toksisitas suci

Upload: suciangriani

Post on 03-Mar-2016

273 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

laporan farmakologi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI IITOKSISITAS

OLEH :SUCI ANGRIANI (1301096 )KELOMPOK 6TANGGAL PRAKTIKUM 23 MEI 2015

DOSEN :Dra Sylfia Hasti Mfarm,Apt

ASISTEN :ISWAN PERMADIRESTU ADITYA

PROGRAM STUDI SI FARMASISEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAUPEKANBARU2015TOKSISITASI. TUJUAN

A. Toksisitas Amfetamin Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasi efek dan toksisitas amfetamin. Melihat pengaruh lingkungan terhadap toksisitas amfetamin. Memahami bahaya penggunaan amfetamin dan obat sejenis.

B. Toksisitas Sianida Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya manifestasi keracunan sianida. Agar mahasiswa mengerti mekanisme kerja antidotum untuk sianida. Agar mahasiswa terampil menangani kasus keracunan CN dengan memilihkan antidote yang tepat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Toksisitas AmfetaminAmfetamin atau Amphetamin atau Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis.Amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Efek amfetamin hampir mirip seperti adrenalin namun mempunyai efek kerja yang lebih lama. Obat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan kokain dimana akan membuat penggunanya merasa energik. Amfetamin bekerja dengan cara seperti adrenalin, yaitu sebuah hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh manusia. Zat ini di kalangan pengguna napza dikenal sebagai upper yang mana dapat menurunkan nafsu makan dan akan menyebabkan pengguna tidak mempunyai rasa lelah. Mengkonsumsi satu paket amfetamin akan memberikan efek langsung yang bekerja dalam waktu 15 sampai 30 menit. Apabila dihisap (snort) maka akan menimbulkan yang lebih cepat (5 hingga 10 menit). Apabila disuntikkan akan memberikan efek yang seketika dan langsung. Amfetamin Mempengaruhi OtakKetika seseorang menggunakan upper, zat tersebut akan merangsang sistem saraf pusat penggunanya. Zat bekerja pada sistem neurotransmiter norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa dikenal sebagai high. Sensasi yang ditimbulkan oleh amfetaminSensasi yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa berpikir lebih fokus. Otak menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja keras, namun akan muncul kondisi arogan yang tanpa sengaja muncul akibat penggunaan zat ini. Pupil akan berdilatasi (melebar). Nafsu makan akan sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan ditekan. Tekanan darah bertendensi untuk naik secara signifikan. Secara mental, pengguna akan mempunyai rasa percaya diri yang berlebih dan merasa lebih happy. Pengguna akan lebih talkative, banyak ngomong dan meningkatkan pola komunikasi dengan orang lain. Karena seluruh sistem saraf pusat terstimulasi maka kewaspadaan dan daya tahan tubuh juga meningkat. Pengguna seringkali berbicara terus dengan cepat dan terus menerus. Amfetamin dosis rendah akan habis durasinya di dalam tubuh kita antara 3 sampai 8 jam, Setelah itu pengguna akan merasa kelelahan. Kondisi ini akan membuat dorongan untuk kembali speed-up dan kembali mengkonsumsi satu dosis kecil lagi, begitu seterusnya.

Efek Dari AmfetaminKarena efeknya yang menimbulkan kecanduan dengan adanya toleransi dari zat yang dikonsumsi, maka zat ini juga akan menimbulkan efek secara fisik. Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal yang paling sering muncul adalah kelelahan. Pengguna zat ini kemungkinan juga akan membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dan sangat sensitif/mudah marah pada saat dibangunkan. Begitu efek obatnya hilang, pengguna yang tadinya tidak merasa lapar kemudian menjadi sangat lapar. pengaruh langsung pemakaian amfetamin, nafsu makan berkurang.Kecepatan pernafasan dan denyut jantung meningkat,pupil mata membesar,merasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal, susah tidur. Hiperaktif dan banyak bicara., mudah panic, mudah tersinggung, marah dan agresif. Efek Jangka PanjangSelama jangka panjang, seseorang yang menggunakan amfetamin secara teratur akan menemukan tanda-tanda efek samping jangka panjang yang biasanya terdiri dari :1. Pandangan kabur1. Pusing1. Peningkatan detak jantung1. Sakit kepala1. Tekanan darah tinggi1. Kurang nafsu makan1. Nafas cepat1. GelisahPada penggunaan zat terus menerus akhirnya akan menimbulkan gangguan gizi dan gangguan tidur. Pengguna akan lebih rentan untuk sakit apapun karena kondisi kesehatan yang secara keseluruhannya buruk.Toleransi terhadap amfetamin berarti pengguna amfetamin akan tergantung dengan obat ini, dengan dosis yang semakin lama semakin tinggi untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Narkoba ini juga menjadi kebutuhan yang utama, dalam pikiran, perasaan dan kegiatan pemakai, sehingga akan sulit untuk berhenti atau mengurangi pemakaian. Inilah yang disebut ketergantungan.Kelebihan dosisAmfetamin seringkali dicampur dengan bahan-bahan berbahaya lainnya, sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana tubuh akan bereaksi. Juga sukar untuk mengetahui dosis dari obat yang sedang dipakai. Hal ini dapat menyebabkan over dosis (OD).

B.Toksisitas sianidaSianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat perang dunia pertama. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit.1 Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih. Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN). Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian. Penatalaksaan dari korban keracunan ini harus cepat, karena prognosis dari terapi yang diberikan juga sangat tergantung dari lamanya kontak dengan zat toksik tersebut. TOKSISITASTingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah;1Asam hidrosianik sekitar 2,5005,000 mgmin/m3 Sianogen klorida sekitar 11,000 mgmin/m3. Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg, Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg. GEJALA KLINISEfek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara progresif. Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan kematian.Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.III. ALAT DAN BAHAN Alat : Timbangan hewan Stopwatch Alat suntik Kandang tunggal mencit Bahan: Mencit Amfetamin NaCN 0,02% NaNO2 0,2% Na2S2O3 0,2% NaCL fisiologisIV. CARA KERJAa. Toksisitas Amfetamin Timbang dan tandai hewan untuk tiap kelompok Hitung dosis untuk masing-masing hewan. Kelompok 1 dan 4 kontrol Kelompok 2 dan 5 10 mg/kgbb Kelompok 3 dan 6 20 mg/kgbb Amati dan catat waktu terjadinya manifestasi efek amfetamin pada hewan percobaan Bahas lah hasil percobaan saudara dan beri kesimpulan.

b. Toksisitas Sianida Timbang hewan dan tandai Selanjutnya lakukan hal seperti tercantum pada table Amati gejala yang timbul, catat waktu timbulnya gejala tersebutV. HASIL

VI. PEMBAHASANDari hasil yang di peroleh mencit yang tidak di berikan amfetamin aktivitas nya biasa saja,sedangkan mencit yang di suntikan amfetamin dengan dosis yang berbeda menunjukan gejala seperti aktivitas motoric yang meningkat,menggaruk ,peka terhadap rangsangan bunyi dan gejala lain, semakin lama mencit akan konvulsi.Hal ini merupakan bukti menolakan tubuh terhadap senyawa amfetamin pada awal penggunaan, namun setelah beberapa waktu terjadi peningkatan aktifitas pada mencit dan terjadi pula salivasi.Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar. Mekanisme kerja dari sianida yaitu dimana sianida tersebut akan mengikat sitokrom Fe yang akan mengikat oksigen pada hemoglobin yang ada didalam tubuh yang mengakibatkan hewan percobaan kekurangan oksigen yang ditandai dengan mulut nya mulai membiru, tremor, dan juga dapat mengakibatkan kematian.Sianida menjadi toksik bila berikatan dengan Fe3+ , Tubuh yang mempunyai lebih dari 40 sistem enzim inaktif oleh sianida. Salah satunya mengakibatkan non aktifnya sistem enzim cytochrom oksidase yang terdiri dari cytochrom a-a3 komplek dan sistem transport elektron. Dimana sianida mengikat enzim komplek tersebut, transport elektron dari sitokrom a3 ke molekul oksigen akan terhambat. Sebagai akibatnya akan menurunkan penggunaan oksigen oleh sel dan terjadinya keracunan. Sianida dapat menimbulkan gangguan fisiologik yang sama dengan kekurangan oksigen dari semua kofaktor dalam sitokrom dalam siklus respirasi. Sebagai akibat tidak terbentuknya kembali ATP selama proses itu masih bergantung pada sitochrom oksidase yang merupakan tahap akhir dari proses fosforilasi oksidatif.Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong.Amphetamine merupakan salah satu obat dari golongan psikotropika golongan II. Istilah amphetamine digunakan untuk sekelompok obat yang secara struktural mempunyai keterbatasan dalam penggunaan klinis tetapi sangat potensial untuk menjadi toksik adiksi dan disalah gunakan seseorang yang menggunakan amfetamin secara teratur akan menemukan tanda-tanda efek samping jangka panjang yang biasanya terdiri dari :1. Pandangan kabur1. Pusing1. Peningkatan detak jantung1. Sakit kepalaSelama siklus metabolisme masih bergantung pada sistem transport elektron, sel tidak mampu menggunakan oksigen sehingga menyebabkan penurunan respirasi serobik dari sel. Hal tersebut menyebabkan histotoksik seluler hipoksia. Bila hal ini terjadi jumlah oksigen yang mencapai jaringan normal tetapi sel tidak mampu menggunakannya. penderita keracunan sianida disebabkan oleh ketidak mampuan jaringan menggunakan oksigen tersebut. Pada toksisitas amfetamin, mencit yang diberikan obat tidak mengalami kematian hanya mengalami tremor dan kemudian mencit aktif lagi bergerak. Pada pemberian toksisitas sianida beberapa mencit ada yang mati itu di sebabkan karena sianida bekerja dengan cara menghambat masukan oksigen sehingga otak tidak dapat oksigen dan akhirnya mencit mati.Dari hasil percobaan , mencit yang diberikan Nacl dan sianida lebih cepat mati dibandingkan dengan pemberian NaNO2 dan sianida. Itu karena adanya antidote yang diberikan . dimana antidote yang diberikan berfungsi sebagai anti racun sehingga mencit tidak mati

VII. KESIMPULAN Amphetamine merupakan salah satu obat dari golongan psikotropika golongan II. Istilah amphetamine digunakan untuk sekelompok obat yang secara struktural mempunyai keterbatasan dalam penggunaan klinis tetapi sangat potensial untuk menjadi toksik adiksi dan disalah gunakan. Efek amfetamin hampir mirip seperti adrenalin namun mempunyai efek kerja yang lebih lama. Penggunaan obat ini secara berlebihan menyebabkan kematian. Sianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen khlorida (CNCl) atau berbentuk kristal seperti sodium sianida (NaCN) atau potasium sianida (KCN). Jalur toksisisitas sianida dapat melalui mulut, inhalasi dan absorpsi melalui kulit. Keracunan sianida secara subkutan lebih berbahaya dibandingkan secara oral. NaCl secara intraperitonial tidak efektif digunakan sebagai antidot. Natrium nitrit dan natrium tiosulfat dapat digunakan sebagai antidot yang tepat untuk mengobati toksisitas sianida. Pada pemberian toksisitas sianida beberapa mencit ada yang mati itu di sebabkan karena sianida bekerja dengan cara menghambat masukan oksigen sehingga otak tidak dapat oksigen dan akhirnya mencit mati. Pada toksisitas amfetamin, mencit yang diberikan obat tidak mengalami kematian hanya mengalami tremor dan kemudian mencit aktif lagi bergerak. Dari hasil percobaan , mencit yang diberikan Nacl dan sianida lebih cepat mati dibandingkan dengan pemberian NaNO2 dan sianida. Itu karena adanya antidote yang diberikan . dimana antidote yang diberikan berfungsi sebagai anti racun sehingga mencit tidak mati

VIII. JAWABAN PERTANYAAN1) Jelaskan mekanisme kerja yang mendasari efek farmakologi amfetamin ? Mekanisme kerja amfetamin pada susunan saraf pusat dipengaruhi olehpelepasan biogenik amine yaitu dopamin, norepinefrin dan serotonis atauketiganya dari tempat penyimpanan pada presinap yang terletak pada akhiransaraf. Efek yang dihasilkan dapat melibatkan neurotransmitter atau sistimmonoamine oxidase (MAO) pada ujung presinaps saraf. Mekanisme toksisitas dari amfetamin terutama melalui aktivitas sistim saraf simpatis melalui situmulasi susunan saraf pusat, pengeluaran ketekholamin perifer, inhibisi re uptake katekholamine atau inhibisi dari monoamin oksidase. 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas amfetamin ?Faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas : Dosis Rute pemberian kecepatan distribusi suatu bahan toksik jenis dan kecepatan metabolismenya3) Jelaskan efek yang apa yang terlihat pada mencit setelah pemberian mafetamin dan bagaiman gejala keracunan pada amfetamin?Efek yang muncul pada mencit seperti adanya aktivitas motorik yang meningkat, laju pernapasan yang meningkat, grooming, rangsangan terhadap bunyi, tremmor karena amfetamin dapat menstimulasi sistem saraf pusat. Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat berupa rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual dan distorsi ukuran tubuh.

4) Bila terjadi keracunan, obat apa yang digunakan untuk mengatasinya? Jelaskan!a. Tindakan emergensi dan suportif Mempertahankan fungsi pernafasan Terapi agitasi: Midazolam 0,05-0,1 mg/Kg IV perlahan-lahan atau 0,1-0,2 mg/kg IM; Diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV perlahan-lahan; Haloperidol 0,1-0,2/kg IM atau IV perlahan-lahan Terapi kejang: Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB IV; Phenitoin 15-20mg/kg BB infus dengan dosis 25-50 mg/menit; pancuronium dapatdigunakan bila kejang tidak teratasi terutama dengan komplikasiasidosis dan atau rabdomiolisis Terapi koma, Awasi suhu, tanda vital dan EKG minimal selama 6 jam. Terapi spesifik dan antidotum, pada amfetamine tidakada antidotum5) Jelaskan mekanisme kerja mengapa dengan jalan memperbanyak eksresi gejala keracunan amfetamin dapat dihilangkan? Karena amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamin dari saraf pra sinaptik. Efek-efek yang berlebihan yang ditimbulkan akan mengakibatkan terjadinya proses ekskresi atau pengeluaran amfetamin dari tubuh pada saat overdosis amfetamin, maka gejala keracunan amfetamin lebih cepat teratasi.6) Obat apa yang digunakan untuk mengatasi gejala-gejala kardiovaskular yang disebabkan amfetamin?Yaitu :Amfetamin, Metamfetamin, Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam)

7) Apakah semua obat yang segolaongan dengan asetanilida secara kimia dan farmakologi mempunyai toksisitas yang sama dengan astanilida dengan dosis yang setara? Secara umum, golongan asetanilida mempunyai toksisitas yang berbeda dari yang lainnya, efek toksik yang lebih kuat atau pun tinggi dan juga disebabkan oleh besar atau kecilnya pemberian dosis.8) Jelaskan dengan singkat mekanisme kerja CN dalam menimbulkan gejala kearcunan dan kaitannya dengan obatg-obat yang digunakan untuk mengatasi keracunan pada percobaan ini? Mekanisme kerja dari sianida yaitu dimana sianida tersebut akan mengikat sitokrom Fe yang akan mengikat oksigen pada hemoglobin yang ada didalam tubuh yang mengakibatkan hewan percobaan kekurangan oksigen yang ditandai dengan mulut nya mulai membiru, tremor, dan juga dapat mengakibatkan kematian. Obat NaNO2 dan NaS2O3 dapat menghambat CSN dalam mengikat oksigen dalam tubuh.

9) Apakah perbedaan rute pemberian racun dan obat berpengaruh pada efek toksik CN yang diamati? Perbedaan rute pemberian sianida pada hewan percobaan akan menghasilkan efek yang berbeda dan tergantung pada cepatnya terabsorbsi atau masuk dalam peredaran darah. Subkutan lebih cepat efeknya dibandingkan oral yang lama.

10) Dalam praktek apakah adakah pendekatan untuk mencegah keracunan seperti saudara kerjakan . jelaskan? Dapat dilakukan pendkatan seperti pada praktikan dengan menggunakan masker dan menghidari kontak secara langsung dengan menggunakan sarung tangan.

11) Sebutkan sumber-sumber racun sianida dalam kehidupan sehari-hari! Sumber sianida: Pembersih kuteks Bahan pelarut (aliphatic nitriles) Asap rokok Asam kendaraan bermotor Hasil pembakaran dari material sitetik seperti plasticDAFTAR PUSTAKA

Dix J. Electrocution, Drugs, and The Environment. In color atlas of forensic pathology. CRC Press. 2000. Leikin JB, Watson WA. Interpretationn of Analytical Result in Forensic Toxycology.

In: Dart RC (editor). Medical Toxicology. 3th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2004.

Siswandono, dan Bambang Soekarjo. 1995. Kimia Medisinal Edisi I. Airlangga university Press. Surabaya.Tim Penyusun. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Universitas Indonesia. Jakarta