tonsilofaringitis akut

14
Tonsilofaringitis akut A.DEFINISI Tonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 ) Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama – sama. ( Efiaty, 2002 ) B.ETIOLOGI Penyebab tonsilofaringitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu : 1.Streptokokus Beta Hemolitikus 2.Streptokokus Viridans 3.Streptokokus Piogenes 4.Virus Influenza Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections ) C.PROSES PATOLOGI Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah : 1.nyeri tenggorok 2.nyeri telan 3.sulit menelan 4.demam 5.mual 6.anoreksia 7.kelenjar limfa leher membengkak

Upload: sena-ajah

Post on 07-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

akut pada tonsil faring

TRANSCRIPT

Tonsilofaringitis akut A.DEFINISITonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama sama. ( Efiaty, 2002 )

B.ETIOLOGIPenyebab tonsilofaringitis bermacam macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :1.Streptokokus Beta Hemolitikus2.Streptokokus Viridans3.Streptokokus Piogenes4.Virus InfluenzaInfeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )

C.PROSES PATOLOGIBakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia. MANIFESTASI KLINISTanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :1.nyeri tenggorok2.nyeri telan3.sulit menelan4.demam5.mual6.anoreksia7.kelenjar limfa leher membengkak8.faring hiperemis9.edema faring10.pembesaran tonsil11.tonsil hiperemia12.mulut berbau13.otalgia ( sakit di telinga )14.malaise

D.PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :1.Leukosit : terjadi peningkatan2.Hemoglobin : terjadi penurunan3.Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

E.KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :1.tonsilofaringitis kronis2.otitis media

F.PENATALAKSANAANPenanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :1.penatalaksanaan medisantibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dllantipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.analgesik2.penatalaksanaan keperawatankompres dengan air hangatistirahat yang cukuppemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangatkumur dengan air hangatpemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

TONSILOFARINGITIS AKUT A.DEFINISI TONSILOFARINGITIS AKUTTonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis ( Ngastiyah,1997 ).Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama sama ( Efiaty, 2002 ).

B.ETIOLOGI TONSILOFARINGITIS AKUTPenyebab tonsilofaringitis bermacam macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :1.Streptokokus Beta Hemolitikus2.Streptokokus Viridans3.Streptokokus Piogenes4.Virus InfluenzaInfeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections)

C.PROSES PATOLOGI TONSILOFARINGITIS AKUTBakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.

D.TANDA DAN GEJALA TONSILOFARINGITIS AKUTTanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :1.Nyeri tenggorok2.Nyeri telan3.Sulit menelan4.Demam5.Mual6.Anoreksia7.Kelenjar limfa leher membengkak8.Faring hiperemis9.Edema faring10.Pembesaran tonsil11.Tonsil hiperemia12.Mulut berbau13.Otalgia ( sakit di telinga )14.Malaise

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG TONSILOFARINGITIS AKUTPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :1.Leukosit : terjadi peningkatan2.Hemoglobin : terjadi penurunan3.Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

F.KOMPLIKASI TONSILOFARINGITISKomplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :1.Tonsilofaringitis kronis2.Otitis media

G.PENATALAKSANAAN TONSILOFARINGITISPenanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :1.Penatalaksanaan medisa.Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dllb.Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.c.Analgesik2.Penatalaksanaan keperawatana.Kompres dengan air hangatb.Istirahat yang cukupc.Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangatd.Kumur dengan air hangate.Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

Tonsilofaringitis Akut Batasan : Peradangan pada dinding faring dan tonsil yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin, dan lain-lain yang bersifat akut.Klasifikasi:a. TFA ViralSign dan Symptom:Demam disertai ronorea, mual, nyeri tenggorok, dan sulit menelan. Pada pemeriksaan fisik tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus influenza, coxsachievirus dan cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat. Coxachievirus dapat menimbulkan lesi vesicular dan lesi kulit berupa maculopapular rash.Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis juga menimbulkan gejala konjungtivitis pada anak. EBV menyebabkan faringitis yang disertai produsi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.

Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. Pada pemeriksaan fisik tampak faring hiperemis, eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah.

b. TFA BakteriSign dan Symptom:Nyeri kepala yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di permukaan. Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada penekanan.Infiltrasi bakteri pada epitel tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit PMN sehingga terbentuk dendrites. Dendrites merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang terlepas. Secara klinis, dendrites ini mengisi kripta tonsil dan tapak sebagai bercak kuning.Terdapat rasa nyeri di telinga akibat nyeri alih melalui n.IX

c. TFA fungalSign dan symptom:Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan. Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya tampak hiperemis. Pambiakan jamur dilakukan dalam agar sabouroud.

Terapi:a. TFA VirusIstirahat dan minumyang cukup. Kumur dengan air hangat. Analgetika jika perlu. Antivirus metisoprinol (Isoprenosine) diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4-6 dosis.b. TFA Bakteri- Antibiottik diberikan terutama bila diduga disebabkan oleh Streptokokus beta Hemolitikus tipe A. Penisilin G Banzatin 50.000 U/KgBB, IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/KgBB dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.- Deksametason 0,08-0,3 mg/kgBB, IM, 1 kali.- Kumur dengan air hangat.

c. TFA FungalNystatin 4 x 100.000 unit/hari setelah makan.

Sumber: Soepardi, E.A,d.k.k,2007,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok,Jakarta:Balai Penerbit FKUI

TONSILOFARINGITISDefenisiTonsilofaringitis merupakan peradangan pada tonsil atau faring ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri (seperti str. Beta hemolyticus, str. Viridans, dan str. Pyogenes) dan juga oleh virus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.1,2,3EtiologiTonsilofaringitis biasanya disebabkan oleh virus, lebih sering disebabkan oleh virus common cold (adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, respiratory syncytial virus), tapi kadang-kadang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, herpes simplex, cytomegalovirus, atau HIV. Sekitar 30% kasus disebabkan oleh bakteri. Group A -hemolytic streptococcus (GABHS) adalah yang paling sering, namun Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae juga dapat menjadi penyebab.2PrevalensiTonsilofaringitis dapat mengenai semua umur, dengan insiden tertinggi pada anak-anak usia 5-15 tahun. Pada anak-anak, Group A streptococcus menyebabkan sekitar 30% kasus tonsilofaringitis akut, sedangkan pada orang dewasa hanya sekitar 5-10%. Tonsilofaringitis akut yang disebabkan oleh Group A streptococcus jarang terjadi pada anak berusia 2 tahun ke bawah.4PatofisiologiPenularan terjadi melalui percikan ludah (droplet infection). Mula-mula kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.1,3Gejala KlinisGejala yang sering ditemukan ialah suhu tubuh naik sampai mencapai 40 0C, rasa gatal/kering di tenggorokan, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, odinofagia, tidak nafsu makan (anoreksia) , dan rasa nyeri di telinga (otalgia). Bila laring terkena, suara akan menjadi serak. Pada kasus yang berat, penderita dapat menolak untuk makan dan minum melalui mulut.1,3,5Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis ; terdapat detritus (tonsilitis folikularis), kadang detritus berdekatan menjadi satu (tonsilitis lakunaris), atau berupa membran semu. Kelenjar submandibula mambengkak dan nyeri tekan; terutama pada anak-anak.1,3PenatalaksanaanPada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya tirah baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan.5SistemikAntibiotik golongan penisilin atau sulfonamidaAntipiretik.Pengobatan OralObat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.3TonsilektomiTonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita serangan yang berat dan berulang-ulang yang mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus dilakukan bila disertai abses peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu setelah serangn tonsilitis akut, pada palatoskisis, atau pada waktu ada epidemi poliomielitis.6KomplikasiPada anak sering menimbulkan komplikasi otitis media akut. Komplikasi tonsilitis akut, dapat berupa abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia, otitis media akut, bronkitis, nefritis akut, miokarditis serta artritis.3Prognosis6Penderita biasanya sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat.Dapat terjadi infeksi yang berulang.Dapat timbul komplikasi seperti abses peritonsilar, ruam kulit akibat stroptokok, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akut.DAFTAR PUSTAKAMansjoer A, dkk. Tenggorok dalam KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jilid I. Edisis ketiga. Media Aescalapius FKUI. Jakarta. 2001.Tonsillopharyngitis. [online]. 2005 November [cited 200 June 21]; available from : URL: http://www.medicastore.com.com.Soepardi, Efiaty A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2000.Thomas, Benoy J. Pharyngitis, Bacterial. [online]. 2006 August 1 [cited 200 June 21]; available from : URL: http://www.emedicine.com.Boies, Lawrence R., et al. BOIES: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997.Ovedof, David. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara.

Tonsilitis Akut atau Penyakit Amandel

Tonsilitis atau kalangan masyarakat awam menyebut dengan istilah penyakit Amandel. Tonsillitis adalah infeksi (radang) tonsil (amandel) yang pada umumnya disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri dan virus). Terbanyak dialami oleh anak usia 5-15 tahun. Tonsillitis, berdasarkan waktu berlangsungnya (lamanya) penyakit, terbagi menjadi 2, yakni Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.Dikategorikan Tonsilitis akut jika penyakit (keluhan) berlangsung kurang dari 3 minggu. Sedangkan Tonsilitis kronis jika infeksi terjadi 7 kali atau lebih dalam 1 tahun, atau 5 kali selama 2 tahun, atau 3 kali dalam 1 tahun secara berturutan selama 3 tahun. Adakalanya terdapat perbedaan penggolongan kategori Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.Penyebab 70-% pada anak penyebabnya adalah infeksi virus,demikian pula pada dewasa90% penyebabnya juga virus. Pada anak 30% penyebabnyaStreptokokus hemolitikus, sedangkan pada dewasa hanya sekitar 10%. . Jenis Streptokokus meliputi Streptokokus hemolitikus, Streptokokus viridans dan Streptokokus piogenes. Bakteri penyebab tonsilitis akut lainnya meliputi Stafilokokus Sp., Pneumokokus, dan Hemofilus influenzae. Hemofilus influenzae menyebabkan tonsilitis akut supuratif.Mitos salah penyebab tonsilitis :Selama ini banyak masyarakat awam menganggap bahwa penyakit tonsilitis disebabkan karena hal lain yang sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Mitos tidak benar tentang penyebab tonsiltis yang sering diungkapkan masyarakat bahkan oleh sebagian klinisi atau dokter : Minum Es Makan Minyak atau goreng-gorengan Makan pedas Makan cikiKondisi di atas akan mungkin akan berpengaruh bila penderita sudah mengalami infeksi atau hanya memp[erberat bukan penyebab utama. Makanan penyebab alergi mungkin berpengaruh, tetapi bukan penyebab langsung. Bila pada penderita alergi makanan makan makanan tertentu penyebab alergi seperti coklat, ikan laut atau buah tertentu akan mengakibatkan manifestasi alergi meningkat (khususnya saluran cerna) . Keadaan ini akan membuat penderita daya tahan tubuhnya menurun sehingga akan mudah tertular virus atau bakteri yang mengakibatkan tonsilitis.Seringkali terjadi pada penderita Alergi.Pada penderita alergi seringkali mengalami infeksi berulang karena bila alergi tidak dikendalikan akanmengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang infekasi saluran naas khususnya tonsilitis atau amandel. Bila infeksi batuk, pilek atau demam seringkali berulang setiap bulan atau bahkan sebulan dua kali, maka akibat yang paling sering terjadi adalah tonsil membesar atau yang seringkali disebut amandel hingga mengganggu pernapasan dan gangguan tidur.Pada banyak kasus, saat alergi dikendalikan maka daya tahan tubuh membaik sehingga resiko untuk terjadi infeksi saluran anapas atas baik berupa batuk, pilek, demam (infeksi tenggorok, tonsilitis dan sebagainya) akan semakin berkurang. Sebaliknya bila alergi sulit dikendalikan maka infeksi berulang akan seriung terjadi mengakibatkan salah satunya tonsil membesar (amandel), resiko sinuitis meningkat dan resiko otitis media juga meningkat.Mekanisme Biologis TerjadinyaTonsilitis AkutTonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada fosa tonsil yang terfiksasi oleh jaringan ikat longgar. Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut folikel. Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan tonsil. Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang yang disebut kripta.Saat folikel mengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu (pseudomembran) yang menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa banding dengan angina Plaut Vincent, angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet fever.GEJALA DAN TANDAKeluhan yang dapat dialami penderita Tonsilllitis, antara lain: Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher) Nyeri saat menelan (menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan. Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot. Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher. Adakalanya penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur (terutama jika disertai pembesaran kelenjar adenoid (kelenjar yang berada di dinding bagian belakang antara tenggorokan dan rongga hidung). Pada pemeriksaan, dijumpai pembesaran tonsil (amandel), berwarna merah, kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada permukaan tonsil, warna merah yang menandakan peradangan di sekitar tonsil dan tenggorokan.Komplikasi Tonsilitis Akut Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil, abses parafaring dan otitis media akut. Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).Terapi Tonsilitis Akut Tonsilitis akut pada dasarnya termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limiting disease) terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang baik. Pasien dianjurkan istirahat dan makan makanan yang lunak. Berikan pengobatan simtomatik berupa analgetik, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan. Pemberian antibiotika tidak dianjurkan karena penyebab tonsilitis sebagian besar karena virus. Pemberian antibiotika hanya diberikan bila dicurigai penyebab infeksinya adalah bakteri (yang paling sering streptokokus). Pada kenyataannya sebagian besar penderita tonsilitis mendapatkan pemberian antibiotika yang tidak perlu.PencegahanTak ada cara khusus untuk mencegah infeksi tonsil (amandel). Secara umum disebutkan bahwa pencegahan ditujukan untuk mencegah tertularnya infeksi rongga mulut dan tenggorokan yang dapat memicu terjadinya infeksi tonsil. Namun setidaknya upaya yang dapat dilakukan adalah: Mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran mikro-organisme yang dapat menimbulkan tonsilitis. Menghindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, setidaknya hingga 24 jam setelah penderita infeksi tenggorokan (yang disebabkan kuman) mendapatkan antibiotika.Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan tonsil/mandel/amandel. Operasi ini merupakan operasi THT-KL yang paling sering dilakukan pada anak-anak. Para ahli belum sepenuhnya sependapat tentang indikasi tentang tonsilektomi, namun sebagian besar membagi alasan (indikasi) tonsilektomi menjadi: Indikasi absolut dan Indikasi relatif.Tonsilektomi merupakan pembedahan yang paling banyak dan biasa dilakukan di bagian THT (Telinga, Hidung dan Teng-gorok), oleh karena itu sering dianggap sebagai pembedahan kecil saja. Tetapi bagaimanapun juga, tonsilektomi adalah suatu pembedahan yang merupakan tindakan manipulasi yang dapat menimbulkan trauma dengan risiko kerusakan jaringan. Komplikasi mulai dari yang ringan bahkan sampai mengancam kematian atau gejala subyektif pada pasien berupa rasa nyeri pasca bedah dapat saja terjadi.

Penatalaksanaan Common Cold (Influenza) Penatalaksanaan Common Cold(Influenza)

Oleh : auliya lutfil adib

Definisi Common cold atau viral rhinitis atau yang lebih kita kenal dengan influ enza merupakan gejala awal dari setiap infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Dapat disebabkan oleh golongan rhinovirus, adenovirus dll.

Diagnosis Berupa sakit kepala, kongesti nasal, rhinorrhea, bersin, rasa gatal di tenggorokan, malaise. Pemeriksaan nasal menunjukkan kemerahan, edema mukosa dan discharge serous. Bila discharge menjadi purulen, kemungkinan telah terjadi infeksi bakteri.

Terapi Tidak ada terapi kuratif yang dianjurkan untuk common cold. Biasanya diberikan terapi suportif dekongestan berupa pseudoefedrin 30 60 mg setiap 4 6 jam atau 120 mg 2 X sehari. Penggunaan nasal spray berisi oxymetazolin atau phenilefrin menimbulkan efek secara cepat namun bila digunakan berkali-kali dapat memicu rhinitis medikamentosa yang lebih berat dari common cold.