tm cakupan rumah sehat

92
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perumahan telah diatur dalam undang-undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/1992 Bab III pasal 5 ayat I yang berbunyi “Setiap warga Negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. 1 Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009). Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada 1

Upload: eka-marliana-hermansyah

Post on 08-Aug-2015

500 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: TM Cakupan Rumah Sehat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah perumahan telah diatur dalam undang-undang pemerintahan tentang

perumahan dan pemukiman No.4/1992 Bab III pasal 5 ayat I yang berbunyi “Setiap

warga Negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau

memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.1

Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal

yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna

mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit

berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini.

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di

Indonesia. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan

jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi

daya kerja atau daya produktif seseorang. Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003)

Pada standar pelayanan minimal Puskesmas Tempuran cakupan rumah sehat dari

15 desa pada Kecamatan Tempuran didapatkan hasil 67,83% dari target Dinkes 2011

70% sehingga menjadi salah satu masalah. Setelah mengidentifikasi masalah, untuk

mengetahui penyebab dari kurangnya cakupan rumah sehat, maka dilakukan

konfirmasi ke petugas kesehatan lingkungan Puskesmas Tempuran tentang data

cakupan rumah sehat pada Puskesmas Tempuran. Dari data tersebut, maka dilakukan

survei pada Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten

Magelang yang memiliki cakupan rumah sehat lebih rendah dibanding daerah lainnya

sebagai daerah yang mewakili cakupan rumah sehat yang rendah sekaligus konfirmasi

tentang program Pamsimas yang sedang dijalankan pada daerah tersebut.

1

Page 2: TM Cakupan Rumah Sehat

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cakupan rumah sehat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan

Tempuran, Kabupaten Magelang?

2. Apa yang menjadi penyebab rumah warga di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari,

Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang tidak memenuhi kriteria rumah

sehat?

3. Bagaimana penyelesaian masalah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat di

Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Pengamatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan perencanaan tindak lanjut

rumah sehat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Magelang.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui data umum Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan

Tempuran, Kabupaten Magelang.

2. Mengetahui persentase rumah yang sudah dan belum memenuhi kriteria

rumah sehat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Magelang.

3. Mengetahui Penyebab masalah rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun

Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

4. Mencari pemecahan masalah rumah tidak sehat di Dusun Prajegan, Desa

Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

D. Manfaat

1. Laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan data tentang

cakupan rumah sehat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari.

2. Sebagai masukan bagi Puskesmas Tempuran dalam pengambilan keputusan

dalam program kesehatan lingkungan.

3. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat

mengenai kriteria rumah sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan

warga Dusun Prajegan, Desa Prajeksari.

2

Page 3: TM Cakupan Rumah Sehat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah

1. Definisi Rumah Sehat

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.

Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan

sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan

setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian

Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun

sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).

Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi

seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya

dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari

faktor- faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat

dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk

beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani,

maupun sosial (Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang

dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat

untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani

maupun sosial.

a. Kriteria Rumah Sehat

Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam

Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :

a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat

istrahat.

b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan

kamar mandi.

c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

3

Page 4: TM Cakupan Rumah Sehat

d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.

e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya

dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat

(Depkes RI, 2007).

a. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang

cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni

rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-

maing penghuni.

b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah

tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak

berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan

minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang

cukup.

c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang

timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis

sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah.

Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham

Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yang meliputi :

Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat

dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya

temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit

4°C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya

temperatur kamar 22°C - 30°C sudah cukup segar.

Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas

cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari

nyala api lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan ini

4

Page 5: TM Cakupan Rumah Sehat

harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak

menimbulkan rasa silau.

Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga

aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap,

minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi

insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga

jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai.

Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak

terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.

Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan

bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan

kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang relatif

lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti

kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah

dan apatis.

Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan

untuk anak- anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai

kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar

pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain

di rumah tetangganya, di jalan atau tempat lain yang membahayakan.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yang meliputi :

Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni Adanya

ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti

kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2

tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu.

Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh

dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai

kamar tidur sendiri.

Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan

keluarga, dimana anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung

dengan orang tuannya.

Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga

yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila

5

Page 6: TM Cakupan Rumah Sehat

bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan

menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di

ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.

W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu

rumah dan terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang

atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi tidak mempunyai

W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus buang

air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.

Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias,

tanaman bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara

rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila dipandang.

c. Mencegah penularan penyakit, yang meliputi :

   Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan

   Bebas dari kehidupan serangga dan tikus

   Pembuagan sampah

   Pembuangan air limbah.

   Pembuangan Tinja

   Bebas pencemaran makanan dan minuman.

d. Mencegah terjadinya kecelakaan yaitu rumah harus dibangun sedemikian rupa

sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya

atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain bangunan

yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari

bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan

keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas,

dan lain sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).

b. Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat

6

Page 7: TM Cakupan Rumah Sehat

Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), lingkup penilaian

rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan

perilaku penghuni. 2

1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela

kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana

pembuangan asap dapur dan pencahayaan.

2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan

kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.

3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka

jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja

bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah.

Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana

yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

Persyaratan Kesehatan Perumahan.3

1. Bahan bangunan

Syarat bahan bangunan yang diperbolehkan antara lain:

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, seperti debu total tidak lebih dari 150 μg/m3,

asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam, dan timah hitam tidak

melebihi 300 mg/kg.

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis seperti

berikut: 2

a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik

tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat

menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh karena itu

perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel,

keramik, teraso dan lain-lain. Untuk mencegah masuknya air ke dalam

rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah.

7

Page 8: TM Cakupan Rumah Sehat

b. Dinding, dengan pembagian: (i) Untuk di ruang tidur dan ruang keluarga

dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara; (ii)

Untuk di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah

dibersihkan.

Fungsi dinding selain sebagai pendukung atau penyangga atap, dinding juga

berfungsi untuk melindungi ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan

dan angin, juga melindungi dari pengaruh panas.

c. Langit-langit

Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

d. Bubungan rumah yang memiliki tinggi 10 m atau lebih harus dilengkapi

dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan ruang

bermain anak.

Banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya tergantung kepada jumlah

penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan menuntut jumlah

ruangan yang banyak terutama ruang tidur. Tetapi pada umumnya jumlah

ruangan dalam suatu rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut, seperti:

a. Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur)

Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur

ini biasanya digunakan sekaligus untuk ruang ganti pakaian, dan ditempatkan

di tempat yang cukup tenang, tidak gaduh, jauh dari tempat bermain anak-

anak. Diusahakan agar ruang tidur mendapat cukup sinar matahari.

Agar terhindar dari penyakit saluran pernafasan, maka luas ruang tidur

minimal 9 m2 untuk setiap orang yang berumur diatas 5 tahun atau untuk

orang dewasa dan 4 ½ m2 untuk anak-anak berumur dibawah 5 tahun. Luas

lantai minimal 3 ½ m2 untuk setiap orang, dengan tinggi langit-langit tidak

kurang dari 2 ¾ m. minimal 3 ½ m2 untuk setiap orang, dengan tinggi langit-

langit tidak kurang dari 2 ¾ m.

b. Ruang tamu

Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu, biasanya

diletakkan di bagian depan rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah dengan

8

Page 9: TM Cakupan Rumah Sehat

ruang duduk yang dapat dibuka/ditutup atau dengan gorden, sehingga tamu

tidak dapat melihat kegiatan orang-orang yang ada di ruang duduk.

c. Ruang duduk (ruang keluarga)

Ruang duduk harus dilengkapi jendela yang cukup, ventilasi yang memenuhi

syarat, dan cukup mendapat sinar matahari pagi. Ruang duduk ini sebaiknya

lebih luas dari ruang-ruang lainnya seperti ruang tidur atau ruang tamu

karena ruang duduk sering digunakan pula untuk berbagai kegiatan seperti

tempat berbincang-bincang anggota keluarga, tempat menonoton TV,

kadang-kadang digunakan untuk tempat membaca/belajar dan bermain anak-

anak. Selain itu ruangan ini juga sering digunakan sekaligus sebagai ruang

makan keluarga.

d. Ruang makan

Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan yang khusus, ruangan

tersendiri, sehingga bila ada anggota keluarga sedang makan tidak akan

terganggu oleh kegiatan anggota keluarga lainnya. Tetapi untuk suatu rumah

yang kecil/sempit, ruang makan ini boleh jadi satu dengan ruang duduk.

e. Ruang dapur

Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil

pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Di dapur

harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat memasak, tempat cuci

peralatan serta tempat penyimpanannya. Tersedia air bersih yang memenuhi

syarat kesehatan dan mempunyai sisitem pembuangan air kotor yang baik,

serta mempunyai tempat pembuangan sampah sementara yang baik/tertutup.

Selain itu dapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan atau

makanan yang siap disajikan. Tempat ini harus terhindar dari gangguan

serangga (lalat) dan tikus. Oleh karena itu ruangan harus bebas serangga dan

tikus.

f. Kamar mandi/W.C

Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air dan selalu terpelihara

kebersihannya agar tidak licin. Dinding minimal setinggi 1 ½ m dari lantai.

Setiap kamar mandi dan jamban yang letaknya di dalam rumah, diusahakan

salah satu dindingnya yang berlubang ventilasi harus berhubungan langsung

dengan bagian luar rumah. Bila tidak, ruang/kamar mandi dan jamban ini

harus dilengkapi dengan alat penyedot udara untuk mengeluarkan udara dari

9

Page 10: TM Cakupan Rumah Sehat

kamar mandi dan jamban tersebut keluar, sehingga tidak mencemari ruangan

lain (bau dari kamar mandi dan W.C.) Jumlah kamar mandi harus cukup

sesuai dengan jumlah penghuni rumah. Selain itu kebersihannya harus selalu

terjaga. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dipergunakan

untuk lebih dari 7 orang.

g. Gudang

Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau bahan-bahan

lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain, seperti alat-alat untuk

memperbaiki rumah (tangga, dan lain–lain).

h. Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan atau buatan,

yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan.

Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak

menyilaukan. 2

4. Kualitas udara

Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut: 2

a. Suhu udara nyaman berkisar 18° sampai 30° C

b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%

c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam

f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas

lantai.Ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena

ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai lubang masuk udara

yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari

dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang (cross

ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.

10

Page 11: TM Cakupan Rumah Sehat

Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar

seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi,

siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi

syarat kesehatan, ventilasi mutlak harus ada. 2

Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan

menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain:

a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup

tanpa oksigen dalam udara.

b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat.

c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan

mulut.

d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh

penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan.

Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara

yang baik, yaitu (i) Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah

dimana udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun lubang angin yang sengaja

dibuat untuk itu. Proses terjadinya aliran udara ialah karena terdapatnya

perbedaan suhu, udara yang panas lebih ringan dari pada udara yang dingin. (ii)

Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk mengalirkan udara,

misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air condition. 2

6. Binatang penular penyakit

Di dalam rumah tidak boleh ada tikus yang bersarang.

7. Air 2

a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan atau air

minum sesuai perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.

9. Limbah 2

11

Page 12: TM Cakupan Rumah Sehat

a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran

terhadap permukaan tanah, serta air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 9 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua

orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun. 2

11. Atap

Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,

panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti:

debu, asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena

bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan.2

2. Sarana Sanitasi Rumah

Dilihat dari aspek sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan dengan

perumahan sehat adalah sebagai berikut:

a. Sarana air bersih dan air minum

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990 (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1990). Air minum adalah air yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum dan berasal dari penyediaan air minum

sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). 3

Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi

penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan sarana air bersih antara lain (a) jarak antara sumber

air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air

limbah) minimal 10 meter, (b) pada sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan

tanah dibuat kedap air dengan pembuatan cincin dan bibir sumur, (c) penampungan

air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran atau

sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.

12

Page 13: TM Cakupan Rumah Sehat

Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar air layak dikonsumsi sebagai air

minum, antara lain:4

Syarat fisik

Syarat fisik air minum yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau, jernih

dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa

nyaman.

Syarat kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh

zat-zat kimia ataupun mineral, terutama yang berbahaya bagi kesehatan.

Syarat bakteriologis

Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Sebagai petunjuk bahwa

air telah dicemari oleh faeces manusia adalah adanya E.coli karena bakteri ini

selalu terdapat dalam faeces manusia baik yang sakit, maupun orang sehat

serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.

b. Saluran Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air kotor atau air bekas ialah air yang tidak bersih dan mengandung

pelbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia, hewan dan

lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia. 4

Pada dasarnya pengolahan air limbah bertujuan untuk:

Melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman berbagai penyakit. Ini

disebabkan karena limbah sering dipakai sebagai tempat berkembang-biaknya

berbagai macam bibit penyakit.

Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah tersebut

mengandung zat organik yang membahayakan kelangsungan hidup.

Menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup sehari-hari,

terutama jika sulit ditemukan air bersih.

c. Jamban/kakus

Kakus atau jamban adalah tempat yang dipakai manusia untuk melepaskan

hajatnya. Adapun syarat-syarat dalam mendirikan kakus atau jamban ialah: 4

Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari pandangan orang

lain, terlindung dari panas atau hujan, serta terjamin privacy-nya. Dalam

kehidupan sehari-hari, syarat ini dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan

sendiri untuk kakus di rumah ataupun mendirikan rumah kakus di pekarangan.

13

Page 14: TM Cakupan Rumah Sehat

Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi yang tidak sampai mengganggu

pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak menjadi tempat hidupnya

perbagai binatang.

Bangunan kakus memiliki lantai yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang

kuat, syarat ini yang terutama harus dipenuhi jika mendirikan kakus model

cemplung.

Mempunyai lobang kloset yang kemudian melalui saluran tertentu dialirkan

pada sumur penampungan atau sumur rembesan.

Menyediakan alat pembersih seperti air atau kertas yang cukup, sehingga dapat

segera dipakai setelah membuang kotoran.

Jenis-jenis kakus atau jamban dilihat dari bangunan jamban yang didirikan,

tempat penampungan, pemusnahan kotoran dan penyaluran air kotor, seperti:

o Kakus cubluk (pit privy), ialah kakus yang tempat penampungan tinjanya

dibangun dekat dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan kakus.

Kakus ini dibuat dengan menggali lubang ke dalam tanah dengan diameter

80-120 cm sedalam 2,5-8 meter. Lama pemakaiannya antara 5-15 tahun.

Pada kakus ini harus diperhatikan (i) jangan diberi desinfektan karena

mengganggu proses pembusukan sehingga cubluk cepat penuh, (ii) untuk

mencegah bertelurnya nyamuk, tiap minggu diberi minyak tanah, (iii) agar

tidak terlalu bau diberi kapur barus.

o Kakus empang (overhung latrine), ialah kakus yang dibangun di atas

empang, sungai atau rawa. Kakus model ini kotorannya tersebar begitu

saja, yang biasanya kotoran tersebut langsung dimakan ikan, atau ada

yang dikumpul memakai saluran khusus yang kemudian diberi pembatas

seperti bambu, kayu dan lain sebagainya yang ditanam melingkar ditengah

empang, sungai atau rawa.

o Kakus kimia (chemical toilet), kakus model ini biasanya dibangun pada

tempat- tempat rekreasi, pada alat transportasi dan lain sebagainya. Di

tempat ini, tinja didisenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda,

dan sebagai pembersihnya dipakai kertas (toilet paper). Kakus kimia

sifatnya sementara, oleh karena itu kotoran yang telah terkumpul perlu

14

Page 15: TM Cakupan Rumah Sehat

dibuang lagi. Ada dua macam kakus kimia, yaitu (i) tipe lemari (commode

type) dan (ii) tipe tanki (tank type).

o Kakus dengan “angsa trine” ialah, kakus dimana leher lubang kloset

berbentuk lengkungan, dengan demikian akan selalu terisi air yang

penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-binatang kecil.

Kakus model ini biasanya dilengkapi dengan lubang atau sumur

penampung/sumur resapan yang disebut septi tank. Kakus model ini

adalah yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.

d. Tempat Sampah

Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia

adalah perlunya dilakukan pengelolaan terhadap sampah, seperti penyimpanan

(storage), pengumpulan (collection), dan pembuangan (disposal). Tempat sampah

tiap-tiap rumah, isinya cukup 1 meter kubik. Tempat sampah sebaiknya tidak

ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur, karena akan menjadi gudang

makanan bagi tikus-tikus dan rumah menjadi banyak tikusnya. 4

Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain (a) terbuat dari

bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak, (b) harus mempunyai tutup

sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya, dan sangat

dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori

tangan, (c) ditempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya dilakukan oleh

pemerintah, tempat sampah harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga karyawan

pengumpul sampah mudah mencapainya. 2

B. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia,

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.7

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, antara lain:

a. Tahu (Know)

15

Page 16: TM Cakupan Rumah Sehat

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasikan dan mengatakan.

b. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu

komponenkomponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan.

e. Sintesis (Sinthesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut

berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria

yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang

isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

16

Page 17: TM Cakupan Rumah Sehat

C. Perilaku

Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari

pada manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala yang tampak pada organisme tersebut

dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat

dikatakan faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup

termasuk dari manusia. Hereditar atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar

atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu untuk selanjutnya.

Sedangkan faktor lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk

perkembangan perilaku tersebut. 5

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal

dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun

aktif (disertai tindakan). 5

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang

terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek. Respon ini dibedakan menjadi 2 (dua): 6

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang memerima stimulus

tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau praktek, yang

dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut

overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) misal, seorang ibu memeriksa

kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah

suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit

dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan.

Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)

17

Page 18: TM Cakupan Rumah Sehat

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh

sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.

Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif,

maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai

tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat

memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan

seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung

pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan

atau disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).

c. Perilaku kesehatan lingkungan.

Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya. Misalnya: bagaimana mengelola pembuangan

tinja, air minum, tempat sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya.

D. Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai jumlah kriteria yang ada, dengan range

sesuai blanko SSD1. Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok

sarana sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori H.L. Blum, yang

diinterprestasikan terhadap:

1. Lingkungan (45%)

2. Perilaku (35%)

3. Pelayanan Kesehatan (15%)

4. Keturunan (5%)

Minimum proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat adalah:

1. Komponen rumah: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang

keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.

18

Page 19: TM Cakupan Rumah Sehat

2. Sarana sanitasi: sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana

pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.

Dari setiap kategori mempunyai bobot masing-masing lalu diberikan skor dan

dijumlahkan skornya. Bila skor lebih dari 1008 maka termasuk kategori rumah sehat.

E. Urutan Dalam Siklus Pemecahan Masalah

Gambar 1.Kerangka Pemecahan Masalah

Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:8

a. Identifikasi masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,

menetapkan indicator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian

mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil

pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi,

dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indicator tertentu yang sudah

ditetapkan.

b. Penentuan penyebab masalah

Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan

curah pendapat. Penentuan penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan

fishbone. Hal ini hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut.

19

MASALAHMASALAH

PROSESLINGKUNGAN

P1

P2

P3

INPUT

MONEYMAN

MACHINE

METHODE

MATERIAL

Page 20: TM Cakupan Rumah Sehat

Gambar 2. Diagram Fish Bone

c. Memilih penyebab yang paling mungkin

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang

didukung oleh data atau konfirmasi dan pengamatan.

d. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab

yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung

pada alternatif pemecahan masalah.

e. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan

pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan

Hanlon Kualitatif untuk menentukan/ memilih pemecahan terbaik.

f. Penyusunan rencana penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan Of

Action atau Rencana Kegiatan).

g. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan

masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan

menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat

dipecahkan.

F. Analisis Masalah

20

Page 21: TM Cakupan Rumah Sehat

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari

kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan

sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan.

Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka pelayanan kesehatan yang

dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai

standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan

dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut,

berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.

G. Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan

menggunakan kriteria matriks MxIxV/C. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif

pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks:9

1. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang

dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat

diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.

2. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah.makin penting cara

penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.

21

Page 22: TM Cakupan Rumah Sehat

3. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif

bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.

4. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan

pemecahan masalah.

Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5.

Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 – 5. Bila makin magnitude maka

nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria

I dan V.

Tabel 1. Kriteria Matriks

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1 = Tidak magnitude 1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah

2=Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah

3 = Cukup magnitude 3 = Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3 = Cukup murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = mahal

5= Sangat magnitude 5 = Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5 = sangat mahal

H. Pembuatan Plan of Action dan Gantt Chart

Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan

pembuatan plan of action serta gannt chart, ini bertujuan untuk menentukan perencanaan

kegiatan

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

22

Page 23: TM Cakupan Rumah Sehat

1. Kerangka Teori

Gambar 4. Kerangka Teori

2. Kerangka Konsep

Gambar 5. Kerangka Konsep Penelitian

BAB IV

ANALISIS MASALAH

23

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya rumah sehat

Kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan

Rendahnya Cakupan

Rumah Sehat Kurangnya biaya untuk menunjang masyarakat mewujudkan rumah sehat

Page 24: TM Cakupan Rumah Sehat

Data pada laporan ini diperoleh dari data primer yang berasal dari hasil wawancara

dan pengisian kuisioner responden penduduk Dusun Prajegan Desa Prajeksari serta data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan Puskesmas Tempuran. Pengambulan data

primer dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 10 dan 11 Agustus 2012. Jumlah

sasaran survey ini adalah 30 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Prajegan Desa Prajegsari.

Berdasarkan hasil survey pada tanggal 10 dan 11 Agustus 2012 di Dusun Prajegan,

Desa Prajeksari yang dilakukan pada 30 rumah, menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah sehat, adapun hasilnya :

Rumah tidak sehat : 24 rumah (80%)

Rumah sehat : 6 rumah (20%)

Jumlah pencapaian penduduk yang memiliki rumah sehat di Dusun Prajegan Desa

Prajeksari

Jumlah cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat di Dusun Prajegan Desa Prajeksari

adalah :

Besar cakupan = Jumlah rumah sehat x 100%

Jumlah rumah yg diawasi

= 6 x 100%

30

= 20%

Dari hasil didapatkan besar cakupan penduduk yang memanfaatkan jamban di Dusun

Prajegan Desa Prajegsari pada bulan Januari-Juni 2012 hanya sebesar 25%.

Jumlah pencapaian penduduk yang memiliki rumah sehati di Dusun Prajegan Desa

Prajegsari adalah :

Pencapaian = Besar cakupan x 100%

24

Page 25: TM Cakupan Rumah Sehat

Target Dinkes 2012

= 20% x 100%

70%

= 28,57 %

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan skor pencapaian rumah sehat di Dusun Prajegan

Desa Prajegsari di bawah 100% sehingga menjadi masalah.

BAB V

METODE PENELITIAN

25

Page 26: TM Cakupan Rumah Sehat

Survei dilakukan di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten

Magelang. Dalam survei ini dilakukan pendataan rumah yang ada di Dusun Prajegan, Desa

Prajeksari secara langsung.

1. Data primer: diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun

sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian dilakukan

kunjungan rumah warga untuk dilakukan pendataan.

2. Data sekunder didapat dari data hasil survei sebelumya oleh petugas Puskesmas

Tempuran dan laporan bulanan bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Tempuran.

3. Data yang sudah terkumpul, diolah, untuk selanjutnya dilakukan analisis masalah, untuk

selanjutnya dicari kemungkinan penyebabnya dengan mempergunakan diagram fish

bone. Kemudian kemungkinan penyebab masalah dikonfirmasi kepada Koordinator

program, dalam laporan ini kepada penanggung Jawab Bagian Kesehatan Lingkungan

Puskesmas Tempuran dan dari survei untuk mencari penyebab masalah yang paling

mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemcahan masalah secara

sistematis dan ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria matriks dengan

rumus m.i.v/c setelah didapatkan pemecahan masalah lalu dibuat rencana kegiatan

berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih.

Setelah didapatkan data maka dilakukan penyelesaian masalah menggunakan

pendekatan manajemen, berikut adalah langkah-langkahnya yaitu pertama melakukan

identifikasi masalah, kedua penentuan prioritas masalah, dimana langkah pertama dan

kedua sudah tidak diperlukan dalam pembuatan laporan ini. Ketiga pemecahan penyebab

masalah, ke empat memilih penyebab yang paling mungkin, kelima menentukan

alternatif pemecahan masalah, ke enam penetapan pemecahan masalah terpilih, ke tujuh

penyusunan rencana penerapan, ke delapan monitoring dan evaluasi. Analisis masalah

dilakukan berdasarkan kerangka pemikiran pendekatan sistem yang diawali dari input

yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, materi, machine, kemudian dilanjutkan

dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen mutu

sehingga didapatkanlah output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh faktor

lingkungan.

A. Batasan Judul

Penulis memilih judul “Evaluasi dan Rencana Peningkatan Cakupan Rumah

Sehat Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten

26

Page 27: TM Cakupan Rumah Sehat

Magelang, Evaluasi Manajemen Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Tempuran Periode Agustus 2012” dengan batasan pengertian judul sebagai berikut:

a) Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian

b) Rencana

Rencana adalah proses pemikiran ke depan

c) Peningkatan

Peningkatan adalah proses meningkatkan

d) Cakupan

Adalah batasan suatu masalah

e) Rumah Sehat

Adalah suatu rumah untuk tempat tinggal permanen, berfungsi sebagai tempat

untuk bermukim, beristirahat, berekreasi, dan sebagai tempat berlindung dari

pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan

bebas dari penularan penyakit.

f) Dusun Prajegan

Adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Prajeksari

g) Desa Prajeksari

Desa Prajeksari merupakan salah satu desa dari 15 desa yang berada dalam

wilayah kerja Puskesmas Tempuran.

h) Kecamatan Tempuran

Kecamatan Tempuran adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten

Magelang.

i) Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa

Tengah.

j) Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas

permasalahan yang ditemukan.

k) Manajemen

Pengaturan sumber daya agar tercapai tujuan yang di harapkan penggunaan

secara efektif untuk mencapai sasaran

27

Page 28: TM Cakupan Rumah Sehat

l) Program Kesehatan lingkungan

Adalah salah satu program puskesmas Tempuran yang bertujuan untuk mengatasi

masalah berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang

dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat

dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan luar puskesmas.

m) Puskesmas Tempuran

Puskesmas Tempuran adalah salah satu puskesmas di wilayah kabupaten

Magelang

n) Periode Agustus 2012

Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan evaluasi mengenai

cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat

B. Definisi Operasional

Sasaran adalah rumah di daerah Dusun Prajegan, Desa Prajeksari

Sasaran responden adalah kepala keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Prajegan,

Desa Prajeksari.

Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah rumah yang memenuhi

syarat rumah sehat dengan jumlah seluruh rumah yang diperiksa di Dusun Prajegan,

Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang Periode Agustus 2012.

Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan masyarakat di Dusun Prajegan, Desa

Prajeksari mengenai rumah sehat dan dampak kesehatan yang diakibatkan jika rumah

tidak memenuhi syarat kesehatan.

Perilaku adalah bagaimana masyarakat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari merespons

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga

lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Misalnya: bagaimana

mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat sampah, pembuangan limbah, dan

sebagainya.

C. Ruang Lingkup

a. Lingkup lokasi : Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Magelang.

b. Lingkup waktu : Bulan Agustus tahun 2012

28

Page 29: TM Cakupan Rumah Sehat

c. Lingkup sasaran : 30 rumah di Dusun Prajegan

d. Lingkup metode : Wawancara, pencatatan, dan pengamatan terlibat.

e. Lingkup materi : Evaluasi cakupan rumah sehat di Dusun Prajegan, Desa

Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam laporan ini adalah kepala keluarga dari setiap rumah di

Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang

yang memiliki skoring termasuk rumah tidak sehat

Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi dalam laporan ini adalah kepala keluarga dari setiap rumah di

Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang

yang memiliki skoring termasuk kepala keluarga rumah tidak sehat yang tidak

bersedia diwawancara.

.

BAB VI

HASIL PENELITIAN

29

Page 30: TM Cakupan Rumah Sehat

VI.I DATA UMUM

VI. 1. 1 KONDISI GEOGRAFI

Desa Prajegsari merupakan salah satu desa di Jawa Tengah yang terletak di wilayah

industri Kabupaten Magelang dengan batas desa:

Sebelah Utara : Desa Sukosari Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

Sebelah Timur : Desa Kedungsari, Kecamatan Bandongan

Sebelah Selatan : Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran

Sebelah Barat : Desa Tugurejo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

Secara geografis terletak pada 70, 46’, 39” LS sampai dengan 70, 47’, 35” LS dan 1100,

39’, 50” BT sampai dengan 1100, 41’, 40” BTG.

VI. 1. 2 LUAS WILAYAH

1. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Prajagsari 135,425 Ha yang terbagi menjadi 5 dusun dengan 5 RW

dan 10 RT meliputi:

Tabel 2. Daftar Dusun Wilayah Desa Prajeksari

NO. DUSUN RT RW KETERANGAN1 Dusun Wonosari 1 22 Dusun Prajegan 1 23 Dusun Plabuhan 1 24 Dusun Kwangsan 1 25 Dusun Papuhan 1 2

JUMLAH 5 10

2. Peruntukan Lahan

Tabel 3. Daftar Peruntukan Lahan Wilayah Desa Prajeksari

NO. PERUNTUKAN LUAS (Ha) KETERANGAN

30

Page 31: TM Cakupan Rumah Sehat

1. Pertanian Subur 86,404 ha2. Pertanian sedang 8 ha3. Pertanian tandus 0,0101 ha4. Irigasi5. Perumahan 15,992 ha6. Olah raga -7. Makam 2,8 ha8. Tempat Ibadah 0,0750 ha9. Industri - 10. Pendidikan 0,275 ha11. Kesehatan 0,002 ha

3. Peta Wilayah

Gambar 4. Peta wilayah Desa Prajeksari

VI. 1. 3 DATA PENDUDUK

a. Data Penduduk

Jumlah penduduk Desa Prajegsari tercata berjumlah 1.781 jiwa.

b. Jumlah Penduduk Menurut Dusun

Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan jenis Kelamin

31

Page 32: TM Cakupan Rumah Sehat

No Dusun Jenis KelaminLaki-laki Perempuan

1 Wonosari 195 2102 Prajegan 173 1713 Plabuhan 137 1344 Kwangsan 283 1945 Papohan 148 136

c. Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama

i. Agama Islam : 1.782 orang

ii. Agama Katolik : 5 Orang

d. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

e. Jumlah Penduduk

Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 6. Jumlah

Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkatan Jumlah

1Tidak dan belum

tamat SD 117

2Tamat SD

609

3 Tamat SLTP 238

32

No Mata Pencaharian Jumlah

1PNS dan Pensiunan

34

2ABRI/POLRI

6

3Petani dan buruh tani

223

4Swasta

224

5Pedagang

38

6Tukang

Dan pengrajin26

Page 33: TM Cakupan Rumah Sehat

4Tamat SLTA

269

5 Tamat Kejuruan 297

6Tamat D1,D2, D3

11

7Tamat S1 dan S2

36

f. Jumlah Penduduk Menurut Penderita Cacat

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Penderita Cacat

NoPenderita

Jumlah

1Tubuh

13

2Wicara

-

3Netra

2

4 Mental 8

g. Kesehatan

Tabel 8. Jumlah Sarana Kesehatan

No Sarana Jumlah1 Pustu 1

2 Bidan 1

3 Klinik kesehatan -

h. Pendidikan

Tabel 9. Jumlah Sarana Pendidikan

No Sarana Jumlah1 Play group/ PAUD -

2 TK 1

33

Page 34: TM Cakupan Rumah Sehat

3 SD 2

4 SMP/MTs -

5 Pondok pesantren 1

VI. 1. 4 KONDISI BANGUNAN DAN SARANA PRASARANA

1. Balai Desa : 1 gedung, luas 70 m2

2. Kantor Desa : 1 gedung, luas 44 m2

3. Pasar : - gedung, luas -

4. Tempat Ibadah

Tabel 10. Tempat Ibadah di Desa Prajeksari

NO TEMPAT IBADAH JUMLAH KETERANGAN1 Masjid 52 Mushola 33 Gereja -4 Vihara -

Jumlah 8

5.Kesehatan

Tabel 11. Sarana Kesehatan di Desa Prajeksari

No. SARANA JUMLAH KETERANGAN1 Rumah Sakit -

2 Puskesmas 1

3 Puskesmas Pembantu -

4 PKD -

5 Polindes -

6 Bidan 1

7 Apotek -

8 Klinik Kesehatan -

34

Page 35: TM Cakupan Rumah Sehat

9 JUMLAH 2

6. Pendidikan

Tabel 12. Sarana Pendidikan di Desa Prajeksari

No. SARANA JUMLAH KETERANGAN1 Play group/PAUD -

2 TK 1

3 SD/MI 2

4 SMP -

5 SMA -

6 SMK -

7 PLS (KF, Paket A, Paket B, Paket C) -

JUMLAH 3

7. Olah Raga

Tabel 13. Sarana Olahraga di Desa Prajeksari

No. SARANA JUMLAH KETERANGAN1 Kolam renang -

2 Gedung Olahraga -

3 Tenis meja 1

4 Lapangan bola volley -

5 Lapangan bulu tangkis -

6 Lapangan sepak bola -

JUMLAH 1

8. Makam : 9 buah

9. Jalan, jembatan dan irigasi

35

Page 36: TM Cakupan Rumah Sehat

Tabel 14. Akses Jalan di Desa Prajeksari

No. SARANA JUMLAH KETERANGAN1 Jalan poros desa 2 Wonosari – Papohan

– Prajegan – Tugurejo

2 Jalan lingkungan 11

3 Jembatan desa 3

4 Gorong-gorong 6

5 Irigasi desa 2

6 Tetek pintu air 1

7 Sumur pantek 4

JUMLAH 29

VI. 1. 6 PEREKONOMIAN

1. Industri dan Perdagangan

Tabel 15. Industri dan perdagangan di Desa Prajeksari

No. JENIS JUMLAH KETERANGAN

1 Handycraf/pengrajin genting 400

2 Warung/warung makan 216

3 Industri Kayu Lapis 2

4 Toko Besi dan Bangunan 3

5 Depo semen 1

6 Industri perakitan elektronik 1

7 Industri kaca 1

8 Pengrajin tempe 11

JUMLAH 635

36

Page 37: TM Cakupan Rumah Sehat

2. Koperasi

Tabel 16. Daftar Koperasi gangan di Desa Prajeksari

No. NAMA JUMLAH KETERANGANKapotren AL INAYAH

Kapotren Membaul Hisan

3. Jasa

Tabel 17. Pelayanan Jasa di Desa Prajeksari

No. JENIS JUMLAH KETERANGAN

1 Dokter -

2 Bengkel mobil -

3 Bengkel sepeda motor 3

4 Penggilingan padi keliling 2

5 Fotocopy -

6 Counter HP -

JUMLAH 5

VI. 1. 7 ORGANISASI

1. Pertanian

Tabel 18. Organisasi Pertanian di Desa Prajeksari

No. NAMA ALAMAT KETERANGANGAPOKTAN Prajeksari 15 orang

2. P 3 A (Perkumpulan Petani Pengguna Air)

Tabel 19. Organisasi P3A di Desa Prajeksari

No. NAMA ALAMAT KETERANGANDharma Tirta Sidomaju Prajeksari 42 orang

37

Page 38: TM Cakupan Rumah Sehat

VI. 1. 8 STAKE HOLDER

1. PKK : PKK Desa Prajeksari ( Sri Sunarmi S)

2. Tokoh Masyarakat :Drs. Cholid Istigfar

3. Kelompok Petani :Gapoktan Sidomaju ( Kasiran )

4. P3A : Dharma Tirta Sidomaju ( Suharto )

5. PNS/ABRI/POLRI

6. Buruh : terdiri dari buruh pertanian, buruh pabrik tekstil dll

7. Perangkat Desa :

a. Kadus Wonosari : Isdiyanto

b. Kadus Prajegan : Nur Salim

c. Kadus Plabuhan : A.Supriyadi

8. RW dan RT : 5 RW dan 10 RT

9. LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa ) ( H.Rustam )

10. Karang Taruna ( LPP ) ( Muhyidin )

11. Kelompok campur sari ( Karawitan ) ( Sigit Kundarwanto )

VI. 1.9 POTENSI STRATEGIS

Desa Prajeksari adalah desa yang terletak di antara Sungai Progo dan Irigasi Loning

dan merupkan desa pengrajin Sangkar Burung, Kerajinan Bambu, dan mayoritas petani

penghasil padi dengan omset rata – rata per bulan 800.000,00 per kepala keluarga sehingga

Desan Prajeksari menjadi desawisata di Kabupaten Magelang.

Potensi desa yang ada :

1. Merupakan jalur lintas antar desa antar kecamatan

2. Kawasan agrowisata ( Desan Bina Wisata )

3. Kawasan perbatasan antar kecamatan

4. Potensi lahan pertanian persawahan

5. Merupakan daerah pengrajin bambu ( sangkar burung )

VI. 1. 11 KONDISI PEREKONOMIAN

Keuangan Desa Prajeksari diambil dari :

1. APB Desa rata-rata per tahun Rp. 166.000.000,-

2. Pendapatan asli desa rata-rata per tahun : Rp. 7.000.000,- dari Tanah Bengkok

38

Page 39: TM Cakupan Rumah Sehat

3. ADD per tahun rata-rata Rp. 54.000.000,-

4. Swadaya masyarakat rata-rata Rp. 20.000.000,- per tahun

5. Sumber lain rata-rata Rp.15.000.000,- per tahun

6. Bantuan dari Kabupaten Rp. 20.000.000,- per tahun

7. Bantuan dari Propinsi Rp. 5.000.000,- per tahun

A. VISI, MISI, DAN STRATEGI PUSKESMAS TEMPURAN

Visi Puskesmas Tempuran

Puskesmas Tempuran memilikivisi "Prima dalam pelayanan kesehatan menuju

kemandirian Masyarakat Tempuran untuk hidup sehat".

Misi Puskesmas Tempuran

1. Meningkatkan keprofesionalan SDM

2. Melengkapi sarana penunjang pelayanan

3. Memenuhi kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang cepat, ramah, tepat,

nyaman dan aman

4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

5. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

6. Memelihara dan meningkatkan kesehatanindividu, keluargadanmasyarakat

sertalingkungannya.

Filosofi yang dianut oleh Puskesmas Tempuran

1.Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin diperlakukan

2.Mencegah lebih baik daripada mengobati

3.Kepuasan pelanggan adalah hal utama

B. HASIL SURVEI

Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan yang terdiri dari 3 kelompok pertanyaan,

yaitu 9 pertanyaan mengenai komponen rumah, 5 pertanyaan menganai sarana sanitasi,

dan 4 pertanyaan mengenai perilaku penghuni, 12 pertanyaan lainnya yang terkait yang

kemudian ditanyakan melalui wawancara oleh penulis dan dilakukan pengamatan ke 30

rumah. Data yang ada direkapitulasi dan didapatkan hasilnya sebagai berikut.

39

Page 40: TM Cakupan Rumah Sehat

1. Komponen Rumah

Tabel 20. Rekapitulasi Kuesioner Komponen Rumah

No. Komponen

Rumah

Kriteria Jumlah Persen (%)

1 Langit-Langit a. Tidak ada

b. Ada, bersih, rawan kecelakaan

c. Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal

2,75 m

24

2

4

80,00%

6,67%

13,33%

2 Dinding a. Non permanen

b. Semi permanen/ tembok tidak

diplester

c. Permanen dan kedap air

10

7

13

33,33%

23,33%

43,33%

3 Lantai a. Tanah/papan

b. Seluruh lantai plester kasar (trasah)

c. Seluruh kedap air dan sebagian

keramik

d. Seluruh lantai pasangan keramik

7

15

6

2

23,33%

50,00%

20,00%

6,67%

4 Pintu a. Hanya ada pintu utama

b. Setiap ruang tidur terpasang pintu

c. Setiap pintu ruang tidur terpasang

kasa nyamuk

14

15

1

46,67%

50,00%

3,33%

5 Jendela kamar

tidur

a. Tidak ada

b. Ada

8

22

26,67%

73,33%

6 Ruang

keluarga

a. Tidak ada

b. Ada

6

24

20,00%

80,00%

7 Ventilasi a. Tidak ada

b. Ada, < 10% LL

c. Ada, 10 % LL tidak dipasang kassa

1

19

9

3,33%

63,33%

30,00%

40

Page 41: TM Cakupan Rumah Sehat

d. Ada, 10% LL dan dipasang kassa 1 3,33%

8 Lubang asap

dapur

a. Tidak ada

b. Ada

c. Ada dan berfungsi dengan baik

13

12

5

43,33%

40,00%

16,67%

9 Pencahayaan

Alamiah

a. Tidak terang, tidak dapat

digunakan

untuk membaca

b. Kurang terang, bila untuk membaca

terasa sakit

d. Terang, enak untuk membaca dan

tidak silau

2

20

8

6,67%

66,67%

26,67%

2. Sarana Sanitasi

Tabel 21. Rekapitulasi kuesioner Sarana Sanitasi

No. Sarana Sanitasi Kriteria Jumlah Persen (%)

1 Jenis sarana air

bersih yang

digunakan

a. Sumur gali

b. Sumur pompa tangan

c. PDAM

20

10

0

66,67%

33,33%

0

2 Kepemilikan dan

kualitas SAB

a. Bukan milik sendiri

b. Ada, milik sendiri tapi tidak

memenuhi syarat

c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi

syarat

d. Milik sendiri dan memenuhi syarat

10

5

8

7

33,33%

16,67%

26,67%

23,33%

3 Jamban Keluarga a. Tidak ada

b. Ada, tidak memenuhi syarat

c. Ada dan memenuhi syarat

16

1

13

53,33%

3,33%

43,33%

4 SPAL a. Tidak ada 12 40,00%

41

Page 42: TM Cakupan Rumah Sehat

b. Ada, jarak dengan sumber air < 10 m,

atau ke saluran terbuka

c. Ada, jarak dengan sumber air >10 m,

atau ke saluran kota

10

8

33,33%

26,67%

5 Tempat Sampah a. Tidak ada

b. Ada,tidak kedap air & tidak

tertutup

c. Ada, kedap air & tertutup

19

11

0

63,33%

36,67%

0

3. Perilaku Penghuni

Tabel 22. Rekapitulasi kuesioner Perilaku Penghuni

No. Perilaku Penghuni Kriteria Jumlah Persen(%)

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka

b. Kadang-kadang

c. Setiap hari dibuka

5

5

20

16,67%

16,67%

66,67%

2 Menyapu dan

mengepel rumah

a. Seminggu

b. Tiap 3 hari

c. Setiap hari

3

9

18

10,00%

30,00%

60,00%

3 Cara membuang

tinja

a. Ke sungai/kebun/kolam

b. Ke WC/Jamban

8

22

26,67%

73,33%

4 Pengelolaan

sampah

a. Dibuang ke sungai/kebun

b. Ke TPS/Petugas sampah

c. Dimanfaatkan/daur ulang

30

0

0

100%

0

0

4. Komponen penilaian lainnya

No. Komponen Kriteria Jumlah Persen(%)

1 Kepadatan

penghuni

a. < 8 m2 per orang

b. > 8 m2 per orang

11

19

36,67%

63,33%

2 Tikus a. Ada

b. Tidak ada

30

0

100,00%

0

3 Lalat a. > 5 ekor

b. < 5 ekor

9

21

30,00%

70,00%

42

Page 43: TM Cakupan Rumah Sehat

4 Kecoa a. Ada

b. Tidak

28

2

93,33%

6,67%

5 Nyamuk/Jentik a. Ada

b. Tidak ada

10

20

33,33%

66,67%

6 Kandang Ternak a. Menyatu dengan rumah

b. Terpisah dari rumah <10 m

c. Terpisah dari rumah >10 m, atau

tidak punya ternak

3

15

12

10,00%

50,00%

40,00%

7 Diare a. Ada

b. Tidak

2

28

6,67%

93,33%

8 ISPA a. Ada

b. Tidak

9

21

30,00%

70,00%

9 TB Paru a. Ada

b. Tidak

1

29

3,33%

96,67%

10 Kulit a. Ada

b. Tidak

1

29

3,33%

96,67%

11 Malaria a. Ada

b. Tidak

1

29

3,33%

96,67%

12 DBD a. Ada

b. Tidak

1

29

3,33%

96,67%

5. Rekapitulasi total

Tabel 23. Rekapitulasi Total

Persentase

Jumlah Kepala keluarga 30 KK 100%

Rumah Sehat 6 KK 20%

Rumah Tidak Sehat 24 KK 80%

6. Kuesioner Penyebab Masalah

Dilakukan penyebaran kuesioner untuk mencari penyebab masalah pada tanggal 10 -

11 Agustus 2012 kepada 30 responden yang bertempat tinggal di dusun Prajegan.

Pertanyaan terdiri atas petanyaan mengenai pengetahuan tentang rumah sehat,

perilaku hidup sehat dan penyebab masalah lain.

43

Page 44: TM Cakupan Rumah Sehat

Kuesioner Pengetahuan tentang Rumah Sehat

Kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan yang dibuat untuk mengukur pengetahuan

responden tentang rumah sehat. Untuk setiap pertanyaan dengan jawaban “iya” diberi

nilai 1 (satu), sedangkan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0 (nol). Nilai dari jawaban

setiap responden dijumlahkan, kemudian dipersentasekan untuk mengetahui seberapa

besar tingkatan pengetahuan responden. Penilaian:

Tingkat pengetahuan baik bila skor : 81% – 100%

Tingkat pengetahuan cukup bila skor 65% - 80%

Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 65%

Kuesioner Perilaku Hidup Sehat

Kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan yang dibuat untuk menilai perilaku hidup sehat

dari penghuni rumah.

Kuesioner Penyebab Masalah lain

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan yang dibuat untuk mencari penyebab masalah lain

disamping pengetahuan tentang rumah sehat dan perilaku hidup sehat.

No. Pertanyaan Jawaban1. Menurut anda apakah perlu terdapat lubang asap

dapur?a. Iyab. tidak

2. Menurut anda perlukah mempunyai jamban di dalam rumah dan alirkan ke septic tank?

a. Iyab. Tidak

3. Menurut anda apakah perlu dibuat jendela di kamar dan di ruang keluarga?

a. Iyab. Tidak

4. Menurut anda perlukah memiliki tempat sampah yang kedap air dan tertutup?

a. Iyab. Tidak

5. Menurut anda apakah penting langit-langit di dalam rumah?

a. Iyab. Tidak

6. Menurut anda apakah perlu lantai rumah dibuat dari bahan yang kedap air (Diplester/ubin/ keramik)?

a. Iyab. Tidak

7. Menurut anda apakah perlu dibuat ruang keluarga? a. Iyab. Tidak

8. Menurut anda apakah perlu ada ventilasi di rumah? a. Iyab. Tidak

9. Menurut anda apakah penting pencahayaan yang terang di dalam rumah?

a. Iyab. Tidak

NAMA KK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nilai Presentase Kategori

44

Page 45: TM Cakupan Rumah Sehat

Purwoko 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89% BAIKBadri 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 67% CUKUPJumirah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89% BAIKTrimanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKKryo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKSaswito 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKWardi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKSuyati 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89% BAIKJarmono 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 89% BAIKSuharto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKAmin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKHardi Prawiro 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKNursalim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKZaidun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKJumadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKWidayat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKAhmadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKKiryanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKAmin Y. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKRhomadon 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKSuyanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKAyem 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKIwan Setiawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKMubahril 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKParjo 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89% BAIKNuryanto 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 78% CUKUPAhmad Asrudi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89% BAIKIsmanto 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89% BAIKYayi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIKSuhardi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% BAIK

Tabel 24. Rekapitulasi Tingkatan Pengetahuan tentang Rumah Sehat

Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden Persen (%)

81% – 100 % Baik 28 22,00%

65% - 80% Cukup 2 78,00%

<65% Kurang 0 0

Tabel 25. Kuesioner Perilaku Hidup Sehat

No. Perilaku Penghuni Kriteria Jumlah Persen(%)

45

Page 46: TM Cakupan Rumah Sehat

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka

b. Kadang-kadang

c. Setiap hari dibuka

5

5

20

16,67%

16,67%

66,67%

2 Menyapu dan

mengepel rumah

a. Seminggu

b. Tiap 3 hari

c. Setiap hari

3

9

18

10,00%

30,00%

60,00%

3 Cara membuang tinja a. Ke sungai/kebun/kolam

b. Ke WC/Jamban

8

22

26,67%

73,33%

4 Pengelolaan sampah a. Dibuang ke sungai/kebun

b. Ke TPS/Petugas sampah

c. Dimanfaatkan/daur ulang

30

0

0

100%

0

0

Tabel 26. Rekapitulasi kuesioner penyebab lain

No. Pertanyan Jawaban Jumlah Persen

1. Kenapa anda tidak

menerapkan hal tersebut

(yang terdapat dalam

kuesioner pengetahuan

tentang rumah sehat) dalam

kehidupan sehari-hari?

a. Kurang Biaya

b. Keadaan tempat tinggal/

geografi

c. Kurang mengerti tentang

rumah sehat

30

0

0

100%

0%

0%

2. Apakah anda tahu bahwa

permasalahan di atas dapat

menimbulkan dampak yang

buruk bagi kesehatan?

a. Ya

b. Tidak

30

0

0%

100%

3. Apakah di dusun ini sering

dilakukan penyuluhan

tentang rumah sehat?

a. Ya

b. Tidak

4

24

14,29%

85,71%

4. Jika Ya, sebutkan

frekuensinya

a. <2x/tahun

b. 2-3x/tahun

c. >3x/tahun

4

0

0

100%

0%

0%

46

Page 47: TM Cakupan Rumah Sehat

Dari hasil survei yang dilakukan untuk mencari kemungkinan penyebab masalah dengan

melakukan pengisian kuesioner, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan penyebab masalah

rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, antara lain:

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai rumah sehat 85,71 %

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah

tidak memenuhi syarat kesehatan 100%

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari 75,51%

Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat

sebagai rumah sehat 100%.

BAB VII

PEMBAHASAN

47

Page 48: TM Cakupan Rumah Sehat

A. ANALISA MASALAH

Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan tanggal 10-11 Agustus

2012 di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari yang merupakan salah satu desa pada

wilayah Puskesmas Tempuran, pada 30 rumah didapatkan 6 rumah yang memenuhi

kriteria rumah sehat, sehingga cakupan persentase rumah sehat hanya sebesar 20%.

Untuk dapat meningkatkan cakupan rumah sehat di Dusun Prajegan agar sesuai

dengan target Dinkes 2011, yaitu sebesar 70% maka diperlukan peningkatan penilaian

rumah sehat, minimal senilai 1008 agar jumlah rumah tidak sehat berganti menjadi

rumah sehat.

Dari hasil survei didapatkan 24 rumah tidak sehat. Dari hasil pencatatan 30

indikator pada 24 rumah tidak sehat didapatkan bahwa indikator rumah sehat terendah

adalah pengelolaan sampah, ketersediaan tempat sampah, keberadaan langit-langit,

penyakit yang berhubungan dengan rumah sehat seperti ISPA dan diare, selain itu

juga cara membuang tinja. Namun dipilih indikator yang paling mudah untuk

ditingkatkan sehingga indikator yang perlu di intervensi adalah cara membuang tinja

yang berhubungan dengan akan dibangunnya jamban dalam program pamsimas,

perilaku membuang sampah di TPS serta ketersediaan tempat sampah yang tertutup

dan kedap air.

Untuk dapat meningkatkan cakupan rumah sehat agar sesuai dengan target

Dinkes 2011 yaitu sebesar 70% maka dapat dilakukan pemecahan masalah pada

beberapa rumah/KK sehingga dapat meningkatkan indikator rumah sehat dengan

penghitungan sebagai berikut:

Cakupan rumah sehat yang sudah tercapai = 20% x 100%

70%

= 28,57% = 29%

Rumah tangga yang dibina = Target Dinkes 2011 – Cakupan rumah sehat

= 70% - 29% = 41%

41% x 30 = 13 13 rumah yang dibina

Pembinaan tersebut berhubungan dengan cara pembuangan tinja yang

termasuk pendirian jamban di rumah-rumah dalam program pamsimas, perilaku

membuang sampah di TPS serta ketersediaan tempat sampah yang tertutup dan kedap

air pada 13 rumah tangga yang memiliki nilai indikator rumah sehat 446-1007

48

INPUT

Page 49: TM Cakupan Rumah Sehat

sehingga peningkatan nilai indikator rumah sehat dapat berjalan lebih mudah dan

mencapai target Dinkes 2011 mengenai cakupan rumah sehat sebesar 70%. Selain itu

juga, pemecahan masalah juga dilakukan pada seluruh masyarakat desa untuk

menunjang keberhasilan dari peningkatan cakupan rumah tangga sehat.

B. ANALISA PENYEBAB MASALAH

1. Kemungkinan Penyebab Masalah

Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditelaah penyebab-penyebab masih

kurangnya cakupan rumah sehat, masalah tersebut dapat disebabkan oleh input,

proses maupun lingkungan. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu: Man, Money,

Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1 (perencanaan),

P2 (pergerakkan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian, dan

penilaian).

Tabel 27. Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor input

Input Kelebihan Kekurangan

MAN

(Tenaga Kerja) Adanya kerjasama lintas program

dengan petugas promosi kesehatan

Belum optimalnya petugas

promosi kesehatan dalam

melakukan penyuluhan

tentang rumah sehat

Kurangnya kader kesehatan

lingkungan di dusun

Prajegan.

Money

(Pembiayaan)

Adanya bantuan operasional

kesehatan dan dana operasional

puskesmas di puskesmas yang

dimanfaatkan untuk kegiatan luar

gedung (pemantauan dan

pendataan rumah sehat)

Pemanfaatan dana BOK

belum optimal.

Methode

(metode)

Melakukan pengamatan dan

wawancara dengan cara kunjungan

ke warga masyarakat untuk

dilakukan pendataan

Belum ada penyuluhan secara

berkala tentang rumah yang

memenuhi syarat kesehatan

49

Page 50: TM Cakupan Rumah Sehat

Penyuluhan langsung kepada

pemilik rumah mengenai rumah

sehat dan syarat-syaratnya saat

pendataan berlangsung

Material

(Perlengkapan)

Tersedianya aula puskesmas untuk

penyuluhan

Terdapat kendaraan operasional

bagi petugas kesling

Machine

(Peralatan)

Tersedianya blanko kuesioner

untuk pemeriksaan rumah sehat

Kurangnya media promosi

(poster, leaflet, pamphlet)

Tabel 28. Kemungkinan penyebab masalah dari segi proses

Proses Kelebihan Kekurangan

P1

(perencanaan)

Perencanaan pemeriksaan

rumah sehat sudah ada

Belum adanya jadwal tertulis tentang

perencanaan pelaksanaan

pengawasan rumah sehat

Jadwal pendataan rumah sehat belum

pasti

P2

(Pelaksanaan)

Pelaksanaan pemeriksaan

rumah sehat sudah

dilaksanakan

Saat pendataan berlangsung,

pemberi penyuluh langsung

memeberikan penyuluhan

tentang rumah sehat

Kurangnya pendataan terhadap setiap

rumah oleh tenaga kesehatan akibat

kurangnya tenaga petugas kesehatan

Pelaksanaan penyuluhan kurang

berkelanjutan dan terpadu

P3 (Penilaan,

pengawasan,

pengendalian)

Terdapatnya pencatatan dan

pelaporan mengenai jumlah

penduduk yang dan jumlah

penduduk yang memenuhi

syarat rumah sehat

Terdapatnya pencatatan dan

pelaporan mengenai kegiatan

yang dilakukan

Kurangnya evaluasi dari kegiatan

yang dilakukan

50

Page 51: TM Cakupan Rumah Sehat

Lingkungan Warga dusun cukup

kooperatif saat petugas

melakukan pendataan

Pengetahuan masyarakat

sudah cukup baik tentang

rumah sehat dan perilaku

hidup sehat

Kurangnya kesadaran masyarakat

tentang perilaku hidup sehat dan

penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Terbatasnya dana masyarakat untuk

merenovasi rumah sehingga

memenuhi syarat sebagai rumah

sehat

51

Page 52: TM Cakupan Rumah Sehat

Input

MoneyKurang optimalnya pemanfaatan dana yang tersedia

MANBelum optimalnya petugas kesehatan lingkungan baik jumlah maupun dalam upaya melakukan promosi kesehatan tentang rumah sehat

MethodBelum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Material

MachineKurangnya media promosi (poster, leaflet, pamphlet)

LingkunganKurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat sebagai rumah sehat

PROSES

P1 Belum adanya jadwal

pasti tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat

P2 Kurangnya pendataan

terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan

Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan dan terpadu

P3Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan

Gambar 5. Diagram Fish Bone Cakupan Rumah Sehat

Cakupan Rumah Sehat di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang sebesar 20% dari target dinkes sebesar 70%

Page 53: TM Cakupan Rumah Sehat

2. Penyebab masalah yang paling mungkin

Setelah dilakukan konfirmasi dengan petugas Tempuran bagian Koordinator

Kesehatan Lingkungan melalui wawancara langsung dan juga berdasarkan hasil

survei yang telah dilakukan di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan

Tempuran, Kabupaten Magelang didapatkan penyebab masalahnya sebagai berikut:

a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi

syarat sebagai rumah sehat.

c. Kurangnya pendataan serta belum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah

yang memenuhi syarat kesehatan oleh tenaga kesehatan.

d. Belum adanya jadwal yang pasti tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan

rumah sehat

e. Belum optimalnya kader kesehatan lingkungan baik dalam hal jumlah maupun

dalam upaya melakukan promosi kesehatan tentang rumah sehat

Page 54: TM Cakupan Rumah Sehat

BAB VIII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar penyebab masalah yang paling mungkin pada petugas

kesehatan setempat, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu dibentuk alternatif

pemecahan penyebab masalah.

Tabel 29. Pemecahan Masalah

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat sebagai rumah sehat

Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan lingkungan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan lingkungan

Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat

Memberikan penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkesinambungan dan berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat serta pentingnya gaya hidup sehat sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Membuat jadwal tertulis untuk pelaksanaan pengawasan rumah sehat, evaluasi data per 3-6 bulan dan menjalankannya sesuai jadwal. Melakukan pengawasan sekaligus penyuluhan langsung kepada rumah yang diawasi.

Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada dengan pembinaan dan peningkatan kerjasama lintas program (bekerjasama dengan petugas promkes), dan lintas sektoral dengan kader dan tokoh masyarakat setempat

Belum optimalnya petugas kesehatan lingkungan baik dalam hal jumlah maupun dalam upaya melakukan promosi kesehatan tentang rumah sehat

Page 55: TM Cakupan Rumah Sehat

B. Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menemukan pemecahan masalah yang paling mungkin, maka selanjutnya

dilakukan penentuan prioritas pemecahan masalah yang akan dilakukan. Penentuan

prioritas pemecahan masalah yang akan dilakukan. Penentuan prioritas pemecahan

masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode criteria matriks:

a. Magnitude (m)= besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat

diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan

pemecahan masalah, maka makin efektif

b. Importancy (i)= pentingnya cara pemecahan masalah. Maka pentingnya cara

penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka makin efektif.

Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka

nilainya mendekati angka 5.

c. Vulnerability (v)= sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitive bentuk

penyelesaian masalah maka makin efektif.

Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitive cara penyelesaiannya, maka nilainya

mendekati angka 5.

d. Cost ©= perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan

masalah.

Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. Cara memberi nilai yaitu

nilai yang mendekati nilai 1, bila biaya yang digunakan makin kecil sebaliknya

mendekati nilai 5 biaya perkiraan makin besar.

Rumus Kriteria Matriks: M.I.V

C

Tabel 15. Prioritas Pemecahan Masalah

No

.

Pemecahan Masalah yang Paling

Mungkin M I V C

MIV

C

Prioritas

1. Memberikan penyuluhan langsung

dan tidak langsung secara

berkesinambungan dan berkala

kepada masyarakat tentang rumah

sehat serta pentingnya gaya hidup

sehat sekaligus memberikan motivasi

5 4 4 2 40 I

Page 56: TM Cakupan Rumah Sehat

kepada masyarakat agar selalu

menerapkan cara hidup yang baik

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Membuat jadwal tertulis untuk

pelaksanaan pengawasan rumah

sehat, evaluasi data per 3-6 bulan dan

menjalankannya sesuai jadwal.

Melakukan pengawasan sekaligus

penyuluhan langsung kepada rumah

yang diawasi.

4 5 4 3 26,6 II

3. Mengoptimalkan petugas kesehatan

yang ada dengan pembinaan dan

peningkatan kerjasama lintas

program (bekerjasama dengan

petugas promkes), dan lintas sektoral

dengan kader dan tokoh masyarakat

setempat.

4 4 3 3 16 III

Setelah melakukan penentuan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode

Matriks maka didapatkan urutan prioritas pemecahan masalah mengenai rendahnya cakupan

rumah sehat di dusun Prajegan, Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten

Magelang. Adapun Prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah yang didapatkan adalah:

I. Memberikan penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkesinambungan dan

berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat serta pentingnya gaya hidup sehat

sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara

hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

II. Membuat jadwal tertulis untuk pelaksanaan pengawasan rumah sehat, evaluasi data

per 3-6 bulan dan menjalankannya sesuai jadwal. Melakukan pengawasan sekaligus

penyuluhan langsung kepada rumah yang diawasi.

Page 57: TM Cakupan Rumah Sehat

III. Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada dengan pembinaan dan peningkatan

kerjasama lintas program (bekerjasama dengan petugas promkes), dan lintas sektoral

dengan kader dan tokoh masyarakat setempat.

Tabel 16. Bentuk pemecahan masalah

No Pemecahan Masalah yang Paling

Mungkin

Bentuk Kegiatan

1 Memberikan penyuluhan langsung dan tidak

langsung secara berkesinambungan dan

berkala kepada masyarakat tentang rumah

sehat serta pentingnya gaya hidup sehat

sekaligus memberikan motivasi kepada

masyarakat agar selalu menerapkan cara

hidup yang baik dalam kehidupan sehari-

hari.

a. Melakukan pertemuan dengan

masyarakat setiap 6 bulan sekali untuk

dilakukan penyuluhan tentang rumah

sehat.

b. Pembuatan media promosi rumah sehat

dalam bentuk poster, pamphlet, dll.

2 Membuat jadwal tertulis untuk pelaksanaan

pengawasan rumah sehat, evaluasi data per

3-6 bulan dan menjalankannya sesuai

jadwal. Melakukan pengawasan sekaligus

penyuluhan langsung kepada rumah yang

diawasi.

a. Berkoordinasi dengan petugas promkes,

kader dan tokoh masyarakat setempat

b. Pembuatan jadwal pengawasan rumah

sehat

c. Pembinaan kader-kader kesehatan

lingkungan secara berkala

Page 58: TM Cakupan Rumah Sehat

Tabel 17. Plan Of Action

No Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Waktu Lokasi Dana Metode Tolak Ukur keberhasilan

1 Memberikan

penyuluhan

langsung dan

tidak langsung

secara

berkesinambung

an dan berkala

kepada

masyarakat

tentang rumah

sehat serta

pentingnya gaya

hidup sehat

sekaligus

memberikan

motivasi kepada

masyarakat agar

selalu

menerapkan cara

hidup yang baik

dalam kehidupan

sehari-hari.

Agar masyarakat

yang menurut data

sudah memiliki

pengetahuan yang

cukup baik

tentang rumah

sehat lebih

termotivasi untuk

menerapkan

rumah sehat pada

rumahnya masing-

masing.

Seluruh warga,

kader, dan perangkat

dusun

Petugas

Kesehatan

lingkungan,

kader,

dokter muda

September

dan

seteterusnya

tiap 6 bulan

Balai desa

Prajegan

atau rumah

Kepala

dusun

Prajegan

Bantuan

operasional

kesehatan

Penyuluhan

langsung

Meningkatnya

pengetahuan dan

kesadaran

masyarakat akan

pentingnya rumah

sehat

Page 59: TM Cakupan Rumah Sehat

2 Membuat jadwal

tertulis untuk

pelaksanaan

pengawasan

rumah sehat,

evaluasi data per

3-6 bulan dan

menjalankannya

sesuai jadwal.

Melakukan

pengawasan

sekaligus

penyuluhan

langsung kepada

rumah yang

diawasi.

Agar evaluasi

pendataan rumah

sehat di dusun

tersebut dapat

tercatat dan dapat

menentukan

rencana intervensi

selanjutnya.

Petugas Kesling,

promkes,kader,dan

tokoh masyarakat

setempat

Petugas

kesling dan

dokter muda

Tiga bulan

sekali

dimulai dari

bulan

September

2012

Rumah

warga

Dana

operasional

puskesmas

Pertemuan

berkala dengan

petugas

promkes, kader

dan tokoh

masyarakat

setempat untuk

kegiatan

kunjungan,

penialaian

sekaligus

sosialisasi

rumah sehat

Peran aktif dari

petugas promkes,

kesling, kader dan

tokoh masyarakat

dalam survei rumah

sehat

Page 60: TM Cakupan Rumah Sehat

Tabel 18. Gantt Chart

Kegiatan

2012

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyuluhan tentang rumah sehat dan gaya hidup sehat.

Melakukan pengawasan sekaligus penyuluhan dan

mengatur jadwal untuk pelaksanaan kegiatan

pengawasan dan penyuluhan.

Kegiatan

2013

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyuluhan tentang rumah

sehat dan gaya hidup sehat

Melakukan pengawasan

sekaligus penyuluhan dan

mengatur jadwal untuk

pelaksanaan kegiatan

pengawasan dan penyuluhan

Page 61: TM Cakupan Rumah Sehat

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan tanggal 10 – 11 Agustus

2012 di Dusun Prajegan, Desa Prajeksari yang merupakan salah satu desa pada

wilayah Puskesmas Tempuran , dari 30 KK hanya 6 KK yang memenuhi kriteria

rumah sehat, sehingga cakupan persentase rumah sehat hanya sebesar 20%, dimana

target dari dinas kesehatan sebesar 70%.

Berdasarkan analisis dan konfirmasi penyebab masalah maka diketahui

penyebab rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun Prajegan, yaitu terbatasnya dana

masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat sebagai rumah sehat.

Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah dan belum ada penyuluhan secara

berkala tentang rumah sehat oleh tenaga kesehatan akibat kurangnya tenaga petugas

kesehatan juga menjadi penyebab masalah rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun

Prajegan.

B. Saran

a. Bagi petugas Kesehatan

Menghimbau kepada petugas kesehatan, kesehatan lingkungan Puskesmas

Tempuran agar meningkatkan program penyuluhan langsung yang

berkesinambungan mengenai rumah sehat di seluruh wilayah kerja Puskesmas

Tempuran, dan khususnya di Dusun Prajegan, desa Prajeksari.

b. Bagi Masyarakat Dusun Prajegan, Desa Prajeksari

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan masyarakat mau mengubah

perilaku dan mau lebih proaktif dalam meningkatkan derajat kesehatan

keluarga dan lingkungan, khususnya masalah perumahan sehat.

Page 62: TM Cakupan Rumah Sehat

DAFTAR PUSTAKA

1. Putra Prabu. Rumah Sehat. 2009. Diunduh tanggal 13 Agustus 2012. Available at:

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/

2. Subdhi Febrillah. Rumah Sehat. 2010. Diunduh tanggal 13 Agustus 2012. Available at:

http://www.scribd.com/doc/22740907/febrillah-subdhi-makalah-rumah-sehat-untuk-

download-lihat-description-di-bawah

3. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.829.Menkes

SK/VII/2009/01/03/rumah-sehat/Januari 2011. Available at:

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/

4. Kesehatan Lingkungan.2010. diunduh tanggal 13 Agustus 2012 . Available at:

http://www.dinkes-kabtengerang.go.id/index.php?option=com

5. Munif Arifin. Rumah Sehat. Diunduh tanggal 13 Agustus 2012. Available at:

http://www.scribd.com/doc/37715533/RumahSehat

6. Ulfansyam. Rumah Sehat. 2010. Diunduh tanggal 14 Agustus 2012. Available at:

http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarakat/21-rumah-

sehat.html

7. Saifudin.2000. Tempat tinggal Sehat, Air Bersih dan Sehat Lingkungan Bersih dan

Sehat: Jawa tengah

8. Hartoyo, Handout instrument analisa penyebab untuk pemecahan masalah: Magelang,

2012.

9. Hartoyo, Handout penentuan prioritas pemecahan masalah: Magelang 2012.

Page 63: TM Cakupan Rumah Sehat

L A M P I R A N