

Muh}ammah, ‘At}iyah Nawa>l. ‘Ilm al-Nafs al-Lughawi>. Al-Qahirah:

Maktanah al-Anjilu> al-Mis}riy>ah, 1975.

Muhdlor, Atabik Ali dan A Zuhdi. Qa>mu>s al-‘Asri> ‘Arabi>-Indu>nisi>. Yogyakarta: Multi Kaya Grafika, 2010.

Mujani, Saiful Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisispasi Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Munawwir, Ahmad Warson. Almunawir Kamus Arab-Indonesia.

Surabaya: Pustaka Progresif,1 997.

Murr, Virginia. The Power of Ideas: Sayyid Qutb and Islamism.

Rockford College Summer Research Project 2004.

Page 400: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 385

Musallam, Adnan A. From Secularism to Jihad: Sayyid Qutb and the Foundations of Radical Islamism. United States of

America, 2005.

Musni, Jailani Psikolingustik Pembelajaranb bahasa Arab. Bandung:

Humaniora, 2009.

Nadia, Zunly. Akar-Akar Radikalisme Islam Dalam Tafsir Fi Dilal

Al-Quran Karya Sayyid Qutb. Jurnal Studi Islam Vol 18,

No. 22, 2012.

Narendra DS. Teror Bom Jamaah Islamiyah. Pionir Ebook, 2015.

Nance, Malcolm. An End to al-Qaeda: Destroying Bin Laden's Jihad and Restoring America's Honor. Macmillan, 2010.

Nasanius, Yassir. PELBBA (Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya: Kedelapan Belas. Jakarta:

Pusat Kajian Bahasa dan Budaya UNIKA Atma Jaya,

2007.

Nasir, Haedar. Manifestasi Gerakan Tarbiyah bagaimana Sikap Muhammadiyyah?. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,

2007.

-----------, Haedar. Memahami Ideologi Muhammadiyah.

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2014

Nasution, Ahmad Sayuti Anshari. Bunyi Bahasa. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006.

Niladri Sekhar Dash, Centext and Contextual Word Meaning.

Bengladess: Journal of Theoretical Linguistics, Vol 5, No.

2, 2008.

Noorani, A.G. Islam dan Jihad: Prasangka atau Kenyataan. ITBM,

2006.

Novick, Jared and M. John C. Trueswell2 and Sharon L. Thompson-

Schill, Broca’s Area and Language Processing: Evidence

for the Cognitive Control Connection . Language and

Linguistics Compass 4/10. 2010.

Page 401: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

386 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Nurfarid. Proyek Kebangkitan Kita. Tasik: Pena Pembaharu, 2014.

O. Osunderu, Basic Anatomy and Phisiology of Human Body.

Abuja: National University of Nigeria, 2008.

Operation Neptune Spear, Menguak Persembunyian Osma bin Laden. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2011.

Özdemir, Ahmet Yusuf. From Hasan Al-Banna To Mohammad

Morsi; The Political Experience Of Muslim Brotherhood

In Egypt. The Graduate School Of Social Sciences Of

Middle East Technical University, 2013.

Pandya, Amit. Islam and Politic: Renewal and Resistence in The Muslim Word. Washington: Stimson Center, 2009.

Patterson, David. A Genealogy of Evil: Anti-Semitism from Nazism to Islamic Jihad. Cambridge University Press,

2010.

Pecheux, Michel. Language, Semantics, and Ideology. Journal

Language Society, Vol. 12, No. 2 (Jun, 1983).

Pfarrer, Chuck. SEAL Target Geronimo: The Inside Story of the Mission to Kill Osama bin Laden. Macmillan, 2011.

Platt, Gerald M. and Rhys H. Williams. Ideological Language and

Social Movement Mobilization: A Sociolinguistic

Analysis of Segregationists' Ideologies. Source:

Sociological Theory,Vol. 20, No. 3 Nov., 2002.

Pranowo, Bambang. Orang Jawa Jadi Teroris. Jakarta: Pustaka

Alvabet, 2011.

Qardawi, Yusuf. Berinreaksi dengan al-Quran. Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Qutb, Muhammad. Dira>sa>t Qur’a>niy>ah . al-Qa>hirah: Da>r al-Syru>q,

1993.

Page 402: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 387

-----------, Muhammad. Mafa>hi>m Yanbagi> an Tus}ah}h{ah. al-Qa>hirah:

Da>r al-Syuru>q, 1994.

Rahman, Asyraf Haji Abdul. Hasan al-Banna and the Ikhwan al-

Muslimun: How they influence Sayyid Qutb’s

SocioPolitical Writings?. Journal Advances in Natural and

Applied Sciences, 2012.

Rahmat, M. Imdadun. Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia. Jakarta:

Erlangga, 2006.

-----------, M. Imdadun. Ideologi Politik PKS dari Mesjid Kampus ke Gedung Parlemen. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2008.

Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam. Bandung: Mizan, 1994.

Ridjaludin, Teologi Sayyid Qutb dalam Prinsip-prinsip Keimanan dan Sifat Perbuatan Tuhan. Jakarta: Pusat Kajian Islam

UHAMKA, 2001.

Rollins, John. “Al Qaeda and Affiliates: Historical Perspective,

Global Presence, and Implications for U.S. Policy”

Prepared for Members and Committees of Congress (2011).

Romli, Asep Syamsul M. Demonologi Islam: Upaya Barat Membasmi Kekuatan Islam. Jakarta: Gema Insani Press,

2000.

Ronald M. Kaplan dan Joan Bresnan, Lexical Functional Grammar: A Formal System for Grammatical Representation.

Stanfor University, 1995.

Ronczkowski, Michael R. Terrorism and Organized Hate Crime: Intelligence Gathering, Analysis and Investigations. CRC

Press, 2011.

Roshandel, jalil. Jihad and International Security New York:

Palgrave Macmillan, 2006.

Page 403: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

388 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Rosina, Accent, Standard Language Ideology, and Discriminatory

Pretext in the Courts. Journal Language in Society,Vol.

23, No. 2 (Jun., 1994).

Rubin, Barry. Islamic Fundamentalism in Egyptian Politics (United

States of America, 1970.

S.C DIK/J.G. KOOIJ. Ilmu Bahasa Umum. Jakarta: Pusat

Pengembanagn dan Pembinaan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan

Universitas Leiden, 1999.

S{ala>h} al-Di>n al-Munjid, Kita>b al-Lugha>t fi> al-Qur’a>n. Qa>hirah:

Ja>mi‘ al-H{uqu>q Mah}fu>dah li> al-Na>syir, 1987.

Sa‘ara>ni, Mah}mu>d. Ilm al-Lughah Muqaddimah Li al-Qa>ri’ al-‘Arabi>. al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, 1998.

Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Bandung, 2008.

Sanusi, Ibrahim Chinade. Structuralism as a Literary Theory: An

Overview. An International Journal of Language,

Literature and Gender Studies Bahir Dar, Ethiopia Vol. 1

(1) March, 2012.

Sastre, Andreu Bauzà. Language Planning And Political Ideology: A Crosscomparison Between Catalonia, Valencia And The Balearic Islands On The Reintroduction Of Catalan. A

Dissertation University Of Southampton, Faculty Of Arts

Sc, 2000.

Schmidt, Josef M. The Esoteric And Exoteric View Of

Homoeopathy. British Homoeopathic Journal, Vol. 87,

1998.

Sayyid ‘Abd al-Fata>h ‘Adhimi>, ‘Ilm al-Ijtima‘i> al-Lughawi> (al-

Qahirah: mDar al-Fikr al-‘Arabi, 1995), ‘Abd S{abu>r

Sya>hin. Fi ‘Ilm al-Lughah al-‘A<m. Bairu>t: Muassasah al-

Risa>lah, 1984.

Page 404: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 389

Schieffelin, Bambi B. San Diego Kathryn A. Woolar, Language Ideologies: Practice and Theory: Practice and Theory.

Oxford University Press, USA, 1998.

Schweitzer, Yoram dan Shaul Shay, The Globalization of Terror: The Challenge of Al-Qaida and the Response of the International Community. Transaction Publishers, 2011.

Setya Krisna Sumargo, The untold stories: Noordin M. Top & Co

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Shakur, Nighat. Perspectives on Language and Thought: A Critique

(International Research Journal of Arts & Humanities

(IRJAH) Vol. 37 ISSN: 1016-9342).

Sihbudi, Afadlal M. Riza. Islam Dan Radikalisme Di Indonesia.

Jakarta: LIPI Press, 2005.

Solso, Robert L, Otto M Maclin dan Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga, 2007.

Stemmer, Nathan. Skinner’s Verbal Behavior, Chomsky’s Review,

and Mentalism. Journal of The Experimental Analysis of

BehaviorNo. 3 1990.

Subyakto, Sri Utari dan Nababan. Psikolingustik: Suatu Pengantar. Jakarta: G ramedia Pustaka Utama, 1992.

Sulzbacher, Stephen I. and D. Kimbrough Oiler1. Re analysis of

Lenneberg's Biological Foundations of Language by a

Behaviorist and a Nativist (Behaviorism, Vol. 2, No. 2

(Fall, 1974).

Sya>hin, abd S>abu>r. Fi ‘Ilm al-Lughah al-‘A>m. Baireu>t: Muassasah

al-Risa>lah, 1984.

Syahnan, Muhammad. a Study of Sayyid Qutbs Qur’an Exegesis in Earlier and Later Editions of His Fi Zilal al-Qur’an with Sfecifiec Reference to Selected Athemes. Faculty Of

graduate Studies and Reseach in Partial Fulfilment of The

Requirements for the Degree of Master of Arts, 1997.

Page 405: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

390 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Tarlinton, Peta. Sayyid Qutb and The Roots of Radical Islam.

Australian Army Journal, Vol II No 2, 2003.

Taylor, Bron. Encyclopedia of Religion and Nature. London and

New York: Continumm, 2005.

Thomas D. Watts, Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam. The

Universuty of Texas at Arlington, 2005.

Toth, James. Sayyid Qutb: The Life and Legacy of a Radical Islamic Intellectual. Oxford University Press, 2013.

Vygotski, Lev Semenovich. The Essential Vygotsky. Springer,

2004.

Wahid, Abdurrahman. Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia. Jakarta: Gerakan Bhineka

Tunggal Ika, the Wahid Institute, dan Ma’arif Institute,

2009.

Waller, Bruce. Chomsky, “Wittgenstein, and the Behaviorist

Perspektif on Language,” Behaviorism Journal 5, No. 1

(1977).

Watts, Thomas D. Sayyid Qutb: Prophet of Radicali Islam. The

University of Texas at Arlington, 2005.

Widjojo, Murdian S. Bahasa Negara Versus Bahasa Gerakan Mahasiswa: Kajian Semiotik atas Teks-Teks Pidato Presiden Soeharto dan Selebaran Gerakan Mahasiswa.

Jakarta: LIPI Press, 2003.

Widjojo, Soenjono Dardjo. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Jakarta, 2008.

Wiktorowicz, Quintan. A Geneology Of Radical Islam. Department

Of International Studiesn Rhodes College Memphis,

Tennessee, Usa Studies In Conflict & Terrorism, 28:75–

97, 2005.

Page 406: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Daftar Pustaka 391

Winterton, Jonathan. What Is Competence?. Human Resource

Development International Journal, Vol. 8, No. 1, 27 – 46,

March 2005.

Wodak, Ruth. Language and Ideology – Language in Ideology.

Lancaster University: Journal of language and Poilitics,

John Benjamin Publishing Company, 2007.

Yasin, Muhammad Na’im. Kenapa Takut Kepada Islam. Jakarta:

Gema Insani Press, 1988.

Yasir Suleiman, The Arabic Language And National Identity: A Study In Ideology. Edinburgh: Edinburgh University Press,

2003.

Yasmin, Ummu. Agenda Materi Tarbiyah: Panduan Kurikulukm Dai dan Murabbi. Solo: Media Insani Press, 2009.

Zafar, Harris. Demystifying Islam: Tackling the Tough Questions.

Rowman & Littlefield, 2014.

Zaidi, Abbas. Language of Ideology/Ideology of Language: Notes

on Theory And Practice. Journal of Postcolonial Cultures and Societies ISSN No. 1948-1845 (Print); 1948-1853

(Electronic), 2012.

Zelin, Aaron Y. The Intellectual Origins of al-Qaeda’s Ideology:

The Abolishment of the Caliphate through the Afghan

Jihad, 1924-1989. The Faculty of the Graduate School of

Arts and Sciences Brandeis University Department of

Islamic and Middle Eastern Studies, 2010.

Page 407: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

392 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Page 408: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

393

Glossari

Adjektif : Kata sifat.

Afasia : Seseorang yang mengalami gangguan

dalam bahasa diakibatkan penyakit yang

berhubungan dengan kebahasaan.

Afiks : Bentuk terikat yang apabila ditambahkan

pada kata dasar atau bentuk dasar akan

mengubah makna gramatikal.

Akronimasasi : Kependekan yang berupa gabungan huruf

atau suku kata atau bagian lain yang

ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang

wajar.

Aktif produktif : Kemampuan dalam menggunakan bahasa

sebagai media penyampaian ide, gagasan,

informasi atau perasaan sebagainya baik

secara lisan maupun tulisan.

Aktif reseptif : Kemampuan secara aktif dalam

memahami performansi yang tercakup

dalam pembicaran atau tulisan orang

lain.

Akustik : Mengenai atau berhubungan dengan

organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi.

Atau tempat rekaman produksi.

al-Mabda : Pemikiran dasar di mana pemikiran-

pemikiran cabang diletakkan di atasnya.

Ambivalensi : Perasaan tidak sadar yang saling

bertentangan terhadap situasi yang sama

atau terhadap seseorang pada waktu yang

sama.

Page 409: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

394 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Amiyah : Bahasa yang digunakan masyarakat Arab

secara verbal dalam kehidupan sehari-

hari mereka. Seiring dengan

berkembangnya zaman, bahasa ini

digunakan dengan sifat kebahasaan yang

khusus dan dipengaruhi oleh lingkungan

yang ada di sekitarnya.

Antologi : Kumpulan karya tulis pilihan dari

seseorang atau beberapa orang

pengarang.

Antropolinguistik : Ilmu yang mempelajarai bahasa

kaitannya dengan kebudayaan dan

kemanusiaan.

Antropologis : Ilmu yang mempelajari hubungan antara

bahasa dengan kebudayaan tertentu dan

kaitannya dengan kemanuisaan.

Arbiter : Keadaan sewenang-wenang atau

manasuka.

Arkais : Berubungan dengan masa dahulu, tua

atau kuno atau sudah tidak lazim dipakai

dan digunakan lagi.

Ateis : Suatu paham yang tidak mengakui

adanya Tuhan atau tidak beragama.

Autentisasi : Keaslian data.

Bahasa Eksoterik : Bahasa-bahasa religi yang hanya dapat

dibaca dan dirasakan oleh orang-orang

dan kelompok-kelompok tertentu dan

mempunyai dasar keilmuan tersendiri

untuk bisa membacanya. Proses berpikir

dalam bahasa ini hanya bukti yang belum

mengerti bahwa tidak mungkin ada

Page 410: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 395

pemikiran (termasuk analisis kritis) di

luar proses berpikir (roh absolut).

Bahasa Esoterik : Bahasa yang melihat pemikiran dari luar,

seolah-olah, menilai mereka tanpa ada

suatu bahasa dalamnya.

Behaviorisme : Salah satu aliran dalam psikolinguistik

yang berpendapat bahwa bahasa

merupakan suapan atau terkenal dengan

istilah SR (stimulus-respon).

Bilingualisme : Mampu atau biasa memakai dua bahasa

dengan baik atau bersangkutan dengan

dua bahasa sama baiknya ataupun tidak

sama baiknya.

Broca : Sebagai salah satu daerah dalam

pengolahan bahasa. Broca bertanggung

jawab untuk menentukan proses produksi

dan pemahaman ketika ada tuntutan

yang kuat untuk mengatasi alat-alat

fisiologi yang tidak berfungsi secara

kompetibel dari rangsangan linguistik.

Decoding : Proses internalisasi bahasa.

Deep structure : Struktur dalam atau bahasa dalam.

Demagogi : Penghasutan terhadap orang banyak

dengan kata-kata yang dusta untuk

membangkitkan emosi rakyat.

Denotatif : Makna yang sebenarnya.

Diakronik : Merupakan studi pengembangan

linguistik melalui waktu secara

komprehensi tanpa melihat periodesasi

waktu-waktu tertentu.

Dialek : Variasi bahasa yang berbeda-beda

menurut pemakainya (misalkan bahasa

Page 411: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

396 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

dari suatu daerah tertentu, kelompok

sosial tertentu, atau kurun waktu

tertentu)

Dialektikal : lmu Pengetahuan tentang hukum yang

paling umum yang mengatur

perkembangan alam, masyarakat dan

pemikiran. Sedangkan metode dialektis

berarti investigasi dan interaksi dengan

alam, masyarakat dan pemikiran.

Diksi : Pilhan kata yang tepat dan selaras (dalam

hal penggunaannya) untuk

mengungkapkan gagasan sehingga

diperoleh efek tertentu atau pilhan kata

seperti yang diharapkan.

Diktator : Kepala pemerintahan yang mempunyai

kekuasaan mutlak dan biasanya diperoleh

melalui kekerasan atau dengan cara yang

tidak demokratis.

Dispasia : Gangguan pada bagian otak.

Egosentris : Menjadikan diri sendiri sebagai titik

pusat pemikiran (perbuatan), berpusat

pada dirinya sendiri atau menilai

segalanya dari sudut diri sendiri.

Ekstensif : Bersifat menjakau secara luas.

Eksternalisasi : Perubahan bentuk dalam bahasa yang

masih berada dalam tataran makna atau

arti, terhadap bahasa dalam tataran

bunyi. Perubahan tersebut tidak terlepas

dari fitrah manusia yang mempunyai

alat-alat bahasa, baik secara fisiologi

atau kelinguistikan yang membentuk

bahasa dalam menjadi bentuk bunyi.

Page 412: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 397

Encodeing : Proses eksternalisasi bahasa.

Episodik : Bersifat episode.

Epistimologi : Cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar

dan batas-batas ilmu pengetahuan.

Eksoterik : Bahasa yang melihat pemikiran dari luar,

seolah-olah, menilai mereka tanpa ada

suatu bahasa dalamnya.

Essensi : Hakikat dasar atau hal inti yang pokok.

Estetika : Cabang filsafat yang menelaah dan

membahas tentang seni dan keindahan

serta tanggapan manusia terhadapnya.

External speech : Bahasa dalam bentuk bunyi.

Feodal : Berhubungan dengan susunan

masyarakat yang dikuasai oleh kaum

bangsawan.

Feodalisme : Sistem sosial atau politik yang

memberikan kekuasaan yang besar

kepada golongan bangsawan.

Fisiologi : Cabang biologi yang berkaitan dengan

fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat

hidup (organ, jaringan, atau sel).

Fon : Bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap

atau bunyi bahasa.

Fonem : Satuan bunyi terkecil yang menunjukan

kontras makna.

Fonetik : Satuan bunyi terkecil yang menunjukkan

kontras makna, misalnya H adalah fonem

karena membedakan makna kata “harus”

dan “arus”.

Fonologi : Bidang dalam linguistik yang

menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut

fungsinya.

Page 413: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

398 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Frasa : Gabungan dua kata atau lebih yang

bersifat nonpredikatif (misalkan “gunung

tinggi” merupakan frasa karena

merupakan konstruksi nonpredikatif).

Fus{h}a>’ : Ragam bahasa yang ditemukan di dalam

al-Qur’an, hadis Nabi dan warisan tradisi

Arab. Bahasa fus}h}a> hari ini digunakan

dalam kesempatan-kesempatan resmi dan

untuk kepentingan kodifikasi karya-

karya puisi, prosa dan penulisan

pemikiran intelektual secara umum serta

sebagi sarana informasi.

Fundamental : Bersifat dasar, mendasar (pokok).

Fungsiolek : Ragam bahasa yang ditinjau dalam

bentuk urutan waktu, suatu bahasa yang

disebut dengan istilah kronolek dan atas

dasar perbedaan fungsi ragam.

Genaologi : Garis pertumbuhan manusia, binatang

bahasa, pemikiran dan yang lainnya.

Gramatika : Tata bahasa

Gramatikal : Sesuai dengan tata bahasa atau menurut

tata bahasa.

Haraki : Pergerakan dilapangan sosial politik dan

lain sebagainya.

Hipotesis nurani : Pembawaan sejak lahir.

Homogen : Terdiri atas jenis, macam, sifat dan

watak yang sama.

Humaniora : Ilmu pengetahuan yang meliputi filsafat,

hukum, sejarah, bahasa, sastra seni dan

sebagainya.

Ideologis : Menyangkut atau berkenaan engan

ideologi.

Page 414: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 399

Imperialisme : Sistem politik yang bertujuan menjajah

negara lain untuk mendapatkan

kekuasaan dan keuntungan yang lebih

besar.

Inheren : Bersifat erat, tidak dapat diceraikan, atau

sifat yang melekat.

Imperial : Mengenai hubungan dengan kekaisaran

atau kerajaan.

Internalisasi : Merupakan proses, di mana tindakan

eksternal (prilaku berbicara)

ditransformasikan menjadi fungsi-fungsi

psikologis internal (proses berbicara).

Kesadaran kompetensi manusia

terbentuk dari internalisasi sosial dan

hubungan interpersonal.

Internal speech : Pengetahuan penutur tentang bahasanya.

Intonasi : Lagu kalimat.

Jargon : Kosakata khusus yang digunakan dalam

bidang kehidupan (lingkungan tertentu)

oleh kelompok tertentu.

Kapitalis : Kaum yang bermodal atau orang yang

bermodal besar golongan atau orang yang

sangat kaya.

Kapitalisme : Sistem dan paham ekonomi

(perekonomian) yang modalnya

(penanaman modalnya, kegiatan

industrinya) bersumber pada modal

pribadi atau modal perusahaan swasta

dengan ciri persaingan dalam pasaran

bebas.

Klausa : Satuan gramatikal yang mengandung

predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Page 415: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

400 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Kognitifisme : Salah satu aliran yang berpendapat

bahwa pikiran atau kompetensi seseorang

sebenarnya yang membentuk bahasa

dalam dunia sosial. Tanpa pikiran, tidak

akan terwujud ide-ide tentang bahasa dan

tidak akan ada bahasa yang diproduksi,

sehingga ide-ide tersebut menentukan

aspek-aspek fonologi.

Koherensif : Tersusunnya uraian atau pandangan,

sehingga bagian-bagiannya berkaitan

yang satu dengan yang lainnya.

Kolonial : Berhubungan dengan sifat jajahan.

Kolonilisme : Paham tentang penguasaan oleh suatu

negara atau daerah atau bangsa lain

dengan maskud untuk memperluas

negara itu.

Komposisi : Susunan atau hal yang berhubungan

dengan tata susun.

Komunisme : Paham atau ideologi di bidang politik

yang menganut ajaran Karl Marx yang

hendak menghapuskan hak milik

perseorangan dan menggantikannya

dengan hak milik bersama yang diatur

oleh negara.

Konotasi : Lautan pikiran yang menurunkan nilai

rasa kepada seseorang ketika berhadapan

dengan sebuah kata makna yang

ditambahkan kepada makna denotasi.

Konotatif : Mempunyai makna tautan atau bermakna

konotasi.

Konspirasi : Komplotan atau persekongkolan.

Page 416: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 401

Konvensional : Berdasarkan kesepakatan umum atau

kesepakatan bersama.

Konvesi : Kesepakatan bersama pemufakatan atau

kesepakatan (terutama mengenai adat,

tradisi, dan sebagainya), atau perjanjian

antarnegara, para penguasa

pemerintahan, dan sebagainya,

konferensi tokoh masyarakat atau partai

politik dengan tujuan khusus (memilih

calon untuk pemilihan anggota DPR dan

sebagainya).

Korpus : Kumpulan ujaran yang tertulis atau lisan

yang digunakan untuk menyokong atau

menguji hipotesis tentang struktur

bahasa.

Korteks motor : Bagian dari korteks selebri yang

mempunyai peranan penting pada fungsi

elementer, seperti gerakan perasaan,

pancaindera, maupun pada fungsi yang

lebih tinggi dan kompleks yaitu fungsi

mental, fungsi luhur atau fungsi kortikal

(dari kata korteks).

Kronolek : Ragam bahasa yang digunakan oleh

kelompok sosial atau masyarakat pada

masa tertentu.

Langage : Sebuah sistem lambang bunyi yang

digunakan untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara verbal di antara

sesama pemakai bahasa.

Langue : Bahasa sebagai objek sosial yang murni

dan dengan demikian keberadaannya di

luar individu, sebagai seperangkat

Page 417: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

402 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

konvensi-konvensi sistemik yang

berperan penting dalam komunikasi.

Lawan tutur : Lawan bicara dalam komunikasi.

Leksem : Satuan leksikal dasar yang abstrak yang

mendasari berbagai bentuk kata, lema,

satuan terkecil dalam leksikon.

Leksikal : Berkaitan dengan kata, berkaitan dengan

kosakata.

Leksikon : Kosakata, kamus yang sederhana atau

daftar istilah dalam suatu bidang yang

disusun menurut abjad dan dilengkapi

dengan keterangannya.

Leksis : Telaah leksikon atau leksikologi.

Liberalis : Penganut liberalisme.

Linguis : Ilmu ahli bahasa atau ahli lingusitik.

Linguistik : Ilmu tentang bahasa atau telaah bahasa

secara ilmiah.

Makna referensial : Makna yang sesuai dengan kamus atau

akna yang berhubungan langsung dengan

kenyataan atau memiliki referen

(acuan), makna referensial dapat disebut

juga makna kognitif, karena memiliki

acuan.

Marxisme : Sebuah paham yang berdasar pada

pandangan-pandangan Karl Marx. Marx

menyusun sebuah teori besar yang

berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem

sosial, dan sistem politik. Pengikut teori

ini disebut sebagai Marxis.

Materialistis : Bersifat kebendaan atau mengenai benda.

Memori : Kesadaran akan pengalaman masa

lampau yang hidup kembali atau ingatan.

Page 418: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 403

Mentalistik : Salah satu aliran yang berpandangan

bahwa salah satu yang berpengrauh

terhadap bahasa adalah mental seorang

pnutur.

Metafisiska : ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak

kelihatan.

Militan : Bersemangat tinggi, penuh gairah, atau

berhaluan keras.

Moderat : Selalu menghindarkan perilaku atau

pengungkapan yang ekstrem.

Modrrnisme : Gerakan yang bertujuan menafsirkan

kembali doktrin tradisional,

menyesuaikannya dengan aliran-aliran

modern dalam filsafat, sejarah, dan ilmu

pengetahuan.

Modus : Bentuk verba yang mengungkapkan

suasana kejiwaan sehubungan dengan

perbuatan menurut tafsiran pembicara

tentang apa yang diucapkannya.

Monarki : Bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh

seorang raja.

Morf : Satuan bentuk bahasa terkecil yang

mempunyai makna secara relatif stabil

dan tidak dapat dibagi atas bagian

bermakna yang lebih kecil.

Morfem : Cabang linguistik tentang morfem dan

kombinasinya.

Morfologi : Ilmu yang memplejari tentang bentuk

kata.

Morfosintaksis : Gabungan dari morfologi dan sintaksis

Page 419: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

404 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Multilingual : Seseorang yang memiliki kemampuan

menggunakan banyak bahasa.

Multilingualisme : Gejala pada seseorang atau suatu

masyarakat yang ditandai oleh

kemampuan dan kebiasaan memakai

lebih dari satu bahasa.

Nasionalisme : Paham (ajaran) untuk mencintai bangsa

dan negara sendiri atau sifat

kenasionalan.

Nativisme : Pandangan bahwa keterampilan-

keterampilan atau kemampuan-

kemampuan tertentu bersifat alamiah

atau sudah tertanam dalam otak sejak

lahir.

Nature : Faktor kepribadian yang berkembang

secara alami dan dipengaruhi oleh

genetik.

Neo modernisme : Pemahaman moderen baru.

Neo revivalisme : Gerakan modern reaksioner.

Neo riberal : Paham ekonomi yang mengutamakan

sistem Kapitalis.

Neurobiologis : Cabang ilmu yang mempelajari tentang

kinerja sistem saraf, fisiologi dan

hubungannya dengan perilaku manusia.

Neurobiologi merupakan suatu

pengetahuan yang mempelajari tentang

sistem saraf.

Neurolinguistik : Salah satu bidang kajian interdisipliner

dalam ilmu linguistik dan ilmu

kedokteran yang mengkaji hubungan

antara otak manusia dengan bahasa.

Page 420: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 405

Neuropsikolinguistik : Gabungan dari dua disiplin ilmu, yaitu

neurolinguistik dan psikolinguistik.

Nominal : Bersangkutan dengan nomina atau kelas

kata yang dalam bahasa Indonesia

ditandai oleh tidak dapatnya bergabung

dengan kata tidak. Seperti dalam contoh

frasa “tidak kelas”.

Nurture : Suatu faktor kepribadian tentang

kekuatan lingkungan yang mengatur

perkembangan manusia.

Orientalis : Ahli bahasa, kesusastraan dan

kebudayaan bangsa-bangsa Timur.

Padan ekstralingual : Sebuah metode yang menghubungkan

masalah bahasa dengan masalah-masalah

yang ada di luar bahasa.

Padan intralingual : Sebuah metode analisis dengan cara

menghubung-bandingkan unsur-unsur

yang bersifat lingual, baik yang terdapat

dalam satu bahasa maupun dalam

beberapa bahasa yang berbeda.

Pan Arabisme : Salah satu ideologi yang sering bersaing

dengan Pan Islamisme. Jika dalam Pan

Arabisme bertujuan untuk kemerdekaan

bangsa Arab tanpa memedulikan agama

akan tetapi berdasarkan pada budaya

etnis, sedangkan dalam Pan Islamisme

tujuan kemerdekaan bangsa Arab

dianggap sebagai budaya Arab sebagai

umat Islam.

Pan islamisme : Salah satu ideologi atau pemahaman

yang bertujuan untuk menyatukan umat

Islam sedunia.

Page 421: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

406 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Paradigmatik : Merupakan seperangkat linguistik atau

lainnya sebagai unit yang bisa

menggantikan satu sama lain dalam

posisi yang sama sebagai urutan atau

struktur. Sebuah paradigma dalam

pengertian semua kata berbagi fungsi

gramatikal yang sama, karena substitusi

dari satu bahasa untuk bahasa yang lain

tidak mengganggu sintaks kalimat.

Dalam linguistic, sering mengacu pada

dimensi paradigmatik bahasa sebagai

“sumbu yang bersifat vertical”.

Parole : Parole merupakan istilah dalam ilmu

linguistik yang dikemukakan oleh

Ferdinand de Saussure dalam buku Cours

de Linguistique Generale (Pengantar

Linguistik Umum)

Patristik : Merupakan sebuah zaman yang

berlangsung setelah zaman Perjanjian

Baru

Performansi bahasa : Pemakaian bahasa yang mengacu kepada

proses kognitif.

Permisif : Bersifat terbuka (serba membolehkan;

suka mengizinkan).

Persepsi : Tindakan dalam menyusun, mengenali,

dan menafsirkan informasi sensoris guna

memberikan gambaran dan pemahaman

tentang lingkungan.

Petutur : Orang yang memiliki kemampuan

menggunakan bahasa tertentu.

Piramida bahasa : Konsep segitiga bahasa yang mencakup

bahasa, makna dan acuan.

Page 422: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 407

Poliglot : Seseorang yang pasih dalam berbahasa

dan banyak menguasai lebih dari dua

bahasa.

Post modernisme : Paham yang berkembang setelah era

modern dengan modernisme-nya.

Pragmatik : Disiplin ilmu yang mengkaji makna yang

berkaitan dengan koteks.

Preferensi : Merupakan hak untuk didahulukan dan

diutamakan daripada yang lain; prioritas,

pilihan; kecenderungan; kesukaan.

Preskriftif : Bersifat memberi petunjuk atau

ketentuan; bergantung pada atau

menurut ketentuan resmi yang berlaku.

Produksi ujran : Proses menghasilkan bunyi.

Propagandis : Orang yang pekerjaannya melakukan

propaganda.

Provokatif : Bersifat provokasi, atau merangsang

untuk menghasut.

Psikolinguis : Seorang yang ahli dalam psikologi dan

linguistik.

Psikolinguistik : Ilmu yang mengkaji hubungan bahasa

dengan usnur-unsur (kejiwaan) psikologi.

Qutbian : Qutbian merupakan kelompok Muslim

yang mendukung dan mengikuti metode

dakwah Qutb. Qutbian dibentuk untuk

menentang bersama-sama terhadap

bentuk politik yang jauh dari kedaulatan

Tuhan. Qutbian bukan hanya aktif dalam

dunia keilmuan saja, namun juga aktif

dalam praktik karena rasa simpati dan

empati yang mereka berikan terhadap

Islam. Oleh karena itu, kelompok

Page 423: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

408 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Qutbian tidak hanya melakukan ritual

keagamaan tradisional, tetapi juga

melakukan gerakan dakwah lapangan.

Radikal : Secara mendasar (sampai kepada hal

yang prinsip).

Ragam bahasa : Variasi bahasa menurut pemakaian, yang

berbeda-beda menurut topik yang

dibicarakan, menurut hubungan

pembicara, lawan bicara, dan orang yang

dibicarakan, serta menurut medium

pembicaraan.

Rasialisme : Prasangka berdasarkan keturunan bangsa

atau perlakuan yang berat sebelah

terhadap suku bangsa yang berbeda-beda

atau paham bahwa ras diri sendiri merasa

yang paling unggul.

Rasionalisme : Teori atau paham yang menganggap

bahwa pikiran dan akal merupakan satu-

satunya dasar untuk memecahkan

problem yang lepas dari jangkauan indra,

paham yang lebih mengutamakan

kemampuan akal daripada emosi atau

hati.

Rasisme : Rasialisme.

Redupilkasi : Proses atau hasil perulangan kata atau

unsur-usnsur kata.

Rekognisi : Hal atau keadaan yang diakui pengakuan,

pengelana, atau pengharagaan.

Replikasi : Proses cara meniru atau penduplikatan.

Representasi : Perbuatan mewakili atau keadaan

diwakili.

Page 424: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 409

Represif : Bersifat menekan, menahan, atau

menindas.

Reseftif : Dapat menerima, terbuka dan tanggap

terhadap pendapat, saran, dan anjuran

orang lain atau bersifat menerima.

Resepsi bahasa : Penerimaan berbahasa.

Reseptif : Proses menghidupkan atau menggiatkan

kembali.

Revitalisasi : Kabangkitan.

Revivalisme : Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan

atau keadaan sosial) yang dilakukan

dengan cara kekerasan.

Revolusi : Ilmu yang mempelajari tentang makna

yang tidak dihubungkan dengan konteks.

Semantik : Studi tentang makna atau tanda, indikasi,

penunjukkan dan komunikasi.

Semiotik : Tanda bahasa yang menyatukan atau

menghubungkan suatu konsep dengan

citra bunyi, yaitu kesan psikologis bunyi

yang timbul dalam pikiran manusia.

Signifiant : Pengertian atau kesan makna yang ada

dalam pikiran manusia.

Signifie : Merupakan studi bahasa pada suatu titik

waktu tertentu dan yang dijadikan objek

kajian hanya salah satu periode saja dari

keseluruhan.

Singkronik : Merupakan istilah linguistik menunjuk

kombinasi unit yang diatur dalam urutan

signifikan. Sebuah kalimat adalah

sintagma kata-kata. Bahasa dikatakan

memiliki dua dimensi yang berbeda:

sintagmatik atau sumbu horizontal dari

Page 425: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

410 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

kombinasi yang urutan kata-kata yang

dibentuk dengan menggabungkan mereka

dalam urutan yang diakui sebagai aspek

linear bahasa.

Sintagmatik : Pengaturan dan hubungan kata dengan

kata atau dengan satuan yang lebih

besar.

Sintakis : Merupakan salah satu proses menuju

gangguan mental yang berpengaruh

terhadap proses berpikir dan berdampak

pada emosi yang lemah..

Skizofrenia : Gangguan mental tersebut

diinterpretasikan dalam bentuk

halusinasi, paranoid, keyakinan atau

pikiran tidak berdasarkan logika dan

kondisi kejiwaan yang terintimidasi

Sosialisme : Sistem sosial dan ekonomi yang ditandai

dengan kepemilikan sosial dari alat-alat

produksi dan manajemen koperasi

ekonomi, serta teori politik dan gerakan

yang mengarah pada pembentukan

sistem tersebut.

Sosio historis : Sejarah kebudayaan.

Sosiokultural : Ragam bahasa yang terkait dengan suatu

kelompok sosial tertentu seperti terjadi

pada berbagai kelompok masyarakat

menurut kelas sosial, usia, serta

pekerjaan.

Sosiolek : lmu yang mempelajari tentang perilaku

sosial antara individu dengan individu,

individu dengan kolompok, dan

kelompok dengan kelompok.

Page 426: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Glossarium 411

Sosiolinguistik : Ilmu yang mempelajari hubungan bahasa

dengan masyarakat.

Strukturalisme : Salah satu aliran lingusitik dalam

psikologi yang menganggap bahasa

secara batiniyah bukan merupakan

bagian dari bahasa, karena sifatnya yang

tidak berwujud dan tidak dapat

dibuktikan secara ilmiah.

Supermasi : Pengetahuan atau ilmu tentang filsafat,

prilaku, dan perkembangan masyarakat,

ilmu tentang struksur sosial, proses

sosial, dan perubahannya.

Surface structure : Struktur luar bahasa.

Tendensius : Bersifat berpihak, suka menyusahkan,

atau bersifat rewel.

Tindak tutur : Seluruh komponen bahasa dan nonbahasa

yang meliputi perbuatan bahasa yang

utuh, yang menyangkut peserta di dalam

percakapan, bentuk penyampaian

amanat, topik, dan konteks amanat

tersebut.

Transformatif generatif : Tata bahasa linguistik generatif sebuah

tatabahasa yang diprakarasi oleh

Chomsky.

Transformasi genetik : Proses introduksi gen dari satu organisme

ke organisme lain yang memungkinkan

untuk memunculkan sifat harapan tanpa

mengubah sifat lain.

Verba : Kelas kata yang menyatakan suatu

tindakan, keberadaan, pengalaman, atau

pengertian dinamis lainnya.

Page 427: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

412 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Vokal : Bunyi ujaran akibat adanya udara yang

keluar dari paru-paru tidak terkena

hambatan atau halangan.

Verbal behavior : Perilaku verbal adalah intervensi

berdasarkan ilmu analisis terapan

perilaku yang hanya berfokus pada

komunikasi verbal.

Wacana : Satuan bahasa terlengkap yang

direalisasikan dalam bentuk karangan

atau laporan utuh seperti novel, buku,

artikel, pidato, atau khutbah.

Wahabisme : Sistem atau pemahaman yang mengikuti

paham wahabi.

Westernisasi : Suatu perbuatan seseorang yang mulai

kehilangan jiwa nasionalismenya, yang

meniru atau melakukan aktivitas bersifat

kebarat-baratan (budaya bangsa lain).

Gaya hidup seakan-akan bebas tanpa

mengenal nilai dan norma sosial dalam

masyarakat.

Zionis : Penganut zionisme

Zionisme : Gerakan politik dan sebagainya bangsa

Yahudi yang ingin mendirikan Negara

sendiri yang merdeka dan berdaulat di

Palestina

Page 428: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

413

Indeks

‘Abd al-Azi>z Ibn Ibra>hi>m al-

‘Usaili, 41, 66 ‘Abd al-Salam Arif, 85 ‘Abdul Maji>d, 2, 25 ‘Abdul Qadir al-Audah, 126

A

A Jacqueline H. E. Messing, 2, 21, 35, 37

Abbas Mahmud al-‘Aqqad, 27, 89, 90, 124, 139, 169, 284, 369

Abbas Zaidi, 32, 33, 42 Abd S}abu>r, 61, 62 Abdul Chaer, 12, 13, 24, 26,

45, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 61, 62, 65, 67, 71, 72, 73, 86, 106, 108, 177, 179, 182, 183, 190, 194, 223, 230, 255, 278, 280, 281, 301

Abdullah Azzam, 126, 142, 144, 147, 156

Abu Ridho, 164 Afasia, 13 Afghanistan, 128, 134, 142,

144, 147, 148, 151, 157, 160

Afrika, 92 Agama, 43, 59, 247

Ahmad Sayuti Anshari

Nasution, 53, 54 al-Afghani, 119, 127, 152 al-Azhar, 82, 123, 126, 142 al-Banna, 27, 79, 94, 95, 96,

116, 127, 128, 129, 130, 131, 139, 140, 141, 151, 153, 162, 163, 168, 169, 262, 263, 276, 300, 361, 369

al-Faraj, 152, 153, 154, 155 al-Nadwi, 126, 137 al-Qaeda, 132, 141, 142, 143,

144, 147, 148, 150, 151, 156, 157, 158, 159, 160, 161

al-Qur’an, 9, 38, 43, 80, 81, 82, 87, 92, 95, 115, 117, 119, 120, 122, 128, 134, 139, 140, 149, 154, 157, 158, 165, 166, 167, 169, 196, 197, 214, 217, 218, 245, 254, 283, 290, 293, 294, 296, 297, 298, 299, 300, 308, 316, 331, 345, 350, 370

al-Rafi’i, 126 al-Sunnah, 43, 80, 115, 128,

165, 316, 331, 350 Amerika, 20, 67, 70, 71, 72,

79, 83, 84, 87, 92, 93, 95,

Page 429: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

414 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

130, 142, 143, 145, 147, 148, 149, 150, 156, 157, 167, 170, 174, 183, 202, 209, 212, 238, 239, 240, 241, 278, 280, 284, 290, 292, 293, 296

Aminah Qutb, 88, 119, 121, 123

Andreu Bauzà Sastre, 23, 57 Antropologi, 42 Anwar Sadat, 117, 150, 159 Arab, 9, 25, 27, 28, 37, 39, 41,

46, 47, 48, 58, 59, 63, 83, 89, 90, 98, 99, 105, 108, 109, 112, 113, 123, 127, 130, 136, 137, 139, 140, 143, 144, 147, 148, 156, 159, 163, 174, 178, 180, 189, 190, 191, 194, 195, 199, 223, 237, 244, 245, 254, 255, 256, 301, 302, 303, 304, 321, 330, 331, 343, 349

asan Mardi> H{asan, 55, 63, 64, 65, 66

Asep Ahmad Hidayat, 1, 42, 55, 74

Asia Selatan, 134, 136, 142 Asyyuth, 169 Australia, 144, 162

B Bahasa, 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 11,

12, 13, 18, 22, 24, 25, 26, 31, 33, 34, 35, 38, 42, 43,

44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 62, 63, 65, 68, 70, 72, 73, 74, 75, 90, 91, 92, 102, 103, 104, 105, 110, 112, 113, 123, 173, 174, 177, 178, 179, 180, 182, 184, 185, 186, 188, 189, 190, 191, 192, 195, 198, 199, 200, 201, 202, 203, 205, 206, 207, 208, 210, 211, 212, 213, 215, 216, 217, 219, 220, 221, 222, 223, 226, 228, 229, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 237, 238, 239, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 253, 254, 256, 257, 259, 262, 265, 268, 273, 277, 278, 280, 281, 288, 290, 293, 294, 296, 300, 303, 304, 322, 364

Bambi B. Schieffelin, 34, 103 Bangladesh, 134 Barat, 44, 79, 80, 83, 84, 85,

92, 93, 94, 96, 97, 98, 119, 128, 129, 133, 134, 137, 139, 143, 145, 150, 151, 153, 157, 158, 168, 169, 170, 172, 214, 226, 229, 232, 238, 239, 241, 243, 245, 249, 250, 256, 257, 264, 276, 284, 289, 290, 291, 292, 298, 303, 321,

Page 430: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Indeks 415

323, 326, 334, 337, 345, 349, 362, 370

Behaviorisme, 278 Bloomfield, 70, 71, 72, 278,

280, 370 Bom, 162 Budaya, 180, 355 Bunyi, 53, 54, 173, 196, 363

C

Calvert, 84, 97, 114, 117, 118, 141, 150, 151, 300

Carol A. Miller, 7, 21, 22, 60, 73, 76

Chomsky, 11, 25, 41, 42, 44, 45, 48, 49, 52, 53, 55, 58, 62, 63, 65, 68, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 86, 106, 112, 186, 189, 192, 274, 277, 280, 286, 287, 371

Colorado, 83, 92, 144 Culler, 33, 39, 44

D

Da>r al-‘Ulu>m, 91, 95 DDII, 144, 163

E

Eksternalisasi bahasa, 107, 185, 288

Eriyanto, 10, 11 Eropa, 93, 144, 147, 170, 205,

256, 257, 362

Esposito, 93 External speech, 26

F Fais}a>l Darra>j, 32, 33, 40 Faris Muhammad, 54 Fatimah Husain Usman, 27,

82, 87, 118, 139, 369 Filsafat, 1, 2, 3, 4, 42, 55, 74,

170 Fisiologi, 50 Fonologi, 31, 46, 52, 54, 187,

188, 190, 198, 203, 208, 213, 219

Franz Magnis Suseno, 2 Frasa, 46, 47, 195, 223, 224,

225, 226, 228, 229, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 237, 238, 239, 241, 242, 243, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 250, 252, 253, 254, 256

G

Gramatika, 74

H H{a>kimiy>ah, 324 H{izb, 136, 166, 352, 367 Haedar Nasir, 37, 96 Hizbul Wathan, 87 Hizbut Tahrir, 116

Page 431: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

416 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

I Ibnu Taimiyah, 27, 98, 117,

132, 133, 139, 142, 369 Ideologi, 4, 5, 6, 8, 10, 14, 16,

17, 26, 31, 35, 36, 37, 38, 42, 77, 97, 101, 109, 113, 114, 118, 140, 141, 153, 160, 162, 163, 164, 165, 273

Ikhwanul Muslimin, 79, 81, 84, 85, 87, 94, 96, 97, 116, 117, 122, 123, 129, 130, 139, 141, 142, 147, 151, 155, 156, 159, 161, 162, 163, 168, 170, 172, 207, 218, 262, 263, 276, 285, 291, 292, 298, 299, 361, 362, 370

Ilyas Ismail, 82, 88, 89, 92, 96, 98, 125, 154, 196, 212, 218, 294, 295, 296, 298, 299, 312, 317, 318, 328, 329, 334, 338, 341

Imam Asrori, 47, 48, 195, 199, 223, 254, 256, 303, 304

Imam Samudra, 27, 144, 145, 146, 155, 370

Imdadun Rahmat, 116, 130, 136, 141, 161, 162, 163, 164, 165, 313, 314, 319, 322, 324, 325, 326, 327, 348, 349, 350, 362

India, 133, 134

Indonesia, 2, 3, 6, 13, 19, 37, 91, 92, 103, 108, 109, 113, 116, 130, 141, 144, 145, 157, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 189, 190, 191, 192, 199, 200, 201, 202, 205, 206, 207, 210, 211, 212, 215, 216, 217, 220, 221, 222, 228, 229, 230, 231, 232, 234, 235, 236, 237, 238, 240, 241, 242, 243, 245, 246, 247, 248, 249, 251, 252, 253, 254, 288, 313, 314, 319, 322, 324, 325, 327, 348, 349, 350, 355, 362

Inggris, 61, 88, 90, 92, 97, 98, 123, 137, 140, 149, 189, 191, 233, 235

Internalisasi bahasa, 28, 104, 107

Irak, 85, 171, 245 Islam, 8, 15, 19, 27, 29, 37,

38, 43, 44, 57, 79, 80, 81, 83, 84, 88, 89, 92, 93, 94, 95, 97, 98, 99, 104, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146,147, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 159, 160, 161,

Page 432: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Indeks 417

162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 170, 172, 178, 180, 188, 196, 197, 200, 202, 203, 208, 212, 213, 214, 220, 221, 225, 227, 231, 232, 235, 238, 243, 247, 249, 251, 254, 256, 257, 258, 259, 261, 262, 263, 264, 266, 267, 270, 271, 277, 284, 285, 289, 290, 291, 295, 296, 297, 298, 299, 302, 303, 305, 306, 307, 308, 309, 310, 311, 312, 313, 314, 315, 316, 317, 318, 319, 321, 322, 323, 324, 325, 327, 328, 330, 331, 333, 334, 335, 336, 337, 338, 339, 340, 341, 342, 343, 344, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 352, 353, 354, 355, 356, 358, 359, 360, 361, 362, 363, 365, 366, 367, 369, 370

Israel, 83, 128, 150, 159 Italia, 92

J J. Trevor Morley, 22, 35, 39,

47 Jahiliyah, 29, 115, 135, 136,

137, 220, 226, 244, 298, 303, 315, 326, 330, 331, 332, 333, 336, 370

James, 19, 57, 121, 156

Jihad, 29, 82, 92, 97, 123, 132, 133, 135, 136, 137, 138, 142, 143, 144, 146, 150, 154, 159, 160, 227, 231, 261, 292, 305, 306, 307, 308, 309, 312, 344, 370

K

Kairo, 82, 89, 91, 94, 96, 99, 100, 127, 142, 169, 189, 190, 291, 296, 297

Kamal al-Sananiri, 123 Kapitalisme, 322 Karl Marx, 5, 322 Katherine Ledford, 36 Kent Jonson, 21, 35, 59, 60,

76 Klausa, 46, 47, 195, 223, 254,

255, 256 Kognitif, 179, 184, 275, 278 Komarudin Hidayat, 43, 59 Kompetensi, 16, 24, 27, 28,

31, 35, 47, 64, 74, 101, 102, 103, 104, 107, 109, 110, 111, 112, 113, 169, 172, 174, 175, 225, 273, 284, 303, 364, 371

Konvensional, 190, 222 Kridaklasana, 195

L

Leksem, 180, 195

Page 433: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

418 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Leksikal, 106, 107, 198, 203, 208, 213, 219, 226, 233, 239, 244, 250, 301, 302

Lennerberg, 67, 69, 75, 77, 280, 370

Linguistik, 45, 48, 49, 68, 69, 72, 73, 74, 75, 77, 101, 190, 194, 223, 230, 255, 301

M

Mahfouz Azzam, 150, 151 Makna, 1, 4, 42, 50, 51, 52,

55, 58, 65, 74, 104, 106, 189, 198, 199, 203, 208, 213, 215, 219, 222, 226, 233, 234, 235, 239, 243, 244, 250, 257, 259, 262, 265, 268, 300, 302, 303, 304, 305, 326, 340

Maududi, 27, 116, 117, 123, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 165, 276, 335, 369

Mekkah, 331 Memori, 103 Mesir, 79, 80, 81, 82, 84, 85,

88, 89, 90, 91, 92, 95, 96, 97, 99, 114, 119, 123, 124, 125, 126, 127, 129, 133, 136, 140, 142, 143, 144, 147, 150, 151, 152, 155, 159, 160, 161, 167, 168, 169, 170, 172, 183, 189, 196, 245, 259, 262, 276,

284, 285, 289, 290, 292,298, 320, 321, 362, 370

Miki Miahara, 42 Militan, 147, 156 Modernisme, 38 Morfologi, 46, 47, 188, 190,

194, 198, 203, 208, 213, 219, 226

Muhammad Abduh, 127 Muhammad Qutb, 88, 119,

122, 123, 147, 156, 283

N Nafisah Qutb, 88, 119, 121 Nasser, 79, 84, 96, 97, 117,

123, 130, 151, 218, 290, 321

Nature, 58, 135, 274 Neuropsikolinguistik, 180,

181, 182, 274 Nighat Shakur, 22, 60, 61

O Omar Abdel Rahman, 27, 142 Osma bin Laden, 27, 146, 159

P

Pakistan, 123, 134, 147, 151 Paradigmatik, 69 Partai, 6, 89, 91, 125, 136,

163, 164, 165, 352, 355 Pateda, 106, 107, 180, 301,

302, 303

Page 434: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Indeks 419

Paul V. Kroskrity, 20, 34, 39, 40, 43

Penjara, 96, 190, 209, 240 Perang, 133, 159, 191, 233,

250, 343 Performansi, 24, 28, 31, 52,

54, 64, 107, 173, 175, 177, 179, 180, 181, 182, 183, 184, 185, 188, 195, 197, 198, 203, 208, 213, 219, 223, 225, 226, 232, 233, 238, 239, 244, 250, 254, 256, 257, 259, 262, 264, 265, 267, 268, 270, 271, 273, 288, 291, 302, 305, 357, 363, 364, 365, 366, 367, 370

Peshawar, 142, 147, 151 Petta Tarlinton, 97 Poliglot, 14 Politik, 6, 85, 114, 162, 163,

164, 165, 183, 244, 292, 355

Prancis, 92 Pranowo, 146 Produksi, 64, 101, 179, 181 Psikolinguistik, 3, 11, 12, 13,

46, 48, 51, 58, 59, 61, 62, 63, 65, 67, 86, 101, 103, 106, 174, 175, 177, 181, 182, 185, 187, 188, 256, 278, 280, 281, 287

Psikologi, 24, 79, 86, 179, 184, 275, 278

Q

Qiya>dah, 220, 257, 320 Qutb, 14, 15, 17, 18, 19, 24,

25, 27, 28, 38, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 103, 104, 109, 111, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 135,136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 145, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 177, 178, 179, 180, 182, 183, 184, 185, 187, 188, 189, 190, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 199, 202, 203, 204, 205, 207, 208, 209, 210, 212, 213, 214, 215, 217, 218, 219, 220, 222, 223, 225, 226, 227, 232, 233, 234, 238, 239, 240, 243, 244, 245, 249, 250, 251, 254, 256, 257, 258, 259, 260, 261, 262, 263, 264, 265, 266, 267, 268, 269, 270, 271, 273, 276, 277, 278, 282, 283, 284, 285, 286, 287, 288,

Page 435: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

420 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

289, 290, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 298, 299, 300, 302, 303, 304, 305, 306, 307, 308, 309, 310, 311, 312, 313, 314, 315, 316, 317, 318, 319, 320, 321, 322, 323, 324, 325, 326, 327, 328, 329, 330, 331, 332, 333, 334, 335, 336, 337, 338, 339, 340, 341, 342, 343, 344, 345, 346, 347, 348, 349, 350, 351, 352, 353, 354, 355, 356, 357, 358, 359, 360, 361, 362, 363, 364, 365, 366, 367, 369, 370, 371

Qutbian, 94, 114, 116, 144, 145, 147, 148, 150, 152, 156, 157, 158, 161, 359

R

Radikal, 116, 130, 136, 141, 156, 161, 313, 314, 319, 322, 324, 325, 327, 348, 349, 350, 362

Radikalisme, 38, 80, 84, 115, 117, 157, 160, 161, 196, 197, 214, 308, 318, 334, 335, 348, 350, 362, 363

Rashid Ridha, 153 Rasionalisme, 278, 280 Rasulullah, 164, 200, 206,

220, 331, 340 Renâe Dirven, 4, 5, 36

Representasi, 105, 274 Revivalisme, 38, 116, 130,

141, 313, 314, 319, 322, 324, 325, 327, 348, 349, 350, 362

Revolusi, 88 Roger Fowler, 10 Rusia, 11, 13, 143, 150 Ruth Wodak, 20, 49, 66

S

S}abri Ibra>him, 103, 108 Sad Zaghlul, 90 Said Hawwa, 116, 146 San Diego, 34 Saussure, 1, 45, 61, 68, 69, 70,

107, 278 Semantik, 46, 48, 50, 51, 105,

189, 190, 199, 300, 301, 302, 303, 304

Sintagmatik, 70 Sintaksis, 46, 47, 48, 50, 186,

195, 223, 225, 254, 256, 257, 259, 262, 265, 268

Skizofrenia, 83 Skotlandia, 19 Sosiolinguistik, 61, 108, 179,

180, 183, 190 Soviet, 147, 148, 156 Sri Langka, 134 Steven, 13 Strukturalisme, 68, 70 Swiss, 92

Page 436: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

Indeks 421

T

Tarbiyah, 82, 96, 162, 163, 164, 165, 166

Tarigan, 101, 175, 181, 186, 187, 188, 195, 225, 256

Teroris, 145, 146 Thaha Husain, 95, 126 Theo van Leeuwen, 11 Thompson, 5, 6, 177 Timur Tengah, 84, 88, 92, 93,

116, 130, 136, 141, 142, 155, 157, 159, 160, 163, 245, 313, 314, 319, 322, 324, 325, 327, 348, 349, 350, 362

Transformalisme, 72, 73 Transformatif generatif, 11

V

Verbal, 86, 104, 279, 304 Vygotsky, 3, 13, 275, 287

W

Wahhabi, 152

Y

Yahudi, 83, 94, 128, 145, 203, 232, 259, 262, 284, 297, 323, 332, 333, 341, 356, 361

Yordania, 148, 156, 159, 245

Z

Zawahiri, 27, 97, 128, 129, 130, 146, 147, 148, 150, 151, 153, 155, 159, 160, 161, 370

Zionis, 83, 341 zionisme, 93, 262, 263, 264,

344 Zunly Nadia, 38, 80, 84, 115,

117, 196, 197, 214, 308, 318, 334, 335, 348, 350, 362, 363, 372

Page 437: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

422 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Page 438: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

423

Biodata Penulis

Nama lengkap penulis adalah

Zamzam Nurhuda, lahir di Bandung pada

Tanggal 15 Bulan Juli Tahun 1987 dari

pasangan Aceng Sohih Bukhori dan Ade

Mariah. Jenjang pendidikan penulis

dimulai pada Tahun 1994 di MI (Madrasah

Ibtidaiyah) Mathul Anwar bandung dan

Ar-Roja Garut, kemudian pada Tahun

2000-2006 penulis melanjutkan pendidikan

di Pondok Pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Daerah Garut selama

enam Tahun (dari Madrasah Tsanawiyah

sampai Madrasah Aliyah). Selama di Pesantren, penulis aktif di

organisasi kesiswaan atau kesantrian (semacam OSIS), yaitu

sebuah organisasi yang dinamakan IRM (Ikatan Remaja

Muhammadiyah) sekarang IPM (Ikatan Pemuda Muhammadiyyah).

Selanjutnya, pada Tahun 2006 penulis melanjutkan

pendidikan Strata 1 (S1) di UIN Jakarta Fakultas Adab dan

Humaniora Jurusan Bahasa dan Sastra Arab dengan judul skripsi

“Asa>li>b al-Takha>tub bain A‘d}a>’ Munaz}z}amah al-Da‘wah Li al-

Ja>mi’ah: Dira>sah fi> D{aw’ ‘ilm al-Lughah al-antru>bu>lu>ji>”. Selama

kuliah, penulis aktif di LDK (Lembaga Dakwah Kampus), IMM

(Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah) dan IRMAFA (Ikatan Remaja

Mesjid Fathullah). Penulis melanjutkan Pendidikan Strata 2 (S2) di

Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta pada Program Pengkajian

Islam Konsentrasi Bahasa dan sastra Arab dengan judul tesis

“Bilingualisme dan Pengaruhnya Terhadap Bahasa Nasional: Studi

Kasus Di Tarbiyyah PKS” yang sudah diterbitkan (ISBN).

Page 439: TRANSFORMASIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50128/1/zam-zam - SPS.pdffonologi, sintaksis , dan semantik. Sumber primer dalam disertasi ini adalah data kebahasaan

424 Transformasi Ideologi dan Bahasa : Studi Kompetensi dan Performansi Sayyid Qutb

Penulis menghasilkan beberapa karya tulisan yang sudah

diterbitkan dalam jurnal (ISSN), karya tersebut di antaranya:

“Bahasa Spritual: Bahasa Logis, Bahasa Intuitif: Tinjauan

Psikologis Seorang Da’i”, Hermeneutika Bahasa: Teks dan Konteks

Islam dan Pengaruh Hamzah Pansuri Terhadap Bahasa dan Sastra

Melayu.

Sekarang, aktivitas penulis adalah sebagai pengajar (dosen)

bahasa Arab, pendidikan Agama Islam dan Linguistik di Universitas

Pamulang dan sedang menempuh pendidikan Strata 3 (S3) mulai

Tahun 2013 di Sekolah Pascasarja (SPs) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam bidang studi Pengkajian Islam Konsentrasi Bahasa

dan Sastra Arab. Tulisan ini adalah sebagai salah satu tugas akhir

(disertasi) yang diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Doktor dalam bidang Bahasa dan Sastra Arab.

Tentunya penulis menyadari sangat banyak kekurangan dalam

tulisan ini, oleh karena itu kritik dan saran akan sangat penulis

terima dengan terbuka. Penulis bisa dihubungi melalui email:

[email protected].