makalah semantik dan sintaksis dalam bahasa indonesia

37
MAKALAH BAHASA INDONESIA “Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia” Dosen Pengampu : Dr. suwarjo, M. Pd. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Oleh Ristiana NPM 1113053097 Semester IA 1

Upload: ristiana-togetherforever

Post on 14-Dec-2014

49.790 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

Materi Bahasa Indonesia Semester IS1 PGSD UPP Metro,, Universitas Lampung

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia”

Dosen Pengampu : Dr. suwarjo, M. Pd.

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Oleh

Ristiana

NPM 1113053097

Semester IA

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2011

1

Page 2: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu perlu

menggunakan kalimat dengan makna yang tepat. Di samping itu, perlu pula

memperhatikan pilihan kata atau diksi agar gasasan atau ide yang disampaikan

kepada orang lain dapat terpahami secara efektif. Bagaimana supaya proses

komunikasi tersebut dapat berjalan efektif, antara lain perlu memiliki

pemahaman yang berkaitan dengan sintaksis dan semantik bahasa Indonesia,

seperti jenis-jenis frase, klausa, kalimat, diksi, jenis-jensi makna, dan jenis

perubahan makna. Dengan memahami bagian-bagian sintaksis dan semantik

bahasa Indonesia tersebut, tentu dapat menciptakan komunikasi yang saling

terpahami dengan jelas dan tepat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan,

diantaranya:

1. Apakah yang dimaksud dengan sintaksis?

2. Apakah yang dimaksud dengan frase, klausa, dan kalimat?

3. Apa saja jenis-jenis frase, klausa, dan kalimat?

4. Apakah yang dimaksud dengan semantik?

5. Apakah yang dimaksud dengan diksi?

6. Bagaimanakah membedakan jenis-jenis makna?

7. Bagaimanakah membedakan jenis-jenis perubahan makna?

2

Page 3: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk menjelaskan pengertian sintaksis.

2. Untuk menjelaskan pengertian frase, klausa, dan kalimat.

3. Untuk mengklasifikasikan jenis-jenis frase, klausa, dan kalimat.

4. Untuk menjelaskan pengertian semantik.

5. Untuk menjelaskan pengertian diksi.

6. Untuk menjelaskan perbedaan jenis-jenis makna.

7. Untuk menjelaskan perbedaan jenis-jenis perubahan makna.

3

Page 4: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sintaksis

Istilah sintaksis bersal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris

digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang

membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001).

Tidak berbeda dengan pendapat tersebut, Tarigan (1984) mengemukakan bahwa

sintaksis adalah salah satu cabang dari tatabahasa yang membicarakan struktur

kalimat, klausa, dan frase.

B. Frase Bahasa Indonesia

1. Pengertian Frase

Frase menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gabungan dua kata

atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Frase adalah satuan konstruksi yang

terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf,

1984:138).

Frase juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan

kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang

mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1991:222).

Menurut Prof. M. Ramlan, frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas

satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan,

2001:139). Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi

jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan,

maka masih bisa disebut frasa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa frase adalah kelompok kata yang

mendukung suatu fungsi (subjek, predikat, pelengkap, objek dan keterangan)

dan kesatuan makna dalam kalimat.

2. Jenis-jenis Frase

4

Page 5: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

Ramlan (1981) Membagi frase berdasarkan kesetaran distribusi unsur-

unsurnya atas dua jenis, yakini frase endosentrik dan frase eksosentrik.

1) Frase endosentrik

Frase endosentrik yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat.

Frase endosentrik terbagi atas tiga jenis:

a) Frase endosentrik koordinatif yakni frase yang unsur-unsurnya setara,

dapat dihubungkan dengan kata dan, atau. Misalnya :

- rumah pekarangan

- kakek nenek

- suami istri

b) Frase endosentrik atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak

setara sehingga tidak dapat disisipkan dengan kata penghubung dan,

atau. Misalnya:

- buku baru

- sedang belajar

- belum mengajar

c) Frase endosentrik apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling

menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungan dengan kata

dan dan atau. Misalnya:

- Almin, anak Pak Darto sedang membaca

- Anak Pak Darto sedang belajar

- Ahmad sedang belajar

2) Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama

dengan semua unsurnya, misalnya:

- Di pasar

- Ke sekolah

- Dari kampung

Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau

kategori kata, frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival,

frase, pronomina, frase numeralia. (Depdikbud, 1988).

5

Page 6: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

1) Frase verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih

dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Misalnya:

- Kapal lauat itu sudah belabuh

- Bapak saya belum pergi.

- Ibu saya sedang mencuci

2) Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari dari

nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa. Misalnya:

- Kakek membeli tiga buah layang-layang.

- Amiruddin makan beberapa butir telur itik.

- Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi

3) Frase ajektival adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih

sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk

klausa. Misalnya:

- Ibu bapakku sangat gembira

- Baju itu sangat indah

- Mobil ferozamu baru sekali

4) Frase pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan

hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Misalnya :

- Saya sendiri akan pergi ke pasar

- Kami sekalian akan bekunjung ke Tator

- Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator

5) Frase numeralia adalah dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu

fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya pada numeralia.

Misalnya:

- Tiga buah rumah sedang terbakar

- Lima ekor ayam sedang terbang

- Sepuluh bungkus kue akan dibeli

6

Page 7: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

C. Klausa Bahasa Indonesia

1. Pengertian Klausa

Kridalaksana (1982:85) mengemukakan bahwa “klausa adalah satuan

gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya tediri dari subjek

dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.”

Pengertian yang sama dikemukakan oleh Ramlan (1981:62) sebagai

berikut “Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas dari P,

baik disertai S, O, PEL, dan KET atau tidak. Dengan ringkas klausa ialah (S)

P (O), (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak

dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.”

Berdasarkan pengertian di atas, klausa adalah satuan gramatik yang unsur-

usurnya minimal terdiri atas Subjek-Predikat dan maksimal unsurnya terdiri

atas Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan. Misalnya:

- Saya makan.

- Saya sedang makan nasi.

- Saya sedang makan nasi kemarin.

- Saya sedang memasakkan nasi kakakku.

2. Jenis-jenis Klausa

Klausa dilihat dari segi kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi

Predikat terdiri atas klausa: nominal, klausa verbal, klausa bilangan, dan

klausa depan. ( Ramlan,1981).

1) Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frase

golongan nomina. Misalnya :

- Ia guru IPA

- Yang dibeli pedagang itu kayu

2) Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa

kategori verbal, dan klausa vebal terbagi atas empat jenis, yakni:

a) Klausa verbal yang ajektif adalah klausa yang predikatnya dari kata

golongan verbal yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya.

Misalnya:

- Rumahnya sangat luas

7

Page 8: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

- Motornya sangat mahal

- Rumahnya indah sekali

b) Klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata

golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya. Misalnya :

- Burung merpati sedang terbang di angkasa

- Adikku sedang bermain-main di lapangan

- Pesawat Lion Air belum mendarat di Lanud Hasanuddin

c) Klausa verbal yang aktif adalah klausa yang predikatnya dari kata

golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya. Misalnya :

- Ibuku sedang mencuci piring

- Pamanku sedang mengajarkan IPS

- Guru-guruku sedang mengikuti pelatihan PIPS

d) Klausa verbal yang reflektif adalah klausa yang predikatnya dari kata

verbal yang tergolong kata kerja reflektif. Misalnya :

- Mereka sedang mendinginkan diri.

- Anak-anak itu sedang menyelamatkan diri.

- Kakek Adi telah mengobati peenyakitnya.

e) Klausa verbal yang resiprok adalah klausa yang predikatnya dari kata

golongan verbal yang termasuk kata keja resiprok. Misalnya :

- Mereka saling melempar batu karang.

- Mereka tolong menolong di sungai

- Anak-anak itu ejek-mengejek di sekolah

3) Klausa bilangan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frase

golongan bilangan. Misalnya :

- Kaki meja itu empat buah

- Mobil itu delapan rodanya.

- Rumah panggung itu duapuluh tiangnya

4) Klausa depan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa depan

yang diawali kata depan sebagai penanda. Misalnya :

- Baju dinas itu untuk pegawai pemda.

- Mobil itu dari Amerika.

- Makanan lezat itu buat adik-adikmu.

8

Page 9: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

D. Kalimat

1. Pengertian Kalimat

Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai satu bagian dari ujaran

yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan

bagian ujaran itu sudah lengkap. Pengertian tersebut sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:72) bahwa “kalimat adalah satuan

bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan

secara aktual dan potensial terdiri dari klausa.

Selain pendapat tersebut, dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(1988) dinyatakan bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks

(wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam

wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri

oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya

perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.

2. Jenis-jenis Kalimat

Dari segi bentuk, kalimat dapat dikelompokkan atas dua jenis: (a) kalimat

tunggal dan (b) kalimat majemuk.

a) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (SP, SPO,

SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Contoh :

- Dia pergi.

- Dia melempar mangga.

- Ahmad pergi ke pasar kemarin sore.

Jenis kalimat tunggal terdiri atas empat macam, yakni kalimat nominal,

kalimat verbal, kalimat ajektival dan kalimat preposisional (Depdikbud, 1988).

Kelima jenis kalimat tunggal tersebut adalah sebagai berikut :

Kalimat nominal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda.

Misalnya:

- Ibuku petani sawah

- Ayahku pegawai kantor pajak.

9

Page 10: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

- Kakakku tukang kayu.

Kalimat verbal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dibentuk dari kata

kerja/ verbal. Kalimat verbal terdiri atas lima macam yakni kalimat verbal

intransitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, dan pasif

Kalimat intransitif adalah kalimat tunggal yang prediktnya tidak

memerlukan objek, misalya :

- Pak desa belum pergi ke kantor

- Ibunya sedang berenang di kolam

- Adik-adikku telah belajat matematika.

Kalimat ekatransitif, yakni kalimat tunggal yag predikatnya hanya

memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap. Misalnya :

- Saya makan nasi goreng

- Ibu mencuci pakaian

Kalimat dwitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya

memerlukan objek dan pelengkap, misalnya :

- Ali membelikan adiknya baju tadi malam

- Nurhani memasakkan nasi suaminya kemarin.

- Suwarni mendengakan neneknya bicara di kamar

Kalimat semitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari

semitransitif, misalnya :

- Alimuddin kehilangan uang milyaran kemarin

- Rumah Pak Desa kemasukan pencuri.

- Ibu Aminah kedatangan tamu dari Jakarta

Kalimat pasif adalah kalimat tunggal yang predikatnya biasanya dari

kata kerja berawalan di- , misalnya

- Rumah itu dibeli oleh Pak Alimin Syahid.

- Motor itu dijual oleh Toko Mandala.

- Persoalan itu telah diselesaikan oleh Camat Makassar

Kalimat ajektival yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata sifat

atau ajektival, misalnya:

- Buku bahasa Inggrisku sangat tebal,

- Rumahku besar sekali

10

Page 11: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

- Keluarga itu sangat sopan dan bijaksana

Kalimat preposisional yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata

depan atau preposisi, misalnya:

- Tempat tinggalnya di Makasar

- Beras ciliwung itu dari Sidrap

- Wesel pos ini untuk Miranda

Di samping itu, Menurt (Keraf, 1982) kalimat tunggal dilihat dari segi

maknanya dapat dikelompokkan atas empat macam, yakni:

1) Kalimat berita

Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin

mengutarakan suatu peristiwa atau kejadian yang kita alami dan atau yang

dialami orang lain.

Misalnya:

- Ali pergi ke Jakarta kemarin.

- Jalan itu sangat licin.

- Saya mau berangkat ke Jakarta besok pagi.

2) Kalimat tanya.

Kalimat tanya, kalimat yang maksudnya atau berfungsi untuk menanyakan

sesuatu, yang di dalamnya terdapat tiga kemungkinan ciri:

(1) mengunakan intonasi tanya, dan atau

(2) menggunakan kata tanya, dan atau

(3) menggunakan partikel -kah.

Misalnya, seperti berikut.

Ibu datang?

Kapan Ibu datang?

Akankah ibu datang?

Jenis kata tanya yang biasa digunakan dalam kalimat tanya dapat

dikelompokkan menurut sifatnya, sebagai berikut :

Untuk menanyakan benda/hal: apa, untuk apa, tentang apa. Misalnya :

- Apa yang kamu cari di sini?

11

Page 12: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

- Untuk apa kamu bekerja siang dan malam?

- Tentang apa yang masih belum jelas bagimu?

Untuk menanyakan manusia: siapa, dengan siapa, untuk siapa. Misalnya :

- Siapa yang kaucari kemarin sore?

- Dengan siapa Anda pergi ke Jakarta?

- Untuk siapa Anda bekerja keras selama ini?

Untuk menanyakan jumlah: berapa, berapa banyak. Misalnya :

- Berapa buku yang Anda perlukan bulandepan?

- Berapa banyak uang yang akan kaupinjam sekarang?

Untuk menanyakan pilihan: mana, yang mana, Misalnya:

- Mana yang kausenangi, membeli baju atau celana?

- Yang mana kau pilih , belajar di Unhas atau di UNM?

Untuk menanyakan tempat: di mana, ke mana, dari mana. Misalnya :

- Di mana engkau akan tiggal bulan depan?

- Ke mana Dia akan pergi merantau?

- Dari mana Amin pergi baru sekarang kelihatan?

Untuk menanyakan temporal: bila, kapan, bilamana, apabila. Misalnya :

- Bila dia selesai studinya di UGM?

- Kapan Kamarudin menjadi dosen IPS di UNJ?

- Bilamana Hamid menyelesaikan pembangunan rumahnya?

Untuk menanyakan kausalitas: mengapa, apa sebab, akibat apa. Misalnya:

- Mengapa Anda tidak mau menjadi guru?

- Apa sebabanya Anda jarang pergi ke kampung halamannya?

- Akibat apa yang ditimbulkan jika malas belajar di masa muda?

Kalimat tanya terdiri atas tiga macam :

(1) Kalimat tanya biasa: kalimat yang benar-benar menanyakan sesuatu.

(2) Kalimat tanya retoris: kalimat yang menanyakan menggunakan ciri kalimat

tanya tetapi tidak perlu dijawab. Kalimat ini biasa dipakai orang yang

berpidato sebagai cara untuk menarik perhatian pendengar.

(3) kalimat yang senilai perintah: bentuknya bertanya tetapi maksudnya

menyuruh, misalnya “Apakah jendela itu bisa dibuka sekarang?”

12

Page 13: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

3) Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain

melakukan sesuatu. Misalnya :

- Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!

- Pergilah ke sekolah!

- Carilah pekerjaan apa saja, yang penting halal.

Kalimat perintah mempunyai beberapa jenis:

Suruhan

Misalnya :

- Pergi dari sini!

- Makan obat dahulubaru ke sekolah!

Permintaan.

Misalnya :

- Tolong bawa surat ini ke kantor pos!

- Bisakah Anda buatkan lukisan pemandangan!

- Mohon buatkan meja kayu!

Memperkenankan

Misalnya :

- Masuklah ke dalam kalau Anda perlu!

- Silakan keluarlah jika ada yang mau dibeli!

- Disilakan berangkat dahulu!

Ajakan

Misalnya:

- Marilah kita istirahat sejenak!

- Mari kita bekerja sama-sama!

- Ayo kita makan sama-sama!

Larangan

Misalnya :

- Jangan pergi hari ini!

- Tidak boleh pergi pada tengah malam!

- Jangan pergi ke pasar

13

Page 14: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

Bujukan

Misalnya :

- Tidurlah ibu menjagamu, sayang!

- Makan bersama neneklah, nanti saya yang jaga di luar!

Harapan

Misalnya:

- Mudah-mudahan Anda selamat sampai di tujuan!

- Semoga Anda sehat wal’afiat!

- Semoga Anda sukses selalu!

4) Kalimat seru

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum.

Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dapat

dibuat dari kalimat berita yang predikatnya adjektiva (Depdikbud, 1988).

Contoh :

- Alangkah bebasnya pergaulan mereka!

- Bukan main bodohnya anak itu!

- Sungguh cerdas anak itu!

b) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari satu

pola kalimat, misalnya: SP + SP, SPO + SPO; atau kalimat yang di dalamnya

terdapat induk kalimat (diterangkan) dan anak kalimat (menerangkan).

Contoh:

- Saya minum teh dan bapak minum kopi. (majemuk setara)

- Kami sedang makan ketika paman datang kemarin. (majemuk bertingkat)

- Pak Bupati telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang

dimeriahkan oleh para artis nasional, serta dihadiri para pejabat muspida.

(majemuk campuran)

Kalimat majemuk menurut Keraf (1982) terdiri atas atas tiga jenis yakni

kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk

campuran.

14

Page 15: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

1) Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara terbagi atas empat jenis: yakni kalimat majemuk

setara penambahan, kalimat majemuk setara pemilihan, kalimat majemuk

setara perlawanan, dan kalimat majemuk setara sebab.

Kalimat majemuk setara penambahan ádalah kalimat majemuk setara

yang menggunakan kata-kata penghubung: dan, lagi pula, serta.

Misalnya:

- Adi belajar IPS dan Erni belajar IPA.

- Tuti sangat pintar mejahit lagi pula sangat baik budi

- Muhaimin pergi ke pasar serta pergi ke kebun pada hari ini

Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk setara

yang menggunakan kata-kata pengubung atau, baik... maupun.

Misalnya:

- Engkau mau pergi ke Jakarta atau mau pergi ke Semarang?

- Pemerintah perlu meningkatkan mutu pendidikan, baik mutu

pendidikan dasar-menengah maupun mutu pendidikan tinggi.

Kalimat majemuk setara perlawanan adalah kalimat majemuk setara

yang menggunakan kata penghubung: tetapi, namun, padahal.

Misalnya:

- Dia mau belajar tetapi diberi hadiah dulu.

- Meskipun sakit jantung, Ali tetap bekerja di bengkel.

- Dia kelihatan sehat padahal memiliki penyakit kronis.

Kalimat majemuk setara sebab-akibat adalah kalimat majemuk setara

yang menggunakan kata penghubung: sebab, karena, behubung,

akibat. Misalnya:

- Saya tidak pergi karena sakit.

- Kamaruddin tidak masuk bekerja sebab pergi ke kampungnya.

- Hutan di hulu sungai Saddang sudah rusak total, akibatnya sering

banjir di hilir.

2) Kalimat majemuk bertingkat.

Kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk

kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau,

15

Page 16: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu

membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah

ada. Misalnya:

- Rumah kami kosong waktu pencuri masuk.

- Pak tani yang rajin itu memberantas hama padi.

3) Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat yang terdiri atas sebuah pola

atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurangkurangnya

dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan (Keraf, 1981). Misalnya:

- Universitas Negeri makassar telah melaksanakan seminar nasional tentang

peningkatan mutu pendidikan, yang dihadiri Menteri Pendidikan Nasional,

Gubernur Sulawesi Selatan, pejabat tinggi lainnya, serta pencinta pendidikan

di kota Makassar dan sekitarnya.

E. Pengertian Semantik

Semantik sebagai istilah di dalam ilmu bahasa mempunyai pengertian

tertentu. Menurut Aminuddin (1998), Semantik yang semula berasal dari

bahasa Yunani, mengandung makna to signift atau memaknai. Sebagai istilah

teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Dengan

anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik

merupakan bagian dari linguistik.

Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani sema (kata

benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah seamino yang

berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud tanda atau lambang di

sini adalah tanda-tanda linguistik yang terdiri atas (1) komponen yang

menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan

atau makna dari komopnen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau

lambang, sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah sesuatu yang

berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent/acuan/hal yang

ditunjuk.

Mengenai semantik Verhaar (1999: 385) mengemukakan bahwa semantik

adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna yang terbagi lagi

16

Page 17: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

menjadi semantik gramatikal dan semantik leksikal. Istilah semantik dalam

bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, yang asalnya dari

bahasa Yunani, asal kata sema (nomina) yang berarti ‘tanda’; atau samaino

(verba) yang berarti ‘menandai’ atau ‘berarti’. Istilah semantik digunakan para

ahli bahasa untuk menyebut salah satu cabang ilmu bahasa yang bergerak pada

tataran makna atau ilmu bahasa yang mempelajari makna.

Kridalaksana (1993: 193-194) memberikan pengertian semantik sebagai

(1) bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan

juga dengan struktur makna suatu wicara; (2) sistem dan penyelidikan makna

dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Sementara itu, Keraf

(1982) mengemukakan bahwa semantik adalah bagian dari tatabahasa yang

meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan

dari arti suatu kata. Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwanya,

semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu

ungkapan atau kata atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang

dan referennya, misalnya kata kata kursi bereferen dengan “sebuah benda

yang fungsinya dipakai duduk dengan kaki terdiri atas empat”.

Berdasarkan pengertian di atas, semantik pada dasarnya merupakan salah

satu cabang lingustik yang mengkaji terjadinya berbagai kemungkinan makna

suatu kata dan pengembangannya seiring dengan terjadinya perubahan dalam

masyarakat bahasa.

F. Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapakan gagasan

sehingga memperoleh efek tertentu. (KBBI,1997:233.). Diksi menyangkut

kecermatan dan ketelitian memilih sejumlah kata yang relatif sinonim dalam

konteks tertentu sehingga dapat memberikan kesan yang khusus, estetis, dan

tepat. Misalnya penggunaan kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas,

mangkat, pulang ke rahmatullah, mampus, tutup usia, tutup mata.

Kaitannya dengan diksi atau pilihan kata, perlu dipahami dengan baik

tentang perbedaan antara :

a. Kata baku dan nonbaku

17

Page 18: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

Kata baku ialah kata yang sesuai kaidah tatabahasa dan nonbaku ialah kata

yang tidak sejalan standar kaidah bahasa yang tepat, misalnya

BAKU TIDAK BAKU

Rapi rapih

Imbau himbau

Andal handal

Teknik tehnik

b. Kata abstrak dan konkret

Kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai rujukan/objek yang jelas

secara inderawi, sedang kata konkret ialah kata yang rujukannya berupa

objek yang dapat diserap pancaindera, atau nyata, misalnya:

Abstrak : kesehatan, keadilan, dan kecintaan, dan sebaganya.

Konkret: berdiskusi, buku, pesawat terbang, dan sebagainya

c. Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf

Pengertian kelima istilah yang ada di atas menurut Keraf (1980) dan

Tarigan (1986) adalah sebagai berikut:

Sinonim terbagi atas sin ‘sama’ dan onim ‘nama’. Berdasar arti harfiah

tersebut sinonim adalah kata yang tulisan dan lafalnya berbeda namun

maknanya relatif mirip atau sama. Misalnya:

− cerdas,

− pintar,

− cakap,

− pandai.

Antonim terdiri atas anti ‘lawan’ dan onim ‘nama’ . Berdasar dari arti

harfiah antonim adalah kata yang tulisan dan ucapannya sama sedang

maknanya berlawanan. Misalnya:

− besar >< kecil.

− tinggi >< rendah,

Homograf terdiri atas homo ‘sama’ dan onim ‘nama’. Berdasar dari

arti harfiah tersebut, homograf ialah kata yang sama tulisan tetapi

berbeda ucapan dan maknanya. Misalnya:

− mental (terpelanting) dengan mental (jiwa)

18

Page 19: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

− dekan (ulat) dengan dekan (pimpinan fakultas)

− tabel (keranda mayat) dengan tabel (kolom)

Homofon terdiri atas homo ‘sama’ dan fon ‘bunyi. Berdasar pada arti

harfiah tersebut, homofon adalah kata yang relatif sama bunyinya

tetapi tulisan dan maknanya berbeda. Misalnya:

- bang (Andi) dengan bank (BRI).

Homonim terdiri atas homo ‘sama’ dan onim ‘nama’ . Berdasarkan arti

harfiah tersebut homonim adalah kata yang tulisan dan ucapan sama

tetapi maknanya berbeda. Misalnya:

- bisa (dapat) dengan bisa (racun)

G. Jenis-jenis Makna

Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna

merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu

menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer

Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara

makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul

Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau

konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.

Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :

1. maksud pembicara;

2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku

manusia atau kelompok manusia;

3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa

atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan

4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana,

2001: 132).

Sebuah kata mempunyai makna kognitif (denotatif, deskriptif), makna

konotatif dan makna emotif. Kata dengan makna kognitif ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari, kata kognitif ini dipakai dalam bidang teknik. Kata

konotatif dalam bahasa Indonesia cenderung bermakna negatif, sedangkan

kata emotif memiliki makna positif. Berikut akan dibahas mengenai jenis-jenis

19

Page 20: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

makna berdasarkan berbagai sumber yang telah dikemukakan oleh para ahli

bahasa.

1. Makna sempit

Makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari

keseluruhan ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena

dibatasi (Djajasudarma, 1993). Selanjutnya, Djajasudarma (1993: 7-8)

menjelaskan bahwa kata-kata bermakna luas di dalam bahasa Indonesia

disebut juga makna umum (generik) digunakan untuk mengungkapkan

gagasan atau ide yang umum. Gagasan atau ide yang umum bila dibubuhi

rincian gagasan atau ide, maka maknanya akan menyempit (memiliki makna

sempit), seperti pada contoh berikut:

- Pakaian dengan pakaian wanita

- Saudara dengan saudara kandung

saudara tiri

saudara sepupu

2. Makna luas

Makna luas (widened meaning atau extended meaning) adalah makna yang

terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan (Djajasudarma,

1993: 8). Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari

makna yang sempit, seperti pada contoh bahasa Indonesia berikut:

- Pakaian dalam dengan pakaian

- Kursi roda dengan kursi

3. Makna denotatif

Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan

antara konsep dengan dunia kenyataan. Makna denotatif adalah makna lugas,

makna apa adanya. Makna denotatif tidak hanya dimiliki kata-kata yang

menunjuk benda-benda nyata, tetapi mengacu pula pada bentuk-bentuk yang

makna kognitifnya khusus (Djajasudarma, 1993:9). Jadi, makna kognitif

adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan atau perumpamaan.

20

Page 21: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

4. Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna kata yang mengandung nilai rasa (positif

atau negatif) misalnya kata pembantu, asisten dan babu. Kata pembantu

bermakna denotasi tetapi asisten dan babu bermakna konotasi positif dan

negatif.

Tarigan (1986) membagi konotasi atas dua bagian, yakni konotasi

individual dan konotasi kolektif. Konotasi kolektif dibagi atas:

a) Konotasi baik terdiri atas konotasi tinggi dan konotasi ramah. Misalnya:

- konotasi tinggi: ikhtiar, imajinasi cakrawala.

- konotasi ramah: akur, besuk, cicil.

b) Konotasi tidak baik. Misalnya:

- konotasi berbahaya : longsor, hantu

- konotasi tidak pantas : kencing, sundal

- konotasi tidak enak misalnya: mata duitan, mata keranjang

- konotasi kasar misalnya: buta huruf , bodoh

- konotasi keras misalnya: bobrok, kacau-balau

c) Konotasi netral atau biasa

- konotasi bentukan sekolah misalnya: agak lumayan, pegawai negeri

- konotasi kanak-kanak, misalnya: bobo, mami, papi

5. Makna referensial

Makna referensial (referential meaning) adalah makna unsur bahasa yang

sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar bahasa (objek atau gagasan),

dan yang dapat dijelaskan oleh analisi komponen; juga disebut denotasi; lawan

dari konotasi (Kridalaksana, 1993: 133).

Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada

referentnya, atau acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah

termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam

dunia nyata. Sebaliknya, kata-kata seperti dan, atau, dan karena adalah

termasuk kata-kata yang tidak bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak

mempunyai referent.

21

Page 22: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

6. Makna konstruksi

Kridalaksana (1993), makna konstruksi (construction meaning) adalah

makna yang terdapat dalam konstruksi, misalnya, ‘milik’ yang dalam bahasa

Indonesia diungkapkan dengan urutan kata.

Contoh-contoh yang diberikan Djajasudarma (1993) mengenai makna

konstruksi ini antara lain:

1. Itu buku saya

2. Saya baca buku saya

3. Perempuan itu ibu saya

4. Rumahnya jauh dari sini

5. Di mana rumahmu?

7. Makna leksikal dan gramatikal

Makna leksikal adalah makna kata secara lepas tanpa ikatan dengan kata

yang lainnya atau kata yang belum mengalami afiksasi, atau perulangan,

misalnya makan, satu, mata, sedang makna gramatikal adalah makna baru

yang timbul akibat terjadinya peristiwa gramatikal (pengimbuhan, reduplikasi,

atau pemajemukan), misalnya makanan, satu-satu, matahari.

H. Perubahan Makna

Kata tertentu biasanya mengalami perubahan makna tertentu karena

adanya perkembangan kondisi masyarakat dalam situasi tertentu. Keraf (1982)

mengemukakan perubahan makna terdiri atas enam jenis. Keenam jenis

perubahan makna tersebut adalah sebagai berikut:

1) Meluas ialah kata yang maknanya menjadi luas pemakaiannya.

Contoh:

− ikan dahulu hanya menunjuk jenis binatang yang hidup di air tetapi

sekarang meluas menjadi lauk pauk.

− Ibu dahulu hanya menunjukkan ibu kandung tetapi sekarang juga

digunakan untuk semua perempuan dewasa

− Bapak dahulu hanya menunjukkan ayah kandung tetapi sekarang juga

digunakan untuk semua pria yang sudah dewasa

22

Page 23: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

2) Menyempit ialah kata yang maknanya semakin dan pengalami proses

penyempitan penggunaannya.

Contoh:

− berlayar dahulu hanya digunakan dalam konteks perahu yang

menggunakan layar, tetapi sekarang juga digunakan untuk kapal besi yang

menggunakan mesin atau motor.

− Sarjana dahulu hanya digunakan untuk semua orang cedekiawan tetapi

sekarang hanya untuk lulusan universitas

3) Amelioratif berasal dari bahasa Latin melior ‘semakin baik’. Dari kata

tesebut dapat dikatakan bawah ameliorative ialah makna suatu kata yang

semakin positif atau baik.

Contoh:

- kata gendut dan gemuk. Gemuk mengalami peninggian makna dibanding

gendut.

4) Peyoratif berasal dari bahasa Latin peyor ‘jelek’. Maka peyoratif dapat

dikatakan sebagai makna suatu kata yang mengalami penurunan nilai atau

semakin jelek. Misalnya:

− buta dianggap lebih jelek dibandingkan tunanetra.

− gelandangan dianggap lebih jelek dibandingkan tunawisma

5) Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran

tanggapan antara dua indera yang berbeda. Misalnya:

− kata “manis” (pengecap) tetapi dapat pula dipakai pada kalimat

“Perkataannya sangat manis’ (pendengaran)

6) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara

makna yang lama dengan makna yang baru, misalnya kursi dapat pula

dipakai dengan makna “jabatan”.

23

Page 24: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan

seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Sedangkan semantik bahasa

Indonesia merupakan bagian dari tatabahasa yang mengkaji makna suatu kata

dan perubahan atau pengembangan makna kata yang mungkin terjadi. Bagian-

bagian yang dibahas dalam bidang semantik meliputi diksi, jenis makna, dan

perubahan makna.

B. Saran

Pemahaman satuan sintaksis dan semantik bahasa Indonesia bagi guru,

selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan

benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan

kemampuan berbahasa siswa. Sehingga, materi ini menjadi modal awal bagi

Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik SD, karena

dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang dapat

mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya sehingga semakin

mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

24

Page 25: Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

http://eci-muachpinky.blogspot.com/2011/03/pengertian-sintaksis.html

http://eldhieya.blogspot.com/2011/06/sintaksis-dan-semantik-dalam-

bahasa.html

http://elfaputri.blogspot.com/2010/07/makalah-bahasa-indonesia-makna-

semantik.html

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_7.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_8.pdf

http://library.usu.ac.id/download/fs/06001583.pdf

http://margiatisetiawan.blogspot.com/2011/02/frasa-dan-klausa.html

http://olivya-permata.blogspot.com/2010/03/pengertian-diksi.html

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah

%20Awal/Kajian%20Bahasa%20Indonesia%20SD/BAC/Unit_5_0.pdf

25