tor kajian kegiatan industri pengolahan hasil agro umum.doc

Upload: mual-alim

Post on 06-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)PEMETAAN KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMETAAN KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat subur dengan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah pertanian sehingga dijuluki negara agraris. Dalam perspektif pembangunan nasional, pembangunan sektor pertanian ditujukan meningkatkan taraf hidup dan pendapatan serta kesejahteraan petani, memperluas lapangan dan kesempatankerja serta mengisi dan memperluas pasar domestik dan juga internasional.Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan langkah langkah untuk mendukung pertanian maju, efisien dan tangguh sehingga mampu meningkatkan keanekaragaman hasil, kuantitas dan kualitas derajat pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah. Kemampuan dalam pengolahan usaha pertanian harus terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan agribisnis dan agropertanian khususnya pengolahan hasil pertanian untuk semakin meningkatkan nilai tamabah serta daya saing komoditi pertanian.Agribisnis merupakan satu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan mata rantai produksi , pengolahan hasil produksi, pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Agribisnis meliputi kegiatan yang hasilnya digunakan sebagai masukan bagi kegiatan pertanian, seluruh usaha di sektor pertanian danseluruh usaha yang menggunakan hasil pertanian sebagai masukan yang dikenal dengan agropertanian khususnya pengolahan hasil pertanian.Pembangunan pertanian berwawasan agribisnis & agropertanian khususnya pengolahan hasil pertanian dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada sehingga seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat yang nyata.Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah melalui departemen pertanian nasional adalah dengan menggalakkan program diversifikasi pengolahan produk hasil pertanian.Dinas Pertanian Kotamadya/Kabupaten sebagai sebagai bagian pemerintah Kotamadya/Kabupaten dan juga lembaga pelaksana pembagunan pertanian nasional di daerah mempunyai visi khususnya dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yaitu mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat khususnya petani melalui pembangunan sistem dan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan, dan terdesentralisasi.Sedangkan misinya yaitu ;

1. Mendorong terciptanya keterpaduan sentra - sentra produksi pertanian dengan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian pengolahan dan pemasaran.

2. Mendorong peningkatan daya saing komoditas pertanian dan hasil olahannya di pasar domestik dan pasar ekspor.

3. Mendorong terciptanya jaminan mutu produk - produk segar dan olahan hasil pertanian.

4. Memasyarakatkan teknologi pengolahan dan rekayasa penciptaan nilai tambah lainnya.

5. Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya wirausaha-wirausaha dan kelembagaan yang mandiri, serta pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian pertanian yang berkelanjutan .

6. Mendorong terciptanya sistim informasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang lebih efektif dan efisien.

7. Mengembangkan sistem dan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang efisien, berkeadilan dan ramah lingkungan.8. Mendorong tumbuhnya pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian penunjang.Adapun tujuan yang bisa dicapai adalah sebagai berikut :1. Meningkatkan pendapatan petani dan pelaku agribisnis lainnya melalui peningkatan efisiensi dan perolehan nilai tambah dari usaha-usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang berkelanjutan

2. Menciptakan lapangan kerja melalui penumbuhkembangan usaha-usaha dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, serta usaha-usaha pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian penunjang dan jasa-jasa

Berdasarkan tujuan tersebut maka dapat dirumuskan sasaran yang hendak dituju yaitu :1. Meningkatnya nilai tambah produk dan keragaman produk olahan pertanian.

2. Meningkatnya efisiensi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, pangsa pasar domestik dan internasional meningkat. 3. Tumbuh kembangnya usaha-usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Diharapkan akan terbina unit usaha pengolahan hasil pertanian skala rumah tangga dan usaha agroindustri skala menengah dan besar.4. Meningkatnya investasi agribisnis hilir baik PMDN maupun PMA.

5. Tumbuhnya wirausahawan dibidang pemasaran dan pengolahan hasil pertanian

6. Tumbuhnya industri penunjang dan lembaga perekonomian di pedesaan

7. Tersedianya sarana dan prasarana bagi usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka ada hal hal yang harus diupayakan sebagai langkah awal dan pondasi dari strategi yang akan ditempuh yaitu diantaranya adalah pemetaan produk turunan hasil pertanian yang ada di Batu.II. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Melakukan proses identifikasi kegiatan pengolahan hasil pertanian yang ada di Batu.

2. Menganalisa dan mengevaluasi dari data data yang didapatkan dan dibutuhkan pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian khususnya tentang bagaimana pola jenis kegiatannya, pola pembiayaannya,pola distribusi pasarnya, pola manajemennya dan pola skala produksinya.3. Membantu pemerintah kota khususnya Dinas Pertanian dalam merancang strategi pembangunan pertanian khususnya pada pengolahan hasil pertanian . 4. Membantu pemerintah kota khususnya Dinas Pertanian dalam membuat peta kawasan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten berdasarkan data- data yang telah dikumpulkan.

Adapun sasaran dari kegiatan pemetaan ini adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten yang meliputi kegiatan pengolahan dalam skala IKRT/home industry,industri mikro,industri kecil, industri menengah, industri besar.2. Identifikasi pola jenis kegiatannya, pola pembiayaannya,pola distribusi pasarnya, pola manajemennya dan pola skala produksinya dari kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten.3. Adanya rekomendasi yang dapat membantu pemerintah kota khususnya Dinas Pertanian dalam bentuk peta kawasan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten dan rekomendasi dalam merancang strategi pembangunan pertanian khususnya pada pengolahan hasil pertanian . III. Dana dan Sumber Dana

Besar dana yang dibutuhkan dalam kegiatan pemetaan ini adalah sesuai Rencana Kerja Angggaran yang disetujui dimana sumber dana tersebut berasal dari alokasi Dana Perubahan Anggaran Keuangan (PAK), APBD Kotamadya/Kabupaten.. Sebelum melaksanakan kegiatan pihak perencana diwajibkan membuat usulan anggaran biaya dengan perincian biaya pada setiap kegiatan yang dilakukan.IV. Sistem Pelaksanaan Kegiatan

Sistem pelaksanaan kegiatan pemetaan kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten ini dilakukan dengan menggunakan jasa konsultansi.

V. Pendekatan perncanaan pengolahan hasil pertanian Dalam memetakan kegiatan pengolahan hasil pertanian perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut :1. Sistem agribisnis : Rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yg saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

2. Sub-sistem agribisnis :

Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) = pengadaan saprotan. Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) = budidaya pertanian/usahatani. Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) = agroindustri hasil pertanian. Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) faktor produksi, hasil produksi dan hasil olahan Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-system) = subsistem jasa (service sub-system)

3. Bidang usaha pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan cabang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian atau jenis pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian. 4. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. 5. Bahan baku industri pengolahan hasil pertanian adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi khususnya pengolahan hasil pertanian. 6. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 7. Barang jadi adalah barang hasil proses industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi. 8. Teknologi pengolahan hasil pertanian adalah cara pada proses pengolahan yang diterapkan dalam pengolahan hasil pertanian. 9. Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang tepat dan berguna bagi suatu proses untuk menghasilkan nilai tambah. 10. Perekayasaan pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan pengolahan hasil pertanian yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan pengolahan hasil pertanian lainnya.11. Standar pengolahan hasil pertanian adalah ketentuan-ketentuan terhadap hasil pengolahan hasil pertanian yang di satu segi menyangkut bentuk, ukuran, komposisi.12. Globalisasi ekonomi yang intensif menuntut setiap negara dan setiap daerah di Indonesia memilih pertanian khususnya n hasil pertanian andalannya (by design), sesuai dengan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Hal ini selanjutnya akan menuntut perlunya diadakan perubahan pola produksi nasional secara terencana., baik struktur maupun komposisinya. Dinamika perubahan struktural-fungsional semacam itu akan melahirkan pula tantangan-tantangan kultural yang tidak ringan. Masyarakat dituntut untuk mampu menstransformasi diri ke dalam sikap hidup dan pola hidup khususnya pengolahan hasil pertanianl. Sekaligus masyarakat juga dituntut untuk mampu mengikuti dinamika proses perubahan. Kesemua ini merupakan tuntutan budaya yang harus dihadapi oleh masyarakat, termasuk menerapkan manajemen yang demokratis yang bisa memberikan berkembangnya kreatifitas dan inovasi yang selalu siap tanggap atas kebutuhan dan perubahan. Memperhatikan arah perkembangan tersebut, perlu dikembangkan suatu strategi tertentu (strategi pertanian khususnya pengolahan hasil pertanianlisasi) dengan tetap bertumpu pada trilogi pembangunan yang telah kita sepakati. 13. Masa mendatang:produksi berbasis sumberdaya (resource base)berpeluang besar dibanding technologicalbasemaupuncapital base.14. Kegiatan produksi berbasis sumberdaya terbesar adl. kegiatan agribisnis pd sub-sistem budidaya dan pengolahannya (agroindustri)15. Strategi pengembangan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian nasional dibuat dengan memperhatikan :

keseimbangan pembangunan dalam upaya mengatasi kesenjangan antara sektor hulu dan hilir, antara daerah yang satu dengan yang lain, antara industri dan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian besar, menengah dan kecil, serta antara sektor pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian dengan sektor lainnya;

penguasaan teknologi yang mencakup mulai dari teknologi pedesaan, teknologi madya, dan teknologi tinggi;

target untuk mengembangkan indsutri yang lebih banyak menyerap tenaga terampil dan mempunyai nilai tambah yang tinggi.

16. Untuk mendukung strategi pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian ini, perlu diciptakan iklim pengolahan hasil pertanian yang kondusif dengan perencanaan pembinaan berdasar pada hasil analisis peta kondisi sumber daya pendukung pembangunan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian. 17. Proses pembangunan pertanian pada hakekatnya adalah proses transformasi atau peralihan dari sector pertanian onfram menuju sector pertanian off-farm yaitu tumbuhnya industri-industri pengolahan sumber daya alam andalan dengan mesin atau peralatan kerja yang memadai serta didukung metode kerja atau manajemen dan juga lingkungan yang yang dikelola sumber daya manusia. Peran manusialah yang akan makin berarti. Dengan peran manusia yang dimaksudkan, unsur yang paling utama bukanlah ototnya, tetapi otaknya. Artinya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimilikinya. 18. Pembangunan bidang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian mengacu pada prinsip pengembangan pada pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap berpegang pada peraturan Perundangan yang berlaku.19. Penentuan priorotas program dan kegiatan pembangunan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian perlu mengacu pada studi kelayakan ekonomi,teknis serta manajemen, keuangan, sosial dan lingkungan.VI. Standar Teknis Standar teknis dalam pemetaan potensi sumber daya Dukung pengembangan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten mengacu pada :

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya/Kabupaten Tahun 2008 -2028.

b. Rencana Pembangunan Pertanian khususnya pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Dinas Pertanian Kotamadya/Kabupaten sebagai bagian dari RPJM Kotamadya/Kabupaten.

c. Rencana Pembangunan Pertanian khususnya pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dari Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur.

d. Rencana Pengembangan pertanian khususnya pengolahan dan pemasaran hasil pertanian nasional yang mengacu pada program revitalisasi industri pegolahan hasil pertanian.

VII. Peraturan Perundang-undangan

Pemataan kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagaimana berikut:

a. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;

b. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.c. UU No.12/1992 tentang sistem budidaya tanamand. Peraturan Menteri Pertanian No 42/Permentan/OT.140/9/2008Pedoman Pengajuan dan Penyaluran Dana Penguatan Modal Usaha Agribisnis Kepada Lembaga Mandiri Yang Mengakar Di Masyarakat.e. PP No.68/2002 tentang Ketahanan Panganf. PP No.28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangang. PP No.32/1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecilh. PP No.44/1997 tentang Kemitraani. PP No.13/1995Izin Usaha Industrij. Peraturan Presiden No. 7/2005) tentang fokus pembangunan industri pada jangka menengah (2004-2009).

k. Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait.l. Disamping itu yang perlu dijadikan acuan dalam pemetaan potensi sumber daya Dukung pengembangan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian adalah arahan atau kebijakan dari pimpinan instansi terkait.VIII.Lingkup Kegiatan Pemetaan

Ruang lingkup pemetaan kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten pada hakekatnya mencakup porses, kerangka pembahasan , analisis kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program pembangunan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian yang berkualitas, sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah bidang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian. .

Adapun lingkup cakupan dalam program pemetaan kegiatan pengolahan hasil pertanian ini adalah sebagai berikut :1. Identifikasi dan analisis kegiatan pengolahan hasil pertanian yang ada di Kotamadya/Kabupaten.

2. Rekomendasi sebagai arahan proses pembangunan bidang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian yang dibiayai dari APBD Kotamadya/Kabupaten dalam rangka mendukung pengkondisian sasaran pembangunan lima tahun bidang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam RPJMN lima tahun kedepan.

3. Mendorong pembangunan Kotamadya/Kabupaten di bidang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian terutama daerah daerah atau komoditi yang mendapatkan prioritas di Batu dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian di daerah.

IX.Output Kegiatan Pemetaan

Output yang dihasilkan dari kegiatan pemetaan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten adalah sebagai berikut :

1. Data identifikasi kondisi saat ini tentang gambaran umum kegiatan pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.2. Dokumen hasil analisis pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten yang meliputi pola jenis kegiatannya, pola pembiayaannya,pola distribusi pasarnya, pola manajemennya dan pola skala produksinya.

3. Dokumen peta kegiatan pengolahan hasil pertanian untuk setiap daerah kecamatan di Kotamadya/Kabupaten.

4. Rekomendasi tentang strategi pembinaan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.X.Tahapan Kegiatan Pemetaan 1. Tahapan persiapan pemetaan untuk merancang konsep pemetaan serta data data yang akan dibutuhkan .2. Tahapan kegiatan survey dan pengambilan data di lapangan untuk melihat dari dekat dan mengumpulkan data tentang kegiatan pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.3. Tahapan tabulasi dan rekapitulasi serta pengolahan data yang dikumpulkan dari survey.4. Tahapan analisis dari data yang telah diolah tentang kegiatan pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.5. Tahapan pembuatan peta kegiatan dan rekomendasi pembangunan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten. XI.Jadwal Kegiatan Pemetaan

Kegiatan pemetaan potensi sumber daya dukung pengembangan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten akan dilaksanakan dalam waktu 3 bulan atau sekitar 90 hari kalender sejak penandatanganan Surat Perintah Kerja dengan rincian sebagai berikut :

1. Persiapan dan Pelaksanaan Survey

: 4 minggu2. Pengolahan Data

: 1 minggu3. Analisis Hasil Pengolahan Data

: 4 minggu4. Pembuatan Peta dan rekomendasi Kegiatan

Pengolahan Hasil pertanian

: 3 minggu

Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan pemetaan kegiatan pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.:NOKegiatanBulan 1Bulan 2Bulan 3

123412341234

1Persiapan dan Kegiatan Survey

2Pengolahan Data

3Analisis Hasil Pengolahan Data

4Pembuatan Peta dan rekomendasi Kegiatan Pengolahan Hasil pertanian

XII. Organisasi Perencana Kegiatan PemetaanDalam melaksanakan pemetaan kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten perencana kegiatan harus membentuk tim pelaksana secara fungsional dengan memberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab sesuai dengan yang di mandatkan perencana. Tim pelaksana yang dimaksud adalah merupakan gabungan dari beberapa tenaga ahli yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan spesifikasi dan kualifikasi kegiatan pemetaan sebagai berikut :

1. Team Leader /Ahli Manajemen Produksi

Minimal Sarjana S2 Teknik Pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian. Team leader bertugas dan bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan pekerjaan, menyusun rencana kerja, dan memberikan pengarahan demi kelancaran kegiatan pemetaan yang akan dilaksanakan.2. Ahli Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

Minimal Sarjana S1 Bidang Teknik Pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian. SDM Ahli bidang Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian yang bertugas dan bertanggung jawab dalam merancang dan menganalisis kondisi saat ini dan rencana kedepan dari perencanaan pembangunan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.

3. Ahli Ekonomi PembangunanMinimal Sarjana S1 Bidang Ekonomi Pembangunan. SDM ini bertugas dan bertanggung jawab dalam merancang dan menganalisis kondisi saat ini dan rencana kedepan dari pembangunan ekonomi khususnya berkaitan dengan pengolahan hasil pertanian di Kotamadya/Kabupaten.

4. Ahli Pengembangan WilayahMinimal Sarjana S1 Bidang Pengembangan Wilayah. SDM ahli Pengembangan Wilayah ini bertugas dan bertanggung jawab dalam menganalisis kondisi saat ini dari pengembangan wilayah Kotamadya/Kabupaten dan rencana kedepan hubungannya dengan pembangunan pertanian.

5. Ahli LingkunganMinimal Sarjana S1 Bidang Lingkungan. SDM Ahli bidang lingkungan ini bertugas dan bertanggung jawab dalam merancang dan menganalisis kondisi saat ini dan rencana lima tahun kedepan dari pengelolaan dan penataan lingkungan (sumber daya alam) hubungannya dengan pembangunan pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian.6. Tenaga Administrasi

Minimal Sarjana S1 Bidang Administrasi. SDM Administrasi ini bertugas dan bertanggung jawab dalam kesekretariatan dan pembuatan laporan kegiatan pemetaan kegiatan pengolahan hasil pertanian Kotamadya/Kabupaten.7. Tim pendukung yang dibutuhkan dalam pemetaan sesuai kebijakan konsultan pelaksana dengan spesifikasi dan kualifikasi yang telah ditentukan.

Secara detil struktur organisasi tim konsultan pelaksana kegiatan pemetaan adalah sebagai berikut :

XIII. Jenis dan Sistem Pelaporan

A. Jenis Pelaporan

Jenis pelaporan yang harus disiapkan dalam kegiatan pemetaan ini adalah sebagai berikut :

a. Log Book kegiatan mingguan yang dilaporkan pada setiap bulan kegiatan

b. Laporan Final yang merupakan laporan yang terstruktur dari kegiatan yang dilakukan dan hasil pengolahan dan analisis data kegiatan.

B. Sistem Pelaporan

Sistem penyajian pelaporan yang harus disiapkan dalam kegiatan pemetaan ini dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Log Book kegiatan mingguan disajikan dengan kaidah sebagai berikut :

Pengetikan menggunakan 2 spasi pada kertas HVS putih polos ukuran A4.

Judul log book kegiatan Log Book Kegiatan Mingguan Bulan Ke-..

Isi laporan dalam format tabel rincian kegiatan.

b. Laporan Pendahuluan disajikan dengan kaidah sebagai berikut :

Pengetikan menggunakan 2 spasi pada kertas HVS putih polos ukuran A4.

Judul Laporan Laporan Pendahuluan

Lima (5) buku laporan disajikan setelah mendapat persetujuan pihak yang berwenang dalam kegiatan pemetaan .

c. Laporan Analisis disajikan dengan kaidah sebagai berikut :

Pengetikan menggunakan 2 spasi pada kertas HVS putih polos ukuran A4.

Judul Laporan Laporan Hasil Analisis

Lima (5) buku laporan disajikan setelah mendapat persetujuan pihak yang berwenang dalam kegiatan pemetaan .

d. Laporan Akhir disajikan dengan kaidah sebagai berikut :

Pengetikan menggunakan 2 spasi pada kertas HVS putih polos ukuran A4.

Judul Laporan Laporan Akhir

Lima (5) buku laporan disajikan setelah mendapat persetujuan pihak yang berwenang dalam kegiatan pemetaan .

Lampiran Rincian Biaya Jasa KonsultasiNo.UraianPendidikanLama Kegiatan

(Bulan)Honor/bulanJumlah

1Team LeaderS23Rp 6.000.000,-Rp18.000.000,-

2Ahli Pengembangan WilayahS13Rp 5.000.000,-Rp15.000.000,-

3Ahli Ek.PembangunanS13Rp 5.000.000,-Rp15.000.000,-

4Ahli LingkunganS13Rp 5.000.000,-Rp15.000.000,-

5Ahli Teknologi Pengolahan Hasil PertanianS13Rp 5.000.000,-Rp15.000.000,-

6AdministrasiS13Rp 3.500.000,-Rp10.500.000,-

7TeknisiD33Rp 2.500.000,-Rp7.500.000,-

TOTALRp 96.000.000,-

Tim Leader

Ahli

Pengembangan

Wilayah

Tenaga

Administrasi/

Kesekretariatan

Ahli

Lingkungan

Tenaga Pendukung

Ahli

Pengolahan Hasil Pertanian

Ahli

Ekonomi

Pemba-ngunan