topik
DESCRIPTION
menitTRANSCRIPT
A. TOPIK : SIKLUS REPRODUKSI MENCIT
B. TUJUAN :
1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina.
2. Menentukan tahap siklus yang sedang dialami oleh hewan betina.
C. DASAR TEORI
Siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem
reproduksi (ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang
tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya
(Adnan, 2012).
Sistem reproduksi memiliki 4 dasar yaitu untuk menghasikan sel telur
yang membawa setengah dari sifat genetik keturunan, untuk menyediakan
tempat pembuahan selama pemberian nutrisi dan perkembangan fetus dan
untuk mekanisme kelahiran. Lokasi sistem reproduksi terletak paralel diatas
rektum. Sistem reproduksi dalam terdiri dari ovari, oviduct, dan
uterus (Retno, 2011).
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti
“kegilaan” atau “gairah”, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan
gonadotropin-releasinghormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku
kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang
dipengaruhi folliclestimulatinghormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi.
Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan
luteinizinghormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit
akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak
tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan
mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan,
mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Pada
kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah
endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan
uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua
siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi.
Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks
dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus
estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan
yang banyak (Campbell, 2004).
Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut siklus menstruasi,
sedangkan siklus reproduksi pada non-primata disebut siklus estus. Dari satu
estrus ke estrus berikutnya disebut satu estrus. Panjang siklus estrus pada
tikus mencit 4-5 hari, pada babi, sapi, dan kuda 21 hari, pada marmot 15 hari
(Adnan, 2012).
Menurut Retno (2011), siklus estrus pada mencit, yaitu :
1. Fase proestrus
Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat.
Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase kandungan air pada
uterus meningkat dan mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar-
kelenjar endometrial mengalami hipertrof.
2. Fase estrus
Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus
tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan
folikel meningkat dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan
maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami
akhir perkembangan/terjadi dengan cepat.
3. Fase metaestrus
Metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan
pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil,dan
pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan
vaskularitas.
4. Fase diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpusluteum
berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron
(hormon yang dihasilkan dari corpusluteum) tampak dengan jelas pada
dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan korporalutea pada vagina
lebih besar dari ovulasi sebelumnya.
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan
oleh sel kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir
fase estrus, lapisan kornifikasi tampak sloughedoff dan invasi leukosit
terjadi. Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa
leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase
estrus terjadi dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi
estrogen mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase
ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh
progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin
berakhir 1-5 hari (Hill, 2006).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Mikroskop cahaya
b. Kaca benda
c. Kaca penutup
d. Pipet tetes
2. Bahan :
a. Mencit betina dewasa yang tidak hamil
b. Alkohol 70 %
c. Metilen Blue 1 %
d. NaCl 0,9 % / Ringer
e. Cotton bud
f. Air kran
E. PROSEDUR
Menggunakan Cotton Bud
Memasukkan cotton bud yang sudah dibasahi alkohol 70% kedalam
vagina mencit kira-kira sedalam ½ cm
Memutar cotton bud di dalam vagina mencit dengan hati-hati.
Mengapuskan ujung cotton bud pada kaca benda yang sudah diapuskan dengan dengan alkohol 70 % (arah apusan satu arah)
Mewarnai dengan Metilen Blue 1 %
Membuang kelebihan zat warna, lalu membilas dengan air kran.
Mengeringkan dan mengamati di bawah mikroskop.
Menentukan gambaran sitologis apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya
Menunggu selama 3-5 menit
Menggunakan Pipet Tetes
Memasukkan pipet tetes yang sudah diusap NaCl/ringer kedalam vagina
mencit kira-kira sedalam ½ cm,
Lalu menyemprotkan aquades ke dalam vagina mencit dengan menggunakan pipet tetes yang halus.
Menyemprotkan dan menyedot berulang kali hingga cairan di dalam pipet tampak keruh.
Diatas kaca objek, mengoleskan pipet tetes tadi atau meneteskan sedikit
cairan keruh dari pipet penyemprot.
Membuang kelebihan zat warna, lalu membilas dengan aquades.
Mengeringkan dan mengamati di bawah mikroskop.
Menentukan gambaran sitology apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya
F. Data
Bentuk Sel Apusan vagina yang ditemukan kelompok 1
1. Epitel kornifikasi
Epitel kornifikasi
Sumber : dokumen pribadi kelompok 1
2. Epitel
Epitel
Sumber : dokumen pribadi kelompok 1
Bentuk Sel Apusan vagina yang ditemukan kelompok lain
1. Sel Menanduk
Sel Menanduk
Sumber : dokumen pribadi offering G 2013
2. Lendir
Lendir
Sumber : dokumen pribadi offering G 2013
G. ANALISIS
Pipet tetes dimasukkan ke dalam vagina menit sekitar 1/2 cm. Lalu
disemprotkan larutan Ringer / NaCl 0,9% sampai menjadi keruh. Larutan
NaCl 0,9 5 berguna untuk mempertahankan bentuk sel. Setelah diteteskan
diberi pewarnaan Metylen Blue agar sel-selnya terwarnai. Metylen blue
dikeringkan agar dapat dengan jelas sel yang akan diamati. Produksi Nantinya
sel yang diamati akan menentukan tahapan reproduksi menit.
Dapat dilihat Epitel kornifikasi tersebut tidak memiliki inti dan
bentuknya sudah beraneka ragam. Dapat dilihat epitel tersebut masih
memiliki inti sel dan berbentuk bulat. Berdasarkan gambar sitologis yang
nampak apusan vagina mencit disimpulkan bahwa siklus reproduksinya pada
fase estrus awal. Hal ini dibuktikan dengan jenis-jenis sel epitel yang
terkandung yaitu terdapat sel epitel dan sel epitel terkornifikasi yang banyak.
Sel menanduk adalah sel yang terkandung atau terdapat pada apusan
vagina tepatnya pada fase estrus. Lendir terdapat pada tahapan siklus estrus
diestrus saja. Bentuk dari lendir pada apusan vagina yaitu panjang dan tipis.
H. PEMBAHASAN
Siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem
reproduksi (ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang
tidak hamil, yang memperlihatkan korelasi antara satu dengan yang lainnya
(Adnan, 2012). Siklus reproduksi dipengaruhi oleh faktor pelepas dari
hipotalamus, hormon gonadotrophin dari hipifisis dan hormon seks dari
ovarium.
Menurut Adnan (2012) Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut
siklus menstruasi. Sedangkan, siklus reproduksi pada non-primata disebut
siklus estus. Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu estrus. Panjang
siklus estrus pada tikus mencit 4-5 hari.
Siklus estrus dibagi dalam empat tahap atau stadium, yaitu: proestrus,
estrus, metestrus, dan diestrus (Retno, 2011). Dengan mengamati struktur
epitelium permukaan vagina yang dilakukan dengan cara membuat apusan
vagina, dapat diketahui stadium estrus suatu hewan betina. Apusan vagina
bisa dibuat sebelum penyatuan hewan jantan dan betina, sehingga reproduksi
akan berhasil baik. Adanya suimbat vagina setelah penyatuan menandakan
bahwa kopulasi sudah berlangsung dan hari itu bisa ditentukan sebagai hari
kehamilan ke nol.
Tahap siklus estrus dan hasil apusan dapat di jelaskan setelah melakukan
praktikum ini. Pada tahap siklus estrus diestrus hasil apusan vagina yang
didapat yaitu sel epitel, leukosit, dan lendir. Pada tahap proestrus hasilnya
adalah sel epitel berinti dan sel epiitel kornifikasi. Setelah itu tahap Estrus
awal didapatkan hasil apusan vagina berupa sel epitel berinti dan banyaknya
sel epitel kornifikasi. Selanjutnya pada tahap estrus akhir hasil yang didapat
yaitu hanya sel epitel kornifikasi saja tetapi jumlahnya banyak. Dan yang
terakhir metestrus, pada tahap ini didapatkan hasil yaitu sel epitel kornifikasi,
leukosit, dan sel epitel berinti. (Retno, 2011).
I. KESIMPULAN
1. Sel - sel hasil apusan vagina
Sel menanduk : sel yang terkandung atau terdapat pada apusan vagina
tepatnya pada fase estrus.
Lendir : Lendir terdapat pada tahapan siklus estrus diestrus saja. Bentuk
dari lendir pada apusan vagina yaitu panjang dan tipis.
Epitel dan Epitel kornifikasi : di identifikasi menit sudah memasuki masa
estrus awal.
2. Siklus reproduksi pada hewan mamalia betina dewasa (bukan primata)
disebut siklus estrus. Tahap-tahap siklus estrus dimulai dari diestrus,
proestrus, estrus, dan metestrus. Mencit yang mengalami fase estrus dan
proestrus siap untuk dikawinkan. Masa estrus mencit adalah 4-5 hari.
J. DAFTAR RUJUKAN
Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Shella. 2011. Pengamatan Apusan Vagina Mencit. http://shella
shelladessimacha.blogspot.com. Diakses pada tanggal 29
September 2014.
Meme. 2013. Laporan Siklus Reproduksi. http://ca-rie.blogspot.com.
Diaksespada tanggal 29 September 2014
Adnan. 2012. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Anggraeni, Bettie Retno. 2011. Siklus Reproduksi. http://blog.uin-malang
.ac.id , Diakses pada tanggal 29 september 2014.
Hill, Mark. 2006. Estrous Cycle. The university of net South wales. Sidney http://www.
lpp. ons.ac.id /web/moodle/moodledata/12 5/3Oogenesis.pdf.
Diakses pada tanggal 29 september 2014.
K. EVALUASI