topik

15
A. TOPIK : SIKLUS REPRODUKSI MENCIT B. TUJUAN : 1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina. 2. Menentukan tahap siklus yang sedang dialami oleh hewan betina. C. DASAR TEORI Siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya (Adnan, 2012). Sistem reproduksi memiliki 4 dasar yaitu untuk menghasikan sel telur yang membawa setengah dari sifat genetik keturunan, untuk menyediakan tempat pembuahan selama pemberian nutrisi dan perkembangan fetus dan untuk mekanisme kelahiran. Lokasi sistem reproduksi terletak paralel diatas rektum. Sistem reproduksi dalam terdiri dari ovari, oviduct, dan uterus (Retno, 2011). Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah”, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasinghormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang

Upload: muhammad-shoelih-qoyyim

Post on 20-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

menit

TRANSCRIPT

Page 1: TOPIK

A. TOPIK : SIKLUS REPRODUKSI MENCIT

B. TUJUAN :

1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina.

2. Menentukan tahap siklus yang sedang dialami oleh hewan betina.

C. DASAR TEORI

Siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem

reproduksi (ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang

tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya

(Adnan, 2012).

Sistem reproduksi memiliki 4 dasar yaitu untuk menghasikan sel telur

yang membawa setengah dari sifat genetik keturunan, untuk menyediakan

tempat pembuahan selama pemberian nutrisi dan perkembangan fetus dan

untuk mekanisme kelahiran. Lokasi sistem reproduksi terletak paralel diatas

rektum. Sistem reproduksi dalam terdiri dari ovari, oviduct, dan

uterus (Retno, 2011).

Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti

“kegilaan” atau “gairah”, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan

gonadotropin-releasinghormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku

kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang

dipengaruhi folliclestimulatinghormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi.

Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan

luteinizinghormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit

akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak

tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan

mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan,

mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Pada

kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah

endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan

uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua

Page 2: TOPIK

siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi.

Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks

dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus

estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan

yang banyak (Campbell, 2004).

Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut siklus menstruasi,

sedangkan siklus reproduksi pada non-primata disebut siklus estus. Dari satu

estrus ke estrus berikutnya disebut satu estrus. Panjang siklus estrus pada

tikus mencit 4-5 hari, pada babi, sapi, dan kuda 21 hari, pada marmot 15 hari

(Adnan, 2012).

Menurut Retno (2011),  siklus estrus pada mencit, yaitu :

1. Fase proestrus  

Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan

pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat.

Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase kandungan air pada

uterus meningkat dan mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar-

kelenjar endometrial mengalami hipertrof.

2. Fase estrus

Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus

tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan

folikel meningkat dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan

maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami

akhir perkembangan/terjadi dengan cepat.

3. Fase metaestrus

Metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan

pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil,dan

pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan

vaskularitas.

4. Fase diestrus

Diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpusluteum

berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron

(hormon yang dihasilkan dari corpusluteum) tampak dengan jelas pada

Page 3: TOPIK

dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan korporalutea pada vagina

lebih besar dari ovulasi sebelumnya.

Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan

oleh sel kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir

fase estrus, lapisan kornifikasi tampak sloughedoff dan invasi leukosit

terjadi. Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa

leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase

estrus terjadi dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi

estrogen mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase

ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh

progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin

berakhir 1-5 hari (Hill, 2006).

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Mikroskop cahaya

b. Kaca benda

c. Kaca penutup

d. Pipet tetes

2. Bahan :

a. Mencit betina dewasa yang tidak hamil

b. Alkohol 70 %

c. Metilen Blue 1 %

d. NaCl 0,9 % / Ringer

e. Cotton bud

f. Air kran

Page 4: TOPIK

E. PROSEDUR

Menggunakan Cotton Bud

Memasukkan cotton bud yang sudah dibasahi alkohol 70% kedalam

vagina mencit kira-kira sedalam ½ cm

Memutar cotton bud di dalam vagina mencit dengan hati-hati.

Mengapuskan ujung cotton bud pada kaca benda yang sudah diapuskan dengan dengan alkohol 70 % (arah apusan satu arah)

Mewarnai dengan Metilen Blue 1 %

Membuang kelebihan zat warna, lalu membilas dengan air kran.

Mengeringkan dan mengamati di bawah mikroskop.

Menentukan gambaran sitologis apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya

Menunggu selama 3-5 menit

Page 5: TOPIK

Menggunakan Pipet Tetes

Memasukkan pipet tetes yang sudah diusap NaCl/ringer kedalam vagina

mencit kira-kira sedalam ½ cm,

Lalu menyemprotkan aquades ke dalam vagina mencit dengan menggunakan pipet tetes yang halus.

Menyemprotkan dan menyedot berulang kali hingga cairan di dalam pipet tampak keruh.

Diatas kaca objek, mengoleskan pipet tetes tadi atau meneteskan sedikit

cairan keruh dari pipet penyemprot.

Membuang kelebihan zat warna, lalu membilas dengan aquades.

Mengeringkan dan mengamati di bawah mikroskop.

Menentukan gambaran sitology apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya

Page 6: TOPIK

F. Data

Bentuk Sel Apusan vagina yang ditemukan kelompok 1

1. Epitel kornifikasi

Epitel kornifikasi

Sumber : dokumen pribadi kelompok 1

2. Epitel

Epitel

Sumber : dokumen pribadi kelompok 1

Bentuk Sel Apusan vagina yang ditemukan kelompok lain

1. Sel Menanduk

Sel Menanduk

Sumber : dokumen pribadi offering G 2013

Page 7: TOPIK

2. Lendir

Lendir

Sumber : dokumen pribadi offering G 2013

G. ANALISIS

Pipet tetes dimasukkan ke dalam vagina menit sekitar 1/2 cm. Lalu

disemprotkan larutan Ringer / NaCl 0,9% sampai menjadi keruh. Larutan

NaCl 0,9 5 berguna untuk mempertahankan bentuk sel. Setelah diteteskan

diberi pewarnaan Metylen Blue agar sel-selnya terwarnai. Metylen blue

dikeringkan agar dapat dengan jelas sel yang akan diamati. Produksi Nantinya

sel yang diamati akan menentukan tahapan reproduksi menit.

Dapat dilihat Epitel kornifikasi tersebut tidak memiliki inti dan

bentuknya sudah beraneka ragam. Dapat dilihat epitel tersebut masih

memiliki inti sel dan berbentuk bulat. Berdasarkan gambar sitologis yang

nampak apusan vagina mencit disimpulkan bahwa siklus reproduksinya pada

fase estrus awal. Hal ini dibuktikan dengan jenis-jenis sel epitel yang

terkandung yaitu terdapat sel epitel dan sel epitel terkornifikasi yang banyak.

Sel menanduk adalah sel yang terkandung atau terdapat pada apusan

vagina tepatnya pada fase estrus. Lendir terdapat pada tahapan siklus estrus

diestrus saja. Bentuk dari lendir pada apusan vagina yaitu panjang dan tipis.

Page 8: TOPIK

H. PEMBAHASAN

Siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem

reproduksi (ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang

tidak hamil, yang memperlihatkan korelasi antara satu dengan yang lainnya

(Adnan, 2012). Siklus reproduksi dipengaruhi oleh faktor pelepas dari

hipotalamus, hormon gonadotrophin dari hipifisis dan hormon seks dari

ovarium.

Menurut Adnan (2012) Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut

siklus menstruasi. Sedangkan, siklus reproduksi pada non-primata disebut

siklus estus. Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu estrus. Panjang

siklus estrus pada tikus mencit 4-5 hari.

Siklus estrus dibagi dalam empat tahap atau stadium, yaitu: proestrus,

estrus, metestrus, dan diestrus (Retno, 2011). Dengan mengamati struktur

epitelium permukaan vagina yang dilakukan dengan cara membuat apusan

vagina, dapat diketahui stadium estrus suatu hewan betina. Apusan vagina

bisa dibuat sebelum penyatuan hewan jantan dan betina, sehingga reproduksi

akan berhasil baik. Adanya suimbat vagina setelah penyatuan menandakan

bahwa kopulasi sudah berlangsung dan hari itu bisa ditentukan sebagai hari

kehamilan ke nol.

Tahap siklus estrus dan hasil apusan dapat di jelaskan setelah melakukan

praktikum ini. Pada tahap siklus estrus diestrus hasil apusan vagina yang

didapat yaitu sel epitel, leukosit, dan lendir. Pada tahap proestrus hasilnya

adalah sel epitel berinti dan sel epiitel kornifikasi. Setelah itu tahap Estrus

awal didapatkan hasil apusan vagina berupa sel epitel berinti dan banyaknya

sel epitel kornifikasi. Selanjutnya pada tahap estrus akhir hasil yang didapat

yaitu hanya sel epitel kornifikasi saja tetapi jumlahnya banyak. Dan yang

terakhir metestrus, pada tahap ini didapatkan hasil yaitu sel epitel kornifikasi,

leukosit, dan sel epitel berinti. (Retno, 2011).  

Page 9: TOPIK

I. KESIMPULAN

1. Sel - sel hasil apusan vagina

Sel menanduk : sel yang terkandung atau terdapat pada apusan vagina

tepatnya pada fase estrus.

Lendir : Lendir terdapat pada tahapan siklus estrus diestrus saja. Bentuk

dari lendir pada apusan vagina yaitu panjang dan tipis.

Epitel dan Epitel kornifikasi : di identifikasi menit sudah memasuki masa

estrus awal.

2. Siklus reproduksi pada hewan mamalia betina dewasa (bukan primata)

disebut siklus estrus. Tahap-tahap siklus estrus dimulai dari diestrus,

proestrus, estrus, dan metestrus. Mencit yang mengalami fase estrus dan

proestrus siap untuk dikawinkan. Masa estrus mencit adalah 4-5 hari.

Page 10: TOPIK

J. DAFTAR RUJUKAN

Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Shella. 2011. Pengamatan Apusan Vagina Mencit. http://shella

shelladessimacha.blogspot.com. Diakses pada tanggal 29

September 2014.

Meme. 2013. Laporan Siklus Reproduksi. http://ca-rie.blogspot.com.

Diaksespada tanggal 29 September 2014

Adnan. 2012. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi

FMIPA UNM.

Anggraeni, Bettie Retno. 2011. Siklus Reproduksi. http://blog.uin-malang

.ac.id , Diakses pada tanggal 29 september 2014.

Hill, Mark. 2006. Estrous Cycle. The university of net South wales. Sidney http://www.

lpp. ons.ac.id /web/moodle/moodledata/12 5/3Oogenesis.pdf.

Diakses pada tanggal 29 september 2014.

Page 11: TOPIK

K. EVALUASI