titrasi dengan dua indikator

20
TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami cara kerja dari titrasi dengan indikator gabungan dan dua indikator 2. Menentukan konsentrasi HCl serta NaOH dan Na 2 CO 3 dalam campuran dengan titrasi indikator gabungan II. TEORI Titrasi merupakan proses pengukuran volume/konsentrasi suatu larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan suatu pereaksi lain. Titrasi asam basa adalah suatu analisa volumetri yang berdasarkan reaksi penetralan, dimana sejumlah volume basa dinetralkan tepat dengan sejumlah volume asam yang telah diketahui konsentrasinya. Ada dua jenis titrasi, yaitu : 1. Alkalimetri yaitu suatu analisa volumetri dimana yang berfungsi sebagai larutan standarnya adalah basa 2. Asidimetri yaitu suatu analisa volumetri dimna yang berfungsi sebagai larutan standarnya adalah asam Titrasi juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Upload: fitri-mairizki

Post on 31-Oct-2014

201 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Titrasi Dengan Dua Indikator

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN

DAN DUA INDIKATOR

I. TUJUAN

1. Memahami cara kerja dari titrasi dengan indikator gabungan dan dua indikator

2. Menentukan konsentrasi HCl serta NaOH dan Na2CO3 dalam campuran dengan titrasi

indikator gabungan

II. TEORI

Titrasi merupakan proses pengukuran volume/konsentrasi suatu larutan yang dibutuhkan

untuk bereaksi sempurna dengan suatu pereaksi lain. Titrasi asam basa adalah suatu analisa

volumetri yang berdasarkan reaksi penetralan, dimana sejumlah volume basa dinetralkan tepat

dengan sejumlah volume asam yang telah diketahui konsentrasinya.

Ada dua jenis titrasi, yaitu :

1. Alkalimetri yaitu suatu analisa volumetri dimana yang berfungsi sebagai larutan

standarnya adalah basa

2. Asidimetri yaitu suatu analisa volumetri dimna yang berfungsi sebagai larutan standarnya

adalah asam

Titrasi juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Titrasi langsung yaitu titrasi dimana sampel langsung bereaksi dengan larutan standar

2. Titrasi tidak langsung yaitu dalam sampel ditambahkan larutan lain sehingga larutan

standar akan mentitrasi kelebihan dari larutan tersebut

Titrasi adalah penambahan pereaksi dari buret sekaligus mengukur volume yang keluar

dari buret. Dalam percobaan ini, NaOH dititrasi ke dalam labu yang yang bersifat asam. Setelah

basa yang ditambahkan cukup untuk menetralkan asam dalam labu, titrasi dihentikan. Hal ini

disebut dengan titik akhir titrasi, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Pada

percobaan ini, digunakan indikator gabungan dan dua indikator.

Page 2: Titrasi Dengan Dua Indikator

Larutan standar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Larutan standar primer

Yaitu larutan standar yang digunakan sebagai pembanding dimana larutan standar yang

konsentrasinya dapat diketahui dengan tepat dan teliti berdasarkan kepada penimbangan

zat tersebut secara langsung.

Yang harus diperhatikan dalam larutan standar primer yaitu :

Alat timbangan yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi

Wadah untuk melarutkan harus mempunyai ketelitian yang tinggi

2. Larutan standar sekunder

Yaitu larutan standar yang dibuat dengan tepat dan teliti berdasarkan standarisasi dengan

larutan standar primer.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan suatu titrasi adalah :

1. Reaksi harus berlangsung lebih cepat antara larutan standar dengan analit (unsure yang

dianalisa)

2. Reaksi harus berlangsung secara kuantitatif

mmol standar = mmol analit

V1 . M1 = V2 . M2

mol equivalent standar = mol equivalent analit

3. Kelebihan daripada zat standar terhadap analit harus diketahui dengan segera, caranya

dengan menambahkan zat penunjuk (indikator), maka akan terjadi perubahan warna, pH,

energi atau terjadinya endapan

Dalam suatu titrasi harus dicapai suatu keadaan dimana jumlah ekuivalent zat pentitrasi

sama dengan jumlah ekuivalent zat yang akan dititrasi. Keadaan tersebut biasanya ditunjukkan

dengan perubahan indikator, yang ditunjukkan oleh terbentuknya titik akhir.

Dalam suatu titrasi dijelaskan bahwa titrasi akan mencapai keadaan dimana titrasi harus

dihentikan. Hal ini disebut dengan titik akhir, yang biasanya ditandai dengan perubahan sifat dari

larutan dekat dengan titik ekuivalent. Biasanya tanda itu ditunjukkan dengan indikator.

Page 3: Titrasi Dengan Dua Indikator

Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar harus dihentikan, digunakan suatu

zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan

yang diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini menanggapi munculnya

kelebihan larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat

pada titik ekuivalent. Titik dalam titrasi asam basa pada saat indikator berubah warna disebut

titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin ke titik kesetaraan. Dengan

demikian memilih indikator untuk menghimpit kedua titik itu (mengkoreksi selisih diantar

keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisa titrasi.

Syarat suatu zat dapat dipakai sebagai indikator asam basa, zat tersebut dapat berubah

warna pada perubahan pH di sekitar daerah titik ekuivalent. Sebagai indikator asam basa

biasanya dipakai suatu senyawa organik yang di dalam air bersifat asam lemah atau basa lemah.

Biasanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan (bunga atau akar).

Ionisasi pada indikator dapat ditulis sebagai berikut :

HIn H+ + I-

warna asam warna basa

In OH In+ + OH-

warna basa warna asam

Misalnya suatu indikator HIn :

K In =

Intensitas warna asam sebanding dengan konsentrasi HIn dan intensitas warna basa

sebanding dengan konsentrasi In-, yaitu :

H+ = KIn = KIn

Page 4: Titrasi Dengan Dua Indikator

- Log H+ = Log KIn - Log

Dapat dikatakan bahwa untuk seseorang dengan penglihatan yang normal dapat mengamati

warna yang diakibatkan dari asam jika :

Dan bila warna yang timbul pada basa yaitu :

Perbandingan antara kedua harga ini akan memperoleh warna campuran. Daerah

perubahan warna pH sebanyak dua satuan. Misalnya pH 4 sampai 6 disebut daerah perubahan

indikator atau interval warna indikator, sedangkan pada pH 5 perbandingan kedua kurva sama

banyak.

Pada percobaan ini digunakan indikator campuran. Indikator gabungan dipakai untuk

indikator yang peka terhadap perubahan. Suatu indikator campuran dapat dilihat dari dua

indikator. Pasangan indikator tersebut harus mempunyai warna komplemen pada suatu pH

tertentu. Suatu indikator campuran yang dikenal sebagai indikator universal.

Prinsip dasar pada titrasi ini adalah kedua zat akan ditentukan memberikan daerah curam

yang berbeda, sehingga memberikan titik ekuivalent yang berbeda-beda pada rentangan pH

tertentu.

Jika campuran NaOH dan Na2CO3 dititrasi dengan asam, terjadi reaksi berikut :

OH- + H+ H2O

CO3- + H+ HCO3

-

HCO3- + H+ H2O + CO2

Dengan indikator fenolftalein yang memberikan perubahan warna pada pH 8 didapatkan

jumlah volume asam yang bereaksi dengan OH- dan yang merubah ion karbonat menjadi

Page 5: Titrasi Dengan Dua Indikator

bikarbonat. Kemudian dengan memakai indikator metil orange, titrasi dilanjutkan, pada pH 4

akan didapatkan volume asam yang merubah bikarbonat menjadi karbondioksida.

Indikator campuran adalah dua indikator yang berbeda range pHnya lalu dicampurkan.

Hal ini digunakan untuk mentitrasi larutan yang perubahannya juga campuran, hanya terjadi

pada range yang sempit.

Contoh indikator gabungan adalah brom cresol green dan metil orange, perubahan warna

kuning ke violet dengan rentang pH 4,3, serta bromtimol biru dengan fenolftalein, larutan asam

sering dipakai sebagai larutan standar pembanding. Hal ini disebabkan karena larutan asam lebih

mudah diawetkan daripada larutan basa.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih asam sebagai larutan standar :

1. Asam harus kuat dan terdisosiasi

2. Asam tidak boleh menguap

3. Garam dari asamnya harus larut

4. Asam tersebut harus stabil

5. Asam yang dipilih bukan oksidator kuat atau pereaksi oksidator kuat yang dapat merusak

senyawa-senyawa organik yang digunakan sebagai indikator.

Titrasi kembali yaitu titrasi yang menggunakan dua buah indikator lain yang sesuai

dengan titik ekuivalennya.

Untuk menghindari kesalahan dalam titrasi, maka perlu diketahui macam-macam

kesalahan dalam titrasi adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan dalam metoda

Hal ini disebabkan karena terjadi pengendapan dari unsur-unsur yang dianalisa unsur

lain, dalam kesalahan ini sukar dihindari

2. Kesalahan operasional

Hal ini disebabkan oleh kesalahan prosedur pengamatan dan mengoperasikan alat

III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Page 6: Titrasi Dengan Dua Indikator

- Klem dan standar

- Buret

- Erlenmeyer

- Pipet tetes

- Pipet gondok

- Labu ukur

- Gelas piala

3.2 Bahan

- Natrium boraks

- HCl

- Aquadest

- Metil merah dan Brom Cressol Green

- NaOH dan Na2CO3

- Fenolftalein

- Sindur metil

3.3 Skema Kerja

A. Standarisasi HCl dengan Natrium Boraks

Page 7: Titrasi Dengan Dua Indikator

Timbang 0,400 g natrium tetra boraks

Larutkan dengan 25 ml aquadest

Tambahkan 2 tetes campuran metil merah dan brom cresol green

Titrasi dengan HCl

Hitung konsentrasi HCl

B. Titrasi campuran (NaOH dan Na2CO3 atau Na2CO3 dengan NaHCO3)

Enecerkan larutan

Pipet 25 ml ke dalam Erlenmeyer

Tambahkan 2 tetes fenolftalein, titrasi dengan HCl sampai warna merah tepat hilang

Tambahkan 2 tetes sindur metil, lanjutkan titrasi sampai warna orange, catat HCl yang dipakai

Hitung konsentrasi NaOH dan Na2CO3

3.4 Skema Alat

Page 8: Titrasi Dengan Dua Indikator

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Perhitungan

A. Standarisasi HCl dengan Natrium Boraks

gr Na2B4O7.10H2O = 0,1015 gr = 101,5 mg

gr Na2B4O7.10H2O = 0,1006 gr = 100,6 mg

V1 HCl = 9,6 ml

V2 HCl = 9,5 ml

BE Na2B4O7.10H2O = = 127,12

N1 HCl =

=

=

= 0,08 N

Page 9: Titrasi Dengan Dua Indikator

N2 HCl =

=

=

= 0,08 N

N HCl rata-rata =

=

=

= 0,08 N

B. Titrasi Campuran

V HCl + PP = 7,1 ml

V HCl + SM = 3,4 ml

N NaOH = x N HCl

= x 0,08 N

= 0,02 N

N Na2CO3 = x N HCl

Page 10: Titrasi Dengan Dua Indikator

= x 0,08 N

= 0,05 N

V NaOHpraktek =

=

= 4 ml

V NaOHteori = 5,5 ml

% kesalahan = x 100%

= x 100%

= 35%

V Na2CO3praktek =

=

= 10 ml

V NaOHteori = 7,5 ml

% kesalahan = x 100%

= x 100%

= 33,33%

Page 11: Titrasi Dengan Dua Indikator

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, menggunakan prinsip yaitu titrasi campuran dengan dua

indikator gabungan yang mana kedua zat akan dititrasi dan akan memberikan daerah curam

dengan titik ekuivalent yang berbeda dengan rentangan pH tertentu.

Pada percobaan yang pertama yaitu standarisasi HCl dengan Na2B4O7.10H2O,

menggunakan dua campuran indikator gabungan yaitu metil merah dan brom cressol green. Pada

saat melakukan titrasi, akan terjadi perubahan warna indikator gabungan dari warna biru

kehijauan menjadi warna orange. Dalam melakukan titrasi, kita harus berhati-hati dalam melihat

perubahan warna yang terjadi karena apabila warna indikator yang kita inginkan tidak kita

dapatkan, maka konsentrasi HCl tidak akan tepat. Dari hasil perhitungan, diperoleh normalitas

dari HCl untuk dua kali perlakuan adalah 0,08 N.

Sedangkan pada percobaan kedua, yaitu titrasi campuran NaOH dan Na2CO3 yang

menggunakan dua indikator yaitu PP dan SM, didapatkan bahwa konsentrasi dari NaOH adalah

0,02 N dan konsentrasi Na2CO3 adalah 0,05 N. Perubahan warna yang terjadi apabila dilakukan

penambahan dengan indikator PP adalah merah keunguan-bening dan penambahan indikator MO

adalah bening-orange. Adapun keuntungan menggunakan indikator gabungan yaitu dapat

menentukan konsentrasi komponen-komponen dalam campuran, dapat memperkecil kesalahan

titrasi dan dapat memperpendek range pH.

Adapun persentase kesalahan pada percobaan kali ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor seperti kelebihan dalam pemakaian volume HCl dan ketidaktepatan dalam penglihatan

Page 12: Titrasi Dengan Dua Indikator

warna indikator pada saat titik akhir titrasi sehingga menyebabkan penentuan konsentrasi dari

larutan kurang teliti.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :

1. Keuntungan dari memkai indikator campuran adalah dapat menentukan konsentrasi

berbagai komponen di dalam campuran, dapat memperkecil kesalahan titrasi dan dapat

mencapai titik akhir titrasi yang hampir bersamaan dengan titik ekuivalent.

2. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan :

- N HCl = 0,08 N

- N NaOH = 0,02 N

- N Na2CO3 = 0,05 N

- V NaOH = 4 ml

- V Na2CO3 = 10 ml

- % kesalahan NaOH = 35%

- % kesalahan Na2CO3 = 33,33%

Page 13: Titrasi Dengan Dua Indikator

JAWABAN PERTANYAN

1. Keuntungan memakai indikator campuran yaitu :

- Dapat menentukan konsentrasi komponen-komponen dalam campurannya

- Dapat memperkecil kesalahan titrasi

- Dapat memperpendek range pH

2. Kurva titrasi Na2CO3 dengan HCl

14

13

12

11

10

9 fenolftalein

8

Na2CO3 7

6

5

4

3 metil orange

Page 14: Titrasi Dengan Dua Indikator

2

1

0 HCl

4 8 12 16 20 24 28 32 36 40

3. Kesalahan titrasi adalah volume berbeda dari pentiter saat akhir titrasi dengan volume zat

pentititer saat titik ekuivalent per volume zat pentiter yang sebenarnya dikali 100%.

Kesalahan titrasi dapat dirumuskan :

% kesalahan = selisih yang didapat x 100% sebenarnya

4. Indikator yang digunakan pada titrasi HCO3- jadi CO2 adalah sindur metil, jingga metil,

fenolftalein, brom cressol green dan bromtimol blue.

Page 15: Titrasi Dengan Dua Indikator

DAFTAR PUSTAKA

G.Suemla. 1985. Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif dan Semi Mikro,Edisi IV.

Jakarta : Erlangga.

Hartati, W. 1993. Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

R.A.Dag.Ir. 1986. Analisa Kimia Kuantitaif. Jakarta : Erlangga.