to fix
DESCRIPTION
referatTRANSCRIPT
Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRSUD Kota Banjar
Universitas Muhammadiyah Jakarta2016
REFERAT“TRAUMA OKULI”
Oleh :SEPTIANI ORTHI ARMELIA
(2011730097)Pembimbing :
Dr. Rety Sugiarti, Sp.M
JENIS TRAUMA OKULI
Definisi
Trauma yang mengenai jaringan mata, yang terdiri dari
kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan
orbita.
TRAUMA TUMPUL
Dapat diakibatkan benda yang keras ataupun benda yang tidak keras, dimana benda
tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat.
• Pembengkakan atau penimbunan darah dibawah kulit
kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra.
• Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai
kelopak dan berbentuk kaca mata hitam yang sedang
dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai hematom kaca
mata.
1. TRAUMA TUMPUL MATA
A. HEMATOM KELOPAK
Hematom kaca mata
akibat pecahnya arteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii.
Darah masuk kedalam kedua rongga orbita sampai pada batas septum orbita kelopak mata
Penatalaksanaan
Pada hematom yang dini dapat diberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit
Pada hematom yang lama, untuk memudahkan absorbsi darah dilakukan kompres hangat.
A. HEMATOM KELOPAK
2. TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA
A. Edema konjungtiva
• Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi
kemotik pada setiap kelainan.
• Bila kelopak terpajan kedunia luar dan konjungtiva secara
langsung kena angin tanpa mengedip, akan mengakibatkan
edema pada konjungtiva
• Terapi : dapat diberikan dekongestan untuk mencegah
pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva
B. HEMATOM SUBKONJUNGTIVA
• Terjadi akibat pecahnya arteri konjungtiva
dan arteri episklera (batuk rejan, trauma
tumpul basis kranii, pemb.darah yang rentan)
• Penatalaksanaan :
– dapat dilakukan kompres hangat.
– perdarahan subkonjungtiva akan hilang
atau diabsorbsi dalam 1-2 mggu tanpa
diobati.
A. Edema Kornea3.TRAUMA TUMPUL KORNEA
• Trauma tumpul yang keras atau cepat mengakibatkan edema kornea /
ruptur membran descemet
• Pada edema yang berat dapat mengakibatkan serbukan sel radang &
neovasukalarisasi masuk ke dalam jaringan stroma
• Penglihatan akan menjadi kabur, uji plasido positif
• Terapi :
– larutan hipertonik seperti NaCl 5%, larutan garam hipertonik 2-8%
– Bila tekanan bola mata meningkat asetazolamid
– Lensa kontak untuk memperbaiki ketajaman penglihatan
B. EROSI KORNEA
Merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang terjadi
karena gesekan keras pada epitel kornea.
Etiologi: lensa kontak berlebihan, sinar UV, debu dan asap.
Gejala : nyeri, mata berair, blefarospasme, fotofobia, gangguan
penglihatan, dan terlihat adanya defek epitel kornea
Terapi :
Antibiotik spektrum luas (neosporin, chloramfenikol)
Erosi yang kecil akan tertutup kembali setelah 48 jam
4. TRAUMA TUMPUL UVEA
A. Iridoplegia
• Terjadi kelumpuhan otot sfingter pupil, sehingga pupil menjadi
lebar, pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar.
• Gejala : sukar melihat dekat, silau, terlihat anisokor pada pupil
• Panatalaksanaan :
– Istirahat untuk mencegah terjadinya kelelahan sfingter
B. IRIDODIALISIS
• Robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi
lonjong.
• Penglihatan menjadi ganda pada 1 mata
• Penatalaksanaan : pembedahan dengan melakukan reposisi iris
yang terlepas
C. HIFEMA
• Terdapatnya darah di dalam bilik mata depan akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar
• Pasien mengeluh sakit disertai epifora dan blefarospasme,
penglihatan ↓, kadang terlihat iridoplegi & iridodialisis
• Penatalaksanaan : pasien tidur dengan kepala ditinggikan 30 , ⁰diberi koagulasi, dan mata ditutup (hifema akan hilang sempurna).
D. IRIDOSIKLITIS
Radang pada uvea anterior yang terjadi akibat reaksi
jaringan uvea pada post trauma. Gejala : mata merah, pupil mengecil, gg. penglihatan
Terapi : Ukur tekanan bola mata dengan midriatika
Tetes midriatil dan steroid topikal.
Steroid sistemik bila tanda radang berat
A. SUBLUKSASI LENSA
• Akibat zonula zinn putus sebagian, sehingga lensa
berpindah tempat (pasien menderita kelainan pada zonula
zinn yang rapuh Sindrom Marfan)
• Gambaran pada iris berupa iridodenesis
• Akibat pegangan lensa zonula zinn tidak ada, lensa
menjadi cembung → miopia → mendorong iris ke depan
→ sudut bilik mata tertutup → sudut bilik mata menjadi
sempit → mudah terjadi glaukoma sekunder
B. LUKSASI LENSA ANTERIOR
• Seluruh zonula zinn disekitar ekuator putus akibat trauma, maka
lensa masuk kedalam bilik mata depan → terjadi gangguan
pengaliran keluar cairan bilik mata, → iris terdorong ke belakang
dengan pupil yang lebar → glaukoma kongestif akut.
• Gejala : penglihatan turun mendadak, sangat nyeri, muntah, mata
merah dengan blefarospasme.
• Penatalaksanaan: lensa dikeluarkan, sebelumnya diberikan
asetazolamida utk menurunkan TIO
C. LUKSASI LENSA POSTERIOR
• Seluruh zonula zinn disekitar ekuator putus akibat trauma, maka
lensa jatuh kedalam badan kaca dan tenggelam di dataran
bawah fundus okuli
• Gejala : adanya skotoma pada lapang pandang karena lensa
mengganggu
• Penatalaksanaan: Ekstraksi lensa
6. TRAUMA TUMPUL RETINA & KOROID
A. Edema Retina• Memberikan warna retina yang lebih abu-abu.• Keadaan yang paling ditakutkan adalah terjadi edema
makula atau edema berlin. Pada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga seluruh polus posterior fundus okuli berwarna abu-abu
• Umumnya penglihatan akan normal kembali setelah beberapa waktu, tetapi dapat juga berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel epitel pigmen
B. ABLASI RETINA
Trauma diduga sebagai pencetus terlepasnya retina dari koroid. Gejala : seperti ada selaput yang mengganggu lapang pandang, bila tekena atau tertutup makula penglihatan ↓Pada pemeriksaan funduskopi: terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelokPanatalaksanaan : pembedahan
C. RUPTUR KOROID
Trauma keras → ruptur koroid → perdarahan subretina
Bila ruptur koroid terletak atau mengenai daerah makula lutea
maka visus akan sangat menurun.
Ruptur bila tertutup oleh perdarahan subretina sukar dilihat
akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorpsi maka akan
terlihat bagian yang rupture berwarna putih karena sclera dapat
dilihat langsung tanpa tertutup koroid.
7. TRAUMA TUMPUL SARAF OPTIK
A. Avulsi papil saraf optik : • Terlepasnya saraf optik dari pangkalnya.
• Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya penglihatan yang
berat dan sering berakhir dengan kebutaan.
• Tidakan: rujuk ke spesialis mata untuk dinilai fungsi retina dan
saraf optiknya
TRAUMA TEMBUS BOLA MATA
• Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata, maka akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus, seperti :– Tajam penglihatan ↓– TIO rendah– Bilik mata dangkal– Bentuk danletak pupil rendah– Terlihat adanya ruptur pada kornea atau sklera– Terdapat jaringan yang prolaps, seperti cairan mata, iris, lensa,
badan kaca atau retina– Konjungtiva kemotis
Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi
bola mata maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik
topikal, imunisasi tetanus, dan mata ditutup, dan segera dikirim
pada dokter mata untuk dilakukan pembedahan.
Pemeriksaan Radiologi untuk menentukan apakah ada benda
asing yang masuk kedalam mata
TRAUMA KIMIA
• Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan
segera → irigasi
• Irigasi dapat dilakukan dengan mamakai Nacl atau air
bersih dan paling sedikit 15-30mnt.
• Bentuk trauma kimia :
– Trauma asam
– Trauma basa atau alkali
a. TRAUMA ASAM
Segera terjadi pengendapan atau penggumpalan
bahan protein permukaan.
Panatalaksanaan : irigasi jaringan yang terkena
secepatnya dan selama mungkin untuk
menghilangkan dan melarutkan bahan yang
mengakibatkan trauma.
b. TRAUMA BASA ALKALI
• Trauma akibat bahan kimia basa akan memberi akibat yang sangat gawat pada mata.
• Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bmd, sampai retina. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea.
-Epitel kornea hilang total-Gambaran iris tdk jelas
TRAUMA RADIASI
Sinar Ultra violet
•Sinar UV merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat
dengan panjang gelombang 295 – 350 nm
•Mata sakit seperti kelilipan atau kemasukan pasir, fotofobia,
blefarospasme dan konjungtiva kemotik. Infiltrat pada kornea (kornea
keruh)
•Tatalaksana : sikloplegik, antibiotik lokal, analgetik dan mata ditutup
selama 2-3 hari, biasanya sembuh selama 48jam
SINAR INFRA MERAHTRAUMA RADIASI
Sinar Infra Merah
•Dapat terjadi saat menatap gerhana matahari dan pada saat berkerja di
pemanggang.
•Iris yang mengabsorbsi sinar inframerah akan panas tidak baik terhadap
kapsul lensa di dekatnya katarak dan eksfoliasi kapsul lensa
•Tidak ada pengobatan, kecuali mecegah mata tidak terkena sinar
inframerah.
DAFTAR PUSTAKA
Asbury T, Sanitato JJ. Trauma. In : Vaughan DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi Umum. Edisi ke 14. Jakarta, Penerbit Widya Medika. 1996.p.380-8.Ilyas, S. Yulianti, S.R. 2011. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Kanksi JJ. Glaucoma. In: Kanski JJ, editor. Clinical ophtalmology a systemic approach. 4th edition. Oxford: Butterworth Heinemann; 2000. p. 206-9. Simmons, S.T., et al, 2007. Introduction to Glaucoma: Terminology, Epidemiology, and Heredity. In: Tanaka, S., ed. Glaucoma. Singapore: American Academy of Ophthalmology, 3-15.Vaughan D. and Riordan-Eva P. 2007. General ophtalmology. 17th edition. USA: The McGraw-Hill Companies. Chapter 1: Anatomy and Embriology of The Eye.