tor lombapenulisan(1)(1)

10
TOR LOMBA PENULISAN BUKU PELAJARAN “MIPA” DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DEPARTEMEN AGAMA Tell me what you read, I’ll tell you what you are. ♦♦♦ Alam semesta begitu indah, menggetarkan, berenergi dahsyat, bersahabat, dan sangat spiritual. Namun, sejauh ini, buku pelajaran IPA membuatnya terasa asing dan hampa. Pengetahuan tentang alam semesta (IPA) menjadi sesuatu yang tidak indah, tidak bisa dinikmati, menakutkan, tidak mencerdaskan dan tidak berenergi sehingga gagal menggugah spiritualitas, kesadaran dan rasa ingin tahu siswa. T E M A “Menggagas Buku Pelajaran MIPA yang Mencerdaskan” PENDAHULUAN Hasil belajar sebagai tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses pembelajaran, yaitu bagaimana mencuatkan pelbagai potensi yang dimiliki anak didik. Kualitas suatu pendidikan akan sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran. Dari sekian banyak unsur yang paling menentukan kualitas pembelajaran adalah buku pelajaran. Suka atau tidak, kenyataan menunjukkan bahwa buku pelajaran adalah jantung pembelajaran. Bagi para guru yang kreatif memang dimungkinkan untuk mengajak mereka mengembangkan sendiri materi pembelajaran. Tetapi, hampir semua guru, pada saat ini —entah karena kesibukan atau alasan lain—mengajar sesuai dengan apa yang ada pada buku pelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku pelajaran adalah penentu strategi pembelajaran. Dus, ini berarti, buku pelajaran adalah penentu pendidikan. Maka, menelantarkan buku pelajaran akan berimplikasi serius pada keterlantaran kualitas pendidikan bangsa ini. Kenyataan di atas tampak seperti menyederhanakan persoalan pendidikan yang begitu kompleks. Namun, inilah realitas yang sebenarnya. Guru mengajar sering kali sekadar TOR lomba Buku Pelajaran -- 1

Upload: rohmatelfajr

Post on 25-Jun-2015

106 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOR LombaPenulisan(1)(1)

TOR LOMBA PENULISAN BUKU PELAJARAN “MIPA”DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH

DEPARTEMEN AGAMA

Tell me what you read, I’ll tell you what you are.

♦♦♦

Alam semesta begitu indah, menggetarkan, berenergi dahsyat, bersahabat, dan sangat spiritual. Namun, sejauh ini, buku

pelajaran IPA membuatnya terasa asing dan hampa. Pengetahuan tentang alam semesta (IPA) menjadi sesuatu yang

tidak indah, tidak bisa dinikmati, menakutkan, tidak mencerdaskan dan tidak berenergi sehingga gagal menggugah

spiritualitas, kesadaran dan rasa ingin tahu siswa.

T E M A

“Menggagas Buku Pelajaran MIPA yang Mencerdaskan”

PENDAHULUAN

Hasil belajar sebagai tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses pembelajaran, yaitu bagaimana mencuatkan pelbagai potensi yang dimiliki anak didik. Kualitas suatu pendidikan akan sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran. Dari sekian banyak unsur yang paling menentukan kualitas pembelajaran adalah buku pelajaran. Suka atau tidak, kenyataan menunjukkan bahwa buku pelajaran adalah jantung pembelajaran. Bagi para guru yang kreatif memang dimungkinkan untuk mengajak mereka mengembangkan sendiri materi pembelajaran. Tetapi, hampir semua guru, pada saat ini—entah karena kesibukan atau alasan lain—mengajar sesuai dengan apa yang ada pada buku pelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku pelajaran adalah penentu strategi pembelajaran. Dus, ini berarti, buku pelajaran adalah penentu pendidikan. Maka, menelantarkan buku pelajaran akan berimplikasi serius pada keterlantaran kualitas pendidikan bangsa ini.

Kenyataan di atas tampak seperti menyederhanakan persoalan pendidikan yang begitu kompleks. Namun, inilah realitas yang sebenarnya. Guru mengajar sering kali sekadar menjelaskan apa yang ada pada buku pelajaran dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Meskipun benar bahwa dalam pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pengembangan materi pelajaran adalah wewenang guru masing-masing, namun ruang kebebasan ini ternyata belum dapat dimanfaatkan. Guru yang telah terlanjur tak berdaya secara ekonomi dan intelektual ini dihadapkan pada berbagai kendala yang takmampu mereka atasi untuk menghadirkan materi standar yang diharapkan. Pada akhirnya, ia pasti akan kembali menumpukan pembelajaran pada buku pelajaran yang ada.

TOR lomba Buku Pelajaran -- 1

Page 2: TOR LombaPenulisan(1)(1)

Ini artinya buku pelajaran telah menjadi ’cetak biru’ pembelajaran yang merupakan the real curriculum. Maka, bagaimanapun kompetensi dirumuskan akan sangat ditentukan oleh bagaimana bentuk pengembangan dan penyajian materinya melalui buku pelajaran. Berbagai kajian di lapangan membuktikan bahwa sering kali guru tidak peduli dan bahkan tidak pernah membuka kurikulum sebelum mengajar. Bagi mereka, yang paling penting adalah buku pelajaran. Meski misi KBK adalah competency oriented, tetapi, kenyataannya, guru kita masih subject matter oriented. Dalam kondisi seperti ini, mengharapkan mereka berubah derastis untuk menjadi pengembang materi pembelajaran yang ideal adalah absurd. Karenanya adalah sangat mendesak untuk segera dicarikan terobosan untuk dapat merevolusi iklim perbukuan sekolah (buku pelajaran) yang sekaligus diharapkan dapat merevolusi pembelajaran.

Tentunya, sebuah buku pelajaran yang dimaksud haruslah dapat menjadi kendaraan yang menyampaikan secara utuh visi dan misi pendidikan suatu bangsa, yaitu membantu siswa mengaktualisasikan dan mengembangkan seluruh potensinya sehingga ia menjadi kompeten dibidangnya. Buku pelajaran diharapkan dapat menyampaikan ilmu pengetahuan yang benar dan akurat dan menggugah kesadaran siswa untuk menyongsong masa depan. Pertanyaannya, sudahkah buku-buku pelajaran yang dipakai anak-anak sekolah secara utuh mengemban visi-misi di atas? Apakah ia sudah memberikan kepada siswa informasi yang valid dan up-to-date? Apakah ia sudah secara cerdas menggugah emosi dan nalar para siswa?

Dalam kasus buku-buku IPA misalnya, jika harus disimpulkan maka buku pelajaran IPA yang ada sekarang adalah berat dan verbalistik. Berat maksudnya adalah bahwa buku-buku pelajaran IPA (juga pelajaran lain umumnya) yang ada sekarang terlalu terkesan buku orang dewasa yang sarat teori, monoton, dan tampak kurang akrab dengan dunia remaja. Ini akan sangat potensial membuat siswa jenuh bahkan tertekan dalam menghadapinya. Memberi tugas untuk membaca buku-buku pelajaran kepada mereka, akhirnya, seperti membebani mereka. Membaca, jadinya, bukannya suatu aktivitas mental atau olah pikir yang mengasyikkan, tetapi menjadi semacam kegiatan yang sangat berat.

Verbalistik maksudnya adalah bahwa sering kali buku-buku yang ada tidak dilengkapi dengan visualisasi, peta konsep yang memadai, asli atau mendekati aslinya. Bahkan, kadang, ilustrasi yang menyertainya tidak kontekstual dengan dunia remaja. Kalimat-kalimat yang digunakan pun tampak kaku, kurang mengalir, kering, dan tidak komunikatif/ bercerita. Sehingga beratnya materi IPA menjadi sempurna dengan kekaburan obyek kajian dan kekakuan penuturannya. Format atau tampilan buku pelajaran yang seperti ini sudah seharusnya segera dirombak.

Bau formalitas, kekakuan, rumit, dan angker harus dihilangkan. Buku pelajaran itu harus disusun sedemikian rupa sehingga, di samping tampil manis, menarik, mudah dipahami, ia juga harus menggugah. Ia

TOR lomba Buku Pelajaran -- 2

Page 3: TOR LombaPenulisan(1)(1)

harus bertenaga, memiliki ruh dan bisa mengilhami anak didik untuk terus maju dan berkembang.

Jangan sampai alam semesta yang begitu indah, menggetarkan, berenergi dahsyat, bersahabat, dan sangat spiritual, diubah oleh buku pelajaran IPA menjadi sesuatu yang asing dan hampa. Pengetahuan tentang alam semesta (IPA) akhirnya menjadi sesuatu yang tidak indah, tidak bisa dinikmati, menakutkan, tidak mencerdaskan, dan tidak berenergi sehingga gagal menggugah spiritualitas, kesadaran, dan rasa ingin tahu siswa.

Fakta-Fakta Buku Pelajaran

Revolusi terhadap buku pelajaran sangat mendesak jika kita perhatikan fakta-fakta berikut.

Pertama, Sri Redjeki dalam penelitiannya menemukan bahwa materi pelajaran yang disodorkan dalam buku-buku paket biologi yang digunakan di sekolah/madrasah Indonesia tertinggal 50 tahun dari penemuan terbaru bidang ini. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1997 ini mungkin tidak relevan lagi. Beberapa buku-buku pelajaran yang terbit belakangan sudah menyesuaikan dengan perkembangan terkini iptek. Namun tidak bisa dipungkiri cukup banyak buku pelajaran yang beredar masih mengandung kesalahan mendasar ini. Jika demikian, bagaimana mungkin mengharapkan mereka mampu mengantisipasi masa depan jika pelajaran-pelajaran yang disodorkan kepada mereka justru tidak responsif terhadap perkembagan yang sedang terjadi?

Kedua, dari aspek penyajian, kondisinya pun tidak kalah memprihatinkan. Buku-buku pelajaran yang banyak beredar sejauh ini terlalu materialistik, kering, dan tidak menggugah kesadaran afektif (emosional) siswa. Meskipun berorientasi kognitif yang amat kental, namun secara intelektual tidak mampu menggerakkan daya kritis dan rasa ingin tahu pembacanya (guru dan siswa).

Ketiga, Dedi Supriadi (2000), di bagian lain, menemukan, buku pelajaran (textbook) merupakan satu-satunya buku rujukan yang dibaca oleh siswa, bahkan juga oleh sebagian besar guru. Ini artinya, sebagian terbesar siswa dan guru menelan mentah-mentah setiap informasi yang terdapat di dalam buku pelajaran tersebut. Tidak terjadi proses kroscek dan pembacaan kritis.

Keempat, sebagaimana dijelaskan pada pembukaan, Buku Pelajaran sesungguhnya merupakan media sangat penting dan strategis dalam pendidikan. Ia adalah penafsir pertama dan utama dari visi-misi sebuah pendidikan. Karena itu Buku Pelajaran sebenarnya dapat dijadikan ”jalan pintas” meningkatkan mutu pendidikan. Di samping bertugas menyampaikan koherensi antar konsep kunci dalam berbagai cabang ilmu pengetahun yang dipelajari siswa, Buku Pelajaran berperan memacu perkembangan kecerdasan, memberi inspirasi atau ide kepada

TOR lomba Buku Pelajaran -- 3

Page 4: TOR LombaPenulisan(1)(1)

siswa atau guru untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang topik-topik yang disampaikan (Chekley, 1997).

Kelima, Buku Pelajaran dapat menggantikan peran guru atau setidaknya membantu guru menjelaskan sesuatu. Untuk konteks Indonesia, di mana kualitas guru yang kurang memadai, maka posisi Buku Pelajaran bukan hanya sebagai peran pengganti tapi malah peran utama.

Keenam, laporan International Education Achievement tahun 1999, di mana minat baca siswa di sekolah-sekolah Indonesia, termasuk madrasah, menempati nomor 2 (dua) terakhir dari 39 negara yang disurvei. Disinyalir, rendahnya minat baca siswa berawal dari perkenalan (kesan) pertama yang buruk dengan buku, dalam hal ini buku pelajaran, yang angker, berat dan tidak menarik tersebut

Ketujuh, setiap usaha peningkatan mutu pendidikan bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan siswa. Jika demikian, seharusnya usaha yang diprioritaskan adalah yang paling mungkin dirasakan langsung oleh setiap siswa. Tidak bisa dipungkiri, Buku Pelajaran merupakan salah satu—kalau tidak satu-satunya—media belajar yang bisa dipegang, dirasakan, bahkan menjadi teman tidur siswa di pojok-pojok kamar mereka. Merupakan kekeliruan fatal bila kemudian “teman setia”-nya itu tidak mampu mengantarnya ke gerbang pengetahuan dan masa depan yang lebih baik.

Dari beberapa fakta di atas dapat disimpulkan bahwa revolusi terhadap buku pelajaran—termasuk IPA—adalah niscaya jika kita masih berharap kualitas pendidikan ini dapat terselamatkan.

Lomba Penulisan Buku Pelajaran MIPA ini diharapkan dapat menjaring ide-ide kreatif, dan mungkin alternatif, dalam menghadirkan sebuah Buku Pelajaran dengan semangat-semangat seperti yang telah di sampaikan di atas.

NAMA KEGIATAN

Lomba Penulisan Buku Pelajaran Madrasah Aliyah

CAKUPAN KEGIATAN

Lomba Penulisan Buku Pelajaran Madrasah Aliyah ini meliputi:

1. Buku Pelajaran Fisika

2. Buku Pelajaran Kimia

3. Buku Pelajaran Biologi

4. Buku Pelajaran Matematika

TUJUAN

Tujuan Khusus, bagi Pendidikan Madrasah:

TOR lomba Buku Pelajaran -- 4

Page 5: TOR LombaPenulisan(1)(1)

1. Menghadirkan naskah buku pelajaran Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika bagi Madrasah Aliyah yang lebih menggugah, memberikan inspirasi dan mengembangkan kecerdasan siswa secara komprehensif.

2. Memberikan ruang bagi, sekaligus menigkatkan kepedulian, para penulis di bidang fisika, kimia dan biologi untuk menyusun sebuah buku pelajaran alternatif yang dipergunakan di Madrasah Aliah (SLTA) yang lebih kontekstual dengan keadaan sekolah dan siswa yang menggunakan buku tersebut.

3. Membuka dan/atau memperluas jaringan madrasah melalui kerja sama saling menguntungkan antara Departemen Agama dan instansi terkait.

Tujuan Umum, bagai Pendidikan Indonesia:

1. Menghadirkan buku pelajaran alternatif yang dapat berkomunikasi secara efektif dan menyentuh emosi para pembacanya dan diharapkan menjadi model penulisan buku-buku pelajaran yang dipergunakan terutama pada pendidikan tingkat dasar dan menengah.

2. Mengisi kelangkaan buku pelajaran yang secara mendasar mempertimbangkan pemanfaatan dan pengembangan berbagai potensi dan kecerdasan anak didik.

TARGET

1. Tersedianya naskah alternatif buku pelajaran bagi MA yang dapat dijadikan sebagai buku pegangan pembelajaran fisika, kimia, biologi dan Matematika di MA.

2. Meningkatnya apresiasi terhadap penulis buku bermutu untuk kebutuhan perbukuan di madrasah sebagai wahana peningkatan mutu pendidikan di madrasah secara khusus dan di Indonesia secara umum.

3. Tersebarnya informasi kegiatan lomba penulisan buku pelajaran ke kalangan masyarakat luas sebagai bagian dari program pengenalan madrasah ke wilayah publik.

KETENTUAN LOMBA

Ketentuan Umum

■ Lomba bersifat terbuka untuk umum.

■ Peserta boleh perorangan atau kelompok/tim.

■ Peserta bukan panitia atau juri.

■ Menyertakan data diri CV Peserta (format ada pada www.depag.go.id).

■ Hak cipta ada pada penulis.

TOR lomba Buku Pelajaran -- 5

Page 6: TOR LombaPenulisan(1)(1)

■ Menyertakan surat Pernyataan orisinalitas naskah dan kesediaan diberi sanksi jika terjadi plagiasi yang dibubuhi materai Rp. 6.000.

■ Hanya 5 terbaik naskah yang akan diundang untuk presentasi (Bagi peserta kelompok, hanya satu penulis (wakil) yang akan diundang/ditanggung biaya akomodasi).

■ Panitia berhak menerbitkan naskah (selama kurun waktu 1 [satu] tahunsetelah pengumuman pemenang).

Kriteria Buku ini

■ Materi lomba dibatasi pada Buku Pelajaran Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika untuk Madrasah Aliyah.

■ Buku Pelajaran diperuntukkan bagi siswa Kelas 1 Madrasah Aliyah.

■ Menyertakan buku lembar kerja siswa secara terpisah.

■ Naskah harus karya asli (belum diterbitkan).

■ Menyertakan Kata Pengantar yang berisi penjelasan metodologi penulisan, peta/cakupan isi, dan lain-lain yang dianggap perlu.

Kriteria Penilaian

■ Orisinalitas.

■ Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

■ Kemudahan dibaca, dicerna, dan dipahami (self-study); kandungan makna (meaningful); mampu memotivasi untuk terus belajar (learn and unlearn); mampu mengikat pembaca (siswa) untuk terus membacanya (attentive); dan menggugah baik secara emosional maupun spiritual.

■ Aspek penanaman berfikir kritis (critical thinking).

■ Kekayaan dan keragaman bahan bacaan atau referensi yang digunakan

■ Aktual, akurat, dan kontekstual.

■ Metode penyajian dan pengemasan (khusus pengemasan dibuat sedemikian rupa agar dapat dipergunakan selama lebih dari sekali/satu tahun ajar).

■ Relevansi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kurikulum yang belaku.

■ Ilustrasi seperti: studi kasus, dan/atau uji lab, dan/atau foto, dan/atau grafik, dan/atau bentuk evaluasi, dan/atau lain-lain.

(Beberapa gagasan menatik tentan buku pelajaran dapat dilihat makalah seminar ”Buku Pelajaran yang Mencerdaskan”)

Mekanisme Lomba

■ Buku yang diserahkan adalah buku yang sudah jadi atau berbentuk

TOR lomba Buku Pelajaran -- 6

Page 7: TOR LombaPenulisan(1)(1)

dummy dan menyertakan soft-copy-nya (soft file).

■ Diserahkan kepada panitia paling lambat tanggal 28 Februarui 2007 (Stempel Pos).

■ Pemenang diumumkan di media massa nasional selambat-lambatnya tanggal 30 April 2007.

■ Salinan buku yang sudah diterima panitia tidak akan dikembalikan.

■ Salinan buku beserta seluruh dokumen yang dibutuhkan dikirimkan ke sekretariat panitia:

Panitia Lomba Penulisan Buku Pelajaran MIPADepartemen Agama, Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Gedung EMIS, Lantai II, JAKARTA PO Box 1335 JKP 10013Telp 021 3503729, Faks 021 3503730

Contact Person:Saiful, HP 081310669854Alia, HP 08158017952Email: [email protected]

DEWAN JURI

Dewan juri atau proses penjurian melibatkan: ahli sains di msasing-masing bidang pelajaran, ahli pendidikan, ahli keislaman, psikolog/neorolog, penulis ahli (profesional writer), ahli perbukuan, guru dan siswa.

PEMENANG DAN HADIAH

■ Keputusan dewan juri bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat.

■ Total Hadiah Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan (Plus Bonus)

■ Pajak hadiah ditanggung oleh pemenang.

Jakarta, Mei 2006

TOR lomba Buku Pelajaran -- 7

Page 8: TOR LombaPenulisan(1)(1)

ILUSTRASI PADA PAMFLET PENGUMUMAN LOMBAPENULISAN BUKU PELAJARAN MIPA(Dialog dengan Pendekatan Komik)

Pandi : Wah, mem baca buku IPA bikin aku pusing dan bete. Apa mungkin ya ada buku IPA yang mudah dipahami, menarik, dan menyenangkan? Misalnya saja, buku itu ringan dibaca, seperti orang ngemil kacang goreng, eh tahu-tahu udah abis deh 2-3 bungkus.

Sera : Ya, memang menulis buku pelajaran itu yang seperti itu. Memang sudah aturan, kali.

Pandi : Tidak ada itu aturan baku. Yang ada hanya kebiasaan yang kemudian berubah menjadi seolah-olah aturan. Seolah-olah common sense. Aku lebih senang menyebutnya salah kaprah. Kita harus menciptakan kebiasaan lain yang lebih mendorong orang untuk kreatif dan produktif.

Sera : Keluar jalur dong. Melawan arus, men.

Pandi : Tepatnya memberikan alternatif gitu loh. Ya, semacam BUKU PELAJARAN ALTERNATIF. Bukan ilmunya, tapi cara penyajiannya! Ilmu kimia, biologi, dan matematika dari dulu ‘kan sama aja. Kerennya, content sih sama, hanya context-nya yang harus diubah agar sesuai zaman.

Sera : Halah, udah nggak usah mimpi kawan. MIPA itu ya MIPA, MIkir sampe kePala Anjlok, he-he. Yang namanya IPA ya emang gitu dari sononya.

Pandi : Dari sononya gimana? Buka matamu lebar-lebar, lihatlah alam semesta.Alam itu indah, menggugah, berenergi dahsyat, dan sangat spiritual. Seharusnya buku pelajaran IPA juga tampil indah, bisa dinikmati, tidak menakutkan, mencerdaskan, berenergi sehingga menggugah spiritualitas, kesadaran dan rasa ingin tahu siswa. Janganlah alam yang begitu dekat malah kita buat jauh dan asing. Nah, yang seperti itu yang gue maksud.

Sera : Ya, ya, gila. Suara ente seperti suara Malaikat yang memperingatkan kebodohan kita membaca alam. Cerdas!

*****

Jika Anda merasa memiliki ide kreatif dan cemerlang tentang bagaimana sebuah

buku pelajaran yang mencerdaskan disajikan, segeralah tulis atau ajak penulis lain untuk membantu menerjemahkan ide Anda, lalu kirim ke kami. Yakinlah jutaan

TOR lomba Buku Pelajaran -- 8

Page 9: TOR LombaPenulisan(1)(1)

anak bangsa sedang menunggu kreatifitas Anda!

Selesai.

TOR lomba Buku Pelajaran -- 9