d309003-agung lulut tirto prabowo

50
LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI SATELIT MODUL I : POINTING ANTENNA MODUL II : MANAJEMEN TRANSPONDER MODUL III : GPS Disusun Oleh : Agung Lulut Tirto Prabowo D309003 LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI

Upload: agung-lulut-tirto-prabowo

Post on 02-Aug-2015

100 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI SATELITMODUL I : POINTING ANTENNA

MODUL II : MANAJEMEN TRANSPONDER

MODUL III : GPS

Disusun Oleh :

Agung Lulut Tirto Prabowo

D309003

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2011

Page 2: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI SATELITMODUL I : POINTING ANTENNA

DISUSUN OLEH :

Agung Lulut Tirto Prabowo

D309003

PARTNER PRAKTIKUM :

Alin Dwi Irianto (D309006)

Andy Wijaya (D309009)

ASISTEN :

Ibnu Sahrul I.Y, Intan Budi H. ,Fathur Rahim

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2011

Page 3: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

I. KONFIGURASI SISTEM

UNIT I

POINTING ANTENNA

Antenna parabola adalah sebuah antenna berdaya jangkau tinggi yang

digunakan untuk komunikasi radio, televisi, dan data serta untuk radiolocation

(RADAR), pada bagian UHF dan SHF dari spektrum gelombang elektromagnetik.

Panjang gelombang energi elektromagnetik yang relatif pendek pada frekuensi-

frekuensi ini menyebabkan ukuran yang digunakan untuk antenna parabola masih

dalam ukuran yang masuk akal dalam rangka tingginya untuk kerja respons yang

diinginkan baik untuk menerima maupun untuk memancarkan sinyal. Antenna

parabola berbentuk seperti piringan. Antenna parabola dapat digunakan untuk

mentransmisikan berbagai data, seperti sinyal telepon, sinyal radio dan sinyal

televisi, serta beragam data lain yang dapat ditransmisikan melalui sebuah

gelombang. Fungsi antenna parabola yang umum diketahui oleh masyarakat di

Indonesia adalah sebagai alat untuk menerima siaran televisi satelit. Agar

frekuensi sinyal yang kita dapatkan untuk menonton siaran TV dengan

menggunakan antenna parabola berkualitas baik, berikut langkah-langkah yang

perlu diperhatikan pada saat pemasangan antenna parabola tersebut :[1]

1. Posisi Parabola :

Letakkan parabola di bidang ( tempat terbuka ) tidak ada halangan ke langit

bebas ( bebas dari rintangan seperti : pepohonan, gedung, dll ) serta datar.

Untuk menentukan kedatarannya, bisa dengan cara menuang air ke baskom.

Bila air penuh tepat lurus di bibir baskom berarti bidang cukup datar terhadap

bumi. Bila posisinya miring, gunakan papan yang diganjal untuk

mendapatkan bidang yang datar.

2. Penentuan Posisi Parabola :

Buatlah garis vertikal dan horizontal pada parabola untuk membantu

penentuan posisinya. Titik temu garis ini harus berada tepat di dasar parabola

Page 4: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

( gunakan gundu, tempat di mana gundu diam itulah titik dasar parabola ).

Setelah digaris, berikan penanda empat arah mata angin seperti gambar

berikut:

Gambar 1.1 Arah mata angin

Arahkan piringan parabola ke arah mata angin menggunakan kompas yang

diletakkan di dasar parabola ( yaitu titik pertemuan garis vertikal dan garis

horizontal tersebut). Atur agar keempat arah mata angin itu sesuai dengan

yang ditunjukkan di kompas.

3. Pemasangan LNBF :

Pasanglah LNBF pada bracket yang disediakan LNBF pada parabola. Untuk

menentukan tinggi bracket yang tepat, bisa dengan cara menggunakan rumus

berikut :

Page 5: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

Gambar 1.2 Penentuan tinggi bracket

4. Pengaturan Sinyal :

Jika antenna parabola sudah terpasang ( termasuk kabel-kabel konektornya ),

kemudian aturlah agar sinyal diterima sebesar mungkin dengan mengkoreksi

dudukan ( posisi ) piringan parabola. Kekuatan sinyal yang diperlukan > 60%

dan kualitas > 70% dengan indikator warna hijau pada receiver yang artinya

sudah cukup stabil menerima sinyal. Pada STB, gambar akan tampak baik

bila sinyal ada di atas 60%, kualitas di atas 70% dan bar persentase

menunjukkan warna hijau ( bisa berbeda di tiap STB ).[2]

Keuntungan menggunakan antenna parabola adalah kita dapat

memperoleh siaran tv online dari setiap negara, sehingga memudahkan dan

membuat waktu kita lebih hemat. Sebelum memutuskan untuk membeli 1 set

peralatan antenna parabola, sebaiknya kita pikirkan dulu kebutuhan kita dalam

“menonton” sampai dimana. Apakah kita hanya perlu menonton televisi gratis

atau FTA (Free to Air) saja, atau kita berencana untuk sekaligus berlangganan

televisi berbayar atau PayTV misalnya Astro, Indovision, dan Telkomvision.

Perhatikan betul-betul kebutuhan kita dalam siaran TV / menonton tv tersebut.

Sehingga kita bisa menentukan jenis peralatan yang sesuai. Peralatan parabola

dalam 1 set adalah: Dish (Antenna Parabola), LNB (Low Noise Block Converter),

Kabel Coaxial (menghubungkan LNB ke Receiver), Receiver (selanjutnya kita

sebut saja dengan Rx), dan yang terakhir adalah televisi tentunya (yang ini pasti

udah siap sebelumnya).

Dish, atau cukup kita sebut dengan parabola terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu

Dish Mesh dan Dish Solid. Dish mesh bentuk reflektornya adalah “jaring-jaring”,

sedangkan dish solid reflektornya terbuat dari logam tanpa lobang atau

sepenuhnya logam. Besar atau kecilnya dish sangat berpengaruh dalam

menentukan penerimaan signal televisi satelit. Samakin besar semakin bagus. Jika

anda berada di daerah dengan “beam” sinyal satelit yang kuat, dish dengan

diameter 6 ft bentuk jaring saja sudah cukup. Tetapi jika anda berada di daerah

yang jauh dari beam atau bahkan kadang-kadang “di luar” (Satellite Yamal 202

Page 6: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

misalnya), sebuah dish besar akan sangat menentukan dalam menangkap sinyal

yang dipancarkan satelit ini (sangat bagus lagi jika dalam bentuk solid).[1]

II. HASIL DAN DATA PRAKTIKUM

Peralatan yang digunakan dalam praktikum:

1. Kunci pas :

Berfungsi untuk mengatur ketinggian dan kemiringan antenna, serta

untuk memasang dan melepas baud.

2. Angle level meter :

Berfungsi untuk mengetahui sudut kemiringan bumi.

3. Kompas

Berfungsi untuk menunjukan arah yang akurat.

4. GPS (Global Positioning System) :

Berfungsi untuk mengetahui titik koordinat satelit yang digunakan.

5. Satelit meter

Berfungsi sebagai alat bantu dalam pointing (sebagai receiver dan

menampilkan nilai frekuensi transponder).

Lakukan pencarian data informasi Satelit dengan GPS.

Setelah berhasil, selanjutnya didapat koordinat lokasi sebagai berikut :

- Elevation : 85 m

- Latitude : 07º26.093’S

- Longitude : 109º15.054’E

- Sun Rise : 05.21

- Sunset : 17.54

Satelit yang digunakan adalah satelit Asiasat 3S dengan titik koordinat

105,5 BT, serta 07o26.093’ LS untuk latitude dan 109o15.054’ BT untuk

titik longitude.

Kemudian lakukan perhitungan dengan rumus untuk menentukan

Azimuth dan Elevasinya.

Page 7: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

- Sudut Azimuth

A '=tan−1( tan|θ s−θl|sinθ 1 )

¿ tan−1[ tan|longSB−longSat|sin latSB ]

¿ tan−1[ tan|109,25−105,5|sin 7 ]

= 26,88o

A = 360o – A’

= 360o – 26,88o

= 333,12o

- Elevasi

S = 7 + 26,093 / 60 = 7,43

S = 109 + 15, 054 / 60 = 109, 25

E=tan−1[ cosl ∙ cosL−0,151

√1−(cosl ∙ cosL )2 ]¿ tan−1[ cos 7,43∙ cos (−3,47)−0,151

√1−(cos 7,43∙cos (−3,47))2 ] = 80,21o

- Gain antena

Gain Antena(G) = 20.4 + 10 log n + 20 log D + 20 log f

= 20.4 + 10 log 0,06 + 20 log 3,048 + 20 log 6

= 20,4 – 12,218 + 9,680 + 15,563

= 33,425 dB

- Rugi gain antena

Page 8: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

Rugi Gain Antena (G) = – 0.027 (b . f . D)²

= - 0,027 (3. 6. 3,048)²

= - 81,272 dB

- Gambar hasil pointing antenna .

Gambar 2.1 Pointing antena pada satelit Asiasat 3S

Pointing : satelit Asiasat 3S

Frekuensi : 3760

Symbol Rate : 26000

Polarisasi : Horizontal

Strength : 78 %

Quality : 48 %

Page 9: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum Sistem Komunikasi Satelit unit I ini, kita membahas

mengenai “POINTING ANTENNA”. Peralatan yang digunakan dalam praktikum

ini adalah Kunci pas, Angle level meter, Kompas, Satelit meter dan GPS (Global

positioning System). Kunci pas berfungsi untuk mengatur ketinggian dan

kemiringan antenna, serta untuk memasang dan melepas baud. Angle level meter

berfungsi untuk mengetahui sudut kemiringan bumi. Kompas berfungsi untuk

menunjukan arah yang akurat. Satelit meter berfungsi sebagai alat bantu dalam

pointing (sebagai receiver dan menampilkan nilai frekuensi transponder) dan yang

terakhir yaitu GPS, GPS atau Global Positioning System berfungsi untuk

mengetahui titik koordinat satelit kita digunakan.[4]

Langkah pertama, lakukan pencarian data informasi satelit dengan

menggunakan perangkat GPS. Didapat data waktu terbitnya matahari (Sun Rise)

05.21 WIB dan Sunset / waktu terbenamnya matahari pada pukul 17.54 WIB.

Satelit yang digunakan adalah satelit Asiasat 3S dengan titik koordinat 105,5 BT,

serta 07o26.093’ LS untuk latitude dan 109o15.054’ BT untuk titik longitude.

Kemudian setelah itu lakukan perhitungan untuk menentukan Azimuth dan

Elevasinya. Dalam perhitungan didapatkan sudut Azimuth sebesar 333,12o dan

Elevasi 80,21o. Gain antenna yang dihasilkan 33,425 dB, dan Rugi gain antenna

81,272 dB. Setelah sudut Azimuth dan Elevasi diketahui, masukkan data titik

koordinat pada Satelit meter, dan jika arah antenna sudah benar maka satelit meter

akan menampilkan hasil pencarian berupa siaran televisi pada layar.

Kualitas sinyal mempengaruhi output pada tampilan, semakin kuat kualitas

sinyal, maka semakin bagus pula tampilan siaran pada layar. Sinyal dapat

dikatakan bagus apabila berkisar antara 70 % – 100 %. Pada praktikum didapat

siaran televisi pada satelit asiasat 3S dengan frekuensi 3760, symbol rate sebesar

26000, menggunakan polarisasi horizontal, serta memiliki strength (kekuatan

sinyal) 78 % dan quality (kualitas tampilan) 48 %, sesuai dengan kualitas sinyal

Page 10: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

yang di dapat, tampilan siaran televisi pun tidak terlalu bagus atau masih putus-

putus. Ini biasanya disebabkan oleh ponting antenna yang tidak tepat mengarah

pada satelit yang digunakan. Dalam praktikum, polarisasi horisontal terjadi ketika

nilai 0 pada LNB menghadap ke barat, sedangkan polarisasi vertikal terjadi ketika

0 pada LNB menghadap ke utara.

Page 11: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pointing dilakukan karena ; Sinyal yang diterima antenna tidak sesuai

harapan, Sinyal antenna bergeser dari yang sebelumnya., Besaran dan

atau parameter antenna sudah tidak sesuai.

2. Kualitas sinyal mempengaruhi output pada tampilan, semakin kuat

kualitas sinyal, maka semakin bagus pula tampilan siaran pada layar.

3. Polarisasi horisontal terjadi ketika nilai 0 pada LNB menghadap ke barat,

sedangkan polarisasi vertikal terjadi ketika 0 pada LNB menghadap ke

utara.

4. Parameter yang diukur ada 5, yaitu : Azimuth, Elevasi, Gain dan Rugi

gain antenna, serta Rugi daya antenna.

B. SARAN

1. Gunakan kunci pas untuk mengatur ketinggian dan kemiringan antenna,

serta untuk memasang dan juga melepas baud pada antenna.

2. Maksimalkan sinyal yang didapat oleh satelit meter. Kualitas sinyal akan

mempengaruhi hasil pada tampilan, Usahakan kualitas sinyal yang di

dapat diatas 70 %. Semakin kuat kualitas sinyal, maka semakin bagus

pula tampilan siaran pada layar yang ditampilkan

Page 12: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://elektindo.com/sejarah- antenna -parabola.html#more-1615

[2] http://devry.wordpress.com/2008/01/12/cara-memasang- antenna -parabola/

[3] http://galih19.wordpress.com/2011/09/10/pengetahuan-pointing-parabola/

[4] Modul praktikum Sistem Komunikasi Satelit.

Page 13: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

LAMPIRA

Page 14: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

NLAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI SATELITMODUL II : MANAJEMEN TRANSPONDER

DISUSUN OLEH :

Agung Lulut Tirto Prabowo

D309003

PARTNER PRAKTIKUM :

Alin Dwi Irianto (D309006)

Andy Wijaya (D309009)

ASISTEN :

Ibnu Sahrul I.Y, Intan Budi H. ,Fathur Rahim

Page 15: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2011

I. KONFIGURASI SISTEM

UNIT II

MANAGEMENT TRANSPONDER

Transponder merupakan singkatan dari transmitter responder yang bermakna

sebuah perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal

dalam frekuensi tertentu.[1]

Gambar 1.1 Anatomi Transponder

G/T merupakan Sensitifitas dari Receiver transponder termasuk antenna

receive. Nilainya bervariasi terhadap arah sinyal yang datang.

SFD (Saturated Flux Density) adalah Nilai yang dibutuhkan untuk

mensaturasikan transponder dari Stasiun Bumi (dengan PAD = 0 dB). Dapat

dikatakan sebagai sensitivitas input dari Transponder. Semakin negatif nilai

SFD semakin tinggi sensitivitasnya

PAD (Flux Control Attenuation/Gain Control Setting) adalah nilai

attenuasi/redaman yang dibuatkan untuk mengatur nilai sensitivitas input

transponder.

EIRP (Effective Isotropically Radiated POWER) merupakan besaran yang

menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu antenna di bumi, atau dapat

Page 16: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF dengan gain suatu

antenna.

Prinsip kerja dari transponder adalah Menerima sinyal RF dari Bumi,

memfilter dan mengkonversi ke frekuensi downlink, menguatkannya baru

kemudian memancarkannya kembali ke bumi. Pada umumnya satelit komunikasi

memiliki 24 transponder yang dibagi menjadi dua polarisasi yaitu horizontal dan

vertikal. Besarnya bandwidth dari setiap transponder adalah 36 MHz dan guard

band sebesar 2 x 2 MHz (kiri dan kanan). Transponder inilah yang dijadikan jalur

oleh stasiun bumi untuk transmit dan receive sinyal. Jadi dengan pembagian

transponder itu setiap stasiun bumi tidak akan bertabrakan dalam memancarkan

dan menerima sinyal dari satelit. Untuk lebih jelasnya fungsi dari transponder

adalah sebagai berikut :

1. Menerima sinyal dari stasiun bumi.

2. Memperkuat sinyal, hal ini dilakukan karena sinyal dari bumi akan melemah

setelah melalui transmisi angkasa yang jaraknya sangat jauh.

3. Mengubah frekuensi sinyal informasi dari stasiun bumi yang disebut Up

Link menjadi frekuensi Down Link dari tiga jenis band. Namun range

frekuensi yang umum dipakai dalam komunikasi satelit adalah C-band.[2]

Manajemen transponder pada dasarnya merupakan optimasi sumber daya

sebagai trade off antara Space segment dan Ground segment agar network

beroperasi dengan baik, sehingga pelaksanaan manajemen transponder yang benar

akan memberikan keuntungan dan kenyamanan dalam beroperasi (Kualitas dan

Kapasitas optimum, Gangguan minimum dan Ground Segment yang efisien).

Page 17: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

II. HASIL DAN DATA PRAKTIKUM

TABEL SIARAN TELEVISI

BERDASARKAN TRANSPONDER DALAM SATELIT

NOSIARAN

TVSATELIT POLARISASI

SYMBOL RATE

FREKUENSI TRANSPONDER

1 Bali TV Palapa C2 Horizontal 4208 3926

2 Lejel Palapa C2 Horizontal 28125 4080

3 Metro TV Palapa C2 Horizontal 28125 4080

4 Spacetoon Palapa C2 Horizontal 28125 4080

5NHK

WorldPalapa C2 Horizontal 28125 4080

6 MNC Palapa C2 Vertical 6700 4185

7 LBS TV Palapa C2 Horizontal 28125 4080

8 CH 6 Palapa C2 Horizontal 28125 4080

9 Trans TV Telkom 1 Horizontal 6000 4085

10 ANTV Telkom 1 Horizontal 6000 4014

11Edukasi

TVTelkom 1 Horizontal 4000 3785

12CNAI

NTSCAsiasat 3S Horizontal 6000 3706

13Russia

TodayAsiasat 3S Horizontal 26000 3760

14 Muslim TV Asiasat 3S Horizontal 26000 3760

15Supreme

MasterAsiasat 3S Horizontal 26000 3706

Page 18: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

16 TV 5 Asiasat 3S Horizontal 26000 3760

17DW

ASIENAsiasat 3S Horizontal 26000 3760

18DW ASIA

+Asiasat 3S Horizontal 26000 3760

19

STAR

MOVIES

ASI

Asiasat 3S Vertical 28100 3780

20NHK

ENGLISHAsiasat 3S Horizontal 27500 3880

21 CHTV Asiasat 3S Horizontal 27500 3880

22 Lotus Asiasat 3S Horizontal 27500 3880

23 CBTV Asiasat 3S Horizontal 27500 3880

24 SunTV Asiasat 3S Horizontal 27500 3880

25IRIB3

ENGAsiasat 2 Vertical 27500 3660

26 PRESS TV Asiasat 2 Vertical 27500 3660

27 AL-ALAM Asiasat 2 Vertical 27500 3660

Dari data di atas, 1 parabola terdiri dari 4 LNB (Low Noise Block),

masing-masing terdiri dari :

LNB 1 menggunakan Satelit Palapa C2.

LNB 2 menggunakan Satelit Telkom 1.

LNB 3 menggunakan Satelit AsiaSat 3S.

LNB 4 menggunakan Satelit AsiaSat 2.

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

DVB (Digital Video Broadcasting) berfungsi sebagai receiver.

Tvout untuk menampilkan channel dari masing-masing satelit.

Tiap satelit mempunyai sistem pembagian transponder yang berbeda-beda.

Jenis channel yang kita gunakan adalah channel dengan jenis FTA (Free to

Access).

Page 19: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

Untuk informasi mengenai satelit dapat di akses pada :

http://www.satbeams.com/charts.

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum Sistem Komunikasi Satelit unit II ini, kita membahas

mengenai “MANAJEMEN TRANSPONDER”. Manajemen adalah suatu

metode /teknik atau proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara sistematik

dan efektif, melalui tindakan-tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan

menggunakan sumber daya yang ada secara efisien, sedangkan transponder

merupakan singkatan dari transmitter responder yang bermakna sebagai sebuah

perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam

frekuensi tertentu. Transponder memiliki prinsip kerja untuk menerima sinyal RF

(Radio Frequency) dari Bumi, memfilter dan mengkonversi ke frekuensi

downlink, menguatkannya baru kemudian memancarkannya kembali ke bumi.[3]

Sebelum memulai praktikum, pertama-tama siapkan peralatan yang akan

dipergunakan seperti DVB (Digital Video Broadcasting) dan Tvout. DVB

berfungsi sebagai receiver, sedangkan Tvout untuk menampilkan channel dari

masing-masing satelit.

Tiap satelit mempunyai sistem pembagian transponder yang berbeda-beda.

Pada praktikum, frekuensi transponder yang digunakan beragam, dari kisaran

3660 MHz – 4185 MHz. Parabola yang kami gunakan sebagai fasilitas praktik

terdiri 4 buah LNB (Low Noise Block). Masing-masing LNB menggunakan jenis

satelit yang berbeda, ini bertujuan guna dalam pencarian (tunning) channel dapat

menghasilkan lebih banyak siaran dari jenis satelit yang berbeda-beda pula

wilayah cakupannya. LNB 1 di atur untuk menggunakan Satelit Palapa 1 sebagai

acuan, LNB 2 menggunakan Satelit Telkom 1, LNB 3 menggunakan Satelit

AsiaSat 3S dan LNB 4 menggunakan Satelit AsiaSat 2. Masing-masing satelit

memiliki batasan cakupan tersendiri dalam pencarian siaran/channel. Dari 27 slot

channel yang disediakan, Kami mengambil 8 channel sebagai sampel pada satelit

Page 20: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

C2 dengan kisaran frekuensi transponder antara 3926 MHz s/d 4185 MHz, 3

channel pada satelit Telkom 1 dengan kisaran frekuensi transponder antara 3785

MHz s/d 4085 MHz, 13 channel pada satelit AsiaSat 3S dengan kisaran frekuensi

transponder 3706 MHz s/d 3880 MHz, dan 3 channel pada satelit AsiaSat 2

dengan frekuensi transponder 3660 MHz. Dari seluruh channel yang di akses oleh

4 jenis satelit tersebut terdapat Symbol rate dengan kisaran antara 4000 s/d

28.125. Symbol rate merupakan suatu istilah yang digunakan pada komunikasi

digital untuk menggambarkan rata-rata transmisi sinyal (tranmission rate of

signal) sepanjang koneksi tertentu. Pengukuran symbol rate memungkinkan

pengguna (end-user) sistem mengetahui seberapa cepat komputer atau perangkat

elektronik lainnya melakukan pertukaran data. Metode yang paling umum untuk

menulis symbol rate adalah dengan menggunakan istilah baud (Bd), juga dikenal

sebagai simbol per detik.

Keunggulan utama mengetahui symbol rate suatu transmisi adalah sebagai

pengukuran kecepatan kasar (raw measurement of speed). Hal ini menyerupai

pengukuran angka kilometer per jam pada kendaraan otomotif, memungkinkan

pengemudi dan penumpang untuk mengira-ngira waktu yang dibutuhkan untuk

menempuh perjalanan. Tanpa mengetahui symbol rate pada transmisi tertentu,

baik komputer pengirim maupun komputer penerima akan vakum, karena tidak

mengetahui seberapa lama hardware jaringan mereka akan diikat oleh transmisi.

Keuntungan lainnya dalam pengukuran symbol rate adalah untuk tujuan error-

checking dan troubleshooting. Jika symbol rate suatu saluran menurun secara

drastis dalam waktu yang relatif singkat, kemungkinan besar terjadi sesuatu pada

koneksi jaringan atau terjadi masalah pada kabel penghubung. Serupa dengan air

yang mengalir pada selang, air akan tetap mengalir kecuali selang tertutup atau

tertekuk karena berbagai macam sebab, symbol rate menyediakan suatu cara

bermanfaat untuk mengestimasikan fluktuasi hambatan untuk saluran tertentu.

Page 21: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Transponder merupakan singkatan dari transmitter responder yang

bermakna sebagai sebuah perangkat otomatis yang menerima,

memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.

2. Transponder memiliki prinsip kerja untuk menerima sinyal RF (Radio

Frequency) dari Bumi, memfilter dan mengkonversi ke frekuensi

downlink, menguatkannya baru kemudian memancarkannya kembali ke

bumi.

3. Peralatan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah ; DVB (Digital

Video Broadcasting) dan Tvout. DVB berfungsi sebagai receiver,

sedangkan Tvout untuk menampilkan channel dari masing-masing

satelit.

4. Dikarenakan Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, maka satelit

yang paling cocok digunakan di Indonesia adalah satelit dengan jenis C-

band.

B. SARAN

1. Pastikan data yang ada di http://www.satbeams.com/charts valid dan

masih aktif.

2. Selalu gunakan channel dengan jenis FTA (Free to Access) agar tidak

dikenakan biaya dalam pencarian siaran televisi.

Page 22: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://abasgundul.blogspot.com/2010/09/transponder.html

[2] http://sijawa7.blogspot.com/2009_08_05_archive.html

[3] MetraSAT.Manajemen Transponder. Bogo: Multimedia Nusantara,

2011.

Page 23: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

LAMPIR

Page 24: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

AN

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI SATELITMODUL III : GPS

DISUSUN OLEH :

Agung Lulut Tirto Prabowo

D309003

PARTNER PRAKTIKUM :

Alin Dwi Irianto (D309006)

Andy Wijaya (D309009)

ASISTEN :

Page 25: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

Ibnu Sahrul I.Y, Intan Budi H. ,Fathur Rahim

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI

AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2011

I. KONFIGURASI SISTEM

UNIT III

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

GPS merupakan singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit yang

dapat memberikan posisi di mana pun user berada.

Gambar 1.1 GPS (Global Positioning System)

Satelit GPS tidak mentransmisikan informasi posisi user, melainkan yang

ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak penerima GPS dari satelit.

Informasi ini diolah alat penerima GPS dan hasilnya akan ditampilkan pada

pengguna . Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang

mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24

susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan.

Page 26: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh

permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat

memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. GPS

sebenarnya adalah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang

memberinya nama resmi NAVSTAR (NAVigation Satellite Timing And Ranging).[2] Bagian utama dari sistem GPS adalah 24 satelit yang mengorbit Bumi di

ketinggian 20.200 kilometer. Tiap satelit mengitari bumi kira-kira sekali dalam 12

jam dengan kecepatan sekitar 11.000 kilometer per jam. Satelit GPS mempunyai

panel-panel pengumpul tenaga Matahari untuk membangkitkan energi listrik yang

diperlukannya. Selain itu juga ada baterai yang menyimpan tenaga listrik dan

mempergunakannya saat satelit tidak memperoleh sinar Matahari.

Satelit GPS pertama diluncurkan tahun 1978 dan konstelasi 24 satelit berhasil

dilengkapi tahun 1994. Setelah itu satelit-satelit baru rutin diluncurkan untuk

meng-upgrade satelit lama atau mengganti satelit yang rusak/tidak berfungsi lagi.

Tiap satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code Division

Multiple Access) sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler CDMA. Sinyal

CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS tetap bisa

mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi yang

sama. Frekuensi yang digunakan adalah L1 (1575,42 MHz) dan L2 (1227,6

MHz). Di tinjau dari segi fungsional, GPS memiliki berbagai jenis kegunaan,

antara lain :

Militer

GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau

mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa

mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target,

ataupun menentukan pergerakan pasukan.

Navigasi

GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa

jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi,

dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu

Page 27: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang

sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem Informasi Geografis

Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga

diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan,

ataupun sebagai referensi pengukuran.

Pelacak Kendaraan

Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS

pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja

kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.

Pemantauan Gempa

Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk

memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun.

Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya

gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.[1]

Page 28: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

II. HASIL DAN DATA PRAKTIKUM

Alat yang digunakan dalam praktikum unit III ini adalah GPS (Global

Positioning System) dengan jenis Garmin ETrex.

GPS Garmin ETrex memiliki tombol-tombol yang berfungsi :

o Tombol UP/DOWN

- Digunakan untuk memilih menu dan pages.

- Mengatur tampilan kontras pada satelite page.

- Zoom in dan zoom out pada map page.

- Melihat seluruh data perjalanan pada pointer page.

o Tombol ENTER

- Konfirmasi masukan data atau memilih menu.

- Menampilkan menu pada halaman utama.

- Tekan dan tahan tombol ENTER untuk mengaktifkan menu mark

waypoint.

o Tombol PAGE

- Untuk kembali ke halaman sebelumnya,serta Jika kita melakukan

sesuatu dan tidak akan melanjutkan maka kita dapat berhenti

dengan menekan tombol PAGE.

o Tombol POWER

- Menghidupkan dan mematikan GPS.

- Menghidupkan dan mematikan lampu layar.

Pertama-tama hidupkan GPS dengan menekan tombol POWER.

Page 29: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

Lakukan pedeteksian satelit GPS :

o Catat nomor satelit yang sinyalnya terdeteksi oleh GPS :

- Satelit 1 = 05

- Satelit 2 = 02

- Satelit 3 = 04

- Satelit 4 = 17

- Satelit 5 = 26

- Satelit 6 = 15

- Satelit 7 = 12

Kemudian, lakukan pendeteksian lokasi berdasarkan bujur dan lintang

yang ada pada GPS.

o Posisi Bujur : 109°15.040’BT

o Posisi Lintang : 07°26.090’LS

Setelah itu catat informasi penting yang diberikan GPS :

o Elevation : 89 m

o Sun Rise : 05 : 20

o Sun Set : 17 : 53

o Peta lokasi saat ini :

Gambar 2.1 Rute pengambilan titik / waypoint

Langkah selanjutnya yaitu melakukan pendeteksian route sampai dengan 8

titik. Dari GPS data yang didapat adalah sebagai berikut :

o Mark Waypoint I :

Page 30: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

- Lintang (Latitude) = 07°26.084 LS

- Bujur (Longitude) = 109°15.014 BT

- Elevation = 81 m

- Sun Rise = 05 : 20

- Sun Set = 17.53

- Kecepatan saat gerak = 30 Km/jam

o Mark Waypoint II :

- Lintang (Latitude) = 07°26.107 LS

- Bujur (Longitude) = 109°14.966 BT

- Elevation = 90 m

- Sun Rise = 05 :20

- Sun Set = 17 :53

- Kecepatan saat gerak = 30 Km/jam

o Mark Waypoint III :

- Lintang (Latitude) = 07°26.104 LS

- Bujur (Longitude) = 109°14.929 BT

- Elevation = 92 m

- Sun Rise = 05 :20

- Sun Set = 17 :53

- Kecepatan saat gerak = 30 Km/jam

o Mark Waypoint IV :

- Lintang (Latitude) = 07°26.034 LS

- Bujur (Longitude) = 109°14.927 BT

- Elevation = 89 m

- Sun Rise = 05 :20

- Sun Set = 17 :53

- Kecepatan saat gerak = 30 Km/jam

o Mark Waypoint V :

- Lintang (Latitude) = 07°25.895 LS

- Bujur (Longitude) = 109°14.929 BT

Page 31: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

- Elevation = 91 m

- Sun Rise = 05 :20

- Sun Set = 17 :53

- Kecepatan saat gerak = 30 Km/jam

o Mark Waypoint VI :

- Lintang (Latitude) = 07°25.798 LS

- Bujur (Longitude) = 109°14.923 BT

- Elevation = 89 m

- Sun Rise = 05 :20

- Sun Set = 17 :53

- Kecepatan saat gerak = 30 Km/jam

o Mark Waypoint VII :

- Lintang (Latitude) = 07°26.090 LS

- Bujur (Longitude) = 109°15.005 BT

- Elevation = 98 m

- Sun Rise = 05 :20

- Sun Set = 17 :53

- Kecepatan rata-rata akhir = 9 Km/jam

- Jarak pergerakan = -

Page 32: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum Sistem Komunikasi Satelit unit III ini, kita membahas

mengenai “APLIKASI GPS”. GPS singkatan dari Global Positioning System

adalah sebuah sistem navigasi berbasis satelit yang dikembangkan oleh United

States Department of Defense (Departemen Pertahanan Amerika Serikat) dan

merupakan sistem satelit yang dapat memberikan posisi di mana pun user berada.[2] Jenis GPS yang digunakan saat praktikum adalah GPS Garmin ETrex. eTrex

dioperasikan dengan 2 baterai jenis AA, yang dipasang dibagian belakang GPS.

Untuk memasang baterai, buka bagian tutup baterai dengan memutar kunci D

pada bagian belakang GPS seperempat putaran berlawanan arah jarum jam.

Masukkan baterai dengan memperhatikan polaritas yang telah ada. Tutup kembali

tutup baterai dengan memutar kunci D seperempat putaran searah jarum jam.[4]

Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan eTrex dapat ditemukan

dalam empat halaman utama (layar tampilan). Halaman-halaman ini antara lain

satelit, peta, pointer, dan menu. Terdapat 4 tombol utama yang digunakan pada

GPS yaitu tombol POWER, tombol page, tombol enter dan tombol up-down.

Tombol POWER berfungsi untuk Menghidupkan dan mematikan GPS serta

menghidupkan dan mematikan lampu pada layar. Tombol page berfungsi untuk

kembali ke halaman sebelumnya,serta jika kita melakukan sesuatu dan tidak akan

melanjutkan maka kita dapat berhenti dengan menekan tombol PAGE. Tombol

enter berfungsi untuk melakukan konfirmasi masukan data atau memilih menu

serta menampilkan menu pada halaman utama (tekan dan tahan tombol ENTER

untuk mengaktifkan menu mark waypoint). Tombol up-down berfungsi untuk

Page 33: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

memilih menu dan pages, mengatur tampilan kontras pada satelite page dan

melakukan zoom in-zoom out pada map page serta melihat seluruh data perjalanan

pada pointer page.

Ketika dinyalakan tekan tombol PAGE untuk memilih halaman-halaman

tersebut. Sebelum kita dapat benar-benar menggunakan eTrex untuk navigasi,

pertama kita harus menentukan posisi pasti untuk saat ini. Untuk melakukan ini,

bawalah eTrex keluar ke tempat terbuka yang cukup luas, tekan dan tahan tombol

POWER untuk menyalakan GPS, lalu akan diproses beberapa detik sebelum eTrex

melakukan pengujian secara otomatis. eTrex memerlukan sekurang-kurangnya 3

sinyal satelit yang kuat untuk mementukan posisi dimana kita berada. Pada

praktikum kita menggunakan 7 sinyal satelit yang tertangkap oleh GPS. Dari 7

sinyal tersebut di dapat kan titik koordinat bujur 109°15.040’BT dan titik

koordinat lintang 07°26.090’LS. Informasi lainnya juga diketahui seperti

Elevation sebesar 89 m, Sun Rise atau waktu terbitnya matahari pada pukul 05:20

dan SunSet (waktu terbenamnya matahari) pada pukul 17:53. Jika muncul

tampilan READY TO NAVIGATE pada halaman satelit, itu berarti eTrex telah

menemukan lokasi dan GPS siap untuk digunakan. Untuk menyalakan lampu

layar, tekan dan kemudian lepaskan tombol POWER pada layar. Lampu layar

sudah ditentukan untuk menyala selama 30 detik untuk menghemat tenaga baterai.

Untuk menyesuaikan tingkat kejelasan gambar pada layar, tekan tombol UP untuk

membuat layar lebih gelap, dan tekan tombol DOWN untuk membuat layar lebih

terang.

Waypoint adalah lokasi dimana anda dapat mengeplot (menyimpan dalam

memori) sebagai arah untuk navigasi nantinya. Pada praktikum kita mengambil

sampel waypoint sebanyak 7 titik. Untuk menentukan waypoint Tekan tombol

PAGE dan pilih halaman menu. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih bagian

“MARK”. Tekan tombol ENTER. Halaman MARK WAYPOINT akan muncul

dengan kata ‘OK?’. Tekan ENTER. Sekarang waypoint telah tersimpan dalam

eTrex’s memori. eTrex juga dapat membantu user menuju ke waypoint dengan

menggunakan fitur GOTO (GOTO artinya GOing TO (menuju ke) sebuah tujuan

dalam garis yang terarah).Untuk memulai GOTO, tekan tombol PAGE dan pilih

halaman MENU. Tekan tombol UP atau DOWN, pilih ‘WAYPOINT’ lalu tekan

Page 34: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

ENTER, maka halaman waypoint akan muncul. Tekan tombol UP atau DOWN

lalu pilih tab yang berisi nama waypoint yang diinginkan dan tekan ENTER.

Tekan tombol UP atau DOWN untuk memilih nama waypoint yang diinginkan

kemudian tekan ENTER, halaman REVIEW WAYPOINT berfungsi untuk melihat

waypoint yang ada/muncul. Selanjurnya tekan tombol UP atau DOWN untuk

memilih ‘GOTO’, dan tekan ENTER. Setelah kita memilih GOTO, maka eTrex

akan memandu kita ke tujuan dengan menggunakan halaman pointer (pointer

page). Pointer (panah) akan menunjukkan arah ke waypoint yang di tuju. Jalan ke

arah yang ditunjukkan panah hingga panah menunjuk ke arah atas dari kompas.

Jika panah menunjuk ke arah kanan, berarti kita harus berjalan ke kanan. Jika

panah menunjuk kearah kiri, pergilah ke kiri. Jika panah telah menunjuk tepat ke

atas pada kompas, berarti kita telah berada pada jalur yang benar.[4]

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian

sangat tinggi. Bagian utama dari sistem GPS adalah 24 satelit yang

mengorbit Bumi di ketinggian 20.200 kilometer. Tiap satelit mengitari

bumi kira-kira sekali dalam 12 jam dengan kecepatan sekitar 11.000

kilometer per jam.

Page 35: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

2. Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan eTrex dapat

ditemukan dalam empat halaman utama pada layar tampilan, yaitu ;

satelit, peta, pointer, dan menu.

3. Terdapat 4 tombol utama yang digunakan pada GPS yaitu tombol

POWER, tombol page, tombol enter dan tombol up-down.

B. SARAN

1. Sebelum menentukan posisi saat ini, pastikan bawa GPS (eTrex)

keluar ke tempat terbuka yang cukup luas.

2. Dalam pengambilan 8 titik waypoint, pastikan GPS melaju dengan

kecepatan tidak lebih dari 30 Km/jam.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://cangkruk.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=333:lebih-jauh-tentang-

gps&catid=16:info-ti&Itemid=132

[2] http://habi3.blogspot.com/2007/05/global-positioning-system-gps.html

Page 37: D309003-Agung Lulut Tirto Prabowo

LAMPIRAN