tonsilitis kronis
TRANSCRIPT
TONSILOFARINGITIS KRONISPembimbing Dr. Tienneke Saboe, Sp.THT Dwi Putri Arlina 030. 06. 077
IDENTITAS PASIENNama Umur : Ny. Siti Masitoh : 32 tahun
Jenis kelamin: Perempuan Agama Pekerjaan Status Alamat Pendidikan No. RM : Islam : Karyawan toko : Menikah : Bogor : SMA : 07 - 34 - 99
ANAMNESISAnamnesis dilakukan pada tanggal 25 maret 2011 pukul 09.00 WIB secara autoanamnesa
Keluhan utama
Nyeri tenggorokan sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan tambahan
Rasa mengganjal di tenggorokan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG2 MINGGU 11 hari yang lalu 1 minggu yang lalu 1 tahun lalu Batuik dan pilek disertai demam yang tidak tinggi OS merasa nyeri tenggorokan terutama saat menelan makanan atau minuman. Lalu OS berobat ke puskesmas diberikan obat (AB mnurut pasien) gejala hilang tetapi setelah obat habis gejala kambuh lagi. Gejala semakin berat disertai rasa mengganjal di tenggorokan sehingga sulit bernafas, suara serak, meriang, badan terasa pegal, nafas agak berbau tidak sedap.OS kembali berobat dan mendapat obat yang sama, tetapi setelah obat habis kambuh lagi OS pernah mengalami hal serupa sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Dan dinyatakan dokter bahwa ada pembesaran tonsil.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat sakit maag (+) alergi udara dingin (+) alergi obat (+) namun pasien lupa nama obatnya. Asma (-) darah tinggi (-) diabetes (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama. darah tinggi (+) diabetes (-).
RIWAYAT KEBIASAAN
Sering konsumsi makanan berminyak Minum air dingin
PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALIS Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran Kepala Mata : Compos Mentis : Normocephali : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
Leher : Kelenjar getah bening tidak eraba membesar Thorax Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIKStatus THT 1. Pemeriksaan telinga 2. Pemeriksaan hidung 3. Pemeriksaan faring 4. Maksilo fasial
Kanan Normotia, Nyeri tarik (-) Nyeri tekan tragus (-) Hiperemis (-), fistula (-), oedem (-), nyeri tekan (-), sikatriks(-) Hiperemis (-), fistula (-), oedem (-), nyeri tekan mastoid Lapang, pucat, serumen (+), sekret (-), hiperemis (-) Intak, refleks cahaya (+), retraksi (-), bulging (-) Daun telinga
Kiri Normotia Nyeri tarik (-) Nyeri tekan tragus (-) Hiperemis (-), fistula (-), oedem (-), nyeri tekan (-), sikatriks(-) Hiperemis (-), fistula (-), oedem (-), nyeri tekan mastoid Lapang, pucat, serumen (+), sekret (-), hiperemis (-) Intak, refleks cahaya (+), retraksi (-), bulging (-)
Preaurikuler
Retroaurikuler
Liang telinga
Membrana timpani
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran Tes Penala 512 HzKanan Kiri
Positif
Rinne
Positif
Lateralisasi (-)
Weber
Lateralisasi (-)
Sama dengan pemeriksa
Schwabach
Sama dengan pemeriksa
PEMERIKSAAN HIDUNGKanan (-) Dahi (-), pipi (-), depan telinga (-) Deformitas Nyeri Tekan Kiri (-) Dahi (-), pipi (-), depan telinga (-)
Dahi (-), pipi (-), depan telinga (-)
Nyeri Ketuk
Dahi (-), pipi (-), depan telinga (-)
(-)
Krepitasi
(-)
RHINOSKOPI ANTERIOR
Kanan Sekret (-), krusta (-) Pucat (-), tampak licin (+), hipertrofi concha (-), sekret (-) Vestibulum Konka inferior
Kiri Sekret (-), krusta (-) Pucat (-), tampak licin (+), hipertrofi concha (-), sekret ()
normal Tidak terlihat Sulit dinilai Lapang Hiperemis (+) (-) Deviasi (-) Normal
Konka media Konka superior meatus nasi Kavum nasi Mukosa Sekret Septum Sinus maxillaris
normal Tidak terlihat Sulit dinilai Lapang Hiperemis (+) (-) Deviasi (-) Normal
RHINOSKOPI POSTERIOR TIDAK DILAKUKAN
PEMERIKSAAN FARINGArkus Faring Mukosa faring Dinding faring Uvula Tonsil palatina : simetris kiri dan kanan, hiperemis : hiperemis : hiperemis, permukaan rata : simetris ditengah, hiperemis Besar : T3-T3 Warna Kripta Detritus : hiperemis : melebar : ada
Perlekatan: ada Gigi geligi : Lengkap, Caries (+)
PEMERIKSAAN LARING TIDAK DILAKUKAN
Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan kelenjar getah bening regional tidak teraba membesar
Maksilo fasial
Paralisis nervus kranialis (-) Nyeri pada dahi (-), pipi (-), hidung (-), depan telinga (-)
RESUMEOS, seorang wanita 32 tahun datang dengan keluhan nyeri tenggorokan dan keluhan tambahan rasa mengganjal di leher sejak 2 minggu. Nyeri tenggorokan terutama saat menelan dirasakan bersamaan munculnya batuk dan pilek disertai demam mengigil, tidak nafsu makan, pegal-pegal diseluruh tubuh, dan nafasnya agak berbau tidak sedap. OS merasa ada yang mengganjal di leher, suara serak, sulit bernafas. Dalam 1 tahun OS mengalami 2 kali kekambuhan. Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, alergi. Pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan konka nasalis hiperemis, edem dan terdapat sekret. Pemeriksaan faring didapatkan hiperemis, tonsila palatina membengkak T3-T3, kripta lebar.
DIAGNOSISDIAGNOSIS KERJA TONSILO FRINGITIS KRONIS DIAGNOSIS BANDING TONSILITIS AKUT FARINGITIS AKUT
PENATALAKSANAANMedikamentosa Antibiotik : cefadroksil 2 x 500 mg Kortikosteroid : metilprednisolon 3 x 8 g Mukolitik : ambroxol 3 x 1 selama 5 hari Non-Medikamentosa Makan makanan yang lembut Hindari makanan yang berminyak dan air dingin
PROGNOSISAd Vitam : bonam Ad Fungsionam: bonam Ad Sanationam : dubia
ANALISA KASUS
Anamnesis nyeri menelan
nyeri tenggorokan batuk (+) pilek (+) demam tidak tinggi
rasa mengganjal di tenggorokan bernafas nafas agak berbau
sulit
ANALISA KASUS1 tahun yang lalu pasien mengalami hal serupa sebanyak 2 kali Pemeriksaan Fisik: hiperemis : T3-T3, hiperemis, Kripta melebar, Detritus ada, ada
Faring Tonsil palatina Perlekatan
ANALISA KASUS
Terapi
Antibiotik : cefadroksil 2 x 500 mg Kortikosteroid : metilprednisolon 3 x 8 g Mukolitik : ambroxol 3 x 1
PEMERIKSAAN ANJURANKultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil
EDUKASI
Makan makanan yang lembut Hindari makanan berminyak dan minuman dingin.
TINJAUAN PUSTAKA
EMBRIOLOGI TONSILTonsila Palatina berasal dari proliferasi sel-sel epitel yang melapisi kantong faringeal kedua. Histologis 3 unsur utama, yaitu :
jaringan ikat atau trabekula folikel germinativum serta jaringan interfolikel
HISTOLOGI
ANATOMI
tonsilla lingualis tonsilla palatina tonsilla faringeal tonsilla tubaria
CINCIN WALDAYER
ANATOMI
TONSILA PALATINADua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid terletak di dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. Ditutupi membran mukosa dan permukaan medialnya yang bebas menonjol kedalam faring. Permukaann berlubang-lubang kecil berjalan ke dalam Cryptae Tonsillares berjumlah 6-20 kripta.
TONSILLA PALATINA
Struktur disekitar tonsilla palatina
TONSILA FARINGEA
Jaringan limfoepitelial berbentuk triangular terletak pada aspek posterior. Adenoid berbatasan dengan kavum nasi dan sinus paranasalis pada bagian anterior, kompleks tuba eustachius- telinga tengahkavum mastoid pada bagian lateral.
TONSILA FARINGEA
VASKULARISASI TONSILA. karotis eksterna A. maksilaris eksterna (A. fasialis)
A. tonsilaris dan A. palatina asenden, A. maksilaris interna
A. palatina desenden, serta A. Lingualis
A. lingualis dorsal, dan A. faringeal asenden.
VASKULARISASI TONSIL
PERSARAFAN TONSIL
Innervasi tonsil bagian atas mendapat persarafan dari serabut saraf V melalui ganglion sphenopalatina dan bagian bawah tonsil berasal dari saraf glossofaringeus (N. IX). 9,10
TONSILITIS KRONISperadangan kronis konsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis.
ETIOLOGI
25% Streptokokus hemoloticus
25 % Streptokokus Jenis lain
Neumokokus Stafilokokus Hemofilus influenza.
Commission on Acute Respiration Disease bekerja sama dengan Surgeon General of the Army America dimana dari 16 kasus
FAKTOR PREDISPOSISI
Rangsangan kronis (rokok, makanan) Higiene mulut yang buruk Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu yang berubah- ubah)
Alergi (iritasi kronis dari allergen) Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik) Pengobatan Tonsilitis Akut yang tidak adekuat.
PATOFISIOLOGIPeradangan kronis satu atau lebih kripta tonsi l Epitel mukosa & jaringan limfoid terkikis
Jaringan parut kripta melebar terisi detritus
kapsul perlekatan jaringan sekitar fossa tonsilaris
MANINFESTASI KLINIS
Nyeri tenggorokan ringan hingga berat, nyeri saat menelan, kadangkadang muntah. Tonsil bengkak, panas, gatal Nyeri otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, demam, kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga.
GAMBARAN TONSIL1
2
BESAR
KECIL KERIPUT SEPERTI
PERLENGKETAN KE
JARINGAN SEKITAR
TERPRNDAM DALAM TONSIL BED
KRIPTA MELEBAR
HIPEREMIS
KRIPTA LEBAR HIPEREMIS DILAPISI EKSUDAT
DILAPISI EKSUDAT PURULENT
PURULENT
GRADASI TONSILT0 : Tonsil masuk di dalam fossa T1 : 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
DIAGNOSISANAM NESIS RASA NYERI TENGGOROKAN TERUS MENERUS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TONSIL HIPERTROFI
KULTUR UJI RESISTENSI TINGKAT
SAKIT MENELAN NAFAS BERBAU DEMAM BATUK PILEK NYERI LEHER RASA MENGGANJAL
KRIPTA
MELEBAR
KEGANASAN RENDAH
EKSUDAT
Streptokokus
PURULENT
hemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau Pneumokokus
HIPEREMIS
DI LEHER
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
antibiotika penisilin yang lama, irigasi tenggorokan seharihari dan usaha untuk membersihkan kripta tonsilaris
dengan alat irigasi gigi (oral).
Non-medikamentosa hindari faktor pncetus
Operatif
tonsilektomi
KOMPLIKASI1. peritonsilitis 2. abses peritonsilar 3. abses parafaringeal 4. abses retrofaring 5. kista tonsil 6. tonsilolith
DAFTAR PUSTAKA1. Adams LG, Boies RL, Higler AP, BOIES Fundamentals of Otolaryngology. 6th Ed. Edisi Bahasa Indonesia, EGC, Jakarta, 2001; 263-368 2. Soepardi AE.dr, Iskandar N.Dr.Prof, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, FKUI, Jakarta, 2001; 180-183 3. Vetri RW, Sprinkle PM., Ballenger JJ. Etiologi Peradangan aluran Nafas Bagian Atas Dalam : Ballenger JJ. Ed. Penyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi 13. Bahasa Indonesia, jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara; 1994 : 194-224. 4. Jackson C, Jackson CL. Disease of the Nose, Throat and Ear, 2 Nd ed.. Philadelphia: WB Saunders Co; 1959: 239-57.