tirto utomo

17
PEMBAHASAN Biografi Tirto Utomo Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw adalah pengusaha Indonesia yang lahir di kota Wonosobo pada tanggal 9 Maret 1930 dan telah tutup usia pada tanggal 16 Maret 1994 ketika Beliau berumur 64 tahun. Beliau yang merupakan seorang Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal banyak orang sebagai pendiri Perusahaan Aqua Golden Mississipi yang melahirkan produk Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK terkenal dan menjadi brand yang sangat melekat di ingatan masyarakat Indonesia yaitu AQUA. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada 16 Maret 1994, Beliau meninggal dunia dan dimakamkan di kota kelahirannya tepatnya di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.

Upload: martin-agung-tri-laksono

Post on 18-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

PEMBAHASANBiografi Tirto UtomoTirto UtomoatauKwa Sien Biauwadalah pengusaha Indonesia yang lahirdi kota Wonosobo pada tanggal 9 Maret1930dan telah tutup usia pada tanggal16 Maret1994ketika Beliau berumur 64 tahun. Beliau yang merupakan seorang Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal banyak orang sebagai pendiri PerusahaanAqua Golden Mississipiyang melahirkan produk Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK terkenal dan menjadi brand yang sangat melekat di ingatan masyarakat Indonesia yaitu AQUA. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengurusPersatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada16 Maret1994, Beliau meninggal dunia dan dimakamkan di kota kelahirannya tepatnya di pemakaman wargaTionghoadi dekatHotel Kresna,Wonosobo.Setelah lulusSMPTirto Utomo melanjutkan sekolah keHBS(sekolah setingkatSMAdi zamanHindia Belanda) diSemarangdan kemudian diSMAK St. Albertus,Malang. Selanjutnya selama dua tahun ia kuliah diUniversitas Gajah Mada, tapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas HukumUniversitas Indonesia. DiJakartasambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian "Sin Po" dan majalah "Pantja Warna".

Tahun1959, ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi "Sin Po". Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja kePermina(Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakalPertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan diPangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak kariernya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Namun pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni PT Aqua, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.Sejarah PT Aqua Golden MississippiTirto Utomo, warga asli Wonosobo, mendirikan perusahaan air munum dalam kemasan (AMDK) karena ketika bekerja sebagai pegawai Pertamina di awal tahun 1970-an Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.Inisiatif bisnispun segera datang. Bersama saudara-saudaranya, Tirto mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan. Adiknya, Slamet Utomo diminta untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Usai mengerti cara kerja pembuatan air minum dalam kemasan, Tirto mendirikan pabrik pertamanyapada tahun 1973 di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu Golden Missisippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air. Produk pertamanya itu diberi label nama Puritas Perusahaan Golden mississippi didirikan dengan modal patungan bersama dengan adiknya yaituSlamet Utomosebesar 150 juta. Dengan nama PT. Golden Mississippi dan mempunyai karyawan yang mula-mula berjumlah 38 orang, mereka mulai menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi untuk mendapatkan air yang akan mereka produksi sebagai air minum dalam kemasan.Awalnya Tirto sempat ragu dengan nama Golden Missisippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya yaitu para ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Nama dagang Aqua tercetus karena desainer Singapura yang merancang logonya mengusulkan nama Aqua. Eulindra Lim, sang desainer tersebut menjelaskan bahwa Aqua akan mudah diucapkan dan mudah diingat selain bermakna air. Tirto kemudian mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada1 Oktober1974. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml. Produk Pertama AquaAqua sebenarnya bukan nama asing baginya. Dia sendiri sering memakai nama samaran A Kwa yang bunyinya mirip dengan Aqua semasa masih menjadi pemimpin redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna di akhir tahun 1950. Nama A Kwa sendiri diambil dari nama aslinya yaitu Kwa Sien Biauw sedangkan nama Tirto Utomo mulai dipakainya pertengahan tahun 1960-an yang tidak sengaja diambil yang berarti air yang utama. Dulu tantangan untuk menjual air minum dalam kemasan sangat sulit sekali. Bahkan untuk diberi gratis saja orang tidak mau karena beranggapan untuk apa meminum air yang mentah. Saat itu minuman ringan berkabonasi seperti Cola Cola, Sprite, 7 Up, dan Green Spot sedang naik daun sehingga gagasan menjual air putih tanpa warna dan rasa, bisa dianggap sebagai gagasan gila.

Proses Menjadi Wirausahawan Dari Seorang Tirto UtomoHingga 1978 penjualan Aqua tersendat-sendat. Tidak heran bila Tirto Utomo sendiri mengakui hampir menutup perusahaannya karena sekitar lima tahun berdiri tetapi titik impas belum juga dapat diraih. Ia tidak tahan harus menombok terus menerus. Tetapi selalu ada rezeki bagi orang yang ulet dan tabah. Tirto Utomo bersama manajemennya akhirnya mengeluarkan jurus pamungkas dengan menaikkan harga jual hampir tiga kali lipat. Waktu itu ide ini bisa dibilang juga bisa dibilang ide gila. Idenya sangat riskan terhadap masa depan perusahannya yang dalam kesulitan keuangan, karena bukannya menurunkan harga agar para pelanggan berminat tapi malah menaikkan harga. Tirto sendiri sudah menyiapkan antisipasi sekiranya upaya itu bakal menyebabkan penurunan omset. Namun, pasar bicara lain. Omset bukannya menurun malahan terdongkrak naik. Agaknya orang menilai harga tinggi sama dengan mutu tinggi. Aqua pun mulai melayani segmen yang tertarik untuk berlangganan.Indonesia merupakan negara besar yang mulai berkembang pada tahun 70-80an. Masyarakat asing mulai berdatangan ke Indonesia dengan berbagai macam keperluan. Mereka yang pertama kali datang ke Asia Tenggara khususnya Indonesia harus beradaptasi dengan gaya hidup yang berbeda dari budaya mereka berasal. Banyak dari para warga asing yang tidak terbiasa dengan meminum air dari hasil rebusan. Berdasarkan hal diatas,sasaran pertama dari Aqua adalah warga asing yang belum terbiasa minum air hasil rebusan. Aqua mulai menjalin kerja sama dengan berbagai Hotel dan rumah makan untuk dapat memasarkan produknya. Hasil yang dicapai pun terpenuhi tapi masih belum bisa meningkatkan luasnya pemasaran karena pada awalnya Aqua hanya memasarkan produknya di Jakarta dengan menggunakan botol kaca yang merepotkan dalam pengembalian botol yang telah digunakan dan jumlah yang terbatas. Walau penjualan mencapai 2.5 juta liter pada tahun 1980, namun meluaskan pasar adalah tidak layak selama Aqua belum mempunyai jaringan pengembalian botol diluar Jakarta.Hal ini berubah di tahun 1981. AQUA mulai mengemas air dalam penampung yang dapat dibuang terbuat dari PVC (polyvinyl chloride). Penjualan diluar Jakarta mulai meningkat. Penyempurnaan berikutnya datang pada tahun 1984 ketika Aqua merubah menjadi kemasan plastik segi empat. Bentuk yang baru jauh lebih mudah untuk disimpan dan secara dramatis menyempurnakan tampilan dari penampung PVC. Pada tahun 1982, Aqua mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium. Salah satu pelanggannya yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan kerja pribumi mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemaasan diterima di masyarakat pribumi.Di tahun 1987, Aqua melakukan terobosan baru yaitu mengganti kemasan yang awalnya PVC menjadi kemasan yang terbuat dari PET (polyethilene terephthalate).Dibandingkan PVC, kemasan terbuat dari PET mempunyai empat keuntungan utama :1. Bahan kemasan mempunyai kejernihan tingkat tinggi membuat air nampak sejernih kristal.2. Permeabilitas gas sangat rendah, membuat isi tidak sensitif terhadap atmosfir sekitarnya.3. Kemasan jauh lebih kuat dan lebih jarang bocor atau di tembus.4. .Zat-zat kimia yang digunakan dalam pembuatan PET lebih kecil dalam merusak lingkungan umum daripada penggunaan dalam pembuatan PVC.Pergantian ke PET mendahului yang lain menjadikan AQUA pemimpin teknologi melampaui penyalur air dalam botol di Eropa dan Amerika. Padahal saat itu di Eropa masih menggunakan bahan PVC. Selain itu desain botol Aqua berbentuk persegi bergaris yang mudah dipegang telah menggantikan desain botol bulat Eropa. Bahkan botol PET ciptaan Aqua ini telah dijadikan standar dunia.Penampilan Tirto sehari-hari sangat sederhana, ramah, murah senyum, namun cerdas berpikir. Dalam hubungannya dengan bawahan, ia menganut gaya manajemen kekeluargaan dan mempercayai kemampuan karyawannya melalui sejumlah pengembangan dan pelatihan manajemen. Pada waktu itu biaya pengemasan dapat mencapai 65% dari biaya produksi. Melihat itu, Tirto Utomo kemudian menyetujui ide salah seorang kepercayaannya untuk menggabungkan pabrik botol dengan bisnis air mineralnya yang bernama PT. Tirta Graha Parama.

Selain sukses di dalam negeri, Aqua juga sukses diberbagai mancanegara. Sejak 1987, produk Aqua telah diekspor ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Fillipina, Australia, Maldives, Fuji, Timur Tengah dan Afrika. Berbagai prestasi dan penghargaan pun didapatkan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Aqua juga mulai memasarkan produknya dengan menjadi berbagai sponsor berbagai kegiatan olahraga terutama Bulutangkis yang menjadikan Indonesia semakin terkenal di mancanegara sebagai rajanya bulutangkis di dunia. Iklan Aqua pun terpampang lebar di berbagai kejuaaran olahraga misalnya SEAGAMES.Semasa bekerja di Pertamina, Tirto Utomo telah mendapatkan dasar pemikiran yang harus diterapkan dalam proses menjalankan suatu perusahaan. Pemasaran produk-produk perminyakan telah meyakinkan Tirto bahwa dalam kegiatan menjual suatu produk, untuk 60% adalah pemberian pelayanan dan 40%nya itu adalah produk. Baginya,hubungan dengan pelanggan adalah krusial. Jadi misi yang diemban Tirto adalah menjual, dan yang dijual di pasar adalah60% pelayanandibandingkan dengan 40% produk dengan bendera Aqua air dalam kemasan Air Sehat Dalam Kemasan. Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1996 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas, sedangkan saham keluarga tinggal 26 persen. Meskipun demikian, Willy Sidharta, yang merupakan anak kandung dari Tirto Utomo sendiri, memegang jabatan direktur dalam perusahaan tersebut. Pilihan bergabung dengan perusahaan multinasional diakui membuat langkah Aqua semakin lincah. Ketatnya persaingan industri air mineral menuntut upaya-upaya agresif. Sejak itu, terjadi perubahan besar dalam manajemen Aqua. Dalam produksi, Aqua juga melonjak tajam, dari 1 miliar liter sekarang mencapai 3.5 miliar liter. Aqua menguasai 40% pangsa pasar air mineral di dalam negeri.Produk-produk Aqua saat ini selalu terdapat dimana-mana. Di mall, hotel, terminal angkutan hingga pedagang asongan pun menjual produk- produk aqua. Mulai dari air mineralnya hingga sekarang terdapat produk keluaran terbaru misalnya minuman isotonik Mizone menjadikan perusahaan Aqua menjadi lebih maju selangkah dalam berinovasi walau ada beberapa yang sempat gagal misalnya produk Aqua Splash of Fruits yang gagal diterima masyarakat. Faktor kegagalannya karena sebenarnya produk tersebut merupakan minuman yang beverage dan memiliki essens rasa buah tertentu namun dikemas dalam warna air yang bening sehingga kebanyakan penjual tidak memikirkan bahwa produk tersebut harus diletakkan di dalam lemari pendingin karena rentan terhadap cahaya, berbeda dengan air mineral Aqua walaupun sebenarnya juga kurang baik kalau sering terpapar cahaya. Hal tersebut menyebabkan produk tersebut cepat rusak dan tidak disukai oleh masyarakat. Sosialisasi yang kurang dari Aqua menjadikan produk tersebut gagal. Penanggulangan akan masalah yang bisa timbul kembali pada produk lainnya menyebabkan produk Mizone dibuatkan botol yang berbeda dan warna yang berbeda agar bisa dibedakan dengan minuman air mineral biasa. Produk ini disosialisasikan untuk diletakkan di dalam lemari pendingin agar kualitas produk terjaga.

Banyak orang mengira bahwa memproduksi air kemasan adalah hal yang mudah. Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukkan air kran ke dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik, mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen. Kata Tirto Utomo. Kini Aqua telah melekat di lidah masyarakat Indonesia. Setiap masyarakat yang akan membeli produk minuman air mineral dalam kemasan selalu menyebut kata Aqua walaupun produk tersebut tidak bermerk Aqua. Brand Aqua telah menghipnotis masyarakat Indonesia. Apapun merk air minum dalam kemasannya, nama Aqua selalu terucap pertama kali.Tirto Utomo memang sudah wafat pada tahun 1994 namun prestasi Aqua sebagai produsen air minum dengan merek tunggal terbesar di dunia tetap dipertahankan sampai sekarang.